PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU...

62
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans SKRIPSI Oleh : RANI DWI ANDRIANI NIM. 135080300111043 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU...

Page 1: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

SKRIPSI

Oleh :

RANI DWI ANDRIANI

NIM. 135080300111043

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

RANI DWI ANDRIANI

NIM. 135080300111043

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

November, 2017

Page 3: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

LEMBAR KOMISI PENGUJI

Judul : PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

Nama Mahasiswa : RANI DWI ANDRIANI

NIM : 135080300111043

Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing 1 : DR. IR. BAMBANG BUDI SASMITO, MS

Pembimbing 2 : DR. IR. TITIK DWI SULISTIYATI, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Dosen Penguji 1 : DR. IR. HARTATI KARTIKANINGSIH, MS

Dosen Penguji 2 : IR. SRI DAYUTI, MS

Tanggal Ujian : 27 NOVEMBER 2017

Page 4: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang tertulis oleh naskah ini dan disebut dengan daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, November 2017 Mahasiswa

Rani Dwi Andriani NIM. 135080300111043

Page 5: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

RIWAYAT HIDUP

Rani Dwi Andriani adalah penulis dari tugas akhir ini yang

merupakan anak bungsu dari pasangan suami istri Miswanto

dan Jarmini. Penulis lahir di Pacitan tanggal 25 Mei 1994, saat

ini berumur 23 tahun. Menempuh pendidikan di SD Negeri

Sidoharjo 1 pada tahun 2001, dilanjutkan di SMP 1 Pacitan

pada tahun 2007, kemudian SMA 1 Pacitan pada tahun 2010 dan yang terakhir

baru menyelesaikan pendidikan di Universitas Brawijaya Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.

Penulis semasa kuliahnya berusaha aktif dengan mengikuti berbagai

macam organiasasi guna mengembangkan diri. Penulis sangat menyadari bahwa

tidak hanya kemampuan akademik saja namun perlu diimbangi dengan organisasi

untuk meningkatkan kemampuan soft skill. Penulis tertarik pada isu-isu lingkungan

dan sosial yang sangat erat kaitannya dengan konsentrasi studi Teknologi Hasil

Perikanan. Sebagai seorang yang menggeluti di bidang pangan maka

pemanfaatan sumberdaya alam menjadi produk yang berguna manusia juga perlu

memikirkan dampak terhadap ekologi. Oleh sebab itu penulis berusaha tetap

berinovasi di bidang pangan namun juga memperhatikan kebaikan alam itu sendiri.

Hingga akhirnya konsep itu tertuang pada tugas akhir yang terselesaikan dengan

baik. Penulis menyusun tugas akhir berupa skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu

dan Lama Pengeringan terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun

Nypa fruticans”.

Penulis berharap tugas akhir tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak

sekaligus turut menyumbangkan hasil penelitian untuk bidang keilmuan. Akhir

kalimat penulis mengucap syukur atas terselesaikannya tugas akhir ini.

Page 6: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kepada Maha Cinta yang telah memberikan petunjuk dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan Teh

Herbal Daun Nypa fruticans. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya.

Dalam penyusunan laporan skripsi ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan Kasih dan Cintanya dalam

menyelesaikan laporan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa, dukungan materi

dan moril selama penyusunan laporan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Bambang Budi S., MS dan Dr. Ir. Titik Dwi Sulistiyati, MP selaku

Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan

bimbingan, motivasi sejak penyusunan usulan penelitian sampai

dengan selesainya laporan skripsi ini.

4. Sahabat saya Ella, Farah, Ferdina, Bora, Nurmala serta teman-teman

THP 2013 yang selalu memberikan bantuan baik doa, fikiran, dan

tenaganya.

5. Teman-teman Kelas Filsafat, Para Pejuang Jomblo Revolusioner:

Mbak Dika, Umami, Agit Wisnu, Ririd, Bandit, Iyal, Sundana, Anam,

Linda dan Ica yang selalu menyediakan motivasi, tawa dan kopinya.

Malang, November 2017

Penulis

Page 7: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

Rani Dwi Andriani1, Bambang Budi Sasmito2, dan Titik Dwi Sulistiyati2

ABSTRAK

Pengeringan pada proses pembuatan teh yang akan mempengaruhi kandungan bioaktifnya. Teh merupakan minuman yang berasal dari pucuk daun tanaman teh (Camellia sinensis) yang mengandung polifenol dan katekin. Sejumlah publikasi menegaskan bahwa polifenol dan katekinnya berperan sebagai antioksidan, antikanker, antidiabetes, anti penyakit jantung dan anti sejumlah penyakit degeneratif lainnya. Nipah (Nypa fruticans) dikelompokkan dalam ekosistem hutan mangrove. Daun nipah mengandung komponen bioaktif seperti golongan flavonoid dan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan. Penggunaan daun nipah biasanya sebagai atap rumah, pengganti kertas rokok, atau sebagai teh. Teh herbal merupakan sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar atau buah kering untuk membuat minuman. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui suhu dan lama pengeringan terbaik yang menghasilkan aktivitas antioksidan paling tinggi pada teh herbal daun nipah. Metode yang digunakan adalah eksperimental. Sebelumnya dilakukan penelitian pendahuluan dengan dengan menguji aktivitas antioksidan daun dan buah nipah. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial menggunakan faktor suhu dan lama pengeringan. Variasi suhu pengeringan antara lain 40, 50 dan 60 (°C) dengan lama pengeringan 24, 36, 48 (jam). Hasil yang didapatkan diolah menggunakan ANOVA dan jika berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik pada sampel A2B2 (Suhu 50°C selama 36 jam) dengan nilai IC50 sebesar 136,162 ± 1,87 ppm dengan klasifikasi aktivitas antioksidan sedang.

Kata kunci : daun nipah, teh herbal, suhu, lama pengeringan, antioksidan

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang 2,3) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang

THE EFFECT OF TEMPERATURE AND DRYING TIME ON ANTIOXIDANT

ACTIVITY OF HERBAL LEAF TEA Nypa Fruticans

Rani Dwi Andriani1, Bambang Budi Sasmito2, dan Titik Dwi Sulistiyati2

ABSTRACT

Drying of the tea making process that will affect its bioactive content. Tea is a beverage derived from tea plant leaves (Camellia sinensis) which contains polyphenols and catechins. A number of publications confirmed that polyphenols and catechins act as antioxidants, anticancer, antidiabetes, anti-heart disease and other degenerative diseases. Nipah (Nypa fruticans) are grouped in the mangrove forest ecosystem. Nipah leaves contain bioactive components such as flavonoids and polyphenols that have antioxidant activity. The use of nipah leaves is usually as a house roof, a substitute for cigarette paper, or as a tea. Herbal tea is the name for the herbs of flowers, leaves, seeds, roots or dried fruit to make a drink. The purpose of this study was to determine the best temperature and drying time that produced the highest antioxidant activity in nipah herbal tea. The method used is experimental. Previously conducted preliminary research by testing the antioxidant activity of leaves and fruit of nipah. Testing of antioxidant activity using DPPH method. The main research used Factorial Random Design (RAL) using temperature and drying time. Drying temperature variations include 40, 50 and 60 (°C) with a drying time of 24, 36, 48 (hour). The results obtained were treated using ANOVA and if significantly different were continued using the Tukey test. The results showed the best treatment in A2B2 sample (Temperature 50 ° C for 36 hours) with IC50 value of 136,162 ± 1,87 ppm with classification of medium antioxidant activity.

Keywords : leaf of nipah, herbal tea, temperature, drying time, antioxidant

Page 8: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini. Tahap demi tahap skripsi mulai dari proposal

hingga laporan telah terlewati dengan baik. Penulis menyajikan laporan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Aktivitas

Antioksidan Teh Herbal Daun Nypa fruticans” sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan di Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Univeritas Brawijaya. Di bawah bimbingan:

1. Dr. Ir. Bambang Budi Sasmito, MS

2. Dr. Ir. Titik Dwi Sulistiyati, MP

Daun nipah (Nypa fruticans) sebagai teh herbal merupakan terobosan baru

untuk memanfaatan kelimpahan sumberdaya mangrove di Indonesia. Minuman

teh dari daun teh (Camellia sinensis) sangat familiar bagi masyarakat Indonesia

karena khasiatnya. Kandungan antioksidan yang baik bagi tubuh menjadikan teh

sebagai minuman sehari-hari. Begitupun dengan kandungan antioksidan pada

daun nipah sangat potensial dimanfaatkan sebagai teh herbal.

Harapannya penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada

umumnya dan akademisi perikanan pada khususnya. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa laporan ini masaih banyak kekurangannya. Sehingga kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca.

Malang, November 2017

Penulis

Page 9: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii IDENTITAS PENGUJI ........................................................................................ iii UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... iv RINGKASAN ....................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3 Tujuan ................................................................................................... 3 1.4 Hipotesis ................................................................................................ 3 1.5 Kegunaan ............................................................................................. 3 1.6 Waktu dan Tempat ................................................................................. 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Nypa fruticans .................................................. 5

2.1.1 Klasifikasi ...................................................................................... 5 2.1.2 Morfologi ....................................................................................... 5 2.1.3 Kandungan Kimia Nipah ................................................................ 6

2.2 Golongan Metabolit Sekunder ................................................................. 6 2.3 Antioksidan ........................................................................................... 10 2.4 Teh ....................................................................................................... 11 2.5 Pengaruh Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan ........................ 11 2.6 DPPH .................................................................................................... 14 2.7 LCMS .................................................................................................... 14

3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 16 3.1 Alat Penelitian ....................................................................................... 16 3.2 Bahan Penelitian ................................................................................... 16 3.3 Metode Penelitian ................................................................................. 16

3.3.1 Metode ........................................................................................ 16 3.3.2 Variabel ....................................................................................... 17 3.3.3 Parameter Uji .............................................................................. 17 3.3.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian Pendahuluan ..................... 17

3.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian Utama ........................................ 23 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 32

4.1 Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 32 4.1.1 Kadar Air Daun dan Buah Nipah (Nypa fruticans) ...................... 32 4.1.2 Rendemen Ekstrak Daun dan Buah Nipah .................................. 33 4.1.3 Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Nipah ................................ 34

Page 10: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

4.2 Penelitian Utama ................................................................................... 35 4.2.1 Kadar Air Teh Herbal Daun Nipah (N. fruticans) .......................... 35 4.2.2 Fitokimia Teh Herbal Daun Nipah ............................................... 37 4.2.3 Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah ............................. 39 4.2.4 Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah ............................................ 41 4.2.5 Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah ...................................... 43 4.2.6 Hubungan Antara Total Fenol dan Antioksidan .......................... 44 4.2.7 Identifikasi Senyawa Bioaktif dengan LCMS ............................... 46

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 50 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 50 5.2 Saran .................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51

Page 11: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Standar Mutu Produk Teh Kering Sesuai SNI ............................................... 12 2. Rancangan Percobaan Penelitian Pendahuluan ........................................... 17 3. Rancangan Percobaan Penelitian Utama ...................................................... 23 4. Hasil Uji Fitokimia pada Teh Herbal Daun NIpah ........................................... 38 5. Klasifikasi Senyawa Anioksidan .................................................................... 40

