Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

18
A. Definisi 1. Pembangunan Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. (Inayatullah, 1976) 2. Pembangunan Pertanian Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh- tumbuhan dan hewan. (A.T. Mosher) 3. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan 1 | Ekonomi Pembangunan

description

Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknyaUndang-undang RI No. 7 THN 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, serta pembuatan makan atau minuman.

Transcript of Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Page 1: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

A. Definisi

1. Pembangunan

Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang

lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu

masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan

dan tujuan politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh

kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. (Inayatullah, 1976)

2. Pembangunan Pertanian

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk

selalu menambah produksi prtanian untuk menambah produksi

pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi

pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan

menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur

tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan

hewan. (A.T. Mosher)

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan

perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi

ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi,

penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan

kemampuan berorganisasi dan manajemen. (Sadono Sukirno, 2009)

Jadi kesimpulan definisi menurut kelompok kami

Pembangunan ada untuk melakukan perubahan menuju pola-pola masyarakat

yang lebih baik. Begitupun di bidang pertanian, pembangunan pertanian akan

mendorong produktivitas di suatu negara yang akan meningkatkan pendapatan

dan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu pembangunan pertanian berperan

besar dalam pembangunan Ekonomi.

B. Peranan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi

Menurut Lynn (2003) :

Pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar kepada pembangunan

(Lynn, 2003). Kontribusi pertanian tersebut adalah:

1 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 2: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

1. Meningkatkan persediaan makanan.

2. Pendapatan dari ekspor.

3. Pertukaran tenaga kerja ke sektor industri.

4. Pembentukan modal.

5. Kebutuhan akan barang-barang pabrikan.

Menurut Kuznets (1964) :

Simon Kuznets merupakan pakar ekonomi aliran Keynesian, teori terkenal

dari guru besar Universitas Pensyvania dan Harvard ini adalah tentang

pertumbuan ekonomi dan efeknya terhadap distribusi pendapatan. Kuznets

adalah seorang ekonomi handal dan teliti, dan Ia adalah salahsatu peraih

Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1971.

Menurut Kuznets (1964), Peranan Sektor Pertanian pertanian di negara

sedang berkembang (Low Developing Countries/LDCs) memiliki empat

kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional,

yaitu kontribusi produk, pasar, faktor-faktor produks dan devisa.

1. Kontribusi Produk

Kontribusi produk dapat diartikan sebagai ketergantungan sektor-sektor

lain seperti industri dan jasa, dalam melakukan ekspansi atau perluasan

usaha terhadap pertumbuhan output sektor pertanian baik dalam sisi

permintaan maupun penawaran. Kontribusi produk sektor pertanian

terhadap pembangunan dapat dibagi ke dalam beberapa sub sektor, seperti

sub sektor bahan pangan, seperti padi, jagung, dan bahan makanan

lainnya. Sedangkan subsektor lain adalah sub sektor perkebunan dan

peternakan.

2. Kontribusi Pasar

Kontribusi pasar menjadikan sektor pertanian merupakan sumber penting

bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-

sektor ekonomi lainn. Kontribusi Pasar Kontribusi pasar untuk produk

pertanian dibandingkan sektor nonpertanian tergantung pada: Pertama,

dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik juga diisi

dengan barang-barang impor. Jenis teknologi yang digunakan di sektor

pertanian yang menetukan tingkat mekanisasi dan modernisasinya.

2 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 3: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

3. Kontribusi Faktor-Faktor Produksi

Dalam konteksi ini, pertanian merpakan sumber modal untuk investasi di

sektor-sektor ekonomi lainnya. Dimana dalam proses pembangunan

ekonomi terjadi transfer surplus tenaga kerja dari pertanian (pedesaan) ke

industri dan sektor-sektor perkotaan lainnya. Kontribusi faktor-faktor

produksi di ukur dengan produktivitas. Jika sektor pertanian mengalami

kelebihan supply tenaga kerja, maka ada kecenderungan mereka beralih ke

sektor industri. Hal ini mengakibatkan produktivitas di sektor pertanian

semakin menurun digantikan oleh peran sektor industri yang makin

meningkat. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian harus terjadi

surplus di sektor pertanian dengan cara meningkatkan kinerja (teknologi,

infrastruktur, SDM), meningkatakan permintaan di mana mereka mampu

meningkatkan sisi permintaan, serta nilai tukar antara produk pertanian

dan non pertanian.

4. Kontribusi Devisa

Dalam percaturan internasional, dimana salahsatu aktivitasnya adalah

melaksanakan perdagangan internasional, maka sektor pertanian menjadi

salahsatu kontributor bagi pembangunan ekonomi sebuah negara dalam

menghasilkan devisa baik melalui penjualan komoditas, produk pertanian

maupun melalui pengiriman tenaga kerja dibidang pertanian. Neraca

perdagangan pertanian yang positif (surplus) dapat menjadi perseden baik

bagi pembangunan ekonomi nasional.

