PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA...

84
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ETANOL (Skripsi) Oleh : Nabilah Amirah Salsabila PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS

PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague

dawley YANG DIINDUKSI ETANOL

(Skripsi)

Oleh :

Nabilah Amirah Salsabila

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS

PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague

dawley YANG DIINDUKSI ETANOL

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Oleh :

Nabilah Amirah Salsabila

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia
Page 6: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nabilah Amirah Salsabila. Penulis dilahirkan di

Batusangkar, Sumatera Barat pada 18 Oktober 1997 sebagai anak pertama dari empat

bersaudara dari pasangan Ayah Nilson Z, ST dan Bunda Guspita Hutri, S.Pd.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Al-Ikhlas Batusangkar

pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 11

Batusangkar pada tahun 2010. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMPN 5 Program Layanan Unggulan Batusangkar pada tahun 2013 dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 3 Program Layanan Unggulan

Batusangkar pada tahun 2016.

Pada Tahun 2016, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur seleksi SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah berkontribusi dalam acara Medical

Gathering pada tahun 2016 yang rutin dilaksanakan di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung. mengikuti organisasi FSI Ibnu Sina Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis) terhadap

gambaran histopatologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley

yang diinduksi etanol.”

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat masuka, bantuan,

dorongan, saran, dan bimbingan serta kritik dari berbagai pihak. Maka dengan

segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Orangtua saya Ayah Nilson Z, ST dan Bunda Guspita Hutri, S.Pd yang

teramat sangat saya cintai dan sayangi. Terimakasih atas doa, perhatian,

semangat, kesabaran, kasih saying, dan dukungan yang selalu diberikan setiap

saat serta perjuangannya memberikan pendidikan yang terbaik, baik

pendidikan akademis maupun non akademis yang dapat digunakan untuk

bekal masa depan.

2. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si selaku Rektor Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Dyah Wulan SRW, SKM, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

4. Bapak Prof. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA selaku Pembimbing

Utama penulis, yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran,

mangajarkan arti kesabaran serta selalu memberikan dorongan kepada penulis.

Terimakasih atas arahan dan nasihat yang tidak pernah putus diberikan selama

proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu dr Putu Ristyaning Ayu S, S.Ked., M.Kes., Sp.PK selaku Pembimbing II

satas waktu dan kesediaannya dalam membimbing penulis selama proses

penyusunan dan memberikan arahan penulisan dalam proses penyusunan

skripsi ini serta mengajarkan arti disiplin waktu.

6. Bapak dr. Rizki Hanriko, Sp.PA selaku Pembahas skripsi penulis yang

bersedia memberikan ilmunya, meluangkan waktu, pikiran, tenaga,

memberikan masukan, kritik, saran, dan nasihat yang sangat bermanfaat

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Adikku tercinta, Nazhifah Tasya Kamilia, Natatsa Ghina Rahmah, dan

Naghita Puteri Fashihah yang selalu menjadi tempat bertukar cerita dan sering

menghibur disaat kakak membutuhkannya.

8. Terimakasih kepada Mapi, Ibu, Uni, Abang, ysng sudah mengurus penulis

selama berada di Lampung. Serta terimakasih kepada keluarga besar lainnya

yang mungkin tidak bisa penulis ucapkan satu persatu, terimakasih selalu

mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis selama masa studi.

9. Terimakasih kepada seluruh teman angkatan TRIGEMINUS untuk tahun-

tahun sulit yang sudah kita lewati bersama, semoga untuk pengalaman yang

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

kita lewati bersama, canda, tawa, suka, maupun duka akan menjadi cerita dan

memori indah dikemudian hari.

10. Teman belajar OSCE dari semester satu hingga semester akhir. Terimakasih

banyak kepada kalian yang telah memberikan pengalaman, tawa, canda, suka

maupun duka dan memberikan warna dalam studi yang dilaksanakan penulis.

11. Terimakasih kepada keluarga besar Animal House Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung atas segala bantuan dan canda tawa yang dibagikan

selama penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan suka

cita.

12. Terimakasih kepada Mas Bayu yang telah bersedia meluangkan waktunya dan

berbagi ilmunya serta terimakasih kepada Bu Nuriyah, Pak Kaliyadi, dan Pak

Bukhori untuk membantuk penulis dalam proses penelitian skripsi ini.

13. Terimakasih kepada segenap jajaran dosen dan civitas FK Unila atas segala

bantuan yang telah diberikan selama penulis menjalani proses perkuliahan.

14. Terimakasih kepada teman-teman bimbingan skripsi Katya, Nadila, Laila,

Nadhea, Maula, dan Mona atas segala bantuan dan kebaikan yang diberikan

selama penyusunan skripsi ini.

15. Terimakaih kepada My idiot sistersi Ovella, Nadila, Meilin, Windi, Tiara,

Regita yang selalu ada untuk penulis, yang selalu menyelipkan canda tawa

disaat bersamaan. Spesial kepada Tia yang sudah berjasa besar dalam proses

penulisan skripsi. Terimakasih sudah melengkapi dan memberi warna dalam

kehidupan penulis.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

16. Kedua sahabatku Irma Liani dan Yunisa Arini Putri yang selalu menjadi

tumpahan penulis dalam senang, sedih, suka, cita, sejak masa propti hingga

titik akhir dalam penyelesaian studi ini.

17. Terimakasih kepada temen berantem Bagas Mukti, yang telah memberikan

nasihat, kesabaran, berbagi keluh kesah dan memberikan kekuatasn serta

support hingga sampai ke tahap ini.

18. Terimakasih kepada Nenek Hamnah yang selalu memberikan support,

motivasi, dan segala cinta dan kasih sayangnya untuk Penulis. Terimakasih

atas waktu yang sangat berharga hingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Atan

tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita

semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis

Nabilah Amirah Salsabila

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

“Barang siapa yang bersungguh sungguh,

sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk

kebaikan dirinya sendiri.”

(Q.s. Al-Ankabut [29]:6)

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Ayah dan Bunda tercinta, Ifa, Ica, Adek,

serta (alm) nenek tersayang

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

ABSTRACT

THE EFFECT OF GREEN TEA INFUSION (Camellia sinensis) ON

HISTOPATHOLOGY OF WHITE RAT (Rattus norvegicus) LIVER

Sprague dawley STRAIN INDUCED BY ETHANOL

By

Nabilah Amirah Salsabila

Background: Alcohol can increase oxidative stress, causing damage to the structure

and function of the liver. Green tea (Camellia sinensis) contains an antioxidant that

can reduce free radicals produced by ethanol metabolism in the liver so that it can

protect the liver from free radicals. This study aims to determine the effect of green

tea infusion (Camellia sinensis) on the hitopathology of white rat liver induced by

ethanol.

Methods: This study used 30 rats divided into 5 groups as follow negative control

group (K1) given aquades, positive control group (K2) given 20% 2 mL/day peroral,

treatment group 1, 2, 3 (P1, P2, P3) given 20% ethanol 2 mL/day peroral followed by

green tea infusion with doses 0,375 gr/day, 0,75 gr/day, and 1,5 gr/day single dose

per oral for 14 days. The the liver of the rat is taken for microscopic examination.

Results: The mean Manja Roenigk scores obtained were K1=1,16, K2=3,36, P1=2,8,

P2=2,68, and P3=2,56. Data were tested with the Kruskal-wallis test followed by

Mann whitney’s post hoc test and the results showed a significant mean difference

between the group K2 and the treatment group P1,P2, and P3.

Conclusion: There is an effect of giving green tea infusion (Camellia sinensis) to the

histopathology of white rat liver induced by ethanol.

Keyword: antioxidants, ethanol, green tea infusion, liver histopathology

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS

PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague

dawley YANG DIINDUKSI ETANOL

Oleh

Nabilah Amirah Salsabila

Latar Belakang: Pemberian alkohol dapat meningkatkan stress oksidatif sehingga

menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi hepar. Antioksidan yang terkandung

dalam teh hijau (Camellia sinensis) dapat bekerja efektif untuk menangkap radikal

bebas yang dihasilkan oleh metabolisme etanol didalam hepar. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi etanol.

Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok,

yaitu kontrol negatif (K1) yang diberikan akuades, kontrol positif (K2) yang

diberikan etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari peroral, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3

(P1, P2, dan P3) yang diberikan etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari peroral

dilanjutkan dengan infusa teh hijau peroral dengan dosis berturut-turut 0,375 gr/hari,

0,75 gr/hari dan 1,5 gr/hari dosis tunggal peroral selama 14 hari. Kemudian, hepar

tikus diambil untuk diperiksa secara mikroskopis.

Hasil: Rerata skor Manja Roenigk yang didapatkan adalah K1=1,16, K2=3,36,

P1=2,8, P2=2,68 dan P3=2,56. Data diuji dengan uji Kruskal-Wallis,dilanjutkan

dengan uji post hoc Mann Whitney dan didapatkan hasil perbedaan rerata yang

bermakna antara kelompok K2 dengan P1, P2, dan P3.

Simpulan : Terdapat efek pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis) terhadap

gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi etanol.

Kata Kunci: antioksidan, etanol, histopatologi hepar, infusa teh hijau.

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepar ................................................................................................... 6

2.1.1 Anatomi ................................................................................... 6

2.1.2 Fisiologi ................................................................................... 8

2.1.3 Histologi .................................................................................. 9

2.1.4 Histopatologi ............................................................................ 12

2.2 Alkohol ................................................................................................ 18

2.2.1 Golongan Alkohol ................................................................... 19

2.2.2 Metabolisme Alkohol .............................................................. 20

2.2.3 Prevalensi ................................................................................. 22

2.2.4 Penyakit Hati Alkoholik .......................................................... 24

2.3 Teh Hijau (Camellia sinensis) ............................................................. 30

2.4 Tikus (Rattus norvegicus) .................................................................... 34

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

ii

2.4.1 Klasifikasi ................................................................................ 34

2.4.2 Morfologi ................................................................................. 35

2.5 Kerangka Teori .................................................................................... 36

2.6 Kerangka Konsep ................................................................................ 38

2.7 Hipotesis .............................................................................................. 38

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 39

3.2 Tempat dan Waktu................................................................................ 39

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 40

3.3.1 Populasi Sampel ....................................................................... 40

3.3.2 Besar Sampel ........................................................................... 40

3.4 Kriteria Sampel ..................................................................................... 41

3.5 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 42

3.5.1 Alat Penelitian ......................................................................... 42

3.5.2 Bahan Penelitian ...................................................................... 43

3.5.3 Alat dalam pembuatan preparat ............................................... 43

3.5.4 Bahan dalam pembuatan preparat ............................................ 44

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 44

3.6.1 Pemilihan Tikus ....................................................................... 44

3.6.2 Adaptasi ................................................................................... 45

3.6.3 Penentuan Dosis ....................................................................... 45

3.6.4 Pemberian Infusa Teh Hijau dan Etanol .................................. 46

3.6.5 Prosedur pembuatan preparat .................................................. 48

3.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional .................................... 51

3.7.1 Identifikasi Variabel ................................................................ 51

3.7.2 Definisi Operasional ................................................................ 51

3.8 Alur Penelitian ..................................................................................... 55

3.9 Analisis Data ........................................................................................ 56

3.10 Ethical Clearence .................................................................................. 57

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 58

4.1.1 Gambaran Histopatologi Hepar Tikus ..................................... 59

4.1.2 Analisis Histopatologi Hepar Tikus ......................................... 64

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 68

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

iii

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .............................................................................................. 74

