PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG MENDAPATKAN DAN TIDAK MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DESSY TRI PRATIWI G 0008078 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

Page 1: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1

PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG

MENDAPATKAN DAN TIDAK MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR KOTA SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DESSY TRI PRATIWI

G 0008078

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang

Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta

Dessy Tri Pratiwi, NIM : G0008078, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Senin, Tanggal 8 Agustus 2011

Pembimbing UtamaNama : Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes.NIP : 1956032 198312 1 002 (...................................)

Pembimbing PendampingNama : Sumardiyono, SKM, M.Kes.NIP : 19650706 198803 1 002 (..................................)

Penguji UtamaNama : Hardjono, Drs.,M.Si.NIP : 19590119 198903 1 002 (..................................)

Anggota PengujiNama : Bagus Wicaksono, Drs., M.SiNIP : 19620901 198903 1 003 (..................................)

Surakarta,........................2011

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIMNIP. 19660702 199802 2 001 NIP. 19510601 197903 1 002

Page 3: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Agustus 2011

Dessy Tri Pratiwi

NIM. G0008078

Page 4: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

ABSTRAK

Dessy Tri Pratiwi, G0008078, 2011. Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel 115 bayi berusia 0-6 bulan dari 12 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta pada bulan Maret-Juli 2011. Data ASIdiperoleh dari data kohort Puskesmas, sedangkan obesitas diukur dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan yang kemudian dimasukkan dalam growth chart WHO 2005 BB/TB sesuai jenis kelamin. Analisis statistik menggunakan uji Chi square.

Hasil Penelitian: Dari total 115 jumlah sampel, 63 bayi mendapat ASI eksklusif dan 52 bayi tidak mendapat ASI eksklusif. Dari 63 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, 12 bayi mengalami obesitas dan 51 bayi tidak mengalami obesitas,sedangkan dari 52 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, 15 bayi mengalami obesitas dan 37 bayi tidak mengalami obesitas. Bayi dengan ASI eksklusif lebih sedikit mengalami obesitas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (p = 0,217).

Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif (p = 0.217).

Kata kunci : ASI eksklusif, Obesitas

Page 5: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

ABSTRACT

Dessy Tri Pratiwi, G0008078, 2011. The Difference Incidence of Obesity in Infants with Getting and Not Getting Exclusive Breastfeeding, in the Work AreaHealth Center Banyuanyar Surakarta. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.

Objectives : The purpose of the research was to know the differences obesity insidence between infants getting and not getting exclusive breastfeeding in thework area health center Banyuanyar Surakarta.

Methods: This research was using observational cross sectional analytic approachmetod, using total sampling technique, a sample of 115 infants aged 0-6 monthsfrom 12 Posyandu in the region of Surakarta Banyuanyar Health Center in March-July 2011. ASI data obtained from cohort data centers, while obesity wasmeasured by measuring height and weight were then included in the WHO 2005growth charts BB/TB according to gender. Data were analyzed using Chi Square.

Results: Of the total 115 number of samples, 63 exclusively breastfed infants and 52 infants not exclusively breastfed. Of the 63 infants who received breast milkexclusively, 12 babies were obese and 51 infants not obese, whereas of 52 infantsnot exclusively breastfed, 15 infants were obese and 37 babies are not obese.Exclusively breast fed infants were less prone to obesity than infants who did notget exclusively breast fed (p = 0.217).

Conclusions: There were not significant differences in the incidence of obesity between infants with getting and not getting exclusive breastfeeding, in the work area health center Banyuanyar Surakarta (p = 0217).

Keywords: Exclusive Breastfeeding, Obesity

Page 6: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

PRAKATA

Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. H. Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes., selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

4. Sumardiyono, S.K.M., M.Kes., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

5. Hardjono, Drs.,M.Si., selaku penguji utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

6. Bagus Wicaksono, Drs., M.Si., selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

7. Pihak Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta yang telah membantu penelitian penulis di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

8. Ibu-Ibu Kader Posyandu Kelurahan Banyuanyar Kota Surakarta yang telah membantu pengumpulan data kripsi.

9. Seluruh keluarga (Bapak, Ibu, Arief Tri N, dan lain-lain) yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat (Dian K, Anissa H, Femi D, Merida L, Ayu I, Dian Ajeng, Ayu R, Fitri F, Dyah L, dan lain-lain) yang telah membantu, memberikan pengertian, menemani dan menyemangati.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis yakin bahwa tulisan ini belum sempurna dan masih perlu banyak

perbaikan, oleh karena itu saran, pendapat, koreksi dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi dapat bermanfaat.

Surakarta, Agustus 2011

Dessy Tri Pratiwi

Page 7: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

1. Air Susu Ibu (ASI) .......................................................................... 5

2. Obesitas pada Bayi.......................................................................... 9

4. Hubungan ASI dengan Obesitas....................................................... 12

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 16

C. Hipotesis ............................................................................................ 16

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 17

A. Jenis Penelitian............................................................................... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 17

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 17

D. Teknik Sampling .......................................................................... 17

Page 8: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

E. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 18

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................... 18

G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 20

H. Rancangan Penelitian.................................................................... 20

I. Cara Kerja .................................................................................... 20

J. Teknik Analisis Data..................................................................... 21

BAB IV. HASIL PENELITIAN........................................................................... 23

A. Karakteristik Sampel Penelitian....................................................... 23

B. Analisis Statistika............................................................................. 27

BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 29

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33

A. Simpulan .......................................................................................... 33

B. Saran ................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

LAMPIRAN

Page 9: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula ................... 7

