PERANCANGAN PRODUK RAK SENJATA TEATRIKAL UNTUK …

9
28 Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4 Volume 2 Tahun 2019 I. PENDAHULUAN Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indone- sia yaitu asal-usul (keturunan) silsilah, kejadian dan peristiwa yang terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo: cerita, pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah. Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajara”, yang berarti “terjadi”. “syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Makna dari pohon kayu yaitu ada perkembangan dari sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Seseorang yang mendalami ilmu sejarah tentu berkaitan dengan cerita, silsilah, riwayat dan asal usul tentang seseorang atau kejadian. Sejarah yang diartikan dalam bahasa Inggris yakni “history” , yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “historia” (baca: istoria) yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya. Kemudian kata ini diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal mengenai manusia) dalam urusan kronologis (Sjamsuddin, 1996). Sejarah tidak terlepas dari kisah peperangan antara rakyat Indonesia melawan para penjajah yang datang ke Indonesia. Kisah sejarah ini terus diceritakan dari mulut ke mulut berdasarkan hasil temuan yang PERANCANGAN PRODUK RAK SENJATA TEATRIKAL UNTUK KOMUNITAS ROODE BRUG SOERABAIA Juanita Priscilla 1) , Hoo, Leony Gracia Budi Saputra 2) 1 Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra email: [email protected] 2 Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra email: [email protected] ABSTRACT Surabaya is the city of Heroes where the war between people of Surabaya and colonial invaders happened in order to defend the independence of Indonesia. This certainly make a huge impact for the historical stories that until now we often hear since we were studying in elementary school. However, history is slowly forgotten and thus make the emergence of many efforts appear in order to maintaining it. Efforts to preserve history began to be carried out by many communities that spread all around Indonesia and one of them in Surabaya. Roode Brug Soerabaia, a historical community with its vision of bridging the past to the present, begins to preserve history in a variety of interesting ways. Their activities include theatrical and visits to historic buildings and work together to clean buildings that are no longer maintained. In order to fulfill their needs, especially theatrical, a product design was made that could help in storing theatrical property especially for the weapons property they used. The design of this product is intended to make them more enthusiastic in preserving Surabaya’s history so that it is not forgotten and can attract the attention of young people nowadays. Keywords: product, community, historical. dipublikasikan agar semua rakyat dapat mendengar dan mengetahui kebenaran yang telah terjadi pada masa lampau. Perkembangan teknologi di era masa kini berdampak pada perkembangan berbagai bidang lainnya, salah satunya pada bidang infrastruktur. Perkembangan infrastruktur tentu ada sisi positifnya seperti dalam meningkatkan perekonomian negara. Namun, sisi negatifnya berdampak pada hilangnya bangunan-bangunan bersejarah di kota-kota besar yang infrastrukturnya berkembang cukup pesat. Ironisnya bangunan sejarah mulai hancur rata dengan tanah atau berganti rupa menjadi pusat perbelanjaan atau bangunan baru lainnya. Perkembangan teknologi juga mengurangi kepekaan yang ada dalam diri para generasi milenial terhadap sejarah yang ada. Urgensi di dalam pemeliharaan dan pelestarian sejarah mulai dilakukan oleh aktivis-aktivis sejarah di berbagai kota dan daerah. Para aktivis yang memiliki kesamaan tujuan dalam bidang sejarah ini kemudian membentuk sebuah perkumpulan komunitas. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya, 2008). Komunitas

Transcript of PERANCANGAN PRODUK RAK SENJATA TEATRIKAL UNTUK …

28

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

I. PENDAHULUAN

Sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indone-sia yaitu asal-usul (keturunan) silsilah, kejadian danperistiwa yang terjadi pada masa lampau; riwayat;tambo: cerita, pengetahuan atau uraian tentangperistiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalammasa lampau; ilmu sejarah. Sejarah berasal daribahasa Arab “syajara”, yang berarti “terjadi”.“syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu.Makna dari pohon kayu yaitu ada perkembangan darisebuah peristiwa yang terjadi dalam suatukesinambungan (kontinuitas). Seseorang yangmendalami ilmu sejarah tentu berkaitan dengan cerita,silsilah, riwayat dan asal usul tentang seseorang ataukejadian. 

Sejarah yang diartikan dalam bahasa Inggrisyakni “history”, yang berasal dari bahasa Yunani Kuno“historia” (baca: istoria) yang berarti belajar dengancara bertanya-tanya. Kemudian kata ini diartikansebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutamahal mengenai manusia) dalam urusan kronologis(Sjamsuddin, 1996).

