Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

10
PERBANDINGAN PELAPORAN DAN PENGKLASIFIKASIAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL BERDASARKAN SNI NO.4276 TAHUN 2011, JORC TAHUN 2012 DAN USGS A. Klasifikasi Menurut SNI Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara adalah upaya pengelompokan sumber daya dan cadangan batu bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Secara umum klasifikasi cadangan batubara dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Tahap Eksplorasi Tahap eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, yakni survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengindentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya batu bara yang dihasilkan.Penghitungan sumber daya batu bara dilakukan dengan berbagai metoda diantaranya poligon, penampangan, isopach, inverse distance, geostatisik, dan lain-lain. 2. Survei Tinjau (Reconnaissance) Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batu bara yang paling awal dengan tujuan mengindentifikasi daerah–daerah yang secara geologis mengandung endapan batu bara yang

description

lap

Transcript of Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

Page 1: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

PERBANDINGAN PELAPORAN DAN PENGKLASIFIKASIAN

SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL

BERDASARKAN SNI NO.4276 TAHUN 2011, JORC TAHUN

2012 DAN USGS

A. Klasifikasi Menurut SNI

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara adalah upaya

pengelompokan sumber daya dan cadangan batu bara berdasarkan keyakinan

geologi dan kelayakan ekonomi. Secara umum klasifikasi cadangan batubara

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap,

yakni survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan eksplorasi rinci.

Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengindentifikasi keterdapatan,

keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan

batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.

Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas

sumber daya batu bara yang dihasilkan.Penghitungan sumber daya batu bara

dilakukan dengan berbagai metoda diantaranya poligon, penampangan, isopach,

inverse distance, geostatisik, dan lain-lain.

2. Survei Tinjau (Reconnaissance)

Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batu bara yang paling awal dengan

tujuan mengindentifikasi daerah–daerah yang secara geologis mengandung

endapan batu bara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta

mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan

kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran

penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan

pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya

1:100.000

3. Prospeksi (Prospecting)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan

batu bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang

Page 2: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal

1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan

sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metode

eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan

apabila dianggap perlu.

4. Eksplorasi Pendahuluan ( Preliminary Exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal bentuk

tiga-dimensi endapan batu bara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk,

korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan

antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan

topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,

penampangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan

pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi dimulai

dapat dilakukan.

5. Eksplorasi Rincian (Detailed exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas

serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara lebih rinci. Kegiatan yang

harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal

1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai

dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian

geohidrologi dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan penyelidikan

pendahuluan pada batu bara, batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu

sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan

penambangan yang diajukan.

B. Dasar Klasifikasi

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara didasarkan pada tingkat

keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung

dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

1. Aspek Geologi

Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumber daya terukur harus

mempunyai tingkat keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan sumber

daya tertunjuk, begitu pula sumber daya tertunjuk harus mempunyai tingkat

keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber daya tereka. Sumber

Page 3: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

daya terukur dan tertunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan

terbukti apabila telah memenuhi kriteria layak . Tingkat keyakinan geologi

tersebut secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi (singkapan,

lubang bor).

2. Aspek Ekonomi

Ketebalan minimal lapisan batu bara yang dapat ditambang dan ketebalan

maksimal lapisan pengotor atau “dirt parting” yang tidak dapat dipisahkan pada

saat ditambang, yang menyebabkan kualitas batu baranya menurun karena

kandungan abunya meningkat, merupakan beberapa unsur yang terkait dengan

aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam menggolongkan sumber daya batu

bara

C. Pelaporan

Supaya data sumber daya dan cadangan dapat dimengerti dengan baik

dan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan, perlu adanya sistem

pelaporan yang baku. Laporan ini menggambarkan status terakhir mengenai

sumber daya dan cadangan batu bara secara rinci dan akurat dan disarikan.

Laporan hasil kegiatan penyelidikan sumber daya dan cadangan batu bara ini

disimpan diinstansi/lembaga yang ditunjuk

D. Klasifikasi Menurut Australia

1. Klasifikasi Cadangan menurut standar Australia ( JORC )

a) Kategori Cadangan berdasarkan Geologi

Diidentifikasi (Mineral) Sumber: badan khusus mineral-bantalan bahan yang

lokasi, kuantitas, dan kualitas diketahui dari pengukuran tertentu atau perkiraan

dari bukti geologis. Sumber daya diidentifikasi meliputi komponen ekonomi dan

subeconomic.: Untuk mencerminkan derajat jaminan geologi, sumber daya

diidentifikasi dapat dibagi menjadi kategori berikut:

I. Terukur

Sumber Daya yang tonase dihitung dari dimensi terungkap dalam

singkapan, parit, kerja, dan lubang bor, dan untuk yang kelas dihitung dari

hasil sampling rinci. Situs untuk inspeksi, pengambilan sampel, dan

pengukuran jarak begitu dekat, dan karakter geologi sangat didefinisikan

dengan baik, bahwa ukuran, bentuk, dan kandungan mineral yang mapan.

Page 4: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

II. Diindikasikan

Sumber Daya yang tonase dan kelas dihitung dari informasi yang serupa

dengan yang digunakan untuk sumber daya diukur, tetapi situs untuk

inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran jauh terpisah atau

sebaliknya kurang memadai spasi. Tingkat jaminan, meskipun lebih

rendah dari sumber daya dalam kategori diukur, cukup tinggi untuk

mengasumsikan kontinuitas antara titik pengamatan. Menunjukkan:

Sebuah istilah kolektif untuk jumlah sumber daya terukur dan terindikasi.

III. Tersirat

Sumber Daya yang perkiraan kuantitatif sebagian besar didasarkan pada

pengetahuan yang luas dari karakter geologi deposit dan yang ada

sedikit, jika ada, contoh atau pengukuran.. Perkiraan didasarkan pada

kontinuitas diasumsikan atau pengulangan yang ada bukti geologi. Bukti

ini mungkin termasuk perbandingan dengan deposito sejenis.. Tubuh

yang benar-benar tersembunyi dapat dimasukkan jika ada bukti geologi

tertentu kehadiran mereka. Perkiraan sumber daya tereka harus

dinyatakan secara terpisah dan tidak digabungkan dalam total tunggal

dengan sumber daya diukur atau ditandai (lihat pedoman ii).

2. Kategori sumber daya berdasarkan pertimbangan ekonomi.

I. Ekonomi

Istilah ini menyiratkan bahwa, pada saat penentuan, ekstraksi

menguntungkan atau produksi di bawah asumsi investasi didefinisikan

telah ditetapkan, analitis menunjukkan, atau diasumsikan dengan

kepastian yang memadai.

II. Subeconomic

Istilah ini mengacu ke sumber-sumber yang tidak memenuhi kriteria

ekonomi, sumber daya subeconomic termasuk kategori paramarginal dan

submarginal.

III. Paramarginal

Itu bagian dari sumber daya subeconomic yang, pada waktu penentuan,

hampir memenuhi kriteria untuk ekonomi. Karakteristik utama dari

kategori ini adalah ketidakpastian ekonomi dan / atau kegagalan

(meskipun hanya) untuk memenuhi kriteria yang menentukan

Page 5: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

ekonomiTermasuk sumber daya yang dapat menghasilkan perubahan

didalilkan diberikan dalam faktor ekonomi atau Teknologi.

E. Klasifikasi Cadangan Menurut USGS

Sumber daya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan

batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi

dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang

ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara

kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi

cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.

Cadangan batubara (Coal Reserves) adalah bagian dari sumber daya

batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang

pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat

keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung

dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

1. Kelas Sumber Daya

I. Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)

Sumber daya batu bara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan

atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data

yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap

penyelidikan survei tinjau.

Sejumlah kelas sumber daya yang belum ditemukan yang sama dengan

cadangan batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah

batubara yang sama dibawah kondisi geologi atau perluasan dari

sumberdaya batubara tereka. Pada umumnya, sumberdaya berada pada

daerah dimana titik-titik sampling dan pengukuran serat bukti untuk

ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops,

pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika eksplorasi

menyatakan bahwa kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan

mengungkapkan informasi yg cukup tentang kualitasnya, jumlah serta

rank, maka mereka akan di klasifikasikan kembali sebagai sumber daya

teridentifikasi (identified resources).

Page 6: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

II. Sumber Daya Batubara Tereka (inferred Coal Resource)

Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah

penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung

berdasarkan data yang memenuhi syarat - syarat yang ditetapkan untuk

tahap penyelidikan prospeksi. Titik pengamatan mempunyai jarak yang

cukup jauh sehingga penilaian dari sumber daya tidak dapat diandalkan.

Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah

penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling

berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km – 4,8 km.

termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub

bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan

150 cm atau lebih.

III. Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)

Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah

penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung

berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk

tahap eksplorasi pendahuluan. Densitas dan kualitas titik pengamatan

cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas,

kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumber daya

yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika

eksplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan

dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari

titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti gteologi dalam daerah

antara 0,4 km – 1,2 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan

ketebalan 35 cm atau lebih, sib bituminus dengan ketebalan 75 cm atau

lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

IV. Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)

Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah

peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung

berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk

tahap eksplorasi rinci. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk

diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas,

kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumber daya ini

ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas

Page 7: Perbandingan Pelaporan Dan Pengklasifikasian Sumberdaya Dan Cadangan Mineral Berdasarkan Sni No

data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam

radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm

atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit

dengan ketebalan 150 cm.

F. Penghitungan Sumber Daya

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung

sumberdaya batubara di daerah penelitian. Pemakaian metode disesuaikan

dengan kualitas data, jenis data yang diperoleh, dan kondisi lapangan serta

metode penambangan (misalnya sudut penambangan). Karena data yang

digunakan dalam penghitungan hanya berupa data singkapan, maka metode

yang digunakan untuk penghitungan sumber daya daerah penelitian adalah

metode Circular (USGS)