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ..................... 22

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Pemberian ASI ................... 23

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pemberian ASI...... 24

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Status Obesitas ................... 24

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Obesitas….. 25

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemberian ASI dan Status Obesitas .... 26

Tabel 8. Hasil uji Chi Square…..…...…………………………………………...27

Page 10: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Growth Chart WHO 2005 BB/TB Jenis Kelamin Laki-Laki

Lampiran 3. Growth Chart WHO 2005 BB/TB Jenis Kelamin Perempuan

Lampiran 4. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 5. Hasil Analisis Data Penelitian

Page 11: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ASI adalah makanan pilihan pertama yang paling baik diberikan pada

semua bayi (Staas, 2007). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa

tambahan makanan atau susu lain bahkan air putih, kecuali obat sesuai anjuran

tenaga kesehatan yang diberikan sejak dilahirkan sampai sekitar usia enam

bulan (Sidi et al.,2004). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (2006-2007), ASI eksklusif kurang dari 2 bulan hanya mencakup

67 % dan makin menurun dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 54 % pada

bayi usia 2-3 bulan dan 19 % pada bayi usia 7-9 bulan. Sedangkan bayi yang

tidak mendapat ASI eksklusif tersebut, sebagian besar telah diberikan susu

formula oleh ibunya (Damayanti, 2010).

Dari hasil survei tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat

pemberian ASI di Indonesia masih rendah, sedangkan pemberian susu formula

semakin meningkat. Oleh sebab itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia

dalam Keputusan Nomor: 450/MENKES/SKI/2004 menetapkan pemberian

ASI eksklusif saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dan dapat

dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun. Peraturan tersebut bertujuan agar semua

bayi di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif (Lubis, 2009). Selain itu,

pemberian ASI eksklusif juga diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36

Tahun 2009 (Prabonari, 2010).

Page 12: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2

ASI memiliki banyak kelebihan dibandingkan susu formula, salah

satunya adalah menyatakan bahwa ASI dapat menurunkan risiko obesitas.

Teori-teori tersebut menjelaskan bahwa kandungan hormon pada ASI yang

dapat mengontrol nafsu makan dan mengendalikan obesitas, lemak pada ASI

yang lebih mudah dicerna, dan respon menghisap ASI yang lebih baik daripada

susu formula yang menggunakan botol (Savino et al., 2009; Sidi et al., 2004;

Susilowati, 2008).

Saat ini banyak orang tua yang merasa senang jika anaknya terlihat

gemuk. Namun, orang tua tidak memahami bahaya ke depan bagi anak yang

mengalami kegemukan. Berdasarkan penelitian, perubahan berat badan yang

besar pada bayi umur 6 bulan memiliki risiko obesitas pada umur 3 tahun

(Taveras et al., 2009). Sedangkan obesitas yang terjadi pada masa anak-anak,

70 % akan menjadi obesitas pada masa dewasanya (Sztainer, 2008).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perkumpulan Masyarakat Pediatri

Indonesia (2002-2005), rata-rata prevalensi anak yang mengalami kegemukan

cukup tinggi, yaitu 12,2 % (Yussac et al., 2007).

Obesitas (kegemukan) adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai

oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas pada

anak merupakan masalah yang sangat kompleks yang salah satunya berkaitan

dengan asupan makanan yang diperoleh (Yussac et al., 2007). Obesitas

merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler, gangguan

pernafasan, diabetes melitus tipe 2, gangguan psikologis dan kecemasan yang

berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia (Mariana, 2010;

Page 13: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3

Sztainer, 2008; Cattaneo et al., 2009). Pencegahan terhadap obesitas sangat

efektif dilakukan pada masa bayi (Taveras et al., 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Wilayah

Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, didapatkan banyak bayi yang

mengalami obesitas. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Banyuanyar Kota

Surakarta hingga bulan Juli 2011 adalah 55 %.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti perbedaan angka kejadian

obesitas antara bayi yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan ASI

eksklusif.

B. Perumusan Masalah

Adakah perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan

dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Banyuanyar Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang

mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui angka kejadian obesitas pada bayi yang mendapat ASI

eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

Page 14: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4

b. Mengetahui angka kejadian obesitas pada bayi yang tidak mendapat

ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan tentang angka kejadian

obesitas pada bayi.

b. Sebagai sumber informasi dalam rangka upaya pencegahan kejadian

obesitas pada anak.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan tentang manfaat ASI dalam menurunkan risiko

obesitas, sehingga mendukung upaya peningkatan program ASI eksklusif

khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat, petugas

kesehatan, dan pihak terkait dalam meningkatkan upaya pemberian ASI

eksklusif.

Page 15: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Air Susu Ibu (ASI)

Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh kelenjar

payudara ibu, sebagai sumber nutrisi utama untuk bayi baru lahir

sebelum bayi mendapatkan makanan dan minuman dari luar (Roesli,

2008).

Produksi ASI

ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses

laktasi. Perkembangan payudara dimulai pada masa pubertas,

kemudian trisemester kedua kehamilan payudara mengalami

pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo

alveolar dan sel epitel payudara. Pada perkembangan payudara ini

hormon laktogen dan prolaktin plasenta aktif, khususnya dalam

memproduksi ASI (Proverawati et al.,2010).

