PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN...

166
PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PROVINSI DKI JAKARTA DALAM MERELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh : Sahril Sidik NIM: 105032201078 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Transcript of PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN...

Page 1: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN

JALAN PROVINSI DKI JAKARTA DALAM

MERELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI

TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN JAKARTA

TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

Sahril Sidik

NIM: 105032201078

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong
Page 3: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong
Page 4: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan orang lain (Plagiat), maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Oktober 2012

Sahril Sidik

Page 5: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

i

ABSTRAK

SYAHRIL SIDIK: Peran Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta Dalam Merelokasi Pedagang Kaki Lima Di Terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur

Banyaknya individu atau masyarakat yang terjun ke dunia kerja informal disebabkan pemerintah belum bisa menyediakan lapangan pekerjaan formal yang banyak untuk masyarakat, seta adanya mekanisasi di sektor modern (industri) sehingga membatasi dalam menyerap para pekerja. Hal tersebut berdampak terjunnya masyarakat ke dalam dunia kerja informal seperti pedagang kaki lima. Kegiatan perekonomian ini, bukan berarti masalah besar yang harus dihadapi oleh Negara Indonesia, bahkan dengan adanya dunia kerja Informal memberikan alternatif bagi individu atau masyarakat untuk mencari penghidupan, yang menjadi permasalahan adalah ketika pedagang kaki lima mengggunakan lahan umum untuk melakukan aktifitas perekonomiannya. Dengan adanya permasalahan ini perlu bagi pemerintah membuat kebijakan relokasi kepada pedagang kaki lima untuk mendapatkan tempat yang layak dan aman dalam melakukan aktifitasnya. Secara garis besar penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, penelitian ini ingin mengetahui gambaran mengenai peran pemerintah dalam menjalankan program relokasi terhadap pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur.

Metodologi yang digunakan peneliti adalah, kualitatif deskriptif, dengan pendekatan penelitian fenomenoligis. Lokasi penelitian di Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, dan terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Pengambilan data dan informasi dilakukan kantor kepala Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Subagian Tata usaha Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, dan kantor kepala terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur dalam kota dan antar kota, serta para dari para pedagang resmi yang menempati fasilitas penunjang terminal, dan pedagang liar yang berada di terminal tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan informan yang sudah ditentukan dalam melengkapi informasi tentang peran Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, yaitu: pegawai Subdinas Perhubungan yaitu, Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, kepengurusan terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur antar kota dan dalam kota, serta para pedagang resmi yang menempati fasilitas terminal, dan pedagang liar yang berada di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Dalam mendapatkan informasi dilakukan dengan metode wawancarara mendalam kepada informan. Dan dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu dengan mendatangi lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi tentang Peran Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam Merelokasi Pedagang Kaki Lima di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, serta

Page 6: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

ii

melakukan pengamatan lapangan (observasi) untuk menambah informasi dalam penulisan skripsi ini. Setelah mendapatkan data keseluruhan dari lapangan, penulis menganalisa data, kemudian diseleksi untuk diambil data yang khusus yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Kemudian penulis merumuskan kesimpulan data hasil penelitian Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, relokasi yang dilakukan oleh Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta yaitu mengalokasikan para pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan usahanya secara liar di lingkungan terminal ke tempat fasilitas penunjang terminal yang letak bangunannya terdapat di jalur keluar terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Selain itu, terdapat kebijakan sementara yang diberikan kepada pedagang kaki lima yang tidak memiliki tempat (tidak resmi atau liar) oleh pihak terminal, yaitu jam operasional, lokasi usaha, membayar retribusi untuk kebersihan, dan konsekuensi atau tindakan represif. Kata Kunci: Peran, Relokasi, dan Pedagang Kaki Lima.

Page 7: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai tugas akademik di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada hamba pilihan pembawa rahmat bagi sekalian alam,

dan sebagai hujjah bagi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, para sahabat serta umat manusia yang senantiasa berpegang teguh pada

Al- -Nya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa kehadiran skripsi ini di tengah-tengah anda,

mungkin bukanlah karya yang istimewa. Namun keberadaannya mungkin akan

menambah khazanah intelektual dan pemikiran kita, khususnya menyangkut Peran

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Dalam Merelokasi Pedagang Kaki Lima

Di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari banyak

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk

dukungan moril, maupun materil, kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih dan salam

hormat yang setinggi-tingginya kepada:

Page 8: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

iv

1. Bpk. Prof. Dr. Bachtiar Efendi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (FISIP).

2. Dr. Hendro Prasetyo, MA Ketua Jurusan Prodi Ilmu Sosial dan

Sosial.

3. Dosen Pembimbing Ibu. Cucu Nurhayati, M. Si yang senantiasa

ikhlas meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk selalu

memberikan arahan dan bimbingan demi kelancaran penulisan

skripsi ini.

4. Dosen penguji skripsi Bpk. A. Abrori, M.Si.

5. Dosen fakultas usuluddin dan filsafat, fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dangan tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang

diajarkan mereka dapat bermanfaat serta menjadi keberkahan

penulis dalam mengarungi kehidupan.

6. Pemimpin beserta staff perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat, yang yang tekah memfasilitasi penulis dangan

berbagai referensi dan literatur.

7. Pengurus UPT AJ PROV. DKI Jakarta, yang telah membantu

penulis dalam memberikan fasilitas, data dan Informasinya.

8. Pengurus Terminal Kp. Rambutan Jakarta Timur, Bapak H. M.

Hatta (Kepala Terminal Dalam Kota), Ibu. Cristine (Staff Tata

Page 9: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

v

Usaha Terminal Antar Kota), Bpk. Sardi (anggota Regu I Terminal

Dalam Kota), dan Bpk. Kayat Koordinator Pedagang Kaki Lima

yang telah membantu penulis dalam memberikan fasilitas, data dan

Informasinya.

9. Keluarga tercinta, dengan rasa hormat skripsi ini kupersembahkan

khusus untuk kedua orang tuaku dan kasih sayang penulis yang

selalu akan tercurahkan untuk kedua orang tuaku sampai kapanpun,

Mamahku A. Nurhayati M. Muhammad yang tak

pernah letih mencutahkan doanya, dan kasih sayangnya untuk

anak-anaknya.

10. Untuk teman seperjuangan, Ahmad Syukri The Blues , Nurchasan

The Reds terimakasih - dan

telah mendengarkan keluh kesah penulis.

11. Keluarga besar Sosiologi angkatan 2005, Suryana, Ade Ferdiawan,

Erros, Jambrong, Alfan, Jajang, April Lani, Zakiyah, Sri, dan

semua yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu, dengan tanpa

mengurangi arti persahabatan kita selama ini.

12. Spesial thanks for The Gunner yang telah baik hati

membantu mengerjakan penulisan skripsi, keluarga besar asrama

IKBAL, dan keluarga besar komunitas BIANCOCELESTI.

Jakarta, 8 Oktober 2012

Sahril Sidik

Page 10: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A.

B. Rumusan Permasalahan ........................................................................... 10

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ..

E. Literatur Review

F. Kerangka Konseptual

G. Metodologi Penelitian

H. Sistematika Penulisan

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pengertian Peran .......... 24

B. Relokasi

1. Pengertian Relokasi

2. Jenis-

3. Bentuk-bentuk Relokasi .................................................................... 28

4. Strategi Relokasi . .. 29

Page 11: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

vii

C. Pedagang Kaki Lima

1. Definisi Pedagang Kaki Lima ........................................................... 30

2. Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima ........................................................... 32

3. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima ....

4. Bentuk Sarana Pedagang Kaki Lima

D. Teori

1. Teori Fungsional Struktural

a. Teori Fungsional Struktural Talcott Parsons ... 35

b. Teori Struktural Fungsional Robert K. Merton ....................... 37

2.

E. Resistensi Sektor Informal

1. Pengertian Resistensi Sektor Informal ..........,..................................... 43

2. Bentuk-bentuk Resistensi Sektor Informal ......................................... 44

3. Strategi Resistensi Sektor Informal ..................................................... 46

4. Faktor-faktor Resistensi Sektor Informal ............................................ 47

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT PENGELOLA ANGKUTAN JALAN

PROVINSI DKI JAKARTA, TERMINAL KP. RAMBUTAN, DAN

PEDAGANG KAKI LIMA TERMINAL KP. RAMBUTAN

JAKARTA TIMUR

A. Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta

1. Sejarah Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta

............................................................................................................ 48

2. Visi dan Misi Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

..................................................................................... 49

Page 12: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

viii

3. Struktur Organisasi dan Tugas-tugas Kepengurusan Unit Pengelola

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta ............................................... 50

4. Kedudukan, Fungsi dan Peran Unit Pengelola Terminal Angkutan

B. Hubungan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dengan

Terminal .................................................................................................. 54

C. Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur

1. Sejarah Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur

2. Letak Demografi dan Geografis Terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur

3.

4. Struktur Organisasi Kepengurusan Terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur ..................................................................................... 58

5. Tugas-Tugas Kepengurusan Terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur ................................................................................................. 60

D. Kebijakan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Dki Jakarta

dalam menangani pedagang kai lima di terminal Kampung rambutan

Jakarta timur

E. Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima Di Terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur .......................................................................................... 63

Page 13: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

ix

BAB IV PERAN UNITPENGELOLA ANGKUTAN JALAN PROVINSI

DKI JAKARTA DALAM MERELOKASI PEDAGANG KAKI

LIMA DI TERMINAL KP. RAMBUTAN JAKARTA TIMUR

A. Peran dan Kebijakan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta Di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur 74

B. Faktor Penghambat Relokasi Pedagang Kaki Lima di Terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur 94

C. Respon Pedagang Terhadap Kebijakan-Kebijakan Terhadap Kebijakan-

Kebijakan Relokasi ... 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... x

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota-kota besar di Indonesia telah ditetapkan menjadi pusat

pembangunan wilayah dan pusat dari bermacam aspek kehidupan Negara.1

Sehingga, hampir semua jenis pembangunan yang dapat meningkatkan taraf

kehidupan menjadi lebih baik terdapat di perkotaan. Sebaliknya dengan

daerah pedesaan, masih banyak tertinggal baik dari budaya (Ilmu

Pengetahuan), sosial dan ekonomi.2 Hal ini dikarenakan belum

terealisasinya pembangunan terpadu yang dapat mengimbangi kontribusi

pedesaan (Interaksi Sehat) sebagai pemasok pangan bagi perkotaan, serta

dapat saling melengkapi atau menguntungkan antara desa dan kota.3

Pemerintah telah banyak berupaya melakukan pemerataan

kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan diantaranya dengan mekanisasi dan

pembangunan (Modernisasi) di sektor agraris (Pertanian), supaya produksi

pangan menjadi meningkat. Mekanisasi menimbulkan dampak positif bagi

pertanian, yaitu mendorong masryarakat memakai alat-alat modern seperti

traktor, mesin penggiling padi, dan alat modern lainnya, yang dapat

membantu masyarakat khususnya yang memiliki lahan pertanian (tuan

tanah) dalam memproduksi hasil pertanian secara cepat. Namun di sisi lain

berdampak negatif, karena pengurangan tenaga kerja atau kesempatan kerja

1 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan (Jakarta : Erlangga, 2003), hal: 122-123 2 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, hal: 113 3 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, hal: 114-115

Page 15: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

2

bagi para buruh tani. Dalam pembangunan, pemerintah memperluas

jaringan perdagangan dengan memperluas prasarana jalan di daerah-daerah

terpencil.4 Hal ini berdampak pada banyak lahan pertanian menjadi

berkurang dan para petani kehilangan mata pencaharian.

Dengan kondisi pedesaan yang kurang menjamin dalam memenuhi

kebutuhan hidup, sehingga mendorong penduduk pedesaan untuk mencari

dan mendatangi kota dengan harapan bahwa di kota akan merubah nasibnya

menjadi lebih baik, hal ini merupakan proses terjadinya urbanisasi dan

menjadikan perkotaan sebagai Urban Center. Menurut Country Programe

Document tahun 2025 diperkirakan 65 persen dari penduduk Indonesia

5

Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong individu

melakukan urbanisasi yaitu, faktor penarik (Pull Factor) dan pendorong

(Push Factor). Menurut B. N. Marbun, ada beberapa faktor yang menarik

masyarakat pindah dari desa ke kota, yaitu: Satu, untuk melanjutkan

pendidikan. Ini terjadi karena di desa tidak ada lagi link atau tujuan untuk

melanjutkan sekolah, karena kualitas sekolah di desa dianggap kurang baik.

Dua, terpengaruh cerita dari orang-orang yang kembali ke desa, bahwa

hidup di kota mudah untuk cari pekerjaan atau usaha kecil-kecilan. Tiga,

tingkat upah di kota lebih tinggi dari pada di pedesaan. Empat, keamanan di

kota lebih terjamin. Lima, adat atau agama lebih longgar. Selanjutnya,

4 Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pembangunan (Jakarta: PT. Etasa Dinamika, 1985), h: 18-21 5Berita Jakarta, Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Provinsi DKI Jakarta ,

Team Mirah Sakethi: 2010, h: 6. Diakses pada tanggal 25 desember 2011 di http://www.beritajakarta.com/download/ppmk_ver_ind.pdf

Page 16: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

3

faktor pendorongnya adalah: proses kemiskinan, minimnya lapangan kerja

di pedesaan, pendapatan atau upah yang rendah, adat istiadat yang ketat,

melanjutkan pendidikan.6

Semakin banyak penduduk yang datang dan menetap diperkotaan

berdampak semakin padatnya kota, sehingga meramaikan persaingan

diantara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tentunya

pemerintah kota harus mempersiapkan segala hal dari dampak urbanisasi.

Akan tetapi, kota-kota besar di Indonesia saat ini masih banyak yang belum

mampu menjadi tempat untuk mensejahterakan penduduknya, karena

perencanaan pembangunan di kota masih belum dapat memenuhi kebutuhan

pokok perkotaan, seperti kenyamanan, keamanan, dan kemakmuran yang

adil secara merata.7 Sehingga, banyak dari mereka (Masyarakat Urban)

tidak berhasil hidup di kota, dan akhirnya menjadi beban bagi perkotaan.

Walaupun banyaknya permasalahan dan kelemahan yang ada di kota,

namun masih banyak yang memilih kota sebagai tempat untuk mengadu

nasib, karena kota mempunyai daya tarik yang besar khususnya bagi

masyarakat pedesaan untuk dijadikan target dalam mencapai tujuan hidup

mereka seperti membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik, dengan cara

mencari pekerjaan di sektor formal seperti bekerja di pabrik, perkantoran,

atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Namun, tidak semua

masyarakat urban mendapatkan pekerjaan, dikarenakan adanya tuntutan

keahlian dan keterampilan khusus untuk mendapatkan tempat atau bekerja

6 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, h:60 7 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, h:123

Page 17: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

4

di sektor modern (formal), serta sektor industri sudah banyak menggunakan

teknologi modern seperti alat mekanis (mesin), hal ini membatasi jumlah

pekerja.8

Dengan adanya keterbatasan kota dan sektor industri dalam

memberikan lapangan pekerjaan di sektor formal, maka kegiatan

perekonomian informal merupakan salah satu alternatif yang realistis bagi

masyarakat yang berlatar belakang dari kelompok masyarakat lapisan bawah

dan menengah, serta masyarakat yang tidak dapat kesempatan bekerja di

sektor formal. Tadjuddin Noer effendi berpendapat bahwa: sektor informal

dipandang sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan masalah

ketenagakerjaan dan kemiskinan 9

Fenomena sektor informal, muncul selain dikarenakan adanya proses

urbanisasi yang didasari oleh faktor penarik dan pendorong, serta

keterbatasan pemerintah dan sektor industri menyediakan lapangan

pekerjaan, sektor informal sendiri tidak dapat dilepaskan dari proses

pembangunan. Terdapat dua pemikiran yang berkembang dalam memahami

kaitan antara pembangunan dan sektor informal Pertama: Pemikiran yang

menekankan bahwa kehadiran sektor informal sebagai gejala transisi dalam

proses pembangunan di negara-negara sedang berkembang. Dengan

demikian, keberadaan sektor informal merupakan gejala sementara dan akan

terkoreksi oleh keberhasilan pembangunan. Kedua, kehadiran sektor

informal merupakan gejala adanya ketidakseimbangan kebijaksanan

8 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan, (PT.

Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta, 1993), h:40 9 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan, h: 89

Page 18: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

5

pembangunan. Kehadiran sektor informal dipandang sebagai akibat

kebijaksanaan pembangunan yang dalam banyak hal lebih berat pada sektor

modern (perkotaan) atau industri dari pada sektor tradisional (pasar).10

Menurut Chris Manning et.al, sektor informal adalah sekumpulan

pedagang baik penjual barang dan jasa, yang secara ekonomis keuntungan

yang diperoleh tidak begitu menguntungkan, walaupun keberadaan mereka

menunjang kehidupan bagi masyarakat menengah kebawah atau miskin.11

Kemudian, Tadjuddin Noer Effendi berpendapat bahwa: sebagian besar

pekerjaan informal khususnya di perkotaan terserap ke dalam sektor

perdagangan, di antaranya pedagang kaki lima .12 Bentuk usaha ini, sifatnya

menawarkan barang dan jasa, dan banyak dipilih atau dijadikan lapangan

pekerjaan oleh masyarakat strata ekonomi rendah yang mayoritas

notabanenya minim akan pendidikan, dikarenakan tidak perlu mempunyai

keterampilan, dan keahlian, serta tipe usaha ini tidak banyak memerlukan

biaya juga ruang yang besar.13 Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari

data statistik yang dikeluarkan oleh BAPPENAS pada bulan Oktober tahun

2011, mengenai sensus ekonomi pada bulan Februari tahun 2011. Dalam

data tersebut, BAPPENAS mencatat penduduk yang bekerja berdasarkan

status pekerjaan. sebesar 38,1 juta orang (34,24 persen) bekerja di sektor

10 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan, h: 73 11 Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pembangunan, h: 149 12 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan, h: 93 13

Jayadinata, J.T, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan

Wilayah, (Bandung: ITB 1999), h: 146

Page 19: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

6

formal yang mencakup buruh tetap atau karyawan, dan 73,2 juta orang

(65,76 persen) bekerja pada kegiatan informal atau perdagangan.14

Dari pernyataan di atas, dapatlah dilihat bahwa jumlah usaha informal

jauh lebih besar dari pada jumlah pekerja di sektor formal. Sehingga,

benarlah jika dikatakan bahwa kegiatan perekonomian sektor informal

memberikan sumbangan dan kontribusi yang sangat besar bagi roda

perekonomian, serta mempunyai peran penting dalam mengurangi tingkat

penganguran.

Kehadiran pedagang kaki lima di perkotaan, secara tidak langsung

menimbulkan dampak positif dan negatif. Di sisi positif, harga yang

ditawarkan kepada masyarakat oleh pedagang kaki lima relatif lebih murah

dibandingkan dengan harga yang beredar di pasaran, menyediakan lapangan

kerja sehingga mampu menyerap tenaga kerja, dan akan menjadi cikal bakal

sektor formal. Dampak negatifnya, keberadaan pedagang kaki lima sering

mengganggu ketertiban, kebersihan, dan merusak keindahan perkotaan, dan

sering melanggar hukum.15

Dalam menangani pedagang kaki lima yang kerap memanfaatkan ruang

publik dalam kegiatan ekonominya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

menyusun kebijakan dengan membuat program kerja untuk meningkatan

dukungan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, berdasarkan sumber Perda

14

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi BAPPENAS, 17 Oktober 2011.

Diaskses pada tanggal 6 Desember 2011. http://www.bps.go.id/.pdf

15 Wibowo Rianto, Identifikasi Faktor Kegagalan Relokasi Pedangang Kaki Lima :Studi

Kasus Kawasan Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung, Bandung: Tesis, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNICOM, 2006, h: 18. Diakses pada tanggal 15 April 2012. jbptunikompp-gdl-s1-2006-wiboworian-3467-bab-2.doc

Page 20: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

7

No 1 tahun 2008 tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah

tahun 2007-2012:

Indikator yang akan dicapai antara lain, Ditetapkannya strategi penanganan Pedagang Kaki Lima di Jakarta (registrasi, jadwal, mutasi, dan penertiban), Tertatanya para pedagang kaki lima, Meningkatnya akses pedagang kaki lima terhadap sumber modal; dan Meningkatnya inovasi bagi pedagang kaki lima, Mudahnya akses KUKM dan USIT untuk memperoleh akses untuk mendapatkan pinjaman modal dan akses ke pasar lokal atau regional, dan Tersusunnya strategi dan action plan penataan pedagang kaki lima atau USIT untuk lima tahun ke depan (Jakarta Go. Id. 2010: 1).16

Serta, untuk mengatur dan memberdayakan komunitas pedagang kaki

lima, Pemerintah membuat Undang-undang untuk mengatur dan memberi

kesempatan berusaha bagi pedagang kaki lima yaitu UUD 45 nomor 20

tahun 2008 Pasal 13, yang isinya sebagai berikut:

1. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian

lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi

pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi

pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya.

2. Menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Mikro dan Kecil di

subsektor perdagangan retail.

3. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki

kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan

budaya yang bersifat khusus dan turun-temurun;

4. Menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah serta bidang usaha yang terbuka untuk Usaha

16

Situs Resmi Pemerintah Provinsi, Program Kerja , Jakarta. Gi. Id, 11 Januari 2010.

Diakses pada tanggal 24 November 2011. www. Jakarta. go. id.

Page 21: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

8

Besar dengan syarat harus bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah

5. Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah;

6. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh Usaha

Mikro dan Kecil melalui pengadaan secara langsung

7. Memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan

kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dan memberikan bantuan

konsultasi hukum dan pembelaan.17

Sampai saat ini, program kerja PEMPROV dan undang-undang nomor

20 tahun 2008 Pasal 13 belum terealisasikan secara sempurna, sehingga

masih banyak komunitas pedagang kaki lima yang mengalami hambatan

untuk melakukan aktifitasnya, bahkan tidak dapat menjalankan usahanya

dan banyak mengalami kekerasan dari komunitas pedagang lain dan

perangkat daerah yaitu Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) di waktu

berlangsungnya penertiban.

Dalam memasarkan barang dagangannya, pedagang kaki lima kerap

beraktivitas di tempat keramaian yang dianggap dapat memberikan

keuntungan bagi mereka, seperti di terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur yang mempunyai luas ± 141.000 m2, dan merupakan pintu masuk ke

DKI Jakarta. Situasi di terminal tersebut, selalu dimanfaatkan oleh

pedagang kaki lima untuk di jadikan lokasi usaha mereka. Keberadaan

17

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

Page 22: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

9

pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur masih

banyak yang menggunakan tempat umum atau ruang publik dalam

melakukan aktifitasnya, seperti di pinggir jalan, trotoar, emperan pertokoan,

jalur alat transportasi, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka di kota jakarta, padahal tanpa disadari kegiatan perdagangan mereka

menggangu keamanan dan ketertiban umum.

Dalam menangani permasalahan tersebut, Dinas Perhubungan

(DISHUB) membentuk Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta, untuk mengelola terminal, dan menyediakan tempat relokasi

kepada pedagang kaki lima yang bisa diajak kerja sama baik dari segi

administrasi dan hak kewajiban mereka, dengan memberikan fasilitas atau

tempat untuk mereka berdagang di jalur keluar terminal Kp. Rambutan

Jakarta Timur. Relokasi yang dilakukan oleh DISHUB adalah kebijakan

yang baik untuk keberadaan pedagang kaki lima, meskipun kebijakan ini

belum berjalan dengan efektif dikarenakan masih ada faktor penghambat

untuk menjalankan kebijakan tersebut.

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penulis tertarik

mengangkat judul Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur .

Page 23: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

10

B. Rumusan Permasalahan

Pemanfaatan lokasi publik atau ruang kota yang dilarang pemerintah

oleh pedagang kaki lima merupakan hasil dari ketimpangan sosial, akibat

dari sulitnya seseorang mencari pekerjaan di DKI Jakarta, dan kurangnya

pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah maupun instansinya, serta

penyediaan lokasi resmi yang minim untuk pedagang kaki lima. Ini adalah

pekerjaan rumah pemerintah untuk menciptakan peluang pekerjaan bagi

masyarakat, sedangkan kaitanya dengan pedagang kaki lima khususnya di

terminal Kampung Rambutan adalah, Pemerintah Kota Jakarta Timur,

beserta instansinya, harus memberikan lokasi aman dan resmi, serta

membina mereka. Karena sektor informal ini akan terus berkembang dan

jumlahnya akan semakin meningkat selama dalam proses pembangunnya

tidak mengalami perkembangan.18

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneltian ini akan

menjawab pertanyaan yang akan di teliti, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana peran dan kebijakan Unit Pengelola Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di

terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur ?

2. Bagaimana kendala yang ditemukan dalam relokasi pedagang kaki

lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur ?

18 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan, h: 40

Page 24: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

11

3. Bagaimana respon pedagang kaki lima terhadap kebijakan-

kebijakan relokasi ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penilitian ini

adalah:

a. Untuk mengkaji peran dan kebijakan Unit Pengelola

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta terhadap pedagang

kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur.

b. Untuk mengidentifikasi penghambat program relokasi

pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur.

c. Untuk mempelajari respon pedagang yang ada di terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur terhadap kebijakan-

kebijakan relokasi

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai peran Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta dalam menjalankan kebijakan publik khususnya

terhadap pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur.

Page 25: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

12

b. Secara praktis, memberikan masukan bagi pembaca,

umumnya masyarakat luas, dan khususnya bagi pedagang

kaki lima luas agar lebih memahami tentang kebijakan

Pemerintah dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur, serta mencegah

terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi antara

pedagang kaki lima dan pemerintah.

E. Literatur Review

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah membaca beberapa penelitian

yang terkait dengan masalah pedagang kaki lima, diantaranya adalah: Satu,

penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan, Penataan,

Pembinaan, dan Penertiban Pedagang Kaki Lima di Surakarta (Studi Kasus

di Kecamatan Lawetan) .19 Penelitian ini disusun bertujuan menganalisis

implementasi kebijakan kota Surakarta yang tertuang dalam PERDA nomor

8 tahun 1995 tentang penataan, pembangunan pedagang kaki lima, yang

menyangkut kebersihan, ketertiban, kenamanan, keindahan, dan kesehatan

dilingkungan kota di wilayah Laweyan Surakarta. Metodologi yang

digunakan yaitu pendekatan kausal yang berkaitan dengan sebab-akibat,

serta uji hipotesis. Hasil penelitian yang di peroleh adalah adanya

19

Kunto Hamidjoyo, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan

Implementasi Kebijakan, Penataan, Pembinaan, Dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Di

Surakarta: Studi Kasus Di Kecamatan Lawet., UNDIP, Diakses pada tanggal 14 februari 2012. ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/download/466/346

Page 26: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

13

keberhasilan PERDA nomor 8 tahun 1995 dalam memberdayakan pedagang

kaki lima di Surakarta, dengan menggunakan uji hipotesis.

Dua, penelitian Pedagang Kaki Lima dan Lapangan

Pekerjaan di Jawa Barat Tahun 200820 Penelitan ini menunjukkan bahwa

tidak ada keberhasilan dari kebijakan dan program pemerintah daerah Jawa

Barat dalam mengembangkan pedagang kaki lima terkait dengan berbagai

hal, seperti: Satu, pendekatan pemerintah daerah yang masih bersifat

supply-side

pedagang kaki lima dilakukan tanpa melakukan komunikasi dan kerjasama

dengan pedagang kaki lima sendiri). Dua, pelaksanaan kebijakan atau

program bagi pedagang kaki lima syarat dengan keterlibatan berbagai aparat

. Tiga, penertiban dan pengendalian pedagang kaki lima lebih

didasari pada keterlibatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan proyek dari

pada semangat membangun sektor informal sebagai salah satu basis

perekonomian rakyat.

