perbedaan Vaksin

5
A. Apa perbedaan antara vaksin hidup yang dilemahkan dan vaksin mati ? Kita bisa membedakan antara vaksin mati dan vaksin hidup yang dilemahkan dengan melihat kelebihan dan kekurangan antara kedua jenis vaksin ini. 1. Kelebihan dan Kelemahan Vaksin Mati : Kelebihannya : Keuntungan vaksin mati adalah bisa dipergunakan untuk semua orang, termasuk untuk wanita hamil, mereka yang mengalami kelainan sistim imunologi/sistim pertahanan tubuh, misalnya penderita penyakit HIV AIDs, orang yang dicangkok organ tubuh, pasien ginjal yang melakukan dialisis (cuci) darah, atau pasien yang mendapat pengobatan kortiosteroid. Karena hanya mengandung bakteri atau virus mati, tidak ada lagi kemungkinan mutasi genetik dari bibit penyakit kembali menjadi ganas, sehingga aman bagi pemakai vaksin tersebut. Cara menyimpan vaksin mati ini juga lebih mudah daripada vaksin hidup, cukup disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat Celsius. Kelemahannya : Kelemahannya adalah karena bakteri atau virus penyebab penyakitnya telah dimatikan, maka reaksi perangsangan terhadap sistim imunologi tubuh lebih lemah, sehingga untuk mendapatkan hasil proteksi yang optimal, dan berlangsung lama, diperlukan pengulangan vaksinasi, yang disebut dosis booster /dosis penguat ulangan. Catatan: dalam penelitian vaksin, ditemukan bahwa vaksin mati lebih baik dipakai untuk mencegah penyakit infeksi karena bakteri dari pada penyakit infeksi karena virus. Contoh Vaksin Mati (Killed Vaccines / Inactivated Vaccines) : a. Vaksin Polio Inactivated (IPV) b. Vaksin DPT c. Vaksin Hepatitis A e. Vaaksin Hib dan Vaksin Influenza f. Vaksin Human Papiloma Virus

description

perbedaan Vaksin

Transcript of perbedaan Vaksin

Page 1: perbedaan Vaksin

A. Apa perbedaan antara vaksin hidup yang dilemahkan dan vaksin mati ?Kita bisa membedakan antara vaksin mati dan vaksin hidup yang dilemahkan dengan melihat kelebihan dan kekurangan antara kedua jenis vaksin ini.

1. Kelebihan  dan Kelemahan Vaksin Mati :Kelebihannya :Keuntungan vaksin mati adalah bisa dipergunakan untuk semua orang, termasuk untuk wanita hamil, mereka yang mengalami kelainan sistim imunologi/sistim pertahanan tubuh, misalnya penderita penyakit HIV AIDs, orang yang dicangkok organ tubuh, pasien ginjal yang melakukan dialisis (cuci) darah, atau pasien yang mendapat pengobatan kortiosteroid. Karena hanya mengandung bakteri atau virus mati, tidak ada lagi kemungkinan mutasi genetik dari bibit penyakit kembali menjadi ganas, sehingga aman bagi pemakai vaksin tersebut.Cara menyimpan vaksin mati ini juga lebih mudah daripada vaksin hidup, cukup disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat Celsius.

Kelemahannya :Kelemahannya adalah karena bakteri atau virus penyebab penyakitnya telah dimatikan, maka reaksi perangsangan terhadap sistim imunologi tubuh lebih lemah, sehingga untuk mendapatkan hasil proteksi yang optimal, dan berlangsung lama, diperlukan pengulangan vaksinasi, yang disebut dosis booster /dosis penguat ulangan.Catatan: dalam penelitian vaksin, ditemukan bahwa vaksin mati lebih baik dipakai untuk mencegah penyakit infeksi karena bakteri dari pada penyakit infeksi karena virus.

Contoh Vaksin Mati (Killed Vaccines / Inactivated Vaccines) :a. Vaksin Polio Inactivated

(IPV)b. Vaksin DPTc. Vaksin Hepatitis A dan Bd. Vaksin Pneumonia

e. Vaaksin Hib dan Vaksin Influenzaf. Vaksin Human Papiloma Virusg. Vaksin Demam Typhoidh. Vaksin Meningitis

