Peran Perekayasa Dalam Menciptakan Teknologi Untuk Menunjang Infrastruktur

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan Dan pengembangan suatu wilayah, terutama mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing global. Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai bagian dari bidang infrastruktur berkewajiban untuk mendukung hal tersebut melalui pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan. Dalam rangka mendukung keberlanjutan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki fungsi melaksanakan penelitian Dan pengembangan teknologi dibidang infrastruktur. Penelitian dan Pengembangan memiliki peran sebagai scientific backbone dan leader yang bertanggung jawab untuk memberikan masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah infrastruktur ke-PUPR-an. Berdasarkan Renstra 2015-2019, kinerja Penelitian dan Pengembangan selama kurun waktu 2010-2014 telah menghasilkan berbagai teknologi, kebijakan penelitian dan pengembangan, melayani advis teknik Dan pengujian, serta melakukan join cooperation program dimana beberapa dari hal produk litbang aplikatif tersebut telah dapat diterapkan Dan diadopsi oleh berbagai pihak. 1 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK VIII CPNS KEMENTERIAN PUPR FORMASI TAHUN 2014

description

Tugas Presentase Kelitbangan

Transcript of Peran Perekayasa Dalam Menciptakan Teknologi Untuk Menunjang Infrastruktur

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGInfrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan Dan pengembangan suatu wilayah, terutama mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing global. Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai bagian dari bidang infrastruktur berkewajiban untuk mendukung hal tersebut melalui pelaksanaan pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan. Dalam rangka mendukung keberlanjutan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki fungsi melaksanakan penelitian Dan pengembangan teknologi dibidang infrastruktur.Penelitian dan Pengembangan memiliki peran sebagai scientific backbone dan leader yang bertanggung jawab untuk memberikan masukan dalam perumusan kebijakan dan penyelesaian masalah infrastruktur ke-PUPR-an. Berdasarkan Renstra 2015-2019, kinerja Penelitian dan Pengembangan selama kurun waktu 2010-2014 telah menghasilkan berbagai teknologi, kebijakan penelitian dan pengembangan, melayani advis teknik Dan pengujian, serta melakukan join cooperation program dimana beberapa dari hal produk litbang aplikatif tersebut telah dapat diterapkan Dan diadopsi oleh berbagai pihak.Kegiatan penelitian dan pengembangan suatu instansi pemerintahan dilakukan oleh seorang jabatan fungsional baik peneliti atau perekayasa. Pada dasarnya kegiatan penelitian dan Pengembangan merupakan kegiatan yang berbeda, berdasarkan UU No. 18 Tahun 2002 Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh jabatan fungsional peneliti sedangkan Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru yang dilakukan oleh jabatan fungsional perekayasa, dan pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai Jabatan Fungsional Perekayasa.Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT No. 105 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa Jabatan Fungsional Perekayasa adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, Dan wewenang untuj melakukan perekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang penelitian terapan,pengembangan,perekayasaan,Dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak Dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Hal ini menunjukan bahwa peran jabatan fungsional perekayasa memiliki peranan yang cukup penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pada tahun 2014, jumlah PNS dengan jabatan fungsional perekayasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah 67 orang dengan rincian 3 Perekayasa Utama, 31 Perekayasa Madya, 7 Perekayasa Muda, dan 26 Perekayasa Utama. Angka ini masih termasuk rendah jika dibandingkan dengan jabatan fungsional peneliti yang mencapai 265 orang. Rendahnya jumlah jabatan fungsional perekayasa ini berimbas terhadap jumlah dan pemanfaatan produk hasil pengembangan sehingga produk infrastruktur ke-PU-an yang dihasilkan pun belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya jumlah jabatan fungsional perekayasa seperti terbatasnya fasilitas yang tersedia hingga reward yang diberikan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih mendetail mengenai peran strategis jabatan fungsional perekayasa dalam menghasilkan IPTEK infrastruktur ke-PUPR-an dan permasalahan yang dihadapi serta solusi terhadap permasalahan tersebut.

