Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan...

3
Sosiobudaya, Pengasuhan, dan Kualitas Anak | Peranan Breastfeeding dalam Perkemban Copyright Alfiasari [email protected] http://alfiasari.staff.ipb.ac.id/2012/03/12/peranan-breastfeeding-dalam-perkembangan-sosial-dan-e mosional-bayi/ Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional Bayi Hubungan yang dibangun antara ibu dengan bayinya melibatkan sebuah proses adaptasi kompleks yang saling menguntungkan, bukan hanya sebuah hubungan langsung yang sederhana. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Osofsky dan Connors pada awal dekade 80-an, dengan memisahkan ibu dari bayinya menunjukkan bahwa tidak adanya salah satu dari mereka berdua telah mempengaruhi keberadaan yang lain. Pengaruh ibu terhadap bayinya dan sebaliknya terjadi melalui proses timbal balik yang sangat kompleks dan dari waktu ke waktu menjadi sangat kuat. Selama beberapa tahun sebelum dekade 80-an, diyakini bahwa hubungan orang tua dengan anaknya dikarektiristikkan dalam koridor “orang tua mempengaruhi anaknya” dengan asumsi pengaruh yang ditimbulkannya merupakan pengaruh langsung yang beragam. Namun, dari penelitian terungkap bahwa hubungan yang dibangun antara orang tua dengan anaknya adalah hubungan timbal balik dan sangat kompleks. Jika harapan orang tua ditemukan dengan harapan bayinya dan jika orang tua mampu memenuhi kebutuhan bayinya maka perkembangan bayi pun akan optimal (Osofsky, 1979). Seorang bayi lahir telah dilengkapi dengan mekanisme perilaku yang dikenal sebagai refleks, dan selanjutnya bayi akan belajar melalui tahap pertumbuhannya dan pengalaman yang diperolehnya. Oleh karenanya, bayi membutuhkan beragam stimulasi untuk memicu perkembangannya. Tanpa lingkungan yang memunkinkan bayi mengeksplorasi segala sesuatu yang ingin dilakukannya akan sulit bagi bayi untuk berkembang. Sehingga, trust yang merupakan dasar tahapan perkembangan pisokosial tidak akan terbentuk pada tahapan masa bayi. Teori psikoanalitik menekankan bahwa bayi membutuhkan stimulasi yang terprediksi dan nyaman untuk merangsang perkembangannya. Bayi hendaknya diperlakukan dengan stimuli-stimuli yang rutin, stimuli-stimuli yang muncul pada waktu yang tepat ketika bayi membutuhkan, serta dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (Santrock, 1983). Salah satu stimuli yang dapat memenuhi kebutuhan dasar bayi, dapat diberikan secara rutin, dan tepat waktu sesuai yang dibutuhkan bayi adalah saat-saat ibu menyusui bayinya. Kedekatan fisik yang terbangun ketika seorang ibu menyusui bayinya menghasilkan kepercayaan bagi bayi bahwa dia terlindungi. Kedekatan emosional tentu saja menjadi manfaat pemberian ASI yang tidak dapat diperoleh dari pemberian susu/ makanan formula. Aktifitas menyusui page 1 / 3

Transcript of Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan...

Page 1: Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional Bayi Hubungan

Sosiobudaya, Pengasuhan, dan Kualitas Anak | Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional BayiCopyright Alfiasari [email protected]://alfiasari.staff.ipb.ac.id/2012/03/12/peranan-breastfeeding-dalam-perkembangan-sosial-dan-emosional-bayi/

