PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

92
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN DAN RS. JEJARING MEDAN TESIS MAGISTER RINA SINTA DHANU 127041158 PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIS DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 9 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

Page 1: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM

PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN DAN RS. JEJARING MEDAN

TESIS MAGISTER

RINA SINTA DHANU

127041158

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIS

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 9

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

PEMBIMBING:

Dr. dr. Makmur Sitepu, MKed(OG), SpOG (K)

dr. Ichwanul Adenin, M.Ked(OG), SpOG (K)

PENYANGGAH :

dr. Herbert Sihite, M. Ked(OG), SpOG

dr. Syamsul Arifin Nasution, MKed(OG), SpOG (K)

dr. Roy Yustin Simanjuntak, SpOG (K)

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas

dan memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai keahlian dalam bidang Magister

Obstetri dan Ginekologi

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

TESIS ini Adalah Hasil Karya Saya Sendiri, Dan Semua Sumber Baik Yang

Dikutip Maupun Dirujuk Telah Saya Nyatakan Dengan Benar

Nama : Rina Sinta Dhanu

Tanda Tangan :

Tanggal : 08 Februari 2019

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS

KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

DAN RS. JEJARING MEDAN

Nama Mahasiswa : Rina Sinta Dhanu

NIM : 127041158

Program Studi : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Obstetri dan Ginekologi

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.dr. M.akmur Sitepu, M.Ked(OG), SpOG(K) dr. Ichwanul Adenin, MKed(OG), SpOG(K)

NIP.196001071985031009 NIP. 195902231986031001

Ketua Program Studi Dekan

Magister Kedokteran Klinik

Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked(Oph), Sp.M(K) Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K)

NIP. 19760417 20051 2 002 NIP. 19660524 199203 1 002

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

Telah diuji pada :

Tanggal : 09 Mei 2019

Penguji :

Penguji I Penguji II

dr. Herbert Sihite, M.Ked (OG), SpOG dr. Syamsul Arifin, M.Ked(OG), SpOG.(K)

NIP. 196204021987031001 NIP. 196706131997032005

Penguji III

dr. Roy Yustin Simanjuntak, SpOG(K)

NIP. 197207042000121001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Obstetri dan Ginekologi

Dr. dr. Makmur Sitepu, M.Ked(OG), Sp.OG(K)

NIP.196001071985031009

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini

disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Magister Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan

Ginekologi. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini masih

memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, namun besar harapan

saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah

perbendaharaan bacaan khususnya tentang:

“PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM

PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN DAN RS. JEJARING MEDAN”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung Sitepu SH, MHum

dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dr. dr. Aldy

Safruddin Rambe, SpS (K) yang telah memberikan kesempatan kepada

saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinis dan Program

Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara Medan.

2. DR. dr. Makmur Sitepu, M.Ked(OG), SpOG (K) Ketua Departemen

Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan ; dr. Indra G Munthe, M.Ked

(OG) SpOG (K) , Sekretaris Departemen Obtetri dan Ginekologi FK USU

Medan ; dr. Riza Rivany, SpOG (K), Ketua Program Studi Dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan ; Prof. DR. dr. Sarma N

Lumbanraja,M.Ked (OG), SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan yang telah bersama-

sama berkenan membimbing saya menyelesaikan Program Magister

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

iii

Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran USU

Medan .

3. Prof.dr.Delfi Lutan,Msc,SpOG (K) selaku Ketua Departemen Obstetri dan

Ginekologi FK USU Medan pada saat saya diterima mengikuti Pendidikan

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi ; Prof. DR. dr. M.Fidel Ganis

Siregar, M.Ked (OG), SpOG (K) selaku Sekretaris Departemen Obstetri

dan Ginekologi FK USU Medan; DR. dr. Henry Salim Siregar, SpOG (K)

selaku Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK

USU Medan dr. M.Rhiza Tala, M.Ked(OG) SpOG, (K) selaku Sekretaris

Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan,

yang telah bersama-sama berkenan menerima saya untuk mengikuti

Program Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi dan

Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK USU

Medan sejak tahun 2013.

4. Kepada dr. Edy Ardiansyah, M.Ked (OG), SpOG (K), selaku bapak angkat

saya selama menjalani masa pendidikan yang telah banyak mengayomi,

membimbing dan memberikan nasehat yang bermanfaat kepada saya

selama dalam pendidikan.

5. Kepada Dr. dr. Makmur Sitepu, M.Ked (OG),SpOG (K), dr.Ichwanul

Adenin, M.Ked(OG), SpOG (K) selaku pembimbing tesis magister saya,

serta dr. Herbert Sihite, M.Ked(OG), SpOG, dr. Syamsul Ariifin Nasution,

M.Ked(OG), SpOG (K), dr. Roy Yustin Simanjuntak, SpOG.K selaku

pembanding tesis saya. Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan

kepada para guru saya di Tim 5 atas segala koreksi, kritik yang

membangun, serta segala bantuan, bimbingan, juga waktu dan pikiran

yang telah diluangkan dengan penuh kesabaran, dalam rangka melengkapi

penulisan dan penyusunan tesis ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.

6. Kepada dr selaku pembimbing statistik saya dr. Surya Darma, MPH yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu saya dalam

penyelesaian analisis statistik tesis saya ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

iv

7. Kepala SMF Kebidanan dan Kandungan RSUP.H.Adam Malik Medan

dr.T.M.Ichsan,SpOG, Sekretaris SMF Kebidanan dan Kandungan

RSUP.H.Adam Malik Medan dr. Hanudse Hartono, M.Kes, SpOG (K),

Koordinator Pelayanan dr. Risman F.Kaban, M.Ked(OG), SpOG,

Koordinator Pendidikan dr. Sarah Dina, M.Ked (OG), SpOG (K),

Koordinator Penelitian dr.Khairani Sukatendel, M.Ked (OG), SpOG (K),

Koordinator Peningkatan Mutu dr.M.Fahdy,Msc,SpOG.

8. Ketua Divisi Fetomaternal DR. dr. Makmur Sitepu, M.Ked(OG), SpOG

(K), Ketua Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi dr. Ichwanul

Adenin, M.Ked(OG), SpOG(K), Ketua Divisi Uroginekologi dr. M.Rhiza

Z Tala, M.Ked (OG) SpOG (K), Ketua Divisi Obstetri Ginekologi Sosial

dr. Khairani Sukatendel, M.Ked (OG), SpOG (K), Ketua Divisi Onkologi

dr. Deri Edianto,M.Ked (OG) , SpOG (K).

9. Para guru yang saya hormati, seluruh staf pengajar Departemen Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu , baik di RSUP.H.Adam Malik

Medan, RSUD Dr.Pirngadi Medan, RSU Haji Mina Medan, RS KESDAM

II Putri Hijau Medan, RSU Sundari yang telah banyak mendidik saya sejak

awal hingga akhir Pendidikan Magister Kedokteran dan Pendidikan

Dokter Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

10. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan dan Ketua Departemen ilmu

Kebidanan dan Penyakit Kandungan, beserta seluruh staf medis,

paramedis maupun non medis – paramedis yang telah memberikan

kesempatan, sarana serta bantuan kepada saya untuk bekerja selama

mengikuti pendidikan Magister Kedokteran dan Pendidikan Dokter

Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi .

11. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan

Ginekologi RSUD Dr.Pirngadi Medan beserta para Guru saya di SMF

Obgyn yang telah memberikan kesempatan dan saran kepada saya untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

v

bekerja selama mengikuti Pendidikan Magister Kedokteran dan

Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

12. Direktur RSU Haji Mina Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi

RSU Haji Mina Medan beserta para Guru saya di SMF Obgyn yang telah

memberikan kesempatan dan saran kepada saya untuk bekerja selama

mengikuti Pendidikan Magister Kedokteran dan Pendidikan Dokter

Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

13. Kepala Rumkit Tingkat II Kesdam I/BB Medan dan Kepala SMF Obstetri

dan Ginekologi beserta para Guru saya di SMF Obgyn yang telah

memberikan kesempatan dan saran kepada saya untuk bekerja selama

mengikuti Pendidikan Magister Kedokteran dan Pendidikan Dokter

Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

14. Ketua Yayasan dan Direktur RSU Sundari Medan beserta para Guru saya

yang telah memberikan kesempatan dan saran kepada saya untuk bekerja

selama mengikuti Pendidikan Magister Kedokteran dan Pendidikan Dokter

Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi.

15. Terima Kasih kepada Direktur RSUD. Hadrianus Sinaga Pangururan

Kabupaten Samosir, Seluruh staf pegawai, Perawat dan Bidan, selama ini

banyak membantu, menerima saya sebagai keluarga baru dan bekerja

sama dengan baik selama 6 bulan saya menjalanin stase mandiri luar kota

16. Kepada sahabat-sahabat satu angkatan saya, dr. Nutrisia, dr.Rizky,

dr.Wardy, dr.Fakhrurrazi, dr.Mervina, dr.Vivi, dr. Ajeng terima kasih

untuk kebersamaannya dalam suka dan duka serta kerja samanya selama

pendidikan hingga saat ini.

17. Seluruh rekan sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

baik para senior maupun junior saya, terima kasih atas kerjasama,

kebersamaan, bantuan, dorongan semangat dan doa yang telah diberikan

kepada saya.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

vi

18. Ibu Hj.Sosmalawaty, Ibu Zubaidah, Ibu Mawan, Kak Asih , Kak Mimie,

Vina Lisvia, Anggi, Maya, Kak Tuti, Kak Sri, Kak Yus, Tri , Kak Pon,

Kak Ozik, kak rida dan seluruh pegawai di lingkungan RSUP HAM dan

RSUD Dr.Pirngadi, Terima kasih atas bantuan, kerjasama dan

kebersamaan selama ini .

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tak terhingga dari lubuk hati

sanubari terdalam saya haturkan kepada kedua orang tua yang saya hormati, cintai

dan sayangi ayahanda dr. H. Rusli Dhanu, SpS (K) dan ibunda Hj. Sopanita br.

Tarigan. Tiada kata yang dapat melukiskan rasa terima kasih saya hanya rasa

syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT telah menitipkan saya kepada

orang tua yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, mendidik dan

mendukung saya dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang semenjak lahir

hingga saat ini. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua yang telah mereka

berikan selama ini. Semoga saya dapat menjadi anak yang berbakti bagi kedua

orang tua saya.

Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tak terhingga dari lubuk hati

sanubari terdalam saya haturkan kepada bapak mertua Budianto, SKM (Alm) dan

ibu mertua Hj. Nani Febriani, BSc yang sangat banyak membantu, memberi

semangat, doa dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada saya selama

mengikuti pendidikan ini.

Kepada suamiku yang tercinta dan tersayang Ade Setiawan, SP yang

selalu memberikan kasih sayang dan kesabaran yang luar biasa tetap

mendampingi saya dalam suka maupun duka, memberikan semangat dan menjadi

suami teladan dan terhebat. Semoga Allah Swt Selalu melindungi kita dan

melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita. Semoga kita selalu bersama

selamanya.

Kepada anakku tersayang Kikandria Arkana Dera, Ken Liona Dera, Alano

Lucca Pranaja terima kasih atas pengertiannya dan penguat hati mami selama

menjalani pendidikan. Maafkan mami atas kurangnya perhatian yang mami

berikan oleh karena kesibukan dan kewajiban mami dalam menyelesaikan

pendidikan, terima kasih atas doa, pelukan dan ciuman serta senyum yang selalu

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

vii

kalian berikan untuk mami sehingga mendatangkan semangat baru serta selalu

kuat dan tegar dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Kepada abang, kakak, dan adik ku tersayang , Riki Dhanu, S.sos, dr. Rika

Wahyuni Dhanu, MKed(An), SpAn, Rini Elisa Dhanu, MPsi, Psikolog, Rici Putra

Dhanu. Kepada kakak, Abang dan adik iparku tersayang Cut Salma, Amd, dr.

Indra Saputra, MKed(Surg), SpB, Chandra Asrama, SE, dr. Gusti Nugroho,

MKed(Ped), SpPD, dr. Yunika Khairina, Gratia Ariefa, SE, SH terima kasih atas

bantuan, dorongan, semangat dan doa yang telah diberikan selama menjalani

pendidikan.

Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan maupun tidak

tersebut sebelumnya, saya memohon maaf atas segala kesalahan yang saya

lakukan selama ini, baik yang disadari maupun tidak . Semoga Allah Swt. selalu

memberikan limpahan kasih sayang-Nya serta rahmat dan karunia-Nya kepada

kita semua. Aamiin.

Medan, Desember 2018

Rina Sinta Dhanu

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR

Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

dibawah ini :

Nama :

Program Studi : Magister Kedokteran Klinik

Departemen : Obstetri dan Ginekologi

Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada

Departemen Obstetri & Ginekologi Universitas Sumatera Utara Hak Bebas

Royalti Noneksklusif (Non-exlusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya

yang berjudul:

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM

PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN DAN RS. JEJARING MEDAN

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonesklusif ini Departemen Obstetri & Ginekologi Universitas Sumatera Utara

berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat, dan memubliskan tugas akhir saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada tanggal : 08 Februari 2019

Yang menyatakan

( Rina Sinta Dhanu )

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

ix

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM

PADA KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL NORMAL

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN DAN RS. JEJARING MEDAN

Rina Sinta Dhanu1, Makmur Sitepu

1, Ichwanul Adenin

1, Herbert Sihite

1,

Syamsul Arifin Nasution1, Roy Yustin Simanjuntak

1

1Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP H Adam Malik Medan

ABSTRAK

Latar Belakang : Ketuban pecah dini (KPD) adalah penyebab utama kelahiran

prematur. Defisiensi mikronutrien yang merupakan faktor predisposisi terjadinya

perubahan struktur kolagen yang abnormal banyak dikaitkan dengan peningkatan

risiko KPD. ., konsentrasi vitamin C plasma rata-rata pada ibu hamil adalah 0,60 ±

0,02 mg / dl. Ada kecenderungan penurunan kadar vitamin C plasma rata-rata

seiring pertambahan usia kehamilan

Tujuan : Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan perbandingan kadar

vitamin C pada kasus ketuban pecah dini dan hamil normal.

Metode : Penelitian jenis Case Control dengan rancangan penelitian cross

sectional pada wanita bersalin dengan dan tanpa diagnosis KPD di RSUP. H.

Adam Malik Medan, RSUD dan Rumah Sakit Jejaring Medan dilakukan hingga

48 sampel terpenuhi. Dilakukan anamnesis, usia ibu, paritas, pemeriksaan fisik,

dan pencatatan hasil pengukuran LILA (Lingkar lengan Atas). Kemudian

dilakukan penilaian kadar serum vitamin C. Untuk menilai gambaran kadar serum

vitamin C antara wanita dengan KPD dan tanpa KPD dilakukan analisa statistik

Bivariat dengan menggunakan T-Test independen.