5.2 Saran .................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prevalensi Minuman Beralkohol Di Provinsi Lampung ................................ 23

2. Morfologi Rattus norvegicus ......................................................................... 35

3. Keperluan Mineral dalam Makanan Tikus .................................................... 36

4. Hasil Skoring Preparat Berdasarkan Skoring Manja Roenigk ...................... 64

5. Uji Normalitas Shapiro-Wilk ........................................................................ 66

6. Uji Hipotesis Kruskal Wallis ........................................................................ 67

7. Hasil Analisis Mann-Whitney ....................................................................... 67

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Anatomi Hepar Di Lihat Dari Ventral .......................................................... 6

2. Anatomi Hepar Di Lihat Dari Dorsokaudal .................................................. 7

3. Potongan Transversal Hepar ......................................................................... 10

4. Gambaran Histopatologi Dari Penyakit Hati Alkoholik ................................ 12

5. Rumus Senyawa Alkohol ............................................................................... 19

6. Patogenesis Penyakit Hati Alkoholik ............................................................. 27

7. Fatty Liver ...................................................................................................... 29

8. Sirosis ............................................................................................................. 30

9. Teh Hijau (Camellia sinensis) ...................................................................... 31

10. Kerangka Teori .............................................................................................. 37

11. Kerangka Konsep ........................................................................................... 38

12. Alur Penelitian ............................................................................................... 55

13. Histopatologi Hepar Tikus Kelompok Kontrol Negatif ................................ 59

14. Histopatologi Hepar Tikus Kelompok Kontrol Positif ................................. 60

15. Histopatologi Hepar Tikus Kelompok Perlakuan 1 ...................................... 61

16. Histopatologi Hepar Tikus Kelompok Perlakuan 2 ...................................... 62

17. Histopatologi Hepar Tikus Kelompok Perlakuan 3 ...................................... 63

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

vi

DAFTAR SINGKATAN

ADH Alcohol dehydrogenase

ALD Alcohol liver disease

ALDH Aldehide dehydrogenase

Asetil ko-A Koenzim-A asetil

ATP Adenosine tri phospate

C Catechin

CCL4 Karbon tetraklorida

CYP2E1 Cytochrome P450 2E1

EC Epicathechin

ECG Epicathechin gallate

EGC Epigallocatechin

EGCG Epigallocathechin gallate

GC Gallocathechin

GSH Glutathione peroxidase

H2O2 Hidrogen peroksida

IL Interleukin

LPS Lipopolisakarida

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

vii

MEOS Microsomal enzyme oxidizing system

NADH Nicotinamide adenosine dinuclotide hydrogen

NADPH Nikotinamid adenine dinukleotid fosfat

RE Reticulum endoplasma

ROS Reactive oxygen species

TNF-α Tumor necrosis factor α

WHO World health organization

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol, terutama dalam bentuk etil alkohol (etanol), telah menempati tempat

penting dalam sejarah umat manusia. Seperti halnya pada negara barat,

hingga abad ke-19, minuman beralkohol jenis beer dan anggur merupakan

minuman yang paling digemari. Dipercaya bahwa minuman beralkohol

tersebut memberi kalori dan nutrien penting serta berfungsi sebagai sumber

utama asupan cairan harian sehingga minuman beralkohol dikonsumsi secara

luas hingga saat ini. Meskipun demikian, dalam konsumsi yang berlebihan

dapat menyebabkan gangguan pada fungsi maupun organ tubuh (Masters,

2014). Alkohol merupakan zat psikoaktif yang bisa menyebabkan

ketergantungan (WHO, 2014). Alkohol dalam jumlah rendah hingga sedang

mengurangi rasa cemas dan mendorong perasaan sejahtera atau bahkan

euphoria (Masters, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO), dalam sebuah penelitian di

Autralia, mencatat bahwa prevalensi untuk konsumsi beer sebanyak 0,9-11%,

wine sebanyak 7-14%, spirits sebanyak 37-75,9% (Stockwell et al., 2000).

Berdasarkan Global Status Report on Alcohol And Health (2014), dari

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

2

241.000.000 orang penduduk Indonesia, prevalensi gangguan karena

penggunaan alkohol adalah 0,8% dan prevalensi ketergantungan alkohol

adalah 0,7% pada pria maupun wanita (Tritama, 2014). Untuk prevalensi

frekuensi minum alkohol di Provinsi Lampung dalam sebulan adalah

sebanyak 42,7%, dengan terendah sebesar 15,4% di Lampung Timur dan

tertinggi 66,7% di Lampung Barat (Riskesdas, 2007). Menurut Riskesdas

(2018), rata rata jumlah satuan standar minuman beralkohol yang biasa

diminum pada peminum alkohol berusia ≥10 tahun pada provinsi Lampung

adalah sebesar 5,8 dengan angka minimal 0,1 dan maksimal 53,4 dengan

persentase total sebesar 1,8% konsumsi minuman beralkohol di provinsi

Lampung (Riskesdas, 2018).

Jalur utama metabolisme alkohol melibatkan alcohol dehydrogenase (ADH),

suatu famili enzim sitosol yang mengatalisis perubahan alkohol menjadi

asetaldehida. Enzim enzim tersebut sebagian besar ditemukan di organ hepar

dan sebagian kecil ditemukan di organ lambung maupun otak. Sebagai akhir

dari proses metabolisme alkohol yaitu oksidasi alkohol menghasilkan

kelebihan ekivalen pereduksi di hepar, terutama sebagai nicotinamide

adenosine dinuclotide hydrogen (NADH) dimana kelebihan NADH dapat

menyebabkan terjadinya gangguan metabolik seperti alkoholisme kronik,

asidosis laktat, dan hipoglikemia pada keracunan alkohol akut (Masters,

2014).

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

3

Menurut Masters (2014) menyatakan bahwa, organ utama terjadi kerusakan

akibat konsumsi alkohol yang berlebihan adalah hepar, selain itu juga dapat

terjadi kerusakan pada sistem saraf, pencernaan, kardiovaskular, dan imun.

Mekanisme spesifik yang diduga berperan dalam kerusakan jaringan adalah

terjadinya peningkatan stress oksidatif, kerusakan mitokondria, gangguan

faktor pertumbuhan, dan terjadi cedera yang dipicu oleh sitokin.

Manusia memiliki reaksi alami untuk menangkal radikal bebas yang ada di

tubuh, antioksidan tambahan juga diperlukan sebagai penangkal bila kadar

radikal bebas di tubuh berlebihan (Nurjanah et al., 2011; Rosalia et al., 2016).

Konsumsi dari teh hijau semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga

perlu diketahui juga berbagai manfaat dari teh hijau (Sánchez et al., 2013).

Teh hijau (Camellia sinensis) merupakan salah satu jenis teh herbal yang

memiliki polyphenol dalam jumlah banyak, terutama catechins, yang

memiliki aktivitas antioksidan tinggi (Dobrzynska et al., 2004; Rosalia et al.,

2016).

Polyphenol memiliki kadar antioksidan 100 kali lebih efektif dibandingkan

dengan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin E.

Selain itu, polyphenol juga diduga memiliki aktivitas anti inflamasi dan

antialergi (Yusni et al., 2014). Berdasarkan studi penelitian eksperimental

terhadap tikus, didapatkan hasil bahwa pada kelompok percobaan yang diberi

etanol dan teh hitam mengalami perbaikan organ dibandingkan dengan

kelompok yang hanya diberikan etanol saja. Dimana pada penelitian tersebut,

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

4

perbaikan dari teh hitam diduga merupakan aktivitas dari zat antioksidan

catechin (Rosalia et al., 2016).

Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran infusa teh hijau sebagai

antioksidan dalam mencegah terjadinya stres oksidatif yang dapat dilihat pada

gambaran histopatologi organ hepar tikus putih yang diinduksi dengan etanol

dalam kurun waktu dan dosis tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini

rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Apakah terdapat pengaruh pemberian etanol terhadap gambaran

histopatologi organ hepar tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa

galur Sprague dawley?

2. Apakah terdapat pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi organ hepar tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi etanol?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian etanol terhadap gambaran histopatologi

organ hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley.

2. Mengetahui pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi organ hepar tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi etanol.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah dan meningkatkan pengetahuan peneliti dibidang

Kedokteran dan bermanfaat dalam pengaplikasian disiplin ilmu yang

telah dipelajari selama perkuliahan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Menambah wawasan masyarakat mengenai efek protektif dari teh

hijau dan meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan sekitar agar

dapat menjauhi konsumsi minuman beralkohol.

1.4.3 Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai efek protektif infusa teh hijau terhadap gambaran

histopatologi organ hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur

Sprague dawley yang diinduksi etanol.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepar

2.1.1 Anatomi

Gambar 1. Anatomi Hepar Di Lihat Dari Ventral (Paulsen dan Waschke,

2015).

Hepar merupakan organ terbesar di tubuh yang terletak dalam saluran

cerna tempat penyerapan nutrien yang digunakan di bagian lain tubuh

dengan berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 2% dari berat tubuh orang

dewasa (Richard, 2012; Mescher, 2016).

Hepar memiliki facies diaphragmatica dan facies visceralis

(dorsokaudal) yang dibatasi oleh tepi kaudal hepar. Facies

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

7

diaphragmatica bersifat licin dan berbentuk kubah, sesuai dengan

cekungan permukaan kaudal diaphragm, tetapi untuk sebagian besar

terpisah dari diaphragma karena recessus subphrenicus cavitas

peritonealis (Moore dan Agur, 2016).

Gambar 2. Anatomi Hepar Di Lihat Dari Dorsokaudal

(Paulsen dan Waschke, 2015).

Hepar terbagi menjadi lobus hepatica dextra dan lobus hepatica

sinistra dan yang memiliki fungsi masing-masing (Richard, 2012;

Moore dan Agur, 2016). Lobus dextra terbagi menjadi lobus

quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vessica biliaris, fissura

untuk ligamentum teres hepatis, v. cava inferior, dan fissura untuk

ligamentum venosum. Penelitian menunjukkan bahwa pada

kenyataannya lobus quadratus dan lobus caudatus merupakan bagian

fungsional lobus hepatica sinistra. Jadi cabang cabang dextra dan

sininstra arteri hepatica dan vena porta, dan ductus hepatica dextra

dan sinistra masing masing mengurus lobus dextra dan sinistra

(Richard, 2012).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

8

Hepar tersusun atas lobuli hepatis. V. centralis pada masing-masing

lobulus bermuara ke v. hepatica. Dalam ruangan antara lobulus-

lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang a.

hepatica, v. portae hepatica, dan sebuah cabang ductus choledochus

(trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar

melalui sinusoid dan dialirkan ke v. centralis (Sloane, 2004).

2.1.2 Fisiologi

Hepar merupakan organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh

(Sherwood, 2014). Hepar merupakan organ utama yang aktif terlibat

dalam metabolisme dan detoksifikasi terhadap obat serta xenobiotik

(zat asing) (Chiang, 2014). Hepar juga merupakan kelenjar terbesar

dalam tubuh (Moore dan Agur, 2016). Organ ini dapat dipandang

sebagai pabrik biokima utama tubuh. Perannya dalam sistem

pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan

dan penyerapan lemak. Selain itu, fungsi dari organ hepar seperti,

pemrosesan metabolik kategori-kategori utama nutrien seperti

karbohidrat, protein, dan lemak, setelah itu zat-zat ini diserap dari

saluran cerna. Organ hepar juga memiliki fungsi sebagai alat untuk

detoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat

dan senyawa asing lain (Sherwood, 2014).

