PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh...

116
i PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) DARI DAERAH WONOSOBO DAN DAERAH KARANGANYAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEOKSIRIBOSA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Gessy Purnamasari NIM : 068114069 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh...

Page 1: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

i

PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

sinensis L. ) DARI DAERAH WONOSOBO DAN DAERAH KARANGANYAR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEOKSIRIBOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Gessy Purnamasari

NIM : 068114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

ii

PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

sinensis L. ) DARI DAERAH WONOSOBO DAN DAERAH KARANGANYAR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEOKSIRIBOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Gessy Purnamasari

NIM : 068114069

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan
Page 4: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan
Page 5: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

v

Kupersembahkan karyaku ini untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, kasih dankekuatan

Bapak dan Ibu atas doa, kerja keras dan dukungan

Kakak - kakakku yang selalu mendukung

Semua sahabatku yang selalu ada dan setia

dan Almamaterku

“Happiness cannot be traveled to owned, earned, worn orconsumed. Happiness is the spiritual experience of livingevery minute with love, grace and gratitude”.

~ Denis Waitley ~

“Bila kita mengisi hati dengan

penyesalan untuk masa lalu dan

kekhawatiran untuk masa depan,

kita tidak memiliki hari ini untuk

kita syukuri”. (Anonymous)

“ Supaya semua orang melihat,

mengetahui, memperhatikan dan

memahami bahwa tangan Tuhan

yang membuat segala sesuatunya

indah pada waktunya”.

(Yesaya 41:20)

Page 6: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

vi vi

Page 7: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

vii

PRAKATA

Puji syukur atas berkat dan karunia kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

“Perbandingan Daya Antioksidan Infusa Teh Hijau (Camelia sinensis L.) dari Daerah

Wonosobo dan Daerah Karanganyar dengan menggunakan Metode Deoksiribosa”

guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm.) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Dalam perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang berupa bimbingan, dukungan,

nasehat, informasi, kritik/ saran, material dan sarana. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Yohanes Dwiatmaka M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan, waktu, saran dan bimbingan kepada penulis.

3. Lucia Wiwid Wijayanti M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, waktu, saran dan bimbingan kepada penulis.

4. Erna Tri Wulandari M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

waktu, kritik dan sarannya untuk skripsi ini.

Page 8: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

viii

5. Phebe Hendra Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu,

kritik dan sarannya untuk skripsi ini.

6. Dr. Pujono, S. U., Apt. atas waktu dan bimbingan selama perkuliahan, saran dan

diskusi kepada penulis.

7. Dr. Sri Noegrohati, Apt. atas waktu dan sarannya kepada penulis selama

penelitian di laboratorium.

8. Romo P. Sunu H. S.J. atas bimbingan, masukan selama penyusunan proposal dan

selama penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

9. Bapak Moehni selaku Kepala Bagian Kebun PT. Tambi atas waktu, informasi, ijin

pada saat kunjungan dan pengambilan sampel.

10. Bapak Suwarso selaku personalia PT. RSK Karanganyar atas waktu, informasi,

ijin, saran, canda tawa pada saat pengambilan sampel.

11. Bapak Wayan, bapak Mikhael selaku mandor kebun atas diskusi, informasi dan

bantuan pemetikan sampel.

12. Segenap dosen atas ilmu yang telah diberikan dan bimbingan selama perkuliahan

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

13. Mas Wagiran, Mas Sigit, Mas Bimo, Mas Parlan, Mas Kunto, Mas Kayat dan Mas

Ottok yang telah membantu penulis selama penelitian di laboratorium dan selama

perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

14. Bapak, Ibu, dan kakak yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa bagi

penulis.

Page 9: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

ix

15. Manik sebagai teman seperjuangan penelitian selama perkuliahan dan penyusunan

skripsi. Terimakasih atas tenaga, pikiran dan dukungan yang diberikan.

16. Albertus Nur Cahya Nugraha, terimakasih atas doa, dukungan, perhatian dan

kesabaran yang diberikan selalu.

17. Bayu, Jimmy, Pungky, Eka, Pita, Joice, Melia, Inge, Dini, Ayu, Grace, Uut, Nika

sebagai teman – teman satu laboratorium. Terimakasih atas diskusi, bantuan,

canda-tawa selama penelitian di laboratorium.

18. Reni, Yanik, Yuli, Rocha, Sheila, Cibi, Olin, ci Lina dan ci Feli terimakasih atas

informasi, waktu, pendapat, dukungan yang sudah diberikan.

19. Teman-teman angkatan 2006, khususnya kelompok praktikum D atas perjuangan,

suka dan duka selama ini.

20. Teman – teman KKN kelompok 25 (Ayu, Eka, Yuli, Elfrid, Clare, Via dan Deva),

trimakasih atas doa, semangat, suka-duka dan pengalaman kebersamaan.

21. Serta semua pihak dan teman – teman atas dukungan, semangat yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca

khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, Desember 2009

Penulis

Page 10: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

x x

Page 11: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

xi

INTISARI

Teh merupakan salah satu minuman terpopuler di dunia yang mengandungsenyawa polifenol sebagai sumber antioksidan alami. Daerah produsen teh diIndonesia yang terkenal di antaranya Wonosobo dan Karanganyar. Ketinggian tempattumbuh mempengaruhi kandungan kimia didalam teh disamping umur tanaman, jenispetikan, dan klon teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkannilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh infusa teh hijau dari daerahWonosobo dan Karanganyar berdasarkan perbedaan ketinggian tempat tumbuhdengan metode Deoksiribosa. Aktivitas penangkapan radikal hidroksil dinyatakandalam % penangkapan ( % scavenging ) dan effective scavenging 50 ( ES50).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental karena subyek ujidiberikan perlakuan. Metode penangkapan radikal hidroksil yang digunakan adalahmetode deoksiribosa. Prinsip metode ini adalah deoksiribosa didegradasi oleh radikalhidroksil dari reagen Fenton mejadi malondialdehid (MDA). Apabila direaksikandengan asam tiobarbiturat (TBA) dalam suasana asam dan dengan pemanasanmenjadi kromogen berwarna merah muda (pink) yang diukur absorbansinyamenggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 532 nm. Nilai ES50

dihitung dari persamaan garis regresi linier antara konsentrasi infusa teh hijauterhadap % scavenging pada berbagai konsentrasi.

Hasil penelitian menunjukkan infusa teh hijau dari daerah Karanganyar

memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih besar (nilai ES50 rata – rata = 0,029

mg/ml) daripada infusa teh hijau daerah Wonosobo (nilai ES50 rata – rata = 0,032

mg/ml).

Kata kunci : antioksidan, ketinggian tempat tumbuh, infusa teh hijau, metodedeoksiribosa.

Page 12: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

xii

ABSTRACT

Tea is one of the most popular beverages in the world containing polifenol asa source of natural antioxidant. The most popular producer areas of tea in Indonesiaare Wonosobo and Karanganyar. The level of growing place affects the chemicalcomposition for tea such as age of plant, types of picking, and clone of tea. Thisresearch is aimed to know and to compare the value of hydroxyl radical arrestmentactivity by infusa green tea based on the level of the growing place both in Wonosoboand Karanganyar by deoxyribose method. Hydroxyl radical scavenging activityexpressed as percent scavenging and 50% hydroxyl radical effective scavenging(ES50).

This research is an experimental research because the subject has been given atreatment. Hydroxyl radical arrestment method that has been used is the DeoxyriboseMethod. Basicly, in this method, degraded deoxyribose by hydroxyl radical fromreagent Fenton, and it is produced malondialdehid (MDA). If it is reacted withthiobarbituric acid (TBA) in a form of acid and heats it until the chromogen coloredin pink then the absorbance is measured by visible spectrophotometer in 532 nmwave lengths. The ES50‘s value is accounted based on the similarity of the linearregression between concentration of green tea infusa toward % scavenging in variousconcentration.

The result of this research shows that infusa green tea from Karanganyar hasantioxidant activity (rate value ES50 = 0,029 mg/ml) more greater than infusa greentea from Wonosobo (rate value ES50 = 0, 032 mg/ml).

Key words: antioxidant, level of growing place, infusa green tea, deoxyribosemethod.

Page 13: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................................................vi

PRAKATA ...........................................................................................................vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................x

INTISARI ...............................................................................................................xi

ABSTRACT ..............................................................................................................xii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xix

BAB I PENGANTAR ................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

Page 14: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau

lebih elektron bebas yang tidak berpasangan. Radikal bebas dapat berasal dari

dalam tubuh maupun dari lingkungan. Manusia setiap saat menghasilkan radikal

bebas pada proses metabolisme, fagositosis, di dalam organel seperti mitokondria,

sitosol, retikulum endoplasmik. Untuk mendapatkan satu atau lebih elektron bebas

yang tidak berpasangan guna menstabilkan dirinya, radikal bebas sangat reaktif

melakukan serangkaian reaksi oksidasi patogenik terhadap sel atau komponen sel

seperti nukleotida, membran sel, lemak dan protein, sehingga sel mengalami

disfungsi atau mutasi yang akhirnya berakibat pada timbulnya berbagai penyakit

degeneratif. Secara tidak langsung, senyawa radikal bebas tersebut akan

menyebabkan terjadinya suatu penyakit seperti penyakit liver, kanker, jantung

koroner, diabetes, katarak, dan berbagai proses penuaan dini (Hernani dan

Rahardjo, 2005). Antioksidan adalah senyawa yang dapat

menghentikan atau memutus reaksi berantai dari radikal bebas yang terdapat di

dalam tubuh, sehingga antioksidan dapat menyelamatkan sel – sel tubuh dari

kerusakan akibat radikal bebas (Hernani dan Rahardjo, 2005). Berdasarkan

sumber perolehannya, ada dua macam antioksidan yaitu antioksidan alami dan

antioksidan buatan (sintetik). Antioksidan sintetik seperti

Page 15: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

2

BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene), namun telah

diketahui memiliki efek samping yang besar antara lain menyebabkan kerusakan hati.

Di sisi lain alam menyediakan sumber antioksidan alami yang efektif dan relatif aman

berupa senyawa turunal fenol seperti flavonoid, katekin, tokoferol, vitamin C, beta

karoten yang terdapat pada teh, buah – buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap

(Kikuzaki and Nakatani, 1993). Hal tersebut yang mendorong penelitian ini sebagai

salah satu perwujudan eksplorasi bahan alam khususnya teh hijau sebagai sumber

antioksidan.

Teh (Camellia sinensis L. O. Kuntze) merupakan tanaman yang

dimanfaatkan sebagai salah satu minuman terpopuler di dunia (Chen, Liang, Lai, Tsa,

Tsay and Lin, 2003). Negara-negara yang tercatat sebagai produsen teh terbesar di

dunia di antaranya China, India, Srilanka, Jepang, Kenya, Bangladesh dan Indonesia

(Kumar, Nair, Reddy and Garg, 2005). Menurut Hartoyo (2003) aktivitas antioksidan

teh hijau disebabkan oleh senyawa polifenol, terutama golongan flavonoid tipe

flavanol (komponen katekin yang terdiri dari : epigalocatekin galat (EGCG),

epicatekin galat (ECG), epigalocatekin (EGC) atau epicatekin (EC)) dan tipe

flavonol (kuersetin, kemferol, dan mirisetin). Aktivitas sebagai antioksidan dimiliki

oleh sebagian besar flavonoid karena adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur

molekulnya (Cuvelier, Richard and Besset, 1992). Tipe flavonol di dalam teh hijau

terutama terdapat dalam bentuk glikosidanya dan sedikit dalam bentuk aglikonnya

karena sukar larut air (Hartoyo, 2003). Metode standar dalam penyiapan minuman teh

di masyarakat dalam air panas (90o C) selama 5 – 10 menit. Hal ini menjadi dasar

Page 16: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

3

pada penelitian ini, cara penyarian dengan infudasi menggunakan air pada suhu 90oC

selama 15 menit karena flavonoid sifatnya polar sehingga larut air dan dapat

terekstrak optimal.

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan kedalam tiga jenis

yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh oolong) dan teh tanpa

fermentasi (teh hijau). Sejumlah penelitian baik secara farmakologi maupun

epidemiologi menegaskan bahwa teh hijau merupakan sumber antioksidan yang

sangat potensial (Ikeda, Kobayashi, Hamada, Tsuda, Goto, Imaizumi, Nozowa,

Sugimoto and Kakuda, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

aktivitas antioksidan teh sangat dipengaruhi oleh kandungan senyawa kimia dalam

teh tersebut (Chen et al., 2003). Umur tanaman, jenis petikan, ketinggian kebun dan

klon sangat mempengaruhi kandungan kimia dalam teh. Semakin tinggi daerah

perkebunan, maka kualitas dan mutu teh semakin baik (Rohdiana, 2005). Maka

berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan perbandingan daya antioksidan teh

hijau daerah Wonosobo dengan teh hijau daerah Karanganyar dengan perbedaan

ketinggian tempat penanaman.

Mengacu pada penelitian Kuntari (2007), ekstrak etanol teh hijau diketahui

memiliki nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa

yang dinyatakan sebagai ES50 sebesar 0,281 mg/ml. Sedangkan pada penelitian Dewi

(2007) fraksi air dan fraksi etil asetat teh hijau diketahui memiliki nilai aktivitas

penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa yang dinyatakan sebagai

ES50 sebesar 0,23 mg/ml dan 0,22 mg/ml. Aktivitas antioksidan dapat ditentukan

Page 17: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

4

secara in vitro dengan metode deoksiribosa. Dalam metode tersebut, deoksiribosa

diserang oleh radikal hidroksil menghasilkan produk degradasi yang apabila

direaksikan dengan asam tiobarbiturat dalam suasana asam dan dengan pemanasan

akan menjadi suatu kromogen berwarna merah muda (pink). Kromogen ini dapat

diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang

gelombang 532 nm (Halliwell, Gutteridge and Aruoma, 1987 cit Purwantoko, 2006).

Adanya aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak teh hijau diketahui

dengan % scavenging sedangkan nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil dapat

dinyatakan dalam effective scavenging 50 (ES50).

B. Perumusan Masalah

1. Berapa nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh infusa teh hijau dari

daerah Karangayar dan teh hijau dari daerah Wonosobo dengan metode deoksiribosa

yang dinyatakan sebagai ES50?

2. Apakah perbedaan ketinggian tempat tumbuh teh dari daerah Wonosobo dengan

Karanganyar mempengaruhi nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil dengan

metode deoksiribosa yang dinyatakan sebagai ES50 ?

C. Keaslian Penelitian

Telah dilakukan beberapa penelitian tentang uji penangkapan radikal hidroksil oleh

teh hijau dengan metode deoksiribosa yaitu uji penangkapan radikal hidroksil oleh

Page 18: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

5

fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak teh hitam dengan metode deoksiribosa

(Setyawati, 2006) ; uji antioksidan oleh fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak teh

hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa (Dewi,

2007) ; uji penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak etanol teh hijau dan teh hitam

dengan metode deoksiribosa (Kuntari, 2007); aktivitas antioksidan beberapa klon teh

unggulan (Rohdiana, 2009).

Uji antioksidan melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode

deoksiribosa yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Perbedaannya terletak pada sampel yang digunakan yaitu teh hijau yang berasal dari

dua daerah yang berbeda yaitu dari daerah Wonosobo dengan daerah Karanganyar

dan ketinggian kebun yang berbeda yang kemudian dibandingkan. Berdasarkan hal

tersebut sejauh pengamatan penulis, perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau

daerah Wonosobo dan daerah Karanganyar secara in vitro dengan metode

deoksiribosa belum pernah dilakukan sebelumya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam bidang

ilmu kefarmasian tentang penggunaan metode deoksiribosa dalam menguji daya

antioksidan infusa teh hijau yang dinyatakan dengan % scavenging dan ES50.

Page 19: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

6

2. Manfaat praktis

Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat infudasi daun teh hijau

dari asal yang berbeda memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui nilai aktivitas penangkapan

radikal hidroksil oleh infusa teh hijau dari daerah Karangayar dan teh hijau dari

daerah Wonosobo dengan metode deoksiribosa yang dinyatakan sebagai ES50.