Page 2: perbedaan Vaksin

2. Kelebihan dan Kelemahan Vaksin Hidup yang Dilemahkan :Kelebihanannya :Karena mengandung bibit penyakit hidup yang dilemahkan, sehingga menimbulkan reaksi rangsangan yang sangat kuat terhadap sistim imunologi tubuh kita untuk memproduksi zat antibody, dan reaksi ini bertahan cukup lama bahkan seumur hidup, sehingga kita tidak memerlukan mengulang vaksinasi atau dosis booster.Kelemhannya:Kelemahanya adalah karena ini mengandung bakteri yang hidup meski telah dilemahkan, sehingga vaksin jenis ini tidak boleh diberikan untuk wanita hamil,  mereka yang mengalami kelainan sistim imunologi/sistim pertahanan tubuh, misalnya penderita penyakit HIV AIDs, orang yang dicangkok organ tubuh, pasien ginjal yang melakukan dialisis (cuci) darah dan penderita yang diobati dengan kortikosteroid.Karena bibit penyakit masih hidup meskipun telah dilemahkan, masih ada kemungkinan terjadi mutasi genetik, dimana bibit penyakit menjadi ganas kembali, sehinggga menimbulkan penyakit bagi penerima vaksin tersebut.Juga dikatakan bahwa kemungkinan efek samping lebih banyak ditemukan dengan vaksin hidup yang dilemahkan daripada dengan vaksin mati Karena mengandung bibit penyakit yang masih hidup, maka dalam penyimpanan vaksin ini diperlukan suhu rendah untuk menyimpannya, biasanya adalah suhu minus 20 derajat Celsius.Catatan : dalam penelitian vaksin, ditemukan bahwa vaksin hidup lebih baik dipakai untuk mencegah penyakit infeksi karena virus dari pada penyakit infeksi karena bakteriContoh vaksin hidup yang dilemahkan (Live Attenauted Vaccines) :Vaksin MMR

Vaksin Oral Polio (OPV)

Vaksin Varicella

Vaksin Yellow Fever / Demam Kuning

Vaksin Rotavirus

Page 3: perbedaan Vaksin

Jumlah Antigen dalam Satu Sediaan Vaksin :1. Vaksin Monovalent dan Vaksin Polyvalent

Dalam perkembangan teknologi pembuatan vaksin, telah terjadi suatu lompatan besar dalam sediaan vaksin, yaitu adanya vaksin kombinasi yang terdiri beberapa jenis antigen vaksin dalam satu sediaan, sehingga vaksinasi sekarang menjadi lebih sederhana dan ringkas, yaitu sekali suntikan akan memberikan beberapa jenis vaksin sekaligus, dengan demikian juga memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit sekali suntik saja, ini akan mengurangi sangat bermakna jumlah suntikan yang harus diberikan untuk bayi dan anak.

Saat ini kita masih mengenal adanya Vaksin Monovalent yang artinya dalam sediaan vaksin hanya mengandung satu jenis antigen saja, misalnya vaksin Hepatitis A, vaksin Hepatitis B, vaksin Rabies, vaksin Polio inactivated, vaksin influenza, semua contoh vaksin tadi yang dalam satu sediaan vaksin hanya mengandung satu jenis antigen, sehingga bertujuan mencegah hanya satu jenis penyakit saja.Vaksin Monovalent ini adalah sedia vaksin yang pertama kali dibuat oleh pabrik vaksin karena keterbatasan teknologi saat itu, juga karena indikasi pemakaiannya, sehingga vaksin monovalent tetap diperlukan.

Kemudian kita juga dikenalkan dengan Vaksin Polyvalent atau lebih populer dikenal Vaksin Kombinasi. Dalam satu sediaan vaksin polyvalent atau vaksin kombinasi terdapat lebih dari 2 jenis antigen bakteri atau virus yang dipergunakan untuk merangsang sistim imunologi tubuh untuk membuat zat antibody.

Saat ini vaksin kombinasi yang kita kenal adalah:a. Vaksin DTwP dan vaksin DTaP –> Vaksin bakteri kombinasi untuk penyakit

difteri, pertusis dan tetanus (vaksin kombinasi trivallent)b. Vaksin DTaP HepB Polio –> Vaksin bakteri dan virus, kombinasi untuk

penyakit DPT, hepatitis B dan Polio (vaksin  kombinasi pentavalent)c. Vaksin DTaP Hib Polio –> Vaksin bakteri dan virus, kombinasi untuk penyakit

DPT, Haemophilus Influenza dan Polio (vaksin kombinasi pentavalent)d. Vaksin DPaT HepB Hib Polio –> Vaksin bakteri dan virus, kombinasi untuk

penyakit DPT, Hib, Hepatitis B dan Polio (vaksin kombinasi hexavalent)e. Vaksin DPaT Hib –> Vaksin bakteri kombinasi untuk penyakit DPT dan Hib

(vasin kombinasi tetravalent)Pemakaian Vaksin kombinasi dan vaksin monovalent dapat dilakukan berdasarkan usia bayi anak atau untuk vaksinasi orang dewasa dan orang usia lanjut.

Page 4: perbedaan Vaksin

Keuntungan vaksin kombinasi atau vaksin polyvalent adalah : mengurangi jumlah suntikan yang harus diberikan sejak bayi baru lahir  hingga

remaja meningkatkan kepatuhan jadwal vaksinasi dan imunisasi bayi dan anak juga bagi

orang dewasa dan lanjut usia efisiensi dan ekonomis bagi orang tua dan juga bagi rumah sakit dan dokter

vaksinator memudahkan transportasi, rantai dingin (cold chain vaccine) dan ruang

penyimapanan /storagevaksin