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

9

Hepar memiliki beberapa fungsi yaitu

a. Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien yaitu

karbohidrat, protein, dan lemak.

b. Metabolisme karbohidrat

c. Metabolisme lemak

d. Metabolisme protein

e. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon

serta obat dan senyawa asing lain.

f. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan

untuk pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormone

steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah.

g. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.

h. Mengaktfikan vitamin D, yang dilakukan hepar bersama dengan

ginjal.

i. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua oleh makrofag

jaringan.

j. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin (Hall dan Arthur, 2010;

Sherwood, 2014).

2.1.3 Histologi

Hepar dibungkus oleh suatu simpai tipis jaringan ikat yang menebal di

hilus, tempat v. porta hepatica dan a.hepatica memasuki organ dan

keluarnya ductus hepatica sinistra dan dextra serta pembuluh limfe

dari hepar. Pembuluh-pembuluh dan ductus ini dikelilingi jaringan

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

10

ikat di sepanjang perjalanannya ke bagian ujung (bagian asal) di

dalam celah portal di antara lobulus hepar. Di tempat ini, jalinan serat

reticular halus mengelilingi dan menopang sel hepar dan sel endotel

sinusoid di lobulus hepar (Mescher, 2016).

Gambar 3. Potongan Transversal Hepar. Pengecatan HE.

30x (Mescher, 2016).

Hepar terdiri atas lobus-lobus. Setiap lobus terbagi menjadi struktur-

struktur yang disebut lobulus dan merupakan unit mikroskopis dan

fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang

terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial

mengelilingi v. centralis yang mengalirkan darah dari lobulus (Price

dan Wilson, 2006).

Sel–sel yang terdapat di hepar antara lain: hepatosit, sel endotel, dan

sel makrofag yang disebut sebagai sel kupffer, dan sel ito (sel

penimbun lemak). Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus

hepar dan membentuk lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

11

bata. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan

beranastomosis secara bebas membentuk struktur seperti labirin dan

busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yang

disebut sinusoid hepar (Mescher, 2016).

Sinusoid hepar adalah saluran darah yang melebar dan berliku-liku,

dilapisi oleh lapisan tidak utuh sel endotel berfenestra

(Endotheliocytus fenestratum) yang juga menunjukkan lamina basalis

yang berpori dan tidak utuh (Eroschenko VP, 2013). Sel-sel endotel

terpisah dari hepatosit di bawahnya oleh suatu lamina basalis yang

tidak kontinu dan suatu celah perisinusoid yang sangat sempit. Selain

sel endotel, terdapat dua sel penting yang berhubungan dengan

sinusoid seperti, sel kupffer yaitu sejumlah besar makrofag stellata,

ditemukan antara sel endotel sinusoid dan permukaan luminal di

dalam sinusoid, terutama dekat area portalnya. Fungsi utamanya

adalah menghancurkan eritrosit tua, menggunakan ulang heme,

menghancurkan bakteri atau debris yang dapat memasuki darah portal

dari usus, dan bekerja sebagai sel penyaji antigen pada imunitas

adaptif. Selain itu, di celah perisinusoid terdapat sel penimbun lemak

stellata atau disebut juga dengan sel-sel Ito dengan droplet lipid kecil

yang mengandung vitamin A namun sulit ditemukan di sediaan rutin

karena hana memproduksi sekitar 8% di sel hepar (Mescher, 2016).

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

12

Traktus portal terletak di sudut-sudut heksagonal. Pada traktus portal,

darah yang berasal dari vena portal dan arteri hepatik dialirkan ke

vena sentralis. Traktus portal terdiri dari 3 struktur utama yang disebut

trias portal. Struktur yang paling besar adalah venula portal terminal

yang dibatasi oleh sel endotel pipih. Kemudian terdapat arteriola

dengan dinding yang tebal yang merupakan cabang terminal dari arteri

hepatik. Dan yang ketiga adalah duktus biliaris yang mengalirkan

empedu. Selain ketiga struktur itu, ditemukan juga limfatik (Mescher,

2016).

2.1.4 Histopatologi

Dari sudut morfologi, hepar merupakan organ sederhana yang

memiliki respons perbaikan terbatas terhadap berbagai jejas, dimana

pola kerusakan tetap sama meskipun etiologinya berbeda (Mitchell,

2007).

Gambar 4. Gambaran Histopatologi Dari Penyakit Hati Alkoholik

(Theise, 2013).

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

13

Baik itu kerusakan karena terdapat racun, infeksi, maupun kondisi lain

yang bisa mempengaruhi hepar, hepar hanya memiliki lima respon

umum terhadap cedera yaitu peradangan, infiltrat/ akumulasi sel,

kematian sel, fibrosis, dan regenerasi (Kemp et al., 2008).

2.1.4.1 Jejas reversibel

a. Pembengkakan Sel

Pembengkakan merupakan manifestasi pertama yang ada

hampir pada semua bentuk jejas sel, sebagai akibat

pergeseran air ekstraseluler ke dalam sel, akibat gangguan

pengaturan ion dan volume karena kehilangan adenosine

tri phospate (ATP) (Chandrasoma dan Taylor, 2005). Bila

air berlanjut tertimbun dalam sel, vakuol−vakuol kecil

jernih tampak dalam sitoplasma yang diduga merupakan

retikulum endoplasma yang melebar dan menonjol keluar

atau segmen pecahannya. Gambaran jejas nonletal ini

kadang−kadang disebut degenerasi hidropik atau

degenerasi vakuol. Selanjutnya hepatosit yang

membengkak juga akan tampak edematosa (degenerasi

balon) dengan sitoplasma ireguler bergumpal dan

rongga−rongga jernih yang lebar (Mitchell, 2007).

Degenerasi sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat

cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

14

dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan

mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini

sifatnya reversibel artinya bisa diperbaiki apabila

penyebabnya segera dihilangkan (Nazarudin et al., 2017).

Empat sistem sel yang paling mudah terkena jejas yaitu :

(1) integritas membran sel, yang penting bagi homeostasis

ionik dan osmotik selular; (2) pembentukan ATP, sebagian

besar melalui respirasi aerobik mitokondria; (3) sintesis

protein; (4) integritas apparatus genetik. Dalam

keterbatasan, sel dapat mengkompensasi gangguan

tersebut, dan jika rangsang yang membuat jejas

dihilangkan, sel kembali ke keadaan normal. Namun, bila

cedera yang berlebihan menyebabkan sel melewati

ambang batas dan masuk ke kondisi jejas ireversibel

(Mitchell et al., 2007). Perubahan struktur pada jejas

reversibel yaitu: (1) Perubahan membran plasma; (2)

Perubahan mitokondria; (3) Dilatasi retikulum

endoplasma; (4) perubahan nuklear (Mitchell et al., 2007).

Degenerasi bengkak keruh atau yang disebut juga dengan

cloudy swelling, merupakan degenerasi paling ringan yang

bersifat reversibel. Pada degenerasi bengkak keruh terjadi

perubahan pada ukuran sel yang membengkak dan

sitoplasma menjadi keruh. Selain keruh, sitoplasma juga

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

15

memiliki granul-granul disebabkan karena mengandung

banyak air sebagai akibat dari ketidakmampuan sel untuk

menjadi hemostasis cairan dan ion (Abbas et al., 2015;

Sudiono et al., 2014). Menurut Mitchell et al (2014),

terjadi perubahan seperti perubahan pada mitokondria dan

dilatasi dari retikulum endoplasma yang merupakan

sumber produk utama metabolisme oksidatif (Mitchell et

al., 2014). Terjadinya kerusakan akan menyebabkan

proses oksidasi sel menjadi terganggu, yang menyebabkan

ketidakmampuan sel untuk mengeliminasi hasil metabolit

sehingga, terjadi akumulasi air pada sitoplasma dan

menyebabkan sel membengkak (Sudiono et al., 2014).

b. Perlemakan Hepar

Perlemakan hepar merupakan akumulasi trigliserida dalam

sel−sel parenkim hepar. Akumulasi timbul pada keadaan

berikut: (1) Peningkatan mobilisasi lemak jaringan yang

menyebabkan peningkatan jumlah asam lemak yang

sampai ke hepar; (2) Peningkatan kecepatan konversi dari

asam lemak menjadi trigliserida di dalam hepar karena

aktivitas enzim yang terlibat meningkat; (3) Penurunan

oksidasi trigliserida menjadi asetil−koA dan penurunan

bahan keton; (4) Penurunan sintesis protein akseptor lipid

(Chandrasoma dan Taylor, 2005).

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

16

c. Regenerasi

Hepatosit dan duktus biliaris mempunyai kemampuan

berproliferasi baik sekali dalam respons terhadap jejas.

Dengan tidak adanya peradangan dan parut setelah sesuatu

menyebabkan nekrosis sel hepar, arsitektur dan fungsi

hepar dapat kembali seluruhnya (Mitchell, 2007).

2.1.4.2 Jejas irreversibel

a. Nekrosis

Nekrosis sel dapat terjadi langsung atau dapat mengikuti

degenerasi sel (Chandrasoma dan Taylor, 2005).

Gambaran dari nekrosis bisa terdapat nekrosis koagulatif

(misalnya infark) yaitu pengumpulan beberapa hepatosit

terisolasi disertai eosinofilia. Nekrosis fokal adalah

nekrosis yang tersebar secara acak di seluruh lobules atau

daerah periportal, midzonal, maupun daerah perisentral

(Masters, 2007).

Nekrosis sel adalah interaksi antara radikal bebas dengan

biomolekul penyusun membran sel hati. Interaksi radikal

bebas ini menyeabkan perubahan dan merusak membran

sel. Nekrosis merupakan kelainan sel yang bersifat

ireversibel (Nazarudin Z et al., 2017). Ada dua cara untuk

mengetahui keadaan yang disebut dengan “point of no

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

17

return” (sel yang tidak bisa kembali normal lagi) yaitu:

(1) Ketidakmampuan memperbaiki disfungsi mitokondria;

(2) Terjadinya gangguan fungsi membran yang besar.

Terdapat beberapa penyebab terjadinya nekrosis sel yaitu:

(1) Kehilangan progresifitas fosfolipid membran; (2)

Abnormalitas sitoskeletal; (3) ROS; (4) Produk

pemecahan lipid (Mitchell et al., 2007).

Gambaran morfologi nekrosis merupakan hasil dari dua

proses penting yang terjadi secara bersamaan, yaitu: (1)

Digesti enzimatik sel; (2) Denaturasi protein. Enzim

hidrolitik dapat berasal dari sel yang mati tersebut, disebut

dengan autolisis atau dari lisosom sel radang penginvasi,

yang disebut dengan heterolisis. Proses tersebut

memerlukan waktu berjam-jam untuk timbul sehingga

tidak ada perubahan yang bisa dideteksi dalam sel. Sel

yang mati memperlihatkan peningkatan eosinofil,

disebabkan karena meningkatnya pengikatan eosin

terhadap protein intrasitoplasmik yang mengalami

denaturasi dan sebagian akibat hilangnya basofil yang

normalnya ditanam oleh RNA dalam sitoplasma. Terdapat

tiga pola yang terjadi yaitu: (1) Kariolisis. Basofilia

kromatin memudar disebabkan karena DNAse; (2)

Piknosis. Ditandai dengan melisutnya inti sel dan

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

18

peningkatan basofil, DNA berkondensasi menjadi massa

yang melisut padat. (3) Karioreksis. Fragmen inti sel yang

piknotik, dimana dalam 1-2 hari inti sel yang mati akan

menghilang.

b. Fibrosis

Fibrosis merupakan akumulasi matriks ekstraseluler yang

merupakan respons dari cedera akut atau kronik pada

hepar. Deposit kolagen sebagai respons terhadap jejas,

meluas dari saluran portal atau vena hepatic sentral

(terminal) tergantung dari etiologinya. Akhirnya jaringan

hepar menjadi terbagi bagi membentuk sirosis dengan

mengubah arsitektur normal menjadi nodul-nodul

abnormal (Mitchell, 2007).

c. Sirosis

Berlanjutnya fibrosis dan cedera parenkim menyebabkan

hepar terbagi bagi menjadi nodus hepatosit yang

mengalami regenerasi dan dikelilingi oleh jaringan parut

yang disebut dengan sirosis (Mitchell, 2007).