2. Tujuan khusus

Mengetahui pengaruh ketinggian tempat penanaman teh dari daerah

Wonosobo dengan daerah Karanganyar terhadap nilai aktivitas penangkapan radikal

hidroksil dengan metode deoksiribosa yang dinyatakan sebagai ES50.

Page 20: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teh

Menurut Setyamidjaja (2000) keseragaman nama ilmiah untuk tanaman teh

yaitu Camellia sinensis L. yang diperkenalkan oleh O. Kuntze. Tanaman teh

termasuk suku (famili) Theaceae.

1. Klasifikasi teh dan proses pengolahannya

Komoditas teh dihasilkan dari pucuk daun tanaman teh melalui proses

pengolahan tertentu. Secara umum berdasarkan cara/proses pengolahannya, teh dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh

hijau dibuat dengan cara menginaktivasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam

pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap

panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah (tabel I). Teh

hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis terhadap

kandungan katekin teh (tabel II). Sementara, teh oolong dihasilkan melalui proses

pemanasan yang dilakukan segera setelah proses rolling/penggulungan daun, dengan

tujuan untuk menghentikan proses fermentasi (Hartoyo, 2003).

7

Page 21: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

8

Tabel I. Proses pengolahan teh hijau (Hartoyo, 2003)

Tahap pengolahan Tujuan Pelaksanaan

Pemanasan

(Pelayuan)

Menginaktifkan enzimoksidase, mengurangi kadarair daun sehingga mudahdigulung.

Daun segar dimasukkandalam rotary panner suhu90 o-100o C selama 5 menit.

Penggulungan Membuat bentuk dauntergulung, memeras cairansel ke permukaan.

Daun digulung denganorthodox roller kecilselama 10-20 menit.

Pengeringan Mengurangi kadar air,mematikan enzim yangmungkin masih punyaaktivitas, memperpanjangumur simpan, membentukkeriting dan berbutir.

Pengeringan secarabertahap.

1. Tahap 1 :menggunakanpengeringsinambung suhu100 o C selama 20-22 menit.

2. Tahap 2 :menggunakanpengering berputar( rotary drier atauboll tea) suhu 80 o

C selama 60-80menit.

Sortasi Memisahkan partikel bukanteh, menyeragamkan ukurandan bentuk partikel,menggolong-golongkandalam grade teh.

Mengayak,menghembuskan,menghilangkan serat dantangkai, dan memotong(bila perlu).

Page 22: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

9

Tabel II. Proses pengolahan teh hitam (Hartoyo, 2003)

Tahap pengolahan Tujuan Pelaksanaan

Pelayuan Mengurangi kadar air daunsehingga mudah digulung dandihancurkan.

Daun segar dialiri udarahangat (≤ 30o C) dankelembaban moderat (RH60%) selama 10-16 jam.

Penggulungan Memperkecil ukuran partikeldaun dan menciptakankondisi fisik terbaik untukmempertemukan polifenoldengan enzim polifenoloksidase.

Pucuk layu digulung bertahapdengan mesin orthodox roller(Primary rolling selama 40menit, rotavane rolling selam2 menit, dan secondaryrolling selama 15 menit).

Fermentasi Mempertemukan polifenoldengan enzim polifenoloksidase.

Meletakkan pucuk tergulungpada baki selama 30 menitdengan suhu ruangan 26-28o

C dan kelembaban 85-95 %.

Pengeringan Menghentikan aktivitas enzimdan memperpanjang umursimpan.

Pengeringan secarasinambung dengan suhu 90-100 o C (inlet) selama 25-30menit.

Sortasi Memisahkan partikel bukanteh, menyeragamkan ukurandan bentuk partikel,menggolong-golongkandalam grade teh.

Mengayak, menghembuskan,menghilangkan serat dantangkai, dan memotong (bilaperlu).

2. Khasiat teh

Teh mempunyai banyak manfaat pada kesehatan, diantaranya sebagai

antioksidan, menghambat oksidasi low density lipoprotein (LDL), mereduksi

kolesterol, antitrombosis, antimikroba, antivirus, memberikan perlindungan terhadap

kanker (Hartoyo, 2003).

Page 23: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

10

3. Syarat tumbuh

Menurut Setyamidjaja (2000) tanaman teh berasal dari daerah subtropis yang

kemudian menyebar ke berbagai bagian dunia, baik daerah subtropis maupun tropis.

Dalam penanamannya di Indonesia yang beriklim tropis agar dapat tumbuh dan

berproduksi optimal, tanaman teh menghendaki persyaratan iklim dan tanah yang

sesuai umtuk keperluan pertumbuhannya. Daerah pertanaman teh yang lebih cocok di

Indonesia adalah daerah pegunungan. Secara umum, lingkungan fisik yang paling

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh adalah keadaan iklim dan tanah.

a. Iklim

Adapun faktor iklim yang berpengaruh adalah curah hujan, suhu udara,

tinggi tempat, sinar matahari dan angin (Setyamidjaja, 2000).

1). Curah hujan

Tanaman teh menghendaki daerah pertanaman yang lembap dan sejuk.

Tanaman teh tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga daerah pertanaman harus

memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Curah hujan

yang diperlukan adalah 2.000 mm - 2.500 mm, dengan jumlah hujan pada musim

kemarau rata - rata tidak kurang dari 100 mm. Jika curah hujan kurang dari batas

minimum, akan mengakibatkan penurunan produksi, terutama di daerah pertanaman

yang relatif rendah (Setyamidjaja, 2000).

Page 24: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

11

2). Suhu udara

Suhu udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu berkisar antara 13o – 25o

C, yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dengan kelembaban relatif pada

siang hari tidak kurang dari 70% (Setyamidjaja, 2000).

3). Tinggi tempat

Di Indonesia, pertanaman teh dilakukan pada ketinggian antara 400 m →

1.200 m dari permukan laut (dpl). Sehingga daerah pertanaman teh dapat dibagi

menjadi tiga daerah berdasarkan ketinggian tempat yaitu :

a. daerah dataran rendah : 400 – 800 m dpl, dengan suhu mencapai 23-24o C.

b. daerah dataran sedang : 800 - 1.200 m dpl, dengan suhu mencapai 21-22o C.

c. daerah dataran tinggi : diatas 1.200 m dpl, dengan suhu mencapai 18-19oC.

Perbedaan ketinggian tempat yang menyebabkan perbedaan suhu,

mempengaruhi sifat pertumbuhan perdu teh. Karena perbedaan sifat pertumbuhan

tersebut, maka terdapat perbedaan mutu dari teh. Apabila suhu tinggi, maka

pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Semakin tinggi daerah perkebunan maka

kualitas, mutu dan aroma teh semakin baik (Setyamidjaja, 2000). Mutu teh ini akan

berbanding lurus dengan kandungan kimia yang dapat larut dalam air. Semakin tinggi

mutu atau grade teh, maka kandungan kimia yang dapat larut dalam air adalah lebih

banyak (Rohdiana, 2005). Kadar katekin berpengaruh terhadap rasa dari teh. Semakin

tinggi daerah perkebunan, maka semakin tinggi pula rasa sepat pada teh.

Page 25: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

12

4). Sinar matahari

Menurut Setyamidjaja (2000) sinar matahari sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman teh. Semakin banyak sinar matahari, pertumbuhan

tanaman teh semakin cepat. Sinar matahari mempengaruhi pula suhu udara, semakin

banyak sinar matahari, suhu udara semakin tinggi Kurangnya sinar matahari pada

bulan basah maka akan menghambat proses metabolisme sehingga mempengaruhi

mutu pucuk teh dan pertumbuhannya.

5). Angin

Pada umumnya, angin yang berasal dari dataran rendah membawa udara

yang panas dan kering. Angin yang bertiup kencang dapat menurunkan kelembaban

hingga 30%. Angin dapat pula mempengaruhi kelembapan udara serta penyebaran

hama dan penyakit (Setyamidjaja, 2000).

b. Tanah

Menurut Setyamidjaja (2000) tanah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

tanaman teh adalah tanah yang cukup subur dengan kandungan bahan organik cukup,

tidak bercadas serta mempunyai derajat keasaman (pH) antara 4,5 – 6,0. Di

Indonesia, tanah untuk tanaman teh dibedakan menjadi dua jenis utama andosol (pada

ketinggian di atas 800 mdpl) dan tanah latosol (ketinggian di bawah 800 mdpl).

4. Tempat tumbuh teh

Lokasi perkebunan pabrik teh PT. Rumpun Sari Kemuning (RSK), Desa

Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar terletak antara 11,1o – 11,25o BT

Page 26: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

13

dan 7,40 – 7,54o LS dengan kemiringan wilayah 30o – 40o. Kelembaban udara di

wilayah PT. RSK antara 60 – 80 % dengan curah hujan rata – rata selama 10 tahun

terakhir adalah sebesar 3097 mm / tahun tanpa musim kemarau yang panjang,

intensitas penyinaran 40 % dan suhu rata – rata 21,5o C. Ketinggian lahan PT. RSK

800 – 1300 mdpl. Perkebunan PT. RSK memiliki jenis tanah latosol dengan pH tanah

4,6 – 5,5. Tanah yang memenuhi syarat untuk tanaman teh ialah tanah yang subur

banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas serta memiliki keasaman (pH)

berkisar 4,5 – 5,6. Sehingga dilihat keadaan tanahnya PT. RSK cocok untuk ditanami

teh (Suwarso, wawancara pribadi, 1 Juli 2009).

PT. Tambi mengelola 3 unit perkebunan teh yang terletak di desa Bedakah,

Tanjungsari serta desa Tambi dengan luas area mencapai 829,14 Ha yang dilengkapi

fasilitas pondok wisata, Kolam Pemancingan, Lapangan Tenis, Taman Bermain,

Kebun dan Pabrik Teh. Perkebunan teh unit Tanjungsari, Kecamatan Kertek,

Kabupaten Wonosobo terletak 7,11o - 7,36o LS dan 109,43o-110,4o BT. Kelembaban

udara di wilayah unit Tanjungsari antara 20 – 22 % dengan curah hujan rata – rata

selama 10 tahun terakhir adalah sebesar 2500 - 2544 mm / tahun dan suhu rata – rata

15 - 24o C. Ketinggian lahan kebun teh 760 – 1020 mdpl. Perkebunan ini memiliki

jenis tanah latosol dengan pH tanah 4,6 – 5,5 (Moehni, wawancara pribadi, 25 Juni

2009).

Klon tanaman teh yang ditanam di kebun PT. RSK maupun PT. Tambi unit

Tanjungsari meliputi TRI (Tea Research Institute of Ceylon, Srilanka) 2024, TRI

2025, Gambung dan CIN (Cinyiruan) dengan ciri sebagai berikut :

Page 27: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

14

TRI 2024 : Daun bulat lonjong, daun agak kecil dan lebih tipis, gerigi daun

meruncing dan panjang, serat daun lebih ringan daripada TRI 2025, biaya produksi

sedang sampai tinggi, mudah terserang penyakit cacar, dapat tumbuh hampir di

semua tempat dan mudah di stek.

TRI 2025 : Daun bulat memanjang, bergerigi tidak meruncing dan tidak

dalam, daun lebar dan lebih tebal, biaya produksi sedang sampai tinggi, lebih tahan

terhadap cacar, dapat tumbuh hampir di semua tempat dan mudah di stek.

Gambung : Lekukan daun lebih dalam, daun besar dan lebar, gerigi daun

lebih runcing (bergerigi besar), bulu – bulu daun lebih banyak, memiliki daya

adaptasi yang lebih baik.

CIN : Daun lebih kecil dan panjang, daya produksi rendah, tumbuh baik di

beberapa tempat, menghasilkan aroma teh yang baik dan mudah berakar.

5. Jenis Petikan

Menurut Pusat Penelitian Perkebunan Gambung (1992), jenis petikan dapat

dibedakan menjadi tiga kategori :

1. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p)

dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m), biasa

ditulis dengan rumus p+1 atau b+1m.

2. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko

dengan dua daun, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau

tiga daun muda, ditulis dengan rumus p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m.

Page 28: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

15

3. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan

empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua, ditulis

dengan rumus p+4 atau lebih, b+(1-4t) (Setyamidjaja, 2000).

B. Zat Bioaktif dalam teh

Zat bioaktif yang ada dalam teh, terutama merupakan golongan flavonoid.

Berdasarkan struktur dan konformasi cincin C molekul dasarnya, maka flavonoid

digolongkan menjadi enam kelas, yaitu flavon, flavanon, isoflavon, flavonol, flavanol

dan antosianin. Adapun flavonoid yang ditemukan pada teh terutama berupa flavanol

dan flavonol. Selain flavonoid, ada satu jenis zat bioaktif dalam daun teh yang

mungkin belum banyak dikenal meskipun sudah lama ditemukan, yaitu asam amino

bebas yang disebut L-theanin (Hartoyo, 2003).

1. Katekin teh

Katekin merupakan flavonoid yang termasuk kelas flavanol. Jumlah atau

kandungan katekin ini bervariasi untuk masing-masing jenis teh (tabel III).

Page 29: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

16

Tabel III. Kadar katekin berbagai jenis teh (Hartoyo, 2003)

Katekin teh yang utama adalah epicatechin (EC), epicatechin gallate (ECG),

epigallocatechin (EGC) dan epigallocatechin gallate (EGCG) (gambar 1). Katekin

memiliki sifat tidak berwarna, larut air, serta membawa sifat pahit dan sepat pada

seduhan teh (Hartoyo, 2003).

Substansi katekin (% berat kering)Asal Jenis tehKatekin EC EGC ECG EGCG Total

Teh hitamorthodox

0,24 0,79 3,54 1,46 2,21 8,24

Teh hitamCTC

0,23 0,27 4,24 1,03 1,25 7,02

Teh hijauekspor

0,10 0,54 6,35 1,08 3,53 11,60

Teh hijaulokal

0,08 0,41 6,39 0,65 3,28 10,81

Teh wangi 0,10 0,35 5,96 0,64 2,23 9,28

PucuksegarGMB 1

0,70 2,62 2,17 1,22 7,89 14,60

Indonesia

PucukSegarGMB 2

0,80 1,41 0,61 1,92 9,43 14,15

Jepang Sencha 0,07 0,41 2,96 0,26 1,36 5,06

Oolong 0,14 0,20 2,24 0,43 3,14 6,73China

TehWangi

0,15 0,39 3,81 0,69 2,43 7,47

Page 30: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

17

(-)-Epicatechin : R1 = R2 = H (-)-Catechin : R1 = R2 = H

(-)-Epigallocatechin : R1 = OH, R2 = H (-)-Gallocatechin : R1 = OH, R2 = H

(-)-Epicatechin gallate : R1 = H, R2 = X (-)-Catechin gallate : R1 = H, R2 = X

(-)-Epigallocatechin gallate : R1 = OH, R2 = X (-)-Gallocatechingallate : R1 = OH, R2 = X

Gambar 1. Struktur kimia katekin dan epimernya (Hartoyo, 2003)

2. Flavonol teh

Flavonol utama yang ada di dalam daun teh adalah quercetin, kaempferol,

dan myricetin (gambar 2). Flavonol ini terutama terdapat dalam bentuk glikosida

(berikatan dengan molekul gula) dan sedikit dalam bentuk aglikonnya. Jumlah

flavonol teh bervariasi (tabel IV) tergantung pada beberapa hal, misalnya suhu dan

cara ekstraksi yang digunakan.