Pengeluaran payudara dirangsang oleh hisapan mulut bayi pada

puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut merangsang kelenjar

pituitari anterior untuk memproduksi sejumlah hormon prolaktin, yaitu

hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susu. Pengeluaran

air susu tergantung pada let down reflex, di mana ikatan puting

merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar

Page 16: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

pengeluaran air susu dapat berjalan dengan lancar (Proverawati et

al.,2010).

Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama

biasanya banyak, yaitu sekitar 450-650 ml. Seorang bayi

membutuhkan 600 ml/hari. Kebutuhan tersebut dapat dengan

memberikan ASI pada enam bulan pertama. Oleh karena itu, selama

kurun waktu tersebut ASI dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah

enam bulan, produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak

dapat lagi dipenuhi dengan ASI, maka dibutuhkan makanan tambahan

(Prabantini, 2010).

Macam-Macam ASI

ASI sesuai perkembangan bayi dibagi menjadi tiga, yaitu ASI

kolostrum, ASI transisi atau peralihan, dan ASI matur. ASI kolostrum

atau sering disebut susu ”Jolong” merupakan cairan pertama yang

keluar dari kelenjar payudara, dan keluar pada hari kesatu sampai hari

keempat-ketujuh. Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari.

Kolostrum merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan,

lebih kuning dibanding susu matur dan merupakan pencahar yang ideal

untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru

lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi.

Kolostrum lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar

karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dibandingkan ASI matur.

Selain itu kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih

Page 17: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7

banyak dari ASI matur. Total energinya lebih rendah bila

dibandingkan ASI matur dan volumenya berkisar antara 150-300

ml/24 jam (Afifah, 2007).

Sedangkan ASI transisi adalah ASI yang diproduksi pada hari

ke-4 sampai ke-7 atau hari ke-10 sampai ke-14. Kadar protein

berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya meningkat.

Volume juga semakin menigkat. ASI matur merupakan ASI yang

diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi ASI jenis ini

relatif konstan. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang

cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi

bayi sampai usia 6 bulan (Afifah, 2007).

Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi dan Susu Formula

Tabel 1. Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula

Properti ASI Susu Sapi Susu FormulaKontaminan bakteri

Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada bila dicampurkan

Faktor antiinfeksi Ada Tidak Ada Tidak Ada

Faktor pertum-buhan

Ada Tidak Ada Tidak Ada

Protein dan lemak Jumlah sesuai dan mudah dicerna

Terlalu banyak dan sukar dicerna

Sebagian diperbaiki, disesuaikan dengan ASI

Zat Besi Jumlah kecil tapi mudah dicerna

Jumlah lebih banyak tapitidak diserap dengan baik

Ditambahkan ekstra, tidak diserap dengan baik

Vitamin Cukup Tidak cukupVitamin A dan C

Vitamin ditambahkan

Air Cukup Perlu tambahan

Mungkin perlu tambahan

Sumber: Sidi et al. (2004)

Page 18: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8

ASI Eksklusif

ASI ekskulsif adalah menyusui bayi dan tidak memberi bayi

makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan

dan vitamin atau mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan. Menurut

program pemerintah, ASI eksklusif sebaiknya diberikan hingga bayi

berumur enam bulan. Kemudian ASI tetap diteruskan hingga bayi

berusia dua tahun dengan diberikan makanan tambahan (Roesli, 2008).

Keuntungan ASI eksklusif diberikan selama enam bulan (Sidi et

al., 2004), yaitu:

1) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk

menjamin tumbuh kembang sampai umur enam bulan. Sedangkan

bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat, atau

pisang hanya akan mendapat banyak karbohidrat, sehingga zat gizi

tidak seimbang dan mudah menyebabkan kegemukan pada anak.

2) Bayi di bawah usia enam bulan belum mempunyai enzim

pencernaan yang sempurna, sehingga belum mampu mencerna

makanan dengan baik. ASI mengandung beberapa enzim yang

memudahkan pemecahan makanan selanjutnya.

3) Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik.

Makanan tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung

banyak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal yang belum

sempurna pada bayi.

Page 19: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

4) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang

berbahaya bagi bayi, misalnya zat pewarna dan zat pengawet.

5) Makanan tambahan pada bayi yang muda mungkin menimbulkan

alergi.

2. Obesitas pada Bayi

a. Definisi

Obesitas adalah kondisi abnormal, yaitu terdapatnya penimbunan

lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh normal

sehingga mengganggu kesehatan (Hadi, 2005).

b. Patogenesis

Patogenesis obesitas adalah terjadi pembesaran/hipertrofi sel

lemak, peningkatan jumlah/hiperplasi sel lemak atau kedua-duanya.

Penambahan jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-anak dan

mencapai puncaknya pada masa dewasa. Pada masa dewasa tidak akan

terjadi penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel.

Obesitas yang terjadi pada anak selain hiperplasi juga terjadi hipertrofi.

Sedangkan obesitas pada masa dewasa pada umumya hanya terjadi

hipertrofi sel lemak (Soetjiningsih et al., 1995).

Obesitas pada anak terjadi jika intake kalori berlebihan, terutama

pada tahun pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan

jumlah sel terus berlanjut sampai dewasa, setelah itu hanya terjadi

pembesaran sel saja (Soetjiningsih et al., 1995).