Page 12: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Nypa fruticans ............................................................................................... 5 2. Fenol............................................................................................................. 8 3. Struktur Kimia Alkaloid .................................................................................. 9 4. Prosedur preparasi sampel N. fruticans ...................................................... 17 5. Uji Kadar Air................................................................................................ 18 6. Prosedur Ektraksi Daun dan Buah Nipah .................................................... 19 7. Uji Aktiviitas Antioksidan ............................................................................. 21 8. Prosedur Preparasi Sampel Daun Nipah .................................................... 23 9. Prosedur Pengeringan Sampel Daun Nipah................................................ 23 10. Prosedur Penyeduhan Teh Herbal Daun N. fruticans .................................. 24 11. Prosedur Uji Alkaloid Teh Herbal Daun N. fruticans .................................... 25 12. Prosedur Uji Steroid dan Terpenoid Teh Herbal Daun Nipah ...................... 25 13. Prosedur Uji Flavonoid Teh Herbal Daun N. fruticans ................................. 26 14. Prosedur Uji Tanin Teh Herbal Daun N. fruticans ....................................... 26 15. Prosedur Uji Antioksidan Teh Herbal Daun N. fruticans .............................. 28 16. Prosedur Uji Fenol Teh Herbal Daun N. fruticans ....................................... 29 17. Prosedur Uji Kuantutatif Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah ........................ 20 18. Kadar Air Daun dan Buah Nipah ................................................................. 31 19. Rendemen Ekstrak Daun dan Buah Nipah .................................................. 32 20. Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Nipah ............................................... 33 21. Hasil Persentase Kadar Air Teh Herbal Daun Nipah ................................... 35 22. Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah ............................................. 39 23. Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah ............................................................ 41 24. Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah ..................................................... 42 25. Hubungan Total Fenol dan Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah ................ 44 26. Hasil Identifikasi Kromatogram Seduhan Teh Herbal Daun Nipah .............. 46 27. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-1 ................................................... 47 28. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-2 ................................................... 47 29. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-3 ................................................... 48 30. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-4 ................................................... 49

Page 13: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Perhitungan DPPH...................................................................................... 51 2. Rumus dan Perhitungan Uji Kadar Air Teh Herbal Daun Nipah................... 55 3. Hasil Perhitungan Uji Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah .......... 57 4. ANOVA dan Uji Tukey Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah ......... 66 5. Rumus dan Perhitungan Uji Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah ................ 68 6. ANOVA dan Uji Tukey Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah ........................ 70 7. Rumus dan Perhitungan Uji Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah ......... 72 8. ANOVA dan Uji Tukey Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah ................. 75 9. Dokumentasi Penelitian Pendahuluan......................................................... 77 10. Dokumentasi Preparasi Penelitian Utama ................................................... 78 11. Dokumentasi Uji Antioksidan ...................................................................... 79 12. Dokumentasi Uji Total Fenol ....................................................................... 80 13. Dokumentasi Uji Total Flavonoid ................................................................. 81

Page 14: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mangrove merupakan sumberdaya melimpah dari sektor perikanan. Luas

persebaran mangrove di Indonesia sangat beragam. Hasil dari beberapa peneliti

memperkirakan luas mangrove Indonesia lebih kurang 2,5 juta hektar. Pendapat

lainnya menyebutkan 3,5 juta hektar dan peneliti lainnya berpendapat seluas 4,5

juta hektar. Data tersebut dapat diperkiraan bahwa area mangrove seluas 3,5 juta

hektar. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai tempat mangrove terluas di dunia

(18 - 23%) (Sosia, et al., 2014).

Indonesia memiliki keberagaman jenis mangrove bila dibandingkan

dengan daerah lainnya. Dapat ditemukan Avicennia marina dengan ketinggian 1 -

2 meter pada pantai yang tergenang air laut, hingga campuran Bruguiera,

Rhizophora, Ceriops dengan ketinggian lebih dari 30 meter (misalnya, di Sulawesi

Selatan). Di daerah pantai yang terbuka, dapat ditemukan Sonneratia alba dan

Avicennia alba, sementara itu di sepanjang sungai yang memiliki kadar salinitas

yang lebih rendah umumnya ditemukan Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris

(Sosia, et al., 2014).

Nipah (Nypa fruticans) tergolong palma tanpa batang pada bagian

permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah. Daunnya

seperti susunan daun kelapa. Daun berwarna hijau mengkilat di permukaan atas

dan berserbuk di bagian bawah (Puspayanti et al., 2013). Menurut Kayadoe dan

Rachel (2016), hasil uji fitokimia pada ekstrak daun nipah diketahui positif

mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dan saponin.

Menurut Neldawati, et al. (2013), efek antioksidan terutama disebabkan karena

adanya senyawa fenol seperti flavonoid, dan asam fenolat.

Page 15: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

2

Teh merupakan minuman yang berasal dari pucuk daun tanaman teh

(Camellia sinensis) yang mengandung polifenol dan katekin. Sejumlah publikasi

menegaskan bahwa polifenol dan katekinnya sangat berperan sebagai

antioksidan, antikanker, antidiabetes, anti penyakit jantung dan anti sejumlah

penyakit degeneratif lainnya (Rohdiana, 2015). Menurut Rofiah (2015) bahwa

tanaman heh adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan

untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami proses pemanasan untuk

menonaktifkan enzim- enzim yang terdapat dalam daun teh, kemudian digulung

dan dikeringkan. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang digemari oleh

seluruh masyarakat Indonesia maupun dunia.

Kandungan metabolit sekunder dari nipah yang memiliki kemiripan

dengan kandungan teh, maka daun nipah berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai

minuman teh. Sesuai penelitian Hossain, et al. (2015) yang menyatakan bahwa

daun nipah dapat dimanfaatkan sebagai atap rumah, pengganti kertas rokok, atau

sebagai teh aromatik. Menurut Harun, et al. (2014) bahwa penggunaan istilah teh

pada minuman yang bukan berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis) lebih

tepatnya disebut teh herbal. Teh herbal merupakan sebutan untuk ramuan bunga,

daun, biji, akar atau buah kering untuk membuat minuman. Namun kebiasaan

masyarakat lebih cenderung menyebutnya teh saja (Harun et al., 2014

Beberapa penelitian aktivitas antioksidan pada teh herbal telah dilakukan.

Penggunaan suhu pengeringan yang bervariasi berpengaruh terhadap aktivitas

antioksidan. Pada penelitian Harun, et al. (2014), bahwa penggunaan suhu 85oC

pada teh herbal kulit buah manggis menghasilkan nilai IC50 terendah sedangkan

pada suhu 90oC aktivitas antioksidan mengalami penurunan. Menurut Adri dan

Wikanastri (2013) pembuatan teh daun sirsak menggunakan suhu pengeringan

50oC. Sedangkan menurut Rofiah (2015), proses pengeringan pada pembuatan

teh daun kelor menggunakan suhu 55 oC.

Page 16: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

3

Lama pengeringan juga turut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan.

Menurut hasil penelitian Adri dan Wikanastri (2013), bahwa semakin lama

pengeringan semakin tinggi aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi

terdapat pada sampel teh daun sirsak dengan perlakuan lama pengeringan 150

menit, yaitu sebesar 76,06% dan terendah 53,17% pengeringan 30 menit. Kondisi

tersebut disebabkan pada proses pengeringan mengakibatkan meningkatkan zat

aktif yang terkandung dalam daun teh (Winarno, 2004).

Penurunan aktivitas antioksidan selama proses pembuatan teh herbal

menjadi perhatian khusus mulai dari pengeringan, penyeduhan hingga

penyimpanannya. Faktor utama yang mempengaruhi kualitas antioksidan adalah

suhu dan lama pengeringan pada teh herbal. Sehingga diperlukan penelitian

mengenai suhu dan lama pengeringan yang tepat untuk pembuatan teh herbal

daun nipah (N. fruticans) agar didapatkan teh dengan aktivitas antioksidan terbaik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah suhu dan lama pengeringan mempengaruhi aktivitas

antioksidan teh herbal daun Nypa fruticans?

2. Berapakah suhu dan lama pengeringan yang menghasilkan aktivitas

antioksidan tertinggi dari teh herbal daun Nypa fruticans?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh dari suhu dan lama pengeringan terhadap

aktivitas antioksidan teh herbal daun Nypa fruticans.

2. Mengetahui suhu dan lama pengeringan menghasilkan aktivitas

antioksidan tertinggi dari teh herbal daun Nypa fruticans.

Page 17: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

4

1.4 Hipotesis

1. Suhu dan lama pengeringan berpengaruh terhadap aktivitas

antioksidan teh herbal daun Nypa fruticans.

2. Semakin tinggi suhu dan lama pengeringan maka semakin tinggi

aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari teh herbal daun Nypa

fruticans.

1.5 Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi

terbaru kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas antioksidan

teh herbal daun nipah (N. fruticans) dalam menentukan suhu dan lama

pengeringan. Sehingga dapat digunakan sebagai pembanding dari penelitian

sebelumnya maupun sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.

1.6 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2017 di Laboratorium

Perekayasaan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya, Malang dan Badan Reserve Kriminal Polri Pusat Laboratorium

Forensik, Jakarta Timur.

Page 18: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi N. fruticans

2.1.1 Klasifikasi

Nypa fruticans biasanya disebut “mangrove palm” karena merupakan salah

satu jenis palma (palm) yang habitatnya didominasi oleh mangrove. Tumbuhan ini

tumbuh bergerombol pada bagian atas pasang surut sungai, daerah berlumpur,

dan sepanjang pantai. Meskipun secara umum tumbuh bersama mangrove jenis

lain namun dalam penanamnnya dilakukan zonasi sesuai kegunaannya dalam

menghambat abrasi.

Menurut Puspayanti, et al. (2013) nipah diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Genus : Nypa Spesies : Nypa fruticans Wurmb. N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. N. fruticans (Dokumen pribadi, 2017)

2.1.2 Morfologi

Tumbuhan nipah (N. fruticans) hidup bergerombol yang tidak memiliki

batang pada bagian permukaannya. Hal itu dikarenakan batangnya berada di

dalam tanah. Susunan daunnya nampak seperti daun kelapa. Warna daun hijau

Page 19: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

6

mengkilat pada permukaan atas sedangkan bagian bawah berserbuk dengan

ujung daun meruncing. Sistem perakarannya rapat dan kuat. Sehingga mampu

menyesuaikan kondisi perubahan air yang masuk ke dalamnya (Puspayanti, et al.,

2013).

2.1.3 Kandungan Kimia Nipah

Menurut Azuma, et al. (2002) terdapat 25 komponen senyawa kimia. Terdiri

dari asam lemak dan derivatnya, terpenoid, karotenoid dan derivatnya, benzenoid

senyawa lain yang belum diketahui. Sedangkan menurut Tsuji, et al. (2011),

terdapat senyawa tanin pada daunnya. Namun kualitasnya tidak terlalu baik.

