PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... ·...

56
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi di bidang Perhubungan perlu dilakukan penataan dalam pengaturan kepelabuhanan di Kabupaten Gresik b. Bahwa untuk maksud pada huruf a suatu peraturan mengenai kepelabuhanan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan,

Transcript of PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... ·...

Page 1: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

NOMOR 19 TAHUN 2001

TENTANG

KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi di bidang

Perhubungan perlu dilakukan penataan dalam pengaturan

kepelabuhanan di Kabupaten Gresik

b. Bahwa untuk maksud pada huruf a suatu peraturan mengenai

kepelabuhanan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945;

2. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum

dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan,

3. TAP MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Rekomendasi Kebijakan

Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah,

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara 19620 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 1125)

5. Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;

6. Undang-undang Nornor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran

(Lernbaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3493);

Page 2: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 113, Tambahan Lembaran

Negara Nornor 3501);

8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699)

9. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 33. Tambahan Lembaran Negara Nomor

3817);

10. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3839);

11. Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak dan

Retribusi Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis

mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993

Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran dan/atau perusakan laut (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3816);

14. Peraturan Pemerintah Nornor 25 Tahun 2000 Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Nomor

3952);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974 tentang Perubahan

Nama Kabupaten Surabaya menjadi Kabupaten Gresik;

16. Peraturan Pemerintah Nomnor 66 tahun 2001 tentang Retribusi

Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nornor 69 tahun 2001 tentang Kepulauan;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 25 Tahun 2000

tentang Organisa dan Tata Kerja Sekretaris Daerah;

Page 3: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

19. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 26 Tahun 2000

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 03 Tahun 2001

tentang Penataan Ruang Pantai Pesisir dan Pelabuhan Tahun 2000

s/d 2010;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 39 Tahun 2001

tentang Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Daerah.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN GRESIK

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG

KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Gresik;

2. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Gresik;

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah

sebagai Badan Eksekutif Daerah;

4. Bupati adalah Bupati Gresik;

5. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat;

6. Propinsi adalah Daerah Propinsi Jawa Timur;

7. Perairan adalah Perairan Laut dan Perairan Pedalaman (Sungai

dan Danau) yang berada dalam teritorial Kabupaten Gresik;

8. Kepelabuhanan adalah meliputi segala sesuatu yang berkaitan

dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya

Page 4: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang

kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal,

penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta

perpindahan intra dan/atau antar moda;

9. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

laut dan perairan pedalaman (sungai dan danau) di sekitarnya

dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar

muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra maupun antar moda transportasi;

10. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk

kepentingan pelayanan masyarakat umum;

11. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk

kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu;

12. Keselamatan Pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya

persyaratan keselamatan yang menyangkut angkutan di perairan

dan kepelabuhanan

13. Dinas Perhubungan adalah Perangkat Daerah yang mengatur,

mengawasi dan mengendalikan Penyelenggaraan Kepelabuhanan;

14. Penyelenggaraan Pelabuhan adalah Badan yang diberi ijin oleh

Pemerintah Daerah untuk mengusahakan kegiatan pelabuhan;

15. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang meliputi BUMN, BUMD, Swasta dan

Koperasi;

16. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan selanjutnya disingkat DLKP

Pelabuhan adalah wilayah perairan dan daratan yang

dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan;

17. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan selanjutnya disingkat

DLKP Pelabuhan adalah perairan di sekeliling daerah lingkungan

kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin

keselamatan pelayaran yang kewenangan pengelolaanya oleh

Pemerintah Kabupaten Gresik;

Page 5: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

18. Log Pond adalah perairan pantai atau laut yang digunakan untuk

penyimpanan kayu log;

19. Instalasi Bawah Air adalah instalasi kabel, peralatan lainnya yang

digelar atau dipendam di bawah dasar laut (Sea Bed) ;

20. Saluran Pengambilan/pembuangan Air Laut adalah saluran yang

dibangun untuk pengambilan air laut dan buangan air untuk

proses industri.

21. Moda adalah alat angkut/sarana angkutan untuk memindahkan

barang/hewan/orang/tumbuhan dari satu tempat ke tempat lain.

BAB II

KEWENANGAN

DI WILAYAH LAUT

Pasal 2

(1) Daerah mempunyai Kewenangan di Wilayah Laut 1/3 (sepertiga)

dan batas Laut Propinsi yang diukur dari garis pantai ke arah laut

sebagaimana tercantum dalam peta terlampir yang merupakan

bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini dan Perairan

Padalaman/sungai dan danau dalam Kabupaten Gresik;

(2) Wilayah Laut dan Perairan Pedalaman dimaksud pada ayat (1)

adalah sesuai dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik;

(3) Tanah Negara di wilayah pantai, kewenangan pengelolaannya

merupakan hak Daerah.

BAB III

KAWASAN PELABUHAN

Pasal 3

(1) Untuk memanfaatkan wilayah laut sebagaimana dimaksud Pasal

2, maka Kawasan Pelabuhan digunakan untuk Penyelenggaraan

Kepelabuhanan;

(2) Kawasan Pelabuhan dimaksud ayat (1) adalah sebagaimana diatur

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik.

Page 6: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

BAB IV

TATANAN KEPELABUHANAN

Pasal 4

(1) Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam Penyelenggaraan

Pelayanan, merupakan tempat untuk menyelenggarakan

pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan

pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya, ditata secara terpadu

guna mampu mewujudkan penyediaan jasa kepelabuhan sesuai

dengan tingkat kebutuhan;

(2) Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditata, guna

mewujudkan Penyelenggaraan Pelabuhan yang handal dan

berkemampuan tinggi, menjamin efisiensi dan mempunyai daya

saing global dalam rangka menunjang pembangunan daerah yang

berarti tumbuh dan berkembangnya Pembangunan Nasional.

Pasal 5

(1) Penyusunan tatanan kepelabuhanan sebagamana dimaksud dalam

pasal 4 ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan:

a. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Gresik;

b. Sistem transportasi;

c. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial

d. Kelestarian Lingkungan;

e. Keselamatan pelayaran

f. Standarisasi;

g. Pertahanan dan keamanan.

(2) Tatanan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

sekurang-kurangnya memuat kegiatan peran dan fungsi.

Pasal 6

(1) Pelabuhan menurut kegiatannya sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5 ayat (2) terdiri dari pelabuhan yang melayani kegiatan:

a. Angkutan laut yang selanjutnya disebut pelabuhan laut;

Page 7: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

b. Angkutan penyeberangan yang selanjutnya disebut pelabuhan

penyeberangan.