Peranan Breastfeeding dalam PerkembanganSosial dan Emosional Bayi

Hubungan yang dibangun antara ibu dengan bayinya melibatkan sebuah prosesadaptasi kompleks yang saling menguntungkan, bukan hanya sebuah hubunganlangsung yang sederhana. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Osofsky danConnors pada awal dekade 80-an, dengan memisahkan ibu dari bayinyamenunjukkan bahwa tidak adanya salah satu dari mereka berdua telahmempengaruhi keberadaan yang lain. Pengaruh ibu terhadap bayinya dansebaliknya terjadi melalui proses timbal balik yang sangat kompleks dan dari waktuke waktu menjadi sangat kuat. Selama beberapa tahun sebelum dekade 80-an,diyakini bahwa hubungan orang tua dengan anaknya dikarektiristikkan dalamkoridor “orang tua mempengaruhi anaknya” dengan asumsi pengaruh yangditimbulkannya merupakan pengaruh langsung yang beragam. Namun, daripenelitian terungkap bahwa hubungan yang dibangun antara orang tua dengananaknya adalah hubungan timbal balik dan sangat kompleks. Jika harapan orangtua ditemukan dengan harapan bayinya dan jika orang tua mampu memenuhikebutuhan bayinya maka perkembangan bayi pun akan optimal (Osofsky, 1979).

Seorang bayi lahir telah dilengkapi dengan mekanisme perilaku yang dikenalsebagai refleks, dan selanjutnya bayi akan belajar melalui tahap pertumbuhannyadan pengalaman yang diperolehnya. Oleh karenanya, bayi membutuhkan beragamstimulasi untuk memicu perkembangannya. Tanpa lingkungan yang memunkinkanbayi mengeksplorasi segala sesuatu yang ingin dilakukannya akan sulit bagi bayiuntuk berkembang. Sehingga, trust yang merupakan dasar tahapan perkembanganpisokosial tidak akan terbentuk pada tahapan masa bayi. Teori psikoanalitikmenekankan bahwa bayi membutuhkan stimulasi yang terprediksi dan nyamanuntuk merangsang perkembangannya. Bayi hendaknya diperlakukan denganstimuli-stimuli yang rutin, stimuli-stimuli yang muncul pada waktu yang tepat ketikabayi membutuhkan, serta dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (Santrock, 1983).

Salah satu stimuli yang dapat memenuhi kebutuhan dasar bayi, dapat diberikansecara rutin, dan tepat waktu sesuai yang dibutuhkan bayi adalah saat-saat ibumenyusui bayinya. Kedekatan fisik yang terbangun ketika seorang ibu menyusuibayinya menghasilkan kepercayaan bagi bayi bahwa dia terlindungi.

Kedekatan emosional tentu saja menjadi manfaat pemberian ASI yang tidak dapatdiperoleh dari pemberian susu/ makanan formula. Aktifitas menyusui

page 1 / 3

Page 2: Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional Bayi Hubungan

Sosiobudaya, Pengasuhan, dan Kualitas Anak | Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional BayiCopyright Alfiasari [email protected]://alfiasari.staff.ipb.ac.id/2012/03/12/peranan-breastfeeding-dalam-perkembangan-sosial-dan-emosional-bayi/

memungkinkan ibu memberikan kenyamanan kepada bayi yang pada awalnyaberada di dalam rahim yang gelap dan tenang, kemudian lahir merasakan adanyacahaya, mendengar suara-suara bising, dan merasakan bau-bau baru. Perubahan intentu saja membuat bayi membutuhkan kehadiran seseorang untuk membantunyamengenal segala hal baru yang didapatinya. Aktifitas menyusui menjaminkehadiran fisik sang ibu untuk melindungi sang buah hati. Dengan cara memegangsecara aman dan nyaman, membuat bayi merasa terlindungi dari perubahan yangdialaminya dari pra kelahiran ke pasca kelahiran. Selain itu, tatapan kasih sayangyang diberikan sang Ibu akan membantu bayi mengenal rasanya kasih sayang danrasanya diperhatikan. Bayi akan merasa bahwa ada orang yang selalu di dekatnyauntuk memberikan segala apa yang dia butuhkan ketika dia belajar menyesuaikandiri dengan dunia barunya. Keuntungan emosional ini juga tidak kalah berharganyadari keuntungan nutrisi yang disediakan oleh ASI. Kedekatan ketika menyusui akanmemegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak di masaselanjutnya (Nichol, 2005).