Kandungan zat penghambat peroksida lipid pada nipah menunjukkan

aktivitas yang kuat. Peroksidasi lipid berperan dalam proses penuaan dan

beberapa penyakit kronis termasuk diabetes, gangguan saraf, kardio (penyakit

pembuluh darah) dan kanker (Bunyapraphatsara, et al., 2003). Menurut Osabor,

et al. (2008) bahwa nipah (N. fruticans) mengandung polifenol, tanin dan alkaloid.

2.2 Golongan Metabolit Sekunder

Menurut Saifudin (2014) metabolit sekunder adalah senyawa yang

disintesis oleh tumbuhan, mikrobia atau hewan melewati proses biosintesis yang

digunakan untuk menunjang kehidupan namun tidak vital (jika tidak ada tidak mati)

sebagaimana gula, asam amino dan asam lemak. Metabolit ini memiliki aktifitas

farmakologi dan biologi.

Saifudin (2014) berpendapat bahwa berdasarkan jalur biosintesis,

metabolit sekunder digolongkan menjadi :

1. Golongan asetat (C2) : poliketida dan asam lemak

2. Golongan mevalonat dan deoksisililulosa (C5): terpenoid

3. Golongan sikimat: fenil matanoid (C7) dan fenil propanoid (C9)

4. Golongan alkaloid

Page 20: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

7

5. Golongan campuran : kombinasi antar metabolit sekunder atau metabolit

sekunder dengan metabolit primer.

Sebagian ilmuan lain mengklasifikasikan metabolit sekunder berdasarkan

keluasan distribusinya dan kelimpahannya di alam. Golongan ini antara lain :

1. Golongan fenolik

2. Golongan flavonoid

3. Golongan saponin

4. Golongan minyak atsiri

5. Golongan tanin

6. Golongan alkaloid (terbatas pada beberapa genus)

7. Golongan steroid

Fenolik

Senyawa fenolik memiliki satu (1) atau lebih dari satu gugus hidroksil yang

menempel di cincin aromatik. Atau dapat disebutkan dalam kalimat lain yaitu suatu

senyawa yang sekurang-kurangnya memiliki satu gugus fenol. Kelompok fenolik

memiliki banyak anggota. Variasi gugus yang kemungkian tersubtitusi pada

kerangka fenol merupakan faktor yang memperbanyak anggota. Fenol dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Fenol

Komponen polifenol pada tanaman diketahui memiliki sifat multifungsi

seperti pereduksi, menyumbangkan atom hidrogen sebagai antioksidan dan

Page 21: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

8

peredam terbentuknya singlet oksigen. Flavonoid dan turunannya merupakan

golongan polifenol yang banyak dan sangat penting bagi tanaman. Sifat yang

penting dari golongan polifenol adalah kemampuannya bertindak sebagai

antioksidan (Bettuzzi, et al., 2006).

Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus

hidroksil yang tidak tersubtitusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etilasetat,

atau campuran dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstrak flavonoid

dari jaringan tumbuhan (Rijke, 2005). Flavonoid berada di dalam sel tumbuhan

yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan lingkungan. Flavomoid ini disintesis

oleh enzim multi kompleks di bagian sitoplasma tepatnya dipermukaan retikulum

endoplasma (Agati, et al., 2012).

Minyak atsiri

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang

(essential oil, volatil) yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman.

Bersifat mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir serta berbau

wangi sesuai tanaman penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan

tidak larut dalam air (Sudaryani dan Sugiharti, 1990).

Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat

kosmetik, parfum, antiseptik dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atsiri mampu

bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat suatu jenis

penyakit. Fungsi minyak atsiri sebagai bahan obat tersebut disebabkan adanya

bahan aktif, sebagai contoh bahan anti radang, hepatoprotektor, analgetik,

anestesik, antiseptik, psikoaktif dan antibakteri (Agusta, 2000).

Page 22: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

9

Tanin

Tanin berwarna kekuningan hingga coklat terang dan akan menjadi gelap

apabila terkena udara terbuka. Tanin mempunyai bau yang khas dan rasa sepat.

Ismarani (2012) menambahkan bahwa tanin merupakan suatu senyawa yang

mempunyai rasa pahit akibat gugus polifenolnya. Zat astringen pada tanin

mengakibatkan rasa kering dan mengkerut di dalam mulut setelah mengkonsumsi

buah pekat, teh pekat, serta anggur merah.

Alkaloid

Definisi alkaloid klasik menyatakan bahwa semua senyawa metabolit

sekunder yang mengandung unsur nitrogen di dalam kerangkanya. Alkaloid

diklasifikasikan berdasarkan asam amino prekursornya dan di dalam kerangkanya

masih memiliki atom nitrogen. Adrenalin adalah salah satu alkaloid yang

diproduksi oleh makhluk vertebrata dari asam amino tirosin. Adrenalin berfungsi

mediator pada sel saraf terkait rasa simpati dan kewaspadaan. Jadi tidaklah betul

alkaloid hanya terdapat pada tumbuhan melainkan hampir semua kingdom

termasuk manusia (Saifudin, 2014).

Gambar 3. Struktur Kimia Alkaloid (Saifudin, 2014)

Terpenoid

Terpenoid dapat dikatakan sebagai senyawa yang tersusun dari kerangka

isopren (C5), yakni rantai beranggota lima karbon bercabang (branching) metil

pada karbon nomor 2 atau kelipatannya. Senyawa-senyawa seskuiterpen

(Zingiberaceae), asam ursolat yang terdapat dalam berbagai tanaman dan bersifat

penghambat kanker dan menurunkan gula darah, asam betulinat yang tekandung

Page 23: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

10

dalam berbagai tatanaman termasuk buah kayu putih yang bersifat antidiabetes,

azadiraktin dari biji mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida, berbagai macam

parfum dan aroma kebanyakan adalah senyawa-senyawa terpenoid (Saifudin,

2014).

Steroid

Steroid mmerupakan salah satu metabolit sekunder turunan dari terpenoid.

Keberadaan senyawa terpenoid berbobot molekul rendah berlimpah distribusinya

pada tumbuhan dan makhluk tingkat rendah seperti jamur/fungi, bakteri dengan

struktur sangat beragam. Pada makhluk vertebrata dan manusia jenis senyawa

terpenoid didominasi turunan steroid (Saifudin, 2014).

2.3 Antioksidan

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang memiliki kemampuan untuk

bereaksi dengan radikal bebas menghasilkan suatu radikal bebas yang stabil

dengan cara menerima atau menyumbangkan elektronnya. Zat antioksidan ini

banyak terkandung dalam tanaman herbal (Dwiyanti dan Hati, 2014).

Antioksidan dikelompokkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin.

Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutathion

peroxidases (GSH.Prx). Antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E),

beta karoten dan asam askorbat (vitamin C). Antioksidan vitamin lebih populer

sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan yang termasuk ke dalam

vitamin dan fitokimia disebut flavonoid. Flavonoid memiliki kemampuan untuk

meredam molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas. Para peneliti di the U.S.

Department of Agriculture’s (USDA’s) Arkansas Children’s Nutrition Center in Little

Rock melakukan studi perbandingan antara buah kiwi, anggur merah dan stroberi,

hasil menunjukkan antioksidan dalam buah kiwi adalah yang paling mudah

dimetabolisme dan diserap ke dalam aliran darah (Inggrid dan Herry, 2014).

Page 24: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

11

2.4 Teh

Teh merupakan minuman yang berasal dari pucuk dauh tanaman teh

(Camellia sinensis) yang mengandung polifenol dan katekin. Sejumlah publikasi

menegaskan bahwa polifenol dan katekinnya sangat berperan sebagai

antioksidan, antikanker, antidiabetes, anti penyakit jantung dan anti sejumlah

penyakit degeneratif lainnya (Rohdiana, 2015). Menurut Rofiah (2015) bahwa

tanaman heh adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan

untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami proses pemanasan untuk

menonaktifkan enzim- enzim yang terdapat dalam daun teh, kemudian digulung

dan dikeringkan. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang digemari oleh

seluruh masyarakat Indonesia maupun dunia.

Teh herbal adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar atau buah

kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh herbal. Pengertian teh

herbal sudah umum dikalangan masyarakat, sehingga masyrakat sudah

menggunakan istilah “teh” untuk minuman yang bukan berasal dari daun teh

(Camellia sinensis) (Harun, et al., 2014).

Berdasarkan proses pengolahannya, jenis teh dapat dibedakan menjadi

teh tanpa fermentasi (teh putih dan teh hijau), teh semi fermentasi (teh olong),

serta teh fermentasi (teh hitam). Diantara jenis teh yang ada, teh putih atau white

tea merupakan teh dengan proses pengolahan paling sederhana, yaitu pelayuan

dan pengeringan. Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan teh putih

inipun hanya berasal dari pucuk dan dua daun dibawahnya. Pelayuan dapat

dilakukan dengan memanfaatkan panas dari sinar matahari. Biasanya proses

pelayuan ini mampu mengurangi kadar air sampai 12%. Selanjutnya, daun teh

yang sudah layu dikeringkan menggunakan mesin pengering (Rohdiana, 2015).

Page 25: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

12

Standar mutu produk teh telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia

mengenai produk teh kering dalam kemasan. Standar mutu produk teh dapat

dilihat pada Tabel 1.

No. Kriteria Uji Satuan Pesyaratan

1.2 Bau - Khas produk teh 1.3 Rasa - Khas produk teh 2. Kadar polifenol (b/b) % Min. 5,2 3. Kadar air (b/b) % Maks. 8,0 4. Kadar ekstrak dalam air

(b/b) % Min. 32

5. Kadar abu total (b/b) % Maks. 8,0 6. Kadar abu larut dalam air

dari abu total (b/t) % Min. 45

7. Kadar abu ta larut dalam asam (b/b)

% Maks. 1,0

8. Alkalinitas abu larut dalam air (sebagai KOH) (b/b)

% 1-3

9. Serat kasar (b/b) % Maks. 16,5 10. Cemaran logam 10.1 Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 0,2 10.2 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0 10.3 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0 10.4 Merkuri (Hg) mg/kg Maks. 0,03 11. Cemaran arsen (As) mg/kg Maks. 1,0 12. Cemaran mikroba: 12.1 Angka lempeng total (ALT) koloni/g Maks. 3 x 103 12.2 Bakteri coliform APM/g < 3 12.3 Kapang koloni/g Maks 5 x 103

Sumber : SNI 3836:2013

2.5 Pengaruh Pengeringan terhadap Aktivitas Antioksidan

Pengeringan merupakan tahapan pokok dalam pembuatan teh.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun teh, sehingga teh

menjadi lebih awet dan lebih praktis untuk disimpan, tetapi pengeringan juga dapat

menurunkan aktivitas antioksidan bahan yang dikeringkan (Indarwanti, 2015).

