PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

106
PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN MUARA ANGKE, JAKARTA-UTARA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Budi Astoni NIM: 104054002080 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./ 2009 M.

Transcript of PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Page 1: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI

JAKARTA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI

MASYARAKAT NELAYAN MUARA ANGKE,

JAKARTA-UTARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Budi Astoni

NIM: 104054002080

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./ 2009 M.

Page 2: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI

JAKARTA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI

MASYARAKAT NELAYAN MUARA ANGKE,

JAKARTA-UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Budi Astoni

NIM: 104054002080

Pembimbing,

Wahyu Prasetyawan, Ph.D NIP. 19661017 199403 1 003

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H. / 2009 M.

Page 3: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA

DKI JAKARTA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT

NELAYAN MUARA ANGKE, JAKARTA-UTARA” telah diujikan dalam

sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2009. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata

1 Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 31 Agustus 2009

SIDANG MUNAQASYAH

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Arief Subhan, MA Faza Amri, S.Th.I NIP. 19660110 199303 1 004 NIP. 19780703 200501 1 006

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd Wati Nilamsari, M.Si

NIP. 19640212 199703 2 001 NIP. 19710520 199403 2 002

Pembimbing,

Page 4: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Wahyu Prasetyawan, Ph.D

NIP. 19661017 199403 1 003

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi/Tesis/Disertasi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1/strata

2/strata 3 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 31 Agustus 2009

Budi Astoni

Page 5: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

ABSTRAK

BUDI ASTONI

Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara.

Pengentasan kemiskinan nelayan dapat dilakukan dengan pengembangan

Koperasi Perikanan. Untuk itu dikembangkan Koperasi Perikanan yang

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat

pada umumnya serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dapat dilakukan dari sisi

kelembagaan juga pola-pola usaha perikanan yang mampu meningkatkan

pendapatan nelayan. Salah satu contoh Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta di Muara Angke, Jakarta-Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif sehingga dapat dijabarkan dengan jelas bagaimana keberadaan Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta melakukan peranan dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke.

Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke menjadikan

pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat. Peranan yang dilakukan

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam pengembangan ekonomi

masyarakat nelayan di Muara Angke yaitu melalui program kerja yang

dilaksanakan antara lain bidang organisasi dan manajemen, bidang usaha,

bidang permodalan, bidang sekretariat serta kesejahteraan sosial.

Melalui studi kepustakaan dan wawancara penulis mendapatkan data-data

penelitian. Diketahui bahwa ternyata Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke

melalui program kerja yang telah dilaksanakan memiliki indikasi untuk

berperan dalam memajukan kesejahteraan anggota.

KATA PENGANTAR

Page 6: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Ungkapan Alhamdulillahi rabbil alamin yang tiada tara penulis panjatkan

kehadirat Allah Swt yang Maha segalanya dengan kehendak-Nya telah

memberikan jalan kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan judul “Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke,

Jakarta-Utara”. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga

hari kiamat.

Sebuah karya sebenarnya sulit dikatakan sebagai usaha satu orang, tanpa

bantuan orang lain. Skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya

dukungan, doa, bimbingan, partisipasi, dan bantuan dari orang-orang baik hati

disekitar penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr.

Komarudin Hidayat dan segenap sivitas akademik yang telah menyediakan

fasilitas dan wadah bagi penulis dan kawan-kawan mahasiswa untuk

mengembangkan potensi diri.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Arief Subhan, MA beserta

jajaran Pudek fakultas atas masukan baik berupa saran maupun kritik dan

bantuannya dalam mempelancar proses penulisan skripsi ini.

3. Kajur dan Sekjur Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Dra.

Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd dan Wati Nilamsari, M. Si atas masukan

dan semangatnya serta limpahan ilmu yang diberikan kepada penulis

selama kuliah di UIN Jakarta.

Page 7: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

4. Wahyu Prasetyawan, Ph.D, dosen pembimbing skripsi penulis atas

masukan dan arahanya yang lugas dan sederhana.

5. Para Dosen Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang membuat wawasan penulis

lebih terbuka.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta serta Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang

telah melayani dengan baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengurus dan Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang

telah membantu secara teknis terselesaikannya skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Raswad dan Ibunda Surniti yang

mempunyai caranya sendiri untuk memberikan kasih sayang, doa dan

semangat tak terhingga kepada penulis.

9. Keluarga Besar penulis, Kakanda Rudi dan keluarga, Kakanda Iis, Adinda

Dede, Mas Samsudin beserta keluarga yang telah memberikan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Mbah Putri dan sanak keluarga di kampung halaman serta para keponakan

di ibukota yang menjadi pelipur lara kala suntuk mendera penulis dalam

mengerjakan skripsi ini.

11. Keluarga Besar KMF KALACITRA atas bimbingan yang diberikan

kepada penulis untuk belajar mensyukuri ciptaan-Nya melalui fotografi.

12. Keluarga Besar HIZWAPALA yang memberikan ilmu dan pengalaman

hidup kepada penulis untuk mensyukuri alam ciptaan-Nya.

Page 8: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

13. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

(2004) yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam masa

perkuliahan maupun masa menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan

semua pihak yang telah membantu proses perampungan skripsi ini baik

langsung maupun tak langsung.

Masukan saran dan kritik dari segenap sahabat semoga memberikan

tambahan ilmu yang berharga bagi penulis untuk terus belajar dan

memperbaiki diri dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk

memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini. Demikian ucapan terima kasih

penulis haturkan semoga amal baik Bapak, Ibu, Saudara, teman-teman yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu diterima oleh ALLAH SWT .

Jakarta, 8 Juli

2009

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK …….……………………………………………………….

i

Page 9: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………...……………………………………………….

v

DAFTAR TABEL ……..……………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .……..……………….

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……....…………..…………

5

D. Metodelogi Penelitian ………………………………………

6

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 10

F. Sistematika Penulisan ……………….……………………… 11

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pengertian Peranan ….………………………………………

13

B. Pengertian Koperasi Perikanan ……...………………………

14

C. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat …..………

17

D. Pendekatan dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat ….

21 E. Pengertian Nelayan

….……………………………………… 27

F. Strategi Pemberdayaan Nelayan …….………………………

28

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta …………………………………………………. 42

B. Gambaran Umum Wilayah Muara Angke …..…………….... 52

Page 10: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara .……………………………… ……..

56 B. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara melalui program kerja ..……..............

57

1. Bidang Organisasi dan Manajemen ...……………………....

58

2. Bidang Usaha ……………………………………………......

64

3. Bidang Permodalan ………………………………………….

76

4. Bidang Sekretariat …..……………………………………….

88

5. Kesejahteraan Sosial ..……………………………………….

92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………. 99

B. Saran ………………...………………………………………. 100

DAFTAR PUSTAKA …………...………………………………………..

101

LAMPIRAN

Page 11: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Peserta Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta berdasarkan jenis kelamin ……………………………………

60

Tabel 2 Unit Usaha Garam Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta ….….

66

Tabel 3 Unit Usaha Gas Elpiji Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta ….

67

Tabel 4 Unit Usaha Air Bersih Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta ….

68

Tabel 5 Usaha Jasa Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta .………….

71

Tabel 6 Usaha Pelelangan Ikan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta …

74

Tabel 7 Dana Kesejahteraan Nelayan Koperasi Perikanan Mina Jaya

Page 12: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

DKI Jakarta …………………………………………………………...

75

Tabel 8 Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta ……………….………………………………………….

79

Tabel 9 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan pekerjaan …….…………………

80

Tabel 10 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan jumlah anak ..…………………

81

Tabel 11 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan ……………

82

Tabel 12 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan pinjaman ……………………..

85

Tabel 13 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tempo pengembalian ……..........

86

Tabel 14 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan Angsuran …..………………….

87

Tabel 15 Segmentasi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Page 13: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Jakarta berdasarkan usia ….………………………………………….

90

Tabel 16 Segmentasi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta berdasarkan jenis kelamin ….……………………………….

91

Tabel 17 Segmentasi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan ….………………………….

92

Tabel 18 Segmentasi sampel demografis berdasarkan usia ..………………….

94

Tabel 19 Segmentasi sampel demografis berdasarkan pekerjaan ….……….....

94

Tabel 20 Segmentasi sampel demografis berdasarkan jumlah anak …………..

95

Tabel 21 Segmentasi sampel demografis berdasarkan tingkat pendidikan ……

96

Tabel 22 Segmentasi kesejahteraan berdasarkan mengikuti pendidikan …..….

97

Tabel 23 Segmentasi kesejahteraan berdasarkan pinjaman modal ...………….

97 Tabel 24 Segmentasi kesejahteraan berdasarkan penghasilan

……..…………. 98

Page 14: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508

pulau dan 81.000 Km garis pantai, dimana sekitar 70 % wilayah teritorialnya

berupa laut. Dengan perairan laut seluas total 5,8 juta Km2 (berdasarkan konvensi

PBB tahun 1982), Indonesia menyimpan potensi sumberdaya hayati dan non

hayati yang melimpah. Hal ini menyebabkan sebahagian besar masyarakat tinggal

dan menempati daerah sekitar wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dari

sektor perikanan sebagai nelayan.1

Dengan latar belakang historis sebagai bangsa maritim, Indonesia sangat

berpotensi mengulang masa kejayaannya dengan mengembangkan sumberdaya

perikanan. Namun, Kurangnya kreatifitas dalam memanfaatkan melimpahnya

sumberdaya ikan, khususnya di bidang perikanan, menyebabkan sangat

lambatnya recovery perekonomian nasional.

Para pakar ekonomi sumber daya melihat kemiskinan nelayan lebih

banyak di sebabkan karena faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait karakteristik

sumber daya serta teknologi yang digunakan. Faktor-faktor yang dimaksud

membuat nelayan tetap dalam kemiskinannya.2

Subade dan Abdullah berargumen bahwa nelayan tetap tinggal pada

industri perikanan karena rendahnya opportunity cost mereka. opportunity cost

1 Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan (Jakarta: P3R, 2002), h 1.

2 Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan I (Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2003), h.31.

Page 15: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

nelayan, menurut definisi adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha

ekonomi lain yang terbaik yang dapat diperoleh selain menangkap ikan. Dengan

kata lain, oppurtunity cost adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan

bila saja mereka menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan

cederung tetap melaksanakan usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi

menguntungkan dan efisien.

Pengentasan kemiskinan nelayan dapat dilakukan dengan pengembangan

Koperasi Perikana.3 Koperasi perikanan yang keanggotaannya terdiri dari

masyarakat nelayan di setiap lokasi memiliki tempat dan kedudukan penting

dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Masyarakat nelayan serta koperasi

perikanannya tetap memegang solidaritas serta adat dan budaya yang berkenaan

dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Kehidupan para nelayan yang mengekstraktif (memungut) perikanan laut

memang masih perlu lebih banyak diperhatikan oleh pemerintah melalui koperasi

perikannanya dibanding dengan mereka yang mengusahakan dengan tambak-

tambak dan perikanan darat.4 Kehidupan para nelayan sejak PELITA II memang

telah banyak perubahan-perubahan, banyak diantaranya telah memanfaatkan KIK

sehingga perahu-perahunya selain dilengkapi dengan motor, juga peralatan

perlengkapannya dapat dikatakan lebih sesuai dengan zaman. Masalah kapal

penangkap ikan dan pukat harimau (trawl) yang mendesak kehidupan para

nelayan telah dapat di atasi, tetapi masalah-masalah lainnya timbul seperti

pengelolaan hasil perikanan, pemasaran dan pengembalian kredit-kredit.

3 Ibid. h.35. 4 G. Kartasapoetra dkk, Koperasi Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.81.

Page 16: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Pemerintah dalam pembinaan koperasi perikanan ini sekaligus berikhtiar

pula untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi para nelayan. Di

samping membina ketrampilan segi pemasaran melalui pendidikan dan latihan,

pengadaan peralatan yang dibutuhkan para nelayan lebih ditingkatkan, sehingga

jangkauan operasinya dapat lebih jauh, mengurangi dan atau menghapuskan

peranan para tengkulak.

Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dapat dilakukan dari sisi

kelembagaan juga pola-pola usaha perikanan yang mampu meningkatkan

pendapatan nelayan.5 Komponen pengembangan masyarakat dan ekonomi adalah

kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kesejahteraan,

menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan mata pencarian tambahan dan

alternatif. Selain itu, mengembangkan pelayanan bagi masyarakat melalui

penyediaan prasarana produksi serta prasarana umum lainnya dan

mengembangakan ekonomi regional yang termasuk di dalam industrialisasi

perikanan.6

Koperasi Perikanan yang bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya serta masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil

dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan

demikian, pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya

lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat.

5 Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan I (Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2003), h.33. 6 Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan (Jakarta: P3R, 2002), h 123.

Page 17: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Penulis mencoba untuk menguraikan mengenai bagaimana peranan

koperasi perikanan dalam melakukan pengembangan ekonomi masyarakat

nelayan. Berdasarkan uraian di atas maka, judul penelitian ini adalah “Peranan

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi

Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pembatasan masalah, maka penulis membatasi pada peranan

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam pengembangan ekonomi

masyarakat nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara melalui program kerja yang

dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta terhadap masyarakat

nelayan yang berada di wilayah Muara Angke.

Setelah memahami latar belakang dan batasan masalah penelitian, agar

uraian dalam bab-bab selanjutnya tidak meluas secara tidak menentu, maka

rumusan masalah yang akan penulis jabarkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

kaitannya dengan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke,

Jakarta-Utara?

2. Apa peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam kaitannya

dengan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 18: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan yang

hendak di capai.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta berkaitan dengan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan

khususnya anggota.

2. Untuk mengetahui peran Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berkaitan

dengan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan.Muara Angke, Jakarta-

Utara.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

a. Sebagai bahan referensi atau penambahan pustaka tentang koperasi

perikanan dan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan.

b. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa Pengembangan Masyarakat

Islam pada khususnya dan pembaca serta masyarakat pada umumnya

mengenai koperasi perikanan dan pengembangan ekonomi masyarakat

nelayan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga sebagai

pembelajaran untuk menambah pengetahuan kita tentang pengembangan

masyarakat melalui sektor ekonomi.

D. Metodelogi Penelitian

Page 19: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode penelitiaan kualitatif.

Dimana menurut Bogdan dan Taylor, Metodelogi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar

dan individu tersebut secara utuh. 7

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta.

Objek penelitian adalah Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta dan di pemukiman masyarakat nelayan Muara Angke. Waktu penelitian

dilakukan 1 Agustus 2008 sampai 8 Juli 2009.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, penulis menganggap teknik yang penulis

lakukan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan

data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar.8

Dimana dalam pelaksanaannya penulis melakukan teknik pengumpulan

data melalui:

7 Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), h

3. 8 Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:

FISIP UI, 2001), h.40.

Page 20: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

a. Observasi atau pengamatan adalah pengamatan langsung kepada suatu objek

yang diteliti. Cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk

mengamati, serta mengadakan pencarian dari hasil yang sifatnya langsung

mengamati objek yang diteliti yaitu Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta.

b. Interview atau wawancara, merupakan suatu alat pengumpulan informasi

secara langsung tentang beberapa jenis data.9 Penulis menggunakan teknik

wawancara purposive sampling yaitu penulis mewawancarai sample dari

suatau kelompok yang diteliti. Penulis mewawancarai 13 respondent dari

anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang berjumlah 2187 di

ambil 11 orang anggota sebagai data primer. Untuk melengkapi data primer,

data sekunder juga penulis gali dari 2 orang badan pelaksana harian Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta. Dalam purposive sampling tidak ada

kriteria baku mengenai berapa jumlah respondent. Purposive sampling

termasuk satu dari beberapa jenis pengambilan sample nonprobabilitas

(nonprobability sampling) yang biasanya digunakan dalam penelitian

kualitatif.10

Disebut nonprobabilitas, karena penulis sebagai peneliti tidak

bertujuan untuk menggeneralisasikan temuan penelitian. Jadi sifat penelitian

ini ideografis atau kasuistik yaitu penulis hanya dapat mengindikasikan apa

yang terjadi pada anggota koperasi.

c. Dokumentasi, hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak di dapat

dengan wawancara atau pengamatan, tetapi hanya diperoleh dengan cara

melakukan penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat kabar,

9 Sutrisno Hadi, Metodelogi Reseach (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 49.

10 Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003). h. 187.

Page 21: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

jurnal, internet dan sumber lain yang berkaitan dengan peranan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam pengembangan ekonomi masyarakat

nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara.

4. Analisis Data

Nasir mengemukakan analisa data merupakan bagian yang sangat penting

dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna dalam memecahakan masalah penelitian.11

Sehingga untuk memecahakan masalah penelitian, dari data yang

dikumpulkan kemudian penulis menganalisa dan mengkritisinya. Dimana penulis

menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data dengan

menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta

menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian

disimpulkan.

Secara teknis penulis melakukan upaya-upaya:

a. Data-data dan informasi yang didapatkan melalui observasi atau pengamatan

langsung, penulis mencatat mengenai peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara

Angke, Jakarta-Utara.

b. Data-data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara, baik dengan

Badan Pelaksana Harian dan Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta diberikan penjabaran dan analisis serta disimpulkan sesuai dengan

permasalahan penelitian ini.

11

Moh. Nasir D. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993). h. 405.

Page 22: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

c. Data-data dan informasi yang berbentuk dokumentasi digunakan untuk

melengkapi uraian dan pembahasan penelitian.