Sejarah tidak terlepas dari kisah peperanganantara rakyat Indonesia melawan para penjajah yangdatang ke Indonesia. Kisah sejarah ini terus diceritakandari mulut ke mulut berdasarkan hasil temuan yang

PERANCANGAN PRODUK RAK SENJATA TEATRIKALUNTUK KOMUNITAS ROODE BRUG SOERABAIA

Juanita Priscilla 1), Hoo, Leony Gracia Budi Saputra 2)

1Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petraemail: [email protected]

2Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petraemail: [email protected]

ABSTRACT

Surabaya is the city of Heroes where the war between people of Surabaya and colonial invaders happened inorder to defend the independence of Indonesia. This certainly make a huge impact for the historical storiesthat until now we often hear since we were studying in elementary school. However, history is slowly forgottenand thus make the emergence of many efforts appear in order to maintaining it. Efforts to preserve historybegan to be carried out by many communities that spread all around Indonesia and one of them in Surabaya.Roode Brug Soerabaia, a historical community with its vision of bridging the past to the present, begins topreserve history in a variety of interesting ways. Their activities include theatrical and visits to historic buildingsand work together to clean buildings that are no longer maintained. In order to fulfill their needs, especiallytheatrical, a product design was made that could help in storing theatrical property especially for the weaponsproperty they used. The design of this product is intended to make them more enthusiastic in preservingSurabaya’s history so that it is not forgotten and can attract the attention of young people nowadays.

Keywords: product, community, historical.

dipublikasikan agar semua rakyat dapat mendengardan mengetahui kebenaran yang telah terjadi padamasa lampau.

Perkembangan teknologi di era masa kiniberdampak pada perkembangan berbagai bidanglainnya, salah satunya pada bidang infrastruktur.Perkembangan infrastruktur tentu ada sisi positifnyaseperti dalam meningkatkan perekonomian negara.Namun, sisi negatifnya berdampak pada hilangnyabangunan-bangunan bersejarah di kota-kota besaryang infrastrukturnya berkembang cukup pesat.Ironisnya bangunan sejarah mulai hancur rata dengantanah atau berganti rupa menjadi pusat perbelanjaanatau bangunan baru lainnya.

Perkembangan teknologi juga mengurangikepekaan yang ada dalam diri para generasi milenialterhadap sejarah yang ada. Urgensi di dalampemeliharaan dan pelestarian sejarah mulai dilakukanoleh aktivis-aktivis sejarah di berbagai kota dan daerah.Para aktivis yang memiliki kesamaan tujuan dalambidang sejarah ini kemudian membentuk sebuahperkumpulan komunitas. Komunitas adalahsekelompok orang yang saling peduli satu sama lainlebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuahkomunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara paraanggota komunitas tersebut karena adanya kesamaaninterest atau values (Kertajaya, 2008). Komunitas

29

Perancangan Produk Rak Senjata Teatrikal... - Juanita Priscilla dan Hoo, Leony Gracia Budi Saputra

Volume 2 Tahun 2019

sejarah merupakan sebuah kelompok sosial, dimanaanggotanya mempunyai ketertarikan yang sama yaitudalam bidang sejarah dan mempunyai visi yang perludicapai dalam komunitas. Salah satunya terdapat diSurabaya, sebuah kota yang dikenal sebagai KotaPahlawan tentu bukanlah sebuah predikat asal-asalan,namun ada alasan kuat di belakangnya yakni setiapsudut di kota Surabaya ini menyimpan memoriheroisme para rakyat Surabaya.

Komunitas pemelihara sejarah di Surabayadikenal dengan nama Roode Brug Soerabaia yangberarti “Jembatan Merah Surabaya”. Komunitas inimempunyai sebuah visi yaitu ingin menjembatanimasa lalu ke masa sekarang. Komunitas yangberperan dalam pelestarian sejarah ini, melakukanberbagai aktivitas mulai dari melakukan teatrikalperjuangan, mendatangi veteran-veteran zamanpeperangan dahulu, mengadakan sesi sharing dandiskusi, berkunjung ke lokasi-lokasi bangunanbersejarah, serta bergotong royong dalammembersihkan bangunan sejarah yang tertutupi olehtanaman liar dan sudah tidak terawat lagi. Kegiatanini dilakukan dengan satu tujuan yaitu agar sejarahtidak terlupakan dan terus ada dalam benak generasisekarang hingga generasi selanjutnya.

