PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

57
PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% DAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle Linn) TERHADAP BAKTERI MIX SALURAN AKAR GIGI NEKROSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : DEWI SARTIKA ARIF J111 10 290 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Page 1: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN

IRIGASI Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% DAN EKSTRAK

DAUN SIRIH (Piper Betle Linn) TERHADAP BAKTERI MIX

SALURAN AKAR GIGI NEKROSIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

DEWI SARTIKA ARIF

J111 10 290

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Skripsi dengan judul “PSodium HypochloriteBetle Linn) terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosisdiperiksa dan disahkan pada tanggal, 13 Agustus 2013.

Drg. Aries Chandra Trilaksana, Sp.KG

Penanggung jawab Program pendidikan Strata Satu

HALAMAN PENGESAHAN

Perbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dan ekstrak daun sirih

) terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosisdiperiksa dan disahkan pada tanggal, 13 Agustus 2013.

Pembimbing,

Drg. Aries Chandra Trilaksana, Sp.KG

Nip. 19760327 200212 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Penanggung jawab Program pendidikan Strata Satu

Universitas Hasanuddin

Prof.drg.H.Mansjur Nasir, Ph.D

Nip. 19540625 198403 1 001

erbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi dan ekstrak daun sirih (Piper

) terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis” telah

Page 3: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan beribu tahmid, takbir dan rasa syukur

kepada Sang Maha Pengasih dan Pemilik Kesempurnaan atas segala limpahan nikmat

dan karunia iman, nikmat kesehatan, dan ilmunya sehingga penulis dapat

merampungkan skripsi berjudul “Perbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi

antara Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper

Betle Linn) terhadap bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis” dimana

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kedokteran

Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan salawat yang senantiasa

tercurahkan kepada teladan kebaikan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau,

para sahabat, dan para pengikut beliau sampai akhir zaman.

Terima kasih tak terhingga penulis hanturkan kepada ayahanda Arifin

Sallomo, A.Md dan ibunda Hj. Hasnah Arifin yang telah mengasuh, mendidik dengan

penuh kasih sayang, dan selalu memberi do’a restu yang akan selalu mengiringi

penulis, serta senantiasa memberikan yang terbaik sehingga penulis dapat

Page 4: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

memperoleh pendidikan yang layak hingga saat ini. Semoga Allah mencintai dan

memberikan balasan surge kepada keduanya. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Penyelesaian tugas akhir ini tidak luput

dari bantuan beberapa pihak yang dengan kerendahan hati dan senantiasa

memberikan sumbangsih berupa tenaga, dukungan moril serta ilmunya. Melalui

kesempatan ini, penulis menghanturkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin,

2. Dosen pembimbing drg.Aries Chandra Trilaksana, Sp.KG, yang telah

meluangkan waktunya dengan senang hati untuk mengarahkan, membimbing,

serta memberikan saran dan petunjuk kepada penulis hingga tugas akhir ini

selesai. Penulis meminta maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini penulis

sempat membuat kesal atau marah. Terima kasih atas segala bantuan yang hanya

mampu penulis balas dengan ucapan teruma kasih yang setinggi – setingginya.

3. Dosen penasehat akademik, drg.Angel Thomas Koyama yang telah memberikan

arahan kepada penulis.

4. Seluruh dosen beserta staf pada fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

atas ilmu pengetahuan dan pelayanannya selama penulis menjalani pendidikan.

5. Untuk kakak dan adik – adikku : drg. Nurhasrianti, Sri Mariati, S.KG, Ahmad

Arif, Alif Aviary Rahmat, atas pengertian, perhatian, dan kasih sayangnya selama

ini.

Page 5: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

6. Terima kasih untuk keluarga besar di Palopo.

7. Terima kasih untuk Muh.Ikbal Amahoru untuk semua inspirasi, motivasi,

bantuan, serta suka duka selama penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Untuk sahabat – sahabatku tercinta : Ratna Juwita, Rahma Kartini R, Ditha Tri,

Nurhaerani Fahri atas semua jalinan kebersamaan selama menjalani perkuliahan

di FKG

9. Untuk teman – teman ATRISI 2010 terima kasih atas semua bantuan dan motivasi

dari kalian.

10. Untuk Pak Markus dan Kak Alfred, terima kasih banyak untuk waktu, tenaga, dan

kesabarannya dalam membantu kegiatan penelitian di laboratorium.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf yang

sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih

moril maupun materil penulis tetapi tidak sempat penulis sebutkan namanya

diatas.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan maupun

kelebihannya, maka dari itu penulis berharap adanya analisis yang lebih

mendalam lagi sehingga dapat terjadi perubahan ide, saran, maupun kritikan

konstruktif agar penulisan – penulisan berikutnya yang berhubungan dengan

skripsi ini dapat terbangun ideal dan bermanfaat maksimal.

Makassar, Juni 2013

Penulis

Page 6: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

ABSTRAK

Daun sirih merupakan tanaman obat herbal Indonesia. Kandungan utamanya

yang sangat penting adalah minyak atsiri yang mengandung senyawa fenol dan

derivatnya yang memilki efek antibakteri . Sodium Hypochlorite (NaOCl) merupakan

larutan irigasi yang umum digunakan, dapat mengangkat debris pada saat preparasi

saluran akar dan memiliki efek anti bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

membandingkan efek anti bakteri dari kedua larutan ini yaitu Sodium hypochlorite

(NaOCl) 0,5% dan ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis

secara invitro. Metode uji efek anti bakteri ini menggunakan metode difusi untuk

membandingkan zona hambat kedua larutan. Analisa statistik menggunakan Uji

ANOVA dan Uji t tidak berpasangan (Independent t-test). Penelitian ini

menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih memiliki efek anti bakteri yang lebih baik

dibanding larutan Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5%

Kata kunci : Daun sirih, Sodium Hypochlorite (NaOCl), efek antibakteri

ABSTRACT

Piper betle folium was indonesia’s traditional medicinal herb. The most

important element in its volatile oil which has phenol and its derivate with has

antibacterial effect. Sodium Hypochlorite (NaOCl) is irrigation solution was

commonly used, can lift up debris from root canal preparation and has antibacterial

effect. The purpose of this study was to compare the antibacterial effect of two

solutions namely Sodium hypochlorite (NaOCl) 0,5% and piper betle folium extract

to bacterial mix invitro. Testing method of antibacterial effect is diffusion method to

compare barrier zone between two solution. The statistically analyzed using ANOVA

test and Independent t-test. This study showed that piper betle folium extract had

greater antibacterial effect than Sodium hypochlorite (NaOCl) 0,5%.

Key word: piper betle folium, Sodium hypochlorite (NaOCl), antibacterial effect

Page 7: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

I.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4

I.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 5

I.4 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 5

I.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

I.5.1 Manfaat Umum .................................................................................... 5

I.5.2 Manfaat Khusus ................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

II.1 Sodium Hypochlorite (NaOCl)..................................................................... 6

II.1.1 Mekanisme aksi Sodium Hypochlorite (NaOCl) ................................ 7

II.1.2 Konsentrasi Sodium Hypochlorite (NaOCl) ....................................... 9

II.1.3 Aktivitas antibakteri Sodium hypochlorite (NaOCl) ........................... 9

II.1.4 Aktivitas antifungi Sodium hypochlorite (NaOCl) ............................. 10

Page 8: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II.1.5 Efek Sodium hypochlorite (NaOCl) .................................................... 11

II.1.6 Komplikasi Sodium hypochlorite (NaOCl) ........................................ 12

II.2 Daun Sirih (Piper betle linn) .............................................................................. 12

II.2.1 Klasifikasi Ilmiah ............................................................................... 13

II.2.2 Kandungan Daun Sirih ........................................................................ 14

II.2.3 Manfaat Daun Sirih ............................................................................ 16

II.3 Bakterial Mix saluran akar gigi nekrose ............................................................. 16

II.4 Kerangka Teori ............................................................................................. 19

II.5 Kerangka Konsep ......................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................ 21

III.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 21

III.2 Rancangan Penelitian ................................................................................. 21

III.3 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 21

III.4 Waktu Penelitian ......................................................................................... 21

III.5 Variabel Penelitian ...................................................................................... 21

III.6 Definisi Operasional ................................................................................... 22

