PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan...

24
1 PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD N 01 SEMAYA DAN SD N 02 SEMAYA KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga oleh Didik Darwanto 292012017 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan...

Page 1: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

1

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU

DARI HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA

SISWA KELAS IV SD N 01 SEMAYA DAN SD N 02 SEMAYA

KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

oleh

Didik Darwanto

292012017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

2

Page 3: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

3

Page 4: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

4

Page 5: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

5

Page 6: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

6

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU

DARI HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA

SISWA KELAS IV SD N 01 SEMAYA DAN SD N 02 SEMAYA

KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Didik Darwanto

Slameto

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten

Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan efektivitas model pembelajaran

kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning dari hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang tahun pelajaran

2015/2016. Desain eksperimen ini adalah Quasi Experiment Design dengan strategi bentuk

desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian sebanyak 29 siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen model tes dengan soal

berbentuk obyektif tertulis berupa pilihan ganda. Berdasarkan hasil deskripsi data, dapat

diketahui bahwa rata-rata posttest pada kelas eksperimen 1 sebesar 87,50 dengan standar

deviasi 7,71146 dan kelas eksperimen 2 sebesar 81,69 dengan standar deviasi 4,88850. Data

yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistik parametris yakni uji-t dengan

menggunakan program SPSS for windows. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan metode Discovery Learning. Berdasarkan analisis uji t dengan Independent

Samples Test diketahui pada t-test for Equality of Means nilai signifikansi 0,026 < α = 0,05.

Artinya Terdapat perbedaan efektivitas pada hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD N 01

Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang. Diantara kelas eksperimen 1 dan

eksperimen 2, dengan kata lain kelas eksperimen 1 lebih baik daripada kelas eksperimen 2.

Kata kunci: Problem Based Learning, Discovery Learning, hasil belajar, Ilmu Pengetahuan

Alam

Page 7: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

7

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan, kurikulum sebagai rancangan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Tujuan yang diinginkan

yaitu berupa keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Dalam mencapai tujuan yang

diinginkan guru memerlukan model/metode pembelajaran dalam melakukan kegiatan proses

belajar mengajar. T. Raka Joni (Abimanyu Soli, 2010) mengartikan metode sebagai “cara

kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”. Dengan

demikian metode dapat diartikan sebagai cara melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Hakikat dari pembelajaran IPA adalah scientific inquiry, yaitu pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap

ilmiah. IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

(Sri Sulistyorini, 2007). Dengan demikian dalam proses pembelajaran IPA di SD siswa

dengan dibimbing oleh guru dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Menurut

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran IPA diharapkan peran serta siswa secara

aktif, yang akhirnya dapat mendorong siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dan

menerapkan apa yang didapatnya di sekolah dalam kehidupannya sehari-hari.

Pelajaran IPA identik dengan melakukan suatu percobaan atau praktik pada setiap

berlangsungnya proses pembelajaran. Padahal tidak semua materi di mata pelajaran IPA

dapat melakukan percobaan atau praktik tersebut. Dalam menyampaikan pelajaran

dibutuhkan model/metode yang tepat agar tersampainya materi pelajaran kepada siswa dan

mendapatkan hasil belajar yang baik. Namun terkadang guru masih saja ada yang hanya

menggunakan model/metode konvensional, seperti ceramah saja. Hal tersebut dapat

mempengaruhi suasana pembelajaran didalam kelas karena siswa hanya mendengar

penjelasan dari guru saja, misalnya siswa menjadi bosan lalu tidak memperhatikan, siswa asik

bermain sendiri. Kurang tepatnya pemilihan model/metode pembelajaran yang menarik minat

siswa membuat hasil belajar tidak maksimal, dan proses pembelajaran didalam kelas kurang

efektif.

Page 8: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

8

Kondisi tersebut juga ditemukan di SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten

Pemalang, pada proses pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda

langit guru juga masih mengandalkan metode ceramah. Hal tersebut menjadikan siswa bosan,

dan kurang antusias selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya hasil

belajar siswa pada materi tersebut menunjukkan tingkat penguasaan materi kurang, hal

tersebut dibuktikan bahwa nilai rata-rata siswa 65,2 dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 80.