Page 20: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10

c. Penyebab

Penyebab Obesitas adalah masukan energi yang melebihi dari

kebutuhan tubuh dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetik

dan lingkungan memegang peranan yang paling penting. Faktor genetik

yaitu penelitian yang memperlihatkan bahwa masa lemak anak kembar

yang diturunkan adalah sekitar 40 %-70 % (Naamsyah, 2008). Seorang

anak mempunyai kemungkinan 40 % menjadi gemuk jika salah satu

orang tuanya obesitas, dan kemungkinan 80% jika kedua orang tuanya

gemuk. Dan anak akan cenderung overweight (kelebihan berat badan

atau kegemukan) pada ibu yang memilki kadar gula tinggi atau diabetes

melitus (Soetjiningsih et al., 1995).

Faktor-faktor lingkungan meliputi aktifitas fisik yang rendah,

perubahan pola makan siap saji yang berkalori tinggi, dan pandangan

masyarakat yang salah tentang bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk

(Hadi, 2005).

Obesitas juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ras. Dari hasil

penelitian di beberapa negara, laki-laki lebih banyak mengalami

obesitas dibanding wanita. Namun, hal ini tidak menunjukkan adanya

perbedaaan yang bermakna. Sedangkan untuk ras, obesitas lebih banyak

terjadi pada orang Afrika yang mayoritas berkulit hitam dan paling

sedikit di antara orang Asia Selatan (Sweeting, 2008).

Page 21: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11

d. Dampak

Dampak obesitas pada anak (Mallbaby, 2010) antara lain:

1) Penyakit kardiovaskuler;

2) Gangguan metabolisme glukosa, seperti intoleransi glukosa;

3) Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang yang harus menahan

beban yang lebih berat;

4) Asma dan gangguan pernafasan seperti sleep apnea;

5) Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering

bergesekan;

6) Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari

lingkungan misalnya karena diolok-olok temannya.

e. Penatalaksanaan

Tujuan terapi obesitas pada anak bukan untuk menurunkan berat

badannya, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya.

Pencegahan dan penatalaksanaan obesitas pada anak antara lain:

1) Pencegahan, yaitu dengan mengubah pandangan masyarakat bahwa

sehat itu tidak identik dengan gemuk, membiasakan anak

mengonsumsi makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan

serta mengurangi makanan berkalori tinggi. Selain itu juga

menghindari makan cepat saji (Mallbaby, 2010).

2) Peningkatan aktivitas fisik pada anak merupakan komponen penting

penurunan berat badan (Sugondo, 2009).

Page 22: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12

3. Hubungan ASI dengan Obesitas

Kandungan lemak pada ASI

Bayi belum dapat mencerna lemak dengan baik. Untuk

mencerna lemak dibutuhkan enzim lipase. ASI mengandung enzim

lipase, sedangkan pada susu formula tidak mengandung enzim ini. Susu

formula yang mengandung lemak tinggi tanpa adanya enzim lipase ini

merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya obesitas karena adanya

penimbunan lemak (Sidi et al., 2004).

Teori menghisap ASI

Bayi yang mendapat ASI cenderung menghisap puting susu

secara aktif, dan akan berhenti menghisap jika bayi telah merasa

kenyang. Sebaliknya, bayi yang mendapat susu formula yang diberikan

menggunakan botol, cenderung mendapatkan tetesan-tetesan susu

secara pasif dari botol dan berhenti meminum susu jika botol telah

kosong. Jadi bayi yang mendapat susu formula lebih mudah mengalami

kegemukan dan obesitas (Susilowati, 2008).

Hormon pada ASI

Beberapa hormon dalam ASI berperan dalam pengaturan asupan

makanan dan keseimbangan energi, sehingga dapat mencegah risiko

obesitas dikemudian hari (Savino et al., 2009).

1) Leptin

Leptin ini berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan

makanan, penggunaan energi, serta memilki faktor metabolik dan

Page 23: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13

endokrin (Rahayu, 2007). Beberapa penelitian membuktikan bahwa

ASI manusia mengandung leptin. Bayi yang mendapatkan ASI

memiliki kadar leptin yang lebih tinggi daripada bayi yang

mendapatkan susu formula. Kadar leptin semakin menurun dengan

durasi pemberian ASI (Ilcol et al., 2006; Savino et al., 2009). Dari

hasil penelitian Mirales et al.(2006), berat badan bayi yang menyusui

selama 2 tahun pertama dipengaruhi oleh kadar leptin dalam ASI.

Hal ini menunjukkan bahwa leptin ASI merupakan faktor penting

dalam memberikan perlindungan terhadap kelebihan berat badan

pada bayi.

2) Adiponektin

Adiponektin adalah protein spesifik terbesar dari jaringan

adiposa. Hormon ini dapat mengikat asam lemak yang dihasilkan

oleh jaringan adiposa dan berhubungan dengan metabolisme lipid.

Hormon ini ditemukan dalam ASI (Martin et al.,2006). Kadar

hormon ini menurun dengan durasi laktasi (Savino et al., 2009).

Penurunan berat molekul adiponektin atau penurunan konsentrasi

adiponektin memegang peranan yang cukup penting sebagai penanda

obesitas dengan resistensi insulin dan sindroma metabolik (Yamauci,

2008).

Reseptor Adiponektin adalah AdipoR1 dan AdipoR2.