III.7 Kriteria Penelitian ....................................................................................... 23

III.8 Alat & Bahan Penelitian ............................................................................. 23

III.9 Prosedur Kerja ............................................................................................ 24

III.10 Analisis Data ............................................................................................. 29

III.11 Alur Penelitian ......................................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 31

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................... 36

Page 9: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 42

VI.I Kesimpulan ................................................................................................. 42

VI.II Saran .......................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. xii

LAMPIRAN ........................................................................................................... xvi

Page 10: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1:Skema reaksi saponifikasi ................................................................. 7

Gambar 2: Skema reaksi netralisasi..................................................................... 8

Gambar 3: Skema reaksi kloraminisasi ............................................................... 8

Gambar 4: Bacterial biofilm saluran akar .......................................................... 10

Gambar 5: Daun Sirih/Piper betle linn ................................................................ 13

Gambar 6: Contoh intracanal biofilm ................................................................. 18

Gambar 7: Tabel prevalensi bakteri saluran akar ............................................... 18

Gambar 8: Skema kerangka teori ........................................................................ 19

Gambar 9: Skema kerangka konsep .................................................................... 20

Gambar 10: Skema alur penelitian ..................................................................... 29

Gambar 11: Ekstrak daun sirih ........................................................................... 30

Gambar 12: KHM ekstrak daun sirih .................................................................. 31

Gambar 13: Zona hambat ekstrak daun sirih dan NaOCl 0,5% .......................... 32

Page 11: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil uji KHM ekstrak daun sirih ......................................................... 31

Tabel 2. Diameter zona hambat ekstrak daun sirih .............................................. 32

Tabel 3. Uji statistik perbedaan zona hambat antara konsentrasi ekstrak ............ 33

Tabel 4. Uji statistik perbedaan zona hambat antara replikasi ............................ 33

Tabel 5. Uji statistik perbedaan zona hambat ekstrak daun sirih & NaOCl ........ 34

Page 12: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut

diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan

periapikal. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang

sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya. Perawatan

endodontik terdiri dari perawatan pulpektomi, pulpotomi, perawatan saluran akar

konservatif dan perawatan endodontik bedah.1

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak dilakukan dalam

kasus perawatan endodontik. Tahap penting dalam perawatan saluran akar gigi yang

terinfeksi adalah preparasi, sterilisasi dan pengisian. Preparasi saluran akar gigi akan

menunjang proses sterilisasi dan menghasilkan pengisian yang baik sehingga

didapatkan hasil yang maksimal. Prinsip utama pembersihan saluran akar yaitu alat

harus mencapai seluruh dinding saluran akar dan melepaskan debris yang kemudian

dikeluarkan dari saluran akar oleh larutan irigasi.1 Pada tahap preparasi diperlukan

bahan irigasi saluran akar yang bertujuan untuk menghilangkan jaringan nekrotik,

tumpukan serpihan dentin dan membasahi saluran akar gigi sehingga mempermudah

dalam pelaksanaan preparasi serta pengurangan jumlah mikroorganisme di dalam

saluran akar kemudian sisa bakteri dimatikan dengan medikamen intrakanal.2

Page 13: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Pembersihan saluran akar secara menyeluruh merupakan hal yang penting

karena bila masih ada sisa jaringan yang tertinggal (debris), maka ada kemungkinan

menjadi tempat bagi tumbuhnya bakteri dan dapat menyebabkan peradangan

periapikal. Debris yang tertinggal dapat pula mengurangi adaptasi bahan pengisi

dengan dinding saluran akar. Kurang baiknya adaptasi bahan pengisi dapat

menyebabkan kurangnya kerapatan obturasi sehingga dapat memperbesar

kemungkinan kegagalan perawatan.1

Larutan irigasi saluran akar sebaiknya bersifat antiseptik yaitu dapat merusak,

dapat menghambat reproduksi atau metabolisme mikroba dan sekaligus menstrerilkan

saluran akar. Adapun syarat bahan antiseptik saluran akar adalah mampu membunuh

mikroorganisme, mempunyai efektifitas yang cepat, mampu mengadakan penetrasi

yang dalam, tetap efektif dengan adanya bahan organik, tidak merubah warna gigi,

secara kimia bersifat stabil, tidak berbau dan tidak berasa, ekonomis.2

Pada gigi nekrosis ditemukan beberapa spesies bakteri di antaranya

Streptococcus, Micrococcus, dan sejumlah bakteri anaerob pada infeksi saluran akar

maupun penyakit periradikular. Bakteri anaerob meliputi 90% dari bakteri penyebab

infeksi saluran akar. Berdasarkan temuan tersebut, ternyata penyebab infeksi saluran

akar tidak hanya satu macam bakteri tetapi berbagai macam bakteri (bacterial mix)

yang terlibat termasuk organisme anaerob seperti Porphyromonas, Bacterioides

Gingivalis, Phorphyromonas Bacterioides Endodontalis, dan Prevotella Bacterioides

Buccae yang dinamakan Bacterioides Spesies. 2

Page 14: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Tidak mudah mencapai bakteri yang terdapat pada saluran akar, oleh karena

itu bakteri dihilangkan dengan prosedur mekanis serta dengan bantuan bahan kimia.

Banyak larutan irigasi yang direkomendasikan untuk digunakan dalam perawatan

saluran akar.3 Bahan yang dapat digunakan untuk irigasi antara lain Hidrogen

peroksidase (H2O2) 3%, Sodium Hypochlorite (NaOCl) 5,25%, EDTA 15%,

Chlorhexidine,Akuades.2.

Sodium Hypochlorite (NaOCl) telah secara luas digunakan sebagai larutan

irigasi sejak diperkenalkan pertama kali oleh Walker pada tahun 1936.3 Larutan ini

dikenal juga sebagai pemutih pakaian. Konsentrasi larutan Sodium Hypochlorite

(NaOCl) yang digunakan dalam perawatan saluran akar beragam dari 0,5 – 5,25 %.4

Larutan irigasi ini yang paling sering digunakan dalam praktek dokter gigi,

Larutan irigasi yang ideal seyogyanya memiliki efek antibakteri dengan

spektrum luas, tidak toksik. Akan tetapi belum ada senyawa larutan irigasi yang

dapat memenuhi kriteria ideal tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

terhadap bahan ekstrak alami yang efektif sebagai larutan irigasi.5

Bahan ekstrak alami yang dapat digunakan sebagai larutan irigasi yaitu

ekstrak daun sirih (Piper betle linn). Di Indonesia terdapat banyak tanaman sirih yang

khasiat daunnya telah banyak digunakan. Efek astringent bahan ini, telah diketahui

Page 15: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

sebagai obat kumur, tidak menimbulkan iritasi selaput lendir rongga mulut. Pada

konsentrasi 20% bekerja lebih baik terhadap Streptococcus Viridans.2

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menguji dan

membandingkan efek anti bakteri larutan irigasi antara Sodium Hypochlorite (NaOCl)

0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper betle linn) terhadap bakteri mix pada saluran

akar gigi nekrosis.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimana perbedaan efektivitas antibakteri larutan

irigasi antara Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak daun sirih

(Piper Betle Linn) terhadap bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis?

I.3 TUJUAN PENELITIAN

I.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat perbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi antara

Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper Betle

Linn) terhadap bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis.

Page 16: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

I.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak daun sirih (Piper

Betle Linn) terhadap bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis.

b. Mengetahui berapa diameter daerah inhibisi Sodium Hypochlorite (NaOCl)

0,5% dan ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap bakteri mix pada

saluran akar gigi nekrosis.

I.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Ada perbedaan tingkat efektivitas antibakteri Sodium Hypochlorite (NaOCl)

0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap bakteri mix pada

saluran akar gigi nekrosis.

I.5 MANFAAT PENELITIAN

I.5.1Manfaat Umum

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai studi

awal tentang bahan larutan irigasi alternatif yang dapat digunakan pada perawatan

saluran akar.

I.5.2 Manfaat Khusus.

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penggunaan ekstrak daun

sirih yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif larutan irigasi saluran akar.

