PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ... · terhadap pembangunan infrastruktur...
Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ... · terhadap pembangunan infrastruktur...
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DESA LACCORI KECAMATAN DUA BOCCOE
KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Nur Aida
105381109816
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sepahit Apapun Proses Kehidupan
Insyaa Allah Jika Dengan Keikhlasan
Akhirnya Akan Terasa Manis
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tua saya, keluarga saya, dan sahabat yang telah memberikan saya
semangat, motivasi serta doa dan keikhlasannya dalam mendukung penulisan
mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vi
ABSTRAK
Nur Aida
Skripsi ini mengkaji tentang partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastruktur Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pembangunan infrastruktur desa dan
kendala pembangunan infrastruktur desa di Desa Laccori.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kualitatif dengan melalui dua metode pengumpulan data ialah pertama secara
primer yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Kedua secara sekunder
ialah kajian pustaka melalui buku, jurnal, skripsi, laporan tahunan dan situs
internet yang terkait dengan judul penelitian.
Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan infrastruktur desa dalam pembangunan infrastruktur jalan
masih belum memenuhi harapan masyarakat dan tidak optimal, karena program
pembangunan khususnya pembangunan infrastruktur jalan yang masih belum
terlihat ada perubahan dari beberapa tahun silam dan kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah setempat. Adapun kendala dalam pembangunan
infrastruktur desa di Desa Laccori yaitu: 1) keterbatasan anggaran dana. 2) tidak
terjalin komunikasi dengan baik antara pemerintah dan masyarakat. Dan kendala
lainnya seperti tidak bersatunya masyarakat Desa Laccori dan kurangnya
partisipasi masyarakat terhadap program pemerintah, kepedulian masyarakat
setempat masih kurang dalam pembangunan desa dan konstruksi bangunan yang
kurang bagus.
Kata kunci : partisipasi, pembangunan infrastruktur
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT atas berkat
rahmat dan taufiq-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan
kepada hamba dan kekasihnya Rasulullah Muhammad SAW, keluarga beliau,
para sahabat dan seluruh umatnya yang tetap istiqomah di atas ajaran Islam.
Sebagai peneliti pemula, penulis sangat menyadari keterbatasannya,
bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan disana sini dalam skripsi ini. Untuk
saran dan kritikan dari pembaca senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan
skripsi ini selanjutnya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D. serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Drs. H. Nurdin, M.Pd. dan
Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D, beserta seluruh staffnya.
4. Ibu Dr. Yumriani, M.Pd. Sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Sudarsono,
S.Pd,.M.Pd. Selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktunya
viii
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Bapak-bapak dan
Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP UNISMUH Makassar yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan dan jasa-jasa
yang tak ternilai harganya kepada penulis.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormatkepada kedua orang tua penulis yang
tercinta, Ayahanda Rasif dan Ibunda Hasna serta adik-adik penulis yang
dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa
mereka.
6. Kawan-kawanku Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi khususnya
kawan-kawan seperjuangan Kelas C yang selalu memberikan support kepada
penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Unismuh Makassar, Mei 2020
Nur Aida
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... .ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….………viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................. 5
D. Manfaat ............................................................................................... 5
E. Definisi Operasional............................................................................ 6
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep ..................................................................................... 7
B. Kajian Teori ....................................................................................... 13
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 15
D. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................... 19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 20
C. Informan Penelitian ............................................................................ 20
D. Fokus Penelitian ................................................................................. 21
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 22
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian ...................................................... 22
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 24
I. Teknik Pengambilan Data .................................................................. 25
BAB IV GAMBARAN HISTORI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Likasi Penelitian……………………………………………27
B. Letak Geografi………………………………………………………28
C. Keadaan Sosial………………………………………………………29
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………………...32
xi
B. Pembahasan……………………………………………………....….44
BAB VI KESIAMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………….52
B. Saran………………………………………………………………....54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 1.1 jumlah penduduk……………………………………………29
Tabel 1.4 pekerjaan penduduk…………………………………………59
Tabel 1.5 akta kelahiran penduduk…………………………………….60
Tabel 5.1 strategi dan arah kebijakan pembangunan………………….60
Tabel 6.1 proyek pendapatan desa laccori………………………….…64
Tabel 6.2 proyek belanja desa laccori…………………………………65
Tabel catatan……………………………………………………………66
Tabel informan…………………………………………………………67
xiii
DAFTAR GAMBAR halaman
Gambar 2.1 Kerangka pikir…………………………………………….16
Gambar 3.1 aspek pendidikan…………………………………………30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kebutuhan masyarakat perlu adanya pembangunan,
karena pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan-perubahan
yang di upayakan secara terus-menerus dalam meningkatkan kesejahtraan.
Konsep pembangunan terdapat makna alokasi sumber daya, pemberdayaan
masyarakat dan regulasi. Adapun konsep pembangunan selanjutnya yang
merupakan konsep yang sangat multidimensional dengan mengacu pada
serangkaian karakteristik dan segenap aspek kehidupan, baik aspek politik,
ekonomi dan sosial. Pembangunan adalah proses-proses multidimensi yang
mencakup perubahan-perubahan yang sangat penting dalam struktur sosial, sikap
rakyat dan lembaga nasional serta akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan, serta pemberantasan kemiskinan (Pasaribu, 2005).
Paradigma pembangunan nasional telah mengalami suatu perubahan yang
signifikasi dari pembangunan yang bertumpuk pada Negara menjadi paradigma
pembangunan yang bertumpuk pada masyarakat atau iastilahnya pembangunan
masyarakat. Namun pada praktiknya pemerintah sendiri mengalami kesulitan
dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur desa, mulai dari pembiayaan,
juga terkadang penolakan terhadap pembangunan infrastruktur yang dirasakan
kurang bermanfaat oleh masyarakat. Oleh karena itu proses pembangunan
infrastruktur desa diperlukan proses partisipasi masyarakat dan peran pemerintah
2
desa untuk mencapai perubahan yang baik dan perlu adanya terjalin komunikasi
yang baik.
Pembangunan infrastruktur adalah syarat-syarat yang perlu dalam
pembangunan yang tidak terkecuali pembangunan pertanian dan pedesaan. Hal
yang perlu diketahui dalam lingkup Desa adalah pembanguna Desa yang
memiliki cakupan yang sangat luas. Pembangunan pedesaan sangat perlu
dilakukan agar tidak ada ketimpangan antara pembangunan pedesaan dan
perkotaan. Dalam pembangunan pedesaan harus ada kerangka yang jelas apa
yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu serta adanya kesamaan
gerak dan langkah pembangunan perkotaan dan pedesaan (Theresia, 2014).
Bagi Desa sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang desa bahwa Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial (Karim, 2006).
Fungsi dan peran desa dalam infrastruktural pembangunan diciptakan
untuk kelancaran sirkulasi dan akumulasi kapital Negara. Strategi dalam
pembangunan dalam desa pasti memerlukan waktu dan ruang agar sirkulasi
komoditas dapat meningkatkan infrastruktur yang baik dan meningkatkan saingan
pembangunan dalam desa. Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan
3
taraf hidup serta kualitas hidup masyarakat. Pembangunan infrastruktur dalam
desa beraneka ragam seperti pelayanan kesehatan, bantuan teknis, penyuluhan,
listrik, jalan, dan penyediaan kebutuhan air.
Pemerintah sebagai salah satu bagian dari Negara yang memiliki
kewajiban sebagai pergerakan perubahan untuk kedepannya, namun justru kerap
menghadirkan fenomena yang jauh dari harapan. Program pemerintah yang ideal
terkadang justru menghasilkan sederetan masalah bagi masyarakat atau bahkan
program-program hanya menjadi sebagai program belakang, idealis namun tidak
realistik. Sehingga masalah yang tengah dihadapi masyarakatpun semakin hari
kian komplek karena satu diantaranya tidak mendapat perhatian dari pemerintah
Desa Loccori merupakan salah satu Desa yang memiliki statistik proyek
pembangunan infrastruktur yang tidak terlaksana dalam pembangunan
infrastruktur jalan, tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 serta dalam
kesejahteraan masyarakatnya yang masih belum terlaksana dan masih dalam
kategori rendah. Selain itu, Sarana dan prasarana di Desa Loccori seperti jalan
yang merupakan faktor utama desa atau bisa dikatakan sebagai pembangunan
primer dalam menjalin hubungan desa lain yang masih belum baik . kondisi ini
sangat memprihatinkan karena ditengah banyaknya program yang begitu ideal
judtru ada sebagian program utama yang belum terlaksana dari pembangunan,
dimana esensia dari pembangunan adalah merubah keadaan menjadi lebih baik
untuk kesejahteraan masyarakat.
UU Tentang Jalan dalam Bab I Pasal I ayat (9) “penyelenggara jalan
adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan
4
pengawasan jalan” ayat (12) “pembangunan jalan adalah kegiatan pemprograman
dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan kontruksi, serta
pengoperasian dan pemeliharaan jalan”, Namun apa yang sudah ditetapkan dalam
UU masih ada yang tidak terlaksana dan terlupakan serta belum mendapat
perhatian langsung dari pemerintah ataukah pemimpin desa yang lalai dalam
pembangunan jalanannya. Dampak pada desa yang tertinggal serta minim
pembangunan, padahal desa adalah sebagai objek kebijakan dan pelaksanaan
administrasi untuk menguatkan bangsa kita.