2.2 Alkohol

Alkohol memiliki rumus umum CnH2n+1OH atau R-OH, R merupakan

lambang dari senyawa alkil, yaitu hidrokarbon terbuka. Penggolongan

alkohol berdasarkan pada gugus hidroksil –OH yang terikat pada atom

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

19

karbon dengan hibridisasi sp3. Sedangkan –OH yang terikat pada karbon

terhibridisasi sp2 disebut dengan senyawa enol (Wardiyah, 2017).

Gambar 5. Rumus Senyawa Alkohol (Masters, 2014).

2.2.1 Golongan Alkohol

Golongan Alkohol terdiri dari metanol dan etanol. Metanol

merupakan jenis alkohol paling sederhana yang dikenal sebagai

spiritus yang digunakan sebagai bahan bakar (Wardiyah, 2017).

Metil alkohol/ wood alcohol digunakan secara luas dalam produksi

berbagai senyawa organik sintetik dan sebagai konstituen dalam

banyak pelarut komersial. Dapat terjadi keracunan karena ingesti tak

sengaja produk-produk yang mengandung metanol atau ketika bahan

ini diminum secara salah sebagai pengganti etanol (Masters, 2014).

Etanol, disebut juga dengan etil alkohol adalah suatu molekul kecil

larut air yang cepat di serap dari saluran cerna (Masters, 2014).

Setelah penggunaan oral, etanol diabsorpsi secara cepat dari

lambung dan usus halus ke dalam aliran darah dan didistribusikan ke

dalam total air tubuh yaitu sekitar 0,5-0,7 liter/kg (Hardman dan

Limbird, 2012). Lebih dari 90% alkohol yang dikonsumsi dioksidasi

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

20

di hati, sebagian besar dari sisanya diekskresikan melalui paru dan

urin (Masters, 2014). Etanol digunakan sebagai pelarut, desinfektan

atau bahkan minuman keras (Wardiyah, 2017).

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 74 tahun 2013

pasal 3 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol,

alkohol dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu golongan A

minuman alkohol yang mengandung etanol dengan kadar 1-5%,

golongan B alkohol yang mengandung etanol dengan kadar 5-20%,

dan golongan C alkohol yang mengandung etanol 20-55% (Republik

Indonesia, 2013). Beer memiliki kadar alkohol sebanyak 5%, wine

memiliki kadar alkohol sebanyak 12%, untuk kadar alkohol 40%

dimiliki oleh whiskey, gin, rum, vodka, spirits, dan tequila

(Stockwell et al., 2000).

2.2.2 Metabolisme Alkohol

Alkohol yang masuk kedalam tubuh akan mengalami serangkaian

proses biokimia. Menurut Masters (2014), metabolisme alkohol

melibatkan 3 jalur, yaitu :

1. Jalur Alkohol Dehidrogenase

Disebut juga dengan jalur sitosol. Jalur ini adalah proses

oksidasi dengan melibatkan alcohol dehidrogenase (ADH).

Proses oksidasi dengan menggunakan ADH terutama terjadi di

dalam hepar, tetapi sejumlah kecil ditemukan di organ lain

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

21

seperti otak dan lambung. Asetaldehid merupakan produk yang

sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan

kerusakan beberapa jaringan atau sel.

2. Microsome Ethanol Oxidation System (MEOS)

Jalur ini sering disebut dengan sistem Microsome Ethanol

Oxidation System (MEOS). Sistem ini melibatkan enzim

sitokrom P450, 2E1, 1A2, dan 3A4 (Masters, 2014). Enzim

CYP2E1 juga dapat berkontribusi terutama bila konsentrasi

etanol tinggi dan aktivitasnya terpicu. Enzim CYP2E1 dapat

mengaktifkan toksin tertentu, seperti CCL4. Enzim ini juga

menyebabkan peningkatan NADP+ sehingga membatasi

ketersediaan NADPH untuk regenerasi glutation tereduksi

(GSH) yang akan meningkatkan stress oksidatif (Hardman dan

Limbird, 2012).

3. Katalase Mitokondria

Sebagian besar asetaldehida yang terbentuk dari alkohol

dioksidasi di hati dalam suatu reaksi yang dikatalis oleh

aldehyda dehydrogenase (ALDH) dependen-NAD di

motokondria. Produk reaksi ini adalah asetat yang dapat

dimetabolisme lebih lanjut menjadi CO2 dan air, atau digunakan

untuk membentuk asetil-KoA (Bruha et al., 2010; Masters,

2014).

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

22

Alkohol yang masuk ke saluran pencernaan akan diabsorbsi

melalui dinding gastrointestinal, tetapi lokasi yang efisien untuk

terjadi absorbsi adalah di dalam usus kecil. Setelah diabsorbsi,

alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh

serta cairan jaringan. Alkohol akan diabsorbsi sekitar 90-98%

dengan enzim, 2-10% lainnya akan diekskresikan tanpa

mengalami perubahan, baik melalui paru-paru maupun ginjal.

Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air mata,

empedu, cairan lambung, dan air ludah.

2.2.3 Prevalensi

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO)

menyebutkan bahwa lebih dari 3 juta orang di dunia meninggal

akibat mengonsumsi alkohol dan jumlah korban terbesar terjadi di

Eropa. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat

tentang bahaya mengonsumsi alkohol tersebut. WHO juga

menyebutkan dalam Laporan Status Global mengenai Alkohol dan

Kesehatan pada tahun 2012 bahwa tidak kurang dari 320.000 orang

antara usia 14-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai

penyebab terkait alkohol. Penyebab-penyebab tersebut diantaranya

adalah cedera dari kecelakaan lalu lintas atau kekerasan dan

penyakit-penyakit, seperti sirosis hati, kanker, penyakit jantung dan

sistem peredaran darah (WHO, 2014). Di Amerika, sekitar 8% dari

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

23

populasi penduduk mengalami gangguan pemakaian alkohol atau

yang disebut juga dengan alcohol-use disorder (Masters, 2014).

Prevalensi konsumsi alkohol di Indonesia didapatkan dari

wawancara mengenai konsumsi alkohol dalam 1 bulan terakhir. Dari

penelitian tersebut yang dilakukan oleh Riskesdas (2007) didapatkan

bahwa pada usia 14 tahun keatas, prevalensi minum alkohol pada

laki-laki yaitu sebanyak 4,9% dan pada perempuan 0,3% dan 2,5%

pada keduanya. Frekuensi minum alkohol adalah 11,7% hampir tiap

hari, 24,4 % hampir tiap minggu, dan 35,8% hampir tiap bulan

(Suhardi, 2011). Untuk prevalensi konsumsi minuman beralkohol di

Provinsi Lampung adalah sekitar 42,7% dengan prevalensi terendah

sebesar 15,4% di Lampung Timur dan 66,7% di Lampung Barat.

Jenis Minuman yang paling banyak diminum di semua

kabupaten/kota adalah anggur/wine yaitu rata rata provinsi sebesar

63,5% (Riskesdas, 2007).

Tabel 1. Prevalensi minuman beralkohol di provinsi Lampung (Riskesdas, 2007).

Kabupaten/

Kota

Frekuensi Jenis Minuman

≥5

hr/mg

1-4

hr/mg

1-3

hr/bln

<1x

/bln Bir

Whiskey

/vodka

Anggur/

wine

Minuman

tradisional

Lampung

Barat 0,0 11,1 22,2 66,7 20,0 20,0 50,0 10,0

Lampung

Timur 5,1 23,1 56,4 15,4 1,2 2,6 71,6 5,1

Lampung

Utara 0,0 66,7 0,0 33,3 0,6 0,0 66,7 0,0

Way Kanan 0,0 O,0 63,6 36,4 0,1 0,0 70,0 0,0

Bandar

Lampung 12,0 16,0 32,0 40,0 2,7 7,4 29,6 11,1

Metro 0,0 0,0 50,0 50,0 0,0 0,0 50,0 50,0

LAMPUNG 3,2 10,0 44,1 42,7 26,1 5,4 63,5 5,0

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

24

Menurut data Riskesdas (2018), proporsi perilaku konsumsi

minuman beralkohol dalam 1 bulan terakhir pada penduduk berusia

≥10 tahun di provinsi Lampung adalah sebesar 1,8%. Untuk

konsumsi minuman beralkohol jenis bir adalah sebesar 50,5%,

anggur/arak sebesar 27%, whiskey sebesar 1,5%, minuman

tradisional keruh sebesar 11,4%, minuman tradisional bening sebesar

0,8%, dan minuman oplosan sebanyak 2,9% (Riskesdas, 2018).

2.2.4 Penyakit Hati Alkoholik / Alcoholic Liver Disease (ALD)

Sekitar 5-12% peminum berat akan mengalami penyakit hati berat,

dimulai dari perlemakan hati alkoholik (alcoholic fatty liver), dapat

berkembang menjadi hepatitis alkoholik, kemudian menjadi sirosis

dan gagal hati (Masters, 2014).

Penyebab utama terjadinya kerusakan hati adalah efek langsung

alkohol terhadap hati, yang meningkat pada saat malnutrisi seperti,

defisiensi nutrisi, termasuk tiamin, asam folat, pridoksin, niasin,

asam askorbat, dan vitamin A, serta bisa terjadi defisiensi kalori

hingga protein (Price dan Wilson, 2006).

Menurut Masters (2014), etanol dapat merusak hati melalui beberapa

cara yaitu:

1. Hepatosit mempunyai tiga jalan utama metabolisme etanol.

alcohol dehydrogenase membentuk asetaldehid kemudian

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

25

membentuk asetat, hingga hasil akhir menyebabkan akumulasi

trigliserida dalam hati, terganggunya pengeluaran lipoprotein

oleh sel hati dan bereaksinya asetaldehid membentuk reaksi

kovalen dengan peroksidasi lipid dan protein sel.

2. Induksi MEOS oleh alkoholisme kronik, secara bermakna

mengganggu metabolisme senyawa alami dan xenobiotik dalam

hati, baik akut maupun kronik.

3. Oksidasi etanol oleh katalase menghasilkan peroksida reaktif

yang merusak membran sel dan protein secara langsung.

4. Kombinasi efek etanol dan asetaldehid dapat merusak struktur

dan fungsi membran sel.

5. Ekspresi abnormal antigen sel dapat mendatangkan sel-sel

radang dengan destruksi hepatosit melalui sistem imun.

Patogenesis dari ALD merupakan suatu hal yang multifaktor (Lieber,

2004). Alkohol dan zat metabolit toksiknya dapat merusak sel-sel

fungsional hati terutama sel hepatosit dan sel parenkim melalui

pembentukan molekul berlebihan yang disebut radikal bebas.