Sedangkan data-data dan informasi yang berbentuk dokumentasi yang

digunakan adalah content analisis yaitu berupa teknik pengumpulan data untuk

menjelaskan informasi yang terdapat dalam material bersifat simbolis seperti

dalam buku, surat kabar dan internet.12

Dalam teknik ini penulis menghubungkan

teori-teori yang ada dengan peranan Koperasi Perikanan terhadap pengembangan

ekonomi masyarakat nelayan yang terdapat dalam sumber-sumber yang ada.

Sehingga setelah data terkumpul melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi kemudian penulis melakukan analisa terhadap keseluruhan data

secara mendalam untuk dapat mengetahui hasil dari apa yang sedang penulis teliti.

Kemudian disusun secara sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah

dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Teknik penulisan

Dalam pembuatan skripsi, penulis berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

CeQDA UIN.

E. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini penulis menggunakan skripsi sebagai referensi atau

rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus sebagai

referensi tambahan selain buku, koran dan artikel.

12

FISIP UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, h.35.

Page 23: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Sebelumnya sudah ada penelitian sejenis yang ditulis oleh Ahmad

Hubairi13 yaitu Peran Koperasi Serba Usaha INSAN DARMA MANDIRI dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sentra ikan hias di kelurahan Bojong

Sari Baru Sawangan-Depok, yang isinya yaitu bahwa Koperasi Serba Usaha

INSAN DARMA MANDIRI yang bergerak pada jenis usaha perkreditan,

peyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan sehari-hari,

pengolahan dan pemasaran hasil produksi, serta kegiatan ekonomi lainnya.

Namun, seiring dengan perkembangan usaha yang sudah ada koperasi

menciptakan usaha baru salah satunya adalah UKM dan sentra ikan hias dengan

tujuan untuk mencari keuntungan bisnis bersama serta mengembangkan

pendapatan petani dan membudidayakan ikan hias di wilayah koperasi khususnya.

Sedangkan penelitian saya yaitu membahas Peranan Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan

Muara Angke, Jakarta-Utara yang kaitannya meningkatkan pendapatan anggota

koperasi melalui program kerja yang dilaksanakan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merangkum dalam beberapa bab,

antara lain:

BAB I Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

13

Ahmad Hubairi, Skripsi Peran Koperasi Serba Usaha INSAN DARMA MANDIRI dalam

meningkatkan Ekonomi Masyarakat melalui Sentra Ikan Hias di Kelurahan Bojong Sari Baru

Sawangan-Depok, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007),

h.5.

Page 24: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB II Kerangka Teori, meliputi: Pengertian Peranan, Pengertian Koperasi

Perikanan, Pengertian Pengembangan Ekonomi

Masyarakat, Pendekatan dalam Pengembangan Ekonomi

Masyarakat, Pengertian Nelayan, dan Strategi Pemberdayaan

Nelayan.

BAB III Gambaran Umum Wilayah Penelitian, meliputi: Gambaran Umum

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang terdiri dari Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi, Letak Geografis, Prestasi, Keanggotaan,

Kelembagaan, dan Kepengurusan serta Gambaran Umum Wilayah

Muara Angke meliputi: Kondisi Geografis, Kependudukan dan

Fasilitas Umum.

BAB IV Analisis Hasil Penelitian, meliputi: Keberadaan Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara, Peranan Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara melalui Program Kerja kerja

yang dilaksanakan yaitu Bidang Organisasi dan Manajemen, Bidang

Usaha, Bidang Permodalan, Bidang Sekretariat serta Kesejahteraan

Sosial.

BAB V Penutup, meliputi: Kesimpulan dan Saran.

Page 25: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Peranan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama yang

harus dilaksanakan.14

Peranan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dari

seseorang atau instansi yang menduduki posisi tertentu dalam suatu kelompok

sosial.

Soewarno Hadiatmojo mengartikan peranan sebagai suatu kedudukan atau

posisi. Peranan juga diartikan sebagai suatu rangkaian sikap atau jabatan dan fungsi

tertentu.

Sedangkan Grass Massan dan A.W. Eachern sebagaimana dikutip oleh

David Berry mendefinisikan peranan sabagai seperangkat harapan-harapan yang

dikenakan individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu.15 Harapan tersebut

merupakan imbangan dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan

peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Artinya seseorang

diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam

pekerjaannya dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Teori peran (Role Theory) teori yang merupakan perpaduan berbagai teori,

orientasi, maupun disiplin ilmu. Dalam teorinya, Biddle dan Thomas membagi

14

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Edisi ke II, h.667. 15 David Berry, Pokok-pokok pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1955), Cet

ke 3, h.99.

Page 26: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

peristilahan dalam teori peran menjadi 4 (Empat) golongan, yaitu istilah-istilah yang

menyangkut.

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku

4. Kaitan antara orang dan perilaku

Dalam penjelasan tersebut diatas terlihat suatu gambaran bahwa yang

dimaksud peranan merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan yang

dilakukan seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu pada suatu

masyarakat atau lingkungan dimana ia berada. Demikian pula halnya dengan

koperasi sebagai tempat untuk membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan

ekonomi dan sosial pada umumnya.

B. Pengertian Koperasi Perikanan

Koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama serta operation yang

mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai

suatu perkumpulan kerjasama yang beranggotakan orang-orang maupun badan-

badan dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar dan masuk sebagai

anggotanya.16

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Republik Indonesia Tahun 1992 pasal 1

ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi di definisikan sebagai badan usaha yang

16 Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002). h.1.

Page 27: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

Menurut Ahmad Sudradjat dalam bukunya Glosarium Kelautan dan

Perikanan pengertian perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan

dalam suatu sistem bisnis perikanan.17

Jadi, Secara umum yang dimaksud dengan koperasi perikanan adalah suatu

badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, yang anggota-

anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh atau nelayan yang

kepentingan serta mata pencarianya langsung berhubungan dengan usaha perikanan.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh koperasi perikanan antara lain:18

1. Pengadaan bahan-bahan kebutuhan ransum nelayan

2. Pengadaan bahan bakar kapal motor untuk nelayan

3. Pengadaan alat-alat penangkapan ikan

4. Pengadaan fasilitas perkreditan (simpan pinjam)

5. Penyelenggaran penanganan dan penyimpanan ikan

6. Penyelenggaraan pelelangan ikan, pemasaran dan pengolahan ikan

7. Penyelenggaraan manajemen tempat pendaratan ikan

Semua itu merupakan jenis kegiatan usaha yang terbuka kesempatan bagi

koperasi perikanan untuk dapat melakukannya, hanya tinggal memilih sesuai dengan

17

Ahmad Sudradjat, Glosarium Kelautan dan Perikanan (Jakarta: Badan Riset Kelautan dan

Perikanan, 2006). h.138. 18

Soetrisno Saleh, Buku II Ekonomi Perikanan Teori dan Penerapannya Dalam Perusahaan

Niaga. (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1984). h.78.

Page 28: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

kemampuannya. Jika koperasi perikanan masih baru didirikan dapat

menyelenggarakan dua atau tiga jenis kegiatan usaha tetapi jika sudah lama

didirikan dan cukup berpengalaman seyogyanya menyelenggakan semua jenis

kegiatan usaha tersebut.

Kegiatan usaha koperasi perikanan tersebut semuanya bermanfaat bagi nelayan

dan tentu saja bagi koperasi sendiri jika dapat dikelola dengan efesien. Demikian

juga bagi pemerintah, jika koperasi perikanan dapat menyelenggarakan bisnis ganda

seperti itu, kemajuan sub sektor perikanan akan bertambah, yang berarti ekonomi

perikanan pada khususnya dan ekonomi nasional pada umumnya akan berkembang.

Fungsi koperasi perikanan antara lain:19

1. Melakukan perkreditan melalui pengembangan modal yang diperlukan untuk

kegiatan bisnis atau keperluan-keperluan pribadi anggotanya.

2. Membuat fasilitas-fasilitas perbankan yang terjangkau untuk menerima simpanan

dan tabungan tetap dari anggotanya.

3. Pengadaan bahan-bahan kebutuhan untuk bisnis atau untuk keperluan keluarga

para anggotanya.

4. Mengadakan kegiatan-kegiatan pengadaan fasilitas-fasilitas umum untuk bisnis

atau untuk keperluan pribadi para anggotanya.

5. Aktifitas-aktifitas pencegahan kecelakaan laut, bencana alam, dan perantaraan

asuransi kapal ikan untuk para anggotanya.

6. Promosi manfaat dan kesejahteraan para anggotanya.

7. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang meliputi peningkatan teknik penangkapan

ikan para anggotanya.

19

Ibid. h.80.

Page 29: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

8. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan

mengenai perkoperasian dan menghilangkan kesalahan informasi bagi para

anggotanya.

C. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Pengembangan ekonomi masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup

pengembangan masyarakat. Ruang lingkup pengembangan masyarakat (community

development) mencakup segala aspek kehidupan sosial masyarakat dan selalu

dituntut untuk terus melakukan perbaikan atau pengembangan di berbagai aspek

untuk mencapai kesejateraan bersama terutama dalam proses pengentasan

kemiskinan. Namun demikian, secara umum pengembangan masyarakat meliputi

bidang-bidang pembangunan yakni bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial,

keagamaan, dan budaya.20

Beberapa definisi Pengembangan ekonomi masyarakat (community economic

development) menurut beberapa pakar antara lain:

Menurut Edi Suharto, pengembangan ekonomi masyarakat adalah suatu

usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia

dalam bidang ekonomi.21

Menurut Amarullah Ahmad sebagaimana yang dikutip oleh Nanih

Mahendrawaty dalam bukunya, pengembangan ekonomi masyarakat diartikan

20

Edi Suharto, Metodelogi Pengembangan Masyarakat: Jurnal Comdev, (Jakarta: BEMJ-

PMI,2004), Vol.1, h.3. 21

Ibit.

Page 30: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

sebagai sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan

masalah masyarakat di bidang ekonomi.22

Menurut Ir. Rimun Wibowo sebagaimana yang dikutip oleh Nanih

Mahendrawati, Pengembangan ekonomi masyarakat diartikan sebagai proses usaha

bersama yang dilakukan oleh suatu penghuni daerah tertentu untuk memenuhi

kebutuhannya.23

Kesimpulan dari pengertian Pengembangan ekonomi masyarakat pada intinya

merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan ekonomi

masyarakat ke arah yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera melalui

pinsip-prinsip keadilan, pemerataan, partisipasi, dan didasarkan pada kebutuhan

masyarakat setempat.

Ciri-ciri pengembangan ekonomi masyarakat menurut Elly Iriawan adalah

sebagai berikut:24

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

b. Mempunyai wadah yang terorganisasi

c. Aktifitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait.

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap pengembangan atau

pemberdayaan.

f. Menekankan pada sikap partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam

wirausaha.

22

Agus Ahmad Safei dan Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideolodi,

Strategi sampai Tradisi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). h.42. 23

Rimun Wibowo, Makalah Seminar BEM-J PMI: Pengembangan Masyarakat Islam antara

Peluang dan Tantangan, Periode 2003-2004, h.2. 24

Elly Iriawan, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.3.

Page 31: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

g. Ada keharusan membantu lapisan masyarakat, khususnya lapisan masyarakat

bawah. Jika tidak maka solidaritas dan kerja sama sulit tercapai.

h. Akan lebih efektif jika progam pengembangan masyarakat pada awalnya

memperoleh bantuan dari pemerintah. Selain itu sumber-sumber dari organisasi

sukarela non-pemerintah juga harus dimanfaatkan.

Dengan demikian pola-pola pengembangan ekonomi masyarakat tidak

hanya sebatas pada suatu keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan

melainkan, kontribusi mereka dalam setiap tahapan yang harus dilalui oleh suatu

program kerja pengembangan atau pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Tujuan pengembangan ekonomi masyarakat menurut Surya

T.Djajadiningrat, adalah usaha untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan

sasaran kesejahteraan. Peningkatan kapasitas dapat dicapai melalui upaya

pemberdayaan (emporwerment) agar anggota masyarakat dapat iku andil dalam

proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status, keahlian,

keberlanjutan (sustainable), dan kerja sama (corporation). Jika sasaran pertama

dapat berjalan dengan baik, diharapkan kesejahteraan dapat tercapai.25

Sedangkan menurut Sukriyanto, tujuan dari pengembangan ekonomi

masyarakat adalah membantu meningkatkan kemampuan masyarakat agar mereka

dapat hidup dengan baik, dalam pengertian lebih kuat etos kerjanya, lebih efesien,

lebih sejahtera, dan tercukupi kebutuhan hidupnya selakigus bahagia.26

25

Ibid. h.5. 26 Sukriyanto, Pengembangan Masyarakat Islam: Agama, Sosial, Ekonomi, Budaya, Jurnal

Comdev, (Yogyakarta: Elang Press, 2003), Edisi ke-3, h.28.

Page 32: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Sementara menurut Adi Sasono sebagaimana yang dikutip Bambang

Rudito, pengembangan ekonomi masyarakat memiliki tujuan sebagai berikut: 27

a. Memperkuat usaha-usaha kemandirian dikalangan masyarakat.

b. Meningkatkan mobilisasi sumber daya lokal

c. Mengorientasikan pembangunan ke arah yang mandiri dan berkeadilan.

d. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan yang

berbasiskan masyarakat.

e. Menggerakan seluruh potensi untuk gerakan keswadayaan.

D. Pendekatan dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Beberapa masalah yang sering kali dihadapi dalam pengembangan ekonomi

masyarakat adalah permasalahan sumber daya manusia (SDM), teknologi,

permodalan, pasar, dan organisasi ekonomi masyarakat.

Permasalahan sumber daya manusia menyangkut ketrampilan yang terbatas,

produktifitas yang rendah, tidak mampu berkompetisi, semangat kewirausahaan

yang lemah dan lain sebagainya.

Masalah teknologi juga menjadi hambatan dalam pengembangan ekonomi.

Kesediaan teknologi selalu menjadi faktor dominan terhadap kemampuan usaha

untuk bersaing di pasar.

Masalah permodalan, merupakan keluhan yang sering kali kita dengar. Tidak

adanya permodalan yang cukup dalam rangka mendukung pengembangan usaha

menjadi pemicu lemahnya produktifitas mereka baik secara kuantitatif maupun

27

Bambang Rudito, Akses Peran Serta Masyarakat: Lebih Jauh Memahami Community

Development, (Jakarta: ICDS, 2003), cet. Ke1. h.42.

Page 33: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

secara kualitatif. Modal menjadi kebutuhan yang mendasar pada saat usaha

seseorang atau kelompok masyarakat memasuki tahap perkembangan, baik pada

perkembangan produk, maupun pasarnya. Kasus yang umum terjadi adalah ketika

usahanya mulai berkembang dan mulai mendapat perhatian di pasar, sering kali

terbentur bahkan kembali surut ke belakang karena tidak di back-up oleh modal

yang mencukupi.

Masalah pemasaran, sistem pemasaran sebagai satu kesatuan dalam kegiatan

ekonomi masyarakat kecil. Sehingga pelaku ekonomi kecil sering kali lemah dalam

posisi tawar (bargaining) pada harga produk yang dihasilkan. Termasuk juga

menghadapi para pengusaha kelas atas yang terjun pada usaha yang sama.28

Masalah organisasi ekonomi masyarakat, sering kali kita temui bahwa posisi

tawar masyarakat pelaku ekonomi kecil begitu lemah. Hal ini disebabkan karena

tidak adanya kerja sama atau mitra antar sesama pelaku ekonomi kecil itu sendiri.

Karena itu dalam pengembangan ekonomi masyarakat dibutuhkan sebuah wadah

bersama yang berfungsi sebagai wadah tawar (bargaining) kolektif. Wadah bersama

tersebut bisa berupa koperasi, kelompok usaha bersama (KUBE) atau lembaga yang

sejenis dengan itu.

Beberapa pendekatan penanganan masalah dalam pengembangan ekonomi

masyarakat antara lain adalah sabagai berikut:

a. The Growth Strategy (Strategi Pertumbuhan), pendekatan yang berbasis pada

pertumbuhan dengan upaya meningkatkan pendapatan yang diperoleh

masyarakat. Pendekatan ini biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan

produksi yang dimiliki masyarakat.

28 Sekretariat Bina Desa, Merintis Kemandirian Ekonomi Masyarakat: Konsep dan Pengalaman,

(Jakarta: Bina Desa, 1997), h.9.

Page 34: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

b. The Walfare Strategy (Strategi Kesejahteraan), Pendekatan berbasis

kesejahteraan masyarakat denagan cara memberikan bantuan kepada masyarakat

yang di drop oleh pemerintah yang biasanya disertai dengan kebijakan yang

sengaja dibuat. Bantuan tersebut di implementasikan dalam program-program

tertentu seperti Pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Investasi Kecil

(KIK), Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pengentasan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP).

c. The Responsive Strategy (Strategi Reaksi), Pendekatan yang berbasis terhadap

kesejahteraan melalui pengadaan teknologi serta sumber-sumber yang

menunjang dan sesuai bagi proses pembangunan.

d. The Integrated of Holistic Srategy (Strategi Gabungan), Pendekatan ini

merupakan gabungan dari tiga strategi di atas. Strategi ini menggunakan prinsip-

prinsip persamaan (Equity), keadilan, pemerataan, dan partisipasi.29

Pendekatan dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat dapat juga dilakukan

melalui pengembangan aset. Aset merupakan hak atau klaim yang berhubungan

dengan properti, baik nyata maupun tidak nyata. Hak atau klaim ini dilindungi oleh

konvensi, adat, atau hukum yang berlaku pada suatu wilayah atau Negara. Secara

konsep aset dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yakni aset pribadi dan aset

sosial (umum), aset nyata (tangible) dan aset tidak nyata (intangible).30

Pengembangan ekonomi masyarakat setidaknya mencakup tiga bidang

pengembangan. Pertama, aset manusia (human asset) berkaitan erat pada

pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Menurut Michael Sheraden,

29

Lili Bariadi, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. Ke-1, h.58. 30 Michael Sheraden, Aset Untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.127.