Bukan hanya bagi bayi, bagi ibu berbagai keuntungan emosional juga bisadidapatkan dari aktifitas menyusui ini. Banyak kaum ibu yang merasakan kepuasandan kebahagiaan dari penyatuan fisik dan emosional yang mereka alami dengananak mereka saat menyusui. Lepasnya hormon prolaktin dapat menghasilkan rasadamai sehingga Ibu bisa merasa santai dan fokus kepada bayinya. Selain ituhormon oksitosin ternyata dapat membangkitkan kasih sayang dan hubungan yangkuat antara ibu dan bayinya (Nichol, 2005).

Berawal dari hubungan fisik yang terbangun ternyata dapat menumbuhkan rasa trust yang tinggi bagi bayi. Kenyamanan, kedekatan, perasaan diperhatkan, dandicintai tanpa syarat diperoleh bayi ketika sang ibu dengan sabar dan penuhcintanya memberikan ASI nya kepada sang bayi. Bukan hanya kebutuhan laparyang terpenuhi, namun juga kebutuhan emosional bayi juga dapat terpenuhi. Lebihlanjut, rasa trust yang terbangun dari hubungan ini akan membantu bayi menjadiindividu yang berkembang dengan mudah di lingkungan sosialnya. Hubungantimbal balik pun terjadi. Rasa kasih sayang dan perhatian yang diperolehnya,tertanam dalam ingatannya dan akan menajdi model bagi dirinya dalam tahappertumbuhan dan perkembangan berikutnya. Ketika bersosialisasi di lingkunganyang lebih luas, anak akan mudah memberikan perhatian dan kasih sayang kepadalingkungan sekitarnya dan menumbuhkan rasa percaya pada lingkungansekitarnya. Aktifitas sederhana yang membuahkan hasil yang sangat besar danpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

Oleh karenanya, agar pelaksanaan breastfeeding dapat menjadi lebih optimal lagi

page 2 / 3

Page 3: Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan ...achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional Bayi Hubungan

Sosiobudaya, Pengasuhan, dan Kualitas Anak | Peranan Breastfeeding dalam Perkembangan Sosial dan Emosional BayiCopyright Alfiasari [email protected]://alfiasari.staff.ipb.ac.id/2012/03/12/peranan-breastfeeding-dalam-perkembangan-sosial-dan-emosional-bayi/

dalam membantu perkembangan sosial dan emosional bayi maka bukan hanya ibusaja yang perlu menyadari akan pentingnya menyusui. Suami, keluarga terdekat,dan bahkan pemerintah harus mampu memberikan kondisi yang kondusif sehinggaibu dapat menyusui bayinya dengan baik.  Aktifitas menyusui memang sederhana,namun perlu proses pembelajaran dan membutuhkan kesadaran bahwa hubunganyang dibangun bukan hanya hubungan fisik anata ibu dan anak. Oleh karenanyaaktifitas menyusui dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini :

- Mendasarinya dengan hubungan yang penuh kasih sayang- Ibu hendaknya senantiasa menunjukkan rasa bahagianya dengan tersenyum

atau tertawa- Menciptakan lingkungan fisik breastfeeding antara bayi dengan ibu maupun

lingkungan di sekitar ibu sebagai lingkungan yang dapat dipercaya untukmemberikan rasa nyaman bagi bayi

- Memahami dan merespon signal-siganal yang diberikan oleh bayi- Jangan terburu-buru dalam menyusui, nikmati setiap waktu yang dihabiskan

ibu bersama sang bayi- Kalaupun harus menggunakan pengasuh di luar orang tua, usahakan

pengasuhnya adalah tetap dan tidak berubah-ubah

(dikembangkan penulis dari tulisan Osofsky, 2004).

Sehingga aktifitas menyusui menjadi aktifitas yang menyenangkan bagi ibu danjuga sang bayi. Dengan kebahagiaan yang timbul diantara keduanya amak akandengan mudah mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional bayi secaraoptimal.

page 3 / 3