Radikal bebas tersebut mengandung oksigen, dapat memodifikasi

fungsi jalur esensial dalam sel, termasuk yang mengatur

metabolisme lipid atau glukosa. Radikal bebas tersebut disebut

dengan reactive oxygen species (ROS). ROS juga dapat memodulasi

protein dan DNA. Bila jumlah ROS dalam sel berlebihan atau

kurangnya molekul yang dapat menghilangkan ROS, akan

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

26

menyebabkan terjadinya stress oksidatif (Szabo dan Mandrekar,

2010).

Terdapat dua jenis efek alkohol terhadap organ hepar yaitu secara

langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) (Enomoto et al.,

2000). Secara langsung, alkohol dapat menurunkan permeabilitas

dari dinding sel intestinal. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya

pengeluaran endotoksin oleh bakteri gram negatif, dalam hal ini

disebut juga dengan lipopolisakarida (LPS). Endotoxin melalui vena

porta hepatica akan masuk kedalam hepar dan menyebabkan

aktifnya sel kupffer yang merupakan makrofag pada hepar. Sel

kupffer akan mengaktifkan sel cytokine yang merupakan sel

inflamasi, termasuk TNF-α, IL-1, IL-6, dan IL-8.

Normalnya, sel cytokine akan menyerang patogen dan membuat

kerusakan jaringan, kemudian akan melakukan proses perbaikan.

Namun, pada konsumsi alkohol akan menyebabkan peningkatan

jumlah dari sel cytokine sehingga akan merusak jaringan terutama sel

hepatosit yang merupakan unit fungsional hepar tanpa adanya

perbaikan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya disfungsi dari sel

hepatosit dan kemudian mengalami apoptosis untuk mengeliminasi

sel yang sudah tidak berfungsi lagi (Maher, 1997; Enomoto et al.,

2000; Szabo dan Mandrekar, 2010).

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

27

Secara tidak langsung, enzim sitokrom P450 (CYP2E1) merupakan

enzim yang bekerja pada jalur metabolisme alkohol microsomal

enzyme oxidizing sistem (MEOS) akan menghasilkan NADP+. Hal

ini akan menyebabkan terhambatnya mekanisme NADPH untuk

meregenerasi glutation tereduksi (GSH) sehingga menyebabkan

terjadinya stress oksidatif (Hoek et al., 2002; Masters, 2014).

Reactive oxygen species (ROS) yang dihasilkan dari sel kupffer, bila

terjadi inhibit dari regenerasi glutation tereduksi (GSH) juga akan

menyebabkan terjadinya stress oksidatif. Hal ini akan mengganggu

permeabilitas membran sel kemudian merusak struktur dan fungsi

membran sel hepatosit yang akan menyebabkan disfungsi

mitokondria dan stress reticulum endoplasma (RE) sehingga akan

menyebabkan terjadinya inflamasi, apoptosis sel hepatosit,

degenerasi hepatosit dan bahkan nekrosis (Szabo dan Mandrekar,

2010; Masters, 2014).

Gambar 6. Patogenesis penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease)

(Bruha R, 2010).

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

28

Ada tiga pola penyakit hati alkoholik (Kemp et al., 2008; Wiria dan

Handoko, 2017), yaitu :

1. Steatosis Alkoholik (perlemakan hati)

Para pakar setuju bahwa minuman alkohol menyebabkan efek

langsung terhadap hati. Hal ini disebabkan karena terjadinya

akumulasi lemak yang menunjukkan terdapatnya gangguan

metabolik dengan terdapatnya pembentukan trigliserida yang

berlebihan, menurunnya jumlah keluaran trigliserida dari hati,

dan menurunnya oksidasi asam lemak (Price dan Wilson, 2006).

Perlemakan hati disebut juga dengan fatty liver (Kemp et al.,

2008), merupakan kejadian awal pada penderita alkoholisme

sebagai akibat dari penghambatan siklus trikarboksilat dan

osidasi lemak, yang sebagian berhubungan dengan adanya akses

NADH yang dihasilkan oleh alkohol dehidrogenase. Bila

alcohol dehidrogenase tidak tersedia dengan cukup, maka

asetaldehid akan menumpuk. Hal ini akan menyebabkan

rusaknya protein seperti enzim dan menghasilkan derivate

protein imunogenik disebabkan karena asetaldehid bersifat

toksik (Wiria dan Handoko, 2017). Dapat ditemukan

lipogranuloma dengan makrofag yang mengandung lemak

(Mitchell, 2007).

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

29

Gambar 7. Fatty liver (Kemp et al., 2008).

Kedaan ini bersifat reversibel sepenuhnya bila diikuti dengan

penghentian konsumsi alkohol, namun dapat diikuti dengan sirosis

(Mitchell, 2007).

2. Hepatitis Alkoholik

Hepatitis alkoholik merupakan nekrosis sel hati akut dengan adanya

reaksi peradangan yang dapat tersebar atau berkelompok dan

dikelilingi oleh neutrofil. Terdapat gambaran badan mallory (hialin

alkoholik), gelendong eosinofilik kasar, khas ditemukan pada

hepatosit seperti balon. Keadaan ini bersifat reversibel, namun lesi

akan menetap dalam waktu yang lama setelah berhentinya konsumsi

alkohol (Mitchell, 2007).

3. Sirosis Alkoholik (sirosis Laennec’s)

Sekitar 10-14 % peminum alkohol mengalami sirosis, dan 75%

diantaranya akan mengalami sirosis Laennec’s yang merupakan

suatu pola khas sirosis terkait penyalahgunaan alkohol kronis (Price

dan Wilson, 2006).

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

30

Gambar 8. Sirosis (Kemp et al., 2008).

Pada kasus steatosis alkoholik dan hepatitis alkoholik dapat

mengalami fibrosis di sekitar vena sentralis yang diikuti oleh fibrosis

sinusoidal yang halus, fibrosis tersebut kemudian melingkar dan

membatasi vena sentralis (Mitchell, 2007). Hati tampak terdiri dari

sarang-sarang sel degenerasi dan regenerasi yang dikemas padat

dalam kapsula fibrosa yang tebal. Hati akan menciut, keras, dan

hampir tidak memiliki parenkim normal pada stadium akhir sirosis,

yang menyebabkan hipertensi portal dan gagal hati, serta penyakit

hati stadium akhir (Price dan Wilson, 2006; Schuppan dan Afdhal,

2008).

2.3 Teh Hijau (Camellia sinensis)

Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di

dunia. Teh diproduksi dari tanaman Camellia sinensis yang tumbuh hampir

di 30 negara di dunia. Daerah terbaik untuk tanaman teh tumbuh subur

adalah pada daerah tropis dan subtropis (Reygaert, 2018).

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

31

Gambar 9. Teh hijau (Camellia sinensis) (Reygaert, 2017).

Terdapat empat jenis teh yang diproduksi yaitu: teh putih, teh hijau, teh

Oolong, dan teh hitam. Jenis jenis teh ini dibedakan dari bagaimana daun

teh diproduksi, terutama untuk proses pengeringan dan fermentasi. Teh

putih diproses paling sedikit, menggunakan daun teh yang paling muda dan

kuncup daun. Teh hijau di produksi dari daun yang lebih tua tanpa proses

fementasi dalam produksinya. Teh Oolong diproduksi dengan metode semi

fermentasi daun teh. Teh hitam diproduksi dengan proses fementasi

sempurna (Reygaert, 2018).

Teh hijau (Camellia sinensis) merupakan jenis teh yang banyak dikonsumsi

dan meningkat dari tahun ke tahun dimana untuk konsumsi teh hijau yaitu

sebesar 20% dari total produksi teh di dunia dan biasanya terbanyak di

konsumsi di negara-negara Asia seperti China, India, Myanmar, dan

Kamboja (Sánchez et al., 2013; Reygaert, 2018; Jigisha et al., 2012). Teh

hijau digunakan sebagai obat herbal di Asia sejak 4.000 tahun yang lalu.

Dipercaya bahwa teh hijau mengandung molekul antioksidan dalam jumlah

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

32

yang besar sehingga dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat

radikal bebas di dalam tubuh (Al-Bloushi et al., 2009).

Teh hijau mengandung polyphenol (~90%), derivat asam amino (~7%),

theanine, proanthocyanidins, caffeine (~3%), theophylline, tehobromine,

saponins, tannins dan flavonoid seperti kaempferol, quercetin, dan

myricetin.(Sánchez EP et al., 2013; Prasanth et al., 2019). Teh hijau

mengandung flavonoid kelas polyphenol yang disebut catechin (Rahmanisa

dan Wulandari, 2016). Polyphenolic cathechins yang terkandung di dalam

teh hijau meliputi catechin (C), gallocathechin (GC), epicatechin (EC),

epicatechin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin

gallate (EGCG). EGCG, ECG, dan EGC terdapat sebanyak 80% dari total

catechins yang ada pada teh hijau. EGCG merupakan jenis catechin yang

ada pada teh dengan jumlah yang paling banyak, sekitar 50-80% dari total

catechins yang terdapat pada teh hijau dan memiliki manfaat yang paling

besar terhadap kesehatan (Prasanth et al., 2019).

Kemampuan senyawa catechin sebagai antioksidan telah banyak dibuktikan

dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi dari vitamin C dan 25 kali lebih

efektif dari vitamin E (Yusni et al., 2014; Rahmanisa dan Wulandari, 2016).

Pada daun teh hijau kering memiliki kandungan 14-30% senyawa catechin

yang terdiri dari EGCG, EGC, EC, dan GC dimana diantara keempat

komponen tersebut, komponen yang paling potensial dan secara kimia

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

33

memiliki aktivitas biokimia yang paling kuat adalah EGCG (Rahmanisa dan

Wulandari, 2016).

Menurut Lee et al, (2012) menyatakan bahwa, kandungan antioksidan

phytochemicals seperti catechin yang terdapat di dalam teh hijau memiliki

kemampuan untuk melindungi sel melawan stress oxidative sehingga dapat

menghambat produksi ROS, meningkatkan konsentrasi glutahione

peroxidase (GSH), dan produksi lipid hydroperoxide (Lee et al., 2012).

Peradangan dapat dikategorikan menjadi: penghambatan interaksi dari

neutrofil dengan endotelium, memodulasi fungsi neutrofil dan apoptosis,

regulasi dari faktor inflamasi. Fungsi dan migrasi neutrofil merupakan

bagian penting dalam proses inflamasi, sehingga melakukan pengontrolan

terhadap neutrofil merupakan suatu hal yang penting untuk mengurangi

inflamasi yang terjadi.

Sebuah studi menyatakan bahwa, catechin dapat mereduksi jumlah molekul

adhesi sel-sel leukosit-endotelial (CAMs), seperti ICAM-1, VCAM-1, dan

E-selection yang diekspresikan pada permukaan sel endotel. Studi lain

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat mengontrol neutrofil, seperti

IL-1β, IL-2, TNF-α, dan granulocyte-macrophage colony-stimulating factor

(GM-CSF), ditekan oleh EGCG yang terkandung di dalam teh hijau

sehingga dapat menghambat proses inflamasi. Studi tentang penghambatan

faktor pro-inflamasi menunujukkan bahwa catechins terutama EGCG yang

terdapat pada teh hijau dapat mengurangi berbagai inflammatory

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

34

chemokines, cytokines, dan penanda inflamasi lainnya seperti : IL-1α, IL-1β,

IL-6, IL-8, INF-γ dan C-reactive protein (CRP) (Reygaert, 2017).