Page 31: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

18

Tabel IV. Jumlah flavonol teh (Hartoyo, 2003)

Jumlah (g/kg)Jenis FlavonolTeh Hijau Teh Hitam

Myricetin 0,83-1,59 0,24-0,52

Quercetin 1,79-4,05 1,04-3,03

Kaempferol 1,56-3,31 1,72-2,31

O

R1

HO

R2

OH

R3

O

A C

B

6

7

8

54

3

6'5'

2'

3'4'

OH

Myricetin : R1= R2=R3= OH

Quercetin : R1= R2 = OH, R3=H

Kaempferol : R1=OH, R2= R3=H

Gambar 2. Struktur flavonol teh

3. Theaflavin dan thearubigin

Dalam proses pembuatan teh hitam, katekin dioksidasi secara enzimatis

membentuk pigmen teh hitam yaitu theaflavin, theaflavin 3-gallate, theaflavin 3’-

gallate dan theaflavin 2,3’-digallate. Jumlah theaflavin dan thearubigin dalam teh

hitam masing-masing berkisar antara 0,3% - 2% dan 10% - 20% (berat kering).

Page 32: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

19

Keduanya memberikan kontribusi terhadap sifat seduhan teh hitam seperti pada

warna dan ketajaman (Hartoyo, 2003).

Gambar 3. Strukur kimia theaflavin dan thearubigin teh hitam

4. L-Theanin

Senyawa bioaktif dalam teh selain flavonoid yang memiliki manfaat bagi

tubuh, yaitu yang disebut L-theanin. L-theanin adalah sebuah asam amino yang unik

pada tanaman teh dan merupakan komponen utama yang bertanggung jawab terhadap

exotic taste. Senyawa ini unik karena hanya ditemukan pada teh dan jamur

Xeromonas badius. Jumlah L-theanin dalam daun teh berkisar 1% - 2% (berat

kering). L-theanin merupakan komponen asam amino utama dalam teh dengan

jumlah yang lebih dari 50% dari total asam amino bebas (Hartoyo, 2003).

Page 33: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

20

C

H NH2

HOOC CH2

CH2

C

NH

CH2

CH3

OGambar 4. Struktur kimia L-theanin

C. Penyarian

Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair. Secara umum, penyarian dapat dibedakan

menjadi infudasi, maserasi, perkolasi dan penyarian berkesinambungan. Sebagai

cairan penyari digunakan air, eter, atau campuran etanol air. Penyarian dengan

pencampuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi (Anonim,

1986).

1. Cara penyarian

a. Infudasi. Cara infudasi merupakan proses untuk menyari zat kandungan

aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian ini menghasilkan sari

yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang dan kuman. Oleh karena itu sari

yang diperoleh tidak boleh disimpan terlalu lama (lebih dari 24 jam). Infudasi dibuat

dengan cara menyari simplisia dengan air pada suhu 90o C selama 15 menit.

(Anonim, 1986).

b. Maserasi. Cara maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana,

dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam cairan penyari sehingga cairan

Page 34: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

21

penyari akan menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung

zat aktif. Zat aktif akan terlarut dan dengan adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam dan diluar sel maka larutan yang terpekat akan didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar sel dan di dalam sel. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air,

etanol, campuran air etanol (Anonim,1986).

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya dengan teknik remaserasi,

dimana cairan dibagi menjadi 2 kemudian seluruh serbuk dimaserasi dengan cairan

penyari pertama sesudah diendaptuangkan dan diperas maka ampas dimaserasi lagi

dengan cairan penyari kedua (Anonim,1986).

c. Perkolasi. Cara perkolasi merupakan proses penyarian dengan

mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang sudah dibasahi. Prinsip

perkolasi dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder yang

bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan dialirkan dari atas ke bawah melalui

serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai

mencapai keadaan jenuh. Serbuk sebelum diperkolasi harus dimaserasi dulu untuk

mengembangkan sel sehingga aliran cairan penyari tidak akan mengalami hambatan

kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam alat perkolasi (perkolator)

sambil tiap kali ditekan. Serbuk kemudian ditutup dengan kertas saring dan cairan

penyari dialirkan hingga di atas permukaan massa masih terdapat lapisan cairan

penyari. Setelah 24 jam, keran dibuka dan diatur hingga kecepatan penetesan adalah 1

ml per menit. Akhir proses perkolasi ditentukan dengan pemeriksaan zat secara

Page 35: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

22

kualitatif pada perkolat terakhir (Anonim, 1986).

d. Penyarian berkesinambungan. Proses ini merupakan gabungan antara

proses untuk menghasilkan ekstrak cair dan proses penguapan. Alat yang digunakan

adalah Soxhlet. Pada penyarian ini, cairan penyari dipanaskan hingga mendidih

kemudian uap penyari akan naik ke atas dan mengembun karena didinginkan oleh

pendingin balik. Embun akan turun dan melarutkan zat aktif pada serbuk simplisia

(Anonim, 1986).

2. Cairan penyari

Untuk memilih cairan penyari perlu mempertimbangkan banyak faktor.

Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah didapat,

stabil secara fisika dan kimia, netral, tidak mudah menguap dan terbakar, selektif dan

tidak mempengaruhi zat berkhasiat (Anonim, 1986).

Farmakope Indonesia Edisi III menetapkan bahwa air, eter atau campuran air

etanol adalah cairan penyari. Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak

menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar, dan

klorofil. Lemak, malam, tanin dan saponin hanya sedikit larut di dalam etanol.

Campuran etanol dan air dapat digunakan untuk meningkatkan penyarian (Anonim,

1986).

Page 36: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

23

D. Radikal Hidroksil

Radikal bebas adalah suatu atom atau gugus atom apa saja yang memiliki

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Suatu radikal bebas tidak bermuatan

positif atau negatif yang sangat reaktif karena memiliki elektron yang tidak

berpasangan (Fessenden dan Fessenden, 1994). Pembentukan radikal bebas terjadi

melalui reaksi yang langsung memutuskan ikatan atau melalui proses transfer

elektron (Halliwell and Gutteridge, 1999). Suatu radikal bebas biasanya dijumpai

sebagai zat antara yang tidak dapat diisolasi, usia pendek, sangat reaktif dan berenergi

tinggi (Fessenden dan Fessenden, 1994). Radikal mampu menarik atom H dari suatu

molekul. Pengaruh radiasi ionisasi terhadap materi biologik akan menghasilkan

radikal bebas hidroksil dan radikal bebas lainnya, seperti radikal hidrogen dan

elektron yang siap berinteraksi dengan biomolekul-biomolekul lain yang saling

berikatan (Gitawati, 1995).

Radikal hidroksil adalah radikal yang sangat reaktif dan tidak stabil. Ia dapat

bereaksi dengan hampir semua substrat biologik. Karena sangat reaktif efek radikal

ini hanya berlangsung di daerah yang dekat dengan tempat terbentuknya dan dalam

kondisi fisiologik normal tidak ditemukan radikal hidroksi dalam kadar yang besar

(Gitawati, 1995).

Reaksi fisi homolitik ikatan O-O pada H2O2 menghasilkan dua molekul

radikal hidroksil (•OH), reaksi homolitik ini dapat terjadi karena pengaruh panas atau

adisi ionisasi. Selain itu, radikal hidroksi juga dapat terbentuk dari H2O2 dengan

Page 37: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

24

adanya ion logam (Fe2+, Cu+) menurut reaksi Fenton, dan dengan adanya bahan

pengkelat (Gitawati, 1995).

Berbagai proses metabolisme normal dalam tubuh dapat menghasilkan

radikal bebas dalam jumlah kecil sebagai produk antara. Di dalam sel hidup, radikal

bebas terbentuk pada membran plasma pada organel-organel seperti mitokondria,

peroksisom, retikulum endoplasma, dan sitosol. Melalui reaksi-reaksi enzimatik

fisiologi yang berlangsung dalam proses metabolisme proses fagositosis oleh sel-sel

fagositik termasuk neutrofil, monosit, makrofag dan eusinofil juga menghasilkan

radikal bebas yaitu radikal hidroksil (•OH) (Hidayat, 2000).

D. Oksidan dan Radikal Bebas

Oksidan dalam ilmu kimia adalah senyawa penerima elektron (electron

acceptor) yakni senyawa – senyawa yang dapat menarik elektron (Syahbana dan

Bahalwan, 2002). Dampak aktivitas oksidan sangat luas dan sering mekanisme

molekulernya masih belum jelas. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul

yang memiliki elektron tidak berpasangan dalam orbital terluarnya sehingga sangat

reaktif. Radikal ini cenderung mengadakan reaksi berantai yang bila terjadi dalam

tubuh dapat menimbulkan kerusakan – kerusakan yang serius.

Pengertian oksidan dan radikal bebas sering rancu karena keduanya memiliki

sifat yang mirip. Aktivitas kedua jenis senyawa ini sering menghasilkan akibat yang

sama walaupun melalui proses yang berbeda (Syahbana dan Bahalwan, 2002).

Radikal bebas dihasilkan melalui proses pembakaran seperti pembakaran

Page 38: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

25

bahan bakar minyak, radiasi, merokok, memanggang makanan, dan dari proses

metabolisme tubuh normal. Radikal bersifat sangat reaktif karena memiliki elektron

tidak berpasangan. Reaktivitas radikal tergantung pada jenis radikal dan lingkungan

tempat radikal tersebut berada (Halliwell and Gutteridge, 1999).

Radikal bebas memiliki pengaruh di dalam tubuh kita, radikal hidroksil yang

dihasilkan dekat dengan DNA secara perlahan – lahan dapat memecah rantai DNA

dan berperan dalam proses karsinogenik, mutagenik dan sitotoksik. Terhadap protein,

radikal bebas dapt menyebabkan fragmentasi dan cross linking, sehingga

mempercepat terjadinya proteolisis. Terhadap lipid, radikal ini dapat menyebabkan

peroksidasi (Suyatna 1989; Gitawati, 1995).

E. Antioksidan

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang mampu menunda,

memperlambat atau menghambat dan mencegah kerusakan dikarenakan proses

oksidasi pada makanan dan obat (Pokorny, Yanishlieva and Gordon, 2001).

Tubuh sendiri memiliki sistem pertahanan internal terhadap radikal bebas

yakni antioksidan yang dikelompokkan menjadi tiga golongan sebagai berikut :

a. Antioksidan primer, yaitu antioksidan yang bekerja dengan cara

menghalangi pembentukan radikal bebas baru. Termasuk golongan ini adalah

superoksid dismutase (SOD) yang akan mengkatalis dismutase radikal anion

superoksida menjadi oksigen (O2) dan hidrogen peroksida (H2O2), katalase yang akan

mengubah H2O2 menjadi oksigen dan air, senyawa – senyawa fenolik seperti galat

Page 39: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

26

dan flavonoid. (Wilmsen, Spada and Salvador, 2005).

b. Antioksidan sekunder atau penangkap radikal, yaitu antioksidan yang

dapat menangkap radikal sehingga dapat menekan terjadinya reaksi rantai, baik pada

awal pembentukan rantai maupun pada fase propagasi. Yang termasuk golongan ini

adalah vitamin E, beta karoten dan kurkuminoid (Niki, Nuguchi, Iwatsuki and Kato,

1995).

c. Antioksidan tersier, yaitu antioksidan yang memperbaiki kerusakan yang

telah terjadi. Termasuk golongan ini adalah enzim yang memperbaiki DNA dan

metionin sulfoksida reduktase (Niki et al,. 1995).

Berdasarkan sumber, antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu

antioksidan alami (antioksidan dari hasil ekstraksi bahan alami) dan antioksidan

sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia). Antioksidan

alami berpotensi sebagai penangkap dan penyetabil radikal. Aktivitas antioksidan

alami bergantung pada struktur kimia senyawa penyusunnya dan kemampuan

senyawa tersebut untuk menangkap radikal kemudian menstabilkannya selama reaksi

berlangsung (Pokorny et al., 2001).

Antioksidan sintetis yang sering digunakan merupakan senyawa fenolik

yang disubstitusi gugus alkil untuk meningkatkan kelarutannya dalam lemak dan

minyak. Terdapat lima antioksidan sintetik yang diijinkan untuk makanan yang

penggunaannya meluas dan menyebar di seluruh dunia, yaitu butil hidroksi anisol

(BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, ter- butyl hidroksi kuinon (TBHQ)

dan tokoferol (Pokorny et al., 2001).

Page 40: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

27

F. Pengukuran Aktivitas Antioksidan

Secara garis besar, pengukuran aktivitas antioksidan dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan untuk

mengetahui apakah suatu senyawa memiliki aktivitas antioksidan, tanpa mengetahui

berapa besar aktivitas antioksidannya. Uji ini dapat dilakukan dengan metode

kromatografi, baik kromatografi kertas maupun kromatografi lapis tipis. Metode ini

dapat memisahkan campuran antioksidan yang komplek sekalipun (Davidek, 1977).

Uji aktivitas antioksidan antara lain dapat dilakukan secara spektofotometri.

Beberapa uji kuantitatif untuk mengetahui aktivitas suatu senyawa sebagai

antioksidan adalah sebagai berikut :

1. Pengujian penangkapan radikal DPPH

Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan mengukur penangkapan radikal

sintetik dalam pelarut organik polar seperti metanol atau etanol pada suhu kamar.

Radikal sintetik yang digunakan adalah DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) dan

ABTS (2,2’-azinobis (3-etil benztiazolin-asam sulfonat)). Penangkapan radikal DPPH

oleh suatu senyawa diikuti dengan mengamati penurunan absorbansi pada 517 nm

dengan warna violet jelas. Penangkapan radikal bebas menyebabkan elektron menjadi

berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding

dengan jumlah elektron yang diambil. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

DPPH AH DPPH-H A

DPHPH R DPPH-R

Page 41: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

28

2. Pengujian aktivitas antioksidan dengan sistem linoleat-tiosianat

Asam linoleat merupakan asam lemak tidak jenuh dengan dua buah ikatan

rangkap yang mudah mengalami oksidasi membentuk peroksida yang selanjutnya

mengoksidasi ion ferro menjadi ion ferri. Ion ferri bereaksi dengan amonium tiosianat

membentuk kompleks feri-tiosianat (Fe (CNS)3) yang berwarna merah. Intensitas

warna merah ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm. Semakin

intens warna merahnya menunjukkan bahwa semakin banyak peroksida yang

terbentuk.

3. Pengujian dengan asam tiobarbiturat atau TBA (Thiobarbituric Acid).

Pengujian ini berdasarkan adanya malonaldehid yang terbentuk dari asam

lemak bebas tidak jenuh dengan paling sedikit memiliki 3 ikatan rangkap dua.

Malondialdehid selanjutnya bereaksi dengan asam tiobarbiturat membentuk produk

kromogen yang berwarna merah muda yang diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 532 nm. Adanya senyawa yang bersifat antioksidan akan menghambat

terbentuknya malonaldehid dari asam lemak bebas tidak jenuh.

4. Pengujian dengan sistem β-karoten-linoleat.

Pengujian ini dilakukan dengan mengamati kecepatan terjadinya pemucatan

warna β-karoten.

Selain keempat metode diatas, antioksidan dapat ditentukan dengan bilangan

peroksida, bilangan para - anisidin, dan dengan bilangan oktanoat (Pokorny et al.,

2001).

Page 42: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

29

G. Metode Deoksiribosa

Deoksiribosa (2-deoksi-D-ribosa) (gambar 5) merupakan gula dengan lima

atom karbon yang merupakan turunan suatu gula pentosa yaitu ribosa. Gula ini biasa

ditemukan dalam DNA (Deoxyribonucleic Acid).

Gambar 5. Struktur deoksiribosa

Pada metode deoksiribosa, reaksi antara deoksiribosa dengan radikal

hidroksi akan mendegradasi deoksiribosa. Produk degradasinya, dengan pemanasan

dan di bawah kondisi asam akan menghasilkan senyawa malondialdehid (MDA)

melalui kemampuannya bereaksi dengan asam barbiturat untuk membentuk senyawa

kompleks merah muda (Halliwell et al., 1987). Jumlah senyawa kompleks merah

muda yang terbentuk proporsional dengan jumlah radikal hidroksi yang dibentuk dari

reaksi Fenton (Kunchandy and Rao, 1989). Kecepatan reaksi TBA dengan MDA

tergantung pada konsentrasi dari larutan TBA, temperatur dan pH dari campuran

reaksi (Sardjiman, 2000).