(2) Pelabuhan menurut perannya sebagaimana dimaksud dalam pasal

5 ayat (2) merupakan:

a. Simpul dalam jaringan transportasi;

b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian Daerah, Nasional dan

Internasional;

c. Tempat kegiatan alih moda transportasi;

d. Penunjang kegiatan industri dan perdagangan;

e. Tempat distribusi, konsolidasi dan produksi.

(3) Pelabuhan menurut fungsinya sebagaimana dimaksud dalam pasal

5 ayat (2) untuk:

a. Fungsi pemerintahan;

b. Fungsi ekonomi pelabuhan dan jasa penunjangnya.

Pasal 7

(1) Pelabuhan menurut jenis kegiatannya terdiri dari:

a. Pelabuhan umum yang diselenggarakan untuk melayani

kepentingan masyarakat umum;

b. Pelabuhan khusus yang diselenggarakan untuk kepentingan

sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.

(2) Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

diselenggarakan oleh Penyelenggara Pelabuhan;

(3) Masing-masing Penyelenggara diberikan kewenangan penuh

sesuai fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 8

(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenengannya melakukan

pembinaan kepelabuhanan yang meliputi aspek pengaturan,

pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan pembangunan,

pendayagunaan, pengembangan pelabuhan guna mewujudkan

tatanan kepelabuhanan.

Page 8: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

(2) Kegiatan pengaturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

meliputi kegiatan penetapan kebijaksanaan di bidang

kepelabuhanan;

(3) Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:

a. Pemantauan dan penilaian terhadap kegiatan pembangunan,

operasional dan pengembangan pelabuhan;

b. Tindakan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan

pembangunan, operasional dan pengembangan pelabuhan.

(4) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

meliputi:

a. Pemberian arahan dan petunjuk dalam melaksanaan

pembangunan, operasional dan pengembangan pelabuban;

b. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada Masyarakat

mengenai hak dan kewajiban masyarakat pengguna jasa

kepelabuhan.

(5) Kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ayat (1) memiliki

kewenangan penuh dan tidak dapat dilimpahkan.

BAB V

PENETAPAN LOKASI PELABUHAN LOG POND,

INSTALASI BAWAH AIR SERTA SALURAN

PENGAMBILAN/ PEMBUANGAN

AIR LAUT, RENCANA INDUK PELABUHAN,

DAERAH LINGKUNGAN KERJA PELABUHAN DAN

DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN

Bagian Pertama

Penetapan Lokasi Pelabuhan, Log Pond dan Instalasi

Bawah Air serta Saluran Pengambilan/

Pembuangan Air Laut

Pasal 9

(1) Lokasi untuk penyelenggaraan pelabuhan ditetapkan oleh Bupati

berdasarkan pada Tatanan Kepelabuhanan;

Page 9: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

(2) Lokasi penyelenggaraan pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) ditetapkan berdasarkan koordinat geografis;

(3) Lokasi untuk penggunaan Log Pond dan Instalasi Bawah Air

Serta Saluran Pemasukan/Pembunagan Air Laut ditetapkan oleh

Bupati berdasarkan pada aspek keselamatan pelayaran dan

rencana pembangunan pelabuhan;

(4) Pedoman tata cara penetapan lokasi pelabuhan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam keputusan Bupati.

Bagian Kedua

Rencana Induk Pelabuhan

Pasal 10

(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib

menyusun rencana Induk Pelabuhan pada lokasi yang telah

ditetapkan sebagaimana dalam pasal 9 ayat (1);

(2) Rencana Induk Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

meliputi rencana peruntukan lahan dan perairan pelabuhan untuk

menentukan kebutuhan penempatan fasilitas dan kegiatan

operasional pelabuhan yang meliputi:

a. Kegiatan Pemerintahan;

b. Kegiatan Ekonomi Kepelabuhanan dan jasa penunjangnya.

(3) Rencana Induk Pelabuhan menjadi dasar yang mengikat dalam

menetapkan kebijakan untuk melaksanakan kegiatan

pembangunan, operasional dan pengembangan pelabuhan sesuai

dengan peran dan fungsinya;

(4) Rencana Induk Pelabuhan ditetapkan dan disahkan oleh Bupati;

(5) Ketentuan mengenai persyaratan Penetapan Rencana Induk

Pelabuhan diatur dalam Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

Page 10: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pasal 11

(1) Untuk kepentingan penyelenggaraan pelabuhan, ditetapkan batas-

batas daerah lingkungan kerja daratan pelabuhan dan daerah

lingkungan kerja perairan pelabuhan berdasarkan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Gresik;

(2) Daerah Lingkunggan Kerja Pelabuhan terdiri dari:

a. Daerah lingkungan kerja daratan adalah wilayah daratan pada

pelabuhan yang dipergunakan untuk bongkar/muat barang,

penyimpanan/gudang, naik/turun penumpang, dan fungsi

ekonomi lainnya serta fungsi pemerintahan;

b. Daerah Lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk

kegiatan alur pelayaran, perairan untuk tempat alih muat antar

kapal, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar olah gerak

kapal, kegiatan pemanduan, tempat perbaikan kapal dan

fungsi ekonomi lainnya serta fungsi pemerintahan;

(3) Daerah lingkungan kepentingan pelabuhan merupakan perairan

yang berada dalam batas 4 mil yang diukur dari daratan (surut

terendah air laut) sepanjang teritorial wilayah daratan kabupaten

Gresik yang kewenangan pengelolaannya oleh Pemerintah

Kabupaten Gresik.

Pasal 12

(1) Penyelenggara Pelabuhan mengusulkan penetapan daerah

lingkungan kerja daratan dan perairan pelabuhan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 11 kepada Bupati;

(2) Bupati melakukan penelitian atas usulan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) terhadap:

a. Peta usulan rencana daerah lingkungan kerja daratan dan

daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang ditunjukkan

dengan titik-titik koordinat di atas peta topografi dan peta laut;

b. Kajian menggenai aspek keamanan dan keselamatan

pelayaran;

c. Kajian mengenai aspek lingkungan.

Page 11: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pasal 13

(1) Daerah Lingkungan Kerja Daratan dan Daerah Lingkungan Kerja

Perairan ditetapkan, menjadi dasar dalam kegiatan

kepelabuhanan;

(2) Daerah Lingkungan Kerja Daratan dan Daerah Lingkungan Kerja

Perairan Pelabuhan dimaksud ayat (1) masing-masing berdiri

sendiri dan tidak saling membawahi.