2.4 Tikus (Rattus)

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja

diperlihara dan diternakkan untuk digunakan sebagai hewan model guna

mempelajari dann mengembangkan berbagai bidang ilmu dalam skala

penelitian atau pengamatan laboratoris (Widiartini et al., 1991). Tikus

merupakan hewan coba yang sangat praktis digunakan sebagai subjek dalam

penelitian kuantitif.

Rattus norvegicus adalah hewan coba paling populer dalam penelitian

eksperimental terutama yang berkaitan dengan pencernaan. Pemakaian hewan

ini selain sangat praktis digunakan sebagai subjek dalam penelitian

kuantitatif, juga dipakai dengan beberapa pertimbangan lain sebagai berikut:

(1) pola makan omnivora seperti manusia; (2) memiliki saluran pencernaan

dengan tipe monogastrik seperti manusia; (3) kebutuhan nutrisi hampir

menyamai manusia; (4) mudah di cekok dan tidak mengalami muntah karena

tikus ini tidak memiliki kantung empedu.

2.4.1 Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

35

Kelas : Mammalia

Subklas : Theria

Ordo : Rodentia

Sub ordo : Myomorpha

Famili : Muridae

Sub famili : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

2.4.2 Morfologi

Tabel 2. Ciri-ciri morfologi dari Rattus norvegicus (DEPKES RI, 2008).

Kriteria Keterangan

Berat 140-600 gram

Kepala & badan Hidung tumpul, badan besar, pendek, 18-25 cm

Ekor Lebih pendek dari kepala+badan, bagian atas lebih tua

dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut

pendek kaku 16-21 cm

Telinga Relatif kecil, separuh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-

23mm

Bulu Bagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada

bagian perut

Perawatan tikus meliputi pemberian asupan gizi yaitu makanan dan

minumannya. Pemilihan makanan bagi tikus tidaklah sulit, karena

tikus merupakan hewan pemakan segala atau omnivore. Walaupun

jenis makan untuk tidak tidak sulit, kualitas makanan merupakan salah

satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penampilan tikus.

Bahan dasar makanan tikus dapat bervariasi, misalnya protein 20-

25%, lemak 5%, pati 45-40%, serat kasar 5%, vitamin A, vitamin D,

dan B12 (DEPKES RI, 2008).

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

36

Tabel 3. Keperluan mineral dalam makanan tikus (DEPKES RI, 2008).

Mineral Jumlah

Kalsium

Fosfor

Magnesium

Kalium

Natrium

Tembaga

Besi

Mangan

Seng

0,5%

0,4%

400mg/kg

0,36%

0,05%

5,0mg/kg

35,0mg/kg

50,g/kg

12,0mg/kg

2.5 Kerangka Teori

Konsumsi alkohol (etanol) yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan

pada organ hepar (Masters, 2014). Alkohol dapat merusak hepar secara

langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, alkohol dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan dari aktivitas sel kupffer karena

masuknya bakteri endotoksin (LPS) dari saluran cerna ke hepar (Szabo G

dan Mandrekar P, 2010).

Secara tidak langsung, kerusakan hepar disebabkan oleh proses metabolisme

alkohol di hepar. Metabolisme alkohol melibatkan tiga jalur yaitu jalur

alkohol dehidrogenase, disebut juga dengan jalur sitosol, jalur microsomal

enzyme oxidizing system (MEOS), dan jalur katalase mitokondria. Ketiga

jalur ini akan menghasilkan zat toksik, seperti reactive oxidative stress

(ROS) sehingga menyebabkan terjadinya stress oksidatif (Bruha et al.,

2010; Masters, 2014). Baik secara langsung maupun tidak langsung, alkohol

akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada organ hepar.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

37

Daftar Singkatan :

GSH : Glutathion

IL : Interleukin

LPS : Lipopolisakarida

ROS : Reactive oxygen species

TNF-α : Tumor necrosis factor α

Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung zat antioksidan seperti

epigallocatechin gallate (EGCG) yang dapat mencegah atau mengurangi

stress oksidatif akibat konsumsi alkohol, seperti menguangi jumlah ROS

dan menekan berbagai sel inflamasi.

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 10. Kerangka teori pengaruh pemberian infusa teh hijau (camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi organ hepar pada tikus putih jantan (rattus norvegicus)

galur Sprague dawley yang diinduksi etanol.

Permeabilitas membran sel

Disfungsi sel hepatosit

Disfungsi mitokondria,

Stress Retikulum endoplasma

Hepar

Aktivasi sel kupffer

Aktivasi cytokine:

TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8

ROS

GSH

Stress Oksidatif

Etanol 20%

Direct

Bakteri gram negatif

(LPS) pada sistem

pencernaan

Indirect

Jalur metabolisme

alkohol

Perubahan gambaran

histopatologi organ hepar tikus

Asetat

Pemberian infusa teh

hijau (Camellia sinensis)

Antioksidan

(EGCG)

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

38

2.6 Kerangka Konsep

Berikut adalah kerangka konsep dari judul penelitian pengaruh pengaruh

pemberian alkohol per oral terhadap gambaran histopatologi organ hepar

pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley.

Gambar 11. Kerangka konsep pengaruh pemberian infusa teh hijau (camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi organ hepar pada tikus putih jantan (rattus norvegicus)

galur Sprague dawley yang diinduksi etanol.

2.7 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pemberian etanol terhadap gambaran histopatologi

organ hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague

dawley.

2. Terdapat pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis)

terhadap gambarah histopatologi organ hepar tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi etanol.

Pemberian infusa teh

hijau (Camellia

sinensis)

Perubahan gambaran

histopatologis hepar

yang diinduksi etanol

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan eksperimental, untuk mempelajari suatu

fenomena dalam korelasi sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan

pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola

post test-only control group design. Desain ini menggunakan 2 kelompok

subjek, kelompok satu diberi perlakuan eksperimental dan yang lain tidak

diberi perlakuan (kelompok kontrol).

3.2 Tempat dan Waktu

Perlakuan hewan coba pada penelitian ini akan dilaksanakan selama bulan

Oktober-November 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan

pembuatan serta pengamatan preparat dilakukan di Laboratorium Patologi

Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

40

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Sampel

Populasi penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

galur Sprague dawley berumur 8-10 minggu yang diperoleh dari

Animal Laboratory Service Dramaga, Bogor.

3.3.2 Besar Sampel

Menurut Frederer (1967), rumus penentuan sampel untuk uji

eksperimental adalah :

(t-1) (n-1) ≥ 14

Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan

jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini

menggunakan 5 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel

menjadi :

(5-1) (n-1) ≥14

4n-4≥14

4n≥19

n≥4,75

n≥5

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa sampel yang

digunakan pada penelitian ini berjumlah 5 ekor per kelompok. Maka

jumlah sampel yang digunakan untuk percobaan ini adalah sebanyak

25 ekor tikus jantan galur Sprague dawley.

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

41

Untuk menghindari drop out, ditambahkan tikus dengan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

N = Besar sampel koreksi

n = Jumlah sampel berdasarkan estimasi

f = Perkiraan proporsi drop out sebesar 10%

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, akan diberikan penambahan 1

ekor tikus menjadi 6 ekor per kelompok. Jadi, jumlah sampel

seluruhnya menjadi 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague dawley.

3.4 Kriteria Sampel

Kriteria inklusi:

1. Tikus putih galur Sprague dawley berjenis kelamin jantan

2. Usia 8-10 minggu

3. Berat badan 200-300 gram

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

42

4. Tingkah laku dan aktifitas normal serta tidak ditemukan adanya kelainan

anatomi

Kriteria eksklusi:

1. Terdapat penurunan berat badan >10% setelah masa adaptasi

2. Tikus mati

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Neraca analitik Metler Toledo dengan tingkat ketelitian 0,01 gram

untuk menimbang tikus

2. Kandang tikus

3. Botol minum tikus

4. Tempat makan tikus

5. Sonde lambung

6. Minor set

7. Spuit

8. Kapas alkohol

9. Mikroskop cahaya

10. Sarung tangan

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

43

3.5.2 Bahan Penelitian

Adapun bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tikus putih (Rattus norvegicu) dewasa jantan galur Sprague

dawley

2. Air/Aquadest

3. Etanol 20%

4. Infusa teh hijau

5. Pelet sebagai makanan tikus

6. Ketamin-xylazine

3.5.3 Alat dalam Pembuatan Preparat Histologi

Alat yang digunakan untuk pembuatan preparat histologi adalah :

1. Object glass

2. Deck glass

3. Tissue cassette

4. Rotary microtome

5. Oven

6. Waterbath

7. Platening table

8. Autotechnicome processor

9. Staining jar

10. Staining rack

11. Kertas saring

12. Histoplast

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

44

13. Paraffin dispenser

3.5.4 Bahan dalam Pembuatan Preparat Histologi

Bahan yang digunakan untuk pembuatan preparat histologi yaitu :

1. Larutan formalin 10% untuk fiksasi

2. Alkohol 70%

3. Alkohol 96%

4. Alkohol absolut

5. Etanol

6. Xylol

7. Pewarna Hematosisilin

8. Eosin (H&E)

9. Entelan

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Pemilihan Tikus

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley. Tikus ini digunakan

sebagai hewan coba karena merupakan mamalia yang memiliki

metabolisme mirip manusia dan lebih tenang sehingga mudah untuk

ditangani. Namun, hasil penelitian yang didapatkan kemungkinan bisa

berbeda dengan kenyataan pada manusia karena manusia memiliki

keberagaman jenis makanan yang dimakan. Namun tikus ini memiliki

kesamaan yang paling tepat dengan manusia. Tikus yang dipilih pada

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

45

penelitian ini memiliki usia 8-10 minggu dengan berat 200-300 gram,

dan berjenis kelamin jantan. Alasan dilakukannya penelitian tikus

dengan usia 8-10 minggu karena usia tersebut merupakan golongan

dewasa pada tikus sehingga organ yang ada di dalam tubuh tikus

sudah berfungsi dengan baik. Pemilihan tikus jantan karena tikus

tersebut tidak dipengaruhi oleh hormonal dan kehamilan sehingga

tidak berpengaruh pada hasil penelitian.

3.6.2 Adaptasi

Tikus yang didapat akan dimasukkan kedalam kandang yang telah

disiapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Tikus putih

ini akan diadaptasikan selama kurang lebih satu minggu dengan

pemberian pakan tikus dan minum secara ad libitum dan pembersihan

kandang dilakukan tiga hari sekali.

3.6.3 Penentuan Dosis

1. Dosis Etanol 20%

Dosis etanol 20% yang akan diberikan adalah sebanyak 2 mL/hari

pada kelompok K2, P1, P2, dan P3 (Rosalia et al., 2016).

2. Dosis Infusa Teh Hijau (Camellia sinensis)

Dosis infusa teh hijau yang diberikan pada penelitian ini

berdasarkan dari penelitian eksperimental pada tikus oleh Rosalia

AA et al (2016) yaitu sebanyak 0,126 gr/200 grBB/hari, 0,252

gr/200 grBB/hari, dan 0,50 gr/200 grBB/hari setelah 1 jam

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

46

pemberian etanol 20%. Pada dosis 0,50 gr/200 grBB terdapat

perbaikan pada gambaran histopatologi organ hepar tikus putih

yang diberikan perlakuan, sehingga pada penelitian ini

menggunakan dosis infusa teh hijau dengan perhitungan sebagai

berikut.

