HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN...

103
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI DIII KEBIDANAN AKBID PELITA IBU KENDARI TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan Oleh : NUR PRATIWI PASAENO P00312016135 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV TAHUN 2017

Transcript of HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGANKEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI DIII

KEBIDANAN AKBID PELITA IBU KENDARITAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Terapan Kebidanan

Oleh :NUR PRATIWI PASAENO

P00312016135

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIJURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV

TAHUN 2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 3: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 4: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

iv

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS1. Nama : Nur Pratiwi Pasaeno

2. Tempat/Tanggal lahir : Kendari, 8 Mei 1992

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : Kel. Petoaha, Kec. Nambo Kota Kendari

7. e-Mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN1. SD Negeri 18 Abeli : Tamat Tahun 2004

2. MTS Pesri Kendari : Tamat Tahun 2007

3. MA Pesri Kendari : Tamat Tahun 2010

4. Akademi Kebidanan Pelita Ibu kendari : Tamat Tahun 2013

5. Terdaftar sebagai mahasiswi Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D IV Kebidanan

Tahun 2016 – Sekarang.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

v

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

antara Obesitas dan Stress dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswa

DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir dan disusun berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Akbid Pelita Ibu Kendari yang bertujuan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Terapan Kebidanan.

Penulis menyadari keberhasilan dalam menulis skripsi ini tidak

luput dari bantuan semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.

2. Dr.Ir. Sukanto Toding, MSP,MA selaku Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

vi

4. Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Prodi D IV

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari.

5. Sitti Aisa, Am. Keb, S.Pd, M.Pd dan Nasrawati, S.Si.T, MPH selaku

pembimbing skripsi

6. Dr.Nurmiaty, S.Si.T.,M.PH, Hendra Yulita, SKM.,M.PH dan

Hj.Nurnasari. SKM., M.Kes. Selaku penguji atas segala bimbingan,

bantuan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama

menyelesaikan proposal penelitian.

7. Seluruh Dosen Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang

telah dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama mengikuti pendidikan dan seluruh staf dan tata usaha yang

telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

8. Kepada Ayahanda Alm.Tasrun Ladatu dan ibunda Hasriani, A.Ma

orang tuaku tercinta terima kasih atas asuhan, didikan dan kasih

sayangnya, serta dukungan moril dan materil kepada penulis

sehingga bisa seperti sekarang ini.

9. Kepada saudariku Eva Epriyanti Pasaeno, SE dan Tri Letari Pasaeno

dan sahabatku Yunita Andriani, SST dan Ode iis satyaningsih, SST

atas dukungannya dan terkhusus Muh Rizky bafadhal, S.Kom terima

kasih atas perhatian dan doanya selama ini .

10. Kepada teman- teman seperjuangan angkatan 2016-2017 tercinta.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

vii

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Kendari, Desember 2017

Penulis

Page 8: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................ivKATA PENGANTAR ................................................................................. vDAFTAR ISI.............................................................................................viiiDAFTAR GAMBAR................................................................................... xDAFTAR TABEL .......................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xiiINTISARI .................................................................................................xiiiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

E. Keaslian Penelitian.......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka ..............................................................................10

1. Tinjauan umum Tentang Menstruasi ........................................10

2. Tinjauan umum Tentang Dismenore.........................................14

3. Tinjauan umum Tentang Obesitas............................................24

4. Tinjauan umum Tentang Stress................................................29

B. Landasan Teori ..............................................................................37

C. Kerangka Teori...............................................................................40

D. Kerangka Konsep...........................................................................41

E. Hipotesis Penelitian........................................................................41

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ..............................................................................42

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................42

Page 9: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

ix

C. Populasi dan Sampel .....................................................................42

D. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................44

E. Definisi Operasional .......................................................................44

F. Instrument Penelitian .....................................................................46

G. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................48

H. Pengolahan dan Analisis data .......................................................48

I. Jalannya Penelitian ........................................................................50

J...Etika Penelitian...............................................................................51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ..............................................................................53

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................53

2. Karateristik Responden..............................................................55

3. Hasil Analisis Univariat ..............................................................56

4. Hubungan Obesitas dan Kejadian Dismenore ...........................58

5. Hubungan Stress dan Kejadian Dismenore ...............................59

B. Pembahasan..................................................................................59

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................67

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ....................................................................................68

B. Saran .............................................................................................69

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori……………………………………………… 40Gambar 2. Kerangka Konsep……………...…………………………….41

Page 11: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Tabel 2.Tabel 3.Tabel 4.Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Tabel 8.

Ambang Batas IMT Menurut Depkes RI……...……………….Ambang Batas IMT Menurut WHO…………………….……....Definisi Operasional ………………………………………….....Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Stres...…...………………………...Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, LamaMenstruasi, Tempat Tinggal dan Daerah Asal………….….…Distribusi Frekuensi Analisis Univariat pada Mahasiswa DIIIKebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017…..………..Tabel Silang Hubungan Obesitas dengan KejadianDismenore pada Mahasiswa DIII Kebidanan Akbid Pelita IbuKendari Tahun 2017…………………......................................Tabel Silang Hubungan Stress dengan Kejadian Dismenorepada Mahasiswa DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu KendariTahun 2017…………………....................................................

26264547

55

57

58

59

Page 12: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Lampiran 2.Lampiran 3.Lampiran 4.Lampiran 5.Lampiran 6.Lampiran 7.Lampiran 8.

Lembar Persetujuan Menjadi RespondenKuesionerKuesioner DASS 42Master Tabel Hasil PenelitianHasil Uji Analisis dengan Uji chi squareSurat Permohonan Izin Studi PendahuluanSurat Permohonan Izin PenelitianSurat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 14: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

xiii

INTISARI

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIANDISMENORE PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN

AKBID PELITA IBU KENDARITAHUN 2017

Nur Pratiwi Pasaeno1, Sitti Aisa2, Nasrawati2

Latar Belakang : Salah satu gangguan menstruasi yang paling seringdialami oleh remaja perempuan adalah dismenore. Dampak daridismenore dapat berupa gangguan aktifitas yang menyebabkan absenkerja atau tidak sekolah/kuliah. Faktor risiko yang berhubungan denganKejadian dismenore antara lain adalah obesitas dan stress.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubunganantara Obesitas dan Stress dengan Kejadian Dismenore pada MahasiswiDIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017.

Metode penelitian : Metode survey analitik dengan desain cross sectional.Jumlah populasi sebanyak 283 orang mahasiswa dan jumlah sampelsebanyak 74 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel stratifiedrandom sampling dan analisis statistic dengan uji chi square.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai X2 hitung =6,402 dan X2 tabel = 3,841. menunjukan bahwa ada hubungan antaraObesitas dan stress dengan Kejadian Dismenore yang dilihat dari ujistatistic obesitas, Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

Kesimpulan. Ada hubungan antara Obesitas dan Stress dengan Kejadiandismenore.

Saran. Disarankan kepada mahasiswa untuk menyeimbangkan asupannutrisi, olahraga secara teratur, gunakanlah waktu minimal seminggusekali untuk rekreasi, dan mengubah sikap hidup yang negatif menjadilebih positif.

Kata Kunci : Obesitas, Stress, Dismenore.

1 Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Poltekkes Kendari2 Dosen Poltekkes Kendari

Page 15: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan menstruasi umumnya dialami oleh remaja perempuan

dan 75% dari kebanyakan remaja perempuan pernah mengalami masalah

yang berhubungan dengan menstruasi. Salah satu gangguan menstruasi

yang paling sering dialami oleh remaja perempuan adalah dismenore.

Nyeri yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga

beberapa perempuan mengkonsultasikannya pada tenaga kesehatan

(Saryono, 2009).

Dampak dari dismenore dapat berupa gangguan aktifitas yang

menyebabkan absen kerja atau sekolah. Dismenore adalah penyebab

nomor satu alasan ketidakhadiran mahasiswi di Amerika Serikat.

Penelitian yang dilakukan oleh French (2005) mengungkapkan bahwa

dismenore mempengaruhi performa akademik, sosial dan aktivitas

olahraga mahasiswi. Mahasiswi yang mengalami dismenore akan

cenderung kurang aktif dan kurang konsentrasi ketika mengikuti

pembelajaran. Dismenore juga berdampak pada penurunan kualitas hidup

wanita usia subur. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat,

10% wanita yang mengalami dismenore tidak dapat melanjutkan

pekerjaannya. Hal ini selanjutnya berdampak pada kerugian ekonomi

wanita usia subur dan kerugian ekonomi nasional yang mencapai 2 miliar

USD karena kehilangan 600 juta jam kerja (Celik, 2009).

Page 16: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

2

Dismenore juga memiliki dampak secara klinis jika tidak ditangani

dengan baik. Dismenore merupakan nyeri pada daerah sekitar abdomen

sehingga terkadang sulit membedakan antara dismenore primer dan

sekunder. Nyeri pada saat menstruasi juga merupakan manifestasi klinis

berbagai penyakit kandungan seperti torsi kista, mioma bertangkai,

penyakit infeksi genitalia, tumor kandungan atau bahkan tanpa kelainan

(fisiologis) pada dismenore primer (Manuaba, 2010).

Dismenore akibat kontraksi rahim menjadi salah satu masalah

kesehatan yang paling sering dialami remaja perempuan. Pemerintah

Indonesia telah berupaya mengatasinya dengan membentuk Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Program ini dapat dilaksanakan di

puskesmas, rumah sakit, maupun tempat-tempat di mana remaja sering

berkumpul. Menurut penelitian yang dilakukan Arsani et al (2013)

didapatkan bahwa pelaksanaan PKPR belum terlaksana dengan baik

karena terkendala kurangnya tenaga kesehatan untuk PKPR dan

kurangnya penerimaan remaja.

Meskipun pemerintah telah berupaya untuk mengatasi masalah

dismenore di kalangan remaja, penyebab dismenore hingga kini belum

diketahui secara pasti. Namun dalam penelitian Okoro (2013) dijelaskan

beberapa faktor risiko terjadinya dismenore yakni usia, paritas, lama

menstruasi, stress, aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan Gizi atau

Obesitas. Salah satu faktor yang paling dekat dengan mahasiswa adalah

stress. Stres merupakan salah satu faktor psikologis manusia di mana

Page 17: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

3

faktor ini dapat menyebabkan suplai darah tidak lancar sehingga terjadi

defisiensi oksigen di uterus dan meningkatkan produksi serta merangsang

sekresi prostaglandin (PGs) di uterus (Silvana, 2012). Menurut penelitian

Kusumadewi (2010), ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat

stress dengan kejadian dismenore pada remaja (p value= 0,045).

Faktor risiko dismenore saling berkaitan dengan tren remaja saat ini.

Pola hidup sedentaris (sedentary lifestyle) yang kurang aktifitas fisik serta

pola konsumsi makanan cepat saji (fastfood) yang tinggi energi

merupakan tren yang berkembang pada remaja saat ini. Tren tersebut di

antaranya berdampak pada kejadian gizi lebih pada remaja atau obesitas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi. et al (2013) Gizi lebih

(obesitas dan overweight) pada remaja sebesar 35,2% dan secara umum

lebih tinggi pada perempuan 37,8% dibandingkan laki-laki 32,3%.

(Ratnawati, 2012).

Gizi atau obesitas merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya

nyeri perut atau dismenore. hal ini didukung dengan kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk

food. Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan hormon

prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau

dismenore.. Singh et.al (2008) dan Suliawati (2013) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa remaja perempuan yang memiliki kategori indeks

massa tubuh overweight atau obesitas lebih berisiko untuk mengalami

Page 18: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

4

dismenore dari pada remaja perempuan dengan Indeks massa tubuh

underweight.

Faktor risiko dismenore dari segi psikologis adalah tingkat stress.

Penelitian yang dilakukan oleh Faramazi (2014) mendapati bahwa

mahasiswa yang mengalami stress 2 kali lebih berisiko untuk mengalami

dismenore daripada mereka yang tidak. hal tersebut berkaitan dengan

adanya respon neuroendokrin yang akan meningkatkan sekresi

prostaglandin yang akan menyebabkan dismenore (Hendrik, 2006).

Prevalensi dismenore paling banyak dialami oleh remaja

pertengahan (14-16 tahun) dan remaja lanjut (17-21 tahun) dengan

estimasi sekitar 60-90%. Dalam sebuah penelitian di Swedia

mengungkapkan bahwa prevalensi dismenore mencapai 90% pada

perempuan berusia 19 tahun dan 67% terjadi pada umur 21 tahun (Okoro,

2013). Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425

jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore dan 10-15% di antaranya

mengalami dismenore berat.

Perempuan yang mengalami dismenore di Indonesia dari derajat

ringan sampai berat mencapai 74,1% namun jumlah perempuan yang

mengkonsultasikan ke tenaga kesehatan hanya 1-2%. Sekitar 50%

wanita yang haid mengalami dismenore dan 10% diantaranya mempunyai

gejala yang hebat sehingga memerlukan istirahat di tempat tidur

(Ermiatun, 2011).