Relevansi kedua kajian pustaka ini terhadap penelitian yang akan di

susun penulis adalah, memberikan gambaran akan strategi pemerintah dan

lembaga sosial mengenai menanggulangi pedagang kaki lima. Adapun

perbedaan yang dilakukan penulis dari penelitian di atas diantaranya: Satu,

lokasi penelitian. Dari kedua Penelitian di atas, melakukan penelitiannya di

Jawa Barat (JABAR), dan di wilayah Laweyan kota Surakarta, sedangkan

20

Wanda listiliani. Akatiga. 2011.

Diakses pada tanggal 20 Desember 2011. www_akatiga_org_index_php_artikeldanopini_usahakecil_72pkldanlapkerja_tmpl_component.pdf..

Page 27: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

14

penulis melakukan penelitian di Teminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur. Dua, fokus penelitian. Penelitian Kunto Hamidjoyo, menganalisis

implementasi kebijakan kota Surakarta yang tertuang dalam PERDA nomor

8 tahun 1995. Penelitian Wanda Listiani, menganalisis implikasi kebijakan

pemerintah Jawa Barat. Penelitian yang disusun penulis, bermaksud untuk

mengetahui kebijakan Unit pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta yang merupakan Sub Dinas dari Dinas Perhubungan Jakarta

Timur dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur. Selain itu, ingin mengetahui implikasi kebijakan

tersebut.

F. Kerangka Konseptual

Dengan adanya modernisasi di pedesaan yang belum terealisasikan

secara sempurna atau belum membantu perkembangan di pedesaan, di satu

sisi telah merugikan masyarakat pedesaan dan menimbulkan dampak

negatif, seperti masih banyak penduduk miskin, para petani dan buruh tani

kehilangan lahan garapannya atau pekerjaan, sehingga penduduk pedesaan

mencari alternatif pekerjaan ke tempat lain seperti perkotaan. Perkembangan

kota-kota besar di Indonesia saat ini masih minim dari segala hal yang dapat

menunjang perkembangan kota seperti luas wilayah, dana, sumber daya

manusia (SDM) yang ahli, sehingga banyak kota-kota tidak bisa

menanggulangi masalah urbanisasi.

Page 28: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

15

Untuk memenuhi kebutuhan setiap individu atau masyarakat berusaha

memenuhinya baik dengan cara bekerja di sektor formal maupun

menciptakan lapangan pekerjaan, namun saat ini banyak kota-kota besar dan

sektor modern dalam menyerap tenaga kerja sangat minim, sehingga

mendorong mereka melakukan kegiatan perekonomian disektor informal

yaitu menjadi pedagang kaki lima sebagai alternatif.

Dalam menangani keberadaan pedagang kaki lima di terminal DKI

Jakarta, Dinas Perhubungan (DISHUB) membentuk Unit pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola terminal

dan memberikan kesempatan untuk pedagang kaki lima melakukan kegiatan

usaha di setiap terminal tersebut termasuk terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur.

Untuk melihat bagaimana proses penanganan pedagang kaki lima yang

dilakukan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta di terminal,

dapat dilihat diagram alur pikir pada gambar sebagai berikut:

Usaha Preventif:

1. di alokasikan

2. dan memberikan Perizinan usaha

Usaha Represif:

1. Razia

2. pembongkaran dan penertiban

DISHUB Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta

Pedagang Kaki Lima

Kepengurusan Terminal

Page 29: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

16

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui peran Unit Pengelola

Angkutan Jalan DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di

terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, maka metode yang digunakan

adalah dengan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif mengarah

pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi

tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan

studinya. Pada prinsipnya dengan metode deskriptif yaitu, pengumpulan

data-data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan

demikian laporan penelitian ini berupa kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut.21

Jadi penelitian kualitatif deskriptif digunakan penulis untuk menyusun

gambaran mengenai objek yang diteliti, dengan terlebih dahulu peneliti

mengumpulkan data-data berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan dari

instansi pemerintah, yaitu Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta, terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, serta para

pedagang resmi dan tidak resmi (liar) yang berada di Terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur, berdasarkan situasi dan kondisi. Kemudian, data

tersebut diolah dan diartikan untuk dianalisa dari data yang telah disajikan.

Kemudian, penelitian ini menggunakan Pendekatan fenomenologis.

Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai perspektif filosofi dan

21 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi Untuk Penelitian Pendidikan,

Hukum,Ekonomi & Management, Sosial, Humaniora, Politik, Agama, Dan Filsafat (Jakarta: GP, Press 2009), h:11

Page 30: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

17

juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif.22

Fenomenologis dapat lebih peka menangkap fakta sosial dalam masyarakat

karena meletakkan objek studi dalam kerangka yang natural, dan

fenomenologis lebih menekankan pada aspek subjektif dari perilaku orang.23

Pendekatan fenomenologis digunakan penulis untuk mengetahui dan

berusaha mengungkapkan peranan dalam aktivitas sosial, dalam arti untuk

mengungkapkan bagaimana peran Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal kampung

rambutan Jakarta Timur.24 Dengan demikian, penelitian ini dengan

menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan

fenomenologis, diharapkan dapat mengungkapkan gambaran mengenai

peran Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan DKI Jakarta, dalam

menjalankan program relokasi terhadap pedagang kaki lima di terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur yang sebenarnya.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu upaya mendapatkan informasi dengan cara

mengamati, mencari bukti terhadap fenomena di lingkungan penelitian,

yaitu Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dan

pedagang kaki lima yang resmi dan tidak resmi (liar) di terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur. Tehnik yang digunakan dalam observasi yaitu

22

Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya 2004),

h: 14. 23

Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h: 89. 24

Engkus Kuswarno, Penelitian Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan Contoh

Penelitiannya: Fenomena Pengemis Kota Bandung (Bandung: Widya Padjajaran 2009), h: 35

Page 31: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

18

dengan cara mencatat, merekam dan mendokumentasikan fenomena yang

ada di lingkungan tersebut guna mendapatkan keabsahan. Dalam penelitian

observasi dilakukan secara nonpartisipan, artinya penulis tidak ikut terjun

kedunia atau aktivitas informan tetapi hanya mengamati perilaku mereka

tanpa harus mengganggu kehadiran saya (penulis). 25

b. Wawancara (Interview)

Wawancara suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara

dengan informan. Pada proses wawancara ini pertanyaan yang diajukan

tidak berstruktur, dan dalam suasana bebas,26 dengan mengutamakan

rekaman dan transkrip data verbatim (kata per kata), serta mengunakan

pedoman wawancara dari susunan pertanyaan yang kaku atau tidak

fleksible.

Informan yang akan di wawancarai adalah, 3 dari petugas Dinas

Perhubungan DKI Jakarta, diantaranya: Satu, AA yang profesinya sebagai

Kepala Terminal Dalam Kota. Dua, C yang berprofesi sebagai staff Tata

Usaha (TU) di terminal antar kota. Tiga, WW yang profesinya sebagai

Kepala Subbag Tata Usaha Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta. Informan selanjutnya 2 dari pedagang resmi di

terminal kampung rambutan, yaitu H pengelola rumah makan di tempat

relokasi yaitu di jalur keluar terminal, dan L pedagang makanan dan

25

Engkus Kuswarno, Penelitian Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan Contoh

Penelitiannya: Fenomena Pengemis Kota Bandung, h: 133 26

Engkus Kuswarno, Penelitian Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan Contoh

Penelitiannya: Fenomena Pengemis Kota Bandung, h: 133

Page 32: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

19

minuman di terminal antar kota. Kemudian, 2 dari pedagang tidak resmi

(liar) yang berjualan di wilayah terminal antar kota yaitu: Satu, D pedagang

mie rebus, nasi goreng, dan kopi. Dua, S pedagang es. Kemudian, 2 dari

pedagang liar yang ada di terminal dalam kota yaitu: Satu, E pedagang

buah-buahan. Dua, N pedagang aneka buah-buahan. Selanjutnya, satu dari

masyarakat yaitu K, pensiunan pegawai kepengurusan terminal tahun 2001

dan profesinya sekarang sebagai koordinasi para pedagang yang berada di

jalur keluar terminal (yang merupakan tempat relokasi).

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan 10 subjek, diantaranya: 3 dari pihak

Dinas Perhubungan (DISHUB) Jakarta, dan 6 dari pedagang yang ada di

terminal kampung rambutan Jakarta Timur, serta 1 dari masyarakat. Alasan

pengambilan subjek penelitian tersebut, karena subjek tersebut secara

langsung yang terlibat atau pelaku dalam pelaksana relokasi, serta para

pedagang.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di 2 tempat, yaitu: Satu, di Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan

Sub Dinas dari Dinas Perhubungan Jakarta yang lokasinya di daerah

Rawamangun Jakarta Timur. Alasan dipilihnya lokasi di Unit ini karena,

merupakan pelaksana atau aktor yang melakukan relokasi atau penyedia

tempat dan perizinan bagi para pedagang kaki lima di terminal kampung

rambutan Jakarta Timur.

Page 33: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

20

Dua, di jalur keluar terminal bus terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur. Dipilihnya lokasi tersebut dalam penelitian ini, didasarkan

beberapa alasan, yaitu:

a. Merupakan lokasi terkonsentrasinya sebagian besar pedagang

kaki lima.

b. Merupakan daerah yang ramai akan aktivitas dan pengunjung,

serta alat transportasi.

c. Di wilayah tersebut terdapat tempat relokasi untuk para

pedagang kaki lima.

Orientasi wilayah studi dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut :

Sumber di atas: Hasil Observasi Pada Tanggal 27 Maret 2012.

jalur keluar terminal bus

terminal antar kota

terminal dalam kota

Page 34: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

21

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan penulis dalam mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan penelitian, terhitung tujuh bulan, mulai dari

bulan Desember 2011 sampai bulan Juni 2012.

6. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder:

a. Data primer, yaitu: data yang dihasilkan dari wawancara

dengan informan dan observasi secara langsung di

lapangan, data-data yang dihasilkan di tulis kembali ke

dalam bentuk traskrip, kemudian peneliti tabulasikan

dengan cara melihat point-point yang mendukung untuk

analisis data.

b. Data Sekunder, yaitu: data-data yang diperoleh dari

perantara seperti buku-buku, laporan, artikel, dan

kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah.

7. Analisis Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode deskriptif

analisis dalam menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena

keberadaan pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur, dan mengamati langkah-langkah pemerintah kota dalam merelokasi

keberadaan pedagang kaki lima. Kemudian, penulis melakukan serangkaian

prosedur pemecahan masalah dengan memberikan atau uraian atas suatu

Page 35: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

22

keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap subjek yang

diteliti.27

H. Sistematika Penulisan

Meninjau pokok-pokok masalah penelitian, serta metode-metode

analisis di atas, maka skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing

terdiri dari sub-sub bab. Secara sistematis, bab-bab tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini berisikan tentang latar

belakang permasalahan, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian,

tujuan dan manfaat penelitian, literatur review, kerangka konseptual,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II KERANGKA TEORI: Bab ini meliputi tentang, pengertian

peran, pengertian relokasi, jenis-jenis lokasi, bentuk-bentuk relokasi,

strategi relokasi, definisi pedagang kaki lima, karekteristik pedagang kaki

lima, jenis dagangan pedagang kaki lima, bentuk sarana pedagang kaki lima,

teori fungsional struktural Talcott Parsons, teoti taraf menengah Robert K.

Merton, teori konflik Ralf Dahrendorf, dan resistensi.

27

Roni Kountur, Metodologi Penelitian (Jakarta: PPM, Press 2005), h:105

Page 36: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

23

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT PENGELOLA TERMINAL

ANGKUTAN JALAN PROVINSI DKI JAKARTA DAN PEDAGANG

KAKI LIMA DI TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN JAKARTA

TIMUR: Menjelaskan tentang karakteristik lokasi penelitian, subjek dan

fokus penelitian.

BAB IV ANALISIS: Bab empat merupakan analisa hasil penelitian,

yang berupa gambaran peran dan kebijakan Unit Pengelola Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta dalam merelokasi pedagang kaki lima lima di terminal

kampung Rambutan Jakarta Timur, faktor penghambat relokasi pedagang

Kaki Lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, dan respon

pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur terhadap

kebijakan-kebijakan relokasi.

BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti.

Pada bagian akhir disertai dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 37: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

24

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Peran

Menurut Soejono Sukamto, peran mencakup tiga hal yaitu: Pertama,

peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Kedua, peranan adalah suatu konsep

tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai

organisasi. Ketiga, peranan dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat.1 Sedangkan menurut Talcott Parson,

2

Keberadaan aktor menurut George Ritzer et al

3

Lebih jelas lagi kaitannya dengan sosiologi, Gross et al, mendefiniskan

-harapan yang dikenakan pada individu

4 Lebih lanjut David Berry

menjelaskan bahwa, dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:

Pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau

1 Soejono Sukamto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

2006), h: 244 2 George ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prenada Media

Group 2007), h: 124 3 George ritzer & Douglas J. Goodman, Teori sosiologi Modern, h: 125 4 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada 2003), h: 105-106

Page 38: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

25

kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, harapan-harapan yang

dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-

orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau

kewajibannya.5

Dengan demikian, peran merupakan suatu tindakan berdasarkan posisi

yang ditempati, dan dalam di setiap tindakannya dituntut untuk memberikan

manfaat bagi masyarakat dan memenuhi keinginan masyarakat.6 Menurut

pemerintah yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan tujuan tersebut

untuk kepentinga 7 Kebijakan merupakan keputusan

pemerintah dan juga sebagai sebuah program.8 Kaitanya dengan peran Unit

Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, diharapkan dari setiap

tindakannya melalui kebijakannya dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat, sedangkan untuk para pedagang dapat memberikan peluang

untuk melakukan kegiatan usahanya.

5 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, h: 107 6 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, h: 106 7Tri Widodo W. Utomo, SH. MA, Analisis kebijakan Publik, Samarinda: Program Megister

Ilmu Hukum, Universitas Widya Gama Mahakam 2009, h: 5. Diakses pada 25 Februari 2012. http://s3.amazonaws.com/ppt-download/kebijakanpublik-090608040451-phpapp02

8 Tri Widodo W. Utomo, SH. MA, Analisis kebijakan Publik, h: 7

Page 39: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

26

B. Relokasi

1. Definisi Relokasi

Berdasarkan kamus besar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

relokasi diartikan dengan perpindahan atau pemindahan lokasi, baik suatu

industri ataupun tempat berdagang dari satu tempat ke tempat lainnya

dengan alasan- .9

menempatkan kembali suatu kegiatan tertentu ke lahan yang sesuai dengan

10 Dengan demikian, relokasi pedagang kaki lima yaitu

mengalokasikan atau menempatkan para pedagang ke lokasi yang telah

ditentukan yang dianggap strategis untuk tercapainya tata kota yang

kondusif dan tertib.11

2. Jenis-jenis Lokasi

Setelah disahkannya Peraturan Daerah tentang rencana tata ruang

wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2011- 2030 pada tanggal 24 Agustus

2011, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghimbau untuk

mensosialisasikan dan merealisasikan PERDA tersebut kepada seluruh

elemen masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan berbagai

9

Mamfaluthy al-fuadhil ma'az, Dampak Kebijakan Relokasi Terhadap Tingkat

Pendapatan Pedagang Kaki Lima Menurut Perspektif Islam: Studi Kasus Di Banda Aceh, Peunebah, 21 Juni 2011. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012. http://peunebah.blogspot.com/2011/06/dampak-kebijakan-relokasi-terhadap.html

10 Wibowo Rianto, Identifikasi Faktor Kegagalan Relokasi Pedangang Kaki Lima :Studi

Kasus Kawasan Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung, Bandung: Tesis, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNICOM, 2006, h: 19. Diakses pada tanggal 15 April 2012. jbptunikompp-gdl-s1-2006-wiboworian-3467-bab-2.doc

11 Wibowo Rianto, Identifikasi Faktor Kegagalan Relokasi Pedangang Kaki Lima :Studi

Kasus Kawasan Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung, h: 19.

Page 40: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

27

pihak lainnya untuk menciptakan tata ruang kota menjadi kondusif, dan

pembangunan yang fungsional atau bermanfaat sebagaimana fungsinya,

serta meminimalisir pelanggaran seperti pemanfaatan lahan. Dalam PERDA

tersebut, juga mengatur tentang keberadaan sektor informal, dengan

menyediakan ruang untuk sektor informal seperti pedagang kaki lima dan

usaha kecil menengah.12 Untuk merealisasikan PERDA tersebut, pemerintah

telah menyediakan lokasi untuk para pedagang dan mengelompokannya

menjadi 6 jenis lokasi, hal ini berdasrkan Peraturan Gubernur nomor 33

tahun 2010. Lokasi-lokasi tersebut diantaranya: Satu, Lokasi Binaan. Lokasi

tersebut merupakan sarana dan fasilitas usaha yang terdiri dari lahan tempat

usaha terbuka, setengah tertutup atau tertutup yang dilengkapi dengan WC

umum, listrik, tempat sampah dan papan nama lokasi. Dua, Lokasi

Sementara. Yaitu, sarana dan fasilitas usaha yang terdiri dari tempat usaha

terbuka, setengah terbuka atau tertutup, listrik, tempat sampah dan papan

nama lokasi. Tiga, Lokasi Usaha Pedagang Tanaman Hias dan Batu Alam.

lokasi untuk sarana dan fasilitas lokasi usaha pedagang tanaman hias dan

batu alam yang terdiri dari tempat usaha terbuka, air, listrik, tempat sampah

dan papan nama lokasi. Empat, Lokasi Pujasera UKM. Yaitu, Sarana dan

fasilitas usaha yang terdiri dari tempat usaha setengah terbuka, terbuka

dengan fasilitas listrik, air dan penampungan sampah. Lima, Lokasi

Terjadwal Usaha Mikro Pedagang Kaki Lima. Lokasi terjadwal usaha mikro

pedagang kaki lima terdiri dari tempat usaha terbuka, listrik dan

12 Lenny, ed., PERDA RTRW 2030 Disahkan Berita Jakarta, 25 Agustus 2011, h: 2.

Diakses pada tanggal 16 Maret 2012. www.jakarta.go.id/web/news/2011/.../Perda-RTRW-2030-Disahkan

Page 41: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

28

penampungan sampah. Enam, Lokasi Terkendali Usaha Mikro Pedagang

Kaki lima. terdiri dari tempat usaha terbuka, setengah terbuka, tertutup, WC

umum, listrik, tempat sampah dan papan nama lokasi. 13

3. Bentuk-bentuk Relokasi

Dalam prakteknya, terdapat 2 macam bentuk relokasi yang berdasarkan

sifatnya, yaitu relokasi mandiri dan relokasi paksaan. Relokasi mandiri,

dapat terjadi apabila seseorang atau kelompok merelokasi ketempat pilihan

mereka sendiri berdasarkan pertimbangan faktor ekonomi. Kemudian,

menurut menteri sosial periode 2005 Bakhtiar Chamsjah, terdapat tiga

faktor yang menyebabkan terjadinya relokasi paksaan yaitu: Pertama,

relokasi yang dilakukan secara dogmatis. Bentuk relokasi ini hanya untuk

tercapainya suatu kepentingan satu pihak tanpa memberikan ruang pada

pihak lain, contoh demi terciptanya lingkungan kota yang indah dengan

membangun taman dan lain-lain. Kedua, relokasi ekslusif atau non

partisipatif. Bentuk relokasi ini untuk kepentingan sepihak sehingga tidak

sampai atau tidak tepat sasaran. Ketiga, relokasi buta terhadap nilai dan

etika. Bentuk relokasi ini, dalam memindahkan para pedagang ke tempat

relokasi dengan menggunakan kekerasan dan paksaan (Represif).14

13

Situs Resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diakses pada tanggal 16 Maret 2012.

http://www.jakarta.go.id/jakv1/item/halaman/0/0/3487/1/6/2/44/3/6/4/44/5/294/nid/3487

14 Disti Ayu Kusuma, Efiktivitas Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Resto PKL Restoran

Mrican, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Skripsi: Yogyakarta, Universitasa Gajah Mada, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Tekhnik, , 2010, h: 30-31. Diakses tanggal 5 februari 2012. www.4shared.com/office/.../tugas_akhir_-_efektivitas_relo.html

Page 42: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

29

4. Strategi Relokasi Pedagang Kaki Lima

Dalam merelokasi pedagang kaki lima harus memperhatikan setiap

aspek dari pedagang kaki lima khususnya kebutuhan dan keinginan mereka,

dan relokasi tidak hanya untuk kepentingan semata seperti tujuan demi

menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman di kota, akan tetapi

dalam menyediakan lokasi di usahakan strategis dan efektif supaya para

pedagang tidak kembali menimbulkan masalah bagi kota. Dengan demikian,

strategi relokasi yang efektif dan harus dipertimbangkan. Menurut

Ramdhani terdapat 4 strategi, yaitu: Pertama, Kestrategian Lokasi. Hal ini

dijalankan supaya konsumen lebih mudah menjangkau lokasi usaha

pedagang kaki lima. Kedua, Faktor Visual. Yaitu, memberikan kesan

nyaman, aman, indah, dan asri, supaya menarik minat konsumen. Ketiga,

Hirarki Pembangunan. Dalam pembangunannya diusahakan dapat

memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Keempat, biaya sewa atau

penjualan tanah maupun kios dengan harga yang murah sehingga dapat

yang terjangkau oleh pedagang. Selanjutnya, Apriyanto memberikan

tambahan bahwa lokasi untuk relokasi PKL harus strategis dan dapat

memenuhi kebutuhan konsumen, mempunyai akses masuk ke dalam pasar

yang memadai, minimal 2 jalan untuk akses masuk dan akses keluar, dekat

dengan ruang publik seperti terminal atau stasiun kereta, dan prasarana dan

Page 43: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

30

sarana pendukung untuk para pedagang kaki lima, seperti listrik, MCK (WC

umum), air bersih, dan tempat pembuangan sampah. 15

C. Pedagang Kaki Lima

1. Definisi pedagang kaki lima

Mc. Gee dan Yeung mendefinisikan pedagang kaki lima sebagai

menawarkan barang dan jasa untuk dijual pada

ruang publik, terutama di pinggir jalan dan trotoar .16 Menurut Ari Susilo

Budi, pedagang kaki lima adalah:

Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa dengan melayani kebutuhan barang-barang atau makanan yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, yang dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal yang kecil atau terbatas, dalam melakukan usaha tersebut menggunakan peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum (terutama di atas trotoar atau sebagian badan jalan), dengan tidak mempunyai legalitas formal.17

Kemudian, berdasarkan PERDA Provinsi DKI Jakarta nomor 2 tahun

2002, mendefinisikan pedagang kaki lima adalah perorangan atau pedagang

yang didalam kegiatan usahanya melakukan penjualan barang-barang

tertentu yang tidak memiliki tempat dan bangunan sendiri yang umumnya

15 Wibowo Rianto, Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung, Bandung: Tesis, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNICOM, 2006, h: 19. Diakses pada tanggal 15 April 2012. jbptunikompp-gdl-s1-2006-wiboworian-3467-bab-2.doc

16 Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang, Semarang: Tesisi, Jurusan Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Kota, Universitas Diponegoro, 2006, h: 34. Diakses pada tanggal 25 November 2011 dari www. Eprints.undip.ac.id.

17 Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang, h: 35.

Page 44: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

31

memakai tempat-tempat atau fasilitas untuk kepentingan umum serta tempat

lain yang bukan miliknya.18 Sedangkan menurut PERDA Provinsi DKI

Jakarta nomor 8 Tahun 2007, mendefinisikan pedagang kaki lima adalah

seseorang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan jasa yang

menempati tempat-tempat prasarana kota dan fasilitas umum baik yang

mendapat izin dari pemerintah daerah maupun yang tidak mendapat izin

pemerintah daerah antara lain badan jalan, trotoar, saluran air, jalur hijau,

taman, bawah jembatan, jembatan penyeberangan.19 Dari beberapa definisi

diatas, maka pedagang kaki lima merupakan individu atau kelompok yang

mayoritas melakukan suatu kegiatan usahanya dengan ilegal atau tidak

diakui pemerintah karena melanggar hukum.20

Menurut Firdausy, para pelaku kegiatan perekonomian ini (Pedagang

Kaki Lima) sebagian besar pelaku berpendidikan rendah, dan kerap

berlokasi ditempat yang padat lalu lintas karena kurang memperhatikan

lingkungan.21 Dengan demikian, Pelanggaran-pelanggaran yang sering

dilakukan oleh pedagang kaki lima baik secara sengaja maupun tidak di

sengaja dikarenakan faktor pengetahuan yang rendah dan ketidaktahuan

18 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 2 tahun 2002 Perpasaran Swasta di DKI

Jakarta , h: 8. 19 Ketertiban Umum , h: 4.

20 Wibowo Rianto, Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung, Bandung: Tesis, UNICOM, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, 2006, h: 16. Diakses pada tanggal 15 April 2012. jbptunikompp-gdl-s1-2006-wiboworian-3467-bab-2.doc

21 Tumpal Hasiholan Agustinus, Strategi Penanganan pedagang Kaki Lima, Jakarta: Tesis,

Fakultas ekonomi, Universitas Indinesia, 2010, h: 15. Diakses tanggal 5 Februari 2012.

www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131333-T%2027614...pdf.

Page 45: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

32

akan hukum yang berlaku sehingga pemanfaatan ruang publik kerap

dilakukan.

2. Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima

Sejalan dengan hal di atas, Kartono memberikan ciri-ciri umum

pedagang kaki lima sebagai berikut: Satu, merupakan individu atau

kelompok dalam melakukan kegiatan usahanya merangkap sebagai

pedagang dan produsen. Dua, keberadaannya ada yang permanen atau

menetap di lokasi, dan ada yang berpindah-pindah dari satu tempat ketempat

lain. Tiga, jenis barang dagangannya berupa makanan dan minuman yang

awet atau tahan lama, serta dalam memasarkan dagangannya bersifat satuan.

Empat, pada umumnya bermodalkan dan berpenghasilan minim. Lima,

kualitas barang yang di pasarkan rendah dan kadang tidak bermutu. Enam,

pendapatan dan pengeluaran uang dalam kegiatan usaha tidak banyak, dan

para konsumennya mayoritas yang daya belinya rendah. Tujuh, usaha skala

kecil dapat berupa Familly Enterprise. dimana anggota keluarga ikut serta

untuk membantu dalam usaha tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung. Delapan, adanya kegiatan tawar-menawar antar penjual dan

pembeli. Sembilan, adanya variasi jam kerja. Dalam menjalankan Kegiatan

usanya, para pedagang ada yang secara penuh, ada juga secara musiman.

