Perawatan Mukokel Menggunakan Diode Laser

5
Perawatan mukokel menggunakan laser diode Abstrak Mukokel merupakan lesi yang sering muncul di rongga mulut, sebagian besar melibatkan kelenjar saliva minor, akibat putus atau kerusakan duktusnya menyebabkan kandungan kelenjar (mucin) dilepasakan ke subepitel. Faktor penyebab meliputi trauma, kebiasaan parafungsi, menggigit bibir, dll; dan jika tidak dirawat dapat menyebabkan tonjolan permanen di daerah yang terjadi mukokel. Beberapa jenis perawatan telah dianjurkan untuk mukokel dan diantaranya laser menjadi yang paling banyak digunakan dan metode paling maju. Pada laporan kasus ini, laser diode digunakan untuk eksisi mukokel di bibir bawah, keuntungannya yaitu mengurangi ketidaknyamanan, perdarahan, rekurensi, serta penerimaan pasien lebih baik. Kata kunci Laser diode, mukokel, kebiasaan parafungsi Pendahuluan Mukokel merupakan lesi yang biasa muncul di rongga mulut yang mengandung mucin yang diakibatkan oleh perubahan pada kelenjar saliva minor. Ini didefinisikan sebagai pembengkakan jaringan yang mengandung kumpulan mucus yang masuk ke dalam jaringan ikat dari duktus ekskretori. Tingkat kejadiannya tinggi dan merupakan lesi yang kedua tersering muncul di rongga mulut setelah fibroma iritasi, terjadi di dekade kedua kehidupan tanpa kecenderungan jenis kelamin. Daerah yang biasa terlibat yaitu bibir bawah; diikuti lidah, mukosa bukal, palatum, dan daerah retromolar. Secara klinis mukokel berukuran beberapa

description

Journal Translate

Transcript of Perawatan Mukokel Menggunakan Diode Laser

Perawatan mukokel menggunakan laser diodeAbstrakMukokel merupakan lesi yang sering muncul di rongga mulut, sebagian besar melibatkan kelenjar saliva minor, akibat putus atau kerusakan duktusnya menyebabkan kandungan kelenjar (mucin) dilepasakan ke subepitel. Faktor penyebab meliputi trauma, kebiasaan parafungsi, menggigit bibir, dll; dan jika tidak dirawat dapat menyebabkan tonjolan permanen di daerah yang terjadi mukokel. Beberapa jenis perawatan telah dianjurkan untuk mukokel dan diantaranya laser menjadi yang paling banyak digunakan dan metode paling maju. Pada laporan kasus ini, laser diode digunakan untuk eksisi mukokel di bibir bawah, keuntungannya yaitu mengurangi ketidaknyamanan, perdarahan, rekurensi, serta penerimaan pasien lebih baik.Kata kunciLaser diode, mukokel, kebiasaan parafungsiPendahuluanMukokel merupakan lesi yang biasa muncul di rongga mulut yang mengandung mucin yang diakibatkan oleh perubahan pada kelenjar saliva minor. Ini didefinisikan sebagai pembengkakan jaringan yang mengandung kumpulan mucus yang masuk ke dalam jaringan ikat dari duktus ekskretori. Tingkat kejadiannya tinggi dan merupakan lesi yang kedua tersering muncul di rongga mulut setelah fibroma iritasi, terjadi di dekade kedua kehidupan tanpa kecenderungan jenis kelamin. Daerah yang biasa terlibat yaitu bibir bawah; diikuti lidah, mukosa bukal, palatum, dan daerah retromolar. Secara klinis mukokel berukuran beberapa milimeter sampai sentimeter, tidak sakit, fluktuan, dan berwarna jernih sampai kebiruan. Penyebab mukokel telah dijelaskan oleh Yamasoba,dkk pada tahun 1990 yang meliputi trauma dan penyumbatan duktus saliva sebagian besar kelenjar saliva minor.Karena mukokel memiliki angka rekurensi tinggi, beragam jenis perawatan telah dibuat seperti bedah, bedah cryo, kortikosteroid intralesi, marsupialisasi, mikromarsupialisasi, dan laser. Beberapa jenis laser tersedia dengan panjang gelombang dan koefisien absorpsi yang berbeda-beda, khusus laser diode 810 nm diserap oleh melanin dan hemoglobin karena sifat ini, laser ini memiliki kemampuan memotong, koagulasi, mengikis, atau menguapkan jaringan lunak target dengan tepat. Laser diode mudah digerakkan dan ditangani karena tidak memiliki saluran air atau udara. Laser menyebabkan trauma lebih sedikit, meningkatkan penyembuhan, dan lebih cepat waktu pemulihan dibandingkan dengan metode konvensional.Laporan KasusKasus 1Pasien laki-laki sehat berusia 15 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama pembengkakan di daerah mukosa bibir bawah kiri sejak satu tahun dengan riwayat menggigit bibir (Gambar 1). Pada pemeriksaan klinis; lesi lunak, fluktuan, tidak sakit, ukuran kira-kira 1x1 cm dengan warna kebiruan tanpa hubungan dengan kelenjar limfa, sehingga dianggap sebagai mukokel. Rencana perawatan dijelaskan, informed consent tertulis ditandatangani oleh wali pasien.Eksisi laser (Picasso, AMD Laser Technologies, USA; panjang gelombang 810 nm) (Gambar 2 dan 3) dilakukan dibawah anestesi lokal (2% lignocaine dengan 1:80000 epinefrin), menggunakan tip berdiameter 300 m pada 1,3 W. Pasien diresepkan 600 mg brufen sesuai kebutuhan dan untuk menghentikan kebiasaan menggigit bibir, diberikan lip bumper. Terdapat penyembuhan yang baik tanpa adanya rekurensi setelah follow-up 1 tahun (Gambar 4 dan 5).Laporan kasus 2Pasien perempuan berusia 24 tahun datang ke bagian periodontik dengan keluhan utama pembengkakan terlokalisir pada mukosa bibir kanan bawah, dengan adanya riwayat pembengkakan rekuren yang membesar dan mengecil karena isinya keluar. Pada pemeriksaan intraoral menyeluruh lesi berukuran 1x1 cm, fluktuan lunak, dan warnanya jernih, tampak cusp tajam di daerah gigi 13.Lesi dieksisi dibawah anestesi lokal, menggunakan diameter tip 300 m pada 0,8-1,2 W secara terus-menerus dan jaringan yang terbakar dikeluarkan dengan hati-hati antar prosedur untuk mengurangi panas yang dihasilkan di daerah operasi (Gambar 7), dilakukan penyesuaian oklusi hubungannya dengan gigi 13. Instruksi postoperatif diberikan yang meliputi penggunaan 600 mg brufen seperlunya, bersama dengan obat kumur benzydamine hydrochloride 0,15% (Tantum) tiga kali sehari selama seminggu. Penyembuhan baik tanpa efek samping (perdarahan, edema, dan parestesi), dan dilaporkan tidak ada rekurensi bahkan setelah satu tahun (Gambar 8).DiskusiPada pemeriksaan klinis dan radiografi menyeluruh dan pertimbangan banyak kemungkinan diagnosis seperti kista retensi mukus, lipoma, mukoepidermoid karsinoma (tingkat rendah), dan sialolith; lesi didiagnosa sebagai mukokel. Ini dapat dirawat menggunakan banyak cara perawatan meliputi pembedahan dengan berbagai tingkat rekurensi jika tidak dikeluarkan bersama dengan kelenjar pemasoknya. Pada kasus ini, laser diode digunakan untuk eksisi mukokel, yang menunjukkan ketidaknyamanan,dan rasa sakit postoperatif yang minimal, edema tanpa perdarahan dan rekurensi setelah follow-up satu tahun. Pada penelitian pada hewan, Jin,dkk melaporkan bahwa laser diode termasuk alat pemotong mukosa oral yang baik. Jika dibandingkan dengan laser lain seperti argon, neodymium:yttrium-aluminium-garnet (Nd:YAG) dan laser karbondioksida, laser diode memiliki sifat yang mirip yang sangat diserap hemoglobin, menyebabkan peningkatan suhu sehingga membantu koagulasi dan karbonisasi jaringan lunak, seperti mukosa oral dan menghasilkan ketidaknyamanan dan bekas luka yang minimal. Laser diode hemat biaya, menurut Gontijo,dkk., laser diode lebih tepat untuk bedah jaringan lunak (panjang gelombang 810 nm) jika dibandingkan dengan laser lain.KesimpulanLaser diode efektif untuk perawatan mukokel pada laporan kasus ini karena penggunaan minimal anestesi, perdarahan kurang, tanpa bekas luka, tidak ada ketidaknyamanan postoperatif, penerimaan pasien lebih baik, dan yang paling penting akurat dan memberikan daerah operasi yang steril. Karena itu, laser diode dapat dipertimbangkan untuk perawatan mukokel. Gambar 1: Mukokel terletak di sisi kiri bibir bawahGambar 2: Eksisi lesi menggunakan laserGambar 3: Tampak intraoral lapisan yang terbakar dan tanpa perdarahan setelah eksisiGambar 4: Tampak satu minggu setelah perawatanGambar 5: Satu tahun postoperatif tampak penyembuhan yang baikGambar 6: Mukokel pada sisi kanan bibir bawahGambar 7: Eksisi lesi menggunakan laserGambar 8: Tampak satu tahun postoperatif menunjukkan penyembuhan yang baik