AdipoR1 mengaktifkan jalur AMP kinase dan AdipoR2, kemudian

mengaktifkan jalur peroxisome proliferator-activated receptor alpha

Page 24: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14

(PPAR ) di liver yang berakibat meningkatnya sensitivitas insulin

dan penurunan inflamasi. Penurunan adiponektin dan peningkatan

monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1) membentuk jaringan

adipokin yang menyebabkan obesitas dengan resistensi insulin dan

metabolik sindrom. PPAR mengatur berat molekul adiponektin dan

PPAR mengatur reseptor adiponektin. Dalam kondisi lapar,

adiponektin mengaktifkan AMPK di hipotalamus dan meningkatkan

asupan makan. Pada saat yang sama, adiponektin mengaktifkan

AMPK di jaringan perifer, seperti otot rangka dan menstimulasi

penimbunan lemak (Yamauci, 2008).

Konsentrasi hormon ini berbanding terbalik dengan jumlah

jaringan adiposa dan meningkat terkait sensitivitas insulin (Savino et

al., 2009). Bayi yang tidak mendapat ASI menjadi lebih rendah

kadar adiponektin-nya, sedangkan konsentrasi plasma adiponektin

yang rendah lebih cenderung mengalami obesitas dan diabetes tipe 2

( Stefan et al., 2002).

3) Resistin

Resistin disekresi oleh jaringan adiposa dan terdapat dalam

ASI. Konsentrasi resistin lebih tinggi dalam serum bayi yang diberi

ASI. Kadar resistin berbanding terbalik dengan berat badan bayi

baru lahir. Hal ini membuktikan bahwa resistin memiliki peran

dalam mengendalikan pertumbuhan janin. Selain itu juga terlibat

Page 25: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15

dalam pengaturan nafsu makan dan metabolisme dalam

perkembangan bayi (Savino et al., 2009).

4) Ghrelin

Ghrelin adalah peptida 28-asam amino yang terutama

diproduksi di lambung. Menurut penelitian, konsentrasi ghrelin pada

bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi daripada bayi yang

mendapat ASI. Ghrelin ini merangsang asupan makanan,

mengurangi pemanfaatan lemak dan pengeluaran energi. Jadi bayi

yang tidak mendapatkan ASI lebih cenderung mengalami obesitas

(Savino et al., 2009).

5) Obestatin

Obsestatin adalah peptida 23 asam amino yang berasal dari

prekursor preproghrelin dan diproduksi oleh lambung, usus kecil dan

kelenjar ludah. Obestatin ditemukan terdapat pada ASI. Hormon ini

berperan mengurangi asupan makanan, menekan motilitas usus,

mengatur pertambahan berat badan dan pengosongan lambung. Jadi

bayi yang mendapat asupan ASI lebih jarang mengalami obesitas

(Savino et al., 2009).

6) Insulin-Like Growth Factor-1

IGF-I adalah rantai polipeptida dari 70-asam amino, yang

merupakan anggota dari hormon insulin, dimana berperan sebagai

mediator utama efek dari growth hormon (GH). Hormon ini 75 %

diproduksi oleh hati, yang setelah kelahiran diatur oleh hormon

Page 26: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16

hipofisis yaitu Growth hormone (GH). Klagsburn adalah orang

pertama yang menunjukkan bahwa ASI mengandung faktor

pertumbuhan sel-sel dalam kultur, sedangkan Baxter et al.

menunjukkan adanya IGF-I dalam ASI. Hormon ini lebih tinggi

kadarnya pada kolostrum dibanding ASI transisi dan matur (Savino

et al., 2009). Berdasarkan hasil penelitian, insulin pada ASI memiliki

kadar yang lebih rendah dibandingkan dengan susu formula, yang

sebagian besar berasal dari susu sapi (Zagorski et al., 1998).

B. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan

tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar

Kota Surakarta.

: Mempengaruhi, diteliti: Mempengaruhi, tidak diteliti

: Variabel yang diteliti: Variabel yang tidak diteliti

Penyakit

Mendapatkan ASI Eksklusif

Tidak Mendapat ASI Eksklusif

Berat Badan Orang tua

Aktivitas Fisik

Obesitas Tidak Obesitas

Berat Badan Bayi

Asupan kalori

Perubahan Genetik

Pola Makan

Pandangan Masyarakat

Page 27: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode

cross sectional sehubungan penelitian ini mempelajari hubungan antara faktor

risiko (independen) dengan faktor efek (dependen), observasi atau

pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama (Riyanto,

2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, pada

bulan Maret-Juli 2011.

C. Subjek Penelitian

Populasi sasaran pada penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan.

Populasi sumber pada penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan yang

tercatat pada bulan Maret - Juli 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas

Banyuanyar Kota Surakarta.

D. Teknik Sampling

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah total sampling atau

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan

untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil (Sugiyono, 2010).

Besar sampel sama dengan jumlah seluruh bayi berusia 0-6 bulan yang

Page 28: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18

tercatat di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta pada bulan Maret - Juli

2011, sebanyak 115 bayi.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas : ASI Eksklusif

2. Variabel Terikat : Obesitas

3. Variabel Luar

a. Variabel luar terkendali : usia

b. Variabel luar tak terkendali : faktor genetik, jenis kelamin,

lingkungan

F. Definisi Operasional Variabel

1. ASI Eksklusif

a. Definisi : ASI ekskulsif adalah air susu ibu yang diberikan

oleh ibu kepada bayinya dengan tidak memberi makanan atau

minuman lain, kecuali air putih, obat-obatan dan vitamin atau mineral

tetes hingga bayi berusia enam bulan.

b. Alat Pengukuran : cheklist

c. Kategori :1) Mendapatkan ASI eksklusif, jika sejak lahir

hingga saat pengukuran, bayi hanya

mendapat ASI saja dan tidak mendapat

makanan atau minuman lain, kecuali air putih

dan obat-obatan.