Radikal hidroksil secara in vitro dapat dihasilkan dari reaksi Fenton. Reaksi

Fenton merupakan reaksi yang penting untuk menghasilkan radikal hidroksil, ion

Page 43: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

30

ferro (Fe2+) akan bereaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) menghasilkan radikal

hidroksil. Namun reaksi antara Fe2+ dengan H2O2 memiliki kecepatan yang rendah

yaitu kurang dari 100 M-1s-1. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kecepatan

reaksinya perlu ditambah dengan suatu ligan. Ethylenediamine tetraacetic (EDTA)

merupakan ligan yang baik dalam reagen Fenton (Halliwell and Gutteridge, 1999).

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kecepatan reaksinya perlu ditambah dengan

suatu ligan. Ethylenediamine tetraacetic (EDTA) merupakan ligan yang baik dalam

reagen Fenton (Halliwell and Gutteridge, 1999). Ion Fe2+ dapat membentuk ion Fe3+

melalui reaksi oksidasi dengan adanya reduktor (pereduksi) maka ion ferro (Fe2+)

dapat ditimbulkan lagi, sehingga dihasilkan radikal hidroksil yag lebih banyak. Bahan

– bahan seperti vitamin C dapat mereduksi ion ferri (Fe3+), begitu pula kurkumin

pada konsentrasi rendah (dibawah 0,61 μM) (Kunchandy and Rao, 1989). Secara in

vitro, reaksi pembentukan radikal hidroksil adalah sebagai berikut :

Fe3+- EDTA+ Vitamin C → Fe2+ - EDTA + Vitamin C teroksidasi

Fe2+ - EDTA + H2O2 → Fe3+- EDTA + •OH + -OH (Halliwell et al., 1987).

I. Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak

Spektrofotometri UV-Vis merupakan anggota teknik analisis spektroskopik

yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan

sinar tampak (380-780 nm) dengan menggunakan instrumen spektrofotometri (Mulja

dan Suharman, 1995).

Page 44: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

31

Interaksi antara senyawa yang memiliki gugus kromofor dengan radiasi

elektromagnetik pada daerah UV dan visibel akan menghasilkan transisi

elektromagnetik dan spektra serapan elektromagnetik. Tiga hal yang mungkin terjadi

sebagai akibat interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik adalah hamburan,

absorpsi dan emisi (Mulja dan Suharman, 1995).

Serapan di daerah UV-Vis oleh suatu molekul tergantung pada struktur

elektronik molekul yang bersangkutan. Penyerapan sejumlah energi menghasilkan

pencepatan elektron dari orbital tingkat dasar ke orbital yang lebih tinggi dalam

keadaan tereksitasi. Energi yang diserap tergantung pada perbedaan energi antara

tingkat dasar dan tingkat tereksitasi. Kelebihan energi dalam tingkat tereksitasi dapat

menghasilkan ionisasi molekul atau dipancarkan sebagai panas atau cahaya

(Silverstein, Bassler and Morrill, 1991).

Absorpsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi

elektron – elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital

keadaan tereksitasi yang berenergi lebih tinggi. Transisi ini memerlukan 40 – 300

kkal/mol (Fessenden dan Fessenden, 1994). Jenis – jenis transisi ini antara lain :

1. Transisi σ → σ*

Transisi ini terjadi pada orbital ikatan σ dari suatu molekul tereksitasi ke

orbital anti ikatan yang sesuai melalui radiasi serapan. Energi yang dibutuhkan untuk

menyebabkan transisi σ → σ* cukup besar, sesuai dengan sinar yang mempunyai

Page 45: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

32

frekuensi pada daerah UV vakum (< 180 nm) yang diberikan oleh ikatan tunggal.

Sebagai contoh pada alkana, metana (Gandjar, 1991; Mulja dan Suharman, 1995).

2. Transisi n → σ*

Terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom – atom dengan

elektron bukan ikatan (elektron n). Transisi ini sering terjadi saat molekul organik

mengandung heteroatom (N, O, S, F, Cl, Br, atau I). Secara umum, transisi ini

membutuhkan energi yang lebih sedikit daripada transisi σ → σ* dan dapat dihasilkan

melalui radiasi pada daerah antara 150 dan 250 nm dengan sebagian besar puncak

serapan di bawah 200 nm (Gandjar, 1991).

3. Transisi π → π* dan transisi n → π*

Transisi ini terjadi pada molekul yang mempunyai gugus fungsional yang

tidah jenuh, sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital ikatan

yang diperlukan. Transisi ini sesuai untuk analisis karena memiliki serapan pada

daerah 200-700 nm dan dapat diaplikasikan untuk analisis kuantitatif (Gandjar,

1991). Transisi n → π* menunjukkan pergeseran hipsokromik (biru) dalam pelarut-

pelarut yang lebih polar dan dengan substituen-substituen yang bersifat pemberi

elektron (Mulja dan Suharman, 1995).

Page 46: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

33

Gambar 6 . Diagram tingkat energi elektronik (Mulja dan Suharman, 1995)

Molekul yang mengalami transisi π → π* adalah molekul yang memiliki

ikatan rangkap dua atau tiga, atau cincin aromatik. Molekul yang mengalami transisi

n → π* adalah molekul yang mengandung C=O, N=N, NO dan NO2. Sebuah elektron

yang berada dalam orbital tidak berikatan yang diasosiasikan dengan heteroatom akan

tereksitasi pada orbital π anti-ikatan, yang diasosiasikan dengan ikatan rangkap dua

maupun rangkap tiga dari suatu molekul (Gandjar, 1991).

Serapan maksimum suatu senyawa kimia dipengaruhi oleh adanya kromofor

dan gugus auksokrom. Kromofor adalah semua gugus atau gugusan atom yang

mengabsorpsi radiasi UV – Vis. Kromofor biasanya berupa ikatan rangkap konjugasi,

kromofor paling sederhana adalah benzena (Mulja dan Suharman, 1995).

Sedangkan auksokrom adalah suatu gugus fungsional yang memiliki

elektron bebas seperti -OH, -NH2 dan OCH3 yang memberikan transisi n → σ*

(Mulja dan Suharman, 1995). Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor

Page 47: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

34

akan meningkatkan absorbansinya dan menggeser puncak serapan ke panjang

gelombang yang lebih panjang. Peningkatan intensitas absorbsi dinamakan efek

hiperkromik, sedangkan penurunan intensitas absorbsi dinamakan efek hipokromik.

Pergeseran panjang gelombang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1. Pergeseran batokromik

Pergeseran batokromik adalah pergeseran serapan kearah panjang

gelombang yang lebih panjang disebabkan substitusi atau pengaruh pelarut

(pergeseran merah).

2. Pergeseran hipsokromik

Pergeseran hipsokromik adalah pergeseran serapan kearah panjang

gelombang yang lebih pendek disebabkan substitusi atau pengaruh pelarut

(pergeseran biru) (Sastrohamidjojo, 1991).

Panjang gelombang sinar UV-Vis yang diserap bergantung pada mudahnya

promosi elektron. Molekul yang memerlukan energi yang lebih banyak untuk

promosi elektron maka akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek

begitu juga sebaliknya. Senyawa yang akan menyerap cahaya dalam daerah visibel

(senyawa berwarna) memiliki elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada

senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek. Kuantitas

energi yang diserap oleh suatu molekul berbanding terbalik dengan panjang

gelombang radiasi (Fessenden dan Fessenden, 1994). Hal ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Page 48: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

35

AE = hv =

Dengan AE = energi cahaya yang diserap, dalam erg.

h = tetapan Planck (6,63 x 10-34)

v = frekuensi, dalam Hertz

c = cepat rambat cahaya, 3 x 108 m/s

= panjang gelombang, cm (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Instrumentasi spektrofotometer meliputi sumber radiasi kontinyu pada

panjang gelombang tertentu, 2) monokromator untuk memilih berkas sempit dari

sumber spektrum, 3) sel sampel, 4) detektor, 5) pembaca respon detektor atau

rekorder. Sumber untuk daerah visibel adalah tungsten filament incandescent lamp,

sedangkan untuk sel sampelnya terbuat dari gelas atau kuarsa (Christian, 2004).

J. Landasan Teori

Radikal bebas adalah suatu atom yang memiliki satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan sehingga sifatnya reaktif dan tidak stabil. Reaksi radikal hidroksil

dengan DNA akan mengakibatkan kerusakan penting dalam sel. Antioksidan

merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat dan

mencegah kerusakan di karenakan proses oksidasi. Berdasarkan sumbernya,

antioksidan dibagi dalam dua kelompok yaitu antioksidan alami (antioksidan dari

hasil ekstraksi bahan alami) dan antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari

hasil sintesis reaksi kimia). Senyawa antioksidan alami seperti flavonoid merupakan

Page 49: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

36

polifenol, didalam teh terdapat katekin yang merupakan flavonoid golongan flavanol.

Katekin teh merupakan kelas flavanol. Adapun katekin yang utama adalah

epicatechin (EC), epicatechin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan

epigallocatechin gallate (EGCG). Perbedaan ketinggian kebun teh menyebabkan

perbedaan suhu, sehingga mempengaruhi sifat pertumbuhan perdu teh. Karena

perbedaan sifat pertumbuhan tersebut, maka terdapat perbedaan mutu dari teh. Mutu

teh ini akan berbanding lurus dengan kandungan kimia yang dapat larut dalam air.

Semakin tinggi mutu atau grade teh, maka kandungan kimia yang dapat larut dalam

air adalah lebih banyak. Apabila suhu tinggi, maka pertumbuhan tanaman teh akan

terhambat. Semakin tinggi daerah perkebunan maka kualitas, mutu dan aroma teh

semakin baik. Kadar katekin berpengaruh terhadap rasa dari teh. Semakin tinggi

daerah perkebunan, maka semakin tinggi pula rasa sepat pada teh. Senyawa flavonoid

memiliki banyak gugus hidroksi sehingga cenderung bersifat polar dan dapat larut

dalam cairan penyari yaitu air. Oleh karena itu, dapat diindikasikan bahwa di dalam

infusa teh hijau tersebut terdapat senyawa flavonoid.

Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas penangkapan radikal

hidroksil oleh infusa teh hijau adalah metode deoksiribosa. Metode ini menggunakan

spektrofotometri visible untuk mengukur produk degradasi deoksiribosa (MDA) oleh

radikal hidroksil yang dihasilkan dari reagen Fenton. MDA akan bereaksi dalam

suasana asam dengan TBA membentuk kromogen MDA-TBA (berwarna merah

muda) pada serapan maksimum 532 nm. Adanya senyawa polifenol (penangkap

radikal hidroksil) pada infusa teh hijau, maka jumlah MDA akan berkurang yang

Page 50: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

37

ditunjukkan penurunan absorbansi larutan sampel dibandingkan larutan kontrol.

Adanya aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak teh hijau diketahui

dengan % scavenging yang diperoleh dari selisih absorbansi larutan kontrol (tanpa

sampel) dan larutan dengan sampel dibagi larutan kontrol dikalikan 100 %. Nilai

aktivitas penangkapan radikal hidroksil dapat dinyatakan dalam aktivitas

penangkapan efektif 50 % radikal hidroksil atau effective scavenging 50 (ES50).

K. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, dapat dihipotesiskan bahwa infusa teh hijau

daerah Karanganyar (ketinggian tempat penanaman 1200 mdpl) memiliki nilai ES50

lebih kecil dibandingkan daerah Wonosobo (ketinggian tempat penanaman 760

mdpl).

Page 51: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak pola searah karena subjek uji diberi perlakuan yaitu perlakuan

berbagai konsentrasi infusa teh hijau dari daerah Wonosobo dengan daerah

Karanganyar yang diuji dengan metode deoksiribosa.

B. Variabel – variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah konsentrasi infusa teh hijau,

klon teh.

2. Variabel tergantung

Dalam penelitian ini variabel tergantungnya adalah % scavenging.

3. Variabel pengacau

(a) Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah proses infudasi,

bahan kimia dan alat-alat yang digunakan selama penelitian, suhu dan waktu inkubasi

larutan uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil.

(b) Variabel pengacau tidak terkendali

Kondisi tempat penanaman teh (iklim, suhu, angin, curah hujan, sinar

matahari, kelembaban).

38

Page 52: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

39

C. Definisi Operasional

1. Persen scavenging adalah persen yang menyatakan kemampuan senyawa

antioksidan (infusa teh hijau) dalam menangkap radikal hidroksil.

2. Larutan kontrol merupakan larutan yang terdiri dari reagen Fenton, larutan

deoksiribosa, buffer fosfat, asam trikloroasetat, dan asam tiobarbiturat.

3. Larutan sampel merupakan larutan kontrol yang telah ditambahi infusa teh hijau.

4. Effective scavenging 50 (ES50) menyatakan besarnya konsentrasi infusa teh hijau

menghasilkan penangkapan efektif radikal hidroksil sebesar 50%.

D. Bahan-Bahan Penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daun teh hijau dari

daerah Wonosobo daerah Karanganyar klon Gambung 7. Bahan kimia (Merck):

hidrogen peroksida (larutan 35% H2O2), feri klorida heksahidrat (FeCl3. 6H2O),

etilendiamintetraasetat garam dinatrium dihidrat (C10H14N2Na2O8. 2H2O), L (+) asam

askorbat (Vitamin C), asam 2-tiobarbiturat (TBA), asam trikloroasetat (TCA),

dinatrium hidrogen fosfat (Na2HPO4), kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4). Bahan

kimia kualitas p.a. (Sigma, USA) : 2-deoksi-D-ribosa. Bahan lain: kain flanel,

aquades (Laboratorium Kimia Organik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta).

E. Alat-Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometer UV-

Vis (Perkin Elmer Lambda 20), pH meter (Metrohm 632), timbangan BP 160 P

(Santorius), timbangan SBC 22 (Scaltec), timbangan AB204 (Mettler Toledo),

Page 53: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

40

mikropipet 0,5-10 µl, 40 µl, 50-200 µl, 200-1000 µl (Acura 825, Socorex), tabung

reaksi bertutup (Pyrex-Germany), waterbath (Labo-Tech; Heraeus), kompor listrik,

oven, termometer, panci infusa dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di

laboratorium analisis.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan sampel

Sampel diperoleh dari perkebunan teh PT. Tambi Unit 3 Tanjungsari

Kecamatan Kertek Wonosobo dengan ketinggian kebun 760 mdpl, tanggal 25 Juni

2009 dan perkebunan teh Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar

dengan ketinggian kebun 1200 mdpl, tanggal 1 Juli 2009.

2.Pembuatan infusa teh hijau daerah Wonosobo dan Karanganyar 0,25% b/v

Sampel daun teh hijau yang telah kering, dihomogenkan dan diserbuk,

serbuk diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh 12 dan 50.

Pembuatan infusa dengan menimbang 0,25 gram serbuk kering teh hijau

kemudian dimasukkan dalam panci infusa dengan air sebanyak 100 ml, panaskan

diatas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sekali –

kali diaduk. Infus diserkai sewaktu masih panas dengan kain flanel kemudian

ditambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang

dikehendaki kurang lebih 100 ml.

Page 54: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

41

2. Persiapan uji penangkapan radikal hidroksil

Pembuatan larutan bufer fosfat pH 7,4

Ditimbang dengan seksama sebanyak 1,4196 g Na2HPO4 kemudian

dilarutkan dalam aquades sampai 500,0 ml sehingga dicapai kadar 20 mM.

Ditimbang seksama lebih kurang sebanyak 0,6805 g KH2PO4 kemudian dilarutkan

dalam aquades sampai 250,0 ml sehingga dicapai kadar 20 mM. Kedua larutan

tersebut dicampur sampai didapat larutan bufer fosfat dengan pH 7,4.

Pembuatan larutan deoksiribosa 2,5 mM

Ditimbang dengan seksama lebih kurang sebanyak 0,02012 g 2-deoksi-D-

ribosa, kemudian dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga dicapai kadar 15

mM. Dari larutan tersebut diambil 8,4 ml dan dilarutkan dalam aquades sampai 50,0

ml, sehingga didapat kadar 2,5 mM.

