PERANCANGAN DAN ANALISIS APLIKASI GIS...

28
53 PERANCANGAN DAN ANALISIS APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN LAHAN PEGARAMAN DI KABUPATEN SUMENEP Oleh : Firman Farid Muhsoni, Muhammad Zainuri, Hafiludin Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi geografis data garam yang meliputi data luasan lahan, produksi, produktivitas, dan lain-lain. Metode yang dipergunakan adalah memetakan data citra satelit dengan Sistem Informasi Geografis dengan metode digitasi. Data SIG tersebut dijadikan input untuk membangun basis data. Hasil mendapatkan Luas tambak garam di Kabupaten Sumenep mencapai 6.220,4 Ha , yang tersebar di 11 Kecamatan dan 52 desa. Produksi tambak garam di Kabupaten Sumenep mencapai 457.674 ton. PENDAHULUAN Garam merupakan salah satu kebutuhan sebuah pelengkap dalam kebutuhan pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Karena selama ini garam banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dalam rumah tangga, namun standar dalam pengolahan garam masih sederhana dan harga jualnya masih rendah. Di Indonesia kebutuhan garam secara nasional per tahun diperkirakan sebanyak 2.200.000 ton dengan rincian 1.000.000 ton untuk kebutuhan konsumsi dan 1.200.000 ton untuk kebutuhan industri kimia dan industri pangan. Sedangkan kemampuan produksi nasional hanya mencapai ± 1.000.000 ton pertahunnya dengan rincian produksi garam rakyat sebanyak 700.000 ton dan PT. Garam sebanyak 300.000 ton. Lahan garam rakyat seluruhnya tersebar dan terkonsentrasi di 6 propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sedangkan lahan PT. Garam berada di daerah Madura Jawa Timur. Apabila dibandingkan antara kebutuhan nasional dan kemampuan produksi maka produksi nasional hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi saja. Seluruh kualitas produksi garam nasional belum tentu dapat seluruhnya langsung dikonsumsi dan kebanyakan masih memerlukan proses pengolahan lanjutan untuk dapat memenuhi persyaratan konsumsi. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2011) menyebutkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia mampu menghasilkan garam sebesar 1.199.000 ton, 2009 sebesar 1.371.000 ton, 2010 sebesar 1.400.000 ton, dan tahun 2011 sebesar 1.439.000 ton. Sedangkan garam yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga adalah sebesar 2.667.000 pada tahun 2008, 2009 sebesar 2.888.000, 2010 sebesar 2.985.000 ton, dan 2011 sebesar 3.096.000 ton. Provinsi Jawa Timur adalah suatu kawasan yang memiliki potensi dalam hal produksi garam. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil produksi garam sekitar 52 persen dari garam nasional untuk Indonesia dengan luasan tambak sekitar 12.279 Ha, sedangkan masih terdapat sekitar 17.300 Ha yang masih belum

Transcript of PERANCANGAN DAN ANALISIS APLIKASI GIS...

53

PERANCANGAN DAN ANALISIS APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN LAHAN PEGARAMAN DI KABUPATEN SUMENEP

Oleh : Firman Farid Muhsoni, Muhammad Zainuri, Hafiludin

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi geografis data garam yang meliputi data luasan lahan, produksi, produktivitas, dan lain-lain. Metode yang dipergunakan adalah memetakan data citra satelit dengan Sistem Informasi Geografis dengan metode digitasi. Data SIG tersebut dijadikan input untuk membangun basis data. Hasil mendapatkan Luas tambak garam di Kabupaten Sumenep mencapai 6.220,4 Ha , yang tersebar di 11 Kecamatan dan 52 desa. Produksi tambak garam di Kabupaten Sumenep mencapai 457.674 ton.

PENDAHULUAN

Garam merupakan salah satu kebutuhan sebuah pelengkap dalam kebutuhan pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Karena selama ini garam banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dalam rumah tangga, namun standar dalam pengolahan garam masih sederhana dan harga jualnya masih rendah.

Di Indonesia kebutuhan garam secara nasional per tahun diperkirakan sebanyak 2.200.000 ton dengan rincian 1.000.000 ton untuk kebutuhan konsumsi dan 1.200.000 ton untuk kebutuhan industri kimia dan industri pangan. Sedangkan kemampuan produksi nasional hanya mencapai ± 1.000.000 ton pertahunnya dengan rincian produksi garam rakyat sebanyak 700.000 ton dan PT. Garam sebanyak 300.000 ton. Lahan garam rakyat seluruhnya tersebar dan terkonsentrasi di 6 propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sedangkan lahan PT. Garam berada di daerah Madura Jawa Timur. Apabila dibandingkan antara kebutuhan nasional dan kemampuan produksi maka produksi nasional hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi saja. Seluruh kualitas produksi garam nasional belum tentu dapat seluruhnya langsung dikonsumsi dan kebanyakan masih memerlukan proses pengolahan lanjutan untuk dapat memenuhi persyaratan konsumsi.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2011) menyebutkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia mampu menghasilkan garam sebesar 1.199.000 ton, 2009 sebesar 1.371.000 ton, 2010 sebesar 1.400.000 ton, dan tahun 2011 sebesar 1.439.000 ton. Sedangkan garam yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga adalah sebesar 2.667.000 pada tahun 2008, 2009 sebesar 2.888.000, 2010 sebesar 2.985.000 ton, dan 2011 sebesar 3.096.000 ton.