Page 19: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

5

Akbid Pelita Ibu merupakan Akademi kebidanan yang menerapkan

strategi pembelajaran yang menuntun mahasiswa mencapai

kompetensinya melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif,

kooperatif dan mandiri. Namun, jika mahasiswi mengalami dismenore

pada saat proses pembelajaran akan menyebabkan menurunnya

konsentrasi dan keaktifan mahasiswa.

Mahasiswa DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu berasal dari berbagai

daerah di Sulawesi Tenggara. Kebanyakan mahasiswi yang berasal dari

luar daerah akan menyewa kost selama menempuh pendidikan. Hal

tersebut membuat mahasiswi akan cenderung memiliki pola makan yang

tidak teratur dan mengkonsumsi makanan cepat saji (fastfood) Gizi yang

tidak seimbang akan menyebabkan kelebihan (overweight) atau

kekurangan gizi (underweight) (Oktaviani, 2012). Selain itu, sebagian

besar waktu mahasiswa dipenuhi dengan proses perkuliahan dan

berbagai tugas sehingga membuat mahasiswa dekat dengan stress.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 mahasiswi

DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari semester III dan V dengan

wawancara sederhana pada tanggal 20 April 2017, terdapat sebanyak 20

mahasiswi (100%) pernah mengalami dismenore dalam 6 bulan terakhir.

Sebanyak 15 mahasiswi (75%) yang mengalami dismenore mengatakan

mengalami gangguan aktivitas sehari-hari ketika mengalami dismenore.

Gangguan aktivitas yang sering dialami adalah kurangnya konsentrasi

belajar sebanyak 11 mahasiswi (73,4%), kurang aktif di kelas sebanyak 3

Page 20: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

6

mahasiswi (20%) dan 1 mahasiswi (6,6%) pernah tidak hadir saat

perkuliahan. Oleh karena itu, penelitian ini akan berusaha

mengungkapkan dismenore dan hubungannya dengan obesitas dan

tingkat stress mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah

yaitu “Adakah Hubungan antara Obesitas dan Stres dengan Kejadian

dismenorea pada Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita

Ibu Kendari Tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan antara Obesitas dan Stres dengan

Kejadian dismenorea pada Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi

Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tentang Obesitas pada Mahasiswi DIII Kebidanan

Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

b. Mengetahui tentang tingkat Stress pada Mahasiswi DIII Kebidanan

Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

c. Mengetahui tentang kejadian dismenorea pada Mahasiswi DIII

Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

d. Mengetahui hubungan Obesitas dengan kejadian dismenorea pada

Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari

Page 21: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

7

e. Mengetahui hubungan stress dengan kejadian dismenorea pada

Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengetahuan bagi

pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang obesitas dan

stress dengan kejadian dismenorea.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi

masyarakat setempat utamanya bagi remaja dan mahasiswa.

3. Manfaat bagi peneliti

Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang Obesitas

dan stress dengan kejadian dismenorea ,serta merupakan

pengalaman berharga dalam mencoba mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama mengikuti pendidikan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penetilian kepustakaan yang sudah peneliti

lakukan, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah :

1. Yunita Andriani (2014) dengan judul “Hubungan Indeks massa

tubuh, stress, dan aktivitas fisik dengan Tingkat Dismenore pada

Mahasiswi DIII Kebidanan Semester II STIKES ‘Aisyiyah

Yogyakarta” Metode penelitian yang digunakan adalah

Page 22: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

8

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. dengan

populasi 129 orang, sampel dalam penelitian ini adalah 129 orang.

Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling..

Perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel

dengan strativife random Sampling, dan variabel yang diteliti adalah

Obesitas dan stress.

2. Meilina Intan Dewi Saputri (2011) dengan judul “Hubungan antara

Stres dengan Kejadian Dismenorea pada Siswi SMKN 1

Karanganyar” Metode penelitian yang digunakan adalah

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik proportional cluster

random sampling, Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada

teknik pengambilan sampel dengan strativife random Sampling,

penelitian ini adalah penelitian dilakukan pada mahasiswi DIII

Kebidanan, dan variabel yang diteliti adalah Obesitas dan stress.

3. Astrida Rakhma (2012) dengan judul “ Gambaran derajat

dismenore dan upaya penanganannya pada siswi Sekolah

Menengah Kejuruan Arjuna Depok Jawa Barat” perbedaan dari

penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan

desain deskriftif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

simple random sampling dalam penelitian ini tidak ada analisis

hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan variable

terikat penelitian, penelitian ini bersifat umum yang membutuhkan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

9

jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik

yang digunakan adalah deskriptif . Perbedaan dengan penelitian ini

yaitu pada teknik pengambilan sampel dengan strativife random

Sampling, penelitian ini adalah penelitian dilakukan pada mahasiswi

DIII Kebidanan, dan variabel yang diteliti adalah Obesitas dan

stress.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang Menstruasi

a. Definisi Menstruasi

Menstruasi atau perdarahan periodik normal uterus merupakan

fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada primata betina. Pada dasarnya

menstruasi adalah proses katabolisme yang terjadi dibawah pengaruh

hormon hipofisis dan ovarium. Menstruasi pertama disebut menarche,

biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun. Berakhirnya menstruasi,

menopause, normalnya terjadi pada usia 49-50 tahun (Benson, 2008).

b. Siklus Menstruasi

Menurut Manuaba (2009), siklus menstruasi merupakan pola

bulanan ovulasi dan menstruasi, di mana ovulasi adalah proses pelepasan

ovum yang matang dari ovarium dan menstruasi adalah proses peluruhan

darah, lendir, dan sel-sel epitel dari uterus secara periodik dengan rata-

rata jumlah kehilangan darah 50 ml.

Selama masa reproduksi, secara umum siklus menstruasi teratur

dan tidak banyak mengalami perubahan. Variasi panjang siklus semakin

bertambah usia semakin menyempit, semakin mengecil variasi panjang

siklusnya, dan rerata panjang siklus pada usia 40-42 tahun mempunyai

rentang variasi yang paling sedikit.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

11

Pada perempuan dengan indeks massa tubuh yang terlalu tinggi

(gemuk) atau terlalu rendah (kurus), rerata panjang siklus semakin

meningkat. Variasi panjangnya siklus menstruasi merupakan manifestasi

klinik variasi panjang fase folikuler di ovarium, sedangkan fase luteal

mempunyai panjang yang tetap berkisar antara 13-15 hari.

Pada usia 25-35 tahun lebih dari 60% mempunyai panjang siklus

haid 28 hari, dengan variasi antara siklus haid sekitar 15%. Kurang dari

1% perempuan mempunyai siklus haid teratur dengan panjang kurang

dari 21 atau lebih dari 35 hari. Hanya sekitar 20% perempuan yang

mempunyai siklus haid yang tidak teratur.

Siklus menstruasi dikontrol oleh sekelompok hormon, teruatama

estrogen dan progesterone. Kedua hormon tersebut dikeluarkan secara

siklik oleh ovarium pada masa reproduksi di bawah kontrol dua hormon

gonadotropin, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing

hormone (LH) yang merupakan stimulasi dari hipotalamus. Di bawah

pengaruh hormon-hormon tersebut, terjadi perubahan pada dinding

endometrium rahim selama siklus menstruasi. Perubahan pada dinding

endometrium selama siklus menstruasi dibagi menjadi tiga fase yaitu fase

proliferasi, fase sekretori, dan fase menstruasi sendiri (Manuaba, 2009).

c. Gangguan Menstruasi

Pembagian gangguan menstruasi menurut Manuaba (2009) dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Gangguan dalam jumlah darah

Page 26: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

12

a) Hipermenorea (menoragia)

Menoragia ialah banyaknya volume darah yang keluar saat

menstruasi dapat disertai gumpalan darah dan gangguan psikosomatik.

Sehingga jumlah napkin yang dibutuhkan lebih dari 5 buah/hari.

b) Hipomenorea

Hipomenorea adalah sedikitnya volume darah yang keluar dengan

siklus normal. Jumlah napkin yang digunakan kurang dari 3 buah/hari.

2) Kelainan siklus

a) Polimenorea

Polimenorea ialah siklus menstruasi yang terjadi kurang dari 20

hari.

b) Oligomenorea

Oligomenorea ialah siklus menstruasi yang terjadi kurang dari 20

hari.

c) Amenorea

Amenorea ialah terlambatnya menstruasi selama tiga bulan

berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua yakni amenorea primer

dan amenorea sekunder. Amenorea primer jika periode menstruasi

tidak kunjung mulai dan amenorea sekunder jika tidak terjadi

menstruasi setelah mengalami siklus menstruasi normal sebelumnya.

3) Perdarahan di luar siklus (Metroragia)

Metrorargia merupakan perdarahan dari uterus yang terjadi di luar

periode haid.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

13

4) Gangguan lain yang menyertai menstruasi

a) Premenstrual tension

Gangguan ini merupakan ketegangan sebelum haid terjadi

keluhan yang dimulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid.

Terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan progesterone

menjelang menstruasi (Manuaba, 2009).

Premenstual tension merupakan keluhan yang menyertai

menstruasi dan sering dijumpai pada masa reproduksi aktif. Hal ini

dapat disebabkan oleh kejiwaan yang labil dan juga akibat

terganggunya keseimbangan estrogen progesterone.

b) Mastalgia

Mastalgia merupakan rasa berat dan bengkak pada payudara

menjelang menstruasi. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh estrogen

yang menyebabkan retensi natrium dan air pada payudara. Tekanan

pada ujung saraf menimbulkan rasa nyeri.

c) Mittelschmerz

Mittelschmerz merupakan rasa nyeri yang terjadi saat ovulasi.

Namun, hal ini jarang dirasakan oleh wanita.

d) Dismenorea

Dismenore adalah haid yang nyeri. Nyeri ini sering terjadi pada

usia muda dan menghilang setelah kehamilan pertama. Gejala ini

disebabkan oleh adanya penimbunan prostaglandin di uterus.

e) Vicarious menstruation

Page 28: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

14

Vicarious menstruation merupakan perdarahan yang terjadi pada

organ lainnya yang tidak ada hubungannya dengan endometrium.

Organ yang mengalami perdarahan ialah hidung sehingga

menimbulkan epitaksis dan lambung. Organ tersebut mengalami

perdarahan bersamaan dengan siklus menstruasi.

2. Tinjauan Tentang Kejadian dismenorea

a. Pengertian Dismenorea

Definisi dismenore adalah kejang perut bagian bawah yang hebat

dan sangat sakit tepat sebelum atau selama menstruasi. gejala-gejalanya

dapat berupa berkeringat, takikardi, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan

gemetar. Dismenore mungkin merupakan keluhan pasien ginekologi yang

paling umum terjadi, menyerang 75% dari seluruh wanita (Benson, 2008).

Dismenore merupakan rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu

kehidupan sehari-hari wanita dan mendorong penderita untuk melakukan

pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, puskesmas atau datang ke bidan

(Manuaba, 2010).

b. Klasifikasi Dismenore

Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni:

1) Dismenore primer

Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditemukannya keadaan

patologi pada panggul. Dismenore primer berhubungan dengan siklus

ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi

Page 29: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

15

iskemia akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium

fase sekresi.

Molekul yang berperan dalam dismenore adalah prostaglandin

F2a yang selalu menstimulasi kontraksi uterus, sedangkan

prostaglandin E menghambat kontraksi uterus. Perempuan dengan

dismenore primer didapatkan kadar prostaglandinnya lebih tinggi

dibandingkan perempuan tanpa dismenore. Peningkatan kadar

prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini

sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri

haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai

dismenore yang diduga karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi

sistemik.

2) Dismenore sekunder

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan

dengan berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya

endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, penyakit radang panggul,

perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome (Anwar, 2011).

c. Patofisiologi Dismenore

Dismenore adalah nyeri yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi atau

penyakit panggul. Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan

suatu prostaglandin, prostaglandin F2a, dari sel-sel endometrium uterus.

Prostaglandin F2a adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos

miometrium dan kontraksi pembuluh darah uterus, hal ini memperparah

Page 30: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

16

hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul

rasa nyeri hebat. Nyeri hebat tersebut dapat teratasi dengan inhibitor

prostaglandin misalnya indometasin, dapat secara efektif mengurangi

kram. Inhibitor prostaglandin harus digunakan pada saat tanda awal nyeri

muncul, atau sebagian wanita pada tanda pertama pengeluaran haid

(Corwin, 2009).

Menurut Li Ju-Tzu (2007) dismenore disebabkan oleh peningkatan

pelepasan hormon prostaglandin F2, hormon otot yang dikeluarkan oleh

endometrium uterus. Kinerja prostaglandin F2 adalah untuk merangsang

terjadinya kontraksi uterus. Pengeluaran Prostaglandin F2 dapat ditekan

dengan pemberian non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Hormon

lainnya, vasopressin yang disintesis di hipotalamus namun disekresi dari

pituitari posterior, meningkatkan kontraktilitas uterus, memperlambat aliran

darah ke uterus dan menyebabkan nyeri iskemik uterus. Pada wanita yang

sehat, sekresi hormon vasopressin bervariasi antara siklus menstruasi

dengan peningkatan pada awal menstruasi. Pada wanita dengan

dismenore kadar vasopressin lebih tinggi tujuh kali lipat dibanding wanita

yang tidak mengalami dismenore.

d. Faktor Penyebab

Penyebab pasti dismenore primer tidak diketahui. Estrogen, hormon

yang diproduksi ovarium, merangsang pelepasan prostaglandin oleh

rahim. Prostaglandin adalah zat kimia yang sangat mirip dengan hormon.