Pembuatan teh herbal dilakukan dengan proses pengeringan. Tahap

pengeringan dapat dilakukan secara konvensional maupun modern. Tujuan

pengeringan teh herbal adalah memperpanjang masa simpan, menghilangkan

aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut zat aktif, memudahkan dalam

Page 26: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

13

pengelolaan selanjutnya dan dapat menguraikan senyawa racun pada bahan

pangan. Pengeringan kulit buah manggis dapat dilakukan dengan secara alami

maupun menggunakan mesin pengering yaitu oven. Suhu pengeringan tergantung

jenis herbal dan jenis pengeringannya,herbal dapat dikeringkan pada suhu 30-

90°C (Harun, et al., 2014). Namun suhu pengeringan terbaik tidak melebihi 60°C

(Departemen Kesehatan RI, 1985).

Perubahan kadar air terjadi pada saat proses pengeringan teh herbal. Hal

ini terjadi karena, panas yang ditransfer dari medium pemanas kebahan

menyebabkan terjadi penguapan air. Pengeringan menyebabkan perubahan

terhadap penilaian organoleptik yaitu warna, rasa, aroma, dan aktivitas

antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh herbal dari kulit buah

manggis yang dikeringkan pada suhu 85°C memiliki nilai IC50 tertinggi, diduga suhu

yang digunakan tidak terlalu tinggi dan lama pengeringan yang cepat, sehingga

tidak merusak senyawa antioksidan. Sedangkan pada suhu 90°C aktivitas

antioksidan mengalami penurunan, hal itu disebabkan sebagian senyawa

antioksidan akan rusak pada suhu yang terlalu tinggi (Harun, et al., 2014).

Hasil penelitian Adri dan Wikanastri (2013) bahwa semakin lama

pengeringan semakin tinggi aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi

terdapat pada sampel teh daun sirsak dengan perlakuan lama pengeringan 150

menit, yaitu sebesar 76,06% dan terendah 53,17% pengeringan 30 menit. Kondisi

tersebut disebabkan oleh proses pengeringan sehingga meningkatkan zat aktif

yang terkandung dalam daun teh (Winarno, 2004).

2.6 DPPH

Radikal DPPH adalah suatu senyawa organik yang mengandung

nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada λmax 517 nm dan berwarna

ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut

Page 27: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

14

akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning. Perubahan

tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer. Penurunan intensitas warna

yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada

DPPH. Hal ini dapat terjadi apabila adanya penangkapan satu elektron oleh zat

antioksidan, menyebabkan tidak adanya kesempatan elektron tersebut untuk

beresonansi (Sayuti dan Rina, 2010).

Radikal bebas yang umumnya digunakan sebagai model dalam penelitian

antioksidan atau peredam radikal bebas adalah 1,1-difenil- 2-pikrilhidrazil (DPPH)

Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk

skrening aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa selain itu metode ini

terbukti akurat, reliabel dan praktis (Sayuti dan Rina, 2010).

1.7 LCMS

LC-MS merupakan perpaduan HPLC dengan MS (LC-MS). Analisa dengan

metode LC-MS menggunakan fasa gerak atau pelarut untuk membawa sampel

melalui kolom yang berisi padatan pendukung yang dilapisi cairan sebagai fasa

diam. Selanjutnya analit dipartisikan di antara fasa gerak dan fasa diam tersebut,

sehingga terjadi pemisahan karena adanya perbedaan koefisien partisi. Sampel

yang telah dipisahkan dalam kolom diuapkan pada suhu tinggi, kemudian

diionisasi. Ion yang terbentuk difragmentasi sesuai dengan rasio massa/muatan

(m/z), yang selanjutnya dideteksi secara elektrik menghasilkan spektra massa.

Spektra massa merupakan rangkaian puncak-puncak yang berbeda-beda

tingginya (Hermiastuti, 2013).

Page 28: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

15

3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan untuk

preparasi, uji fitokimia dan uji aktivitas antioksidan. Alat yang digunkan untuk

penelitian yaitu pisau, talenan, timbangan digital, beaker glass (ukuran 1000 ml,

500 ml, 250 ml), gelas ukur 100 ml, spatula, corong kaca, labu erlenmeyer 250 ml,

corong pisah, waterbath, spektrofotometer UV-Vis, botol timbang, desikator,

tabung reaski, rak tabung reaksi, sendok bahan, pipet tetes, bola hisap, dan botol

kaca.

3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari sampel daun

mangrove jenis nipah (Nypa fruticans) yang diperoleh dari Clungup Mangrove

Conservation (CMC) Pantai Clungup, Sendang Biru, Malang, Jawa Timur. Bahan-

bahan lain yang digunakan HCl, Reagent dragendroff, kloroform, H2SO4, aquades,

etanol, dan FeCl2, DPPH, silica gel, aquades, tissue, dan alumunium voil.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sugiono (2006)

mengatakan bahwa suatu metode yang digunakan untuk memperoleh data yang

belum tersedia kemudia menggunakan variabel tertentu untuk mendapatkan data

melalui eksperimen (percobaan) disebut metode eksperimental. Dikatakan pula

43oleh Sugiarto (2006) bahwa data mentah yang telah dikumpulkan selanjutnya

ditabelkan dalam kelompok-kelompok tertentu dan diadakan kategorisasi atau

Page 29: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

16

klasifikasi, sehingga data yang ada mempunyai makna untuk menjawab

permasalahan dan bermanfaat menguji hipotesis yang diajukan.

3.3.2 Variabel

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas yaitu penggunaan daun secara acak untuk memudahkan penelitian

dalam pengambilan sampel. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini

berupa aktivitas antioksidan yang didapatkan dari akumulasi nilai IC50 tiap sampel,

kadar air, nilai total fenol, dan total flavonoid.

3.3.3 Parameter Uji

Parameter uji pada penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan nilai IC50.

Menurut Molyneux (2004) IC50 (inhibition concentration) yang didefinisikan sebagai

konsentrasi dari senyawa antioksidan yang dapat menyebabkan hilangnya 50%

aktifitas DPPH. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan.

Minami et al. (1994) mengelompokkan kekuatan aktivitas antioksidan berdasarkan

nilai IC50. Suatu senyawa dikelompokkan sangat aktif jika memiliki nilai IC50 <10,

aktif jika memiliki nilai IC50<100 dan tidak aktif jika memiliki nilai IC50>100 ppm.

3.3.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan menguji aktivitas antioksidan

potensi yang mungkin bisa dimanfaatkan dari nipah. Potensi tersebut antara lain

daun dan buah. Tujuan dilakukan penelitian pendahuluan adalah untuk

mengetahui aktivitas antioksidan terbaik antara daun dan buah. Parameter yang

digunakan adalah nilai IC50 terbaik. Sehingga perlakuan terbaik akan digunakan

pada penelitian utama. Rancangan percobaan penelitian pendahuluan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Sampel Ulangan

1 2 3 4 5 6 7 8

A A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 B B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8

Page 30: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

17

Keterangan :

A : Daun Nypa fruticans

B : Buah Nypa fruticans

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of

Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mrngetahui perbedaan antar

perlakuan.

Prosedur penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut :

a. Preparasi Sampel

Preparasi bahan baku meliputi pengumpulan daun dan buah mangrove

segar N. fruticans yang diperoleh dari Clungup Mangrove Conservation (CMC),

Pantai Clungup, Sendang Biru, Malang, Jawa Timur. Selanjutnya bahan baku

dilakukan pencucian dengan air mengalir lalu dilakukan pemisahan antara helai

daun dan tulang daunnya guna mempermudah saat proses pemotongan. Begitu

juga pada buah yang dipisahkan dari kulitnya. Setelah itu dilakukan pemotongan

(resize) pada helai daun. Kemudian daun dan buah nipah kemudian dihaluskan.

Prosedur preparasi sampel N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Prosedur preparasi sampel N. fruticans

b. Uji Kadar Air (BSN, 2006)

Uji kadar air dilakukan pada penelitian pendahuluan dan penelitian utama.

Sampel yang digunakan pada penelitian penahuluan adalah daun dan buah nipah

Daun dan buah (Nypa fruticans)

Dicuci dengan air mengalir

Dipotong (resize) lalu dihaluskan

Sampel

Page 31: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

18

yang telah dilakukan preparasi. Sedangkan pada penelitian utama digunakan

sampel daun nipah yang telah dikeringkan pada masing-masing suhu dan waktu

pengeringan.

Metode pengujian kadar air, dimasukkan cawan kosong ke dalam oven

minimal 2 jam. Kemudian pindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30

menit sampai mencapai suhu ruang dan timbang bobot kosong (dihitung sebagai

berat A). Selanjutnya ditimbang tiap ekstrak yang telah dihaluskan sebanyak ± 2 g

ke dalam cawan (dihitung sebagai berat B). Lalu dimasukkan cawan yang telah

diisi dengan contoh ke dalam oven vakum pada suhu 105ºC selama 16 jam – 24

jam. Kemudian pindahkan cawan dengan menggunakan alat penjepit ke dalam

desikator selama ± 30 menit kemudian ditimbang (dihitung sebagai berat C).

Pengujian dilakukan minimal secara duplo (dua kali) (BSN, 2006). Prosedur uji

kadar air daun dan buah nipah dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Uji Kadar Air

Cawan kosong di masukkan kedalam oven ± 1050C selama 2

jam oven

Dimasukkan kedalam desikator 30

menit

Ditimbang sebagai berat A

Ditambahkan 1-2 g ekstrak (B)

Dimasukkan kedalam oven ± 1050C selama 16-24

jam

Dimasukkan kedalam desikator ± 30 menit

Ditimbang sebagai berat C

Dihitung persentase kadar air

Page 32: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

19

c. Ektraksi (Prihanto, et al., 2011)

Ekstraksi pada sampel dilakukan dengan metode maserasi menggunakan

pelarut metanol dengan perbandingan 1:3 (b/v) selama 24 jam, selanjutnya ekstrak

difiltrasi untuk memisahkan pelarut dengan sampel. Filtrat yang terkumpul

dipisahkan antara pelarut dan ekstraknya menggunakan vacum rotary evaporator

pada suhu 40-50°C hingga diperoleh ekstrak kasar berbentuk pasta. Hasil

ekstraksi menghasilkan ekstrak kasar, yang kemudian ditimbang untuk

mendapatkan rendemen ekstraknya. Prosedur ekstraksi daun dan buah nipah

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Prosedur Ektraksi Daun dan Buah Nipah

d. Uji Aktivitas Antioksidan (Patra, et al., 2009)

Uji aktivitas antioksidan daun dan buah nipah dilakukan dengan

mengunakan metode DPPH untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan

senyawa dalam teh herbal daun nipah dengan prinsip adanya reaksi penangkapan

hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH. Sampel daun dan buah nipah

sebanyak 5 mg dijadikan dalam gram yaitu 0,005 gram dilarutkan dalam 5 mL

Sampel

Dimaserasi dengan dengan metanol (1:3) b/v selama 24 jam

Filtrat disaring menggunakan kertas saring

Dievaporasi menggunakan vaccum rotary evaporator pada suhu 40-50°C

Ekstrak

Ditimbang

Rendemen

Page 33: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

20

metanol (1000 ppm) larutan tersebut menjadi larutan induk atau stok, dari larutan

stok diambil konsentrasi 0 ppm, 12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200

ppm. Setelah itu masing-masing perlakuan dengan konsentrasi sampel diambil

0,1ml dimasukan kedalam botol vial dan ditambah larutan DDPH 0,1mM sebanyak

2mL. Sampel kemudian digoyangkan sampai homogen dan dibiarkan selama 30

menit ditempat gelap dengan suhu ruang. Lalu diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 517nM dengan menggunakan spektrofotometer UV-vis dan dihitung

presentase peredamannya menggunakan rumus sebagai berikut:

(%) Peredaman =A0 -A1

A0 x 100%

Keterangan :

A0 : Absorbansi kontrol (metanol+DPPH) tanpa sampel

A1 : Absorbansi sampel uji (sampel + DPPH)

Page 34: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

21

Prosedur uji aktivitas antioksidan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Uji Aktivitas Antioksidan

Presentase penghambat aktivitas radikal bebas (% inhibisi) diperoleh dari

nilai absorben sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara

konsentrasi sampel dan persen inhibisi. Nilai konsentrasi penghambat aktivitas

radikal bebas sebanyak 50% (IC50) dihitung dengan menggunakan persamaan

regresi linear yaitu y = ax+b. Nilai IC50 diperoleh dengan memasukkan y = 50 serta

nilai a dan b yang telah diketahui.

