PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-00962-DI...

15
PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS TRIADI Nathania Hapsari Komplek Taman Asri blok I3 No.4 Ciledug Tangerang 085780887775 [email protected] Anak Agung Ayu Wulandari Fauzia Latif ABSTRAK Perkembangan teknologi dunia yang begitu pesat memberikan perubahan – perubahan yang berarti di segala bidang termasuk bidang fotografi. Dengan perkembangan tersebut, dimulailah proses penemuan kamera dan ilmu yang mempelajarinya sehingga lahirlah seni fotografi. Fotografi memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai usia dan kalangan. Dari masa ke masa, jumlah peminat pun terus bertambah terutama di kota besar yang cukup maju seperti Jakarta. Masyarakat di Jakarta memiliki gaya hidup yang cukup mengikuti perkembangan akan hal-hal yang saat ini sedang terjadi, sehingga pesatnya perkembangan seni fotografi pun menarik rasa ingin tahu yang cukup besar dari masyarakat Jakarta untuk mempelajarinya. Hal tersebut melahirkan satu kebutuhan akan adanya sarana yang dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan mendalami dunia fotografi di bawah bimbingan tangan-tangan ahli. Dari berbagai sarana pendukung fotografi, salah satunya adalah dengan adanya sekolah fotografi. Kata Kunci : Teknologi, Fotografi, Sekolah Fotografi

Transcript of PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-00962-DI...

PERANCANGAN INTERIOR

SEKOLAH FOTOGRAFI DARWIS TRIADI

Nathania Hapsari Komplek Taman Asri blok I3 No.4 Ciledug Tangerang

085780887775

[email protected]

Anak Agung Ayu Wulandari

Fauzia Latif

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dunia yang begitu pesat memberikan perubahan – perubahan yang berarti di segala bidang termasuk bidang fotografi. Dengan perkembangan tersebut, dimulailah proses penemuan kamera dan ilmu yang mempelajarinya sehingga lahirlah seni fotografi.

Fotografi memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai usia dan kalangan. Dari masa ke masa, jumlah peminat pun terus bertambah terutama di kota besar yang cukup maju seperti Jakarta. Masyarakat di Jakarta memiliki gaya hidup yang cukup mengikuti perkembangan akan hal-hal yang saat ini sedang terjadi, sehingga pesatnya perkembangan seni fotografi pun menarik rasa ingin tahu yang cukup besar dari masyarakat Jakarta untuk mempelajarinya.

Hal tersebut melahirkan satu kebutuhan akan adanya sarana yang dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan mendalami dunia fotografi di bawah bimbingan tangan-tangan ahli. Dari berbagai sarana pendukung fotografi, salah satunya adalah dengan adanya sekolah fotografi.

Kata Kunci : Teknologi, Fotografi, Sekolah Fotografi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sudah sejak lama perkembangan teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya perkembangan teknologi ini, perubahan – perubahan yang berarti mulai bermunculan di segala bidang yang ada, salah satunya adalah bidang fotografi. Pada awalnya orang mengabadikan sebuah keadaan atau gambaran dengan teknik melukis, tetapi dengan berkembangnya teknologi maka kamera mulai diciptakan dan dikembangkan sehingga lahirlah seni fotografi.

Setelah mengalami berbagai perkembangan yang cukup signifikan, fotografi telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan kebudayaan manusia modern terutama sepanjang abad ke-20. Fotografi menjadi “seni” yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai usia dan kalangan. Jumlah peminat pun terus bertambah seiring dengan perkembangan fotografi yang terus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal tersebut melahirkan satu kebutuhan akan adanya sarana yang dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan mendalami dunia fotografi di bawah bimbingan tangan-tangan ahli. Dari berbagai sarana pendukung fotografi, salah satunya adalah dengan adanya sekolah fotografi yang dewasa ini telah banyak bermunculan.

Kebutuhan akan sekolah fotografi yang dapat memberikan kenyamanan dan pencitraan yang baik menjadi alasan kuat bagi seorang desainer interior untuk mengolah dan menciptakan kondisi serta program ruang yang tepat. Begitu juga dengan kualitas serta kelengekapan fasilitas di dalamnya, yang akan menunjang kegiatan berlajar-mengajar. Dengan begitu minat masyarakat umum akan lebih bertambah. Dan masyarakat lebih memahami dan menghargai peranan sebuah sekolah fotografi itu sendiri.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada perancangan sekolah fotografi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kurang optimalnya penonjolan karya seni fotografi pada interior sekolah fotografi.

2. Kurang efisiennya area penyimpanan pada ruang kelas sekolah fotografi yang memadai untuk peralatan yang digunakan.

3. Tidak kondusifnya zona private (ruang kerja staf dan ruang rapat direksi) dengan program ruang yang kurang ergonomis.

4. Kurang nyamannya fasilitas pelengkap (kantin, ruang make up, ruang wardrobe) pada interior sekolah fotografi.

Tujuan Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mendesain interior sekolah fotografi yang dapat menonjolkan karya seni fotografi secara optimal.

2. Mendesain interior ruang kelas pada sekolah fotografi dengan area penyimpanan yang memadai untuk peralatan yang digunakan.

3. Mendesain program ruang yang tepat pada zona private (ruang kerja staf dan ruang rapat direksi) agar lebih kondusif dan ergonomis.

4. Menghasilkan fasilitas pelengkap (kantin, ruang make up, ruang wardrobe) yang lebih nyaman pada interior sekolah fotografi.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, di mana metode kualitatif itu sendiri dipahami sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15, dikutip dari penalaran-unm.org). Metode kualitatif tersebut terbagi atas dua cara yaitu :

a. Studi lapangan yaitu dengan melakukan survey atau pengamatan dan pengenalan langsung ke sekolah fotografi yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:

1. Observasi: dengan melakukan pengamatan terhadap ruang–ruang yang ada dalam sekolah fotografi, mengamati pola sirkulasi pengunjung, fotografer dan pegawai serta mengamati proses belajar mengajar. Pengamatan juga dilakukan terhadap beberapa sekolah fotografi yang sudah ada di Jakarta sebagai pembanding.

2. Wawancara: proses tanya jawab dengan pihak sekolah fotografi dan studio foto serta orang–orang yang ahli dalam fotografi. Data yang diperoleh lebih akurat karena berasal dari sumbernya langsung.

3. Dokumentasi: dengan mendokumentasikan keadaan dan kegiatan yang berlangsung di sekolah fotografi. Misalnya memotret interior dari sekolah, studio foto, dan ruang–ruang lainnya.

b. Studi literatur yaitu dengan melakukan pengumpulan data melalui buku–buku, majalah, makalah, ataupun dari media lain seperti internet, yang berhubungan dengan objek perancangan.

HASIL DAN BAHASAN

Kerangka Konsep

Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003. Moto Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah “LEARN FROM THE BEST”

Pengguna :

1. Pengelola 2. Instruktur 3. Siswa

Bangunan : Saberro House, Kemang

Kawasan perumahan, bisnis dan bisnis hiburan malam, dengan pengunjung yang dominan yaitu kalangan muda-mudi.

Pengelola

- Usia : 25 – 50 tahun - Karakter : dewasa, sibuk,

aktif, profesional

Siswa

a. Pelajar – Mahasiswa - Usia : 15 – 24 tahun - Karakter : trendi, aktif, berjiwa muda, kreatif, labil

b. Karyawan / Pekerja Kantoran - Usia : 23 – 40 tahun - Karakter : berjiwa muda, aktif, sibuk, dewasa

c. Penghobi fotografi - Usia : 40 – 50 tahun - Karakter : dewasa, berjiwa petualang, mapan

Instruktur

- Usia : 25 – 50 tahun - Karakter : dewasa, pecinta

fotografi, profesional, ahli

Young Dynamic

Modern Simple

Darwis Triadi

- Bentuk geometris (garis lurus dan lengkung)

- Material modern

- Kombinasi warna netral, primer, dan sekunder

- Local Content Jawa Tengah

Solo, Jawa Tengah

Konsep Young Dynamic

Lokasi sekolah fotografi ini bertempat di daerah Kemang yang merupakan kawasan hiburan dengan tingkat aktivitas cukup tinggi. Besar kemungkinan bahwa pengunjung yang akan datang berasal dari kalangan muda-mudi, ditambah lagi maraknya kemajuan fotografi yang saat ini mulai menyentuh masyarakat muda. Selain itu, berdasarkan hasil analisa pengguna dari sekolah fotografi yang ada, jenis pengguna yang cukup dominan adalah kalangan yang memiliki jiwa muda, dengan pola hidup yang dinamis dalam menjalani berbagai macam aktivitas. Hal inilah yang melahirkan konsep Young Dynamic untuk sekolah fotografi tersebut, agar desain yang ada sesuai dengan gaya hidup dan karakteristik para penggunanya.

Konsep Citra Ruang (Modern Urban)

Citra ruang yang ingin ditampilkan oleh desain interior ini adalah modern, penuh variasi, tanpa meninggalkan faktor kenyamanan sehingga pengunjung dapat merasakan suasana yang mendukung untuk mendapatkan pelajaran dan informasi. Selain untuk mengikuti gaya hidup msyarakat yang cukup dominan dengan hal-hal yang bersifat modernisasi, pemilihan konsep modern juga ditujukan untuk menggambarkan kemajuan dunia fotografi yang telah berkembang sangat pesat dewasa ini. Sedangkan pemilihan konsep urban ditujukan untuk mewakili pola hidup masyarakat yang beragam dengan karakteristiknya yang berbeda-beda.

Penerapan seni fotografi pada elemen interior akan menjadi aksen yang cukup menonjol sehingga pengunjung juga mendapatkan gambaran tentang kemajuan dunia fotografi yang kini telah berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh penerapan seni fotografi tersebut terdapat pada penggunaan digital printing wallpaper pada beberapa ruangan, di antaranya:

- Lobby - Kantin - Area Briefing - Ruang Meeting - Ruang Instruktur

Konsep Bentuk

Untuk menegaskan konsep dinamis, bentuk-bentuk yang akan digunakan terdiri dari bentuk geometris dengan garis lurus ataupun lengkung. Pola penataan bentuk-bentuk tersebut tidak selalu simetris, melainkan ada sentuhan asimetris untuk menghindari kesan kekakuan.

Bentuk-bentuk yang akan mendominasi furniture adalah bentuk-bentuk geometri yang terdiri atas garis lurus ataupun garis lengkung. Penggunaan furniture dengan dengan bentuk tersebut dimaksudkan untuk menghindari kesan kaku pada ruangan. Desain dari tiap furniture mengacu pada tema modern era 1950 – 1960 yang cukup berciri khas. Desain inilah yang menjadi benang merah bagi semua ruangan yang ada pada Sekolah Fotografi Darwis Triadi tersebut.

Konsep Warna

Warna-warna yang akan diterapkan secara dominan pada desain interior sekolah fotografi ini adalah warna-warna primer dan sekunder yang bersifat panas dan dingin. Warna-warna tersebut dipadukan dengan warna-warna netral yang diterapkan sebagai aksen untuk menghindari kesan penuh dan ramai. Dengan adanya perpaduan warna-warna ini, kesan aktif dan dinamis akan tercipta, sesuai dengan gaya hidup masyarakat berjiwa muda. Warna-warna tersebut di antaranya :

- Putih � dapat memberikan kesan “baru” dan simple - Abu – abu � warna netral yang mendukung kegiatan pemotretan - Biru � pemancing daya imajinasi - Hijau � menimbulkan kesan rileks untuk menghindari kejenuhan - Hitam � menegaskan bentuk-bentuk solid dan kesan elegan - Merah � pemancing semangat dan keaktifan - Jingga � menegaskan kesan ceria dan kreatif - Kuning � menegaskan kesan bersahabat - Coklat � memberikan kesan nyaman

Pengkombinasian warna netral ke warna dingin dan hangat tersebut ditujukan

untuk mengimbangi warna primer ataupun sekunder yang cukup mencolok.

Untuk mendukung tema dinamis tersebut, penerapan warna pada tiap ruangan akan berbeda-beda. Pembagian warnanya adalah:

a. Lobby : - Warna abu-abu, putih, merah, hitam

- Mengadaptasi warna dari logo Sekolah Fotografi Darwis Triadi

b. Ruang Tunggu Siswa - Warna abu-abu, putih, merah, hitam - Ruang Tunggu Siswa merupakan penerusan dari lobby sehingga

warna yang digunakan kurang lebihnya sama

c. Kantin - Warna jingga, merah, kuning, putih - Untuk memberikan kesan ceria, karena di sinilah terjadinya aktivitas

pertemuan antar siswa yang menunggu kelas dimulai

d. Studio Foto Interior - Warna abu-abu, putih, coklat - Pendominasian warna abu-abu dipilih karena merupakan warna ideal untuk

proses pemotretan

e. Ruang make up dan wardrobe - Warna putih, abu-abu, coklat muda - Untuk menciptakan nuansa bersih dan nyaman

f. Mushola

- Warna putih, hijau zamrud - Untuk menciptakan suasana ruang yang calm dalam mendukung aktivitas

ibadah

g. Kelas Teori dan Praktek - Warna putih, 2 turunan hijau mint, biru pirus - Untuk menciptakan tampilan yang bersih dengan tambahan biru pirus

sebagai warna yang dapat memancing imajinasi

h. Kelas Praktek Photoshop - Warna jingga, coklat muda, hitam - Untuk menciptakan kesan aktif namun nyaman

i. Area Briefing

- Warna putih, abu-abu, coklat, hijau mint, biru muda - Untuk memberikan nuansa modern dengan perpaduan warna yang ceria

tanpa meninggalkan sisi kenyamanan

j. Ruang Instruktur - Warna abu-abu, coklat - Untuk menciptakan kesan ruangan yang penuh sifat profesionalitas dan

berpengelaman

k. Pantry - Warna putih, coklat, hijau daun - Untuk memberikan kesan homy

l. Ruang Locker Asisten

- Warna coklat muda, putih - Untuk memberikan kesan bersih dan nyaman

m. Ruang Kerja Staf

- Warna hijau, hijau mint, putih - Untuk menciptakan nuansa fresh sehingga dapat menekan tingkat stress

n. Ruang Manajer Umum

- Warna merah tua, putih, abu-abu - Untuk memberikan kesan modern, kekuatan, dan ketegasan

o. Ruang Meeting

- Warna jingga, putih, hitam - Untuk memberikan kesan aktif dan modern Perpindahan satu warna ke warna yang lain pada masing-masing ruangan ini

lah yang akan menegaskan kesan aktif dan dinamis.

Konsep Material

Jenis-jenis material yang akan digunakan adalah material modern untuk menegaskan konsep modern itu sendiri. Material tersebut di antaranya adalah :

- Gypsum -Kaca - Plastik - Karpet - Vinyl - Keramik - Tegel - Stainless Steel - Cat - Homogeneous Tile - Digital PrintingWallpaper

Konsep Pencahayaan

Terbatasnya jumlah jendela pada bangunan Saberro House membatasi jumlah cahaya alami yang dapat memasuki bagian dalam gedung, sehingga dibutuhkanlah sumber pencahayaan buatan di antaranya :

Tabel 1 Jenis Pencahayaan untuk Sekolah Fotografi

Jenis Ruang Jenis Pencahayaan Area Receptionist General lighting, Task

lighting Area Tunggu dan Product Display

General lighting, Accent lighting, Decorative lighting

Studio Foto Interior General lighting, Decorative lighting

Ruang Make Up dan Wardrobe

General lighting, Task lighting

Kantin General lighting Mushola General lighting

Kelas Teori dan Praktek

General lighting

Ruang Kerja Staf General lighting, Task lighting

Ruang Instruktur General lighting Ruang Rapat

Direksi General lighting

Ruang Briefing General lighting Toilet General lighting Pantry General lighting, Task

lighting Ruang Loker

Asisten General lighting

Untuk beberapa ruangan, dibutuhkan jenis pencahayaan tambahan dari lampu-lampu khusus fotografi. Penambahan pencahayaan tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan efek cahaya yang diinginkan pada objek foto. Ruangan yang membutuhkan pencahayaan tambahan antara lain :

- Kelas teori dan praktek - Studio foto interior

Konsep Penghawaan

a. Penghawaan Alami

Penghawaan alami didapatkan dari sirkulasi udara yang terjadi di dalam bangunan. Namun karena sifat bangunan yang berbentuk bangunan bertingkat, jumlah jendela dan lubang udara lainnya pun terbatas sehingga pergantian udara yang terjadi tidak maksimal. Untuk mengatasinya, akan diterapkan beberapa cara di antaranya :

- Mengunakan air conditioner - Memperbanyak bukaan ruang sehingga sirkulasi udara antar ruangan

menjadi cukup optimal

Konsep Rumah Solo

Penggunaan konsep rumah Solo atau diterapkan pada penyusunan tata letak, pembagian ruangan, serta pengolahan elemen bangunan. Esensi yang diambil dari rumah Solo tersebut di antaranya :

a. Tata Ruang : i. Pendopo:

- Untuk tamu. - Filosofi: banyaknya bukaan dimaksudkan agar tamu mengerti bahwa

keberadaannya adalah dengan sepengetahuan si pemilik rumah sehingga mereka akan merasakan rasa kesenjangan dan keharusan untuk menjaga tata karma ataupun perilaku).

- Ditujukan untuk aktivitas yang berkaitan dengan publik. ii. Pringgitan:

- Area transisi tamu, penyeimbang antara daerah yang umum dengan daerah yang sakral.

- Filosofi: adanya area transisi itu dimaksudkan agar mala petaka tidak mudah memasuki bagian dalam rumah tempat si penghuni tinggal dan beristirahat.

- Ditujukan untuk kalangan umum namun yang masih dalam batas penerimaan tuan rumah.

iii. Dalem Ageng:

- Tempat tinggal utama tuan rumah.

- Filofosi : sebagai daerah sakral yang dikuasai penuh oleh tuan rumah, memiliki beberapa ruangan tertutup untuk menyimpan barang-barang berharga.

- Ditujukan untuk si tuan rumah dan keluarganya, dengan tingkat privasi yang lebih tinggi.

b. Elemen Interior : i. Tegel:

- Material lantai yang menjadi ciri khas bangunan tradisional Jawa Tengah.

ii. Pondasi Umpak:

- Pondasi dengan bentuk menyerupai limas segi empat, yang sebagian atasnya dibiarkan muncul di permukaan lantai dan terhubung langsung dengan kolom.

Concept Images

SIMPULAN DAN SARAN

Jakarta merupakan ibukota dengan tingkat perkembangan teknologi yang terus maju mengikutin perubahan zaman. Salah satu efek dari perkembangan teknologi itu sendiri adalah turut berkembangnya seni fotografi yang kini telah menyentuh berbagai kalangan masyarakat. Hal tersebut melahirkan kebutuhan akan sebuah sekolah fotografi yang dapat menjadi sumber ilmu dan informasi bagi masyarakat yang memiliki minat terhadap seni fotografi.

Perancangan interior Sekolah Fotografi Darwis Triadi ini diharapkan dapat memberikan pencitraan yang baik atas sebuah sekolah fotografi yang berkualitas. Dengan fasilitas yang cukup lengkap serta pengolahan interior yang optimal, diharapkan pengunjung dapat menemukan suasana dan kondisi yang sangat mendukung kegiatan pengenalan dan pengajaran seni fotografi di bawah tangan-tangan para ahli.

Dalam perancangan ini, penulis menyadari masih adanya

ketidaksempurnaan dalam mendesain ataupun dalam penyusunan paper. Sumber-sumber informasi pun masih terpaku pada hasil survey dan data literatur yang didapat, dikarenakan pengalaman penulis yang masih terbatas. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sungguh diharapkan serta dihargai demi kemajuan ilmu dan pengetahuan penulis.

REFRENSI

- n.d, Sejarah Fotografi, 1-3-2012, http://citrastudio.com - n.d, Dasar Fotografi – Lensa Kamera, 1-3-2012, http://dasarfotografi.com - n.d, 2012, Sekolah, 4-3-2012, http://wikipedia.org - n.d, 2012, Darwis Triadi, 6-3-2012, http://wikipedia.org - n.d, Profil Darwis, 6-3-2012, http://adarwistriadi.com - Tetep Lukman, 2011, Pendidikan Formal vs Pendidikan Nonformal Informal, 11-

3-2012, http://lukmancoroners.blogspot.com - Iyan Afriani H.S, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, 19-3-2012, http://penalaran-

unm.org - n.d, 2012, Warna, 27-3-2012, http://wikipedia.com - n.d, 2012, Jawa Tengah, 6-4-2012, http://wikipedia.com - n.d, 2012, Kota Surakarta, 6-4-2012, http://wikipedia.com - Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M. Arch., 2012, Filosofi Rumah Jawa, 10-3-2012,

http://pakoeboewono.blogspot.com - Setiprayanti, Dhiafah.(2011). Hubungan Makna Rumah Bangsawan dan Hidup

Manusia Jawa dalam Konteks Pembatas Ruang, Laporan Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

- Adhitya Asmara, Yudi.(2011). Desain Interior Sekolah Neep’s Art Photography, Laporan Tugas Akhir, Universitas Trisakti, Jakarta

Riwayat Penulis

Nathania Hapsari lahir di kota Jakarta pada 21 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang desain interior pada tahun 2012. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Desain Interior Universitas Bina Nusantara sebagai Wakil Ketua pada periode 2010-2011.