Zat tersebut dikeluarkan dalam jumlah sangat kecil oleh berbagai organ

Page 31: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

17

dalam tubuh dan memiliki kisaran efek yang cukup berarti tehadap organ-

organ lokal. Tingginya pelepasan prostaglandin menyebabkan tingginya

kontraksi uterus yang pada gilirannya mengakibatkan dismenore

(Ramaiah, 2006).

Menurut Misaroh & Proverawati (2009), penyebab dismenore primer

hingga kini belum diketahui secara pasti (idiopatik), namun beberapa

faktor yang mendukung sebagai pemicu terjadinya nyeri menstruasi,

diantaranya:

1) Faktor psikis

Remaja dan ibu-ibu yang emosinya tidak stabil atau stres lebih

mudah mengalami nyeri menstruasi.

2) Faktor endokrin

Timbulnya nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim

(uterus) yang berlebihan.

3) Faktor prostaglandin

Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena

peningkatan produksi prostaglandin (oleh dinding rahim) saat

menstruasi. Anggapan ini mendasari pengobatan dengan

antiprostaglandin untuk meredakan nyeri menstruasi.

Menurut Anwar (2011), faktor-faktor yang memegang peranan

sebagai penyebab dismenore primer antara lain:

1) Faktor kejiwaan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

18

Remaja yang secara emosional tidak stabil, apabila jika mereka

tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah

timbul dismenore.

2) Faktor Konsistusi

Faktor konsistusi ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan.

Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat

menimbulkan dismenore.

3) Faktor obstruksi Kanalis Servikalis

Teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore

primer ialah stenosis kanalis servikalis, mioma submukosum atau polip

endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus

berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

4) Faktor endokrin

Kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh

kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai

hubungan dengan tonus dan kontraktilitas otot usus. Clitheroe dan

Pickles menyatakan bahwa karena endometriumdalam fase sekresi

memproduksi prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam

peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum

seperti diare, nausea, dan muntah.

5) Faktor Alergi

Page 33: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

19

Faktor alergi ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya

asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine, atau asma

bronkhiale.

d. Faktor Risiko Dismenore

Dalam Okoro, 2013 dijelaskan bahwa faktor risiko dari dismenore

antara lain adalah:

1) Umur

Kejadian dismenore akan meningkat selama remaja dan akan

menurun ketika umur semakain bertambah. Umur yang kurang dari 20

tahun merupakan Faktor risiko dismenore (Okoro,2013). Sedangkan

puncak kejadian dismenore berada pada rentang usia remaja akhir

menuju dewasa muda, yaitu 15 hingga 25 tahun dan akan menurun

setelah melewati umur tersebut (Silvana, 2012).

2) Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup (nulipara)

Pada wanita nulipara kejadiannya lebih tinggi dan menurun

signifikan setelah kelahiran anak. Dismenore terjadi karena kanalis

servikalis terlalu sempit, akibatnya darah yang menggumpal sulit keluar.

Dismenore ini akan hilang jika wanita tersebut pernah melahirkan

karena kanalis servikalisnya telah melebar (Silvana, 2012).

3) Lama menstruasi

Lama menstruasi merupakan salah satu faktor risiko dismenore

karena semakin lama menstruasi terjadi maka semakin lama uterus

berkontraksi. Dengan adanya kontraksi uterus akan terus merangsang

Page 34: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

20

pelepasan prostaglandin yang menyebabkan terjadinya dismenore

(Okoro, 2013).

4) Kebiasaan merokok

Li Ju-tzu (2007) mengungkapkan bahwa merokok merupakan

salah satu risiko yang memperberat rasa nyeri pada dismenore.

Merokok diketahui memiliki efek ‘anti-estrogen’, wanita yang merokok

dapat menyebabkan defisiensi estrogen. Hal ini dianggap sebagai

konsekuensi stimulasi esterogenik. Selain itu merokok juga dapat

meningkatkan durasi dismenore, hal ini mungkin terjadi karena

kandungan nikotin pada rokok menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah.

5) Aktivitas fisik

Remaja perempuan dengan akvitas fisik rutin mengalami

dismenore lebih sedikit dibanding mereka yang tidak melakukn aktivitas

fisik secara rutin (Ehrenthal, 2006).

6) Stres

Stres merupakan tekanan yang memiliki peran yang besar dalam

etiologi dismenore. Faktor psikososial dalam hal ini adalah stres yang

merupakan penyebab langsung yang dapat menyebabkan terjadinya

dismenore. Menurut Silvana (2012) dismenore dapat disebabkan oleh

beberapa Faktor, termasuk kebiasaan dan faktor psikologis. Stres

merupakan salah satu faktor psikologis manusia di mana faktor ini

dapat menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga terjadi defisiensi

Page 35: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

21

oksigen di uterus dan meningkatkan produksi dan merangsang

prostaglandin (PGs) di uterus.

7) Gizi atau obesitas

Gizi atau obesitas merupakan faktor yang mempengaruhi

terjadinya nyeri perut atau dismenore. hal ini didukung dengan

kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti kudapan

atau junk food. Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan

hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut

bawah atau dismenore.. Singh et.al (2008) dan Suliawati (2013) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa remaja perempuan yang memiliki

kategori indeks massa tubuh overweight atau obesitas lebih berisiko

untuk mengalami dismenore dari pada remaja perempuan dengan

Indeks massa tubuh underweight.

e. Tingkat Dismenorea

Untuk memudahkan, dismenore primer dibagi dalam beberapa

tingkatan sebagai berikut:

1) Dismenore ringan

Dismenore yang tidak mengganggu partisipasi remaja pada

kehidupan sehari-hari. Dismenore dirasakan hanya pada hari pertama

menstruasi.

2) Dismenore sedang

Dismenore yang mengganggu partisipasi remaja pada beberapa

aktivitas dan biasanya dapat disertai dengan beberapa gejala sistemik.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

22

Memerlukan obat untuk mengurangi sakit. Pada tingkat ini dismenore

biasanya berlangsung hingga hari ke 2-3 menstruasi.

3) Dismenore berat

Dismenore yang membuat remaja tidak dapat beraktivitas selama

beberapa hari dan selalu diikuti dengan gejala sistemik berupa sakit

kepala, mual, muntah, migraine, sakit pinggang, diare, dan rasa

tertekan pada dada (Neinstein, 2008).

f. Dampak yang timbul akibat Dismenore

Dismenore adalah salah satu gangguan ginekologi yang paling

sering dialami oleh remaja perempuan. Dismenore memiliki dampak

negatif terkait kualitas hidup remaja perempuan selama usia

reproduksinya (Preedy, 2013).

Dismenore dialami 75% pada remaja perempuan dan 15% dari

remaja perempuan yang mengalami gejala dismenore mengakui bahwa

aktivitas sehari-hari mereka terganggu dengan adanya dismenore. Di

Amerika Serikat, angka ketidakhadiran kerja karena dismenore

diperkirakan mencapai 600 juta jam kerja dan kerugian ekonomi yang

ditimbulkan diperkirakan mencapai 200 juta USD per tahunnya (Leppert,

2004).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Canada pada tahun 2005

dengan responden 1546 wanita yang mengalami menstruasi,

mengungkapkan bahwa 60% dari mereka mengalami dismenore ringan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

23

hingga sedang. Umumnya, 17% diantara mereka memilih untuk tidak hadir

di sekolah ataupun absen dari pekerjaan (Lobo, 2012).

g. Penatalaksanaan Dismenore

Tujuan terapeutik dari penatalaksanaan dismenore adalah untuk

memberikan asuhan gejala nyeri pelvik dan gejala yang berhubungan

dengan itu, mencegah ketidakhadiran di sekolah dan meningkatkan

produktivitas kerja, mengembalikan aktivitas normal dan meningkatkan

kualitas hidup remaja perempuan yang mengalami dismenore.

Penatalaksanaan dismenore dapat dibagi menjadi 3 bagian yakni:

1) Terapi Nonfarmakologi

Beberapa studi tentang terapi nonfarmakologi untuk manajemen

nyeri dismenore termasuk istirahat yang cukup, olahraga yang teratur,

pemijatan dan relaksasi, yoga, orgasme pada aktivitas seksual, diet

vegetarian dan kompres hangat pada perut dan suprapubis. Beberapa

perempuan mengatakan bahwa dengan mengubah posisi dimana lutut

dirapatkan ke dada dapat mengurangi rasa nyeri. Jika pengobatan

gagal mengurangi dismenore, maka pengobatan lain dapat dicoba.

2) Terapi Farmakologi

Pengobatan diarahkan kepada penyebab dismenore yakni sekresi

prostaglandin. Obat-obat antiinflamasi non-steroid atau kontrasepsi oral

berguna terlepas dari etiologi. Antibiotika berguna bila dicurigai ada

penyakit-penyakit peradangan dalam rongga panggul. Untuk beberapa

kasus ringan, hampir semua kasus sedang dan beberapa kasus berat

Page 38: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

24

digunakan ibuprofen 400-800 mg setiap 6 jam, naproksen 250-500 mg

setiap 6 jam, natrium naproksen 275-550 mg setiap 6 jam dan asam

mefenamat 250-500 mg setiap 6 jam biasanya dapat mengurangi rasa

nyeri (Benson, 2008).

3) Edukasi kepada pasien

Pasien harus dikonseling tentang cara terbaik untuk memilih terapi

farmakologi untuk mendapatkan efek terapeutik terbaik dan

meminimalkan efek samping yang potensial. Dalam penatalaksanaan

dismenore, konseling yang harus diberikan adalah beberapa poin

berikut:

a) Pasien yang memilih NSAID harus dianjurkan untuk memulai terapi

pada hari pertama menstruasi dan dilanjutkan sesuai dengan aturan

terapi yakni hingga 48-72 jam pertama menstruasi sampai gejala

dismenore hilang.

b) Pasien yang memilih NSAID harus dianjurkan makan sebelum

meminum obat untuk meminimalisir masalah gastrointestinal.

c) Semua pasien yang memilih terapi farmakologi harus dijelaskan

tentang reaksi obat dan bagaimana cara mengatasi reaksi tersebut

(Borgelt, 2010).

3. Tinjauan Pustaka Tentang Obesitas

a. Pengertian Obesitas

Kegemukan (obesitas) ini dapat didefinisikan sebagai akumulasi

lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

25

Seseorang bisa dikatakan kelebihan berat badan bila Indeks Massa

Tubuh (IMT) lebih besar atau sama dengan 25 (Agtadwimawanti, 2012).

Gizi yang berlebih atau obesitas dapat menimbulkan dismenore,

karena terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah yaitu terdesaknya pembuluh

darah oleh jaringan lemak pada organ reproduksi wanita sehingga darah

yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan

menimbulkan nyeri. Selain itu, didukung dengan kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk

food baik sebagai cemilan atau makan besar, yang sangat sedikit bahkan

tidak ada sama sekali mengandung kalsium, besi, asam folat, vitamin A

dan C, sementara lemak jenuh dan kolesterolnya sangat tinggi.

Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan hormon prostaglandin

yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau dismenore.

Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari

konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat

penimbunan lemak yang berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi

tubuh.

Seseorang dianggap menderita kegemukan bila yang diperlukan

Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil

pembagian berat badan dalam (kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam

meter. Berat badan dapat dilihat dari penilaian Indek Masa Tubuh (IMT)

pada tabel sebagai berikut.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

26

b. Batas ambang nilai indeks massa tubuh

1) Menurut Depkes RI dalam Arisman (2010).

Tabel 1. Ambang Batas IMT Depkes RI

Status Gizi IMT

Kurus tingkat berat <17

Kurus tingkat ringan 17,0-18,4

Normal 18,5-25,0

Gemuk tingkat ringan 25,1-27,0

Gemuk tingkat berat >27

WHO telah mendefinisikan kisaran IMT yang mencerminkan risiko

penyakit tertentu.

2) Menurut WHO dalam Barasi (2009).

Tabel 2. Ambang Batas IMT WHO

Kategori Kisaran IMT

BB normal 18,5-24,9

BB berlebih 25-29,9

Obesitas kelas 1 30-34,9

Obesitas kelas 2 35-39,9

Obesitas kelas 3 >40

3) Rumus Indeks Massa Tubuh = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan ² (m)

b. Etiologi obesitas

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor yaitu faktor genetik,

aktivitas fisik, pola makan, faktor psikologi, Jenis kelamin, tingkat sosial.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

27

Obesitas melibatkan beberapa faktor yaitu genetik, lingkungan (pola

makan), psikis, kesehatan, perkembangan dan aktivitas fisik.

c. Dampak obesitas

Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan

perhatian, sebab obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila

kemudian berlanjut hingga dewasa akan sulit di atasi secara konvensional

(diet dan olahraga). Selain itu, obesitas pada remaja tidak hanya menjadi

masalah kesehatan di kemudian hari, tetapi juga membawa masalah bagi

kehidupan sosial dan emosi yang cukup berarti pada remaja (Virgianto

dan Purwaningsih, 2011).