Dosis infusa teh hijau (Camellia sinensis) pada berat rata-rata

tikus 300 gram yaitu :

A.

x (

0,50 gr) = 0,375 gr/hari

B.

x 0,50 gr = 0,75 gr/hari

C.

x (2 x 0,50 gr) = 1,50 gr/hari

3.6.4 Pemberian Infusa Teh Hijau (Camellia sinensis) dan Etanol 20%

Untuk pemberian intervensi dilakukan berdasarkan kelompok

perlakuan, adapun kelima kelompok tikus ini terdiri dari:

1. Kelompok K1 digunakan sebagai kelompok kontrol negatif.

Kelompok tikus putih ini hanya diberi pakan standar dengan

pemberian akuades secara ad libitum selama 14 hari.

2. Kelompok K2 adalah kelompok kontrol positif merupakan

kelompok tikus yang diberi etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari

melalui sonde oral dengan dosis 2 mL/hari selama 14 hari berturut

turut. Sebelum pemberian dipastikan tikus sudah makan terlebih

dahulu.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

47

3. Kelompok P1 adalah kelompok perlakuan 1 merupakan kelompok

tikus yang diberi etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari dilanjutkan

dengan pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis) 1 jam

setelahnya sebanyak 0,375 gr/hari melalui sonde oral 14 hari

berturut turut. Sebelum pemberian dipastikan tikus sudah makan

terlebih dahulu.

4. Kelompok P2 adalah kelompok perlakuan 2 merupakan kelompok

tikus yang diberi etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari dilanjutkan

dengan pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis) 1 jam

setelahnya sebanyak 0,75 gr/hari melalui sonde oral 14 hari

berturut turut. Sebelum pemberian dipastikan tikus sudah makan

terlebih dahulu.

5. Kelompol P3 adalah kelompok perlakuan 3 merupakan kelompok

tikus yang diberi etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari dilanjutkan

dengan pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis) 1 jam

setelahnya sebanyak 1,5 gr/hari melalui sonde oral 14 hari berturut

turut. Sebelum pemberian dipastikan tikus sudah makan terlebih

dahulu.

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

48

3.6.5 Prosedur Operasional Pembuatan Preparat

Metode teknik pembuatan preparat histopatologi antara lain sebagai

berikut:

1. Fixation

Spesimen berupa potongan hepar yang telah dipotong secara

representatif segera difiksasi dengan formalin 10% selama 3 jam

lalu dicuci dengan air mengalir sebanyak 3-5 kali.

2. Trimming

Organ hepar dikecilkan hingga berukuran kurang lebih 3 mm,

potongan tersebut kemudia dimasukkan ke tissue cassette.

3. Dehidrasi

Meletakkan tissue cassette pada kertas tisu untuk dikeringkan.

Lalu lakukan dehidrasi dengan alkohol.

4. Clearing

Untuk membersihkan sisa alkohol, dilakukan clearing dengan

xylol I dan II, masing-masing selama 1 jam.

5. Impregnasi

Lakukan impregnasi dengan menggunakan paraffin selama 1 jam

dalam oven suhu 650C.

6. Embedding

A. Membersihkan sisa paraffin yang ada pada pan dengan

memanaskan beberapa saat di atas api lalu diusap dengan

kapas.

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

49

B. Memasukkan paraffin cair disiapkan ke dalam cangkir logam

dan dimasukkan dalam oven dengan suhu diatas 580C.

C. Paraffin cair dituangkan ke dalam pan.

D. Dipindahkan satu persatu dari tissue cassette ke dasar pan

dengan mengatur jarak yang satu dengan yang lainnya. Lalu

pan dimasukkan ke air.

E. Paraffin yang berisi potongan mata dilepaskan dari pan

dengan dimasukkan ke dalam suhu 4–60C beberapa saat.

F. Paraffin dipotong sesuai dengan letak jaringan yang ada

dengan menggunakan skalpel/pisau hangat.

G. Potong dengan mikrotom.

7. Cutting

Pemotongan dilakukan di ruangan dingin. Pertama lakukan

pemotongan kasar lalu lanjutkan dengan pemotongan halus

dengan ketebalan 4-5 mikron dengan menggunakan rotary

microtome. Pilih lembaran yang paling baik, apungkan di atas air

lalu hilangkan kerutannya. Lembaran jaringan kemudian

dipindahkan ke water bath dengan suhu 600C selama bebarapa

saat sampai mengembang sempurna. Lalu lembaran diambil

dengan slide bersih dengan gerakan menyendok. Slide ini

kemudian diletakkan di inkubator suhu 370C sampai jaringan

melekat semua kira-kira selama 24 jam.

8. Staining (pewarnaan) dengan Harris Hematoksilin-Eosin. Setelah

jaringan melekat sempurna pada slide, dipilih slide yang terbaik,

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

50

selanjutnya secara berurutan memasukkan ke dalam zat kimia

dibawah ini dengan waktu sebagai berikut.

A. Dilakukan deparaffinisasi dalam:

1) Larutan xylol I selama 5 menit

2) Larutan xylol II selama 5 menit

3) Ethanol absolut selama 1 jam

B. Hydrasi dalam:

1) Alkohol 96% selama 2 menit

2) Alkohol 70% selama 2 menit

3) Air selama 10 menit

C. Pulasan inti dibuat dengan menggunakan:

1) Haris hematosilin selama 14 menit

2) Air mengalir

3) Eosin selama maksimal 1 menit

D. Lanjutkan dehidrasi dengan menggunakan:

1) Alkohol 70% selama 2 menit

2) Alkohol 96% selama 2 menit

3) Alkohol absolut 2 menit

E. Penjernihan

1) Xylol I selama 2 menit

2) Xylol II selama 2 menit

9. Mounting dengan entelan lalu tutup dengan deck glass

Setelah proses perwarnaan, slide ditempatkan di atas kertas tisu

lalu ditetesi dengan bahan mounting yaitu entelan dan ditutup

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

51

dengan deck glass, perhatikan jangan sampai terbentuk gelembung

udara.

10. Pembacaan Slide

Proses pembacaan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, diperiksa dibawah

mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x dengan bimbingan

dosen pembimbing dan ahli patologi anatomi.

3.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.7.1 Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah infusa teh hijau

(Camellia sinensis) dan etanol 20% yang diberikan kepada tikus

putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.

2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah gambaran histopatologi

organ hepar tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

dawley.

3.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini yaitu:

A. Variabel Bebas (Pemberian infusa teh hijau (Camellia

sinensis) dan etanol 20%)

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

52

1. Definisi

Pemberian infusa teh hijau dan etanol 20% per oral dengan

kadar bertingkat. Penelitian ini menggunakan kadar etanol

20% disebabkan karena etanol 20% merupakan ambang

batas antara kadar alkohol sedang dan tinggi (Republik

Indonesia, 2013). Menurut data dari Riskesdas juga

menyebutkan bahwa konsumsi minuman beralkohol

terbanyak di provinsi Lampung adalah minuman dengan

kadar alkohol sedang, sedangkan untuk konsumsi alkohol

terbanyak di dunia menurut WHO adalah alkohol dengan

kadar tinggi (Riskesdas, 2007; Stockwell et al., 2000). Pada

penelitian yang dilakukan oleh Rosalia AA et al (2016) juga

menggunakan etanol dengan kadar 20%.

a. K1: Kelompok kontrol

b. K2: Kelompok kontrol positif: diberikan etanol 20% 2

mL/hari

c. P1: Kelompok percobaan 1: diberikan etanol 20% 2

mL/hari dan infusa teh hijau 0,375 gr/hari.

d. P2: Kelompok percobaan 2: diberikan etanol 20% 2

mL/hari dan infusa teh hijau 0,75 gr/hari.

e. P3: Kelompok percobaan 3: diberikan etanol 20% 2

mL/hari dan infusa teh hijau 1,5 gr/hari

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

53

2. Alat ukur

a. Gelas ukur

b. spuit 10 cc

c. sonde

3. Hasil ukur

Pemberian etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari, etanol 20%

dengan dosis 2 mL/hari dan infusa teh hijau (Camellia

sinensis) sebanyak 0,375 gr/hari, etanol 20% dengan dosis 2

mL/hari dan infusa teh hijau (Camellia sinensis) sebanyak

0,75 gr/hari, dan etanol 20% dengan dosis 2 mL/hari dan

infusa teh hijau (Camellia sinensis) sebanyak 1,5 gr/hari

sebanyak 1 kali sehari pemberian ke tikus putin jantan galur

Sprague dawley.

4. Skala ukur: Numerik.

B. Variabel Terikat (Gambaran Histopatologi Hepar)

1. Definisi

Gambaran mikroskopis hepar tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan yang diamati dibawah mikroskop cahaya

menggunakan pembesaran 400x dengan menilai derajat

kerusakan hepar yang paling tinggi.

2. Alat ukur

Mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x dalam lima

lapang pandang berdasarkan ada tidaknya kerusakan

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

54

jaringan hepar yang ditandai dengan adanya degenerasi

parenkimatosa, degenerasi hidropik, dan nekrosis.

3. Hasil ukur

Penilaian kerusakan sel hepatosit hepar dilihat dengan

sistem skoring Manja Roenigk, dengan skor sebagai

berikut:

4. Skala ukur: Kategorik.

A. Nilai 1: Sel hepar normal. Tampak sel berbentuk

polygonal, sitoplasma berwarna merah

homogen, dinding sel berbatas tegas.

B. Nilai 2: Sel hepar degenerasi parenkimatosa.

Pembengkakan sel disertai sitoplasma

keruh dan bergranula.

C. Nilai 3: Sel hepar degenerasi hidropik. Tampak sel

sembab, terdapat akumulasi cairan dan

terdapat banyak vakuola.

D. Nilai 4: Sel hepar nekrosis. Merupakan kerusakan

permanen sel atau kematian sel.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

55

3.7 Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang dilakuan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 12. Alur Penelitian

30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa jantan galur sparague dawley

Pemeriksaan kriteria inklusi

K1

K2 P1 P3

Enam ekor tikus

hanya diberikan

pakan standard

dan aquades

secara ad libitum

Enam ekor tikus

diberikan

minuman etanol

20% 2 mL/hari

selama 14 hari

Enam ekor tikus

diberikan etanol

20% 2 mL/hari

dan infusa teh

hijau (Camellia

sinensis) 0,375

gr/hari selama 14

hari

Enam ekor tikus

diberikan etanol

20% 2 mL/hari

dan infusa teh

hijau (Camellia

sinensis) 0,75

gr/hari selama 14

hari

Intervensi selama 14 hari lalu dilakukan terminasi tikus dengan menggunakan injeksi ketamin-xylazine

Laparotomi tikus lalu dilakukan pengambilan organ hepar

kemudian tikus dikuburkan

Pengelompokkan berdasarkan kelompok

perlakuan

Pembuatan preparat dan pewarnaan

Pengamatan sediaan di bawah mikroskop

Analisis dan interpretasi data hasil pengamatan

P2

Sampel hepar difiksasi dengan formalin 10%

Enam ekor tikus

diberikan etanol

20% 2 mL/hari

dan infusa teh

hijau (Camellia

sinensis) 1,5

gr/hari selama 14

hari

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

56

3.8 Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan software statistik

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif

2. Uji Shapiro-Wilk

Hasil penelitian dianalisis apakah memiliki distribusi normal atau

tidak secara statistik dengan uji ini karena jumlah sampel ≤50.