2) Tidak mendapatkan ASI eksklusif jika sejak

lahir hingga saat pengukuran, bayi sudah

Page 29: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19

mendapat makanan atau minuman selain

ASI, air putih dan obat-obatan.

d. Skala Pengukuran : Nominal

2. Obesitas

a. Definisi : Obesitas adalah kondisi yang ditandai dengan

BB/TB > persentil 95.

b. Alat Pengukuran : growth chart WHO 2005

c. Kategori :1) Obesitas, jika BB/TB pada growth chart

WHO 2005 berada di atas persentil 95%.

2) Tidak Obesitas, jika BB/TB pada growth

chart WHO berada dibawah persentil 95%.

d. Skala Pengukuran : Nominal

3. Usia

a. Definisi : Umur kalender bayi dihitung dari tanggal lahir

sampai dengan bulan saat didata.

b. Alat Pengukuran : Akta Kelahiran

c. Kategori : 1 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

5 bulan

6 bulan

d. Skala Pengukuran : nominal

Page 30: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20

G. Instrumen Penelitian

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Cheklist berisi data bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak

mendapat ASI eksklusif dengan mengambil data kohort Puskesmas

2. Growth chart WHO 2005 BB/TB untuk melihat bayi mengalami obesitas

atau tidak

H. Rancangan Penelitian

Gambar 2. Skema Penelitian

I. Cara Kerja

1. Penelitian pendahuluan

a. Peneliti membawa surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota

Surakarta dan memohon ijin untuk melakukan penelitian di

Puskesmas Banyuanyar Surakarta.

Obesitas(-)

Bayi Usia 0-6 bulan di PuskesmasBanyuanyar Surakarta

Mendapatkan ASI Eksklusif Tidak MendapatkanASI Eksklusif

Obesitas(+) Obesitas(-)

Chi Square

Obesitas(+)

Page 31: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21

b. Meminta data jumlah bayi usia 0-6 pada bulan Maret-Juli 2011 di

Puskesmas Banyuanyar Surakarta dan menanyakan cakupan ASI

eksklusifnya.

2. Penelitian sesungguhnya

a. Meminta data kohort Puskesmas tentang bayi usia 0-6 bulan yang

mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif.

Kemudian mencatatnya dalam cheklist bayi yang mendapat ASI

eksklusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif.

b. Mendatangi semua Posyandu-Posyandu di wilayah Puskesmas

Banyuanyar Surakarta dan mencatat hasil pengukuran berat badan

dan tinggi badan semua bayi yang berusia 0-6 bulan.

c. Memasukkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan pada

growth chart WHO 2005 BB/TB sesuai jenis kelamin. Jika hasil

pengukuran BB/TB berada di atas persentil 95 maka dimasukkan

kriteria obesitas.

d. Menghitung jumlah bayi yang mengalami obesitas pada kelompok

yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI

eksklusif.

e. Mengolah data hasil tes.

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji Chi

Square, yaitu metode statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan

frekuensi atau persentase yang diperoleh dari dua sampel (atau lebih) yang

Page 32: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22

hanya disebabkan oleh kesalahan sampling, ataukah merupakan perbedaan

yang signifikan (Hadi, 2000).

Rumus manual Chi Square untuk tabel 2x2 (Hadi, 2000) adalah

x2= N(ad-bc)2

(a+d)(c+d)(a+c)(b+d)

Data akan diolah dengan menggunakan program Statistical Product

and Service Sollution (SPSS) 17, dengan interpretasi p < 0,05 perbedaan

signifikan, p > 0,05 tidak ada perbedaaan signifikan (Dahlan, 2009).

Page 33: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2011 di seluruh Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, sebanyak 12 Posyandu.

Subjek penelitian adalah seluruh bayi berusia 0-6 bulan pada bulan Maret-Juli

2011 di seluruh Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota

Surakarta. Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 115 bayi.

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

UmurJenis Kelamin

TotalLaki-laki Perempuan

1 bulan 5 (4,35 %) 2 (1,74 %) 7 (6,09 %)

2 bulan 12 (10,43 %) 7 (6,09 %) 19 (16,52 %)

3 bulan 8 (6,96 %) 10 (8,69 %) 18 (15,65 %)

4 bulan 11 (9,56 %) 5 (4,35 %) 16 (13,91 %)

5 bulan 8 (6,96 %) 8 (6,96 %) 16 (13,91 %)

6 bulan 16 (13,91 %) 23 (20 %) 39 (33,91 %)

Jumlah 60 (52,17 %) 55 (47,83 %) 115 (100 %)

Sumber: Data primer 2011

Page 34: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sampel terbanyak didapatkan pada

umur 6 bulan dengan jumlah sampel 39 bayi (33,91 %). Sampel berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 60 bayi (52,17 %) dan terbanyak didapatkan pada

umur 6 bulan dengan jumlah sampel 16 bayi (13,91 %). Sedangkan sampel

berjenis kelamin perempuan berjumlah 55 bayi (47,83 %) dan banyak

didapatkan pada umur 6 bulan dengan jumlah sampel 23 bayi (20 %).