Beberapa komplikasi yang ditimbulkan oleh obesitas pada remaja

adalah :

a. Gangguan pernafasan

b. Gangguan tidur dan gangguan kulit

c. Ortopedi

d. Hipertensi

e. Penyakit jantung koroner

f. Diabetes

g. Maturitas seksual lebih awal

h. Menstruasi tidak teratur

i. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan,

underventilasi dan ngantuk)

j. Gangguan psikologi

Page 42: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

28

d. Penanganan Obesitas

Tujuan dari terapi obesitas tak lain untuk mencapai dan menjaga

berat badan yang sehat. Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat

dapat dilakukan melalui perubahan pola makan (diet), peningkatan

aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku. Dokter dapat meresepkan obat anti

obesitas atau merekomendasikan tindakan bedah untuk membantu

menurunkan berat badan. Namun semua itu tergantung kepada kondisi

tiap individu.

1) Perubahan Pola Makan dan Diet.

Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan

kalori total.Caranya dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan

sayur, serta membatasi gula dan lemak.Diet ekstrim tidak disarankan

karena dapat mengurangi nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam

masa pertumbuhan remaja.Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi

untuk mengetahui kebutuhan kalori anda.

2) Peningkatan Aktivitas Fisik.

Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah

membakar lebih banyak kalori.Banyaknya kalori yang dibakar

tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas latihan yang dilakukan.

3) Obat Anti Obesitas

Dokter dapat mempertimbangkan memberikan obat anti obesitas

jika:

a) Metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

29

b) Nilai BMI lebih dari 27 dan ada komplikasi medis dari obesitas,

seperti diabetes, peningkatan tekanan darah, dansleep apnea.

c) Nilai BMI lebih dari 30.

4. Tinjauan Pustaka Tentang Stress

a. Pengertian Stress

Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari

manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan

internal maupun eksternal. Tingkat kesadaran stres adalah suatu

perasaan ragu atau kemampuan untuk mengatasi sesuatu, suatu

anggapan bahwa persediaan yang tidak dapat memenuhi permintaan

yang dibuat.

Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “stingere”

yang berarti “keras” (stricus). Stres sebagai reaksi fisik, mental dan

kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan,

membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Stres

sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi seseorang yang

mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat

orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau

kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada

padanya (Yosep, 2009).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan stres

adalah gangguan atau kekacauan mental emosional yang disebabkan

oleh faktor luar atau ketegangan. Stres adalah suatu kondisi atau keadaan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

30

tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Selanjutnya stres

berakibat pada penyakit fisik, yang muncul akibat lemahnya dan

rendahnya daya tahan tubuh pada saat stres menyerang (Mumpuni,

2010).

Dalam bahasa sehari-hari, stres adalah suatu ketegangan yang

kemudian mempengaruhi fisik, mental, dan perilaku seseorang. Jadi stres

adalah reaksi atau respon fisiologis, psikologis, perilaku dari seseorang

(baik laki-laki maupun perempuan).

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

stres merupakan suatu keadaan yang menekan dari individu. Stres

merupakan mekanisme yang kompleks yang menghasilkan respon yang

saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu

yang mengalaminya, di mana mekanisme tersebut bersifat individual yang

berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.

b. Sumber stres

Stres tidak terlepas dari mana datangnya dan apa saja sumbernya.

Sumber stres atau yang disebut stresor adalah suatu keadaan, situasi

objek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Stres yang berasal dari

dalam diri disebut internal sources dan yang berasal dari luar disebut

external sources. Stres merupakan bagian yang tidak dapat diihindarkan

dari kehidupan. Berbagai hal di sekeliling dapat menjadi sumber stres.

Menurut Looker dan Gregson (2005), stres dapat berasal dari 3 macam

sumber, yaitu:

Page 45: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

31

1) Lingkungan

Lingkungan mengirim stimulus secara terus menerus selama

manusia hidup yang memerluan penyesuaian. Penyesuaian pada

cuaca, suara, kemacetan lalu lintas, hubungan interpersonal, tuntutan

penampilan, peraturan tempat kerja dan sikap teman bergaul.

2) Tubuh

Pertumbuhan yang cepat pada remaja, menopause pada wanita,

proses menua, penyakit, kecelakaan, kemunduran kekuatan otot

karena kurang latihan atau kurang gerak, nutrisi yang buruk, yang

semuanya membebani tubuh. Termasuk reaksi tubuh terhadap

perubahan lingkungan dapat menimbulkan stres.

3) Pikiran

Obat mengartikan dan menerjemahkan perubahan yang kompleks

pada lingkungan dan tubuh, kemudian menetapkan respon. Cara

mengartikan dan mempersepsikan pengalaman saat ini, dan

memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang dapat

menimbulkan rasa aman dan stres. Setiap individu selalu terpapar oleh

stimulus (stresor), yang dapat menimbulkan perubahan atau masalah

(stres) yang memerlukan upaya penyesuaian dan penanganan (koping)

agar individu adaptif.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres

Ada tiga faktor utama yang menurut beberapa ahli menyebabkan

timbulnya stres, yaitu:

Page 46: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

32

1) Faktor biologik

Faktor ini berasal dari adanya kerusakan atau gangguan fisik atau

organ tubuh individu itu sendiri. Contoh dari hal tersebut adalah

terganggunya pola normal dari aktivitas fisiologis, infeksi, serangan

berbagai macam penyakit, kurang gizi, kelelahan dan cacat tubuh

(Yuliadi, 2010).

2) Faktor psikologi

Faktor ini berhubungan dengan keadaan psikis individu. Dikatakan

bahwa sumber-sumber stres psikologik itu dapat berupa:

a) Frustasi, timbul bila ada aral melintang antara kenginan individu dan

maksud suatu tujuan individu. Ada frustasi yang datang dari luar,

misalnya bencana alam, kecelakaan, kematian seseorang yang

dicintai, norma-norma dan adat istiadat. Sebaliknya frustasi yang

berasal dari dalam individu seperti : cacat badaniah, kegagalan

dalam usaha dan moral sehingga penilaian diri sendiri menjadi tidak

enak, juga merupakan frustasi yang berhubungan dengan kebutuhan

rasa harga diri.

b) Konflik, bila kita tidak tahan memilih antara dua atau lebih seperti

kebutuhan atau tujuan. Misalnya memilih mengurus rumah tangga

atau aktif di kegiatan kantor (Maramis, 2005).

c) Tekanan, yaitu sesuatu yang dirasakan menjadi beban bagi individu.

Tekanan dari dalam dapat disebabkan individu mempunyai harapan

yang sangat tinggi terhadap dirinya namun tidak disesuaikan dengan

Page 47: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

33

kemampuannya sendiri atau tidak mau menerima dirinya dengan apa

adanya, tidak berani atau bahkan terlalu bertanggung jawab

terhadap sesuatu tetapi dilakukan secara berlebih-lebihan. Tekanan

dari luar, misalnya: atasan di kantor menuntut pekerjaan cepat

diselesaian sementara waktu yang disediakan sering mendesak

(Yuliadi, 2010)

d) Krisis, bila keseimbangan yang ada terganggu secara tiba-tiba

sehingga menimbulkan stres yang berat. Hal ini bisa disebabkan

oleh kecelakaan, kegagalan usaha ataupun kematian (Maramis,

2005).

3) Faktor sosial

Faktor ini berkaitan dengan lingkungan sekitar , seperti pergaulan

dan kegiatan sosial dalam masyarakat (Yuliadi, 2010).

d. Tanda dan gejala stres

Menurut Looker dan Gregson (2005), tanda-tanda sesorang

mengalami stres yaitu:

1) Merasakan detak jantung berdebar-debar

2) Sesak nafas, gumpalan lender di tenggorokan, nafas pendek, dan

cepat.

3) Mulut kering, gangguan pencernaan, nausea.

4) Diare, sembelit, gembung perut (flatulensi).

5) Ketegangan otot secara keseluruhan khususnya rahang, kertak gigi.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

34

6) Kegelisahan, hiperaktif, menggigit kuku, mengetok jari, menginjak

kaki-kaki, meremas-remas tangan.

7) Lelah, capek, lesu, sulit tidur, merasa sedih, sakit kepala, sering sakit

seperti flu.

8) Berkeringat khususnya di telapak tangan dan bibir atas, merasa

gerah.

9) Tangan dan kaki dingin.

10) Sering ingin kencing.

11) Makan berlebihan, kehilangan selera makan.

12) Makin banyak minum alkohol, hilangnya ketertarikan pada seks.

e. Reaksi stres

Menurut Mumpuni (2010), reaksi terhadap stres terbagi menjadi

empat bagian, yaitu:

1) Reaksi fisik

Reaksi fisik adalah reaksi yang paling terlihat. Contohnya adalah

sakit kepala, jantung berdebar-debar lebih kencang dari konsisi normal,

lidah menjadi keluar, kehilangan nafsu makan, dan insomnia atau sulit

tidur.

2) Reaksi emosi

Contohnya marah-marah, cemas, mudah tersinggung, menjadi

pesimis. Kondisi ini dipicu oleh karena ketidakstabilan hormon di dalam

tubuh penderita stres.

3) Reaksi kognitif

Page 49: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

35

Contohnya adalah berpikir negatif, sulit konsentrasi, sulit berpikir.

Orang yang mengalami stres tidak sama dengan orang yang tidak

mengalami stres. Itulah sebabnya reaksi kognitifnya juga tidak sama

dengan orang yang normal.

4) Reaksi tingkah laku

Contohnya adalah menarik diri dari lingkungan, tidur berlebihan,

menjadi pendiam. Ini bergantung pada kondisi masing-masing individu

dan juga lingkungan.

f. Tingkatan stres

Tingkatan Stres (Robert J. Van Amberg dalam Yosep 2009)

1) Stres tingkat I

Tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan

perasaan-perasaan seperti semangat besar, penglihatan tajam tidak

sebagaimana mestinya, energi dan gugup berlebihan dengan

kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.

2) Stres tingkat II

Tahap ini dampak stres yang menyenangkan mulai hilang dan

timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup.

Keluhan yang sering muncul adalah seperti merasa letih saat bangun

pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah menjelang sore

hari, gangguan pencernaan, perasaan tegang pada otot-otot punggung

dan tengkuk serta perasaan tidak bisa menanti.

3) Stres tingkat III

Page 50: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

36

Tahap ini, keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan

gejala-gejala seperti gangguan usus lebih terasa (sakit, mulas, sering

buang air), otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang

semakin meningkat, gangguan tidur, badan lemah terasa seperti akan

pingsan.

4) Stres tingkat IV

Tahapan ini telah menunjuan tenda-tanda sebagai berikut : sangat

sulit untuk bertahan sepanjang hari, kegiatan yang semula terasa

menyenangkan menjadi terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk

menanggapi situasi, tidur semakin sulit, perasaan megativistik,

konsentrasi menurun, perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan.

5) Stres tingkat V

Tahap ini merupakan keadaan yang paling parah dengan tanda-

tanda seperti keletihan mendalam untuk pekerajaan-pekerjaan

sederhana sekalipun, gangguan sistem pencernaan, perasaan takut

yang semakin kuat.

6) Stres tingkat VI

Tahap ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mulai

mengalami panik dan perasaan takut mati.

Sementara Potter dan Perry (2005) telah membagi tingkatan stres

menjadi tiga bagian yakni:

1) Stres ringan

Page 51: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

37

Biasanya tidak merubah aspek fisiologis, stres ringan umumnya

dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, kemacetan,

dikritik, situasi sperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau

beberapa jam.

2) Stres sedang

Terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa hari, contohnya

kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang lebih,

mengharapkan pekerjaan baru, anggota keluarga pergi dalam waktu

yang lama.

3) Stres berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu

sampai beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri, kesulitan

financial, dan penyakit fisik yang lama.

B. Landasan Teori

Dismenorea adalah keluhan ginekologis akibat ketidak seimbangan

hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbul rasa

nyeri yang paling sering terjadi pada wanita, Keluhan ini sering kali akan

mengganggu aktivitas dan memerlukan istirahat. Dismenore dibagi

menjadi beberapa tingkatan yaitu nyeri ringan, sedang, dan berat.

Berdasarkan penyebabnya dismenore dibagi menjadi 2 yaitu

dismenore primer dan dismenore sekunder. Status Gizi merupakan faktor

risiko terjadinya dismenore. Pada wanita yang memilki kelebihan berat

Page 52: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

38

badan terjadi hiperplasia pembuluh darah pada organ reproduksi sehingga

dapat mengakibatkan dismenore (Novia I & Puspitasari, 2008).