Hasil : Rerata kadar vitamin C serum pada kelompok ibu hamil dengan KPD

adalah 5,93 ± 1,60 ng/mL, median sebesar 5,70 ng/mL, sedangkan rerata pada

kelompok ibu hamil normal lebih tinggi yaitu 82,34 ± 51,75 ng/mL, median

sebesar 64,65 ng/mL. Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney karena data tidak

berdistribui normal menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kadar vitamin C

serum kedua kelompok penelitian (p<0,05). Kadar vitamin C pada kasus KPD dan

hamil normal sangat jauh berbeda dengan nilai 1.7(±0.3) berbanding dengan

74.7(±50.7) pada usia kehamilan 22 minggu. Terdapat peningkatan kadar vitamin

c dengan semakin tuanya kehamilan dengan nilai 1.96(±0.2) pada kelompok KPD

dibandingkan dengan 83.5(±53.1) pada kelompok kehamilan normal.

Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C serum

pada wanita hamil dengan KPD dan tanpa diagnosis KPD dengan p value =0,000

Kata Kunci: Vitamin C, Ketuban Pecah Dini, KPD, Hamil Normal

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

x

COMPARISON OF VITAMIN C SERUM LEVELS IN PREMATURE

RUPTURE OF MEMBRANE CASE COMPARED TO NORMAL

PREGNANCY IN H. ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL AND

ANOTHER NETWORK HOSPITALS MEDAN

Rina Sinta Dhanu1, Makmur Sitepu

1, Ichwanul Adenin

1, Herbert Sihite

1,

Syamsul Arifin Nasution1, Roy Yustin Simanjuntak

1

1Departement of Obstetric dan Gynecology

Medical Faculty, University of North Sumatra

H. Adam Malik General Hospital Medan

ABSTRACT

Background : Premature rupture of membranes (PROM) is the main cause of

preterm birth. Micronutrient deficiencies which are predisposing factors for

abnormal changes in collagen structure are associated with an increased risk of

PROM. The mean plasma vitamin C levels in pregnant women is 0.60 ± 0.02 mg /

dl. There is a tendency decrease of mean plasma vitamin C levels with increasing

gestational age.

Aim : This research is expected to show a comparison of vitamin C levels in cases

of premature rupture of membranes and normal pregnancy.

Methods : The research was case control with a cross sectional study design in

women giving birth with and without PROM in H. Adam Malik General Hospital

Medan, Province Hospital and another Network Hospitals which were carried out

up to 48 samples fulfilled. History taking, physical examination, and Upper Arm

Circumference measurements were performed. Then the serum vitamin C level

was assessed. To assess the overview of serum vitamin C levels between women

with and without PROM, bivariate statistical analysis was performed using an

independent T-Test.

Results : The mean serum vitamin C levels in the group of pregnant women with

PROM was 5.93 ± 1.60 ng / mL, the median was 5.70 ng / mL, while the mean for

the group of normal pregnant women was 82.34 ± 51.75 ng / mL, the median is

64.65 ng / mL. Based on the Mann-Whitney statistical test because the data were

not normally distributed, there were significant differences in the serum vitamin C

levels of the two study groups (p <0.05). Vitamin C levels in cases of PROM and

normal pregnancy are much different with the values of 1.7 (± 0.3) compared with

74.7 (± 50.7) at 22 weeks' gestation. There was an increase in vitamin C levels

with the older gestation with a value of 1.96 (± 0.2) in the PROM group compared

with 83.5 (± 53.1) in the normal pregnancy group.

Conclusion: There was a significant difference between serum vitamin C levels in

pregnant women and without PROM with p value = 0,000.

Keywords: Vitamin C, Premature Rupture Of Membranes, PROM, Normal

Pregnancy

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 4

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….... 4

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1. Ketuban Pecah Dini................................................................................ 6

2.1.1. Definisi…………………………………………………………. 6

2.1.2. Etiologi dan Faktor Resiko .......................................................... 6

2.1.3. Diagnosis ..................................................................................... 10

2.1.4. Komplikasi................................................................................... 12

2.2. Vitamin C ............................................................................................... 13

2.2.1. Peran dan Fungsi ......................................................................... 13

2.2.2. Absorpsi ....................................................................................... 17

2.2.3. Metabolisme……………………………………………………. 18

2.2.4. Sumber Makanan……………………………………………….. 20

2.2.5. Rekomendasi Asupan…………………………………………... 20

2.2.6. Toksisitas……………………………………………………….. 22

2.2.7. Penggunaan Klinis……………………………………………… 22

2.3. Vitamin C Dalam Kehamilan………………………………………….. 24

2.4. Hubungan Vitamin C dan KPD.............................................................. 28

2.5. Kerangka Teori....................................................................................... 30

2.6. Kerangka Konsep ................................................................................... 31

2.7. Hipotesis Penelitian…………………………………………………… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 32

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 32

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32

3.2.1. Tempat Penelitian ........................................................................ 32

3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................................... 32

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 32

3.3.1. Populasi Penelitian ...................................................................... 32

3.3.2. Sampel Penelitian ........................................................................ 33

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................. 33

3.4.1. Kriteria Inklusi ............................................................................. 33

3.4.2. Kriteria Eksklusi .......................................................................... 33

3.5. Besar Sampel .......................................................................................... 33

3.6. Identifikasi Variabel ............................................................................... 34

3.6.1. Variabel Bebas ............................................................................. 34

3.6.2. Variabel Tergantung .................................................................... 34

3.7. Defenisi Operasional .............................................................................. 35

3.8. Instrumen Penilaian ................................................................................ 36

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

xii

3.9. Rancangan Analisis ................................................................................ 36

3.10. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data .......................................... 37

3.11. Kerangka Kerja .................................................................................... 37

3.12. Etika Penelitian .................................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 39

4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 39

4.2. Pembahasan ............................................................................................ 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 53

4.1. Kesimpulan ............................................................................................ 53

4.2. Saran ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 55

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Faktor Resiko Untuk KPD Prematur Spontan ............................................. 7

Tabel 2. Komplikasi KPD ........................................................................................... 12

Tabel 3. Definisi Operasional ..................................................................................... 35

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Potensial untuk infeksi bakteri dalam uterus.................................. 8

Gambar 2. Molekul Asam Askorbat dan Asam

Dehidroaskorbat…………………… ......................................................... 13

Gambar 3. Vitamin C Dapat Mendonorkan Atom Hidrogen dan Membentuk

Radikal Bebas Askorbil Yang Relatif Stabil .............................................. 19

Gambar 4. Peran Vitamin C (Biru Muda) dan Vitamin B (Biru) untuk

Merangsang, Menguatkan, dan Meindungi Kolagen dalam Korion

dan Amnion untuk Mencegah Terjadinya KPD ......................................... 27

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

xv

DAFTAR SINGKATAN

DNA Deoxyribonuclease Acid

ECM Extracellular Matrix

IMT Index Masa Tubuh

KPD Ketuban Pecah Dini

MMP-1 Metalloproteinase 1

MMP-2 Metalloproteinase 2

MMP-9 Metalloproteinase 9

MMPs Metalloproteinase

mRNA messengger Ribonucleic Acid

ROS Reactive Oxygen Species

SD Standard Deviasi

TIMPS Inhibitor Jaringan Khusus MMP

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

pada tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia adalah 359/100.000 kelahiran

hidup. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap jam terdapat dua ibu postpartum

yang meninggal dunia dengan penyebab bervariasi. Penyebab utama kematian

ibu adalah perdarahan 42% diikuti dengan eklampsi 13%, abortus 11%, infeksi

termasuk Ketuban Pecah Dini (KPD) 10%, partus lama 9%, dan penyebab lain

(hiperemesis gravidarum, kehamilan lewat waktu) sekitar 15%.1

Ketuban pecah dini (KPD) adalah penyebab utama kelahiran prematur.

Keadaan ini terjadi pada 1-3% dari seluruh kehamilan dan tetap menjadi

penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di seluruh dunia, terutama

terjadinya kelahiran premature dimana 40% dari kelahiran prematur berhubungan

dengan KPD. Hal Ini juga dikaitkan dengan morbiditas maternal yang signifikan.

Kontribusinya pada mortalitas dan morbiditas perinatal cukup tinggi sehingga

penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membantu untuk

mencegah kondisi ini.1

Etiologi pasti dari KPD tidak diketahui tetapi umumnya bersifat

multifaktorial. KPD pada bayi prematur banyak dikaitkan dengan infeksi,

merokok, status sosial ekonomi rendah, kehamilan multipel, inkompetensi serviks,

perdarahan antepartum, polihidramnion dan riwayat KPD preterm sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

2

atau riwayat persalinan prematur. Pecahnya selaput ketuban berhubungan dengan

peningkatan tekanan fisik yang melemahkan membran. Beberapa tahun terakhir,

beberapa penelitian menunjukkan bahwa pecahnya selaput ketuban berhubungan

dengan proses biokimia yaitu gangguan fungsi kolagen, berkurangnya sintesis

kolagen dan percepatan destruksi kolagen dengan perubahan seluler pada

membran janin. Hipotesis ini tidak saling berdiri sendiri dan mungkin stres

biofisik dapat memperkuat perubahan biokimia ini.1

Defisiensi mikronutrien yang merupakan faktor predisposisi terjadinya

perubahan struktur kolagen yang abnormal banyak dikaitkan dengan peningkatan

risiko KPD. Mikronutrien vitamin C (asam askorbat) adalah antioksidan larut air

yang efektif yang dapat menekan beberapa spesies oksigen reaktif sehingga

mengurangi stres oksidatif. Vitamin C juga bertindak sebagai kofaktor enzim

dalam biosintesis kolagen di mana vitamin C diperlukan untuk pembentukan

struktur triple heliks dari kolagen. Oleh karena itu vitamin C dianggap

berpartisipasi dalam keseimbangan antara sintesis dan degradasi kolagen. Peran

vitamin C pada KPD pertama sekali diteliti oleh widemen, mereka menunjukkan

bahwa wanita dengan konsentrasi serum asam askorbat yang rendah cenderung

memiliki tingkat kejadian KPD lebih tinggi dari pada mereka dengan konsentrasi

serum normal. Temuan ini diperkuat oleh penelitian berikutnya yang melaporkan

kandungan kolagen yang rendah dalam membran pasien dengan KPD premature,

sementara Plessinger menemukan bahwa pengobatan in vitro dari membran

ketuban dengan vitamin C mencegah kerusakan membran oleh asam hipoklorit.

Semakin banyak literatur tentang peran vitamin C sebagai faktor penyebab

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

3

terjadinya KPD telah menyebabkan munculnya pemikiran bahwa suplementasi

vitamin mungkin merupakan strategi intervensi yang penting.1

Peran Vitamin C dalam kejadian KPD / prematur telah diselidiki

sebelumnya. Penelitian lain telah meneliti peran Vitamin C dalam menjaga

integritas membrane, kemudian asupan vitamin C dan juga pada pengukuran

konsentrasi asam askorbat dalam plasma, leukosit dan tali pusat karena

mempengaruhi terjadinya KPD prematur dan kelahiran prematur.2

KPD pada jangka panjang menyebabkan peningkatan risiko sepsis pada

maternal / neonatal dan kebutuhan untuk resusitasi neonatal saat persalinan. Bukti

yang ada menunjukkan bahwa pecahnya membran berhubungan dengan proses

biokimia yang melibatkan matriks ekstraseluler dari amnion. Hal ini ditandai oleh

degradasi dan disosiasi dari kolagen amnion yang menunjukkan adanya

keterlibatan enzim proteolitik, khususnya matriks metalloproteinase (MMP).

Namun, belum ada konsensus yang jelas mengenai peran khusus MMP tertentu

dalam persalinan normal atau KPD.3

Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, ada kecenderungan penurunan

kadar serum vitamin C pada ibu hamil seiring dengan peningkatan usia

kehamilan dan juga pada ibu dengan KPD. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Osaikhuwuomwan, dkk., konsentrasi vitamin C plasma rata-rata pada ibu

hamil adalah 0,60 ± 0,02 mg / dl. Ada kecenderungan penurunan kadar vitamin C

plasma rata-rata seiring pertambahan usia kehamilan1

Sampai sejauh ini, masih belum ditemukan penelitian mengenai

perbandingan kadar vitamin C pada pasien dengan ketuban pecah dini dan hamil

normal khususnya di Sumatera Utara. Penelitian ini juga masih jarang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

4

Selain itu dari beberapa penelitian juga masih menunjukkan beberapa hasil yang

masih kontroversial. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menilai perbandingan

kadar vitamin C pada ketuban pecah dini dan hamil normal. Dengan begitu dapat

meningkatkan kesadaran klinisi tentang pentingnya asupan vitamin C selama

kehamilan. Diharapkan ke depannya pencegahan KPD dapat ditingkatkan oleh

para klinisi.

1.2. Rumusan Masalah

KPD dapat menyebabkan kelahiran prematur yang apabila terjadi maka

dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada noeonatus. Berdasarkan

literatur, vitamin C mempengaruhi ketebalan selaput ketuban. Oleh sebab itu,

penting untuk dilakukan penilaian kadar vitamin C terhadap kejadian KPD dan

perbandingannya dengan kehamilan normal.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar

vitamin C pada kasus ketuban pecah dini dan hamil normal.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi wanita hamil dengan KPD dan wanita hamil

normal berdasarkan usia, gravida, usia kehamilan, dan status gizi

2. Untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada wanita hamil dengan

KPD dan hamil normal

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

5

3. Untuk menilai rerata kadar vitamin C pada wanita dengan dan tanpa diagnosis

KPD berdasarkan usia, gravida, usia kehamilan, dan status nutrisi

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui efek penurunan

kadar vitamin C serum wanita hamil pada saat persalinan. Dengan begitu dapat

diprediksi prognosis ibu dan janin sehingga wanita dengan ketuban pecah dini

dapat di tatalaksana dengan lebih baik.

1.4.2. Manfaat Metodologis

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana

tatalaksana yang benar pada wanita hamil yang mengalami KPD. Disamping itu

dapat diketahui pula cara mencegah terjadinya KPD pada wanita hamil.