Fakta pembangunan di Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten
Bone tidak sesuai dengan apa yang berlaku pada ketentuan untuk pedesaan, dalam
hal ini banyak dorongan serta penyebab terjadinya ketertinggalan pembangunan
infrastruktur yang merupakan pembangunan jalan yang dikatakan proper atau
yang utama dalam menjalin hubungan dengan desa seberang. Masyarakat juga
banyak mengeluh karena transportasi yang mereka gunakan mengikuti zaman
tidak berjalan dengan semestinya karena pembangunan infrastriktur yang tidak
mendukung. Perubahan dalam desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten
Bone juga mengalami modesnisasi tapi juga adanya evolusi dalam pembangunan
infrastruktur terutama dalam pembangunan jalan.
Adapun studi tentang partisipasi pembangunan masyarakat desa yang
pernah diungkap oleh para peneliti terdahulu, seperti hanya studi yang dilakukan
oleh Martiana Dwi Rahayu (2018) tentang partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur di desa Sinarsari Kecamatan Kalirejo Kabupaten
Lampung Tengah. yang memfokuskan pada analisis partisipasi masyarakat dalam
5
pembangunan infrastruktur dengan melihat faktor pendukung partisipasi
masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan di desa Sinarsari. Hal ini
mengungkapkan bahwa partisipasi pembangunan masyarakat lebih berfokus pada
faktorpendukung untuk melaksanakan pembangunan. Studi yang dibahas dalam
penelitian ini sangat berbeda dari penelitian terdahulu, mulai dari titik fokus
pembangunannya, waktu penelitian, lokasi penelitian serta topiknya.
Berdasarkan kajian terdahulu maka peneliti mencoba melakukan penelitian
terkait tentang partisipasi pembangunan infrastruktur, yang berjudul “Partisipasi
Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa Laccori Kecamatan Dua
Boccoe Kabupaten Bone”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian yaitu:
1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur
Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone?
2. Apa kendala pembangunan infrastruktur Desa Laccori Kecamatan Dua
Boccoe Kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastruktur desa laccori kecamatan dua boccoe kabupaten bone.
2. Untuk mengetahui kendala pembangunan infrastruktur desa laccori
kecamatan dua boccoe kabupaten bone.
6
D. Manfaat Penelitian
adapun manfaat penelitian peneliti yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menguji teori tentang sosiologi pembangunan dan sosiologi desa
b. Penelitian diharapakan menjadi sumber referensi tambahan mengenai
pembangunan infrastruktur desa, yang merupakan pelengkap sekaligus
bahan bahan perbandingan dengan studi tentang pembangunan
sebelumnuya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat, dapat memberi pemahaman tentang pembangunan
infrastrukut desa.
b. Bagi penulis, menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan
memberi pengalaman dengan terjun secara lamgsung dilapangan.
E. Definisi Operasional
1. Partisipasi merupakan masukan-masukan dalam proses pembangunan dan
sekaligus menjadi keluaran maupun sasaran dari pelaksanaan pembangunan.
2. Pembangunan infrastruktur yaitu aspek penting untuk mempercepat proses
pembangunan nasional dan perubahan untuk pembangunan dengan baik.
3. Masyarakat desa adalah sekumpulan individu yang menjadi kelompok untuk
membentuk dan mencapai tujuan yang sama.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” yang artinya
suatu kegiatan dalam membangkitkan perasaan dan diikut sertakan atau ambil
bagian dalam kegiatan suatu organisasi. Sehubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, partisipasi adalah keterlibatan aktid masyarakat
atau partisipasi tersebut dapat diartikan keterlibatan proses penentuan arah dari
strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanankan oleh pemerintah.
Adapun menurut I Nyoman Sumaryani berpendapat tentang partisipasi yaitu
“peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan
baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi
masukan tenaga, pikiran, keahlian, waktu, modal atau materi, serta memanfaatkan
dan menikmati hasil pembangunan”.
Dalam pandangan Simatupang (dalam Yuwono, 2001) memberi beberapa
rindian tentang partisipasi yaitu:
a. Partisipasi merupakan apa yang kita kerjakan adalah bagian dari usaha
bersama yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan
setana air untuk membangun masa depan bersama.
b. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara
semua warga Negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang
beraneka ragam dalam Negara pancasila atau dasar hak dan kewajiban yang
8
sama untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari
bangsa kita.
c. Partisipasi bukan hanya diartikan sebagai pengambilan bagian-bagian dalam
pelaksanaan, perencanaan pembangunan. Partisipasi juga berarti memberi
sumbangan agar dalam pengertian mengenai pembangunan yang memiliki
nilai-nilai kemanusiaan serta cita-cita mengenai keadilan sosial yang tetap
dijunjung tinggi.
Partisipasi yang berdasarkan cara keterlibatannya dibagi menjadi dua, yang
pertama partisipasi langsung yaitu keterlibatan seseorang, kelompok maupun
masyarakat yang ikut berperan aktif, baik menyediakan tenaga pada proses-proses
pembangunan maupun memberikan kontribusi pemikiran dan mengikuti saat
pembuatan rancangan kegiatan pembangunan. Kedua partisipasi tidak langsung
adalah partisipasi yang diwakili oleh seseorang untuk ikut partisipasinya kepada
orang lain dalam aktivitas partisipasi.
Partisipasi dalam pembangunan secara umum dapat diartikan sebagai peran
serta masyarakat untuk ikut mengambil adil dalam proses-proses pembangunan,
baik yang bersifat fisik maupun non-fisik.
2. Pengertian pembangunan infrastruktur
a. Pembangunan
Pembangunan secara umum yaitu usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat serta warganya. Seringkali kemajuan yang dimaksud yaitu kemajuan
material. Maka dari itu pembangunan sringkali diartikan utnuk kemajuan yang
ingin dicapai oleh masyarakat dalam bidang ekonomi. Untuk memungkinkan
9
pelaksanaan pembangunan maka dari itu dibutuhkan adanya stabilitas politik
karena stabilitas politik merupakan sarana penting untuk memungkinkan
pelaksanaan pembangunan (Abdul,2006). Pembagunan diartikan sebagai
pertumbuhan ekonomi. Masyarakat akan dinilai berhasil apabila melaksanakan
pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demikian, yang
dapat diukut yaitu produktifitas Negara seriap tahunnya (Budiman,1995).
Pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk
mendukung (Beni,2016). Ada beberapa pengertian menurut para ahli sosiologi
pembangunan yaitu, Menurut Soerjono Soekanto (2016) memberikan definisi
bahwa pengetahuan sosiologi bagian konsep suksesi kesejahteraan masyarakat,
hingga konsep ini dianggap sangat berguna untuk kehidupan masyarakat
dipedesaan ataupun masyarakat diperkotaan
Menurut pandangan max weber (2016) mengatakan bahwa sosiologi
pembangunan adalah kajian sosial yang memberikan dampak positif pada lahirnya
metode baru dalam pembangunan manusia dan lingkungannya. Pandangan dari
para ahli bahwa sosiologi pembangunan merupakan konsep atau metode dalam
menciptakan program kesejahteraan dan menggerakkan masyarakat pedesaan
maupun masyarakat kota dalam sekitar lingkungannya serta upaya pembangunan
pemerintah. Pembangunan merupakan proses perubahan sosial dengan partisipasi
yang luas dalam mencapai kemajuan sosial serta material, termasuk bertambah
besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai untuk
kebanyakan rakyat melalui control yang lebih besar untuk mereka peroleh
terhadap lingkungan mereka (Risma,2014).
10
Pembangunan jalan didaepedesaan selain perlu memperhatikan aspek teknis
kontruksi jalan, juga perlu memperhatikan aspek konservasi tanah, mengingat
kondisi wilayah dengan topografi yang berbukit dan tanah yang peka erosi.
b. Infrastruktur
Sistem infrastruktur yaitu pendukung utama dan fungsi-fungsi sistem sosial
serta sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem
infrastruktur mendeskripsikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan,
instalasi yang dibangun dan dibutuhkan agar berfungsi sebagai sistem sosial dan
sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur adalah sebagai fasilitas fisik yang
dikembangkan dan dibutuhkan oleh agen publikuntuk fungsi pemerintah dalam
penyediaan air, tenaga listri, transportasi, jalan, dan pelayanan yang lainnya untuk
menfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi sosial.
Menurut The World Bank membagi infrastruktur yaitu:
1. Infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur fisik yang diperoleh dalam
menunjang aktivitas ekonomi, seperti public utilities (telekomunikasi, tenaga,
gas, air, sanitasi) public work (bendungan, kanal, jalan, drainase dan irigasi)
sektor transportasi (rel, pelabuhan, lapangan, jalan dan lainnya).