Obesitas atau gizi yang berlebih dapat menimbulkan dismenorea,

karena terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah (terdesaknya pembuluh darah

oleh jaringan lemak) pada organ reproduksi perempuan sehingga darah

yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan

menimbulkan nyeri. Selain itu, didukung dengan kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk

food baik sebagai cemilan atau makan besar, yang sangat sedikit bahkan

tidak ada sama sekali mengandung kalsium, besi, asam folat, vitamin A

dan C, sementara lemak jenuh dan kolesterolnya sangat tinggi.

Mengkonsumsi yang berlemak dapat meningkatkan hormon prostaglandin

yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau dismenorea

(Lailiyana, dkk. 2010).

Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika

mengalami tekanan dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam,

dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik.Salah satu dampak

dari stres terhadap kesehatan adalah dismenorea (Wangsa, 2010).

Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin

sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang

merupakan regulator hipotalamaus utama menstimulasi sekresi

Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH). ACTH akan meningkatkan

Page 53: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

39

sekresikortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut menyebabkan sekresi

Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)

terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini

menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar

progesteron yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan

E2. Ketidak seimbangan antara prostaglandin F2ά dan E2 dengan

prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan aktivasi PGF2ά.

Peningkatan aktivasi menyebabkan ischemia pada sel-sel miometrium dan

peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang berlebihan

menyebabkan dismenorea.

Berdasarkan uraian tersebut, obesitas dan stres merupakan salah

satu faktor penyebab terjadinya dismenorea. Dismenorea dapat

diminimalkan bila kita dapat mencegah obesitas dan stres. Penjelasan

yang benar tentang proses haid membuat kondisi emosi lebih stabil

sehingga dapat mencegah timbulnya stress serta berat badan dapat

terjaga dengan melakukan aktifitas fisik seperti olahraga dan menjaga

pola makan yang seimbang dapat mencegah obesitas. Hal ini dapat

meminimalkan timbulnya dismenorea saat menstruasi.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

40

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori hubungan Obesitas dan stress dengan

kejadian dismenore Anwar (2011), Preedy (2013), Okoro (2013)

OBESITAS:

a. Genetikb. Aktivitas fisikc. Pola makand. Psikologie. Jenis kelaminf. Tingkat sosial

STRESSOR:

a. Faktor lingkungan fisikb. Faktor fisiologisc. Faktor psikologisd. Masalah sehari-hari

Neuroendokrin

CRH

Progesteron turun

Peningkatan prostaglandin

ACTH

FSHLH

Stres

Dismenorea

Page 55: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

41

Keterangan :

: Mempengaruhi

: Menghambat

: Variabel Yang Diteliti

: Variabel Yang Tidak Diteliti

D. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas (Independent) : Obesitas dan Stress

Variabel terikat (Dependent) : Kejadian dismenorea

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alternatif (HA) :

1) Ada hubungan Obesitas dengan Kejadian Dismenorea pada

Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

2) Ada hubungan Stress dengan Kejadian Dismenorea pada

Mahasiswi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari.

Obesitas

Kejadian Dismenore

Gambar 2. Kerangka Konsep Hubungan antara Obesitas dan Stress denganKejadian Dismenore

Stres

Page 56: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

42

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara survey analitik yaitu penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu

terjadi. Kemudian melakukan korelasi antara fenomena atau antara faktor

risiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini

menggali hubungan Obesitas dan stres dengan kejadian dismenore.

Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu

pengumpulan data sekaligus dalam waktu yang sama , artinya setiap

subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan

(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan penilaian obesitas dilakukan dalam satu waktu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di kampus Akademi Kebidanan Pelita

Ibu Kendari pada bulan november 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Akademi

Kebidanan Pelita Ibu Kendari terhitung tahun ajaran 2016/2017, yaitu

berjumlah 283 orang mahasiswi.

42

Page 57: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

43

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti,

yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili

populasinya. Teknik pengambilan dengan menggunakan teknik

stratified random Sampling. Menurut (Notoatmodjo, 2010) dalam

pengambilan sampel digunakan rumus Slovin Sebagai berikut:

n =)(1 2dN

N

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat Signifikansi (p), dengan taraf kepercayaan 90% yaitu (0,1)

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 283 orang,

maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

n =)(1 2dN

N

n =

)01,0.283(1

283

n = 74

Jadi jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 74

orang.

Maka pengambilan sampel per kelas didapatkan hasil:

Tingkat I : Jumlah 73 orang = 1973283

74

Kelas A berjumlah 37 orang = 1037283

74

Kelas B berjumlah 36 orang = 936283

74

Page 58: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

44

Tingkat II : Jumlah 88 orang = 2388283

74

Kelas A berjumlah 44 orang = 1244283

74

Kelas B berjumlah 44 orang = 1144283

74

Tingkat III : Jumlah 123 orang = 32123283

74

Kelas A berjumlah 42 orang = 1142283

74

Kelas B berjumlah 41 orang = 1141283

74

Kelas C berjumlah 40 orang = 1040283

74

Jadi sampel yang diambil per kelas dalam penelitian ini pada tingkat

1A = 10 orang, 1B = 9 orang, tingkat 2A = 11 orang, 2B = 11 orang dan

tingkat 3A = 12 orang, 3B = 11 orang, 3C = 10 orang, jumlah keseluruhan

sampel berjumlah 74 orang.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a. Obesitas mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari

b. Stres mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari

2. Variabel Terikat

Kejadian dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita

Ibu Kendari

E. Definisi Operasional

Tabel 3. Definisi Operasional

Page 59: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

45

Variabel DefinisiOperasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Dismenore Nyeri perutbagian bawahketikamenstruasiyang dialamiolehmahasiswi DIIIKebidananAkbid PelitaIbu Kendari.

Pengisiankuesioner

KuesionerdanUniversalPainAssessment Tool.

1. Mengalamidismenore :skor 2-10

2. Tidakmengalamidismenore:skor 0-1

Nominal

Obesitas Obesitasadalahkelebihanberat badanyang terjadipada remajadan diukurdengan indeksmassa tubuh(IMT) yangdilakukanpadamahasiswi DIIIKebidananAkbid PelitaIbu Kendari.

menimbangberat badandanmengukurtinggi badan

microtoisedantimbangan

1. Mengalamiobesitas:IMT >25

2. Tidakmengalamiobesitas:IMT < 25

Nominal

Stres Tingkatanperasaanterbebani olehmasalah yangsulit untukdiatasimahasiswaDIII KebidananAkbid PelitaIbu Kendari

Pengisiankuesioner

KuesionerDepression Anxietyand StresScale 42(DASS42)(Lovibond,1995)

1. MengalamiStres : skor> 15

2. TidakmengalamiStres: skor0-14

Nominal

Page 60: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

46

F. Instrument Penelitian

1. Dismenore

Dismenore adalah nyeri di daerah perut bagian bawah yang

dialami saat menstruasi, penilaian dismenore akan dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan Universal Pain Assessment Tool. Jika

didapatkan skor 0-1 maka dikatakan tidak dismenore dan skor 2-10

dikatakan dismenore. Skala pengukuran adalah nominal.

2. Obesitas

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur obesitas dengan indeks

massa tubuh (IMT) yaitu dengan menggunakan timbangan injak untuk

mengukur berat badan dengan satuan kilogram (kg) dan microtoise

untuk mengukur tinggi badan dengan satuan centimeter. Syarat

penimbangan adalah:

a. Pakaian yang digunakan pada saat penimbangan adalah seminimal

mungkin

b. Tanpa memakai sepatu atau alas kaki lainnya dan semua isi kantong

dikeluarkan.

3. Stres

Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur

tingkat stres mahasiswa adalah menggunakan kuesioner. Kuesioner

yang digunakan adalah kuesioner DASS 42 (Depression Anxiety and

Stres Scale) dengan mengambil Stres Scale yang terdiri dari 14 item.

Kuesioner ini telah dibakukan secara internasional, sehingga masing-

Page 61: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

47

masing item dari kuesioner telah terstandar dengan teori yang

digunakan.

Jenis pertanyaan untuk kuesioner berupa pertanyaan tertutup.

Cara menjawab kuesioner yaitu dengan memberikan tanda cek (√)

pada setiap pertanyaan yang sudah disediakan dengan memilih satu

jawaban yang dianggap paling benar sejujur-jujurnya. Penelitian ini

menggunakan skala model likert dengan empat alternatif jawaban yaitu

tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu. Penskoran

menggunakan 4 kriteria tersebut, skor 0 untuk jawaban tidak pernah,

skor 1 untuk jawaban kadang-kadang, skor 2 untuk jawaban sering dan

skor 3 untuk jawaban selalu. Kemudian skor dijumlahkan untuk

mendapatkan total skor tingkat stres.

Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Stres

NoIndikatorTingkatStres

No. Item JumlahItem

1234

FisiologisKognitifEmosiInterpersonal

83, 12

1, 2, 4, 5, 7, 9, 11, 13, 146, 10

1292

14Jumlah(Sumber: Lovibond, S.H. & Lovibond, P.F. 1995)

Dalam mengukur tingkat stres ini tidak dilakukan pengujian

validitas ataupun reliabilitas karena instrument yang digunakan

telah dbakukan secara internasional.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

48

G. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan lembar informed

consent per kelas, kemudian setelah lembar informed consent diisi,

diberikan kuesioner tentang stres dan dismenore. Setelah kuesioner terisi

semua kemudian kuesioner dikumpulkan kembali. Setelah itu dilakukan

pengukuran tinggi badan dan berat badan.

H. Pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan data

Sebelum dilakukan pengolahan data, variabel penelitian diberikan

skor dengan bobot jawaban pada tiap pilihan jawaban dari pertanyaan

yang disediakan. Pengolahan data yang dilakukan dengan

menggunakan komputer program SPSS (Statistical Package for Sosial

Science) versi 16.0. pengolahan dilakukan dengan tahap sebagai

berikut:

a. Mengedit (editing)

Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan

jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang diperoleh dengan

kebutuhan penelitian. Hal ini dilakukan di lapangan sehingga apabila

terdapat data yang meragukan ataupun salah maka akan dijelaskan

lagi ke responden.

b. Pengkodean (coding)

Teknik ini dilakukan dengan pemberian kode dan pengklasifikasian

pada data yang dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan

Page 63: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

49

data. Koding data dibuat berdasarkan pertimbangan penulis sendiri

yaitu :

1) Obesitas

a) Tidak Obesitas diberi kode 2

b) Obesitas diberi kode 1

2) Tingkat Stres

a) Tidak stres diberi kode 2

b) Stres diberi kode 1

3) Dismenore

a. Tidak dismenore ringan diberi kode 2

b. Dismenore diberi kode 1

c. Tabulating (Tabulasi)

Tabulasi adalah kegiatan untuk meringkas data yang diperoleh

kedalam tabel yang telah dipersiapkan. Proses tabulasi meliputi

mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya, menghitung

banyaknya frekuensi untuk tiap kategori jawaban, menyusun tabel

frekuensi agar tersusun rapi dan mudah dibaca serta dianalisa.

2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian yang dilakukan dalam 2 tahapan

sebagai berikut:

a. Analisis Univariabel

Untuk mengetahui gembaran data dari masing-masing variabel yang

diteliti dan disajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel

Page 64: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

50

distribusi frekuensi dan persentase masing-masing kelompok.

Variabel yang dilihat meliputi: obesitas dan stress dengan kejadian

dismenorea .

b. Analisis bivariabel

Untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel bebas (obesitas

dan stress) dengan variabel terikat (kejadian dismenore). Uji statistic

yang digunakan Chi-Square (x2) dan ratio prevalensi (RP) dengan

confidence interval (CI) 95%, tingkat kemaknaan sebesar p<0,05.

I. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Menyusun proposal untuk tahap penelitian

b. Meminta perijinan untuk studi pendahuluan pada tempat yang akan

diteliti

c. Mengumpulkan informasi mengenai hal yang ingin diteliti oleh

peneliti

d. Konsultasi dengan pembimbing serta mengikuti sidang proposal

sampai selesai

e. Meminta ijin untuk uji coba kuesioner

f. Melakukan uji coba kuesioner hingga selesai dan diolah

menggunakan program komputer

g. Penggandaan kuesioner yang telah diperbaiki sebagai alat ukur

variabel penelitian.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

51

2. Tahap pelaksanaan

Pengumpulan data telah dilakukan pada bulan 15 November

2017. Kegiatan ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang

maksud dan tujuan penelitian selanjutnya pengisian lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Kuesioner yang telah dikumpulkan dicek

kelengkapan datanya, apabila ada yang kurang lengkap maka

responden harus melengkapi. Kemudian melakukan pengukuran tinggi

badan dan berat badan.

3. Tahap penyelesaian

a. Penulisan laporan

b. Konsultasi pembimbing

c. Seminar laporan

d. Perbaikan laporan

e. Pengumpulan hasil laporan

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2009).

Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut:

Page 66: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

52

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar

subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 November 2017.

Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 74 mahasiswi. Dari

pelaksanaan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akbid Pelita Ibu Kendari yang beralamat

di Jalan Kampung Baru, Kel. Anduonohu, Kec. Poasia Kota Kendari.