3.5 Rancangan dan Prosedur Penelitian Utama

Penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

menggunakan faktor suhu dan lama pengeringan. Variasi suhu pengeringan

Ekstrak daun dan buah Nypa fruticans 0,005 g

Diambil 12,5 ppm; 25 ppm ; 50 ppm ; 100 ppm ; 200 ppm

Dimasukkan masing-masing kedalam botol vial

Diambil 0,1 mL larutan sampel

Ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0,1 mM

Dihomogenkan

Dibiarkan selama 30 menit dalam tempat gelap

Dilarutkan dalam 5 ml metanol (1000 ppm)

Diukur absorbansi pada 517 nm

Dihitung % inhibisi dan nilai IC50

Page 35: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

22

antara lain 40, 50 dan 60 (°C) dengan lama pengeringan 24, 36, 48 (jam).

Kemudian sampel dihitung rendemen, diuji kadar air, fitokimia, aktivitas

antioksidan, uji kuantitatif fenol, dan uji kuantutatif flavonoid. Rancangan

percobaan pada penelitian utama terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan Percobaan Penelitian Utama

Pengeringan Ulangan

Suhu (oC) Lama (jam) 1 2 3 40 24 (B1) (A1B1)1 (A1B1)2 (A1B1)3

(A1) 36 (B2) (A1B2)1 (A1B2)2 (A1B2)3 48 (B3) (A1B3)1 (A1B3)2 (A1B3)3

50 24 (B1) (A2B1)1 (A2B1)2 (A1B1)3 (A2) 36 (B2) (A2B2)1 (A2B2)2 (A1B2)3

48 (B3) (A2B3)1 (A2B3)2 (A1B3)3

60 24 (B1) (A3B1)1 (A3B1)2 (A3B1)3 (A3) 36 (B2) (A3B2)1 (A3B2)2 (A3B2)3

48 (B3) (A3B3)1 (A3B3)2 (A3B3)3

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of

Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mrngetahui perbedaan antar

perlakuan.

Prosedur penelitian utama antara lain :

a. Preparasi Sampel

Preparasi bahan baku meliputi pengumpulan daun mangrove segar N.

fruticans yang diperoleh dari Clungup Mangrove Conservation (CMC), Pantai

Clungup, Sendang Biru, Malang, Jawa Timur. Selanjutnya bahan baku dilakukan

pencucian dengan air mengalir lalu dilakukan pemisahan antara helai daun dan

tulang daunnya guna mempermudah saat proses pemotongan. Setelah itu

dilakukan pemotongan (resize) pada helai daun. Ukuran potongan daun kecil-kecil

diperkirakan 1-2 mm. Prosedur preparasi sampel daun dan buah N. fruticans

dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 36: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

23

Gambar 8. Prosedur Preparasi Sampel Daun Nipah

b. Pengeringan

Sampel yang telah dibersihkan ditimbang kemudian diratakan dalam

loyang. Kemudian oven diatur suhu 40, 50, 60 °C dan dikeringkan sesuai lama

pengeringan (24, 36, 48 jam). Setelah kering sampel diangkat dari oven. Kemudian

ditimbang untuk memperoleh nilai rendemen. Prosedur pengeringan teh herbal

daun N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Prosedur Pengeringan Sampel Daun Nipah

c. Penyeduhan Teh Herbal Daun N. fruticans (SNI 01-1902-1995) dengan modifikasi Ekstraksi sampel dilakukan dengan membuat seduhan teh dengan

prosedur sesuai dengan SNI 01-1902-1995. Menimbang sampel sebanyak 5 g.

Kemudian dimasukkan ke dalam cangkir pencoba (beaker glass) yang berukuran

Daun (N. fruticans)

Dicuci dengan air mengalir

Dipisahkan dari tulang daun

Dipotong (resize) ukuran 1-2 mm

Sampel

Sampel

Ditimbang

Diratakan dalam loyang

Dioven pada suhu 40, 50, 60 °C dan lama pengeringan 24, 36, 48 jam

Teh herbal kering

Page 37: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

24

250 ml. Mendidihkan air murni sampai tepat mendidih, kemudian dituangkan

kedalam beaker glass yang telah berisi sampel, tutup, biarkan selama 5, 10, 15

menit, kemudian disaring. Prosedur penyeduhan teh herbal daun N. fruticans

dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Prosedur Penyeduhan Teh Herbal Daun N. fruticans

d. Uji Fitokimia

Kandungan fitokimia sampel seduhan teh herbal daun nipah dianalisis

menggunakan metode Harborne (1998) dan Trease dan Evan (2002).

Pengujian Alkaloid (Nafisah, et al., 2014)

Sampel sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 1 tetes HCl dan dihomogenkan. Kemudian ditambahkan 3 tetes

pereaksi alkaloid yaitu, pereaksi Meyer, Dragendorff, dan Wagner. Hasil uji

dinyatakan positif mengandung alkaloid apabila menunjukkan adanya endapan

berwarna putih kekuningan dengan pereaksi Meyer, endapan berwarna merah

jingga apabila ditambahkan pereaksi Dragendorff, dan endapan berwarna coklat

jika ditambahkan pereaksi Wagner. Prosedur uji alkaloid teh herbal daun Nypa

fruticans dapat dilihat pada Gambar 11.

Menimbang sampel

sebanyak 5 gram

Dimasukkan ke dalam beaker

glass 250 mL

Air mendidih

Ditutup

Dibiarkan 15 menit

Disaring

Page 38: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

25

Gambar 11. Prosedur Uji Alkaloid Teh Herbal Daun N. fruticans

Pengujian Steroid dan Terpenoid (Sangi, et al., 2008)

Sampel sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 0,5 ml asetat anhidrat dan 0,5 ml kloroform. Tambahkan larutan

H2SO4 pekat sebagai pengkatalis reaksi. Adanya senyawa steroid terbentuk warna

hijau kebiruan dan senyawa terpenoid terbentuk warna merah ungu. Prosedur uji

steroid dan terpenoid teh herbal daun N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Prosedur Uji Steroid dan Terpenoid Teh Herbal Daun Nipah

1 ml sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 1 tetes HCl

Ditambahkan 3 tetes pereaksi Meyer

Ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendorff

Ditambahkan 3 tetes pereaksi Wagner

Berwarna putih kekuningan

Berwarna merah jingga

Berwarna coklat

1 ml sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 0,5 ml setat anhidrat dan 0,5 ml kloroform

Ditambahkan larutan H2SO4

Adanya senyawa steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau kebiruan dan senyawa terpenoid ditandai

dengan terbentuknya warna merah ungu

Page 39: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

26

Pengujian Flavonoid (Darminto, et al., 2009)

Sampel sebanyak 2 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan

sedikit serbuk magneium dan 2 ml HCl 2 N. Senyawa flavonoid ditunjukkan dengan

terbentuknya warna merah, kuning atau jingga. Prosedur uji flavonoid teh herbal

daun Nypa fruticans dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Prosedur Uji Flavonoid Teh Herbal Daun N. fruticans

Pengujian Tanin (Agustino, et al., 2014)

Sampel sebanyak 1 ml dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl3 1%. Adanya senyawa tanin ditandai dengan

timbulnya warna biru, hijau, merah, ungu atau hitam. Prosedur uji tanin teh herbal

daun N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Prosedur Uji Tanin Teh Herbal Daun N. fruticans

2 ml sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan sedikit serbuk magnesium dan 2 ml HCl 2 N

Terbentuk warna merah, kuning, atau jingga

1 ml sampel

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl3 1%

Tanin ditandai dengan warna biru, hijau, merah, ungu atau hitam

Page 40: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

27

e. Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Patra, et al., 2009)

Uji aktivitas antioksidan teh herbal daun nipah dilakukan dengan

mengunakan metode DPPH untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan

senyawa dalam teh herbal daun nipah dengan prinsip adanya reaksi penangkapan

hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH. Sampel teh herbal daun nipah

sebanyak 5 mg dijadikan dalam gram yaitu 0,005 gram dilarutkan dalam 5 mL

metanol (1000 ppm) larutan tersebut menjadi larutan induk atau stok, dari larutan

stok diambil konsentrasi 0 ppm, 12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200

ppm. Setelah itu masing-masing perlakuan dengan konsentrasi sampel diambil

0,1ml dimasukan kedalam botol vial dan ditambah larutan DDPH 0,1mM sebanyak

2mL. Sampel kemudian digoyangkan sampai homogen dan dibiarkan selama 30

menit ditempat gelap dengan suhu ruang. Lalu diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 517nM dengan menggunakan spektrofotometer UV-vis dan dihitung

presentase peredamannya menggunakan rumus sebagai berikut:

(%) Peredaman =A0 -A1

A0 x 100%

Keterangan :

A0 : Absorbansi kontrol (metanol+DPPH) tanpa teh herbal daun nipah

A1 : Absorbansi sampel uji (the herbal daun nipah + DPPH)

Prosedur uji aktivitas antioksidan teh herbal daun N. fruticans dapat dilihat

pada gambar 15.

Page 41: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

28

Gambar 15. Prosedur Uji Antioksidan Teh Herbal Daun N. fruticans

f. Uji Kuantitatif Fenol (Haron dan Raob, 2014)

Penentuan kandungan total fenol dilakukan dengan menggunakan reagen

Folin Ciocalteu dan sebagai standar digunakan asam galat.