2. Infrastruktur sosial seperti kesehatan perumahan, pendidikan dan rekriasi.
3. Infrastruktur administrasi terdiri dari penegakan hokum, koordinasi dan
administrasi. Pemerintah melalui peraturan presiden Nomor 42 Tahun 2005
tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, yang menjelaskan
beberapa macam infrastruktur yang penyediaannya diatur oleh pemerintah,
seperti infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur transportasi,
11
infrastruktur sanitasi dan air, infrastruktur ketenaga listrikan, infrastruktur
telematika, serta infrastruktur pengangkutan minyak dan gas bumi.
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk daerah karena merupakan
kebutuhan yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi daerah tersebut dan
daerah sekitarnya. Dalam pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek
keberlanjutan sehingga dalam jangka panjang keberadaan transparasi dapat
memperhatikan aspek efesiensi dan keadilan (Rindang,2009).
Maka pembangunan infrastruktur Desa Laccori yang akan dibahas dalam
penelitian ini yaitu pembangunan infrastruktur jalan. Hal tersebut disebabkan dari
pengelolaan anggaran Desa Laccori yang tidak terealisasi dan adanya pembagian
alokasi yang tidak merata.
3. Pengertian masyarakat desa
Khusus sosiologi desa dibagi menjadi dua otologi yaitu sebagai statikan
dan sebagai dinamika. Sebagai statika, desa ditempatkan sebagai entitas dan pada
ruang dan waktuyang dalam kediamannya tersimpan berbagai aspek. Sedangkan
sebagai dinamika, desa adalah proses yang terus mengalir dalam waktu dan dalam
keniscayaan untuk berubah, serta menggerakkan suatu kapasitas akan evolusi
(Salman,2016)
Pengertian sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosiologi yang secara
mandiri memberikan kajian mengenai hubungan masyarakat dengan lingkungan
pedesaan, hubungan yang dimaksud ialah hubungan sosial melalui proses
interaksi secara individu atau kelompok.
12
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang
mempunyai sistem pemerintahan sendiri dikepalai oleh seorang kepala desa.
Dalam pandangan Samderson, pengertian sosiologi desa adalah ilmu-ilmu sosial
yang memberikan kajian dan pembahasan dalam kemasyarakatan, kajian yang
dilakukan tentunya mengenai kehidupan yang ada dilingkungan pedesaan.
Sedangkan pendapat dari Rogers dalam sosiologi desa mengemukakan
bahwa cabang ilmu sosial yang memberikan bahasa dan pengetahuan dalam
masyarakat, fenomena kehidupan tersebut khususnya dilakukan didalam
pedesaan.
Menutut UU No.6 Tahun 2014 Tentang desa yang mengartikan kesatuan
dalam masyarakat hulkum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyaralkat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Desa sangat perlu dukungan dan dorongan baik dari internal maupun eksternal
dalam memajukan desa. Hal tersebut merupakan segala sarana yang di sediakan
untuk desa dan mampu bekerja sama dengan baik untuk berkembang dengan
cepat dari setiap fasilitas untuk desa.
Desa dalam pandangan sosiologi atau sosiologi desa adalah lingkungan
sosial yang mengalami dinamika dalam kelompok sosial di pedesaan dalam
kesatuan wilayah yang di tempati sejumlah keluarga yang di pimpin oleh kepala
desa serta berhubungan dengan pemerintah dan mengalami perubahan baik
revolusi maupun evolusi. Desa merupakan masyarakat yang memiliki sifat
13
homogen, masyarakat sangat menjunjung tinggi interaksi atau solidaritas sosial
yang kuat karena mereka berpendapat bahwa mereka menjunjung
persaudaraannya dan adanya timbal balik atau stimulus yang terjadi.
B. KajianTeori
1. Lima Tahap Pembangunan
Menurut W.W. Rostow menjelaskan proses pembangunan bergerak dalam
sebuah garis lurus, yaitu masyarakat yang terbeakang dan masyarakat yang maju.
Dasar tahap pembangunan ekonomi yaitu, Kararkteristik perubahan keadaan
ekonomi, Sosial, Politik yang terjadi (Beni,2016).
Menurut Rostow pembangunan ekonomi dan proses transformasi suatu
masyarakat tradisiona menjadi masyarakat modern yang merupakan proses
multidimensi. Proses pembangunan menurut Rostow ada lima tahap yaitu:
a. Masyarakat tradisional, masyarakat memiliki fungsi produksi yang terbatas
dengan ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif (yang didasari
oleh ilmu dan teknologi pra-newton). Cara hidup masyarakat yang masih
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, selain itu tingkat
produktivitas pekerja masih rendah sehingga sebagian besar sumber daya
masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
b. Tahap masyarakat tingkat landas, dlam tahap ini didefinisikan oleh Rostow
sebagai transisi untuk mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri.
14
c. Tahap tinggal landas, masyarakat mengalami perubahan drastis dalam tahap
ini, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi,
atau berupa terbentuknya pasar-pasar baru.
d. Tahap menuju kedewasaan, tahap ini menjukkan kedewasaan sebagai masa
yang secara efektif dalam masyarakatnya dan menggunakan teknologi modern
pada hampir semua kegiatan produksi.
e. Tahap komsumsi tinggi, pada tahap ini masyarakat lebih memperhatikan
penekanan pada masalah yang berkaitan dengan komsumsi dan kesejahteraan
masyarakat bukan lagi pada masalah produksi.
Dalam teori tahap pembangunan menurut Rostow masih belum mengenai
tahap pembangunan di Desa Laccori karena masyarakat yang masih belim
mengalami perubahan drastis seperti revolusi politik, belum terciptanya kemajuan
yang pesat dalam inovasi atau berupa terbentuknya pasar-pasar baru atau bisa
dikatakan belum tercapai dalam tahap tinggal landas atau tahap menuju
kedewasaan.
2. Faktor-faktor Non-Ekonomi
Bert F. Hoselitz mengemukakan bahwa pembangunan bukan hanya terjadi
karena pembangunan ekonomi, namun terjadi karena faktor non-ekonomi atau
sebagai faktor kondisi lingkungan yang dianggap penting dalam proses
pembangunan. Menurut Hoselitz mekenkan bahwa meskipun orang sering
menunjukkan masalah utama pembangunan adalah kekurangan modal, ada
masalah lain juga sangat penting yaitu adanya keterampilan kerja, tentunya
termasuk tenaga wiraswasta yang tangguh. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan
15
kelembagaan pada masa sebelum lepas landas yang mempengaruhi pemasokan
modal agar modal ini bisa menjadi produktif.
Pembangunan yang terjadi di Desa Laccori membutuhkan kelembagaan yang
bisa membuat perubahan desa, desa Laccori bukan hanya mengalami kendala
pembangunan dari ekonomi namun juga mengalami kendala kondi lingkungan.
Desa laccori membutuhkan perubahan yang baik agar dapat mensejahtrakan
masyarakatnya.
C. Kerangka Pikir
Partisipasi merupakan ikut serta dalam proses pembangunan untuk
mensejahterakan masyarakat. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur Desa
Laccori melibatkan kepala desa dan masyarakat desa untuk terjadinya perubahan
yang diinginkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Kepala desa dan
masyarakat desa sangat penting untuk menjalin komunikasi dalam paertisipasi
pembangunan infrastruktur desa laccori. Proses pelaksanaan partisipasi
masyarakat tersebut dapat berlangsung optimal apabila didukung oleh berbagai
hal seperti dana, tenaga, dan keaktifan waktu serta kemampuan wawasan dari
masyarakat dalam rangka menyumbangkan ide bagi kepentingan
pembangunan.Oleh karena itu, masyarakat mempunyai hak untuk terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
16
Gambar 2.1 Partisipasi masyarakat Terhadap Pembangunan infrastruktur
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa studi tentang partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastriktur desa yang pernah diungkap oleh para peneliti terdahulu yaitu:
a. Skripsi Martiana Dwi Rahayu (2018) tentang partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur di desa Sinarsari Kecamatan Kalirejo Kabupaten
Lampung Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur dengan melihat
faktor pendukung partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan
Partisipasi Pembangunan
infrastruktural Desa Laccori
Hasil Penelitian
Interaksi sosial
Masyarakat Desa Kepala Dusun
17
di desa Sinarsari, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
pmenggunakan pengumpulan data yang dipakai yaitu wawancara dan
dokumentasi. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya
gunakan adalah tempat penelitian dan proses pengumpulan data saat
dilapangansehingga akan menghasilkan yang berbeda.
b. Skripsi Febry Nur Fauzi (2018) dengan judul penelitian partisipasi masyarakat
dan peran pemerintah desa dalam proses pembangunan infrastruktur di desa
Widodomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dan peran pemerintah dalam proses
pembangunan infrastruktur didesa Widodomartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta dan untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung
partisipasi masyarakat dan peran pemerintah. Jenis penelitian ini adalah
deskriktif kualitatif dengan subjek penelitian ini adalah masyarakat desa,
kepala desa, sekretaris desa dan kepala badan pembangunan dea (BPD).
Dengan teori interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin. Perbedaan penelitian
saya ini yaitu dari segi teori, tujuan penelitian, tempat penelitian dan subjek
penelitian.
c. Skripsi Andi Ripai (2013) tentang partisipasi dalam pembangunan Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar dan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengarui tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Berdasarkan hasil
18
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar
masih tergolong rendah. Tipe penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi
yang bertujuan untuk memberi gambaran secara sistematis, factual dan akurat
mengenai data yang ada dilapangan tentang partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar,
pengumpulan data dilakukan dengan cara survey, wawancara, observasi,
kuesioner.
Hasil penelitian yang saya lakukan ini berbeda dari penelitian sebelumnya,
secara garis besar penelitian yang saya lakukan berbeda tempat dan fokus
penelitian yaitu partisipasi masyarakat terhadap pembangunan indfrastruktur Desa
Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone dan kendala pembangunan
infrastruktur Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah rancangan penelitian yang
ditemukan di banyak bidng khususnya evaluasi, penelitian mengembangkan
analisis mendalam atas suatu kasus yang seringkali program, peristiwa, aktivitas,
proses, suatu individu atau lebih. Kasus-kasus penelitian dibatasi waktu dan
aktivitas, serta penelitian mengumpulkan informan secara lengkap dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan (Creswell,2014).
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan
pada realitas sosial serta hubungan yang bersifat interaktif. Metode dalam
penelitian ini terdiri atas lokasi penelitian, tipe dan dasar penelitian, sumber data,
penentuan informan, teknik pengumpulan data dan metode analisis data
(Sugiono,2015). Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian
yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan
secara benar. Bogdan mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis ataupun
lisan dari orang-orang maupun perilaku yang diamati (Afrizal,2015).
Tujuan metode penelitian kualitatif yaitu untuk mempertahankan bentuk-
bentuk dan isi-isi perilaku manusia serta menganalisis kualitasnya, alih-alih
mengubahnya menjadi entitas kualitatif dan memberikan gambaran dengan jelas
20
dalam suatu fenomena atau kenyataan sosial yang berkenan dengan masalah yang
diteliti. Khususnya Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan Infrastruktur
Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Adapun bentuk-bentuk
penelitian ini yaitu penelitian lapangan merupakan penelitian yang menekankan
penggunaan data primer yang didapat melalui wawancara dengan informan yang
terkait fokus penelitian, sehingga dapat menemukan ruang lingkup tertentu. Data
yang diperoleh dengan penelitian langsung dilokasi penelitian.
B. lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian disalah satu desa yaitu Desa Laccori
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone, karena di desa tersebut masih
mengalami pembangunan yang belum baik dan tidak sesuai dengan penerapan
pembangunan infrastruktur.
Waktu penelitian pada dua bulan yang lalu, dan sudah mendapat informasi
masyarakatnya bahwa didesa Laccori memang mengalami perubahan
pembangunan namun ada pembangunan infrastruktur yang utama yang tidak
dibangun dengan baik yang mengakibatkan masyarakat terkendala dalam
beraktivitas menggunakan kendaraan karena pembangunan infrastruktur yang
tidak mendukung.
C. Informan penelitian
Informan penelitian yang dimaksud disini yaitu di mana peneliti diberi
informasi oleh informan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti
itu sendiri dengan menggunakan purposive sumpling. Penelti memilih informan
yang terbagi tiga yaitu:
21
1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini yaitu kepala
desa laccori.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah kepala dusun
desa laccori.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan
tambahan adalah masyarakat desa laccori.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastruktur desa Laccori kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone, pembangunan
didesa laccori tidak merata apalagi dilihat di segi pembangunan infrastruktur
dimana pembangunan jalan merupakan pembangunan primer untuk
masyarakatnya agar memudah kan beraktivitas serta menjalin hubungan dengan
desa lain tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan pembangunan. Objek penelitian
yang dilakukan dengan fokus permasalahan yaitu
1. Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur desa laccori
kecamatan dua boccoe.
2. Kendala pembangunan infrastruktur masyarakat desa laccori kecamatan dua
boccoe.
E. Instrumen Penelitian
22
Instrument penelitian merupakan segala unsur yang digunakan dalam proses
penelitian yang diharapkan akan menunjang keberhasilan peneliti dalam
penelitianya. Penelitian tertentu membutuhkan beberapa instrumen dan semakin
banyak instrument yang digunakan makan akan besar peluang keberhasilan suatu
penelitian. Adapun instrument penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Penelitian sebagai pengamat penuh dan kehadirannya diketahui statusnya
sebagai peneliti oleh informan.
2. Pedoman wawancara sebagai salah satu cara atau metode yang digunakan
dalam pengumpulan data
3. Pedoman observasi yaitu di Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten
Bone
4. Pedoman studi dokumen seperti arsip, buku panduan pembangunan desa.
5. Kamera ponsel sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti
6. Alat tulis dan laptop sebagai penunjang
F. Jenis dan Sumber Data
Adapun suber data yang dikumpulkan peneliti adalah, sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan yang
memenuhi kriteria penelitian melalui teknik wawancara dan interview secara
langsung dan mendalam.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak
langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
23
diperoleh dari laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, yang berupa
buku, teori-teori, jurnal, arsip dan data lain yang relevan.
Selama penelitian ini berlangsung telah ditemukan dan diwawancarai
sejumlah 10 informan yang terdiri atas informan kunci, informan utama dan
informan biasa.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan mengamati secara
langsung bagaimana pembangunan infrastruktur jalan desa laccori yang rusak di
seriap dusun.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terstruktur terhadap responden untuk memberi
sumber data primer yang terkait dengan penelitian ini, yaitu kepala desa,
masyarakat desa, kepala dusun desa laccori terkait dengan partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan infrastruktur desa laccori kecamatan dua boccoe
kabupaten bone.
3. Dokumentasi
Menjelaskan bahwa dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku.
Dokumen yang berbentuk tulisan dan gambar , dokumentasi merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan
data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun
24
dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dengan meminta data-data dari pihak Desa
Laccori untuk mendukung penelitian ini.
H. Teknik Analisis Data
Teknik adalisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang
telah dikumpulkan oleh mahasiswa dengan cara mengacu pada aturan atau metode
penelitian yang digunakan yaitu:
1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk
memecahkan permasalahan peneliti
2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang didapat
3. Membaca berulang-ulang, dimana peneliti membaca berulang-ulang apa yang
dicatatnya.
4. Organisasi data merupakan pengelompokkan data-data.
5. Kategori data seperti data yang kelompokkan yaitu data dari informan kunci,
utama, dan tambahan.
6. Tema-tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat dilapangan.
7. Demonstrasi tingkat kepercayaan dan keabsahan data adalah membuktikan
apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang diperoleh dilapangan.
8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya.
25
9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik keabsahan data adalah proses mengtriangulasikan tiga data yang
terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen. Adapun alat yang
digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu:
1. Triangulasi sumber adalah dimana peneliti menggali kebenaran informai
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Seperti peneliti
melakukan wawancara tentang pebangunan desa secara mendalam dan
observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant
obervation), dokumen tertulis, arsip, catatan resmi, catatan atau tulisan
pribadi dan gambar atau foto tententu.
2. Triangulasi waktu, Waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara ,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga ditemukan kepastian datanya.
3. Triangulasi teknik, triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
26
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda
27
BAB IV
GAMBARAN HISTORI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah lokasi penelitian
Zaman dahulu masyarakat desa laccori hidup berpindah-pindah karena
terjadinya penjajahan, masa penjajahan terjadi sangat lama, dimana masa
penjajahan pertama yaitu Gorilla dan penjajahan Belanda. Awalnya masyarakat
hidup dipegunungan. Nama gunung yang ditempati masyarakat desa yaitu
Gunung Mampu, namun masyarakat tidak lama menempati dipegunungan karena
susahnya nasyarakat untuk mengambil air d sumur yang ada di bawa kaki gunung,
maka dari itu masyarakat pindah. Setelah masyarakat desa tidak lagi dijajah oleh
Gorilla dan belanda masyarakat aman namun tidak bagi orang tua yang memiliki
anak gadis. Adanya lapisan masyarakat maka masyarakat bawah dijadikan budak
kepada masyarakat atas yaitu masyarakat bangsawan. Masyarakat bangsawan
sangat berkuasa sehingga bagi masyarakat yang memiliki anak gadis akan
dijadikan istri-istri. Masyarakat yang memiliki anak gadis akan di sembunyikan.
Siring berjalannya waktu masyarakat mulai netepkan tempat tinggal di
dataran dekat gunung mampu dan membentuk Desa yang mereka beri nama Dasa
Laccori. Masyarakat mulai mengikuti hukum pemerintah yang berlaku. Masyarakt
desa Laccori mulai memilih kepala desa yang akan memimpin desanya.
Kepala Desa Laccori pertama bernama Sulo yang menjabat sebagai kepala
desa hingga tahun 2009, dilanjut Suradi menjadi kepala desa untuk periode 2010-
2015, kemudian Muhammad Yunus menjadi kepala desa ke 3 (tiga) yang
27
28
mengalahkan kepala desa sebelumnya melalui pemilihan suara masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2016 untuk periode 2017-2022.