Akbid Pelita Ibu Kendari berdiri berdasarkan surat keputusan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 170/D/O/2005 tanggal 6 Desember 2005,

maka mulai tahun akademik 2006-2007 Akademi Kebidanan Pelita Ibu

Kendari menerima mahasiswa Program studi Kebidanan (D3).

Visi Akbid pelita Ibu Kendari terwujudnya program studi kebidanan

yang menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, profesional,

berahlak mulia dan berdaya saing secara nasional pada tahun 2025.

Misi Akbid pelita Ibu Kendari menyelenggarakan pendidikan, penelitian

dan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing

untuk mendukung terwujudnya bidan profesional. Mengembangkan

sumber daya manusia yang cerdas, profesional dan berakhlak mulia

dalam pelayanan kebidanan. Menciptakan iklim belajar yang nyaman,

harmonis, saling bekerjasama dan saling menghargai antar Sivitas

Page 68: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

54

akademika. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik secara

regional, nasional maupun internasional.

Tujuan program studi DIII kebidanan adalah menghasilkan sumber

daya manusia yang menguasai keilmuan dan keterampilan asuhan

kebidanan. Menghasilkan sumber daya manusia yang mampu

menerapkan manajemen kebidanan. Menghasilkan sumber daya

manusia yang mampu mengenal, merumuskan, mengkaji, menetapkan

diagnosa kebidanan, membuat intervensi dan mengimplementasikan

tindakan serta dapat mengevaluasi tindakan.

Akbid Pelita Ibu Kendari memiliki 2 kampus. Kampus I berada di

Jln. Syech Yusuf No. 4 Kel. Mandonga dan kampus terpadu berada di

Jalan Kampung Baru, Kel. Anduonohu, Kec. Poasia Kota Kendari.

Fasilitas pendukung pembelajaran di Akbid Pelita Ibu Kendari meliputi

sarana dan prasarana terdiri dari ruang laboratorium, ruang

perpustakaan, ruang aula, asrama, klinik kebidanan dan auditorium.

Sumber daya manusia dapat dilihat melalui jumlah dosen yang

mengajar dalam pembelajaran dan sarana dan prasarana tersebut

sudah terstandar.

Salah satu tujuan pendidikan kebidanan jenjang DIII Akbid Pelita

Ibu Kendari adalah terwujudnya tenaga bidan yang mampu

menerapkan tenaga professional, berakhlak mulia dan melaksanakan

asuhan kebidanan di setiap siklus kehidupan wanita. untuk mencapai

tujuan tersebut terdapat perkuliahan teori, praktikum, dan praktik klinik.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

55

Perkuliahan tersebut berlangsung dari hari senin sampai sabtu dimulai

dari jam 07.30 hingga jam 16.00 dengan waktu istirahat antara jam

11.30 hingga jam 13.00. Padatnya jadwal perkuliahan menuntut

mahasiswi untuk selalu dalam kondisi maksimal dan tetap aktif dalam

mengikuti prosesnya.

2. Karakteristik Responden

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan usia, lama menstruasi,

tempat tinggal dan asal daerah.

Karakteristik Frekuensi %

Usia18 tahun 19 25.6719 tahun 23 31.0920 tahun 32 43.24

Lama Menstruasi< 7 hari 13 17.577Hari 57 77.03> 7 hari 4 5.40

Tempat TinggalAsrama/rumahkontrakan 49 66.21

Rumah orang tua 25 33.79 Asal daerah

Sulawesi 65 87.84Luar Sulawesi 9 12.16

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden

berusia 20 tahun yaitu sebanyak 32 orang (43.24 %) yang berarti

sebagian besar responden berada pada titik akhir tahap perkembangan

remaja akhir yang berlangsung pada umur 18-20 tahun. Jumlah

responden yang paling sedikit adalah yang berumur 18 tahun yakni

sebanyak 19 orang (25.67%).

Page 70: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

56

Sebanyak 57 responden (77.03%) mengalami lama menstruasi

selama 7 hari dan yang paling sedikit yakni 4 orang (5.40%) mengalami

menstruasi > 7 hari. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar lama menstruasi yang dialami mahasiswa

tergolong tinggi sehingga mahasiswi merasakan kontraksi uterus lebih

lama. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan konsentrasi dari

sirkulasi prostaglandin yang terjadi sepanjang proses menstruasi.

Responden paling banyak bertempat tinggal di asrama/rumah

kontrakan yakni 49 orang (66.21%) dan yang paling sedikit adalah yang

tinggal di rumah orang tua yaitu sebanyak 25 orang (33.79%). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden hidup jauh

dari orang tua sehingga menuntut mereka untuk mandiri dan

bertanggung jawab atas diri sendiri. Responden yang tinggal jauh dari

orang tua akan kurang mendapat dukungan dari keluarga ketika

mengalami nyeri haid (dismenore).

Mayoritas responden berasal dari pulau Sulawesi yakni 65 orang

(87.84%) dan sisanya sebanyak 9 orang (12.16%) berasal dari luar

Sulawesi. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden sebagian besar

berasal dari latar belakang kebudayaan yang sama yakni kebudayaan

Sulawesi. Kebudayaan akan mempengaruhi seseorang dalam

menghadapi nyeri dan cara penganganannya.

3. Hasil analisis univariat pada mahasiswi DIII kebidanan Akbid Pelita Ibu

Kendari tahun 2017

Page 71: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

57

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Analisis Univariat pada mahasiswi DIII

Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 74 responden, mahasiswi

yang mengalami dismenore yakni sebanyak 65 orang (87.83%). Hasil

tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian besar mahasiswi

mengalami nyeri haid yang dapat mengganggu partisipasi mahasiswi

pada beberapa aktivitas. Sedangkan pada tabel 8 dapat diketahui pula

yang paling sedikit adalah yang tidak mengalami dismenore yakni 9

orang (12.16%).

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 74 responden,

paling banyak responden yang berada dalam kategori mengalami

obesitas yaitu sejumlah 45 orang (60.82%). Hal tersebut menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi yang berlebih

yang ditandai dengan ketidaksesuaian hasil pengukuran tinggi dan

berat badan. Sedangkan dari 74 responden yang yang berada pada

kategori tidak obesitas yakni 29 orang (39.18%).

Variabel Frekuensi % Kejadian Dismenore

Ya 65 87.83Tidak 9 12.16

ObesitasYa 45 60.82Tidak 29 39.18

StressYa 57 77.03Tidak 17 22.97Jumlah 74 100

Page 72: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

58

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 74 mahasiswi DIII

Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari yang mengalami stress terdapat 57

orang (77.03%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswi mengalami stress. dan yang tidak mengalami stress

berjumlah 17 orang (22.97%).

4. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Dismenore

Tabel 7. Tabel Silang Hubungan Obesitas dengan Kejadian Dismenore

pada mahasiswi DIII Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017

ObesitasKejadian Dismenore

P value X2 hitYa Tidak

n (%) n (%)

Ya 43 66.1 2 22.20,024 6,402

Tidak 22 33.9 7 77.8

Berdasarkan tabel 7 responden yang mengalami dismenore paling

banyak adalah responden yang obesitas berjumlah masing-masing 43

orang (66.1%). Sedangkan paling sedikit yang mengalami dismenore

adalah responden yang tidak obesitas yakni berjumlah 20 orang

(33.9%). Kemudian responden yang tidak mengalami dismenore adalah

responden yang tidak obesitas yaitu sebanyak 7 orang (77.8%), dan

paling sedikit adalah responden yang obesitas yakni sebanyak 2 orang

(22.2%).

Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai X2 hitung = 6,402 dan X2

tabel = 3,841, hal ini menunjukan X2 hitung > X2 tabel dengan p-value

= 0,024 yang berarti ada hubungan antara hubungan antara obesitas

Page 73: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

59

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017, Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

5. Hubungan Stress Dengan Kejadian Dismenore

Tabel 8. Tabel Silang Hubungan Stress dengan Kejadian Dismenore

pada mahasiswi DIII Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017

StressKejadian Dismenore

P value X2 hitYa Tidakn (%) n (%)

Ya 53 81.5 4 44.40.026 6,147

Tidak 12 18.5 5 55.6

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa yang mengalami dismenore

paling banyak adalah responden yang stress yakni 53 orang (81.5%).

Sedangkan yang paling sedikit mengalami dismenore adalah

responden yang tidak stress yaitu sejumlah 12 orang (18.5%).

Responden yang tidak mengalami dismenore paling banyak adalah

responden yang tidak stress yaitu sebanyak 5 orang (55.6%), yang

paling sedikit adalah responden yang mengalami stress yaitu sebanyak

4 orang (44.4%).

Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai X2 hitung = 6,147 dan X2

tabel = 3,841, hal ini menunjukan X2 hitung > X2 tabel dengan p-value

= 0.026 yang berarti ada hubungan antara hubungan antara Stress

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017, Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

60

B. Pembahasan

1. Kejadian Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dari 74

responden, sebagian besar mahasiswi mengalami dismenore yakni

sebanyak 65 orang (87.83%). Ditinjau dari karakteristik responden dari

segi umur, responden paling banyak berada dalam kategori umur 20

tahun yakni sebanyak 32 orang (43.24%). Menurut Beckmann (2010)

insiden dismenore paling besar terjadi pada perempuan di usia remaja

hingga awal umur 20 tahun dan akan menurun seiring dengan

pertambahan umur.

Dismenore bisa terjadi karena adanya faktor lain seperti lama

menstruasi. Sebanyak 36 responden (48.65%) mengalami lama

menstruasi selama 7 hari, sedangkan responden yang mengalami

menstruasi < 7 hari yakni 28 orang (37.85%). Menurut penelitian

Silvana (2012), menstruasi yang berlangsung lebih lama akan

menyebabkan sekresi prostaglandin yang lebih banyak sehingga

memicu terjadinya dismenore.

Menurut penelitian Li Ju-Tzu et al (2007) dismenore disebabkan

oleh peningkatan pelepasan hormon prostaglandin F2, hormon otot

yang dikeluarkan oleh endometrium uterus. Kinerja prostaglandin F2

adalah untuk merangsang terjadinya kontraksi uterus. Hormon lainnya,

vasopressin yang disintesis di hipotalamus namun disekresi dari

pituitari posterior, meningkatkan kontraktilitas uterus, memperlambat

Page 75: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

61

aliran darah ke uterus dan menyebabkan nyeri iskemik uterus. Pada

wanita yang sehat, sekresi hormon vasopressin bervariasi antara siklus

menstruasi dengan peningkatan pada awal menstruasi. Pada wanita

dengan dismenore kadar vasopressin lebih tinggi tujuh kali lipat

dibanding wanita yang tidak mengalami dismenore.

Dismenore dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu status

gizi, aktivitas fisik, lamanya haid, aliran menstuasi yang hebat,

kebiasaan merokok, umur, paritas, riwayat keturunan dan stress.

Penyebab lainnya dari dismenore diduga terjadinya ketidak

seimbangan hormone (Fauzi, 2013).

2. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian ini responden yang mengalami

dismenore paling banyak adalah responden yang obesitas yaitu 43

orang (66.1%). Sedangkan paling sedikit yang mengalami dismenore

adalah responden yang tidak obesitas yakni berjumlah 20 orang

(33.9%). Kemudian responden yang tidak mengalami dismenore adalah

responden yang tidak obesitas yaitu sebanyak 7 orang (77.8%), dan

paling sedikit adalah responden yang obesitas yakni sebanyak 2 orang

(22.2%).

Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai X2 hitung = 6,147 dan X2

tabel = 3,841, hal ini menunjukan X2 hitung > X2 tabel dengan p-value

= 0,024 yang berarti ada hubungan antara hubungan antara Stress

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Page 76: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

62

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017, Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

Dimana H1 yaitu ada hubungan hubungan antara Obesitas dengan

Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu

Kendari Tahun 2017 dan H0 yaitu tidak ada hubungan antara Obesitas

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sugiyono (2010), hubungan antara obesitas dengan Kejadian

Dismenore berada pada tingkat korelasi yang cukup. Tingkat korelasi

tersebut berkaitan dengan ditemukannya 43 dari 65 responden (66.1%)

yang mengalami dismenore namun memiliki obesitas. Selain itu,

Penelitian yang dilakukan oleh Hainun (2012) menyimpulkan bahwa

ada hubungan berat badan dengan gangguan menstruasi. Hal ini

sesuai dengan data yang diperoleh bahwa mayoritas berat badan

kurus, kegemukan dan obesitas namun pada berat badan yang normal

masih banyak siklus menstruasi yang normal. Banyak siswi yang

berpostur tubuh gemuk yang mengalami gangguan menstruasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurmiaty (2011) dari hasil analisis

data recall 24 jam menunjukkan subjek penelitian jarang

mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran. Akibatnya asupan karbohidrat

hampir seluruhnya berasal dari karbohidrat sederhana. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa asupan karbohidrat berhubungan dengan

kejadian PMS. Untuk mengatasi gejala PMS diet yang dianjurkan

Page 77: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

63

adalah mengurangi asupan karbohidrat sederhana dan meningkatkan

asupan karbohidrat komples seperti serat yang terkandung dalam

sayuran dan buah-buahan.19 Asupan lemak juga berhubungan dengan

kejadian PMS. Hal ini didukung dengan penelitian bahwa terdapat

hubungan positif antara total asupan lemak dengan perubahan skor

PMS. Lemak akan meningkatkan kadar estrogen dalam darah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa obesitas

yang terjadi pada sebagian besar mahasiswi karena jumlah konsumsi

energi dan zat-zat gizi lain berlebihan dalam memenuhi kebutuhan

tubuh. Hal ini didukung dengan mahasiswi yang sebagian besar tinggal

di asrama/rumah kontrakan (68,21%). Mahasiswi yang tinggal di

asrama/rumah kontrakan akan cenderung mengikuti makanan yang

trend di kalangan teman-temannya sehingga menimbulkan pola makan

yang tidak teratur. Selain itu, mahasiswi yang akan mengikuti

perkuliahan dan pulang dalam keadaan capek memungkinkan mereka

untuk memilih makanan siap saji dan minuman bersoda, tentu saja

makan dalam kondisi lapar dan lelah mengakibatkan mahasiswa

mengkonsumsi makanan dengan tidak mengontrol asupan gizi yang

terkandung dalam makanan tersebut. Hal tersebut membuat mahasiswi

menjadi malas untuk bergerak dan bahkan terkadang absen dalam

perkuliahan yang pada akhirnya akan berdampak pada kelebihan

status gizi ditandai dengan kenaikan berat badan atau obesitas.