1 1.1 1.2 TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu: Mengetahui peran Jabatan Fungsional Perekayasa dalam menghasilkan IPTEK di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh Jabatan Fungsional Perekayasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Mengidentifikasi kondisi ideal yang seharusnya dimiliki Jabatan Fungsional Perekayasa agar dapat menjalankan perannya dalam menghasilkan IPTEK dengan lebih optimal.

1.3 LANDASAN TEORI

Landasan teori yang dipakai dalam penulisan makalah ini didasari oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur Jabatan Fungsional Perekayasa, diantaranya:1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian3. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat4. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi No. 105 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya

1.3.1 PENGERTIANSesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 105 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya, menyatakan bahwa:Jabatan Fungsional Perekayasa adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

1.3.2 KEGIATAN KEREKAYASAANMenurut undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menyatakan bahwa:Kegiatan kerekayasaan adalah pentahapan kegiatan yang berkaitan dengan teknologi yang secara runtun meliputi Penelitian (Research), Pengembangan (Development), Perekayasaan (Engineering), dan Pengoperasian (Operation).Domain Perekayasa

Gambar 1. Tahapan tahapan kegiatan kerekayasaan1.3.1 1.3.2 1.3.2.1 PENELITIANPenelitian (Research/R) adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologiPenelitian dapat dilaksanakan secara teoritik melalui model matematika dan eksperimental melalui percobaan laboratorium, eksplorasi, observasi, survey. Penelitian dilaksanakan secara bertahap, mulai dengan pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi hasil pengolahan data dan penarikan kesimpulan. Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian dimana subjek yang diteliti bisa dikembangkan menjadi produk teknologi yang bermanfaat.

1.3.2.2 PENGEMBANGANPengembangan (Development/D) adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baruKegiatan pengembangan suatu hasil penelitian, secara eksperimental maupun teoritik, untuk menarik manfaat yang bisa diterapkan melalui proses:a. Desain konseptual suatu produk perekayasaan (Engineering Product) yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, danb. Desain konseptual suatu sistem perekayasaan (Engineering Systems) dari gejala alami yang berkaitan dengan subjek hasil penelitian sebelumnyaPengembangan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari desain konseptual, desain awal, uji simulasi sub skala serta komponenkomponennya di laboratorium hingga penetapan hasil desain.1.3.2.3 PEREKAYASAANPerekayasaan (Engineering/E) adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang, dan atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetikaHal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan perekayasaan adalah sebagai berikut :a. Produk Desain adalah produk perekayasaan ataupun sistem perekayasaan yang dapat berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak.b. Uji Standardisasi dari suatu produk desain adalah uji persyaratan keselamatan dan keandalannya menurut standard minimal yang ditetapkan oleh lembaga negara yang berwenang.c. Uji Sertifikasi dari suatu produk Desain adalah uji kinerja dengan penekanan pada terpenuhinya standard sertifikasi yang telah ditentukan, yang dilaksanakan oleh lembaga resmi pemerintah atau lembaga di luar negeri yang berwenang dalam bidang produk desain tersebut. Uji sertifikasi dapat dilengkapi dengan hasil uji sertifikasi lainnya yang relevan.