Pasal 14

(1) Penyelenggara Pelabuhan diberikan kewenangan penggunaan

perairan dan hak atas tanah di atas HPL Daerah;

(2) Hak atas HPL Daerah dimaksud ayat (1) diberikan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15

(1) Di dalam daerah lingkungan kerja sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (3), Penyelenggara Pelabuhan mempunyai

kewajiban:

a. Di daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan:

1) Memasang tanda batas sesuai dengan batas-batas daerah

lingkungan kerja daratan yang telah ditetapkan;

2) Memasang papan pengumuman yang memuat informasi

mengenai batas-batas lingkungan kerja daratan pelabuhan;

3) Melaksanakan pengamanan terhadap aset yang

dikuasainya;

4) Menyelesaikan sertifikat hak atas tanah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5) Menjaga kelestarian lingkungan.

b. Di daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan:

1) Memasang tanda batas sesuai dengan batas-batas daerah

lingkungan kerja perairan yang telah ditetapkan;

2) Menginformasikan mengenai batas-batas daerah

lingkungan kerja perairan pelabuhan kepada pelaku

kegiatan kepelabuhanan;

Page 12: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

3) Menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;

4) Manyediakan dan memelihara kolam pelabuhan dan alur

pelayaran;

5) Memelihara kelestarian lingkungan;

6) Melaksanakan pengamanan terhadap aset yang dimiliki

berupa fasilitas pelabuhan di perairan.

(2) Di dalam daerah lingkungan kepentingan pelabuhan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 11 ayat (3), Pemerintah Daerah sesuai

kewenangannya berkewajiban:

a. Menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;

b. Memelihara keamanan dan ketertiban;

c. Menyediakan dan memelihara alur pelayaran;

d. Memelihara kelestarian lingkungan;

e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

penggunaan wilayah pantai.

Pasal 16

(1) Kegiatan membuat bangunan di daerah lingkungan kerja

pelabuhan dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan hanya

dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari Bupati;

(2) Kegiatan pengerukan, reklamasi, salvage dan kegiatan pekerjaan

di bawah air di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan dan

daerah lingkungan kepentingan pelabuhan hanya dapat dilakukan

setelah mendapat ijin dari Bupati;

(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

harus memperhatikan:

a. Keselamatan pelayaran;

b. Tatanan kepelabuhanan;

c. Rencana induk pelabuhan;

d. Kelestarian lingkungan.

(4) Pedoman mengenai kegiatan pengerukan, reklamasi, salvage dan

kegiatan pekerjaan di bawah air di daerah lingkungan kerja

pelabuhan dan di daerah lingkungan kepentingan pelabuhan

Page 13: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17

Daratan hasil reklamasi, urugan dan tanah timbul di daerah

lingkungan kerja pelabuhan dan di daerah lingkungan kepentingan

pelabuhan menjadi HPL Daerah dan di atasnya dapat dimohonkan

hak atas tanahnya oleh Pelaksana pekerjaan reklamasi sesuai

peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN

DAN INSTALASI BAWAH AIR SERTA SALURAN

PEMASUKAN / PEMBUANGAN AIR LAUT

Pasal 18

Pembangunan dan pengoperasian pelabuhan instalasi bawah air dan

saluran pemasukan/pembuangan air laut wajib berpedoman:

a. Rencana induk pelabuhan;

b. Standar desain : bangunan, alur pelayaran, kolam pelabuhan dan

peralatan pelabuhan serta pelayanan operasional pelabuhan,

instalasi bawah air serta bangunan di atas air;

c. Kehandalan fasilitas pelabuhan dan keamanan instalasi bawah air;

d. Keselamatan pelayaran;

e. Kelestarian lingkungan.

Pasal 19

(1) Pembangunan pelabuhan dan instalasi bawah air dan saluran

pengambilan/pembuangan air laut dilaksanakan setelah memenuhi

persyaratan:

a. Administrasi;

b. Bukti penguasaan tanah dan perairan;

c. Memiliki penetapan lokasi pelabuhan dan instalasi bawah air

dan saluran pengambilan/pembuangan air laut;

Page 14: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

d. Memiliki rencana induk pelabuhan;

e. Studi kelayakan yang sekurang-kurangnya memuat:

1) Kelayakan teknis yang meliputi:

a) Hasil survey perairan dan sea bed (dasar laut) yang

meliputi kondisi hidro oseanografi dan kondisi

geoteknik;

b) Hasil studi keselamatan pelayaran meliputi jumlah,

ukuran dan frekuensi lalu lintas kapal, rencana

penempatan sarana bantu navigasi pelayaran, alur

pelayaran, dan kolam pelabuhan, rencana keamanan

instalasi bawah air dan kedalaman instalasi bawah air;

c) Disain, teknis pelabuhan meliputi kondisi tanah,

konstruksi, kondisi hidrooseanografi, topografi,

penempatan dan konstruksi sarana bantu navigasi, alur

pelayaran dan kolam pelabuhan serta tata letak dan

kapasitas peralatan di pelabuhan serta desain teknis

instalasi bawah air dan bangunan di atas air.

2) Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/Studi

Lingkungan.

(2) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud ayal (1) dipenuhi,

maka dapat ditetapkan Keputusan Pelaksanaan Pembangunan

Pelabuhan dan Pemasangan Instalasi bawah air serta saluran

pengambilan/ pembuangan air laut oleh Bupati;

(3) Pembangunan Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

berpedoman pada peraturan yang berlaku.

Pasal 20

Penyelenggara pelabuhan, pelaksana pemasangan instalasi bawah air

dan saluran pengambilan/pembuangan air laut dalam melaksanakan

pembangunan diwajibkan:

a. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan di bidang

kepelabuhanan, keselamatan lalu lintas angkutan di perairan dan

kelestarian lingkungan;

Page 15: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

b. Bertanggungjawab terhadap dampak yang timbul selama

pelaksanaan pembangunan.

Pasal 2l

(1) Pengoperasian pelabuhan, instalasi bawah air dan saluran

pengambilan/pembuangan air laut dilakukan setelah memenuhi

persyaratan:

a. Pembangunan pelabuhan, instalasi bawah air dan saluran

pengambilan/pembuangan air laut telah selesai dilaksanakan

sesuai dengan persyaratan pembangunan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 19;

b. Keamanan, ketertiban, dan keselamatan pelayaran;

c. Tersedianya fasilitas untuk menjamin kelancaran arus barang

dan /atau penumpang;

d. Pengelolaan lingkungan dan memiliki peralatan pengendalian

pencemaran lingkungan;

e. Memiliki sistem dan prosedur pelayanan;

f. Tersedianya SDM di bidang teknis pengoprasian pelabuhan,

instalasi bawah air dan saluran pengambilan/pembuangan air

laut yang memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang ditentukan.