3. Hubungan Stress dengan Kejadian Dismenore

Page 78: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

64

Stress telah terbukti menyebabkan perubahan hormonal melalui

sumbu hipotalamik pituitary-ovarium (HPO) yang menyebabkan

perubahan dalam hormone ovarium yang memungkinkan wanita lebih

rentan terhadap gangguan menstruasi (Gollenberg, 2010). Stress

merupakan faktor psikis yang berhubungan langsung dengan terjadinya

dismenore.

Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa paling banyak

yang mengalami dismenore adalah responden yang stress yakni 53

orang (81,5%). Responden yang paling sedikit mengalami dismenore

adalah responden yang tidak stress yaitu sejumlah 12 orang (18.5%)

sedangkan responden yang tidak mengalami dismenore paling banyak

adalah responden yang tidak stress yaitu sebanyak 5 orang (55.6%),

dan yang paling sedikit adalah responden yang stress yakni 4 orang

(44.4%).

Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai X2 hitung = 6,147 dan X2

tabel = 3,841, hal ini menunjukan X2 hitung > X2 tabel dengan p value

= 0.026 yang berarti ada hubungan antara hubungan antara Stress

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017, Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.

Dimana H1 yaitu ada hubungan hubungan antara Stress dengan

Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu

Kendari Tahun 2017 dan H0 yaitu tidak ada hubungan antara Stress

Page 79: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

65

dengan Kejadian Dismenore pada mahasiswi DIII Kebidanan Akbid

Pelita Ibu Kendari Tahun 2017.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yunita (2014) menemukan hubungan yang bermakna antara tingkat

stress dengan tingkat dismenore dengan p value = 0,024 dan koefisien

korelasi 0,160. Susanti (2014) yang mendapatkan korelasi positif yang

signifikan antara tingkat stress dengan tingkat dismenore (p value

0,005). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2014) juga

menemukan hasil yang sama dengan p value 0,000 bahwa peningkatan

stres akan meningkatkan kejadian dismenore.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Hendrik

(2006) bahwa saat seseorang mengalami stres terjadi respon

neuroendokrin sehingga CRH menstimulasi sekresi ACTH yang akan

meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut

menyebabkan sekresi FSH dan LH terhambat sehingga sintesis dan

pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang rendah

meningkatkan sintesis prostaglandin sehingga terjadi peningkatan

aktivasi PGF2ά yang menyebabkan dismenore.

Stress merupakan faktor risiko yang dinyatakan berhubungan

secara signifikan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada

faktor-faktor lain yang saling mempengaruhi dalam peningkatan derajat

dismenore pada beberapa responden. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Faramarzi et al (2014) mendapatkan bahwa

Page 80: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

66

mahasiswi yang mengalami stress 2 kali lebih berisiko untuk mengalami

dismenore dari pada mereka yang tidak mengalami stress. Namun,

pada penelitian tersebut terdapat faktor psikososial yang paling

berpengaruh pada derajat dismenore mahasiswi yakni dukungan sosial

yang rendah dengan OR sebesar 4,25 (p value 0,001).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Nurmiaty (2011) menunjukkan bahwa tingkat stres berpengaruh

terhadap kejadian PMS. Nilai OR meningkat seiring dengan

meningkatnya tingkat stres. Semakin tinggi tingkat stres, risiko

mengalami PMS semakin meningkat. Subjek penelitian yang

mengalami stres berat ditemukan 6,8 kali lebih banyak pada kelompok

yang mengalami PMS dibandingkan pada kelompok yang tidak PMS.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa Mahasiswi

yang menjadi responden berada pada kategori umur 18-20 tahun yang

menjalani proses perkuliahan di tahun pertama. Hal tersebut membuat

responden sangat berpotensi untuk mengalami dismenore. Dengan

adanya stressor dalam mengikuti perkuliahan, mahasiswi dituntut untuk

dapat mengatasinya dengan baik. Stress yang dapat teratasi dengan

baik oleh responden tentunya tidak akan memberikan pengaruh negatif

seperti peningkatan derajat dismenore. Mahasiwa yang mengalami

stress dapat disebabkan oleh ketatnya persaingan dalam mencapai

prestasi, tekanan untuk terus meningkatkan IPK, tugas-tugas, ujian,

merasa salah jurusan, nilai rendah, adanya ancaman DO (drop out),

Page 81: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

67

adaptasi lingkungan baru, manajemen waktu, hidup mandiri, sulit

mengatur keuangan, gangguan hubungan interpersonal serta konflik

dengan teman, dosen, keluarga atau pacar.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pada saat penelitian ini dilaksanakan didapatkan beberapa mahasiswa

yang datang terlambat dikarenakan perkuliahan sebelumnya adalah

tutorial kelompok kecil sehingga waktu yang didapatkan untuk mengisi

kuesioner lebih singkat dari yang lainnya.

2. Pada saat penelitian dilakukan, peneliti membagi kuesioner dan

menjelaskan cara pengisiannya secara sekaligus pada satu waktu dan

tidak menjelaskan tentang kuesioner pada responden secara satu

persatu.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan

kesimpulan bahwa

1. Diketahui bahwa dari 74 responden yang berada dalam kategori

mengalami obesitas yaitu sejumlah 45 orang (60.82%). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

status gizi yang berlebih yang ditandai dengan ketidaksesuaian

hasil pengukuran tinggi dan berat badan. Sedangkan dari 74

responden yang berada pada kategori tidak obesitas yakni 29

orang (39.18%).

2. Dari 74 mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari yang

mengalami stress terdapat 57 orang (77.03%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi mengalami stress.

dan yang tidak mengalami stress berjumlah 17 orang (22.97%).

3. Dari 74 responden, mahasiswi yang mengalami dismenore yakni

sebanyak 65 orang (87.83%). Hasil tersebut memberikan

gambaran bahwa sebagian besar mahasiswi mengalami nyeri haid

yang dapat mengganggu partisipasi mahasiswi pada beberapa

aktivitas. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang tidak

mengalami dismenore yakni 9 orang (12.16%).

Page 83: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

69

4. Dari 65 orang responden yang mengalami dismenore sebanyak 43

orang (66.1%) responden yang obesitas, Sedangkan paling sedikit

yang mengalami dismenore adalah responden yang tidak obesitas

yakni berjumlah 20 orang (33.9%). Kemudian responden yang

tidak mengalami dismenore adalah responden yang tidak obesitas

yaitu sebanyak 7 orang (77.8%), dan paling sedikit adalah

responden yang obesitas yakni sebanyak 2 orang (22.2%).

5. Responden yang stress adalah paling banyak mengalami

dismenore sejumlah 53 orang (81.5%). Sedangkan yang paling

sedikit mengalami dismenore adalah responden yang tidak stress

yaitu sejumlah 12 orang (18.5%). Responden yang tidak

mengalami dismenore paling banyak adalah responden yang tidak

stress yaitu sebanyak 5 orang (55.6%), yang paling sedikit adalah

responden yang mengalami stress yaitu sebanyak 4 orang

(44.4%).

B. Saran

1. Bagi mahasiwi DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari

a. Mahasiswi yang mengalami obesitas disarankan untuk

melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga diwaktu

senggang seperti senam pagi, menyeimbangkan asupan

nutrisi yang dikonsumsi dengan mengurangi makanan cepat

saji seperti junk food dan minuman bersoda.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

70

b. Mahasiswi yang mengalami stress disarankan untuk Istirahat

dan olahraga secara teratur, gunakanlah waktu minimal

seminggu sekali untuk rekreasi, melakukan meditasi,

relaksasi dan mengubah sikap hidup yang negatif menjadi

lebih positif.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

tentang dismenore untuk memperkaya variabel independen

yang menjadi factor dari dismenore. Diharapkan pula peneliti

selanjutnya untuk menggunakan desain penelitian selain desain

cross sectional agar dapat diketahui hubungan sebab akibat

yang jelas dari dismenore.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

DAFTAR PUSTAKA

Abass, M.Q. (2012) Evaluation of Serum Magnesium, Hemoglobin andBody Mass Index in Dismenoreric Women in Tikrit City/Iraq. Tikrit:Tikrit Journal of Pure Science 17 (4) 2012.

Agfiany, S.R. (2014) Hubungan Manajemen Waktu Dengan Tingkat StressPada Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Aanvulen Stikes ‘AisyiyahYogyakarta. Yogyakarta : STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Alwi, H. (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anwar, M. (2011) Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo

Arisman. (2010) Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC

Arsani, N.L.K.A. (2013) Peranan Program PKPR (Pelayanan KesehatanPeduli Remaja) terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja diKecamatan Buleleng. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol.2 No.1, hal 129-137.

Avrilli, R. (2013) Hubungan Status Gizi Dan Aktivitas Fisik DenganKejadian Dismenore Pada Karyawan Putridepartment Operation DiTrans Studio Bandung. Bandung: STIKES Bhakti Kencana.

Baecke, J.A.H. (1982) A Short Questionnaire For The Measurement OfHabitual Physical Activity In Epidemiological Studies. Am J ClinNutr 36: 936-942.

Barasi, M. (2009) At A Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.

Benson, R. C. (2008) Buku Saku Obstetric Dan Ginekologi Edisi 9.Jakarta: EGC

Borgelt, L.M. (2010) Woman’s Health Across Lifespan. USA: AmericanSociety of Health System Pharmacist

Celik, H. (2009) Severity of Pain and Circadian Changes in Uterin ArteryFlow in Primary Dysmenorrhea. Archives of Gynecology andObstetrics.

Corwin, E. (2009) Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Dariyo, A. (2007) Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: GhaliaIndonesia.

Depkes RI. (2006) Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta: DepartemenKesehatan Republik Indonesia.

Dewi, U.P. (2013) Hubungan Antara Densitas Energi Dan Kualitas DietDengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Remaja. Semarang:Universitas Diponegoro.

Dyah, E. 2009. Hubungan Indeks Masa Tubuh < 20 Dengan KejadianDismenore Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 3 Sragen .

Ehrenthal, D. (2006) Menstrual Disorder. USA: American College ofPhysician.

Ermiatun & Anjarwati. (2011) Pengaruh Pemberian Jus Wortel terhadapPenurunan Derajat Nyeri Dismenore Pada Mahasiswa DIIIKebidanan di Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Prosiding SeminarNasional Stikes Aisyiyah Yogyakarta.

Fajaryati, N. (2012) Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan DismenorePrimer Remaja Putri Di SMPN 2 Mirit Kebumen.

Fauzi, A. (2013) Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan KejadianDismenore Pada Siswi Mtsn Pitalah Kab. Tanah Datar Tahun 2013.

French, L. (2005) Dysmenorrhea. USA: American Academy for FamilyPhisicians.

Gregson & Looker. (2005) Managing Stress: Mengatasi Stress SecaraMandiri. Yogyakarta: Baca.

Haryani, L. (2013) Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh DenganDismenorrhoe Primer Pada Siswi Di SMA Negeri 2 Cimahi. JurnalPendidikan Bidan (The Journal of Midwifery Education)

Hasanah, O. (2010) Efektifitas Terapi Akupresur terhadap NyeriDismenore pada Siswa SMPN 5 dan SMPN 13 Pekanbaru. Jakarta:Universitas Indonesia.

Hurlock, B.E. (2007) Psikologi Perkembangan: Suatu PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Istiqamah, N. (2012) Hubungan Pola Hidup Sedentarian Dengan KejadianObesitas Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor BupatiKabupaten Jeneponto. Jurnal STIKES Volume 5, No. 2.

Kurniawati, D. (2011) Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas pada SiswiSMK. Kemas Volume 6 No.2 Hal 93-99.

Kusumadewi, C. (2010) Hubungan Stress Dengan Dismenore PadaMahasiswa Tingkat III Program Studi DIII Kebidanan Stikes Muh.Gombong. STIKES Muhammadiyah Gombong.