1.3.2.4 PENGOPERASIANPengoperasian (Operation/O) suatu produk perekayasaan adalah kegiatan yang meliputi uji operasional & evaluasi, produksi, pemasaran, penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi & perawatan untuk tujuan non komersial maupun komersial.Produk Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk sebagai hasil Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara bersamasama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri dalam arti luas, untuk mengevaluasi hasil produk perekayasaan tersebut.1 1.3.1 1.3.2 1.3.3 KEGIATAN KEREKAYASAANSesuai dengan penahapan kegiatan, maka kegiatan kerekayasaan dikategorikan sebagai berikut:Penelitian Terapan, meliputi:a. Eksplorasi, Survei, Observasib. Penelitian lanjut teoritikal, eksperimentalc. Studi Kelayakan Sistem Teknologid. Studi Banding Sistem TeknologiPengembangan, meliputi:a. Pengembangan Kebijakan Teknologib. Pengembangan Parametrik Kajian Teknologic. Desain Konseptual Software (SW)/Hardware (HW)d. Desain Awal SW/HWe. Uji laboratorium (sub scale) & SimulasiPerekayasaan, meliputi:a. Desain Rinci SW/HWb. Produksi, Perakitan & Integrasi Prototip SW/HWc. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi SW/HWd. Audit Teknologi SW/HWe. Uji Standardisasi SW/HWf. Uji Sertifikasi SW/HWPengoperasian, meliputi:a. Uji Operasional & Evaluasi Produk SW/HWb. Produksi, Perakitan & Integrasi Produk tersertifikasi SW/HWc. Jasa Teknologi (Engineering Services) SW/HWd. Pemasaran dan Penjualan (Marketing/Sales) SW/HWe. Pengoperasian Rutin (Routine Operation) SW/HWf. Modifikasi & Perawatan (Maintenance & Modification)SW/HWProduk perangkat lunak (software/SW) adalah produk teknologi yang berwujud maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen, seperti: model/ perumusan matematik, konsepsi teknologi/ kebijakan teknologi, algoritma (algorithm), konsepsi strategi bisnis, penyelenggaraan pendidikan & pelatihan; konsepsi perencanaan program.Produk perangkat keras (hardware/HW) adalah produk teknologi yang berwujud benda fisik, seperti: unsur (article), komponen, benda kerja lengkap terpadu, model, prototipe, produk tersertifikasi serta produk komersial.

1.3.4 ORGANISASI FUNGSIONAL KEREKAYASAAN (OFK)OFK merupakan organisasi kerja yang memiliki hirarki untuk mewadahi pelaksanaan pekerjaan perekayasa yang bersifat kerja kelompok (Team Work) dengan pola matriks antara bidang keilmuan/keahlian dengan tahapan kegiatan. Organisasi ini mendeskripsikan secara jelas peran dan tugas seorang perekayasa dalam struktur pekerjaan yang terbagi menjadi beberapa bagian menurut bidang keilmuan atau tahapan kegiatan yang berbeda.

1.3.4.1 MANFAAT OFKMelalui OFK ini, peran dan tugas Perekayasa akan memberikan manfaat sebagaiberikut: Pertanggungjawaban (accountability) jelas, karena peran dan tugas setiap Perekayasa terdefinisi dengan jelas. Ketertelusuran (traceability), jika terdapat permasalahan yang timbul dalam program, maka dapat dilakukan secara sistematik baik dalam pengevaluasian kinerja maupun dalam penggunaan dana. Kesempatan (opportunity) untuk pembinaan dan penjenjangan karir Perekayasa secara sistematik dan terprogram. Memberikan informasi tentang ketersediaan sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan program secara riil.

1.3.4.2 KARAKTERISTIK OFK Bersifat non permanen (ad hoc), khusus untuk menjalankan suatu program/kegiatan tertentu, dibentuk saat program/kegiatan dipersiapkan dan dibubarkan saat program/kegiatan dinyatakan selesai. Dilaksanakan oleh personil-personil dari satu atau beberapa lembaga atau kementerian dan dapat pula mengikutsertakan personil khusus karena pertimbangan keahliannya. Dipimpin oleh seorang Kepala Program yang bertanggung jawab penuh kepada Kepala Unit Organisasi Struktural yang memberikan program/kegiatan tersebut. Dapat diubah-ubah bentuk dan pelakunya tergantung kepada kebutuhan program/kegiatan.