Pada saat melakukan kegiatan teatrikal,komunitas ini tentunya membutuhkan properti untuktampil, antara lain seperti senjata, baju perang, karunggoni, dan masih banyak lagi. Permasalahan yang adapada komunitas ini yaitu minimnya ruang penyimpananyang dimiliki oleh mereka. Sebagai peneliti yangmenekuni bidang desain interior, permasalahan initentu membutuhkan sebuah solusi khususnya dalamhal produk. Produk merupakan sebuah benda hasilkarya keteknikan, yaitu dimulai dari hasil perancangan,kemudian pembuatan dan kegiatan lain yangbersangkutan. Perancangan produk merupa-kansebuah proses di dalam pembuatan produk yangdimulai dengan pemikiran manusia tentang kebutuhanyang ada. Berdasarkan dengan pembuatan konsepawal dari hasil pemikiran tersebut, selanjutnya masukdalam tahap perancangan, tahap pengembangan,tahap penyempurnaan produk, dan tahappendistribusian produk (Harsokoesoemo, 2004). Olehsebab itu, tujuan dari jurnal ini yaitu ingin menciptakansebuah produk berupa rak display dan penyimpananportable untuk menyimpan properti teatrikal dan mudahuntuk dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhandari komunitas.

II. KAJIAN LITERATUR

A. FurniturFurnitur berkontribusi sebagai pemenuhan vi-

sual dalam sebuah ruang interior. Visual dalam sebuahfurnitur yang dimaksud adalah pengaruh bentuk, garis,warna, tekstur, dan skala masing-masing bendamaupun pengaturan spasialnya. Pemilihan perabotyang baik dan aman adalah perabot yang awet, tidakmudah mengelupas, tidak mudah terbakar, mudahdibersihkan, tidak beracun atau menimbulkan reaksikimia yang berbahaya (Ching, 2002).

B. ErgonomiIstilah ergonomi berasal dari bahasa Latin

yaitu “ergon” (kerja) dan “nomos” (hukum alam).Ergonomi merupakan sebuah ilmu studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yangditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineer-ing, manajemen, dan desain/ perancangan (Nurmianto,2004). Dalam proses pengaplikasian, ergonomiberkaitan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempatkerja, rumah, tempat publik, dan sebagainya.

Ergonomi dalam International Ergonomic As-sociation/IEA (2002), merupakan i lmu yangmempelajari manusia dengan elemen-elemen lain padasistem dan pekerjaan yang menghasilkan teori, prinsipdata dan metode untuk bisa membuat rancanganberupa suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisimanusia dan kinerja. Ergonomi merupakan faktor yangpenting, dikarenakan mempelajari mengenai sistemkerja tubuh manusia dan memberikan dampak balikberupa merancang atau mengevaluasi tugas, produk,pekerjaan, lingkungan, dan sistem kerja supaya dapatdigunakan dengan nyaman sesuai kebutuhan,kemampuan, dan keterbatasan manusia. Prinsipergonomi terbagi menjadi 5, yaitu:1. Kegunaan (Utility)

Prinsip ini berarti produk yang dihasilkanbermanfaat bagi seseorang dalam mendukungaktivitas atau kebutuhan secara maksimal tanpamengalami kesulitan atau masalah dalamkegunaannya.

2. Keamanan (Safety)Prinsip ini berarti produk yang dihasilkanmempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa beresikomembaha-yakan keselamatan yang dapatmerugikan penggunanya.

3. Kenyaman (Comfortability)Prinsip ini berarti produk yang dihasilkanmempunyai tujuan yang sesuai atau tidak

30

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

menganggu aktivitas serta mendukung aktivitasseseorang.

4. Keluwesan (Flexibility)Prinsip ini berarti produk yang dihasilkan dapatdigunakan untuk kebutuhan dalam kondisi maupunfungsi ganda secara fleksibel.

5. Ketahanan (Durability)Prinsip ini berarti produk yang dihasilkan harustahan lama, awet, dan tidak mudah rusak jikadigunakan untuk jangka waktu yang lama.(Nurmianto, 2004)

C. Dimensi ProdukDimensi bentuk dibuat berdasarkan dari jumlah

dan ukuran barang yang akan diletakkan di raktersebut, sehingga dapat tercipta produk yang dapatmenjawab kebutuhan dari user. Kegiatan teatrikal yangdilakukan oleh Komunitas Roode Brug Soerabaiamembutuhkan cukup banyak property, antara lainsenjata yang memiliki variasi ukuran dengan panjang80 cm, 120 cm, dan 140 cm, karung goni, pakaianperang dan atribut lainnya, serta bambu runcingdengan ukuran 55-60 cm.

D. Kayu PinusKayu merupakan bagian batang atau cabang

dari sebuah tanaman yang mengalami proseslignifikasi (pengayuan), kayu sendiri dibagi menjadidua jenis yaitu softwood (kayu lunak) dan hardwood(kayu keras). Kayu lunak memiliki banyak contoh dansalah satunya adalah kayu pinus, yang merupakansalah satu kayu yang laku di kalangan pengrajin,karena memiliki struktur dan karakteristik yang baik.Kayu pinus sendiri memiliki jumlah lebih dari 20 jenisdengan nama spesies yang berbeda, terdapat duajenis kayu pinus yang sering dipakai dan memilikikualitas yang baik yaitu Pinus Radiata dan PinusMerkusii. Pinus Radiata banyak tumbuh Australia,Amerika, Afrika dan sekitarnya, sedangkan kayu PinusMerkusii ini banyak tumbuh di Asia Tenggara salahsatunya di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera diGunung Kerinci atau Gunung Talang. Makamasyarakat di Indonesia banyak menggunakan kayuPinus Merkusii.

Pohon Pinus Merkusii ini memiliki karakteristikpohon dengan ketinggian 24-25 meter, dengan diam-eter pohon hingga 1 meter. Kayu pinus memilikikarakteristik tekstur agak kasar, tidak berpori, memilikisaluran damar aksial tetapi sangat jarang, danmemiliki densitas 565-750 kg/m3 pada MC 12%. Seratdari kayu pinus merkusii ini lurus dan sama rata antara

kayu gubal dan teras, dan memiliki warna kayu terascoklat kemerahan dan kayu gubal kuning keputihan.  

Kayu Pinus Merkusii ini termasuk golongankelas awet IV dan kelas kuat III. Kayu pinus sendirimembutuhkan perhatian lebih karena mudah terserangjamur (blue stains), maka kayu pinus yang sudahditebang harus dikeringkan secepat mungkin. Kayuini juga rentan terhadap perubahan suhu maka wajibmenggunakan laminasi untuk mencegah jamurataupun lapuk, ketika melakukan finishing juga harusmemperhatikan mata kayu yang memiliki peluangterjadi tidak meratanya warna cat, terutama warna yangnon-natural. Tetapi kayu pinus sendiri memiliki hargayang cukup terjangkau, dan mudah diproses karenaseratnya yang halus membantu di dalam mempercepatproses finishing.  

E. FinishingKayu memiliki pori-pori yang dapat dimasuki

oleh air, minyak, debu, dan material lainnya. Masuknyamaterial ini ke dalam kayu akan berpengaruh dalamkembang susut kayu, retak, melengkung atauberubahnya warna pada kayu. Selain itu juga produkkayu akan lebih mudah terserang organisme perusakseperti jamur atau serangga. Upaya dalam mengurangihal ini dilakukan proses finishing. 

Proses finishing kayu merupakan proses akhiratau penyempurnaan suatu produk, dengan caramelakukan pelapisan atau pengolesan resin atau suatuzat ke permukaan kayu, untuk memperoleh manfaat-manfaat tertentu. Finishing yang baik akanmemberikan perlindungan permukaan kayu agarterhindar dari hal-hal berikut:1. Korosi atau pengaruh bahan-bahan kimia yang

merubah permukaan kayu. 2. Rusaknya permukaan karena terkelupas atau

tergores.3. Pengaruh cuaca seperti kelembaban, sinar

matahari, dan perubahan bentuk. 4. Jamur-jamur pewarna dan pelapuk kayu.5. Serangga yang sering melubangi dan memakan

zat organik pada kayu (Yuswanto, 2000).

Beberapa manfaat lainnya yang bisa diperolehdengan melakukan f inishing yaitu, untukmenyamarkan kelemahan dari estetika kayu dalamhal warna dan tekstur. Tidak hanya memberikan nilaiestetika lebih, tapi juga dalam hal ketahanan dalamperubahan suhu, cuaca, udara, serta memberikanketahanan terhadap dan kewateran benturan,gesekan, pukulan dari perabotan lainnya. Hal ini dapat

31

Perancangan Produk Rak Senjata Teatrikal... - Juanita Priscilla dan Hoo, Leony Gracia Budi Saputra

Volume 2 Tahun 2019

diartikan bahwa proses f inishing kayu dapatmenambah nilai estetika, ketahanan, dan keawetandari kayu tersebut.

Finishing kayu sendiri memiliki beberapametode pengaplikasian, salah satunya dengan metodebrush atau kuas. Metode brush ini paling seringdilakukan oleh masyarakat, karena metode ini salahsatu yang sederhana, terjangkau, dan mudahdilakukan. Tetapi dalam menjalankan metode inidibutuhkan perhatian khusus dalam hal pemilihankuas, untuk mendapatkan hasil terbaik disarankanuntuk menggunakan kuas yang memiliki kualitas yangbaik pula. Metode ini memiliki kekurangan yaitu,permukaan kayu yang telah di-finishing tidak akansehalus dan serata metode spray atau poles.

Finishing kayu juga dipengaruhi oleh jenis-jenis kayu yang digunakan. Hal ini dikarenakan tidaksemua jenis kayu dapat diberikan finishing yang sama.Salah satu contohnya adalah kayu pinus yang kurangbaik jika diberikan finishing kayu dengan warna yangtidak natural. Salah satu penyebabnya adalahbanyaknya mata kayu dan kantong minyak yangterdapat pada permukaan kayu pinus. Mata kayu dankantong minyak memiliki permukaan yang lebih kerasdaripada permukaan yang lainnya, yang akanmenyebabkan penyerapan warna tidak maksimal danberakibat tidak meratanya warna (transparansi).

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitupenelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalahpenelitian yang cenderung mengandalkan kekuatanindra peneliti yang bertujuan untuk memahamifenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnyaperilaku dan tindakan secara holistik dan dengan caradeskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, padasuatu konteks khusus yang alamiah dan denganmemanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2004). 

Penelitian kualitatif ini dilakukan denganpendekatan human centered design, merupakan salahsatu pendekatan kreatif yang berfokus kepadapengguna yang akan menggunakan ataumembutuhkan desain yang dirancang, sehingga prinsipini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penggunamelalui solusi yang baru, khusus untuk penggunatersebut (Ideo, 2015). Human centered designmerupakan desain yang terinspirasi dari manusia danberpusat pada manusia yang bertujuan untukmembangun empati yang mendalam denganpengguna yang akan menggunakan produk. Dalam

proses human centered design ini, terdapat tiga fase,yaitu:1. Fase Inspirasi

Penulis belajar langsung dari pengguna, dengancara membenamkan diri ke dalam hiduppenggunanya, sehingga dapat memahamipengguna secara mendalam. Metode yang dapatdilakukan antara lain: body language, photojournal, the five whys, frame your design challenge,recruiting tools, interview, dan conversationstarters.

2. Fase IdeasiMemahami apa yang sudah dipelajari, kemudianmengidentif ikasi peluang untuk desain danmembuat prototype dari solusi yang sudahditemukan. Metode yang dapat dilakukan antaralain: brainstorm rules, bundle ideas, create a con-cept, design principles, mash-ups, dan frame-works.

3. Fase ImplementasiSolusi dari perancangan kemudian diwujudkan dandiuji oleh segmen pengguna yang ada. Metodeyang dapat dilakukan pada fase ini antara lain: mea-sure and evaluate, keep getting feedback, dandefine success (Ideo, 2015)

Metode di dalam human centered design yangdapat digunakan dalam proses mendesain yangberpusat pada manusia, antara lain:1. Contextual design

Merupakan sebuah pendekatan dan proses desainyang menggunakan metode berupa pengumpulandata lapangan etnografi namun prosesnya sangatterstruktur dan terdefinisi. Kemudian didukungdengan proses analisis yang mengintegrasikankonsep, produk, dan test dari pengalamanpengguna.

2. Lead user approachMerupakan pendekatan yang melihat masalah dankebutuhan yang belum umum secara produk,sehingga dapat memberikan solusi desain bahkansebelum masalah tersebut menjadi kasus umum.

3. Emphatic designMerupakan pendekatan desain untuk memberikansolusi dalam bentuk desain, dengan caramengetahui perasaan pengguna terhadap sebuahproduk yang sudah ada. Analisis yang dilakukanpada pendekatan ini seringkali dapat menciptakaninovasi baru di dalam desain, dan memberi solusiterhadap masalah yang bahkan tidak bisa diketahuioleh pengguna.

32

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

4. Participatory designPendekatan desain yang melibatkan semua orangyang terlibat di dalam proyek, misal: pengguna,mitra, masyarakat, penduduk lokal, pengunjung.Kemudian menyumbangkan ide dalam segalaproses, sehingga desain yang diciptakan efektif.Seringkali dilakukan melalui focus discussiongroup.

5. Co-designPendekatan desain yang berangkat dari konsepparticipatory design, namun tidak semua pihakdiwajibkan untuk terlibat, hanya beberapapengguna yang potensial, seperti ahli-ahli yangmemahami desain, sehingga kerjasama yangterjalin bersifat kolaboratif dan terstruktur.

6. Applied ethnographyTujuannya yaitu untuk memahami kehidupansehari-hari sebuah kelompok manusia sebagaifenomena sosisal, dengan cara menjadi bagian darikegiatan mereka (Steen, 2017).

Selanjutnya penelitian kualitatif denganpendekatan pada human centered design inimenghasilkan data-data yang kemudian digunakanuntuk proses perancangan produk bagi komunitasRoode Brug Soerabaia yang diimplementasikandengan menggunakan metode design thinking. De-sign thinking merupakan sebuah metode dalampemecahan masalah yang berpusat pada manusiayang menekankan empati, kolaborasi, kreasi bersamadan umpan balik untuk membuka kreativitas daninovasi untuk merancang ide atau solusi yang layakdan dapat dilakukan. Tahapan perancangan di dalammetode design thinking, antara lain:

Gambar 1. Skema Design Thinking(Sumber: Priscilla, 2019)

a. UnderstandTahap understand ini merupakan tahap

pertama dalam proses design thinking. Tujuan daritahap ini yaitu mengembangkan pengetahuan latar

belakang melalui proses pengalaman yang dilakukan.Dalam tahap ini, proses pengumpulan data dilakukandengan berbagai macam metode, antara lainmenggunakan metode wawancara, observasi, dandokumentasi kegiatan yang dilakukan. Pada tahapanini, proses pencarian data literatur juga diperlukansebagai referensi dan bahan untuk acuan di dalamproses perancangan produk.

b. ObserveTahap observe merupakan tahap kedua dalam

proses design thinking. Pada tahapan ini,pengumpulan data dilakukan dengan berinteraksi danmengamati kegiatan yang dilakukan. Hasil data yangtelah dikumpul-kan melalui proses wawancara danobservasi kegiatan digunakan sebagai penunjangkebutuhan untuk proses perancangan produk bagikomunitas. Hasil data kebutuhan ini kemudiandibutuhkan untuk mengembangkan rasa empati dandianalisis melalui empathy map.

c. Point of ViewTahap point of view merupakan tahap ketiga

dalam proses design thinking. Pada tahapan ini,masalah dan kebutuhan yang telah diperoleh dari duatahapan sebelumnya dianalisis dan kemudiandijabarkan serta dikembangkan agar dapatmenemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhandan berdampak pada pengalaman komunitas. Ideate

d. IdeateTahap ideate merupakan tahap keempat dalam

proses design thinking dan merupakan komponenterpenting dari pemikiran yang ada. Dalam tahap ini,mulai mengeluarkan ide kreativitas dan membuatnyasebanyak mungkin. Ide yang dibuat dirumuskan kedalam ide konsep yang sesuai dengan tujuan danmasalah yang harus diselesaikan. Setelahmenemukan konsep perancangan, kemudiandilakukan proses sketsa secara manual danmembuatnya ke dalam berbagai alternatif yangberbeda-beda untuk mencari yang terbaik.

e. PrototypeTahap prototype merupakan tahap kelima

dalam proses design thinking. Dalam tahapan ini,alternatif yang terpilih kemudian dibuat ke dalam bentuk3D render menggunakan software komputer.Berdasarkan hasil dari desain 3D, setelah desain akhirsudah selesai dibuat, maka dibuat gambar kerja dariproduk yang kemudian digunakan di dalam prosespembuatan prototype produk skala 1:1.

33

Perancangan Produk Rak Senjata Teatrikal... - Juanita Priscilla dan Hoo, Leony Gracia Budi Saputra

Volume 2 Tahun 2019

f. TestTahap test merupakan tahapan terakhir dalam

proses design thinking. Dalam tahapan ini, dilakukanproses evaluasi dan pameran yang dilihat oleh tutordan anggota komunitas yang diundang untukmenghadiri acara pameran yang diadakan oleh kampus(D-School, 2014).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komunitas Roode Brug Soerabaia, merupakankomunitas yang beranggotakan aktivis di bidangsejarah. Kegiatan dari komunitas ini beragam mulaidari teatrikal, berkunjung dan membersihkan bangunanbersejarah, mengadakan seminar tentang sejarah, danmasih banyak lagi

Gambar 2. Proses Kegiatan Membersihkan BentengKedung Cowek di Surabaya

(Sumber: Leony, 2019)

Kegiatan teatrikal yang dilakukan olehkomunitas merupakan highlight dari segala kegiatanyang dilakukan oleh mereka. Kegiatan teatrikal inibiasanya diadakan satu bulan sekali dan berlokasi dilapangan Tugu Pahlawan. Teatrikal ini membutuhkanproperti seperti senjata-senjata, pakaian berperang,karung goni, kawat spiral, bambu runcing, dan masihbanyak lagi. Properti yang dibutuhkan untukmelakukan teatrikal ini ada banyak, namun ruangantempat menyimpannya kecil. Hal ini membuatmunculnya sebuah masalah dan dibutuhkan suatuproduk untuk menyimpan sekaligus dapat men-dis-play properti teatrikal seperti senjata dengan rapisehingga efektif dan efisien.

Gambar 3. Proses Kegiatan Membersihkan BentengKedung Cowek di Surabaya

(Sumber: Leony, 2019)

Berangkat dari latar belakang permasalahanruang sempit dan membutuhkan penyimpanan yangefektif, maka muncul sebuah konsep perancanganproduk yaitu “Bay to Bold – Surabaya History Boothto Fold”. Produk ini berfungsi sebagai rak penyimpanandan rak display untuk properti komunitas. Konsep inidibuat agar produk dapat dilipat sehingga mudahdipindahkan dan multifungsi. Ketika dilipat, produk iniberbentuk balok. Sedangkan ketika dibuka, produkini berbentuk limas. Bentuk limas saat produk dibukaini terinspirasi dari bentuk tenda, yang merupakantempat berlindung dan berobatnya para tentara padazaman perang dahulu.

Desain produk ini didesain denganmenggunakan prinsip ergonomi yaitu kegunaan (util-ity) dan keluwesan (flexibility). Kegunaan dari produkini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari komunitasuntuk menunjang kegiatan teatrikal yang dilakukanoleh mereka. Selain mendukung kegiatan teatrikal,produk ini juga dapat digunakan sebagai booth untukkeperluan pameran maupun sesi seminar tentangkomunitas. Prinsip flexibility dalam desain produk iniyaitu produk dibuat multifungsi, dimana produk dapatdilipat dan dibuka yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan dan display properti teatrikal sepertisenjata. Selain itu fleksibilitas produk ini dapat dilihatjuga dapat sistem penyimpanannya yang hemat spacedan mudah disimpan di pojok ruang.

34

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

Gambar 4. Desain Akhir Perancangan Produk Rak(Sumber: Leony, 2019)

Setelah gambar 3D dari produk selesai dibuat,kemudian dibuat juga gambar kerja dari produk untukbagian tampak dan bagian potongan agar dapatmempermudah di dalam pengerjaan produk asli denganskala 1:1. Fungsi dari gambar kerja ini untukmenampilkan detail ukuran dan menjelaskan materialyang digunakan dalam perancangan produk.

Gambar 5. Gambar Kerja Rak pada Posisi Terlipat(Sumber: Leony, 2019)

Gambar 6. Gambar Kerja Rak pada Posisi Terbuka(Sumber: Leony, 2019)

Selanjutnya setelah ditemukan desain akhirdari perancangan produk ini, kemudian dilakukanproses pembuatan produk asli skala 1:1. Produk inidibuat dari kayu pinus merkusii dengan natural finish-ing berwarna walnut. Produk ini membutuhkan waktupengerjaan hingga 2 minggu. Selain terbuat dari kayupinus, produk ini juga dilengkapi dengan papan tulisberwarna hitam yang dapat digambar atau diberikantulisan mengenai informasi seputar komunitas. Selainitu juga pada satu sisi diberikan kawat berukuran 2cm x 2 cm yang difungsikan sebagai tempat untukmeletakkan foto-foto kegiatan komunitas sebagaiaksen dekoratif dan berfungsi untuk memperkenalkankomunitas kepada khalayak umum.

Gambar 7. Proses Pembuatan Produk(Sumber: Priscilla, 2019)

Gambar 8. Produk pada Posisi Terbuka(Sumber: Priscilla, 2019)

35

Perancangan Produk Rak Senjata Teatrikal... - Juanita Priscilla dan Hoo, Leony Gracia Budi Saputra

Volume 2 Tahun 2019

Gambar 9. Produk pada Posisi Terlipat(Sumber: Priscilla, 2019)

Produk yang telah jadi, dibawa ke areapameran yang diadakan di kampus Universitas KristenPetra Surabaya. Produk ini dipamerkan denganmenggunakan properti teatrikal yang dipinjam darikomunitas Roode Brug Soerabaia dan dipercantikdengan manekin yang menggunakan pakaian perangyang mewakili rakyat Indonesia. Selain itu untukmenambah aksen Indonesia, maka ditambahkan jugabambu runcing yang merupakan simbolisasi dariperjuangan rakyat Indonesia pada saat melawanpenjajah yang menggunakan senjata lengkap yangsudah canggih.

Gambar 10. Produk yang Sudah Di-styling untukPameran di Kampus (Sumber: Priscilla, 2019)

Pameran produk ini dilakukan selama kurunwaktu 3 hari dengan mengundang para anggota darikomunitas Roode Brug Soerabaia untuk datangmenghadiri pameran ini. Mereka menyambut baik hasilproduk yang diberikan kepada mereka dan merasasangat senang dengan desain yang telah dibuatkan.

Kemudian proses evaluasi pun dilakukan untukmemberikan masukan dan usulan perbaikan untukproduk desain yang telah dibuat. Produk yang adatelah menjawab permasalahan dan kebutuhan yangada, namun masih membutuhkan pengembanganuntuk penggunaan material yang berbeda. Kayu pinusyang menjadi material utama produk ini dirasa kurangcocok, karena sifat dan karakteristik kayu pinus yangmerupakan golongan kelas awet IV dan kelas kuat IIIyang dapat dikatakan tingkatan kekuatan dankeawetannya kurang baik. Selain itu, kayu pinus jugamerupakan kayu yang rentan terhadap perubahan suhuyang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur (bluestain) pada permukaan kayu. Namun hal ini diatasidengan pemberian finishing untuk menaikkan nilaiketahanan dari kayu pinus itu dari organisme perusak,pengaruh cuaca, dan jamur. Selain itu dikarenakanproduk ini terlalu besar, maka material kayu pinus jugamembuat produk ini menjadi berat sehingga sulit untukdibawa kemana-mana namun tetap dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan aktivitas darikomunitas.

Hasil produk yang telah jadi didokumentasikandan segala proses yang telah dilakukan mulai daripendekatan awal dengan komunitas, mengikutikegiatan komunitas, hingga kontribusi di dalam prosesperancangan yang dapat bermanfaat bagi kegiatankomunitas Roode Brug Soerabaia sehingga dapatterus melestarikan sejarah dengan aksi-aksi kegiatanyang menarik dan terus dapat menginspirasimasyarakat umum.

Gambar 11. Dokumentasi dengan Komunitas(Sumber: Priscilla, 2019)

V. KESIMPULAN

Implementasi konsep “Bay to Bold – SurabayaHistory Booth to Fold” menjawab rumusan masalahdimana anggota komunitas Roode Brug Soerabaiamembutuhkan produk penyimpanan yang efektif danefisien agar dapat disimpan dalam ruangan yang kecil.

36

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat #4

Volume 2 Tahun 2019

Konsep ini dibuat dengan model yang menarik yaitusebuah rak display portable yang dapat dilipat. Rakini dapat digunakan untuk menyimpan perlengkapansenjata dan digunakan sebagai properti untuk anggotakomunitas mengadakan acara berupa seminar dansesi sharing di dalam memperkenalkan komunitaskepada masyarakat umum.

Produk yang dibuat ini sudah baik danmenjawab permasalahan dan kebutuhan darikomunitas Roode Brug Soerabaia, namun masihmembutuhkan pengembangan dan perbaikan dalamupaya untuk memaksimalkan fungsi dankegunaannya. Desain ini diharapkan dapatmemberikan semangat bagi anggota komunitas, agarterus melestarikan sejarah dan semakinmemperkenalkan sejarah kepada generasi mudamelalui cara-cara yang unik dan menarik.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ady Setyawan, pendiri dari komunitas Roode BrugSoerabaia yang telah bersedia menjadi narasumberuntuk membantu perancangan produk ini.

2. Anggota komunitas Roode Brug Soerabaia yangmembantu dalam proses etnografi, empati, danberkolaborasi dalam proses styling.

3. Dr. Dra. Srit i Mayang Sari, M.Sn., dosenpembimbing perancangan produk ini.

4. Dr. Laksmi K. Wardani, S.Sn., M.Ds., dosenpembimbing dan dosen mata kuliah seminar yangtelah memberikan bimbingan dan masukan dalamjurnal ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Ching, D.K. (2002). Ilustrasi desain interior. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Harsokoesoemo, H.D. (2004). Pengantar perancanganteknik. Bandung: Insti tut TeknologiBandung.

Hartiyono. (n.d.). Teknik finishing kayu. Malang:Departemen Bangunan PPPPTK BOE /VEDC Malang.

HPI. (2014). HPI Scholl of design thinking teachesuser-friendly innovation. Germany: HassoPlatter Institut.

Ideo. (2015). The field guide to human-centered de-sign. Canada: Ideo.org.

International Labour Office (ILO) & International Ergo-nomics Association (IEA). (2000). Petunjukpraktis ergonomik, petunjuk yang mudahditerapkan dalam meningkatkankeselamatan dan kondisi kerja. Jakarta: TimPenerjemah DK3N.

Kertajaya, H. (2008). Arti komunitas. Jakarta:Gramedia Pustaka.

Lapeantu, S. K., Hapid, A., & Muthmainnah. (2017).Sifat mekanika kayu pinus (pinus merkusiijungh et de vriese) asal Desa Taende MoriAtas Morowali Utara Sulawesi Tengah.Warta Rimba, 5(1), 121-126.

Meita, W. (2009). Hubungan karakteristik anatomi dankimia enam jenis kayu terhadap sifat Akustikkayu. Bogor. Jawa Barat: Institut PertanianBogor.

Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif.Bandung. Jawa Timur: PT. RemajaRosdakarya.

Nurmianto, E. (2004). Ergonomi konsep dasar danaplikasinya (Edisi pertama). Surabaya: GunaWidya.

Sjamsuddin, H. (1996). Metodologi sejarah. Jakarta:Depdikbud, Proyek Pendidikan TenagaAkademika.

Steen, M., Kujit-Evers, L. & Klok, J. (2007). Early userinvolvement in research and design projects– A review of methods and practices. Vienna:EGOS Colloqium.

Tim Penyusun. (2018). Kamus besar bahasa Indone-sia ed. 5. Jakarta: Balai Pustaka.

Yuswanto. (1999). Finishing kayu. Yogyakarta:Kanisius.