Page 17: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Sodium Hypochlorite (NaOCl)

Irigasi saluran akar merupakan tahapan penting dalam menunjang keberhasilan

perawatan saluran akar, hal ini merupakan salah satu dari prinsip perawatan

endodontik yaitu triad endodontic treatment. 5 Pada saat instrumentasi dan

pembersihan saluran akar dibutuhkan larutan irigasi untuk membersihkan dan

mengangkat jaringan pulpa nekrotik dan debris dentin dari saluran akar.4 Larutan

irigasi diharapkan memiliki sifat:

1. Spektrum antimikroba yang luas

2. Mampu melarutkan sisa – sisa jaringan pulpa nekrotik

3. Mampu menon-aktifkan endotoksin

4. Harus bersifat non-toksik terhadap jaringan

5. Berpotensi kecil menyebabkan reaksi anafilaktik.6

Larutan irigasi yang telah banyak digunakan adalah Sodium hypochlorite

(NaOCl). Sodium hypochlorite merupakan bahan pemutih rumah tangga misalnya

Clorox atau purex.7

Page 18: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Sodium hypochlorite

kuat, dapat membunuh bakteri dengan sangat cepat walaupun dalam konsentrasi

yang rendah. Penelitian terhadap

Porphyromonas gingivalis,

intermedia menunjukkan kerentanan terhadap NaOCl.

Sodium hypochlorite

mendidihkan gas chlorine

Sodium Hypochlorite (NaOCl), garam (NaCl),dan air (H

II.1.1 Mekanisme aksi

Tindakan NaOCl sebagai bahan pelarut organik dan lemak, me

asam lemak menjadi garam asam lemak / sabun (

(alkohol) yang akan mengurangi tegangan permukaan yang akan memudahkan

pelepasan debris dari dinding saluran akar.

Sumber: Review on common root canal irrigants

pochlorite (NaOCl) dikenal dengan aktivitas antibakteri yang

kuat, dapat membunuh bakteri dengan sangat cepat walaupun dalam konsentrasi

yang rendah. Penelitian terhadap bakteri anaerob gram negatif seperti

Porphyromonas gingivalis, Porphyromonas endodontalis dan P

menunjukkan kerentanan terhadap NaOCl. 8

Sodium hypochlorite (NaOCl) secara tradisional di produksi dengan

chlorine dan larutan sodium hydroxide (NaOH), menghasilkan

(NaOCl), garam (NaCl),dan air (H2O).9

Cl2 + 2NaOH NaOCl + NaCl+H2O

Mekanisme aksi Sodium Hypochlorite (NaOCl):

Tindakan NaOCl sebagai bahan pelarut organik dan lemak, me

asam lemak menjadi garam asam lemak / sabun (fatty acid salts)

(alkohol) yang akan mengurangi tegangan permukaan yang akan memudahkan

pelepasan debris dari dinding saluran akar.6

Gambar 1: Skema reaksi saponifikasi.

Review on common root canal irrigants (Journal of dental science

(NaOCl) dikenal dengan aktivitas antibakteri yang

kuat, dapat membunuh bakteri dengan sangat cepat walaupun dalam konsentrasi

negatif seperti

talis dan Prevotella

(NaOCl) secara tradisional di produksi dengan

(NaOH), menghasilkan

Tindakan NaOCl sebagai bahan pelarut organik dan lemak, mengubah

fatty acid salts) dan gliserol

(alkohol) yang akan mengurangi tegangan permukaan yang akan memudahkan

Journal of dental science)

Page 19: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

NaOCl menetralkan asam amino membentuk air dan garam dengan

mengeluarkan ion hidroksil, sehingga terjadi penurunan pH

Sumber: Review on common root canal irrigants

Asam hipoklorit merupakan

hipoklorit, ketika kontak dengan bahan organik pada jaringan dapat

melarutkan dan melepaskan klorin, yang mana akan terkombinasi dengan

protein amino membentuk kloramin. Reaksi kloramin terjadi antara klorin

dan gugus amino (NH) membentuk kloramin yang akan mengganggu

metabolism sel. Klorin mempunyai aksi antimikroba dan menghambat enzim

bakteri. Merusak sintesis DNA dan menghidrolisis asam amino.

Sumber: Review on common root ca

menetralkan asam amino membentuk air dan garam dengan

mengeluarkan ion hidroksil, sehingga terjadi penurunan pH

Gambar 2: Skema reaksi netralisasi

Review on common root canal irrigants (Journal of dental science

Asam hipoklorit merupakan substansi yang terdapat pada larutan

hipoklorit, ketika kontak dengan bahan organik pada jaringan dapat

melarutkan dan melepaskan klorin, yang mana akan terkombinasi dengan

protein amino membentuk kloramin. Reaksi kloramin terjadi antara klorin

amino (NH) membentuk kloramin yang akan mengganggu

metabolism sel. Klorin mempunyai aksi antimikroba dan menghambat enzim

bakteri. Merusak sintesis DNA dan menghidrolisis asam amino.

Gambar 3: Skema reaksi kloraminisasi

Review on common root canal irrigants (Journal of dental science

menetralkan asam amino membentuk air dan garam dengan

Journal of dental science)

substansi yang terdapat pada larutan

hipoklorit, ketika kontak dengan bahan organik pada jaringan dapat

melarutkan dan melepaskan klorin, yang mana akan terkombinasi dengan

protein amino membentuk kloramin. Reaksi kloramin terjadi antara klorin

amino (NH) membentuk kloramin yang akan mengganggu

metabolism sel. Klorin mempunyai aksi antimikroba dan menghambat enzim

6

Journal of dental science)

Page 20: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Secara umum mekanisme Sodium Hypochlorite (NaOCl) dalam

melakukan perusakan bakteri terjadi dalam dua fase: (1) penetrasi ke dalam sel

bakteri dan (2) kombinasi kimiawi dengan protoplasma sel bakteri.7

II.1.2 Konsentrasi Sodium Hypochlorite (NaOCl):

Terdapat berbagai macam konsentrasi larutan irigasi Sodium

hypochlorite (NaOCl) yang digunakan dalam melakukan perawatan saluran

akar. Berbagai macam konsentrasi NaOCl mulai dari 0,5 – 5,25%. Konsentrasi

yang lebih tinggi akan memiliki efek antimikroba dan menghancurkan jaringan

(toksik terhadap jaringan). Sodium hypochlorite (NaOCl) 5,25% memiliki bau

yang tidak enak dan bau ini akan berkurang jika konsentrasi dikurangi.

Berdasarkan penelitian (in vitro), memperlihatkan bahwa NaOCl 1% cukup

untuk melarutkan jaringan pulpa. Walaupun larutan konsentrasi rendah, tetapi

memberikan efek anti mikroba yang kuat.3 Penelitian in vivo menunjukkan

larutan sodium hipoklorit 2,5% yang ditahan selama 5 menit dalam saluran

akar mampu membuat saluran akar menjadi steril.5

II.1.3 Aktivitas antibakteri Sodium hypochlorite (NaOCl)

Keefektifan NaOCl dalam melawan Enterococcus faecialis secara in

vitro dilaporkan bahwa secara signifikan larutan tersebut lebih efektif daripada

larutan salin. Efek antibakteri NaOCl 4% dan NaOCl 2,5% secara signifikan

lebih baik dibanding agen lain. 3

Page 21: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Gambar 4 : Bacterial biofilm pada saluran akar

(Sumber : Jurnal endodontic Elsavier http://www.sciencedirect.com /science)

Telah dievaluasi keefektifan NaOCl dalam melawan monokultur

biofilm pada saluran akar termasuk P.intermedia, Peptostreptococcus miros,

Streptococcus intermedius, F. Nucleatum, E.Faecialis. Hasilnya menunjukkan

bahwa NaOCl memiliki sifat anti bakteri yang efektif.3

II.1.4 Aktivitas antifungi Sodium hypochlorite (NaOCl)

Fungi merupakan bagian kecil dari mikrobiota rongga mulut yang

meliputi spesies Candida. Candida Albicans adalah spesies fungi yang banyak

ditemukan pada rongga mulut. Candida Albicans lebih resisten dengan adanya

smear layer dibanding tidak adanya smear layer. Ketika smear layer tidak ada,

NaOCl mulai menunjukkan aktivitas antifungi setelah 30 menit.3

Page 22: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II.1.5 Efek Sodium hypochlorite (NaOCl):

Sebagai larutan irigasi dalam endodontik, larutan Sodium hypochlorite

(NaOCl) relatif cukup murah, memiliki sifat bakterisidal dan virusidal, dapat

melarutkan protein, memiliki visikositas yang rendah.4

Namun dibalik keuntungan tersebut, terdapat pula kerugian dari larutan

Sodium Hypochlorite, yaitu:

Tokisitas NaOCl.