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Pemberian ASI Eksklusif

UmurPemberian ASI

TotalASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

1 bulan 4 (3,48 %) 3 (2,60 %) 7 (6,09 %)

2 bulan 13 (11,30 %) 6 (5,22 %) 19 (16,52 %)

3 bulan 9 (7,83 %) 9 (7,83 %) 18 (15,65 %)

4 bulan 7 (6,09 %) 9 (7,83 %) 16 (13,91 %)

5 bulan 11 (9,56 %) 5 (4,35 %) 16 (13,91 %)

6 bulan 19 (16,52 %) 20 (17,34 %) 39 (33,91 %)

Jumlah 63 (54,78 %) 52 (45,22 %) 115 (100 %)

Sumber : Data primer 2011

Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel yang masuk dalam kategori diberi

ASI eksklusif adalah 63 bayi (54,78 %), sedangkan untuk yang tidak diberi

ASI eksklusif 52 bayi (45,22 %). ASI eksklusif yang diberikan hingga bayi

berusia 6 bulan pada sampel sebanyak 19 bayi (16,52 %), sedangkan yang

tidak diberi ASI eksklusif pada umur 6 bulan ada 20 bayi (17,34 %).

Page 35: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pemberian ASI

Jenis KelaminPemberian ASI

TotalASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

Laki-laki 34 (29,56 %) 26 (22,61 %) 60 (52,17 %)

Perempuan 29 (25,22 %) 26 (22,61 %) 55 (47,83 %)

Sumber: Data primer 2011

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-

laki yang mendapatkan ASI eksklusif 34 bayi (29,56 %) dan perempuan yang

mendapatkan ASI eksklusif 29 bayi (25,22 %). Berdasarkan frekuensi bayi

yang tidak mendapat ASI eksklusif, jumlah bayi laki-laki sama dengan jumlah

bayi perempuan, yaitu 26 bayi (22,61 %).

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Status Obesitas

UmurStatus Obesitas

TotalObesitas Tidak Obesitas

1 bulan 1 (0,87 %) 6 (5,22 %) 7 (6,09 %)

2 bulan 3 (2,61 %) 16 (13,91 %) 19 (16,52 %)

3 bulan 5 (4,35 %) 13 (11,30 %) 18 (15,65 %)

4 bulan 8 (6,96 %) 8 (6,96 %) 16 (13,91 %)

5 bulan 3 (2,61 %) 13 (11,30 %) 16 (13,91 %)

6 bulan 7 (6,09 %) 32 (27,83 %) 39 (33,91 %)

Jumlah 27 (23,48%) 88 (76,52%) 115 (100%)

Sumber: Data primer 2011

Page 36: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa bayi yang mengalami obesitas ada 27

bayi (23,48 %) dan yang tidak mengalami obesitas ada 88 bayi (76,52 %).

Sampel dengan kategori obesitas paling banyak ditemukan pada umur 4 bulan

(6,96 %).

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Obesitas

Jenis KelaminStatus Obesitas Total

Obesitas Tidak Obesitas

Laki-laki 18 42 60

Perempuan 9 46 55

Jumlah 27 88 115

Sumber: Data primer 2011

Berdasarkan Tabel 6 di atas, obesitas yang terjadi pada sampel laki-laki

adalah 18 dari 60 sampel berjenis kelamin laki-laki (30 %). Sedangkan

obesitas pada sampel perempuan berjumlah 9 dari 55 sampel berjenis kelamin

perempuan (16,4 %). Hal ini menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih

tinggi pada laki-laki dibanding perempuan.

Page 37: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif dan Status

Obesitas

Pemberian ASI

Eksklusif

Status ObesitasTotal

Obesitas Tidak Obesitas

ASI Eksklusif 12 (19,04 %) 51 (80,95 %) 63 (54,78 %)

Tidak ASI

Eksklusif15 (28,85 %) 37 (71,15 %) 52 (45,22 %)

Jumlah 27 (23,49 %) 88 (76,52 %) 115 (100 %)

Sumber: Data primer 2011

Dari Tabel 7 dapat digambarkan kategori status obesitas berdasarkan

pemberian ASI eksklusifnya. Untuk sampel yang masuk dalam kategori diberi

ASI Eksklusif, didapatkan sampel dengan kategori obesitas 12 bayi atau

19,04 % dari keseluruhan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Sedangkan untuk

sampel yang masuk dalam kategori tidak diberi ASI Eksklusif, didapatkan

sampel dengan kategori obesitas sebanyak 15 bayi atau 28,85 % dari seluruh

sampel yang tidak mendapat ASI eksklusif.

B. Analisis Statistika

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Chi

Square sebagai uji nonparametrik dengan program SPSS 17.00 for windows.

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebesar 115 bayi, maka syarat uji Chi

Square yang harus terpenuhi adalah semua nilai harapan > 5. Dari hasil analisis

Page 38: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

data yang tercantum pada lampiran, dapat disimpulkan bahwa syarat uji Chi

Square terpenuhi karena semua nilai harapan > 5.

Tabel 8.Hasil Analisis dengan Uji Chi Square

Value df p

Pearson Chi-Square 1.522 1 0.217

Sumber : Data primer 2011

Dari hasil uji statistik pada tabel 8, nilai significancy-nya adalah 0,217 (p

> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas

yang signifikan antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI

eksklusif.

Page 39: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,

serta mencatat pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di seluruh

Posyandu Wilayah Kerja Banyuanyar Kota Surakarta.

Tabel 2 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan

usia. Pada hasil penelitian, jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada

perempuan. Pada penelitian ini tidak mengkategorikan jenis kelamin ke dalam

variabel luar yang dapat dikendalikan. Selain itu, pada tabel 2 ini juga

menunjukkan distribusi sampel berdasarkan umur. Pada penelitian ini, sampel

paling banyak berusia 6 bulan (33,91 %).