Adapun dari 16 orang siswa 11 orang anak (79,16%) memperoleh nilai dibawah KKM yang

telah ditetapkan (75), sementara hanya 5 orang siswa (20,83%) saja yang dapat dikategorikan

masuk dalam kriteria tuntas belajar (Dokumentasi Guru IPA, 2016).

Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang variatif. Model pembelajaran

yang kali ini akan digunakan dalam pembelajaran IPA, yaitu model pembelajaran kooperatif

tipe Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning. Kedua model pembelajaran

tersebut membuat siswa menjadi berpikir lebih kritis dalam proses belajar. Berdasarkan latar

belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Efektivitas

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Learning Dan Discovery Learning

Ditinjau Dari Hasil Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD N 01

Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: “Apakah

terdapat perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning

(PBL) dan Discovery Learning dari hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD

N 02 Semaya Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2015/2016?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan efektivitas model pembelajaran

kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning dari hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang tahun pelajaran

2015/2016.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di dalam dunia

pendidikan. Berikut adalah manfaat yang peneliti harapkan, meliputi:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pendidik,

khususnya mengenai perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based

Learning (PBL) dan Discovery Learning dari hasil belajar IPA.

Page 9: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

9

2. Manfaat Praktis

1. Bagi guru

a. Membantu guru untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan

pada kelas IV dalam tahap meningkatkan keaktifan siswa.

b. Membantu guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran sehingga nilai siswa dapat

melebihi KKM.

2. Bagi siswa

a. Melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendepat mereka dengan baik yang

berhubungan dengan materi yang sedang disampaikan oleh guru.

b. Melatih siswa dalam fokus terhadap materi dan mampu mengaitkan pengetahuan yang

mereka dapat dikelas dan pengetahuan yang mereka punya.

c. Melatih siswa supaya lebih mandiri dalam mengungkapakn pendapat.

3. Bagi sekolah

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan

Discovery Learning dapat sebagai masukan menambah inovasi dalam proses

pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Efektivitas

Trianto (2010) mengatakan bahwa keefektifan pembelajaran merupakan hasil guna

yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Tim Pembina Mata

Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya dalam Trianto (2010), keefektifan

mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk

membantu para siswa agar biasa belajar dengan baik. Keefektifan lebih mengarah pada

besarnya prosentase penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran

dalam limit waktu tertentu. Dalam hal ini, efektivitas bertujuan pada hasil belajar siswa

dengan strategi yang berkolaborasi dengan model pembelajaran yang lain.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan

antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan

yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Efektivitas yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya dan SD Negeri 02 Semaya

tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan skor posttes setelah diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning.

Page 10: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

10

Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2012), hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh

individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku

baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Berdasarkan definisi hasil belajar tersebut, maka dapat dikemukakan,

bahwa hasil belajar merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

kebarhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, hasil

belajar adalah hasil yang diraih seseorang setelah melaksanakan kegitan belajar atau tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa yang diwujudkan melalui perubahan pada diri siswa

yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu, seperti halnya nilai tes.

Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari

bahasa Inggris „Science‟. Kata „Science’ sendiri berasal dari Social Sciences (Ilmu

Pengetahuan Sosial) dan Natural Science (Ilmu Pengetahuan Alam). Namun dalam

perkembangannya Science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) saja. Trianto (2010) mengatakan, bahwa IPA mempelajari alam semesta, benda-

benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat

diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu, perlu

pemahaman tentang definisi IPA terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah tentang

dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan

teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi, penerapannya serta menuntut sikap

ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,

terbuka, jujur, dan sebagainya.

Model Pembelajaran Tipe Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning (PBL) menurut Sanjaya

(2014), dapat diartikan sebagai rancangan aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Adapun pembelajaran berbasis

masalah menurut Oon Seng Tan (2003), merupakan penggunaan berbagai kecerdasan yang

diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk

menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Berdasarkan definisi

tersebut, secara singkat model pembelajaran problem based learning dapat didefinisikan

sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah

Page 11: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

11

dalam kehidupan nyata, siswa dirangsang untuk memepelajari masalah berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya untuk membentuk

pengetahuan dan pengalaman baru

Tabel 1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Tahap Aktivitas Guru

Tahap 1

Mengorientasikan peserta

didik terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik

yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat

dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau

ditentukan. Tahap 2

Mengorientasikan peserta

didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisai

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah

diorientasikan pada tahapan sebelumnya. Tahap 3

Membimbing observasi

secara individual maupun

kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi

yang sesuai dan melaksanakan observasi untuk mendapatkan data

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Tahap 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas untuk

memecahkan atau menyiapkan karya ilmiah yang memuat hasil

pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.