Sodium hypochlorite (NaOCl) mempunyai pH sekitar 11-12 dan

ketika hypochlorite berkontak dalam waktu yang singkat dengan protein

jaringan, nitrogen, formaldehid, dan asetaldehid dan rantai peptida rusak

sebagai akibat rusaknya protein. Selama proses, hidrogen pada gugus amina

(-HN-) digantikan dengan chlorine (-NCl-) dengan demikian terbentuk

kloramin, yang mempunyai peran penting terhadap efek antimikroba. Sebagai

akibatnya Sodium hypochlorite (NaOCl) memiliki toksisitas tinggi pada

konsentrasi yang tinggi dan cenderung mengiritasi jaringan saat berkontak.

Efek terhadap instrumen endodontik.

Jika Nikel - Titanium (NiTi) berkontak dengan larutan NaOCl ketika

dilakukan instrumentasi, maka dapat menyebabkan munculnya korosi. Hal

tersebut dikarenakan NaOCl memiliki sifat korosif terhadap logam termasuk

nikel.

Page 23: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II.1.6 Komplikasi Sodium hypochlorite (NaOCl):

a. Sebagian besar komplikasi penggunaan Sodium hypochlorite (NaOCl)

muncul sebagai akibat dari kesalahan injeksi yang dapat menimbulkan reaksi

jaringan seperti pembengkakan, sakit, haemorrhage, dan dalam beberapa

kasus dapat menyebabkan infeksi sekunder bahkan parastesia.

b. Kerusakan mata : Jika larutan irigasi berkontak dengan mata pasien atau

operator makan akan menyebabkan rasa sakit secara tiba-tiba, rasa terbakar,

erytheme serta kerusakan sel epitel pada lapisan terluar dari kornea dapat

terjadi.

c. Reaksi Alergi : Dapat terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap sodium

hyperchlorite. Pada pasien yang memiliki alergi terhadap bahan tersebut, akan

mengalami rasa sakit dan sensasi terbakar, dalam beberapa detik bibir dan pipi

menjadi bengkak serta ecchymosis dan pendarahan pada saluran akar.3

II.2 Daun Sirih (Piper betle linn).

Tumbuhan obat merupakan sumber bahan obat tradisional yang banyak

digunakan secara turun temurun. Salah satu diantaranya adalah daun sirih,

dikenal dengan sirih hijau, sirih merah, sirih hitam, sirih kuning dan sirih perak.10

Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada

batang pohon lain.Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter.

Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang,tepi daun

Page 24: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip,dan

daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang

pohonnya berwarna hijau atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya

kasar serta berkerut-kerut. Daun - daun sirih yang subur berukuran lebarnya

antara 8cm – 12cm dan panjangnya10cm – 15cm.11

Gambar 5 : Daun Sirih / Piper betle linn

Sumber: http. www. mustikaratu daun SIRIH.jpg

II.2.1 Klasifikasi Ilmiah.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Dikotil)

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Page 25: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L. 11

Genus piper (piperaceae) yang terdistribusi secara luas pada daerah

tropis dan subtropics.9

II.2.2 Kandungan Daun Sirih

Ekstrak daun sirih terdiri dari polyphenol, alkaloid, steroid, saponin, dan

tannin. Sehingga dengan demikian daun sirih memiliki efek detoksifikasi,

antioksidan, dan antimutasi.12

Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%. Minyak

atsirinya terdiri dari:

1. Alilkatekol 2,7 - 4,6%

2. Kadinen 6,7 – 9,1%

3. Karvakol 2,2 – 4,8%

4. Kariofilen 6,2 – 11,9%

5. Kavibetol 0,0-1,2%

6. Kavikol 5,1 – 8,2 %

7. Sineol 3,6 – 6,2%

8. Eugenol metal eter 15, 58 - 26,8%

Page 26: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Dalam daun sirih terdapat kandungan:2

1. Air 85,4 mg

2. Protein 3,1 mg

3. Karbohidrat 6,1 mg

4. Serat 2,3 mg

5. Yodium 3,4 mg

6. Mineral 2,3 mg

7. Kalsium 230 mg

8. Fosfor 40 mg

9. Besi ion 3,5 mg

10. Karoten (vitamin A) 9600 iu

11. Kalium Nitrat 0,26-0,42 mg

12. Tiamin 70 mg

13. Riboflavin 30 mg

14. Asam nikotinal 0,7 mg

15. Vitamin C 5 mg

16. Kanji 1,0-1,2%

17. Gula non reduksi 0,6 – 2,5%

18. Gula reduksi 1,4-3,2%

Berbabagai senyawa tersebut bersifat antimikroba dan anti jamur yang kuat

dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Escheria

coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella, dan dapat

mematikan Candida Albicans. Senyawa flavonoid dan tannin bersifat

antimikroba dan senyawa klavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima

kali lebih kuat dari fenol biasa.13

Daun tanaman sirih dalam pengobatan modern sering dipergunakan

sebagai adstrigensia, diuretika dan antiinflamasi, sebagai bahan obat umumnya

digunakan dalam bentuk infusa dengan dosis 6-15%, dan pada konsentrasi 20%

bekerja lebih baik terhadap streptococcus viridans . 14

Page 27: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II.2.3 Manfaat Daun Sirih.

Tanaman sirih banyak digunakan dan diolah di Indonesia, Malaysia,

India, Sri Lanka, Philipina, dan Afrika timur.15

a. Di India, daun sirih yang kering ataupun yang masih segar digunakan

sebagai obat.

b. Di Jawa, daun sirih dikenal secara luas efektif menghentikan pendarahan di

hidung (hemostatik).

c. Diantara orang – orang tradisional, daun sirih dikunyah untuk menguatkan

gigi.

d. Daun sirih juga digunakan sebagai obat kumur dan dapat menyembuhkan

inflamasi mukosa rongga mulut.16

II.3 Bakterial Mix saluran akar gigi nekrosis

Gigi nekrosis adalah istilah histologis yang menunjukkan kematian dari pulpa

dengan terhentinya vaskularisasi. Karena tidak adanya sirkulasi di dalam pulpa

nekrotik, mekanisme pertahanan normal jaringan (imunitas) juga tidak ada, ruang

pulpa menjadi reservoir bakteri yang akan berinvasi. Sistem saluran akar menjadi

lingkungan khusus yang berisi bakteri tertentu akibat proses seleksi yang terjadi.

Cairan jaringan dan sel yang mengalami disintegrasi dari jaringan nekrotik

membentuk substrat makanan (terutama polipeptida dan asam amino) yang

penting bagi mikroorganisme. Substrat – substrat makanan ini, tekanan oksigen

Page 28: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

yang rendah, dan interaksi bakteri merupakan kunci ekologi yang penting bagi

bakteri yang akan berkembang paling dominan.17

Telah banyak dilakukan penelitian tentang mikroba pada saluran akar gigi

nekrose. Saluran akar gigi dengan jaringan pulpa nekrotik terdapat banyak jenis

bakteri (bacterial mix). Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa komponen

bakteri yang terdapat pada gigi nekrosis yaitu 90% adalah bakteri anaerob

obligat.18 Serta beberapa studi memperlihatkan bahwa bakteri anaerob dan gram-

negatif dominan pada saluran akar gigi nekrosis. 19

Pada gigi nekrosis (untreated canal/primary infected root canal) ditemukan

mikroorganisme berupa:20

1. C. albicans,

2. Veillonella spp.,

3. E. coli,

4. Actinomyces meteri,

5. Fusobacterium,

6. Eubacterium lertum

7. S.oralis ,

8. S. salivarius,

9. P. endodontalis,

10. A.odontolyticus,

11. Peptostreptococcus

Page 29: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Gambar 6 : .Contoh intracanal biofilm (A) Bakteri coccus (B) Filamen

Sumber: Jurnal endodontic Elsevier ( http://www.sciencedirect.com)

Tabel Prevalensi bakteri dari Saluran Akar:

Gambar 7: Tabel prevalensi bakteri saluran akar.

Sumber: Microbial flora of root canals of pulpally-infected teeth(J Dent Res Dent Clin Dent Prospect)

Page 30: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II.4 Kerangka Teori

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel tidak diteliti

Gambar 8 : Skema kerangka teori

Endodontik Endodontik

Non vital pulp(Necrotic pulp) Vital pulp

Pulpotomi

Perawatan Saluran Akar

(PSA)

Preparasi akses Preparasi biomekanis Obturasi

Cleaning Shaping

Larutan irigasi

Sodium Hypochlorite

EDTA

Klorheksidin

MTAD, dll

Buatan /Sintetis Alami / Herbal

Ekstrak daun sirih

Pulpektomi Pulp Capping

Page 31: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

II. 5 Kerangka Konsep

Keterangan:

Variabel bebas

Variabel antara

Variabel akibat

Variabel Kendali

Gambar 9: Skema kerangka konsep

Sodium Hypochlorite

(NaOCl)

Ekstrak daun sirih

(Piper betle linn)

Bakteri Mix

Saluran Akar gigi

Nekrose

Reaksi Antibakeri

- Konsentrasi NaOCl & ekstrak daun sirih

- Genus & spesies daun sirih

- Lama inkubasi

- Temperatur inkubasi

Efek antibakteri

NaOCl

Efek antibakteri

ekstrak daun sirih

Page 32: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris

III.2 RANCANGAN PENELITIAN : True Experimental (Post test control

group design)

III.3 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Farmasi Fakultas

Farmasi UH & Laboratorium

Mikrobiologi FK UH

III.4 WAKTU PENELITIAN : April – Mei 2013

III.5 VARIABEL PENELITIAN :

a. Variabel bebas : Sodium Hypochlorite (NaOCl) dan ekstrak

Daun Sirih (Piper betle Linn).

b. Variabel akibat : Efek antibakteri pada bakteri mix.

c. Variabel antara : Reaksi antibakteri

d. Variabel Kendali : - Konsentrasi NaOCl dan ekstrak daun sirih

- Genus dan spesies daun sirih

- Lama dan temperatur inkubasi

Page 33: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

III.6 DEFENISI OPERASIONAL :

a. Larutan irigasi Sodium Hypochlorite (NaOCl) adalah larutan irigasi yang

digunakan untuk pembersihan saluran akar yang merupakan larutan pemutih

pakaian rumah tangga dengan konsentrasi minimum 0,5%.

b. Ekstrak Daun Sirih (Piper betle linn) adalah hasil saringan daun sirih setelah

daun tersebut dikeringkan, dihaluskan, dan dimaserasi.

c. Efek anti bakteri : Efek larutan dalam menghambat pertumbuhan bakteri

dengan mengukur zona inhibisi, yaitu zona hambat yang ditandai dengan

adanya daerah jernih pada medium biakan bakteri yang diukur dengan

menggunakan kaliper.

d. Bakteri mix adalah gabungan dari berbagai jenis bakteri yang terdapat di

dalam saluran akar gigi nekrosis.

e. Gigi nekrosis adalah gigi non vital yang tidak memberi respon terhadap tes

vitalitas pulpa disebabkan oleh karies.

f. Kontrol kuman adalah larutan yang berisi medium BHIB dan bakteri mix

saluran akar gigi nekrosis.

Page 34: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

III.7 KRITERIA PENILAIAN

a. Pada uji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dilakukan dengan

menggunakan metode dilusi. Tabung dengan berbagai konsentrasi diamati

kekeruhannya, pada tabung dengan konsentrasi terendah yang pertama

kali terlihat jernih merupakan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)

b. Pada uji efek antibakteri, menggunakan metode difusi, yang diukur adalah

zona inhibisi/ Diameter Daya Hambat (DDH). Luas zona inhibisi

merupakan diameter daerah yang bening yang diukur dengan

menggunakan jangka sorong dalam satuan mm(millimeter).

III.8 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

ALAT:

1. Timbangan analitik

(Sartorius, USA)

2. Oven

3. Alat rotary evaporator

4. Bejana maserasi

5. Rotary instrument

6. Paper point

7. Diagnostik set

8. Inkubator

9. Tabung reaksi

10. Rak tabung

11. Kertas label

12. Cawan petri

13. Paper Disc

14. Cotton swab

15. Mikropipet (Nesco)

16. Kaliper

17. Autoklaf (AU – American)

18. Gelas kimia

19. Alat tulis

Page 35: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

35

BAHAN:

1. Daun Sirih

2. Etanol 96%

3. Sodium Hypochlorite 0,5%

4. Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB)

5. Medium Nutrien Agar

6. Aquades

7. Larutan NaCl

III.9 PROSEDUR KERJA

a. Pembuatan ekstrak daun sirih.

1. Daun sirih (Piper betle linn) segar yang telah dipetik sebanyak

800 gram dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air sampai

bersih dan ditiriskan.

2. Selanjutnya, daun sirih (Piper betle linn) tersebut dikeringkan

dengan menggunakan oven pada suhu 40-500 C sampai kadar air

daun sirih (Piper betle linn) tersebut menjadi ±10%.

3. Daun sirih (Piper betle linn) yang telah dikeringkan, dipotong –

potong kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan

simplisia sebanyak 140 gram.

4. Pembuatan ekstrak ini menggunakan cara maserasi, yaitu dengan

merendam daun sirih ke dalam bejana maserasi yang terbuat dari

Page 36: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

36

toples kaca kemudian diberi larutan etanol 96% sampai daun

terendam sempurna.

5. Bejana maserasi tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama ±2

hari sambil diaduk satu kali setiap hari.

6. Hasil yang diperoleh disaring , kemudian ditampung dalam botol.

7. Larutan yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan alat rotary

evaporator pada suhu 700C. Proses ini bertujuan untuk

menguapkan etanol sehingga diperoleh ekstrak yang kental dari

daun sirih (Piper betle linn).

b. Persiapan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis

1. Pemeriksaan pasien dengan diagnosis gigi nekrosis.

2. Pengambilan spesimen bakteri saluran akar pada gigi pasien

yang mengalami nekrosis pulpa Pengambilan spesimen bakteri

dilakukan sebelum dilakukan preparasi saluran akar.

3. Paper point steril dimasukkan ke saluran akar gigi tersebut selama

60 detik untuk pengambilan spesimen bakteri kemudian segera

dimasukkan ke dalam medium transport lalu ditutup rapat dan

dimasukkan kedalam inkubator selama 24 jam pada suhu 370 C.

4. Bakteri yang telah diinkubasi di biakkan pada medium nutrient

agar dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C.

Page 37: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

37

c. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak daun sirih yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi

nekrosis.

1. Ekstrak daun sirih diencerkan dengan rumus:

m : massa daun sirih (gram)

M: Konsentrasi larutan (gr/ml)

V: Volume Larutan (ml)

2. Untuk memperoleh ekstrak daun sirih konsentrasi 10%, 15%, 20%,

25%, 30%. Maka ekstrak daun sirih ditimbang sebanyak 1 gram, 1,5

gram , 2 gram, 2,5 gram, 3 gram kemudian dilarutkan dengan aquades

sebanyak 10 ml.

3. Setelah itu dimasukkan kedalam tabung dan diberi label sesuai

konsentrasinya.

4. Dilakukan pengenceran suspensi bakteri dengan larutan NaCl.

5. Sebanyak delapan buah tabung disiapkan dan diisi dengan medium

BHIB sebanyak 5 ml. Kemudian 0,02 ml bakteri mix dimasukkan pada

enam tabung.

6. Pada lima tabung, masing – masing dimasukkan ekstrak daun sirih

10%, 15%, 20%, 25%, 30% sebanyak 5 ml. Satu tabung dimasukkan 5

ml ekstrak daun sirih 100%, serta tabung berikutnya dimasukkan 5 ml

m = M x V

Page 38: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

38

aquades dan pada tabung terkhir hanya berisi medium BHIB dan

bakteri yang digunakan sebagai kontrol kuman (kontrol bakteri) .

7. Semua tabung diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam dan

kemudian dilakukan pemeriksaan ada tidaknya pertumbuhan bakteri

yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan dalam tabung.

8. Konsentrasi Hambat Minimal ditentukan dengan memperhatikan

konsentrasi pertama yang terlihat jernih. Tabung yang terlihat keruh

menunjukkan masih adanya pertumbuhan bakteri.

d. Pengenceran Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5%

1. Alat – alat disiapkan dan disterilkan.

2. Siapkan larutan Sodium Hypochlorite (NaOCl) 10%

3. Larutan diencerkan dengan rumus :

M1 = Konsentrasi NaOCl sebelum diencerkan

M2 = Konsentrasi NaOCl setelah diencerkan

V1 = Volume NaOCl sebelum diencerkan

V2 = Volume NaOCl setelah diencerkan

4. Untuk memperoleh larutan Sodium Hypochlorite (NaOCl)

konsentrasi 0,5%. Maka larutan Sodium Hypochlorite (NaOCl)10%

sebanyak 0,25 ml diencerkan dengan aquades sebanyak 5 ml.

M1V1 = M2V2

Page 39: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

39

e. Uji efek antibakteri larutan sodium hypochlorite (NaOCl) dan ekstrak

daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis.

1. Alat-alat disiapkan dan distrerilkan.

2. Siapkan 3 buah cawan petri yang berisi medium Nutrien Agar.

3. Kemudian dilakukan pemberian bakteri yang telah dibiakkan

sebelumnya. Cotton swab dicelupkan dalam biakan bakteri

kemudian kapas ditekan pada sisi tabung agar tiris. Kemudian

cotton swab diulaskan pada seluruh permukan cawan petri yang

berisi medium secara merata.

4. Tiga buah paper disc dicelupkan dalam masing – masing larutan

NaOCl 0,5 % ,ekstrak daun sirih, dan aquades kemudian diletakkan

pada permukaan medium. Ditekan dengan menggunakan pinset

agar paper disc benar – benar menempel pada medium.

5. Selanjutnya cawan petri tersebut diinkubasi dengan suhu 370C

selama 3x24 jam.

6. Selanjutnya, untuk mengetahui daya hambatnya dilakukan

pengukuran zona inhibisi yaitu daerah jernih pada permukaan

medium blood agar disekitar paper disc menggunakan kaliper.

Page 40: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

40

III.10 ANALISIS DATA

a. Jenis data : Data Primer

b. Pengolahan data : SPSS 17

c. Penyajian data : Dalam bentuk tabel dan gambar

d. Analisa data : Uji Anova & Uji t tidak berpasangan

Page 41: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

41

III.11 ALUR PENELITIAN

Keterangan:

Tahap I Tahap III

Tahap II Tahap IV

Gambar 10 : Skema Alur Penelitian

Daun sirih kering,

dihaluskan

Maserasi dgn etanol

96%

Pembukaan atap

pulpa

Pengambilan mikroba

dgn paper point

Pengukuran zona hambat

Sodium

Hypochlorite 0,5%

Ekstrak daun sirih

Pembiakan

Bakteri Mix

Hasil

Pengamatan

Analisis Data

Kesimpulan

Uji KHM pd konsentrasi

10%,15%,20%,25%,30%

Page 42: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

Setelah melakukan penelitian di laboratorium mengenai pengekstraksian daun

sirih, diperoleh hasil yaitu daun sirih sebanyak 800 gram

dikeringkan sehingga diperoleh daun sirih kering sebanyak 140 gram. Setelah daun

sirih kering tersebut diekstraksi maka diperoleh ekstrak daun sirih yaitu sebanyak

19,2 gram atau 2,4% dari massa awal. Berikut gambar dari ekstrak daun sirih

diperoleh:

Ekstrak daun sirih yang diperoleh kemudian diuji untuk mengetahui

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan efek antibakterinya terhadap bakteri mix

saluran akar gigi nekrosis.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Setelah melakukan penelitian di laboratorium mengenai pengekstraksian daun

sirih, diperoleh hasil yaitu daun sirih sebanyak 800 gram yang selanjutnya

dikeringkan sehingga diperoleh daun sirih kering sebanyak 140 gram. Setelah daun

sirih kering tersebut diekstraksi maka diperoleh ekstrak daun sirih yaitu sebanyak

19,2 gram atau 2,4% dari massa awal. Berikut gambar dari ekstrak daun sirih

Gambar 11: Ekstrak daun sirih

Ekstrak daun sirih yang diperoleh kemudian diuji untuk mengetahui

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan efek antibakterinya terhadap bakteri mix

saluran akar gigi nekrosis.

42

Setelah melakukan penelitian di laboratorium mengenai pengekstraksian daun

yang selanjutnya

dikeringkan sehingga diperoleh daun sirih kering sebanyak 140 gram. Setelah daun

sirih kering tersebut diekstraksi maka diperoleh ekstrak daun sirih yaitu sebanyak

19,2 gram atau 2,4% dari massa awal. Berikut gambar dari ekstrak daun sirih yang

Ekstrak daun sirih yang diperoleh kemudian diuji untuk mengetahui

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan efek antibakterinya terhadap bakteri mix

Page 43: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

43

Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil uji KHM ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis

Tabung telah

diinkubasi

24 jam

Ekstrak daun sirih Kontrol

10% 15% 20% 25% 30% K+ K- KK

+ - - - - - - +

Keterangan: + : Keruh

- : Tidak keruh

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa seluruh konsentrasi yang diujikan

tidak mengalami kekeruhan, kecuali pada tabung dengan konsentrasi terkecil yaitu

10% yang mengalami kekeruhan. Berdasarkan pengujian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa KHM ekstrak daun sirih adalah 15%. Berikut gambar dari KHM ekstrak daun

sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis:

Gambar 12: KHM ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis

10% 15% 20% 25% 30% 100% NaOCl0,5%

K- KK

Page 44: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

44

Tabel 2. Diameter zona hambat ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis.

Replikasi

Ekstrak daun sirih (mm)

NaOCl 0,5% (mm)

Kontrol -

(mm) 15% 20% 25% 30% 100%

I 21,2 22,4 24,9 27,2 28 10,1 0

II 23,3 23,9 27,1 29,1 27,6 8,9 0

III 22,9 24,9 23,8 28,4 27 9,9 0

Ket: Kontrol - : Aquades

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa zona hambat ekstrak daun sirih

terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis yang diperoleh memuaskan karena

diameternya lebih dari 20 mm. 21 Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa zona

hambat ekstrak daun sirih pada konsentrasi minimum (15%) lebih besar dibandingkan

dengan NaOCl pada konsentrasi minimum (0,5%). Berikut gambar cawan petri pada

beberapa replikasi:

Ket: A = Ekstrak daun sirih15%, B = 20%, C = 25%, D = 30%, E = 100%, F= NaOCl 0,5%, G = Aquades

Gambar 13: Zona hambat ekstrak daun sirih dan NaOCl 0,5% terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis

1 2 3

Page 45: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

45

Berikut hasil uji statistik yang telah dilakukan:

a. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan diameter zona hambat antara konsentrasi

pada masing – masing replikasi.

Tabel 3. Uji statistik perbedaan diameter zona hambat antara konsentrasi ekstrak

daun sirih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 697.058 5 139.412 115.534 .000*

Within Groups 14.480 12 1.207

Total 711.538 17

Ket: * = Signifikan pada p= 0,000 < 0,05

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan pengujian secara statistik

menggunakan uji anova diperoleh hasil yaitu terdapat perbedaan diameter zona

hambat yang signifikan antara konsentrasi ekstrak daun sirih (p < 0,05). Hal ini

berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara konsentrasi ekstrak daun sirih.

Tabel 4. Uji statistik perbedaan diameter zona hambat antara replikasi pertama, kedua, & ketiga.

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.101 2 1.551 .033 .968*

Within Groups 708.437 15 47.229

Total 711.538 17 Keterangan: * = Tidak signifikan pada p = 0,968 > 0,05

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa perbedaan diameter zona hambat

konsentrasi ekstrak daun sirih pada replikasi pertama, kedua, dan ketiga

menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p = 0,968 > 0,05). Hal ini berarti

tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar replikasi.

Page 46: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

46

b. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan diameter zona hambat antara

konsentrasi minimum ekstrak daun sirih (KHM) dan Sodium Hypochlorite

(NaOCl) 0,5%.