1.4.3. Manfaat Aplikatif

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

memperoleh data efek penurunan kadar vitamin C serum pada wanita hamil yang

menjalani persalinan di rumah sakit, serta dapat membantu klinisi dalam

memprediksi prognosis ibu dan janin sehingga dapat mengurangi angka

morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janin yang menjalani persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ketuban Pecah Dini

2.1.1. Defenisi

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Ketuban pecah dini (KPD) mengacu pada gangguan membran janin

sebelum awal persalinan, sehingga terjadi kebocoran cairan ketuban secara

spontan. KPD yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan didefinisikan sebagai

KPD premature.27

Insiden KPD preterm berkisar antara 3,0-10,0% dari semua kelahiran. KPD

prematur merupakan komplikasi yang terjadi pada sekitar 3 persen kehamilan dan

menyumbang sepertiga kelahiran prematur. Persalinan prematur mempengaruhi

satu dari 10 kelahiran, 11% di Amerika dan bahkan kelahiran yang lebih besar di

negara berkembang dan menyebabkan 40-75% kematian neonatal. KPD adalah

salah satu penyebab penting kelahiran prematur yang dapat menyebabkan

tingginya morbiditas dan mortalitas perinatal bersama dengan morbiditas ibu.28

2.1.2. Etiologi dan Faktor risiko

Penelitian histologis dari lokasi ruptur membran pada aterm telah

menunjukkan zona perubahan morfologi yang ditandai oleh penebalan komponen

jaringan ikat dari membran, penipisan lapisan sitotrofoblas dan desidua, dan

gangguan hubungan antara amnion dan korion. Perubahan fisiologis normal ini

menyertai pematangan serviks dalam persiapan untuk persalinan saat aterm, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

7

mengakibatkan lemahnya selaput janin di wilayah os servikalis interna yang

merupakan predisposisi untuk ruptur pada lokasi tersebut. Pada tingkat sel,

perubahan ini dihasilkan dari pelepasan fosfolipase, eikosanoid (terutama

prostaglandin E2), sitokin, elastase, matriks metaloproteinase, dan / atau protease

lainnya dalam merespon stimulus fisiologis atau patologis.53,54

Tabel 1. Faktor risiko untuk KPD prematur spontan53

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

8

Sejumlah faktor risiko berhubungan dengan KPD prematur. Pasien kulit

hitam memiliki peningkatan risiko untuk KPD prematur dibandingkan dengan

pasien berkulit putih. Pasien lain yang berisiko tinggi termasuk mereka yang

memiliki status sosial ekonomi rendah, perokok, memiliki riwayat infeksi menular

seksual, pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya, mengalami

perdarahan pervaginam, atau distensi uterus (misalnya, polihidramnion,

kehamilan multifetal). Prosedur yang dapat mengakibatkan KPD prematur

termasuk cerclage dan amniosentesis.51,55

Gambar 1. Lokasi potensial untuk infeksi bakteri dalam uterus56

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

9

Tampaknya tidak ada etiologi tunggal untuk KPD prematur. Infeksi atau

inflamasi koriodesidua dapat menyebabkan KPD prematur. Diperkirakan bahwa

setidaknya 40% dari semua kelahiran prematur terjadi pada ibu dengan infeksi

intrauterin. Mikroorganisme telah diisolasi dari cairan ketuban wanita yang

mengalami persalinan prematur dengan atau tanpa KPD prematur, meskipun

tingkat kultur positif lebih tinggi pada wanita yang mengalami KPD prematur

(sekitar 32,4%) dibandingkan pada mereka dengan persalinan prematur dan

ketuban yang intak (sekitar 12,8%). Infeksi dapat dikaitkan dengan KPD prematur

baik sebagai penyebab atau konsekuensinya. Infeksi yang mendahului KPD

prematur sering subklinis dan dianggap naik dari traktus genitalia bagian bawah.

Lokasi potensial untuk infeksi bakteri dalam uterus ditunjukkan dalam Gambar 1.

Setelah ruptur membran, invasi bakteri asending dapat menyebabkan infeksi

intrauterin pada sampai dengan 60% dari kasus tanpa adanya terapi

antibakteri.52,57

Mekanisme yang diduga mendasari infeksi dan KPD prematur

membutuhkan invasi bakteri intrauterin, yang mengaktifkan desidua dan membran

janin untuk menghasilkan sitokin pro-inflamasi. Hal ini menyebabkan pelepasan

prostaglandin, metalloprotease, dan zat bioaktif lainnya. Prostaglandin

menstimulasi kontraksi uterus, dan metalloprotease melembutkan serviks dan

menargetkan membran, yang menyebabkan ruptur.56

Penurunan kandungan kolagen dalam membran mempengaruhi terjadinya

KPD prematur. Sangat mungkin bahwa beberapa faktor dapat menjadi

predisposisi bagi pasien tertentu terhadap KPD prematur.51,55

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

10

2.1.3. Diagnosis

Penilaian awal dari ibu hamil yang datang dengan keluhan KPD aterm

harus meliputi 3 hal, yaitu konfirmasi diagnosis, konfirmasi usia gestasi dan

presentasi janin, dan penilaian kesejahteraan maternal dan fetal. Tidak semua

pemeriksaan penunjang terbukti signifikan sebagai penanda yang baik dan dapat

memperbaiki luaran. Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan dan mana yang

tidak cukup bukti untuk perlu dilakukan.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan spekulum) KPD

aterm didiagnosis secara klinis pada anamnesis pasien dan visualisasi

adanya cairan amnion pada pemeriksaan fisik. Dari anamnesis perlu

diketahui waktu dan kuantitas dari cairan yang keluar, usia gestasi dan

taksiran persalinan, riwayat KPD aterm sebelumnya, dan faktor risikonya.

Pemeriksaan digital vagina yang terlalu sering dan tanpa indikasi

sebaiknya dihindari karena hal ini akan meningkatkan risiko infeksi

neonatus. Spekulum yang digunakan dilubrikasi terlebih dahulu dengan

lubrikan yang dilarutkan dengan cairan steril dan sebaiknya tidak

menyentuh serviks. Pemeriksaan spekulum steril digunakan untuk menilai

adanya servisitis, prolaps tali pusat, atau prolaps bagian terbawah janin

(pada presentasi bukan kepala); menilai dilatasi dan pendataran serviks,

mendapatkan sampel dan mendiagnosis KPD aterm secara visual.

Dilatasi serviks dan ada atau tidaknya prolaps tali pusat harus

diperhatikan dengan baik. Jika terdapat kecurigaan adanya sepsis, ambil

dua swab dari serviks (satu sediaan dikeringkan untuk diwarnai dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

11

pewarnaan gram, bahan lainnya diletakkan di medium transport untuk

dikultur48

. Jika cairan amnion jelas terlihat mengalir dari serviks, tidak

diperlukan lagi pemeriksaan lainnya untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Jika diagnosis tidak dapat dikonfirmasi, lakukan tes pH dari forniks

posterior vagina (pH cairan amnion biasanya ~ 7.1-7.3 sedangkan sekret

vagina ~ 4.5 - 6) dan cari arborization of fluid dari forniks posterior

vagina. Jika tidak terlihat adanya aliran cairan amnion, pasien tersebut

dapat dipulangkan dari rumah sakit, kecuali jika terdapat kecurigaan yang

kuat ketuban pecah dini. Semua presentasi bukan kepala yang datang

dengan KPD aterm harus dilakukan pemeriksaan digital vagina untuk

menyingkirkan kemungkinaan adanya prolaps tali pusat49

.

Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG dapat berguna untuk

melengkapi diagnosis untuk menilai indeks cairan amnion. Jika

didapatkan volume cairan amnion atau indeks cairan amnion yang

berkurang tanpa adanya abnormalitas ginjal janin dan tidak adanya

pertumbuhan janin terhambat (PJT) maka kecurigaan akan ketuban pecah

sangatlah besar, walaupun normalnya volume cairan ketuban tidak

menyingkirkan diagnosis. Selain itu USG dapat digunakan untuk menilai

taksiran berat janin, usia gestasi dan presentasi janin, dan kelainan

kongenital janin.

Pemeriksaan laboratorium Pada beberapa kasus, diperlukan tes

laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan lain keluarnya cairan/

duh dari vagina/ perineum. Jika diagnosis KPD aterm masih belum jelas

setelah menjalani pemeriksaan fisik, tes nitrazin dan tes fern, dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

12

dipertimbangkan. Pemeriksaan seperti insulin-like growth factor binding

protein 1(IGFBP-1) sebagai penanda dari persalinan preterm, kebocoran

cairan amnion, atau infeksi vagina terbukti memiliki sensitivitas yang

rendah9. Penanda tersebut juga dapat dipengaruhi dengan konsumsi

alkohol. Selain itu, pemeriksaan lain seperti pemeriksaan darah ibu dan

CRP pada cairan vagina tidak memprediksi infeksi neonatus pada KPD

preterm50

.

2.1.4. Komplikasi

Salah satu komplikasi yang paling umum dari KPD prematur adalah

persalinan premature. Periode laten yang merupakan waktu dari ketuban pecah

sampai melahirkan, umumnya berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat

terjadinya KPD. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa 95 persen pasien

melahirkan dalam waktu sekitar satu hari setelah KPD, sedangkan penelitian lain

yang menganalisis pasien dengan KPD prematur dengan usia kehamilan antara 16

dan 26 minggu kehamilan menentukan bahwa 57 persen pasien melahirkan dalam

satu minggu dan 22 persen memiliki periode laten empat minggu. Ketika KPD

terjadi terlalu dini pada neonatus yang masih hidup, dapat ditemukan gejala sisa

seperti malpresentasi, kompresi tali pusat, oligohidramnion, enterokolitis

nekrotikans, gangguan neurologis, perdarahan intraventrikular dan sindrom

gangguan pernapasan.9

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

13

Tabel 2. Komplikasi KPD.9

2.2. Vitamin C

2.2.1. Peran dan Fungsi

Asam askorbat umumnya dikenal sebagai vitamin C memainkan fungsi

penting dalam tubuh manusia, meskipun fungsinya pada tingkat sel tidak terlalu

jelas vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen. Beberapa jaringan tubuh yang

mengandung kolagen yaitu kerangka tulang, gusi, otot kulit dan jaringan parut.

Produksi hormon dan neurotransmitter tertentu serta metabolisme beberapa asam

amino dan vitamin memerlukan vitamin C. Vitamin ini juga membantu hati dalam

detoksifikasi zat beracun dalam sistem peredaran darah dalam melawan infeksi.

Asam askorbat berperan pada sistem kekebalan tubuh agar dapat berfungsi

normal. Sebagai antioksidan, vitamin C bereaksi dengan senyawa seperti histamin

dan peroksida untuk mengurangi gejala inflamasi. Sifat antioksidannya dikaitkan

dengan pengurangan insiden kanker.11

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

14

Gambar 2. Molekul asam askorbat dan asam dehidroaskorbat.12

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air yang tidak disintesis oleh

manusia. Karena itu vitamin esensial ini harus dicerna. Asam askorbat tidak

mudah berdifusi melintasi membran sel. Namun, asam askorbat mudah

mengoksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang lolos dengan mudah melalui

membran sel. Kekurangan diet asam askorbat menyebabkan penyakit kulit yang

ditandai dengan melemahnya kolagen dan pendarahan kapiler.13,14

Asam askorbat berfungsi sebagai agen pereduksi dengan mengirimkan

atom hidrogen dengan elektron tunggal ke ROS dengan satu elektron tak

berpasangan di cincin luarnya. ROS dengan elektron berpasangan di cincin

luarnya stabil. Pada keadaan asam askorbat menjadi ROS yang lemah yang

disebut asam dehidroaskorbat dan hilang dalam urin.13

Asam askorbat secara langsung menstimulasi sintesis kolagen melalui

aktivasi beberapa gen. Ironisnya, dalam proses ini asam askorbat mungkin

memerlukan ROS untuk melakukan tugas-tugas ini. Geesin et al telah

menunjukkan bahwa asam askorbat dapat menginduksi sintesis kolagen dan

peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid melibatkan abstraksi atom hidrogen dari asam

lemak tak jenuh ganda, sehingga memulai reaksi berantai dari perubahan ikatan

asam lemak. Pengamatan ini menunjukkan bahwa asam askorbat dapat

menggunakan produk peroksidasi lipid untuk mengatur sintesa kolagen. Chojkier

et al telah mendokumentasikan bahwa ketika asam askorbat ditambahkan ke

kultur fibroblast, merangsang produksi kolagen, 1 (I) procollagen messenger

ribonucleic acid (mRNA) dan transkripsi gen kolagen, proses yang dihambat

ketika peroksidasi lipid juga dihambat.13

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

15

Asam askorbat berfungsi untuk memperkuat dan menstabilkan kolagen.

Asam askorbat adalah kofaktor enzimatik untuk enzim, lysyl hydroxylase dan

prolyl hydroxylase yang diperlukan untuk sintesis hidroksiprolin dan hidroksisin.

Kolagen membutuhkan jembatan hidroksiprolin melintasi triple helix untuk

memberikan stabilitas pada kolagen.13

Asam askorbat juga mempengaruhi ekspresi metalloproteinase 2 (MMP-

2). Ketika asam askorbat ditambahkan dalam jumlah fisiologis ke sel amnion

manusia (WISH cells), penurunan aktivitas gelatinolytic-collagen I dan III

tergantung dosis. Analisis media kultur mengungkapkan bahwa MMP-2 mRNA

menurun dikarenakan penambahan asam askorbat. Dalam percobaan yang sama,

produksi kolagen I meningkat sebagai respons terhadap peningkatan paparan

asam askorbat.13

Sebagai antioksidan, peran utama vitamin C adalah untuk menetralisir

radikal bebas. Karena asam askorbat larut dalam air, ia dapat bekerja dengan baik

di dalam dan di luar sel untuk memerangi kerusakan radikal bebas. Radikal bebas

mencari pasangan elektron untuk mendapatkan kembali stabilitas mereka.

Vitamin C adalah sumber elektron yang sempurna sehingga dapat

menyumbangkan electron kepada radikal bebas seperti radikal hidroksil dan

superoksida dan menyempurnakan reaktivitas mereka.58

Vitamin C melindungi DNA sel dari kerusakan yang disebabkan oleh

radikal bebas dan mutagen. Ia mencegah perubahan genetik yang berbahaya

dalam sel dan melindungi limfosit dari mutasi pada kromosomnya.58

Vitamin C mencegah kerusakan radikal bebas dalam paru-paru dan bahkan

dapat membantu melindungi sistem saraf pusat dari kerusakan tersebut. Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

16

sebuah penelitian pada marmut, terapi asam askorbat secara efektif mengurangi

kerusakan paru-paru akut yang disebabkan oleh pemberian radikal oksigen bebas

anion super oksida ke trakea. Asam askorbat juga telah diuji sebagai antioksidan

untuk reaksi inflamasi pada tikus. Dosis tinggi yang diberikan setelah namun tidak

sebelum cedera berhasil menekan edema.58

Sebagai antioksidan, vitamin C dapat meremajakan vitamin E,

menjadikannya sebagai kontributor tidak langsung untuk memerangi kerusakan

radikal bebas dalam lemak. Tidak mengherankan bahwa dua nutrien ini dapat

menjadi mitra yang efektif dalam mengurangi proses destruktif dari per-oksidasi

lipid. Dalam penelitian pada hewan dan manusia pengurangan ini terjadi pada

subyek dengan diabetes, arteriosklerosis otak atau gangguan jantung. Bersama-

sama vitamin C dan vitamin E dapat membantu mencegah pembekuan darah,

suatu kondisi yang berkontribusi terhadap risiko stroke. Kombinasi sinergis dari

vitamin C dan vitamin E dapat lebih meningkat dengan penambahan vitamin A.

Dalam sebuah penelitian kombinasi ini efektif dalam meningkatkan karakteristik

perlindungan antioksidan enzimatik dan nonenzimatik dari hati pada tikus.

Kombinasi antioksidan klasik terbentuk ketika vitamin C ditambahkan dengan

vitamin E, beta-karoten dan selenium. Ia membantu untuk meringankan

pankreatitis, atau inflamasi dari pankreas dalam satu penelitian.

58

Peningkatan yang diinduksi ROS dalam per oksidasi lipid memainkan

peran penting dalam mekanisme kerusakan lambung yang disebabkan oleh ASA

(aspirin), vitamin C melemahkan efek merusak dari ASA dalam penyembuhan

ulkus akibat aktivitas antioksidasi dengan mekanisme yang melibatkan pelestarian

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

17

mikrosirkulasi lambung dan melemahkan per oksidasi lipid dan pelepasan

sitokin.58

Orang tua yang menkonsumsi suplemen vitamin C dan vitamin E memiliki

risiko 50% lebih rendah dari kematian lebih dini akibat penyakit daripada orang-

orang yang tidak menkonsumsi suplemen. Sebuah penelitian di California

menyimpulkan bahwa orang yang mengkonsumsi vitamin C lebih dari 750 mg /

hari mengurangi risiko kematian lebih dini sebesar 60%.58

Vitamin C melindungi sperma dari kerusakan oksidatif, meningkatkan

kualitas sperma pada perokok dan efektif dalam mengobati aglutinasi sperma,

kondisi yang menyebabkan sperma tetap bersama-sama. Satu gram Vitamin C,

yang diminum setiap hari, membantu meningkatkan kesuburan pada pria yang

memiliki masalah dengan aglutinasi sperma. Vitamin C bertempur melawan

banyak polutan lingkungan termasuk CO, hidrokarbon, pestisida dan logam berat

dengan merangsang enzim dalam hati yang mendetoksifikasi tubuh. Dalam

beberapa penelitian, vitamin C telah mengurangi kelainan kromosom pada pekerja

yang terpapar polutan seperti tar batubara, stirena, metil metakrilat dan eter

terhalogenasi. Vitamin C juga melindungi dengan mencegah perkembangan

nitrosamin, bahan kimia yang menyebabkan kanker yang berasal dari nitrat yang

terkandung dalam banyak makanan.58

Kombinasi asupan vitamin E dan vitamin C, selama setidaknya 10 tahun

membantu mempertahankan fungsi kognitif yang lebih baik pada wanita pada usia

70 tahun.59

2.2.2. Absorpsi

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

18

Pada manusia dan marmut, absorpsi vitamin C terjadi pada mukosa bukal,

lambung dan usus kecil. Absorpsi bukal dari vitamin C dimediasi oleh difusi pasif

melalui membran rongga bukal. Absorpsi gastrointestinal terjadi melalui

mekanisme transportasi yang efisien dan tergantung natrium yang aktif dan

memerlukan energi dan dimediasi oleh karier. Gabby dan Singh (1991) juga

menjelaskan absorpsi vitamin C terjadi melalui sistem transportasi aktif yang

terletak di usus dan re-absorpsi pada ginjal. Karena mekanisme absorpsi di usus

dan ginjal dapat mencapai titik jenuh, lebih baik untuk memakan beberapa dosis

yang lebih kecil dari vitamin C dalam satu hari daripada satu dosis besar. Pada

asupan yang lebih tinggi, proses ini tersaturasi; hingga 180 mg, ada rata-rata

absorpsi 70% pada perokok dan non-perokok, tetapi absorpsi menurun 50-16%

pada asupan melebihi kisaran 1,5-12 g. Sekitar 80-90% asam askorbat diabsorpsi

di saluran pencernaan. Asam yang diabsorpsi bersirkulasi bebas dalam plasma,

leukosit dan sel darah merah dan memasuki semua jaringan dengan konsentrasi

maksimum 68-86 mol / l plasma yang dapat dicapai dengan asupan oral 90-150

mg / hari. Tubuh menggunakannya dalam dua jam dan kemudian biasanya keluar

dari darah dalam tiga sampai empat jam. Vitamin C digunakan dengan lebih cepat

di bawah kondisi stres, dengan penggunaan alkohol dan dengan merokok. Kadar

vitamin C dari perokok jauh lebih rendah dibandingkan non-perokok yang

diberikan asupan yang sama. Demam, penyakit virus, antibiotik, obat nyeri,

produk minyak bumi atau karbon monoksida dan paparan logam berat

mengurangi absorpsi atau peningkatan pemanfaatan vitamin C. Antibiotik sulfa

meningkatkan eliminasi vitamin C dari tubuh 2 sampai 3 kali.58

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

19

Ukuran kumpulan askorbat total tubuh dipengaruhi oleh absorpsi usus dan

tubulus ginjal yang terbatas. Askorbat tubuh mencapai maksimal 20 mg / kg berat

badan, yaitu dengan ukuran kumpulan total sekitar 1,5 g, ketika asupan askorbat

meningkat 30 sampai 180 mg / hari. Di atas tingkat asupan, ekskresi dalam urin

meningkat pesat.58

2.2.3. Metabolisme

Asam askorbat adalah gula kristal putih yang secara alamiah terjadi dalam

bentuk kimia asam L-Xylo-ascorbic acid dan D-Xylo-ascorbate. L- xylo-ascorbate

tidak memiliki aktivitas vitamin. Ia secara reversibel dioksidasi menjadi asam

dehidroaskorbat L pada paparan dengan tembaga, kondisi panas atau agak basa.

Asam askorbat L dan asam dehidroaskorbat L adalah bentuk aktif secara fisiologis

dari vitamin C. Oksidasi lebih lanjut dari asam dehidroaskorbat L menjadi 2,3-

diketo-L-gluconid acid dan oksalat bersifat ireversibel. Sulfasi dari askorbat

menjadi askorbat-2-sulfat adalah jalur minor dengan signifikansi biologis yang

tidak jelas saat ini. Ia mungkin tidak memiliki sifat antiscorbutik atau untuk

bertindak sebagai agen sulfasi yang penting secara in vivo.58

Jalur utama dari oksidasi dan turn-over asam askorbat diyakini melibatkan

pengeluaran dari dua elektron dan dengan menghasilkan radikal bebas askorbat

(AFR) pertama dan kemudian dehidroaskorbat. Dua molekul AFR dapat bereaksi

bersama untuk membentuk satu molekul askorbat dan satu dehidroaskorbat. Atau,

AFR dapat direduksi oleh enzim tergantung NADH mikrosomal, mono-dehidro-

L-ascorbate oxidoreductase menjadi askorbat.58

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

20

Gambar 3. vitamin C dapat mendonorkan atom hidrogen dan membentuk

radikal bebas askorbil yang relatif stabil60

2.2.4. Sumber Makanan

Buah dan sayuran merupakan sumber yang baik dari vitamin C, dan ~ 90%

dari asupan harian pada populasi umum berasal dari sumber-sumber ini.

Kandungannya bervariasi di antara spesies, tetapi buah jeruk, kiwi, mangga, dan

sayuran seperti brokoli, tomat, kentang, dan paprika merupakan sumber yang kaya

akan vitamin C. Karena vitamin C menurun ketika dipanaskan dan selama

penyimpanan, pengolahan dan prosedur persiapan harus dipertimbangkan saat

memperkirakan asupan vitamin C. Sebanyak 5-9 porsi segar, yang diproses

dengan minimal, atau buah dan sayuran beku per hari diperkirakan sama dengan ~

200 mg vitamin C. Adanya vitamin C dalam produk makanan selain buah dan

sayuran biasanya karena fungsi tambahannya sebagai pengawet untuk makanan

olahan untuk melindungi terhadap oksidasi. Di daerah di mana vegetasi jarang,

seperti daerah Arktik, orang secara tradisional mengandalkan sumber-sumber

alternatif dari vitamin C, seperti tanaman obat (teh herbal dan tincture dari

pinggul mawar, jarum pinus, dan kulit pohon) dan organ hewan, seperti hati

mentah dan kulit ikan paus.61,62

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

21

2.2.5. Rekomendasi Asupan

Berdasarkan pada asupan vitamin C yang diperlukan untuk mencapai

mendekati kejenuhan dalam plasma dan leukosit dengan ekskresi urin yang

minimal, dan disesuaikan dengan massa tubuh, RDA sebesar 75 untuk wanita dan

90 mg / hari untuk laki-laki ditentukan oleh US Institute of Medicine (IOM) pada

tahun 2000. RDA untuk wanita hamil adalah 85 mg / hari dan menyusui (≥ 19

tahun) sebesar 120 mg / hari. Tidak ada RDA yang ditetapkan untuk bayi, asupan

yang memadai dari vitamin C ditetapkan sebesar 40 mg / hari untuk bayi sampai

usia 6 bulan, dan 50 mg / hari untuk bayi hingga 12 bulan. Untuk anak-anak,

rekomendasi tersebut berdasarkan pada estimasi massa tubuh dalam kaitannya

dengan orang dewasa: 15 mg / hari untuk anak-anak sampai usia 3 tahun, 25 mg /

hari untuk anak-anak hingga usia 8 tahun, dan 45 mg / hari untuk anak-anak

sampai usia 13 tahun. RDA untuk remaja berdasarkan pada jenis kelamin: 75 mg /

hari untuk remaja laki-laki dan 65 mg / hari untuk remaja perempuan usia 13-17

tahun.61

Telah lama diketahui bahwa perokok dan individu yang terpapar asap

tembakau lingkungan (perokok pasif) memiliki status vitamin C yang lebih rendah

dibandingkan bukan perokok. Hal ini diyakini sebagian karena kebiasaan makan

yang buruk, tetapi juga karena sifat oksidasi asap tembakau, yang mengakibatkan

peningkatan turn-over vitamin C. Akibatnya, IOM merekomendasikan bahwa

perokok mendapatkan vitamin C tambahan 35 mg / hari. Tidak ada peningkatan

RDA yang telah ditetapkan untuk perokok pasif, tetapi mereka sangat dianjurkan

untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar RDA-nya.61

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

22

Data terakhir menunjukkan bahwa RDA untuk vitamin C yang saat ini

ditetapkan oleh IOM untuk pria dan wanita mungkin terlalu rendah. Berdasarkan

tinjauan komprehensif dari bukti ilmiah dari metabolisme manusia,

farmakokinetik, dan studi observasional serta uji coba terkontrol acak tahap 2,

disimpulkan bahwa 200 mg / hari adalah asupan optimal dari vitamin C untuk

sebagian besar populasi orang dewasa untuk memaksimalkan manfaat kesehatan

potensial dari vitamin dengan risiko yang paling kecil untuk ketidakcukupan atau

efek kesehatan yang merugikan.63

2.2.6. Toksisitas

Vitamin C umumnya aman dan ditoleransi dengan baik, bahkan dalam

dosis besar. IOM menentukan Tolerable Upper Intake Level untuk konsumsi

vitamin C oral sebesar 2 g sehari untuk orang dewasa berdasarkan pada gangguan

pencernaan yang diamati pada beberapa individu dengan dosis yang lebih tinggi.

Jumlah asupan vitamin C yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko

batu ginjal, meskipun bukti bercampur dan tidak konsisten. Rekomendasi saat ini

adalah untuk menghindari suplemen vitamin C pada mereka yang rentan terhadap

pembentukan batu ginjal. Vitamin C yang dikonsumsi dengan besi dapat

meningkatkan risiko kelebihan zat besi pada individu yang rentan. Pasien dengan

kondisi ini tidak harus menghindari makan buah dan sayuran, tetapi membatasi

asupan zat besi sebagai gantinya. Vitamin C telah dilaporkan menyebabkan

hemolisis pada individu dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase, namun

laporan tersebut belum dibuktikan.61

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

23

2.2.7. Penggunaan Klinis

RDA saat ini untuk vitamin C sebagian besar melebihi jumlah

yang diperlukan untuk mencegah penyakit sucrvy (~ 10 mg / hari). Namun,

mengingat kemungkinan keparahan dari kejadian yang berkaitan dengan penyakit

sucrvy, terapi penggantian segera disarankan ketika tanda atau gejala klinis dari

kekurangan vitamin C diidentifikasi. Suplementasi oral dengan 500 mg / hari akan

cukup dalam kasus ringan, namun terapi parenteral mungkin diperlukan pada

kasus yang berat dan dalam kasus-kasus gangguan fungsi usus atau kurangnya

kepatuhan. Kekurangan vitamin C subklinis sulit dideteksi karena gejala khas,

kelelahan dan kelemahan tidak spesifik. Kekurangan vitamin C yang jelas dapat

dilihat pada populasi kurang gizi, termasuk orang-orang dengan kondisi kronis,

kebiasaan makan yang buruk, malabsorpsi, atau dependensi kimia.61

Literatur epidemiologi telah menemukan hubungan antara status vitamin C

yang buruk dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (CVD), termasuk

penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan hipertensi. Mereka dengan

konsentrasi vitamin C plasma mendekati jenuh tampaknya memiliki risiko CVD

yang paling rendah, yang menunjukkan bahwa asupan yang lebih besar dari RDA

diperlukan untuk mencapai manfaat kesehatan ini. Namun, uji coba terkontrol

secara acak yang dirancang dengan baik belum dilakukan untuk mengkonfirmasi

atau menolak hubungan sebab akibat antara status vitamin C dan CVD. Dengan

demikian, suplementasi profilaksis untuk individu yang berisiko tinggi saat ini

tidak direkomendasikan oleh komunitas medis. Sebaliknya, sejumlah besar studi

intervensi besar telah mengkonfirmasi bahwa suplementasi pada individu yang

sudah bergizi baik tidak memiliki manfaat kesehatan tambahan.61,64

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

24

Penggunaan klinis lain dari vitamin C adalah untuk meningkatkan absorpsi

besi hon-heme. Dalam usus kecil, vitamin C mereduksi zat besi dan

memungkinkan transportasi yang efisien di seluruh epitel usus. Makanan sumber

vitamin C atau suplemennya, bila dikonsumsi dengan besi, dapat menyebabkan

peningkatan produksi hemoglobin pada pasien anemia. Penelitian terbaru di NIH

dan University of Iowa telah menyarankan bahwa dosis gram dari vitamin C

intravena mungkin memiliki manfaat dalam terapi kanker bersamaan dengan

kemoterapi standar. Efek menguntungkan dari vitamin C intravena ini mungkin

karena autooksidasi askorbat dan generasi hidrogen peroksida, yang toksik secara

selektif bagi sel-sel kanker.61

2.3. Vitamin C dalam kehamilan

Kadar serum asam askorbat plasma ibu menurun secara normal pada

kehamilan sampai trimester ketiga. Konsentrasi vitamin C lebih tinggi pada janin

daripada ibu. Vitamin ditransfer secara pasif di seluruh plasenta sebagai asam

dehidroaskorbat dan diubah menjadi asam askorbat yang kurang permeabel dalam

kompartemen janin.13

Penurunan progresif dalam konsentrasi vitamin C serum yang diamati

tersebut dapat menunjukkan peningkatan utilisasi vitamin pada ibu hamil untuk

menjaga homeostasis spesies oksigen reaktif yang normal dengan menggunakan

vitamin untuk membersihkan spesies oksigen reaktif yang berlebihan yang

dihasilkan selama status kehamilan. Temuan ini lebih lanjut mendukung laporan

sebelumnya mengenai penurunan kadar nutrient antioksidan dalam kehamilan.

Karena konsentrasi vitamin C serum ditemukan paling rendah pada trimester

ketiga, ini menunjukkan bahwa stres oksidatif paling tinggi selama trimester

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

25

kehamilan ini. Hal ini oleh karena itu menggarisbawahi kebutuhan suplementasi

vitamin C di seluruh periode kehamilan karena rata-rata konsentrasi vitamin C

serum dalam ketiga trimester secara signifikan lebih rendah dari normal. Hal ini

juga menguatkan bukti klinis mengenai manfaat tegas dari suplementasi

antioksidan untuk memproteksi terhadap spesies oksigen reaktif yang berlebihan

selama kehamilan.65

Kehamilan normal menginduksi perubahan besar dalam anatomi dan

fisiologi maternal yang melibatkan proses metabolisme untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan besar dalam hemodinamik ibu

meliputi peningkatan volume plasma, curah jantung dan denyut nadi serta

penurunan resistensi vaskuler sistemik. Metabolisme bahan bakar juga diubah

untuk menjamin suplai substrat yang siap tersedia untuk plasenta dan janin.

Adaptasi metabolik kehamilan cenderung untuk menyebabkan peningkatan berat

badan, peningkatan penumpukan lemak di tubuh maupun di paha, resistensi

insulin, hemodilusi dan hiperlipidimia.66

Proses konversi oksidatif asam lemak tak jenuh dengan produk utama

yang dikenal sebagai lipid hidroperoksida dan berbagai metabolisme sekunder

yang disebut sebagai proses radikal bebas dari peroksidasi lipid. Di dalam tubuh

ROS dan antioksidan tetap seimbang. Bila keseimbangan terganggu terhadap ROS

yang melimpah, stres oksidatif terjadi. Pada mamalia ROS merupakan faktor

penting dari replikasi sel, diferensiasi dan pertumbuhan selama kehamilan. Pada

wanita ROS berperan dalam remodeling jaringan uterus, implantasi embrio,

penyelesaian vili dan perkembangan pembuluh darah yang merupakan

karakteristik dari kehamilan. Jadi kehamilan adalah kondisi yang penuh stres

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

26

dimana banyak fungsi fisiologis dan metabolisme yang diubah hingga batas

tertentu. 66

Penanda peroksidasi lipid (MDA) telah diamati meningkat selama

perkembangan kehamilan normal seperti yang diamati oleh beberapa peneliti.

Meningkatnya kadar lipid dalam kehamilan dapat meningkatkan kerentanan dari

polyunsaturated fatty acids (PUFA) terhadap kerusakan peroksidasi yang

kemungkinan oleh radikal bebas yang dapat menyebabkan peningkatan produksi

MDA. Peroksidasi lipid juga diinduksi dalam plasenta. Peroksida lipid yang

berasal dari trofoblas dan kompartemen inti vili yang disekresikan ke dalam

sirkulasi ibu mungkin menambah kadarnya dalam darah ibu dengan dimulainya

kaskade peroksidasi. Karena plasenta kaya akan mitokondria ia mendukung stres

oksidatif selama kehamilan.66

Berkurangnya asam askorbat sebagai antioksidan yang larut dalam air

dilaporkan berfungsi sebagai pertahanan lini pertama dari antioksidan terhadap

radikal bebas yang dijumpai terutama dalam plasma. Kemungkinan bahwa asam

askorbat dikonsumsi sebagai pertahanan terhadap stres oksidatif. Ketika kapasitas

asam askorbat terlampaui, radikal bebas bisa berdifusi melalui membran sel dan

memulai peroksidasi lipid.66

Dengan demikian peningkatan kadar produk peroksidasi lipid yaitu MDA

dan penurunan kadar asam askorbat menunjukkan stres oksidatif dalam kasus

primigravida normal. Ada peningkatan stres oksidatif dengan bertambahnya usia

kehamilan.66

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

27

Darah ibu yang rendah dan tingkat leukosit vitamin C dikaitkan dengan

peningkatan risiko KPD. Kadar asam askorbat plasma dari pengambilan sampel

darah yang diperoleh antara bulan keenam dan ke delapan kehamilan ditemukan

lebih rendah pada pasien dengan ruptur membran spontan sebelum persalinan

dibandingkan dengan kadar asam askorbat dari pasien inpartu dengan membran

utuh. Pasien dengan kadar asam askorbat plasma <10 nmol / L, 14,6% mengalami

ruptur membrane spontan sebelum onset inpartu sedangkan hanya 1,4%

mengalami ruptur membrane spontan sebelum onset inpartu jika kadar asam

askorbat plasma melebihi 30 nmol / L. Tingkat rata-rata asam askorbat yang lebih

rendah telah diukur dalam cairan ketuban wanita hamil yang merokok (77 nmol /

L) bila dibandingkan dengan tingkat pada wanita hamil yang tidak merokok (159

nmol / L); perbandingan ini lebih besar daripada perbandingan rata-rata tingkat

darah perokok dibandingkan bukan perokok (65 nmol / L vs 42 nmol / L).13,15

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

28

Gambar 4. Peran vitamin C (biru muda) dan vitamin E (biru) untuk

merangsang, menguatkan, dan melindungi kolagen dalam korion dan

amnion untuk mencegah terjadinya KPD.13

Dalam studi prospektif, kadar leukosit vitamin C diukur pada wanita hamil

pada usia kehamilan 20, 28, dan 32 minggu. Tingkat vitamin C yang rendah pada

kehamilan 20 minggu mengidentifikasi wanita dengan peningkatan kejadian KPD

(P <0,05). Temuan klinis yang menurunkan kadar asam askorbat plasma dan

leukosit berkorelasi dengan peningkatan risiko untuk KPD konsisten dengan

tindakan biologis vitamin C untuk merangsang sintesis dan memperkuat kolagen,

sekaligus melindunginya dari kerusakan oleh ROS.13,16

Nilai referensi kadar vitamin C normal 0,6 mg / dl dilaporkan oleh Nino

dan Shaw, dkk., yang telah diterima dan telah digunakan dalam beberapa

penelitian hal ini akan meningkatkan proporsi peserta dengan konsentrasi vitamin

C yang rendah.

2.4. Hubungan vitamin C dan KPD

Asam askorbat sangat penting untuk produksi dan pemeliharaan kolagen.

Ini memodulasi transkripsi mRNA kolagen, memainkan peran penting baik dalam

pembentukan triple helix kolagen dan stabilisasi juga terlibat dalam pembentukan

penguatan cross-link kolagen. Status vitamin C yang tidak adekuat selama

kehamilan dapat mengganggu perkembangan matriks ekstraseluler membran

ketuban.3,24

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

29

Telah dilaporkan bahwa asam askorbat dapat menurunkan regulasi

ekspresi mRNA MMP2 dalam sel WISH. Namun pengamatan ini tidak dibuktikan

oleh penelitian proteomik dan perlu dikonfirmasi dalam jaringan amnion. Telah

dilaporkan konsentrasi asam askorbat yang secara signifikan lebih rendah dalam

jaringan amniotik dari wanita KPD dibandingkan dengan kontrol. Namun,

meskipun peran pasti bahwa vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen,

konsentrasi kolagen dalam membran ketuban tidak menunjukkan hubungan yang

signifikan dengan konsentrasi askorbat membran amniotik. Ada kemungkinan

bahwa proses persalinan dan tegangan mekanis dan oksidatif yang terkait

dengannya mungkin telah mengacaukan hubungan prelabor apa pun.3,25

Penurunan sampai 80% dalam asam askorbat plasma dengan persalinan

KPD telah dilaporkan. Defisiensi mikronutrien yang mengarah ke struktur

kolagen yang abnormal telah dikaitkan dengan peningkatan risiko persalinan

dengan KPD. Vitamin C mikronutrien adalah antioksidan larut air yang efektif

yang mengais beberapa spesies oksigen reaktif, sehingga mengurangi stres

oksidatif. Ia juga bertindak sebagai enzimatik ke enzim lysyl hydroxylase dan

prolyl hydroxylase, yang diperlukan untuk sintesis hydroxyproline dan

hydroxylysine. Kolagen membutuhkan jembatan hidroksiprolin di seluruh triple

helix untuk memberikan stabilitas. Asam askorbat juga menyebabkan

downregulation dari metalloproteinase-2 dan biosintesis kolagen di mana

diperlukan untuk pembentukan struktur heliks triple kolagen. Dengan demikian,

asam askorbat berpartisipasi dalam keseimbangan antara sintesis dan degradasi

kolagen dan ini mungkin penting dalam mengurangi terjadinya KPD prematur.5

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

30

Asam askorbat juga memiliki fungsi antioksidan melalui aktivitas

pembilasan radikal bebasnya. Peningkatan konsentrasi penanda kerusakan

oksidatif di jaringan dari persalinan KPD dibandingkan dengan kontrol. Secara

khusus, karbonil protein meningkat dalam jaringan KPD dibandingkan dengan

kontrol. Konsentrasi MDA secara signifikan meningkat pada jaringan KPD yang

ruptur dibandingkan dengan jaringan yang sama dari pasien kontrol. Perbandingan

tidak diamati di tempat ruptur, tetapi ini mungkin mencerminkan stres oksidatif di

lokasi ruptur dan peningkatan dengan proporsi lebih kecil dari peroksidasi lipid

dalam hubungannya dengan persalinan KPD.3,26

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

31

2.5. Kerangka Teori

Asupan Vitamin C

kurang selama

kehamilan

Melambatnya

pembentukan

hydroxyproline

Ketuban Pecah

Dini (KPD)

Depolimerasi kolagen

pada selaput

korion/amnion

Ketuban tipis, lemah (rapuh),

mudah pecah spontan

terganggunya proses

biosintesis kolagen

MMP-2 Oxidative stress

meningkat

merenggangnya

ikatan triple helix

polipeptida

kolagen

Degradasi

matriks

membran

ekstraseluler

ketuban

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

32

2.6. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

2.7. Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan kadar serum vitamin C pada ketuban pecah dini

dibandingkan dengan kadar vitamin C pada kehamilan normal.

Kadar Vitamin C

serum

Ketuban Pecah

Dini

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

33

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif dengan rancangan

penelitian case-control yang menilai perbandingan kadar vitamin C serum pada

wanita hamil yang mengalami KPD dan hamil normal.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan, dan

Rumah Sakit Jejaring Medan.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Januari 2019 sampai besar sampel terpenuhi

dan setelah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Fakultas

Kedoteran Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian adalah wanita bersalin yang datang ke RSUP H.

Aadam Malik Medan dan RS Jejaring Medan dengan diagnosis KPD dan tanpa

diagnosis KPD.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

34

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah wanita bersalin dengan dan tanpa diagnosis KPD

yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dengan teknik

consecutive sampling.

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

1. Wanita Hamil dengan KPD dan tanpa KPD

2. Wanita yang bersalin di RSUP HAM dan Rumah Sakit Jejaring Medan

3. Usia kehamilan ≥ 20 minggu

4. Kehamilan Janin Tunggal

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Sampel darah rusak

2. Polihidramnion

3. Gemelli

3.5. Besar Sampel

Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus besar sampel untuk analitik

komparatif tidak berpasangan :

Zα = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α

yang ditentukan Zα = 1,64

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

35

Zβ = Nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung pada nilai β

yang ditentukan Zβ = 0,84

SD = 0,1458. (Rerata simpangan baku kadar Vitamin C serum)

X1-X2 = 0,12 ng/dl (Selisih rerata vit C serum dari kedua kelompok)

Data SD dan X1-X2 (Richa S; 2014)

n1 = n2 = 18 18 + (10% n) = 20 orang

Sehingga total besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang.

3.6. Identifikasi Variabel

3.6.1. Variabel Bebas

Kadar Vitamin C Serum

3.6.2. Variabel Tergantung

Kejadian KPD

3.7. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Kategori Skala

1 Kadar

Vitamin C

Serum

Kadar Vitamin C

yang terdapat dalam

serum ibu hamil

sebelum tanda – tanda

inpartu dan persalinan

terjadi

Pemeriksaan

laboratorium

dengan sampel

darah pasien

ng/ml Rasio

2 Ketuban

Pecah dini

Kejadian pecahnya

amnion pada wanita

yang sedang hamil

tanpa adanya tanda –

tanda Inpartu

Anamnesis,

Pemeriksaan

fisik, USG,

dan Tes

Nitrazin

Menderita

Tidak

Menderita

Ordinal

3 Usia Lama hidup pasien

dari sejak lahir sampai

penelitian dilakukan

Anamnesis

dan Rekam

Medis

< 20 tahun

20-25 tahun

26-31 tahun

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

36

32-37 tahun

> 37 tahun

4 Gravida Wanita yang sedang

hamil

Anamnesa

riwayat jumlah

kehamilan

Primigravida

(wanita yang

hamil untuk

pertama kalinya

Multigravida (wanita yang

hamil lebih dari

1 kali

Ordinal

5 Usia

kehamilan

masa sejak terjadinya

konsepsi sampai

dengan saat

kelahiran

Anamnesa dari

hari pertama

haid terakhir

lalu dilakukan

penghitungan

usia kehamilan

<24 minggu

25-28 minggu

29-32 minggu

33-36 minggu

37-40 minggu

Ordinal

6 Status

Nutrisi /

Gizi

Ibu

Status gizi merupakan

gambaran

terpenuhinya

kebutuhan gizi yang

diukur dengan

indikator (LILA)

adalah penilaian status

gizi untuk mengetahui

ibu hamil umur 15-45

tahun yang

mengalami gizi

kurang

Pita ukur

LILA Gizi baik jika

ukuran LILA ≥

23,5 cm

Gizi kurang jika ukuran

LILA ≤ 23,5

Ordinal

3.8. Instrumen Penilaian

Peneliti melakukan penelitian terhadap wanita hamil yang mengalami

KPD. Kemudian dilakukan anamnesis, usia ibu, gravida, pemeriksaan fisik, dan

pencatatan hasil pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas ). Kemudian dilakukan

penilaian kadar serum vitamin C dari wanita hamil yang mengalami KPD dan

wanita hamil yang tidak mengalami KPD. Untuk pemeriksaan vitamin C serum,

dilakukan pengambilan sampel darah sebanyak 3 cc, dimasukkan ke dalam tabung

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

37

vacutainer 3cc kemudian dikirim ke laboratorium terpadu USU dan dilakukan

sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3.600 putaran per menit (rpm).

Kemudian serum dipisahkan 2 cc dimasukkan dalam microtube untuk diperiksa

kadar vitamin C dalam serum darah. Pemeriksaan dengan menggunakan Kit

ascorbic acid khusus serum menggunakan metode kromatografi. Hasil dicatat lalu

dilakukan analisa.

3.9. Rancangan analisis

Hasil penelitian ini disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk

menilai distribusi frekuensi karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia,

gravida, usia kehamilan, dan status nutrisi, dilakukan analisa statistik univariat.

Untuk menilai gambaran kadar serum vitamin C antara wanita dengan KPD dan

wanita tanpa KPD dilakukan analisa statistik Bivariat dengan menggunakan T-

Test independent. Penelitian ini menggunanakan tingkat kepercayaan 95%.

3.10. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

Setelah mendapat persetujuan dari komisi etik untuk melakukan penelitian,

penelitian dimulai dengan mengumpulkan subyek penelitian sesuai kriteria

inklusi dan eksklusi.

Peneliti kemudian mengumpulkan wanita yang datang ke bagian obstetri di

RSUP H. Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring Medan.

Peneliti kemudian membagi 2 kelompok wanita hamil, yaitu dengan diagnosis

KPD dan tanpa diagnosis KPD

Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

38

Dilakukan penilaian kadar serum vitamin C

Data dikumpulkan kemudian dianalisis secara statistik

3.11. Kerangka Kerja

3.12. Etika Penelitian

Semua peserta penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah

wanita yang bersalin dengan KPD dan hamil normal di RSUP. H. Adam Malik

Medan dan RSU. Jejaring Medan. Data – data yang ada akan dicatat oleh peneliti

dan kemudian dilakukan pengolahan data. Penelitian ini dilakukan dengan

persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Analisis statistik

Sampel penelitian

Pengumpulan identitas dan data subyek

dari anamnesa dan rekam medis

Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan status

nutrisi

Penilaian kadar serum vitamin C

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

39

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Telah dilakukan suatu penelitian potong lintang untuk menganalisa

perbandingan kadar vitamin C pada KPD dan hamil normal di RSUP H. Adam

Malik dan Rumah Sakit Jejaring Medan Penelitian ini menggunakan sampel

sebanyak 40 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Karakteristik dari subjek yang mengikuti penelitian dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik Status Ibu Hamil

KPD Normal

N % N %

Paritas

Primigravida 13 65 3 15

Multigravida 7 35 17 85

Usia Kehamilan

< 24 minggu 1 5 1 5

24-28 minggu 1 5 1 5

29-32 minggu 1 5 1 5

33-36 minggu 7 35 7 35

37-40 minggu 10 50 10 50

Total 20 100 20 100

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

40

Karakteristik Status Ibu Hamil

KPD Normal

N % N %

Usia Ibu

< 20 tahun 1 5 0 0

20-25 tahun

26-31 tahun

32-37 tahun

>37

8

7

3

1

40

35

15

5

2

8

9

1

10

40

45

5

Status Gizi

Gizi baik

Gizi kurang

12

8

60

40

20

0

100

0

Total 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 4.1 gambaran karakteristik pada wanita hamil dengan

KPD menunjukkan bahwa sebagian besar (65%) dalam kategori primigravida dan

lainnya (35%) multigravida, sedangkan pada wanita hamil normal umumnya

dalam kategori paritas multigravida (85%) dan lainnya (15%) termasuk dalam

kategori primigravida.

Berdasarkan usia kehamilan baik pada kelompok KPD dan kelompok

tanpa KPD lebih banyak dengan usia kehamilan 37-40 minggu (50%), diikuti

dengan usia kehamilan 33-36 minggu (35%) dan lainnya usia kehamilan <24

minggu, 24-28 minggu dan 29-32 minggu masing-masing sebanyak 5%.

Berdasarkan kategori usia ibu, pada kelompok KPD, didapatkan subjek

penelitian lebih banyak dengan usia 20-25 tahun (40%) diikuti dengan usia 26-31

tahun (35%) dan paling rendah dengan usia < 20 tahun dan usia >37 tahun

masing-masing sebanyak 5%. Sementara pada kelompok non KPD didapatkan

subjek penelitian lebih banyak dengan usia 32-37 (45%) tahun dan pada usia 26-

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

41

31 tahun (40%) diikuti dengan usia 20-25 tahun (10%) dan paling rendah dengan

usia dan usia >37 tahun masing-masing sebanyak 5%.

Berdasarkan kategori status gizi pada kelompok KPD didapatkan sebagian

besar (60%) gizi baik, lainnya (40%) dengan gizi kurang. Sementara pasien

kelompok non KPD seluruhnya dengan status gizi baik (100%).

Tabel 4.2. Perbedaan rerata kadar vitamin C pada wanita KPD dan Non

KPD

Kadar VIT C

(ng/mL) N Mean SD Min Max

Nilai p*

KPD 20 5.82 1,63 1,99 9,53

0,000

Non KPD 20 77,57 52,84 30,40 237,00

*Mann-Whitney Test

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa kadar vitamin C serum pada kelompok ibu

hamil dengan KPD mempunyai rerata 5.82 ± 1,63 ng/mL lebih rendah dibanding

dengan kelompok ibu hamil normal mempunyai rerata kadar vitamin C yang

lebih tinggi yaitu 77,57 ± 52,84 ng/mL. Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney,

menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kadar vitamin C serum kedua

kelompok penelitian (p<0,05).

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

42

Tabel 4.3. Perbedaan rerata kadar vitamin C pada wanita KPD dan Non

KPD berdasarkan usia ibu

Dari tabel 4.3. terdapat perbedaan rerata kadar vitamin C berdasarkan kelompok

usia ibu pada kelompok KPD yang tertinggi pada kelompok usia ibu >37 tahun

(9,53 ng/mL) dan semakin rendah pada usia ibu <20 tahun yaitu 5,07 ng/mL.

Namun pada kelompok non KPD, dimana kadar vitamin C jauh lebih tinggi juga

pada kelompok usia ibu >37 tahun (237 ng/mL) diikuti usia ibu 20-25 tahun (107

± 83,7 ng/mL) dan terendah pada usia ibu 26-31 tahun yaitu 64,12 ± 32,05

ng/mL.

Tabel 4.4. Perbedaan rerata kadar vitamin C pada wanita KPD dan Non

KPD berdasarkan gravida

Vitamin C

KPD Non KPD

Gravida

Primigravida 5,61 ± 1,66 48,3 ±12,5

Multigravida 6,29 ±1,60 82,7 ± 55,74

Dari tabel 4.4. berdasarkan kategori paritas terlihat perbedaan rerata kadar vitamin

C yaitu pada kelompok primigravida KPD lebih rendah (5,61 ± 1,66 ng/mL)

dibandingkan non KPD (48,3 ±12,5 ng/mL), demikian juga kadar vitamin C

Vitamin C

Usia Ibu KPD Non KPD

<20 5.07 -

20-25 5,26 ±1,90 107 ±83,7

26-31

32-37

>37

5.74 ±1,45

5,96 ±0,92

9,53

64,12 ±32,05

65,08 ±33,08

237

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

43

pada kelompok multigravida KPD lebih rendah (6,29 ±1,60 ng/mL) dibandingkan

kelompok non KPD (82,7 ± 55,74 ng/mL).

Tabel 4.5. Perbedaan rerata kadar vitamin C pada wanita KPD

dan Non KPD berdasarkan usia kehamilan

Variabel < 24 25-28 29-32 33-36 37-40

KPD 5.07 5.60 9.53 5,57±1.83 5.7±1,38

Normal 167 237 132 67,68±34,69 54,23±19,1

Dari tabel 4.5. terdapat perbedaan rerata kadar vitamin C pada kelompok

KPD dan non KPD, dimana kadar vitamin C pada kelompok KPD lebih

rendah dibandingkan kelompok non KPD berdasarkan kategori usia

kehamilan.

Tabel 4.6. Perbedaan rerata kadar vitamin C pada wanita KPD dan

Non KPD berdasarkan status gizi

Vitamin C

KPD Non KPD

Gizi Baik 5.79 ±1,14 77,57 ±52,8

Gizi Kurang 6.04 ± 2,24 -

Dari tabel 4.6. dapat dilihat rerata kadar vitamin C pada kelompok KPD

gizi baik adalah 5.79 ±1,14 ng/mL dan gizi kurang sebesar 6.04 ± 2,24

ng/mL, sedangkan pada kelompok non KPD seluruhnya gizi baik dengan

rerata kadar vitamin C yang lebih tinggi yaitu 77,57 ±52,8 ng/mL.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Usia

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

44

Berdasarkan kategori usia terdapat perbedaan rerata kadar vitamin C pada

kelompok KPD dan non KPD. Pada kelompok KPD terbanyak kategori usia 20-

25 tahun (40%), sementara pada kelompok non KPD, terbanyak kategori usia 32-

37 tahun (45%). Usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan ibu selama

kehamilan maupun menghadapi persalinan.36

Usia untuk reproduksi optimal bagi

seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia tersebut

akan meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan.37

Usia seseorang sedemikian

besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena organ-organ

reproduksinya sudah mulai berkurang kemampuannya dan keelastisannya dalam

menerima kehamilan.

4.2.2. Gravida

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa

karakteristik pada wanita hamil dengan KPD dengan prosentase tertinggi

primigravida (65%) yang nilai rerata vitamin C adalah 5,61 ± 1,66 ng/mL, dan

karakteristik pada wanita hamil normal dengan prosentase tertinggi multigravida

(85%) yang nilai rerata vitamin C adalah 82,7 ± 55,74 ng/mL.

Paritas telah digunakan sebagai penanda risiko kehamilan pada nulipara

dan wanita grande multipara. Wanita nulipara dianggap memiliki risiko gangguan

hipertensi, persalinan operatif dan persalinan bayi lahir rendah berat badan.29

Sedangkan wanita dengan paritas tinggi terutama wanita dengan grand multipara

memiliki resiko pendarahan antepartum, diabetes mellitus gestational, kehamilan

terkait hipertensi, ketuban pecah dini, persalinan prematur dan perdarahan

postpartum.30

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

45

Faktor paritas, terbagi menjadi primipara dan multipara. Primipara adalah

wanita yang pernah hamil sekali dengan janin mencapai titik mampu bertahan

hidup.. Ibu primipara yang mengalami ketuban pecah dini berkaitan dengan

kondisi psikologis, mencakup sakit saat hamil, gangguan fisiologis seperti emosi

dan termasuk kecemasan akan kehamilan.31

Pada ibu yang mengalami kecemasan, emosi saat hamil akan mengganggu

kondisi ibu, karena kelenjar adrenal akan menghasilkan hormon kortisol.

Sehingga ketika ibu mengalami kecemasan bagian otak yang bernama amygdala

akan mengirim sinyal ke hipotalamus, kemudian dari hypothalamus memproduksi

hormon CRH yang berhubungan dengan ACTH (adenokortikotropik hormon),

kemudian ACTH akan mengirim sinyal kepada kelenjar adrenal untuk

melepaskan kortisol. Tetapi apabila produksi kortisol berlebih akan menekan

sistem kekebalan tubuh, sehingga dimungkinkan ibu akan mudah terkena infeksi

atau inflamasi yang dapat menyebabkan peningkatan aktifitas iL-1 dan

prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi

kolagen pada selaput korion atau amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan

mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini.32

Hasil penelitian ini sesuai degan penelitian Defrin dkk (2014) tentang

karakteristik pada wanita hamil dengan KPD mayoritas paritas dalam kategori

multipara sebanyak 84% dan tanpa KPD mayoritas dalam kategori multiparitas

sebanyak 59%.33

Paritas kedua dan ketiga merupakan keadaan yang relatif lebih aman saat

kehamilan dan melahirkan pada masa reproduktif, karena pada keadaan tersebut

dinding uterus belum banyak mengalami perubahan, dan serviks belum terlalu

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

46

sering mengalami pembukaan sehingga dapat menyanggah selaput ketuban

dengan baik. Ibu yang telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami

KPD, oleh karena vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang

mengakibatkan jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah

spontan.31

Kehamilan yang terlalu sering, multipara atau grandemultipara

mempengaruhi proses embriogenesis, selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah

pecah sebelum waktunya. Pernyataan teori dari menyatakan semakin banyak

paritas, semakin mudah terjadi infeksi amnion karena rusaknya struktur servik

pada persalinan sebelumnya. KPD lebih sering terjadi pada multipara, karena

penurunan fungsi reproduksi, berkurangnya jaringan ikat, vaskularisasi dan servik

yang sudah membuka satu cm akibat persalinan yang lalu.35

4.2.3. Usia kehamilan

Berdasarkan usia kehamilan baik pada kelompok KPD dan kelompok

tanpa KPD lebih banyak dengan usia kehamilan 37-40 minggu (50%), diikuti

dengan usia kehamilan 33-36 minggu (35%) dan lainnya usia kehamilan <24

minggu, 24-28 minggu dan 29-32 minggu masing-masing sebanyak 5%.

Usia kehamilan preterm adalah 28-36 (< 37 minggu) pada trimester ketiga

selaput ketuban mudah pecah, melemahnya kekuatan selaput ketuban ada

hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin. Hal

ini dikarenakan pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses

biokimia yang terjadi dalam kolagen matrix ekstraseluler amionm korion dan

aptosis membran janin. Membran dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

47

infeksi dan peranan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti

prostaglandin, sitokinin, dan protein hormone yang merangsang aktivitas matrixs

degrading enzyme. KPD pada kehamilan premature disebebkan oleh adanya

faktor – faktor eksternal misalnya infeksi dari vagina, polihidramnion,

inkompeten serviks dan solusio plasenta

Pada kehamilan aterm adalah usia kehamilan 37 – 42 minggu. Sesuai

dengan hasil penelitian ini juga didukung oleh pada penelitian lain yang

mengatakan bahwa 50% ibu yang mengalami KPD pada usai cukup bulan (aterm)

akan mulai mengalami proses persalinan dalam waktu 12 jam, 70 % dalam waktu

24 jam, 85% dalam waktu 84 jam, 95 % dalam waktu 72 jam. Menjelang usia

kehamilan cukup bulan kelemahan fokal terjadi pada selaput janin diatas os

serviks internal yang memicu adanya robekan dilokasi ini.

4.2.4. Status nutrisi

Berdasarkan status nutrisi pada subjek penelitian KPD sebagian besar gizi

baik (62,5%), sedangkan pada kelompok ibu hamil normal seluruhnya dengan

gizi baik (100%). WHO menyatakan bahwa gizi kurang pada kehamilan akhirnya

dapat menyebabkan beberapa penyakit dan penyulit dalam kehamila, diantaranya

gizi kurang, BBLR, ketuban pecah dini, perdarahan dan IUGR. Defisiensi

makanan memegang peranan yag sangat penting dalam timbulnya gizi kurang,

maka dapat dipahami bahwa frekuensi angka terjadinya gizi kurang di negara –

negara berkembang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Negara – Negara maju.

Di Indonesia dari total jumlah ibu hamil 40 % diantaranya mengalami gizi kurang

dan 34 % malnutrisi kronis.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

48

4.2.5. Kadar vitamin C pada KPD dan hamil normal

Kadar vitamin C serum pada kelompok ibu hamil dengan KPD

mempunyai rerata 5,82 ± 1,63 ng/mL, sedangkan pada kelompok ibu hamil

normal mempunyai rerata kadar vitamin C yang lebih tinggi yaitu 77,57 ± 52,84

ng/mL dan secara statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kadar

vitamin C serum kedua kelompok penelitian (p<0,05).

Terdapat perbedaan rerata kadar vitamin C berdasarkan kelompok usia pada

kelompok KPD yang tertinggi pada kelompok usia ibu >37 tahun (9,53 ng/mL)

dan semakin rendah pada usia ibu <20 tahun yaitu 5,07 ng/mL. Namun pada

kelompok non KPD, dimana kadar vitamin C jauh lebih tinggi juga pada

kelompok usia ibu >37 tahun (237 ng/mL) diikuti usia ibu 20-25 tahun (107 ±

83,7 ng/mL) dan terendah pada usia ibu 26-31 tahun yaitu 64,12 ± 32,05 ng/mL.

Berdasarkan kategori gravida, terdapat perbedaan rerata kadar vitamin C

yaitu pada kelompok primigravida KPD lebih rendah (5,61 ± 1,66 ng/mL)

dibandingkan non KPD (48,3 ±12,5 ng/mL), demikian juga kadar vitamin C

pada kelompok multigravida KPD lebih rendah (6,29 ±1,60 ng/mL) dibandingkan

kelompok non KPD (82,7 ± 55,74 ng/mL). Berdasarkan kategori usia kehamilan,

kelompok subjek KPD dengan usia kehamilan 29-32 minggu memiliki rerata 9,53

dan kelompok non KPD dengan usia kehamilan <24 minggu memiliki nilai rerata

vitamin C tertinggi sebanyak 167. Berdasarkan kategori status gizi, rerata kadar

vitamin C pada kelompok KPD gizi baik adalah 5.79 ±1,14 ng/mL dan gizi

kurang sebesar 6.04 ± 2,24 ng/mL, sedangkan pada kelompok non KPD

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

49

seluruhnya gizi baik dengan rerata kadar vitamin C yang lebih tinggi yaitu 77,57

±52,8 ng/mL.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Defrin dkk (2014) didapatkan

adanya perbedaan bermakna kadar vitamin C plasma darah hamil aterm pada

ketuban pecah dini dengan hamil aterm tanpa ketuban pecah dini (P < 0.05).

Kadar rerata vitamin C plasma darah pada kehamilan aterm dengan ketuban pecah

dini lebih rendah dibandingkan dengan kadar vitamin C plasma darah pada

kehamilan aterm tanpa ketuban pecah dini di RS.DR.M. Djamil Padang, RSU

Achmad Mochtar Bukit Tinggi dan RSUD Pariaman.

Ketuban pecah dini merupakan salah satu dari komplikasi kehamilan yang

paling sering dijumpai. Insiden kejadian ketuban pecah dini pada kehamilan

berkisar antara 6% sampai 10% dan 20% dari kasus ini terjadi sebelum kehamilan

37 minggu. Insiden ketuban pecah dini di Indonesia berkisar 4,5% sampai 7,6 %

dari seluruh kehamilan.39

Ketuban pecah dini menyebabkan peningkatan

komplikasi dalam kehamilan baik terjadi pada usia kehamilan aterm maupun

preterm. Risiko infeksi setelah terjadi pecahnya ketuban berpengaruh kepada ibu,

fetus atau neonatus. Insiden infeksi pada neonatal setelah ketuban pecah dini yang

lebih dari 24 jam kirakira 1% dan jika terdapat korioamnionitis klinis risiko

meningkat menjadi 3% hingga 5 %.40

Korioamnion merupakan lapisan yang banyak dan kompleks yang terdiri

dari epithelial dan elemen jaringan penunjang dimana setiap komponen

mempunyai peran penting dalam metabolisme yang penting untuk integritas

fisiologi untuk perkembangan kehamilan. Amnion memperoleh kekuatannya

melalui kolagen. Bagaimana membran fetal dapat melemah dengan mekanisme

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

50

eksogenus dan endogenus masih dalam investigasi yang aktif. Faktor endogenus

seperti variasi lokal pada penipisan membran atau kolagen dan faktor eksogenus

seperti efek yang diakibatkan oleh metabolisme mikroba, host atau akibat nikotin

yang mengurangi aktivitas antriprotease juga menyebabkan gangguan membran

lokal.41

Kekuatan dan integritas korioamnion dipertahankan oleh keseimbangan

faktor intrinsik yang meregulasi sintesis dan degradasi jaringan penyambung.

Degradasi kolagen dalam korioamnion dikontrol oleh matriks metalloproteinases.

Pelepasan matriks metalloproteinase diatur oleh Tissue Inhibitors of

Metalloproteinases atau TIMPS.41

Molekul tidak stabil yang dihasilkan terus

menerus dalam tubuh yang dikenal dengan reactive oxygen species (ROS)

dikatakan dapat menghasilkan kerusakan jaringan yang menyebabkan Premature

Rupture of Membrane (PROM) / ketuban pecah dini.

Pemaparan korioamnion dengan ROS dikatakan meningkatkan matriks

metalloproteinase sehingga menyebabkan ketuban pecah dini. Normalnya ada

keseimbangan antara produksi dan eliminasi dari ROS. Stres oksidatif terjadi

ketika prooksidan melebihi antioksidan.42

Vitamin C (asam askorbat) adalah

vitamin yang larut dalam air yang tidak disintesis oleh manusia oleh karena itu

vitamin esensial ini harus didapat dari makanan. Seperti yang kita ketahui vitamin

C merupakan salah satu anti oksidan. Tubuh menggunakan berbagai antioksidan

untuk membatasi kerusakan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Asam

askorbat secara langsung merangsang sintesis kolagen.

Asam askorbat juga berfungsi sebagai reducing agent dengan mengirim

atom hidrogen dengan elektron tunggalnya ke ROS. Asam askorbat membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

51

kolagen kuat dan stabil.43

Stres oksidatif terjadi ketika prooksidan melebihi

antioksidan sehingga dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan salah satu peran

vitamin C mengirim atom hydrogen dengan elektron tunggalnya ke ROS sehingga

membuat kolagen lebih kuat dan stabil.

Belum banyak penelitian yang membandingkan kadar vitamin C plasma

darah hamil aterm dengan ketuban pecah dini antara hamil aterm tanpa ketuban

pecah dini namun dari hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian-

penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.44

Tetapi pada beberapa penelitian

yang lain menunjukkan hal yang sebaliknya dimana justru kadar vitamin C

plasma darah hamil aterm dengan ketuban pecah dini lebih tinggi dibanding

dengan kadar vitamin C plasma darah hamil aterm tanpa ketuban pecah dini.44

Penelitian yang memperlihatkan hasil senada yaitu penelitian yang

dilakukan E.Casanueva (1998) dimana pada penelitian tersebut dikatakan kadar

vitamin C < 1,8 ug/108 sel meningkatkan resiko kejadian ketuban pecah dini

bahkan dikatakan kadar vitamin C < 1,8 ug/108 sel pada usia kehamilan 28

minggu menunjukkan predictive value yang tinggi (p<0.05).45

Penelitian Tejero et al (2003) menunjukkan konsenterasi vitamin C pada

wanita dengan ketuban pecah dini saat hamil aterm lebih rendah dibanding

dengan wanita hamil aterm normal ( tanpa ketuban pecah dini).46

Berlawanan

dengan penelitian Barret et al (1994) tidak ditemukan hubungan antara rendahnya

kadar vitamin C dengan kejadian ketuban pecah dini dan pada penelitian tersebut

dikatakan pemberian suplemen vitamin C tidak dapat mencegah kejadian ketuban

pecah dini walau pada penelitian tersebut dikatakan diperlukannya jumlah sampel

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

52

yang lebih besar lagi untuk menilai apakah pemberian suplementasi vitamin C

berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini.47

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Rizka (2011) menghasilkan

hal yang berlawanan dimana pada hasil didapatkan kadar vitamin C pada pasien

hamil aterm dengan ketuban pecah dini lebih tinggi dibanding dengan hamil aterm

tanpa ketuban pecah dini. Literatur mengatakan kadar normal vitamin C plasma

darah yaitu 26,1-84,6 umol/L (>0,6mg/ dl, > 20 ug/108 sel, > 114 nmol/108 sel)

dan dikatakan defisiensi jika < 11 umol/L (0,2mg/dl, <10 ug/108 sel, < 57

nmol/108 sel).39

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

53

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kelompok KPD, sebagian besar dengan kelompok usia 20-25 tahun

(40%), paritas primigravida (65%), mempunyai usia kehamilan

terbanyak adalah 37-40 minggu (55%), dan sebagian besar dengan

gizi baik (60%).

2. Kelompok non KPD, kelompok usia terbanyak adalah 32-37 tahun

(45%), umumnya dengan paritas multigravida (85%), usia kehamilan

terbanyak adalah 37-40 minggu (50%), dan seluruhnya adalah status

gizi baik (100%).

3. Nilai rerata kadar vitamin C serum pada wanita hamil dengan KPD

lebih rendah yaitu 5,82 ± 1,63 ng/mL, dibandingkan dengan wanita

hamil tanpa KPD dengan nilai rerata 77,57 ± 52,84 ng/mL. Dan

terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C pada

kelompok KPD dan non KPD dengan p = 0,001.

4. Terdapat perbedaan nilai rerata kadar vitamin C pada kelompok KPD

dan non KPD, dimana kadar vitamin C lebih rendah pada kelompok

KPD dibandingkan pada kelompok non KPD pada kategori

berdasarkan usia, usia kehamilan, paritas, dan status gizi.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

54

5.2. Saran

Perlu diberikan suplemen vit C pada ibu hamil sejak kehamilan minggu

pertama untuk meningkatkan kadar vit C dalam darah dan mengurangi risiko

ketuban pecah dini.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

55

DAFTAR PUSTAKA

1. Osaikhuwuomwan JA, Okpere EE, Okonkwo CA, et al. Plasma vitamin C

levels and risk of preterm prelabour rupture of membranes. Arch Gynecol

Obstet 2011; 284: 593–597.

2. Osaikhuwuomwan JA. Preterm rupture of membranes: the vitamin c factor.

Rev Artic 2010; 12: 60–68.

3. Stuart EL, Evans GS, Lin YS, et al. Reduced Collagen and Ascorbic Acid

Concentrations and Increased Proteolytic Susceptibility with Prelabor Fetal

Membrane Rupture in Women1. Biol Reprod 2005; 72: 230–235.

4. Meinert M, Malmström A, Petersen AC, et al. Chorioamniontis in preterm

delivery is associated with degradation of decorin and biglycan and

depletion of hyaluronan in fetal membranes. Placenta 2014; 35: 546–551.

5. Sharma R, Mehta S. Ascorbic Acid Concentration and Preterm Premature

Rupture of Membranes. J Obstet Gynecol India 2014; 64: 417–420.

6. Hassan GI, Onu AB. Total serum vitamin C concentration in pregnant

women: implications for a healthy pregnancy Concentração total de

vitamina C na gestante: implicações para uma gestação saudável. Rev Bras

Saúde Matern Infant, Recife 2006; 6: 293–296.

7. Mathews F, Neil A. Antioxidants and preterm prelabour rupture of the

membranes. BJOG An Int J Obstet Gynaecol 2005; 112: 588–594.

8. Juhl B, Lauszus FF, Lykkesfeldt J. Poor vitamin C status late in pregnancy

is associated with increased risk of complications in type 1 diabetic

women: A cross-sectional study. Nutrients 2017; 9: 6–8.

9. Medina TM, Hill DA. Preterm Premature Rupture of Membranes:

Diagnosis and Management. Am Fam Physicianmily physician 2006; 73:

659–64.

10. Appel LA, Martins ADS, Miglioli AMD, et al. Premature Rupture Of

Membrane And Molecular And Microbiological Profile Of Blood Of

Newborns With Suspected Neonatal Infection. IJDR 2017; 7: 16299–

16303.

11. Walingo M. Role of Vitamin C (Ascorbic Acid) on Human Health- A

Review. AJFNS 2005; 5: 1–15.

12. HACIŞEVK A. An Overview of Ascorbic Acid Biochemistry. J Fac

Pharm 2009; 38: 233–255.

13. Woods JR, Plessinger MA, Miller RK. Vitamins C and E: Missing links in

preventing preterm premature rupture of membranes? Am J Obstet Gynecol

2001; 185: 5–10.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

56

14. Ministry of Health Malaysia. Ascorbic Acid ( Vitamin C ). Recomm Nutr

Intakes Malaysia 2005; 1: 102–110.

15. Zamani M, Goodarzi MT, Lavasani NS, et al. Effects of ascorbic acid on

serum level of unconjugated estriol and its relationship with preterm

premature rupture of membrane: a double-blind randomized controlled

clinical trial. Iran J Med Sci 2013; 38: 227–232.

16. Ghomian N, Hafizi L, Takhti Z. The Role of Vitamin C in Prevention of

Preterm Premature Rupture of Membranes. Iran Red Crescent Med J 2013;

15: 113–6.

17. Casanueva E, Ripoll C, Tolentino M, et al. Vitamin C supplementation to

prevent premature rupture of the chorioamniotic membranes: A randomized

trial. Am J Clin Nutr 2005; 81: 859–863.

18. Strauss JF. Extracellular matrix dynamics and fetal membrane rupture.

Reprod Sci 2013; 20: 140–153.

19. Berillis P. Marine Collagen : Extraction and Applications. SMGroup 2015;

1: 1–13.

20. Parry S, Strauss JF. Premature Rupture of The Fetal Membranes:

Mechanism of Disease. Kofinas Perinat 2010; 1: 1–13.

21. Agarwal A, Aziz N, Rizk B. Premature Rupture of Membranes and

Oxidative Stress. Stud Women’s Heal 2013; 8: 1–363.

22. Gelse K, Pöschl E, Aigner T. Collagens - Structure, function, and

biosynthesis. Adv Drug Deliv Rev 2003; 55: 1531–1546.

23. Silvipriya KS, Krishna Kumar K, Bhat AR, et al. Collagen: Animal sources

and biomedical application. J Appl Pharm Sci 2015; 5: 123–127.

24. Rumbold A, Ota E, Nagata C, et al. Vitamin C supplementation in

pregnancy. Cochrane Database Syst Rev 2015; 1: Art. No.: CD004072.

25. N. Rangaswamy, D. Kumar, R.M. Moore, B.M. Mercer, J.M. Mansour, R.

Redline JJM. Weakening and Rupture of Human Fetal Membranes –

Biochemistry and Biomechanics. Preterm Birth - Mother Child 2012; 1: 32.

26. Ilhan N, Celik E, Kumbak B. Maternal plasma levels of interleukin-6, C-

reactive protein, vitamins C, E and A, 8-isoprostane and oxidative status in

women with preterm premature rupture of membranes. J Matern Fetal

Neonatal Med 2014; 7058: 1–4.

27. Endale T, Fentahun N, Gemada D, Hussen MA. Maternal and fetal

outcomes in term premature rupture of membrane. World J Emerg Med.

2016;7(2):147-52.

28. Dars S, Malik S, Samreen I, Kazi RA. Maternal morbidity and perinatal

outcome in preterm premature rupture of membranes before 37 weeks

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

57

gestation. Pak J Med Sci. 2014;30(3):626-9.

29. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 2010

30. Rizwan N, Gulshan P, Razia MA. Frequency of grand multiparity and its

fenomaternal outcome at liaquat university hospital, Hyderabad. Isra

medical Journal; 1 : 49- 53. 2009

31. Cunningham G. Obstetri William Ed. 21, Vol. 1. Jakarta: EGC. 2006

32. Maria. Ketuban Pecah Dini Berhungan Erat Dengan Persalinan Preterm dan

Infeksi Intrapartum. Jakarta : CDK. 2007

33. Defrin, Dewita M, Rasyid R. perbedaan kadar vitamin C plasma darah pada

kehamilan aterm dengan ketuban pecah dini dengan kadar vitamin C

plasma darah pada kehamilan aterm tanpa ketuban pecah dini. OBGIN

EMAS, Volume 2, Nomor 16, Mei – Agustus 2014

34 Varney H. Buku ajar asuhan kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.hlm. 36-

9. 2006

35. Nugroho T. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta :

Nuha Medika. 2011

36. Julianti. Prevalensi SDKI. Jakarta : Buletin Penelitian Indonesia. 2001

37. Depkes Provinsi Lampung. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung

Tahun 2012. Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

38 Healthy weight gain during pregnancy 2010

39. Dewoto HR. Vitamin dan Mineral dalam Farmakologi Dan Terapi. Editor

Sulistia G. Ganiswarna. Edisi Keempat. Farmakologi Fakultas Kedokteran-

Universitas Indonesia. Jakarta. 2007; 733.

40. Moore RM, Mansour JM, and Redline RW. The Physiology Of Fetal

Membrane Rupture: Insight Gained From The Determination Of Physical

Properties. Placenta 27. 2007; 1037-1051

41 Janice FI and Jamesan MA. The Pathobiology Of Premature Rupture Of

Membranes. Seminars In Perinatology, Vol 20, No 5 (October). 1996; 344-

368.

42. Mariangela L, Perrone S, and Vezzosi P. Association Between Oxidative

Stress In Pregnancy And Preterm Premature Rupture Of Membranes.

Clinical Biochemistry 4 2007; 793–797.

43. Bornaa S, Bornab, and Daneshbodie. Vitamins C And E In The Latency

Period In Women With Preterm Premature Rupture Of Membranes.

International Journal Of Gynecology And Obstetrics 90. 2005; 16-20.

44. Graham B, and Jauniaux E. Oxidative Stress. Best Practice & Research

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

58

Clinical Obstetrics And Gynaecology 25. 1998; 287– 299.

45. Esther C, Ortego FV, and Pfeffer F. Vitamin C And Premature Rupture Of

Chorioamniotic Membranes. Nuhition Research, 18 No.2. 1998; 241-245

46. Tejero, E., Perichart, O., Pfeffer, F., Casanueva, E. and Vadillo-Ortega, F..

Collagen synthesis during pregnancy, vitamin C availability, and risk of

premature rupture of fetal membranes. Int J Gynaecol Obstet. 81: 29-34.

2003

47. Barrett D, L Somogyi , dan H Ramaswamy.. Processing Fruit Second

Edition Science and Technology. London New York: CRS Press.

2004

48. Woman and Newborn Health Service. King Edward Memorial Hospital.

Clinical Guidelines Obstetrics and Midwifery Guidelines. September 2002.

49. Angelini DJ, Afontaine D. Obstetric triage and emergency care protocols.

Academic Emergency Medicine. Volume 20, Issue 4, page E10, April

2013. Newyork, NY: Springer Publishing Co.,2013;336

50. Torbe Al, Kowalski K. Materna serum and vaginal fluid C-reaktive protein

levels predict early-onset neonatal infection in preterm premature rupture of

membranes. J Perinatol. 2010 Oct;30(10);655

51. Medina TM, Hill A. Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis

and Management. Am Fam Physician 2006;73:659-64, 665-6

52. Mercer BM. Preterm premature rupture of the membranes. Obstet Gynecol

2003;101:178-93.

53. Caughey AB, Robinson JN, Norwitz ER. Contemporary Diagnosis and

Management of Preterm Premature Rupture of Membranes. Rev Obstet

Gynecol. 2008;1(1):11-22

54. Parry S, Strauss JF 3rd. Preterm premature rupture of the fetal membranes.

N Engl J Med. 1998;338:663-670.

55. Stuart EL, Evans GS, Lin YS, Powers HJ. Reduced collagen and ascorbic

acid concentrations and increased proteolytic susceptibility with prelabor

fetal membrane rupture in women. Biol Reprod 2005;72:230-5

56. Epstein FH. Intrauterine Infection and Preterm Delivery. The New England

Journal of Medicine 2000; 342(20)

57. R, et al. Infection and prematurity and the role of preventive strategies.

Semin Neonatol 2002; 7: 259–274

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

59

58. Iqbal K, et al. Biological Significance of Ascorbic Acid (Vitamin C) in

Human Health – A Review. Pakistan Journal of Nutrition 3 (1): 5-13,

2004

59. Grodstein, F., J. Chen and W.C. Willett. Highdose antioxidant supplements

and cognitive function in community-dwelling women, Am. J. Clin. Nutr.,

2003; 77:975-984.

60. Chapter 17. Dietary antioxidants: a consideration of factors influencing

requirements

61. Lykkesfeldt J, Michels AJ. Vitamin C. Adv. Nutr. 5: 16–18, 2014

62. Sari RK. VITAMIN dan MINERAL. Available from:

http://skp.unair.ac.id/repository/webpdf/web_VITAMIN__dan_MINERAL

_RATIH_KUMALA_SARI.pdf

63. Frei B, Birlouez I, Lykkesfeldt J. What is the optimum intake of vitamin C

in humans? Crit Rev Food Sci Nutr. 2012;52:815–29.(Abstract)

64. Lykkesfeldt J and Poulsen HE. Is vitamin C supplementation beneficial?

Lessons learned from randomized controlled trials. Brit. J.Nutr.

2010;103:1251–9.

65. Hassan GI, Onu AB. Total serum vitamin C concentration in pregnant

women: implications for a healthy pregnancy. Rev. Bras. Saúde Matern.

Infant., Recife, 6 (3): 293-296

66. Ghate J, et al. Antioxidant role of Vitamin C in normal pregnancy.

Biomedical Research 2011; 22 (1): 49-51

67. Hornig DH, Glastibaar BE; Vitamin C and increased requirements of

smokers. Int J Vit Nutr Res 1985:27 Suppl 139-155

68. Benjamin A, Abenhaim, A Haim et al. Increased Risk of Preterm premature

Ruptur of Membranes at Early Gestational Ages among Maternal Cigarette

Smokers

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

60

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama dr. Rina Sinta Dhanu adalah peserta didik yang sedang

menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Kebidanan dan Kandungan

(Obstetri dan Ginekologi) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini

saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Kadar Vitamin C Serum

Pada Kasus Ketuban Pecah Dini dan Hamil Normal di RSUP H Adam Malik Medan dan RS

Jejaring Medan.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kadar vitamin C

pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan pada hamil normal.

Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien yang

mengalami ketuban pecah dini dan hamil normal. Partisipasi ibu bersifat sukarela dan

tanpa paksaan. Identitas pribadi ibu sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua

informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu juga tidak akan

dibebankan biaya apa pun dalam penelitian ini. Seandainya ibu menolak untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini, ibu tidak akan kehilangan hak sebagai pasien. Setelah

memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan ibu dapat mengisi

lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disediakan. Apabila ibu

membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka dapat menghubungi saya:

Nama : dr. Rina Sinta Dhanu

Alamat : Jalan Karya Tani No 47 Medan 20143

HP : 08126461166

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu

yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2019

Peneliti,

(dr. Rina Sinta Dhanu)

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

61

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP:

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Perbandingan

kadar vitamin C serum pada kasus ketuban pecah dini dan hamil normal di

RSUP H. Adam Malik dan RS Jejaring Medan” dan saya memahaminya, maka

dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut

serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan

seperlunya.

Medan, 2019

( )

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

62

Tabel induk penelitian vitamin C pada KPD

I II III IV V VI VII

1 As 18 21,2 Multigravida 22 – 23 minggu 5,07

2 Vt 20 22,6 Multigravida 28 – 29 minggu 5,6

3 Su 41 21,8 Multigravida 31 – 32 minggu 9,53

4 Aw 21 23,4 Primigravida 34 – 35 minggu 6,42

5 Ft 20 24,6 Primigravida 35 – 36 minggu 5,55

6 Ar 24 23,8 Primigravida 36 – 37 minggu 5,97

7 Ch 26 24,2 Primigravida 36 – 37 minggu 6,47

8 Nu 35 23,1 Multigravida 36 – 37 minggu 7,07

9 Ga 24 23,1 Primigravida 36 – 37 minggu 1,99

10 Ur 23 23,8 Primigravida 37 – 38 minggu 7,07

11 Sy 23 22,4 Primigravida 37 - 38 minggu 7,54

12 Na 27 25,5 Primigravida 37 – 38 minggu 4,19

13 Ax 25 24,3 Primigravida 37 – 38 minggu 3,98

14 Sa 32 23,6 Multigravida 37 – 38 minggu 4,93

15 Ma 26 26,8 Primigravida 38 – 39 minggu 5,8

16 Yu 27 21,6 Primigravida 38 – 39 minggu 4,32

17 Fe 27 23,5 Multigravida 38 – 39 minggu 5,56

18 Di 26 24,6 Primigravida 38 – 39 minggu 8,12

19 Ek 30 25,6 Primigravida 38 – 39 minggu 5,57

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

63

20 Pa 37 26,4 Multigravida 39 – 40 minggu 6,29

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

64

Tabel induk penelitian vitamin C pada non KPD

I II III IV V VI VII

1 Af 22 24,6 Multigravida 22 – 23 minggu 167

2 Ik 38 26,8 Multigravida 28 – 29 minggu 237

3 Rh 35 25,6 Multigravida 31 – 32 minggu 132

4 Md 35 23,5 Multigravida 34 – 35 minggu 107

5 Zu 31 24,6 Multigravida 35 – 36 minggu 125

6 Nr 29 25,6 Multigravida 36 – 37 minggu 38,1

7 Hj 33 25,2 Multigravida 36 – 37 minggu 45,7

8 Nu 35 24,2 Multigravida 36 – 37 minggu 66,9

9 Ti 37 25,7 Multigravida 36 – 37 minggu 41,8

10 Wi 21 25,5 Primigravida 36 – 37 minggu 48,6

11 Mi 29 25,4 Multigravida 37 – 38 minggu 56,4

12 Be 36 24,8 Multigravida 37 – 38 minggu 32,8

13 Rn 27 25,5 Multigravida 37 – 38 minggu 30,4

14 Na 31 26,8 Multigravida 37 – 38 minggu 88,5

15 Es 33 24,8 Multigravida 37 - 38 minggu 50,5

16 Is 27 23,8 Primigravida 38 – 39 minggu 60,7

17 Hw 29 24,2 Primigravida 38 – 39 minggu 35,7

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

65

18 Re 30 23,8 Multigravida 38 – 39 minggu 78,2

19 Te 32 24,8 Multigravida 38 – 39 minggu 62,4

20 Mh 32 23,8 Multigravida 39 – 40 minggu 46,7

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

66

Uji Normalitas

Tests of Normality

KPD Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VitaminC KPD .127 20 .200

* .977 20 .888

NonKPD .230 20 .007 .796 20 .001

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann Whitney

Test Statisticsa

VitaminC

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 210.000

Z -5.410

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b

a. Grouping Variable: kelompokbaru

b. Not corrected for ties.

Statistics

vitc20

N Valid 1

Missing 0

Mean 5.0700

Median 5.0700

Mode 5.07

Minimum 5.07

Maximum 5.07

Statistics

vitc2025

N Valid 8

Missing 0

Mean 5.2650

Median 5.7600

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

67

Mode 1.99a

Std. Deviation 1.90844

Minimum 1.99

Maximum 7.54

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitaminc2631

N Valid 6

Missing 0

Mean 5.7433

Median 5.6800

Mode 4.19a

Std. Deviation 1.45960

Minimum 4.19

Maximum 8.12

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitaminc3237

N Valid 4

Missing 0

Mean 5.9650

Median 5.9300

Mode 4.93a

Std. Deviation .92266

Minimum 4.93

Maximum 7.07

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

68

Statistics

vitaminc37

N Valid 1

Missing 0

Mean 9.5300

Median 9.5300

Mode 9.53

Minimum 9.53

Maximum 9.53

Non KPD Kategori Usia

Statistics

vitaminc2025

N Valid 2

Missing 0

Mean 107.8000

Median 107.8000

Mode 48.60a

Std. Deviation 83.72144

Minimum 48.60

Maximum 167.00

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitaminc2631non

N Valid 8

Missing 0

Mean 64.1250

Median 58.5500

Mode 30.40a

Std. Deviation 32.05369

Minimum 30.40

Maximum 125.00

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

69

Statistics

vitc3237non

N Valid 9

Missing 0

Mean 65.0889

Median 50.5000

Mode 32.80a

Std. Deviation 33.08325

Minimum 32.80

Maximum 132.00

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitc37non

N Valid 1

Missing 0

Mean 237.0000

Median 237.0000

Mode 237.00

Minimum 237.00

Maximum 237.00

Paritas KPD

Statistics

vitcprimikpd

N Valid 13

Missing 0

Mean 5.6146

Median 5.8000

Mode 1.99a

Std. Deviation 1.66245

Minimum 1.99

Maximum 8.12

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

70

Statistics

vitcmultikpd

N Valid 7

Missing 0

Mean 6.2929

Median 5.6000

Mode 4.93a

Std. Deviation 1.60483

Minimum 4.93

Maximum 9.53

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitcpriminonkpd

N Valid 3

Missing 0

Mean 48.3333

Median 48.6000

Mode 35.70a

Std. Deviation 12.50213

Minimum 35.70

Maximum 60.70

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitcmultinon

N Valid 17

Missing 0

Mean 83.0412

Median 62.4000

Mode 32.80a

Std. Deviation 55.44896

Minimum 32.80

Maximum 237.00

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

71

Usia Kehamilan

Statistics

vitckpd24

N Valid 1

Missing 0

Mean 5.0700

Median 5.0700

Mode 5.07

Minimum 5.07

Maximum 5.07

Statistics

vitcnon24

N Valid 1

Missing 0

Mean 167.0000

Median 167.0000

Mode 167.00

Minimum 167.00

Maximum 167.00

Statistics

vitckpd2528

N Valid 1

Missing 0

Mean 5.6000

Median 5.6000

Mode 5.60

Minimum 5.60

Maximum 5.60

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

72

Statistics

vitcnon2528

N Valid 1

Missing 0

Mean 237.0000

Median 237.0000

Mode 237.00

Minimum 237.00

Maximum 237.00

Statistics

vitckpd2932

N Valid 1

Missing 0

Mean 9.5300

Median 9.5300

Mode 9.53

Minimum 9.53

Maximum 9.53

Statistics

vitcnon2932

N Valid 1

Missing 0

Mean 132.0000

Median 132.0000

Mode 132.00

Minimum 132.00

Maximum 132.00

Group Statistics

ug3336 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VitC3336 Ya 6 5.5783 1.83079 .74742

Tidak 7 67.5857 34.69896 13.11498

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C SERUM PADA KASUS …

73

Group Statistics

ug3740 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VitC3740 Ya 11 5.7609 1.38595 .41788

Tidak 10 54.2300 19.15841 6.05842

Statistics

vitcgizikurangkpd

N Valid 8

Missing 0

Mean 6.0425

Median 6.1450

Mode 1.99a

Std. Deviation 2.24304

Minimum 1.99

Maximum 9.53

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

vitcgizibaikkpd

N Valid 12

Missing 0

Mean 5.7917

Median 5.6850

Mode 3.98a

Std. Deviation 1.14997

Minimum 3.98

Maximum 8.12

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Universitas Sumatera Utara