Tahap 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.

Keunggulan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Sanjaya (2007) mengemukakan keunggulan model pembelajaran problem based

learning (PBL), yaitu:

a. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan

pengetahuan baru bagi siswa.

b. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.

c. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia

nyata.

d. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab

dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa

untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

f. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka

miliki dalam dunia nyata.

g. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada

pendidikan formal telah berakhir.

Page 12: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

12

h. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan

masalah dunia nyata.

Kelemahan model pembelajaran ini menurut Sanjaya (2014) adalah:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah

yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba;

b. Keberhasilan problem based learning (PBL) membutuhkan cukup waktu untuk

mempersiapkan; dan

c. Tanpa pemahaman mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,

maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Discovery Learning

Definisi model pembelajaran discovery learning menurut Komalasari (2010) adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia

jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suryobroto (2002), metode discovery diartikan

sebagai metode dimana dalam proses belajar siswa diperkenankan menemukan sendiri

informasinya. Pendekatan mengajar dengan menemukan sendiri, maka hasil yang diperoleh

akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan anak, maka keaktifan siswa

sangat penting.

Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Discovery Learning

Kementerian pendidikan dan kebudayaan (2013) mengemukakan, terdapat enam

prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar untuk mengaplikasikan discovery

learning, yaitu:

a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan

kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam

mengeksplorasi bahan.

Page 13: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

13

b. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan

dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004), sedangkan menurut

permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau

hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang

diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis

permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa

agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis (Syah, 2004). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau

membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk

mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati

objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja

siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

d. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi

yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu

ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya

diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu

serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002). Data processing disebut

juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep

dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru

tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan

hasil data processing (Syah, 2004).

Page 14: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

14

f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang

dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,

dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244).

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe discovery learning menurut Roestiyah

(2012), yaitu:

a. Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa.

b. Membantu siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual

sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

c. Membangkitkan kegairahan belajar siswa.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuannya masing-masing.

e. Mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar

lebih giat.

f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah

g. kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

h. Membuat pembelajaran berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman

belajar saja, membantu bila diperlukan.

Roestiyah (2012) juga menjelaskan bahwa terdapat pula kelemahan yang perlu

diperhatikan dari discovery learning, yakni;

a. Siswa harus ada kesiapan mental untuk cara belajar ini.

b. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional

mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

d. Kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berfikir kreatif.

Penelitian Yang Relevan

Penelitian Puspita Indah Rahayu (2015) dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar

Siswa Antara Pembelajaran Menggunakan PBL dan Discovery Learning”, menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menerapkan PBL

dan kelas kontrol yang menerapkan discovery learning. Kemudian penelitian Siti Fatimah

(2015) dengan judul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Discovery Learning (DL) dan

Problem Based Learning (PBL) Berbasis Assessment for Learning (AfL) Terhadap Prestasi

Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Motivasi Siswa“, menunjukkan, bahwa terdapat

Page 15: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

15

perbedaan pengaruh model pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning

terhadap prestasi belajar matematika.

Penelitian Lenti Agustin (2015) dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika

Antara Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dan Problem Based Learning Pada

Siswa Kelas XI IIS SMAN 1 Boyolangu”, menunjukkan, bahwa: 1) Tidak ada pebedaan hasil

belajar matematika pada aspek keterampilan, 2) Ada perbedaan hasil belajar matematika pada

aspek pengetahuan, 3) Tidak ada pebedaan hasil belajar matematika pada aspek sikap antara

pendekatan saintifik model Discovery Learning dan Problem Based Learning pada siswa

kelas XI IIS SMAN 1 Boyolangu.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Terdapat perbedaan

efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dan

Discovery Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02

Semaya Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Jenis dari penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Penelitian semu ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Bagannya

adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Nonequivalent Control Group Design

Terdapat empat kelompok data dalam desain penelitian ini yaitu data pretest kelas

eksperimen 1 (O1) dan kelas eksperimen 2 (O3), data posttest kelas eksperimen 1(O2) dan

kelas eksperimen 2 (O4).

Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Problem

Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam

pada siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang. Yang di

maksud prestasi belajar di sini hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap keberhasilan

rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

O1 X O2

O3 O4

Page 16: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

16

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualias dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang yang

terdiri dari dua kelas.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel pelitian, baik kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2 tidak dipilih secara random tetapi mengunakan kelas yang sudah

tersedia yaitu kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah butir-butir soal tes

hasil prestasi belajar IPA dan instrumen tes dengan soal berbentuk obyektif tertulis berupa

pilihan ganda.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data terdiri atas Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis. Uji Prasyarat terdiri

atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau

tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kesetaraan subjek yang akan diteliti.

Setelah dilakukan uji prasyarat kemudian dilakukan uji t-test, yaitu untuk mengetahui

terdapat atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kelas eksperimen 1

dengan menggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe problem based learning dan kelas

eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe discovery learning.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten

Pemalang Kelas IV pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terdiri dari kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2. Kedua kelas kelompok telah diuji kesamaan varian dan

menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal

dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

sebelum diberi perlakuan keduanya memiliki kemampuan awal yang sama.

Tabel 2 Pelaksanaan Penelitian

Tanggal

Kelas Pretest

Kegiatan

Pembelajaran Postest

Eksperimen 1 25/04/2016 27/04/2016 09/05/2016

Eksperimen 2 25/04/2016 28/04/2016 10/05/2016

Page 17: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

17

Deskriptif Data Variabel Penelitian

Distribusi frekuensi skor pretes kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen 2

Skor Frekuensi Persentase

64,00 2 15,4

72,00 1 7,7

76,00 3 23,1

80,00 4 30,8

84,00 3 23,1

Total 13 100

Data pada tabel 3 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS 21 for

windows versión, hasil pretest menunjukkan bahwa skor tertinggi 84, skor terendah 64, dan

skor rata-rata 76,92.

Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen 1 dapat dilihat pada tabel 4 sebagai

berikut.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen 1

Skor Frekuensi Persentase

68,00 1 6,3

72,00 2 12,5

76,00 3 18,8

80,00 4 25,0

84,00 3 18,8

88,00 3 18,8

Total 16 100

Data pada tabel 4 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS. Hasil

pretes menunjukkan bahwa skor tertinggi 88, skor terendah 68, dan skor rata-rata 79,75.

Distribusi frekuensi skor postest kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai

berikut.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skor Postest Kelas Eksperimen 2

Data pada tabel 5 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS. Hasil

postest menunjukan bahwa skor tertinggi 86 sebanyak satu siswa dan terendah 72 sebanyak

satu siswa, dan skor rata-rata 81,69.

Skor Frekuensi Persentase

72,00 1 7,7

76,00 2 15,4

80,00 3 23,1

84,00 4 30,8

86,00 1 7,7

Total 13 100

Page 18: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

18

Distribusi frekuensi skor postes kelompok eksperimen 1 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai

berikut.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Skor Postest Kelas Eksperimen 1

Skor Frekuensi Persentase

76,00 3 18,8

80,00 1 6,3

84,00 2 12,5

88,00 3 18,8

92,00 5 31,3

100,00 2 12,5

Total 16 100

Data pada tabel 6 diperoleh melalui statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS. Hasil

postest menunjukan bahwa skor tertinggi 100 sebanyak dua siswa dan terendah 76 sebanyak

tiga siswa, dan skor rata-rata 87,50. Semua siswa yang sudah memenuhi KKM.

Berdasarkan hasil deskripsi data, dapat diketahui bahwa rata-rata setelah perlakuan

pada kelas eksperimen 2 yaitu 81,69 dan kelas eksperimen 1 yaitu 87,50. Jadi rata-rata hasil

belajar diantara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 berbeda setelah memperoleh perlakuan

sehingga dapat disimpulkan memiliki rata-rata yang berbeda. Dari data hasil postest tidak

terdapat perbedaan yang cukup berarti, keduanya hanya memiliki selisih 5,81 berarti terdapat

perbedaan yang signifikan, dengan tingkat ketuntasan Ilmu Pengetahuan Alam adalah 75.