Sepuluh, barang-barang yang dijual biasanya Convenience Goods jarang

sekali Specialy Goods. Sebelas, berada dalam suasana psikologis tidak

tenang diliputi rasa takut. ini dikarena ketakutan para pedagang akan

Page 46: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

33

keberadaan mereka yang melanggar hukum sehingga cemas akan adanya

tim penertiban. 22

3. Jenis Dagangan Pedagang Kaki Lima

Mengutip pemikiran Mc. Gee dan Yeung yang menyatakan bahwa,

Jenis barang dagangan yang akan dipasarkan para pedagang kaki lima bisa

ditentukan oleh lingkungan sekitar atau kebutuhan dan permintaan dari

masyarakat setempat. Dengan demikian, jenis barang dagangan yang

ditawarkan pedagang kaki lima bermacam-macam bentuknya. Untuk lebih

jelasnya lagi, Mc. Gee dan Yeung mengelompokan jenis dagangan yang

ditawarkan oleh pedagang kaki lima dimenjadi 4 kelompok, yaitu: Pertama,

makanan yang belum diproses atau barang mentah seperti daging, buah-

buahan, dan sayuran. Kedua, makanan siap saji atau instan, seperti nasi

beserta lauk-pauknya, dan minuman. Ketiga, barang matrial dan kesehatan,

seperti tekstil dan obat-obatan. Keempat, jasa. Yang terdiri dari beragam

aktivitas, seperti tukang cukur rambut, bengkel, tukang servis elektronik,

warung telepon, dan counter handphone.23

22

Zakik, Analisis Strategi dan Kebijakan Penanganan Pedagang Kaki Lima Di Kota

Surabaya, PDII, Semarang: Tesis, Jurusan Ekonomi, Universitas Unijoyo, 2006, h: 96. Diakses pada tanggal 3 Februari 2012. Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/120692119.pdf

23 Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta Persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang, Semarang: Tesis, Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, 2006, h: 35. Diakses pada tanggal 25 November 2011 dari www. Eprints.undip.ac.id.

Page 47: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

34

4. Bentuk Sarana Pedagang Kaki Lima

Dalam memasarkan atau menjual barang dagangannya, para pedagang

kaki lima mengunakan bermacam-macam sarana untuk mendukung kegiatan

perekonomiannya berdasarkan jenis barang dagangannya. Adapun bentuk

sarana yang digunakan para pedagang kaki lima menurut Waworoentoe,

yaitu sebagai berikut: Satu, gerobak atau kereta dorong. Bentuk sarana

tersebut dikategorikan dalam bentuk aktivitas pedagang kaki lima yang

permanen (Static) atau menetap (mangkal) di lokasi, dan juga bisa di sebut

pedagang semi permanen (Semi Static) berpindah-pindah atau menetap

hanya sementara. Dua, pikulan atau keranjang. Bentuk sarana perdagangan

ini di kategorikan semi permanen (Semi Static) dan sering digunakan oleh

pedagang kaki lima keliling (Mobile Hawkers). Tiga, warung semi

permanen. Bentuk sarana ini dikategorikan dalam bentuk aktivitas pedagang

kaki lima permanen (Static), karena sarana yang menggunakan sarana

bongkar dan pasang, serta dalam melakukan kegiatan perekonomiannya

menetap di lokasi, bahkan sering juga berpindah-pindah. Sarana ini terdiri

dari beberapa gerobak atau kereta dorong yang diatur sedemikian rupa

secara berderet dan dilengkapi dengan kursi dan meja. Empat, kios. Bentuk

sarana pedagang kaki lima ini menggunakan papan, kayu, dan bahan-bahan

material, yang di bentuk menyerupai sebuah bangunan semi permanen.

Pedagang kaki lima ini dikategorikan sebagai pedagang permanen (Static)

atau menetap bahkan sarana tersebut juga dijadikan tempat tinggal. Kelima,

gelaran atau alas. Sarana ini berupa tikar, kain, dan papan untuk menjajakan

Page 48: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

35

dagangannya. Berdasarkan sarana tersebut, pedagang ini dapat

dikategorikan dalam aktivitas semi permanen (Semi Static).24

D. Teori

1. Teori Fungsional Struktural

a. Teori Fungsional Struktural Talcott Parsons

Dalam teori Fungsionalisme Struktural, masyarakat sebagai suatu

sistem yang bagian-bagiannya saling berkaitan satu sama lain, dan tidak

dapat berfungsi jika tidak adanya hubungan dengan yang lainnya. Menurut

Talcott Parson, dalam setiap sistem masyarakat harus menjalankan setiap

fungsi demi keberlangsungan hidupnya. Dalam fungsi tersebut terdapat 4

bentuk, yaitu sebagai berikut: Adaptasi (Adaptation), merupakan

penyesuaian terhadap lingkungan yang ditempati dengan menggunakan

sarana dan fasilitas yang dimiliki individu untuk dapat hidup dan eksis.

Tujuan (Goal), dalam pencapaian tujuan, terdapat tiga persyaratan yaitu

Satu, harus ada suatu tujuan. Dua, harus ada anggota atau tenaga yang dapat

mencapai tujuan sehingga dapat menarik atau mengarahkan suatu individu

baru untuk menggantikan lama. Tiga, harus ada kewaspadaan, ketelitian,

keterbukaan dan kebijaksanaan berkenaan dengan kebutuhan sistem dan

perubahan zaman. Integrasi (Integration), suatu individu atau kelompok

masyarakat yang mengatur hubungan diantara komonen-komponennya

berdasarkan peranan mereka. Pemeliharaan Pola-pola (Latency), merupakan

24

Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang, h: 36-37.

Page 49: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

36

suatu tindakan yang mempertahankan pola atau nilai budaya yang sudah

terbentuk dalam individu masyarakat. 25

Keempat fungsi tersebut, diterapkan pada semua sistem tindakan yaitu

sebagai berikut: Satu, Sistem Organisme. Kesatuan yang paling dasar dalam

arti biologis, yakni aspek fisik dari manusia itu. Hal lain yang termasuk ke

dalam aspek fisik ini ialah lingkungan fisik di mana manusia itu hidup. Dua,

Sistem Kepribadian. Kesatuan yang paling dasar dari unit ini ialah individu

yang merupakan aktor atau pelaku. Pusat perhatiannya dalam analisa ini

ialah kebutuhan-kebutuhan, motif-motif, dan sikap-sikap, seperti motivasi

untuk mendapat kepuasan atau keuntungan. Tiga, Sistem Sosial. Sistem

sosial adalah interaksi antara dua atau lebih individu di dalam suatu

lingkungan tertentu. Tetapi interaksi itu tidak terbatas antara individu-

individu melainkan juga terdapat antara kelompok, institusi, masyarakat,

dan organisasi-organisasi internasional. Sistem sosial selalu terarah kepada

equilibitium (keseimbangan). Empat, Sistem Budaya. Dalam sistem ini, unit

analisis yang paling dasar adalah kepercayaan religius, bahasa, dan nilai-

nilai. 26

25 K. J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 1993), h:

208.

26 Ferryroen, Talcott Parsons: Teori Struktur Fungsional , Ferryroen, 30 Agustus 2011, h: 2. Diakses pada tanggal 14 April 2012 http://ferryroen.wordpress.com/tag/talcott-parsons-teori-

struktur-fungsional/

Page 50: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

37

Selanjutnya, sistem tindakan Talkott Parson terdapat 4 komponen

skema tindakan, yaitu: Satu, pelaku atau aktor. Parson melihat aktor sebagai

termotivisir untuk mencapai tujuan. Dua, Tujuan (Goal). Tujuan yang

dicapai harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Tiga,

Situasi. Tindakan untuk mencapai tujuan ini biasanya terjadi dalam situasi

(Prasarana dan Kondisi). Empat, Standar-standar Normatif: Skema ini

sangat penting untuk mencapai tujuan, dalam pencapaian tujuan aktor harus

memenuhi sejumlah standar atau aturan yang berlaku di masyarakat. 27

b. Teori Fungsional Struktural Robert K. Merton

Robert K. Merton seorang fungsionalis yang menggunakan

terminologi fungsionalisme taraf menengah, Teori ini dikemukakan oleh

Robert. K. Merton yang berorientasi pada kelas. Namun secara teoretis,

Merton memiliki perspektif yang sama dengan sosiolog fungsionalisme.

Merton telah mengutip 3 postulat yang ia kutip dari analisa

fungsional, diantaranya ialah: Pertama, kesatuan fungsional masyarakat

yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan dimana seluruh bagian dari

system sosial bekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau

konsistensi internal yang memadai, tanpa menghasilkan konflik

berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas postulat ini,

Merton memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang sempurna dari

satu masyarakat adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan

27 Ferryroen, Talcott Parsons: Teori Struktur Fungsional , h: 2

Page 51: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

38

karena dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu

kelompok, tetapi dapat pula bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain.

Kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh

bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi

positif. Terhadap postulat ini dikatakan bahwa sebetulnya disamping fungsi

positif dari sistem sosial terdapat juga dwifungsi. Beberapa perilaku sosial

dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan

demikian dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan. Ketiga,

yaitu Indispensability. yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban,

setiap kebiasaan, ide, objek materil dan kepercayaan memenuhi beberapa

fungsi penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan dan

merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan

sistem sebagai keseluruhan. Menurut Merton, postulat yang kertiga ini

masih kabur, dalam artian tak memiliki kejelasan apakah suatu fungsi

merupakan keharusan.28

Dalam teori fungsionalisme taraf menengah, Merton juga mencoba

menjelaskan perilaku deviasi dengan membagi norma sosial menjadi 2 jenis

yaitu: Satu, Tujuan Sosial (Sociate Goals). Dua, Sarana yang tersedia

(Means). Dalam kontaks ini, Robert K. Merton mengemukakan 5 bentuk

kemungkinan adaptasi yang dilakukan setiap anggota kelompok masyarakat

berkaitan dengan tujuan (Goals) dan tata cara yang telah membudaya

28 Shvoong, Pokok-pokok Teori Struktur Fungsional . Shvoong, 30 Juni 2011. h: 3. Diakses pada tanggal 20 April 2012. http://id.shvoong.com/law-and-politics/contemporary-theory/2180241-pokok-pokok-teori-struktural-fungsional/#ixzz1oRAim3fI

Page 52: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

39

(Means), yaitu: Pertama, Konformitas (Conformity), yaitu suatu keadaan di

mana anggota masyarakat tetap menerima tujuan dan sarana yang terdapat

dalam masyarakat sebab adanya tekanan moral yang melingkupinya. Kedua,

Inovasi (Inovation) terjadi manakala tujuan yang terdapat dalam masyarakat

diakui dan dipertahankan tetapi dilakukan perubahan sarana yang

dipergunakan sebagai alat untuk meneapai tujuan tersebut. Ketiga,

Ritualisme (Ritualism) adalah suatu keadaan di mana warga masyarakat

menolak tujuan yang telah ditetapkan namun masih tetap memilih sarana

atau tata cara yang telah ditentukan. Keempat. Penarikan Diri (Retreatisme)

merupakan keadaan di mana warga masyarakat menolak tujuan dan sarana

yang telah tersedia dalam masyarakat. Retreatisme ini mencerminkan

mereka-mereka yang terlempar dari kehidupan masyarakat. Kelima.

Pemberontak (Rebellion). yakni suatu keadaan di mana tujuan dan sarana

yang terdapat dalam masyarakat ditolak serta berupaya untuk mengganti dan

mengubah seluruhnya.29

2. Teori Konflik Ralf Dahrendorf

Pada dasarnya, teori konflik sama dengan fungsionalisme struktural,

yaitu pada studi struktur dan institusi sosial dan melihat masyarakat sebagai

satu sistem, yang terdiri dari bagian-bagian.30 Tetapi, persepktif fungsionalis

menganggap masyarakat statis atau masyarakat berada dalam keadaan

berubah secara seimbang. Sedangkan, perspektif konflik melihat bahwa

masyarakat setiap saat tunduk pada proses perubahan. Fungsionalis

29 Dr. Ir. Herien puspitawati, Teori Struktural Fungsional Dan Aplikasinya Dalam

Kehidupan Keluarga (Bogor: Ikk Fema 2009), h: 17-18 30 Bernard, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), h: 71-72.

Page 53: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

40

menekankan keteraturan sebagai sumber integrasi dan keseimbangan,

teoritisi konflik menekankan konflik sebagai sumber perubahan.31

Teori konflik yang dikemukakan Ralf Dahrendorf merupakan teori

struktural, dan mengatakan bahwa dalam struktural fungsional

keseimbangan atau kestabilan bisa bertahan karena kerjasama yang sukarela

atau karena konsensus yang bersifat umum, sedangkan dalam teori-teori

konflik kesetabilan atau keseimbangan terjadi karena pemaksaan. Hal itu

berarti, dalam masyarakat ada beberapa posisi yang mendapat kekuasaan

dan otoritas untuk menguasai orang lain sehingga kesetabilan bisa dicapai. 32

Pernyataan di atas membawa Dharendorf membawa kepada tesis

penting yang dikemukakannya yakni, distribusi otoritas atau kekuasaan

yang berbeda-beda merupakan faktor yang menentukan bagi terciptanya

konflik sosial yang sistematis. Berdasarkan tesis tersebut, posisi yang ada di

dalam masyarakat memiliki otoritas atau kekuasaan dengan intensitas yang

berbeda-beda, kekuasaan atau otoritas tidak terdapat secara interistik

didalam pribadi-pribadi melainkan posisi-posisi yang mereka tempati.

Kekuasaan atau otoritas selalu mengandung dua unsur, yaitu penguasa

(orang yang berkuasa) dan orang yang dikuasai atau bawahan. Mereka yang

31 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern. (Jakarta: Pranada

Media, 2005), h: 153. 32 Zainuddin Malik, Narasi Agung: Tiga Teori Sosial Hegemonik (Surabaya: LPAM 2003),

h: 207

Page 54: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

41

menduduki posisi sebagai penguasa atau atasan diharapkan untuk

mengontrol orang-orang yang dikuasai atau bawahannya. Dengan demikian,

kekuasaan atau otoritas itu adalah sesuatu yang sah (Legitimate), dengan

demikian sah pula sangsi-sangsi yang dikenakan terhadap orang-orang yang

melawan kekuasaan tersebut. 33

Selanjutnya, Dahrendorf menjelaskan pertalian antara konflik dan

perubahan sosial. Konflik dapat berfungsi untuk melahirkan perubahan. Dia

menyatakan apabila kelompok-kelompok bertentangan muncul, dengan

demikian mereka akan terlibat dalam tindakan, yang mengarah pada

perubahan didalam stuktur sosial.34 Dalam teori konflik atau paksaan

(Koersi), Dharendorf menempatkan suatu kerangka yang menjelaskan

proses-proses terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu: Satu,

setiap masarakat di segala bidangnya mengalami proses-proses perubahan

sosial, karena manusia tidak pernah puas akan apa yang telah dicapai. Dua,

tiap manusia memperlihatkan perbantahan (Dissensus) dan konflik disegala

bidangnya. Tiga, setiap masyarakat terdiri atas dasar paksaan yang

dikenakan oleh segelintir anggota yang mempunyai otoritas ke sesama

anggota lain. Empat, setiap unsur dalam masyarakat menyumbang

disintegrasi dan perubahannya.35

33 Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2007), h: 53-58 34 Bernard, Teori Sosiologi Modern, h: 78.

35 K. J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu

Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 1993), h: 213.

Page 55: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

42

Dharendorf melihat masyarakat dari segi pandang teori konflik terbagi

menjadi 2 kategori yaitu, orang yang berkuasa dan orang yang dikuasai.

Dualisme tersebut, merupakan struktur- struktur dan hakikat tiap-tiap

kehidupan bersama, mengakibatkan kepentingan yang berbeda-beda dan

mungkin saling berlawanan.36 Diferensiasi kepentingan melahirkan

kelompok-kelompok yang saling berbenturan, yaitu kekuasaan atau otoritas

mengandung 2 unsur yaitu orang yang berkuasa dan orang yang dikuasai

(Superordinasi) atau dengan kata lain atasan dan bawahan (Subordinasi).

Kelompok dibedakan atas tiga tipe antara lain: Satu, Kelompok Semu

(Quasi Group). Dua, Kelompok Kepentingan (Manifes). Tiga, kelompok

konflik kelompok semu. Sejumlah pemegang posisi dengan kepentingan

yang sama tetapi belum menyadari keberadaannya, dan kelompok ini juga

termasuk dalam tipe kelompok kedua, yakni kelompok kepentingan dan

karena kepentingan inilah melahirkan kelompok ketiga yakni kelompok

konflik sosial. Sehingga dalam kelompok akan terdapat dalam 2

perkumpulan, yakni kelompok yang berkuasa (atasan) dan kelompok yang

dibawahi (bawahan). Kedua kelompok ini mempunyai kepentingan berbeda.

Bahkan, menurut Dharendorf, mereka dipersatukan oleh kepentingan yang

sama. Mereka yang berada pada kelompok atas (penguasa) ingin tetap

36 K. J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu

Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, h: 214.

Page 56: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

43

mempertahankan status quo sedangkan mereka berada di bawah (yang

dikuasai atau bawahan ingin supaya adaperubahan.37

E. Resistensi Sektor Informal

Pada penulisan skripsi ini juga penulis mengurai tentang resistensi

untuk berupaya mengetahui tindakan-tindakan individu, masyarakat, dan

kelompok yang berada di dalam konflik, karena kajian resistensi ini menjadi

titik tengah dari kecenderungan teori konflik yang melihat fenomena dari

stuktur atau dari atas ketimbang sebaliknya. Oleh karena itu, kajian

resistensi lebih menitikberatkan pada tindakan-tindakan individu.

Disamping itu, pandangan ini juga dipengaruhi oleh pemikiran-pimikiran

antropologi yang memandang manusia sebagai subjek analisis, bukan

objek.38

1. Pengertian Resistensi

Resistensi menurut kamus Besar Ilmu Pengetahuan mendefenisikan

sebagai perlawanan, daya tahan, ketahanan, keawetan.39 James Scott

mendefinisikan resistensi adalah, setiap tindakan para anggota kelas

masyarakat yang rendah yang tujuannya untuk meredam, melunakkan atau

menolak tuntutan-tuntutan yang dikenakan pada kelas kelas yang lebih atas.

37 K. J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu

Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, h: 215-218. 38 Yusran Darmawan, Timur Angin, Agustus 2009.

Diakses pada 2 Pebruari 2011 dari http://timurangin.blogspot.com/2009/08/resistensi-dalam-kajian-antropologi.html

39 Seve M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Lembaga Pengkajian Kebudyaan Nusantara/LPKN, 1997).

Page 57: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

44

Dengan demikian resistensi merupakan gerakan atau perlawanan yang

terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap sesuatu hal.40

2. Bentuk-bentuk resistensi Sektor Informal

Bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan Pedagang Kaki Lima yang

merupakan bentuk kegiatan ekonomi sektor informal, antara lain dengan

melakukan resistensi secara terbuka dan resistensi secara terselubung.41 Hal

ini terkait erat dengan teori resistensi yang dikemukakan oleh James Scott.

a. Resistensi Terbuka

Menurut James Scott, resistensi terbuka merupakan bentuk resistensi

yang terorganisir, sistematis, dan berprinsip, yang bertujuan berusaha

meniadakan dasar dari dominasi itu sendiri. Manisfestasi dari bentuk

resistensi ini adalah digunakannya cara-cara kekerasan seperti

pemberontaan dan pembangkangan.42

Cara-cara yang diterapkan oleh para pedagang kaki lima antara lain

dengan melakukan perlawanan secara terang-terangan atau resistensi secara

terbuka. Resistensi secara terbuka dilakukan dengan melawan secara

langsung kepada petugas yang mau menangkap mereka. Adapun bentuk-

bentuk resistensi terbuka meliputi: Satu, menghadapi langsung atau

40 Maria Sri Rahayu, Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA no. 3 Tahun 2000:

Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar, UNUD, Denpasar: Tesis, Fakultas

Pendidikan IPS, Jurusan Sejarah IKIP PGRI, h: 11-12. Diakses dari Internet pada tanggal 20 Oktober 2012. ejournal.unud.ac.id/.../6~strategi%20pedagang%20kaki%20lima.pdf

41 Maria Sri Rahayu Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA No. 3 Tahun 2000:

Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar, h: 13. 42 Resistensi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastuktur Perdesaan:

(Studi Kasus di Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat), Komunitas, Vol. IV No.3 November 2008, h: 54-55

Page 58: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

45

melawan petugas. Dua, tetap berjualan di lingkungan yang di larang. Tiga,

menolak relokasi.43

b. Resistensi Terselubung

Resistensi terbuka lebih bersifat adanya kontak langsung (adu fisik)

dengan para petugas tetapi kalau dalam taraf resistensi terselubung hal

tersebut justru malah dihindari. James Scott, mengemukakan resistensi yang

bersifat terselubung merupakan kegiatan kecil-kecilan. Insidentil dan, gejala

kejahatan sekundernya adalah: Satu, tidak terorganisasi, tidak sistematis,

dan individual. Dua, bersifat untung-untungan dan pamrih. Tiga, tidak

mempunyai akibat-akibat revolusioner. Empat, dalam maksud dan

logikanya mengandung anti penyesuaian dengan sistem dominasi yang

ada.44

Pada tahap ini para PKL malah cenderung untuk menghindari

petugas. Ada berbagai cara yang mereka lakukan untuk melakukan

perlawanan kepada petugas, misalnya dengan hal-hal sebagai berikut. Satu:

mengomel, menggerutu, dan membicarakan Petugas. Dua, membawa lari

barang dagangan bahkan meninggalkan pembeli yang sedang makan. Tiga,

menyembunyikan barang dagangan. Empat, pura-pura sebagai pengunjung

biasa saat petugas datang. Lima, sembunyi-sembunyi atau kucing-kucingan

43 Maria Sri Rahayu Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA no. 3 Tahun 2000:

Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar h: 14. 44 Sudarso, Resistensi Terselubung Buruh Anak Perkebunan (Laporan Penelitian Lembaga

Penelitian Universitas Airlangga, 2003, h. 26.

Page 59: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

46

dengan petugas. Enam, memberi uang sogok kepada petugas. Tujuh,

menebus barang dagangan yang telah disita.45

3. Strategi Resistensi Sektor Informal

Sektor informal mempunyai strategi resistensi sebagaimana strategi

digunakan untuk meminimalisir tekanan-tekanan yang ada. menurut

Alisjahbana, terdapat 5 strategi yang digunakan oleh para pelaku kegiatan

sektor informal, diantaranya: Satu, Financial ware. Financial ware

merupakan kemampuan yang dimiliki para pedagang kaki lima dalam sektor

keuangan yang digunakan untuk menyogok petugas, lurah dan camat agar

tidak bersikap represif dan mau membocorkan setiap akan terjadi obrakan.

Dua, Consciousness ware. Yaitu kesadaran dari para pedagang kaki lima

untuk melakukan resistensi. Tiga, Organization ware. Suatu strategi dengan

menggunakan sarana organisasi yang kuat. Empat, Social ware. Yakni

menggalang kekompakan sosial antara sektor informal yang satu dengan

yang lain. Lima, Hardware. menggunakan strategi dengan cara mengambil

kesempatan dari situasi (main kucing-kucingan).46

4. Faktor-Faktor Resistensi Sektor Informal

Menurut Sudarso, faktor resistensi dikarenakan adanya

ketidakberdayaan seseorang, dilain hal juga dipegaruhi oleh sistem

perpolitik disuatu negara.47 Keberanian sektor informal untuk melakukan

resistensi adalah sebuah proses akumulasi dari berbagai fenomena yang

45 Maria Sri Rahayu Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA no. 3 Tahun 2000:

Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar, h: 18-21. 46 Alisjahbana, Sisi Gelap Perkembangan Kota (Yogyakara: Laksbang Pressindo 2005), h:

142-143. 47 rselubung Buruh Anak Perkebunan h: 75.

Page 60: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

47

melatarbelakangi, antara lain: Pertama, adanya model penataan sektor

informal yang selalu menggunakan pendekatan represif, bukan persuasif.

Kedua, adanya sikap ketidakpedulian pemerintah kota terhadap keberadaan

sektor informal sehingga selalu dimarjinalkan. Ketiga, terbungkamnya suara

sektor informal. Budaya Top Down, dalam setiap pembuatan kebijakan yang

mengatur sektor informal juga menyebabkan terjadinya resistensi sektor

informal terhadap Pemerintah Kota. Keempat, adanya stigma negatif yang

selama ini sengaja ditempelkan oleh Pemerintah Kota terhadap keberadaan

sektor informal. Kelima, berhembusnya era reformasi. Era reformasi

merupakan variabel penting yang bisa memicu terjadinya resistensi sektor

informal, karena era itu mampu memberikan suasana atau ruang bagi

terwujudnya resistensi sektor informal dalam bentuk yang nyata.48

48 Alisjahbana, Sisi Gelap Perkembangan Kota, h: 167-169.

Page 61: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

48

BAB III

GAMBARAN UMUM UNIT PENGELOLA TERMINAL

ANGKUTAN JALAN PROVINSI DKI JAKARTA,

TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN JAKARTA TIMUR,

dan PEDAGANG KAKI LIMA di TERMINAL KAMPUNG

RAMBUTAN JAKARTA TIMUR

A. Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

1. Sejarah Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta

Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, sehingga membentuk suatu

organisasi atau unit pelaksanaan teknis yaitu Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi Jakarta pada tanggal 22 Januari tahun 2003 yang

berdasarkan keputusan Gubernur nomor 8 tahun 2003 tanggal 22 Januari

2003.1 Tujuan dibentuknya unit ini yaitu: Satu, untuk meningkatkan

keamanan dan keselamatan pelayanan transportasi darat. Dua, memenuhi

prasarana dan sarana transportasi darat yang menjangkau masyarakat dan

wilayah indonesia. Tiga, meningkatkan kualitas penyediaan jasa di

transportasi darat yang memiliki kualitas prima didalam manajemen

produksi. Empat, meningkatkan daya saing transportasi darat sehingga dapat

berkompetisi dengan moda lainnya. Lima, meningkatkan pembangunan

1 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta 2010), h:11.

Page 62: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

49

transportasi darat yang merata dan berkelanjutan. Enam, menciptakan

pembangunan transportasi darat yang terintegrasi dengan moda lain.2

2. Visi Dan Misi Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta

Dalam upaya memberikan perannya di bidang transportasi di DKI

Jakarta, visi Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

adalah menciptakan terminal yang bersih, aman, nyaman, dan tertib bagi

pengguna angkutan umum. Sedangkan Misi Unit dari unit ini yaitu: Satu,

merencanakan pembangunan dan pemeliharaan terminal angkutan jalan

yang memadai. Dua, menyediakan anggaran yang memadai. Tiga,

melaksanakan pengawasan dan penertiban terminal secara kesinambungan.

Empat, melaksanakan pengusahaan fasilitas angkutan jalan dengan

memperhatikan pergerakan orang dan kendaraan 2003. 3

3. Struktur Organisasi Kepengurusan dan Tugas-tugas Kepengurusan

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta

Dalam rangka untuk memperlancar tugas dan fungsi Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, maka Gubernur Provinsi

DKI Jakarta yaitu Fauzi Bowo pada tanggal 4 Januari 2010 menetapkan

peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 10 tahun 2010 tentang

2 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Lampiran Tupoksi Unit

Pengelola Terminal AJ PROV DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h:10. 3 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Lampiran Tupoksi Unit

Pengelola Terminal AJ PROV DKI Jakarta, h: 6.

Page 63: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

50

pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan DKI Jakarta beserta tugas-tugasnya.4

a. Struktur organisasi Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta

Dalam peraturan tersebut struktur keorganisasian Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 4

kepengurusan yaitu: Satu, Kepala Unit yang dijabat Ibu. Reni Dwi Astuti,

ST. Dua, K.A. SUB Bagian Tata Usaha yang dijabat oleh Bpk. Drs. Wisnu

Wardono. Tiga, Seksi Operasional yang dijabat oleh Bpk. Drs. Taufik

Rahman. Empat, Seksi sarana dan Prasarana yang dijabat oleh Ir.