Page 35: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

human asset ini termasuk pada golongan asset tidak nyata. Human asset secara

umum meliputi intelengensia, latar belakang pendidikan, pengalaman, pengetahuan,

ketrampilan, ide dan sebagainya.31

Usaha-usaha untuk meningkatkan Human asset ini biasanya dilakukan dalam

berbagai program yang bersifat kualitatif seperti program pelatihan dan ketrampilan

dalam bentuk kursus-kursus, penyuluhan, yang kesemuanya bertujuan untuk

menambah dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan yang pada akhirnya

menghasilkan out-put pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kedua, Pengembangan aset modal (financial asset), meliputi dari modal

produksi yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin produksi, dan alas-alas atau

komponen produksi nyata lainnya. Salah satu masalah klasik yang dihadapi para

pelaku perekonomian kecil baik yang bergerak di bidang produksi, distribusi,

perdagangan, maupun jasa adalah sulitnya mendapatkan modal khususnya kredit

usaha. Ketidak-mampuan dan ketidaksiapan mereka dalam memenuhi syarat yang di

ajukan lembaga keuangan formal seperti bank menjadikan sulitnya dana usaha

terealisasikan. Para pengusaha kecil pada umumnya tidak memiliki asset yang cukup

untuk dijaminkan kepada pihak bank.

Permasalahan tersebut sebenarnya dapat dipecahkan dengan cara para

pengusaha kecil tersebut bergabung dalam sebuah organisasi, wadah usaha bersama

dalam pembiayaan di mana dana tersebut dihasilkan dari modal bersama. Wadah

tersebut bisa berupa koperasi simpan pinjam, kelompok keswadayaan masyarakat

(KSM), kelompok usaha bersama (KUBE) dan lain sebagainya.32 Dengan adanya

lembaga keuangan yang dibangun secara bersama tersebut diharapkan permasalahan

31

Ibid. h.129. 32 Dewan Koperasi Indonesia, Koperasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Kecil dan Mikro,

(Jakarta: DEKOPIN, 2002), h.50.

Page 36: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

pendanaan usaha akan dapat teratasi, menghindarkan pinjaman pada para rentenir

yang ada akhirnya turut andil dalam ketidak berkembangan aset.

Keberadaan lembaga keuangan yang dibentuk secara bersama ini diharapkan

menjadi kunci bagi permasalahan keterbatasan akses permodalan yang selanjutnya

akan mempengaruhi pada peningkatan produksi baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif. Peningkatan secara kuantitatif dapat dilihat dari beberapa indikator,

antara lain bertambahnya aset-aset produksi, pendapatan dan kesejahteraan secara

umum.

Ketiga, pengembangan sosial aset (social asset). Aset sosial menurut Michael

Sheraden, meliputi keluarga teman, koneksi, atau jaringan sosial dalam bentuk

dukungan material, emosional, informasi dan akses yang lebih mudah pada

pekerjaan, kredit, dan tipe aset lainnya. Modal sosial ini menurut Mark

Bronovetler dan James Colemen secara potensial sangat penting dalam

menciptakan aktifitas sosial dan ekonomi individu serta masyarakat.33

Aset sosial menurut Edi Suharto berkontribusi bagi kehidupan, terbukanya

aset sosial berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga atau kelompok

masyarakat tertentu. Orang yang terikat dalam sebuah lembaga atau komunitas dapat

memanfaatkan aset tersebut dalam menghadapi kesulitan, kegembiraan, dan lain-

lain. oleh karena itu suatu komunitas yang mewarisi jaringan sosial dan

perkumpulan biasanya lebih baik dalam mengentaskan kemiskinan dan kerentanan,

memecahkan perselisihan dan mengambil manfaat dari peluang-peluang baru.34

33

Michael Sheraden, Aset Untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.134. 34 Edi Suharto, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, ( Jakarta: Balitbang-

Depsos, 2004), h.81.

Page 37: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

E. Pengertian Nelayan

Nelayan adalah orang-orang yang pekerjaan sehari-harinya menagkap ikan

dilaut, mengumpulkan karang-karang dan lain sebagainya yang ada dilaut.35

Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Perikanan seperti yang dikutip oleh

Mangundjojo mengartikan istilah nelayan sebagai mereka yang penghidupannya

seluruh atau sebagian besar bergantung pada usaha-usaha menangkap ikan yaitu

melakukan suatu perbuatan dengan alat apapun dengan tujuan mengumpulkan,

mengambil, mendaratkan ikan atau hasil hayati perairan lainnya dan secara aktif

turut serta dalam usaha itu.36

Dengan demikian, dapat di ambil suatu kesimpulan

bahwa nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan kegiatan menagkap ikan,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai mata pencariannya.

Dalam kehidupan pesisir terdapat banyak kelompok masyarakat nelayan

diantaranya:37

a. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat nelayan yang mata

pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi lagi

dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap

tradisional. Kedua kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal atau peralatan

yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya.

b. Masyarakat nelayan pengumpul atau bakul, adalah kelompok masyarakat

nelayan yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka

akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun

35

Pengelolaan Jabatan berdasarkan Internasional Standart Classification Of Occupations

(Jakarta: Departemen Perburuhan Republik Indonesia, 1963), h.58. 36

R. Soediro Mangundjojo, Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Perikanan, 1973). h.5. 37 Mubyanto dkk, Nelayan dan Kemiskinan Studi Ekonomi Antropologi di Dua desa Pantai,

(Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h.13.

Page 38: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat

sekitarnya atau dibawa ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi

pengumpul ini adalah kelompok masyarakat nelayan perempuan.

c. Masyarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling

banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat

terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka

tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif.

Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-

kapal juragan dengan penghasilan yang minim.

F. Strategi Pemberdayaan Nelayan

Sebagian besar kategori sosial nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional

dan nelayan buruh. Mereka adalah penyumbang utama kuantitas produksi

perikanan tangkap nasional.38 Walaupun demikian, posisi sosial mereka tetap

marginal dalam proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif

sehingga sebagai pihak produsen, nelayan tidak memperoleh bagian pendapatan

yang besar. Pihak yang paling beruntung adalah para pedagang ikan berskala

besar atau pedagang perantara. Para pedagang inilah yang sesungguhnya

menjadi “penguasa ekonomi” di desa-desa nelayan. Kondisi demikian terus

berlangsung menimpa nelayan tanpa harus mengetahui bagaimana

mengakhirinya.

Hal ini telah melahirkan sejumlah masalah sosial ekonomi yang krusial

pada masyarakat nelayan. Namun demikian, belenggu struktural dalam aktifitas

38

Kusnadi, Jaminan Sosial Nelayan (Yogyakarta: LKiS, 2007), h.1.

Page 39: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

perdagangan tersebut bukan merupakan satu-satunya faktor yang menimbulkan

persoalan sosial di kalangan nelayan, faktor-faktor lain yang sinergis, seperti

semakin meningkatnya kelangkaan sumber daya perikanan, kerusakan ekosistem

pesisir dan laut, serta keterbatasan kualitas dan kapasitas teknologi

penangkapan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, ketimpangan akses

terhadap sumber daya perikanan, serta lemahnya proteksi kebijakan dan

dukungan fasilitas pembangunan untuk masyarakat nelayan masih menjadi

faktor yang menimbulkan persoalan.39

Kondisi sosial yang memburuk di kalangan nelayan sangat dirasakan di

desa-desa pesisir yang perairannya mengalami overfising (tangkap lebih)

sehingga hasil tangkap atau pendapatan yang diperoleh nelayan bersifat

fluktuatif, tidak pasti, dan semakin menurun dari waktu ke waktu. Dalam situasi

demikian, rumah tangga nelayan akan senantiasa berhadapan dengan tiga

persoalan yang sangat krusial dalam kehidupan mereka yaitu pergulatan untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari, tersendat-sendatnya pemenuhan kebutuhan

pendidikan anak-anaknya, dan terbatasnya akses mereka terhadap jaminan

kesehatan.

Ketiga aspek di atas merupakan kebutuhan hidup yang paling mendasar

dalam rumah tangga nelayan, yang sering tidak terpenuhi secara optimal.

Dengan realitas kehidupan yang demikian, sangat sulit merumuskan dan

membangun kualitas sumber daya masyarakat nelayan, agar mereka memiliki

kemampuan optimal dalam mengelola potensi sumber daya pesisir-laut yang

ada. Ketiadaan atau kekurangan kemampuan kreatif masyarakat nelayan untuk

39

Kusnadi, Akar Kemiskinan Nelayan (Yogyakarta: LKiS, 2003), h.18.

Page 40: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

mengatasi persoalan sosial-ekonomi di daerahnya akan mendorong mereka

masuk perangkat keterbelakangan yang berkepanjangan sehingga dapat

mengganggu pencapaian tujuan kebijakan pembangunan di bidang kelautan dan

perikanan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan dengan strategi

pemberdayaan nelayan.40

Selama ini, baik lingkup Departemen Kelautan

dan Perikanan maupun instansi pemerintah lainnya, pemerintah daerah, dan

khususnya lembaga swadaya masyarakat dalam bentuk yayasan dan

koperasi telah melakukan strategi kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan.

Strategi pemberdayaan nelayan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Program Asuransi Nelayan

Sebagian besar nelayan kita belum (terbiasa) mengikuti program asuransi

formal. Hanya sebagian kecil KUD, seperti KUD Mina yang memiliki usaha

pengelolaan pemberian jaminan sosial bagi nelayan. Hal ini dilakukan dengan

memotong retribusi hasil tangkap nelayan.

Asuransi sebagai tulang punggung jaminan sosial bagi nelayan memiliki

alasan yang kontekstual untuk diikuti oleh nelayan. Pertama, kegiatan melaut

adalah kegiatan yang memiliki nilai spekulatif tinggi sehingga nelayan tidak

bisa memperediksi jumlah pendapatan yang bisa dibawa pulang. Kedua,

investasi disektor perikanan memerlukan biaya yang besar pula, misalnya untuk

operasioanal, rekrutmen nelayan buruh, dan pemeliharaan alat tangkap. Ketiga,

kegiatan melaut sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa dan kesehatan

badan. Keempat, kawasan pesisir umumnya rawan penyakit dan kualitas 40 Kusnadi, Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, (Bandung: Humaniora Utama Press,

2000), h.181.

Page 41: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

sumber daya manusianya rendah jika di lihat dari tingkat pendidikan

masyarakatnya.41

Selanjutnya, sesuai dengan pola kehidupan masyarakat nelayan dan

tantangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan, jenis asuransi yang

cocok dengan kebutuhan masyarakat nelayan selain asuransi jiwa, yakni

asuransi kematian, asuransi kecelakaan kerja, asuransi kesehatan dan asuransi

pendidikan anak-anak.

Dari keempat jenis asuransi tersebut yang paling penting bagi masyarakat

nelayan adalah asuransi kesehatan dan asuransi pendidikan anak-anak.

Kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan merupakan kebutuhan berkala yang

harus dipenuhi oleh rumah tangga nelayan karena kondisi lingkungan

pemukiman nelayan yang padat dan kotor berdampak terhadap kualitas

kesehatan masyarakat. Lagi pula, biaya pendidikan yang semakin mahal,

lemahnya kesadaran nelayan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang

pendidikan lebih tinggi, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia pesisir

secara umum, harus dijawab dengan penggalakan program wajib belajar

pendidikan dasar.

Dengan memperhatikan bahwa aspek kesehatan dan pendidikan memberi

kontribusi penting terhadap pengembangan kualitas sumber daya nelayan maka

asuransi kesehatan dan pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan pokok

masyarakat nelayan yang harus terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini

menempati prioritas kedua setelah pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari

untuk konsumsi (pangan). dengan adanya berbagai keterbatasan kemampuan

41

Kusnadi, Jaminan Sosial Nelayan (Yogyakarta: LKIS, 2007), h.14

Page 42: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

nelayan, prakarsa DKP yang mendorong masyarakat nelayan berpartisipasi

dalam mengikuti asuransi merupakan kebijakan yang tepat untuk memberikan

perlindungan sosial yang lebih pasti kepada nelayan.42

Di samping itu, program asuransi positif untuk meringankan beban

kehidupan nelayan, dan masyarakat nelayan merupakan potensi yang belum

tergarap optimal dalam bisnis asuransi nasional, pengelolaan program ini

seyogyanya adalah lembaga atau perusahaan yang sudah berpengalaman dan

bekerja profesional di bidang bisnis asuransi. Jika suatu perusahaan asuransi

nasional meluncurkan paket khusus dalam layanan asuransi nelayan dengan

konsep perlindungan atau jaminan sosial yang menarik atau sesuai dengan

kebutuhan nelayan, niscaya akan memperoleh tanggapan partisipatif dari

masyarakat nelayan. Perusahaan asuransi ini dapat menggandeng Dinas

Kelautan dan Perikanan Propinsi/Kabupaten/Kota, Organisasi-organisasi

nelayan yang dipercaya nelayan, dan KUD Mina untuk menggarap program

asuransi nelayan.

Peserta program asuransi nelayan ini harus memenuhi syarat-syarat pokok,

seperti bekerja sebagai nelayan khususnya nelayan tradisioanal dan buruh

nelayan, terdaftar sebagai anggota organisasi nelayan, sebagai anggota KUD

Mina atau TPI setempat, dan sudah berumah tangga. Syarat-syarat demikian

diperlukan untuk membantu perusahaan asuransi melakukan proses identifikasi

keanggotaan, memperlancar proses manajemen asuransi, dan pengawasan.

Perusahaan asuransi harus memiliki kepekaan dalam merumuskan mekanisme

pengelolaan perasuransiaan yang sesuai dengan konteks sosial-budaya

42

Ibid. h.16.

Page 43: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

masyarakat nelayan.43

Misalnya, hak, kewajiban, mekanisme kerja, sanksi, serta

tata cara dan norma-norma berasuransi lainnya, agar disosialisasikan secara

intensif dan sejelas-jelasnya kepada masyarakat nelayan untuk memperoleh

tanggapan balik dan masukan. Untuk itu, pemahaman yang baik dalam

mengikuti program asuransi diharapakan bisa mengurangi atau bisa mengatasi

persoalan-persoalan yang muncul ketika program asuransi nelayan ini berjalan.

Kelangsungan masyarakat nelayan berpartisipasi dalam program asuransi

tersebut juga sangat ditentukan oleh konsistensi dalam perolehan pendapatan

dari kegiatan melaut. Melalui kebijakan yang dibuat, Negara berkewajiban

memberi kemudahan akses nelayan terhadap sumber daya laut, melindungi laut

dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai faktor, dan

mendorong kebijakan pembangunan wilayah pesisir secara terpadu sehingga

laut tetap menjadi ladang kehidupan nelayan secara berkelanjutan. Dengan

demikian, langkah ini lebih meringankan tanggung jawab Negara daripada

Negara harus membiayai secara gratis seluruh kebutuhan hidup masyarakat

nelayan, yakni pendidikan dan kesehatan.

2. Lembaga Keuangan Mikro

Strategi ini sangat penting karena pada dasarnya saat ini masyarakat

nelayan, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan sangat sulit untuk

memperoleh modal. Sifat bisnis perikanan yang musiman, ketidakpastian

serta resiko tinggi sering menjadi alasan keengganan bank menyediakan

modal bagi bisnis ini. Sifat bisnis perikanan seperti ini yang disertai

dengan status nelayan yang umumnya rendah dan tidak mampu secara

43

Ibid. h.17.

Page 44: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

ekonomi membuat mereka sulit untuk memenuhi syarat-syarat perbankan

yang selayaknya diberlakukan seperti perlu adanya collateral, insurance dan

equit.

Investasi di sektor perikanan tangkap membutuhkan biaya yang besar,

khususnya untuk pembelian dan pemeliharaan sarana-prasarana produksi. Biaya

oprasional dan resiko ekonomi juga tinggi karena sifat pendapatan yang

spekulatif dan tantangan alam yang menghadang setiap saat.44

Sifat investasi

yang demikian mengharuskan ketersediaan dana kontan, yang setiap saat bisa

digunakan atau diakses oleh nelayan. Kebutuhan akan dana kontan menjadi

sangat penting karena pendapatan nelayan yang bersifat spekulatif, fluktuatif,

dan tidak pasti. Masalah ini sering menyulitkan nelayan untuk menjaga

stabilitas usaha atau mengembangkan kegiatan ekonominya.

Dalam masyarakat nelayan, peranan jasa kredit informal sangat besar

untuk menggerakan sektor usaha perikanan. Namun demikian, jasa kredit

informal tidak meningkatkan kesejahteaan masyarakat nelayan karena tidak

mampu menciptakan proses kapitalisasi. Hal ini disebabkan oleh faktor bunga

yang tinggi, tidak ada administrasi yang baik dan tertib, serta tidak ada unsur

pematangan ekonomi yang sifatnya mendidik masyarakat penerima kredit

tersebut. Pelayanan kredit tersebut hanya mampu memberikan pelayanan yang

bersifat gali lubang tutup lubang sekedar untuk mempertahankan kehidupan,

tetapi tidak mampu meningkatkan standar kehidupan dan kesejahteraan sosial

penerima kredit.45

Untuk itu, bagi nelayan kesulitan menyediakan modal yang memadai akan

44

Ibid. h.45. 45 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), h.98

Page 45: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

memengaruhi pertumbuhan usaha ekonomi perikanan secara produktif.

Meskipun demikian, akses tenaga kerja mudah dan potensi pasar cukup besar,

tanpa kesediaan modal yang memadai sulit mengharapkan bahwa proses

produksi dapat berjalan dengan optimal. Kesulitan dalam permodalan

menyebabkan nelayan, khususnya para nelayan tradisional, mereka kurang

mampu mengembangkan usahanya, baik untuk memperbesar kapasitas

produksi dengan meningkatkan kualitas sarana-prasarana penangkapan dan

penanganan produksi pasca tangkap maupun untuk mengembangkan pemasaran

hasil produksinya.46

Dengan memperhatikan uraian di atas, pendekatan kelembagaan ekonomi

merupakan salah satu strategi untuk mengatasi kesulitan nelayan dalam

mengakses modal kerja. Oleh karena itu, kehadiran Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) alternatif yang bisa meringankan beban modal usaha merupakan

kebutuhan mendesak bagi masyarakat nelayan sehingga bisa membantu

perkembangan usaha mereka, yang tergolong sebagian besar usaha kecil-

menengah. Nelayan diharapkan memiliki keberdayaan ekonomi sebagai energi

sosial untuk mencapai kesejahteraan hidup.

LKM adalah lembaga keuangan yang menyediakan jasa keuangan mikro

berupa penghimpunan dana dan pemberian pinjaman dalam jumlah kecil yang

ditujukan untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dengan tujuan

memperluas lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan. Secara umum, LKM

mencakup lembaga keuangan seperti (1) Badan Kredit Desa (BKD) dan

Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP) sebagaimana dimaksud dalam

46 Achjar Iljas, Reformasi Sistem Pembiayaan Usaha Kecil, (Jakarta: Global Mahardhika

Publication, 2004), h.95.

Page 46: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Undang-Undang No.7/1992 tentang Perbankan; (2) Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) dan Baitul Mal Wattamwil (BMT) yang didirikan berdasarkan Undang-

Undang No.22/1992 tentang perkoperasian; (3) lembaga keuangan lainnya yang

menjalankan kegiatan serupa. Sampai saat ini, keberadaan LKM belum diatur

dengan Undang-Undang tersendiri, namun dalam konsep pembahasan

rancangan Undang-Undang tentang keuangan mikro, pengertian LKM

tampaknya akan dibatasi kepada BKD dan LDKP.47

Sebagaimana dikemukakan di atas, keterbatasan masyarakat nelayan untuk

mengakses modal kerja ke lembaga karena sejumlah persyaratan teknis yang

tidak bisa dipenuhi merupakan penghambat potensial pengembangan usaha

ekonomi perikanan mereka. Oleh karena itu, kehadiran LKM yang lebih

fleksibel dalam memberikan kemudahan akses pada masyarakat nelayan,

khususnya nelayan-nelayan kecil yang skala usahanya tergolong usaha mikro

merupakan pilihan strategis dan pilar utama bagi upaya memberdayakan

nelayan secara ekonomis. Kehadiran LKM bagi masyarakat masih merupakan

kebutuhan yang mendesak untuk di realisasikan, dan jika oprasional LKM

relevan dengan kondisi masyarakat nelayan maka akan membangun kedekatan

hubungan sosio-psikologis secara timbal-balik. Keuntungan dari kontruksi

relasi timbal-balik ini akan berdampak pada kedua belah pihak, yakni

masyarakat nelayan akan merasa memiliki sehingga mereka bertanggung jawab

terhadap pinjaman yang diperoleh dan dukungan masyarakat nelayan ini akan

mengembangkan atau memperkuat kedudukan dan peranan LKM sebagai soko

guru perekonomian masyarakat nelayan.

47

Ibid. h.100.

Page 47: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Program-program pemberdayaan yang selama ini berlangsung di kawasan

pantai, seperti Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Penaggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pesisir (PEMP) selalu disertai dengan pembentukan LKM, seperti

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan LEPP-M3. Sementara itu untuk

Proyek Co-Fish, Departemen Kelautan dan Perikanan, juga membentuk lembaga

sejenis, yaitu Lembaga Keuangan Masyarakat Pantai atau LKMP.48

Sekalipun

lembaga-lembaga tersebut atau lembaga lain yang sejenis belum berkembang

secara optimal, namun kehadirannya telah membantu nelayan memperluas akses

mereka terhadap sumber-sumber keuangan alternatif.

Pada prinsipnya, sistem pengelolaan potensi dana, fasilitas, dan barang di

LKM yang dibentuk dalam konteks program pemberdayaan di atas,

dilaksanakan dengan sistem bergulir (revolving) sehingga dapat menjamin

pemerataan akses modal usaha masyarakat secara keseluruhan. Sesungguhnya

peranan dari bantuan dana bergulir tersebut adalah menggantikan tabungan yang

semestinya dihimpun dari kemampuan masyarakat sendiri. Kemampuan

masyarakat untuk menabung masih terbatas pada dua hal, yakni (1) tidak adanya

surplus yang dapat diciptakan dari kegiatan sosial ekonomi dan (2) budaya

menabung yang belum berkembang di masyarakat.49

Dalam hubungan ini, bantuan dana bergulir harus menciptakan surplus dan

dikelola dengan menggunakan prinsip: (1) mudah diterima dan untuk

didayagunakan oleh masyarakat sebagai kelompok sasaran (acceptable), (2)

48

Endih Herawandi, Lembaga Keuangan Masyarakat Pantai, (Jakarta: Co-Fish Project,

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004), h.17. 49 Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: Bina

Rena Pariwara, 1996), h.62.

Page 48: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

(accountable), (3) memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik

masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (profitable), (4) hasilnya

dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri (sustainable), dan (5) pengeloalan

dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan

oleh masyarakat desa dalam lingkup yang lebih luas (replicable).50

Secara

institusional, LKM yang ideal adalah jika dalam kinerjanya memiliki ciri sosial,

yakni menekankan kebersamaaan dengan membawakan aspirasi masyarakat

yang menguntungkan mereka dan sekaligus memiliki ciri ekonomis, yakni

menerapkan prinsip ekonomi dengan prosedur dan kriteria perbankan.51

Untuk itu, dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan berorganisasi,

tipologi pendapatan yang masih bersifat harian, dan tingkat pendapatan yang

berfluktuasi di kalangan masyarakat nelayan, startegi pengelolaan LKM agar

mampu bertahan dan kehadirannya terus berlanjut maka harus memperhatikan

konteks karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya lokal. Misalnya, syarat-syarat

administrasi dari pinjaman kredit dibuat sedemikian rupa agar bisa dijangkau

oleh nelayan, perlunya rekomendasi tokoh masyarakat lokal kepada calon

peminjam kredit, praktik penagihan angsuran pinjaman dilakukan secara harian,

serta pembuatan format usulan pinjaman yang disesuaikan dengan kemampuan

pengetahuan masyarakat lokal dan karakteristik usahanya.

Pengelola LKM harus memperkuat hubungan personal dengan tokoh

masyarakat lokal dan para nasabah agar menunjang pengembalian angsuran. Jika

50

Ibid. h.65. 51

Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), h.100

Page 49: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

pola hubungan personal yang kuat belum bisa dibentuk maka ketegasan aturan

atau syarat-syarat peminjam harus di perketat. Semua strategi tersebut ditempuh

untuk menjamin kelangsunagn eksisitensi lembaga keuangan mikro dan

tanggung jawab sosial nasabah sehingga kehadiran sebuah LKM memberi

kontribusi positif terhadap peningkatan kegiatan ekonomi-perikanan masyarakat

nelayan.

Sikap saling percaya di antara pengelola LKM dan masyarakat nelayan

harus dibanagun dengan jalan mengembangkan rasa simpati dan empati pada

kedua belah pihak. Oleh karena itu, diperlukan budaya saling kunjung dan

pertemuan kolektif dalam sebuah forum nasabah agar masing-masing pihak bisa

berkomunikasi tentang harapan-harapan yang akan dicapai dan penyelesaian

berbagai persoalan yang dihadapi. Keputusan bersama yang dihasilkan akan

menjadi referensi tindakan kolektif dalam rangka menciptakan keberdayaan dan

penguatan kapasitas sosial ekonomi LKM dan masyarakat nelayan. Untuk

menjawab peningkatan kebutuhan masyarajkat akan modal kerja, LKM dapat

menjalin kemitraan strategis dengan lembaga keuangan formal lainnya dalam

rangka memperbesar modal usaha yang dimiliki.

3. Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil

Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil merupakan upaya

strategi pemberdayaan nelayan yang mencakup usaha perikanan tangkap

secara terintergrasi, baik itu usaha penangkapan, pengolahan, maupun

pemasaran, termasuk di dalamnya perkuatan manajemen usaha serta

penangkapan kualitas SDM, serta fasilitasi permodalan. Sasaran dari

program ini adalah nelayan skala kecil yang rentan terhadap kemiskinan

Page 50: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama. 52

Sebagai suatu usaha atau kegiatan ekonomi, perikanan dapat dipandang

sebagai sistem yang terdiri dari unsur atau subsistem ikan, manusia dan

lingkungan atau habitat tempat ikan itu berada. Untuk memanfaatkan ikan,

manusia membutuhkan teknologi, ketrampilan, dan modal.

Faktor teknis yang paling lemah dimiliki oleh nelayan adalah

keterampilan, dimana mereka menjadi nelayan hanya disebabkan oleh

kebiasaan turun temurun. Keadaan ini menjadi bertambah lemah dengan

fasilitas alat tangkap yang sangat terbatas baik jenis maupun ukurannya serta

sebagian besar masih bersifat tradisional, dengan daerah penangkapan terbatas

pada perairan pantai yang sudah padat tangkap. Selain faktor teknis tersebut

diatas, ternyata faktor non-teknis juga menjadi kendala bagi peningkatan dan

pengembangan pendapatan dan taraf hidup para nelayan. Seperti kelemahan

dalam hal manajemen usaha penangkapan, yang merupakan faktor penunjang

kelangsungan dan perkembangan usaha.53

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut ditetapkan program

pembangunan koperasi perikanan yang meliputi peningkatan permodalan,

bimbingan usaha, pengembangan organisasi, pendidikan dan pelatihan dalam

bidang koperasi.

52 Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan (Jakarta: P3R, 2002), h 8. 53

http://google.com/ Faktor Kelemahan Nelayan, di Akses pada Tanggal 7 Juni 2009.

Page 51: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

1. Sejarah Berdirinya Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Berdirinya Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memiliki 2 fase yaitu

sebelum amalgamasi dan setelah amalgamasi. Pada awalnya, sebelum amalgamasi

tahun 1960 di Jakarta ada satu Koperasi Perikanan, yaitu Koperasi Perikanan

Pulau Seribu yang terletak di Kepulauan Seribu. Setelah itu, di tahun yang sama

dilakukanlah gerakan pembentukan Koperasi di Jakarta daratan, masing-masing di

Kamal Muara, Bintang Mas, Kali Baru dan Marunda, sehingga terdapat lima

Koperasi Tingkat Primer.

Pada bulan Desember 1960 kelima Koperasi Primer tersebut membentuk

Koperasi Pusat Perikanan Laut (KPPL) Djakarta Raya yang diberi pengesahan

Hak Badan Hukum pada tanggal 2 Maret 1963 Nomor: 471/BH/1. kemudian pada

tanggal, 14 Agustus 1968 dilaksanakan Rapat Anggota untuk penyesuaian dengan

Undang-Undang No.12 tahun 1967 yang disahkan dengan Badan Hukum Nomor

471/BH/I/12-67 dan pada tanggal 24 Oktober 1968 berganti dengan nama

Gabungan Koperasi Perikanan (GKP) Daerah Khusus Ibukota Djakarta.54

Setelah Amalgamasi, pada tanggal 30 Desember 1974 diselenggarakan

Rapat Anggota Khusus gabungan Koperasi Perikanan DKI Jakarta yang hasilnya

54

Profil Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, (Jakarta: Muara Angke, 2007), h.1.

Page 52: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

melakukan Amalgamasi bagi seluruh Koperasi Perikanan di DKI Jakarta,

sehingga merubah Anggaran Dasar Koperasi Perikanan Mina Jaya yang disahkan

dengan hak badan Hukum Nomor 471/BH/1/12-6 tanggal 9 juni 1975.

Berdasarkan perkembangan tersebut, maka pada tanggal 21 Desember 1995

dilaksanakan Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar untuk penyesuaian

dengan Undang-Undang nomor 25 tahun 192 tentang perkoperasian yang

kemudian disahkan dengan Hak Badan Hukum nomor

172/BH/PAD/KWK/9/VI/1996 dan rapat memutuskan serta menetetapkan dengan

nama Koperasi Perikanan Mina Jaya Daerah Khusus Ibukota Jakarta hingga saat

ini.55

2. Visi Misi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Visi Misi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta adalah

memaksimalkan dan mengoptimalkan segenap potensi kekuatan ekonomi

masyarakat nelayan yang ada untuk menjawab tantangan dunia perikanan secara

komprehensif.

Dalam menjalankan misinya, strategi yang ditempuh adalah membangun

dan menghidupkan lembaga ekonomi berbentuk koperasi yaitu Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dengan sasaran menciptakan basis ekonomi

profesional yang kuat, mandiri, tangguh dan berpihak pada kekuatan sumber daya

hayati yang prestatif, berwawasan, komprehensif, serta mempunyai visi yang

tajam ke masa depan.

a) Visi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

55

Ibid. h.2.

Page 53: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

“Menjadi Koperasi Perikanan yang dapat membina, membangun, dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat

nelayan guna peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial”.

b) Misi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

1. Menyelenggarakan kebutuhan pendidikan serta pelatihan tentang perikanan

dan perkoperasian.

2. Menyelenggarakan pelayanan barang-barang kebutuhan Anggota dan

Nelayan.

3. Menyelenggarakan usaha jasa meliputi jasa simpan pinjam, jasa pengkreditan

serta keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Anggota dan Nelayan.

4. Menyelenggarakan usaha pemasaran ikan hasil Anggota dan Nelayan.

5. Menyelenggarakan pengelolaan pelelangan ikan

3. Letak Geografis Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang berada satu kawasan

dengan pelabuhan perikanan Muara angke ini beralamatkan di Jalan Dermaga

No.1 Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta-Utara dapat dikatakan memiliki

lokasi yang strategis. Selain terletak pada pemukiman nelayan dan kawasan

pangkalan pendaratan ikan, juga merupakan lokasi yang dilalui oleh sarana

trasportasi umum seperti angkot ataupun ojek.

Apabila terus ditelusuri, kita akan melihat keadaan yang lain dari pada

yang lain. Pelabuhan, nampaknya menjadi daya tarik tersendiri untuk di nikmati.

Kita akan melihat kapal-kapal besar merapat di dermaga. Tidak jauh dari lokasi

Page 54: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

gedung Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, terlihat lautan luas dengan

deburan ombak yang menghempas.

4. Prestasi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Sejak tahun 1977 Pemeritah Provinsi DKI Jakarta membangun

kawasan Muara Angke yang bertujuan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan

Daerah dan Pusat Pembinaan Kegiatan Perikanan di Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Melalui Surat Keputusan Gubenur DKI Jakarta No. 598 Tahun 1990.3

Koperasi Perikanan Mina Jaya juga ikut serta dalam pembinaan kegiatan

perikanan untuk masyarakat nelayan Muara Angke. Koperasi perikanan tertua di

DKI Jakarta ini juga meraih berbagai prestasi di antaranya:4

1. Menjadi Anggota Dewan koperasi Indonesia Tingkat Nasional dengan

nomor Anggota 09040025 Tahun 2001.

2. Juara pertama Koperasi Berprestasi Tingkat Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Tahun 2002.

3. Penghargaan dari Kamar Dagang Industri (KADIN) Kodya Jakarta-Utara,

sebagai Peserta Pameran Agribisnis dan Festival Hasil Hutan Tahun 2002.

4. Juara III Adi Bhakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan

Tahun 2005.

Koperasi Perikanan Mina Jaya merupakan bagian yang intergral dari Induk

Koperasi Perikanan Indonesia dan sebagai salah satu Anggota Dewan Koperasi

Indonesia Daerah Khusus Ibukota Jakarta.5

3 Profil Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, (Jakarta: Muara Angke, 2007), h.7.

4 Ibid. h.8. 5 AD/ART Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, (Jakarta: Muara Angke, 2007), h. 34.

Page 55: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang memberikan

regulasi yang kondusif bagi pengembangan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta melalui berbagai kebijakannya. Masyarakat nelayan adalah sebagai

sasarnnya. Dua kekuatan yakni masyarakat nelayan dan pemerintah harus

menjadi sinergi yang saling menguatkan untuk Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta dalam melakukan pengembangan ekonomi masyarakat nelayan.

5. Keanggotaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Para anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta pada dasarnya

juga merupakan anggota masyarakat nelayan di Muara Angke. Anggota

merupakan faktor penentu dalam kehidupan Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta, oleh karena itu penting bagi anggota untuk mengembangkan dan

memelihara kebersamaan.

Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta pada khususnya

tersebar di wilayah Jakarta-Utara yaitu Muara angke, Cilincing, Marunda,

Kamal Muara, dan Kali Baru serta pada umumnya Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta.6 Anggota tersebut di klasifikasikan terdiri dari beragam

kelompok yaitu pemilik jaring gillnet, pemilik jaring rampus, pemilik jaring

kembung, nelayan ABK, Bakul dan pemasaran ikan, pengolah ikan, pedagang

ikan dan lain-lain.

6. Kelembagaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

6 Subiyakto, Sekretaris Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta:

26 Agustus 2008.

Page 56: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta bergerak pada usaha perikanan

memiliki legalitas kelembagaan seperti Hak Badan Hukum No.

172/BH/PAD/9/VI/1996, No.Surat Izin Perusahaan (SIUP) 322/09-

02/PB/II/1997, No.Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDUP) 02.0942-6/-

1.823.67 dan No.Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.300.156.5-047.000. Daerah

kerja kelembagaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta ialah meliputi

wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.7

Salah satu prinsip kelembagaan koperasi yaitu melakukan kerjasama yang

berfungsi sebagai sistem hubungan antara orang-orang yang mempunyai

kepentingan sama, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Mitra yang telah kerjasama dengan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta antara lain: Bank Bukopin, Bank BRI, Asuransi Bumi Putera Syariah,

Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI), Dinas Koperasi DKI Jakarta, Dinas

Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia

(HNSI) dan PT. AGB ICE FHISIRIES.

7. Kepengurusan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

a) Pengurus

Pengurus merupakan perangkat organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta setingkat di bawah rapat anggota. Pengurus di percaya menjadi

wakil anggota yang bertugas menjalankan, mengelola, dan memimpin jalannya

organisasi Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta.

7 Profil Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, (Jakarta: Muara Angke, 2007), h.4.

Page 57: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Dalam RAT ke-32 Tahun Buku 2006 yang dilaksanakan pada tanggal 28

Maret 2007 ditetapkan pengurus untuk Periode Tahun 2006-2010 dengan

susunan sebagai berikut :8

Ketua Umum : H.M Syarifudin Baso (No. anggota 0121)

Ketua I : Mahdi Yunus B.Eng (No. anggota 0268)

Ketua II : H.M Amin (No. anggota 1277)

Sekretaris : Subiyakto (No. anggota 0707)

Bendahara : H.Fayumi Naning (No. anggota 0901)

Pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta terdiri dari Ketua

Umum, ketua I, ketua II, sekretaris dan bendahara yang dipilih oleh rapat

anggota sesuai dengan Anggaran Dasar Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta. Pengurus dipilih dari anggota dan oleh anggota koperasi dalam Rapat

Anggota, untuk masa jabatan 5 (lima) tahun.

b) Pengawas

Pengawas merupakan salah satu alat perlengkapan organisasi Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di samping Rapat Anggota dan Pengurus.

Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi,

termasuk organisasi, usaha, serta pelaksanan kebijakan pengurus. Pada RAT

ke-32 juga ditetapkan Pengawas Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta,

untuk Periode Tahun 2006-2010 dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : H. Ujang Marjuki (No. anggota 0511)

Sekretaris : Andi Jefludin BSc (No. anggota 0809)

Anggota : H. Jaenudin Jantok (No. anggota 1755)

8 Ibid. h.5.

Page 58: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Pengawas Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta terdiri dari seorang

Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pengawas merupakan perangkat koperasi yang

dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota yang sesuai dengan

Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.

Pengawas dipilih untuk masa jabatan 5 (lima) tahun. Dalam melakukan tugas-

tugas tersebut, pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil

pemeriksaannya yang akan disampaikan ke rapat anggota.

c) Dewan Penasehat

Melalui Rapat Anggota, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

mengangkat dewan penasehat yang anggotanya sebagai berikut :

1. H. Yan M. Winatasasmita (No. Anggota 1902)

2. H. Dini Laisa (No. anggota 0129)

3. Maad Sari (No. anggota 1755)

Demi kepentingan koperasi pada umumnya dan pengurus pada khususnya.

Maka melalui rapat anggota, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

mengagkat 3 (tiga) orang anggota dewan penasehat yang berasal dari organisasi

koperasi sesuai dengan keahlianya.

Tugas utama dewan penasehat adalah memberikan saran atau pendapat

yang berguna bagi upaya pengurus mengatasi persoalan dalam kegiatannya

sehari-hari. Para anggota dewan penasehat tidak menerima gaji akan tetapi

hanya diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan rapat anggota. Di samping

itu dewan penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota maupun

rapat pengurus.

Page 59: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

d) Manajer

Koperasi pada dasarnya memerlukan tenaga manajer untuk menjalankan

kegiatan usahanya. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus

berdasarkan rapat pleno pengurus dan pengawas.

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memiliki 1 (satu) manajer

yaitu bernama Bapak Mukhlis. Manajer adalah orang yang diberi wewenang

dan kuasa untuk mengelola usaha koperasi serta bertugas melaksanakan

pekerjaan sehari-hari yang bertanggung jawab kepada pengurus.

e) Karyawan

Dengan keterbatasannya waktu, keahlian dan lain-lain, pengurus

mendelagasikan wewenangnya kepada manajer untuk mengelola usaha

koperasi. Posisi manajer dalam melaksanakan kebijakan pengurus di bantu oleh

karyawan.

Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta diangkat dan

diberhentikan pengurus serta bertanggung jawab kepada pengurus. Tugas,

wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas karyawan

ditetapakan dalam suatu kontrak kerja.

Untuk meningkatkan dan mengelola kegiatan organisasi Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta secara profesional. Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta memiliki karyawan sebanyak 33 orang. Diantaranya Sebagai

pengelola unit usaha 2 orang, staff kantor 6 orang, Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) sebanyak 21 orang dan Unit Simpan Pinjam (USP) 4 orang.9

B. Gambaran Umum Wilayah Muara Angke

9 Ibid. h.6.

Page 60: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

1. Kondisi Geografis

Muara Angke secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan

Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kawasan ini berbatasan dengan Kali

Angke di sebelah Barat dan Selatan, Jalan Karang Pluit di sebelah Timur, serta

Laut Jawa di sebelah Utara. Lokasi Muara Angke cukup strategis dengan

aksesibilitas yang sangat baik. Kondisi jalan beraspal dengan sarana transportasi

yang memadai. Secara fisik, kawasan Muara Angke merupakan lahan reklamasi

yang sifatnya masih labil. Kawasan ini mempunyai kontur permukaan tanah datar,

dengan ketinggian 0 sampai 1 meter di atas permukaan laut. Geomorfologi pantai

lunak sehingga menyebabkan daya dukung tanah rendah dan prosesintrusi air laut

tinggi. Sedimen dasar laut didominasi oleh lumpur.

2. Kependudukan

Penduduk yang menempati Kawasan Muara Angke pada umumnya adalah

nelayan yang bermukim di komplek perumahan nelayan. Pada tahun 2009 nelayan

yang bermukim dan bekerja di kawasan ini tercatat berjumlah lebih kurang 4.500

orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, rata-rata nelayan yang bekerja di kawasan

Muara Angke berpendidikan rendah. Sebanyak 7,14 % nelayan berpendidikan

tidak tamat SD, 50 % tamat SD, 28,57 % tamat SLTP dan 14,29 % tamat SLTA.

Penduduk Muara Angke dapat dibagi lagi menjadi 4 variasi yang berlainan yaitu:

1) Pemukim/penduduk tetap. Mereka tinggal menetap di Muara Angke dan sudah

terstruktur dalam sistem RW dan RT. Mereka bukan saja nelayan, tetapi juga

tukang ojek, pedagang kaki lima dan lain-lain. Pada umumnya mereka memiliki

Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI. Jumlah mereka kurang lebih 70%.

Page 61: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

2) Penduduk/pemukim tidak tetap/musiman adalah mereka (nelayan dan

keluarganya) yang tidak tinggal menetap di Muara Angke. Mereka berpindah-

pindah. Ada kalanya mereka datang dari luar DKI seperti Cirebon, Indramayu,

dan lain-lain. Pada umumnya mereka tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk

(KTP) DKI. Penduduk ini bersifat musiman. Dan di Kampung asalnya mereka

juga memiliki mata pencaharian lain seperti petani, pedagang dan lain-lain.

Tatkala mereka menyelesaikan pekerjaan tanam menanam di Kampugnya mereka

ke Muara Angke untuk menjadi buruh nelayan mengisi waktu luang (setelah

selesai musim tanam). Ada yang bulanan, tiga bulanan, ataupun semesteran. Pada

umumnya mereka tidak membawa keluarga. Mereka menyewa kamar-kamar kos

di sekitar pantai atau di perumahan nelayan. Sebagian besar dari pemukim

musiman ini adalah buruh nelayan yang bekerja pada pengusaha perikanan yang

memiliki kapal-kapal penangkap ikan yang besar. Mereka ikut melaut untuk

menangkap ikan dan memperoleh gaji harian dari majikannya. Jumlah mereka

kurang lebih 15 %.

3) Pendatang harian pada umumnya adalah konsumen pembeli ikan di tempat

pelelangan. Mereka datang dari Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi bahkan

Semarang dan lain-lain. Mereka adalah para penjual ikan di pasar-pasar

tradisional di Jabotabek. Mereka bukan saja penjual ikan di pasar-pasar

tradisional, tetapi juga pemasok ikan, kepiting, udang dan lain-lain untuk Hotel-

hotel, Restaurant, Lembaga-lembaga, Rumah Sakit dan sebagainya. Mereka telah

bekerja sama secara rapi dengan para pengusaha besar perikanan di Muara Angke.

Mereka membeli ikan dalam jumlah yang sangat besar dengan nilai puluhan juta

rupiah.

Page 62: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

4) Pendatang/pengunjung yang sedang rekreasi di Muara Angke sambil

menikmati konsumsi ikan-ikan segar. Mereka adalah penduduk Jabotabek yang

mengisi waktu luangnya bersenang-senang di Muara Angke. Tempat-tempat

penjual makanan, ikan segar dan lain-lain sering dipadati oleh pengunjung.

Kepadatan pengunjung mencapai puncaknya pada hari Sabtu malam, hari Minggu

dan hari-hari libur. Kepenatan kehidupan Kota rupanya mendorong warga Jakarta

dan sekitarnya ini menikmati angin laut di bawah tenda-tenda makanan ikan

bakar, ikan goreng dan lain-lain.

3. Fasilitas Umum

Muara Angke merupakan salah satu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di

wilayah DKI Jakarta. PPI Muara Angke ini memiliki areal seluas 649.700 m2 dan

berada di bawah pengelolaan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI

Jakarta yaitu Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pendaratan Ikan (UPT

PKPI). Fasilitas umum yang terdapat di Kawasan Muara Angke antara lain berupa

gedung sekolah, Bank, Puskesmas, Terminal Bus dan lain-lain. Perumahan

nelayan yang terdapat di Muara Angke dengan luas lahan 60 ha. Jarak perumahan

ini dari dermaga sekitar 500 meter. Sampai dengan tahun anggaran 2007 telah

dibangun sarana pemukiman nelayan sebanyak 1.128 unit, yang terdiri dari:

rumah lama (540 unit), bermis T. 21/60 (203 unit), panggung T. 21/60 (38 unit),

rumah susun T. 21 (80 unit), HKSN F. 18/52,5 (20 unit) dan rumah susun T. 21

(112 unit).

Rata-rata luas lantai dasar rumah susun 21 m2 per unit, sedangkan luas

lantai rumah sederhana 36 m2 per unit. Kondisi tempat tinggal nelayan yang

beraktivitas di wilayah Muara Angke terdiri dari rumah permanen sebanyak

Page 63: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

64,29% dan semi permanen 35,71%. Kondisi lantai keramik 10%, tegel 50% dan

semen 40%.

Tingkat pencemaran di TPI Muara Angke dinilai tinggi. Di masa

mendatang diperkirakan tingkat pencemarannya akan semakin parah sehingga bau

tak sedap akan lebih pekat, sampah akan semakin berserakan, dan air akan

bertambah tercemar. Hal ini disebabkan karena sarana pemurnian sebagai limbah

belum ada di TPI Muara Angke.

Fasilitas air bersih telah tersedia di TPI Muara Angke yaitu dari PDAM

dengan instalasi 3 unit. Pasok tenaga listrik PLN ke TPI Muara angke dapat

dinilai cukup memadai dengan instalasi 50.000 unit.

Kawasan Muara Angke merupakan pusat pembinaan masyarakat nelayan

Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Diharapkan nelayan Muara Angke berkembang

menjadi nelayan lepas pantai dan samudera. Pembinaan nelayan dimaksudkan

agar mereka mempunyai pola pikir sebagai masyarakat perkotan tetapi tetap

mempertahankan nilai-nilai positif.

Page 64: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara.

Dalam situasi perekonomian dunia yang telah demikian cepat

perubahannya ini, Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di

Muara Angke berperan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan

ekonomi nelayan secara bersama. Kehadiran Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta sebagai sarana pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke

menjadikan pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya

lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat.

Berdasarkan beberapa teori yang telah penulis kutip pada bab sebelumnya,

Pengentasan kemiskinan nelayan dapat dilakukan dengan pengembangan

Koperasi Perikanan.1 Untuk itu dikembangkan Koperasi Perikanan yang bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota. Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan

dapat dilakukan dari sisi kelembagaan juga pola-pola usaha perikanan yang

mampu meningkatkan pendapatan nelayan.2 Maka dengan itu, penulis akan

menganalisis peranan yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan di Muara Angke, Jakarta

Utara melalui program kerja yang dilaksanakan yaitu bidang organisasi dan

1 Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan I (Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan, 2003), h.33. 2 Ibid. h.35.

Page 65: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

manajemen, bidang usaha, bidang permodalan, bidang sekretariat serta

kesejahteraan sosial.

B. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara.

Keberadaan koperasi dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini terbukti

masih diperlukan, utamanya dalam rangka mendorong laju pertumbuhan unit-unit

usaha kecil dan menengah yang pada umumnya masih menjadi sandaran hidup

masyarakat kecil.

Peranan koperasi di masa depan menjadi kian strategis dengan makin

pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang memiliki motto dari

anggota, oleh anggota untuk anggota ini. Meski citra koperasi sempat turun,

namun image negatif masa lalu hendaknya jangan di jadikan alasan untuk

melemahkan kehidupan berkoperasi.

Sebab, lembaga koperasi yang kokoh akan dapat memenuhi kebutuhan

dalam membangun ekonomi yang kuat untuk mensejahterakan anggota khususnya

dan masyarakat pada umumnya.

Adapun Peranan yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke melalui

beberapa bidang program kerja di antaranya:

1. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara melalui Program Kerja Bidang Organisasi dan Manajemen.

a) Bidang Organisasi

Page 66: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang merupakan salah satu

jenis organisasi koperasi yang bergerak pada usaha perikanan. Organisasi koperasi

dapat digambarkan melalui program kerja yang ada pada koperasi tersebut.

Dengan begitu, sebagai organisasi koperasi yang bergerak pada usaha perikanan

maka program kerja Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam melakukan

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke melalui bidang

organisasi yaitu melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi anggota

dan nelayan.

Menurut Michael Sheraden terdapat tiga bidang pengembangan dalam

pengembangan ekonomi masyarakat, yaitu:

1. Aset Manusia (Human Asset) berkaitan pada pengembangan kualitas sumber

daya manusia. Hal ini, dapat melalui pendidikan dan pelatihan serta

ketrampilan dalam bentuk kursus-kursus dan penyuluhan.

2. Aset Modal (Financial Asset) berkaitan pada pengembangan modal usaha.hal

ini dapat melalui kredit simpan pinjam dan program dana bergulir.

3. Aset Sosial (Social Asset) berkaitan pada pengembangan jaringan sosial. Hal

ini dapat melalui dukungan material, emosional, dan informasi dari teman atau

keluarga.3

Bidang organisasi berfungsi sebagai sistem hubungan kerjasama antara

orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan bersama. Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melakukan

kerjasama antar koperasi dan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan

3 Michael Sheraden, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif baru usaha pengentasan kemiskinan,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2006). h.20

Page 67: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

pendidikan dan pelatihan setiap 6 (enam) bulan sekali.4 Koperasi bertindak

sebagai fasilitator pendidikan melibatkan antar koperasi dan instansi pemerintah

untuk menjadi narasumber dalam kegiatan pendidikan. Sedangkan, peserta

pendidikan berasal dari anggota koperasi dan nelayan Muara Angke.

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melibatkan antar koperasi dan

instansi pemerintah sebagai narasumber karena tujuannya untuk melaksanakan

prinsip koperasi yaitu kerjasama dalam meningkatkan kemampuan, memperluas

wawasan, dan memperkuat anggota dan nelayan. Bentuk pendidikan dan pelatihan

yang diberikan yaitu seminar dengan membahas materi seperti perkoperasian,

kewirausahaan, peningkatan mutu produksi, perkreditan, permodalan, dan

perikanan.

Langkah Pengurus koperasi dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan

yaitu membentuk kepanitiaan dan membuat konsep kegiatan. Panitia pelaksana

kegiatan dibentuk dari staff kantor dan karyawan koperasi. Setelah konsep selesai

dibuat, panitia pelaksana melakukan langkah sosialisasi kegiatan pendidikan dan

pelatihan kepada anggota dan nelayan melalui cara memberikan undangan.

Persyaratan untuk mengikuti kegiatan pendidikan mudah sekali. Para

peserta hanya cukup datang ke lokasi pendidikan dan mengisi buku tamu yang

tersedia. Biaya Kegiatan pendidikan di tanggung sepenuhnya oleh Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta. Para peserta yang hadir tidak dipungut biaya

sama sekali untuk membayar kegiatan pendidikan dan pelatihan. Hal ini dilakukan

karena Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memiliki biaya anggaran

4 Subiyakto, Sekretaris Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta:

26 Agustus 2008.

Page 68: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

pendidikan dan agar para peserta tidak terbebani untuk hadir mengikuti kegiatan

pendidikan dan pelatihan.

Tabel 1

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 80 Orang 80 %

Wanita 20 Orang 20 %

Sumber: Data Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta 2006

Berdasarkan jenis kelamin, persentase peserta pendidikan dan pelatihan

pria menempati porsi terbanyak dibanding dengan peserta wanita. Dengan begitu

peserta pendidikan dan pelatihan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

mayoritas adalah bapak-bapak yang lebih banyak memiliki waktu luang untuk

mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Ketimbang peserta wanita yang

cenderung lebih sibuk dan tidak memiliki banyak waktu luang untuk mengikuti

kegiatan pendidikan dan pelatihan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

karena bekerja di rumah. Selain itu, tidak semua anggota Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Anggota

koperasi yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan hanya 80 % dari

jumlah peserta.

Dengan adanya pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Anggota koperasi dan nelayan Muara Angke

merasakan manfaat dari hasil mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yaitu

Page 69: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

menambah pengetahuan tentang organisasi koperasi dan mendapat ketrampilan

untuk mengembangkan kemampuan ekonomi.5

b) Bidang Manajemen

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang perekonomian, peranan yang

dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam pengembangan

ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke melalui program kerja bidang

manajamen yaitu mengadakan pendidikan dan pelatihan manajamen usaha.

Salah satu kendala dalam kehidupan nelayan di Muara Angke yaitu

lemahnya mengelola usaha perikanan bagi peningkatan dan pengembangan

pendapatan taraf hidup para nelayan. Usaha perikanan adalah semua usaha

perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha

penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai

tambah ekonomi bagi pelaku usaha komersial atau bisnis.6

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian pasal 4 salah satu fungsi dan peran koperasi diantaranya adalah

berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat.7 Untuk mencapai hal itu Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta melaksanakan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan manajemen

usaha untuk anggota dan nelayan.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan manajamen usaha dilakukan melalui

kerjasama antara Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dengan DEKOPIN,

5 Sanawing H.L, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta: 27 Agustus 2008 6 http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan di akses pada tanggal 18 Maret 2009.

7 http://sidoarjo.Sytes.net/sidoarjokab/sub/dinkop/00-tentang_koperasi di akses pada tanggal 23

Mei 2009.

Page 70: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

KADIN, BUKOPIN, dan IKPI serta lembaga lainnya. Koperasi bertindak sebagai

fasilitator melibatkan lembaga tersebut untuk menjadi narasumber dalam kegiatan

pendidikan dan pelatihan manajemen usaha. Dengan menyelenggarakan kegiatan

pendidikan dan pelatihan manajemen usaha berarti Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta telah melaksanakan salah satu prinsip koperasi yaitu pendidikan

perkoperasian.

Manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau

kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai tujuan.8 Proses yang

dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam mengadakan

pendidikan dan pelatihan manajamen usaha yaitu melakukan perencanaan

sebelum melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Perencanan yang

dilakukan ialah Pengurus koperasi lebih dahulu membuat konsep kegiatan untuk

menetapkan tujuan dan patokan sasaran yang akan dicapai.

Kemudian pengurus koperasi melakukan pengorganisasian untuk

memfokuskan pada cara agar target-target yang direncanakan dapat dilaksanakan.

Pengorganisasian yang dilakukan antara lain yaitu merumuskan garis kegiatan dan

menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Setelah itu, melakukan

pengarahan dan pengkoordinasian yang berfungsi untuk menyatukan tindakan-

tindakan sekelompok manusia dalam mencapai keberhasilan. lalu terakhir,

pengendalian untuk menguraikan sistem informasi yang memonitor rencana dan

proses untuk meyakinkan bahwa aktifitas yang telah dilaksnakan berjalan dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

8 Agus Ahmad Safei dan Nanih Machendrawaty, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideolodi,

Strategi sampai Tradisi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). h.136.

Page 71: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Setelah proses konsep pendidikan dan pelatihan selesai, pengurus koperasi

mengambil langkah untuk sosialisasi kegiatan pendidikan dan pelatihan

manajemen usaha kepada anggota koperasi dan nelayan Muara Angke melalui

cara memberikan undangan.

Pendidikan dan pelatihan manajemen usaha yang di adakan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dilaksanakan secara gratis. Para peserta yang

hadir tidak di pungut biaya sama sekali untuk membayar kegiatan pendidikan dan

pelatihan. Persyaratan yang di sediakan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sangat mudah, Para peserta

hanya cukup datang ke lokasi pendidikan dan mengisi buku tamu yang tersedia.

Manfaat yang di peroleh setelah mengikuti Pendidikan dan pelatihan

manajemen usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Anggota koperasi

dan nelayan Muara Angke dapat membangun dan mengembangkan potensi serta

kemampuan yang mereka miliki bisa menjadi terberdaya dan secara kehidupan

perekonomian taraf hidup masyarakat nelayan Muara Angke menjadi lebih

meningkat.9

2. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara melalui Program Kerja Bidang Usaha.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh koperasi perikanan antara lain:10

9 Burhan, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta: 15

Juni 2008 10

Soetrisno Saleh, Buku II Ekonomi Perikanan Teori dan Penerapannya Dalam Perusahaan

Niaga. (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1984). h. 78.

Page 72: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

1. Pengadaan bahan-bahan kebutuhan ransum nelayan

2. Pengadaan bahan bakar kapal motor untuk nelayan

3. Pengadaan alat-alat penangkapan ikan

4. Pengadaan fasilitas perkreditan (simpan pinjam)

5. Penyelenggaran penanganan dan penyimpanan ikan

6. Penyelenggaraan pelelangan ikan, pemasaran ikan dan pengolahan ikan.

7. Penyelenggaraan manajemen tempat pendaratan ikan

Saat ini, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melalui program kerja

bidang usaha telah menyelenggarakan 4 (empat) jenis kegiatan usaha yang serupa

yaitu usaha pelayanan, jasa, pemasaran, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

a) Usaha Pelayanan

Dalam bidang usaha pelayanan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

melakukan pengembangan pelayanan dengan cara melayani kebutuhan ransum

dan bahan alat perikanan (BAP) kepada anggota dan nelayan yang ada di Muara

Angke melalui Toko Sarana Mina.

Kebutuhan ransum nelayan terdiri dari sembilan bahan pokok yaitu beras,

gula, minyak goreng, tepung terigu, telor, minyak tanah, bumbu dapur, dan lain-

lain. Para nelayan biasanya kekurangan waktu untuk belanja ke pasar. Maka,

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta menyediakan barang-barang

kebutuhan itu pada tokonya agar memudahkan para nelayan Muara Angke yang

akan pergi menagkap ikan dapat memperoleh perbekalan untuk melaut.

Bahan alat perikanan (BAP) seperti jaring, pancing benang, kenur, rawai

dan lain- lain merupakan perlengkapan bagi nelayan yang menagkap ikan di laut.

Page 73: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Para nelayan biasanya memilih membeli alat-alat itu di koperasi karena harga

yang di tawarkan tidak berbeda jauh dengan yang ada di toko-toko lain.

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berusaha mendapatkan

kebutuhan ransum dan bahan alat periikanan (BAP) dengan mutu yang baik serta

harga yang layak. Koperasi menjual barang-barang itu lebih murah, setidaknya

sama dengan harga pasar. Wajar bila memperoleh keuntungan yang sedikit.

Namun karena jumlah nelayan yang membutuhkan banyak, keuntungan itu

menjadi pendapatan yang cukup untuk koperasi. Hasil keuntungan yang di dapat

pada usaha pelayanan kebutuhan ransum dan alat-alat penangkapan ikan masuk ke

dalam kas koperasi.

Selain itu, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dengan usaha

pelayanan membantu memfasilitasi kebutuhan anggota dan nelayan yang

bermukim di Muara Angke dalam mengembangkan usahanya melalui unit usaha

penjualan garam, gas elpiji, dan air bersih.

Tabel 2

Unit Usaha Garam Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Nilai (Rp) Lokasi

2007 2008

PHPT 14.382.000 37.996.900

Pelabuhan 39.573.475 8.927.100

Jumlah 53.995.475 46.924.000

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Berdasarkan tabel di atas, unit usaha garam Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta terbagi dua lokasi yaitu di Pengolah Hasil Pemasaran Tradisional

(PHPT) dan Pelabuhan. Jumlah nilai penjualan garam tahun 2008 mengalami

Page 74: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

penurunan dibandingkan tahun 2007. Hal ini terjadi karena di lokasi Pelabuhan

penjualan garam bersaing sangat tajam karena masing-masing pengolah

melakukan penjualan garam sendiri-sendiri tidak kepada koperasi.

Meskipun, mengalami kendala usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta tetap melakukan penjualan garam kepada anggota dan nelayan Muara

Angke. Tindakan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta untuk mengatasi

kendala usaha tersebut adalah dengan melakukan perluasan pemasaran penjualan

garam.

Tabel 3

Unit Usaha Gas Elpiji Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Lokasi Tabung Nilai

Muara Angke 446 5.656.000

Jumlah 446 5.656.000

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Dari data tabel, ternyata unit usaha gas elpiji Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta yang ada di lokasi pemukiman Muara Angke memperoleh

jumlah nilai penjualan Rp.5.656.000 dari 446 tabung. Dengan adanya kebijakan

pemerintah mengenai konversi Minyak tanah ke Gas Elpiji. Maka, Unit usaha gas

elpiji yang diselenggarakan oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

merupakan pengganti dari unit usaha minyak tanah.

Walaupun, masih tergolong unit usaha baru. Namun hal ini, membuktikan

bahwa Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dapat mengupayakan

pengadaan pelayanan gas elpiji untuk memfasilitasi kebutuhan anggota dan

nelayan yang bermukim di Muara Angke dalam mengembangkan usahanya.

Tabel 4

Page 75: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Unit Usaha Air Bersih Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Nilai (Rp) Lokasi

2007 2008

Muara Angke 19.389.085 26. 378.000

Jumlah 19.389.085 26. 378.000

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Pada data tabel, ditunjukan bahwa unit usaha air bersih Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang berada di lokasi pemukiman Muara Angke

meningkat. Jumlah nilai penjualan air bersih tahun 2008 mengalami peningkatan

dengan perolehan Rp. 26. 378.000 jika dibandingkan tahun 2007 yang hanya Rp.

19.389.085. ini membuktikan bahwa unit usaha pelayanan melalui penjualan air

bersih yang diselenggarakan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sangat

dibutuhkan nelayan dan membantu usaha perikanan di Muara Angke.

Dalam berbelanja di usaha pelayanan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta. transaksi belanja dilakukan dengan cara cash and carry artinya barang

yang di beli anggota atau nelayan dapat dibayar dengan tunai dan jika belum

memiliki uang dapat membawa dahulu barang tersebut. Biasanya, para nelayan

selepas bekerja atau berdagang barulah membayar kepada koperasi.11

Salah satu komponen pengembangan masyarakat dan ekonomi adalah

dengan kegiatan mengembangkan pelayanan bagi masyarakat melalui penyediaan

prasarana produksi serta prasarana umum lainnya dan mengembangakan ekonomi

regional yang termasuk di dalam industrialisasi perikanan.12

Usaha pelayanan

yang diselenggarakan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melalui Toko

11

Abdullah, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta: 20

April 2009. 12

Victor P.H. Nikijuluw, Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan (Jakarta: P3R, 2002), h. 126.

Page 76: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Sarana Mina dan Unit usaha garam, gas elpiji, serta air bersih memberikan

manfaat kepada anggota koperasi dan nelayan Muara Angke mendapatkan

kemudahan untuk memenuhi kebutuhan usahanya.

b) Usaha Jasa

Usaha jasa merupakan usaha pendukung dari Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta yang tujuannya agar anggota dan nelayan Muara Angke mudah

mendapatkan kebutuhan jasa yang diperlukan.

Komponen pengembangan masyarakat dan ekonomi adalah dengan

kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kesejahteraan,

menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan mata pencarian tambahan dan

alternatif.13

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam usaha jasa

melakukan jaringan kerjasama antar koperasi untuk kebutuhan jasa Bahan Bakar

Minyak dan es balok. Jaringan kerjasama adalah suatu pola kerjasama usaha

koperasi dengan tujuan untuk mencapai kekuatan bersama.14

Dalam melakukan jaringan kerjasama Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta melibatkan nelayan Muara Angke untuk menjadi tenaga kerja. Nelayan

yang menjadi tenaga kerja dalam kerjasama diberikan uang jasa selama kerjasama

itu berlangsung. Proses Kerjasama tersebut bersifat temporer. Namun demikian,

usaha jasa melalui jaringan kerjasama yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta menciptakan mata pencarian tambahan yang bermanfaat untuk

meningkatkan pendapatan ekonomi nelayan Muara Angke.

13

Ibid. 14

Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil (Jakarta:

Rineka Cipta,2002). h.84.

Page 77: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Selain itu Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan melalui usaha jasa yaitu melakukan

kegiatan pengadaan fasilitas umum untuk anggota dan nelayan Muara Angke

dengan jasa pelelangan ikan dan aneka pelayanan jasa seperti trays, mobil truk,

dan lapak.

Tabel 5

Usaha Jasa Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

No. Penerimaan Jasa 2007 (Rp) 2008 (Rp)

1. Jasa kerjasama KPN Dinas

peternakan, perikanan dan

kelautan DKI Jakarta

8.670.000 14.565.000

2. Aneka jasa 100.013.564 127.627.038

3. Jasa pelelangan 425.316.159 369.130.239

Jumlah 533.999.723 511.322.327

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pendapatan pada usaha jasa

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta tahun 2008 menurun. Dengan

perbandingan pendapatan Rp. 533.999.723 untuk tahun 2007 dan Rp. 511.322.327

untuk tahun 2008. Hal ini karena, masih ada kegiatan bongkar ikan diluar

pelelangan sehingga penerimaan jasa pelelangan Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta mengalami penurunan.

c) Usaha Pemasaran

Page 78: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Menurut William J.Stanton pemasaran adalah sistem kseluruhan dari

kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan harga, menentukan harga,

memproduksi dan mendistribusi barang dan jasa, yang dapat memuaskan

kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.15 Usaha

pemasaran yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melalui

usaha pemasaran yaitu melaksanakan pemasaran es balok produksi dari PT. AGB

ICE FHISIRIES kepada anggota dan nelayan Muara Angke.

Kerjasama dalam usaha pemasaran ini bertujuan untuk meningkatkan

mutu produk dan mempertahankan kesegaran ikan. Meningkatkan mutu produk

adalah penting, agar ikan milik nelayan Muara Angke dapat di pertahankan

kesegarannya dan tetap memperoleh harga yang tinggi untuk di jual.

Dengan adanya usaha pemasaran tersebut anggota dan nelayan Muara

Angke dapat memperoleh kebutuhan es balok dengan harga yang murah.16

Mempertahankan ikan agar tetap segar merupakan upaya Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta dalam meningkatkan penghasilan ekonomi nelayan Muara

Angke.

d) Usaha Pelelangan Ikan

Usaha pelelangan ikan merupakan kegiatan pokok dari koperasi

perikanan.17

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melalui usaha pelelangan

ikan yaitu melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pelelangan ikan untuk anggota

dan nelayan Muara Angke.

15

Syafril dan Djasni, EKONOMI 2 Untuk SMU Kelas 2, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h.128. 16

Jaky Jaenudin, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta: 15 Juni 2009. 17 Soetrisno Saleh, Buku II Ekonomi Perikanan Teori dan Penerapannya Dalam Perusahaan

Niaga. (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1984). h.78

Page 79: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Tahapan usaha pelelelangan ikan ini dikelola oleh Koperasi Perikanan Mina

Jaya DKI Jakarta sejak tahun 2002 hasil kerjasama dengan pemerintah daerah

DKI Jakarta. Sebelumnya, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di DKI Jakarta

dikelola langsung oleh pemerintah daerah DKI Jakarta melalui Dinas Perikanan

DKI Jakarta. Namun, sekarang ini Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke di

kelola oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta.

Kepercayaan mengelola tempat pelelangan ikan ini berdasarkan oleh Surat

Keputusan Gubernur DKI Jakarta No: 993/2002 Tanggal 17 Juni 2002 tentang

penunjukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sebagai penyelenggara

pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke.

Dari proses pelelangan ikan dipungut biaya retribusi 5 % yang

pelaksanaannya diatur oleh pemerintah. Sedangkan untuk pengelolaannya

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang melakukan pungutan retribusi

berdasarkan oleh Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No: 2074/2000 Tanggal

10 Agustus 2000 tentang persentase penetapan pengenaan retribusi pemakaian

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan biaya penyelenggara pelelangan ikan Muara

Angke oleh Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang dipungut dari

nelayan 3 % dan bakul 2 %. Sedangkan bagian Koperasi Perikanan Mina Jaya

sebesar 2 % dari 5 % yang di terima.

Tabel 6

Usaha Pelelangan Ikan Koperasi perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Page 80: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Tahun Produksi

(Kg)

Omzet (Rp) Retribusi (Rp)

2007 9.307.945 34.025.290.800 1.701.264.540

2008 6.464.709 29.530.419.040 1.476.520.952

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Berdasarkan data pada tabel diatas, terlihat bahwa terdapat penurunan

dalam hasil usaha pelelangan ikan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta.

Penerimaan hasil usaha pelelangan ikan tahun 2007 ternyata lebih banyak

jumlahnya dibandingkan dengan tahun 2008. Hal ini dikarenakan masih

terbatasnya modal bakul sehingga berdampak pada volume pembelian ikan

melalui lelang.

Retribusi dari usaha pelelelangan ikan di bagi sesuai dengan mekanisme

yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah daerah DKI Jakarta. Hasil dari

retribusi usaha pelelangan ikan sebahagian masuk kas koperasi dan lainnya di

setor kepada pemerintah daerah DKI Jakarta melalui Dinas Perikanan DKI

Jakarta. Hasil yang di peroleh Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dari

retribusi usaha pelelangan ikan di pergunakan untuk dana kesejahteraan nelayan.

Tabel 7

Dana Kesejahteraan Nelayan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

No. Keterangan 2007 (Rp) 2008 (Rp)

1. Dana Paceklik 75.200.000 98.892.921

2. Tabungan Bakul dan Nelayan 70.764.000 65.449.103

Page 81: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

3. Asuransi Nelayan 57.290.000 104.550.014

Jumlah 203.254.000 268.892.038

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Pada tabel ditunjukan bahwa dana kesejahteraan nelayan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta pada tahun 2008 meningkat dibanding dengan

tahun 2007. Jumlah untuk dana kesejahteraan nelayan tahun 2007 hanya Rp.

203.254.000 sedangkan tahun 2008 mencapai Rp. 268.892.038. dengan

mengeluarkan dana paceklik sebesar Rp. 98.892.921, Tabungan Bakul dan

Nelayan sebesar Rp. 65.449.103, dan Asuransi Nelayan lebih besar Rp.

104.550.014. Hal ini karena Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melakukan

perannya sebagai lembaga ekonomi yang membangun dan mengembangkan

potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan sosialnya.

Dana paceklik adalah dana yang di pergunakan untuk anggota dan nelayan

pada saat masa tidak melaut, seperti pada musim paceklik, angin barat, terang

bulan, dan ketika sedang sakit. Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

menggunakan dana paceklik dengan melakukan santunan anak yatim dan janda

nelayan, bantuan nelayan sebanyak 1500 orang, renovasi masjid serta pembuatan

tanggul.

Tabungan bakul dan nelayan merupakan simpanan uang yang dilakukan

kelompok masyarakat nelayan yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan

pelelangan ikan.

Sedangkan asuransi nelayan adalah jaminan sosial bagi nelayan apabila

terjadi kecelakaan di laut ataupun darat karena kegiatan melaut sangat beresiko

Page 82: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

terhadap keselamatan jiwa dan kesehatan badan. Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta menggunakan dana kesejateraan nelayan dengan melakukan

pemberian asuransi nelayan kepada 597 anggota dan 363 nelayan.

Hal ini membuktikan bahwa dana kesejahteraan nelayan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta merupakan langkah untuk mewujudkan

kesejahteraan para anggota dan nelayan. Sesuai dengan pola kehidupan nelayan

dan tantangan kehidupan sosial ekonomi nelayan Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta dalam melakukan kesejahteraan nelayan menerapkan fungsinya

sebagai lembaga ekonomi dengan tidak meninggalkan fungsi sosialnya.

3. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara melalui Program Kerja Bidang Permodalan.

Salah satu faktor penghambat dalam pengembangan ekonomi masyarakat

adalah permodalan.18

Masalah permodalan, merupakan keluhan yang terjadi dalam

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan di Muara Angke. Modal menjadi

kebutuhan yang mendasar pada saat usaha seseorang atau kelompok masyarakat

memasuki tahap perkembangan, baik pada perkembangan produk, maupun

pasarnya. Kasus yang umum terjadi adalah ketika usahanya mulai berkembang dan

mulai mendapat perhatian di pasar, sering kali terbentur bahkan kembali surut ke

18 Sekretariat Bina Desa, Merintis Kemandirian Ekonomi Masyarakat: Konsep dan Pengalaman,

(Jakarta: Bina Desa, 1997), h.5

Page 83: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

belakang karena tidak di back-up oleh modal yang mencukupi.19

Tidak adanya

permodalan yang cukup dalam rangka mendukung pengembangan usaha menjadi

pemicu lemahnya produktifitas masyarakat nelayan.

Menurut Michael Sheraden salah satu aset pengembangan ekonomi

masyarakat dapat dilakukan dengan Aset Modal (Financial Asset), hal ini berkaitan

pada pengembangan modal usaha seperti kredit simpan pinjam dan program dana

bergulir.20

Begitu juga Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

melakukan pengembangan ekonomi mayarakat nelayan Muara Angke melalui

bidang permodalan dengan menyelenggarakan Unit Simpan Pinjam (USP). Maka,

penulis akan menganalisis implementasi bidang permodalan Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta melalui Unit Simpan Pinjam (USP) dengan 3 bagian yaitu

tahapan, proses dan hasil dari program kerja tersebut.

a) Tahapan

Pada tahun 2007 Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta mendapatkan

kepercayaan sebagai penerima dana program peningkatan pelayaanan permodalan

koperasi dan usaha mikro dengan pola bergulir sebesar Rp.500.000.000,- dari

Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik

Indonesia.21

Dengan kerjasama tersebut Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta menggunakan dana bergulir tersebut untuk menyelenggarakan Unit Simpan

Pinjam (USP) bagi anggota koperasi dan nelayan Muara Angke dalam memenuhi

kebutuhan modal usaha.

19

Sukriyanto, Pengembangan Masyarakat Islam: Agama, Sosial, Ekonomi, Budaya, Jurnal

Comdev, (Yogyakarta: Elang Press, 2003), Edisi ke-3, h.32 20

Michael Sheraden, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif baru usaha pengentasan kemiskinan,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2006). h.20 21

Mukhlis, Manajer Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta: 20

April 2009.

Page 84: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Program kerja bidang permodalan menyediakan jasa keuangan mikro berupa

penghimpunan dana dan pemberian pinjaman dengan bunga rendah yang ditujukan

untuk anggota dan nelayan. Tujuan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

mendirikan Unit Simpan pinjam (USP) yaitu untuk membantu masyarakat nelayan

Muara Angke yang kategori ekonominya lemah untuk belajar mandiri. Selain itu,

untuk mendidik masyarakat nelayan Muara Angke giat menyimpan secara teratur

sehingga membentuk modal sendiri dan mendidik untuk hidup hemat dengan

menyisikan sebagian dari pendapannya.

Segmen nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta adalah anggota koperasi dan masyarakat nelayan Muara Angke.

Segmentasi tahapan nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) dibagi berdasarkan

kelompok pekerjaan, jumlah anak, dan tingkat pendidikan. Dalam kelompok

pekerjaan terbagi kedalam dua golongan pekerjaan yaitu kelompok nelayan dan

Ibu rumah tangga. Berdasarkan jumlah anak dapat dilihat dengan jumlah anak 1-2,

2-4, dan 4 anak ke atas. Sedangkan segmentasi nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat dari lulusan SD, SMP dan SLA. Berikut tabel segmentasi nasabah Unit

Simpan Pinjam (USP) dibagi berdasarkan kelompok pekerjaan, jumlah anak, dan

pendidikan dalam bentuk persentase.

Tabel 8

Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Nasabah Persentase

Anggota 60%

Non Anggota 40%

Sumber: Data Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Page 85: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Pada tabel ditunjukan bahwa Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta kebanyakan adalah anggota dengan persentase

sebesar 60% sedangkan terdapat jumlah yang sedikit non anggota yang mencapai

40%. Ini membuktikan bahwa mayoritas nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta adalah anggota koperasi. Hal tersebut

dilakukan koperasi untuk membantu memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Tabel 9

Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Persentase

Nelayan 70%

Ibu Rumah Tangga 30%

Sumber: Data Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

Berdasarkan pekerjaan, persentase nasabah nelayan menempati porsi

terbanyak dibanding dengan nasabah ibu rumah tangga. Dengan begitu kebanyakan

nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

adalah nelayan yang lebih banyak meminjam modal usaha. Hal ini karena nelayan

menggunakan pinjaman untuk membantu pendapatan keluarga dengan membuat

usaha produktif di rumah seperti kedai kopi, warung nasi, warung kelontong, kios

voucer handphone dan lain-lain.

Page 86: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Tabel 10

Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan jumlah anak

Jumlah Anak Persentase

1-2 Anak 20%

2-4 Anak 30%

4-6 Anak 50%

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Dari data tabel, ternyata nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan jumlah anak kebanyakan

mempunyai jumlah 4-6 anak dengan persentase sebesar 50% sedangkan terdapat

jumlah 2-4 anak 30% dan 1-2 anak sedikit jumlahnya dengan persentase 20%. Hal

ini membuktikan bahwa nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan

Mina Jaya DKI Jakarta memiliki banyak anak. Dengan demikian, nasabah

menggunakan dana pinjaman sebagai modal usaha untuk menghidupi kebutuhan

anak-anaknya.

Tabel 11

Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Persentase

Page 87: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

SD 50%

SMP 20%

SMA 30%

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Nasabah Unit Simpan Pinjam

(USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan

Sekolah Dasar (SD) lebih banyak ketimbang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan persentase 50% untuk SD, 20 %

untuk SMP dan 30% untuk SMA. Hal ini bila ditinjau dari tingkat pendidikan,

nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

memiliki kualitas sumber daya manusia yang masih rendah.

b) Proses

Kendala yang dihadapi oleh masyarakat nelayan Muara Angke dalam proses

permodalan yaitu para nelayan memiliki keterbatasan mengakses modal usaha ke

lembaga perbankan karena sejumlah persyaratan teknis yang tidak bisa dipenuhi.

Selain itu, adanya praktek rentenir di sekitar masyarakat nelayan Muara Angke

yang memberikan bunga pinjaman lebih tinggi.

Sifat investasi yang demikian mengharuskan ketersediaan dana kontan, yang

setiap saat bisa digunakan atau di akses oleh masyarakat nelayan Muara Angke.

Dengan alasan tersebut, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang berfungsi

sebagai fasilitator pemenuhan kebutuhan modal usaha masyarakat nelayan Muara

Angke termotivasi untuk meningkatkan pelayanan bidang permodalan dengan

mendirikan Unit Simpan Pinjam (USP).

Page 88: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Pengelolaan Unit Simpan Pinjam (USP) dilakukan secara terpisah dari unit

usaha lainnya yang sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1995. Unit

Simpan Pinjam (USP) dikelola langsung oleh manajer dan prosedur pinjaman

dilakukan sepenuhnya oleh kebijakan ketua koperasi.

Prosedur pinjaman modal usaha Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

melalui Unit Simpan pinjam (USP) dilakukan dengan empat prosedur yaitu

pendaftaran, survey, persetujuan, dan pencairan dana.

Anggota koperasi dan masyarakat nelayan Muara Angke yang ingin

melakukan pinjaman datang ke kantor koperasi untuk mendaftarkan diri dengan

mengisi formulir di lengkapi foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta Kartu

Keluarga (KK).22

Setelah itu, manajer koperasi melakukan survey ke rumah dan

tempat usaha orang yang mendaftarkan diri sebagai peminjam modal usaha. Hal

ini dilakukan untuk menghindari penipuan atau penyalahgunaan dana pinjaman

modal usaha.

Selanjutnya, manajer melaporkan hasil survey kepada ketua koperasi dan

rapat bersama untuk menghasilkan persetujuan dana pinjaman modal usaha yang

dibutuhkan. Setelah mendapat persetujuan dari ketua koperasi. Maka, barulah

proses pencarian dana modal usaha di berikan kepada anggota koperasi dan

masyarakat nelayan Muara Angke sebagai peminjam modal usaha. Pencarian dana

dilakukan terhitung dari 2 hari setelah mendaftarkan diri.

Proses Pinjaman modal usaha yang di berikan Unit Simpan pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dilakukan bertahap mulai dari Rp.

500.000,- sampai Rp.5.000.000,- dengan menggunakan jaminan barang berharga

22 Rahmat Purwanto , Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta: 20 April 2009.

Page 89: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

seperti BPKB motor, pas kapal dan lain-lain. Bunga yang di berikan sebesar 2 %

dari jumlah pinjaman. Masa waktu pengembalian pinjaman dilakukan selama 3-5

bulan. Angsuran dilakukan secara harian atau mingguan sesuai dengan besarnya

pinjaman.23 Jumlah pinjaman dapat meningkat apabila dalam proses simpanan

pengembalian pinjaman berjalan dengan baik.

Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta adalah anggota koperasi dan masyarakat nelayan Muara Angke.

Segmentasi proses nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) dibagi berdasarkan

kelompok pinjaman, tempo pengembalian, dan angsuran. Dalam kelompok

pinjaman terbagi kedalam dua golongan pinjaman yaitu kelompok pinjaman

Rp.500.000-Rp.2.500.000, dan kelompok pinjaman Rp.2.500.000-Rp.5.000.000.

Berdasarkan tempo pengembalian dapat dilihat dengan hitungan 3 bulan, 4 bulan,

dan 5 bulan. Sedangkan segmentasi proses nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan angsuran dapat dilihat

dari angsuran harian dan mingguan. Berikut tabel segmentasi proses nasabah Unit

Simpan Pinjam (USP) dibagi berdasarkan kelompok pinjaman, tempo

pengembalian, dan angsuran harian serta mingguan dalam bentuk persentase.

Tabel 12

Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan pinjaman

Kelompok Pinjaman Persentase

Rp.500.000-Rp.2.500.000 80 %

Rp.2.500.000-Rp.5.000.000 20 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

23

Hj. Babay Chaps, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta: 16 Juni 2009.

Page 90: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Pada tabel ditunjukan bahwa nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang melakukan pinjaman kebanyakan adalah

pada kelompok pinjaman Rp.500.000-Rp.2.500.000 dengan persentase sebesar

80% sedangkan terdapat jumlah yang sedikit kelompok pinjaman Rp.2.500.000-

Rp.5.000.000 mencapai 20%. Hal ini jelas sekali bahwa Unit Simpan Pinjam

(USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memberikan dana pinjaman

modal usaha kepada nasabah dengan jasa keuangan mikro.

Tabel 13

Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tempo pengembalian

Tempo Pengembalian Persentase

3 Bulan 20 %

4 Bulan 20 %

5 Bulan 60 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Dari data tabel, ternyata tempo pengembalian 5 bulan lebih banyak

dilakukan oleh nasabah Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta dengan persentase sebesar 60% sedangkan terdapat jumlah yang sama

antara tempo pengembalian 3 bulan dengan tempo pengembalian 4 bulan yang

mencapai 20%. Ini membuktikan bahwa mayoritas nasabah Unit Simpan Pinjam

(USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta ditinjau dari tempo

pengembalian adalah pengembalian berkala lambat. Artinya, tempo pengembalian

tersebut mempunyai masa waktu yang disesuaikan dengan kemampuan nasabah

mengembalikan modal pinjaman.

Page 91: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Tabel 14 Segmentasi Nasabah Unit Simpan Pinjam (USP)

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan Angsuran

Angsuran Persentase

Harian 70 %

Mingguan 30 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan angsuran, persentase angsuran harian menempati porsi

terbanyak dibanding dengan angsuran mingguan. Dengan begitu nasabah Unit

Simpan Pinjam (USP) Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta kebanyakan

melakukan angsuran harian karena di nilai lebih mudah untuk mengembalikan

dana pinjaman. Ketimbang nasabah angsuran mingguan yang melakukan

akumulasi untuk mengembalikan pinjaman.

c) Hasil

Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam melakukan

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke melalui program kerja

bidang permodalan Unit Simpan Pinjam (USP) memberikan kontribusi positif

terhadap peningkatan kegiatan usaha ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke.

Selain itu, perannya juga untuk mengurangi masyarakat nelayan Muara Angke

meminjam modal usaha kepada rentenir dan mengatasi keterbatasan mengakses

Page 92: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

modal usaha ke lembaga perbankan karena sejumlah persyaratan teknis yang tidak

bisa dipenuhi.

Hasil program kerja bidang permodalan melalui Unit Simpan Pinjam

(USP) membantu masyarakat nelayan Muara Angke dalam memperluas akses

terhadap sumber-sumber keuangan alternatif. Kemudahan akses yang di berikan

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta pada masyarakat nelayan kecil di

Muara Angke yang skala usahanya tergolong usaha mikro merupakan pilihan

strategis dan pilar bagi upaya memberdayakan masyarakat nelayan Muara Angke

secara ekonomis.

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dapat memahami kesulitan-

kesulitan sosial ekonomi dan memberikan kemudahan pinjaman kredit sesuai

dengan karakteristik masyarakat nelayan Muara Angke. Masyarakat nelayan

Muara Angke berharap strategi dalam bidang permodalan terus ditingkatkan dan

kehadiran program kerja Unit Simpan Pinjam (USP) dapat terus berkembang.24

4. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara melalui Program Kerja Bidang Sekretariat.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia peranan adalah bagian dari tugas utama

yang harus dilaksanakan.25

Program kerja bidang sekretariat memiliki tugas utama

yaitu melaksanakan oprasional Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta baik

melalui kegiatan menjaga, melayani, dan menjalankan kebutuhan organisasi.