Leppert, P.C. (2004) Primary Care For Women Second Edition.Philadelphia USA: Lippinkott Williams & Wilkins.

Li, J.T. (2007) A Narrative Literature Review On The Western MedicineAnd TCM Approaches To Dysmenorrhea. California: College ofAcupuncture and Oriental Medicine Southern California Universityof Health Sciences. J Chin Med Volume 18 Number (1,2): 13-26,

Lobo, L. (2012) Comprehensive Gynecology Sixth Edition. PhiladelphiaUSA: Elsevier Mosby.

Lovibond, S.H. & Lovibond, P.F. (1995) Manual for the Depression anxietyStress Scales. (2nd Ed) Sydney: Psychology Foundation.

Mahvash, N. (2012) The Effect of Physical Activity on PrimaryDysmenorrhea of Female University Students. World AppliedSciences Journal vol 17 No.10.

Manuaba, I.A.C. (2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KBuntuk Pendidikan Bidan Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.

Manuaba, I.B.G. (2009) Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: EGC.

Manuaba, S.K.D.S. (2010) Buku Ajar Ginekologi Untuk MahasiswaKebidanan. Jakarta: EGC

Maramis, W. F. (2005) Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 9. Surabaya: ErlanggaUniversity Press.

Marlinda, R. (2013) Pengaruh Senam Dismenore Terhadap PenurunanDismenore Pada Remaja Putri Di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 2, November 2013;118-123.

Maruf. (2013) Physical Activity Level and Adiposity: Are they Associatedwith Primary Dysmenorrhea in School Adolescents?. AfricanJournal of Reproductive Health Vol.17 No. 4 Hal 167.

Neinstein, L. (2008) Adolescent Health Care: A Practical Guide FifthEdition. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins.

Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta ;Jakarta.

Nurmiaty. (2011) Perilaku Makan dengan Kejadian SindromPremenstruasi pada Remaja. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.27, No. 2, Juni 2011

Nursalam. (2011) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan Edisi II. Jakarta: Salemba Medika.

Okoro, R.N. (2013) Evaluation of Factors that Increase the Severity ofDysmenorrhea among University Female Students in Maiduguri,North Eastern Nigeria. The Internet Journal of Allied HealthSciences and Practise Volume 11 Number 4.

Oktaviani, W.D. (2012) Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food,Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan OrangTua Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada SiswaSma Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Jurnal KesehatanMasyarakat, Vol 1, No. 2, Halaman 542 – 553.

Proverawati, A. (2009) Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.

Romansyah, M. (2012) Gangguan Body Image Dihubungkan DenganAktivitas Olahraga Pada Mahasiswa Obesitas. Jurnal STIKES RSBaptis Kediri

Saputri, M. (2011) Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian DismenoreaPada Siswi SMKN 1 Karanganyar. Surakarta: Universitas SebelasMaret

Saryono. (2009) Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika

Page 89: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Sianipar, O. (2009) Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktoryang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo GadungJakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia Volume 59, Number9.

Silvana, P.D. (2012) Hubungan Antara Karakteristik Individu, AktivitasFisik, dan Konsumsi Produk Susu dengan Dismenorrhea Primerpada Mahasiswi FIK dan FKM UI Depok. Jakarta: UniversitasIndonesia.

Singh, A. (2008) Prevalence and Severity Of Dysmenorrrhea: A Problemrelated to Menstruation, Among First and Second Year FemaleMedical Student. Indian J Physiol Pharmacol 52, 389 -397

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suharsimi. A. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Suliawati, G. (2013) Hubungan Umur,Paritas Dan Status Gizi DenganKejadian Dismenore Pada Wanita Usia Subur Di Gampong KliengCot Aron Kecamatan Baitussalam Aceh Besar Tahun 2013. BandaAceh: STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

Suparman, E. (2012) Premenstrual Syndrome. Jakarta: EGC.

Susanti, E. (2014) Hubungan Stress Dengan Kejadian Dismenorea PadaMahasiswi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.Yogyakarta : STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Swarth, J. (2006) Stress dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara.

Troeman, K. (2014) Hubungan Frekuensi Olahraga Dengan TingkatDismenore Pada Mahasiswi FK USU Angkatan 2011 dan 2012.Medan: Universitas Sumatera Utara.

Yosep, I. (2009) Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Zou, H.G. (2010) Prevalence of Dysmenorrhea in Female Students InChinese University : A Prospective Study. Sichuan Medical CollegeVolume 2 Number 4, 314-316.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

PENGANTAR INSTRUMEN

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Pratiwi Pasaeno

NIM : P00312016135

Pendidikan : Mahasiswa DIV Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes

Kendari

Dalam rangka mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan

Antara Obesitas dan Stress dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswi

DIII Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017”. Mengharapkan

kesediaan saudara untuk menjadi responden penelitian dengan mengisi

kuesioner yang terlampir.

Besar harapan saya, teman-teman dapat mengisi kuesioner

dengan sejujur-jujurnya dan ikhlas. Jawaban diberikan semata-mata

hanya kepentingan ilmu pengetahuan tanpa maksud lain. Responden

tidak perlu khawatir karena identitas dan jawaban akan kami rahasiakan.

Semoga kerjasama dan budi baik teman-teman mendapat balasan dari

Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat saya,

Nur Pratiwi Pasaeno

Page 91: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Lampiran 1

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan ini saya :

Kelas :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan

menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya terhadap penelitian yang

dilakukan oleh Nur Pratiwi Pasaeno yang berjudul “Hubungan antara

Obesitas dan Stress dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswi DIII

Kebidanan Akbid Pelita Ibu Kendari Tahun 2017”. Saya berharap jawaban

yang diberikan dijaga kerahasiaanya

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya dan

tanpa paksaan dari pihak manapun.

Kendari, 2017Responden

( )

Page 92: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Lampiran 2Kuesioner Penelitian Hubungan Obesitas dan Stress dengan

Kejadian Dismenore pada Mahasiswi DIII Kebidanan Akbid Pelita IbuKendari

Tahun 2017Instruksi pengisian

1. Berdoalah sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini.2. Isilah data saudari sebelum menjawab pertanyaan.3. Pada soal pilihan, pilihlah salah satu jawaban yang paling

mendekati dan sesuai dengan kehidupan saudari kemudianjawaban saudari bisa diberi tanda cek (√)

4. Setelah selesai mohon lakukan pengecekan ulang, sehingga tidakada pertanyaan yang terlewati.

Data Responden1 No responden (diisi

oleh peneliti)2 Inisial nama3 NIM4 Umur (tahun)5 Daerah asal6 Tempat tinggal saat ini kos/kontrak rumah orang tua

rumah saudara ,lainnya…………………

7 Lama menstruasi …….. hari8 No. Handphone9 Tanggal pengisian

kuesioner

Antropometri (diisi oleh peneliti setelah pengukuran dilakukan)1 Berat badan ………kg2 Tinggi badan ………cm3 IMT

A. Nyeri HaidNo Pertanyaan Ya Tidak1 Apakah Anda mengalami nyeri haid yang

dirasakan paling tidak 6 bulan terakhir?2 Apakah saat haid Anda memiliki keluhan nyeri

pada perut bagian bawah?

Page 93: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

II. Petunjuk

Bacalah pertanyaan yang ada dengan baik sehingga benar-benar

dimengerti. Jika saudari memberi jawaban yang benar, beri lingkaran

(o) pada angka yang anda tunjuk.

III. Nyeri Menstruasi (Dismenorea)

Jika dalam bentuk skala, nyeri menstruasi yang paling sering anda

alami berada pada angka ………….

TidakSakitSedikitSakit

AgakMengganggu

MenggangguAktifitasSangat

MengganguTak

Tertahankan

TidakSakit

SedikitSakit

AgakMengganggu

MenggangguAktifitas

SangatMenggangu

TakTertahankan

Page 94: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

Lampiran 3 (Kuesioner DASS 42)

No Pertanyaan TidakPernah

Kadang-kadang Sering Selalu

1 Saya merasa bahwa diri sayamenjadi marah karena hal-halsepele

2 Saya cenderung bereaksiberlebihan terhadap suatusituasi

3 Saya merasa sulit untukbersantai

4 Saya menemukan diri sayamuda merasa kesal

5 Saya merasa telahmenghabiskan banyak energyuntuk merasa cemas

6 Saya menemukan diri sayamenjadi tidak sabar ketikamengalami penundaan(misalnya : kemacetan lalulintas, menunggu sesuatu)

7 Saya merasa bahwa sayamudah tersinggung

8 Saya merasa sulit untukberistirahat

9 Saya merasa bahwa sayasangat mudah marah

10 Saya merasa sulit untuktenang setelah sesuatumembuat saya kesal.

11 Saya sulit untuk sabar dalammenghadapi gangguanterhadap hal yang sedangsaya lakukan.

12 Saya sedang merasa gelisah.13 Saya merasa bahwa hidup

tidak berarti14 Saya menemukan diri saya

mudah gelisah

Page 95: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 96: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

MASTER TABELHUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN

DISMENORE PADA MAHASISWI D III KEBIDANANAKBID PELITA IBU KENDARI

TAHUN 2017

No NamaDismenore Obesitas Stress

KETYa Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Nn. A √ √ √2 Nn. V √ √ √3 Nn. C √ √ √4 Nn. Y √ √ √5 Nn. R √ √ √6 Nn. T √ √ √7 Nn. r √ √ √8 Nn. D √ √ √9 Nn. E √ √ √10 Nn. L √ √ √11 Nn. O √ √ √12 Nn. i √ √ √13 Nn. P √ √ √14 Nn. M √ √ √15 Nn. N √ √ √16 Nn. K √ √ √17 Nn. i √ √ √18 Nn. S √ √ √19 Nn. e √ √ √20 Nn. W √ √ √21 Nn. A √ √ √22 Nn. V √ √ √23 Nn. C √ √ √24 Nn. Y √ √ √25 Nn. R √ √ √26 Nn. T √ √ √27 Nn. r √ √ √28 Nn. D √ √ √29 Nn. E √ √ √30 Nn. L √ √ √31 Nn. O √ √ √32 Nn. i √ √ √33 Nn. P √ √ √

Page 97: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

34 Nn. M √ √ √35 Nn. N √ √ √36 Nn. K √ √ √37 Nn. i √ √ √38 Nn. S √ √ √39 Nn. e √ √ √40 Nn. W √ √ √41 Nn. A √ √ √42 Nn. V √ √ √43 Nn. C √ √ √44 Nn. Y √ √ √45 Nn. R √ √ √46 Nn. T √ √ √47 Nn. r √ √ √48 Nn. D √ √ √49 Nn. E √ √ √50 Nn. L √ √ √51 Nn. O √ √ √52 Nn. i √ √ √53 Nn. P √ √ √54 Nn. M √ √ √55 Nn. N √ √ √56 Nn. K √ √ √57 Nn. i √ √ √58 Nn. S √ √ √59 Nn. e √ √ √60 Nn. W √ √ √61 Nn. A √ √ √62 Nn. V √ √ √63 Nn. C √ √ √64 Nn. Y √ √ √65 Nn. R √ √ √66 Nn. T √ √ √67 Nn. r √ √ √68 Nn. D √ √ √69 Nn. E √ √ √70 Nn. L √ √ √71 Nn. O √ √ √72 Nn. i √ √ √73 Nn. P √ √ √74 Nn. M √ √ √

Page 98: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

CrosstabsCase Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dismenore * Obesitas 74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

Dismenore * Obesitas Crosstabulation

Obesitas

Totalobesitas tidak obesitas

Dismenore dismenore Count 43 22 65

Expected Count 39.5 25.5 65.0

% within Dismenore 66.2% 33.8% 100.0%

tidak dismenore Count 2 7 9

Expected Count 5.5 3.5 9.0

% within Dismenore 22.2% 77.8% 100.0%

Total Count 45 29 74

Expected Count 45.0 29.0 74.0

% within Dismenore 60.8% 39.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.402a 1 .011

Continuity Correctionb 4.691 1 .030

Likelihood Ratio 6.363 1 .012

Fisher's Exact Test .024 .016

Linear-by-Linear Association 6.316 1 .012

N of Valid Casesb 74

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,53.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .282 .011

N of Valid Cases 74

Page 99: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI

CrosstabsCase Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

dismenore * stress 74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

dismenore * stress Crosstabulation

stress

Totalstress tidak stress

dismenore dismenore Count 53 12 65

Expected Count 50.1 14.9 65.0

% within dismenore 81.5% 18.5% 100.0%

tidak dismenore Count 4 5 9

Expected Count 6.9 2.1 9.0

% within dismenore 44.4% 55.6% 100.0%

Total Count 57 17 74

Expected Count 57.0 17.0 74.0

% within dismenore 77.0% 23.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.147a 1 .013

Continuity Correctionb 4.230 1 .040

Likelihood Ratio 5.218 1 .022

Fisher's Exact Test .026 .026

Linear-by-Linear Association 6.064 1 .014

N of Valid Casesb 74

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .277 .013

N of Valid Cases 74

Page 100: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 101: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 102: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI
Page 103: HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/91/1/Untitled.compressed.pdf · HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI