Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

download Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

of 17

description

tata rung kota palu dan kota lain

Transcript of Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    1/17

    TATA RUANG KOTA PALU

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Beakang

    Terdapat hubungan yang sangat erat antara masyarakat terhadap ruang

    sebagai wadah kegiatan. Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat,

    akan senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai

    perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Hal tersebut merupakan

    indikator dinamika serta kondisi pembangunan masyarakat kota tersebut berserta

    wilayah di sekitarnya.

    Disadari bahwa berbagai macam usaha pembangunan di kota telah

    dilaksanakan di Indonesia selama ini. Namun secara umum diketahui pula bahwa

    di balik hasil pembangunan fisik kota yang menunjang kesejahteraan masyarakat,

    tidak sedikit pula dampak pembangunan yang dirasa merugikan kehidupan (fisik

    dan psikhis) masyarakat.

    Berkurangnya lahan pertanian subur di sepanjang jalur transportasi, banjir-

    banjir lokal karena tersumbatnya saluran drainase oleh sampah, galian-galian pipa

    dan kabel yang tidak kunjung selesai dan lain-lain yang semua itu sebagai akibat

    pembangunan yang dilaksanakan tidak secara terpadu antara satu sektor dengan

    sektor lainnya. Di samping itu izin pembangunan yang direkomendasikan

    Pemerintah Daerah sering tidak terpadu dengan peraturan daerah yang telah

    ditetapkan. Seperti daerah hijau (sebagai penyangga) diijinkan untuk daerah

    permukiman.

    Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan bahwa di daerah

    perkotaan (khususnya di kota-kota besar) terjadi: (a) penurunan persentase rumah

    tangga terhadap rasa aman dari tindak kejahatan; (b) peningkatan jumlah

    pengangguran dan jumlah kriminalitas oleh kelompok pemuda. Keadaan yang

    demikian ini semakin meningkat.

    Olehnya pengawasan tata bangunan sebagai salah satu instrumen regulasi

    ruang kota, dengan demikian tidak dapat dipandang sebagai produk statis. Sesuai

    http://selvianugrah.blogspot.com/2012/01/tata-ruang-kota-palu.htmlhttp://selvianugrah.blogspot.com/2012/01/tata-ruang-kota-palu.htmlhttp://selvianugrah.blogspot.com/2012/01/tata-ruang-kota-palu.html
  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    2/17

    dengan azas pembangunan, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,

    maka produk-produk hukum yang berkaitan dengan tata bangunan dan lingkungan

    akan tetap memerlukan pengawalan, dalam hal ini pengawasan tata bangunan

    gedung. Penyalahgunaan peruntukan bangunan gedung dan alih fungsi rumah

    menjadi tempat usaha masih banyak terjadi. Banyak berdiri bangunan gedung

    yang tidak layak dan sering menjadi masalah bagi lingkungan, keselamatan,

    kesehatan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

    Selain itu, banyak bangunan gedung yang tidak tertib dan tidak memiliki

    izin. Untuk itu, Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

    (UU-BG) yang mulai berlaku sejak tanggal 16 Desember 2002, diharapkan dapat

    menertibkan permasalahan tersebut dan menjadi alat ukur bagi bangunan gedung

    agar sesuai dengan fungsi dan lingkungan. Setelah diterbitkannya UU-BG itu,

    diperlukan adanya aturan lain.

    Dari hal tersebut diketahui bahwa pada umumnya penyimpangan terhadap

    rencana tata ruang kota justru berawal dari kebijaksanaan pemerintah. Hal ini

    berarti pemerintah daerah sebagai penanggung jawab rencana tata ruang kota

    dirasa kurang konsekuen dalam melaksanakan pembangunan kota. Sebagai

    penyebab utama kurang efektifnya rencana tata ruang kota (dengan indikator

    adanya berbagai penyimpangan) adalah selain kurang adanya koordinasi antar

    dinas/instansi, juga kurang dilibatkannya unsur masyarakat, sehingga aspirasi

    masyarakat kurang terakomodasikan di dalam rencana tata ruang kota.

    Demikian pula halnya dengan penataan ruang kota palu yang dipandang

    perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah baik pemkot maupun pemerintah

    Provinsi sehingga dapat tercipta keselarasan dalam penataan terhadap bangunan

    pemukiman, bangunan perkantoran, kawasan pertokoan, industri maupun kawasan

    kawasan lainnya. Dan apabila diperbandingkan dengan tata ruang kota kota

    lainnya di Indonesia maka akan telihihat perbedaan yang cukup signifikan dari

    pola penataan ruang antara kota Palu dan kota lainnya di Indonesia. Dalam tulisan

    ini penulis mencoba menyajikan perbandingan antara tata ruang Kota Palu dan

    kota Palangkaraya. Dengan makud dapat melihat lebih jelas penataan ruang dari

    masing

    masing kota tersebut.

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    3/17

    1.2 Rumusan masalah

    Berangkat dari judul dan latar belakang yang telah penulis kemukakan

    diatas maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana pola tata ruang kota palu ?

    2. Bagaimana Pola tata ruang Kota Palangkaraya ?

    3. Bagaimana perbandingan antara pola tata ruang kota Palu dan pola tata ruang

    Kota Palangkaraya ?

    1.3 Tujuan penulisan

    Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini ialah :

    1. Untuk memeberikan informasi kepada mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu

    pemerintahan tentang bagaimana pola tata ruang Kota Palu dan Pola tata ruang

    kota palangkaraya serta bagaimana perbandingan penataan ruang dari kedua kota

    tersebut.

    2. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana pola tata ruang yang

    ada di kota palu dan pola tata ruang kota Palangkaraya.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Umum

    Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

    bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

    perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

    sosial dan kegiatan ekonomi.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah, Kawasan Perkotaan dibedakan atas:

    a. Kawasan Perkotaan yang berstatus administratif Daerah Kota;

    b. Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten;

    c. Kawasan Perkotaan Baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah

    Kawasan Perdesaan menjadi Kawasan Perkotaan;

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    4/17

    d. Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang

    berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi dan fisik perkotaan.

    Perencanaan tata ruang Kawasan Perkotaan, secara sederhana dapat

    diartikan sebagai kegiatan merencanakan pemanfaatan potensi dan ruang

    perkotaan serta pengembangan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk

    mengakomodasikan kegiatan sosial ekonomi yang diinginkan. Penanganan

    penataan ruang masing-masing Kawasan Perkotaan tersebut perlu dibedakan

    antara satu dengan lainnya. Ada 3 klasifikasi Kawasan Perkotaan yang akan

    diuraikan dalam Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

    ini :

    a. Kawasan Perkotaan Metropolitan;

    b. Kawasan Perkotaan yang berstatus Daerah Kota;

    c. Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten.

    Sesuai dengan klasifikasi tersebut di atas, maka:

    o untukKawasan Perkotaan Metropolitan, pengaturan pemanfaatan ruang diarahkan

    bagi keserasian pusat-pusat wilayah maupun kota, yang dipandang dalam rangka

    keserasian administratif maupun fungsional, dan sifat rencananya menyangkut

    hal-hal yang strategis;

    o untukKawasan Perkotaan yang merupakan Daerah Kota, kedalaman rencananya

    bersifat umum;

    o untuk Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten,

    diakomodasikan perencanaannya dalam RTRW Kabupaten yang bersifat umum.

    Ruangadalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang

    udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lainnya hidup

    dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

    Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik

    direncanakan maupun tidak.

    Penataan Ruangadalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

    dan pengendalian pemanfaatan ruang.

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    5/17

    Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan wujud struktural dan pola

    pemanfaatan ruang. Yang dimaksud dengan wujud struktural pemanfaatan ruang

    adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial

    dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu

    dengan lainnya membentuk tata ruang; diantaranya meliputi hirarki pusat

    pelayanan seperti pusat kota, lingkungan; prasarana jalan seperti jalan arteri,

    kolektor, lokal dan sebagainya. Sementarapola pemanfaatan ruang adalah bentuk

    pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran fungsi, serta karakter kegiatan

    manusia dan atau kegiatan alam; diantaranya meliputi pola lokasi, sebaran

    permukiman, tempat kerja, industri, dan pertanian, serta pola penggunaan tanah

    perdesaan dan perkotaan.

    Kebutuhan atau tingkat kepentingan wujud struktural dan pola pemanfaatan

    ruang secara bersamaan akan berbeda untuk setiap tingkatan rencana tata ruang

    kawasan perkotaan. Pada tingkat rencana struktur, kebutuhan akan keserasian dan

    keterkaitan sistem pusat-pusat menjadi prioritas utama dibandingkan dengan

    kebutuhan akan pola pemanfaatan ruang. Sebaliknya, rencana teknis ruang akan

    lebih menitikberatkan kebutuhan pengaturan tata letak dibandingkan keterkaitan

    sistem pusat-pusat secara hirarkis.

    Apabila berbicara mengenai tata ruang maka sebelumnya pasti akan

    berbicara mengenai perencanaan tata ruang olehnya berikut akan dijelaskan

    menenai kedudukan dan jenis rencana tata ruang perkotaan.

    2.2. Kedudukan dan Jenis Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

    o Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan meliputi kawasan lindung dan

    kawasan budi daya;

    o Penataan ruang berdasarkan aspek administratif meliputi ruang wilayah Nasional,

    wilayah Propinsi, dan wilayah Kabupaten/Kotamadya;

    o Penataan ruang berdasarkanfungsi kawasan dan aspek kegiatan meliputi Kawasan

    Perdesaan, Kawasan Perkotaan, dan Kawasan Tertentu;

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    6/17

    o Penataan ruang Kawasan Perkotaan diselenggarakan sebagai bagian dari penataan

    ruang wilayah Kabupaten/Kota;o Penataan ruang Kawasan Perkotaan meliputi proses perencanaan tata ruang,

    pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan.;

    o Perencanaan tata ruang Kawasan Perkotaan dilakukan melalui proses dan prosedur

    penyusunan serta penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan berdasarkan

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan perlu dibedakan dalam 3 jenis

    rencana dengan tingkat kedalaman yang berbeda:

    1) Rencana Struktur, adalah kebijakan yang menggambarkan arahan tata ruang

    untuk Kawasan Perkotaan Metropolitan dalam jangka waktu sesuai dengan

    rencana tata ruang;

    2) Rencana Umum, adalah kebijakan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang

    harus dilindungi dan dibudidayakan sertdiprioritaskan pengembangannya dalam

    jangka waktu perencanaan;

    3) Rencana Rinci, terdiri dari:

    a. Rencana Detail, merupakan pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antara

    blok-blok penggunaan kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang

    dengan manajemen transportasi kota dan pelayanan utilitas kota.

    b. Rencana Teknik, merupakan pengaturan geometris pemanfaatan ruang yang

    menggambarkan keterkaitan antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, serta

    keterkaitannya dengan utilitas bangunan dan utilitas kota/kawasan (saluran

    drainase, sanitasi dll).

    Sesuai dengan tingkatan kedalaman perencanaan tata ruang tersebut, maka

    produk perencanaan tata ruang kawasan perkotaan meliputi:

    a. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan;

    b. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan/Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kota;

    c. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan;

    d. Rencana Teknik Ruang Kawasan Perkotaan/Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan.

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    7/17

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Tata ruang Kota Palu

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu yang telah disusun dengan

    prospektif menuju masa depan, bertitik tolak dari data, informasi, ilmu

    pengetahuan dan teknologi yang dapat dipakai serta memperhatikan keragaman

    wawasan kegiatan tiap sektor perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup

    berlangsung secara dinamis, iptek berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

    Oleh karena itu agar Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) Palu yang

    telah disusun tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan

    keadaan, perlu ditinjau kembali atau disempurnakan secara berkala.

    Dari hasil evaluasi yang dilakukan diketahui RTRW Kota Palu tahun 1999

    2009 belum mencantumkan Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Kota Palu

    selama kurun waktu rencana. RTRW Kota Palu Tahun 1999 2009 yang

    dicantumkan hanya tujuan penyusunan RTRW, fungsi RTRW dan isi RTRW.

    Dalam penyusunan RTRW hasil perbaikan yang jangka waktu berlakunya sampai

    dengan tahun 2025 akan dirumuskan visi, misi dan tujuan pembangunan Kota

    Palu berdasarkan kajian RPJP awal Kota Palu yakni sebagai berikut :

    Dalam rancangan awal Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Palu

    2005 2025 telah durumuskan visi kota Palu sebagai : "Kota Pusat Perdagangan

    Kakao 2025" Visi ini merupakan agenda Pemerintah Kota Palu saat ini yang

    dirumuskan berdasarkan isu-isu strategis terkait pengembangan wilayah.

    Tujuan Pembangunan Kota Palu Tahun 2025 Tujuan pembangunan Kota

    Tahun 2025 dirumuskan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Palu

    tahun 2005 2025.

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    8/17

    Tujuan dari penyusunan Rencana Investasi ini adalah agar Pemerintah

    Kota Palu memiliki suatu rencana pembangunan jangka panjang yang siap

    dijabarkan kedalam jangka menengah yang komprehensif dan strategis, dalam arti

    1. Dapat menjawab isu utama pembangunan, baik untuk fisik maupun non fisik,

    2. Dapat mencapai sasaran kinerja pembangunan kota/kabupaten sesuai dengan visi

    dan misi kota/kabupaten,

    3. Berwawasan lingkungan, berbasis pada masyarakat yang dapat mewujudkan

    rencana tata ruang wilayah yang ada,

    4. Dapat diterima oleh seluruh pelaku pembangunan, baik Pemerintah, masyarakat,

    dan dunia usaha/swasta, Dan dapat mengembangkan potensi yang ada di daerah,

    yang menjamin mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten, partisipatif,

    berkeadilan, taat hukum, berakuntabilitas, dll.

    Konsepsi dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota

    Konsepsi dan strategi pengembangan struktur ruang kota terdiri dari Konsepsi

    yang diambil adalah menciptakan kerangka kota yang baru yang merangkai

    seluruh Kota Palu. Menciptakan jalan- jalan utama yang baru dengan kualitas

    jalan arteri yang dapat menghubungkan seluruh bagian wilayah kota;

    Perencanaan jalan yang baru harus memperhatikan dan menghargai

    bentukan alam yang dilaluinya (geologi, kontur, topografi, vegetasi dan tata guna

    lahan yang ada), sehingga kerusakan lingkungan dapat dikurangi dan bencana

    yang ditimbulkan akibat pembuatan jalan dapat dihindarkan;

    Dalam rangka meningkatkan kerangka kota sehingga dapat menjadi bagian

    kota maka ditetapkan kawasan patahan sebagai kawasan hijau (hutan kota, hutan

    lindung); membatasi dan mengendalikan pertumbuhan pembangunan yang sudah

    ada sehingga tidak menjadi kawasan padat.

    Konsepsi Mempertahankan dan Memanfaatkan Ruang-ruang Struktural

    Utama. Untuk mencapainya diperlukan strategi Mempertahankan keberadaan

    hutan lindung, taman hutan raya dan hutan produksi terbatas; Memanfaatkan

    kawasan hutan lindung dan taman hutan raya sebagai kawasan wisata alam serta

    mempertahankan kawasan heritage dan memanfaatkannya sebagai obyek wisata

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    9/17

    dan ruang ruang terbuka. Di kota Palu ada beberapa ruang ruang terbuka yang

    diperuntukkan untuk ruang publik yang antara lain :

    Ruang terbuka dalam kawasan permukiman perkotaan merupakan hal

    yang mutlak. Dikarenakan ruang publik sebagai eksterior kota yang sekaligus

    dapat meningkatkan kualitas citra kota. Ruang terbuka publik terkesan sebagai

    ruang sisa. Padahal di kota-kota besar dimana keberadaan ruang terbuka publik

    kota sejajar dengan bangunan karena merupakan bahagian dari bangunan di

    sekitarnya. Sehingga keberadaan ruang terbuka akan menambah karismatik

    bangunan.

    Di kota Palu ketersediaan ruang terbuka dapat ditemukan di beberapa

    tempat seperti ruang terbuka hijau (arboretum tanah runtuh), lapangan Vatulemo,

    taman Budaya (dahulu taman GOR), taman nasional, taman Lasoso, dan beberapa

    taman kota yang mempunyai fungsi bermacam-macam. Ruang terbuka tersebut

    merupakan tempat berinteraksi masyarakat kota Palu.

    1. Lapangan/Taman Vatu lemo.

    Lapangan vatu lemo termasuk dalam tipe ruang terbuka /lapangan pusat

    kota (central square). Pada hari-hari biasa, ruang terbuka dikunjungi masyarakat

    kota Palu pada sore-malam hari. aktivitas formal sering terlihat pada pagi hari

    yang dilakukan oleh instansi, karena tempatnya berada di sekitar kawasan

    perkantoran. Sedangkan masyarakat melakukan aktivitas pada sore hari, olah raga,

    jalan-jalan. Pada hari-hari libur nasional lapangan nasional dipakai untuk kegiatan

    upacara 17 Agustus, hari raya idul fitri, dan kegiatan formal lainnya. Ruang

    terbuka ini bersifat publik, namun Lokasi lapangan vatu lemo yang terletak di

    sebelah timur kota sehingga masyarakat yang berkunjung adalah masyarakat Palu

    timur dan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan lapangan, bahwa lokasi ini setiap

    harinya dikunjungi 100 orang, padahal daya tampung ruang terbuka ini bisa

    mencapai 20.000 orang.

    2. Taman Budaya (GOR)

    Ruang terbuka ini merupakan taman pusat kota (downtown parks). Ruang

    terbuka ini juga sering dikunjungi oleh masyarakat kota karena tempatnya berada

    di pusat kota Palu. Aktivitas di taman budaya biasanya terjadi dari pagi sampai

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    10/17

    dengan malam hari. Aktivitas olah raga, rekreasi, biasanya terlihat di ruang

    terbuka ini. Sebagai mana umumnya ruang terbuka, pengunjung remaja

    mendominasi penggunaan ruang terbuka ini, pertunjukan musik, seni dan kegiatan

    kepemudaan lainnya menyerap pengunjung remaja ke taman budaya.

    Ruang terbuka ini bersifat publik, karena dapat di akses oleh pengunjung dari

    berbagai sudut kota ini. Ruang terbuka ini cukup nyaman dikunjungi oleh

    masyarakat karena penataan landscape yang cukup baik sehingga keberadaan

    ruang terbuka ini juga berfungsi sebagai paru-paru kota. Namun karena

    keterbatasan lahan sehingga ruang terbuka ini tidak dapat mencukupi kebutuhan

    ruang terbuka bagi penduduk kota.

    3. Taman Nasional

    Taman nasional adalah ruang terbuka tipe taman pusat kota, karena

    luasannya lebih kecil dari taman pusat kota. Aktivitas di taman Nasional adalah

    olah raga, rekreasi. Potensi ruang terbuka ini cukup baik sebagai ruang terbuka

    publik, karena keterbatasan lahan menjadi faktor penghambat untuk

    pengembangan ruang terbuka ini.

    4. Taman Lasoso

    Taman lasoso termasuk dalam tipe ruang terbuka/taman pusat kota

    (downtown parks). Pada hari-hari biasa, ruang terbuka dikunjungi masyarakat

    kota Palu pada sore-malam hari. Aktivitas masyarakat terjadi pada siang dan

    malam hari, yaitu aktivitas rekreasi. Ruang terbuka ini juga bersifat publik, karena

    lokasi taman lasoso yang terletak di pinggiran kota sehingga masyarakat yang

    berkunjung adalah masyarakat sekitarnya. Berdasarkan pengamatan lapangan,

    bahwa lokasi ini setiap harinya dikunjungi pelajar dan remaja disekitar tempat

    tersebut.

    5. Arboretum Tanah Runtuh

    Arboretum adalah hutan kota. Ruang terbuka ini termasuk dalam tipe

    ruang terbuka /taman pusat kota. ruang terbuka kurang dikunjungi masyarakat

    kota Palu. Fungsi arboretum tanah runtuh adalah sebagai ruang terbuka hijau,

    sebagai kawasan penyangga (buffer). Luasan ruang terbuka ini cukup menampung

    kebutuhan ruang terbuka hijau kota. Ruang terbuka ini bersifat publik, namun

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    11/17

    lokasi arboretum yang tidak dapat diakses oleh semua masyarakat sehingga

    masyarakat yang berkunjung adalah masyarakat yang melakukan penelitian saja.

    6. Pantai Talise

    Pantai Talise, sekarang bukan lagi menjadi milik masyarakat Talise,

    Besusu dan sekitarnya akan tetapi sudah menjadi milik masyarakat kota Palu

    bahkan para wisatawan yang datang ke kota Palu. Karena letaknya yang berada di

    pusat kota memudahkan masyarakat untuk mencapai lokasi tersebut. Sehingga

    pemilihan lokasi ini didasarkan pengamatan dan beberapa faktor yang dapat

    mendukung pantai Talise sebagai ruang terbuka publik kota Palu. Lokasi yang

    menjadi kawasan studi dahulunya adalah kawasan permukiman, sesuai dengan

    perkembangan kota Palu, maka kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan

    wisata. Hal tersebut tertera dalam rencana umum tata ruang kota Palu tahun 1999-

    2006 kemudian Peraturan daerah (Perda) Kota Palu No.17 Tahun 2000 Lokasi

    penelitian terletak diwilayah administrasi kelurahan Talise dan kelurahan Besusu

    barat.

    Konsepsi dan Strategi Pengembangan Perdagangan Menata bangunan

    pertokoan melalui pengarahan pengembangan pertokoan pada kawasan yang

    direncanakan; Mengarahkan pembangunan pasar-pasar tradisionil pada lokasi-

    lokasi yang direncanakan sesuai dengan jangkauan pelayanannya Mengarahkan

    kawasan perdagangan grosir, kawasan perdagangan eceran dan kawasan jasa

    komersil pada kawasan yang direncanakan.

    Gambaran yang terlihat dalam pola tata ruang kota Palu saat ini ialah

    bahwa daerah kawasan jalan R.A Kartini, dan Muh. Yamin sebagai pusat

    perkantoran, daerah kawasan besusu timur sebagai ruang untuk persekolahan,

    kawasan Jl. Sis Aljufri, Jl Gajah Mada dan Jl Teuku Umar hingga kawasan Jl.

    Hasannuddin ditetapkan sebagai kawasan pertokoan, serta kawasan palu utara di

    tetapkan sebagai kawasan Industri, namun Sampai saat ini penataan terhadap

    bangunan di Kota palu masih dirasakan belum meksimal olehnya dibutuhkan

    perhatian pemerintah dalam rangka menyelaraskan penataan ruang kota Palu

    kearah yang lebih baik.

    3.2 Pola tata ruang kota Palangkaraya

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    12/17

    Wilayah yang sekarang menjadi Propinsi Kalimantan Tengah, awalnya

    merupakan bagian wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Berkat keinginan

    masyarakat Dayak Ngaju untuk membentuk propinsi sendiri, maka berdirilah

    propinsi Kalimantan Tengah. Dengan berdirinya Propinsi Kalimantan Tengah,

    perlu ada kota yang berfungsi sebagai ibukota propinsi. Pada saat propinsi

    Kalimantan Tengah terbentuk, di propinsi ini telah ada daerah yang dapat

    dikategorikan sebagai kota, yaitu Kuala Kapuas, Muara Teweh, Buntok, Sampit

    dan Pangkalanbun. Dengan adanya kebutuhan ibukota propinsi, kelima kota

    tersebut berlomba mempromosikan diri sebagai ibukota propinsi. Namun akhirnya

    tidak tercapai kesepakatan. Sebagai pemecahannya, diputuskan suatu daerah yang

    berada di antara kelima kota tersebut. Selain itu, Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno,

    dengan program Nation Building-nya, juga berkeinginan menciptakan kota yang

    bebas dari sisa-sisa kolonial Belanda.

    Untuk itu, dipilihlah lahan dekat kampung Pahandut sebagai ibukota

    propinsi Kalimantan Tengah. Pembangunannya diketuai langsung Presiden RI

    dengan Tjilik Riwut sebagai pelaksananya. Lahan dekat kampung Pahandut

    tersebut dalam perkembangannya bernama Palangkaraya yang tiang pancang

    pembangunannya dipancang langsung Ir. Soekarno pada tanggal 17Juli 1957.

    Dengan adanya propinsi Kalimantan Tengah,terutama dengan adanya Kota

    Palangka Raya, dimulailah kegiatan stata ruang di propinsi ini. Berawal dari kota

    Palangkaraya inilah, Perkembangan Penataan Ruang Daerah Tata Ruang Kota di

    Kalimantan Tengah dan Palangkaraya.

    Perkembangan tata ruang Kota Palangkaraya didasarkan pada Tjilik Riwut

    (1979), Rencana Induk Kota (RIK) Palangkaraya 1971, Rencana Induk Kota

    (RIK) Palangka Raya 1978, Rencana Struktur Tata Ruang (RSTU) Palangka Raya

    1984, Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Palangka Raya 1991 dan

    Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Palangka Raya 1994. Tata ruang

    awal mula adalah peta peruntukan lahan PalangkaRaya yang ada dalam buku

    Tjilik Riwut 1979. Dalam tata ruang tersebut, kota Palangka Raya direncanakan

    memiliki empat jalan utama. Keempat jalan ini sekarang bernama Jl. Tjilik Riwut-

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    13/17

    Jl.Iman Bonjol-Jl. Milono, Jl. Yos Sudarso, Jl. Diponegoro dan Jl.Murjani

    (sampai Panarung). Jembatan Kahayan diletakkan pada sisi timur kampung

    Pahandut. Juga, direncanakan tiga bundaran sama besar, yaitu bundaran di

    simpang tiga jalan yang sekarang bernama Jl. Tjilik Riwut, Jl. Yos Sudarso dan Jl.

    Iman Bonjol, bundaran di simpang tiga jalan yang sekarang bernama Jl. Iman

    Bonjol, Jl. Milono dan Jl. Diponegro, dan bundaran di persimpangan jalan yang

    sekarang bernama Jl. Diponegoro dan Jl. Murjani. Ditinjau dari peruntukan lahan,

    dalam tata ruang tersebut pusat pemerintahan berada di sekitar Bundaran Besar

    dengan Kantor Gubernur dan Istana Gubernur sebagai pusat kota. Permukiman

    berada pada sektor-sektor tertentu dan diantara satu permukiman dengan

    permukiman lainnya dipisahkan dengan hutan kota. Dalam tata ruang tahun 1971,

    pusat pemerintahan tetap berada di sekitar Bundaran Besar sampai Jl Yos Sudarso

    sekitar 1 km. Sepanjang Jl. Iman Bonjol diperuntukkan juga sebagai kantor

    pemerintah. Lahan diujung Jl. Milono dan Jl. G Obos yang sekarang merupakan

    komplek kantor gubernur.

    Dalam tata ruang ini diperuntukkan sebagai Taman Kota. Untuk pusat

    perdagangan terletak di sekitar Pasar Kameluh. Di sepanjang tepi sungai Kahayan

    tetap diperuntukkan sebagai hutan. Kampung Pahandut tetap diperuntukkan

    sebagai lahan perumahan. Yang menarik dari tata ruang ini adalah lahan yang

    sekarang berupa Pasar Palangka Sari diperuntukkan sebagai hutan kota.

    Dalam tata ruang itu tidak direncanakan penambahan jalan menuju ke

    Bundaran Besar. Lapangan Mantikai diperuntukka sebagai ruang publik kota.

    Peruntukan lahan dalam rencana tata ruang ini diarahkan sebagai Perumahan,

    Perkantoran, Perdagangan, Industri, Cadangan Industri, Pendidikan

    Universitas/SLA, Kesehatan, Pusat Lingkungan, Pusat Air Minum/ Tenaga

    Listrik, Militer, Pelabuhan, Lapangan/Open Spece, Hutan dan Kuburan.

    Pada tahun 1978 dibuat tata ruang yang diperuntukkan sampai tahun 1996

    Dalam tata ruang ini ada penambahan jalan menuju ke Bundaran Besar (Jl.

    Kinibalu). Jalan.Yos Sudarso dari Bundaran Besar sampai komplek Universitas

    Palangka Raya (UNPAR) diperuntukkan sebagai areal jasa. Sepanjang Jl. A Yani

    juga diperuntukkan sebagai areal jasa. Lapangan Mantikai diperuntukkan sebagai

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    14/17

    lapangan olahraga. Areal pendidikan dipusatkan di sekitar Lapangan Mantikai.

    Hutan yang berada di kampung Pahandut diperuntukkan sebagai areal

    perdagangan (sekarang menjadi pasar Palangka Sari). Dalam tata ruang itu,

    Bundaran Besar diperuntukkan sebagai lapangan olahraga dan hutan yang

    merupakan habitat binatang Begantan yang letaknya di sekitar tepi sungai

    Kahayan dan Danau Seha sebagian besar diperuntukkan sebagai open space dan

    sebagian kecil diperuntukkan sebagai jasa-jasa dan perumahan. Taman kota di

    ujung Jl. G Obos dan Jl. Milono diperuntukkan sebagai perkantoran. Sepanjang

    tepi sungai Kahayan pada Jl. Kalimantan diperuntukkan sebagai area perumahan.

    Danua Seha tetap dipertahankan sebagai danau. Peruntukan lahan dalam rencana

    tata ruang itu meliputi Perumahan, Perkantoran, Perdagangan, Jasa-jasa, Komplek

    Industri, Cadangan Industri, Komplek Pendidikan, Fasilitas Pelayanan Umum,

    Lapangan Olahraga/Open Space, Kuburan Kristen/Islam, Komplek Penjara, Pusat

    Listrik/Air Minum, Rumah Sakit, Komplek Pelabuham, Terminal Angkutan

    Umum, Komplek ABRI, Pusat Lingkungan, Pelabuhan Udara dan Dermaga

    Sungai.

    Danau Seha dan hutan ditetapkan sebagai Tanah Konservasi/Jalur Hijau.

    Peruntukan lahan dalam rencana tata ruang ini meliputi Unit lingkungan

    perumahan, Perkantoran/Jasa, Pendidikan Tinggi, Pendidikan, Penjara, Taman

    Hiburan Rakyat, Stadion, Utilitas, PLN, Industri, Fasilitas Sosial, Tanah

    Konservasi, Tanah kuburan, Perdagangan dan Tanah Cadangan Pengembangan.

    Pada tahun 1991 dibuat Rencana Umum Tata Ruang Kota Palangkaraya yang

    diperuntukkan sampai tahun 2001. Dalam rencana ini tidak ada perubahan tata

    ruang terutama peruntukan lahannya, kecuali di bantaran Sungai Kahayan.

    Bantaran Sungai Kahayan yang dalam dalam tata ruang tahun 1984 ditetapkan

    sebagai Tanah Konservasi/Jalur Hijau, dalam rencana tata ruang ini sebagian

    besar ditetapkan sebagai Taman Konservasi dan sebagian kecil sebagai areal

    perdagangan. Dalam rencana tata ruang itu, arah pengembangan kota tetap sama

    seperti dalam rencana tata ruang kota sebelumnya. Peruntukan lahan dalam

    rencana tata ruang ini meliputi Perkantoran dan Jasa, PLN, Industri, Taman

    Hiburan, Perdagangan, Jalur Hijau, Utilitas, Kuburan, Taman Konservasi,

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    15/17

    Terminal, Lapangan Terbang, Pusat BWK, Kawasan Perumahan, Lapangan

    Olahraga, Kantor Pemerintah dan Pendidikan.

    Pada tahun 1994, RUTRK Palangkaraya yang dibuat pada tahun 1991

    direvisi. RUTRK Palangkaraya yang dibuat pada 1994 ini diperuntukkan sampai

    tahun 2004. Dalam RUTRK Palangkaraya ini sebagain besar peruntukan lahan

    yang direncanakan dalam RUTRK tahun 1991 tidak mengalami perubahan,

    kecuali di bantaran Sungai Kahayan. Bantaran Sungai Kahayan yang dalam

    RUTRK tahun 1991 diperuntukkan sebagai Taman Konservasi, dalam RUTRK ini

    diperuntukkan sebagai perumahan. Dalam RUTRK itu, telah direncanakan jalan

    lingkar yang menghubungkan Jl. Tjilik Riwut dengan Jl. RTA Milono.

    Peruntukan lahan dalam rencana tata ruang ini meliputi Terminal Regional

    Perkantoran dan Jasa, Komplek ABRI, PLTD, Komplek Olahraga, Perkantoran,

    Lembaga Permasyarakatan, Kuburan, Perdagangan, Pendidikan, Perumahan,

    Pelabuhan, Rumah Sakit, dan Pusat Kegiatan masyarakat.

    3.3 Perbandingan Tata ruang Kota Palu dan tata Ruag Kota Palangkaraya.

    Setelah menyimak penjelasan yang telah penulis kemukakan diatas baik

    penjelasan mengenai tata ruang kota Palu maupun Pola tata ruang kota

    Palayangkaraya maka kita dapat melihat dengan jelas terlihat perbdaan yang

    signifikan diantara penataan ruang kota palu dan penataan ruang kota

    Palangkaraya, jika penulis dapat memberikan perbandingan maka penulis melihat

    bahwasannya penataan terhadap pola keruangan kota Palangkaraya begitu tertata

    dengan apik dimana terlihat keselarasan yang seimbang dalam perencanaan

    keruangannya yang telah dimulai sejak dari berdirinya Provnsi Kalimantan

    Tengah.

    Gambaran atas pola penataan ruang kota Palangkaraya tersebut kiranya

    dapat menjadi contoh bagi pemerintah kota palu untuk dapat menciptakan pola

    tata ruang yang baik pula untuk kota palu. Karena gambaran yang selama ini

    terlihat bahwasannya sistem prencana tata ruang kota palu belum memperlihatkan

    keselarasan dan keseimbangan dalam pola penataan bangunan di kota palu, baik

    penataan kawasan pemukiman, kawasan perkatoran, kawasan pndidikan, kawasan

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    16/17

    petokoan, ruang publik terbuka hingga kepada kawasan perdagangan dan

    perindustrian.

    Meskipun demikian pemerintah kota Palu terus berusaha untuk

    mempebaiki sistem tata ruang kota palu melalaui dinas pekerjaan umum,

    Kimpraswil dan Dinas tata ruang kota palu, dan mrupakan satu hal maju

    bahwasannya pemkot beserta Pemprov Sulawesi tengah berusaha membuat perda

    tentang penataan ruang kota dalam upaya pembenahan agar kiranya pola tata

    ruang yang ada di kota Palu dapat selaras dengan poal tata ruang kota kota

    lainnya di Indonesia.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Dari penjelasan yang telah penulis jabarkan diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa renacana tata ruang kota palu masih sangat jauh ketinggalan apabila

    dibandingakan dengan rencana tata ruang kota Palangkaraya. Jika dilihat secara

    jelas maka sistem tata ruang kota Palangkaraya bnar benar tertata dengan baik,

    sehingga tercipta sebuah keselarasan dalam penempatan bangunan bangunannya

    bahkan setiap tahun ada pola tata ruang baru yang dibuat oleh pemerintah kota

    Palngkangkaraya bekerjasama dengan pemerintah povinsi kalimatan Tengah yang

    disesuaikan dengan fungsi ahan dan perkembangan sosial budaya dari masyarakat

    setempat.

    Untuk wilayah kota Palu sendiri pemerintah kota palu bersama sama

    dengan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah kiraya dapat menata pola keruangan

    yang lebih baik, karena apabila dicermati bahwasannya pola penataan ruang yang

    ada di Kota palu sampai saat ini masih menyisahkan probematika yang kompleks

    yang diakibatkan oleh kurang baiknya sistem perencanaan tata kota yang dibuat

    oleh pemerintah, dan hal ini berdampak buruk bagi upaya peningkatan

    pembangunan kota Palu kedepan.

    4.2 Saran

    saran

  • 5/19/2018 Perbandingan Tata Ruang Kota Palu

    17/17

    1. Pemerintah kota Palu kiranya dapat memperbaiki tata ruang yang ada di Kota

    Palu yang hingga saat ini dirasakan masih kurang tertata dengan baik !

    2. Pemerintah dalam menata ruang kota Palu harus mempertimbangkan aspek

    aspek sosial dan budaya masyarakat kota Palu sehingga nantinya tata ruang kota

    palu dapat selaras dan seimbang dengan pola