Nursyahbuddin.5

b. Tugas-tugas Kepengurusan Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakarta:

1) Kepala Unit

Kepala Unit merupakan pemimpin atau kepala Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta nomor 10 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja

unit pengelola angkutan jalan, kepala unit mempunyai tugas yaitu: Satu,

memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi unit

pengelolaan terminal angkutan jalan. Dua, mengkoordinasikan tugas

subbagian dan seksi-seksinya. Tiga, melaksanakan koordinasi dan

4 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012), h: 1. 5 Unit Pengelola Terminal Angkutan jalan Provinsi DKI Jakarta, Struktur organisasi

kepengurusan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012), h:1.

Page 64: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

51

kerjasama dengan stuan kerja perangkat daerah, perangkat kerja unit daerah

atau instansi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. Empat, melaporkan dan

mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta.6

2) Subbagian Tata Usaha

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 10

tahun 2010 pasal 7 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, subbagian tata

usaha adalah satuan kerja staff dalam pelaksanaan administrasi Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, dan dipimpin

oleh kepala Subbagian Tata Usaha. kemudian, dalam merealisasikan pasal

tersebut subbagian mempunyai 6 tugas pokok yaitu sebagai berikut: Satu,

menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan. Dua,

melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan. Tiga,

melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian. Empat, melaksanakan

pengelolaan keuangan. Lima, mengurus kebutuhan perkantoran. Enam,

mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional. 7

6 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012), h: 6. 7 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan, h:7-8.

Page 65: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

52

3) Seksi Operasional

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 10

tahun 2010 pasal 8 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit

pengelola angkutan, seksi operasional merupakan satuan kerja di badan Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam pelaksana

kegiatan pelayanan penggunaan atau pemanfaatan terminal, dan seksi

opersional dipimpin oleh kepala seksi yang kedudukannya dibawah dan

bertanggung jawab terhadap kepala unit.8

Dengan berpedoman Kepada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta

nomor 10 tahun 2010 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta membentuk seksi operasional yang tugas pokoknya adalah

untuk melaksanakan penjagaan keamanan, ketertiban, keindahan terminal

angkutan jalan, dan melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana

terminal angkutan jalan, serta melaksanakan pungutan retribusi terminal

angkutan jalan.9

4) Seksi Sarana dan Prasarana

Melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 10

tahun 2010, seksi sarana dan prasarana yang merupakan satuan Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam

pelaksanaannya mengelola prasarana dan sarana terminal, mempunyai 11

tugas pokok, yaitu: Satu, menyusun bahan rencana kerja dan anggaran

8 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan, h: 9. 9 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Lampiran Unit Pengelola

Terminal AJ PROV DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h: 10.

Page 66: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

53

(RKA) dan dokumen pelaksana anggaran (DPA). Dua, menyusun standar

ketersediaan dan kelayakan prasarana dan sarana teknis terminal. Tiga,

menyusun standar operasional dan standar pelaksanaan pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana teknis terminal. Empat, menyusun rencana

penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis

terminal. Lima, menyediakan proses penyediaan prasarana dan sarana teknis

terminal. Enam, melaksanakan inventarisasi, monitoring evaluasi

ketersediaan dan kelayakan prasarana dan sarana teknis terminal. Tujuh,

melaksanakan kegiatan dan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan

sarana teknis terminal. Delapan, mengawasi dan mengendalikan

penggunaan atau pemanfaatan prasarana dan sarana teknis terminal.

Sembilan, melaksanakan koordinasi dengan satuan perangkat daerah, unit

kerja perangkat daerah atau instansi baik pemerintah serta swasta yang

berkenaan dengan pengelolaan prasarana dan sarana teknis terminal.

Sepuluh, menyiapkan bahan laporan unit pengelola terrminal angkutan

jalan. Sebelas, melaporkan dan mempertanggung jawabkan dari setiap

pelaksanaan tugas seksi prasarana dan sarana. 10

4. Kedudukan, tugas dan fungsi Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi Jakarta

Kedudukan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta sebagai unit pelaksana teknis Dinas Perhubungan di bidang

pengelolaan terminal angkutan jalan, dan dipimpin oleh seorang kepala unit

10 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h: 9.

Page 67: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

54

yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibawah pimpinan kepala

Dinas Perhubungan atau mempunyai tanggung jawab kepala Dinas

Perhubungan. Tugas Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta yaitu, melaksanakan pengelolaan angkutan jalan, dan fungsinya

adalah: Satu, sebagai pelaksana ketatausahaan yang meliputi urusan

keuangan dan kepegawaian umum, perlengkapan dan pelaporan. Dua,

sebagai pelaksana kegiatan perencana dan pembangunan terminal angkutan

jalan. Tiga, sebagai pelaksana pengusahaan fasilitas terminal angkutan jalan.

Empat, sebagai perencanaan pemeliharaan terminal angkutan jalan. Lima,

pelaksana operasional angkutan jalan. 11

B. Hubungan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

dengan Terminal

Hubungan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dengan

terminal adalah setiap sarana, prasarana dan operasional di terminal serta

kepegawaian kepengurusan terminal berhubungan langsung dengan Unit

Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, dan juga setiap pungutan

retribusi terminal di serahkan kepada Unit Pengelola Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta. 12

11 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Lampiran Unit Pengelola

Terminal AJ PROV DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h: 7. 12 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta, h: 20.

Page 68: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

55

C. Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur

1. Sejarah Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31 tahun 1995,

terminal merupakan titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang

berfungsi sebagai pelayanan umum dan tempat pengendalian, pengawasan

pengaturan dan pengoperasian lalu lintas, serta tempat prasarana angkutan

yang merupakan bagian dari sitstem transportasi untuk melancarkan arus

penumpang dan barang, dan terminal mempunyai peran penting untuk

efisiensi kehidupan kota. 13

Terminal berfungsi sebagai sebagai alat pengendali kendaraan angkutan

umum, serta sumber pemungutan retribusi bagi pemerintah. selain itu,

terminal juga berfungsi untuk tempat menunggu kendaraan, untuk mengatur

kegiatan operasional angkutan dan sebagai tempat istirahat, informasi bagi

awak angkutan.14

Untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, maka pemerintah

mendirikan terminal Kampung Rambutan jakarta Timur pada tanggal 1

oktober 1992, yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang ke 10

Bapak Wiyogo Atmodarminto.15 Terminal Kampung Rambutan termasuk

terminal terbesar di DKI Jakarta, dan merupakan terminal penumpang type

A, yaitu terminal yang berfungsi melayani kendaraan umum seperti

13 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta, h: 1. 14 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, h: 2. 15 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Lampiran Tupoksi Terminal Kp. Rambutan, (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012).

Page 69: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

56

angkutan kendaraan antar provinsi (AKAP), lintas negara, angkutan

kendaraan antar daerah (AKAD) dan angkutan pedesaan. 16

2. Letak Demografi dan Geografis Terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur

Secara Demografi terminal kampung rambutan terbagi menjadi dua

wilayah yaitu terminal dalam kota dan terminal antar Kota. Terminal dalam

kota merupakan terminal transportasi trayek angkutan kota, sedangkan

terminal antar kota merupakan trayek angkutan kendaraan antar lintas

negara, provinsi, dan antar daerah. Di terminal Kampung Rambutan terdapat

sembilan puluh lima petugas, diantaranya 35 petugas dari terminal dalam

kota, dan 60 petugas dari terminal antar kota, dan petugas-petugas tersebut

terbagi dalam lima susunan keorganisasian yaitu, Kepala Terminal, Staff

TU, Kepala Regu beserta anggotanya, Karyawan PTT (Pegawai Tidak

Tetap), dan Petugas Kebersihan. 17

Secara Georgafis, terminal bus Kampung Rambutan Jakarta Timur

terletak di jalan lingkar luar timur dengan jalan tol jagorawi, jalan lingkar

utara bersebelahan dengan jalan. T.B. Simatupang, sebelah selatan dan barat

pemukiman penduduk. Terminal Kampung Rambutan memiliki luas

wilayah ± 141.000 M2. yang terbagi kedalam 2 wilayah, yaitu terminal

dalam kota seluas 87.200 M2, yang keseluruhan luas wilayah tersebut terdiri

dari, luas emplacement 9.762 M2, kantor 2,779 M2, taman 9.600 M2, trotoar

16 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h: 5. 17 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Struktur Organisasi Kepengurusan

Terminal Kp. Rambutan (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012).

Page 70: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

57

419 M2, dan pagar 1.087 M2. Sementara luas terminal antar kota adalah

53.800 M2, yang terdiri dari luas emplacement 5.560 M2, luas bangunan

3.248 M2, pelataran antar jemput 1568.50 M2, tempat parkir 65.000 M2,

taman 9.600 M2, panjang jalur keluar dan masuk 18.225 M2, dan menara

pengawas 4 lantai 1.670 M2 .18

Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.

Sumber: Kantor Terminal Antar Kota Kampung Rambutan Jakarta Timur

18 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Lampiran Tupoksi Terminal Kp. Rambutan (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012).

Page 71: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

58

3. Visi dan Misi

Adapun visi dari terminal kampung rambutan adalah menciptakan

sistem transportasi yang terintegrasi dan berkualitas yang sejajar dengan

kota besar negara maju.

Dan misinya yaitu: Satu, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat

akan pelayanan jasa yang tertib, teratur, tepat waktu. Dua, tangguh

menghadapi tantangan, rintangan. Tiga, terampil dan berprilaku gesit, ramah

sopan serta lugas. Empat, bertanggung jawab terhadap keselamatan dan

keamanan jasa perhubungan.19

4. Struktur Organisasi Kepengurusan Terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur

Kepengurusan di terminal kampung rambutan merupakan bagian dari

instansi Pemerintah, yaitu pegawai Dinas Perhubungan DKI Jakarta, serta

terdapat juga pegawai tidak tetap yaitu bukan merupakan pegawai dari

Dinas Perhubungan atau bukan pegawai negeri sipil (PNS). Kepengurusan

di terminal kampung rambutan terbagi menjadi 2 wilayah yaitu

kepengururan terminal dalam kota dan antar kota.

a. Struktur Organisasian Terminal Dalam Kota

Dalam struktur organisasi di terminal dalam kota Kampung

Rambutan, terdapat 8 jabatan kepengurusan, diantaranya yaitu: Satu, Kepala

Terminal dalam Kota, yang dijabat oleh Bpk. H. M. Hatta. Dua, Staff Tata

Usaha I dijabat oleh Yuliana. MS. S. AP. Tiga, Staff Tata Usaha II dijabat

19 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Lampiran Tupoksi Terminal Kp. Rambutan

Page 72: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

59

oleh Evi Ekawati. Empat, Kepala Regu I dijabat oleh Katijo. Kepala Regu I

beranggotakan 6 orang, diantaranya yaitu: Saut Sihite, Sardi, Chaerudin, H.

Toyib, Husen, Rudi. Lima, Kepala Regu II dijabat oleh Yanuariyanto.SE.

Enam, Kepala Regu II beranggotakan 6 orang, yaitu: Hariyanto, Irawan,

Sunaryo, Abdullah, Rosyid, wasis. s. Tujuh, Kepala Regu III dijabat oleh

Puja Laksana. beranggotakan 6 orang, yaitu: Fadillah, Abidin, Ade

Hermawan, Zainal, Sobana, Jamal Sodik. Tujuh, Karyawan PTT dijabat

oleh Yaman. S. Delapan, Petugas Kebersihan. Petugas kebersihan

beranggotakan 10 orang, yaitu: A. Yani, Parman, Badrun, Purwadi, Supri,

Beben, Solihin, Utin, Sukrila, dan Mudji. 20

b. Struktur Organisasian Terminal Antar Kota

Kemudian, dalam struktur keorganisasian di terminal antar kota

terminal Kampung Rambutan terdapat 6 jabatan kepengurusan, diantaranya

yaitu: Satu, Kepala terminal antar kota yang dijabat oleh Bpk. Dwi Basuki.

Dua, Bagian Staff Tata Usaha dijabat oleh 9 orang, diantaranya adalah:

Bpk. M. T. Palalo, Elis Rusmini, Sri Rahayu, Siti Solihati, Susanti, Cristine,

U. Tetty Elfrida. T, Everiastuti Hardiati, Yaze Elficana (Upik). Tiga, Kepala

Regu I yang dijabat oleh Bpk. Sumarna. Kepala Regu I beranggotakan 15

orang, diantaranya yaitu: Gunardi, Sugiono, Andrea Setiawan, Yamsudin,

Ahmad, Akhmed Parulian, C. H. Supartiman, Sryono, Rahmat, Rohman,

Tito Hendarto, Pardi, Azirman, Anis, Kalam. Empat, Kepala Regu II yang

dijabat oleh Bpk. Simon Siregar, da regu tersebut terdapat 16 orang anggota,

20 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Struktur Organisasi Kepengurusan

Terminal Dalam Kota Kp. Rambutan (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012).

Page 73: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

60

yaitu: Yos Sudarso, Suwarno, Mulus, M. Tampubolon, Saeful Hidayat,

Ajudin, Karno, Erwan Irawadi, Gino, Leon Irvantino, Irfan, Nur Gojali,

Nurul, Edwar Rodi, Hengki Kurniawan, Bambang Purwadi. Lima, Kepala

Regu II yang dijat oleh Bpk. H. Budi Prayitno, S. Sos. Beranggotakan tujuh

belas orang diantaranya yaitu: Anang Hidayat, Sapidi, Lukman, Imran

Anwar, Sajum, Madzen, Krisyanto, Afrizal Effendi, Nursirwan, Agus Salim,

Cecep Hermawan, Margono, Mula, Armon Rempe, Mulyadi, Udin.21

Organisasi kepengurusan terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur merupakan pegawai dari Dinas Perhubungan dan berstatuskan

Pegawai Negeri Sipil (PNS), terkecuali Petugas kebersihan merupakan

pegawai pilihan yang direkrut oleh karyawan PTT, dan berstatuskan bukan

pegawai negeri.22

5. Tugas-Tugas Kepengurusan Terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur

Tugas dari kepala terminal adalah pemangku kebijakan dan

mengkoordinasi setiap anggota kepengurusan. staff tata usaha (TU), yaitu

mengurus berkas atau surat-surat penting dan merangkap sebagai bendahara.

Kemudian, tugas dari kepala regu I, II, III adalah mengkoordinasi setiap

anggota untuk melaksanakan tugasnya yaitu menertibkan lingkungan

terminal, mengatur lalu lintas kendaraan, dan pedagang. Selanjutnya

21 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Struktur Organisasi Kepengurusan

Terminal Antar Kota Kp. Rambutan (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012). 22 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

Lampiran organisasi kepengurusan

Terminal Dalam Kota Kp. Rambutan.

Page 74: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

61

pegawai tidak tetap (PTT), tugasnya merekrut pegawai baru atau tambahan

untuk terminal. Dan yang terakhir petugas kebersihan, tugasnya yaitu

menjaga dan membuat lingkungan terminal menjadi nyaman aman dan

bersih.23

D. Kebijakan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta Dalam Menangani Pedagang Kai Lima Di Terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur

Berdasarkan PERDA nomor 8 tahun 2007 pasal 25 ayat 2, setiap orang

atau badan dilarang berdagang berusaha di bagian jalan atau trotoar, halte,

jembatan penyeberangan orang dan tempat-tempat untuk kepentingan umum

lainnya.24 Dengan demikian, jelas para pedagang dilarang berjualan di

tempat publik karena mengganggu ketertiban umum. Akan tetapi, untuk

dapat memakai fasilitas di atas atau tanah milik pemerintah harus

mendapatkan izin gubernur atau pejabat yang bersangkutan.25 Kaitannya

dengan kebijakan relokasi pedagang kaki lima di terminal kampung

rambutan, pemerintah melalui PERDA Provinsi Khusus Ibukota Jakarta

nomor 12 tahun 2003 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, kereta api,

sungai dan danau, serta penyeberang di Provinsi DKI Jakarta, Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta menyediakan

pelayanan perizinan kegiatan usaha di terminal dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut: Satu, membayar retribusi sesuai waktu dan sesuai luasan.

23 Wawancara dengan AA di terminal Kp. Rambutan Jakarta Timur 24 Mei 2012. 24. PERDA nomor 8 tahun 2007 Ketertiban Umum 25. PERDA nomor 8 tahun 2007 Ketertiban Umum

Page 75: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

62

Dua, tidak menjual barang dagangan selain jenis barang dagangan yang

telah di tentukan dalam surat ijin usaha. Tiga, memelihara kebersihan,

ketertiban, keamanan dan keindahan lingkungan di sekitar tempat usaha.

Empat, mananggung biaya listrik yang diperlukan. Lima, tidak mengubah

mengubah bentuk dan menyerahkan atau menyewakan fasilitas terminal

kepada pihak lain terkecuali atas persetujuan Dinas Perhubungan Povinsi

DKI Jakarta. Enam, tidak menuntut ganti rugi apabila badan usaha

melanggar ketentuan dari persyaratan, dan apabila tempat atau lokasi usaha

digunakan untuk kepentingan pengaturan di dalam terminal serta lokasi

terkena musibah. Tujuh, bangunan yang di bangun oleh badan usaha di

lahan terminal akan menjadi milik PEMDA PROV DKI Jakarta. Delapan,

memelihara kebersihan, ketertiban, keamanan, dan lingkungan sekitar.

Sembilan, dilarang tempat usaha dijadikan tempat tinggal. Sepuluh, tidak

menuntut rugi apabila lokasi rusak terkena musibah. Sebelas, mematuhi

undang-undang yang berlaku. Dua belas, bentuk dan ukuran kios setandar

yang di keluarkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. 26

Selanjutnya, Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta juga menyediakan pelayanan perpanjang perizinan kegiatan usaha di

terminal yang merujuk pada PERGUB nomor 66 tahun 2005, dan SK kepala

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta nomor 1803 tahun 2008. Dalam

perpanjang perijinan terdapat ketentuan-ketentuan yang harus di laksanakan

oleh pemohon atau badan, diantaranya yaitu: Satu, setiap pemegang izin

26 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta Lampiran

Surat Ijin

Kegiatan Usaha Di Dalam Terminal Penumpang, Pool Bus Dan Terminal Barang Di Provinsi

Jakarta h: 1.

Page 76: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

63

usaha wajib mematuhi ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku

yaitu: a). Dilarang memindahkan ijin usaha ke pihak lain. b). Dilarang

melakukan kegiatan usaha yang telah ditetapkan dalam surat ijin usaha. c).

Dilarang menjadikan tempat tinggal sebagai tempat tinggal. d) Dilarang

menyewakan tempat fasilitas terminal kepada orang lain. Dua, masa ijin

berlaku sampai 1 tahun, dan dapat d perpanjang 3 kali setelah di evaluasi

oleh Dinas Perhubungan. Tiga, pemohon diwajibkan menyetujui atau

menandatangani surat persetujuaan kesanggupan untuk menaati peraturan

yang berlaku. Empat, dalam pemberiaan ijin Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta memberikan 10 kali ijin usaha. Lima,

dalam mengesahkan perpanjangan selama 21 hari. 27

E. Gambaran Pedagang Kaki Lima Di Terminal Kampung Rambutan

Keberadaan pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan

Jakarta Timur pada beberapa sisi telah memberikan manfaat khususnya

calon penumpang untuk mendapatkan sesuatu yang kebetulan kita butuhkan,

serta ikut berperan membantu meningkatkan pelayanan di terminal.

Bayangkan jika di terminal tidak ada pedagang kaki lima para penumpang

tidak merasa nyaman dengan perjalanan dalam aktifitasnya meskipun

keberadaannya kerap kali sangat mengganggu. Karakteristik pedagang di

terminal kampung rambutan dapat dibedakan dari berbagai macam, seperti

jenis dagangan, legalitas (status), serta sarana dan prasarana. Janis dagangan

27 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran Surat

pengurusan perpanjang Ijin Usaha Di Dalam Terminal Bus Dan Terminal Di Provinsi DKI

Jakarta 2012, h: 1-2.

Page 77: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

64

pedagang di terminal Kampung Rambutan hampir sama dari kios ke kios

seperti nasi, soto, baso, rokok, buah-buahan dan makanan ringan (cemilan).

Selain makanan dan minuman, terdapat juga jenis dagangan seperti majalah

dan koran, serta pelayanan jasa yaitu servis handphone dan peterusan (WC

umum).

Di terminal kampung rambutan terdapat dua kelompok pedagang yaitu

pedagang yang resmi (Legal), dan tidak resmi (Ilegal). Pedagang resmi

adalah pedagang yang menempati fasilitas penunjang terminal, yaitu kios-

kios permanen di ruang tunggu terminal antar kota dan dalam kota, serta

yang letaknya di jalur keluar terminal di areal terminal dalam kota.

Sedangkan pedagang tidak resmi, pedagang yang tidak memiliki tempat

atau berdagang secara liar (ngasong atau ngider dari tempat ke tempat).

Karakteristik pedagang tidak resmi kebanyakan dari mereka adalah para

perantau yang datang dari luar DKI Jakarta, diantaranya: Jawa, Sumatera,

dan Madura. Mereka berjualan dengan menggunakan fasilitas sederhana,

seperti alasan (tikar), pikulan, dan gerobak, dan kerap menempati jalur

transprotasi di terminal kampung rambutan. Jenis barang dagangan yang di

jajakan pedagang tidak resmi diantaranya: rokok, buah-buahan, makanan

ringan, nasi goreng, baso, dan soto.

Di terminal Kampung Rambutan, membolehkan setiap kalangan

masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi atau usaha, dan

menggunakan fasilitas penunjang terminal, karena fasilitas penunjang bukan

Page 78: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

65

hanya diperuntukan bagi para pedagang kaki lima. Sebagaimana yang

diungkapkan Bpk. AA:

Ya selain di ruang tunggu, kios-kios yang ada di jalur keluar terminal

untuk pedagang saja, untuk masyarakat juga, misalkan ada masyarakat yang ingin usaha di terminal ini kami bantu, dan kami tempatkan ke lokasi relokasi itu (24 Mei 2012: 10.00 WIB) 28

Berdasarkan hasil temuan dilapangan, para pedagang atau badan yang

melakukan kegiatan perekonomian secara resmi di terminal kampung

rambutan terdapat 2 kelompok yaitu, kelompok pengusaha, atau pengelola

yang mendirikan usaha berbentuk perusahaan seperti PT, CV, dan UD, serta

kelompok badan yang berdiri sendiri yaitu, para pedagang kaki lima yang

menempati fasilitas penunjang terminal.

Jumlah pedagang kaki lima resmi di terminal kampung rambutan saat

ini terdapat 89 pedagang atau pengelola, diantaranya: badan yang berdiri

sendiri terdapat 69 orang, dan 20 pengusaha atau Perusahaan. Dengan

jumlah kios 140 buah yang tersebar di 3 wilayah yaitu di terminal antar

kota terdapat 37 kios, terminal dalam kota 30 kios, dan di jalur keluar

terminal terdapat 73 kios.

Pedagang resmi di terminal antar kota, saat ini berjumlah 23 pedagang

yang terbagi menjadi 2 yaitu, pengusaha, atau badan yang mendirikan usaha

berbentuk perusahaan sebanyak 13 pengelola, dan 11 orang yang berdiri

sendiri yaitu, para pedagang kaki lima. Dengan jumlah kios 37 buah. Untuk

lebih jelasnya lagi dapat di lihat table di bawah:

10 Wawancara dengan AA, di Kantor terminal Dalam Kota Kampung Rambutan 24 Mei

2012

Page 79: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

66

Tablel Jumlah Kios Dan Pedagang Terminal Antar Kota.29

No Nama Jumlah kios Jenis kegiatan usaha

1 PT. Tujuan Indo Jaya 6 Rumah Makan

2 Bunayah 1 Soto dan bakso

3 HJ. Mahdatusoliha 1 Soto dan bakso

4 PT. Karya Amanah Indah 3 WC dua unit, dan Musolah

5 PT. Wahana Bakti Jaya 2 WC

6 PT. Twin Donuts 1 Donuts

7 UD. Martipan Jaya 3 Makanan dan minuman

8 Siswati 1 Bakso dan minuman

9 Nainggolan 1 Koran dan Majalah

10 Jhoni P. Simanjuntak 1 Rokok dan minuman

11 PT. Telsindo Pratama 1 wartel

12 UD. Ulli Persada Mitra 2 Rumah Makan dan Minuman

13 UD. Empat Saudara 2 Makanan dan minuman

15 UD. Anugerah Jaya Santosa 1 RM. Makan

16 Lili 1 Rokok dan minuman

17 UD. Barhos 1 Rokok dan minuman

18 Mawan Hermawan 1 Rumah Makan

19 H. Sueb 1 WC

20 H. Rosda Farida 1 WC

28 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran Daftar

Pengguna Fasilitas Terminal Antar Kota Kp. Rambutan 2012.

Page 80: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

67

21 PT. Modulindo 4 Musolah, WC, bengkel dan Warkop

22 CV. Try karya utama 1 WC

23 PT. Kindys Donuts 1 Donuts

JUMLAH 37

Data jumlah pedagang di atas, merupakan pedagang atau pengelola

yang menempati fasilitas penunjang terminal, yaitu di ruang tunggu terminal

antar kota.

Selanjutnya, di terminal dalam kota terdapat 2 lokasi binaan, yaitu di

ruang tunggu terminal dan jalur keluar terminal yang merupakan areal

relokasi untuk para pedagang. Pedagang di ruang tunggu terminal saat ini 17

orang, diantaranya: pengusaha, atau badan yang mendirikan usaha

berbentuk perusahaan sebanyak 12 pengelola, dan 5 orang yang berdiri

sendiri yaitu, para pedagang kaki lima. Dengan jumlah kios 37 buah . Untuk

lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tablel Jumlah Kios dan Pedagang di Ruang Tunggu Terminal

Dalam Kota.30

No Nama Jumlah kios Jenis kegiatan usaha

1 Ex. PT. Marga Jaya 2 Rokok dan minuman

2 PT. Donfra Putra 1 wartel

3 UD. Martipan Jaya 2 Rokok dan minuman

29 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran daftar

Pengguna Fasilitas Terminal Dalam Kota Kp. Rambutan 2012.

Page 81: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

68

4 PT. Tujuan Indo Jaya 4 Rumah Makan

5 UD. Ulli Persada Mitra 1 Rumah Makan dan rokok

6 PT. Karya Amanah Indah 2 WC

7 UD. Berkat 1 Rumah Makan

8 UD. Empat Saudara 2 Makanan dan minuman

9 UD. Dian Mandiri 2 Makanan dan minuman

10 H. Sueb 5 Rumah Makan, WC, Soto

11 UD. Barhos 1 WC

12 Hj. Rosda Farida 2 WC, dan RM sunda

13 Chici 1 Rumah Makan Sunda

14 PT. wahana bhakti jaya 1 WC

15 PT. Tri Karya Utama 1 WC

16 Bunayah 1 Soto mie

17 Nurkhasanah 1 Rumah Makan

JUMLAH 30

Kemudian, jumlah pedagang yang menempati bangunan relokasi di

jalur keluar terminal saat ini terdapat 69 orang, diantaranya: pengusaha,

atau badan yang mendirikan usaha berbentuk perusahaan sebanyak 4

pengelola, dan 65 orang yang berdiri sendiri yaitu, para pedagang kaki lima.