B. Letak Geografi
Desa Laccori merupakan salah satu desa dari 22 (dua puluh dua) desa dan
kelurahan yang ada di Kecamatan Dua Boccoe yang terletak +12 Km dari Ibukota
Kecamatan dan + 40 Km dari Ibukota Kabupaten Bone. Luas wilayah Desa
Laccori sekitar 52.036 m² dan ada batas-batas wilayah Desa Laccori yaitu Sebelah
Timur Desa Waji, Sebelah Utara Desa Pattiro, Sebelah Barat Desa Cabbeng,
Sebelah Selatan Desa Lanca
Secara administrasi Desa Laccori terdiri atas 4 (empat) dusun yaitu dusun 1
(Laccori), dusun 2 (Calimpo), dusun 3 (tokareta), dusun 4 (arakarae). Secara
umum penggunaan wilayah Desa Laccori sebagian besar untuk lahan pertanian
berupa persawahan dan perkebunan, lokasi perumahan masyarakat, sarana dan
prasarana pemerintah, pendidikan, keagamaan, dan pemakamam.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Laccori + 1.676 jiwa terdiri dari laki-laki 76 jiwa
sedangkan perempuan 900 jiwa. Seluruh penduduk Desa Laccori terhimpung
dalam keluarga (rumah Tangga) dengan jumlah sebanyak 375 KK. Rata-rata
anggota keluarga sebesar 7 jiwa, untuk lebih lanjutnya penduduk Desa Laccori
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
29
Tabel 1.1
Jumlah penduduk berdasarkan dusun dan jenis kelamin
(sumber : kantor desa laccori)
Dusun
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
Laccori 178 205 383
Calimpo 255 305 560
Tokareta 173 195 368
Arakarae 170 195 365
Jumlah 776 900 1.676
Berdasarkan tabel jumlah penduduk setiap dusun memiliki kependudukan
yang termasuk kategori banyak masyarakat desa menetap. Dusun calimpo
memiliki penduduk masyarakat yang paling banyak dibandingkan dengan
masayarakat dusun lainnya.
C. Kondisi Sosial
Untuk mengetahui gambaran kondisi social masyarakat desa Laccori, dapat
dilihat melalui aspek pendidikan, aspek keamanan dan ketertiban, aspek
keagamaan, aspe kesenian dan olahraga serta kehidupan gotong royong
masyarakat yang merupakan ciri khas masyarakat desa yang tetap tumbug dan
berkembang.
30
Kondisi Desa Laccori dari aspek pendidikan dapat digambarkan berdasarkan
sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Untuk menggambarkan kondisi
tersebut dapat dilihat dibawah ini:
Dusun
Taman
Paditun
gka
TK/
RA
SD/
MI
SMP/
MTs
SMA/S
MK/M
A
Taman
Bacaan
Laccori 0 1 0 0 0 0
Calimpo 0 2 1 0 0 1
Tokareta 1 1 1 0 0 0
Arakarae 0 1 0 0 0 0
Jumlah 1 5 2 0 0 1
Gambar 3.1
(Sumber: Kantor Desa Laccori)
Berdasarkan gambaran aspek pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa
sarana pendidikan yang ada di Desa Laccori sedikit, hal ini menunjukkan bahwa
untuk melanjutkan jenjang pendidikan seterusnya, penduduk Desa Laccori harus
mencari sekolah diluar desa.
Kondisi aspek keamanan dan ketertiban Desa Laccori dapat digambarkan
berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana poskamling, partisipasi masyarakat
dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan serta situasi dan kondisi
keamanan dan ketertiban masyarakat. Desa Laccori memiliki poskamling
sebanyak 2 (Dua) Buah dan petugas keamanan desa (Linmas) sebanyak 6 (Enam)
orang.
31
Kondisi keagamaan di Desa Laccori dapat digambarkan berdasarkan sarana
peribadatan yang ada, pelaksanaan aktivitas keagamaan dan toleransi kehidupan
beragama. Sarana peribadatan yang ada di Desa Laccori yaitu masjid/mushollah
setiap dusun. Penduduk Desa Laccori seluruhnya beragama Islam. Pelaksanaan
kegiatan perayaan keagamaan seperti Hari Raya idul Fitri dan Idul Adha dan
peringatan hari-hari besar agama Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW,
Isra’ Mi’raj serta ibadah bulan Ramdahan seluruhnya. Hal ini adalah sebagai
bentuk kerjasama yang baik antara masyarakat dengan lembaga-lembaga
keagamaan yang ada di Desa Laccori, seperti Remaja Masjid, BKMT dan pantia
hari-hari besar Islam.
Adapun sarana dan parsarana olahraga di Desa Laccori cukup bagus. Hal ini
disebabkan karena Pemerintah Desa sangat mendukung kegiatan olahraga di Desa
Laccori demikian pula pemuda sangat antusias dalam mengikuti berbagai
pertandingan olahraga. Baik yang dilaksanakan dalam Desa Laccori sendiri
maupun diluar desa maupun Kecamatan.
Kondisi infrastruktur di Desa Laccori belum sepenuhnya mendukung
kegiatan masyarakat, karena kondisi jalan masih sangat parah kondisinya,
mayoritas jalan hanya perkerasan dan bebatuan. Meskipun demikian, kegiatan
pertanian di Desa Laccori cukup bagus, karena didukung oleh adanya Pengairan
irigasi yang sangat bagus di Desa Laccori.
32
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Partisipasi Pembangunan Infrastruktur Masyarakat Desa Laccori
Pembangunan merupakan usaha untuk mewujudkan kemajuan hidup sebagian
besar masyarakat, pembangunan juga dapat diartikan sebagai perwujudan fisik,
baik pada masyarakat kecil. Perwujudan fisik merupakan pembangunan sebagai
ukuran bagaimana anggapan bahwa telah terjadi perubahan bagi wilayah, seperti
jalan, listrik, kebutuhan air, pendidikan dan lain-lainya.
Pembangunan infrastruktur desa adalah suatu proses pembangunan dan
perbaikan sarana dan prasatana yang dimiliki. Pada dasarnya pembangunan
infrastruktur desa memiliki tahap perencanaan pembangunan desa, secara garis
besar perencanaan desa mengandung pengertian seperti serangkaian kegiatan
analisis yang mulai dari identifitasi kebutuhan masyarakat hingga penetapan
program pembangunan. Pembangunan infrastruktur pembangunan desa dapat
dilihat dari konteks pembangunan daerah
Untuk memudahkan dan memperlancar tugas pemerintah dan kegiatan
masyarakat maka perlu didukung dengan adanya pembangunan infrastruktur yang
memadai. Jika pembangunan infrastruktur telah memadai maka hal tersebut sudah
bias dikatakan efektif, serta disisi lainnya dapat memudahkan aksebilitas
penduduk dalam segala bentuk yang menyangkut kegiatan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur merupakan unsur yang sangat penting, karena unsur
32
33
tersebut merupakan salah satu kategori untuk memajukan daerah. Maka dari itu
penulis melihat bahwa Desa Laccori masih tertinggal jauh dalam hal
pembangunan infrastruktur, hal ini diperkuat dengan melihat kondisi infrastruktur
Desa Laccori dalam segi jalanan yang hingga kini masih belum ada perubahan.
Jalan adalah prasarana yang sangat vital dalam menunjang kelancaran sarana
transportasi dan sebagai pergerakan perekonomian masyarakat serta sebagai jalur
transportasi lokal, karena sudah selayaknya pembangunan sarana jalan mendapat
perhatian yang serius sehingga harapan masyarakat dapat memudahkan akses
yang diinginkan. Sebagai fungsinya kondisi jalanan sangat penting dalam
kelancaran hubungan antara desa atau antara kecamatan. Pembangunan
infrastruktur jalanan yang berada antara desa dengan desa maupun desa dengan
kota yang merupakan sarana mobilitas utama untuk melaksanakan kegiatan proses
transaksi, terutama jaringan jalanan sebagai pembentuk struktur ruang nasional
yang memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta
sosial budaya kehidupan masyarakat yang berada di Desa Laccori
Berdasarkan hasil dari wawancara penulis dengan kepala desa Laccori MY
mengemukakan pendapat tentang pembangunan Desa Laccori pada tanggal 25
september 2020 bahwa:
“partisipasi masyarakat pembangunan infrastruktur desa bisa dikatakan
berjalan dengan baik dan pembangunan desa juga meningkat dari tahun-
tahun kemarin, karena masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani kami
pembangunkan jalan tani bagi masyarakat untuk memudahkan nya pergi
kesawah dan pergi ke kebun. Namun untuk jalanan poros desa masih belum
ada bantuan dari pemerintah dan kami sudah buat pengajuan untuk bantuan
pembangunan jalan desa”.
34
Pemaparan informan oleh MY kondisi pembangunan di Desa Laccori
sebagian sudah ada perubahan bagi masyarakat petani karena sudah ada
pembangunan jalan tani. Namun disamping itu pembangunan infrastriktur jalan
poros desa masih belum ada kemajuan untuk beroperari secara luas. Adapun
wawancara penulis dengan infoeman kepala dusun I (satu) Desa Laccori pada
tanggal 26 september 2020 atas nama yang berinisial AD memiliki pandangan
bahwa:
“pembangunan infrastruktur desa Laccori masih belum merata dan sangat
memprehatinka dari segi jalanan, jika musim hujan dan waktu pasar, biasa
kami sering jatuh karena licinnya jalanan dari tanah liat dan kotor sehingga
kami merasakan kesakitan dan merasa resah dengan kondisi jalanan,
sedangkan desa-desa seberang sudah bagus jalanannya dan hanya desa ini
yan tinggal ditengah saja belum di kena namanya aspal dan masyarakat juga
ikut berpartisipasi dalam kerja sama”.
Adapun pandangan dari informan kepala dusun II (dua) pada tanggal 26
september 2020 yang berinisial SDD mengungkapkan tentang pembangunan
infrastruktur Desa Laccori yaitu:
“Saya sebagai ketua dusun dua ini, dari pandangan saya desa ini mengalami
peningkatan pembangunan seperti yang sudah dibangunan yaitu jalan tani di
bagian dusun ini dan akan ada juga bedah rumah yang akan dilaksanakan.
Namun ada pembangunan yang tertinggal yaitu pembangunan infrastruktur
jalanan poros desa ini masih belum ada pembangunan seperti aspa karena
ada beberapa penyebab dari hal itu”.
Adapun ungkapan pandangan dari kepala dusun III (tiga) pada tanggal 28
september 2020 SDR mengatakan bahwa:
“Pembangunan desa ini pada bian dusun tiga, saya rasa mengalami
peningkatan perubahan karena ada beberapa pembangunan pembangunan
yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun yaitu pembangunan jalan
tani dan juga pembangunan wc bagi masyarakat yang belum memiliki wc.
Pembangunan infrastruktur yang belum terlaksana yaitu pembangunan
infrastruktur jalan desa ini”.
35
Dari wawancara informan dusun III ada juga pangangan dari kepala dusun IV
(empat) BRG pada tanggal 28 september 2020 yaitu:
“Dalam desa ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun, namun desa ini
masih belum bisa dikatakan bersaing dengan desa lain karena pembangunan
utama desa saja belum terlaksana dengan baik seperti pembangunan jalan
Desa Laccori ini. Ada pembangunan yang telah terlaksana yaitu jalan tani
dibagian dusun ini, namun pembangunan jalan tani yang diperoleh dari
anggaran desa tidak cukup maka saya menyampaikan kepada masyarakat
yang ada didusun empat ini untuk berpartisipasi dalam menyumbangkan
dana untuk melanjutkan pembangunan jalan tani dan Alhamdulillah
masyarakat mau berbagi dan berpartisipasi”.
Berdasarkan ungkapan informan bahwa pembangunan infrastriktur desa masih
belum merata namun sudah ada pembangunan yang sudah layak di gunakan bagi
masyarakat Desa Laccori seperti jalan tani dan bantuan Wc bagi masyarakat yang
belum mempunyai Wc. Adapun ungkapan masyarakat Desa Laccori tentang
pembangunan infrastruktur desa melalui wawancara pada tanggal 26 september
2020 antara penulis dengan masyarakat desa atas nama ZL yaitu:
“pembangunan infrastruktur desa lumayan sudah ada peningkatan karena
sudah ada jalanan tani bagi kamu sebagai petani yang memudahkan kami
pergi kerja di sawah dan berkebun digunung, namun untuk pembangunan
jalan yang ada didepan rumah kami masih pelum ada perubahan dan paling
saja ada timbungan jalan. Awal-awal timbungan jalan merupakan untuk
meratakan tanah yang ada dijalan, namun jika musim hujan menjadi rusak
dan licin sehingga masyarakat biasa terjatuh saat berkendara motor dan
biada menimbulkan kecelakaan. Maka dari itu kami sebagai masyarakat
membutuhkan pembangunan jalanan yang baik dan memudahkan kami
beraktivitas dalam berkendara.”
Pembangunan desa sangat penting dalam desa terutama untuk Desa Laccori
yang masih membuat masyarakat mengukakan pandangannya dalam hal
pembangunan infrastruktur desa, seperti masyarakat yang bernama TR pada
tanggal 27 september 2020 mengatakan bahwa:
36
“Dalam pembangunan infrastruktur desa ini bisa dikatakan ada kemajuan
dari tahun kemarin. Seperti jalan tani dan pembangunan wc, namun ada
pembangunan yang membuat kami merasa belum baik, yaitu pembangunan
infrastruktur jalan desa ini masih begitu-begitu saja tidak ada peningkatan”.
Berdasarkan ungkapan informan TR yaitu, Masyarakat bisa merasakan dan
menikmati setiap pembangunan desa yang telah terlaksana, namun ada juga
pembangunan yang masih membuat masyarakat merasakan hal sebaliknya, seperti
yang diungkapkan oleh UDD sebagai masyarakat Desa Laccori pada tanggal 30
seprember mengatakan:
“Desa Laccori ini masih tetap ditempat atau mengalami perubahan yang
biasa-biasa saja, karena dibandingkan dengan desa seberang sudah bagus
pembangunan jalannya namun masyarakat dalam desa ini juga ikut
berpartisipasi seperti pembangunan jalan tani”.
Pembangunan infrastruktur merupakan hal yang perlu dinikmati oleh
masyarakat. Namun pembangunan infrastruktur yang masih belum terlaksana
dengan baik maka masyarakat pasti memiliki rasa atau pandangan dalam sistem
pambangunan tersebut, seperti pandapat EG sebagai masyarakat Desa Laccori
pada tanggal 30 september 2020 mengungkapkan pandangannya tentang Desa
Laccori yaitu:
“Desa Laccori ini jika dilihat mengalami peningkatan karena ada
pembangunan yang telah dibangun didesa ini yaitu jalan tani yang
memudahkan kami sebagai petani untuk pergi kesawah dan itu memudahkan
kami ketika kami panen. Ada juga pembangunan di lapangan sepak bola
atau podium, namu hal itu tidak membuat kami merasa baik karena
pembangunan yang utama belum terlaksana yaitu pembangunan jalan desa
ini, ketika hujan maka jalan jadi licin dan itu membuatn pekendara motor
sering jatuh”.
Adapun pendapat masyarakat lain tentang pembangunan Desa Laccori pada
tanggal 30 september 2020 yaitu HNG sebagai imam desa mengungkapkan
pendapatnya melalui wawancara yaitu:
37
“Dalam pembangunan desa ini mengalami peningkatan dari sebelumnya
karena adanya pembangunan jalan tani memudahkan masyarakat untuk
pergi kesawah dan berkebun menggunakan kendaraan tertentu untuk
mengangkut hasil panennya. Ada juga pembangunan wc bagi masyarakat
yang belum memiliki wc. Pembangunan infrastruktur Desa Laccori ini yang
belum terlaksana yaitu pembangunan jalan yang masih meprehatinkan dan
kurang baik dalam berkendara.”
Dari hasil wawancara yang diperoleh, maka penulis dapat memberi
kesimpulan bahwa pemerintah Desa Laccori masih menunggu dan mengupayakan
agar pembangunan infrastruktur jalan Desa Laccori dapat bantuan anggaran dana
untuk desa agar masyarakat tidak merasa resah dan pembangunan jalan bagus dan
baik. Pembangunan bagi masyarakat Desa Laccori juga memiliki peningkatan
bagunan seperti jalan tani untuk memudahkan masyarakat petani pergi
beraktivitas dalam bekerja.
2. Kendala Pembangungan Infrastruktur Masyarakat Desa
Dalam pembangunan infrastruktur desa merupakan pusat perhatian
pemerintah, karena desa adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan desa merupakan sebagian besar untuk membangun penduduk
Indonesia. Desa dapat juga diartikan sebagai suatu persekutuan hidup bersama,
dan mempunyai kesatuan hukum, organisasi, serta batas feografis tertentu.
Geografi desa dapat menggambarkan suatu perkampungan yang dihiasi dengan
hamparan sawah serta ladang dengan kehidupan masyarakat pada umumnya yang
masih bersifat tradisional.
Pembangunan desa, infrastruktur adalah salah satu kendala. Kendala dalam
infrastruktur Desa Laccori memiliki batas seperti kurangnya akses jalan yang
tidak memadai dan tidak maksimal sehingga masyarakat desa tidak dapat
38
beraktifitas dengan baik dan semestinya. Untuk mensejatrakan masyarakat Desa
Laccori yaitu meningkatkan pembangunan infrastruktur Desa Laccori agar
kebutuhan dasar pembangunan dalam sarana dan prasarana pembangunan untuk
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan desa sering tejadi kendala atau hambatan dalam
pembangunan infrastruktur. Kendala dalam pembangunan infrastruktur Desa
Laccori yaitu anggaran desa. Tata kelola anggaran desa yang tidak sesuai dengan
rencana sehingga secara aplikatif pembangunan infrastruktur kurang lancardan
berujung tidak efektifnya hasil yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil yang didapat
dari lapangan, anggaran adalah salah satu kendala utama yang menjadi hambatan
ketidak optimalan pembangunan infrastruktur di Desa Laccori. Seperti yang telah
diungkapkan oleh kepala Desa Laccori MY dalam wawancara peneliti dengan
beliau pada tanggal 25 september 2020 bahwa:
“untuk setiap pembangunan infrastruktur desa pasti memiliki kendala atau
faktor pemghambat desa, seperti Desa Laccori ini memiliki kendala untuk
pembangunan yaitu anggaran desa atau dana desa, kami tidak bisa
membangun jika tidak ada anggaran. Untuk pembangunan infrastruktur
Desa Laccori ini belum baik karena tidak ada anggaran dari pemerintah.