Pengujian sampel dilakukan dengan mengambil 0,005 g sampel teh herbal

daun nipah menggunakan mikropipet dimasukkan ke dalam botol vial kemudian

dilarutkan dalam 5 ml metanol untuk membuat larutan induk dengan konsentrasi

1000 ppm. Kemudian diambil sebanyak 0,5 ml lalu ditambahkan 2,5 ml Folin

Ciocelteau (1:10). Lalu ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 4

Ekstrak daun dan buah N. fruticans 0,005 g

Diambil 12,5 ppm; 25 ppm ; 50 ppm ; 100 ppm ; 200 ppm

Dimasukkan masing-masing kedalam botol vial

Diambil 0,1 mL larutan sampel

Ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0,1 mM

Dihomogenkan

Dibiarkan selama 30 menit dalam tempat gelap

Dilarutkan dalam 5 ml metanol (1000 ppm)

Diukur absorbansi pada 517 nm

Dihitung % inhibisi dan nilai IC50

Page 42: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

29

menit. Kemudian ditambahkan Natrium karbonat (Na2CO3) 7,5% dan didiamkan

selama 2 jam. Dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca total fenol pada

spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 760 nm. Prosedur uji total

fenol teh herbal daun N. fruticans dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Prosedur Uji Fenol Teh Herbal Daun N. fruticans

g. Uji Kuantitatif Flavonoid (Ahmad et al., 2015)

Ditimbang 100 mg ekstrak dilarutkan dalam 10 mL metanol. Diambil 1 ml

tambahan 3 mL metanol, ditambahkan 0,2 mL AlCl3 10%, tambahkan 0,2 mL

kalium asetat, dan dicukupkan dengan aquades sampai 10 ml simpan 30 menit

pada tempat gelap dengan suasana suhu kamar, absorbansinya di ukur pada

spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 431 nm. Kemudian dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

Seduhan teh herbal daun nipah 0,005 g

Dilarutkan dalam 5 mL metanol (1000 ppm) menjadi larutan induk

Diambil sebanyak 0,5 mL

Ditambahkan 2 mL Folin Ciocelteau (1:10)

Dibiarkan 4 menit

Ditambahkan 2 mL Natrium Karbonat (7,5%) dan didiamkan selama 2 jam

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 760 nm dengan spektrofotometer UV-Vis

Dihitung total fenol dengan persamaan garis linier kurva standar asam galat

Page 43: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

30

C = 𝐶1 ×𝑉

𝑚 × 𝐹𝑃

Keterangan :

C = Total flavonoid (mg/ml ekstrak)

C1 = konsentrasi kuersetin (mg/mL)

FP = Faktor pengencer

m = berat masa ekstrak

V = volume ekstrak (L)

Prosedur uji kuantitatif flavonoid teh herbal daun N. fruticans dapat dilihat

pada Gambar 17.

Gambar 17. Prosedur Uji Kuantutatif Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah

Ditambahkan 0,2 mL AlCl3 10%

Ditambahkan 0,2 mL kalium asetat dan ditambahkan aquades hingga 10 ml

Diambil 1 ml

Ditambahkan 3 mL metanol

Disimpan selama 30 menit pada suhu ruang

Diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 431 nm

100 mg ekstrak teh herbal daun N. fruticans

Page 44: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

31

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan

dari potensi yang bisa dimanfaatkan dari Nipah (Nypa fruticans). Potensi yang

dapat dimanfaatkan itu antara lain daun dan buah nipah. Dari kedua sampel

tersebut (daun dan buah) diselidiki kandungan aktivitas antioksidan terbaik yang

kemudian dimanfaatkan lebih lanjut pada penelitian utama. Berikut adalah hasil

penelitian pendahuluan yang telah dilakukan.

4.1.1 Kadar Air Daun dan Buah Nipah (N. fruticans)

Perhitungan kadar air pada daun dan buah nipah dilakukan setelah

preparasi. Kadar air dapat dikatakan sebagai persentase kandungan air pada

sampel yang dinyatakan dalam berat basah atau berat kering. Kadar air daun dan

buah nipah dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Kadar Air Daun dan Buah Nipah

Berdasarkan hasil ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan sampel antara

daun dan buah berpengaruh terhadap kadar airnya. Kadar air buah nipah sebesar

61,38% ±1,10 sedangkan pada daun nipah sebesar 55,60%±0,59. Buah nipah

memiliki kadar air lebih tinggi karena secara visual/fisik buah nipah lebih banyak

55.60±0.59

61.38±1.10

52.00

54.00

56.00

58.00

60.00

62.00

daun buah

Ka

da

r a

ir (

%)

Page 45: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

32

mengandung air daripada daunnya. Sesuai dengan pernyataan Ristiana, et al.

(2010), menyatakan bahwa buah yang sudah tua memiliki kadar air yang cukup

tinggi.

Peranan air dalam bahan pangan dapat mempengaruhi aktivitas

metabolisme misalnya aktivitas enzim, aktivitas mikroba, dan kimiawi yaitu

terjadinya ketengikan dan reaksi-reaksi non enzimatis (Imra et al., 2016).

4.1.2 Rendemen Ekstrak Daun dan Buah Nipah

Perhitungan rendemen ekstrak dari daun dan buah nipah dilakukan setelah

ekstraksi. Rendemen disebut sebagai perbandingan dari berat hasil akhir ekstrak

dengan berat bahan awal sebelum diekstraksi. Semakin tinggi rendemen maka

semakin baik karena sampel yang terekstrak semakin banyak. Rendemen pada

daun dan buah nipah dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Rendemen Ekstrak Daun dan Buah Nipah

Berdsarkan uji ANOVA ekstraksi menggunakan metanol berpengaruh

terhadap rendemen ekstrak daun nipah. Rendemen pada daun yaitu 8,06%±0,52

sedangkan pada buah sebanyak 2,88%±0,35. Hasil rendemen daun lebih tinggi

daripada buah diduga karena daun lebih banyak mengandung komponen bioaktif

daripada buah. Sesuai dengan pernyataan Fahn (1995), pada daun nipah memiliki

8.06±0.52

2.88±0.35

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

daun buah

% r

end

em

en

Page 46: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

33

ekstrak yang paling banyak diantara ekstrak akar dan biji buah nipah kemungkinan

disebabkan oleh jaringan metabolit primer yang terkandung pada bagian daun

sebagai hasil dari proses fotosintesis.

Menurut Saifudin (2014), biasanya organ daun memiliki ketersediaan

material yang tinggi. Keragaman golongan metabolit sekunder di dalam daun

bermacam-macam mulai dari yang non polar seperti steroid, dan triterpene.

Semipolar seperti flavonoid hingga senyawa polar seperti polifenol dan glikosida

atau terpenoid terhidroksilasi.

4.1.3 Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Nipah

Parameter utama penelitian pendahuluan dilakukan dengan menguji

aktivitas antioksidan sampel daun dan buah nipah. Tujuannya untuk mengetahui

aktivitas antioksidan terbaik dari kedua sampel sehingga pada penelitian utama

akan dimanfaatkan lebih lanjut. Hasil aktiiivitas antioksidan dari daun dan buah

nipah dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Nipah

Berdasarkan hasil ANOVA ekstraksi menggunakan metanol berpengaruh

terhadap nilai IC50 buah dan daun nipah. Nilai IC50 pada buah nipah sebesar

322,49±2,96 ppm sedangkan pada daun nipah sebesar 27,83±0,44 ppm. Hal itu

menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan terbaik adalah daun nipah yaitu sebesar

27.83±0.44

322.49±2.96

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

350.00

daun buah

IC5

0 (

ppm

)

Page 47: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

34

27,83±0,44 ppm. Karena semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas antioksidan

semakin tinggi.

Sesuai penelitian Putri, et al. (2012), ekstrak daun nipah memiliki aktivitas

antioksidan tertinggi dibandingkan ekstrak akar dan biji buah nipah. Aktivitas

antioksidan pada pelarut metanol didapatkan nilai IC50 pada daun nipah

17,72±0,107 ppm. Sedangkan pada penelitian Imra, et al. (2016), didapatkan nilai

IC50 sebesar 22,50 ppm dan buah sebesar 415,00 ppm. Aktivitas antioksidan pada

daun nipah tergolong sangat kuat dan buah nipah tergolong sangat lemah.

4.2 Penelitian Utama

Penelitian pendahuluan telah diketahui aktivitas antioksidan antara daun

dan buah nipah. Ternyata daun memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada

buah nipah. Sehingga pada penelitian utama dimanfaatkan daun nipah sebagai

teh herbal. Berikut adalah hasil dari penelitian utama.

4.2.1 Kadar Air Teh Herbal Daun Nipah (N. fruticans)

Suatu bahan pangan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Hal itu

dipengaruhi oleh jenis bahan pangan itu sendiri ataupun selama proses

pengolahannya. Kadar air dalam bahan pangan dinyatakan dalam persentase

dimana semakin tinggi persentasenya maka semakin tinggi pula kadar air bahan

pangan tersebut. Proses pengeringan dikatakan salah satu faktor yang

berpengaruh dalam penentuan kadar air suatu bahan.

Pada penelitian ini dilakukan uji kadar air pada sampel teh herbal daun

nipah (Nypa fruticans) setelah dikeringkan. Suhu yang digunakan adalah 40, 50,

dan 60 (°C) dan lama yang digunakan adalah 24, 36, dan 48 (jam). Hasil

persentase kadar air masing-masing sampel dapat dilihat pada Gambar 21.

Page 48: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

35

Gambar 21. Hasil Persentase Kadar Air Teh Herbal Daun Nipah

Keterangan :

A1B1 : Perlakuan suhu 40°C selama 24 jam A1B2 : Perlakuan suhu 40°C selama 36 jam A1B3 : Perlakuan suhu 40°C selama 48 jam A2B1 : Perlakuan suhu 50°C selama 24 jam A2B2 : Perlakuan suhu 50°C selama 36 jam A2B3 : Perlakuan suhu 50°C selama 48 jam A3B1 : Perlakuan suhu 60°C selama 24 jam A3B2 : Perlakuan suhu 60°C selama 36 jam A3B3 : Perlakuan suhu 60°C selama 48 jam

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kombinasi suhu dan lama pengeringan

berpengaruh terhadap kadar air teh herbal daun nipah, sehingga dilanjutkan

dengan Uji Tukey. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar air teh herbal daun nipah

tertinggi pada sampel A1B1 (suhu 40°C lama 24 jam) sebesar 14,0%±0,5 dan

terendah pada sampel A3B3 (suhu 60°C lama 48 jam) sebesar 5.0%±0.35.

Semakin tinggi suhu dan semakin lama pengeringan kadar air mengalami

penurunan. Penurunan terjadi seiring semakin tinggi suhu dan waktu yang

digunakan. Perlakuan A1B1 (suhu 40°C selama 24 jam) memiliki kadar air tertinggi

sebesar 14,0 % ±0,5. Sedangkan perlakuan A3B3 (suhu 60°C selama 48 jam)

memiliki kadar air terendah sebesar 5,0% ±0,35.

14

.0±0

.5c

11

.0±0

.5b

10

.5±0

.5b

9.8±0

.5b

6.3

0.3

a

5.5±0

.4a

5.6±0

.7a

5.1±0

.3a

5.0±0

.3a

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3

Kadar

air (

%)

Perlakuan

Page 49: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

36

Tingginya kadar air pada perlakuan A1B1 dikarenakan penggunakan suhu

perlakuan yang rendah, yaitu 40°C dan waktu yang paling singkat (24 jam)

diantara perlakuan lainnya. Suhu yang rendah dan waktu yang singkat

mengakibatkan proses pengeringan yang kurang maksimal. Sedangkan pada

perlakuan A3B3 didapatkan hasil kadar air terendah yang dikarenakan tingginya

suhu pengeringan yang digunakan (60°C) dengan waktu yang paling lama (48

jam).

Sesuai dengan penelitian Adri dan Wikanastri (2013) yaitu proes

pengeringan teh daun sirsak digunakan waktu pengeringan selama 30, 60, 90,

120, dan 150 menit pada suhu 50°C. Didapatkan hasil kadar air terendah adalah

perlakuan waktu 150 menit. Hal itu membuktikan bahwa lama waktu pengeringan

berpengaruh terhadap kadar air suatu bahan.

Kadar air dari teh herbal daun nipah sudah sesuai SNI (Standar Nasional

Indionesia). Menurut SNI 01-1092-1995 tentang teh dalam kemasan kadar air

maksimal adalah 8%. Sedangkan pada perlakuan A2B2 (6,3%±0,37), A2B3

(5,5%±0,43), A3B1(5,6%±0.73), A3B2 (5,1%±0,36), A3B3 (5,0%±0,35) memiliki

kadar air di bawah SNI.

4.2.2 Fitokimia Teh Herbal Daun Nipah (N. fruticans)

Uji fitokimia merupakan cara sederhana yang digunakan untuk mengetahui

secara kualitatif adanya senyaa tertentu pada suatu bahan. Pada penelitian ini

dilakukan uji fitokimia pada teh herbal daun nipah (N. fruticans). Hasil uji fitokimia

teh herbal daun nipah dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 50: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

37

Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia pada Teh Herbal Daun Nipah Teh herbal daun Nypa fruticans

Senyawa Bioaktif

Alkaloid Steroid Terpenoid Flavonoid Tanin Sapoin

Suhu 40°C selama 24 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 40°C selama 36 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 40°C selama 48 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 50°C selama 24 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 50°C selama 36 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 50°C selama 48 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 60°C selama 24 jam

- + + ++ ++ +

Suhu 60°C selama 48 jam

- + + ++ ++ +

Keterangan : - (tidak terdeteksi) ; + (terdeteksi)

Hasil uji fitokimia pada teh herbal daun N. fruticans menunjukkan bahwa

terdapat senyawa steroid, terpenoid, flavonoid, tannin, dan saponin. Sementara

tidak terdapat senyawa alkaloid. Indikator positif dari uji alkaloid adalah dengan

terbentuknya endapan merah atau jingga pada preaksi dragendroff, endapan putih

kekuningan pada preaksi mayer dan endapan cokelat pada preaksi wagner.

Proses perubahan warna pada uji alkaloid menurut Nafisah et.al (2014)

dikarenakan nitrogen pada senyawa alkaloid bereaksi dengan logam K+ dari

kalium tetraiodomerkurat (II) yang membentuk kompleks kalium alkaloid yang

mengendap.

Indikator positif dari uji triterpenoid dan steroid adalah dengan terbentuknya

larutan berwarna merah untuk pertama kali pada reaksi positif triterpenoid dan

selanjutnya terbentuknya larutan biru dan hijau untuk reaksi positif steroid. Hasil

pengujian menunjukkan triterpen dan steroid terdapat pada seduhan teh herbal

daun nipah.

Indikator positif dari uji flavonoid adalah dengan terbentuknya warna

merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol. Pada hasil pegujian

Page 51: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

38

flavonoid, senyawa flavonoid terdapat pada seduhan teh herbal daun nipah. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Harborne (1998) bahwa senyawa flavonoid

merupakan senyawa yang larut dalam pelarut semi polar dan pelarut polar.

4.2.3 Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah (N. fruticans)

Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah

metode serapan radikal DPPH karena merupakan metode yang sederhana,

mudah dilakukan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat. Aktivitas

antioksidan dihitung melalui nilai IC50, semakin kecil nilai IC50 yang dihasilkan maka

semakin besar aktivitas antioksidan yang dimiliki. IC50 menyatakan konsentrasi

larutan sampel yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar 50%

(Suryaningrum, et al., 2006).

Pada penelitian ini dilakukan uji antioksidan pada sampel teh herbal daun

nipah (N. fruticans). Hasil nilai IC50 masing-masing sampel dapat dilihat pada

Gambar 22.

Gambar 22. Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah

Keterangan :

A1B1 : Perlakuan suhu 40°C selama 24 jam A1B2 : Perlakuan suhu 40°C selama 36 jam A1B3 : Perlakuan suhu 40°C selama 48 jam A2B1 : Perlakuan suhu 50°C selama 24 jam A2B2 : Perlakuan suhu 50°C selama 36 jam A2B3 : Perlakuan suhu 50°C selama 48 jam A3B1 : Perlakuan suhu 60°C selama 24 jam

16

8.5±2

.04

d

16

5.3±1

.48

bc

16

4.4±1

.87

bc

14

5.1±0

.69

ab

13

6.2±1

.87

a

16

1.0±1

.30

bc

18

1.5±1

.40

d

18

6.8±2

1.4

2d

21

9.3±1

.5e

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3

IC50 (

ppm

)

Perlakuan

Page 52: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

39

A3B2 : Perlakuan suhu 60°C selama 36 jam A3B3 : Perlakuan suhu 60°C selama 48 jam

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kombinasi suhu dan lama pengeringan

berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan teh herbal daun nipah, sehingga

dilanjutkan dengan Uji Tukey. Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey terlihat bahwa

aktivitas antioksidan tertinggi adalah teh herbal daun nipah dengan perlakuan

(A3B3) 60°C selama 48 jam yaitu dengan nilai IC50 nya sebesar 219,31 ppm±1,55

dan yang terendah adalah teh herbal daun nipah dengan perlakuan (A2B2) 50oC

selama 36 jam yaitu dengan nilai 136,16 ppm ±1,87. Semakin tinggi niali IC50 maka

semakin buruk aktivitas antioksidannya dan sebaliknya. Klasifikasi antioksidan

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi Senyawa Antioksidan Nilai IC50

Sangat kuat IC50 < 50 ppm Kuat 50 ppm < IC50 < 100 ppm Sedang 100 ppm < IC50 < 150 ppm Lemah 150 ppm < IC50 < 200 ppm Sangat lemah IC50 > 200 ppm

Sumber : (Molyneux, 2004) dengan modifikasi

Perlakuan terbaik adalah teh herbal daun nipah dengan perlakuan 50oC

selama 36 jam yaitu dengan nilai 136,162 ppm±1,87. Senyawa aktif dalam teh

herbal daun nipah mampu meredam radikal bebas dengan kemampuan sedang.

Nilai IC50 berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan. Semakin tinggi nilai IC50

maka semakin rendah aktivitas antioksidannya dan sebaliknya.

Suhu dan lama pengeringan berpengaruh nyata terhadap aktivitas

antiokisdan teh herbal daun nipah (N. fruticans). Hasil analisis antioksidan teh

daun sirsak pada penelitian Adri dan Wikanarti (2013), diketahui bahwa semakin

lama pengeringan semakin rendah nilai IC50, sehingga nilai terendah pada

pengeringan 150 menit sebesar 82,16 ppm dan tertinggi 117,86 ppm pada

pengeringan 30 menit.

Page 53: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

40

Hernani dan Rahmawati (2009), menyatakan bahwa pengeringan dengan

oven pada tanaman obat daun sambiloto dengan variasi suhu 40o, 50o dan 60oC

akan mempengaruhi kualitas daun kering dan kandungan senyawa aktif daun

tersebut.

4.2.4 Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah

Analisa total fenol pada sampel pertama dilakukan pembuatan kurva asam

galat. Perhitungan total fenol diidasarkan pada standar tersebut dan menunjukkan

sebagai ekuivalen asam galat (GAE) per gram bahan. Pengujian tiap sampel

dibaca pada spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 760 nm.

Senyawa fenolik merupakan salah satu senyawa bioaktif yang dapat bersifat

antioksidan. Grafik total fenol teh herbal daun nipah dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Total Fenol Teh Herbal Daun Nipah

Keterangan :

A1B1 : Perlakuan suhu 40°C selama 24 jam A1B2 : Perlakuan suhu 40°C selama 36 jam A1B3 : Perlakuan suhu 40°C selama 48 jam A2B1 : Perlakuan suhu 50°C selama 24 jam A2B2 : Perlakuan suhu 50°C selama 36 jam A2B3 : Perlakuan suhu 50°C selama 48 jam A3B1 : Perlakuan suhu 60°C selama 24 jam A3B2 : Perlakuan suhu 60°C selama 36 jam

276.7±20.9

b

327.2±18.3

c

341.2±7.9

c

412.7±5.2

d

466.7±7.9

e

386.5±15.6

d

346.4±7.9

c

257.5±

7.9

ab

227.9±13.1

a

0.050.0

100.0150.0200.0250.0300.0350.0400.0450.0500.0

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3

Tota

l F

enol (m

gG

AE

/ 100 g

sam

pel)

Perlakuan

Page 54: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

41

A3B3 : Perlakuan suhu 60°C selama 48 jam

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kombinasi suhu dan lama pengeringan

berpengaruh terhadap total fenol teh herbal daun nipah, sehingga dilanjutkan

dengan Uji Tukey. Hasil uji Tukey dapat dilihat pada grafik di atas bahwa total fenol

teh herbal daun nipah (N. fruticans) memiliki nilai tertinggi sebesar 466,70 mg

GAE/100 g±7,98. Sedangkan kandungan fenolik teh herbal daun nipah memiliki

nilai terendah dengan rata-rata 227,85 mg GAE/100 g±13,13. Tinggi rendahnya

total fenol pada sampel dipengaruhi oleh suhu dan waktu pengeringan. Hal itu

disebabkan perlakuan suhu tinggi dalam lama waktu tertentu akan menghambat

kinerja enzim polifenol oksidase. Sehingga senyawa polifenol dapat ditekan.

Sesuai dengan pernyataan Supriyanto, et al. (2014), proses pelayuan

berpengaruh nyata terhadap kadar total fenol, semakin lama pelayuan kadar total

fenol semakin besar. Proses pelayuan dalam waktu relatif lama didukung pada

suhu tinggi mampu menonaktifkan enzim polifenol oksidase, Sehingga senyawa

fenol dalam daun kakao tidak banyak yang berubah.

Namun terjadi penurunan total fenol pada sampel A2B3 hingga A3B3.

Penurunan total fenol diduga karena rusaknya senyawa tersebut akibat suhu tinggi

dan paparan lama waktu saat proses pengeringan.

Menurut Septiana dan Asnani (2012), menjelaskan bahwa senyawa fenolik

atau senyawa polifenolik golongan flavonoid, turunan asam sinamat, tokoferol,

kumarin, dan asam polifungsional dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan.

Komponen fenolik mampu menghambat oksidasi lemak dengan menyumbang

atom hidrogen pada radikal bebas.