(2) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) dipenuhi,

ditetapkan Keputusan Pelaksanaan Pengoperasian oleh Bupati.

Pasal 22

(1) Penyelenggaraan Pelabuhan dapat meningkatkan kemampuan

pengoperasian fasilitas pelabuhan dengan memperhatikan tingkat

tersedianya fasilitas kepelabuhan, dan keselamatan pelayaran;

(2) Penetapan peningkatan kemampuan pengoperasian pelabuhan

dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 23

(1) Pelabuhan khusus sebagaimana Pasal 7 ayat (I) butir b dapat

beroperasi melayani kepentingan umum, setelah diberi izin oleh

Bupati.

Page 16: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

(2) Dalam keadaan tertentu, pelabuhan khusus diwajibkan melayani

kepentingan umum.

Pasal 24

Penyelenggara Pelabuhan yang telah mendapatkan izin operasi

diwajibkan:

a. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan di bidang

pelayaran dan kelestarian lingkungan serta berkaitan dengan

usaha pokoknya;

b. Bertanggungjawab sepenuhnya atas pengoperasian pelabuhan;

c. Melaporkan kegiatan operasional setiap bulan kepada Bupati.

BAB VII

FUNGSI PEMERINTAH DAN

PEMERINTAH DAERAH DI PELABUHAN

Bagian Kesatu

Fungsi Pemerintah

Pasal 25

Instansi Pemerintah merupakan pemegang fungsi pemerintahan di

pelabuhan sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Kedua

Fungsi Pemerintah Daerah

Pasal 26

(1) Instansi Pemerintah Daerah merupakan pemegangang fungsi

pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Penilikan kegiatan lalu lintas kapal yang masuk dan keluar

pelabuhan;

b. Penilikan terhadap pemenuhan persyaralan kelaik-lautan

kapal;

c. Pelayanan pemanduan dan penundaan kapal serta penyediaan

dan pemeliharaan alur pelayaran;

Page 17: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

d. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan daratan

pelabuhan;

e. Pengamanan dan penertiban dalam daerah lingkungan kerja

dan dalam daerah lingkungan kepentingan pelabuhan guna

menjamin kelancaran operasional pelabuhan;

f. Pemilikan terhadap pembangunan/pengembangan dan

pengoperasian pelabuhan;

g. Pelaksana fungsi karantina, melakukan penilikan atas orang,

tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan yang berkaitan dengan

kekarantinaan;

h. Fungsi lainnya dari Pemerintahan Daerah.

(2) Pelaksanaan fungsi pemerintahan adalah Dinas Perhubungan yang

dikoordinasikan oleh Bupati

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi pelaksanaan, fungsi

pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur

dengan keputusan Bupati.

BAB VIII

PELAKSANA KEGIATAN DI PELABUHAN

Pasal 27

(1) Pelaksanaan kegiatan di pelabuhan terdiri dari pemerintah,

pemerintah daerah, penyelenggara pelabuhan yang memberikan

pelayanan jasa di pelabuhan sesuai dengan semestinya;

(2) Penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

adalah:

a. BUMN;

b. BUMD;

c. Swasta;

d. Koperasi

(3) Penyelenggara pelabuhan ditetapkan oleh Bupati.

Page 18: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

BAB IX

PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN

DI PELABUHAN

Pasal 28

(1) Pelayanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh

Penyelenggara pelabuhan dapat meliputi:

a. Penyediaan kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas

kapal dan tempat berlabuh;

b. Penyediaan dan pelayanan jasa dermaga untuk bertambat;

c. Bongkar muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas

naik turun penumpang dan kendaraan;

d. Penyediaan dan pelayanan jasa gudang dan tempat

penimbunan barang;

e. Penyediaan jasa angkutan di perairan pelabuhan;

f. Penyediaan jasa kepil;

g. Penyediaan jasa marina/pariwisata;

h. Penyediaan alat bongkar muat serta peralatan penunjang

pelabuhan;

i. Penyediaan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan

sehubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan

industri;

j. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, tempat tunggu

kendaraan, saluran pembuangan air, instalasi listrik, instalasi

air minum, bunker/depo Bahan Bakar Minyak dan pemadam

kebakaran;

k. Penyediaan jasa terminal peti kemas, curah cair, dan curah

kering;

I. Penyediaan jasa penyeberangan;

m. Penyediaan jasa lainnya yang dapat menunjang pelayanan jasa

kepelabuhanan

(2) Pelayanan jasa pemanduan kapal-kapal dan pemberian jasa kapal

tunda diatur dengan Keputusan Bupati.

Page 19: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pasal 29

(1) Pelayanan jasa kepelabuhanan di pelabuhan perikanan sebagai

prasarana perikanan diatur dan ditetapkan dengan Peraturan

Daerah;

(2) Pelayanan jasa kepalabuhanan sebagaimana dimaksud ayat (1)

dalam aspek keselamatan pelayaran diberlakukan ketentuan dalam

Peraturan Daerah ini.

BAB X

KEGIATAN USAHA PENUNJANG PELABUHAN

Pasal 30

(1) Dalam rangka menunjang kelancaran pelayanan jasa

kepelabuhanan di pelabuhan dapat diselenggarakan usaha

kegiatan penunjang pelabuhan;

(2) Usaha kegiatan penunjang pelabuhan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) terdiri dari:

a. Kegiatan yang termasuk penunjang usaha pokok pelabuhan

dapat meliputi:

1) Kegiatan penyediaan perkantoran untuk pengguna jasa

pelabuhan;

2) Kegiatan penyediaan kawasan industni;

3) Kegiatan penyediaan fasilitas perdagangan..

b. Kegiatan yang menunjang kelancaran operasional pelabuhan,

dimana dalam keadaan tertentu yang apabila tidak tersedia

akan mempengaruhi kelancaran operasional pelabuhan antara

lain:

1) Penyediaan depo peti kemas;

2) Penyediaan pergudangan.

c. Kegiatan yang dapat membantu kelancaran pelabuhan dan

tidak akan mengganggu kelancaran operasional pelabuhan,

apabila tidak ada, dapat meliputi:

1) Kegiatan angkutan umum dan dan kepelabuhan;

Page 20: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

2) Kegiatan perhotelan, restoran, pariwisata, pos dan

telekomunikasi;

3) Penyediaan sarana umum lainnya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha kegiatan penunjang

pelabuhan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur

dengan Keputusan Bupati.