Tabel 3 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan umur dan pemberian

ASI eksklusif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang diberi ASI

eksklusif adalah 63 bayi (54,78 %), sedangkan untuk yang tidak diberi ASI

eksklusif 52 bayi (45,22 %). ASI eksklusif yang diberikan hingga bayi berusia 6

bulan pada sampel sebanyak 19 bayi (16,52 %), sedangkan yang tidak diberi ASI

eksklusif pada umur 6 bulan ada 20 bayi (17,34 %). Hal ini menunjukkan bahwa

di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, bayi umur enam bulan

yang sudah tidak diberi ASI eksklusif lebih tinggi daripada bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif selama enam bulan,

kurangnya motivasi dari bayi-bayi terdekat dan tenaga kesehatan yang membantu

Page 40: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

persalinan dan memantau tumbuh kembang bayi, serta pekerjaan ibu (Yuliani,

2008).

Tabel 5 menunjukkan angka obesitas terbesar pada sampel terdapat pada

bayi yang berusia 4 bulan (6,96 %). Tabel 6 menunjukkan persentase obesitas

pada sampel laki-laki lebih tinggi daripada sampel perempuan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih mudah

mengalami obesitas disebabkan karena kemampuan laki-laki lebih rendah

dibanding dengan wanita dalam hal memproses karbohidrat (British Broadcasting

Corporation, 2005).

Berdasarkan Tabel 7, didapatkan hasil sampel yang diberi ASI Eksklusif

mengalami obesitas 12 bayi (10,43 % dari seluruh sampel) dan 19,04 % dari

keseluruhan bayi yang mendapat ASI eksklusif, sedangkan untuk sampel yang

masuk dalam kategori tidak diberi ASI Eksklusif, didapatkan sampel dengan

kategori obesitas sebanyak 15 bayi (13,04 % dari seluruh sampel) dan 28,85 %

dari seluruh sampel yang tidak mendapat ASI eksklusif.

Sesuai dengan analisis statistik yang ditemukan (p = 0.053), tidak didapatkan

perbedaan yang signifikan dari kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan

ASI eksklusif dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis

penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian obesitas

antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.

Page 41: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31

Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan hipotesis dapat dijelaskan oleh

beberapa faktor , yaitu:

1. Ibu yang memiliki berat badan dan persentase lemak yang lebih akan

berpengaruh pada lebih besarnya masukan ASI yang diberikan pada bayi. Bayi

tersebut akan mendapat makan lebih sering dan lebih banyak karbohidrat

dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan bayi dari ibu berat badan

normal (Rising et al., 2005).

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huh et al. (2011), pemberian

makanan selain ASI yang terlalu dini pada bayi dapat meningkatkan kejadian

obesitas pada anak pada usia 3 tahun serta belum dapat terlihat pada usia awal

pada bayi.

3. Faktor genetik juga mempengaruhi terjadinya obesitas. Contoh kejadian-

kejadian pada genetik yang dapat menyebabkan obesitas yaitu adanya

polimorfisme dari gen yang mengontrol nafsu makan dan metabolisme. Hal

tersebut antara lain Sindrom Prader-Willi (hyperphagia/banyak makan), adanya

mutasi reseptor leptin dan defisiensi leptin congenital (Farooqi dan O’Rahilly,

2006). Leptin berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan makanan,

penggunaan energi, serta memiliki faktor metabolik dan endokrin (Rahayu,

2007). Persentase obesitas yang dikaitkan dengan genetik bervariasi antara 6 %

sampai 85 % tergantung pada populasi yang diperiksa (Yang et al., 2007).

4. Beberapa penyakit medis pada bayi dapat mempengaruhi terjadinya obesitas,

antara lain adalah Cushing Sindrom, defisiensi hormon pertumbuhan dan

Hypothyroidism. Pada chusing sindrom, tubuh mengalami kelebihan kortisol.

Page 42: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

Aktivitas dari kortisol yang bekerjasama dengan insulin dapat mempengaruhi

terjadinya obesitas (farooqi et al., 1997). Defisiensi hormon pertumbuhan

dapat menyebabkan terjadinya obesitas karena kurangnya pengendalian

terhadap pertumbuhan bayi. Sedangkan pada hypothyroidism terdapat hormon

yang dapat menyebabkan obesitas, yaitu berdasarkan penelitian bahwa bayi

yang hipotiroidisme memilki 7 % asupan kalori yang lebih tinggi daripada bayi

yang tidak hipotiroidsme (Tagliaferri et al., 2001).

Kelemahan penelitian ini adalah lokasi cakupan yang terlalu sempit dan

jumlah sampel yang terlalu sedikit. Selain itu banyak faktor-faktor lain yang dapat

merancukan hasil penelitian seperti faktor-faktor yang telah disebutkan di atas,

yang belum dapat dikendalikan pada penelitian ini.

Page 43: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang

mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta (p = 0.217).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis

adalah sebagai berikut:

1. ASI eksklusif disarankan minimal diberikan hingga bayi berusia enam

bulan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kejadian

obesitas pada bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif

dengan mengendalikan faktor-faktor perancu yang turut mempengaruhi,

seperti berat badan ibu dan penyakit yang diderita anak maupun ibu. Hal ini

diharapkan semakin memperkuat simpulan dan semakin memperkecil bias.

3. Perlu dilakukan penelitian pada wilayah penelitian dengan sampel yang

lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan terpercaya.