4.2.5 Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah

Senyawa flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk buah,

akar, daun, dan kulit luar batang (Ahmad et al., 2015). Pengukuran total flavonoid

Page 55: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

42

ditentukan dengan nilai absorbansi menggunakan spetrofotometri UV-Vis pada

panjang gelombang 431 nm. Total flavonoid pada teh herbal daun nipah (N.

fruticans) dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Total Flavonoid Teh Herbal Daun Nipah

Keterangan :

A1B1 : Perlakuan suhu 40°C selama 24 jam A1B2 : Perlakuan suhu 40°C selama 36 jam A1B3 : Perlakuan suhu 40°C selama 48 jam A2B1 : Perlakuan suhu 50°C selama 24 jam A2B2 : Perlakuan suhu 50°C selama 36 jam A2B3 : Perlakuan suhu 50°C selama 48 jam A3B1 : Perlakuan suhu 60°C selama 24 jam A3B2 : Perlakuan suhu 60°C selama 36 jam A3B3 : Perlakuan suhu 60°C selama 48 jam

Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kombinasi suhu dan lama pengeringan

berpengaruh terhadap kadar flavonoid teh herbal daun nipah, sehingga dilanjutkan

dengan Uji Tukey. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa total flavonoid tertinggi

pada perlakuan A2B2 (suhu 50°C lama 36 jam) sebesar 0,80 mg/ml ekstrak

sedangkan nilai terendah pada perlakuan A3B3 (suhu 60°C lama 48 jam) yaitu

sebesar 0,43 mg/ml ekstrak. Suhu pengeringan berpengaruh terhadap total

flavonoid sampel. Didapatkan nilai tertinggi dikarenakan adanya proses

pengeringan yang menyebabkan air pada sampel tertarik oleh panas sehingga

proses ekstraksi lebih maksimal. Selain itu ternyata lama waktu pengeringan juga

0.4

7±0.0

2ab

0.4

8±0

.01

ab

0.5

0±0

.01

b

0.7

0±0.0

2d

0.8

1±0

.02

e

0.6

9±0

.02

cd

0.6

8±0

.02

cd

0.6

4±0

.01

c

0.4

3±0

.02

a

0.000.100.200.300.400.500.600.700.800.90

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3

Tota

l F

lavonoid

(mg/m

l ekstr

ak)

Perlakuan

Page 56: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

43

berpengaruh terhadap total flavonoid sampel. Namun pada perlakuan A2B3

hingga A3B3 semakin tinggi dan lama pengeringan justru mengalami penurunan

total flavonoidnya. Hal itu diduga rusaknya senyawa bioaktif yang terkandung

dalam sampel akibat terpapar suhu tinggi dengan waktu yang lama.

Pada proses pelayuan terhadap daun tempuyung ternyata cara

pengeringan dan lama pelayuan akan berpengaruh terhadap kadar flavonoidnya

(Hernani et al., 1997).

4.2.6 Hubungan Antara Total Fenol dan Antioksidan

Total senyawa fenolik yang terkandung di dalam sampel merupakan hal

mendasar untuk diketahui sebelum pengujian aktivitas antioksidan. Uji total fenol

dilakukan dengan tujuan untuk menentukan total senyawa fenolik pada sampel

yang diuji. Menurut Septiana dan Asnani (2012), bahwa senyawa fenolik atau

senyawa polifenolik golongan flavonoid, turunan asam sinamat, tokoferol, kumarin,

dan asam polifungsional dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan.

Komponen fenolik mampu menghambat oksidasi lemak dengan menyumbang

atom hidrogen pada radikal bebas. Sehingga diduga bila kandungan senyawa

fenolik di dalam sampel tinggi maka aktivitas antioksidannya akan tinggi.

Analisis data mengenai hubungan antara nilai total fenol dinyatakan dalam

mg GAE/100 g. Sampel dengan aktivitas antioksidan sampel yang dinyatakan

dalam nilai IC50 pada teh herbal daun nipah menunjukkan adanya hubungan yang

berbanding lurus. Untuk mengetahui hubungan antara total fenol dan aktivitas

antioksidan teh herbal daun nipah dapat dilihat pada Gambar 25.

Page 57: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

44

Gambar 25. Hubungan Total Fenol dan Antioksidan Teh Herbal Daun Nipah

Keterangan :

A1B1 : Perlakuan suhu 40°C selama 24 jam A1B2 : Perlakuan suhu 40°C selama 36 jam A1B3 : Perlakuan suhu 40°C selama 48 jam A2B1 : Perlakuan suhu 50°C selama 24 jam A2B2 : Perlakuan suhu 50°C selama 36 jam A2B3 : Perlakuan suhu 50°C selama 48 jam A3B1 : Perlakuan suhu 60°C selama 24 jam A3B2 : Perlakuan suhu 60°C selama 36 jam A3B3 : Perlakuan suhu 60°C selama 48 jam

Berdasarkan Gambar 25. dapat diketahui bahwa hubungan kandungan

total fenol (mgGAE/ 100 g sampel) dengan aktivitas antioksidan (IC50) teh herbal

daun nipah berbanding lurus. Kekuatan aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan

nilai IC50 yang rendah. Korelasi antara total fenol dan aktivitas antioksidan

dinyatakan dalam R2=0,7815 yang artinya antara total fenol dan nilai IC50 memiliki

hubungan yang saling mempengaruhi. Dibuktikan pada perlakuan A2B2 (suhu

50°C selama 36 jam) yang memiliki nilai total fenol tertinggi yaitu 466,7 ±7,9 mg

GAE/100 g sampel dan memiliki nilai IC50 terendah yaitu 136,16±1,87 ppm.

y = -0.2808x + 264.71R² = 0.7815

100.0

120.0

140.0

160.0

180.0

200.0

220.0

240.0

200.0 300.0 400.0 500.0

IC50 (

pp

m)

Total Fenol (mg GAE/100 g sampel)

IC50

Linear (IC50)

A2B2

A2B1

A2B3

A3B2

A1B3 A1B2 A1B1

A3B1

A3B3

Page 58: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

45

Penjelasan di atas sesuai dengan pernyataan Jaya, et al. (2012), semakin

banyak total fenolik pada suatu bahan, maka aktivitas penangkapan radikal bebas

akan meningkat dan juga bahan tersebut memiliki potensi sebagai senyawa yang

bersifat antioksidan. Namun menurut Yusniarti, et al. (2013), kandungan total fenol

dalam suatu ekstrak tidak selalu memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan

aktifitas antioksidan ekstrak. Hal ini dapat dikarenakan tidak semua senyawa fenol

yang diekstrak dalam suatu pelarut merupakan senyawa fenol yang dapat

berfungsi sebagai antioksidan.

4.2.7 Identifikasi Senyawa Bioaktif dengan Uji Liquid Chromatograph Mass Spectrometry (LC-MS)

Dilakukan uji LC-MS bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa

yang terkandung di dalam sampel yang diuji. Sampel yang diuji adalah sampel

dengan perlakuan terbaik. Hasil identifikasi kromatogram seduhan teh herbal daun

nipah disajikan dalam Gambar 26.

Berdasarkan Gambar 26, dilakukan identifikasi senyawa bioaktif dari setiap

puncak, namun hanya bebrapa puncak yang diduga mengadung senyawa

antioksidan. Puncak-puncak itu terdiri dari beberapa waktu retensi yang disajikan

pada Gambar 27, 28, 29, dan 30.

Gambar 26. Hasil Identifikasi Kromatogram Seduhan Teh Herbal Daun Nipah

Page 59: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

46

- Waktu retensi 3,76

Gambar 27. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-1

Waktu retensi menit ke-3,76 menghasilkan dugaan senyawa yaitu senyawa

nicotiflorin dengan berat molekul 594,518 Da dan rumus molekul C27H30O15.

Menurut Dehaghani, et al. (2017) menyebutkan bahwa isolasi flavonoid dari P.

aucheri telah ditemukan 2 turunan senyawa dari O-glycosilated yang bernama

nicotiflorin dan narcissin. Nicotiflorin merupakan senyawa alami yang berasal dari

flavonol glycoside. Senyawa ini sangat penting bagi farmakologi. Manfaatanya

antara lain; menurunkan tekanan darah, antioksidan, anti inflamasi,

antinociceptive, antihipertensi, antianapalik. Juga berguna untuk melindungi

bahaya cerebral ischemic, melindungi dari ketidakfungsian memori (ingatan) dan

stress.

- Waktu retensi 3,94

Gambar 28. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-2

Page 60: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

47

Waktu retensi menit ke-3,94 dugaan senyawa yang terdeteksi adalah

senyawa vitexin dengan berat molekul 423,378 Da dan rumus molekul C21H20O10.

Menurut Redha (2010) telah dipaparkan bahwa beberapa senyawa flavonoid

seperti quercetin, kaempferol, myricetin, apigenin, luteolin, vitexin dan isovitexin

terdapat pada sereal, sayuran, buah dan produk olahannya dengan kandungan

yang bervariasi serta sebagian besar memiliki sifat sebagai antioksidan. Hal ini

telah memperkuat dugaan bahwa flavonoid memiliki efek biologis tertentu

berkaitan dengan sifat antioksidatifnya tersebut.

- Waktu retensi 4,19

Gambar 29. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-3

Waktu retensi menit ke-4,19 dugaan senyawa yang terdeteksi adalah

senyawa rhamnazin dengan berat molekul 330,289 Da dan rumus molekul

C17H14O7. Rhamnazin merupakan senyawa turunan dari quersetin. Sedangkan

quersetin merupakan senyawa golongan flavonoid. Secara umum golongan

flavonoid meiliki aktivitas biologis seperti antioksidan, anti inflamasi,

antiangiogenik, sitotoksik dan efek proapopoptis. Secara khusus dalam penelitian

ini rhamnazin merupakan senyawa sitotoksik (Philchenkov dan Zaveleveych,

2015).

Page 61: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

48

- Waktu retensi 7,67

Gambar 30. Spektrum masa untuk waktu retensi ke-4

Waktu retensi menit ke-7,67 dugaan senyawa yang terdeteksi adalah

senyawa 2-tert-Butyl-4-methoxyphenol dengan berat molekul 180,243 Da dan

rumus molekul C11H16O2. 2-Methoxy-4-vinylphenol, merupakan komponen yang

dapat digunakan sebagai antioksidan, antimikorba dan anti inflamasi. Nama lain

dari senyawa ini adalah (1).(2).phenol,2-methoxy-4-vinyl-(3).4-Hydroxy-3-

methoxystyrene(4). p Vinylguaiacol (5).4-Vinylguauacol (Ravikumar, et al., 2012).

Page 62: PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN ...repository.ub.ac.id/7372/1/Rani Dwi Andriani.pdfPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH HERBAL DAUN Nypa fruticans

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan suhu dan

waktu pengeringan berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan teh herbal daun

nipah (Nypa fruticans). Aktivitas antioksdian terbaik pada perlakuan A2B2 (suhu

50°C selama 36 jam) yaitu dengan nilai IC50 136,162 ppm ±1,87 dan tergolong

memiliki aktivitas antioksidan sedang.

5.2 Saran

Penelitian ini disarankan untuk dilakukan uji lanjut untuk mendapatkan

produk teh yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Selain itu perlu

dilakukan penelitian menggunakan metode ekstraksi dan pelarut yang berbeda.