3. Levene’s Test

Levene’s test dilakukan untuk mengetahui apakah dua atau lebih

kelompok data memiliki varians yang sama atau tidak.

4. One Way ANOVA

Merupakan metode uji parametrik. Uji ini dilakukan bila hasil dari

Levene’s Test berdistribusi normal dan homogen. Jika variabel hasil

tranformasi tidak berdistribusi normal atau varians tetap sama, maka

dilakukan uji alternatif yaitu uji Kruskal-Wallis.

Jika pada uji One Way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05, maka

dilanjutkan dengan melakukan analisis Least Significant Difference – test

(LSD) Post Hoc Test untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda

secara bermakna. Jika menggunakan uji Kruskas-Wallis dan menghasilkan

nilai p<0,05, maka lanjutkan dengan uji Mann-Whitney Test untuk melihat

kelompok yang berbeda secara bermakna.

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

57

3.9 Ethical Clearence

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No.

3908/UN26.18/PP.05.02.00/2019.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Terdapat pengaruh etanol terhadap gambaran histopatologi organ hepar

tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley.

2. Terdapat pengaruh pemberian infusa teh hijau (Camellia sinensis)

terhadap gambaran histopatologi organ hepar tikus putih (Rattus

norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi etanol.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian

infusa teh hijau (Camellia sinensis) yang diinduksi etanol terhadap

organ lain seperti organ pankreas dan gaster.

2. Melakukan penelitian lanjutan dengan jenis antioksidan lainnya yang

diinduksi etanol dan membandingkan pengaruhnya terhadap organ

secara histopatologi.

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Ak, Aster JC, Kumar V. 2015. Buku ajar patologi robbins. Edisi ke-9.

Singapura: Elsevier Saunders.

Adeleye OO, Olayode JA, Ajamu MA, Odetola AA, Oyewo OO, Adeyinka OO,

et al., 2019. Effect of simultaneous administration of alabukun and

ethanol on hematological parameters and liver of adult wistar rats (rattus

norvegicus). Ijriar. 3(1): 199–208.

Al-Bloushi S, Safer AM, Afzal M, Mousa SA. 2009. Green tea modulates

reserpine toxicity in animal models. J. Tocixol. Sci. 34(1): 77–87.

Bruha R, Dvorak K, Petrtyl J. 2010. Alcoholic liver disease. WJH. 4(3): 81–90.

Chandrasoma P, Taylor C. 2005. Ringkasan patologi anatomi. Jakarta: EGC.

Chiang J. 2014. Liver physiology: metabolism and detoxification, pathobiology of

human disease. Birmingham:Elsevier Inc.

Conreng D, Waleleng BJ, Palar S. 2014. Hubungan konsumsi alkohol dengan

gangguan fungsi hati pada subjek pria dewasa muda di kelurahan Tateli

dan Teling Atas Manado. Jurnal e-Clinic. 2(2): 1–4.

DEPKES RI. 2008. Pedoman pengendalian tikus. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI.

DEPKES RI. 2007. Riset kesehatan dasar provinsi Lampung. Jakarta: DEPKES

RI.

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

76

DEPKES RI. 2018. Riset kesehatan dasar provinsi Lampung. Jakarta: DEPKES

RI.

Dobrzynska I, Sniecinska A, Skrzydlweska E, Figaszewski Z. 2004. Green tea

modulation of the biochemical and electronic properties of rat liver cells

that were affected by ethanol and aging. Cell. Mol. Biol. Lett. 9(4A):

709–21.

Enomoto N, Ikejima K, Bradford BU. 2000. Role of kupffer cells and gut-derived

endotoxins in alcoholic liver injury. JGHF. 14: 20–25.

Eroschenko VP. 2013. Sistem pencernaan: hati, kandung empedu, dan pankreas.

Dalam: Atlas histologi diFiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC.

hlm. 325–44.

European Medicines Agency .2010. Guideline on the development of medicinal

products for the treatment of alcohol dependence. European Medicines

Agency.

Goldstein DS, Kopin IJ. 2007. Evolution of concepts of stress. Stress. 10(2): 109–

20.

Hall JE, Arthur CG. 2010. Hati sebagai organ. Dalam: Buku ajar fisiologi

kedokteran. Edisi ke-12. Jakarta: EGC. hlm. 907–10.

Hardman JG, Limbird LE. 2012. Farmakologi dan toksikologi etanol. Dalam:

Dasar farmakologi terapi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC. hlm. 346–59.

Hoek JB, Cahill A, Pastorino JG. 2002. Alcohol and mitochondria: a

dysfunctional relationship. Gastroenterology. 122(7): 2049–63.

Joung JY, Cho JH, Kim YH, Choi SH, Son CG. 2019. A literature review for the

mechanisms of stress-induced liver injury. Brain Behav. 9(3): 1–8.

Kemp WL, Burns DK, Brown TG. 2008. Pathology of the liver, gall bladder and

pancreas. Dalam: Pathology. USA: The McGraw Hill Companies. hlm.

261–82.

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

77

Lee KM, Kang HS, Yun CH, Kwak HS. 2012. Potential in vitro protective effect

of quercetin, catechin, caffeic acid and phytic acid against ethanol-

induced oxidative stress in sK1hep-1 cells. Biomolecules Ther. 20(5):

492–8.

Lieber CS. 2004. Alcoholic fatty liver: its pathogenesis and mechanism of

progression to inflammation and fibrosis. Alcohol. 34: 9–19.

Maher JJ. 1997. Exploring alcohol’s effects on liver function. Alcohol Health &

Res World. 21: 5–12.

Masters SB. 2014. Golongan alkohol. Dalam: Katzung BG, Masters SB, Trevor

AJ, penyunting. Farmakologi dasar & klinik. Edisi ke-12. Jakarta: EGC.

hlm. 433–47.

Mescher AL. 2016. Organ-organ yang berhubungan dengan saluran cerna. Dalam:

Histologi dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta: EGC. hlm. 276–291.

Misih A, Bloomston M. 2010. Liver anatomy. National Institutes Of Health.

90(4): 1–17.

Mitchell RN, Cotran RS. 2007. Jejas adaptasi dan kematian sel. Dalam: Kumar V,

Cotran RS, Robbins SL, penyunting. Buku ajar patologi. Edisi ke-7.

Jakarta: EGC. hlm. 3–34.

Moore KL, Agur AMR. 2016. Abdomen. Dalam: Anatomi klinis dasar. Jakarta:

Hipokrates. hlm. 117–22.

Nazarudin Z, Muhimmah I, Fidianingsih I. 2017. Segmentasi citra untuk

menentukan skor kerusakan hati secara histologi. SNIMed. 15: 15–21.

Nugroho CA. 2009. Pengaruh minuman beralkohol terhadap jumlah lapisan sel

spermatogenik dan berat vesikula seminalis mencit. JIW. 33(1): 56–60.

Nurjanah, Izzati L, Abdullah A. 2011. Aktivitas antioksidan dan komponen

bioaktif kerang pisau (solen spp). IJMS. 16(3): 119–24.

Parthasarathy NJ, Kumar RS, Manikandan S, Devi RS. 2006. Methanol-induced

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

78

oxidative stress in rat lymphoid organs. J Occup Health. 48(1): 20–27.

Paul F, Waschke J. 2015. Sobotta: atlas anatomi manusia. Jakarta: EGC

Prasanth MI, Sivamaruthi BS, Chaiyasut C, Tencomnao T. 2019. A review of the

role of green tea (camellia sinensis) in antiphotoaging, stress resistance,

neuroprotection, and autophagy. Nutrients. 11(2): 1–24.

Price SA, Wilson LM. 2006. Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6.

Jakarta: EGC.

Purbayanti D, Saputra NAR. 2017. Efek mengkonsumsi minuman beralkohol

terhadap kadar trigliserida. JSM. 1(1): 24–41.

Rahmanisa S, Wulandari R. 2016. Pengaruh ekstrak teh hijau terhadap penurunan

berat badan pada remaja. Jurnal Majority. 5(2): 106–11. Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 74 tahun

2013 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol.

Jakarta: Sekretariat Negara.

Reygaert WC. 2017. An update on the health benefits of green tea. Beverages.

3(4): 1–14.

Reygaert WC. 2018. Green tea catechins: their use in treating and preventing

infectious diseases. BioMed Research International. 2018: 1–9.

Richard SS. 2012. Viscera berkaitan dengan tractus digestivus: hepar, pancreas,

dan lien. Dalam: Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC. hlm.

721–47.

Rosalia AA, Indrasari MC, Tangsilan MA, Jayadi T, Danu SS. 2016. Pengaruh

infusa teh hitam (camelia sinensis) terhadap gambaran histopatologi

hepar, renal dan jumlah sel-sel alfa dan beta pankreas tikus jantan

sprague dawley diinduksi etanol 20%. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta

Wacana. 02(01): 243–53.

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

79

Rotinsulu IM, Turalaki GLA, Rumbajan JM. 2016. Pengaruh konsumsi minuman

alkohol terhadap disfungsi ereksi pada sopir perokok di terminal

angkutan umum karombasan manado. eBM. 4(1): 1–8.

Sánchez EP, Vargas MER, Gutiérrez JCR. 2013. Hepatotoxicity due to green tea

consumption (camellia sinensis). Rev Col Gastroenterol. 28(1): 43–9.

Schuppan D, Afdhal NH. 2008. Seminar Liver cirrhosis. The Lancet. 371(9614):

838–51.

Sherwood L. 2014. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta: EGC.

hlm. 619–672.

Sloane E. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.

Stockwell T, Chikritzhs T, Holder H, Single E, Elena M, Jernigan D. 2000.

International guide for monitoring alcohol consumption and harm.

World Health Organization. hlm. 1–193.

Sudiono, Kurnia B, Henrawan A, Dijimantoro. 2014. Ilmu patologi. Jakarta: EGC.

Suhardi. 2011. Preferensi peminum alkohol di Indonesia menurut Riskesdas 2007.

Kemenkes. 39: 144–64.

Szabo G, Mandrekar P. 2010. Focus on: alcohol and the liver. Alcohol Research

and Health. 33(1–2): 87–96.

Theise ND. 2013. Histopathology of alcoholic liver disease. CLD. 2(2): 64–7.

Tritama TK. 2014. Konsumsi alkohol dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Journal Majority. 4(8): 7–10.

Wardiyah. 2017. Kimia organik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.

WHO. 2014. Global status report on alcohol and health–2014. World Health

Organisation.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) …digilib.unila.ac.id/61064/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 30. · PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia

80

Widiartini W, Siswati E, Setiyawati A, Rohmah IM, Prastyo E. 1991.

Pengembangan usaha produksi tikus putih (rattus norvegicus)

tersertifikasi dalam upaya memenuhi kebutuhan hewan laboratorium. J

Power Sources. 33(1–4): 117–26.

Winslow BT, Onysko M, Hebert M. 2016. Medications for alcohol use disorder.

AFP. 93(6): 457–65.

Wiria MSS, Handoko T. 2017. Hipnotik-sedatif dan alkohol. Dalam: Ganiswarna

SG, penyunting. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. hlm. 124–48.

Yusni, Husni T, Achmad TH. 2014. Aktivitas polifenol teh hijau (camellia

sinensis (l) o. kuntze) sebagai imunomodulator melalui respons supresi

imunoglobulin e (IgE) pada rinitis alergika. MKB. 47(3): 160–6.