Tapi menurut saya kendala anggaran ini terjadi karena yang kita ketahui
bahwa kabupaten bone merupakan kabupaten yang terluas di Sulawesi
selatan sehingga anggaran keluar dari setiap tahun itu sama dengan
kabupaten yang lain, maka dari itu anggaran yang dialokasikan ke 27
kecamatan yang ada dikecamatan bone sehingga itu menjadi kendala yang
paling menonjol. Ada juga beberapa kendala yang terjadi seperti misalnya
masyarakat yang tidak mau bersatu, seperti ketika diadakan gotong royong
dan biasanya masyarakat biasa tidak ikut dan hanya sebagian karena mereka
sibuk dengan urusan pribadi masing-masing padahal ini demi kepentingan
bersama”.
Hasil wawancara dari kepala desa dapat kita ketahui bahwa yang menjadi
kendala utama dalam program pembangunan infrastruktur desa yaitu keterbatasan
39
anggaran dari pemerintah. Namun dapat dibantahkan bahwa kita dapat melihat
bagaimana luasnya wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah kemiskinan suatu
daerah. Kendala kedua yaitu tidak terjalinnya komunikasi dengan baik antara
pemerintah dan masyarakat. Komunikasi sangat berpengar penting untuk
kemajuan yang ingin dicapai, komunikasi memiliki sejumlah pengaruh baik
terhadap sasaran tugas pemerintah termasuk dalam pemeliharaan hubungan. Jika
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah tidak terjalin dengan baik maka
akan sulit untuk mengetahui apa yang telah dicapai, apa yang akan diraih dan apa
saja kendala-kendala yang dihadapi dalam suatu pekerjaan. Komunikasi
merupakan sumber informasi dari pimpinan untuk mengimformasikan berbagai
yang dibuat maupun mengenai pembangunan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka hal tersebut diperjelas dari wawancara
penulis dengan semua kepala dusun I Desa Laccori AD pada tanggal 26
september 2020 dengan pandangannya yaitu:
“Pembangunan infrastruktur Desa Laccori ini masih memerlukan perhatian
dan bantuan untuk pembangunan masyarakat desa, pembangunan jalan itu
adalah hal utama untuk beraktivitas masyarakat apalagi masyarakat desa
bekerja sebagai tani dan berkebun untuk ekonomi dan kebutuhan hidup.
Untuk pembangunan desa ini memiliki kendala dari segi dana atau anggaran
karena tanpa anggaran dan dana desa maka tidak aka nada pembagunan
yang maju dan baik. Kami yang memiliki jabatan sebagai kepala dusun
hanya menunggu arahan dari kepala desa dan sempat kemarin ini kami
membuat laporan atau pengajuan untuk pembangunan infrastruktur desa
Laccori ini ke kantor pemerintah di kota. Dan sampai sekarang belum ada
respon dari pemerintah dan sudah berapa kali kami membuat pengajuan,
masih tidak ada respon. Kepala desa tidak bisa bergerak untuk pembangunan
tanpa anggaran desa yang masuk. Adapun kendala selanjutnya, seperti
masyarakat biasa tidak mau ikut berpartisipasi untuk bersatu dalam
kumpulan, maksudnya tidak bersatu. Ada juga terjadi konflik antara
masyarakat dan mementingkan diri sendiri”.
40
Dari pernyataan informan tersebut dapat dikatakan bahwa sudah beberapa kali
membuat pengajuan untuk pembangunan infrastruktur desa namun tidak ada hasil
yang diperoleh untuk kemajuan desa. seperti ungkapan dari kepala dusun II Desa
Laccori SDD pada tanggal 26 september 2020 yaitu:
“Pembangunan infrastruktur pasti memiliki kendala kalau menurut saya,
dalam pembangunan infrastruktur desa ini memiliki kendala yaitu anggaran
atau dana desa, seperti yang telah kami rapatkan di kantor desa yaitu
mengenai anggaran desa. kami sudah membuat laporan untuk pembangunan
desa dan membutuhkan permohonan bantuan kepada pemerintah namun
tidak ada respon dari pemerintah sampai sekarang, itu kendalanya”.
Pembangunan tidak akan terjadi apabila tidak ada anggaran dari pemerintah
untuk desa, dalam pengertian pembangunan infrastruktur menyatakan bahwa
pembangunan adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik dan maju
melalui upaya-upaya yang dilakukan secara terencana dan proses perubahan
tersebut mencakup keseluruhan seperti pembangunan jalan. Adapun ungkapan
daru kepala dusun III SDR mengenai kendala dalam pembangunan Desa Laccori
pada tanggal 28 september 2020 yaitu:
“kendala utama Desa Laccori ini yang dana desa atau anggaran desa.
pembangunan desa tidak akan terlaksana apabila tidak ada bantuan dari
pemerintah, Desa Laccori ini membutuhkan perhatian dari pemerintah agar
masyarakat desa laccori ini tidak merasa resah dalam beraktivitas dalam
berkendara. Kendala kedua yaitu hal komunikasi, pemerintah tidak ada
respon untuk laporan yang sudah diberikan sehingga kami merasa
komunikasi dengan pemerintah kurang baik untuk desa ini”.
Pembangunan infrastruktuk jalanan Desa Laccori memiliki kendala dengan
hubungan pemerintah. Jika dilihat dan mengacu dari maknan pembangunan
infrastruktur maka Desa Laccori masih tergolong tertinggal dalam bidang
pembangunan serta ditandai dengan tidak adanya perubahan yang terlihat karena
41
pembangunan sangat mengacu adanya perubahan. IV yang berinisial BRG pada
tanggal 28 september 2020 menyatakan bahwa:
“anggaran desa atau dana desa merupakan kendala utama dalam Desa
Laccori dlam pembangunan infrastruktur jalan desa. kepala desa tidak bisa
membangun jalan desa apabila tidak anggaran dari pemerintah serta
komunikasi yang masih perlu ditingkatkan dalam proses hubungan untuk
sesuatu yang ingin dicapai”.
Adapun hal yang serupa yang dikemukakan oleh ZL sebagai masyarakat desa
Laccori berpendapat melalui wawancara dengan peneliti pada tanggal 26
september 2020 bahwa:
“Pembangunan infrastruktur di Desa Laccori ini masih tidak optimal, karena
melihat pekerjaan jalanan kadang berjalan dan kadang tidak sehingga itu
menjadi kendala buruk bagi kami untuk beraktivitas masyarakat. Kendala
pembangunan yaitu kurangnya perhatian pemerintah untuk desa ini”.
Pembangunan jalan desa Laccori merupakan hambatan perjalanan masyarakat
luar desa atau masyarakat desa itu sendiri. Pekerjaan masyarakat biasa tidak
sesuai yang diharapkan karena faktor yang terjadi di Desa Laccori sehingga
masyarakat mengeluh. Pada tanggal 27 september 2020 dengan wawancara TR
sebagai masyarakat desa mengatakan pendapatnya melalui wawancara yaitu:
“menurut saya masalah utama dalam pembangunan Desa Laccori ini yaitu
kurang tegas dan kurangnya komunikasi kepala desa dengan pemerintah, itu
merupakan kendala dalam pembangunan infrastruktur desa ini”.
Berdasarkan informan TR lebih perlu ketegasan dari pemimpin desa atau
kepala desa setempat untuk meningkatkan pembangunan desa serta komunikasi
yang baik. Sedangkan pendapat UDD pada tanggal 30 september 2020 sebagai
masyarakat desa juga mengatakan melalui wawancara dengan peneliti yaitu:
42
“kendala pembangunan jalan desa ini yaitu anggaran karena jika tidak ada
anggaran maka tidak akan bisa ada pembangunan untuk desa ini, desa ini
membutuhkan anggaran untuk pembangunan jalan desa ini agar kita sebagai
masyarakat merasa baik dalam beraktivitas”.
Sebagian dijelaskan olen informan yang berinisial EG sebagai masyarakat
Desa Laccori pada tanggal 30 september 2020 yaitu:
“Kendala dalam pembangunan desa ini tergantung dari kepala desa dan
sebagaimana tanggung jawab yang dihadapinya. Kepala desa masih butuh
ketegasan dalam mengurus hal seperti pembangunan desa ini, komunikasi
kepala desa dengan pemerintah merupakan kendala serta anggaran desa.
sebagai masyarakat kami merasa resah dan terkendala dalam beraktivitas
karena pembangunan jalan yang tidak mendukung”.