Dengan jumlah kios 73 buah . Untuk lebih jelasnya lagi dapat di lihat table

di bawah:

Page 82: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

69

Tablel Jumlah Kios dan Pedagang di Jalur Keluar Terminal.31

29 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran Daftar

Pengguna Fasilitas Terminal Jalur Keluar Terminal Kp. Rambutan Kp. Rambutan 2012.

No Nama Jumlah kios Jenis kegiatan usaha

1 Muh. Muhammad 1 Kopi/indomie

2 Jibril 1 Counter pulsa

3 Wahyu 1 Cuonter pulsa

4 Hotib 1 Air isi ulang

5 Heri 1 Kios kaset

6 Abdullah 1 Bengkel

7 Hendar 1 peturasan

8 Ginjring 1 peturasan

9 H. Salim 1 Makanan dan minuman

10 Iyus 1 Makanan dan minuman

11 Juleha 1 ketoperak

12 Romli 1 Makanan dan minuman

13 PT. Tujuan Indo Jaya 4 Rm. Padang dan rumah makan 3

14 UD. Empat saudara 3 Rumah makan, Makanan dan minuman 2

18 Yanto 1 Buah-buahan

19 Landung 1 Buah-buahan

20 Saeful 1 Buah-buahan

21 Novi 1 Buah-buahan

Page 83: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

70

23 Suardi 1 Buah-buahan

24 Gatot lestari 1 Buah-buahan

25 Widji 1 Buah dan sayur

26 Narmi 1 Buah-buahan

27 Budi 1 Buah-buahan

28 Marni 1 Buah-buahan

29 Bejo 1 Buah-buahan

30 Aris 1 Buah-buahan

31 Zarkoni 1 Buah-buahan

32 Wiwit 1 Buah-buahan

33 Nurmini 1 Buah dan sayur

34 Siti 1 Buah-buahan

35 Kamto 1 Nasi goreng

36 Ikem 1 Buah-buahan

37 Kartiman 1 Soto dan bakso

38 Saefudin 1 Mie ayam

39 Nurhayati 1 Kopi/indomie

40 1 Kopi/indomie

41 Niman 1 Sepatu dan sandal

42 Yayat 1 Air Isi ulang

43 Suhendar 1 Counter pulsa

44 Acah 1 Kopi/indomie

Page 84: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

71

45 H. Sueb 3 Peturasan 2 dan Rumah Makan

47 Halimah 1 RM. Betawi

48 Enok 1 Warung tegal

49 Titi Sumiarti 1 Warung tegal

50 Hj. Rosna Farida 1 RM. Sunda

51 Handi 1 Koran dan majalah

52 Pipit Khoerunisa 1 Counter pulsa

53 UD. Martipan Jaya 2 Rokok dan minuman

54 Supri 1 Kopi/indomie

55 H. Sumardi 1 Warung tegal

56 Emi 1 Rumah makan/ rokok

57 Manto 1 Rokok dan minuman

58 Khoerun 1 Sepatu dan sandal

59 Carik 1 Buah-buahan

60 Hj. Amini Musdah 1 Rumah makan

61 PT. Telsindo Pratama 1 Wartel

62 Wawan Hermawan 1 Makanan dan minuman

63 Mimin 1 Kopi/indomie

64 Balqis 1 Rokok dan minuman

65 Ade 1 Counter pulsa

66 Herman 1 Servis handphone

67 Agus salim 1 Nasi goreng

Page 85: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

72

Jumlah pedagang resmi yang ada di terminal kampung rambutan,

sebagian besar para pedagang kaki lima yang telah di relokasi oleh Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, dan masyarakat

luar yang mendirikan usaha berbentuk perusahaan. Sebagaimana yang

diungkapkan K:

Awal nya kan ada pedagang kaki lima disana di ruang tunggu, dan kita bentuk PKL yaitu pedagang kakil lima sampe saat ini, waktu masih pejabat masih pak arifin kalo gak salah ya pak tahun 2001, eh eee pak tomson, ke pak arifin, pak didi dan sekarang pak haji atta. awalnya itulah padagang kaki lima dari di ruang tunggu kita fasilitasi kita ajukan ke UPT, jadi kerja sama PT ama UPT.

32

Lokasi resmi di terminal Kampung Rambutan pada beberapa sisi telah

memberikan manfaat yang luar biasa khususnya untuk pedagang kaki lima

itu sendiri, mereka mendapatkan lokasi yang nyaman untuk berjualan dan

bisa melakukan aktifitasnya tanpa ada rasa ketakutan untuk dirajia,

sebagaimana yang di ungkapkan L: Kesannya dagang di terminal, ya

kesatu kita merasa aman, kedua ya kita merasa nyaman dengan adanya

lokasi resm (25 Mei 2012: 15.00 WIB).33

6 Wawancara dengan K, di Rumah Makan Jalur Keluar Terminal (Kios Relokasi) 8 agustus

2012. 30 Wawancara dengan L, di Kios Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalam

Kota 25 Mei 2012

68 Jajang 1 Koran dan majalah

69 Riswan 1 Soto dan bakso

JUMLAH 73

Page 86: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

73

Selain itu, manfaat dari adanya padagang kaki lima di lokasi resmi juga

memberikan manfaat retribusi kas daerah, dan meningkatkan fasilitas

terminal. 34

48 Wawancara dengan H, di Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalam Kota 21

Mei 2012.

Page 87: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

74

BAB IV

ANALISIS

A. Peran dan kebijakan Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta dalam Merelokasi Pedagang Kaki Lima di Terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur

1. Kebijakan Relokasi

Pembahasan ini merupakan hasil penelitian, yang akan menggambarkan

bagaimana Unit Pengelola Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

menjalankan perannya sebagai Sub Dinas dari instansi pemerintah yaitu

Dinas Perhubungan (DISHUB) dalam merelokasi pedagang kaki lima di

terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Dalam rangka menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan, sehingga

Dinas Perhubungan membentuk Sub Dinas yaitu Badan Pengelola Terminal,

pada tanggal 22 Januari 2003 berganti nama menjadi Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Keputusan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 8 tahun 2003.1 Dinas Perhubungan

memberikan tugas kepada Sub Dinas tersebut untuk mengelola terminal,

seperti pelaksana pembangunan terminal, merenovasi, dan memfasilitasi

semua yang berhubungan dengan terminal, serta mempunyai visi misi

membantu masyarakat kelas menengah ke bawah untuk dapat melakukan

kegiatan usaha di terminal. Sebagaimana yang di nyatakan Bpk. WW:

1 Wawancara dengan WW, di Unit Pelayanan Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta 20 Mei 2012

Page 88: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

75

Oohh bukan itu aja kalo UPT teminal, tugasnya ada bangun terminal,

membantu apa namanya kelas menengah ke bawah, susah juga sih ya memang rata-rata, tapi rata-rata sih saya liat memang buat menengah ke bawah kan visi misinya awalnya waktu pembangunan badan pengelola terminal (20 Mei 2012: 11.00 WIB).2

Berdasarkan tugas dan visi misi awal di bentuknya Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, maka keberadaan Sub

Dinas ini perannya untuk mengabdi kepada kepentingan sistem

(masyarakat).3 Dengan demikian, Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan perannya dituntut dalam setiap

tindakannya memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya para

pedagang.4

Melihat keberadaan pedagang kaki lima yang kerap mengganggu

ketertiban dan sering menciptakan situasi dan kondisi yang tidak nyaman di

terminal kampung rambutan, serta pertumbuhannya yang semakin banyak,

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta pada tahun

2001 memberikan ijin kepada pihak terminal untuk mengelola lahan

terminal sebanyak 10 persen dari luasan terminal yaitu di jalur keluar

terminal di areal terminal dalam kota.5 Kemudian, pihak terminal membuat

program relokasi dengan menampung dan memfasilitasi para pedagang liar

2 Wawancara dengan WW . 3 George ritzer & Douglas J. Goodman, Teori sosiologi Modern, h: 125

4 Ferryroen, Talcott Parsons: Teori Struktur Fungsional , Ferryroen, 30 Agustus 2011, h: 2. Diakses pada tanggal 14 April 2012 http://ferryroen.wordpress.com/tag/talcott-parsons-teori-struktur-fungsional/

5 Wawancara dengan WW.

Page 89: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

76

yang kerap beroperasi di lingkungan terminal khususnya di ruang tunggu

penumpang ke bangunan permanen seperti kios-kios persegi empat yang

konstruksi utamanya terdiri dari tembok, kayu, atap asbes dan bahan-bahan

lainnya, yang lokasinya di jalur keluar terminal di areal terminal dalam

kota,6 dan bangunan tersebut diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk.

Sutioso.7

Berdasarkan hasil di lapangan, penulis menemukan informasi

bahwasannya dalam menyukseskan program relokasi, selain pihak terminal

yang menyediakan bangunan, para pedagang kaki lima juga ikut serta dalam

pembangunannya, seperti mendirikan bangunan sendiri untuk mereka

dengan modal pribadi. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan K:

Dulu bangunan polos dan sekarang di bangun kios yang bangunan di bangun sendiri. cuman UPT ini menyediakan tempat saja atau lahan. awalnya itulah padagang kaki lima dari di ruang tunggu kita fasilitasi kita ajukan ke UPT, jadi kerja sama antara PT ama UPT (30 Juni 2012: 14.00 WIB).8

Untuk lebih jelasnya lagi, letak dan bentuk bangunan relokasi di

terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut:

6 Wawancara dengan K, di Rumah Makan Jalur Keluar Terminal (Kios Relokasi), 8 agustus

2012. 7 Wawancara dengan C, di Kantor Terminal Kampung Rambutan Antar Kota, 8 agustus

2012 6 Wawancara dengan K.

Page 90: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

77

Sumber: Observasi di Terminal Kp. Rambutan Jakarta Timur 15 April 2012.

Tujuan relokasi di jalur keluar terminal kampung rambutan yaitu, untuk

menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan nyaman di terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur, dan penataan ruang terminal supaya

tidak ada pedagang kaki lima liar,9 serta untuk menambah anggaran

pendapatan daerah atau kas daerah yang diperoleh melalui dana retribusi

dari setiap para pedagang.10 Selain itu, upaya untuk memberikan

kesempatan bagi masyarakat dan pedagang kaki lima untuk melakukan

kegiatan usaha di terminal tersebut.11

8 Wawancara dengan C, di Terminal Kampung Rambutan 8 agustus 2012 9 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta, h: 36. 10 Wawancara dengan AA, di Terminal Kampung Rambutan 24 Mei 2012

Terminal dalam kota

Terminal antar kota

Page 91: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

78

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, letak bangunan relokasi

terdapat di jalur keluar terminal antar kota dan dalam kota, serta dibangun di

atas trotoar. Ini merupakan suatu penyimpangan, karena jalur keluar

terminal merupakan jalan pemberangkatan alat transportasi, dan trotoar

adalah fasilitas untuk para pejalan kaki dan bukan digunakan untuk tempat

berdagang, hal ini melanggar ketentuan PERDA No 8 tahun 2007 pasal 12

yang melarang menyalahgunakan atau mengalihkan fungsi jalur hijau,

taman dan tempat-tempat umum.12 Namun, berdasarkan tujuan dari program

relokasi tersebut, menurut analisis penulis merupakan untuk kepentingan

Dinas, dan hal tersebut disahkan berdasarkan PERDA nomor 8 tahun 2007

pasal 36, walaupun salah dalam penempatannya.13

Proses pemakaian fasilitas penunjang atau bangunan relokasi di

terminal kampung rambutan, ada 4 tahapan yang penuilis lihat di lapangan,

yaitu:

a. Tahap Perijinan Kegiatan Usaha.

Sebelum para pedagang dapat melakukan kegiatan usaha di terminal

Kampung Rambutan atau memakai bangunan relokasi, para pedagang

diharuskan mengurus perijinan terlebih dahulu ke Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta,14 dan mempersiapkan persyaratan-

persyaratannya, yaitu sebagai berikut: Pertama, mengisi formulir

10 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 8 tahun 2007 pasal 12 Ketertiban Umum

h: 6. 11 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 8 tahun 2007 pasal 36, h: 10. 12 Wawancara dengan AA, di Terminal Kampung Rambutan 24 Mei 2012

Page 92: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

79

pendaftaran. Dalam memperoleh formulir pendaftaran, pemohon dapat

mengambilnya di seksi operasional, dan diwajibkan melampirkan

rekomendasi pemohon, seperti lokasi usaha, jenis usaha, dan ukuran

bagunan atau luasan lahan yang akan digunakan di tempat tersebut

(terminal). Kedua, melampirkan foto ukuran 3x4. Ketiga, meyiapkan berkas

atau tanda nomor pokok wajib pajak (NPWP). Keempat, kartu tanda

penduduk (KTP). Kelima, membayar retribusi. 15 Setelah mengisi formulir

pendaftaran dan memenuhi persyaratannya, formulir tersebut diserahkan

kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta untuk dipersetujui,

dan pemohon melengkapi kembali surat perijinan ke Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta untuk mendapatkan nomor

stiker atau nomor pendaftar, serta membayar retribusi.16 Selanjutnya,

pemohon mengkonfirmasi ke terminal agar di tempatkan di lokasi yang

telah di sediakan. Sebagaimana yang diungkapkan Bpk. AA:

Kalo masalah pemakaian kios-kios itu maupun membangun bangunan...! yaa itu juga harus seperti tadi lagi, ijin dulu ke UPT, baru konfirmasi ke kita, misalkan sudah dipersetujui sama UPT baru kita alokasikan mereka ketempat yang masih kosong (24 Mei 2012: 10.00 WIB).17

Dalam mengurus atau membuat perijinan pemohon tidak di pungut

biaya, namun hanya di wajibkan membayar dana retribusi yang jumlahnya

sesuai luas lokasi yang di gunakan. Ketentuan tersebut berdasarkan PERDA

13 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran

Surat Ijin

Kegiatan Usaha Di Dalam Terminal Penumpang, Pool Bus Dan Terminal Barang Di Provinsi

Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012), h: 1. 14 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran

Surat Ijin

Kegiatan Usaha Di Dalam Terminal Penumpang, Pool Bus Dan Terminal Barang Di Provinsi

Jakarta (Jakarta: Dinas Perhubungan, 2012), h: 1. 15 Wawancara dengan AA, di Terminal Kampung Rambutan 24 Mei 2012

Page 93: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

80

NO 1 tahun 2006 tentang retribusi, dan berdasarkan informasi dari Bpk.

WW:

Kalo biaya perijinan ga ada biaya, cuman dia bayar retribusi sesuai luasan, retribusi sesuai PERDA 1 tentang retribusi daerah, nah di situ ada tuh,... beda-beda memang kalo kaya di rambutan ni kan antar kota namanya biasanya di perda itu 30.000 meter persegi, luasannya berapa nih buat jualannya nih tinggal di kali luas. kalo di dalam kota yang berdampingan dengan antar kota itu retribusinya 20 ribu (20 Mei 2012: 11.00 WIB).18

b. Perpanjang Perijinan Kegiatan Usaha.

Dalam satu tahun, suatu badan atau orang yang melakukan kegiatan

usaha diterminal harus melakukan perpanjang ijin usaha. Masa perpanjang

perijinan, Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

memberikan 10 kali ijin untuk melakukan kegiatan usaha di terminal,19 ijin

tersebut dapat diberikan setelah proses perpanjangan perijinan telah di

lengkapi persyaratannya, serta sudah di seleksi kelayakan dalam melakukan

kegiatan usaha di terminal oleh Unit Pengelola Teminal Provinsi DKI

Jakarta, sebagaimana yang diungkapkan WW: Masa ijin 1 tahun

perpanjang, nah per 3 tahun kita evaluasi gitu, maksudnya layak ga dia

jualan di situ 20 Kemudian, dalam Proses penetapan permohonan

17 Wawancara dengan WW di Unit Pelayanan Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta, 20 Mei 2012 18 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran Surat

pengurusan perpanjang Ijin Usaha Di Dalam Terminal Bus Dan Terminal Di Provinsi DKI

Jakarta, h: 2 19 Wawancara dengan WW, di Unit Pelayanan Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta, 20 Mei 2012.

Page 94: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

81

pengurusan izin dan perpanjangan perijinan usaha pada lokasi terminal

dilaksanakan selama 21 hari.21

Untuk Lebih jelas lagi, prosedur pelayanan permohonan ijin dan

perpanjang perijinan dalam melakukan kegiatan usaha di terminal Bus

Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada diagram sebagai berikut: 22

c. Tahap Seleksi Usaha.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

memberikan seleksi kepada pedagang dengan memberikan 5 persyaratan

jenis usaha penunjang yang berdasarkan ketentuan PERDA Provinsi Khusus

20 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran Surat

pengurusan perpanjang Ijin Usaha Di Dalam Terminal Bus Dan Terminal Di Provinsi DKI

Jakarta, h: 2

Proses 21 Hari

UPT Terminal

Pemohan Atau Badan

Seksi Operasional

Kepala UPT TerminalTerminal

Sekretaris DISHUB

Wakil Kepala Dinas

Kepala Dinas

Pernomor Surat

Page 95: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

82

Ibukota Jakarta nomor 12 tahun 2003, diantaranya adalah: Satu, kios

makanan dan minuman. Dua, kios majalah dan koran. Tiga, WC umum

(peterusan). Empat, kios karcis atau stiker bus. Lima, warung

telekomunikasi (WARTEL).23 Dengan adanya ketentuan diatas, maka dalam

melakukan kegiatan usaha di terminal para pedagang tidak dapat

menentukan jenis dagangannya untuk di pasarkan atau di jual, karena Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta telah menentukan

jenis usaha yang di perbolehkan. Dengan adanya ketentuan tersebut, tanpa

disadari dapat menghambat gerak para pedagang dalam melakukan usaha,

dan kemungkinan bisa mengurangi pendapatan mereka, bahkan

menimbulkan daya saing di antara pedagang.

d. Membayar retribusi.

Setiap pedagang yang menempati lokasi relokasi atau fasilitas

penunjang terminal, diwajibkan membayar retribusi atau sewa berdasarkan

lokasi dan luasan tempat. Pedagang yang melakukan kegiatan usaha di

wilayah terminal antar kota (AK) di kenakan RP. 30.000 permeter dengan

masa tenggang satu bulan, dan untuk di wilayah terminal dalam kota (DK)

Rp. 20.000 permeter dengan masa tenggang satu bulan, kemudian untuk di

terminal yang berdiri sendiri atau terminal kecil yang digunakan hanya

untuk perlintasan kendaraan dikenakan biaya Rp. 15.000 permeter dengan

masa tenggang satu bulan. Ketentuan tersebut berdasarkan PERDA nomor 1

tahun 2006 tentang Retribusi, dan Hasil wawancara dengan WW:

21 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta Lampiran Surat

pengurusan perpanjang Ijin Usaha Di Dalam Terminal Bus Dan Terminal Di Provinsi DKI

Jakarta, h: 1

Page 96: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

83

Kalo yang berdiri sendiri, terminal berdiri sendiri kaya rawamangun, pasar minggu, kelender itu cuma 15 ribu per meter peseginya, kalo berdampingan kaya rambutan kan itu ada antar kota, dan dalam kota itu 20 ribu, pokoknya yang antar kota itu 30 ribu mau di lebak bulus kek, mo di kalideres, di pulo gadung. di dalam kotanya 20 ribu (20 Mei 2012: 11.00 WIB). 24

Dalam melakukan pembayaran retribusi, para pedagang membayar

sewa tempat kepada pihak terminal,25 kemudian dari kepengurusan terminal

diserahkan ke Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta. Dana retribusi tersebut digunakan untuk kas daerah.26

Dengan adanya proses perijinan, pedagang kaki lima mendapatkan

jaminan hukum dari pemerintah, dan jaminan keamanan dalam melakukan

kegiatan usaha di terminal Kampung Rambutan. Mekanisme perijinan dan

bentuk bangunan yang sediakan oleh Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakarta, bila dikaitkan dengan PERGUB PROV. DKI

Jakarta nomor 8 tahun 2009 tentang lokasi sementara pasal dua sampai

dengan pasal lima, maka bentuk relokasi yang dilakukan oleh Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta merupakan

relokasi untuk usaha mikro atau pedagang kaki lima ke lokasi sementara.27

22 Wawancara dengan WW di Unit Pelayanan Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta, 20 Mei 2012 23 Wawancara dengan H, salah satu pedagang resmi di Terminal Dalam Kota Kp.

Rambutan Jakarta Timur 21 Mei 2012 24 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta, Rekapitulasi Data Fasilitas

Terminal PROV DKI Jakarta, h: 36. 15 Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur,

PERGUB PROV. DKI Jakarta No 8 Tahun

2009 Tentang Lokasi Sementara (Jakarta: Dinas Perhubungan 2012), h: 65.

Page 97: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

84

2. Kebijakan Sementara

Pemerintah melarang kegiatan perekonomian informal ilegal (pedagang

kaki lima liar) berdasarkan PERDA nomor 8 tahun 2007 pasal 25, yang

isinya melarang setiap orang membeli barang yang dipasarkan oleh para

pedagang kaki lima. Dengan adanya ketentuan tersebut, jelas kegiatan

perekonomian informal ini dilarang pemerintah. Namun, di terminal

kampung rambutan masih banyak pedagang kaki lima yang liar masih eksis

dan pertumbuhannya semakin banyak.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, faktor pedagang kaki lima

masih tetap eksis dan berkembang diterminal Kampung Rambutan

dikarenakan adanya kebijakan sementara yang diberikan oleh pihak terminal

kepada pedagang kaki lima liar, dan kebijakan tersebut dan berdasarkan

konsensus (kesepakatan) antara pihak terminal dengan para pedagang kaki

lima tidak resmi. Kebijakan tersebut, isinya yaitu:

a. Jam operasional

Dalam melakukan kegiatan usaha para pedagang kaki lima liar,

diberikan kebebasan oleh pihak terminal untuk dapat masuk di dalam

terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur berdasarkan jam tertentu yang

telah disepakati oleh para pedagang liar, yaitu mulai dari jam 12 siang

sampai dengan jam 5 pagi. Ketentuan ini berdasarkan informasi dari para

pedagang yang statusnya tidak resmi (liar), diantaranya yaitu dari N

pedagang buah-buahan yang sering beroperasi di wilayah terminal dalam

Page 98: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

85

kota: Ya ada waktu waktu tertentu aja dari jam 12 siang sampe jam 5 sore

abis-abis ya terakhir sampe subuh aja jam 5 pagi (15 April 2012: 10.00

WIB). 28

Selanjutnya, informasi dari D yang merupakan pedagang nasi

goreng, mie rebus dan kopi yang di wilayah terminal antar kota terminal

kampung rambutan sebagai berikut, Kebijakannya ya kalo siang macet,

jadi bikin ganggu ketertiban umum, eeh ini lah ini, bikin macet mobil, macet

bis jadi di kasih waktunya sampe jam empat, jam setengah lima sampe jam

empat malem (25 Mei 2012: 09.00 WIB). 29 Kemudian, E pedagang buah

buahan di terminal dalam kota, berpendapat sama yaitu: Kebijakan ada,

tapi cuman boleh masuk ya jam 3 abis djuhur, dan sekitar jam empat

sorelah (24 Mei 2012: 19.00 WIB).30

b. Membayar Retribusi

Selain diberikan jam operasional, pedagang berkewajiban membayar

retribusi sebesar Rp. 2000 sampai Rp. 3000 perharinya untuk jasa

kebersihan, dan di koordinasi oleh petugas kebersihan. Seperti yang

diungkapakan juga oleh E: Kalo masalah pungutan ya sekedar uang

kalo pungutan itu dari

(25 Mei 2012: 09.00 WIB).31 Hal serupa dinyatakan oleh D:

Iya 2000, yaaa bayar sekedarnya lah untuk kebersihan, dan pokoknya ada

26 Wawancara dengan N, di WARTEG Terminal Dalam Kota, 15 April 2012 26 Wawancara dengan D, Warung Sayur Di Samping Terminal Kampung Rambutan, 25

Mei 2012 25 Wawancara dengan E, Warung Kopi Di Terminal Dalam Kota, 24 Mei 2012 27 Wawancara dengan E.

Page 99: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

86

(25 Mei 2012: 09.00 WIB).32

Kemudian, menurut S: Itu namanya, uang kebersihan atauwa apa pokoknya

3000, tapi masalah yang nerima saya ga tau (22 Mei 2012: 12.00 WIB). 33

Selanjutnya N berpendapat: Pungutan, ada sih tapi cuma tiap hari minggu

(15 April 2012: 10.00

WIB).34

c. Konsekuensi

Konsekuensi merupakan tindakan represif yang dilakukan pihak

terminal kepada pedagang kaki lima yang melanggar kebijakan parsial

tersebut dengan cara merajia atau mengusir mereka dari wilayah terminal

Kampung Rambutan, hal ini terjadi apabila mereka melanggar jam

operasional yang telah ditetapkan, sebagaimana yang di ungkapkan D: Ya

(25 Mei 2012: 09.00

WIB). 35 Kemudian N berpendapat sama yaitu: Pernah sih (di razia), ya

ngelanggar batas peraturan aja, kan dah di kasih waktu, trus ngelanggar

(15 April 2012: 10.00 WIB). 36

d. Lokasi

Pihak terminal memberikan kebebasan kepada pedagang kaki lima

untuk menentukan lokasi usaha, dengan syarat tidak melanggar jam

operasional yang telah ditentukan dan mengganggu ketertiban di terminal

28 Wawancara dengan D. 2012 29 Wawancara dengan S, di Warung Kopi Samping Dalam Kota, 22 Mei 2012 26 Wawancara dengan N. 30 Wawancara dengan D. 26 Wawancara dengan N.

Page 100: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

87

kampung rambutan. Hal ini berdasarkan informasi dari D: Lokasi tempat,

kita nentuin sendiri, cari lahan kosong buat jualan (25 Mei 2012: 09.00

WIB). 37

Hasil observasi di lapangan, penulis mendapatkan 3 lokasi sentral

yang kerap dijadikan tempat para pedagang liar dalam memasarkan atau

menjual dagangannya, yaitu di wilayah terminal dalam kota, jalur masuk

terminal dan jalur keluar terminal. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut:

Sumber: Observasi di Terminal Kp. Rambutan Jakarta Timur 15 April 2012.

31 Wawancara dengan D.

Pedagang liar Di Wilayah Terminal Dalam Kota

Pedagang Liar Di Jalur Masuk Terminal Pedagang Liar Di Jalur Keluar Terminal

Page 101: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

88

Alasan para pedagang tidak resmi (liar) memilih ketiga lokasi

tersebut yaitu, merupakan tempat yang stategis karena ramai akan pengguna

fasilitas terminal atau penumpang.38 Bila dikaitkan dengan teori Mc. Gee

and Yeung, persebaran yang dilakukan para pedagang kaki lima di terminal

kampung rambutan merupakan pola penyebaran memanjang (Linier

Concentration) karena terfokus pada eksebilitas yang tinggi pada lokasi,

dikarenakan sering dilalui dan tempat berkumpulnya para pengguna jasa

terminal atau calon penumpang.39 Selanjutnya, jenis barang dagangan yang

dipasarkan oleh para pedagang kaki lima liar di terminal kampung rambutan

merupakan barang mentah atau yang tidak diproses seperti buah-buahan,

dan bentuk usaha yang dilakukan para pedagang dapat dikategorikan dalam

aktivitas semi permanen (Semi Static), karena menggunakan sarana yang

sederhana yaitu dengan menggunakan keranjang untuk dijadikan gelaran

mereka.40

Berdasarkan PERDA nomor 2 tahun 2002 tentang Perpasaran

Swasta, 41 yang isinya memberikan hak kepada pedagang kaki lima dengan

menyediakan ruang usaha bagi usaha kecil dan pedagang kaki lima sebesar

20 persen lahan pemerintah. Dengan demikian, berdasarkan peraturan

26 Wawancara dengan N. 23

Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta Persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang. Semarang: Tesis, Jurusan Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Kota, Universitas Diponegoro, 2006, h: 39.

23 Ari Susilo Budi, Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan

Preferensi PKL Serta persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Pemalang, h: 37. Diakses pada tanggal 25 November 2011 dari www. Eprints.undip.ac.id.

19 Jakarta go. Id, Wawancara Gubernur Dengan Harian Indonesia Harian Indonesia, 30 November 2009, h: 3. Diakses pada 25 Februari 2012. http://www.jakarta.go.id/web/news/2009/11/WAWANCARA-GUBERNUR-DENGAN-HARIAN-INDONESIA

Page 102: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

89

daerah tersebut, kebijakan sementara yang di berikan pihak terminal,

menurut analisis penulis merupakan bentuk perlindungan terhadap pedagang

kaki lima, serta merupakan bentuk realisasi dari PERDA nomor 8 tahun

2007 pasal 27 ayat 1 tentang usaha tertentu, yang isinya yaitu:

Setiap orang atau badan dilarang menempatkan benda-benda dengan maksud untuk melakukan sesuatu usaha di jalan, dipinggir rel kereta api, jalur hijau, taman dan tempat-tempat umum, kecuali di tempat-tempat yang telah diizinkan oleh pejabat berwenang yang ditunjuk oleh Gubernur (Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 2007: 6).

42

Bila dikaitkan dengan teori konflik, kebijakan sementara merupakan

bentuk dan tingkatan intervensi konflik, yaitu pengelolaan konflik (Conflict

Management). Pengelolaan Konflik suatu tindakan antipasi pemerintah

khususnya pihak terminal Kampung Rambutan jakarta Timur, supaya tidak

bergejolaknya perlawanan-perlawanan (konflik) dari pedagang kaki lima

dengan menciptakan berbagai pemecahan masalah.43 Serta, untuk

menjegahnya konflik terbuka di lingkungan terminal, seperti secara

langsung kepada petugas yang mau menangkap mereka, menolak relokasi,

dan tetap berjualan di lingkungan terminal.44

Kebijakan sementara, bila di analisis dengan teori fungsional

struktural, di satu sisi bersifat fungsional karena pihak terminal dapat

mengontrol para pedagang kaki lima liar, menyukseskan program relokasi

dengan memberikan keuntungan bagi pemakai bangunan relokasi, dan

19 Ketertiban Umum 19 Novri Susan, Sosiologi Konflik Dan Isu-Isu Konflik Kontemporer (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group 2009), h: 97. 44 Maria Sri Rahayu Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA No. 3 Tahun 2000:

Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar , h: 14.

Page 103: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

90

memberikan peluang untuk para pedagang tidak resmi atau liar untuk

mencari nafkah di terminal Kampung Rambutan. Namun, menurut Robert

K. Merton, keadaan dimana seluruh bagian dari sistem sosial bekerjasama

dalam suatu tingkatan keselarasan atau konsistensi internal yang memadai,

tanpa menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau

diatur adalah bertentangan dengan fakta, karena dalam kenyataannya dapat

terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok, tetapi dapat pula

bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain.45 di sisi lain kebijakan

sementara menjadi disfungsional karena berdasarkan hasil temuan

dilapangan (hasil wawancara dengan pedagang kaki lima liar), kebijakan

tersebut menghambat usaha mereka, dan masih ada tindakan represif

diantara mereka walaupun telah diberikan jam operasional dan ada pungutan

retribusi. Hal ini mengartikan bahwa kebijakan sementara ini tidak ada

jaminan hukum dan keamanan untuk para pedagang kaki lima liar.

Dengan adanya disfungsional dari kebijakan sementara, maka

kebijakan sementara merupakan pembatasan ruang gerak pedagang kaki

lima liar. Seperti harapan yang ungkapan D: Ya minta nya sih ga banyak-

banyak. di kasih waktu, di kasih inilah pokoknya jam 4 kita masuk tar pagi

kita sudah selesai kita pulang gitu aja ga minta banyak-banyak (25 Mei

2012: 09.00 WIB).46 Selanjutnya dari N:

27 Shvoong, Pokok-pokok Teori Struktur Fungsional . Shvoong, 30 Juni 2011, h: 3. Diakses pada tanggal 20 April 2012. http://id.shvoong.com/law-and-politics/contemporary-theory/2180241-pokok-pokok-teori-struktural-fungsional/#ixzz1oRAim3fI

33 Wawancara dengan D.

Page 104: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

91

Kalo pesan, untuk seluruh bapak LLD gitu tolong lah di kasih batas waktu yang panjang apa lagi kalo misalkan hari minggu mah di bebaskan biar para pedagang bisa sama-sama cari makan (15 April 2012: 10.00 WIB).47

Dari penjelasan kedua informan tersebut, maka jelas bahwa memang

kebijakan sementara terasa sangat memberatkan dan sangat menekan

kehidupan pedagang kaki lima liar di terminal tersebut. Dari segi hukum

aktivitas yang mereka lakukan sangat jelas telah melanggar peraturan daerah

yang berlaku, sementara pekerjaan itu merupakan pilihan yang harus ambil

ditengah ketidakberdayaan mereka. Maka tidak dipungkiri terdapatnya

bentuk-bentuk pembangkangan untuk menghadapi dominasi tersebut dalam

bentuk resistensi (perlawanan).

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bentuk resistensi yang

digunakan oleh para pedagang kaki lima liar yaitu dengan melanggar

kebijakan yang telah ditentukan, seperti tetap berjualan dengan melanggar

jam operasional yang telah ditentukan dengan strategi hardware, yaitu

mengambil kesempatan dari situasi (main kucing-kucingan).48 Mengutip

dari pemikiran James Scott, tindakan perlawanan diatas merupakan bentuk

resistensi terbuka, karena merupakan penolakan terhadap kategori-kategori

yang dipaksakan kepada para pedagang kaki lima, dan tidak berpretensi

mengubah sistem dominasi, tetapi hanya untuk menolak sistem yang

berlaku yang bersifat eksploitatif dan tidak adil.49

26 Wawancara dengan N. 48 Alisjahbana, Sisi Gelap Perkembangan Kota (Yogyakara: Laksbang Pressindo 2005), h:

142-143. 49 James Scott, Senjatanya Orang-orang Yang Kalah (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

2000), h. 40-41.

Page 105: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

92

Bentuk resistensi selanjutnya yaitu resistensi terselubung, dengan

tindakan menerima ketentuan atau kebijakan yang diberikan pihak terminal

dengan cara menggerutu, mengomel, membicarakan petugas diam, pasrah,

dan mengikuti peraturan serta menerima konsekuensi yang diberikan.

Seperti yang diungkapkan E: Untuk keinginan saya, ya maunya sih dari

siang gitu, cuman karna ga diijinin, jadi yaa mau ga mau harus sore, jadi

(24 Mei 2012: 19.00 WIB).50

Menurut teori fungsional struktural, bentuk resistensi tersebut

merupakan bagian dari ritualisme (Ritualism), yaitu suatu keadaan di mana

warga masyarakat menolak tujuan yang telah ditetapkan namun masih tetap

memilih sarana atau tata cara yang telah ditentukan.51 Kemudian, Menurut

Hardjana, tindakan yang dilakukan para pedagang kaki lima dengan

menerima ketentuan atau kebijakan yang diberikan pihak terminal dengan

cara diam, pasrah dan mengikuti peraturan serta menerima konsekuensi

yang diberikan, termasuk kedalam konflik tertutup.52

Kedua bentuk resistensi yang dilakukan oleh para pedagang

merupakan suatu proses sosial untuk meminimalisir eksploitasi terhadap

mereka (para pedagang kaki lima liar).53 Sedangkan menurut Gurr, tindakan

32 Wawancara dengan E. 27 Dr. Ir. Herien puspitawati, Teori Struktural Fungsional Dan Aplikasinya Dalam

Kehidupan Keluarga (Bogor: Ikk Fema 2009), h: 17-18 52 Agus M. Hardjana, Konflik di Tempat Kerja (Yogyakarta: Kanisius 1994), h. 16-18. 53 Alisjahbana, Resisitensi Pedagang Kaki Lima di Perkotaan: Studi Kasus PKL Kota

Surabaya , Humanika, Vol 82, Desember 2004, h: 126.

Page 106: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

93

tersebut merupakan suatu protes sosial penolakan akan keputusan dari pihak

otoriter atau yang berwenang, yaitu kepengurusan terminal.54

Dalam menghadapi resistensi pedagang kaki lima liar, pihak terminal

menerapkan berbagai cara untuk menanggapi kehadiran merekasalah

satunya dengan tindakan represif seperti di razi dan pengusiran, hal tersebut

dilakukan untuk terciptanya lingkungan yang kondusif, aman, dan tertib.

Sebagaimana yang diungkapkan Bpk. AA:

Yaa kalo misalkan pedagang yang tidak resmi itu berdagang di wilayah terminal kita tertibkan, apalagi sampai menimbulkan kemacetan dan mengganggu pejalan kaki atau orang-orang yang ingin memakai fasilitas terminal, kita akan merazia mereka, karna

jelas-jelas mengganggu (24 Mei 2012: 10.00 WIB).55

Sebagaimana yang diungkapkan Dahrendorf, bahwa kesetabilan atau

keseimbangan terjadi karena adanya pemaksaan,56 dan konflik sosial yang

didasarkan pada oposisi kepentingan kelas dan konsekuensi konflik itu

dalam melahirkan perubahan sosial.57 Dengan demikian, walaupun tindakan

ini mencederai kemanusiaan atau tidak manusiawi, namun tindakan represif

perlu dilakukan untuk mencapai tujuan supaya terciptanya lingkungan yang

kondusif di lingkungan terminal dengan mengontrol para pedagang liar

supaya tidak mengganggu ketertiban di terminal, dan tempat relokasi

menjadi lebih bermanfaat bagi pedagang kaki lima, serta keberadaan

54

(Studi Kasus di Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat Komunitas, Vol. IV No.3 (November 2008), h: 55.

39 Wawancara dengan AA. 34 Zainuddin Malik, Narasi Agung: Tiga Teori Sosial Hegemonik (Surabaya: LPAM 2003),

h:207. 57 Robert M. Z. Lawang, ed, Paul Johnson: Teori Sosiologi Klasik dan Modern II (Jakarta:

Gramedia 1986), h: 183.

Page 107: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

94

pedagang kaki lima liar tidak merugikan pedagang resmi dalam

menjalankan usaha, dan juga memperoleh penghasilan yang diharapkan. Hal

ini sebagaimana harapan yang di ungkapkan L: Ya terganggu sih mas, ya

kesatu omset kita menurun dengan adanya pedagang-pedagang liar (25

Mei 2012: 15.00 WIB).58 Kemudian, harapan dari H:

Iyya emang sih merasa risih juga sih cuman yaa namanya orang mencari makan gitu pak, masing-masing aja rizkinya, ga ngelarang sih yaa kalo bisa sih di tertibkan lah, biar supaya yang punya kios ini pendapatannya lebih layak gitu lah (25 Mei 2012: 16.40 WIB).59

B. Faktor Penghambat Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur

Dalam menjalankan program di lapangan, tentunya banyak ditemukan

beberapa kendala. Berdasarkan informasi yang di peroleh di lapangan, ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta dalam relokasi yaitu:

1. Dalam penyediaan bangunan fasilitas penunjang terminal Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta hanya

diperbolehkan memakai 10 persen dari luasan terminal.60

2. Dalam melakukan kegiatan usaha di terminal kampung rambutan,

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

mengijinkan pihak terminal memfasilitasi para pedagang, serta

35 Wawancara dengan L, Kios Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalam Kota,

25 Juni 2012 36 Wawancara dengan H, Kios Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalm Kota,

21 Mei 2012

37 Wawancara dengan WW .

Page 108: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

95

memperbolehkan para pedagang mendirikan bangunannya sendiri,

di satu sisi kebijakan tersebut membantu pedagang dalam

melakukan kegiatan usaha di terminal, namun di sisi lainnya

memberatkan pedagang atau pengelola yang sudah mendirikan kios

di kawasan terminal karena kios-kios yang dibangun di atas lahan

pemerintah (terminal) akan menjadi hak milik pemerintah, 61 dan

selanjutnya di kelola oleh Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta. 62 Ketentuan tersebut jelas merugikan para

pedagang yang telah mendirikan kios dengan modal sendiri

kemudian hak kepemilikannya di ambil, dalam peraturan tersebut

pemerintah seolah-olah menjadi pihak yang otoriter dalam

pengaturannya, dan tidak mempertimbangkan keinginan dan

kesejahteraan pedagang.

3. Tempat relokasi untuk para pedagang di terminal kampung rambutan

saat ini tidak dapat di tambah atau di perbanyak, sebagaimana yang

diungkapkan WW: Sebenernya..! kalo fasilitas terminal, baik itu di

terminal DKI itu tida

(20 Mei 2012: 11.00 WIB).63 Kemudian, menurut AA: Sekarang

fasilitas penunjang tidak bisa di tambah lagi karena aset atau lahan di

26 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran

Surat Ijin

Kegiatan Usaha Di Dalam Terminal Penumpang, Pool Bus Dan Terminal Barang Di Provinsi

Jakarta, h: 1. 6 Wawancara dengan K. 38 Wawancara Wawancara dengan WW

Page 109: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

96

(24 Mei 2012: 10.00

WIB).64

4. Dengan adanya ketentuan pembatasan pembangunan fasilitas

terminal atau tempat relokasi, Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakarta saat ini hanya memberikan bantuan

kepada para pedagang yang sudah menempati tempat relokasi

dengan memperbolehkan memperpanjang ijin usaha, sebagaimana

yang diutarakan WW:

Jadi ini yang ada aja, untuk perpanjang aja memperpanjang tempat, jadi gak boleh di tambah lagi, maksudnya ga boleh permohonan baru atau memohon ijin baru, yang ada sekarang ini hanya proses

perpanjang aja, permohonan ijin (20 Mei 2012: 11.00 WIB). 65

Dengan adanya ketentuan yang hanya 10 persen peruntukan bangunan

fasilitas terminal, berdampak minimnya bangunan relokasi untuk para

pedagang kaki lima. Kemudian, dengan adanya pembatasan dalam

penyediaan fasilitas terminal dan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta hanya melayani para pedagang yang sudah terdaftar

menempati lokasi resmi, mengakibatkan banyak pedagang kaki lima yang

tidak dapat mengakses fasilitas terminal, serta tidak memberikan

kesempatan kepada pedagang lain untuk menempati lokasi tersebut,

sehingga masih banyak para pedagang melakukan aktifitasnya di ruang-

ruang publik dan menjadi pedagang liar.

39 Wawancara dengan AA. 40 Wawancara dengan WW .

Page 110: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

97

5. Proses perijinan yang berbelit-belit dan waktu persetujuan perijinan

yang lama, sehingga menyulitkan para pedagang kaki lima untuk

mengakses fasilitas resmi tersebut.

6. Situasi dan kondisi di terminal kampung rambutan yang kurang

menjamin untuk melakukan kegiatan usaha. Hal tersebut membuat

para pedagang berpikir dua kali untuk memakai fasilitas yang

tersedia di terminal, dikarenakan ketakutan akan hasil atau materi

(penghasilan) yang akan mereka peroleh nantinya tidak memuaskan,

sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan kebutuhan sehari hari

dan membayar sewa tempat. Hal ini berdasarkan pernyataan dari E:

Kalo saya mau istilahnya sewa-sewa tempat kan kita liat dulu

kondisi pak, kita takutnya udah di siapin di sewain trus jualan kita

kurang pak hasilnya (24 Mei 2012: 19.00 WIB).66 Kemudian N

berpendapat sama yaitu: Ya kalo nyewa kios mah penghasilan

kurang, trus biayanya juga gede, sewanya gede, kalo ngasongkan

(15 April 2012: 10.00 WIB).67

41 Wawancara dengan E. 26 Wawancara dengan N.

Page 111: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

98

C. Respon Pedagang Terhadap Kebijakan Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta Dan Terminal

Tujuan relokasi di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur adalah

mengatasi problematika para pedagang kaki lima dengan memberikan ruang

atau lokasi kepada mereka supaya dapat terciptanya tata ruang yang

kondusif, tertib, serta kenyamanan dan keamanan untuk para pedagang kaki

lima dalam melakukan kegiatan usahanya.68 Namun, tidak semua para

pedagang kaki lima berniat untuk menempati lokasi tersebut, dikarenakan

fasilitas yang disediakan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta sangat minim, serta situasi dan kondisi yang kurang menjamin

di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur sehingga masih banyak para

pedagang melakukan kegiatan usahanya secara liar. 69 Hal ini berdasarkan

sumber dari pedagang seperti yang diungkapkan oleh H:

Kalo bisa sih di terminal ini fasiltasnya di tambah lagi gitu pak, maksudnya biar supaya fasilitasnya itu banyak biar ada peminatnya dan omset buat saya juga ya bisa bertambah lah (25 Mei 2012: 16.40 WIB).70

Dengan adanya harapan, rasa ketidakpuasan dari pedagang, serta

ketakutan akan situasi dan kondisi yang kurang menjamin, pihak terminal

dan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta mencoba

memenuhi dan mengatasi semua keluhan dari pedagang supaya dapat

pindah ketempat relokasi, yaitu dengan memberikan pelayanan pendaftaran

42 Wawancara dengan AA. 43 Wawancara dengan E. 44 Wawancara dengan H.

Page 112: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

99

gratis, biaya sewa yang dapat di jangkau pedagang,71 menempatkan relokasi

yang mudah di jangkau konsumen seperti di jalur keluar terminal kampung

rambutan,72 serta memberikan keamanan.

Pelayanan yang diberikan oleh pihak terminal dan Unit Pengelola

Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta yang melihat keinginan

pedagang berdampak positif, sehingga lambat laun jumlah pedagang kaki

lima yang menggunakan relokasi bertambah. Menurut data yang di dapat

dari terminal, pada tahun 2011 bangunan lokasi binaan yaitu ruang tunggu

terminal di tempati hanya 64 kios, diantaranya: diterminal antar kota

terdapat 32 kios, dan di terminal dalam kota terdapat 32 kios. kemudian,

menurut data terbaru dari Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta, tahun 2012 yang menempati tempat relokasi ada 67 pengelola

atau para pedagang, diantaranya: diterminal antar kota terdapat 37

pedagang, dan di terminal dalam kota terdapat 30 pedagang,73 serta terdapat

69 pedagang dengan 73 jenis usaha di jalur keluar terminal Kampung

Rambutan.74

Dari beberapa tindakan dan gagasan dari pihak terminal dan Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta mampu

mendorong para pedagang kaki lima bahkan masyarakat untuk memakai

fasilitas penunjang yang di sediakan, hal ini berdasarkan kesan para

45 Wawancara dengan WW. 46 Wawancara dengan AA. 47Terminal Kampung. Rambutan Jakarta Timur, Daftar Pengguna Fasilitas Terminal

Dalam Kota Kp. Rambutan 2011-2012. 29 Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, Lampiran daftar

Pengguna Fasilitas Terminal Jalur Keluar Terminal Kp. Rambutan Kp. Rambutan 2012.

Page 113: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

100

pedagang seperti yang di ungkapkan H: Dagang disini.!, yaa cukup puas

soalnya disini keamananya juga ya saya rasa kondusif gitu (25 Mei 2012:

16.40 WIB)..75

Kemudian, Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan L: Kesannya ya

ke satu, kita merasa nyaman, ke dua kita merasa aman gitu (25 Mei 2012:

15.00 WIB).76

Dari pernyataan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa tindakan

atau kebijakan Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta jika di analisis melalui teori fungsional struktural merupakan suatu

fungsi. Fungsi tersebut merupakan suatu kegiatan yang diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan dari sebuah sistem, serta untuk menciptakan

equibilitium atau keseimbangan di lingkungan tersebut. Dalam tindakan-

tindakan tersebut ditemukan komponen-komponen penting yaitu:

1. Adaptasi (Adaptation), dengan adanya tempat relokasi di terminal

kampung rambutan, supaya para pedagang kaki lima dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan menggunakan

sarana dan fasilitas seperti kios-kios, serta mengikuti peraturan-

peraturan yang ada, agar dapat berjualan di terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur.

48 Wawancara dengan H. 49 Wawancara dengan L.

Page 114: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

101

2. Tujuan (Goal), tujuan relokasi tersebut untuk menambah

pendapatan daerah (APD) atau kas daerah, menciptakan ketertiban

umum, dan memenuhi kebutuhan pedagang.

3. Integrasi (Integration), dengan adanya relokasi di terminal kampung

rambutan adalah untuk dapat terciptanya kerjasama antara

pemerintah dan pedagang yang dapat saling menguntungkan antara

kedua belah pihak, seperti keuntungan dari segi finansial.

4. Pemeliharaan Pola-pola (Latency), agar terciptanya tujuan dan

fungsi terminal yang memberikan pelayanan yang kondusif

terhadap masyarakat, maka perlu adanya pemeliharaan pola yang

ada di terminal kampung rambutan melalui kebijakan pemerintah

atau peraturan daerah. Dengan adanya kebijakan atau peraturan dari

pemerintah yang mengatur masalah pedagang kaki lima di terminal

Kampung Rambutan, maka terminal akan terjaga sebagai tempat

pelayanan yang nyaman untuk masyarakat, dengn pemeliharaan

pola ini juga pedagang kaki lima akan mentaati kebijakan yang

diberikan pemerintah untuk terciptanya keertiban umum. Kebijakan

ini harus terus di aplikasikan secara continue (berkelanjutan)

sehingga pola yang ada terminal sebagai tempat layanan publik bisa

terjaga dengan baik.

Page 115: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

102

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Tujuan relokasi pedagang kaki lima di terminal kampung rambutan yaitu

untuk menciptakan suasana tertib dan rapih di lingkungan terminal tersebut,

dan membantu masyarakat khususnya para pedagang kaki lima supaya dapat

melakukan kegiatan usaha dengan aman dan nyaman. Pendekatan relokasi

dipilih sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada kebutuhan pedagang kaki

lima akan ruang berusaha yang juga legal. Dengan merelokasi pedagang kaki

lima ke lokasi fasilitas terminal, di harapkan pedagang dapat terus berusaha

dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

Dari hasil pembahasan sebelumnya, relokasi pedagang kaki lima di

terminal kampung rambutan Jakarta Timur telah dapat mencapai tujuan.

Pertama, Respon positif dari para pedagang yang terbukti dari data Unit

Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. Kedua, ditinjau

dari aspek fisik dapat di simpulkan, relokasi telah dapat memunuhi fungsi

sebagai ruang usaha untuk para pedagang kaki lima di terminal kampung

rambutan. Ketiga, program relokasi memberikan peluang bagi para pedagang

kaki lima dan masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan usaha di terminal.

Page 116: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

103

Namun, di lapangan terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-

oknum yang memanfaatkan keberadaan pedagang kaki lima, seperti pungutan

retribusi terhadap pedagang kaki lima yang tidak memiliki tempat (liar),

bahkan pemberian lokasi dan jam operasional tanpa memberikan jaminan

akan hukum dan keamanan. Kebijakan tersebut sangat baik dalam menangani

pedagang liar supaya keberadaan mereka tetap eksis dan memberikan peluang

untuk memenuhi kehidupan mereka. Akan tetapi Kebijakan tersebut jelas

melanggar PERDA NO 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, di dalam

PERDA ini menyatakan setiap pemungutan retribusi dikenakan kepada badan

atau orang yang memanfaatkan tanah milik negara yang sudah mendapatkan

izin dari pihak yang berwenang. Dengan demikian kegiatan pungutan

retribusi kepada pedagang kaki lima yang tidak memiliki tempat menyimpang

dari PERDA tersebut. Kemudian, PERDA No 8 Tahun 2007 pasal 25 ayat 2

yang menyebutkan bahwa Setiap orang atau badan dilarang berdagang,

berusaha di bagian jalan atau trotoar, halte, jembatan penyebrangan orang dan

tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya terkecuali mendapatkan ijin

dari gubernur.

Kemudian, kebijakan yang diberikan Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakart dan dari terminal Kampung Rambutan Jakarta

Timur belum dapat mengakomodasi keinginan dari PKL, karena masih

banyak harapan-harapan atau keinginan dari pedagang kaki lima yang resmi

dan pedagang liar.

Page 117: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

104

2. Rekomendasi

Dari kesimpulan pembahasan di atas, dapat diusulkan rekomendasi

sebagai berikut:

a. Untuk mencapai tujuan relokasi, diperlukan konsistensi

dari pemerintah yang mempunyai peran dan kebijakan.

b. Dalam program relokasi harus lebih dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat khususnya pedagang.

c. Dalam menagani pedagang kaki lima yang liar harus lebih

bijak dan tegas, serta melarang atau menindaklanjuti

Page 118: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

x

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alisjahbana. 2005. Sisi Gelap Perkembangan Kota. Yogyakara: Laksbang Pressindo.

Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dagun, M. Seve. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga

Pengkajian Kebudyaan Nusantara/LPKN.

Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan

Kemiskinan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. Hardjana, Agus M. 1994. Konflik di Tempat Kerja.Yogyakarta: Kanisius.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi Untuk Penelitian

Pendidikan, Hukum, Ekonomi & Management, Sosial, Humaniora, Politik,

Agama, dan Filsafat. Jakarta: GP. press. Jayadinata. J. T. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan,

Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB. Kountur, Roni. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PPM. Press.

Kuswarno, Engkus. 2009. Penelitian Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan

Contoh Penelitiannya: Fenomena Pengemis Kota Bandung. Bandung: Widya Padjajaran

Malik, Zainuddin. 2003. Narasi Agung: Tiga Teori Sosial Hegemonik. Surabaya: LPAM.

Marbun, B.N. SH. 2003. Kota Indonesia Masa Depan. Jakarta: Erlangga.

Lawang, Robert M. Z, ed. 1986. Paul Johnson: Teori Sosiologi Klasik dan

Modern II. Jakarta: Gramedia.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 2010. Pembentukan Organisasi Dan

Tata Kerja Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan. Jakarta: Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Puspitawati, Herien. 2009. Teori Struktural Fungsional Dan Aplikasinya Dalam

Kehidupan Keluarga. Bogor: Ikk Fema.

Page 119: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

xi

Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Ritzer, George & Douglas J. goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:

Prenada Media Group. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT. Etasa Dinamika. Scott, James. 2000. Senjatanya Orang-orang Yang Kalah. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Permai.

Sudarso. 2003. Resistensi Terselubung Buruh Anak Perkebunan. Laporan Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik Dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Lampiran Tupoksi Terminal Kp.

Rambutan. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. 2012. Lampiran Organisasi

Kepengurusan Terminal Dalam Kota Kp. Rambutan. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. 2012. Lampiran Organisasi

Kepengurusan Terminal Antar Kota Kp. Rambutan. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta. 2012. Rekapitulasi

Data Fasilitas Terminal PROV DKI Jakarta. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi Jakarta. 2012. Lampiran

Tupoksi Unit Pengelola Terminal AJ PROV DKI Jakarta. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. 2012. Lampiran

Surat Ijin Kegiatan Usaha Di Dalam Terminal Penumpang, Pool Bus Dan

Terminal Barang Di Provinsi Jakarta. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. 2012. Lampiran

Surat Pengurusan Perpanjang Ijin Usaha Di Dalam Terminal Bus Dan

Terminal di Provinsi DKI Jakarta Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Page 120: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

xii

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. 2012. Lampiran

Daftar Pengguna Fasilitas Terminal Antar Kota Kp. Rambutan. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta. 2012. Lampiran

Daftar Pengguna Fasilitas Terminal Dalam Kota Kp. Rambutan. Jakarta: Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Veeger, K. J. 1993. Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan

Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Skripsi/Tesis:

Santoso, Heru. 2011. Pemberdayaan Komunitas Pedagang Kaki Lima Oleh

Fahmina Institut di Cerebon. Jakarta: Skripsi. Jurusan Kesejahteraan Sosial. UIN Syarif Hidayatullah.

Aswad, Muhammad. 2012. Implementasi Etika Bisnis Islam: Memotret

Moralitas Kakao di Kabupaten Palma, Sulawesi Barat Jakarta: Tesis. UIN Syarif Hidayatullah.

Jurnal:

Resistensi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastuktur Perdesaan: Studi Kasus di Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat Komunitas,

Vol. IV No.3 November.

Resisitensi Pedagang Kaki Lima di Perkotaan: Studi Kasus PKL Kota Surabaya. Humanika, Vol. 82. Desember.

Perundang-undangan:

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan. 2010.

Peraturan Daerah NO 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum.

Peraturan Daerah NO 2 Tahun 2002 Tentang Perpasaran Swasta Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Peraturan Daerah NO 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Tahun 2007-2012. Peraturan Daerah NO 1 tahun 2006 tentang retribusi.

Page 121: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

xiii

Peraturan Daerah Provinsi khusus Ibukota Jakarta NO 12 Tahun 2003 tentang

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai Dan Danau, Serta Penyeberang Di Provinsi DKI Jakarta.

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta NO 8 Tahun 2009 Tentang Lokasi Sementara.

Peraturan Gubernur NO 66 THN 2005 dan SK kepala Dinas Perhubungan Provinsi daerah Khusus Ibu kota Jakarta NO 1803 Tahun 2008

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Internet:

1. Artikel

Konsep Dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Allfredeon, Modul 1 Desember. Diakses pada 2 Februari 2012. http://allfredoem.files.wordpress.com/2010/10/modul-1-konsep-dasar-kebijakan-publik1.pdf

Darmawan, Yusran. 2009. tensi dalam Kajian Antropologi. Timur Angin,

20 Agustus Diakses pada tanggal 2 Februari 2011. http://timurangin.blogspot.com/2009/08/resistensi-dalam-kajian antropologi.html.

Ferryroen. 2011. Talcott Parsons: Teori Struktur Fungsional 30 Agustus. Diakses pada 14 April 2012. http://ferryroen.wordpress.com/tag/talcott-parsons-teori-struktur-fungsional/

Ma'az, Mamfaluthy Al- Dampak Kebijakan Relokasi Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima Menurut Perspektif Islam: Studi Kasus Di Banda Aceh. Penuebah, 21 Juni. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012. http://peunebah.blogspot.com/2011/06/dampak-kebijakan-relokasi-terhadap.html.

PERDA RTRW 2030 Disahkan Berita Jakarta. 25 Agustus 2011.

Diakses pada tanggal 16 Maret 2012. www.jakarta.go.id/web/news/2011/.../Perda-RTRW-2030-Disahkan.

Page 122: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

xiv

Listiliani, Wanda. 2011. Pedagang Kaki Lima dan Lapangan Kerja JABAR.

Akatiga. Diakses pada tanggal 20 Desember 2011. www_akatiga_org_index_php_artikeldanopini_usahakecil_72pkldanlapkerja_tmpl_component.pdf.

Shvoong. 2011. Pokok-pokok Teori Struktur Fungsional Shvoong, 30 Juni. Diakses pada tanggal 20 April 2012. http://id.shvoong.com/law-and politics/contemporary-theory/2180241-pokok-pokok-teori-struktural- fungsional/#ixzz1oRAim3fI

2. Jurnal

Hamidjoyo, Kunto. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan, Penataan, Pembinaan, Dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Di Surakarta: Studi Kasus Di Kecamatan Lawetan. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012. ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/download/466/346.

Sri Rahayu, Maria. 2000. Strategi Pedagang Kaki Lima Terhadap PERDA no. 3 Tahun 2000: Studi Kasus Di Lapangan Puputan Margarana Denpasar. UNUD. Denpasar : Tesis. Fakultas Pendidikan IPS, Jurusan Sejarah IKIP PGRI. Diakses dari Internet pada tanggal 20 Oktober 2012. ejournal.unud.ac.id/.../6~strategi%20pedagang%20kaki%20lima.pdf.

Zakik. 2006. Analisis Strategi Dan Kebijakan Penanganan Pedagang Kaki Lima Di Kota Surabaya PDII. Semarang: Jurusan Ekonomi. Universitas Unijoyo. Diakses pada tanggal 3 Februari 2012.

jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/120692119.pdf.

3. Surat Kabar

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi 17 Oktober. Diakses pada tanggal 6 Desember 2011. http://www.bps.go.id/.pdf

Jakarta, Berita. 2010. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Provinsi DKI Jakarta. Sakethi, Team Mirah. Diakses pada 25 Desember 2011 dari http://www.beritajakarta.com/download/ppmk_ver_ind.pdf.

Jakarta. Go. id Wawancara Gubernur Dengan Harian Indonesia Harian

Indonesia, 30 November. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. http://www.jakarta.go.id/web/news/2009/11/WAWANCARA- GUBERNUR-DENGAN-HARIAN-INDONESIA.

Page 123: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

xv

Situs Resmi Pemerintah Provinsi. 2010. Program Kerja Jakarta. Go.id, 11 Januari. Diakses pada 24 November 2011. www. Jakarta. go. id.

4. Tesis

Agustinus, Tumpal Hasiholan. 2010. Strategi Penanganan pedagang Kaki Lima.

Jakarta: Tesis. Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi. Universitas Indinesia. Diakses pada tanggal 5 Februari 2012. www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131333-T%2027614...pdf.

Budi, Ari Susilo. 2006. Kajian Karakteristik Berlokasi Pedagang Kaki Lima

Berdasarkan Preferensi PKL Serta persepsi Masyarakat Sekitar di Kota

Pemalang. Semarang: Tesis. Pasca Sarjana Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 25 November 2011 dari www. Eprints.undip.ac.id.

Kusuma, Disti Ayu. 2010. Efiktivitas Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Resto PKL

Restoran Mrican, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Skripsi. Jurusan Arsitektur dan Perencanaan. Fakultas Tekhnik. Universitasa Gajah Mada. Diakses pada tanggal 5 Februari 2012. www.4shared.com/office/.../tugas_akhir_-_efektivitas_relo.html

Rianto, Wibowo. 2006. Identifikasi Faktor Kegagalan Relokasi Pedangang Kaki

Lima : Studi Kasus Kawasan Pedagang Kaki Lima di Jl. Arjuna, Kota Bandung. Bandung: Tesis. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. UNICOM. Diakses pada tanggal 15 April 2012. jbptunikompp-gdl-s1-2006-wiboworian-3467-bab-2.doc

Page 124: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta

1. Berdirinya Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta pada tahun berapa.

2. Dibentuknya Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI

Jakarta berdasarkan dasar hukum apa

3. Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta, apa

suatu instansi atau dinas yang yang berdiri sendiri atau di bawah

naungan dari DISHUB

4. Apa saja tugas utama dari Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta

5. Apa visi dan misi dari Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan

Provinsi DKI Jakarta

6. Dan apa fungsi dari Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan Provinsi

DKI Jakarta

7. Apa saja program-program dari Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakarta

8. Pelayanan apa saja yang diberikan Unit Pengelola Terminal Angkutan

Jalan Provinsi DKI Jakarta untuk masyarakat, khususnya para

pedagang

Page 125: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

9. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para pedagang untuk

menempati lokasi yang disediakan oleh Unit Pengelola Terminal

Angkutan Jalan Provinsi DKI Jakarta atau membangun tempat usaha

10. Bagaimana tahapan atau proses dalam melakukan perijinan

melakukan kegiatan usaha atau mendirikan bangunan untuk usaha di

terminal

11. Bagaimana mekanisme memperpanjang ijin pemakaian lokasi

12. Kewajiban apa saja yang harus di penuhi para pedagang

13. Sarana atau prasarana (fasilitas) apa saja yang di berikan kepada para

pedagang

14. Bagaimana proses pemilihan atau pemberian lokasi terhadap para

pedagang

15. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam menangani pedagang

di terminal

Page 126: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Kepengurusan Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur

1. Berdirinya terminal kampung rambutan pada tahun berapa, dan

diresmikannya pleh siapa

2. Apa visi dan misi dari terminal kampung rambutan

3. Pelayanan dan fasilitas apa saja yang diberikan terminal kampung

rambutan untuk masyarakat dan para pedagang

4. Apa tujuan dan alasan didirikannya bangunan relokasi di terminal

5. Pihak mana saja yang berperan dalam penyelenggaraan banguna relokasi

6. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para pedagang untuk

menempati bangunan relokasi

7. Bagaimana mekanisme dalam melakukan perijinan pememakaian

bangunan relokasi

8. Bagaimana mekanisme memperpanjang ijin pememakaian bangunan

relokasi

9. Kewajiban apa saja yang hrus dipenuhi para pedagang

10. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak terminal dalam

pelaksanaan program relokasi

11. Bagaimana mengatasi para pedagang liar di terminal kampung rambutan

12. Adakah kebijakan untuk para pedagang liar di terminal kampung rambutan

Page 127: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk pedagang resmi atau binaan di Terminal Kampung Rambutan

1. Apa alasan anda menjadi pedagang binaan di terminal

2. Mengapa anda memilih memakai fasilitas relokasi

3. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para pedagang untuk

menempati bangunan relokasi

4. Bagaimana mekasisme dalam melakukan perijinan pemakaian

bangunan relokasi

5. Bagaimana mekasisme memperpanjang ijin pemakaian bangunan

relokasi

6. Kewajiban apa saja yang harus dipenuhi para pedagang

7. Bagaiman alur pembayaran retribusi tempat relokasi

8. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh anda dalam melakukan

kegiatan usaha diterminal

9. Adakah kebijakan atau ketentuan dari pihak terminal untuk para

pedagang resmi

10. Adakan pesan untuk pihak terminal

11. Adakah kesan dalam melakukan kegiatan usaha di terminal

Page 128: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk pedagang tidak resmi di Terminal Kampung Rambutan

1. Bagaiman anda menjalankan aktifitas sehai-hari

2. Dalam melakukan aktivitas anda sering melakukan di areal mana saja

3. Apa alasan anda memilih areal tersebut

4. Apa alasan anda menjadi pedagang kaki lima tidak resmi

5. Adakah keinginan menjadi pedagang binaan terminal

6. Adakah keinginan untuk memakai fasilitas terminal atau bangunan

relokasi

7. Apa kendala anda dalam melakukan kegiatan usaha di terminal

8. Adakah kebijakan atau ketentuan dari pihak terminal

9. Bagaimana sikap atau respon anda terhadap kebijakan atau ketentuan

yang ada di terminal

10. Apa kewajiban yang harus anda penuhi selama anda melakukan

kegiata usaha di terminal

11. Adakah pesan untuk pihak terminal

12. Adakah kesan dalam melakukan kegiatan usaha di terminal

Page 129: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN I

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 22 Mei 2012

Jam/ tanggal : 12.00

Lokasi : Warung Kopi samping dalam kota

Nama Informan : Bpk. Supiran

umur : _

Profesi : pedagang es

Status Profesi : pedagang liar

Sahril : mas dagang di terminal di sebelah mana pak

Bpk. S : samping KOREM

Sahril : samping KOREM , itu berarti luar terminal atau dalam

terminal termasuknya pak

Bpk. S : jalurnya, jalurnya di luar kota

Sahril : berarti di luar jalur kota ya pak,

Bpk. Supiran : iya

Sahril : itu eh udah berapa tahun dagang di terminal ini

Bpk. S : sekitardua tahun, ya sekitar sudah dua tahun

Sahril : itu usahanya, usaha apa aja pak

Bpk. S : ya itu lah, dagang es saja

Sahril : maaf namanya siapa pak saya belum tau

Bpk. S : namanya

Page 130: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : iya

Bpk. S : supiran

Sahril : oh pak supiran, itu dagang di jalur luar kota itu bayar atau

gimana pak

Bpk. S : bayar

Sahril : hah

Bpk. S : bayar

Sahril :

perhari

Bpk. S : itu namanya, uang kebersihan atauwa apa pokoknya..

3000

Sahril : oh 3000, itu retribusinya siapa yang mungutinnya

Bpk. S : ya sama-sama, sama-sama pedagang tapi kalo masalah

bawahan dan keuangan yang nerima saya gak tau

Sahril : oh gitu ya pa, berarti yang 3000 itu buat kebersihan ja ya

pak

Bpk. S : iya

Sahril :itu bisa dagang disitu ada ketentuannya ga sih pak dagang

disitu

Bpk. S : ya adalah sebetulnya pokoknya dagang disitu gak sesuai

keinginan sendiri, cuma itu.

Sahril : oh..sekian pak terima kasih pak

Page 131: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN II

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 24 Mei 2012

Jam : 19.00

Lokasi : Warung Kopi di terminal dalam kota

Nama Informan : Edo

umur : _

Profesi : Pedagang buah-buahan

Status Profesi : Pedagang Liar (asongan)

Sahril : slamat malam mas.

E : slamat malam

Sahril :maaf, eh maaf ganggu, bisa minta waktunya sebentar ga

mas

Edo : waktu apa pak ya

Sahril :eeh gini, saya kan dari mahasiswa UIN mas, mau ngadain

wawancara gitu

E : wawancara apa pak

Sahril : eh gini mas saya mau wawancarai tentang keseharian mas

aja dan tentang mas melakukan usaha

E : boleh, silahkan

Sahril : gini mas ehh maaf dulu nama mas siapa ya

E : nama saya edo

Sahril : aslinya maaf dari mana

Page 132: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

E : aslinya dari brebes jawa tengah

Sahril : pendidikan terakhirnya sampe mana mas

E : pendidikannya cuman sampe SMP pa

Sahril : ini dagang buah-buahan sudah berapa tahun

E : eehh kurang lebih ada 6 tahun

Sahril : aslinya dari mana mas saya lupa lagi

E : kalo aslinya kan udah di bilang dari brebes, cuman tempat

jalan tuh di terminal pal

Sahril : oh jadi dari brebes ya. eeh ini dagang sendiri pa ma

keluarga

E : sekarang mah dah sendiri dulu ngikut keluarga

Sahril : oh..ngembangin ja pa ya

E : iya

Sahril : ehh dagang disini berkeliling tiap harinya atau punya

tempat

E : dari rumah berangkat langsung ketempat aja pak

Sahril : oh jadi belum mendapatkan tempat gitu

E : belum

Sahril : jadi saya kan dapat informasi dari kepala terminal, katanya

ga boleh dagang di terminal apa betul mas

E : oh ..sebenernya sih dilarang

Sahril : iyah

E : sebenernya dilarang, eeh cuman mo gimana lagi namanya

cari makan

Sahril : eeeh nah trus kalo misalkan dilarang kok mas bisa bisa

masuk gitu, apa ada kebijakan dari terminal atau

giman...mas

E : ada, tapi cuman boleh masuk ya jam 3 abis djuhur

Page 133: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : abis djuhur ya mas

E : dan sekitar jam 4 sorelah

Sahril : oh jadi jam 4 sore itu boleh masuk gitu

E : boleh

Sahril :tanpa dilarang mas

E : iya

Sahril : itu ada pungutan biaya apa gimana mas

E : kalo di terminal sih ga ada pak

Sahril : ga ada..denger-denger ada pungutan kebersihan atau

tempat gitu

E : kalo masalah pungutan ya sekedar uang sampah

Sahril : uang sampah mas

E : kebersihan paling 2000 per hari

Sahril : 2000 per hari itu dipungutinnya sama pihak terminal atau

instansi lain atau gimana mas

E : kalo pungutan itu dari kebersihan

Sahril : berarti dari terminal

E : terminal lah

Sahril :itu dananya apa buat terminal bener atau gimana

E :kalo soal itu saya ga tau pa

Sahril :terus ee, jadi ee mas itu dagang di terminal gitu..belum

belum mempunyai tempat dan masih berkeliling gitu mas

ya

E : iya bener

Sahril : jadi dapat bisa masuk dari siang sampe 4 sore

E : dari 4 sore kita baru bisa masuk pa

Page 134: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : ohh, nah itu trus katanya bayar 2000 gitu ya

E : iya bener 2000 itu untuk kebersihan

Sahril : untuk pihak terminal

E : iya bener

Sahril : terus ada pesan kesannya ga mas

E : eeh maksudnya kesan pesan apaan

Sahril :maaf boleh saya ulangi lagi, eee kesan pesannya seperti apa

sih mas buat terminal, buat pedagang seperti mas

E : kesan pesan gimana ya pa

Sahril :yaaa tadi kan kata mas katanya dikasih waktu kan dagang

dari sore sampe malaem ya mas ya

E : iya

Sahril : ya itu kan menghambat mas berdagang, misalkan

keinginan mas berdagang disini kaya gimana

E : untuk keinginan saya, ya maunya sih dari siang gitu,

cuman karna ga diijinin jadi yaa mau ga mau harus sore,

jadi kita turutin aja

Sahril : terus kenapa ga nyewa tempat, kan udah disediakan lokasi

gitu, kaya kios

E : kalo saya mau istilahnya sewa-sewa tempat kan kita liat

dulu kondisi pak

Sahril :oh

E : kita takutnya udah di siapin di sewain trus jualan kita

kurang pa hasilnya

Sahril : jadi mungkin ya liat-liat dulu sikon ya mas, mang sikon

disini gimana sih mas sepi pa rame atau gimana sih

E : kalo soal jualan sih ya kadang-kadang lah pa, ada rame

ada sepi Cuma, tapi biasanya sedeng-sedeng lah, standar lah

Page 135: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : ee terima kasih mas atas waktunya dan kerja samanya

terimakasih

E : iya sama-sama

Page 136: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN III

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 25 MEI

Jam : 09;00

Lokasi : Warung sayur di samping terminal kampung rambutan

Nama Informan :Daryanto

umur : _

Profesi : Pedagang nasi, mie goreng kopi

Status Profesi : Pedagang Liar (dengan Gerobak)

Sahril : maaf pa bisa tanya-tanya sebentar

D : ya..ya.. bisa

Sahril :namanya siapa mas

D :nama daryanto

Sahril :mas dagang sudah berapa tahun mas

D : ya hampir 10 taun

Sahril :aslinya dari mana mas

D :aslinya dari jawa tengah

Sahril :ehh mas dagang apa aja

D :kopi, nasi goreng, mie rebus, segala macem lah

Sahril :eehh maaf mas pendidikan terakhir mas

D : pendidikan terakhir sekolah dasar

Sahril : mas dagang di terminal ini ketentuaannya apa aja sih mas

Page 137: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

D : yaaa bayar sekedar lah untuk kebersihan

Sahril : untuk lokasi gimana mas

D : lokasi di tempat

Sahril :lokasi itu ditentukan terninal atau apa kita yang nentuin

D : kita nentuin sendiri, cari lahan kosong buat jualan

Sahril :itu,.. kebijakan terminal buat pedagang seperti mas seperti

apa sih, boleh operasinya atau dagang

D : kebijakannya ya kalo siang macet, jadi bikin ganggu

ketertiban umum, eeh ini lah ini, bikin macet mobil, macet

bis jadi di kasih waktunya sampe jam 4,..jam setengah lima

sampe jam 4 malem

Sahril : oh jadi di bolehkan dagang di terminal tu dari jam 4 sore

sampe jam empat malem

D : empat pagi

Sahril : 4 pagi

D : iya

Sahril :itu harus jam segitu aja ya, pa kalo ga,....ee ngelewatin jam

segitu di rajia atau diiii...?

D : ya gitulah di rajia, bikin macet kita juga nauin sendiri lah

Sahril :itu dalam perharinya katanya 2000 ya

D :iya 2000

Sahril :itu di tarikinnya dari mana, eeh dari pihak man

D :pokoknya ada yang narikin buat kebersihan

Sahril : dari terminal..!

D :iya dari terminal

Sahril :buat kebersihan

D : iya buat kebersihan

Page 138: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril :truss ee boleh saya nanya pesan kesannya mas, mas kan

sebagai pedagang pesan buat terminal buat pedagang seperti

mas tuh pengennya seperti apa

D :ya minta nya sih ga banyak-banyak. di kasih waktu, di

kasih inilah pokoknya jam 4 kita masuk tar pagi kita sudah

selesai kita pulang gitu aja ga minta banyak-banyak

Sahril : cuma minta jam operasional aja

D : iya

Sahril : tempat juga gitu

D : tempat juga iya

Sahril :jadi keinginan mas tu Cuma berdagang di terminal dengan

aman dan nyaman dan di kasih tempat dan waktu

D : waktu iya

Sahril : mungkin, eeeee Cuma segitu aja ya mas, makasih atas

waktunya, assalamualaikum.

Page 139: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN IV

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 25 Mei 2012

Jam : 16.40

Lokasi : Kios Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalm

Kota

Nama Informan : Bpk. Sueb

umur : 41 tahun

Profesi : Pengusaha rumah makan

Status Profesi : Pedagang yang Menempati Bangunan Relokasi

Sahril : maaf pak bisa minta waktunya sebentar pa

H : buat apa ya

Sahril :gini pak saya mau wawancara, ya wawancara tentang

keseharian bapak tentang menjalankan usaha

H :emmm

Sahril :bisa minta waktunya

H : yaaa bisa sih

Sahril :buat wawancara

H :iya

Sahril :begini pa, mohon maaf nama bapak siapa ?

H :nama saya pa haji sueb

Sahril : oh pa haji Sueb

H : iya

Page 140: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : pak sueb aslinya dari mana pak ya

H : aslinya dari sini

Sahril : oh orang asli sini

H : orang asli sini,..terminal maksudnya gitu

Sahril :dagang di sini udah berapa tahun pak

H :dagang disini..!, ya seumuran terminal

Sahril : wah berarti udah belasan tahun pak

H :belasan taun, kira-kira 11 tahunan lah kurang lebihnya gitu

dah

Sahril : umurnya berapa tahun ya pa, maaf umur bapak berapa

tahun

H : iyya umur saya kira-kira 41 tahun

Sahril :bapak disini dagang, eee kios ini kios rumah makan ini

nyewa atau milik sendiri

H : saya disini nyewa pak

Sahril :nyewa

H : nyewa iya

Sahril : ke

H :ke UPT

Sahril :UPT

H : iya UPT

Sahril :oh jadi nyewa ke UPT ya pak, berarti disediakan UPT

Bpk. Sueb :heem

Sahril :masalah daftar perijinannya seperti apa sih pa

H : kalo daftar perijinannya, saya daftar langsung ke DISHUB

nih pak

Page 141: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril :ke DISHUB dulu, tadi kan UPT Pak

H :Iya UPT

Sahril :berarti ke DISHUB dulu trus Ke UPT

H : iya ke DISHUB dulu trus langsung ke UPT

Sahril : oh gitu

H :heem

Sahril : kalo masalah pembayarannya gimana pak, bapak kan

disini nyewa, bayar perbulannya berapa tuh

H : maksudnya ni uang sewanya perbulan gitu ya

Sahril : iya

H : iyyaa jadiii saya bayarnya perbulan itu 200 ribu

Sahril : jadi, 200 ribu

H :iya

Sahril : itu 200 ribu buat apa aja sih pak

Bpk. Sueb : uang yang 200 ratus ribu itu saya bayar buat bayar kios,

listrik, aer dan kebersihan pak

Sahril : masalah penarikan eeh biayanya itu bayar langsung atau

gimana pa

H : oh iya, saya bayar langsung keterminal, pokok nya ada

yang narikinlah

Sahril : oh gitu

H : ada koordinasinya

Sahril : berarti tu UPT tu cuman perijinannya aja ya pa

H : iya bener UPT cuman perijinannya aja

Sahril : jadi pembayarannya keterminal ada yang narikin

H :iya

Page 142: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : terus..eee ini kan bapak kan usdah lama nih udahhh,

katanya belasan tahun dari awal pembangunan terminal

H : dari tahun 92

Sahril : tahun 92

H :iya betul betul

Sahril : eee disinikan katanya 3 tahun tu pa ya perpanjang

perijinannya, terus cara perpanjang perijinannya seperti apa

pa

H : cara perijinannya ya

Sahril : perpanjangnya

H : cara perpanjangnya saya bayar lagi ke UPT

Sahril : ke UPT lagi ya pak

H : iya ke UPT lagi

Sahril : kesan pesannya seperti apa pak

H : kesan pesannya

Sahril : kesan pesannya bapak sebagai PKL

H : kalo bisa sih di terminal ini fasiltasnya di tambah lagi gitu

pak, maksudnya biar supaya fasilitasnya itu banyak biar ada

peminatnya dan omset buat saya juga ya bisa bertambah lah

Sahril : cukup puas ga pa dagang di lokasi yang di kasih UPT atau

terminal

H : dagang disini.!, yaa cukup puas juga sih di terminal apa

lagi kalo misalkan di tambah lagi fasilitasnya

Sahril : alasannya apa pak dagang disini

H :alasanya..! ya soalnya disini keamananya juga ya saya rasa

kondusif gitu

Sahril : merasa risih ga pak liar

H :pedagang asongan gitu

Page 143: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : iya pedagang asongan

H :iyya emang sih merasa risih juga sih cuman yaa namanya

orang mencari makan gitu pak, masing-masing aja rizkinya

Sahril : jadi ga ngelarang gitu

H : ga ngelarang sih yaa kalon bisa sih di tertibkan lah

Sahril : di tertibkan

H :biar supaya yang punya kios ini pendapatannya lebih layak

gitu lah

Sahril : oh jadi gitu pak

H :iya

Sahril : cukup sekian pa, terima kasih atas waktunya pak

H : oh iya iya

Sahril : mohon maaf udah ganggu bapak ber aktifitas

H : iya

Page 144: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN V

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 25 Mei 2012

Jam : 15.00

Lokasi : Kios Rumah Makan Terminal Kampung Rambutan Dalam

Kota

Nama Informan : Bpk. Lili

umur :

Profesi : pedagang makanan dan minuman

Status Profesi : Pedagang Antar Kota

Sahril : slamat sore bang

L : selamat sore

Sahril : maaf bisa minta minta waktunya sebentar

L : oh iya iya silahkan pak

Sahril : gini pak Cuma pengen mewawancarai bapak tentang

kegiatan usaha bapak gitu

L : iya

Sahril : kenalan dulu bang, nama abang siapa

L : saya pa lili

Sahril : pa lili ya, pa lili sekolah sampe tamat jenjang ke berapa

pak

L : ya saya, cuman sampe SMP saja

Sahril : SMP ya pak

Page 145: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

L : iya

Sahril : asalnya dari mana pak

L : ya dari garut

Sahril : garut, bapak usaha disini di terminal luar kota udah

berapa tahun pak

L : ya kurang lebih ya satu tahun setengah

Sahril : satu tahun setengah berarti baru ya pak

L : iya

Sahril : kalo pengen usaha di terminal ini gimani sih prosedurnya

gitu yang harus di ikutin gitu

L : persyaratan-persyaratannya ya, ya kita ke satu kita

daftar ke UPT,

Sahril : UPT

L

ke terminal, udah di persetujui baru kita bisa usaha di

terminal

Sahril : itu pendaftarannya bayar atau gimana pak

L : ya bayar

Sahril : itu pendaftarannya seperti apa, eeee retribusinya seperti

apa sih

L : ya retribusinya jadi misalkan perkios itu 250 ribu, 150

buat kios, 50 buat listrik 50 lagi buat kebersihan

Sahril : terus apa saja sih yang di kasih oleh terminal, oelh UPT

itu pak selain kios itu

L : ya sebenernya banyak sih, ya karna saya kurang tau, baru,

ya cuman kios-kios aja gitu

Sahril : dalam masalah proses perpanjangan perijinannya ada ga

pak

Page 146: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

L : proses perpanjang perijinannya, ya seperti kaya ke awal

lagi kita daftar ke UPT lanjut kita ke terminal lanjut kita ke

terminal untuk kita perpanjang

Sahril : eee pesan kesannya gimana pak dagang di terminal ini

L : kesannya ya ke satu, kita merasa nyaman, ke dua kita

merasa aman gitu

Sahril : merasa keganggu ga sih pak sama pedagang-pedagang

liar di terminal

L : ya terganggu sih mas, ya kesatu omset kita menurun

dengan adanya pedagang-pedagang liar

Sahril : oh begitu ya pak, jadi saya tanggap tadi jadi bapak tu

bayar retribusi itu 250 pak ya,

L : iya

Sahril : 150 buat bayar kios,

L : iya

Sahril : 50 buat listrik

L : betul

Sahril : 50 buat kebersihan

L : iya betul

Sahril : terus ketentuan apa saja yag haruss..ee selain retribusi apa

lagi yang harus di penuhin pedagang disini

L : ya gada lagi ya, cuman ya kita menjaga lingkungan ja sih

ya terutama, gitu ja, menjaga lingkungan, ya masalah

kebersihan dan ketertiban yang ada yang ada ataurannya di

dalam lingkungan terminal

Sahril : iya. terima kasih pak atas waktunya, mungkin Cuma

sekian aja terima kasih pak

Page 147: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN VI

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 20 Mei 2012

Jam : 11.00

Lokasi : kantor Subagian Tata Usaha

Nama Informan : Bpk. Wisnu

umur : _

Profesi : K. A. Subagian Tata Usaha

Sahril : perijinannya seperti apa sih pa misalkan harus biaya nya

berapa prosedurnya harus ngelewatin mana dulu

WW : sebenernya..! kalo fasilitas terminal, baik itu di terminal

DKI itu tidak boleh di tambah lagi, jadi ini yang ada aja

untuk perpanjang aja, jadi gak boleh di tambah lagi,

memohon ijin baru, yang ada sekarang ini hanya perpanjang

aja, kalo biaya perijinan ga ada biaya cuman dia bayar

retribusi sesuai luasan sesuai perda 1 tentang retribusi daerah,

nah di situ ada tuh,... beda-beda memang kalo kaya di

rambutan ni kan antar kota namanya biasanya di perda itu

30.000 meter persegi, luasannya berapa nih buat jualannya

nih tinggal di kali luas. kalo di dalam kota yang

berdampingan dengan antar kota itu retribusinya 20 ribu

Sahril : per..bulan

WW : perbulan, enak disini murah kan, beda beda sih emang

Sahril : itu berlaku untuk semua terminal apa hanya di terminal

kampung rambutan aja

WW :semua terminal, semua terminal berlaku, kalo yang berdiri

sendiri terminal berdiri sendiri kaya rawamangun, pasar

minggu, kelender itu Cuma 15 ribu per meter peseginya,

Page 148: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

kalo berdampingan kaya rambutan kan itu ada antar kota,

dan dalam kota itu 20 ribu, pokoknya yang antar kota itu 30

ribu mau di lebak bulus kek, mo di kalideres, di pulo

gadung. di dalam kotanya 20 ribu

Sahril : UPT ini pak eee udah berapa lama sih berdirinya

WW : UPT ini dari tahun dua ribuuuu... ee kalo dari UPTnya ya

tahun 2002 kalo ga salah, awalnya namanya badan

pengelola terminal dulu saya juga masih sekolah dulu.

Sahril : ini termasuk instansi DISHUB juga pak ya

WW : iya, ni sub dinas, namanya UPT unit pengelola terminal

Sahril : diresmikannya oleh siapa pa

WW : dulu sih mungkin gubernur, tapi kan sekarangkan udah

jadi UPT sih sesuai berdasarkan kebijakan dan ada struktur

baru, tupoksinya berdasarkan PERDA 10.

Sahril : dalam lokasi itu pak

WW : lokasi apa

Sahril : lokasi dagang nya pak, kios-kios itu di tentukan oleh UPT

atau pihak terminal di kampung rambutannya pak

WW : oh iya dari sini

Sahril : dari sini pak (UPT)

WW : dari sini, UPT ke Terminal nanti kami rujuk ke

Sahril : KATERnya

WW

baru di updatin, jadi nanti begitu bangun terminal udah ada

tu fasilitasnya,toh sekarangkan kaya nya fasial ni ya yang

ada di terminal, nah sekarang kita mo tata tuh, mo kita

lokalisir, nah disini nanti sebagai fasilitas terminal.

Sahril : ini masa berlaku eee ijinnya tuh berapa tahun pa

minimalnya

Page 149: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

WW : 1 tahun perpanjang

Sahril : 1 tahun perpanjang..!

WW : nanti per 3 tahun kita evaluasi gitu. maksudnya layak ga

dia masih berjualan disitu. visi misikan membantu apa

namanya kelas menengah ke bawah, susah juga sih ya

memang rata-rata, tapi rata-rata sih saya liat memang buat

menengah ke bawah kan misi misinya awalnya waktu

pembangunan badan pengelola terminal, saya rasa juga visi

misi itu sudah tidak cocok lagi, karna terminal bukan untuk

berdagang kalo toh ada fasilitas buat berdagang itu paling

sekedarnya aja, kalo menurut KM apa PERGUB itu cuman

10 persen luasan terminal untuk fasilitas

Sahril : emm dikit sekali ya pak

WW : Sebenernya visi misi nya itu membantu untuk fasilitas

ya.!,

Sahril : jadi tugas pokoknya berarti cuman ee mengurus perijinan

WW : yang di mana

Sahril : di sini di UPT

WW : oohh bukan itu aja kalo UPT teminal tugasnya ada bangun

terminal, memenuhi hak terminal, memperbaiki terminal

Sahril : ooh yg disini pak

WW : iya bukan itu saja banyak

Sahril : jadi pokoknya yang bersangkuatan dengan terminal UPT

yang menangani

WW : iya begitulah

Page 150: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN VII

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 24 Mei 2012

Jam/ tanggal : 10.00

Lokasi : Kantor Kepala Terminal Dalam Kota

Nama Informan : Bpk. H. Atta

umur : _

Profesi : Kepala Terminal Dalam Kota

Status Profesi : Petugas Dinas Perhubungan

Sahril : begini pak, minggu lalu saya kan dari UPT riset disana,

dan saya dapat informasi dari bahwa diterminal ini

menyediakan tempat untuk kegiatan usaha seperti

berdagang atau memperbolehkan para pedagang memakai

fasilitas penunjang terminal yaa seperti kios dan lain-

AA : masalah pemakaian lokasi terminal......iya memang benar

kami memperbolehkan tapi..! harus ada persetujuan dari

pusat dulu eee yaitu UPT tadi, yaa karena UPT yang

menyediakan bangunan-bangunan tersebut, terminal

tugasnya hanya menjaga,..! merawat bangunan-banguna

yang di sediakan UPT

Sahril : eeemm seperti apa ja sih pak tempat yang di perbolehkan

atau yang di sediakan

AA : sebenernya tempat-tempat penujang fasilitas terminal

seperti kios-kios,... dan memperbolehkan mereka

membangun WC umum dan lain-lain.... tapi ya kalo

masalah pemakaian kios-kios itu maupun membangun

bangunan...! yaa itu juga harus seperti tadi lagi, ijin dulu ke

Page 151: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

UPT, baru konfirmasi ke kita.. misalkan sudah dipersetujui

sama UPT baru kita alokasikan mereka ketempat yang

masih kosong

Sahril : letak kios-kiosnya dimana aja pak

Aav : di ruang tunggu ada.

Sahril : eemmm..pak, itu,. itu kios-kios yang berderetan di jalur

keluar, itu milik terminal juga atau swasta pak

AA : ooh yang d jalur keluar terminal, iya itu milik terminal, itu

juga merupakan fasilitas penunjang terminal

Sahril : ooh.. jadi itu juga, kios yang di jalur itu fasilitas

penunjang terminal pak,

AA : iya

Sahril : jadi itu eee merupakan tempat yang boleh di tempati para

pedagang juga.. pak

AA : iya benar, ya selain di ruang tunggu, kios-kios yang ada di

jalur keluar terminal juga tempat yang boleh digunakan

pedagang

Sahril : itu sudah berapa lama pak berdirinya kios-kios itu

AA : itu di bangunnya tahun 2001

Sahril : itu semua pedagangnya resmi atau tidak pak

AA : yang menempati kios-kios itu resmi semua..!,... karena

pedagang yang melakukan kegiatan usaha atau berdagang di

wilayah terminal itu para pedagang binaan,...... yang gak

resmi tuh yaa seperti pedagang asong, pedagang yang pake

gerobak.

Sahril : eee itu tujuan di bangunnya kios-kios itu tadi pak, eee

yang di jalur keluar itu buat apa pak

AA : sebenernya untuk menambah fasilitas penunjang

terminal,.....sekaligus tempat relokasi untuk para pedagang

kaki lima yang ada disini , yaaa karna..! keberadaan mereka

sering mengganggu kelancaran kendaraan, membuat

Page 152: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

terminal menjadi kumuh, `jadi kami merekomendasikan ke

UPT untuk menyediakan bangunan relokasi untuk

mereka....! supaya mereka bisa usaha di tempat itu dan tidak

menggangu ketertiban umum.....! ..... sebenernya sih bukan

untuk pedagang saja, untuk masyarakat juga, misalkan ada

masyarakat yang ingin usaha di terminal ini kami bantu, dan

kami tempatkan ke lokasi relokasi itu.

Sahril : eee maaf pak, fasilitas penunjang itu apa pak

AA : fasilitas penunjang..! yaa fasilitas yang disediakan

terminal untuk melayani, dan memenuhi setiap kebutuhan

setiap pemakai terminal seperti calon penumpang

Sahril : penyediaan fasilitas penunjang berdasarkan hukum ..eeee

peraturan dari mana pak

AA : kalo masalah ketentuannya itu dulu kalo tidak

salah...merujuk pada keputusan kementerian perhubungan,

tapi detilnya bapak lupa lagi , maklumlah ya namanya juga

manusia ya kan pasti ada lupanya.....pokoknya dalam setiap

terminal di wajibkan menyediakan fasilitas penunjang,...ya

itu tadi..! untuk untuk melayani para calon penumpang.

Sahril : emmm jadi memang di haruskan ya pak terminal itu

menyediakan fasilitas penunjang

AA : iya betul

Sahril : eee maaf pak, eeee kios-kios atau tempat usaha pedagang

yang ada di terminal ini ada berapa pak

AA : kalo masalah data kios dan juga data pedagang itu

sekarang yaa kurang lebih ada 25 kios,.....yang ada di

terminal dalam kota ya, tapi kalo mau lebih jelasnya lagi,

data-datanya ada di UPT... adek ke UPT aja lagi semua ada

disana,... data-data jumlah kiosnya dan pedagangnya

Sahril : ooh di UPT ya Pak,

AA : iya semua data lengkapnya ada disana

Sahril : kios-kios itu eee yang di sediakan itu untuk jadi hak

mereka atau nyewa pak

Page 153: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

AA : mereka nyewa

Sahril : eee itu mekanis bayar sewanya gimana pak

AA : bayar retribusinya perbulan.....

Sahril : biaya sewanya perbulan itu berapa pak

AA : itu UPT yang menentukan, kita hanya menampung dana

retribusi dari setiap pedagang selanjutnya di serahkan ke

Pusat, UPT

Sahril : para pedagang bayar sewanya ke terminal atau langsung

ke UPT pak

AA : ya melalui kita dulu, kan tadi sudah di jelasin

Sahril : emmm, eee masalah perijinannya, prosedurnya gimana

pak

AA : kalo masalah perijinan ya harus melalui UPT dulu,..jadi

setiap pedagang yang ingin usaha di terminal harus ijinnya

Ke UPT, kalo sudah di persetujui dari sana baru kita

memberikan lokasi untuk mereka

Sahril : eee alasannya membangun tempat relokasi di ruang

tunggu dan di jalur keluar terminal itu apa pak

AA : kita menyediakan tempat di lokasi tersebut karena ya

lokasi berkumpulnya para penumpang..... tadi kan sudah di

jelaskan, terminal menyediakan fasilitas penunjang untuk

melayani para penumpang ya kan..!, memberikan kepuasan

untuk para penumpang,.. jadi yaa alasanya salah satunya

seperti itu...

Sahril : jadi tempat relokasi, di bangun di tempat yang ramai ya

pak

AA : ya ga juga, kita mendirikan bangunan tidak sembarangan

tempat, kita juga harus melihat sikon dan letak atau posisi

yang strategis supaya tata ruang terminal kondusif tidak

menghambat aktivitas di terminal.

Sahril : emmm gitu ya....ada gak sih pak kendala-kendala yang di

hadapi oleh terminal dalam merealisasikan program relokasi

Page 154: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

AA : kendalanya ya, pertama ya seperti yang sudah saya

jelaskan di awal, pihak terminal itu tidak mempunyai hak

untuk membangun tempat dan memberikan ijin, karena

semua keputusan di pegang oleh UPT jadi kita gak

sembarangan mengrekrut pedagang dan menambah

bangunan di terminal ini..! ya karna ketentuannya seperti

itu....eee selanjutnya sekarang fasilitas penunjang tidak bisa

di tambah lagi karena areal diterminal sudah penuh dengan

fasilitas terminal,

Sahril : eee untuk para pedagang yang tidak memiliki tempat atau

tidak resmi, kebijakan apa yang di berikan

AA : yaa kalo misalkan pedagang yang tidak resmi itu

berdagang di wilayah terminal kita tertibkan, apalagi

sampai menimbulkan kemacetan dan mengganggu pejalan

kaki atau orang-orang yang ingin memakai fasilitas

terminal, kita akan merazia mereka, karna jelas-jelas

mengganggu.

Sahril : ee maaf pak, tapi pak kemarin-kemarin pas sore saya lihat

banyak pedagang masuk dan berjualan di dalam terminal

dengan menggunakan gerobak ada juga pengasong, ee maaf

apa hal itu kenapa bisa terjadi pak..

AA : yaaa memang sulit sih menertibkan pedagang liartapi ya

tetap kita tertibkan, kalo mereka menggangu ketertiban

umum.

Sahril : ooh gitu ya pak,.....eee boleh tau visi misinya terminal ini,

dan bisa saya minta struktur keorganisasian di terminal ini

beserta tugas-tugasnya

AA : ooh itu.....kalo visi misi, kepengurusan, dan tupoksi

terminal, adek bisa liat di mading yang ada di sebelah adek,

Sahril : ooh itu pak

AA : nah di situ ada tuh smuanya tentang terminal, terserah

mau di tulis silahkan

Sahril : kalo boleh bisa saya photo pak semuanya

AA : ooh silahkan

Page 155: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : eee maaf pak di mading itu saya lihat tugas-tugas

kepengurusan terminal gak ada pa...eeee kalo boleh tau

tugas nya apa saja pak.

AA : emmmm tugas-tugasnya, kepala terminal tugasnya

mengkoordinasi setiap anggota kepengurusan, TU tata

usaha tugasnya mengurus berkas atau surat-surat penting

dan juga mengurus keuangan.

Sahril : seperti bendahara pak..!

AA : iya bendahara juga

Sahril : kepala regu tugasnya apa pak

AA : tugasnya mengkoordinasi setiap anggotanya untuk

melaksanakan kewajiban mereka seperti menertibkan

lingkungan terminal, mengatur lalu lintas kendaraan, dan

pedagang... karyawan PTT..!, tugasnya merekrut pegawai

baru atau tambahan untuk terminal,.....terusssss pegawai

kebersihan tugasnya menjaga lingkungan dan juga membuat

lingkungan terminal menjadi nyaman aman dan

bersih.......adalagi yang di tanyakan.

Sahril : eee mungkin sekian aja pertanyaan dari saya pak, eee

terima kasih pak atas waktunya

AA : yaa sama-sama misalkan ada yang kurang ade kembali aja

lagi

Sahril : oh iya pak terima kasih

Page 156: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN VIII

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 30 Juni 2012

Jam : 13.00

Lokasi : Kantor Kepala Terminal Antar Kota

Nama Informan : Ibu Cristine

umur : _

Profesi : Staff Tata Usaha Terminal Antar Kota

Status Profesi : Petugas Dinas Perhubungan

Sahril : maaf bu, kios-kios yang berada di jalur keluar terminal itu

milik terminal ataw swasta bu..

C : kios-kios yang di jalur itu milik terminal mas

Sahril : yang membangun kios-kios itu pihak terminal atau ada

pihak lain bu.

C :setiap bangunan yang ada di terminal termasuk kios-kios

itu pusat yang menyediakan

Sahril :itu dibangunnya tahun berapa bu dan di resmikan oleh

siapa bu

C :di dirikannya pada tahun berapaya..? kalo diresmikannya

bpk sutuoso gubernur

Sahril : tujuan penyediaan kios-kios di jalur keluar terminal itu

untuk apa bu

C : itu untuk penataan, penataan biyar rapih biyar gada

pedagang asongan, heem..jadi di tetapkan disini

Page 157: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : penataan, ini kan ada batasnya bu ini yang termasuk dalam

kota dan antar kota nih bu

C : pedagang itu adanya dalam kota ya kan

Sahril : jadi ini dalam kota bu

Page 158: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN IX

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 30 Juni 2012

Jam/ tanggal : 14.00

Lokasi : Di Rumah Makan Jalur Keluar Terminal (Kios Relokasi)

Nama Informan : Bpk. Kayat

umur : _

Profesi : Koordinator Para Pedagang di Jalur Keluar Terminal

Status Profesi : Warga Sipil (Masyarakat)

Sahril : maaf pak saya wawancara ya dan saya rekam boleh pak,

ini nanti enggak saya poblikasi ke luar,

K : ini buat intern atau ekstern

Sahril : ini intern pak, buat tugas,

SR :saya takut jadi perkara aja kalo bisa untuk sekolah aja.

Sahril : paling kita hanya ngelampirin dan data-data dan

perijinannya. yang milik terminal itu sebelah mana ja

seperti yang milik terminal itu sebelah mana ja.

K : ini termasuk wilayah terminal dalam kota,

Sahril : terminal dalam kota

K : iya. perijinannya ini dari UPT itu tahun 2001 awal, awal

nya kan ada pedagang kaki lima disana di ruang tunggu, dan

kita bentuk PKL yaitu pedagang kakil lima sampe saat ini,

waktu masih pejabat masih pak arifin kalo gak salah ya pak

tahun 2001, eh eee pak tomson, ke pak arifin, pak didi dan

sekarang pak haji atta. awalnya itulah padagang kaki lima

dari di ruang tunggu kita fasilitasi kita ajukan ke UPT, jadi

Page 159: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

kerja sama PT ama UPT. sekarang ini statusnya statusnya

doll...karena ada keseimbangan dari pemerintah karena

tanah ini milik pemerintah dan ada fasilitasnya jadi

sekarang berlanjut.

Sahril : maaf pak bangunannya itu bangun sendiri atau ada yang

memfasilitasi

K : dulu bangunan polos dan sekarang di bangun kios yang

bangunan di bangun sendiri. cuman UPT ini menyediakan

tempat saja atau lahan

Sahril : jadi tujuan bangunan ini untuk merekrut dan membantu

pedagang kaki lima

K : betul

Sahril : berarti ini termasuk bangunan relokasi

K : betul untuk relokasi

Sahril : jumlah pedagangnya ada berapa pak

K : kurang lebih ada tujuh puluh orang

Sahril :ada tujuh puluh orang pak. itu cara perijinannya dan

persaratannya seperti apa pak

K : ya dulu ada seperti surat PKL, dulu kita yang

mengkoordinir lanjut UPT yang mengkelola.

Sahril : ini di resmikannya sama siapa pak

K : ini sama UPT, iya UPT. saya terus terang saja saya gak tau

saya gak nyampe kesana, yang saya tau pengusaha setempat

sama UPT aja. jadi gitu awalnya pedagang yang di ruang

tunggu kita tampung kita tertibkan

Sahril : jadi pedagang yang di ruang tunggu itu di alokasikan

K : jadi UPT lah yang mengelola ini,

Sahril : saya dapat informasi cara pembayaran retribusinya

langsung ke UPT gitu, gak lewat terminal atau gimana...

K : enggak...pihak pengusaha atau pengelola ke UPT.

Page 160: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN IX

TRANSKRIP WAWANCARA

VERBATIM IN-DEPTH INTERVIEW

Tanggal : 15 April 2012

Jam/ tanggal : 10.00

Lokasi : WARTEG di terminal dalam kota

Nama Informan : Nur Cholis Ais

umur : 20

Profesi : Pedagang Buah-buahan

Status Profesi : Pedagang tidak resmi

Sahril : itu dagang tiap hari mas

N : jarang, ya sekarang mah dagang terus

Sahril : namanya siapa mas

N : Nurcholis ais

Sahril : Nurcholis ais, ini dagang udah berapa lama mas

N : ya kurang lebih satu tahunan

Sahril : satu tahun mas, aslinya dari mana ni mas

N : solo

Sahril : solo, ini dagang disini sendiri pa ma orang tua mas

N : sendiri

Sahril : maaf umurnya berapa tahun mas

N : 19

Page 161: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : 19 tahun

N : 20 jalan

Sahril :

N : SMP

Sahril : SMP ya, ini dagang di terminal di sebelah mananya mas

sering mangkal nya

N : di dalam kota

Sahril : di dalam kota, di sebelah mananya mas dagangnya

N : pintu masuk dalam kota aja

Sahril : pintu masuk, itu alasan dagang disitu apa sih alasannya

N : alasannya, dari pada nganggur dari pada diemaja di rumah

Sahril : oh buat nyari uang gitu

N : iya

Sahril : kan daerah situkan apa gimana gitu apa rame gimana gitu

N : kalo lagi rame ya rame kalo sepi ya sepi

Sahril : itu kira-kira ada pungutan biaya atau gimana sih kok bisa

masuk ke terminal gitu

N : pungutan, ada sih tapi cuma tiap hari minggu doang

Sahril : tiap hari minggu, pas hari libur atau gimana

N : seminggu sekali lah

Sahril : ini maaf, dagang apa aja selain buah

N : ya buah doang, ya macem-macem lah

Sahril : jadi buah-buahan aneka gitu

N : yaa aneka buah

Sahril : tadi saya dengerkan ada retribusinya ya, ada pungutannya,

itu kira-kira pungutannya itu berapa

Page 162: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

N : ya paling 2000 lah buat kebersihan aja

Sahril : 2000 ya, yang mungutinnya dari mana mas

N : ya dari tukang kebersihan

Sahril : kebersihan, berarti dari terminal ya.

N : iya

Sahril : trus disinikan itu denger-denger peraturan, maaf denger-

denger dari terminal ada peraturan gak boleh masuk tuh

keterminal buat dagang tapi tadikan kok mas bisa masuk

gitu, selain bayar 2000 apalagi mas apa ada kebijakan apa

gimana gitu

N : ya ada waktu waktu tertentu aja dari jam 12 siang sampe

jam 5 sore abis-abis ya terakhir sampe subuh aja jam 5 pagi

Sahril : berarti ada ini ada jam operasional

N : iya

Sahril : tadi dari siang ya sampe subuh tadi ya, berarti boleh

masuk dari siang ampe subuh sama bayar 2000 itu ya

ketentuannya

N : iya

Sahril :

N : pernah sih

Sahril : pernah, itu waktu di rajianya kenapa mas

N : ya ngelanggar batas peraturan aja

Sahril : maksudnya peraturan seperti apa

N : kan dah di kasih waktu, trus ngelanggar gitu

Sahril : berarti gak boleh ngelewatin batas waktu gitu, nah ini kan,

kan terminal nyediain kios-kios ya kaya kios-kios relokasi

mas nur kan udah tau kan, udah tau belum

N : iya

Page 163: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Sahril : itu kenapa gak mencoba tuk nyewa disitu kan aman gitu

kan, kalo secara ngasongkan katanya di rajia kan gak aman,

kenapa gak mencoba gitu nyewa disitu

N : ya kalo nyewa kios mah penghasilan kurang, trus biayanya

juga gede

Sahril : ooh berarti sewanya gede

N : sewanya gede, kalo ngasongkan bisa kesana kesini

Sahril : berarti sewanya besar gitu ya, trus ee mingkin yang

terakhir ini punya pesan kesan gak buat terminal

N : kalo pesan, untuk seluruh bapak LLD gitu tolong lah di

kasih batas waktu yang panjang apa lagi kalo misalkan hari

minggu mah di bebaskan biar para pedagang bisa sama-

sama cari makan

Sahril :

denger LLD, emang yang sering ngerajia itu LLD atau apa

dari terminal gitu

N : ya LLD, DISHUB juga

Sahril : ooh berarti termasuk DISHUB juga

N : iya

Sahril : oohh berarti yang ngerajia itu orang-orang DISHUB

N : iya

Sahril : kalo penghasilan perhari berapa mas

N : ya tergantung sepi ramenya, ya bisa dapat 200, 300, kalo

lagi gak rame mah 70, 80

Sahril : itu ama modal gitu mas

N : kalo ama modal mah paling dapat 300, yang penting bisa

buat makan, gitu aja

Sahril : jadi, tar sya simpulkan, tadi kan dagang disitu tadi karena

Page 164: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

kurang denger alasan dagang di dalam terminal itu

alasannya apa tu mas

N : alasan dagang di pintu masuk, sewakan turun di pintu

masuk dan jalur keluar

Sahril : tadi kan saya denger ddari mas nur bahwa ngider atau

keliling, ee dagang tuh kira-kira kalo boleh tau dagangnya

tuh di daerah terminal mana aja atau keliling kemana aja di

daerah terminal

N : ya dari dalam kota, pintu masuk terminal aja, ama luar

kota udah

Sahril : jadi jalur-jalur pintu masuk ama keluarnya ya mas, ama

tengah terminal

N : iya

Sahril : terima kasih mas atas informasinya

N : iya,...udah cukup

Page 165: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

LAMPIRAN

Unit Pengelola Terminal Angkuatan Jalan Provinsi DKI Jakarta,

yang letaknya di terminal Rawamangun Jakarta Timur

Kantor Kepala Unit Pengelola Terminal Angkuatan Jalan Provinsi Jakarta

DKI di lantai dua

Kantor Terminal Dalam Kota Kampung

Rambutan Jakarta Timur

Kantor Terminal Antar Kota Kampung

Rambutan Jakarta Timur

Page 166: PERAN UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24195/1/SAHLI.pdf · Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong

Gerobak, kereta dorong, dan keranjang, sarana yang digunakan para pedagang liar di terminal

Kampung Rambutan Jakarta Timur

Kios-kios permanen sarana yang digunakan para pedagang resmi di terminal Kampung

Rambutan Jakarta Timur