Provinsi Jawa Timur adalah suatu kawasan yang memiliki potensi dalam hal produksi garam. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil produksi garam sekitar 52 persen dari garam nasional untuk Indonesia dengan luasan tambak sekitar 12.279 Ha, sedangkan masih terdapat sekitar 17.300 Ha yang masih belum

54

dipergunakan (Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2011).

Pusat pembuatan garam terkonsentrasi di Jawa dan Madura yaitu di Jawa seluas 10.231 Ha (Jawa Barat 1.159 Ha, Jawa Tengah 2.168 Ha, Jawa Timur 6.904 Ha) dan Madura 15.347 Ha (Sumenep 10.067 Ha, Pemekasan 3.075 Ha, Sampang 2.205 Ha). Luas areal yang dikelola oleh PT Garam hanya 5.116 Ha yang seluruhnya berada di pulau Madura yaitu di Sumenep 3.163 Ha, Pemekasan 907 Ha dan di Sampang 1.046 Ha. Lokasi lainnya yaitu di NTB seluas 1.155 Ha, Sulawesi Selatan 2.040 Ha, Sumatera dan lain-lain 1.885 Ha, sehingga luas areal penggaraman sebesar 30.658 Ha dimana 25.542 Ha dikelola secara tradisional oleh rakyat. Areal garam yang dikelola oleh PT. Garam produksinya 60 ton/Ha/tahun, sedang garam rakyat hanya 40 ton/Ha/tahun (PT. Garam Persero 2000).

Permasalahan yang muncul yaitu mengenai keberadaan data yang mana data harus up-to-date, jujur, dan mewakili semua kepentingan stakeholder sehingga akan menentukan terhadap keberhasilan program berikutnya mengingat data adalah dasar utama dari suatu perencanaan yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh terhadap suatu kebijakan yang akan dibuat.

Data yang sudah diperoleh dari hasil pendataan lahan garam tentunya belum sepenuhnya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua stekholder dikarenakan data yang diperoleh masih dalam bentuk data mentah dan belum bisa ditampilkan secara online. Oleh karena itu, agar dapat lebih mudah diakses oleh semua orang dan sesuai dengan persyaratan data seperti di atas, maka data harus bisa diperbaharui secara terus menerus dan pada akhirnya bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan sebuah kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi geografis data garam yang meliputi data luasan lahan, produksi, produktivitas, dan lain-lain.

METODOLOGI

Pada tahun sebelumnya (2012) telah dilakukan kegiatan pendataan lahan tambak garam yang dilakukan dengan metode sensus, sehingga semua data-data yang menyangkut tentang kepemilikan lahan, luas lahan, produksi, kualitas (menurut petani/berdasarkan kualitas jual eksisting) dilakukan secara langsung ke lapangan. Data yang diperoleh pada kegiatan tersebut berupa:

1. Peta luas lahan eksisting 2. Peta luas lahan prospekting 3. Peta produksi 4. Peta Produktivitas 5. Data kondisi lahan produksi 6. Data kualitas (menurut dimensi pasar eksisting)

Dari hasil kegiatan tersebut kemudian dibangun Sistem Informasi berbasis spasial atau yang umum disebut Sistem informasi Geografis (SIG). Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

55

Gambar 1 Alur penelitian secara umum

Informasi data dari hasil pengolahan sistem informasi geografis ini dijadikan input untuk membangun basis data. Dalam basis data berisi peta lahan tambak garam di setiap kabupaten, dengan atribut :

1. Administrasi (Kabupaten, Kecamatan, Desa) 2. Pemilik 3. Luas lahan eksisting 4. Produksi 5. Lahan prospektif 6. Kualitas garam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lahan Eksisting Tambak Garam di Kabupaten Sumenep

Luas tambak garam di Kabupaten Sumenep mencapai 6.220,4 Ha , yang tersebar di 11 Kecamatan dan 52 desa (Tabel 1 dan 2). Tiga kecamatan dengan tambak garam terluas adalah : di Kecamatan Kalianget 1.886,7Ha (30,3%), Kecamatan Saronggi 1.156,6 Ha (18,6%) dan Kecamatan Arjasa 948,0 Ha (15,2%). Peta sebaran tambak garam di Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada gambar 2.

Tabel 1 Luas tambak garam di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumenep

No KECAMATAN Luas (m2) Luas(Ha) % Produksi (Ton) %

1 Arjasa 9.480.140,9 948,0 15,2 67.733,3 14,8

2 Dungkek 1.889.015,9 188,9 3,0 13.585,7 3,0

3 Gapura 9.167.624,2 916,8 14,7 73.149,4 16,0

4 Giligenteng 1.929.860,9 193,0 3,1 13.508,6 3,0

5 Kalianget 18.866.725,4 1.886,7 30,3 139.926,9 30,6

Citra Satelit

Penginderaan Jauh Hasil survei lapang

Digitasi Citra satelit untuk

mendapatkan Peta Lahan garam

Pengembangan Sistem

Informasis pasial

Basis data spasial

56

6 Kotasumenep 5.219.469,1 522,0 8,4 38.518,3 8,4

7 Lenteng 397.491,9 39,8 0,6 2.845,7 0,6

8 Pragaan 1.671.549,1 167,2 2,7 12.271,3 2,7

9 Raas 662.195,3 66,2 1,1 4.777,5 1,0

10 Sapeken 1.354.470,6 135,5 2,2 8.156,8 1,8

11 Saronggi 11.565.583,7 1.156,6 18,6 83.201,0 18,2

62.204.127,0 6.220,4 100,0 457.674,5 100,0

Tabel 2 Luas tambak garam di masing-masing desa pada setiap kecamatan di

Kabupaten Sumenep

No Kecamatan Desa Luas (m2) Luas (Ha) %

Produksi (Ton) %

1 Arjasa Batuputih 1.669.337,9 166,9 2,68 11.893,8 2,60

2 Arjasa Cangkramaan 792.951,7 79,3 1,27 5.551,0 1,21

3 Arjasa Pajannangger 2.330.009,8 233,0 3,75 16.636,2 3,63

4 Arjasa Sabunten 1.112.005,4 111,2 1,79 8.117,6 1,77

5 Arjasa Saobi 1.483.548,3 148,4 2,38 10.829,5 2,37

6 Arjasa Tembayangan 1.427.283,1 142,7 2,29 10.036,9 2,19

7 Arjasa Torjek 665.004,7 66,5 1,07 4.668,3 1,02

8 Dungkek Bungin-Bungin 166.936,2 16,7 0,27 1.200,3 0,26

9 Dungkek Bunpenang 144.086,1 14,4 0,23 1.036,4 0,23

10 Dungkek Lapa Daya 54.340,9 5,4 0,09 390,5 0,09

11 Dungkek Lapataman 1.523.652,7 152,4 2,45 10.958,5 2,39

12 Gapura Andulang 545.895,9 54,6 0,88 4.367,2 0,95

13 Gapura Baban 96.071,8 9,6 0,15 768,8 0,17

14 Gapura Banjar Barat 292.893,8 29,3 0,47 2.343,2 0,51

15 Gapura Banjar Timur 410.809,2 41,1 0,66 3.286,4 0,72

16 Gapura Batudinding 331.560,4 33,2 0,53 2.652,8 0,58

17 Gapura Braji 172.776,1 17,3 0,28 1.382,4 0,30

18 Gapura Gapura Barat 114.191,2 11,4 0,18 913,6 0,20

19 Gapura Gapura Tengah 478.105,6 47,8 0,77 3.824,8 0,84

20 Gapura Gersikputih 4.112.266,1 411,2 6,61 32.898,4 7,19

21 Gapura Karangbudi 647.731,8 64,8 1,04 5.181,6 1,13

22 Gapura Mandala 54.776,1 5,5 0,09 438,4 0,10

23 Gapura Paloloan 1.552.526,5 155,3 2,50 12.420,0 2,71

24 Gapura Poja 358.019,7 35,8 0,58 2.671,8 0,58

25 Giligenteng Banbaru 632.787,8 63,3 1,02 4.429,6 0,97

26 Giligenteng Banmaleng 234.880,6 23,5 0,38 1.643,6 0,36

27 Giligenteng Galis 51.674,7 5,2 0,08 361,9 0,08

28 Giligenteng Gedugan 64.523,7 6,5 0,10 451,5 0,10

29 Giligenteng Lombang 945.994,1 94,6 1,52 6.622,0 1,45

30 Kalianget Kalianget Barat 283.297,8 28,3 0,46 2.114,3 0,46

31 Kalianget Kalimook 389.369,7 38,9 0,63 2.906,1 0,63

57

32 Kalianget Karanganyar 6.362.872,6 636,3 10,2

3 47.485,6 10,38

33 Kalianget Kertasada 1.008.362,1 100,8 1,62 7.525,0 1,64

34 Kalianget Marengan Laok 3.325.059,5 332,5 5,35 24.814,5 5,42

35 Kalianget Pinggirpapas 7.497.763,7 749,8 12,0

5 55.081,4 12,04

36 Kotasumenep Gedungan 68.808,4 6,9 0,11 492,5 0,11

37 Kotasumenep Gung-Gung 3.123.311,7 312,3 5,02 22.895,3 5,00

38 Kotasumenep Marengan Daya 28.130,0 2,8 0,05 210,4 0,05

39 Kotasumenep Pabian 1.999.219,0 199,9 3,21 14.920,1 3,26

40 Lenteng Sendir 397.491,9 39,8 0,64 2.845,7 0,62

41 Pragaan Jaddung 539.273,2 53,9 0,87 3.959,0 0,87

42 Pragaan Pakamban Laok 242.786,3 24,3 0,39 1.782,4 0,39

43 Pragaan Pragaan Laok 446.214,9 44,6 0,72 3.275,6 0,72

44 Pragaan Prenduan 9.900,3 1,0 0,02 72,7 0,02

45 Pragaan Sendang 433.374,4 43,3 0,70 3.181,6 0,70

46 Raas Alasmalang 88.461,8 8,9 0,14 639,9 0,14

47 Raas Karangnangka 146.573,2 14,7 0,24 1.059,9 0,23

48 Raas Kropoh 427.160,3 42,7 0,69 3.077,7 0,67

49 Sapeken Paliat 1.354.470,6 135,5 2,18 8.156,8 1,78

50 Saronggi Kebundadap Barat 163.625,4 16,4 0,26 1.171,2 0,26

51 Saronggi Muangan 1.311.305,3 131,1 2,11 9.387,6 2,05

52 Saronggi Nambakor 10.090.653,0 1.009,

1 16,2

2 72.642,2 15,87

62.204.127,0 6.220,

4 100,00 457.674,5 100,00

Produksi dan Produktivitas Tambak garam di Kabupaten Sumenep

Produksi tambak garam yang di hasilkan di kabupaten Sumenep mencapai 457.674 ton, yang dihasilkan dari 11 kecamatan dan 52 desa. Produksi pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Sedangkan besarnya produksi pada masing-masing desa dapat dilihat pada gambar 3. Peta produktivitas dapat dilihat pada gambar 4.

Tabel 3. Produksi dan produktivitas tambak garam di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumenep

No Kabupaten Kecamatan Luas (Ha)

% Produksi

(Ton) %

Rata-rata Produktivitas

(Ton/Ha)

1 Sumenep Arjasa 948,0 15,2 67.733,3 14,8 71,1

2 Sumenep Dungkek 188,9 3,0 13.585,7 3,0 72,0

3 Sumenep Gapura 916,8 14,7 73.149,4 16,0 79,6

4 Sumenep Giligenteng 193,0 3,1 13.508,6 3,0 70,0

5 Sumenep Kalianget 1.886,7 30,3 139.926,9 30,6 74,7

6 Sumenep Kotasumenep 522,0 8,4 38.518,3 8,4 74,1

7 Sumenep Lenteng 39,8 0,6 2.845,7 0,6 72,0

8 Sumenep Pragaan 167,2 2,7 12.271,3 2,7 73,0

58

9 Sumenep Raas 66,2 1,1 4.777,5 1,0 72,0

10 Sumenep Sapeken 135,5 2,2 8.156,8 1,8 60,0

11 Sumenep Saronggi 1.156,6 18,6 83.201,0 18,2 72,8

6.220,4 100,0 457.674,5 100,0 71,9

Tabel 4. Produksi dan produktivitas tambak garam di setiap desa di Kabupaten

Sumenep

No Kecamatan Desa Luas (Ha)

% Produksi

(Ton) %

Rata-rata Produkti

vitas (Ton/Ha)

1 Arjasa Batuputih 166,9 2,68 11.893,8 2,60 71,0

2 Arjasa Cangkramaan 79,3 1,27 5.551,0 1,21 70,0

3 Arjasa Pajannangger 233,0 3,75 16.636,2 3,63 71,0

4 Arjasa Sabunten 111,2 1,79 8.117,6 1,77 73,0

5 Arjasa Saobi 148,4 2,38 10.829,5 2,37 73,0

6 Arjasa Tembayangan 142,7 2,29 10.036,9 2,19 70,5

7 Arjasa Torjek 66,5 1,07 4.668,3 1,02 70,0

8 Dungkek Bungin-Bungin 16,7 0,27 1.200,3 0,26 72,0

9 Dungkek Bunpenang 14,4 0,23 1.036,4 0,23 72,0

10 Dungkek Lapa Daya 5,4 0,09 390,5 0,09 72,0

11 Dungkek Lapataman 152,4 2,45 10.958,5 2,39 72,0

12 Gapura Andulang 54,6 0,88 4.367,2 0,95 80,0

13 Gapura Baban 9,6 0,15 768,8 0,17 80,0

14 Gapura Banjar Barat 29,3 0,47 2.343,2 0,51 80,0

15 Gapura Banjar Timur 41,1 0,66 3.286,4 0,72 80,0

16 Gapura Batudinding 33,2 0,53 2.652,8 0,58 80,0

17 Gapura Braji 17,3 0,28 1.382,4 0,30 80,0

18 Gapura Gapura Barat 11,4 0,18 913,6 0,20 80,0

19 Gapura Gapura Tengah 47,8 0,77 3.824,8 0,84 80,0

20 Gapura Gersikputih 411,2 6,61 32.898,4 7,19 80,0

21 Gapura Karangbudi 64,8 1,04 5.181,6 1,13 80,0

22 Gapura Mandala 5,5 0,09 438,4 0,10 80,0

23 Gapura Paloloan 155,3 2,50 12.420,0 2,71 80,0

24 Gapura Poja 35,8 0,58 2.671,8 0,58 75,0

25 Giligenteng Banbaru 63,3 1,02 4.429,6 0,97 70,0

26 Giligenteng Banmaleng 23,5 0,38 1.643,6 0,36 70,0

27 Giligenteng Galis 5,2 0,08 361,9 0,08 70,0

28 Giligenteng Gedugan 6,5 0,10 451,5 0,10 70,0

29 Giligenteng Lombang 94,6 1,52 6.622,0 1,45 70,0

30 Kalianget Kalianget Barat 28,3 0,46 2.114,3 0,46 75,0

31 Kalianget Kalimook 38,9 0,63 2.906,1 0,63 75,0

32 Kalianget Karanganyar 636,3 10,23 47.485,6 10,38 75,0

33 Kalianget Kertasada 100,8 1,62 7.525,0 1,64 75,0

59

34 Kalianget Marengan Laok 332,5 5,35 24.814,5 5,42 75,0

35 Kalianget Pinggirpapas 749,8 12,05 55.081,4 12,04 74,0

36 Kotasumenep Gedungan 6,9 0,11 492,5 0,11 72,0

37 Kotasumenep Gung-Gung 312,3 5,02 22.895,3 5,00 73,5

38 Kotasumenep Marengan Daya 2,8 0,05 210,4 0,05 75,0

39 Kotasumenep Pabian 199,9 3,21 14.920,1 3,26 75,0

40 Lenteng Sendir 39,8 0,64 2.845,7 0,62 72,0

41 Pragaan Jaddung 53,9 0,87 3.959,0 0,87 73,0

42 Pragaan Pakamban Laok 24,3 0,39 1.782,4 0,39 73,0

43 Pragaan Pragaan Laok 44,6 0,72 3.275,6 0,72 73,0

44 Pragaan Prenduan 1,0 0,02 72,7 0,02 73,0

45 Pragaan Sendang 43,3 0,70 3.181,6 0,70 73,0

46 Raas Alasmalang 8,9 0,14 639,9 0,14 72,0

47 Raas Karangnangka 14,7 0,24 1.059,9 0,23 72,0

48 Raas Kropoh 42,7 0,69 3.077,7 0,67 72,0

49 Sapeken Paliat 135,5 2,18 8.156,8 1,78 60,0

50 Saronggi Kebundadap Barat 16,4 0,26 1.171,2 0,26 72,0

51 Saronggi Muangan 131,1 2,11 9.387,6 2,05 72,0

52 Saronggi Nambakor 1.009,1 16,22 72.642,2 15,87 73,5

6.220,4 100,00 457.674,5

100,00 74,0

Gambar 2 Peta tambak garam di Kabupaten Sumenep

60

Gambar 3 Peta produksi tambak garam di Kabupaten Sumenep

Gambar 4 Peta kisaran produktivitas tambak garam di Kabupaten Sumenep

61

Gambar 5 Peta tambak garam di Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep

Gambar 1 Peta tambak garam di Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep

62

Gambar 2 Peta tambak garam di Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep

Gambar 8 Peta tambak garam di Kecamatan Gili Genting Kabupaten Sumenep

63

Gambar 3 Peta tambak garam di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep

Gambar 10 Peta Tambak Garam di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep

64

Gambar 11 Peta Tambak Garam di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep

Gambar 12 Peta tambak garam di Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep

65

Gambar 4 Peta tambak garam di Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep

Gambar 14 Peta tambak garam di Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep

66

Gambar 15 Peta tambak garam di Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep

DISAIN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi yang dibangun untuk data tambak garam di Jawa Timur ini terdiri dari beberapa tahapan berikut.

1. Arsitektur Sistem: Komponen yang diperlukan untuk membangun sistem adalah

Web server

Data Source

We

b In

terfa

ce

Application ServerBrowser

Java Scripts (Openlayer)

Permintaan User

Data Source

Data Server

Browser: Komponen ini adalah bagian dari pengguna sehingga dapat mengakses sistem, pengguna memperoleh data dari server aplikasi sesuai dengan permintaaannya. Application Server: Ini adalah bagian dari sistem yang dapat memenuhi seluruh bentuk permintaan dari pengguna. Ini menyediakan web interface untuk mengakses sumber data dalam hal ini sumber data berupa bentuk data peta dengan tipe shp

67

Data servers: Bagian ini berisi seluruh data peta spatial dan juga data non spatial. Ini juga merupakan data yang didapatkan dari web service dalam hal ini google map (WMS Source). 2. Identifikasi Pengguna Sistem

Pengembangan Sistem Informasi Potensi Garam didasarkan pada kepentingan user dalam menggunakan sistem informasi. User dapat melakukan interaksi sistem sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Ada 2 pengguna yang dapat diidentifikasi untuk sistem informasi potensi garam yaitu User dan Admin. User dalam hal ini adalah pengguna umum yang dapat melakukan interaksi dengan sistem. Admin adalah pengguna yang dapat melakukan pemeliharaan data dan pengimputan data, serta pembuatan laporan terkait dengan potensi garam.

User Admin

Mengolah data Profil Potensi Garam

Melihat Profil Potensi Garam

Membuat Report Potensi Garam

Melihat Peta Potensi Garam

Mengimput Profil Potensi Garam

Tools Peta Query Peta

1. User dapat melihat profil potensi garam masing-masing kabupaten kota. Kabupaten (Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Pasuruhan, Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruhan, Kota Surabaya.

2. Profil Garam sesuai dengan masing-masing daerah berupa : 1) Peta luas lahan eksisting 2) Peta luas lahan prospekting 3) Peta produksi 4) Peta Produktivitas 5) Data kondisi lahan produksi 6) Data kualitas (menurut dimensi pasar eksisting)

3. User dapat melakukan query spatial peta terkait dengan peta potensi garam.

68

4. Admin dapat mengimputkan dan mengolah data profil potensi garam dan disimpan dalam database potensi garam.

3. Sequence Diagram User

Menu Home Menu Profil Peta Kabupaten Tools Peta

Membuka website Peta Potensi Garam

Melihat Informasi Profil Potensi Garam

Perkabupaten-kota

Membuka Menu Peta Kabupaten-Kota

Task Frame

Memilih Tools

Menampilkan Tools Peta

Menentukan Pencarian Peta

Memperoleh hasil pencarian peta

1) User membuka halaman Sistem Informas Peta Potensi Garam dengan memasukkan URL Sistem Informasi Peta Potensi Garam

2) User melihat profil potensi garam masing-masing kabupaten kota 3) User melakukan pencarian/query peta sesuai dengan kriteria yang

ditentukan dalam layar 4) User melihat peta potensi garam masing-masing kabupaten kota dengan

tools-tools peta yang dihasilkan beserta task frame yang diinginkan 4. Kebutuhan Perangkat Lunak Dalam mengimplementasikan sistem Informasi Potensi Garam ini kebutuhan perangkat lunak adalah :

1) Sistem Operasi Windows 2) Mapguide Open Open Source ( Web Server ) 3) Web Browser ( Mozilla firework)

Sistem informasi akan dijalankan pada Sistem Operasi windows dengan pemanfaatan webmap server Mapguide Open Source. 5. Kebutuhan Perangkat Keras :

1) Processor i3 2) Hardisk 40 Gbyte

69

3) Memory 2 Gbyte 6. Kebutuhan dan diskripsi data : Peta yang digunakan hasil digitasi citra yang telah terkoreksi dengan dilakukan interpretasi terhadap pengggunan lahan dengan menggunakan citra satelit IKONOS.

1) Peta adminitrasi 2) Peta produksi per kabupaten-kota 3) Peta luas lahan per kabupaten-kota

Peta Administrasi peta yang menginformasikan mengenai batas-batas administatif wilayah Desa, Kecamatan, Kabupaten Peta Produksi : adalah peta lahan, luas lahan, produksi, kualitas (menurut petani/berdasarkan kualitas jual eksisting) 7. Desain antar muka system

1) Logo adalah logo Propinsi Jawa Timur 2) Judul adalah judul Pemetaan Potensi Garam Propinsi Jawa Timur 3) Peta adalah menu yang didalamnya terdapat sub-menu terkait dengan peta

potensi garam per kabupaten-kota 4) View adalah view yang akan menunjuk ke legend, pencarian peta, view

peta, pemilihan tambak garam. 5) Profil adalah profil potensi garam dari masing-masing kabupaten kota

Peta

JudulLogo

Peta

Task Frame

Too

l Peta

View Profil

8. Desain Struktur Menu Struktur menu yang akan diimplementasikan dalam Pengembangan sistem Informasi Pemetaan Potensi Garam, adalah sebagai berikut Menu Peta merupakan menu yang memiliki submenu peta-peta masing-masing kabupaten kota dan peta potensi garam secara keseluruhan di Jawa Timur.

70

Menu Profil merupakan menu yang memiliki submenu yang menyatakan profil lengkap diskripsi terkait dengan potensi gara dari masing-masing kabupaten kota.

PETA VIEW PROFIL

Potensi Garam Jawa Timur

Kab. Sumenep

Kab. Sampang

Kab. Pamekasan

Kab. Bangkalan

Kab. Gresik

Kab. Tuban

Kab. Lamongan

Kota Surabaya

Kota Pasuruan

Kab. Pasuruan

Kab. Probolinggo

Legend

Pemilihan Tambak

View Peta

Pencarian

Kab. Sumenep

Kab. Sampang

Kab. Pamekasan

Kab. Bangkalan

Kab. Gresik

Kab. Tuban

Kab. Lamongan

Kota Surabaya

Kota Pasuruan

Kab. Pasuruan

Kab. Probolinggo

9. Desain Desain Antar Muka Peta

1) Refresh : digunakan untuk merefresh peta 2) Select radius : digunakan untuk menyeleksi peta dengan radius tertentu 3) Select Polygon : untuk memilih daerah tertentu dari peta 4) Clear Selection : menghilangkan seleksi peta yang dipilih 5) Cetak : Melakukan cetak layout peta 6) Query : Melakukan query spatial terhadap peta 7) Task Frame : merupakan letak dari legend, pecarian, view peta dan

seleksi peta 8) Peta: Tempat peta aktif 9) Zoom in: adalah untuk memperbesar peta 10) Zoom out : untuk memperkecil peta

71

1. Refresh

2. Select Radius

3. Select Polygon

4. Clear Selection 5. Cetak 6. Query

9. Zoom

In

9. Zoom

out

TASK FFRAME8. Peta

10. Desain Report Dari sistem informasi Pemetaan Potensi Garam laporan yang didapatkan berdasarkan data potensi garam sebagai berikut : Peta luas lahan eksisting : desa, kecamatan dan kabupaten kota Peta luas lahan prospekting : desa, kecamatan dan kabupaten kota Peta produksi garam : desa, kecamatan dan kabupaten kota Peta Produktivitas : desa, kecamatan dan kabupaten kota Data kondisi lahan produksi 11. Draft Visual Sistem Pemetaan Potensi Garam Jawa Timur

72

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Luas tambak garam di Kabupaten Sumenep 6.220,4 Ha (33,9%), merupakan lahan tambak terluas di Jawa Timur dengan produksi mencapai 457.674,3 Ton atau 29,3% dari produksi di Jawa Timur. Namun demikian , untuk produktivitas tambak garam, maka Kabupaten Sumenep termasuk dalam katagori sedang.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka beberapa rekomendasi disampaikan, yaitu: 1. Perlunya pendataan secara reguler untuk setiap tahunnya mengingat

kemungkinan terjadinya perubahan alih fungsi lahan garam cenderung lebih besar selama harga garam masih belum berpihak pada petani garam. Selain itu pemanfaatan hasil penelitian ini dalam bentuk format SISTEM INFORMASI bisa lebih dirasakan manfaatnya

2. Perlu dikaji kemungkinan digunakan system on-line untuk up-dating data setiap tahunnya sehingga setiap daerah produsen garam bisa meng-input datanya secara langsung melalui website

DAFTAR PUSTAKA

Alimaturahim, F. 2009. Parameter Fisika dan Kimia Yang Mempengaruhi Perairan. Fakultas Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddiun. Makassar.

Aris, Kabul. 2011. Pedoman Garam. Dirjen KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta

73

Aronoff, S., 1989.Geographic Information System :A Management Perspective. WDL Publicatons. Ottawa. Canada.

Balai Besar Litbang Sumber Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisinya. Balai Besar Litbang Sumber Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital; Teori dan Aplikasinya dalam bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Darmadi. 2010. Salinitas Laut. Ilmu Kelautan. Univerasitas Padjadjaran.

Davis GB, MH Olson. 1984. Management Information Systems: Conceptual, Foundations, Structure and Development. McGraw-Hill, Singapore.

Dradjid dan Muakmam. 2007. Pangajharan Bhasa Madhura Kembhang Bhabur SMP Kelas VIII, hlm. 44. Yudistira, Mekkasan.

Dulbahri, dkk., 1994. Integrasi Citra Inderaja dan Sistem Informasi Geografi. Studi di Teluk Saleh, Pulau Sumbawa. Laporan Penelitian. PUSPICS-Bakosurtanal, Yogyakarta.

Eddy Prahasta, 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.Edisi Revisi. Penerbit Informatika Bandung.

Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air. Jurusan Manajemen Perairan. Fakultas Perairan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor .

, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.

Efendy, M. 2006. Sistem Informasi Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Brawijaya Press

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB Press, Bogor

Guggenheim dan Stephen M. RT (1995). Definetion and Clay of Mineralogi. AIPEA and Komite Nomenklatur CMS. DOI.

Haryani, Nanik K; Khomarodin, Rokhis dan Parwali. 2006. Perubahan Kerusakan Lahan Pulau Madura Mengunakan Data Pengindaraan Jauh dan SIG. Puspangja LAPAN.

Ibrachim, M. 2010. Simulasi Kinerja SKEA di Kabupaten Timur Tenggah Selatan Menggunakan WAsp. Pusterapan : LAPAN.

Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. ANDI, Yogyakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. 2011. Program Swasembada Garam Nasional.

Kountur R. 1996. Dasar-dasar Sistem Informasi Manajemen. Dinastindo, Jakarta.

Lillesand, M. T dan Kiefer, W, R., 1993. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Edisi Terjemahan Indonesia. Cetakan Kedua. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Manalu L. 2007. Pemeriksaan Kadar Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam dan Air yang Dikonsumsi Masyarakat Garoga Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Selatan Medan.

74

Mather, P. M. 1987.Computer Processing of Remote Sensing Sensed Data. Jhon Willey and Sons, London.

McLeod R. 1995. Manajemen Information System. Prentice Hall, New Jersey.

Muhsoni, F.F.,2009b. Pemetaan Lokasi Fishing Ground dan Status Pemanfaatan Perikanan di Perairan Selat Madura. Jurnal Ilmiah Flux vol. 6 No. 1, Pebruari 2009, ISSN : 1829-796X.

---------------, 2009c. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir untuk Budidaya dengan Mamanfaatkan Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ilmiah Embryo Vol. 6 No. 1, Juni 2009, ISSN : 0216-0188.

---------------, 2009d. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir untuk Pariwisata dengan Mamanfaatkan Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ilmiah Kelautan Vol 2, No. 2, Oktober 2009, ISSN : 1907-9931

---------------, 2009e. Model Algoritma Pendugaan Konsentrasi Klorofil-a dan Suhu Permukaan laut Berdasarkan Data Citra Satelit Landsat ETM+dan ASTER untuk Pemetaan Lokasi FishingGround di Selat Madura (makalah). Fakultas teknologi kelautan – ITS

Nontji, A.2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta

Pamuji, Imam dan Anwar 2007. Studi Laju Pengeringan Garam. Teknik Kimia, FTI-ITS.

Partono. 2001. Proses Penguapan Air Laut dan Prinsip Dasar Pembuatan Garam Dari Air Laut. Dinas Perindustrian Jawa Tengah.

Purbani, D . 2006. Buku Panduan Pembuatan Garam Bermutu dicetak oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati.

Purwahadi, S. H. 1998. Sistem Informasi Geografis (SIG) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Jakarta.

Prayitno, T.A., 2000. GIS Workbook. Buana Khatulistiwa, Jakarta.

PT. Garam Persero. 2011. Proses Pengolahan Garam. Pengaraman Sampang.

Suharyadi dan Danoedoro, 2004. Sistem Informasi Geografis : Konsep Dasar dan Beberapa Catatan Perkembangannya Saat ini. editor Danoedoro P. dalam Sains Informasi Geografis dari Perolehan dan Analisis Citra hingga Pemetaan dan pemodelan Spasial. Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sutanto, 1994.Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Peress. Yogyakarta

Tchobanoglous, G. and E. Schroeder. 1987. “Water Quality”, Addison-Wesley Publishing Co., Reading Massachusetts.

Todd DK. 1980. Groundwater Hydrology. 2nd Edition. University of California

Zimmerman. 2007. Modul Pengeringan. Panduan Pelaksanaan Laboratotium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB.

75

LAMPIRAN Lampiran 1 Buku Manual Penggunaan Sistem Informasi Pemetaan Potensi Tambak Garam Propinsi Jawa Timur A. Update data

Untuk melakukan update data terkait dengan perubahan profil, galeri, dan perubahan data potensi tambak dari masing-masing kabupaten, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Lakukan login dengan memilih pada menu Admin disebelah kiri dari tampilan dengan klik menu login, dan isi login degan username ‘admin’ dan password ‘admin’

Setelah melakukan login akan tampil menu-menu adminitrasi untuk melakukan perubahan-perubahan data seperti berikut :

Pada gambar diatas akan muncul menu-menu tambah profil, edit profil, tambah foto profil dan update data.

76

2. Tambah profil

Untuk melakukan pengisian profil kabupaten, maka klik menu tambah profil, sehingga akan tampil window seperti berikut ini.

3. Edit Profil

Untuk melakukan perubahan terhadap profil kabupaten maka, klik menu edit profil, ini akan membawa anda ke tampilan seperti berikut , kemudian pilih pada judul profil yang akan dirubah dan pilih tombol edit akan dibawa ke form edit dari profil kabupaten. Selanjutnya lakukan perubahan –perubahan terhadap profil kabupaten

4. Tambah foto profil

Menu tambah foto profil digunakan untuk menambahkan foto-foto galeri pada sistem informasi. Foto yang dapat ditambahkan dalam format jpg. Foto akan di-resize untuk mendapatkan ukuran data foto yang sama. Setelah anda pilih menu tambah foto profil, akan tampil sebagai berikut :

Isi dihalaman ini dengan profil

Isi dihalaman ini dengan profil

Pilih profil untuk di edit

Klik tombo edit untuk di edit

77

5. Update Data

Menu Update Data ini digunakan untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap data potensi tambak dari masing-masing kebupaten. Untuk melakukan update data, klik menu Update data, sehingga tampil seperti berikut :

Klik pada baris data yang akan diupdate dan tekan tombol edit, sehingga akan muncul form input update data sebagai berikut dan lakukan perubahan data kemudian klik tombol save.

Klik browse dan pilih foto yang akan ditampilkan

Pilih data yang akan diupdate

78

B. Penggunaan tombol fungsi dan menu pada window peta.

Pada window peta tampak tombol-tombol dan menu yang ada pada toolbar. Berikut penjelasan dari masing-masing fungsi tombol dan menu

Keterangan :

1) Fungsi untuk memilih spasial peta ( objek tambak ) 2) Fungsi untuk menggeser peta 3) Fungsi untuk memilih lingkup peta yang akan diperbesar 4) Fungsi untuk zoom in peta 5) Fungsi untuk zoom out peta 6) Fungsi untuk mengembalikan sekala awal peta ( normalisasi tampilan ) 7) Fungsi untuk zoom in pada peta yang terpilih 8) Fungsi untuk mengembalikan ke tampilan peta sebelumnya 9) Fungsi untuk mengembalikan peta ke berikutnya 10) Fungsi untuk menggeser peta ke kanan, kiri, atas, bawah. 11) Fungsi untuk memberbesar dan memperkecil skala peta 12) Tampilan dari layer peta ( legend) 13) Informasi detail atribut dari peta spatial yang dipilih

1

2

3

9

8

7

6

5

4

10

11

120

130

79

C. Permintaan (query) detail informasi tambak.

Untuk melakukan permintaan terhadap tambak tertentu maka, dapat menggunakan fungsi query yang ada pada menu task (task list)

Setelah klik query maka akan tampil

Dalam form input queri isilah parameter untuk pencarian dengan nilai sebagai berikut

1) Nama dari layer (1), contoh :layer tambak 2) Nama dari atribut dari layer (2) contoh : atribut layer tambak ,pemilik 3) Operator pencarian (3)contoh : contain 4) Nilai dari atribut pemilik (4) contoh : abdullah 5) Ouput atribut yang dinginkan (5) contoh : pemilik 6) Tombol yang harus ditekan untuk menghasilkan hasil query (6)

Permintaan

2

1

3

4

5

6

80

Setelah tombol execute dijalankan maka akan dihasilkan peta yang diingikankan seperti berikut ini Ada beberapa pemilih yang dihasilkan. Silahkan anda pilih salah satu nama, kemudian tekan tombol select, anda akan diarahkan ke peta yang diplih. Seperti gambar disamping.