1.3.3 1.3.4 1.3.4.1 1.3.4.2 1.3.4.3 PERAN PEREKAYASA DALAM OFKPeran Perekayasa dalam OFK dapat dirincikan dari jenjang perekayasa yang paling rendah hingga jenjang perekayasa yang paling tinggi, sebagai berikut:a. Enjinir/ES (Engineering Staff)Melaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam Program Manual, di bawah koordinasi L.b. Ketua Sub Kelompok/L (Leader)Memimpin ES dalam pelaksanaan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam Program Manual.c. Ketua Kelompok/GL (Group Leader)Mengkoordinasikan L dalam pelaksanaan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan dalam Program Manual yang mengintegrasikan beberapa WP dalam satu kelompok yang dipimpinnya.d. Manajer Program/PM (Program Manager)Melaksanakan tugas manajemen program yang meliputi perencanaan program termasuk jadwal pencapaian sasaran serta aliran pendanaan. PM bertanggung jawab kepada KP. Untuk OFK tipe A, PM dapat mempunyai asisten PM dalam program maksimal 4 orang asisten.e. Insinyur Kepala/CE (Chief Engineer)Melaksanakan pemantauan kualitas hasil program dari segi teknis seperti pemenuhan persyaratan desain, penetapan SDM yang kompeten dan berkualitas untuk program. CE bertanggung jawab kepada KP dan dapat mempunyai asisten sejumlah maksimal 4 orang.f. Kepala Program/KP (Program Director)KP biasanya adalah Program Inisiator yang memberikan arahan tentang garis-garis besar kegiatan termasuk: state of the art technology, strategi keuangan program, maupun eksekusinya.g. APM (Assistant Program Manager) dan ACE (Assistant Chief Engineer)PM dan CE bila diperlukan dapat didampingi oleh beberapa asisten yang disebut sebagai Assistant Program Manager dan Assistant Chief Engineer.

1.3.5 Jenjang Jabatan

Jenjang Jabatan Fungsional Perekayasa yaitu:

BAB IIISI

2. 3. 3.1. PERAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASATeknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan teknologi adalah perubahan fungsi produksi dalam suatu Kegiatan tertentu, yang dapat memperbesar hasil input tertentu. Yang menyebabkan bertambahnya produksi sama dengan jumlah sumber dan produksi tetapi jumlah sumber lebih sedikit, sehingga teknologi merupakan upaya menciptakan barang cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia, kegiatan teknologi harus dilakukan melalui suatu tahapan yang runtun yang didefinisikan sebagai kerekayasaan.Kerekayasaan sendiri adalah kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi Penelitian Terapan (Research), Pengembangan (Development), Perekayasaan (Engineering), dan Pengoperasian (Operation) dari suatu teknologi. Tahapan tahapan kegiatan kerekayasaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2002, Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian dapat dilaksanakan secara teoritik melalui model matematika dan eksperimental melalui percobaan laboratorium, eksplorasi, observasi, survey. Penelitian dilaksanakan secara bertahap, mulai dengan pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi hasil pengolahan data dan penarikan kesimpulan. Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian dimana subjek yang diteliti bisa dikembangkan menjadi produk teknologi yang bermanfaat.Pengembangan adalah kegiatan imu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Kegiatan pengembangan suatu hasil penelitian, secara eksperimental maupun teoritik, untuk menarik manfaat yang bisa diterapkan melalui proses: Desain konseptual suatu produk perekayasaan (EngineeringProduct) yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya, dan Desain konseptual suatu sistem perekayasaan (Engineering Systems) dari gejala alami yang berkaitan dengan subjek hasil penelitian sebelumnya. Pengembangan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari desain konseptual, desain awal, uji simulasi sub skala serta komponen komponennya di laboratorium hingga penetapan hasil desain.Perekayasaan yaitu kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, serta proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika. Perekayasaan tersebut merupakan bagian dari penerapan atau pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada. Perekayasaan, meliputi:a. Desain Rinci Software/ Hardwareb. Produksi, Perakitan & Integrasi Prototip Software/ Hardwarec. Uji Kinerja Prototip atau Produk Tersertifikasi Software/ Hardwared. Audit Teknologi Software/ Hardwaree. Uji Standardisasi Software/ Hardwaref. Uji Sertifikasi Software/ HardwareProduk perangkat lunak (software) adalah produk teknologi yang berwujud maya dan diwujudkan dalam bentuk dokumen, seperti: model/ perumusan matematik, konsepsi teknologi/ kebijakan teknologi, algoritma (algorithm), konsepsi strategi bisnis, penyelenggaraan pendidikan & pelatihan; konsepsi perencanaan program. Produk perangkat keras (hardware) adalah produk teknologi yang berwujud benda fisik, seperti: unsur (artiikel), komponen, benda kerja lengkap terpadu, model, prototipe, produk tersertifikasi serta produk komersial.Pengoperasian suatu produk perekayasaan adalah kegiatan yang meliputi uji operasional & evaluasi, produksi, pemasaran, penjualan serta pelayanan purna jual, modifikasi & perawatan untuk tujuan non komersial maupun komersial. Produk Perekayasaan yang dioperasikan dapat berupa produk yang diadakan dari luar institusi yang bersangkutan atau produk sebagai hasil Perekayasaan sendiri. Pengoperasian dilaksanakan secara bersamasama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri dalam arti luas, untuk mengevaluasi hasil produk perekayasaan tersebut.

3.2. KONDISI KEKINIAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASAUntuk jabatan fungsional Perekayasa berdasarkan Peraturan Bersama Kepala BPPT dan Kepala BKN No. 15 tahun 2009 adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan teknologi dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Untuk menjadi perekayasa dibutuhkan pendidikan minimal Sarjana (S1) / Diploma IV sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja, telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kegiatan kerekayasaan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP), Pendidikan dan pelatihan prajabatan.Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden, yang diantaranya dengan menyediakan infrastruktur dan pemukiman yang handal bagi rakyat, memiliki Badan Penelitian dan Pengembangan yang merupakan unsur pendukung tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di bidang penelitian dan pengembangan yang berada di bawah dan bertanggungjawab pada Menteri. Peran Badan Penelitian dan Pengembangan sangat penting untuk menciptakan teknologi teknologi yang akan memudahkan pembangunan infrastruktur. Badan Penelitian dan Pengembangan dapat memberikan metode dan teknologi serta inovasi terhadap masalah kekinian di bidang infrastruktur yang ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu, dengan adanya teknologi teknologi yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan juga membantu mengefisienkan dan mengefektifkan keputusan keputusan yang diambil sehingga pembangunan infrastruktur secara sosial mendorong partisipasi, meningkatkan kesiapan dan penerimaan masyarakat sehingga secara sosial juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai yang melaksanakan program penelitian dan pengembangan di lingkup PUPR menyelenggarakan fungsi diantaranya pelaksanaan pengkajian kebijakan, strategi pengembangan infrastruktur, dan penerapan teknologi hasil penelitian dan pengembangan dengan outcome untuk meningkatnya Pemanfaatan IPTEK dan rekomendasi kebijakan. Untuk itu program penelitian dan pengembangan di bidang PUPR tersebut dilaksanakan oleh dua jabatan fungsional yaitu Jabatan Fungsional Peneliti dan Jabatan Fungsional Perekayasa.Berbeda dengan jabatan fungsional peneliti yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang dalam melakukan kegiatan penelitian berupa kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Pasal 1.4 UU No. 18 Tahun 2002). Perekayasa mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan teknologi dalam suatu kelompok kerja fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian di lingkup PUPR.Di Balitbang Kementerian PUPR sendiri, saat ini memiliki 265 Peneliti dan 67 Perekayasa yang dapat dilihat pada tabel berikut;NOJABATAN FUNGSIONAL / SATMINKALBALITBANG SEKRETARIAT BALITBANG PUSLITBANG SDA PUSLITBANG JALAN & JEMBATANPUSLITBANG PERMUKIMANPUSLITBANG KEBIJAKAN & PENERAPAN TEKNOLOGIJUMLAH

1PENELITI UTAMA IV/e00555015

2PENELITI UTAMA IV/d00522110

3PENELITI MADYA IV/c00434011

4PENELITI MADYA IV/b001166023

5PENELITI MADYA IV/a106514127

6PENELITI MUDA III/d00949325

7PENELITI MUDA III/c01149121147

8PENELITI PERTAMA III/b00151315649

9PENELITI PERTAMA III/a00246161258

JUMLAH1193538334265

Tabel 2.1 Jumlah Jabatan Fungsional Peneliti berdasarkan satminkal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

NOJABATAN FUNGSIONAL / SATMINKAL SEKRETARIAT BALITBANGPUSLITBANG SDAPUSLITBANG JALAN & JEMBATANPUSLITBANG PERMUKIMANPUSLITBANG KEBIJAKAN & PENERAPAN TEKNOLOGIJUMLAH

1PEREKAYASA UTAMA020013

2PEREKAYASA MADYA17517131

3PEREKAYASA MUDA105107

4PEREKAYASA PERTAMA06155026

JUMLAH2152523267

Tabel 2.2 Jumlah Jabatan Fungsional Perekayasa berdasarkan satminkal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Untuk saat ini perbandingan antara Jabatan Fungsional Peneliti dan Jabatan Fungsional Perekayasa dapat dilihat adanya gap yang cukup signifikan. Perbedaan jumlah SDM tersebut yang kemudian menjadi salah satu masalah dalam optimalisasi peran Perekayasa dalam menghasilkan IPTEK. Hal tersebut diantaranya diasumsikan karena kurang diminatinya jabatan fungsional Perekayasa dibanding Peneliti karena beberapa hal seperti adanya perbedaan untuk reward berupa tunjangan untuk Jabatan Fungsional Perekayasa yang belum sebesar Jabatan Fungsional Peneliti, penilaian angka kredit yang didasarkan unsur dan hasil kerja dengan bobot yang lebih kecil sehingga mempengaruhi lama waktu untuk penilaiannya, dan belum adanya regulasi yang jelas mengenai hak cipta dan royalti yang diperoleh Perekayasa terhadap teknologi yang diciptakannya. Selain hal tersebut yang menjadi kekurangan dari Jabatan Fungsional Perekayasa, Perekayasa sendiri mengalami hambatan hambatan dalam menghasilkan teknologi itu sendiri, seperti: belum terciptanya kultur penelitian yang baik di Indonesia yang terlihat dari kurangnya dukungan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan; masih rendahnya anggaran kegiatan penelitian, baik terkait dengan sistem atau mekanisme anggaran, maupun rendahnya alokasi dukungan dana untuk kegiatan penelitian; dan sistem administrasi yang terkadang rumit.Untuk hasil teknologi yang dihasilkan peneliti dan perekayasa sendiri dalam penyebaran dan pengenalan ke masyarakatnya hingga saat ini belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil teknologi yang dihasilkan Litbang yang bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur namun belum banyak yang diketahui dan dimanfaatkan. Hal tersebut terkait dengan produksi dan pemasaran kepada masyarakat yang masih membutuhkan perpanjangan tangan seperti pengusaha - pengusaha. Contohnya pada teknologi yang diciptakan oleh Puslitbang Permukiman, RISHA atau Rumah Instan Sederhana Sehat yang diciptakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah untuk mengatasi permukiman kumuh. Untuk pengenalan RISHA pada masyarakat, saat ini telah ada 46 aplikator yang mampu memproduksi RISHA. Dan juga, pentingnya peran media massa untuk membantu memasarkan produk Litbang kepada investor dan Pemda.

3.3. BEST PRACTICE

7 | MAKALAH STUDI KASUS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKELOMPOK VIII CPNS KEMENTERIAN PUPR FORMASI TAHUN 2014