Terlihat dikelas eksperimen 2 terdapat lima siswa yang belum tuntas, sedangkan dikelas

eksperimen 1 terdapat semua siswa yang sudah tuntas. Untuk standar deviasi nilai postest

pada kelas eksperimen 2 sebesar 4,889 dan kelas eksperimen 1 sebesar 7,711. Jadi keduanya

memiliki perbedaan yang cukup berarti. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar antara kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen 1 dalam menyampaikan pokok

bahasan Perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada SD N 01 Semaya dan SD N 02

Semaya Kabupaten Pemalang Kelas IV.

Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov signifikansi 0,200

untuk kelompok eksperimen pre tes dengan nilai di atas α = 0,05. maka data berdistribusi

normal seperti pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 1

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre Tes Eksperimen 1 ,141 16 ,200* ,940 16 ,347

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 19: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

19

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 berdistribusi normal.

Uji Normalitas Kelas Eksperimen 2

Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov signifikansi 0,103

untuk kelas eksperimen 2 pre tes dengan nilai di atas α = 0,05. maka data berdistribusi normal

seperti pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 2

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PreTes Eksperimen 2 ,215 13 ,103 ,850 13 ,028

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen 2 berdistribusi normal.

Uji Homogenitas

Tabel 9 Uji Homogenitas Pretest

Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Test of Homogeneity of Variances

Pre Tes

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,692 4 8 ,060

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi 0,060 > α = 0,05 yang artinya bahwa dari

kedua kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki data varians yang sama dengan

kata lain homogen.

Uji Normalitas Kelas Eksperimen 1

Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov signifikansi 0,200

untuk kelas eksperimen 1 post tes dengan nilai di atas α = 0,05. maka data berdistribusi

normal seperti pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 1

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Post Tes Eksperimen 1 ,158 16 ,200* ,917 16 ,148

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 berdistribusi normal.

Page 20: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

20

Uji Normalitas Kelas Eksperimen 2

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov signifikansi 0,085 untuk

kelas eksperimen 2 posttes dengan nilai di atas α = 0,05. maka data berdistribusi normal

seperti pada Tabel 11 berikut:

Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 2

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PostTes Eksperimen 2 ,220 13 ,085 ,928 13 ,321

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen 2 berdistribusi normal.

Uji Homogenitas

Untuk mengetahui data memiliki varians yang sama atau tidak maka dapat dilihat pada

tabel 12 berikut:

Tabel 12 Uji Homogenitas Posttest

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,492 4 7 ,072

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi 0,072 > α = 0,05 yang artinya bahwa dari

kedua kelompok eksperimen dan kontrol memiliki data varians yang sama dengan kata lain

homogen.

Uji Perbedaan Rata-rata

Pada kelas eksperimen 1 nilai rata-rata 87,50 sedangkan kelas eksperimen 2 nilai rata-

rata 81,69. Dalam hal ini kelas eksperimen 1 lebih baik dari pada kelas eksperimen 2.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut:

Tabel 13 Deskripsi Statistik Uji Perbedaan Rata-rata

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Belajar Post Tes Eksperimen 2 13 81,6923 4,88850 1,35583

Post Test Eksperimen 1 16 87,5000 7,71146 1,92787

Adapun untuk mengetahui perbedaan tersebut apakah hasilnya siginifikan atau tidak

maka dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:

Page 21: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

21

Tabel 14 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Hasil

Belajar

Equal

variances

assumed

2,323 ,139 -2,354 27 ,026 -5,80769 2,46717 -10,86992 -,74547

Equal

variances not

assumed

-2,464 25,661 ,021 -5,80769 2,35689 -10,65547 -,95992

Dari tabel di atas terlihat bahwa dengan α = 5%

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa uji t dengan Independent

Samples Test diketahui pada t-test for Equality of Means nilai signifikansi 0,026 < α = 0,05.

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar diantara kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2, dengan kata lain kelas eksperimen 1 lebih baik dengan kelas eksperimen

2.