Tabel 5. Uji statistik untuk mengetahui perbedaan diameter zona hambat antara

konsentrasi minimum ekstrak daun sirih (KHM) dan NaOCl 0,5% .

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Equal variances

assumed 7.510 .015 10.761 16 .000* 15.81333 1.46956

Equal variances

not assumed

21.416 13.924 .000* 15.81333 .73837

Keterangan: * = Signifikan pada p = 0,000 < 0,05

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan pengujian secara statistik

menggunakan uji t tidak berpasangan (independent t – test) diperoleh hasil yaitu

terdapat perbedaan zona hambat yang signifikan (p = 0,000 < 0,05) antara ekstrak

daun sirih dan NaOCl 0,5%. Hal ini berarti perbedaan diameter zona hambat antara

ekstrak daun sirih dan NaOCl 0,5% berbeda secara bermakna.

Page 47: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

47

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian pengujian efektivitas Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dan

ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis dilakukan di

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui perbedaan efektivitas antibakteri larutan irigasi antara Sodium

Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap

bakteri mix pada saluran akar gigi nekrosis.

Untuk membuktikan hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada

perbedaan efektivitas antibakteri Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5% dengan ekstrak

daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis, maka

dilakukanlah penelitian ini dengan terlebih dahulu mengekstrak daun sirih kemudian

dilakukan uji efektivitas anti bakterinya.

Sebelum melakukan uji efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih dilakukan

pengujian Konsentasi Hambat Minimum (KHM). Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, pada uji KHM memperlihatkan bahwa pada konsentrasi terkecil

yaitu 10% menunjukkan kekeruhan pada tabung, pada konsentrasi ini ekstrak daun

sirih belum efektif menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis.

Namun pada ekstrak daun sirih konsentrasi 15% menunjukkan kejernihan pada

tabung, hal ini mengindikasikan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi demikian

Page 48: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

48

dapat menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis. Hal ini

menunjukkan bahwa KHM dari ekstrak daun sirih adalah 15%.

Pada pengujian efektivitas ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran

akar gigi nekrosis digunakan metode difusi untuk melihat adanya zona inhibisi (zona

hambat). Pengukuran untuk mengetahui luas daerah zona hambat dilakukan dengan

menggunakan jangka sorong, dengan mengukur diameter daerah bening yang

terbentuk, termasuk paper disk yang memiliki diameter 6 mm. Pengukuran

dilakukan secara vertikal, horizontal, dan diagonal kemudian hasilnya dirata –

ratakan. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini yaitu pada semua konsentrasi ekstrak

daun sirih terlihat adanya zona hambat yang terbentuk serta diperoleh ukuran zona

yang memuaskan yaitu lebih dari 20 mm untuk semua konsentrasi yang diujikan.21

Pada pengujian efektivitas Sodium Hypochlorite (NaOCl) 0,5%, tampak pula

terbentuknya zona hambat namun dengan ukuran yang lebih kecil dibanding zona

hambat yang terbentuk pada ekstrak daun sirih. Ukuran zona hambat yang terbentuk

< 20 mm.

Kemampuan daya hambat bahan uji setelah masa inkubasi yang ditandai

dengan terbentuknya zona inhibisi, menandakan bahwa bakteri yang berada di daerah

tersebut tidak dapat tumbuh akibat pengaruh bahan uji yang berdifusi keluar dari

paper disk ke daerah sekitarnya.

Page 49: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

49

Kemampuan ekstrak daun sirih dalam menghambat bakteri mix saluran akar

gigi nekrosis disebabkan oleh kandungan minyak atsiri pada daun sirih yang

diketahui memiliki daya antibakteri terutama terhadap bakteri Streptococcus viridans,

Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Hal ini disebabkan oleh karena

adanya senyawa fenol dan turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvakol, eugenol

dan allilpyrokatekol yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri.22

Senyawa fenol dan derivatnya mempunyai daya antibakteri dengan cara

menurunkan tegangan permukaan sel dan denaturasi protein. Adanya fenol yang

merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi protein terganggu

dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur kerangka

kovalen. Hal ini mengakibatkan protein berubah sifat. Deret asam amino protein

tersebut tetap utuh setelah berubah sifat, namun aktivitas biologisnya menjadi rusak

sehingga protein tidak dapat melakukan fungsinya.23 Dengan terdenaturasinya protein

sel maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga bakteri

tidak dapat bertahan hidup.24 Kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari

fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa.2,13,25

Terdapat pula senyawa pada daun sirih yang memiliki efek antibakteri antara

lain katekin, tannin, flavanoid dan saponin. Katekin bekerja dengan cara

mendenaturasi protein dari bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan

kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan

struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel

Page 50: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

50

sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan kemudian sel menjadi rusak.2 Tannin

merupakan polifenol yang larut dalam air. Mekanisme antibakteri tannin antara lain

menghambat enzim ektraseluler mikroba, mengambil alih substrat yang dibutuhkan

pada pertumbuhan mikroba, atau bekerja langsung pada metabolisme dengan cara

menghambat fosforilasi oksidasi.26 Flavonoid selain berfungsi sebagai bakteriostatik

juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Mekanisme kerja saponin pada mikroorganisme

adalah berikatan dengan kompleks polisakarida pada dinding sel, sehingga dapat

merusak dinding sel dari bakteri tersebut.27

Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak

daun sirih, maka aktivitas anti bakterinya akan semakin besar pula. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pelzcar dan Chan bahwa semakin tinggi

konsentrasi suatu bahan antibakteri, maka aktivitas antibakterinya akan semakin kuat

pula.28 Hal ini sesuai juga dengan uji statistk yang dilakukan bahwa terdapat

perbedaan diameter zona hambat yang bermakna signifikan (p < 0,05) antara

konsentrasi ekstrak daun sirih.

NaOCl dapat juga menghambat bakteri mix saluran akar gigi nekrosis karena

adanya asam hipoklorit dan ion hipoklorit yang terbentuk dalam reaksi air dengan

sodium hypochlorite bila berkontak dengan jaringan organik akan melepaskan klorin

yang merupakan zat aktif dari larutan sodium hipoklorit. Unsur Cl (Klorin) yang

apabila terkombinasi dengan protein amino membentuk kloramin. Reaksi kloramin

terjadi antara klorin dan gugus amino (NH) membentuk kloramin yang akan

Page 51: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

51

mengganggu metabolisme sel. Klorin mempunyai aksi antimikroba dan menghambat

enzim bakteri. Merusak sintesis DNA dan menghidrolisis asam amino. 6 Unsur Cl

yang mengalami oksidasi dari OCl- (ion hipoklorit) yang dapat menghambat enzim

bakteri dan menyebabkan oksidasi yang irreversible pada kelompok sulfidril yang

merupakan enzim esensial bakteri.29 Klorin juga dapat bergabung dengan komponen

sitoplasma membentuk komponen N-Chloro yang merupakan senyawa racun yang

akan menghancurkan mikroorganisme.30

Berdasarkan mekanisme keduanya terlihat adanya perbedaan zat aktif yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi nekrosis. Ekstrak daun sirih

mampu menghambat bakteri karena mengandung senyawa fenol dan derivatnya

(kavikol & kavibetol) yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari

fenol biasa,2,13,15 Apabila terjadi interaksi antara fenol dengan dinding sel

mikroorganisme akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas

mikroorganisme, dengan terdenaturasinya protein sel maka semua aktivitas

metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup.23

serta terdapat pula senyawa katekin, tannin,flavonoid dan saponin yang bersifat

memiliki daya antibakteri sedangkan NaOCl memilki efek antibakteri dengan aksi

menghambat enzim bakteri oleh komponen ion hidroksil dan aksi kloramin.3

Berdasarkan tabel 2 terlihat jelas bahwa zona hambat ekstrak daun sirih pada

konsentrasi minimun lebih besar dibandingkan dengan Sodium hypochlorite (NaOCl)

0,5%. Apabila dilakukan pengujian secara statistik pada konsentrasi ekstrak daun

Page 52: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

52

sirih dengan Sodium Hypochlorite (NaOCl) diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna / signifikan antar keduanya (p < 0,05) Hal ini membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih memiliki efek antibakteri yang labih baik dibanding NaOCl dalam

menghambat bakteri mix saluran akar gigi nekrosis secara in vitro.