Pembuatan reagen Fenton

Reagen Fenton yang digunakan terdiri dari FeCl3 1 mM, EDTA 1 mM, H2O2

20 mM, dan Vitamin C 1 mM.

1. Larutan FeCl3 1 mM

Ditimbang seksama lebih kurang sebanyak 0,01352 g FeCl3. 6 H2O,

kemudian dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga dicapai kadar 5 mM.

Dari larutan tersebut diambil 10,0 ml dan dilarutkan dalam aquades sampai 50,0 ml,

sehingga diperoleh kadar 1 mM.

Page 55: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

42

2. Larutan EDTA 1 mM

Ditimbang seksama lebih kurang sebanyak 0,046525 g Na2EDTA. 2 H2O,

kemudian dilarutkan dalam aquades sampai 25,0 ml sehingga dicapai kadar 5 mM.

Dari larutan tersebut diambil 20,0 ml dan dilarutkan dalam aquades sampai 100,0 ml,

sehingga diperoleh kadar 1 mM.

3. Larutan H2O2 20 mM

Diambil 4,3 ml larutan H2O2 35 % kemudian dilarutkan dalam akuades

sampai 5 ml sehingga didapatkan larutan H2O2 30 %. Diambil 0,2275 ml H2O2 30 %,

kemudian dilarutkan dalam aquades sampai 25,0 ml sehingga dicapai kadar 80 mM.

Dari larutan tersebut diambil 25 ml dan dilarutkan dalam aquades sampai 100,0 ml,

sehingga diperoleh kadar 20 mM.

4. Larutan Vitamin C 1 mM

Ditimbang seksama lebih kurang sebanyak 0,01761 g vitamin C, kemudian

dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml sehingga dicapai kadar 10 mM. Dari

larutan tersebut diambil 1,0 ml dan dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml,

sehingga diperoleh kadar 1 mM.

Pembuatan larutan TCA 5 %

Ditimbang dengan seksama lebih kurang sebanyak 5,0 g TCA, kemudian

dilarutkan dalam aquades sampai 100,0 ml sehingga dicapai kadar 5 % b/v.

Page 56: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

43

Pembuatan larutan TBA 1 %

Ditimbang seksama lebih kurang sebanyak 0,5 g TBA, dimasukkan ke dalam

beaker glass 100 ml dan ditambah aquades secukupnya, kemudian dipanaskan di atas

hot plate hingga seluruh TBA larut. Setelah itu, dilarutkan dalam aquades sampai

50,0 ml sehingga dicapai kadar 1 % b/v.

3. Optimasi metode

Penentuan operating time (waktu operasional)

Diambil 300 µl larutan deoksiribosa 2,5 mM, kemudian ditambah dengan

300 µl FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA 1 mM, 300 µl H2O2 20 mM, 4500 µl bufer fosfat

pH 7,4, dan 300 µl vitamin C 1 mM. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada

suhu 37°C selama 30 menit. Setelah itu ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml TBA 1

%, dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit sampai terbentuk

kromogen MDA-TBA yang berwarna merah muda, kemudian didinginkan di bawah

air mengalir selama 5 menit, dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang

maksimum teoritis (λmaks teoritis) 532 nm selama 60 menit.

Penentuan operating time (waktu operasional) infusa teh hijau Wonosobo

Diambil 80 µl infusa teh hijau Wonosobo, ditambahkan 300 µl larutan

deoksiribosa 2,5 mM, kemudian ditambah dengan 300 µl FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA

1 mM, 300 µl H2O2 20 mM, 4420 µl bufer fosfat pH 7,4, dan 300 µl vitamin C 1 mM.

Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit. Setelah itu

ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml TBA 1 %, dipanaskan dalam waterbath pada

Page 57: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

44

suhu 80°C selama 30 menit sampai terbentuk kromogen MDA-TBA yang berwarna

merah muda, kemudian didinginkan di bawah air mengalir selama 5 menit, dan

dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum teoritis (λmaks teoritis) 532

nm selama 60 menit.

Penentuan operating time (waktu operasional) infusa teh hijau Karanganyar

Diambil 80 µl infusa teh hijau Karanganyar, ditambahkan 300 µl larutan

deoksiribosa 2,5 mM, kemudian ditambah dengan 300 µl FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA

1 mM, 300 µl H2O2 20 mM, 4420 µl bufer fosfat pH 7,4, dan 300 µl vitamin C 1 mM.

Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit. Setelah itu

ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml TBA 1 %, dipanaskan dalam waterbath pada

suhu 80°C selama 30 menit sampai terbentuk kromogen MDA-TBA yang berwarna

merah muda, kemudian didinginkan di bawah air mengalir selama 5 menit, dan

dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum teoritis (λmaks teoritis) 532

nm selama 60 menit.

Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Diambil 200, 300, dan 400 µl larutan deoksiribosa 2,5 mM, kemudian

masing-masing ditambah dengan 300 µl FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA 1 mM, 300 µl

H2O2 20 mM, bufer fosfat pH 7,4 (penambahan bufer fosfat disesuaikan dengan

volume larutan deoksiribosa yang ditambahkan sehingga volume akhir campuran

adalah 6 ml), dan 300 µl vitamin C 1 mM. Campuran tersebut kemudian diinkubasi

pada suhu 37°C selama 30 menit. Setelah itu ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml

TBA 1 %, dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit, sampai

Page 58: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

45

terbentuk kromogen MDA-TBA yang berwarna merah muda, kemudian didinginkan

di bawah ai r mengalir selama 5 menit, dan lakukan scanning absorbansi pada

panjang gelombang 400-600 nm.

Pembuatan larutan kontrol

Diambil 600 µl deoksiribosa 2,5 mM, kemudian ditambah dengan 300 µl

FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA 1 mM, 300 µl H2O2 20 mM, 4,2 ml bufer fosfat pH 7,4,

dan 300 µl vitamin C 1 mM. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu

37°C selama 30 menit. Setelah itu ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml TBA 1 %,

dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit sampai terbentuk

kromogen MDA-TBA yang berwarna merah muda, kemudian didinginkan dengan

bantuan air mengalir selama 5 menit dan dibaca absorbansinya pada panjang

gelombang maksimum hasil optimasi selama operating time.

4. Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh infusa teh hijau

Diambil sejumlah volume 5, 10, 20, 40, dan 80 µl infusa teh hijau. Ke dalam

tiap-tiap tabung tersebut ditambah dengan 600 µl deoksiribosa 2,5 mM, kemudian

ditambah dengan 300 µl FeCl3 1 mM, 300 µl EDTA 1 mM, 300 µl H2O2 20 mM,

bufer fosfat pH 7,4 (penambahan bufer fosfat disesuaikan dengan volume infusa teh

hijau yang ditambahkan sehingga volume akhir larutan adalah 6 ml), dan 300 µl

vitamin C 1 mM. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 30

menit. Setelah itu ditambah 1,0 ml TCA 5 % dan 1,0 ml TBA 1 %, dipanaskan dalam

waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit sampai terbentuk kromogen MDATBA

yang berwarna merah muda, kemudian didinginkan dengan bantuan air mengalir

Page 59: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

46

selama 5 menit dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum hasil

optimasi selama operating time. Dari hasil absorbansi yang diperoleh selanjutnya

dihitung % scavengingnya dan dibuat persamaan regresi linier yang merupakan

hubungan antara konsentrasi infusa teh hijau vs % scavenging untuk menentukan

ES50. Replikasi dilakukan sebanyak 5 kali.

G. Analisis Hasil

Analisis hasil pada penelitian ini meliputi penentuan % scavenging yang

dihitung dari selisih antara absorbansi larutan kontrol dan absorbansi larutan sampel

dibagi absorbansi larutan kontrol dikalikan 100% .

Nilai Efektivitas penangkapan radikal hidroksil sebesar 50 % (ES50)

ditentukan dengan menggunakan persamaan garis regresi linier antara konsentrasi

infusa teh hijau (sumbu x) dengan % scavenging (sumbu y). Analisis statistik yang

digunakan adalah uji T tidak berpasangan.

Persamaan regresi linier : y = bx + a

Perhitungan ES50 :

ES50 =

Keterangan :

a : intersep

b : slope

Page 60: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel

Sampel daun teh hijau diperoleh dari perkebunan teh PT. Tambi Unit 3

Tanjungsari Kecamatan Kertek, Wonosobo dengan ketinggian kebun 760 mdpl,

tanggal 25 Juni 2009 dan perkebunan teh Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso,

Karanganyar dengan ketinggian kebun 1200 mdpl, tanggal 1 Juli 2009. Pertanaman

teh di berbagai perkebunan teh diarahkan untuk memperoleh produksi yang tinggi

sehingga menggunakan berbagai jenis klon seperti TRI 2024, TRI 2025, Gambung,

Kiara, CIN dan lainnya. Klon adalah bahan tanaman vegetatif yang digunakan untuk

pembiakan dengan cara setek. Pemetikan daun ini dilakukan selama masa daur

pangkas pada pemetikan produksi, dimana daur petik 8 – 12 hari. Daun teh hijau yang

digunakan dari pucuk daun teh yang masih muda dan merupakan klon Gambung 7

yang sudah dilakukan identifikasi. Katekin didapat dari tiga pucuk daun teh yang

paling atas, menurut penelitian pucuk daun ini memiliki katekin dan mutu paling

tinggi serta rasa paling bagus. Dipilihnya klon Gambung 7, karena memiliki daya

adaptasi yang paling baik dibandingkan dengan klon yang lainnya seperti TRI 2024,

TRI 2025 dan CIN (Moehni, wawancara pribadi, 25 Juni 2009). Selain itu klon

Gambung ini berbasis varietas assamica, dimana Camellia sinensis varietas assamica

47

Page 61: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

48

lebih tinggi kandungan polifenolnya dibandingkan Camellia sinensis varietas sinensis

(TRI 2024, TRI 2025 dan CIN (Cinyiruan)).

B. Pembuatan serbuk

Daun teh hijau tidak dilakukan pencucian karena daun teh hijau tersebut

dalam keadaan bersih kemudian dikeringkan dengan bantuan kipas angin pada suhu

kamar sampai setengah kering yang bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam

simplisia dan menjamin kualitas bahan tetap baik karena terhindar dari jamur,

aktivitas bakteri, bekerjanya enzim oksidasi yang dapat menyebabkan perubahan

kimia.

Selanjutnya daun teh dikeringkan dengan oven pada suhu terkontrol, yakni

kisaran suhu 500 – 600 C selama kurang lebih 12 jam (diperkirakan daun sudah benar

- benar kering). Tujuan pengeringan secara umum adalah untuk lebih mengurangi

kandungan air, hal ini dikarenakan air yang tersisa dalam simplisia merupakan media

pertumbuhan yang baik untuk jamur maupun mikroorganisme lainnya. Tujuan

pengeringan selain untuk mengurangi kadar air, juga dapat menghentikan kerja enzim

sehingga mutu dari simplisia dapat dipertahankan, terjamin keawetannya, selain itu

memudahkan dalam pembuatan serbuk bahan.

Pembuatan serbuk bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan simplisia

sehingga permukaan simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas. Luas

permukaan yang semakin besar akan mengoptimalkan pembasahan serbuk simplisia

oleh cairan penyari sehingga hasil penyarian juga optimal.

Page 62: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

49

Serbuk daun teh hijau diayak dengan menggunakan alat pengayak dengan

nomor mesh 12/50. Serbuk yang diambil adalah serbuk yang dapat melewati ayakan

dengan nomor mesh 12 dan serbuk yang tidak lebih dari 40 % nya melewati ayakan

dengan nomor mesh 50. Penggunaan nomor mesh yang berbeda ini tidak memberikan

pengaruh yang berarti pada hasil pada hasil penyarian karena meskipun serbuk lebih

halus namun serbuk masih dapat tersari.

C. Pembuatan infusa teh hijau

Penyarian serbuk daun teh hijau dilakukan menggunakan metode infusa

dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal pada air suhu 90o C selama 15 menit.

Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat

kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan – bahan nabati. Metode infusa

dipilih karena masyarakat pada umumnya mengkonsumsi teh dalam air panas selama

5 – 10 menit. Sehingga dengan metode infusa selama 15 menit ini kandungan aktif

dalam teh hijau dapat terekstrak optimal. Flavonoid memiliki gugus hidroksi yang

bebas atau gugus gula maka sifatnya polar dan cukup larut dalam akuades, etanol,

metanol, aseton dan butanol. Pelarut yang digunakan adalah akuades karena sebagian

besar flavonoid yang terdapat dalam bentuk glikosida akan tersari dalam pelarut

akuades. Dengan demikian senyawa yang bersifat polar sebagian besar akan larut

dalam filtrat sedangkan senyawa yang bersifat nonpolar masih tertinggal dalam

ampas.

Pemanasan selama 15 menit pada pembuatan infusa tersebut dianggap sudah

Page 63: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

50

cukup untuk menyari zat – zat yang terlarut di dalam air, karena jaringan daun lebih

mudah untuk di tembus penyari dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya,

misalnya kayu atau biji.

Infusa diserkai selagi panas karena kelarutan zat lebih tinggi dalam kondisi

yang lebih panas, dengan menggunakan kain flanel sehingga hasil yang diperoleh

optimal. Apabila terjadi kekurangan volume (karena sangat besar kemungkinan

terjadi penguapan penyari atau dalam hal ini akuades sehingga volume infusa kurang

dari 100 ml) maka ditambahkan dengan air panas melalui ampas sampai diperoleh

volume 100 ml, tujuannya untuk melarutkan zat – zat yang kemungkinan masih

tertinggal dan diperoleh infusa kadar 0,25 %.

Sediaan infusa yang digunakan dalam penelitian ini selalu dibuat baru,

karena untuk sediaan infusa hanya mampu bertahan dalam waktu 1 hari. Pelarut yang

digunakan adalah akuades yang merupakan media pertumbuhan yang baik untuk

jamur, kapang, dan lainnya. Apabila lebih dari 1 hari dikhawatirkan sediaan ini sudah

ditumbuhi dengan jamur atau organisme lain. Hasil yang diperoleh berupa infusa

dengan kadar 0,25 % yang setara dengan 0,25 gram teh hijau/ 100 ml infusa.

D. Optimasi Metode

1. Penentuan operating time (waktu operasional)

Operating time atau waktu operasional adalah waktu dilakukannya

pembacaan serapan dengan spektrofotometer UV-Vis, di mana senyawa yang

dianalisa (kromogen MDA-TBA) menyerap sinar pada panjang gelombang

Page 64: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

51

maksimumnya dengan memberikan serapan yang stabil. Operating time (OT) pada

penelitian ini diukur dari menit ke-0 sejak dari pendinginan sampai menit ke-60 pada

panjang gelombang teoritis 532 nm. Pada penelitian ini dilakukan penentuan

operating time sebanyak tiga kali yaitu, OT tanpa sampel, OT dengan sampel infusa

teh hijau dari Wonosobo dan OT dengan sampel infusa teh hijau dari Karanganyar

untuk melihat kromogen MDA-TBA memberikan serapan yang stabil. Hasil

pengukuran operating time tersebut menunjukkan perbedaan waktu pada setiap

perlakuannya. Hasil pengukuran absorbansi pada OT tanpa sampel menunjukkan

pada menit 18 dengan nilai absorbansi stabil yaitu 0,569 ; OT dengan sampel infusa

teh hijau dari Karanganyar menunjukkan pada menit 11 dengan nilai absorbansi stabil

yaitu 0,526 ; OT dengan sampel infusa teh hijau dari Wonosobo menunjukkan pada

menit 16 dengan nilai absorbansi stabil yaitu 0,519. Dari hasil penelitian dipilih

operating time yang paling lama untuk meminimalkan variasi serapan yang cukup

besar dan memiliki tingkat reprodusibilitas yang tinggi pada pengukuran ulang.

Didapatkan kromogen MDA-TBA berada dalam kondisi yang stabil pada menit 18

terhitung sejak diangkat dari pendinginan di bawah air mengalir dengan absorbansi

yang stabil yaitu 0,569 (gambar 7).

Page 65: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

52

Gambar 7. Kurva hubungan waktu (menit) dengan absorbansi kromogen MDA-TBA

Jumlah kromogen MDA-TBA yang stabil ditunjukkan dari nilai absorbansi

yang stabil. Pada metode deoksiribosa, proses degradasi deoksiribosa menjadi MDA

terjadi pada saat larutan diinkubasi pada suhu 370 C selama 30 menit. Campuran

reaksi ditambah dengan asam trikloroasetat (TCA) dan asam tiobarbiturat (TBA)

kemudian dipanaskan selama 30 menit pada suhu 80 ºC. Pemanasan ini bertujuan

untuk mempercepat reaksi pembentukan kromogen MDA-TBA. Penambahan TCA

Page 66: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

53

maka larutan dibuat dalam suasana asam, sehingga terjadi penurunan kecepatan

degradasi deoksiribosa oleh radikal hidroksil karena proses oksidasi vitamin C akan

terhambat. Terhambatnya proses oksidasi vitamin C maka proses reduksi Fe3+

menjadi Fe2+ akan terhambat pula sehingga pembentukan radikal hidroksil (reaksi

Fe2+ dengan H2O2) juga akan terhambat. Penambahan dengan TBA, maka MDA akan

bereaksi dengan TBA membentuk kromogen MDA-TBA.

Penambahan TCA juga berfungsi sebagai katalis pembentukan kromogen

MDA-TBA. Adanya H+ berakibat pengubahan salah satu gugus keton pada TBA

menjadi gugus enol (gambar 8). Gugus enol ini menyebabkan TBA menjadi lebih

reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan MDA.

N

N

H

H

OS

O

H

H

H

TBA

N

N

H

H

OS

O

H

HH+

+

Gambar 8 . Reaksi pembentukan enol pada TBA

Dalam membentuk MDA, radikal hidroksil akan menyerang deoksiribosa

dengan cara abstraksi (pemisahan) hidrogen pada atom C dengan membentuk radikal

deoksiribosa yang dengan adanya oksigen maka akan segera diubah menjadi radikal

gula peroksil pada posisi atom C-4. Kemudian, radikal gula peroksil ini akan

mengalami serangkaian reaksi meliputi disproporsionasi, penataan ulang dan

pemecahan ikatan C-C (Halliwel and Gutteridge, 1999) (gambar 9).

Page 67: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

54

OOH

H2C

HO

OH

OH

OOH

H2C

HO

OH

O

OOH

H2C

HO

OH

O

OOH

H2COH

O

O

HCH2C

O

CH

O

OOH

H2C

HO

OH

HO

H

OOH

H2C

HO

OH

O

H

OOH

H2C

HO

OH

O

H2O2

O2

HO2

CHOCO2H

OOH

H2C

O

OH

O

H

O

O

H

O

O

OOH

H2COH

O

O

HO2

O2

Gambar 9. Pembentukan MDA melalui abstraksi hidrogen pada atom C-4 (Cheeseman, et al.,1988)

Senyawa MDA yang dihasilkan dari reaksi degradasi deoksiribosa

merupakan senyawa yang tidak berwarna. Reaksi pengkoplingan MDA dengan TBA

membentuk kromogen merah muda (gambar 11). Warna ini terjadi perpanjangan

gugus kromofor dan penambahan gugus auksokrom.

Page 68: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

55

N

N

H

H

OS

H

H

H

O

O

H

MDA

N

N

H

OS

O

H

OH

H

O

H

N

N

H

H

OS

O

O N S

N

H

O

H

OH OH

H H

H

N

N

H

H

OS

O

O N S

N

H

O

H

OH

H H

H

H

H

N

N

H

H

OS

O

N S

NH

O

H

N

N

H

H

OS

O

O N S

N

H

O

H

H H

H

O

HN

N

+

H

S

H

O

H

O

H

H

H

H

H

H

OH

-H2O

H

H

O

HOH

H

H

H

-H2O

N

N OHS

OH

HO N S

N

OH

N

N OHS

OH

HO N SH

N

OH

MDA-TBA(berwarna merah muda)

N

N

H

H

OS N S

NH

O

H

O

H

H

H

OH

Gambar 10. Mekanisme reaksi pembentukan kromogen MDA-TBA (Purwantoko, 2006)

(-------) : Gugus kromofor(-------) : Gugus auksokrom

Gambar 11. Struktur kromogen MDA-TBA

Page 69: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

56

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang di mana

terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi maksimum (Mulja dan

Suharman, 1995). Tujuan penentuan panjang gelombang maksimum dalam penelitian

ini adalah mencari panjang gelombang kromogen berwarna merah muda yang

terbentuk dari reaksi antara malondialdehid dengan asam tiobarbiturat (MDA-TBA)

yang memberikan absorbansi maksimum. Menurut Kunchandy dan Rao (1989),

panjang gelombang maksimum kromogen MDA-TBA adalah 532 nm (λ maks.

teoritis).

Pada metode deoksiribosa, pereaksi Fenton yang terdiri dari FeCl3, EDTA,

vitamin C dan hidrogen peroksida masing – masing 300 µl akan menghasilkan radikal

hidroksil, yaitu dari reaksi antara ion ferro dan hidrogen peroksida yang

menghasilkan radikal hidroksil (•OH). Pada reaksi Fenton, ion ferro teroksidasi

menjadi ion ferri (Halliwell and Gutteridge, 1999). Keberadaan radikal hidroksil akan

mendegradasi deoksiribosa yang menghasilkan malondialdehid (MDA), pada larutan

tersebut ditambahkan bufer pH 7,4 sampai volume 6 ml (pH 7,4 merupakan pH

plasma darah sehingga mendekati pH dalam tubuh). Kemudian dengan penambahan

asam tiobarbiturat akan membentuk kromogen berwarna merah muda sehingga dapat

diukur secara spektrofotometri. Di dalam tubuh MDA terbentuk sebagai akibat

peristiwa peroksidasi lipid oleh adanya radikal – radikal bebas.

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka panjang gelombang yang dipilih

untuk penentuan serapan adalah panjang gelombang yang mempunyai serapan

Page 70: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

57

maksimum. Pemilihan panjang gelombang maksimum sangat penting karena pada

panjang gelombang maksimum kepekaan pengukurannya menjadi maksimum. Pada

panjang gelombang tersebut perubahan serapan untuk setiap satuan konsentrasi

adalah yang paling besar. Artinya, perubahan serapan yang kecil saja dapat

menunjukkan perbedaan konsentrasi yang bermakna. Kesalahan jika dilakukan

pengukuran ulang maka akan kecil.

Gambar 12. Kurva panjang gelombang maksimum kromogen MDA-TBA dari larutandeoksiribosa dengan konsentrasi 0,083 mM (a), 0,125 mM (b), 0,167 mM (c)

Grafik di atas memperlihatkan hasil scanning kromogen MDA-TBA pada

panjang gelombang 400-600 nm. Pengukuran panjang gelombang maksimum ini

a

b

bc

Page 71: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

58

dilakukan terhadap larutan deoksiribosa dengan konsentrasi 0,083 mM; 0,125 mM

dan 0,167 mM. Panjang gelombang maksimum kromogen MDA-TBA yang

didapatkan adalah 531,4 nm yang mendekati teoritis. Selisih panjang gelombang

teoritis dengan penelitian ini sebesar 0,6 nm. Selisih nilai ini masih memenuhi selisih

nilai yang diperbolehkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu kurang

dari 2 nm.

E. Uji Penangkapan Radikal Hidroksil oleh Infusa Teh Hijau dari

Wonosobo dan Karanganyar

Untuk penentuan daya tangkap radikal hidroksil dilakukan dengan infusa teh

hijau dari Karanganyar dan Wonosobo karena teh memiliki aktivitas antioksidan yang

berasal dari senyawa polifenol, terutama golongan flavonoid tipe flavanol (komponen

katekin yang terdiri dari : epigalokatekin galat (EGCG), epikatekin galat (ECG),

epigalokatekin (EGC) atau epikatekin (EC)) dan tipe flavonol (kuersetin, kemferol,

dan mirisetin) (Hartoyo, 2003). Di antara keempat komponen katekin tersebut, EGCG

merupakan komponen yang paling poten (Ouwour dan Obanda, 1998; Price dan

Spitzer, 1993) dan secara kimia memiliki aktivitas biologi yang kuat.

Aquades diketahui sebagai pelarut yang bersifat polar dan tidak

mempengaruhi kemampuan penangkapan radikal hidroksil senyawa uji. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan nilai ke elektronegativitas yang cukup besar antara atom

O dengan atom H pada molekul H2O, sehingga terjadi pemutusan heterofilik. Reaksi

yang terjadi pada air lebih mengikuti reaksi ionik, bukan reaksi radikal.

Page 72: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

59

Semakin besar konsentrasi infusa yang ditambahkan maka senyawa

antioksidan didalam infusa akan menangkap radikal hidroksil dalam jumlah yang

banyak, sehingga jumlah radikal hidroksil yang akan mendegradasi deoksiribosa

menjadi sedikit, jumlah kromogen MDA-TBA yang terbentuk pada suhu inkubasi

80o C selama 30 menit menjadi semakin sedikit dan terjadi penurunan absorbansi

kromogen MDA-TBA (gambar 13).

Gambar 13. Kurva hubungan penambahan infusa terhadap absorbansi kromogen MDA-TBA

Larutan kontrol (konsentrasi infusa 0 mg/ml) memiliki nilai absorbansi yang

lebih tinggi dibandingkan larutan sampel, karena pada larutan kontrol tidak

ditambahkan infusa yang dapat menangkap radikal hidroksil sehingga radikal

hidroksil akan mendegradasi deoksiribosa pada larutan kontrol. Absorbansi larutan

kontrol menjadi lebih tinggi karena jumlah kromogen MDA-TBA yang terbentuk

meningkat (tabel V dan VI ).

Page 73: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

60

Tabel V. Absorbansi kromogen MDA-TBA pada penambahan infusa teh hijau dariKaranganyar dengan berbagai konsentrasi

Konsentrasi (mg/ml)Replikasi

0 2,083x10-3 4,167x10-3 8,333x10-3 1,677x10-2 3,333x10-2

I 0,478 0,347 0,338 0,299 0,275 0,231

II 0,467 0,338 0,327 0,286 0,258 0,224

III 0,476 0,345 0,332 0,297 0,271 0,232

IV 0,486 0,355 0,346 0,305 0,283 0,239

V 0,461 0,332 0,321 0,283 0,252 0,219

Rata-rata 0,474 0,343 0,333 0,294 0,268 0,229

SD 9,762x10-3 8,792x10-3 9,680x10-3 9,220x10-3 0,013 7,714x10-3

CV (%) 2,059 2,563 2,907 3,136 4,851 3,369

Tabel VI. Absorbansi kromogen MDA-TBA pada penambahan infusa teh hijau dari Wonosobodengan berbagai konsentrasi

Konsentrasi (mg/ml)Replikasi0 2,083x10-3 4,167x10-3 8,333x10-3 1,677x10-2 3,333x10-2

I 0,483 0,401 0,387 0,348 0,299 0,228II 0,470 0,378 0,361 0,334 0,279 0,239III 0,434 0,365 0,359 0,338 0,268 0,221IV 0,462 0,381 0,370 0,342 0,289 0,246V 0,468 0,377 0,364 0,341 0,273 0,240

Rata-rata 0,454 0,380 0,368 0,341 0,282 0,235

SD 0,017 0,013 0,011 5,18x10-3 0,012 0,010CV (%) 3,744 3,421 2,895 1,518 4,255 4,255

Tabel VII. Rata – rata persen scavenging infusa teh hijau dari Karanganyar dan Wonosobo

% ScavengingKonsentrasi uji(mg/ml) Infusa teh hijau dari

KaranganyarInfusa teh hijau dari

Wonosobo0 0 0

2,083.10-3 27,498 17,6454,167.10-3 29,578 20,4978,333.10-3 37,933 26,4231,667.10-2 43,479 39,2193,333.10-2 51,657 49,299

Page 74: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

61

Gambar 14. Kurva hubungan penambahan infusa teh hijau dengan % Scavenging

Persen scavenging merupakan nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil

oleh infusa teh hijau dari Karanganyar dan Wonosobo. Semakin besar persen

scavenging infusa teh hijau dari Karanganyar dan Wonosobo maka semakin besar

pula kemampuannya untuk menangkap radikal hidroksil. Peningkatan konsentrasi

berbanding lurus dengan persen scavenging. Semakin besar konsentrasi infusa yang

ditambahkan maka persen scavenging akan semakin besar juga.

Konsentrasi infusa teh hijau lebih besar dari 5% dan dengan pengambilan

sebanyak 200 µl – 1000 µl menunjukkan absorbansi dari larutan uji yang lebih besar

dibandingkan kontrol dan semakin banyaknya konsentrasi infusa yang ditambahkan

absorbansi pembentukkan MDA-TBA naik turun secara fluktuatif. Konsentrasi infusa

teh hijau lebih besar (lebih dari 5%) tidak memberikan aktivitas penangkapan radikal

Page 75: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

62

hidroksil melainkan aktivitas prooksidan yang merupakan keadaan dimana dengan

penambahan infusa teh hijau maka menstimulasi pembentukan radikal hidroksil

sehingga mempercepat kerusakan oksidatif DNA, protein dan karbohidrat secara in

vitro (Yen, Chen and Peng, 1997). Pada percobaan ini digunakan konsentrasi infusa

teh hijau 0,25% b/v dengan rentang pengambilan infusa teh hijau 5µl - 80µl sehingga

didapatkan rentang % scavenging 20 – 50%.

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan digunakan ES50 (Effective scavenging

50). Nilai ES50 menyatakan besarnya konsentrasi senyawa uji yang mempunyai

penangkapan efektif radikal hidroksil sebesar 50%. Nilai ES50 besarnya berbanding

terbalik dengan kemampuan senyawa untuk menangkap radikal hidroksil. Semakin

kecil nilai ES50 berarti semakin kecil kadar infusa yang diperlukan untuk menangkap

radikal hidroksi sejumlah 50% dari seluruh radikal yang ada, yang berarti daya

tangkapnya semakin besar (tabel VIII). Nilai tersebut didapatkan dari persamaan

regresi linier antara konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar atau Wonosobo

(sumbu x) dengan % scavenging (sumbu y). Dari hasil penelitian didapatkan

persamaan regresi linier dari infusa teh hijau Karanganyar dan Wonosobo dengan

nilai r (koefisien relasi) mendekati satu. Y = 757,946 X + 27,867 (infusa teh hijau

Karanganyar dengan nilai r = 0,969) dan Y = 1137,897 X + 16,441 (infusa teh hijau

Wonosobo dengan nilai r = 0,989).

Page 76: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

63

Tabel VIII. ES50 dari infusa teh hijau Karanganyar dan Wonosobo

ES50ReplikasiInfusa teh hijau dari

Karanganyar (mg/ml)Infusa teh hijau dariWonosobo (mg/ml)

I 0,029 0,030II 0,028 0,032III 0,029 0,032IV 0,030 0,035V 0,027 0,032

Rata-rata 0,029 0,032SD 1,140.10-3 1,178.10-3

CV(%) 0,039 0,056

Besarnya nilai ES50 berbanding terbalik dengan kemampuan suatu senyawa

untuk menangkap radikal hidroksil. Semakin kecil nilai ES50 maka kemampuan suatu

senyawa tersebut untuk menangkap radikal hidroksil semakin besar. Dari hasil

penelitian didapat rata-rata nilai ES50 infusa teh hijau dari daerah Wonosobo sebesar

0,032 mg/ml sedangkan rata-rata nilai nilai ES50 infusa teh hijau dari daerah

Karanganyar sebesar 0,029 mg/ml (tabel VIII).