Uji Hipotesis

Pada penelitian hasil belajar diketahui bahwa pada kelas eksperimen 2 jumlah siswa yang

tuntas sebanyak 13 siswa dan pada kelas eksperimen 1 sebanyak 16 siswa. Untuk

memperkutanya peneliti menggunakan rumus Independent Samples Test. Didapat rata-rata

hasil kelas eksperimen 2 adalah 81,69 dengan standar deviasi 4,889. Sedangkan rata-rata

kelas eksperimen 1 adalah 87,50 dengan standar deviasi 7,711. Berdasarkan perhitungan yang

diperoleh, nilai signifikansi 0,026 dengan α = 5%. Karena nilai signifikansi 0,026 < α = 0,05.,

maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak, dan ada Perbedaan

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Learning Dan Discovery

Learning Ditinjau Dari Hasil Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV

SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Pembahasan

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan Perubahan

Kenampakan Bumi dan Benda Langit digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk

melihat apakah dapat berpengaruh dalam hasil belajar pelajaran IPA siswa kelas IV SD N

01 Semaya Kabupaten Pemalang. Hasil belajar adalah hasil evaluasi yang dilakukan oleh

guru terhadap keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yang diraih

seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari 2 indikator

hasil belajar yakni: Mengidentifikasi perubahan daratan, yang disebabkan oleh air, dan udara,

Page 22: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

22

misalnya: perubahan akibat pasang-surut air laut, badai, erosi, dan kebakaran. Menjelaskan

pengaruh air laut pasang dan surut bagi nelayan dan dermaga yang dangkal, pengaruh erosi

kebakaran hutan bagi mahluk hidup dan lingkungannya.

Dalam pelaksanaan penelitian, pokok bahasan yang disampaikan pada kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sama yaitu perubahan kenampakan bumi dan benda

langit. Jadi perlakuan yang berbeda hanya terletak pada model pembelajaran yang

digunakan. Setelah itu pada kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas

eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning

(PBL) sedangkan untuk kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Discovery Learning. Berdasarkan uji hipotesis penelitian diperoleh adanya perbedaan

pengaruh signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning

(PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning

dengan T test diperoleh nilai p-value 0,026 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based

Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning. Hal ini terbukti

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

menggukanan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dapat

diterima, artinya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas IV siswa model

pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based

Learning (PBL) dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery

Learning terhadap hasil prestasi belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada

siswa Kelas IV SD N 01 Semaya dan SD N 02 Semaya Kabupaten Pemalang. Terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe Problem

Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning dengan

uji Independent T test diperoleh nilai p-value 0,026 < α (0,05).

Page 23: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

23

Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar kelas eksperimen 1 lebih tinggi daripada kelas

eksperimen 2 yaitu rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1 sebesar 87,50 dan rata-rata kelas

eksperimen 2 sebesar 81,69. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) lebih efektif dibandingkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasilnya yang membuktikan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD maka peneliti memberikan saran

kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi guru

Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Problem Based Learning (PBL). Tujuannya supaya siswa dapat belajar dengan

menggunakan media yang sesuai dengan materi secara langsung meskipun hanya berupa

gambar baik gambar dari internet maupun koran. Melatih siswa untuk berfikir kritis

sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Lebih bisa mempersiapkan segala

sesuatu yang dibutuhkan secara maksimal dan lebih bisa mengontrol serta membimbing

siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar

yang maksimal.

2. Bagi siswa

Siswa diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan

diterapkannya macam-macam model dan metode pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembelajaran yang

lebih bermakna dalam pelaksanaan pembelajaran dengan mengembangkan berbagai

model–model pembelajaran yang inovatif dan model pembelajaran kooperatif tipe

problem based learning serta model pembelajaran kooperatif tipe discovery learning

lebih dikembangkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjenpermendiknas.

Agustin, Lenti, 2015. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Pendekatan Saintifik

Model Discovery Learning dan Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XI IIS

SMAN 1 Boyolangu. Fakultas Tarbiayah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN), Tulungagung.

Page 24: PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789... · perbedaan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe problem based learning dan discovery

24

Fatimah, Siti, 2015. Eksperimentasi Model Pembelajaran Discovery Learning (DL) dan

Problem Based Learning (PBL) Berbasis Assesment For Learning (AFL) Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Tingkat Motivasi Siswa. Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Model Pembelajaran Discovery Learning

(Model Pembelajaran Penemuan) diakses tanggal 18 Maret 2016 dari

file:///C:/Documents%20and%20Settings/Owner/My%20Documents/Downloads/MOD

EL_PEMBELAJARAN_PENEMUAN.pdf

Rahayu, Puspita Indah, 2015. Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan PBL dan Discovery

Learning. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar

Lampung. Diakses tanggal 18 Maret 2016 dari

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/viewFile/9953/6704

Sulistyorini, Sri. 2007. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. UMS.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto, 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana.