Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

72
Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality Function Deployment di PT. Putratoolsindo Oleh Pujo Laksono NIM : 004201305055 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018

Transcript of Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

Page 1: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

Perancangan Desain Dies Kaplet

Dengan Metode Quality Function Deployment

di PT. Putratoolsindo

Oleh

Pujo Laksono

NIM : 004201305055

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode

Quality Function Deployment” yang disusun dan diajukan oleh Pujo

Laksono sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana

Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap

memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya

merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 24 April 2018

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT.

Page 3: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perancangan Desain Dies

Kaplet Dengan Metode Quality Function Deployment” adalah hasil

pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain

telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini

tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi

yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, 24 April 2018

Pujo Laksono

Page 4: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Perancangan Dies Kaplet

Dengan Metode Quality Function Deployment

di PT.Putratoolsindo

Oleh

Pujo Laksono

ID No. 004201305055

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT.

Dosen Pembimbing

Ir. Andira Taslim, M.T.

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

iv

ABSTRAK

PT. PutraToolsindo sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Perusahaan ini

juga bergerak di bidang manufaktur. Di era yang modern ini banyak pesaing dalam

menciptakan kualitas yang terbaik untuk konsumen. Banyak perusahaan yang terus

berupa menjaga efisiensi dalam proses manufaktur suatu produk, dengan cara

mengurangi defect yang begitu banyak terjadi di setiap proses manufaktur. Penelitian

ini dilakukan Di bagian Divisi Engineering yang berkawasan di jababeka 2.

Permasalahan yang biasa ditemukan ialah seringnya terjadi defect pada produk. Hal

ini menyebabkan barang menjadi NG (No good) pada pemotongan yang telah di

lakukan. Banyaknya produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen maka

yang dilakukan adalah rework. Dengan meningkatkan kualitas dan penurunan defect,

maka dilakukan analisa dengan menggunakan metode Quality Function Deployment.

Tahapan ini akan dibantu dengan cara Voice of Costumer yang berguna dalam

mengetahui keinginan para konsumen dan untuk meningkatkan kualitas dengan cara

menggunakan House of Quality. Metode-mmetode inilah yang dapat mengurangi

defect pada produk, Setelah tahapan itu selesai maka dilakukan analisa desain yang

cocok pada produk. Penggambaran di lakukan dengan sangat teliti dalam mencari

desain yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan.

Kata Kunci: QFD, NG, Setting Wirecut, Jig, Voice of Costumer, House of Quality

Page 6: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas

izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Laporan ini

dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat sarjana di President University.

Penulis sangat menyadari bahwasannya laporan ini masih perlu disempurnakan lagi.

Oleh karena itu, penyusun menantikan saran dan kritik dari semua pihak demi

kesempurnaan laporan ini. Laporan ini tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa

adanya dukungan yang sangat besar dari segala pihak Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan yang maha baik yang telah memberikan Rahmat sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT sebagai dosen pembimbing skripsi yang

selalu meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan kepada penulis dalam

penyusunan laporan skripsi ini serta selalu mendukung atas penyelesaiannya

laporan ini.

3. Bapak Agus Irawan & Bapak Miswanto selaku pembimbing lapangan di

perusahaan.

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan segala dukungan dan doa yang tiada

henti.

5. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri di President University, yang

selalu, memberikan motivasi terhadapa penulis, sehingga penulis termotivasi

dalam menyusun laporan skripsi ini.

Page 7: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ I

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................III

ABSTRAK .................................................................................................................. IV

KATA PENGANTAR .................................................................................................. V

DAFTAR ISI ............................................................................................................... VI

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... VIII

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. IX

DAFTAR ISTILAH .................................................................................................... XI

BAB I .............................................................................................................................1

PENDAHULUAN .........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................... 2

1.5 Asumsi .................................................................................................................. 3

1.6 Kerangka Penulisan .............................................................................................. 3

BAB II ............................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................4

2.1 Ergonomi .............................................................................................................. 4

2.1.1 Ruang Lingkup Ergonomi .......................................................................4

2.1.2 Tujuan Ergonomi ....................................................................................5

2.2 Jig and Fixture ...................................................................................................... 5

2.3 Wirecut ................................................................................................................. 6

2.4 Pengembangan dan Perancangan Produk ........................................................... 12

2.4.1 Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan produk ...............12

2.4.2 Karakter Pengembangan Produk ................................................................... 13

2.4.3 Desain perancangan Alat Bantu ...........................................................14

2.4.4 Computer Aided Design ........................................................................15

2.5 Concept Development Prosess ...................................................................... 17

2.6 Quality Function Deployment(QFD) ............................................................. 19

2.6.1 Tahapan dalam perencanaan Quality Function Deployment ..............20

Page 8: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

vii

2.6.2 Matriks Perencanaan Produk (House of Quality) ................................21

2.6.2 Langkah pembuatan House of Quality .................................................22

2.7 Uji Z untuk membandingkan dua proporsi ........................................................ 23

2.7.1 Hipotesis ...............................................................................................24

2.7.2 Tingkat Kepercayaan atau Tingkat Signifikansi ................................24

2.7.3 Daerah Kritis ........................................................................................25

2.7.4 Keputusan .............................................................................................25

BAB III ........................................................................................................................26

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................26

3.1 Kerangka penelitian ............................................................................................ 26

3.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ...................................................... 27

3.2.1 Observasi ...........................................................................................27

3.2.2 Studi Literatur .......................................................................................27

3.3 Perancangan Produk ........................................................................................... 28

3.3.1 Analisis Hasil Observasi Awal .............................................................28

3.4 Penyusunan Konsep ........................................................................................... 29

3.5 Analisis hasil dan Pembahasan .......................................................................... 29

BAB IV ........................................................................................................................30

DATA DAN ANALISIS ..............................................................................................30

4.1. Identifikasi dan Rumusan masalah ................................................................ 30

4.2. Perancangan Jig ............................................................................................. 32

4.2.1. Quality Function Deployment ............................................................32

4.2.2. Tahapan Respon Teknis .....................................................................37

4.3. Penyusunan Konsep ....................................................................................... 45

4.3.1. Penyusunan konsep Ide ......................................................................45

4.3.2. Detail Rancangan ..............................................................................49

4.3.3. Prototype ............................................................................................53

4.3.4. Implementasi ......................................................................................55

BAB V .........................................................................................................................59

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................59

4.1. Kesimpulan .................................................................................................... 59

4.2. Saran .............................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................60

Page 9: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Defect Dies Kaplet Bulan Febuari .................................................................... 41

Tabel 4.2 Tabel Diagram pareto Defect Dies Kaplet. ....................................................... 42

Tabel 4.3 Kebutuhan Operator .......................................................................................... 44

Tabel 4.4 Tingkat Kepentingan Atribut dari Respon Teknis ............................................ 44

Tabel 4.5 Nilai Target dari Respon Teknis ....................................................................... 47

Tabel 4.6 Optimization ..................................................................................................... 48

Tabel 4.7 Relation Metric ................................................................................................. 49

Tabel 4.8 Correlation Metric ............................................................................................. 47

Tabel 4.9 prioritas ............................................................................................................. 48

Tabel 4.10 Teknis Respon ................................................................................................. 55

Tabel 4.11 Penilaian score Konsep ................................................................................... 56

Tabel 4.12 Tabel Biaya ..................................................................................................... 61

Tabel 4.13 Defect sebelum diadakannya jig ..................................................................... 62

Tabel 4.14 Defect sesudah diadakannya jig ...................................................................... 62

Page 10: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 sirkulasi air dan kelistrikan kawat proses wirecut ........................................ 13

Gambar 2.2 Base (meja) wirecut ...................................................................................... 13

Gambar 2.3 Proses wirecut ............................................................................................... 14

Gambar 2.4 Proses awal Sumber Tegangan menuju kawat .............................................. 15

Gambar 2.5 Keadaan saat kawat sudah bersentuhan dengan benda kerja ........................ 16

Gambar 2.6 Keadaan material yang telah terpotong oleh wire ......................................... 16

Gambar 2.7 Jig Clamp ...................................................................................................... 18

Gambar 2.8 Jig Zero ......................................................................................................... 18

Gambar 2.9 Jig Ragum ..................................................................................................... 19

Gambar 2.10 Aplikasi software CAD ............................................................................... 24

Gambar 2.11 Perimeter Gambar ....................................................................................... 25

Gambar 2.12 Proses Konsep Pengembangan Produk ....................................................... 26

Gambar 2.13 4 fase Quality Function Deployment .......................................................... 26

Gambar 2.14 House of Quality ......................................................................................... 29

Gambar 2.15 Rumus Uji Z ................................................................................................ 33

Gambar 3.1 Kerangka Masalah ......................................................................................... 36

Gambar 3.2 4 Tahapan pengerjaan House of Quality ....................................................... 38

Gambar 4.1 Dies Kaplet .................................................................................................... 40

Gambar 4.2 Bentuk oval setelah proses ............................................................................ 41

Gambar 4.3 Setingan awal ................................................................................................ 42

Gambar 4.4 Konsep Pertama ............................................................................................ 52

Gambar 4.5 Konsep Ide kedua .......................................................................................... 53

Gambar 4.6 Konsep Ide ketiga .......................................................................................... 54

Gambar 4.7 Base Plate ...................................................................................................... 56

Gambar 4.8 Jig .................................................................................................................. 57

Gambar 4.9 Baut ............................................................................................................... 58

Gambar 4.10 Lock Jig ....................................................................................................... 57

Gambar 4.11 Penyesuaian Radius Produk ........................................................................ 59

Gambar 4.12 Penyesuaian Tap ......................................................................................... 60

Gambar 4.13 Fungsi Lock Jig ........................................................................................... 60

Gambar 4.14 Jig Assembly ............................................................................................... 61

Page 11: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

x

Gambar 4.15 Perimeter kontur Jig .................................................................................... 62

Gambar 4.16 Perbaikan chamfer jig ................................................................................. 62

Page 12: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

xi

DAFTAR ISTILAH

NG (No good) : Sebuah keadaan dimana sebuah barang/ produk tidak sesuai

dengan spesifikasi yang diinginkan.

Wirecut : Sebuah proses pemotongan besi dengan bantuan kawat

kuningan yang dialiri listrik.

Deionisasi : Proses yang menyebabkan air yang mengandung banyak

zat menjadi air yang netral / murni.

Dielektrik : Sebuah bahan yang memiliki daya hantar listrik.

Kation & anion : Sebuah ion yang bersifat positif & negatif.

Jig : Alat bantu di dalam Produksi

Rework : Proses memperbaiki kembali produk yang salah

Defect : Kesalahan dalam produk.

Crack : Keadaan patah pada produk.

Centrik : Keadaan kontur tidak center terhadap benda kerja.

Voice of Costumer : Suara Pelanggan

House of Quality : Rumah kualitas

Customer Needs : Keinginan dari Costumer sesuai dengan kebutuhan.

QFD : Sebuah metode dalam mengendalikan kualitas sebuah

produk dengan memberikan proses perencanaan demi

memenuhi kebutuhan konsumen.

Priority : Sebuah kebutuhan yang harus diutamakan dalam proses

pengerjaan.

Relation metric : Sebuah metode yang berfungsi untuk mengetahui nilai

kontribusi antara respon kebutuhan dan keinginan

konsumen.

CAD : Sebuah metode yang berfungsi untuk penggambaran sebuah

produk yang diinginkan dengan bantuan computer.

Page 13: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Industri yang semakin tahun semakin pesat yang selalu memunculkan

inovasi teknologi yang jauh lebih baik untuk mengembangkan kapasitas kualitas yang

terbaik didalam suatu produksi. Peningkatan efisiensi dapat mempengaruhi biaya

produksi, biaya produksi yang terkendali dapat menciptakan penurunan waktu proses

manufaktur. Seluruh proses produksi melalui banyak proses dan menggunakan mesin

yang sesuai. Semakin rumit bentuk produk, maka akan semakin sulit perkakas yang

akan digunakan.

PT. Putratoolsindo merupakan perusahaan yang bertempat di Kawasan Jababeka II

Cikarang. Perusahaaan ini adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak

dibidang Jasa pemotongan material. Material yang dapat terpotong adalah material

yang dapat menghantarkan listrik yang baik. Contoh material tersebut adalah seperti

Steel, Carbide, Kuningan, Aluminium dan Diamond.

Perusahaan ini menggunakan mesin EDM Wirecut. Mesin ini dinilai lebih presisi

toleransi 0.008/side mikron dibandingkan mesin miling yang menghasilkan 0.2/side

mikron. Permasalahan yang terjadi di PT. Putratoolsindo adalah ketika kesulitan

dalam setting produk. Produk yang diambil adalah Dies Kaplet. Permasalahan yang

terjadi pada produk adalah produk ini dinilai sangat presisi ukurannya dan

membutuhkan toleransi yang sangat presisi.

Didalam PT. Putratool sering terjadi banyak komplain konsumen terhadap produk

Kaplet yang ketidaksesuaian dengan apa yang diinginkan. Tingkat defect setelah

pengiriman produk Dies Kaplet oleh Departemen engineering masih terbilang tinggi.

Tabel 1.1 Defect Dies Kaplet bulan Jan – Maret

Dijelaskan Pada tabel 1.1 bahwa dalam kurung 3 bulan banyaknya defect yang terjadi

meliputi ketidakcenteran bentuk oval terhadap diameter luarnya, material yang crack

pada saat mencekam dan dimensi out. Kerugian yang dialami adalah produk yang

Page 14: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

2

kembali tidak dapat dirework dan dinyatakan NG maka dari itu perlu adanya

pergantian produk baru. Berdasarkan Permasalahan yang telah dijelaskan di atas,

maka perlu diadakannya Perancangan Jig dalam proses setting produk Dies Kaplet.

Suatu produk yang dikatakan baik jika disesuaikan terhadap kebutuhan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah yang

dapat diangkat adalah :

1. Bagaimana kesulitan yang dihadapi operator dalam melakukan setting

Dies Kaplet sebelum adanya bantuan jig?

2. Bagaimana karakteristik Costumer Need pada proses setting Dies Kaplet?

3. Bagaimana Desain jig yang sesuai dengan dies kaplet?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kendala apa saja yang mempengaruhi waktu setting

Dies Kaplet.

2. Untuk mengetahui karakteristik Costumer Need untuk mengurangi Defect

pada proses setting Dies Kaplet.

3. Untuk mengetahui Desain jig yang sesuai dengan kebutuhan Dies Kaplet.

1.4 Batasan Masalah

Berikut ini merupakan batasan masalah yang akan diteliti pada PT.

Putratoolsindo agar masalah yang akan diteliti tidak menyimpang dari tujuan

awal penelitian. Batasan masalahnya antara lain :

1. Penelitian dilakukan di PT. Putratool Kawasan Industri Jababeka II.

2. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai sejak 02 Januari 2017-02

Maret 2018.

3. Fokus masalah yang diajukan adalah masalah mendesain jig yang sesuai

dengan kebutuhan Dies Kaplet.

Page 15: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

3

1.5 Asumsi

Beberapa asumsi yang diterapkan agar analisis menjadi benar adalah sebagai

berikut :

1. Semua data yang didapat bersifat akurat dan valid.

2. Semua skill operator yang melakukan setting Dies Kaplet sama.

3. Harga produk Dies Kaplet bulan Januari 2017 sampai Maret 2017 tetap.

1.6 Kerangka Penulisan

Sistematika laporan penelitian terdiri dari lima bab. Lima tersebut terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini menerangkan apa yang menjadi latar belakang penelitian ini

dibuat, bagaimana rumusan masalah penelitian ini, apa tujuan yang menjadi

penelitian ini, apa saja yang menjadi batasan masalah penelitian ini dan asumsi

apa saja yang dikemukakan pada penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tinjauan pustaka secara singkat dan juga padat

mengenai teori-teori referensi yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai

acuan atau dasar untuk memaparkan secara teoritis yang berfungsi untuk

menguatkan dasar penelitian ini. Selain itu pun berfungsi untuk memecahkan

masalah yang terjadi pada penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan metodologi penelitian yang berfungsi untuk mencapai

tujuan dari penelitian ini yang meliputi aliran-aliran atau langkah penelitian dari

awal hingga selesai, dan juga menjelaskan bagaimana data-data penelitian

diambil hingga perhitungannya sehingga didapatkan hasilnya.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Pada bab ini menginformasikan mengenai gambaran umum perusahaan

berikut gudang yang akan diteliti dan juga menerangkan data-data yang telah

diambil dan bagaimana data-data tersebut diolah berdasarkan dari bab 2 dan

3, sehingga pada bab ini dapat dilihat hasil dari pengolahan data dan dapat

dilihat keuntungan dari penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir ini peneliti menjelaskan kesimpulan yang didapat dari hasil

pengolahan data dan juga dapat memberikan saran dari hasil penelitian ini.

Page 16: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Ergonomi adalah cabang sains yang sistematis untuk memanfaatkan informasi tentang

sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja,

sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada sistem yang baik yaitu untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. melalui kerja yang efektif, efisien, aman dan

nyaman (Rosnani, 2010).

Pentingnya kualitas karya manusia, sebagaimana dibuktikan oleh berbagai gagasan,

pandangan, atau teori para ahli dalam memberikan arahan yang jelas atau konsep

matang dalam menyeimbangkan sistem kerja dengan kemampuan manusia. Tujuan

ergonomi, penulis hemat tidak lain untuk manusia (pekerja) dan juga kualitas kerja

dimana hasil kualitas kerja akan bermanfaat bagi manusia itu sendiri.

2.1.1 Ruang Lingkup Ergonomi

Dalam pekerjaan, ergonomi memiliki peran besar. Seluruh bidang pekerjaan selalu

menggunakan ergonomi. Ergonomi itu berlaku di dunia kerja sehingga para pekerja

merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan rasa nyaman tersebut maka

akan bermanfaat bagi produktivitas kerja yang diharapkan dan mampu meningkat

(Suhardi B, 2008). Secara umum, ergonomi di dunia kerja memperhatikan hal-hal

berikut:

Bagaimana orang melakukan pekerjaan mereka

Bagaimana posisi dan gerak tubuh digunakan saat bekerja

Peralatan yang mereka gunakan

Apa efek atau efek dari faktor-faktor ini terhadap kesehatan dan kenyamanan

kerja.

Page 17: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

5

2.1.2 Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan ergonomi adalah sebagai berikut:

meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan cara pencegahan cidera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, dan

mengupayakan promosi dan kepuasaan kerja.

untuk peningkatakan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak

sosial, mengelola dan mengkoordinir secara tepat dan meningkatkan jaminan

sosial selama kurun waktu usia produktif maupun juga setelah produktif.

Ergonomi bertujuan menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai

macam aspek yakni aspek ekonomi, aspek teknis, antropologis dan juga

budaya setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan

kualitas hidup yang tinggi.

2.2 Jig and Fixture

Jig dan fixture merupakan sebuah alat bantu didalam lingkup produksi yang

digunakan pada proses manufaktur, sehingga dihasilkan duplikasi part yang akurat.

Jig dan fixture biasanya dibuat secara khusus sebagai alat bantu proses produksi untuk

mempermudah dalam penyetingan material yang menjamin keseragaman bentuk dan

ukuran produk dalam jumlah banyak (mass product) serta untuk mempersingkat

waktu produksi (Hoffman,1996). Alat bantu produksi yang dibuat tidak hanya

menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika

operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk

mengarahkan mata gurdi/bor atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang

kecil tidak dibaut atau dipasang pada meja kempa gurdi. Namun untuk diameter

penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja.

Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan menyangga

benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang diperlukan bisa

dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture untuk referensi atau

setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang tetap ke meja mesin dimana

benda kerja diletakkan. Keduanya memegang benda kerja. Tetapi jig mengarahkan

alat potong ketika operasi berjalan, sedangkan fixture tidak. Fixture dibuat lebih kuat

dan berat dari jig dikarenakan gaya perkakas yang lebih tinggi.

Page 18: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

6

2.3 Wirecut

Wirecut menggunakan sebuah kawat elektroda panas yang bergerak menembus benda

kerja. Benda kerja yang dapat diproses menggunakan wirecut berupa material

konduktif karena basis kerjanya menggunakan listrik. Panas yang terjadi pada kawat

disebabkan oleh pulsa elektrik DC yang dibangkitkan antara kawat dengan benda

kerja, hal ini serupa dengan proses EDM lainnya dimana kawat menjadi kutub

negative dan benda kerja menjadi kutub positif sehingga akan dapat menimbulkan

loncatan bunga api.

Definisi lain mesin Wirecut adalah mesin yang dapat memotong suatu benda kerja

berjenis metal (dapat menghantar arus listrik), dengan cara kerjanya memanfaatkan

kutub positif dan kutub negatif dengan jarak tertentu (0.050 ~ 0.150mm) sehingga

menghasilkan lompatan bunga api dan dijaga dengan mendorong maju sehingga

terjadi pemotongan oleh kawat berjenis kuningan. Suhu lompatan bunga api tersebut

dapat mencapai 10.000 s/d 40.000 derajat celcius, sehingga diperluka air sebagai

media pendinginan yang disemprotkan dengan tekanan tinggi bersamaan dengan

berputarnya terus kawat agar tingkat keakuratan dalam memotong suatu produk dapat

terjaga.

Di antara kawat dan benda kerja terdapat air yang ter-deionisasi yang disebut

dielectric. Proses deionisasi akan menyebabkan air menjadi air murni yang berfungsi

sebagai insulator dan air tap yang mengandung mineral, sehingga hal tersebut

membuat kawat menjadi sangat konduktif.

Sedangkan untuk mengatur konduktifitas air, maka dibuatlah proses sirkulasi air pada

sistem wirecut.

Page 19: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

7

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.1 sirkulasi air dan kelistrikan kawat proses wirecut

Ketika sistem teraliri listrik, maka air akan ter-deionisasi. Kemudian terjadi loncatan

bunga api listrik diantara kawat dan benda kerja dan mengikis bagian kecil pada

benda kerja. Sementara cairan dielectric bertekanan dialirkan untuk membantu proses

pendinginan benda kerja dan membersihkan hasil kikisan dari kawat maupun benda

kerja.

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.2 Base (meja) wirecut

Page 20: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

8

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.3 proses wirecut

Pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 menjelaskan sistem listrik DC atau AC, celah yang

terjadi antara kawat dan benda kerja sebesar 0,051 hingga 0,076 mm. Karena kawat

tidak menyentuh benda kerja, maka WireCut machining merupakan proses

pemotongan yang bebas akan tegangan (stress). Kawat elektroda yang biasa

digunakan untuk proses ini berupa tembaga, kuningan dan zink dengan diameter 0,025

hingga 0,357 mm.

Dengan kemampuan WireCut machining yang memiliki keakuratan hingga 0,0025

mm, surface finish hingga 0,037 Ra μm dan mampu memotong material hingga

seberat 10.000 pounds. Maka wire cut menjadi popular digunakan dalam proses

manufaktur pada industri-indutri. Selain itu, WireCut machining benar-benar seakan

menggantikan mesin-mesin konvensional karena dapat diaplikasikan pada proses

milling, broaching, grinding dan short run stamping. Lebih dari itu, Wire Cut

machining dapat diatur secara otomatis menggunakan CNC (computer-numerically

controlled).

Page 21: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

9

Berikut Cara kerja pembakaran kawat kuningan pada saat mesin EDM Wirecut

bekerja:

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.4 Proses awal Sumber Tegangan menuju kawat

1.Menghidupkan Sumber Tegangan

Pada Gambar 2.4 Ketika sumber tegangan dihidupkan maka akan membangkitkan

arus listrik ke kawat (wire) sebagai anoda (kutub negative) dan benda kerja sebagai

katoda (kutub Positif). Selain itu cairan dielektrik akan terjadi proses deionisasi.

Proses deionisasi adalah Sebuah proses penyaringan air dan membuang ion-ion yang

ada dalam kandungan air. Sebelum dimurnikan, biasanya air mengandung beberapa

beberapa ion seperti Cu2+

, Ca2+

, dan Mg2+

. Dalam proses pemurnian air yang berasal

dari keran, mata air, atau air suling dialirkan melalui suatu resin penukar ion sehingga

kation dan anion yang ada dalam air diganti dengan H+ dan OH

– yang ada pada resin

menghasilkan H2O. Air deionisasi memiliki pH 7, namun apabila mengalami kontak

dengan karbon dioksida di udara, CO2 terlarut bereaksi dengan air menghasilkan H+

dan HCO3– sehingga pH turun menjadi 6 atau 5. Proses deionisasi tidak menghapus

patogen atau kontaminan organik sehingga sumber air mempengaruhi kemurniannya.

Page 22: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

10

2.Adanya timbul Loncatan Bunga api Listrik diantara Benda kerja dan kawat.

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.5 Keadaan saat kawat sudah bersentuhan dengan benda kerja

Pada Gambar 2.5 kondisi ini cairan dielektrik fluida sudah terionisasi. Kemudian

loncatan bunga api listrik mulai melelehkan dan menguapkan material. Material yang

telah terjadi penguapan tersebut akan lunak dan kawat akan mudah memotong benda

kerja.

3. Material yang telah meleleh menjadi kepingan (chip/sisa hasil pemahatan)

(Sumber: Cohen 1995, cara kerja proses wircut)

Gambar 2.6 Keadaan material yang telah terpotong oleh Wire

Dijelaskan pada gambar 2.6 Material benda kerja yang meleleh akan dibuang dan

fluida dielektrik yang telah menjadi sisa proses kemudian dipindahkan dan digunakan

kembali setelah disaring menggunakan filter.

Page 23: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

11

Dalam proses wirecut tersebut kita membutuhkan alat-alat bantu dalam proses setting.

Berikut beberapa alat- alat bantu setting wirecut sebagai berikut

1. Clamp

(Sumber: Peralatan setting di PT. Putratoolsindo)

Gambar 2.7 jig clamp

Pada gambar 2.7 menjelaskan bahwa Clamp digunakan untuk menjaga material agar

tidak terjatuh ke bawah meja mesin. Clamp sangat membantu didalam proses setting

karena clamp mampu menahan material kecil maupun besar.

2. Jig zero

(Sumber: Peralatan setting di PT. Putratoolsindo)

Gambar 2.8 jig zero

Pada gambar 2.8 dijelaskan Jig zero digunakan untuk menompang benda kerja yang

panjang agar benda kerja dapat di clamp dengan mudah. Dengan clamp zero yang

Panjang maka dengan material yang Panjang pun dapat tersetting dengan baik.

Page 24: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

12

3. Ragum

(Sumber: Peralatan setting di PT. Putratoolsindo)

Gambar 2.9 Jig Ragum

Pada Gambar 2.9 menjelaskan Jig ragum digunakan untuk mencekam benda kerja

yang tidak terlalu besar dan dapat menyesuaikan posisi setting dimeja. Jig ragum

menggunakan daya magnet agar material steel dapat melekat dengan kuat tanpa harus

khawatir jika material jatuh.

2.4 Pengembangan dan Perancangan Produk

Penerapan proses perancangan ini terhadap berbagai masalah dalam berbagai

kompleksitasnya dengan menemukan dan merencanakan suatu proses atau komponen

sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (Melisa, 2005). Perancangan produk adalah

suatu proses dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan teori matematika,

ilmu Teknik, dan sains untuk diterapkan dengan sumber daya secara optimal sehingga

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Berdasarkan Accreditation Board of

Engineering and Technologi (2002). Umumnya dalam mengembangkan dan

merancang suatu produk, perlu pemahaman terhadap dasarnya yang meliputi

tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan produk, perspektif terhadap

tahapan-tahapan kriteria keputusan yang dihadapi dan karakter dari pengembangan

produk.

2.4.1 Perspektif dalam Pengembangan dan Perancangan produk

Produk merupakan sesuatu barang yang dijual oleh sebuah perusahaan kepada

konsumen. Dari pengembangan produk yang telah terbuat akan mengalami suatu

perkembangan dimana diawali dari sebuah masukan dari para konsumen dan dari

masukan pendapat dari konsumen maka inovasi produk dibuat lebih menarik lagi

Page 25: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

13

daya beli konsumen. Jadi Pengembangan produk suatu aktivitas yang diawali dari

sebuah persepsi dari sebuah peluang pasar, yang selanjutnya akan diakhiri dengan

suatu proses produk produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich dan Eppinger

2012:2).

Bermacam produk banyak melakukan pengembangan terhadap produk yang efektif

dengan mensejajarkan dari beberapa fakto yang dapat mempengaruhi dengan baik,

dan factor yang mendominasi adalah karena mereka dipengaruhi pasar konsumen

yang dapat berubah secara cepat. Adapun kasus dimana perkembangan produk yang

berlangsung lambat dan perlahan. Dalam situasi yang semakin maju perubahan

industry dengan cepat berubah ataupun stabil pengembangan produk tetap memiliki

resiko yang tinggi.

Keberhasilan pengembangan produk sangat bergantung dari respon konsumen.

Produk yang dihasilkan dari perusahaan dapat dikatakan sukses apabila terdapat

respon positif dari konsumen yang diiringi dengan tindakan dan keinginan untuk

membeli suatu produk. Identifikasi terhadap kebutuhan konsumen adalah fase awal

dalam proses pengembangan produk, karena tahapan awal ini merupakan penentuan

arah dari pengembangan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2012, 2).

2.4.2 Karakter Pengembangan Produk

Terbagi menjadi 5 karakter dalam pengembangan produk. Karakter tersebut dapat

disesuaikan dengan tujuan dan kemampaun sebuah perusahaan, lima tipe ini sebagai

berikut:

a. Tipe generic (market pull), untuk tipe ini perusahaan memulai dengan peluang

pasar lalu menemukan teknologi yang tepat untuk memnuhi konsumen.

Contoh pada penerapan type ini adalah barang-barang untuk keperluan alat

bantu kerja, olahraga dan furniture.

b. Type technology push, untuk tipe ini perusahaan memulai dengan suatu

teknologi baru, yang selanjutnya mendapatkan pasar yang sesuai. Perbedaan

dari tipe market pull adalah pada tahap perencanaan yang melibatkan

kesesuaian antara kebutuhan pasar dan teknologi. Diasumsikan bahwa

teknologi yang digunakan telah tersedia pada proses pengembangan konsep.

Page 26: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

14

c. Produk platform, Untuk tipe ini diasumsikan bahwa perusahaan akan membuat

produk baru berdasarkan sub-sistem teknologi yang sudah ada. Beberapa

contoh yang dikembangakan menggunakan tipe ini adalah peralatan

elektronik, Komputer, dan printer.

d. Prosess intensive, karakter produk pada tipe ini sangat dibatasi dari proses

produksi. Dari awal proses produksi, proses dan produk harus dikembangkan

bersama-sama dan harus sudah dispesifikasikan. Contoh penggunaan prosess

intensive yaitu pada pengembangan bahan kimia, semikonduktor, dan

makanan ringan.

e. Customized, produk baru ini memungkinan adanya perubahan variasi dari

model yang sudah ada. Tipe ini diaplikasikan pada pengembangan produk

container, baterai, motor dan scalar.

2.4.3 Desain perancangan Alat Bantu

Desain alat bantu adalah proses mendesain dan mengembangkan alat-alat bantu,

metode dan teknik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Tujuan utama

dalam mendesain alat bantu adalah menurunkan waktu dan biaya produksi dengan

tetap menjaga kualitas dan meningkatkan produksi (Daryus, 2005). Untuk memenuhi

tujuan tersebut maka perancang harus memenuhi hal-hal berikut:

Menyediakan alat bantu yang sederhana dan mudah dioperasikan untuk

efisiensi maksimum.

Mengurangi pengeluaran dalam sebuah aktifitas dengan menghasilkan waktu

dan biaya serendah mungkin.

Mendesain alat bantu secara konsisten memproduksi komponen dengan

kualitas tinggi.

Meningkatkan laju aktifitas / produksi dengan alat bantu yang tersedia.

Mendesain alat bantu yang tidak mudah melakukan kesalahan dan mencegah

penggunaan yang tidak benar.

Memilih material yang akan memberikan umur alat bantu yang cukup.

Page 27: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

15

Memberikan proteksi dalam desain alat bantu untuk keselamatan operator

yang maksimum.

Jumlah perencanaan dalam desain alat bantu sangat mempengaruhi sukses tidaknya

desain. Semua informasi dan spesifikasi yang berkaitan dengan produk dievaluasi

sehingga desain alat bantu yang paling efisien dan ekonomis bisa ditentukan. Maka

dari itu perancangan alat bantu harus memahami komponen dan proses produksinya

Ketika menganalisis gambar, Perancang harus memperhatikan faktor-faktor berikut:

Ukuran keseluruhan dan bentuk komponen

Jenis dan kondisi material yang igunakan komponen

Jenis operasi pemesinan yang dilakukan

Derajat akurasi yang dilakukan

Jumlah yang dibuat

Permukaan buat pengkleman dan penepatan.

Dalam mendesain suatu produk, pemodelan produk merupakan fase yang paling

penting karena melalui pemodelan ini dapat dilihat dimensi, bentuk, warna, dan

spesifikasi solid ataupun rangka dari sebuah produk yang akan dibuat kemudian. Pada

masa sekarang ini komputer sudah menjadi kebutuhan yang mendesak dalam berbagai

bidang khususnya dalam memodelkan prosuk terutama produk teknik, akan tetapi

komputer tidak dapat mengganti peran perancang (Daryus, 2005). Beberapa model

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

2.4.4 Computer Aided Design

CAD pada mulanya diartikan sebagai Computer Aided Drafting atau dalam Bahasa

Indonesia berarti penggambaran berbantu computer karena fungsi CAD yang benar-

benar dapat menggantikan meja gambar tradisional. Pada zaman sekarang ini CAD

biasanya diartikan sebagai Computer Aided Design atau dalam Bahasa Indonesia

berarti merancang berbantu computer yang mencerminkan fungsi peralatan CAD

modern yang melakukan berbagai hal lebih dari sekedar penggambaran. Dalam dunia

rekayasa (engineering) CAD sangat membantu dalam merancang, mengembangkan

dan mengoptimalkan fungsi suatu produk. Tidak setiap perusahaan dapat

Page 28: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

16

memperoleh desain dengan biaya rendah dan produk bermutu. Setiap perusahaan

harus menentukan strategi generik mereka apakah focus, diferensiasi ataukah

pemimpin biaya (Porter,1996).

(Sumber: porter, 1996, penjelasan CAD)

Gambar 2.10 Aplikasi software CAD (Computer Aided Design)

Pada Gambar 2.10 menjelaskan Secara lebih luas CAD juga digunakan dalam

merancang berbagai peralatan dan komponen-komponen dalam industri manufaktur,

mulai dari rancangan Konseptual, layout produk sampai pemasangan serta Analisa

produk yang telah dirancang dan yang akan diimplementasikan. Dalam dunia

rekayasa bangunan, CAD digunakan untuk merancang berbagai bangunan mulai dari

skala kecil (rumah) sampai skala komersial (perkantoran) dan perindustruan (pabrik).

Dalam dunia rekayasa CAD menjadi teknologi yang sangat penting karena

kemampuan yang dapat menyelesaikan perancangan produk dalam waktu yang relatif

singkat dengan berbagai peralatan penunjang yang ada pada program CAD yang

dapat menggantikan semua peralatan yang digunakan dalam menggambar secara

manual. Biaya pengembangan produk yang telah dirancang dapat diminimalisasi

seefisien mungkin. Dengan menggunakan CAD, seorang desaigner atau drafter

(penggambar) dapat merancang, menggambar dan mengembangkan produknya hanya

melalui sebuah layar, mencetaknya dan menyimpannya apabila diperlukan pengeditan

pada suatu saat sehingga dapar menghemat banyak waktu. Fungsi dari autocad adalah

Page 29: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

17

yaitu dapat mengukur lintasan atau bisa disebut dengan perimeter lintasan gambar.

(Sumber: porter, 1996, penjelasan CAD)

Gambar 2.11 Perimeter Gambar

pada gambar 2.11 menjelaskan bahwa fungsi autocad yaitu dapat mencari Panjang

lintasan gambar yang akan diproses tanpa harus menghitung seluruh gambar.

Perimeter gambar ini sudah menunjukkan hasil ukuran yang actual tanpa penambahan

atau pengurangan dari gambar. Parameter ini berfungsi sebagai perhitungan proses

waktu dan estimasi biaya jasa dan materal.

2.5 Concept Development Prosess

Berdasarkan spesifikasi teknik dan permintaan konsumen (Voice of Costumer) akan

diwujudkan konsep yang akan dapat mengarahkan kualitas produk secara umum

diagram alir fase pengembangan konsep (Ulrich dan Eppinger 2012: 94), Terlihat

pada gambar berikut:

(Sumber: Ulrich dan Eppinger 2012: 94, concept Development)

Gambar 2.12 Proses Konsep Pengembangan Produk

Page 30: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

18

Pada Gambar 2.12 menjelaskan tahapan proses tersebut dilakukan dalam Concept

Development Process yang terdiri dari bagian Marketing, Design, Manufactur dan

Quality Control. Maksud dari masing-masing tahapan adalah:

1.Mengidentifikasi Kebutuhan Konsumen

Tujuan dari mengidentifikasi kebutuhan konsumen adalah untuk mengetahui

kebutuhan apa saja yang dibutuhkan konsumen dari sebuah produk yang akan

dirancang. Dengan melakukan interview terhadap konsumen secra langsung maupun

dengan cara pengambilan data dengan kuesioner.

1. Membuat spesifikasi Target

Sasarannya adalah menentukan spesifikasi produk, yang merupakan translasi dari apa

yang dibutuhkan oleh konsumen kedalam termologi teknis.

2. Analisis kompetisi produk

Untuk memahami spesifikasi produk yang sudah ada dipasaran maka diperlukan

Benchmark Competitive Product bertujuan untuk melakukan perbandingan pada

produk yang telah ada dipasaran melalui produk yang akan dibuat sehingga mampu

mengetahui keunggulan dari produk tersebut.

1. Pengembangan Konsep

Guna meneliti lebih jauh produk yang akan dibuat apakah sudah memenuhi

kebutuhan konsumen atau masih perlu dikembangkan.

2. Pemilihan Konsep

Untuk menyeleksi konsep-konsep yang telah dibuat melalui metode screening dan

Scoring, sehingga didapatkan desain produk yang memenuhi kriteria konsumen, biaya

murah dapat diperoleh dan diperiksa (Quality Control).

3. Penyempurnaan Spesifikasi

Setelah melakukan pemilihan konsep maka dilakukan penyempurnaan Spesifikasi

berdasarkan produk dari konsep yang terpilih untuk mendapatkkan spesifikasi terbaik

sesuai kebutuhan.

Page 31: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

19

4. Analisa secara ekonomi

Tujuannya adalah menghitung biaya pengembangan dan pembuatan untuk jangka

waktu tertentu serta untuk membuat model produk bernilai ekonomis.

1. Perencaan Proyek

Menetapkan jadwal Pelaksanaan proyek secara keseluruhan (Pengembangan produk,

peengadaian material Penetapan biaya produksi. Penentuan waktu produk selesai,

kontrol kualitas dan pengiriman ke konsumen).

2.6 Quality Function Deployment(QFD)

Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan

dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan „suara-suara

konsumen‟ ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan

suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta

keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. QFD merupakan

metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam

suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas

tertentu (Akao, 1990; Urban, 1993).

Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah metodologi dalam proses

perancangan dan pengembangan produk yang mampu mengintegrasikan voice of

costumer ke dalam proses perancangannya. QFD merupakan metodologi terstruktur

yang digunakan pada proses pengembangan dan perencanaan produk untuk dapat

menetapkan spesifikasi dari keinginan dan kebutuhan konsumen, dan mengevakuasi

secara sistematis kapabilitas terhadap suatu jasa atau produk untuk dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen (Cohen, 1995).

Penerapan QFD harus dibatasi oleh imajinasi seseorang. Target dasar QFD adalah

untuk memotivasi para pengembangproduk melalui metoda sistematis dalam

menyebarkan suara pelanggan (Voice of Costumer) terhadap rancangan desain.

Sehinga para perusahaan dapat mengevaluasi respon potensial untuk menghadapi

keinginan dan kebutuhan konsumen yang universal. Hal tersebut penting karena

hamper seluruh organisasi(bisnis) mengalami persaingan, seperti adanya perubahan

harga, introduksi produk baru, maupun melakukan inovasi produk terhadap produk

Page 32: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

20

yang sudah ada. Beberapa keuntungan yang didapat dari implementasi QFD (yaitu:

meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkat

komunikasi, meningkatkan produktivitas meningkatkan keunggulan produk,

mempersingkat time to market, mereduksi anggaran perancangan, dan meningkatkan

keuntungan perusahaan.

2.6.1 Tahapan dalam perencanaan Quality Function Deployment

Metode QFD mempunyai tahapan-tahapan pengembangan dan perencanaan yang

dengan empat fase model QFD Fase pertama adalah Voice of Costumer(VoC) akan

didapatkan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pada selanjutnya yaitu penentuan

karakteristik dimana dapat diketahui kepentingan dari tiap karakteristik dari produk

yang akan dirancang, yang ke tiga adalah penentuan tingkat kepentingan dari tiap

karakteristik. Yang keempat adalah penentuan prioritas dari karakteristik. Pada

gambar 2.11 dapat dilihat urutan dari empat fase tersebut:

(Sumber: Ulrich dan Eppinger 2012: 94, concept Development)

Gambar 2.13 4 fase Quality Function Deployment

Pada Gambar 2.13 menjelaskan 4 face Quality Function Deployment (QFD) yang

selalu digunakan dalam menganalisa pengembangan produk. Dari tahapan inilah para

Page 33: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

21

perusahaan mempunyai pandangan untuk perbaikan pada produk yang sudah ada

menjadi lebih inovatif kembali. Tahapan pengembangan dan perencanaan juga disebut

dengan matriks, mengenai matriks pengembangan dan perencaan QFD yaitu sebagai

berikut:

2.6.2 Matriks Perencanaan Produk (House of Quality)

Matriks tersebut menjabarkan tentang sebuah rumah kualitas atau bisa dikatakan

House of Quality (HOQ).

Pada tahapan 1 adalah mengkombinasikan Voice of Customer atau kebutuhan

pelanggan terhadap karakteristik teknis yang dilakukan oleh team agar dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan HOQ maka dapat ditentukan masing-

masing hubungan antara karakteristik teknis dengan Voice of Costumer sehingga akan

didapatkan mana yang paling prioritas dari karakteristik teknis. Setelah didapatkan

tingkat prioritas tersebut maka dalam perancangan perlu penekanan terhadap

karakteristis teknis yang paling prioritas sehingga dapat memenuhi pelanggan. House

of Quality juga dapat mempermudah proses dalam perancangan produk sehingga

mampu mendekati kebutuhan dan keinginan dari pelanggan seluruh data yang diambil

langsung dari pelanggan baik melalui interview maupun kuesioner. Pengolahan

metode QFD dengan bagan house of quality seperti Gambar 2.14 dibawah ini:

(Sumber: Cohen, 1995)

Gambar 2.14 House of Quality

Page 34: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

22

2.6.2 Langkah pembuatan House of Quality

Ringkaskan aturan dari pembuatan HOQ adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi user/ pemakai/ konsumen, bagian awal QFD yaitu

dengan menggariskan apa yang ingin diselesaikan terhadap produk

berdasarkan keinginan konsumen.

2. Menentukan Customer needs-nya (WHATs), customer need dapat disebut

juga dengan voice of the customer. Bagian ini berisikan hal-hal yang

dibutuhkan dari konsumen dan masih bersifat umum, maka masih sulit

untuk dapat langsung diterapkan. Customer need didapatkan melalui

penelitian pada keinginan konsumen.

3. Menentukan importance rating, adalah tingkat kepentingan dari voice of

customer dan hasil perhitungan kuisoner didapatkan dari konsumen.

Perhitungan pada kuesioner atau pernyataan dari kuesioner ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan menggunakan

matrik pyramid comparison atau skala likert.

4. Analisa tentang customer competitive evaluation, merupakan analisa yang

dibuat berlandaskan pengumpulan data yang didapatkan dari konsumen

terhadap penyebaran produk di pasar dibandingkan dengan kompetitor

segmen pasar yang sejenis dan produk yang sama.

5. Menentukan technical requirements (HOWs), kebutuhan teknis adalah

pengembangan terhadap customer need atau merupakan penjabaran

kebutuhan konsumen dengan bentuk teknis supaya sebuah produk mampu

dibentuk secara langsung.

6. Menentukan relationship, merupakan hubungan dimana didapatkan nilai

secara komulatif yang kemudian antara what dan how adalah langkah

selanjutnya untuk mendapatkan nilai bobot. Menjabarkan hubungan dengan

simbol-simbol yang pada umumnya digunakan terhadap penjelasan

hubungan tersebut, sebagai berikut :

mengindikasikan hubungan yang kuat dengan nilai

bobot 9 atau 5

mengindikasikan hubungan yang sedang dengan nilai

bobot 3.

mengindikasikan hubungan yang lemah dengan nilai

Page 35: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

23

bobot 1.

7. Membuat matrik korelasi, letak matrik korelasi yaitu diatas kolom matrik

House of Quality dimana merupakan atap dan sebagian penentu dari

struktur hubungan pada setiap item How.

8. Menentukan bobot, ditentukan dari hubungan korelasi terhadap technical

requirements dan customer requirements yang ditentukan dengan kategori

hubungan yang berlangsung. Rumusan dari hubungan ini yaitu :

BKj = IRi (Bti x Hij) dimana:

Bkj = Bobot kolom pada kolom j.

IRi = Importance rating dari keinginan konsumen.

Hij = Nilai hubungan pada keinginan konsumen (i) dengan keinginan teknik

(j), nilai hubungan tersebut boleh berupa simbol hubungan lemah,

kuat dan sedang.

9. Menentukan tindakan dari pengembangan produk baru, tindakan dari

pengembang produk baru diperoleh dengan strategi analisa pada House of

Quality.

2.7 Uji Z untuk membandingkan dua proporsi

Statistik uji yang digunakan dalam membandingkan dua proporsi populasi (Berenson,

Levine, and Krehbiel, 2011: 386) adalah sebagai berikut:

(Sumber: Berenson, Levine, and Krehbiel, 2011: 386)

Gambar 2.15 Rumus Uji Z

Pada gambar 2.15 mnjelaskan rumus uji z pada dua proporsi. Berikut Keterangan dari

lambang-lambangnya:

Page 36: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

24

2.7.1 Hipotesis

Hipotesis uji proporsi dua populasi terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesus uji dua

aeah (uji dua sisi) dan hipotesis uji satu arah (uji satu sisi). Uji dua arah digunakan

untuk mengetahui apakah dia populasi memiliki proporsi yang sama atau tidak,

sedangkan uji satu sisi digunakan untuk mengetahui apakah populasi pertama

memiliki proporsi yang lebih kecil ataupun lebih besar dibandingkan dengan proporsi

pada populasi kedua (Berenson, Levine, and Krehbiel, 2011: 386)

Hipotesis untuk uji dua arah adalah

H0 : π1 = π 2

H1 : π 1 ≠ π 2

Hipotesis untuk uji satu arah adalah

H0 : π 1 ≥ π 2

H1 : π 1 ≤ π 2

Atau

H0 : π 1 ≤ π 2

H1 : π 1 ≥ π 2

π 1 adalah proporsi pada populasi 1

π 2 adalah proporsi pada populasi 2

2.7.2 Tingkat Kepercayaan atau Tingkat Signifikansi

Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian stastistik adalah 95

persen atau (1 – α) =0.95. Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai dengan jenis

Page 37: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

25

penelitian yang dilakukan. Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95 persen atau (1 – α) =0.95. maka tingkat signifikansinya adalah 5

persen α = 0.05 (Berenson, Levine, and Krehbiel, 2011: 387)

2.7.3 Daerah Kritis

Daerah kritis adalah daerah yang digunakan untuk menolak atau tidak menolak Ho.

Titik Kritis untuk uji dua arah adalah -Zα/2 dan Zα/2, sedangkan untuk uji satu arah

adalah -Zα untuk H0: π 1 ≥ π 2 dan Zα untuk H0: π 1 ≤ π 2. Dapat dilihat pada tabel Z

(Berenson, Levine and Krehbiel, 2011:387).

2.7.4 Keputusan

Keputusan untuk uji dua arah adalah tolak Ho apabila z < -Zα/2 atau z > Zα/2,

Keputusan untuk uji satu arah adalah

1.Untuk H0: π1 ≥ π 2 dan H1: π1 ≤ π 2, tolak H0 apabila z <-Zα

2.Untuk H0: π1 ≤ π 2 dan H1: π1 ≥ π 2, tolak H0 apabila z > Zα

Page 38: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metedologi penelitian adalah kerangka kerja atau kerangka berfikir secara sistematis

yang akan menggambarkan tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan,

menganalisa, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah sehingga

peneliti lebih focus dan beraturan dalam melakukan penelitian.

3.1 Kerangka penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Masalah

Perancangan Produk

Analisa Hasil &

Pembahasan

Kesimpulan & Saran

Perancangan Produk

Identifikasi &

Perumusan masalah Observasi

Observasi langsung melalui

interview kepada Operator

mengenal permasalahan setting

Studi Literatur

QFD

Design

Identifikasi Kebutuhan

Analisa hasil observasi awal

Menentukan kebutuhan konsumen

Spesifikasi Target

Quality Function Deployment

Voice of costumer

House of Quality

Penyusunan konsep ide

Desain Alat

Prototype & Implementasi

Page 39: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

27

3.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Tahap pertama, identifikasi rumusan masalah merupakan analisa terhadap masalah

yang terjadi dari hasil observasi awal. Dari hasil penelitian ini maka akan ditetapkan

tujuan tujuan penelitian dan ditetapkan batasan agar penelitian tidak keluar dari

pembahasan. Kemudian dari proses tersebut maka didapatkan data kebutuhan

koresponden setting Dies Kaplet untuk selanjutnya dilakukan penentuan spesifikasi

dies kaplet yang dibutuhkan untuk perancangan desain jig yang akan di buat dan

dilanjutkan dengan penentuan studi literatur untuk dasar teori yang akan digunakan

dalam penelitian dan pengolahan data. Data yang digunakan untuk identifikasi dan

perumusan masalah adalah dengan observasi awal selain itu dilakukan juga dengan

studi literatur yang bermanfaat untuk memperkuat langkah pengerjaan penelitian yang

dilakukan.

Pada tahap ini juga peneliti akan menjelaskan detail produk yang akan dianalisa mulai

dari bahan yang digunakan, mesin yang dipakai, fungsi dari produk tersebut jika

sudah jadi dan menjelaskan produk sebelum dan sesudah di assembly.

3.2.1 Observasi

Observasi adalah tahap awal dalam melakukan penelitian untuk mencari data

responden. Metode yang digunakan adalah melalui interview terhadap permasalahan

yang dialami responden dalam lamanya waktu dalam melakukan setting Dies Kaplet.

Selain itu juga dilakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses setting

sebelum adanya jig dan pengecekan hasil produk. Langkah selanjutnya dilakukan

pengambilan data terhadap pendapat beberapa responden melalui untuk didapatkan

kebutuhan yang diinginkan.

3.2.2 Studi Literatur

Studi literatur adalah proses mempelajari aktivitas dan konsep dalam melakukan

penelitian. Studi literatur ini digunakan dengan maksud dan tujuan untuk melengkapi

teori yang dipakai dan berperan pada pengumpulan informasi secara tuntas untuk

menyelesaikan masalah. Dikutip dari buku atau referensi yang berhubungan dengan

penelitian untuk dijadikan landasan teori. Dalam proses perancangan ini literatur yang

digunakan adalah menerapkan metode Quality Function Deployment.

Page 40: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

28

3.3 Perancangan Produk

Tahap kedua, Perancangan produk dikerjakan dengan mengikuti kerangka kerja pada

proses pengembangan produk yang dikemukakan oleh Ulrich dan Appinger, 2012.

Identifikasi terhadap kebutuhan konsumen dilakuakn menggunakan Voice of

Costumer (VoC) untuk mendapatkan Costumer needs dimana tahao pengerjaan

diperlihatkan pada gambar 3.2. kemudian VoC adalah input dalam pengerjaan QFD

untuk membangun House of Quality atau bisa disebut dengan rumah kualitas.

(Sumber: Urlich and Appinger, 2012)

Gambar 3.2 Tahapan pengerjaan House of Quality

3.3.1 Analisis Hasil Observasi Awal

Analisis hasil observasi awal adalah proses pengolahan data melalui metode yang

sudah dipilih sehingga menghasilkan kesimpulan. Metode yang digunakan untuk

perancangan jig adalah Metode QFD.Maka data yang didapatkan dari hasil observasi

diolah dengan metode tersebut sehingga didapatkan hasil berupa design yang sesuai

dengan kebutuhan.

Page 41: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

29

3.4 Penyusunan Konsep

Tahap ketiga, merupakan penyusunan konsep jig yang terdiri atas penyusunan konsep

ide atau gagasan terhadap produk dimana adalah transformasi dari atribut respon

teknis. Pada tahap ini gagasan atau ide dituangkan pada desain jig dengan

menggunakan aplikasi AutoCAD untuk tampilan 2dimensi dan untuk detail dari

pemilihan desain yang dipilih menggunakan aplikasi Solidwork. Kemudian dilakukan

pembuatan prototype dari ide konsep produk yang dimaksud serta menjabarkan alat

dan bahan yang diperlukan serta proses pembuatan dalam merancang jig untuk Dies

Kaplet. Setelah prototype jadi dilakukan Verifikasi terhadap fungsi dan desain sudah

sesuai atau perlu adanya perbaikan.

3.5 Analisis hasil dan Pembahasan

Tahap keempat, pada tahap ini penulis menganalisa perbandingan defect diadakannya

alat bantu setting dan sesudah diadakannya alat bantu setting untuk Dies Kaplet.

Page 42: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

30

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1. Identifikasi dan Rumusan masalah

PT. Putratoolsindo Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di dalam jasa

pemotongan baik produk berbahan steel, Carbide, Kuningan, Diamond maupun

benda-benda yang dapat menhantarkan listrik.

Identifikasi pertama ialah penulis akan menjelaskan produk yang akan diteliti yaitu

produk Dies Kaplet. Untuk lebih detail dari produknya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 4.1 Dies Kaplet

Gambar 4.1 adalah produk yang akan diproses oleh PT. Putratoolsindo dalam

menganalisa cara setting operator dalam proses produksi. Produk ini terbuat dari

material ED61 yang memiliki kekerasan 48-52 HRC yang diproses di bagian produksi

dengan menggunakan mesin EDM Wirecut. Setelah proses cutting sudah selesai akan

diperiksa dibagian inspeksi untuk mengetahui hasil dari produk tersebut. Produk akan

dianalisa oleh bagian quality untuk menentukan Dimensi pada hasil cutting tersebut.

Fungsi dari produk yang ditelti ini adalah untuk cetakan capsul obat dan mengarahkan

bentuk oval terbentuk mencetak bungkus dari obat.

Page 43: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

31

(Sumber: Produk di PT. Putratoolsindo)

Gambar 4.2 Bentuk oval Setelah proses

PT. Putratoolsindo sering terjadi sebuah kesalahan saat melakukan setting Dies

Kaplet. Total defect sejumlah 150 pcs dari total pengerjaan 350 pcs selama bulan

Februari 2018. Data pada tabel 4.1 menunjukan jumlah Defect berdasarkan yang

ditemukan sepanjang proses QC.

Tabel 4.1 Defect Dies Kaplet Bulan Febuari 2018

(Sumber: Defect Dies Kaplet di PT. Putratoolsindo)

Data diatas menunjukan jumlah Defect Dies Kaplet terdiri dari Defect crack sebanyak

40 pcs, Defect Centrik/tidak Center sebanyak 80 pcs, dan Defect Dimensi out

sebanyak 30 pcs. Kemudian data Tabel 4.1 tersebut diolah menjadi bentuk diagram

berdasarkan tingkat Defect yang tersaji pada Gambar 4.2.

Page 44: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

32

Gambar 4.2 Tabel Diagram pareto Defect Dies Kaplet

(Sumber: Tabel defect di PT. Putratoolsindo)

Dari data yang tersaji pada Gambar 4.2 penulis berkesimpulan bahwa jumlah Defect

paling tinggi ialah centrik/ketidak centeran produk terhadap potongan sebanyak 80

pcs. Setelah mengetahui data banyaknya defect penulis masih harus mencari informasi

bagaimana proses yang berlangsung selama Dies Kaplet sedang diproses dengan

terjung langsung ke lapangan.

Dari pengecekan visual dengan mengusulkan membuat perancangan jig berdasarkan

Voice of Customer(VoC). Diharapkan dengan perancangan alat ini, akan mengurangi

defect complain pelanggan dan rework pada proses setting. Dimana hal ini sesuai

dengan target dari manajemen dan tuntuan kebijakan perusahaan.

4.2. Perancangan Jig

4.2.1. Quality Function Deployment

Setelah selesai merumuskan permasalahan pada tahap awal serta melakukan observasi

langsung dengan cara mengamati proses setting Dies Kaplet. Pada tahap ini

dilanjutkan dengan melakukan wawancara terhadap operator yang biasa menangani

proses setting Dies Kaplet. Pada produk ini baru dilakukan oleh 2 orang yang

memiliki kemampuan yang handal dan teliti dalam setting produk.

Voice of Customer merupakan salah satu pengumpulan data yang dapat dilakukan

dengan cara wawancara konsumen sesuai permasalahan yang diamati kemudian hasil

Page 45: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

33

wawancara tersebut digunakan untuk menyusun kuisioner agar mengetahui tingkat

kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap alat yang akan dirancang.

Berikut susunan pertanyaan yang akan diberikan kepada operator terhadap

permasalahan yang dialami selama proses setting berlangsung:

1. Kesulitan apa saja yang anda alami sebelum melakukan proses setting Dies

Kaplet?

2. Jika ada alat bantu yang mempermudah proses setting, Apa saja spesifikasi

yang diinginkan agar produk mudah disetting?

3. Apa harapan anda jika alat ini terwujud ?

Kesulitan pertama yang dialami operator adalah cara operator dalam melakukan

penerapan setting. Setting yang dilakukan operator menggunakan clamp biasa dan

dengan bantuan jig yang biasa maka operator menilai bahwa Dies kaplet yang telah

disetting tidak memiliki safety yang lebih baik. Dengan keterbataan alat setting dalam

mensetting dies kaplet maka hal yang akan dilakukan adalah menemukan cara

bagaimana agar dies kaplet dapat terclamp atau terjepit dengan aman dan dapat

mengurangi setting.

(Sumber: Penerapan setting operator PT. Putratoolsindo)

Gambar 4.3 Setingan

Jika dilihat Gambar 4.3 dari proses setting sudah terlihat adanya sebuah masalah

yang menarik bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut cara setting operator pada

produk Dies Kaplet.

Page 46: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

34

Spesifikasi yang diinginkan para operator adalah dengan adanya bantuan jig maka

proses setting dapat berjalan dengan baik. Alat yang digunakan mudah dipakai, alat

dapat digunakan dalam waktu yang lama, alat memliki ketegaklurusan terhadap base

plate mesin, alat memiliki bobot yang ringan, alat yang mudah disimpan, alat yang

mampu mempermudah saat pengecekan, alat yang tidak membahayakan pengguna.

Ketika jig tersebut terwujud maka jig yang telah terbuat akan menjawab berbagai

keluhan yang telah dihadapi pada saat proses setting.

Setelah mendapatkan jawaban dari wawancara penulis mendapatkan 11 point-point

penting Customer Needs. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian tingkat Customer

needs pada kolom Important yang skala penilaiannya dimulai dari angka 1 sampai 5.

Nilai important pada Tabel 4.2. didapatkan dari nilai rata-rata 2 responden yaitu

operator yang menangani proses setting Dies Kaplet.

Tabel 4.2. Customer Needs / Voice of Customer (WHATs)

(Sumber: Data kebutuhan operator di PT. Putratoolsindo)

Setelah kebutuhan dan keinginan konsumen didapatkan hasilnya maka dapat

dikategorikan beberapa atribut dalam peranjangan jig. Atribut tersebut terdiri dari

Material, Desain, Ukuran, Berat, ketahanan, dan Fungsi. Atribut tersebut akan

menjadi acuan respon teknis yang berisi nilai target untuk proses perancangan jig.

Pada Tabel 4.3 Merupakan Tingkat Kepentingan dari atribut alat yang diinginkan.

Page 47: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

35

Dari Tabel 4.3 menjelaskan Penentuan Respon teknis terhadap Voice of Customer

yaitu sebagai berikut:

1. Respon teknis pada material ED11 akan berhubungan dengan kekuatan dan

berat bahan dari produk yang akan dirancang pada nomer 4 dan 7 dari Voice of

Customer.

2. Respon teknis pada material Base ED11 akan berhubungan dengan kekuatan

dari produk yang akan dirancang pada nomer 4 dari Voice of Customer.

3. Respon teknis pada material Jig akan berhubungan dengan kekuatan dari

produk yang akan dirancang pada nomer 4 dari Voice of Customer.

4. Respon teknis pada material Pin SS 304 akan berhubungan dengan kecepatan,

kekuatan dan ketepatan dari produk yang akan dirancang pada nomer 2,4 dan

7 dari Voice of Customer.

5. Respon teknis pada desain pin lebih kecil dari 5 mm lebar jalur busbar A dan

busbar B akan berhubungan dengan kemampuan dan kemudahan dari alat

yang akan dirancang pada nomer 6 dan 7 dari Voice of Customer

6. Respon teknis pada desain holder dibuat berdasarkan lekukan produk Dies

Kaplet dan diberi toleransi ±0.02 pada setiap sisinya dan menjorok kedalam 2

cm akan berhubungan dengan kemudahan dan bentuk dari alat yang akan

dirancang pada nomer 2 dan 8 dari Voice of Customer.

7. Respon teknis pada desain lekukan jig yang berhubungan dengan ketahanan,

kemudahan, bentuk, dan keamanan dari alat yang akan dirancang pada nomer

4,7,8 dan 10 dari Voice of Customer.

8. Respon teknis pada desain posisi lock jig akan berhubungan dengan

kemudahan dari alat yang akan dirancang pada nomer 1 dan 5 dari Voice of

Customer.

9. Respon teknis pada desain tambahan Tap untuk mengunci jig akan

berhubungan dengan posisi tempat dari alat yang akan dirancang pada nomer

9 dari Voice of Customer.

10. Respon teknis ketahanan Jig kuat menahan tekanan meskipun beberapakali

ditekan oleh produk akan berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan bahan

yang digunakan untuk jangka waktu yang lama pada nomer 4 dan 7 dari Voice

of Customer.

Page 48: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

36

Tabel 4.3. Tingkat Kepentingan Atribut dari Respon Teknis

(Sumber: Data kepentingan atribut di PT. Putratoolsindo)

Page 49: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

37

4.2.2. Tahapan Respon Teknis

Ada beberapa tahap dalam melakukan pengejaan QFD. Tahapan tersebut Penentuan

Respon teknis, Penyusunan relantionship Metrics antara atribut dan respon teknis,

untuk penyusunan relantionship metric antara atribut dan respon teknis, interaksi

antara respon teknis, dan yang terakhir penyusunan konsep.

Penentuan respon teknis yang dikerjaan dengan tahapan VoC sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan pengguna merupakan mnentukan rancangan yang akan

dibuat. Pada tabel 4.4 menunjukkan nilai target dari respon teknis yang sudah

ditentukan beserta penjabaran dari respon teknis. Dengan diadakannya spesifikasi

yang sudah ditentukan agar mempermmudah dalam proses pembuatan desain yang

diinginkan.

Tabel 4.4 Nilai Target dari Respon Teknis

(Sumber: data spesifikasi desain di PT. Putratoolsindo)

Page 50: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

38

Dari tabel 4.4 menjelaskan spesifikasi nilai target dari respon teknis. Sebelum

membuat desain adalah membuat House of Quality dengan tujuan agar dapat

menentukan prioritas terhadap respon teknis yang diutamakan dalam pembuatan

desain sehingga desain dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan dari pengguna alat

bantu setting produk Dies Kaplet. Urutan dalam perancangan House of Quality adlah

Optimization, Relation Metric, Correlation Metric, dan yang terakhir Priority.

Langkah pertama yang dilakukan di tabel House of Quality pada kolom Optimization.

Tujuan kolom Optimization yaitu menentukan tingkat keperluan pada respon teknis

yang akan digunakan pada perancangan jig produk Dies Kapalet. Alat ini memiliki

tiga symbol yang memiliki arti berbeda-beda. Simbol arah panah ke atas bernama

Maximize yang artinya memaksimalkan bagian respon teknis yang akan dirancang.

Simbol bilat bernama Exact yang artinya bahwa kebutuhan sudah tepat, dan yang

terakhir adalah symbol arah panah ke bawah bernama Minimize yang artinya

meminimalkan respon teknis yang tidak dibutuhlan. Pada Tabel 4.5 menunjukkan

Optimization pada respon teknis alat bantu jig produk Dies Kaplet yang akan

dirancang. Dapat dilihat lima dari enam respon teknis menunjukan symbol tanda

panah ke atas yang perlu di maximize terdiri dari material, desain, ukuran, ketahanan,

dan fungsi. Lalu terdapat satu respon teknis menunjukkan symbol bulat yang dirasa

kebutuhan sudah tepat karena sudah menyesuaikan Dengan material, desain, dan

ukuran tersebut.

Page 51: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

39

Tabel 4.5 Optimization

(Sumber: Laporan Optimizate di PT. Putratoolsindo)

Page 52: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

40

Langkah kedua yaitu menentukan hubungan dari atribut dengan respon teknis atau

dengan kata lain Relation Metric. Tujuan dari relation metric adalah untuk

mengetahui nilai kontribusi antara respon teknis dengan kebutuhan dan keinginan

pelanggan yang nantinya sebagai acuan yang lebih difokuskan saat proses

perancangan jig Dies Kaplet. Dalam relation Metric ada tiga golongan symbol yang

terdiri dari bulatan didalam lingkaran yang artinya Strong relation yang memiliki nilai

9, bulan kosong yang artinya medium relation yang memiliki nilai 3 dan Segitiga

yang artinya weak relation yang memiliki nilai 1. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa

pada atribut nomer 1 memiliki hubungan dengan material, desain dan ukuran. Untuk

nomer 2 memmiliki hubungan dengan desain dan fungsi, pada nomer 3 memiliki

hubungan dengan desain dan ukuran, pada nomer 4 memiliki hubungan dengan

material dan ketahanan, pada nomer 5 memiliki hubungan dengan desain, pada nomer

9 memiliki hubungan dengan desain dan berat, pada nomer 10 memiliki hubungan

dengan material dan desain. Pada nomer 11 memiliki hubungan dengan berat. Dari

masing-masing hubungan dapat diketahui seberatapa kuat hubungan atribut terhadap

respon teknis.

Page 53: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

41

Tabel 4.6 Relation Metric

(Sumber: Data Relation Metric di PT. Putratoolsindo)

Page 54: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

42

Langkah ketiga yaitu correlation metric yang bertujuan untuk menentukan korelasi

antar respon teknis. Ada 5 golongan dalam correlation metric terdiri dari symbol dua

ceklis ialah Strong positive yang artinya bahwa tingkat korelasi antar respon teknis

sangat kuat, symbol satu ceklis ialah positive yang artinya bahwa tingkat korelasi

antar respon teknis tersebut cukup, tidak ada symbol adalah no relation yang artinya

tidak ada korelasi antar respon teknis, symbol dua silang adalah strong negative yang

artinya bahwa tingkat korelasi antar respon teknis sangat tidak uat,symbol satu silang

adalah negative yang artinya bahwa tingkat korelasi antar respon teknis tidak cukup.

Pada Tabel 4.7 akan nenjelaskan tiga respon teknis sangat kuat yaitu Strong positive

pada korelasi material terhadap ketahanan alat, korelasi desain dan ukuran. Mengapa

demikian? hal ini dikarenakan desain yang dibuat akan berpengaruh terhadap ukuran

yang nantinya digunakan sebagai acuan gambar pembuatan jig, untuk korelasi desain

dengan fungsi akan berhubungan dengan fungsi utama yang dibutuhkan. Beberapa

respon teknis memiliki korelasi yang cukup pada korelasi material terhadap desain

dan berat, pada desain terhadap berat dan ketahanan.

Page 55: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

43

Tabel 4.7 Correlation Metric

(Sumber: Data Tabel correlation Metric di PT. Putratoolsindo)

Page 56: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

44

Langkah keempat priority adalah tahapan akhir pada House of Quality. Pada tabel 4.8

akan menunjukan penilaian Contribution dari respon teknis terhadap kebutuhan

konsumen yang selanjutnya dilanjutkan dengan menentukan tingkat prioritas respon

teknis nilai terbesar hingga nilai terkecil. Untuk nilao terbesar menjadi prioritas utama

dalam perancangan desain. Berikut perhitungan nilai Prioritas respon teknis:

BKj = IRi (Bti x Hij)

Material = (1*5) + (9*5) + (3*4) + (9*5)

=107

Desain = (9*5) + (9*5) + (3*4) + (9*4) + (4*4) + (9*5) + (4*5)

=219

Ukuran = (3*5) + (3*4)

=27

Berat = (9*5) + (9*4)

= 81

Ketahanan = (9*5) + (3*4)

= 57

Fungsi = (9*5) + (9*5)

= 90

Page 57: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

45

Gambar 4.8 Tabel Prioritas

(Sumber: Tabel Prioritas di PT. Putratoolsindo)

Pada Tabel 4.8 menjelaskan hasil prioritas yang telah dihitung maka disimpulkan

untuk respon Teknik rancangan jig Dies Kaplet tertinggi ialah dimulai dari desain

sebesar 37.69 dari 219/581 x 100%, untuk prioritas kedua ialah Material sebesar

18.41% dari 107/581 x 100%, selanjutnya dengan prioritas ketiga ialah Fungsi sebesar

15.49% dari 90/581 x 100%, untuk prioritas keempat ialah berat sebesar 13.94% dari

81/581 x 100%, untuk selanjutnya prioritas ke lima ialah ketahana sebesar 9.81% dari

57/581 x 100%, dan yang terakhir ialah ukuran sebesar 4.64% dari 27/581 x 100%.

4.3. Penyusunan Konsep

4.3.1. Penyusunan konsep Ide

Setelah melakukan tahapan pembuatan HoQ (House of Quality) yang meliputi

tahapan relation metric lalu dilanjutkan dengan tahapan correlation metric maka

tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah tahapan mendesign sebuah jig Dies

Kaplet yang di gambarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunaan jig.

Terdapat 3 konsep ide yang telah dibuat dan dapat dilihat pada gambar 4.4

Page 58: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

46

(Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. Putratoolsind, 2017)

Gambar 4.4 Konsep Pertama

Pada gambar 4.4 adalah gambaran dari konsep ide pertama. Konsep ini

menggunakan material steel S500C dengan kekerasan 45-47 HRC. Fungsi dari konsep

pertama ini adalah memposisikan produk Dies Kaplet terhadap jig dengan cara di

tumpuk. Untuk satu jig bisa diletakkan 2 produk Dies kaplet dan pada pinggir jig

terhadap lock agar material tidak jatuh ke bawah ataupun material goyang.

(Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. Putratoolsindo)

Gambar 4.5 Konsep Ide kedua

Page 59: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

47

Pada Gambar 4.5 menjelaskan bahwa konsep ide kedua ini sama dengan fungsi

konsep pertama. Dengan adanya perubahan bentuk yang lebih tipis dibandingkan

dengan konsep pertama, lalu pada bagian profile terlihat seperti bentuk U yang

difungsikan sebagai pengunci produk dan terdapat 2 lock pada kiri dan kanan jig yang

berfungsi untuk mengunci material lebih kuat lagi. Untuk material menggunakan

spesifikasi ED11 dengan kekerasan 52-57 HRC. dengan ini spesifikasi material sama

dengan produk Dies Kaplet. Untuk setting produk ini tidak sama dengan konsep ide

pertama dikarenakan konsep ide kedua dibuat lebih pendek dan untuk 1 jig hanya bisa

mengerjakan satu produk. Hal ini dikarenakan untuk para operator memusatkan

tingkat setting yang lebih presisi terhadap produk dan mengoptimalkan proses setting

Dies Kaplet.

(Sumber: Design Produk Divisi Enginnering PT. Putratool)

Gambar 4.6 Konsep Ide ketiga

Pada Gambar 4.6 merupakan konsep ketiga dari beberapa konsep ide yang telah di

rancang. Pada konsep ketiga terlihat pada bentuk profile terjadi perubahan dari konsep

kedua. Jika gambaran jig pada konsep kedua berbentuk U maka pada konsep ide

ketiga ini membentuk sesuai dengan produk Dies Kaplet.Untuk material yang

digunakan juga mengikuti spesifikasi yang sama dengan konsep ide kedua dengan

menggunakan material ED11 dengan tingkat kekerasan 52-57 HRC menyesuaikan

dengan produk. untuk konsep ide ketiga ini juga di buat lebih pendek atau sama

seperti konsep kedua karena hal ini difungsikan untuk mengoptimalkan penekanan

Page 60: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

48

setting baik untuk para pemula maupun yang sudah handal. Untuk konsep ide ketiga

ini juga menggunakan satu lock pada sisi samping jig yang berfungsi untuk mengunci

produk agar tidak terjatuh.

Dapat disimpulkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan pada ketiga konsep yang

telah dirancang. Pada tabel 4.9 dapat dilihat untuk detail pada atribut respon. Pada

setiap konsep memiliki perbedaan desain sehingga harus dilakukan pemilihan konsep

yang sesuai denga kebutuhan pelanggan. Dari pemilihan konsep dapat disimpulkan

pemilihan rancangan jig terbaik untuk produk Dies Kaplet.

Tabel 4.9 Teknis Respon

(Sumber: Teknis Respon PT. Putratool, 2017)

Setelah detail teknis respon telah diperolah untuk tahapan selanjutnya adalah

memberikan penilaian pada ketiga konsep yang telah dirancang. Penilaian ini dengan

cara berdiskusi dengan bagian yang terkait dan penilaian dilakukan oleh 5 orang yang

terdiri dari 3 orang QC dan 2 orang operator yang handal. Penentuan konsep yang

akan terpilih dapat dilakukan dengan mencari kriteria yang terbaik dan memenuhi

kebutuhan yang mendekati keinginan. Untuk penilaian dimulai dari angka 1 nilai

terendah sampai angka 5 yang memiliki nilai terbaik sesuai dengan kesepatan

bersama. Rate yang ada pada tabel 4.10 ialah kesimpulan hasil dari penilaian 5 orang

tersebut

Page 61: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

49

Tabel 4.10 Penilaian score Konsep

(sumber: Penilaian konsep Di PT. Putratool, 2017)

Dapat dilihat pada tabel 4.10 merupakan hasil kesepakatan 5 orang yang telah terpilih

untuk menilai ide yang telah dipilih ialah memmilih desain ketiga dengan Total Score

4.29. Pada Tahapan selanjutnya menjelaskan lebih detail Desain jig untuk produk

Dies Kaplet yang telah dipilih.

4.3.2. Detail Rancangan

1. Base Plate (meja mesin)

(Sumber: Data Part Design Di.Putratool, 2017)

Gambar 4.7 Base Plate

Pada Gambar 4.7 menjelaskan bahwa Base plate (meja mesin) adalah tatakan mesin

yang berfungsi untuk menopang produk. Produk yang akan disetting akan bertumpuan

Page 62: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

50

pada base plate yang telah solid Bersama dengan mesin. Dalam base plate terdapat

banyak tap yang berfungsi untuk mengunci clamp atau jig dengan bantuan baut.

2. Jig

(Sumber: Data Part Design diPT. Putratoolsindo, 2017)

Gambar 4.8 Jig

Pada Gambar 4.8 menjelaskan Jig ini terbuat dari material bertipe ED61 yang

memiliki standar kekerasan sekitar HRC 48-52. Jig ini berfungsi sebagai pengganti

alat setting sebelumnya. Cara setting yang sebelumnya hanya menggunakan clamp

dan untuk settingan sekarang menggunakan jig. Produk yang dimasukkan kedalam jig

dan akan terkunci dengan bantuan lock jig. Jig tersebut berukuran Panjang 75mm x

lebar 60mm dengan tebal 35mm.

3. Baut

(Sumber: Data Part Design Di. Putratool ,2017)

Gambar 4.9 baut

Page 63: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

51

Gambar 4.9 menjelaskan Pada desain ini dibuatlah 2 batang baut yang disesuaikan

dengan kebutuhan jig. Baut M8 ini berdimensi dengan Panjang 68mm. fungsi baut ini

adalah untuk mengunci Jig terhadap base plate. Dengan terkuncinya base plate

terhadap jig maka jig akan dipastikan tidak goyang dan posisi tegak lurus terhadap

base plate. Material yang digunakan adalah stainless.

4 Lock Pin

(Sumber: Data Part Design Di. Putratool, 2017)

Gambar 4.10 Lock Pin

Pada gambar 4.10 Desain ini dibuatlah satu lock pn dengan berdimensi Ø10 dengan

Panjang 28.490mm. Ukuran ini sudah disesuaikan terhadap jig yang sudah dibuat.

Fungsi dari Lock Pin ini adalah untuk mengunci produk Dies Kaplet yang sudah

dimasukkan ke dalam jig. Dies Kaplet yang sudah terkunci tidak akan jatuh ataupun

goyang.

Dalam tahap design menjabarkan proses gambar dengan mendetail jig yang akan

digambarkan dengan bantuan CAD (Computer Aided Design). Pada penelitian ini

penyusun memulai tahapan gambar jig sesuai dengan kebutuhan operator dalam

menunjang aktifitas proses setting Dies Kaplet. Adapun tahapan- tahapan pembuatan

gambar jig:

Page 64: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

52

1. Menyesuaikan produk Dies Kaplet

(Sumber: Data Part Design di PT. Putratool, 2017)

Gambar 4.11 Penyesuaian radius Produk

Pada gambar 4.11 dapat dilihat terdapat garis hijau yang menggambarkan sebuah

Ø35.020. pada Ø35.020 mengikuti ukuran produk dies kaplet yang berdimensi Ø35.

Ada toleransi sekitar ±0.02 mikron antara produk terhadap jig. Hal ini difungsikan

agar produk dapat masuk kedalam jig tersebut tidak terlalu longgar maupun

kesesakan. Jadi operator tidak kesulitan untuk memasukan produk kedalam jig dan

pada gambar terdapat tanda dibuat radius karena jika jig terlalu lancip maka akan

melukai tangan operator ketika hendak memasukan produk terhadap jig. Dimensi

kotak jig dirancang pula dengan menyesuaian produk. Terlihat ukuran dimensi jig

dengan Panjang 75mm x lebar 60mm dengan tebal 35m. jig akan terlihat tidak terlalu

besar maupun kekecilan dan mudah disimpan.

2. Menyesuaikan tap terhadap Base (meja mesin)

(Sumber: Data Part Design di PT. Putratool, 2017)

Gambar 4.12 Penyesuaian Tap

Page 65: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

53

Pada Gambar 4.12 tahapan selanjutnya adalah menyesuaian posisi tap terhadap Base

(meja mesin). Hal ini difungsikan untukmengurangi proses setting sebelumnya yang

menggunakan clamp dan baut berlebihan. Dengan memposisikan kesesuaian tap

terhadap meja mesin maka tidak dibutuhkan lagi clamp yang berfungsi untuk

menahan Dies Kaplet.

3. Lock pada jig

(Sumber: Data Part Design di.PT.Putratool, 2017)

Gambar 4.13 Fungsi Lock Jig

Pada Gambar 4.13 terdapat lock jig. Lock Jig berfungsi untuk mengunci Produk Dies

Kaplet agar tidak jatuh kebawah. Dengan begitu produk tidak akan goyang maupun

jatuh. Dengan aspek keamanan maka dibuatlah lock jig pada posisi samping jig

tersebut.

4.3.3. Prototype

Setelah desain yang telah dirancang sudah selesai maka terbuatlah Prototype yang

dibutuhkan oleh para operator. Dengan prototype ini diharapkan membantu menjawab

kebutuhan yang diinginkan dan memberikan kenyamanan dalam melakukan seting.

Berikut gambaran hasil jig yang telah di assembly.

Page 66: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

54

(Sumber: Data Part Design Di. Putratool, 2017)

Gambar 4.14 Jig Assembly

Pada gambar 4.14 merupakan jig assembly yang sudah dibuat berdasarkan hasil

keputusan dan keinginan para operator. Kemudahan dalam setting merupakan harapan

terbesar para operator dalam meningkatkan qualitas produk dan meminimalisir defect

yang ada.

Tabel pada 4.11 ialah detail harga bahan dan jasa yang dibutuhkan dalam pembuatan

Jig Dies Kaplet. Dan pembuatan jig ini menggunakan jasa pemotongan EDM Wirecut

yang nilai cocok untuk mencapai toleransi yang diinginkan.

Tabel 4.11 Tabel Biaya

(Sumber: Perhitungan Harga Jig Dies Kaplet diPT.Putratool)

Jadi dapat dilihat dari tabel 4.4 total biaya bahan yang dikeluarkan sebesar 350 ribu

rupiah. Untuk perhitungan jasa wirecut dalam pembuatan kontur jig Dies Kaplet

menggunakan perimeter / Panjang lintasan yang dicutting. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat di gambar 4.15.

Page 67: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

55

(Sumber: Perhitungan estimasi harga jasa EDM Wirecut diPutratoolsindo)

Gambar 4.15 Perimeter kontur Jig

Pada gambar 4.15 terlihat garis berwarna merah yang akan dicutting. Perimeter

lintasan tersebut menghasilkan length 127mm dengan tebal 35mm. Dalam jasa

Wirecut dalam per 1mm dengan biaya Rp52. Jadi perhitungannya: Panjang lintasan x

tebal x Harga satuan per mm :127mm x 35mm x Rp.52 = Rp231.000.

4.3.4. Implementasi

Setelah jig selesai maka dilakukan pengujian terhadap produk Dies Kaplet. Produk

dies kaplet dapat masuk kedalam jig tanpa mengalami kesusahan. Adapun perbaikan

Desain jig setelah adanya perubahan dapat dilihat pada gambar 4.16

(Sumber: Data Perbaikan jig di PT. Putratool, 2017)

Gambar 4.16 Perbaikan chamfer Jig

Pada Gambar 4.16 Adapun perbaikan pada jig yang semula terlihat siku dan tajam

dan setelah perbaikan hanya mengubah sudut menjadi chamfer. Jadi pada gambar

awal terlihat sudut yang memungkinkan melukai tangan operator dan terjadi

perubahan bentuk agar lebih safety lagi untuk menggunakannya.

Page 68: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

56

1. Analisa Hasil dan pembahasan

Pada Tabel Dengan diadakannya pembuatan Jig untuk produk Dies Kaplet

menunjukan adanya perubahan tingkat penurunan jumlah defect pada bulan Januari

2017 sampai Maret 2017 Sebesar 42.84% menjadi 6.4% pada bulan Juli Agustus

sampai Agustus 2017.

Tabel 4.12 Defect sebelum diadakannya jig

(Sumber: Data Perhitungan populasi Defect Sebelum adanya jig di PT.

Putratoolsindo)

Tabel 4.13 Defect setelah diadakannya jig

(Sumber: Data Perhitungan populasi Defect Sebelum adanya jig di PT.

Putratoolsindo)

Untuk perhitungan defect pada tabel 4.12 dan 4.13 telah dijabarkan dibawah ini:

Diketahui:

P1 = 0.4285 (Proporsi pada populasi 1)

P2 = 0.064 (Proporsi pada populasi 2)

= 0.2141 (Rata-rata Proporsi populasi 1 & populasi 2)

x1 = 150 (Banyaknya reject pada sampel 1)

x2 = 32 (Banyaknya reject pada sampel 2)

n1 = 350 (Banyaknya sampel 1)

n2 = 500 (Banyaknya sampel 2)

Tingkat kepercayaan 95% atau (1 – α) = 0.95 Tingkat signifikan 5% atau α = 0.05

Page 69: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

57

1. Perumusahn Hipotesan One Tail Test:

H0: π1 ≤ π2 (Proporsi defect setelah menggunakan jig pada produk Dies Kaplet lebih

besar dengan sebelumnya).

H0: π1 > π2 (Proporsi defect setelah menggunakan jig pada produk Dies Kaplet lebih

kecil dengan sebelumnya).

2. Tes Stastistik:

P1 = x1 / n1 = 150 / 350 = 0.4285

P2 = x2 / n2 = 32 / 500 = 0.064

= (x1 + x2) / (n1 + n2)

= (150 + 32) / (350 + 500) = 182 / 850 = 0.2141

Zstat = (0.4285 – 0.064) – (0 – 0) / √0.2141(1 – 0.2141) (1/350 + 1/ 500)

= 0.3645 / √0.2141(0.7859) (0.00485)

= 0.3645 / 0.0028566822

Zstat = 127.59

Page 70: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

58

3. Daerah Kritis:

(Sumber: Data Grafik keputusan di PT. Putratoolsindo. 2017)

Gambar 4.17 Grafik menentukan keputusan daerah keputusan

Pada gambar 4.17 menunjukan bahwa daerah kritis yang digunakan adalah untuk

menolak atau tidak menolak H0. Titik kritis untuk uji satu arah adalah Zα.

Zα. = Z0.05 = +1.645

4. Kesimpulan Hipotesis:

Dengan tingkat kepercayaan 95% menghasilkan Z = 127.59, H0 ditolak artinya bahwa

proporsi defect setelah menggunakan alat bantu jig Dies Kaplet lebih kecil

dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Page 71: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Putratoolsindo, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Kesulitan yang dialami operator adalah cara operator dalam melakukan

penerapan setting. Setting yang dilakukan operator menggunakan clamp biasa

dan dengan bantuan jig dapat membuat kemudahan dalam mensetting Dies

Kaplet.

2. Karakter costumer need yang dibutuhkan setelah melakukan pemilihan jig

adalah memilih produk ketiga dari ketiga konsep yang diajukan. Konsep

ketiga dinilai sangat membantu dalam melakukan proses setting.

3. Kebutuhan design jig yang dibutuhkan adalah jig yang mudah digunakan

mudah dibawa, jig yang menyerupai bentuk dari produk Dies Kaplet tersebut.

4. Total biaya yang perlu dikeluarkan untuk membuat jig Dies Kaplet sebesar

350.000 rupiah. Alat ini tidak mempengaruhi harga masih terjangkau oleh

perhitungan penjualan.

4.2. Saran

Dari penelitian perancangan jig Dies Kaplet yang dilakukan di PT. Putratoolsindo

adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan produktivitas yang lebih baik perlu adanya penelitian lebih

dalam pada perancangan jig Dies Kaplet untuk improvement selanjutnya.

2. Harus dibuatkan jadwal berkala untuk perawatan jig agar tetap berfungsi dengan

baik.

Page 72: Perancangan Desain Dies Kaplet Dengan Metode Quality ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, L. (1995), Quality Function Deployment: How to make QFD Work for you,

Addison-wesley, Inc, Massachusetts.

Daryus, Asyari. 2005. Diklat Kuliah Proses Produksi. Jakarta: Fakultas Teknik

Universitas Darma Persada

Hoffman, Edward G.; 1996; “Jig and Fixture Design Fourth Edition”; Delmar

Publishers Inc, New York.

Ulrich, K. T. dan Eppinger, S. D. 2012. Product Design and Development 5th

Edition.

Porter, Michael E, (1996), Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan

Pesaing, Erlangga, Jakarta.

Rosnani, 2010. Perancangan Produk, Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suhardi, B. 2006, Analisa Produktifikas kerja, Gema Teknik, No 1.