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak digunakan uji

Shapiro – Wilk karena jumlah keseluruhan sampel adalah 50. Pada uji Tests of

Normality Shapiro – Wilk, ES50 infusa Wonosobo mempunyai nilai p = 0,238

sedangkan ES50 infusa Karanganyar mempunyai nilai p = 0,683. Karena nilai p >

0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi ES50 infusa Wonosobo maupun

Karanganyar berdistribusi normal. Karena syarat distribusi data normal terpenuhi,

maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan. Pada kotak

Levene’s test untuk menguji varians, didapat nilai sig = 0,712. Karena nilai p > 0,05

Page 77: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

64

maka varians data kedua kelompok sama, sehingga untuk melihat hasil uji t

menggunakan hasil baris pertama (equal variances assumed). Angka Significancy

adalah 0,005 dengan perbedaan rerata sebesar 0,003600. Nilai interval kepercayaan

95% adalah antara 0,001412 sampai 0,005788. Karena nilai p < 0,05 maka diambil

kesimpulan bahwa infusa teh hijau dari daerah Karanganyar memiliki kemampuan

untuk menangkap radikal hidroksil yang berbeda bermakna dibandingkan infusa teh

hijau dari daerah Wonosobo. Sehingga dari hasil penelitian ini hipotesisnya terbukti,

infusa teh hijau dari daerah Karanganyar dengan ketinggian tempat tumbuh 1200

mdpl memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal hidroksil lebih besar daripada

infusa teh hijau dari daerah Wonosobo dengan ketinggian tempat tumbuh 760 mdpl.

Page 78: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh infusa teh hijau dari daerah

Karanganyar dan infusa teh hijau dari Wonosobo dengan metode deoksiribosa

yang dinyatakan dalam ES50 adalah 0,029 mg/ml dan 0,032 mg/ml.

2. Infusa teh hijau dari daerah Karanganyar dengan ketinggian tempat tumbuh

1200 mdpl memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal hidroksil lebih besar

daripada infusa teh hijau dari daerah Wonosobo dengan ketinggian tempat

tumbuh 760 mdpl.

B. Saran

1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai range konsentrasi infusa

teh hijau yang memiliki aktivitas penangkapan radikal hidroksil.

2. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh suhu inkubasi

pada metode Deoksiribosa.

65

Page 79: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

66

Daftar Pustaka

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 2-10,13, Departemen Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 4, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 9, 176, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Bors, W., and Saran, M., 1987 , Varietal Differences in The Phenolic Content andSuperokside Radical Scavenging Potential of Wines from Different Sources,J. Agric. Food Chem, 44 , 37.

Chen, C.N., Liang, C.M., Lai, J.R., Tsa. Y.J., Tsay, J.S. and Lin, J.K., 2003, CapillaryElectrophoretic Determination of Theanine, Caffeine, and Catechins in FreshTea Leaves and Oolng Tea and Their Effects on Rats Neurosphere Adhesionand Migration, J. Agric. Food Chem, 51: 7495-7503.

Cheeseman, K. H., Beavis, A., and Esterbauer, H., 1988, Hydroxyl-radical-inducediron-catalysed Degradation 0f 2-deoxyribose, Biochem, J., 252, 649-653

Christian, G.D., 2004, Analytical Chemistry, Sixth Edition, 126-132, 502, John Wiley& Sons, Inc., Washington.

Cuvelier, M.E., Richard,H., and Besset, C., 1992, Comparison of the Antioxidative ofSome Acid Phenols : Structure-Activity Relationship, Biosci. Biotechnol.Biochem, 56 (2), 324-325.

Davidek, 1977, In Macek, K., 1972, Pharmaceutical Ahallications of Thin LayerChromatography, 569, pp 608 – 611, Elseiver Publishing Company,Amsterdam London, New York.

Dewi, S., 2007, Uji Antioksidan oleh Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Ekstrak TehHijau melalui Penangkapan Radikal Hidroksil dengan metode Deoksiribosa,Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik Jilid II, diterjemahkanoleh Pudjaatmaka, A.H., 436-444, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gandjar, I. G., 1991, Kimia Analisis Instrumental, Fakultas Farmasi UniversitasGajah Mada, 15 – 34, Yogyakarta.

66

Page 80: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

67

Gitawati, R., 1995, Radikal Bebas – Sifat dan Peran dalam Menimbulkan Kerusakan /Kematian Sel, Cermin Dunia Kedokteran, 102, 33-35.

Halliwel, B., Gutteridge, J.M.C., and Aruoma, O.I., 1987, The Deoxyribose Method:A Simple “Test-Tube” Assay for Determination of Rate Constants for Reactionof Hydroxyl Radicals, Anal. Biochem., 165, 215-219, Academic Press, London.

Halliwel, B. and Gutteridge, J.M.C., 1999, Free Radicals in Biology and Medicine,Third Edition, 23, 36-49, 53-60, 106-206, 264-271, 366, Oxford UniversityPress, New York.

Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan, 11 - 35, Penerbit Kanisius,Yogyakarta.

Hernani dan Rahardjo, M., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, 9, 16-20,Penebar Swadaya, Jakarta.

Hidayat, M. R., 2000, Daya Tangkap Radikal Oksida Nitrit SenyawaPentagamavunon-0 dan Turunannya, Skripsi, Fakultas Farmasi, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Ikeda, I., Kobayashi, M., Hamada, T., Tsuda, K., Goto, H., Imaizumi, K., Nozowa,A., Sugimoto, A. and Kakuda, T., 2003, Heat-Epimerized Tea Catechin Rich inGallocatechin Gallate and Catechin Gallate Are More Effective To InhibitCholesterol Absorption Than Tea Catechin Rich In Epigallocatechin Gallateand Epicatechin Gallate, J. Agric. Food Chem, 51: 7303-7307.

Kikuzaki, H., and Nakatani, N., 1993, Antioxidant Effect of Some GingerConstituents, J. Food Sci., 58(6),1407.

Kumar, A.G. Nair, G.C., Reddy, A.V.R. and Garg, A. N., 2005, Availability ofessential elements in Indiea and US Tea Brands., Food Chem, 89 (3): 441- 448.

Kunchandy, E. and Rao, M.N.A., 1989, Oxygen Radical Scavenging Activity ofCurcumin, Int. J. Pharm., 58, 237-240.

Kuntari, C., 2007, Uji Penangkapan Radikal Hidroksil oleh Ekstrak Etanol Teh Hijaudan Teh Hitam dengan metode Deoksiribosa, Skripsi, Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Mulja, M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 7, 26-32, Airlangga UniversityPress, Surabaya.

Page 81: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

68

Niki, E., Nuguchi, N., Iwatsuki, M., and Kato, Y., 1995, Dinamic of antioxidantionby phenolic antioxidants : phisicochemical issues, in Packer, L., Traber, M.G.,and Xin, W., (Eds.), Proceeding of The International Symposium on NaturalAntioxidants, Molecular Mechanisms and Health Effect, 1-2, AOCS Press, NewYork.

Owuor, P. O. and Obanda, M., 1998, The Changes in Black Tea Quality Due toVariation of Plucking standard and Fermentation Time, Food Chem., 61, 435-441.

Pokorny, J., Yanishlieva, N., and Gordon, M., 2001, Antioxidant in Food; PracticalApplications, 1-123, Wood Publishing Limited, Cambridge, England.

Price, W. E. and Spitzer, C., 1993, Variation in the Amounts of Individual Flavanolsin a Range of Green Tea, Food Chem., 47, 271-276.

Purwantoko, A., 2006, Validasi Metode Deoksiribosa sebagai Uji PenangkapanRadikal Hidroksil secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas SanataDharma, Yogyakarta.

Rohdiana, D., 2009, Aktivitas Antioksidan Beberapa Klon Teh Unggulan,http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/pdf/prosiding/poster/PGB02_Dadan-Bandung2.pdf, diakses tanggal 3 Maret 2009.

Sardjiman, 2000, Synthesis of some New Series of Curcumin Analogues,Antioxidative, Antiinflammantory, Antibacterial Activities and Qualitative-Structure Reactivity Relationship, Disertasi, 41, UGM, Yogyakarta.

Sastrohamidjodjo, H., 2001, Spektroskopi, 39-42, Liberty, Yogyakarta.

Setyamidjaja, D., 2000, Teh Budi Daya Dan Pengolahan Pascapanen, 22 - 25,Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Setyawati, 2006, Uji Penangkapan Radikal Hidroksil oleh Fraksi Etil Asetat danFraksi Air Ekstrak Teh Hitam dengan metode Deoksiribosa, Skripsi, FakultasFarmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Silverstein, R.M., Bassler, G.C., and G.C., and Morrill, T.C., 1991, SpectrometricIdentification of Organic Compounds, 5th Ed., 305 – 307, John Wiley and SonsInc., Canada.

Suyatna, D.F., 1989, Radikal Bebas dan Iskhemia, Cermin Dunia Kedokteran, 57, 25– 28.

Page 82: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

69

Syahbana, D dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri Referensi Herbal Pesona Tradisionaldan Ilmiah Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L), 5 – 20, Salemba Medika,Jakarta.

Wilmsen, P.K., Spada, D.S., and Salvador, M., 2005, Antioxidant activity offlavonoid hesperidin in chemical and biological systems, J. Agric. Food Chem,53, 4757 – 4761.

Yen, G. C., Chen H. Y. and Peng, H. H., 1997, Antioxidant and Pro – oxidant Effectsof Various tea Extract, J. Agric. Food chem., 45, 30 - 34.

Page 83: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

70

Lampiran 1

- Daun teh hijau daerah Karanganyar dan Wonosobo

A : Klon TRI 2024 C : Klon TRI 2025

B : Klon CIN D : Klon Gambung

- Serbuk teh hijau daerah Karanganyar dan Wonosobo

A : Serbuk teh hijau daerah Wonosobo

B : serbuk teh hijau daerah Karanganyar

A B

C D

A B

Page 84: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

71

- Kontrol dan seri larutan λmaks - Infusa teh hijau

A : kontrol A : infusa teh hijau daerah Karanganyar

B : λ 400 B : infusa teh hijau daerah Wonosobo

C : λ 300

D : λ 200

A B

A

B

CD

Page 85: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

72

Lampiran 2. Grafik OT tanpa sampel

Page 86: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

73

Grafik OT dengan infusa teh hijau daerah Karanganyar

Page 87: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

74

Grafik OT dengan infusa teh hijau daerah Wonosobo

Scanning panjang gelombang 300-600 nm

Page 88: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

75

Infusa Teh Hijau Karanganyar

Page 89: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

76

Lampiran 3. Contoh penimbangan bahan :

M = ; mol =

M = x

Berat zat (g) = M (mol/L) x BM (g/mol) x Volume (L)

a. Bufer Fosfat pH 7,4

1. Na2HPO4 20 mM ; BM = 141,96

Perhitungan bobot zat yang akan ditimbang (x) :

20 x 10-3 =

x = 20 x 10-3 M x

x = 1,4196 g

Bobot zat hasil penimbangan = 1,4197 g

Perhitungan kadar :

M =

2. KH2PO4 20 mM ; BM = 136,09

Perhitungan bobot zat yang akan ditimbang (x) :

x = 20 x 10-3 M x

Page 90: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

77

x = 0,68045 g

Bobot zat hasil penimbangan = 0,6806 g

Perhitungan kadar :

M =

b. Reagen Fenton

1. Larutan FeCl3 1mM

Perhitungan bobot zat yang harus ditimbang (x) untuk mendapatkan larutan FeCl3 5

mM adalah :

x = 5 x 10-3 M x

x = 0,008115 g

BM FeCl3 = BM H2O =

Bahan yang tersedia adalah FeCl3.6H2O (BM = ). Dengan demikian

bobot FeCl3.6H2O yang harus ditimbang (x’) untuk mendapatkan larutan FeCl3 dengan

konsentrasi akhir 5 mM adalah :

x’ =

Bobot zat hasil penimbangan = 0,0136 g

Page 91: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

78

Sejumlah 0,0136 g FeCl3.6H2O kemudian dilarutkan dalam akuades hingga 10 mL.

Perhitungan kadar :

M = 5,03.10-3 M

Larutan FeCl3 konsentrasi 1 mM dibuat dengan mengambil larutan tersebut sebanyak

10 mL diencerkan hingga 50 mL, dihitung menggunakan rumus :

C1 x V1 = C2 x V2

10 mL x 5,03 mM = 50 mL x V2

C2 = 1,006 mM

2. Larutan EDTA 1 mM

Perhitungan bobot zat yang harus ditimbang (x) untuk mendapatkan larutan EDTA 5

mM adalah :

x = 5 x 10-3 M x

x = 0,0362775 g

BM Na = 22,99 ; BM EDTA = 290,22 BM H2O = 18,02

Bahan yang tersedia adalah Na2EDTA.2H2O (BM=372,24 . Oleh karena itu

bobot Na2EDTA.2H2O yang harus ditimbang (x’) untuk mendapatkan larutan EDTA 5 mM :

Page 92: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

79

x’ = x 0,0362775 g = 0,04653 g

Bobot zat hasil penimbangan = 0,0466 g

Sejumlah 0,0466 g Na2EDTA.2H2O kemudian dilarutkan dalam akuades hingga 25

mL.

Perhitungan kadar :

M = 5,01.10-3 M

Selanjutnya larutan ini diencerkan hingga mendapatkan Larutan EDTA konsentrasi 1

mM. volume pengambilan larutan dihitung dengan rumus :

C1 x V1 = C2 x V2

V1 x 5,01 mM = 100 mL x 1mM

V1= 19,96 mL ~ 20 mL

Sebanyak 20 mL larutan EDTA 5 mM diambil, dimasukkan dalam labu ukur 100 mL

kemudian ditambahkan akuades hingga tanda. Konsentrasi akhir larutan pengenceran adalah

1,0 mM.

3. Larutan H2O2 20 mM

Bahan yang digunakan H2O2 30%, bahan yang tersedia H2O2 35%.

BM H2O2 = 34,02

Perhitungan molaritas H2O2 35% :

Page 93: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

80

M = = 8,818 M

Karena yang tersedia larutan H2O2 35%, maka

H2O2 35% dipipet kemudian ditambahkan akuades

hingga tanda.

Larutan H2O2 30% kemudian diencerkan hingga mendapatkan larutan H2O2

konsentrasi 20 mM. pengenceran dilakukan sebanyak 2 tahap. Volume pengambilan larutan

menggunakan rumus :

Tahap 1 :

C1 x V1 = C2 x V2

V1 x 8,818.10-3 mM = 10 ml x 80 mM

V1= 0,091 ml

Sebanyak 0,091ml larutan H2O2 30% diambil kemudian dimasukkan ke dalam labu

ukur 25 ml kemudian ditambahkan akuades hingga tanda. Konsentrasi akhir larutan hasil

pengenceran adalah 80 mM.

Tahap 2 :

V1 x 80 mM = 100 ml x 20 mM

V1 = 25 ml

Larutan ini diambil 25 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan

ditambahkan akuades hingga tanda. Konsentrasi akhir hasil pengenceran adalah 20 mM.

Page 94: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

81

4. Larutan Vitamin C 1 mM

Bahan yang digunakan : Vitamin C

BM = 176,13 g/mol

Larutan Vitamin C 10 mM

Perhitungan bobot zat yang harus ditimbang (x) :

a = 10 x 10-3 M x

a = 0,01761 g

Bobot zat hasil penimbangan = 0,0176 g

Sejumlah 0,0176 g Vitamin C kemudian dilarutkan dalam akuades hingga 10 mL.

Perhitungan kadar :

M = 9,99.10-3 M

Larutan ini kemudian diencerkan hingga mendapatkan larutan Vitamin C konsentrasi

1 mM. Volume pengambilan larutan dilakukan dengan rumus :

C1 x V1 = C2 x V2

V1 x 10 mM = 10 ml x 1 mM

V1 = 1,0 ml

Larutan ini diambil 1,0 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan

akuades hingga tanda. Konsentrasi akhir hasil pengenceran adalah 1 mM.

Page 95: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

82

c. Deoksiribosa 2,5 mM

Bahan yang digunakan = 2- Deoksi-D-ribosa

BM = 134,13 g/ml

Larutan Deoksiribosa 15 mM

Perhitungan bobot zat yang harus ditimbang (x) :

a = 15 x 10-3 M x

a = 0,02012 g

Bobot zat hasil penimbangan = 0,0201 g

Sejumlah 0,0201 g deoksiribosa kemudian dilarutkan dalam akuades hingga 10 mL.