Secara Umum

Sektor pertanian dlm pembangunan ekonomi. Peran pertanian sebagai :

1. Pemasok bahan pangan dan bahan baku

Pertanian adalah unit produksi biologis primer berbasis lahan. Output

utama pertanian adalah bahan pangan dan serat. Dewasa ini pertanian

dikembangkan sebagai pemasok sumber bioenergi.

Implikasi permasalahan → persaingan kepentingan: pangan vs bahan

baku

industri vs bahan baku bioenergi

3 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 4: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Kendala utama → keterbatasan lahan

Perkembangan ilmu dan inovasi teknologi dalam bidang pertanian

menyebabkan

para petani meningkatkan pembelian input dari sektor non pertanian.

Permintaan akan jasa pemasaran off-farm seperti pendistribusian,

penyimpanan dan pengolahan mengalami peningkatan.

2. Sumber pendapatan nasional

Kuznets, 1961 dalam Ghatak, 1984:

Sektor pertanian mampu menghasilkan surplus atas neraca

pembayaran karena

sumbangannya terhadap ekspor maupun pengembangan produk

subtitusi impor.

3. Penyedia kesempatan kerja

Daya serap sektor pertanian terhadap tenaga kerja cukup besar.

Penyerapan TK sektor pertanian:

Tidak memerlukan kualifikasi keterampilan khusus dan level

pendidikan formal tertentu

Signifikan dalam jumlah

Dipengaruhi oleh man-land ratio

Perkembangan Angkatan Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja

menurut Sektor Tahun 2012-2014

4 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 5: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

4. Sumber investasi dan Penghasil devisa negara (ekspor)

sektor pertanian merupakan komoditi ekspor yang akan memperbesar devisa

negara. Negara-negara yang memiliki suberdaya yang rendah akan memenuhi

kebutuhan

(khususnya pangan) penduduknya melalui kegiatan perdagangan (impor).

C. Syarat-syarat Pembangunan Pertanian

Menurut A.T Mosher (1965) syarat-syarat pembanguna pertanian

jika pertanian akan dikembangkan dengan baik. Mosher mengelompokan

syarat-syarat pembangunan tersebut menjadi dua yaitu syarat-syarat

mutlak dan syarat-syarat pelancar.

Syarat-syarat mutlak menurut Mosher:

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani

Pembanguna pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usaha

tani. Hasil-hasil ini akan dipasrkan dan dijual dengan harga yang

cukup tinggi untuk menutupi biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan

para petani sewakti memproduksinya. Di dalam memasarkan hasil-

hasil pertanian tersebut, sistem pemasaran, dan kepercayaan para

petani pada sistem pemasaran tersebut.

2. Teknologi yang semestinya berkembang

“teknologi”pertanian berarti “cara bertani”. Di dalamnya termasuk

cara-cara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara

tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Agar

pembanguan pertanian danap berjalan terus, haruslah selalu terjadi

perubahan. Apabila perubahan itu sendiri yang berhenti, maka

pembanguna pertanianpun terhenti

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal

Sebagian besar metode baru yang dapat meningkatkan produksi

pertanian memerlukan penggunaan bahn-bahan dan alat-alat produksi

yang khusus oleh para petani. Pembangan pertanian memerlukana

kesemua faktor tersebut di beberapa bagaian tempat dalam jumlah

5 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 6: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang

mungkin mau menggunakannya.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani

Faktor perangsang utama yang membuat petani bergairah untuk

meningkatkan produksinya adalah perngsang yang bersifat ekonomis.

Faktor perangsang tersebut adalah harga hasil produksi pertania yang

menguntukngakan, pembagian hasil yang wajar, dan tersedianya

barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh pera petani untuk

keluarganya.

5. Tersedianya pengagkutan yang lancer dan kontinyu

Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah, keempat syarat mutlak

laianya tidak dapat berjalan dengan efektif, karena produksi pertanian

harus tersebar luas. Oleh karena itu diperlukanya suatu jaringan

pengengkut yang bercabang luas.

Syarat-syarat pelancar menurut Mosher

1. Pendidikan Pembangunan

Pendidikan pembangunan di sini dititik beratkan pada pendidikan non

formal yaitu beruapa kursus-kursus, latihan-latihan, dan penyuluhan-

penyuluhan. Pendidikan pembangunan ini dimaksudkan untuk

meningkatkan produkivitas petani.