BAB XI

KERJA SAMA

Pasal 31

(1) Dalam pelaksanaan pelayanan jasa kepelabuhan Penyelenggara

pelabuhan dapat melaksanakan kerja sama dengan Penyelenggara

pelabuhan lainnya dan/atau Pemerintah Daerah;

(2) Dalam melaksanakan kerjasama sebagaimana dalam ayat (1)

berdasarkan azas saling menguntungkan, prinsip kesetaraan dan

berdasarkan kepada ketentuan yang berlaku;

(3) Kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan pihak lain dalam

pelaksanaan pelayanan kepelabuhanan sebagaimana ayat (1) dapat

dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 32

(1) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dapat

dilakukan antara lain untuk:

a. Pembangunan kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas

kapal dan tempat berlabuh;

b. Penyediaan dan pelayanan jasa dermaga untuk bertambat,

bongkar muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas

naik turun penumpang;

c. Penyediaan dan pelayanan jasa gudang dan tempat

penimbunan barang, angkutan di perairan pelabuhan, alat

bongkar muat serta peralatan pelabuhan;

Page 21: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

d. Penyediaan bangunan dan lapangan di dalam daerah

lingkungan kerja pelabuhan untuk kepentingan kelancaran

pelayanan jasa kepelabuhanan;

e. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, tempat tunggu

kendaraan, pemanfaatan ruang luar di pelabuhan, saluran

pembuangan air, instalasi listrik, instalasi air minum dan depo

bahan bakar, penyediaan penampungan limbah di pelabuhan;

f. Penyediaan jasa pemanduan dan penundaan;

g. Penyediaan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering;

h. Penyediaan fasilitas penyeberangan dan kapal cepat;

i. Penyediaan fasilitas keselamatan pemadam kebakaran dan

penanggulangan pencemaran laut.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat

dilaksanakan untuk satu jenis jasa atau lebih.

BAB XII

TARIF PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN

Pasal 33

Struktur, Golongan dan Jenis tarif atas jasa kepelabuhanan disusun

dengan memperhatikan:

a. Kepentingan pelayanan umum;

b. Peningkatan mutu pelayanan jasa kepelabuhanan;

c. Kepentingan pemakai jasa;

d. Pengembalian biaya dan investasi;

e. Pertumbuhan dan pengembangan usaha ;

f. Kelestarian lingkungan.

Bagian Kesatu

Struktur dan Golongan Tarif

Pasal 34

(1) Struktur tarif pelayaaan jasa kepelabuhanan merupakan kerangka

tarif dikaitkan dengan tatanan waktu dan kesatuan ukuran dan

Page 22: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

setiap jenis pelayanan jasa kepelabuhanan atau kelompok dari

beberapa jenis pelayanan jasa kepelabuhanan;

(2) Golongan tarif pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan

penggolongan tarif yang ditetapkan berdasarkan jenis pelayanan

jasa kepelabuhanan, klasifikasi, dan fasilitas yang tersedia di

pelabuhan;

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, struktur dan golongan tarif

pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Bagian Kedua

Jenis Tarif

Pasal 35

(1) Jenis tarif pelayanan jasa kepelabuhanan terdiri dari:

a. Kapal;

b. Barang;

c. Penumpang;

d. Alat;

e. Jasa lain-lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis pelayanan jasa

kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan

oleh Bupati setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.

Bagian Ketiga

Besaran Tarif Retribusi Jasa

Kepelabuhanan

Pasal 36

(1) Besarnya tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang

diselenggarakan oleh Penyelenggara pelabuhan ditetapkan dengan

Keputusan Bupati dengan mempertimbangkan usulan dan

penyelenggara pelabuhan;

Page 23: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

(2) Pemungutan tarif jasa pelabuhan sebagaimana ayat (1) dilakukan

oleh penyelenggara pelabuhan dan atas tarif dimaksud dikenakan

retribusi untuk daerah;

(3) Besarnya retribusi sebagaimana ayat (2) dan tata cara

pemungutannya diatur dalam Keputusan Bupati setelah mendapat

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

BAB XIII

FASILITAS PENAMPUNG LIMBAH

DI PELABUHAN

Pasal 37

(1) Pelabuhan wajib dilengkapi dengan fasilitas penampungan limbah

atau bahan lain dari kapal yang menyebabkan pencemaran;

(2) Pembangunan fasilitas penampungan limbah dan/atau bahan lain

sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan

Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku;

(3) Penampungan limbah minyak atau bahan berbahaya dan beracun

lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dilaksanakan oleh

Penyelenggara pelabuhan.

Pasal 38

Badan Hukum Indonesia dan/atau Warga Negara Indonesia yang akan

melakukan kegiatan usaha penampungan limbah minyak atau bahan

berbahaya dan beracun lain dari kapal, diatur dengan Peraturan

Daerah.

BAB XIV

SUMBANGAN PIHAK KETIGA DI PELABUHAN

Pasal 39

Bagi pemilik barang curah, hasil tambang, hasil hutan, hasil pertanian

dan industri, barang berbahaya dan beracun yang pengangkutannya

menggunakan fasilitas pelabuhan, dikenakan sumbangan pihak ketiga

Page 24: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No 39 Tahun 2000 yang

pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB XV

PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Pasal 40

(1) Pengawasan pelaksanaan dan penyidikan atas pelanggaran

Peraturan Daerah kepelabuhanan dilakukan oleh UPT (Unit

Pelaksana Teknis), Kesatuan Penjagaan Pantai (KPP) Pemerintah

Kabupaten Gresik.

(2) UPT, KPP dibawah koordinasi dan pengendalian Kepala Sub

Dinas Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik.

(3) Tugas pokok dan fungsi UPT, KPP diatur oleh Keputusan Bupati.

BAB XVI

DEWAN MARITIM KABUPATEN

Pasal 41

(1) Untuk memberi pertimbangan tentang masalah-masalah teknis

kemaritiman di Daerah, dibentuk Dewan Maritim Kabupaten;

(2) Anggota Dewan Maritim Kabupaten sebagaimana ayat (1) terdiri

atas;

a. Unsur Pemerintah Daerah;

b. Unsur Asosiasi Pelabuhan dan Dermaga Industri, APBMI,

INSA, GAFEKSI;

c. Akademisi dan/atau praktisi kemaritiman.

(3) Masa kerja Pengurus Dewan Maritim Kabupaten dimaksud ayat

(1) selama 3 (tiga) tahun;

(4) Dewan Maritim Kabupaten sebagaimana ayat (1) memberikan

masukan diminta maupun tidak diminta kepada Pemerintah

Daerah;

(5) Pembentukan Dewan Maritim Kabupaten sebagaimana ayat (1)

diatur dalam Keputusan Bupati.

Page 25: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

BAB XVII

S A N K S I

Pasal 42

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana pasal 15 ayat (1), pasal

18, pasal 20, pasal 23 ayat (2), pasal 24, dapat dikenakan sanksi

berupa pencabutan izin pengoperasian pelabuhan yang

pelaksanaannya diatur dengan keputusan Bupati.

BAB XVIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

(1) Peraturan-peraturan yang mengatur mengenai kepelabuhanan

dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

Peraturan Daerah ini;

(2) Semua pelabuhan yang telah ada dan beroperasi tetap dapat

beroperasi, dengan ketentuan selambat-lambatnya dalam jangka

waktu 4 (empat) bulan sejak Peraturan Daerah ini berlaku, wajib

menyesuaikan dan mengajukan penetapan Daerah Lingkungan

Kerja Pelabuhan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

(3) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Dermaga Untuk

Kepentingan Sendiri (DUKS) dinyatakan sebagai Pelabuhan

Khusus;

(4) Tanah pantai di wilayah Kabupaten Gresik yang sudah menjadi

Hak Pengelolaan atas nama PT (Persero) Pelindo III Cabang

Gresik pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini perlu

diadakan upaya peninjauan ulang;

(5) Bagi instalasi bawah air dan saluran pengambilan/pembuangan air

laut yang sudah ada dan beroperasi, tetap dapat beroperasi,

dengan ketentuan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 4

(empat) bulan sejak Peraturan Daerah ini berlaku, wajib

menyesuaikan dan mengajukan izin operasi/penggunaan

berdasarkan Peraturan Daerah ini;

Page 26: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

(6) Sebelum Peraturan Daerah tarip ditetapkan dengan Peraturan

Daerah, Bupati dapat menetapkan ketentuan tarip setelah

mendapat persetujuan DPRD.

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:

a. Perjanjian antara Direksi PT. Pelindo III Cabang Gresik dengan

Pengelola Pelabuhan Khusus dan DUKS di wilayah perairan

Gresik mengenai sewa perairan dan perjanjian kerjasama

pengoperasian pelabuhan serta perjanjian lainnya yang

bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak

berlaku;

b. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan

Kepentingan Pelabuhan yang ditetapkan dengan SKB Menteri

Dalam Negeri dan Menteri perhubungan No. 169 Tahun. 1996

dan No. KM 63 Tahun 1996 dinyatakan tidak berlaku di Daerah

Kabupaten Gresik.

Pasal 45

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik.

Disahkan di : Gresik

Pada tanggal : 20 Nopember 2001

BUPATI GRESIK

TTD

Drs. KH. ROBBACH MA’SUM

Diundangkan di : Gresik

Page 27: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pada Tanggal : 21 Nopember 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

GRESIK

TTD

Drs. G U N A W A N, MSiPembina Utama Muda

Nip. 010 080 491

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2001 NOMOR 8 SERI C.

Page 28: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

NOMOR 19 TAHUN 2001

TENTANG

KEPELABUHANAN DI KABUPATEN GRESIK

I. PENJELASAN UMUM

a. Kabupaten Gresik dengan posisinya yang memiliki geostrategis secara internasional

dan memiliki bentang garis pantai yang sangat menunjang perkembangan Kabupaten

Gresik pada masa yang akan datang sesuai dengan perencanaan nasional sebagai

daerah pengembangan kawasan andalan untuk kegiatan Pelabuhan, Industri,

Perdagangan, Jasa dan Pariwisata.

Bentang alam tersebut terutama potensi kelautan dengan panjang pantai,

struktur fisik pantai, kedalaman alamiah laut dan kecilnya pendangkalan serta posisi

geografis Selat Madura sebagai jalur pelayaran internasional sangat menunjang bagi

pengembangan pelabuhan. Dengan potensi ini, pelabuhan merupakan Development

Agent yang mempunyai multiplier effect yang sangat besar pengaruhnya terhadap

kegiatan ekonomi dan pertumbuhan.

Sebagai Development Agent, pelabuhan di Kabupaten Gresik dapat

memberikan nilai tambah dan efisiensi biaya transportasi sehingga biaya produksi

akan lebih rendah dan akhirnya mempengaruhi biaya yang harus dibayar masyarakat.

Pengaruh lebih lanjut adalah daya tariknya terhadap investasi swasta dan penyerapan

tenaga kerja sehingga akan menjadikan Kabupaten Gresik sebagai pusat pertumbuhan

yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

Nasional.

Kondisi di atas dapat dicapai apabila ketentuan operasional sebagai

Development Agent dipenuhi. Ketentuan tersebut diataranya adalah persaingan usaha

yang sehat dan kompetitif tanpa adanya pemberian monopoli kepada salah satu pihak

yang akan berakibat tidak efisiennya biaya produksi (ekonomi biaya tinggi).

Page 29: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pencapaian kondisi ideal sebagaimana yang diharapkan, terdapat kendala

karena adanya hal normatif yang dilanggar dan akhirnya sangat merugikan secara

keseluruhan karena multiplier effect yang diharapkan tidak terjadi. Hal normatif

tersebut adalah adanya monopoli gang dilakukan sebuah perusahaan (Corporate) yaitu

PT. (Persero) Pelindo III.

b. Pembangunan Infrastruktur akan efektif dalam mendukung berbagai kegiatan apabila

dalam pengejawantahan tata ruang merupakan satu kesatuan yang terpadu dan fungsi-

fungsi lingkungan hidup, aksesibilitas transport pola pendayagunaan lahan dan

efektifitas interaksi kegiatan. Pencapaian kondisi seperti tersebut di atas, belum dapat

dicapai karena adanya pemisahan kewenangan pengelolaan baik tata ruang maupun

administrasinya antara Pemerintah Kabupaten Gresik dengan PT. (Persero) Pelindo

III, sehingga terjadi ketidak singkronan peugelolaan pembangunan yang ditandai

dengan minimnya infrastruktur dari dan ke pelabuhan yang mengakibatkan beban pada

kawasan di luar pelabuhan seperti kemacetan, rusaknya jalan akibat beban yang

berlebihan yang kesemuanya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Gresik;

c. Hal tersebut di atas harus segera diakhiri, dan untuk itu perlu adanya penataan ulang

antara lain masalah kepelabuhanan di Kabupaten Gresik sesuai dengan Otonomi

Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom dan menghilangkan

praktek monopoli berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penataan tersebut di

atas konsistensinya perlu didukung oleh Peraturan Daerah yang kondusif;

d. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 11 disebutkan Kewenangan Daerah Kota mencakup semua Kewenangan

Pemenintahan selain kewenangan yang dikecualikan dalam Pasal 7 dan yang diatur

dalam Pasal 9, Bidang Pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten

antara lain meliputi Perhubungan.

Kewenangan Pemerintah dimaksud adalah bidang politik luar negeri, pertahanan dan

keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama.

Page 30: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Bahwa dalam Pasal 10 ayat 2 dan 3 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

disebutkan Kewenangan Daerah di wilayah laut meliputi:

a) Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah

laut tersebut;

b) Pengaturan kepentingan-kepentingan administratif;

c) Pengaturan tata ruang;

d) Penegakan hukum terhadap pengaturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang

dilimpahkan oleh Pemerintah ; dan

e) Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan.

Kewenangan Daerah Kabupaten di wilayah laut, adalah sejauh 1/3 (sepertiga) dari

batas laut Daerah Propinsi.

Bahwa dalam Pasal 119 Undang-undang tersebut dinyatakan Kewenangan Daerah

Kota sebagaimana dimaksud Pasal 11 berlaku juga di kawasan otorita yang terletak di

dalam Daerah Otonom, yang meliputi antara lain Kawasan Pelabuhan.

Bahwa dalam Pasal 129 ayat 2 dinyatakan bahwa Instansi Vertikal selain yang

menangani bidang-bidang luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan

fiskal serta agama menjadi Perangkat Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d Pasal 4 : Cukup Jelas

Pasal 5 ayat (1) huruf a : Cukup Jelas

Huruf b s/d c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Kelestarian Lingkungan

adalah memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang

penanganan pencemaran limbah bahan berbahaya

dan beracun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Huruf e sd/ f : Cukup jelas

Ayat (2) : - Kegiatan peran dan fungsi dimaksud adalah

merupakan:

a. Sampul dalam jaringan transportasi sesuai

dengan herarginya;

b. Pintu gerbang perekonomian daerah dan

internasional;

Page 31: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

c. Tempat kegiatan alih moda transportasi;

d. Penunjang kegiatan industri dan

perdagangan;

e. Tempat distribusi, konsolidasi dan produksi.

- Fungsi Pelabuhan:

a. Kegiatan pemerintah;

b. Kegiatan jasa kepelabuhanan;

c. Kegiatan Jasa Kawasan;

d. Kegiatan Penunjang Kepelabuhanan.

- Klasifikasinya:

a. Fasilitas Pelabuhan;

b. Operasional pelabuhan;

c. Peran dan fungsi pelabuhan.

- Jenisnya : Pelabuhan Umum dan Pelabuhan

Khusus.

Pasal 6 ayat (1) Huruf a : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Laut adalah

Pelabuhan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan

menaikkan dan menurunkan Penumpang

membongkar dan memuat barang, pelabuhan

perikanan dan pelabuhan kapal wisata sebagai

Pelabuhan Marina

Huruf b : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Penyeberangan

adalah Pelabuhan yang dipergunakan untuk

melayani angkutan penyeberangan.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) Huruf a : Yang dimaksud dengan fungsi Pemerintahan adalah

fungsi Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Propinsi

dan Pemerintahan Daerah sesuai dengan

kewenangan masing-masing.

Huruf b : Yang dimaksud dengan fungsi ekonomi Pelabuhan

dan Penunjangnya adalah Kegiatan bisnis pelabuhan

dan usaha lainnya yang menyangkut jasa

kepelabuhanan

Pasal 7Ayat (1) : Cukup Jelas

Page 32: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) : Yang dimaksud dengan Penyelenggara diberikan

kewenangan penuh adalah untuk menyelenggarakan

kegiatan kepelabuhanan di pelabuhan yang telah

ditetapkan sesuai dengan DLKr dan DLKp

pelabuhan dimaksud

Pasal 8 ayat (1) : CukupJelas

Ayat (2) s/d ayat (4) : Cukup Jelas

Ayat (5) : Yang dimaksud dengan memiliki kewenangan penuh

dan tidak dapat dilimpahkan adalah bahwa

kewenangan Pemerintah Daerah dimaksud bersifat

penuh, tidak terbagi-bagi dan tidak dapat

dilimpahkan ke pihak manapun.

Pasal 9 ayat (1) : Yang dimaksud dengan lokasi untuk

penyelenggaraan pelabuhan adalah wilayah daratan

dan/atau perairan dengan batas-batas yang

ditentukan dengan koordinat geografis.

Ayat (2) s/d ayat (4) : Cukup Jelas

Pasal 10 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Rencana Induk Pelabuhan

adalah Master Plan dari pelabuhan yang

diselenggarakan oleh masing-masing penyelenggara

pelabuhan.

Ayat (2) s/d ayat (5) : Cukup Jelas

Pasal 11 ayat (1) : Batas-batas DLKp dan DLKr pe1abuhan ditetapkan

dengan koordinat geografi untuk menjamin kegiatan

kepelabuhanan.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Ayat (3) : Cukup Jelas

Pasal 12 : Cukup Jelas

Pasal 13 ayat (1) : Cukup Jelas

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan masing-masing berdiri

sendiri dan tidak saling membawahkan adalah bahwa

masing-masing penyelenggara Pelabuhan yang telah

memperoleh penetapan DLKR Daratan dan Perairan

Page 33: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pelabuhan diberikan hak untuk melakukan

penyelenggaraan kepelabuhanan di DLKR dan tidak

terikat atau dibawahi oleh penyelenggara yang lain.

Pasal 14 ayat (1) : Ketentuan ini dimaksudkan bahwa Penyelenggara

Pelabuhan diberi kewenangan memanfaatkan

wilayah perairan dan daratan yang telah ditetapkan

dalam DLKR.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Pasal 15 ayat (1) huruf a : Cukup Jelas

Huruf b : Yang dimaksud dengan Sarana Bantu Navigasi

Pelayaran adalah sarana yang dibangun atau

terbentuk secara alami yang berada di luar kapal

yang berfungsi membantu navigator dalam

menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta

memberitahukan bahaya dan/atau rintangan

pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.

Ayat (2) huruf a : Kewajiban Pemerintah Daerah dalam penyediaan

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah untuk

memenuhi persyaratan keselamatan pelayaran dalam

pengoperasian pelabuhan.

Huruf b s/d e : Cukup Jelas

Pasal 16 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Bangunan dalam ayat ini

adalah bangunan yang belum tercantum dalam

Rencana Induk Pelabuhan.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan Pengerukan adalah

Pekerjaan Penggalian bawah air dan pemindahan

material hasil galian pada kolam Pelabuhan dan Alur

Pelayaran;

Yang dimaksud dengan Reklamasi adalah kegiatan

untuk mengembalikan kondisi darat yang rusak atau

berubah karena abrasi ke kondisi semula;

Yang dimaksud dengan Tanah Timbul adalah

daratan Yang sebelumnya tidak ada, dikarenakan

pengaruh alam menjadi ada;

Page 34: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Yang dimaksud dengan Salvage adalah kegiatan

pengangkatan kerangka kapal dan atau muatannya

baik dalam rangka keselamatan pelayaran maupun

tujuan tertentu misalnya pengangkatan benda-benda

beharga;

Yang dimaksud dengan Kegiatan Bawah Air adalah

berupa pembangunan, pemasangan konstruksi

dan/atau instalasi yang dilakukan di bawah air;

Sepanjang Peraturan Daerah mengenai pengaturan

izin kegiatan reklamasi dan pengurugan belum ada,

maka izin kegiatan dimaksud dikeluarkan oleh

Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD.

Ayat (3) huruf a s/d c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Kelestarian Lingkungan

adalah pemeliharaan kelestarian lingkungan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Ayat (4) : Cukup Jelas

Pasal 17 : Cukup Jelas

Pasal 18 huruf a : Cukup Jelas

Huruf b : Yang dimaksud dengan standart desain bangunan,

alur pelayaran, kolam pelabuhan serta pelayanan

operasional adalah standart desain pelabuhan yang

dikeluarkan Direktorat Jendral Perhubungan Laut

tahun 1985.

Huruf c s/d huruf e : Cukup Jelas

Pasal 22 ayat (1) : Cukup Jelas

Ayat (2) : Cukup Jelas

Pasal 23 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Pelabuhan Khusus dapat

Melayani Kepentingan Umum dalam ayat ini adalah

dalam kondisi normal diluar keadaan tertentu dan

untuk hal dimaksud penyelenggara pelabuhan

khusus harus memperoleh izin dari Walikota;

Pengertian izin melayani kepentingan umum tersebut

adalah bukan untuk setiap kali kegiatan melayani

Page 35: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

kepentingan umum, namun cukup pada saat pertama

kali melayani kepentingan umum dimaksud.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan keadaan tertentu sehingga

pelabuhan khusus diwajibkan melayani kepentingan

umum adalah bahwa kepentingan umum dimaksud

memenuhi kriteria berikut:

1. Kepentingan umum dimaksud bersifat sangat

darurat misalnya bantuan pangan, obat-obatan

dan barang lain untuk tujuan bantuan

kemanusiaan;

2. Pelabuhan umum terdekat tidak dapat berfungsi

karena keterbatasan maupun kerusakan fasilitas;

3. Kepentingan Daerah dan Negara Republik

Indonesia

Pasal 24 s/d Pasal 27 : Cukup Jelas

Pasal 28 Ayat (l) : Ketentuan yang dimaksud dalam ayat ini adalah

bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan

Penyelenggara pelabuhan sesuai dengan tingkat

kemampuan masing-masing penyelenggara

dimaksud.

Huruf a s/d huruf e : Cukup Jelas

Huruf f : Yang dimaksud dengan Jasa Kepil adalah

Penyediaan dan Pengoperasian Kapal Kecil sejenis

mooring boat untuk membawa tali kapal untuk

ditambatkan ke bolder dermaga

Huruf g s/d huruf m : Cukup Jelas

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan Pelayanan Jasa Pemanduan

kapal-kapal adalah kegiatan memandu kapal yang

dilakukan oleh petugas Pandu dalam proses sandar

maupun lepas sandar di perairan wajib pandu;

Yang dimaksud dengan Jasa Kapal Tunda adalah

kegiatan menunda kapal yang akan sandar atau lepas

sandar yang dilakukan dengan kapal tunda.

Page 36: PERATTJRAN DAERAII KABIJPATEN GRESIKjdih.gresikkab.go.id/wp-content/uploads/2017/01/PERDA_19... · Web view(1) Untuk kepentingan pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan wajib menyusun

Pasal 29 ayat (1) : Penyelenggaraan pelabuhan perikanan prasarana

sebagai perikanan meliputi perencanaan,

pembangunan, pengoperasian, pengusahaan,

perawatan, pengawasan dan pengendalian diatur

tersendiri berdasarkan ketentuan Perundang

undangan yang berlaku;

Aspek keselamatan pelayaran di pelabuhan

perikanan sesuai dengan ketentuan Perundang-

undangan yang berlaku.

Ayat (2) : Cukup Jelas

Pasal 30 s/d Pasal 32 : Cukup Jelas

Pasal 33 huruf a s/d huruf c : Cukup Jelas

Huruf d : Yang dimaksud dengan Pengembalian Biaya dan

Investasi adalah bahwa dalam penetapan tarif

pelayanan jasa kepelabuhanan harus memperhatikan

kepentingan dan penyelenggara pelabuhan yang

telah mengeluarkan investasi dalam pembangunan

pelabuhan dan biaya untuk pengoperasian serta

perawatan.

Huruf e s/d huruf f : Cukup Jelas

Pasal 34 s/d Pasal 35 : Cukup Jelas

Pasal 36 ayat (1) : Dalam penetapan tarif jasa kepelabuhanan

memperhatikan usulan dari penyelenggara pelabuhan

berkaitan dengan struktur biaya investasi dan

pengoperasian masing-masing pelabuhan.

Ayat (2) : Ketentuan ini dimaksudkan bahwa atas pelayanan

jasa kepelabuhanan, pemungutannya dilakukan oleh

Penyelenggara Pelabuhan;

Atas pelayanan jasa kepelabuhanan dimaksud

dikenakan retribusi. Retribusi tidak dapat dikenakan

pada jenis jasa yang sama.

Ayat (3) : Cukup Jelas

Pasal 37 s/d Pasal 45 : CukupJelas