Perhitungan kadar :

M = 14,9.10-3 M

Larutan ini kemudian diencerkan untuk mendapatkan larutan Deoksiribosa

konsentrasi 2,5 mM. Volume pengambilan larutan dilakukan dengan rumus :

C1 x V1 = C2 x V2

V1 x 14,9 mM = 50 ml x 2,5 mM

V1 = 8,38 ml ~ 8,4 ml

Larutan ini diambil 8,4 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan

akuades hingga tanda. Konsentrasi akhir hasil pengenceran adalah 2,5 mM.

Page 96: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

83

d. Infusa Teh Hijau Daerah Wonosobo atau Karaganyar konsentrasi 0,25 % b/v

Teh Hijau Daerah Wonosobo atau Karanganyar

Bobot zat yang akan ditimbang : 0,25 g (dalam 100 mL)

Bobot zat hasil penimbangan : 0,25 g

Konsentrasi = = 0,25 %

Larutan tersebut diambil 0,005 ml; 0,01 ml; 0,02 ml; 0,04 ml dan 0,08 ml. Contoh

perhitungan akhir infusa dalam 6 ml adalah :

C1 x V1 = C2 x V2

0,005 ml x 2,5 mg/ml = 6 ml x C2

C2 = 2,083x10-3 mg/ml

Dengan cara yang sama, maka konsentrasi infusa teh hijau daerah Wonosobo atau

Karanganyar untuk menangkap radikal hidroksil adalah :

Volume 0,005 ml diperoleh konsentrasi infusa sebesar 2,083x10-3 mg/ml

Volume 0,01 ml diperoleh konsentrasi infusa sebesar 4,167x10-3 mg/ml

Volume 0,02 ml diperoleh konsentrasi infusa sebesar 8,333x10-3 mg/ml

Volume 0,04 ml diperoleh konsentrasi infusa sebesar 1,667x10-2 mg/ml

Volume 0,08 ml diperoleh konsentrasi infusa sebesar 3,333x10-2 mg/ml

Page 97: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

84

e. TBA (asam Tiobarbiturat) 1 %

Bobot zat yang akan ditimbang : 0,5 g (dalam 50 mL)

Bobot zat hasil penimbangan : 0,4997 g

Konsentrasi = = 9,99 %

f. TCA (asam Trikloroasetat) 5 %

Bobot zat yang akan ditimbang : 2,5 g (dalam 50 mL)

Bobot zat hasil penimbangan : 2,5001 g

Konsentrasi = = 5,02 %

Page 98: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

85

Lampiran 4. Perhitungan konsentrasi Deoksiribosa pada penetapan panjang

gelombang maksimum

Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan pada 3 konsentrasilarutan

deoksiribosa, dengan perhitungan sebagai berikut :

Konsentrasi awal Deoksiribosa = 2,50 mM

Larutan Deoksiribosa tersebut diambil 0,2 ml; 0,3 ml dan 0,4 ml. Contoh perhitungan

konsentrasi akhir deoksiribosa dalam 6 ml :

C1 x V1 = C2 x V2

0,2 ml x 2,5 mM = 6 ml x C2

C2 = 0,083 mM

Dengan cara yang sama, maka konsentrasi infusa teh hijau daerah Wonosobo atau

Karanganyar untuk menangkap radikal hidroksil adalah :

Volume 0,2 ml diperoleh konsentrasi deoksiribosa sebesar 0,083 mM

Volume 0,3 ml diperoleh konsentrasi deoksiribosa sebesar 0,125 mM

Volume 0,4 ml diperoleh konsentrasi deoksiribosa sebesar 0,167 mM

Page 99: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

86

Lampiran 5. Penangkapan Radikal Hidroksil

Contoh perhitungan % scavenging infusa teh hijau dari Daerah Wonosobo dan

Karanganyar. Rumus yang menyatakan besarnya penangkapan radikal hidroksil :

a. Infusa teh hijau Daerah Karanganyar

Tabel penurunan absorbansi pada penambahan infusa teh hijau Karanganyar

Konsentrasi (mg/ml)Replikasi

0 2,083.10-3

4,167.10-3 8,333.10-3

1,677.10-2 3,333.10-2

I 0,478 0,347 0,338 0,299 0,275 0,231

II 0,467 0,338 0,327 0,286 0,258 0,224

III 0,476 0,345 0,332 0,297 0,271 0,232

IV 0,486 0,355 0,346 0,305 0,283 0,239

V 0,461 0,332 0,321 0,283 0,252 0,219

Rata-rata 0,474 0,343 0,333 0,294 0,268 0,229

SD 9,762.10-3

8,792.10-3

9,680.10-3 9,220.10-3

0,013 7,714.10-3

CV (%) 2,059 2,563 2,907 3,136 4,851 3,369

Page 100: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

87

Replikasi I

Teh hijau dari Karanganyar yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,478 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,347 27,406

2,5 0,010 4,167.10-3 0,338 29,289

2,5 0,020 8,333.10-3 0,299 37,448

2,5 0,040 1,667.10-2 0,275 42,469

2,5 0,080 3,333.10-2 0,231 51,674

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 27,867

B = 757,946

r = 0,969

Sehingga persamaannya Y = 757,946 X + 27,867, dari perhitungan dengan

persamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Karanganyar sebesar 0,029 mg/ml.

Replikasi II

Teh hijau dari Karanganyar yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar : 2,5 mg/ml

Page 101: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

88

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,467 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,338 27,623

2,5 0,010 4,167.10-3 0,327 29,979

2,5 0,020 8,333.10-3 0,286 38,758

2,5 0,040 1,667.10-2 0,258 44,754

2,5 0,080 3,333.10-2 0,224 52,034

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 28,809

B = 760,319

r = 0,950

Sehingga persamaannya Y = 760,319 X + 28,809, dari perhitungan dengan

persamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Karanganyar sebesar 0,028 mg/ml.

Replikasi III

Teh hijau dari Karanganyar yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,476 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,345 27,521

2,5 0,010 4,167.10-3 0,332 30,252

2,5 0,020 8,333.10-3 0,297 37,605

2,5 0,040 1,667.10-2 0,271 43,067

2,5 0,080 3,333.10-2 0,232 51,261

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

Page 102: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

89

A = 28,483

B = 732,273

r = 0,965

Sehingga persamaannya Y = 732,273 X + 28,483, dari perhitungan dengan

persamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Karanganyar sebesar 0,029 mg/ml.

Replikasi IV

Teh hijau dari Karanganyar yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,486 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,355 26,955

2,5 0,010 4,167.10-3 0,346 28,807

2,5 0,020 8,333.10-3 0,305 37,243

2,5 0,040 1,667.10-2 0,283 41,770

2,5 0,080 3,333.10-2 0,239 50,823

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 27,529

B = 742,533

r = 0,966

Sehingga persamaannya Y = 742,533 X + 27,529, dari perhitungan dengan

persamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Karanganyar sebesar 0,030 mg/ml.

Page 103: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

90

Replikasi V

Teh hijau dari Karanganyar yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Karanganyar : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,461 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,332 27,983

2,5 0,010 4,167.10-3 0,321 30,369

2,5 0,020 8,333.10-3 0,283 38,612

2,5 0,040 1,667.10-2 0,252 45,336

2,5 0,080 3,333.10-2 0,219 52,495

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 29,039

B = 767,988

r = 0,954

Sehingga persamaannya Y = 767,988 X + 29,039, dari perhitungan dengan

persamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Karanganyar sebesar 0,027 mg/ml.

Page 104: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

91

b. Infusa teh hijau Daerah Wonosobo

Tabel penurunan absorbansi pada penambahan infusa teh hijau Wonosobo

Konsentrasi (mg/ml)Replikasi

0 2,083.10-3

4,167.10-3

8,333.10-3

1,677.10-2 3,333.10-2

I 0,483 0,401 0,387 0,348 0,299 0,228

II 0,470 0,378 0,361 0,334 0,279 0,239

III 0,434 0,365 0,359 0,338 0,268 0,221

IV 0,462 0,381 0,370 0,342 0,289 0,246

V 0,468 0,377 0,364 0,341 0,273 0,240

Rata-rata 0,454 0,380 0,368 0,341 0,282 0,235

SD 0,017 0,013 0,011 5,177.10-3

0,012 0,010

CV (%) 3,744 3,421 2,895 1,518 4,255 4,255

Replikasi I

Teh hijau dari Wonosobo yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Wonosobo : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,483 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,401 16,977

2,5 0,010 4,167.10-3 0,387 19,876

2,5 0,020 8,333.10-3 0,348 27,950

2,5 0,040 1,667.10-2 0,299 38,095

2,5 0,080 3,333.10-2 0,228 52,795

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

Page 105: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

92

A = 16,441

B = 1137,897

r = 0,989

Sehingga persamaannya Y = 1137,897 X + 16,441, dari perhitungan denganpersamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Wonosobo sebesar 0,030 mg/ml.

Replikasi II

Teh hijau dari Wonosobo yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Wonosobo : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,470 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,378 19,574

2,5 0,010 4,167.10-3 0,361 23,191

2,5 0,020 8,333.10-3 0,334 28,936

2,5 0,040 1,667.10-2 0,279 40,638

2,5 0,080 3,333.10-2 0,239 49,149

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 20,131

B = 941,929

r = 0,969

Sehingga persamaannya Y = 941,929 X + 20,131, dari perhitungan denganpersamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Wonosobo sebesar 0,032 mg/ml.

Page 106: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

93

Replikasi III

Teh hijau dari Wonosobo yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Wonosobo : 2,5 mg/ml

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,434 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,365 15,899

2,5 0,010 4,167.10-3 0,359 17,281

2,5 0,020 8,333.10-3 0,338 22,120

2,5 0,040 1,667.10-2 0,268 38,249

2,5 0,080 3,333.10-2 0,221 49,078

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 14,112

B = 1115,918

r = 0,976

Sehingga persamaannya Y = 1115,918 X + 14,112, dari perhitungan denganpersamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Wonosobo sebesar 0,032 mg/ml.

Replikasi IV

Teh hijau dari Wonosobo yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Wonosobo : 2,5 mg/ml

Page 107: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

94

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,462 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,381 17,532

2,5 0,010 4,167.10-3 0,370 19,913

2,5 0,020 8,333.10-3 0,342 25,974

2,5 0,040 1,667.10-2 0,289 37,446

2,5 0,080 3,333.10-2 0,246 46,753

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 17,287

B = 947,332

r = 0,976

Sehingga persamaanya Y = 947,332 X + 17,287, dari perhitungan dengan persamaantersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Wonosobo sebesar 0,035 mg/ml.

Replikasi V

Teh hijau dari Wonosobo yang ditimbang : 0, 25 gram

Konsentrasi infusa teh hijau dari Wonosobo : 2,5 mg/ml

Page 108: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

95

Konsentrasiinfusa

(mg/ml)

Volumeyang

diambil(ml)

Konsentrasi(mg/ml)

Absorbansi %Scavenging

2,5 0 0 0,468 0

2,5 0,005 2,083.10-3 0,377 19,144

2,5 0,010 4,167.10-3 0,364 22,222

2,5 0,020 8,333.10-3 0,341 27,137

2,5 0,040 1,667.10-2 0,273 41,667

2,5 0,080 3,333.10-2 0,240 48,718

Analisis regresi linier dari konsentrasi uji vs % Scavenging adalah :

A = 19,282

B = 967,400

r = 0,959

Sehingga persamaannya Y = 967,400 X + 19,282, dari perhitungan denganpersamaan tersebut diperoleh ES50 infusa teh hijau dari Wonosobo sebesar 0,032 mg/ml.

ES50ReplikasiInfusa teh hijau dari

Karanganyar (mg/ml)Infusa teh hijau dariWonosobo (mg/ml)

I 0,029 0,030II 0,028 0,032III 0,029 0,032IV 0,030 0,035V 0,027 0,032

Rata-rata 0,029 0,032SD 1,140.10-3 1,178.10-3

CV(%) 0,039 0,056

Page 109: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

96

% ScavengingKonsentrasi ujidalam 6 ml (mg/ml) Infusa teh hijau dari

KaranganyarInfusa teh hijau dari

Wonosobo0 0 0

2,083.10-3 27,498 17,6454,167.10-3 29,578 20,4978,333.10-3 37,933 26,4231,667.10-2 43,479 39,2193,333.10-2 51,657 49,299

Page 110: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

97

Lampiran 6. Uji Statistik dan Surat Keterangan Identitas Daun Teh Hijau

Explore

Kelompok

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

Kelompok N Percent N Percent N Percent

Wonosobo 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%ES50

Solo 4 80.0% 1 20.0% 5 100.0%

Page 111: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

98

Descriptives

Kelompok Statistic Std. Error

Mean .03220 .000800

Lower Bound .0299895% Confidence Intervalfor Mean Upper Bound .03442

5% Trimmed Mean .03217

Median .03200

Variance .000

Std. Deviation .001789

Minimum .030

Maximum .035

Range .005

Interquartile Range .003

Skewness .821 .913

Wonosobo

Kurtosis 2.363 2.000

Mean .02900 .000408

Lower Bound .0277095% Confidence Intervalfor Mean Upper Bound .03030

5% Trimmed Mean .02900

Median .02900

Variance .000

Std. Deviation .000816

Minimum .028

Maximum .030

Range .002

Interquartile Range .001

Skewness .000 1.014

ES50

Solo

Kurtosis 1.500 2.619

Page 112: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

99

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Wonosobo .345 5 .053 .863 5 .238ES50

Solo .250 4 . .945 4 .683

a. Lilliefors Significance Correction

ES50

Stem-and-Leaf Plots

ES50 Stem-and-Leaf Plot forKelompok= Wonosobo

Frequency Stem & Leaf

1.00 Extremes (=<.030)3.00 3 . 2221.00 Extremes (>=.035)

Stem width: .010Each leaf: 1 case(s)

ES50 Stem-and-Leaf Plot forKelompok= Solo

Frequency Stem & Leaf

1.00 28 . 02.00 29 . 001.00 30 . 0

Stem width: .001Each leaf: 1 case(s)

Page 113: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

100

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Wonosobo 5 .03220 .001789 .000800ES50

Solo 5 .02860 .001140 .000510

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce Lower Upper

Equal

variances

assumed

.147 .7123.79

58 .005 .003600 .000949 .001412 .005788

ES

50

Equal

variances not

assumed

3.79

5

6.79

0.007 .003600 .000949 .001343 .005857

Page 114: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

101

Biografi Penulis

Penulis skripsi berjudul Perbandingan Daya Antioksidan

Infusa Teh Hijau (Camellia sinensis L.) dari daerah

Wonosobo dan daerah Karanganyar dengan

menggunakan Metode Deoksiribosa bernama lengkap

Gessy Purnamasari. Dilahirkan pada tanggal 22 Mei

1988, di Yogyakarta. Penulis merupakan anak keempat

dari empat bersaudara pasangan Bapak JB. Purwanto

dan Ibu Sri Lestari. Riwayat pendidikan penulis dimulai tahun 1992 – 1994 di TK

Negeri 2 Yogyakarta. Tahun 1994-2000 di SD Kanisius Baciro II Yogyakarta. Pada

tahun 2000-2003 melanjutkan di SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Tahun 2003-

2006 menempuh pendidikan di SMAN 5 Yogyakarta. Tahun 2006 penulis

melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama mejalani pekuliahan, penulis mengikuti beberapa kegiatan antara

lain : Sie. Tatalaksana EKM Farmasi USD di Gereja Kota Baru, Sie. Pendaftaran

Insadha 2008 dan peran serta dalam Program Kreativitas Mahasiswa.

Page 115: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

102

Page 116: PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN INFUSA TEH HIJAU … fileii perbandingan daya antioksidan infusa teh hijau (camellia sinensis l. ) dari daerah wonosobo dan daerah karanganyar dengan

103