2. Kredit Produksi

Untuk meningkatkan produksi, petani harus lebih banyak

mengeluarkan uang yang digunakan untuk membeli pupuk, bibit

unggul, obat-obatan, dan alat-alat lainnya. Pengeluaran ini harus

dibiayai oleh tabungan atau dengan meminjam. Oleh karena itu,

lembaga-lembaga prekreditan yang memberikan kredit produksi

kepada para petani merupakan suatu factor pelancar yang penting bagi

pembangunan pertanian.

3. Kegiatan gotong royong petani

Kegiatan gotong royong biasanya digunakan secara berkelompok dan

bersifat informal, hal ini didapatkan dari rasa kebersamaan dan rasa

memiliki.

6 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 7: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian

Ada dua cara tambahan untuk mempercepat pembangunan pertanian

yaitu pertama, memperbaiki mutu tanah yang telah menjadi usaha

tani, misalnya dengan pupuk, irigasi, dan pengaturan pola tanam.

Kedua, mengusahakan tanah baru, misalnya pembukaan petak-petak

sawah baru.

5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian

Perencanan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak

dilakukan Pemerintah mengenai tiap kebijaksanaan dan kegiatan yang

mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu.

D. Kebijaksnaan Pertanian di Indonesia

Snodgrass dan Wallace (1975) mendefenisikan kebijakan pertanian

sebagai usaha pemerintah untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih baik

dan kesejahteraan yang lebih tinggi secara bertahap dan kontinu melalui

pemilihan komoditi yang diprogramkan, produksi bahan makanan dan

serat, pemasaran, perbaikan structural, politik luar negeri, pemberian

fasilitas dan pendidikan.

Menurut Kementerian Pertanian

1. Kebijakan peningkatan ketahanan pangan (padi, jagung, kedelai, tebu,

sapi, cabai dan bawang merah) yang berdampak bagi perekonomian.

2. Kebijakan pengembangan komoditas ekspor dan substitusi impor serta

komoditas penyedia bahan baku bio‐energi.

3. Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian melalui

standarisasi produk dan proses, peningkatan rantai pasok, mutu dan

keamanan pangan

4. Kebijakan pengembangan infrastruktur (lahan, air, sarana dan

prasarana) dan agro‐industri di perdesaan, sebagai dasar / landasan

pengembangan bio‐industri berkelanjutan

5. Kebijakan re‐orientasi memproduksi dari satu jenis produk menjadi

multi produk (produk utama, bioenergi, produk sampingan, produk dari

limbah, zero waste dan lainnya).

7 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 8: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

6. Kebijakan pengembangan klaster/kawasan, yaitu pada kawasan

tertentu yang mengungkit pencapaian target nasional.

7. Kebijakan sistem perbenihan/pembibitan, perlindungan petani,

kelembagaan petani, inovasi dan diseminasi teknologi, penyuluhan, dan

kebijakan sistem perkarantinaan pertanian.

8. Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI, PUG, KSS,

ketenagakerjaan, percepatan daerah tertinggal, kawasan khusus dan

wilayah perbatasan.

9. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penanganan pasca

bencana alam

10. Kebijakan subsidi: (1) subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara

mengurangi pupuk tunggal, menaikan subsidi pupuk majemuk, (2) pupuk

organik tetap dikembangkan bukan dengan dukungan subsidi, tetapi

dialihkan menjadi kegiatan pengembangan pupuk organik, (3) subsidi

benih ditiadakan dan dialihkan menjadi kegiatan penguatan penangkar

benih/bibit.

11. Kebijakan kredit: (1) kredit ketahanan pangan akan terus dilanjutkan

untuk mendorong dn meningkatkan produksi dan produktivitas pangan

guna mendukung ketahanan pangan, (2) untuk lebih menjamin

teralokasinya kredit untuk pangan, maka plafon kredit dialokasikan

menurut subsektor, (3) untuk memecahkan kelangkaan tenaga kerja &

menjamin pengelolaan pangan skala luas, maka Kredit Mekanisasi

pertaniaan sangat diperlukan, (4) kegiatan sertifikasi tanah diperlukan.

Sehingga layak kredit

Menurut Monke dan Pearson (1989)

1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi

harga komoditi, subsidi harga komoditi, dan kebijakan ekspor.

2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum,

pajak dan subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan

perbaikan kualiatas faktor produksi.

3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran

belanja, kebijakan fiscal, dan perbaikan nilai tukar.

8 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 9: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Menurut Sarma (1985)

1. Kebijakan Produksi

Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat

penting dari keseluruhan proses pembangunan dan ketahanan nasional

suatu bangsa. Pangan menyankut kesejahteraan hidup dan kelangsungan

hidup suatu bangsa karena merupakan salah satu kebutuhan manusia,

selama itu pula diperlukan pangan karena manusia tidak dapat bertahan

hidup lama tanpa makan.

2. Kebijakan Subsidi

Subsidi diartikan sebagai pembayaran sebagian harga oleh pemerintah

sehingga harga dalam negeri lebih rendah daripada biaya rata-rata

pembuatan suatu komoditi atau harga internasionalnya. Ada 2 macam

subsidi, yaitu subsidi harga produksi dan subsidi harga faktor produksi.

Subsidi harga produksi melindungi konsumen dalam negeri, artinya

konsumen dalam negeri dapat membeli barang yang harganya lebih rendah

daripada biaya rata-rata pembuatannya atau harga internasionalnya.

Subsidi harga faktor produksi bertujuan untuk melindungi produsen dalam

negeri dan dilakukan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Bentuk

subsidi harga faktor produksi dapat berupa biaya angkut faktor produksi ke

pelosok atau perbedaan tingkat bunga bank dalam pengambilan kredit.

Disamping itu bertujuan untuk melindungi produsen dan konsumen,

kebijakan subsidi juga bertujuan untuk memperluas lapangan kerja dan

meningkatkan produksi komoditas tertentu untuk mengurangi

ketergantungan pada impor.

3. Kebijakan Investasi

Kebijakan investasi di Indonesia dikeluarkan oleh badan koordinasi

penanaman modal (BKPM) dengan dukungan dari departemen-departemen

teknis terkait. BKPM menetapkan skala prioritas untuk usaha tertentu,

misalnya pembukaan usaha besar diharapkan menghindari persaingan

dengan usaha petani.

Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan

untuk merangsang investasi baik oleh swasta nasional maupun swasta

9 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 10: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

asing, namun sampai saat ini investasi dalam sektor pertanian masih relatif

kecil. Hal ini disebabkan faktor keuntungan yang dapat diperoleh

umumnya lebih kecil dibandingkan investasi disektor industri dan jasa

serta berisiko lebih besar dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

4. Kebijakan Harga

Harga merupakan cerminan dari interaksi antara penawaran dan

permintaan yang bersumber dari sektor rumah tangga (sebagai sektor

konsumsi) dan sektor industri (sebagai sektor produksi).

Penetapan harga dasar oleh pemerintah menimbulkan konsekuensi lanjut

terhadap pemerintah sehingga pemerintah harus ikut campur tangan dalam

rantai pemasaran karena adanya imperfeksi pasaryang merugikan

produsen dan atau konsumen.

5. Kebijaan Pemasaran

Kegiatan pemerintah untuk mengatur distribusi barang (terutgama beras)

antar daerah dan atau antar waktu sehingga diantara harga yang dibayarkan

konsumen akhir dan harga yang diterima oleh produsen terdapan marjin

pemasaran dalam jumlah tertentu sehingga dapat merangsang proses

produksi dan proses pemasaran.

Pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani (farmer’s share)

menjadi kecil, yang pada gilirannya tidak akan merangsang peninggkatan

produksi lebih lanjut. Efisiensi pemasaran biasanya diukur dari besar-

kecilnya margin pemasaran, setelah mempertimbangkan berbagai fungsi

yang dijalankan dalam kegiatan pemasaran tersebut.

6. Kebijakan Konsumsi

Undang-undang RI No. 7 THN 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa

yang dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

termasuk bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan, serta pembuatan makan atau minuman.

10 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n

Page 11: Peranan Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Jadi menurut Kelompok kami kebijakan pertanian di Indonesia

1. Kebijakan Pokok Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian

Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber inovasi

teknologi seperti lembaga riset, Perguruan Tinggi dan bengkel-bengkel

swasta dalam rangka pengembangan dan diseminasi teknologi tepat

guna.

2. Kebijakan subsidi

Subsidi harga produksi melindungi konsumen dalam negeri, artinya

konsumen dalam negeri dapat membeli barang yang harganya lebih

rendah daripada biaya rata-rata pembuatannya atau harga

internasionalnya

a. subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara mengurangi pupuk

tunggal, menaikan subsidi pupuk majemuk,

b. pupuk organik tetap dikembangkan bukan dengan dukungan

subsidi, tetapi dialihkan menjadi kegiatan pengembangan pupuk

organik,

c. subsidi benih ditiadakan dan dialihkan menjadi kegiatan penguatan

penangkar benih/bibit.

3. Kebijakan pengembangan infrastruktur

lahan, air, sarana dan prasarana, agro‐industri di perdesaan, sebagai

dasar / landasan pengembangan bio‐industri berkelanjutan

4. Kebijakan sistem perbenihan/pembibitan, perlindungan petani,

kelembagaan petani, inovasi dan diseminasi teknologi, penyuluhan,

dan kebijakan sistem perkarantinaan pertanian.

11 | E k o n o m i P e m b a n g u n a n