24

Santawi, Anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta: 16

Juni 2009. 25

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Edisi ke II, h.667.

Page 93: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Fungsi dan peran koperasi dalam rangka pembangunan ekonomi adalah

koperasi berperan serta secara aktif dalam menciptakan atau membuka lapangan

kerja baru.25 Peran inilah yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta dalam pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke melalui

program kerja bidang sekretariat yaitu menciptakan lapangan pekerjaan untuk

menjadi karyawan dengan mengelola unit usaha di koperasi.

Salah satu bidang dalam pengembangan ekonomi masyarakat yaitu dengan

Aset Sosial (Social Asset) berkaitan pada pengembangan jaringan sosial. Hal ini

dapat melalui dukungan material, emosional, dan informasi dari teman atau

keluarga.26

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta melakukan perekrutan

karyawan melalui informasi dari anggota dan masyarakat. Karyawan yang

diangkat pengurus Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di prioritaskan

untuk masyarakat yang bertempat tinggal di Muara Angke. Hal ini dilakukan

untuk memberdayakan potensi dan kemampuan masyarakat nelayan di Muara

Angke.

Langkah dalam penerimaan karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta yaitu calon karyawan mengajukan surat lamaran pekerjaan di sertai

dengan biodata, ijazah pendidikan, dan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Setelah hal itu selesai, pengurus merapatkan dan menganalisa dengan seksama

tentang persyaratan calon karyawan yang dibutuhkan untuk jenis pekejaan yang

dimaksud.

25

http://sidoarjo. Sytes.net/sidoarjokab/sub/dinkop/00-tentang_koperasi di akses pada tanggal 23

Mei 2009. 26

Michael Sheraden, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif baru usaha pengentasan kemiskinan,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2006). h.20

Page 94: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta adalah masyarakat

nelayan Muara Angke. Segmentasi karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta dibagi berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Dalam kelompok usia terbagi kedalam tiga golongan usia yaitu kelompok usia 23-

35 tahun, kelompok usia 35-47 tahun, dan kelompok di atas 47 tahun. Berdasarkan

jenis kelamin, sudah jelas karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

dapat di lihat antara pria dan wanita. Sedangkan segmentasi karyawan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dari berdasarkan tingkat pendidikan bisa dilihat

dari lulusan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Berikut tabel segmentasi

karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dibagi berdasarkan

kelompok usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Tabel 15

Segmentasi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan usia

Kelompok Usia Persentase

23-35 tahun 60 %

35-47 tahun 30 %

47 tahun ke atas 10 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Pada tabel ditunjukan bahwa karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta kebanyakan adalah kelompok usia 23-35 tahun dengan persentase

sebesar 60% sedangkan kelompok usia 35-47 tahun dengan 30% dan kelompok

usia 47 tahun ke atas paling sedikit jumlahnya mencapai 10%. Ini membuktikan

bahwa mayoritas karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

merupakan usia produktif. Pada usia tersebut, karyawan banyak membuahkan

Page 95: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

hasil untuk kemajuan koperasi. Artinya, memang sasaran karyawan Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta adalah masyarakat produktif Muara Angke.

Tabel 16

Segmentasi Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Persentase

Pria 70 %

Wanita 30 %

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Berdasarkan jenis kelamin, ternyata persentase karyawan pria menempati

porsi terbanyak dibanding dengan karyawan wanita. Porsi untuk karyawan pria

sebesar 70% sedangkan karyawan wanita mencapai 30%. Hal ini jelas sekali

karena Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta membutuhkan karyawan pria

untuk bekerja di luar kantor mengelola usaha Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Sedangkan karyawan wanita bekerja di dalam kantor sebagai staff kantor

mengelola pembukuan, tata usaha dan Unit Simpan Pinjam (USP).

Tabel 17 Segmentasi Karyawan

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Persentase

SLTP 10 %

SLTA 60 %

Perguruan Tinggi 30 %

Sumber: Laporan pengurus pada RAT ke-34 Tahun Buku 2008

Page 96: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Kebanyakan Karyawan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta adalah

lulusan SLTA. Dalam merekrut karyawan tingkat pendidikan tidak menjadi

prioritas penilaian utama yang penting memiliki sifat jujur, produktif, penuh

dedikasi untuk bekerja dan bertempat tinggal di Muara Angke. Hal ini di

karenakan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta mengangkat karyawan

untuk melakukan pemberdayaan ekonomi dan upaya menciptakan lapangan

pekerjaan dalam mengurangi jumlah pengangguran di masyarakat nelayan Muara

Angke.

5. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

Utara melalui Kesejahteraan Sosial.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian terutama pasal 3 tentang tujuan koperasi yaitu, koperasi bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945.27

Salah satu indikator kesejahteraan sosial khususnya anggota dapat dilihat

dari jumlah pendapatan dan kemampuan ketrampilan yang diperoleh setelah

menjadi anggota koperasi. Maka, dengan itu penulis melakukan survey terhadap

kesejahteraan anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dengan

27

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah,Teori dan Praktek, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2004), h.35.

Page 97: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

melakukan wawancara kepada 11 anggota koperasi. Berikut hasil survey penulis

tentang kesejahteraan sosial khususnya anggota.

Segmen pengambilan sample dilakukan kepada anggota Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang bermukim di Muara Angke. Segmentasi

sample demografis dibagi berdasarkan kelompok usia, pekerjaan, jumlah anak,

dan tingkat pendidikan. Dalam kelompok usia terbagi kedalam tiga golongan usia

yaitu kelompok usia 36-45 tahun, kelompok usia 45-54 tahun, dan kelompok di

atas 54 tahun. Kelompok pekerjaan terbagi kedalam dua pekerjaan yaitu nelayan

dan pedagang. Berdasarkan jumlah anak dapat dilihat dengan jumlah anak 1-2, 2-

4, dan 4 anak ke atas. Sedangkan gambaran demografis berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat dari lulusan SD, SMP dan SLA. Berikut tabel segmentasi

demografis sample berdasarkan kelompok usia, pekerjaan, jumlah anak, dan

pendidikan dalam bentuk persentase.

Tabel 18

Segmentasi sampel demografis berdasarkan usia

Kelompok Usia Persentase

36-45 tahun 50 %

45-54 tahun 30 %

54 tahun ke atas 20 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Pada tabel ditunjukan bahwa sample demografis berdasarkan usia

kebanyakan adalah kelompok usia 36-45 tahun dengan persentase sebesar 50%

sedangkan kelompok usia 45-54 tahun dengan 30% dan kelompok usia 54 tahun

ke atas paling sedikit jumlahnya mencapai 20%. Ini membuktikan bahwa

Page 98: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

mayoritas penduduk yang menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta merupakan usia tua yang sudah puluhan tahun tinggal di Muara Angke.

Tabel 19

Segmentasi sampel demografis berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Persentase

Nelayan 70 %

Pedagang 30 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan pekerjaan, persentase nelayan menempati porsi terbanyak

dibanding dengan pedagang. Dengan begitu dari sample demografis berdasarkan

pekerjaan kebanyakan adalah nelayan. Pada umumnya penduduk kawasan Muara

Angke yang menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI bekerja sebagai

nelayan. Rata-rata mereka penduduk rantau yang datang berasal dari etnis Minang

Kabau, Bugis, dan Jawa untuk mencari penghidupan.

Tabel 20

Segmentasi sampel demografis berdasarkan berdasarkan jumlah anak

Jumlah Anak Persentase

1-2 Anak 20 %

2-4 Anak 30 %

4-6 Anak 50 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Dari data tabel, ternyata sampel demografis berdasarkan jumlah anak

kebanyakan mempunyai jumlah 4-6 anak dengan persentase sebesar 50%

sedangkan terdapat jumlah 2-4 anak 30% dan 1-2 anak sedikit jumlahnya dengan

persentase 20%. Hal ini membuktikan bahwa penduduk Muara Angke di dalam

keluarga memiliki banyak jumlah anak.

Page 99: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Tabel 21

Segmentasi sampel demografis berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Persentase

SD 40 %

SMP 30 %

SMA 30 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sample demografis berdasarkan

tingkat pendidikan kebanyakan adalah Sekolah Dasar (SD) dengan persentase

40%. Sedangkan terdapat jumlah yang sama antara tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mencapai

30%. Hal ini bila ditinjau dari tingkat pendidikan, penduduk Muara Angke yang

bergabung menjadi anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta memiliki

tingkat pendidikan yang masih rendah.

Survey dilakukan kepada anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta yang bermukim di Muara Angke. Segmentasi kesejahteraan dari hasil

survey dibagi berdasarkan pendidikan, modal, dan penghasilan. Dalam pendidikan

terbagi dua yaitu mengikuti pendidikan dan tidak mengikuti pendidikan.

Berdasarkan modal yaitu mendapat pinjaman sebesar Rp.500.000-Rp.2.500.000

dan Rp.2.500.000-Rp.5.000.000. Sedangkan kesejahteraan berdasarkan

Page 100: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

penghasilan dapat dilihat dari penghasilan naik, turun, dan tidak berubah. Berikut

tabel segmentasi kesejahteraan berdasarkan pendidikan, modal, dan penghasilan

dalam bentuk persentase.

Tabel 22

Segmentasi kesejahteraan berdasarkan mengikuti pendidikan

Mengikuti Pendidikan Persentase

Ya 60 %

Tidak 40 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan pendidikan, persentase anggota yang mengikuti pendidikan

menempati porsi terbanyak dibanding dengan yang tidak. Dengan begitu dari hasil

survey berdasarkan pendidikan kebanyakan adalah mengikuti. Dari hasil survey

anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang mengikuti pendidikan

memiliki kemampuan ketrampilan dalam mengembangkan usaha sehingga

penghasilannya bertambah. Sedangkan anggota yang tidak mengikuti pelatihan

penghasilannya tidak berubah.

Tabel 23

Segmentasi kesejahteraan berdasarkan pinjaman modal

Pinjaman Persentase

Rp.500.000-Rp.2.500.000 70 %

Rp.2.500.000-Rp.5.000.000 30 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Pada tabel ditunjukan bahwa anggota Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI

Jakarta yang mendapat modal pinjaman kebanyakan adalah pinjaman Rp.500.000-

Rp.2.500.000 dengan persentase sebesar 70 % sedangkan terdapat jumlah yang

sedikit kelompok pinjaman Rp.2.500.000-Rp.5.000.000 mencapai 30%. Dari hasil

Page 101: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

survey semua anggota mendapat modal pinjaman. Para anggota menggunakan

modal pinjaman untuk menambah modal usaha atau membuka usaha sampingan.

Tabel 24

Segmentasi kesejahteraan berdasarkan penghasilan

Penghasilan Persentase

Naik 50 %

Turun 20 %

Tidak Berubah 30 %

Sumber: Hasil Wawancara Pribadi

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kesejateraan anggota Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta berdasarkan penghasilan naik dengan persentase

sebesar 50% ketimbang penghasilan turun 20% dan penghasilan tidak berubah

mencapai 30 %. Hal ini bila ditinjau berdasarkan penghasilan, anggota Koperasi

Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta setelah bergabung taraf penghasilannya

meningkat. Maka dengan itu, Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta

memberikan indikasi adanya peningkatan kesejahteraan dari sebagian anggota

koperasi. Namun, masih ada persoalan karena ada sebagian kecil pendapatannya

turun dan sebagian lagi tetap.

BAB V

PENUTUP

Page 102: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

A. Kesimpulan

1. Keberadaan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di Muara Angke

berperan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi nelayan

secara bersama. Kehadiran Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan Muara Angke berfungsi sebagai

perangkat penunjang yang dapat memperkokoh kondisi sosial ekonomi dan

dinamika kehidupan masyarakat nelayan.

2. Peranan yang dilakukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam

pengembangan ekonomi masyarakat nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara

adalah meningkatkan ekonomi masyarakat melalui usaha perikanan dengan

mengupayakan agar anggota pada khususnya dan nelayan umumnya dapat

memanfaatkan pelayanan yang di berikan koperasi melalui program kerja yang

dilaksanakan yaitu bidang organisasi dan manajemen, bidang usaha, bidang

permodalan, bidang sekretariat serta kesejahteraan sosial. Dengan demikian,

Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam pengembangan ekonomi

masyarakat nelayan Muara Angke melalui program kerja yang telah dilaksanakan

memiliki indikasi untuk berperan dalam memajukan kesejahteraan anggota.

Meskipun, masih ada beberapa hal yang belum tercapai, maka kinerja koperasi

perlu di tingkatkan agar masyarakat nelayan Muara Angke mencapai taraf

ekomomi yang lebih baik.

B. Saran

1. Program kerja Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta yang telah ada

dikelola dengan lebih giat lagi dan membuka usaha baru yang bermanfaat bagi

anggota dan nelayan terutama dalam pendidikan serta pelatihan anggota.

Page 103: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

2. Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam kegiatan Pendidikan dan

pelatihan di bidang perkoperasian dan perikanan bagi anggota dan nelayan perlu

dilaksanakan secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan

wawasan anggota serta nelayan tentang dunia usaha koperasi dan perikanan

sehingga dapat meningkatkan produksinya di dalam menagkap, mengelola dan

memasarkan ikan serta dapat memotivasi dalam berkoperasi.

3. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta lebih ditingkatkan lagi

sebagai lembaga yang melayani kebutuhan dalam upaya meningkatkan usaha serta

pendapatan anggota dan nelayan agar dapat memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan nelayan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Safei, Agus dan Machendrawaty, Nanih. Pengembangan Masyarakat

Islam dari Ideolodi, Strategi sampai Tradisi. Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 2001).

Page 104: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Anoraga, Panji dan Sudantoko, Djoko. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha

Kecil Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Bariadi, Lili. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005.

Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Laporan Forum Sosial Ekonomi

Kelautan dan Perikanan. Jakarta: Departemen kelautan dan Perikanan,

2003.

Dewan Koperasi Indonesia, Koperasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Kecil

dan Mikro. Jakarta: DEKOPIN, 2002.

Syafril dan Djasni, EKONOMI 2 Untuk SMU Kelas 2, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000.

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian

Sosial, Jakarta: FISIP UI, 2001.

Firdaus, Muhammad dan Edhi Susanto, Agus. Perkoperasian Sejarah, Teori dan

Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

FISIP UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial.

Hadi, Sutrisno. Metodelogi Reseac. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

Herawandi, Endih. Lembaga Keuangan Masyarakat Pantai. Jakarta: Co-Fish

Project, Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004.

Iljas, Achjar. Reformasi Sistem Pembiayaan Usaha Kecil. Jakarta: Global Mahardhika Publication, 2004.

Iriawan, Elly. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Universitas terbuka, 1995.

J Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991.

Kartasapoetra, G. dkk. Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Kusnadi, Akar Kemiskinan Nelayan.Yogyakarta: LKiS, 2003.

Kusnadi, Nelayan: Strategi Adaptasi dan jaringan Sosial. Bandung: Humaniora

Utama Press, 2000.

Kusnadi, Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKiS, 2007.

Mangundjojo, R. Soediro. Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan, 1973.

Page 105: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Mubyanto dkk, Nelayan dan Kemiskinan Studi Ekonomi Antropologi di Dua desa

Pantai. Jakarta: CV, Rajawali, 1984.

Mulyana, Deddy, Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya,

2003.

Nasir D, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.

Nikijuluw, Victor P.H.. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta:

P3R, 2002.

Pengelolaan Jabatan berdasarkan Internasional Standart Classification Of

Occupations. Jakarta: Departemen Perburuhan Republik Indonesia, 1963.

Rudito, Bambang. Akses Peran Serta Masyarakat: Lebih Jauh Memahami

Community Development. Jakarta: ICDS, 2003.

Saleh, Soetrisno. Buku II Ekonomi Perikanan Teori dan Penerapannya Dalam

Perusahaan Niaga. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perikanan, 1984.

Sekretariat Bina Desa, Merintis Kemandirian Ekonomi Masyarakat : Konsep dan

Pengalaman. Jakarta: Bina Desa, 1997.

Sheraden, Michael. Aset Untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha

Pengentasan Kemiskinan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

Sudradjat, Ahmad. Glosarium Kelautan dan Perikanan, Jakarta: Badan Riset

Kelautan dan Perikanan, 2006.

Suharto, Edi. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi.

Jakarta: Balitbang-Depsos, 2004).

Suharto, Edi. Metodelogi Pengembangan Masyarakat: Jurnal Comdev, Jakarta:

BEMJ-PMI, 2004.

Sukriyanto, Pengembangan Masyarakat Islam: Agama, Sosial, Ekonomi, Budaya,

Jurnal Comdev. Yogyakarta: Elang Press, 2003.

Sumodiningrat, Gunawan. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1998.

Sumodiningrat, Gunawan. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan

Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1996.

Wibowo, Rimun. Makalah Seminar BEM-J PMI: Pengembangan Masyarakat

Islam antara Peluang dan Tantangan, Periode 2003-2004.

Page 106: PERANAN KOPERASI PERIKANAN MINA JAYA DKI JAKARTA …

Internet:

http://google.com/ kelemahan nelayan, di akses pada tanggal 7 Juni 2009.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan. di akses pada tanggal 18 Maret 2009.