Page 53: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

53

BAB VI

PENUTUP

VI. 1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa ekstrak daun sirih memiliki efek anti bakteri terhadap bakteri mix

saluran akar gigi nekrosis dan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak

daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi nekrosis adalah 15%

Berdasarkan hipotesis penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan efek antibakteri larutan irigasi Sodium Hypochlorite

(NaOCl) 0,5% dan ekstrak daun sirih terhadap bakteri mix saluran akar gigi

nekrosis. Kemampuan ekstrak daun sirih dalam menghambat pertumbuhan

bakteri mix saluran akar gigi nekrosis lebih baik dibanding dengan NaOCl

meskipun pada konsentrasi terkecil (Konsentrasi Hambat Minimal).

VI.2 SARAN

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan ekstrak

daun sirih sebagai bahan irigasi saluran akar dalam bidang kedokteran

gigi.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan ekstrak

daun sirih sebagai bahan irigasi saluran akar secara in vivo.

Page 54: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

54

DAFTAR PUSTAKA

1. Wintarsih O, Partosoedarmo M, Santoso P. Kebocoran apikal pada irigasi dengan EDTAlebih kecil dibandingkan yang tanpa EDTA. Jurnal PDGI; 2009: 58(2). hal. 14 - 9. Available from: http://www.pdgi.or.id/assets/jurnal/ 2/jurnal-2-Naskah _4_ JURNAL _PDGI _Vol _60.pdf .(diakses 15 Desember 2012)

2. Agustin D . Perbedaan khasiat antibakteri bahan irigasi antara hydrogen peroksida 3% dan infusum daun Sirih 20% terhadap bakteri. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.); 2005: 38(1). hal 45-7.Available from http://journal.unair.ac.id/ filerPDF/DENTJ-38-1-12.pdf . (diakses 15 Desember 2012)

3. Mohammadi Z. Sodium hypochlorite in endodontics: an update review.

International Dental Journal;2008 : 58. pp.329-41. Available from: http://www.angelofreireendodontia.com.br/cms_wp/wp-content/uploads/ 2010/08/Sodium-hypochlorite-in-endodontics.pdf. (Accessed December 16th 2012)

4. Clarkson RM, Moule AJ, Podlich HM. The shelf-life of sodium hypochlorite irrigating solutions. Australian Dental Journal;2001: (46). pp. 269 – 76. Available from : http://www.ada.org.au/App_CmsLib/Media/ Lib/0611/M30618_v1_632980754945011250.pdf. (Accessed December 16th 2012)

5. Tanumihardja M. Larutan irigasi saluran akar. Jurnal kedokteran gigi dentofasial;

2010: 9(2). Hal. 25 – 9

6. Kunjai S, Shah S. Review on common root canal irrigants. Journal of dental science; 2007: 2(2). pp.27-31. Available from: http://www.ddu.ac.in/ academics/fds/wp-content/uploads/2010/12/6.REVIEW-ON-COMMON-ROOT-CANAL-IRRIGANTS.pdf. (Accessed December 18th 2012)

7. Grossman. Ilmu endodontic dalam praktek.ed.11.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995. hal.206

Page 55: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

55

8. Ingle J. Ingle’s endodontics. 6rd ed. Hamilton: BC Decker Inc. 2008. pp. 998-9

9. Clarkson RM. Sodium hypochlorite and it use an endodontic irrigant. Australian dental Journal 1998;43(4)

10. Departemen Kesehatan RI. Materia Medika Indonesia.Jilid II.Jakarta. 1980

11. Damayanti R. Khasiat & manfaat daun sirih : obat mujarab dari masa ke masa. Jakarta: Agro Media Pustaka.2003.Hal.63 - 6

12. Chakraborty D, Shah B. Antimicrobial,antioxidative and antihemolytic activity of piper betle leaf extracts. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences ;2011: (3).pp.192-9 .Available from: http://www.ijppsjournal.com/Vol3Suppl3/2197.pdf. (Accessed December 18th 2012)

13. Agusta A.. Minyak atsiri tumbuhan tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB Press. 2000.Hal.126-8

14. Kartsapoetra G. Budidaya tanaman berkhasiat obat. Ed 2. Jakarta: Rineka Cipta. 1992. Hal.288-31

15. Arambewela L, Kumaratunga KGA, Dias K. Studies of piper betle of sri lanka.

J.Natn.Sci.Foundation Sri lanka; 2005: 33(2). pp.133- 9. Available from: http://www.sljol.info/index.php/JNSFSL/article/download/2343/1929 . (Accessed Desember 18 th 2012)

16. Indriati E. The effectiveness of piper betel solution and combination of sodium hypochlorite and hydrogen peroxide in root canal irrigation for endodontic treatment: a scanning electron microscope study. Jurnal Berkala Kedokteran Gadjah Mada University Faculty of Medicine;2003: 35(2).pp.

Page 56: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

56

103 - 10 Available From: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 35203103110.pdf. (Accessed December 18th 2012)

17. Walton. Prinsip dan praktik ilmu endodonsi. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998. hal. 366

18. E.Ercan. Investigation of microorganism in infected dental root canal. Biotechno 2006.Turkey

19. Le Goff A, Bunetel L, Mouton C, Bonnaure MM. Evaluation of root canal bacteria and their antimicrobial susceptibility in teeth with necrotic pulp. Oral Microbiology and Immunology; 2007: 12 (5).pp. 318-22. Available From: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 9467386 . (Accessed December 18th 2012)

20. Gajan EB, Aghazadeh M, Abashov R, Milani AS, Moosavi Z. Microbial flora of root canals of pulpally-infected teeth: enterococcus faecalisa prevalent species. J Dent Res Dent Clin Dent Prospect;2009: 3(1). pp.24-7. Available from: http://dentistry.tbzmed.ac.ir/joddd/ index.php /joddd/ article/download / 122/102. (Accessed December 18th 2012)

21. Lalitha. Manual on antimicrobial susceptibility testing.2011.p.5. Available from

www.scribd.com (Accesed May 25th 2013) 22. Jenie BS, Andarwulan N, Puspitasarti NL, Nuraida L. Antimicrobial Activity of

Piper betle Linn xtract Towards Foodborne Pathogens and Food Spoilage Microorganisms. [cited 2007 September 13]. Available from: URL:http://www.agnet.org/library/rh/2003004a (Accesed May 25th 2013)

23. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari beberapa

pasta gigi yang mengandung herbal. Available from: http://asic.lib.unair.ac.id/journals /abstrack /MKG%2038% 202%202005%20;%20Rini%20;%20Perbedaan%202.pdf (Accesed June 2nd 2013)

Page 57: PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI LARUTAN IRIGASI …

57

24. Nurrokhman. Efek air rebusan daun sirih pada peningkatan kepekaan Staphylococcus aureus terhadap ampisilin in vitro. Jurnal kedokteran yarsi; 2006;14 (l): 024-028

25. Parwata I, Santi SR, Sulaksana I, Widiarthin I. Aktivitas larvasida minyak atsiri pada daun dirih (Piper betle Linn)terhadap larva nyamuk aedes aegypti . Jurnal Kimia ;2011; 5 (1): 88-93

26. Scalbert A. Antimicrobial properties of tannins. Available from: URL:

http://grande.nal. usda. gov /ibids/index.php 27. Hamid AA, Widodo, Latifah D. Perbandingan efektivitas antimikroba dekok

daun sirih hijau (Piper betle) dan dekok daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap Staphylococcus aureus secara In Vitro. Available from:http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/kedokteran/dianing% 20latifah%

20 0710713017_.pdf. (Accesed June 2nd 2013) 28. Prescott H. Laboratory exercises in microbiology 5th ed. New York:Mc-Graw

Hill ; 2002 p.105-7 29. Kandaswamy D, Venkateshabu. Root canal irrigation. J Conserv Dent. 2010;13

Available from: www.jcd.org.in (Accesed at May 25th 2013) 30. Siquiera JF, Machado AG, Silveira RM. Evaluation of the effectiveness of

sodium hypochlorite used with three irrigation methods in the elimination of Enterococcus faecalisfrom the root canal, in vitro. International Endodontic Journal;1997; 30, 279–282