Dalam menangani masalah infrastruktur alangkah baiknya ditangani
berdasarkan kebutuhan dan ketepatan. Maksud dari kebutuhan yaitu infrastruktur
yang akan dibangun, seharusnya sesuai apa yang masyarakat butuhkan agar
nantinya tepat pada waktunya dan tepat guna. Adapun informan yang berinisial
HNG sebagai masyarakat desa laccori pada tanggal 30 september 2020 mengenai
pembangunan infrastruktur desa Laccori bahwa:
“pembangunan desa Laccori ini membutuhkan anggaran desa karena
pembangunan desa ini masih tertinggal dalam pembangunan jalannya.
Kendala pembangunan desa laccori ini yaitu anggaran desa dan komunikasi
yang kurang baik dan perlu pemantauan setiap desa dari pemerintah”.
Dari hasil wawancara informan dapat disimpulkan bahwa pembangunan
infrastruktur jalan merupakan prasana publik primer untuk mendukung kegiatan
ekonomi suatu daerah serta ketersediaan pembangunan sangat mendukung tingkat
efesiensi dan evektifitas kegiatan masyarakat. Infrastruktur merupakan modal
esensial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung
kesejahteraan masyarakat dan ekonomi masyarakat, social budaya dan kesatuan
yang mengikat serta menghubungkan antar daerah atau wilayah. Bertolak dari
43
hasil tersebut, pembangunan infrastruktur merupakan sesuatu yang harus menjadi
kewajiban pemerintah karena infrastruktur memiliki peran penting dalam
mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti sandang, pangan, papan, rasa
aman pendidikan, serta kesehatan dan lain-lain.
B. Pembahasan
Seluruh elemen masyarakat mempunyai peran penting dalam suatu proses
pembangunan, sebagai salah satu program dari pemerintah yaitu program
pembangunan. Setiap desa dalam suatu proses pembangunan perlu meningkatkan
partisipasi masyarakat dan komunikasi untuk menentukan baik itu dalam proses
penentuan program kerja, kebutuhan bagunan yang perlu disampaikan pada tahap
pembangunan yang lebih baik.
Tepat pada awal tahun ini kepala desa beserta jajaran desa Laccori sudah
memasukkan permohonan pembangunan infrastruktur jalan Desa Laccori. Namun
sebelum melakukan pembangunan infrastruktur ada beberapa persyaratannya
seperti data-data masyarakat desa Laccori, kondisi pembangunan yang belum
terlaksana dan pembanunan yang telah terlaksana dalam bentuk laporan atau
proposal desa. apabila sudah menyelesaikan syarat-syarat pembangunan maka
akan diberi dana atau anggaran desa untuk program pembangunannya. Dalam
proses tersebut memposisikan bahwa laporan menjadi penentu utama dalam
pembangunan desa.
Pembangunan adalah suatu peroses perubahan yang mengarah pada
kemajuan yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
44
Pembangunan merupakan proses perubahan yang mencangkup seluruh sistem
sosial, yang meliputi politik, ekonomi, pertahanan, pendidikan serta teknologi,
infrastruktur, kelembagaan serta budaya. Dalam pembangunan infrastruktur yang
merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses
pembangunan nasional, infrastruktur memiliki peran penting sebagai salah satu
roda penggerak tumbuhnya ekonomi. Suatu Negara tidak akan bisa dipisahkan
dari ketersediaan infrastruktur seperti telekomunikasi, sanitasi, transportasi, dan
energi. Maka dari itu pembangunan dalam sektor ini menjadi pondasi dari
pembangunan ekonomi selanjutnya.
Menurut pandangan Adler dalam jurna Mesak Iek, Pembangunan
Infrastruktur jalan (jalur trasnsportasi) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan
utama dalam pembangunan jalanan itu penting yaitu:
a. Kekurangan biaya eksploitasi
b. Mendorong pembanngunan ekonomi
c. Menghemat waktu bagi penumpang dan angkutan barang
d. Berkurangnya kerusakan dan kecelakaan
e. Bertambahnya kenyamanan dan perasaan menyenangkan
Kondisi jalanan Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
sampai saat ini belum disentuh yang namanya aspal vaping dan lain sebagainya.
Kondisi desa Laccori masih belum ada perubahan yang masih jalanan bebatuan
bercampur dengan tanah liat, sehingga pada musim hujan alur transportasi di Desa
45
Laccori itu sangat lambat bahkan mobil angkutan umum (mobil avansa) dan
mobil angkutan barang (trek) tidak beroperasi.
Disisi lain proses pembangunan masyarakat didalamnya ada unsur
perubahan dan pembaharuan, dalam hal itu merupakan salah satu pihak
pemerintah dengan berbagai intalansi atau lembaga yang dimiliki melalui
program-program pembangunan. Begitu juga pada masyarakat Desa Laccori yang
harus ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan yang sangat diharapkan.
Dalam suatu daerah akan maju jika infrastrukturnya bagus dan bisa
dipastikan bahwa daerah tersebut memiliki ekonomi (anggaran dana desa) yang
kuat, begitu juga dengan sebaliknya jika suatu daerah tidak bagus infrastrukturnya
makan daerah tersebut tidak memiliki ekonomi anggaran dana desa yang relatif
jelek. Keadaan ekonomipun cenderung tidak bagus, karena pertumbuhan ekonomi
dalam daerah sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan infrastruktur sendiri. Seperti
pembangunan infrastruktur di Desa Laccori mengalami pembangunan yang
pertumbuhan ekonomi yang relatif jelek karena pertumbuhan ekonomi yang tidak
memadai dalam pembangunan desa. pembangunan yang ada di Desa Laccori
yang belum merata dan maju sehingga masyarakat merasa resah dan mengeluh
akan pembangunan jalan desa. pemerintah Desa Laccori sudah mengirim
permohonan bantuan namun tidak ada respon dari pemerintah Kota, maka dari itu
terputus komunikasi sosial dalam kemajuan yang ingin dicapai.
. Rostow dalam teori lima tahap pembangunan masih belum terlaksana
secara menyeluruh di Desa Laccori, dimana tahap tinggal landas menurut Rostow
yaitu terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
46
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi dan juga termasuk kemampuan
Negara untuk mengarahkan sumber-sumber modal dalam negeri karena kanaikan
tabungan dalam negeri perananya besar sekali dalam menciptakan tahap lepas
landas. dalam tahap ini Desa Laccori belum bisa dikatakan lepas landas karena
kerangka politik dan sosial serta kelembagaan pertumbuhan ekonomi tidak terjadi
untuk peningkatannya dan tabungan modal belum ada pengarahan dari pemerintah
pembangunan.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam bidang ekonomi di Desa Laccori
yang didapat dari sumber data kantor desa tersebut yaitu:
1. Tingkat produktivitas pertanian (padi) masih tergolong rendah.
2. Sarana irigasi untuk pertanian yang belum memadai.
3. Petani kekurangan air pada musim kemarau.
4. Pengetahuan dan keterampilan petani masih sangat terbatas dalam pengelolaan
lahan pertanian dan perkebunan serta pengelolaan peternakannya.
5. Kelompok tani belum mampu memberikan kontribusi maksimal dalam proses
pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan..
6. Nilai tawar petani dalam proses pasca panen hasil pertanian, perkebunan dan
peternakannya masih rendah karena belum didukung oleh pemasaran yang
baik.
7. Tingkat kemiskinan masih tergolong tinggi dengan masih banyaknya KK yang
tergolong miskin.
8. Masih banyak rumah masyarakat yang belum memenuhi syarat rumah yang
layak jika dilihat dari segi pendekatan kesehatan.
47
9. Pemanfaatan lahan pertanian untuk tanaman komoditas pertanian (selain padi)
masih sangat rendah.
10. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah dan
memanfaatkan potensi yang ada masih terbatas.
11. Pemanfaatan lahan untuk pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan
belum maksimal.
12. Belum adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
13. Pengembangan usaha SPP belum berkembang dengan maksimal
14. Masih perlu adanya Pembangunan/perbaikan Jalan dan jembatan serta infra
struktur lainnya.
15. Mayoritas tanah belum bersertifikat.
Bert F. Hoselitz mengemukakan bahwa pembangunan bukan hanya terjadi
karena pembangunan ekonomi, namun terjadi karena faktor non-ekonomi atau
sebagai faktor kondisi lingkungan yang dianggap penting dalam proses
pembangunan. Menurut Hoselitz mekenkan bahwa meskipun orang sering
menunjukkan masalah utama pembangunan adalah kekurangan modal, ada
masalah lain juga sangat penting yaitu adanya keterampilan kerja, tentunya
termasuk tenaga wiraswasta yang tangguh. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan
kelembagaan pada masa sebelum lepas landas yang mempengaruhi pemasokan
modal agar modal ini bisa menjadi produktif.
Pembangunan yang terjadi di Desa Laccori membutuhkan kelembagaan yang
bisa membuat perubahan desa, desa Laccori bukan hanya mengalami kendala
pembangunan dari ekonomi namun juga mengalami kendala kondi lingkungan.
48
Desa laccori membutuhkan perubahan yang baik agar dapat mensejahtrakan
masyarakatnya. Dengan Melihat perkembangan lingkungan strategis dan potensi
Desa Laccori yang dapat dijadikan landasan dalam perumusan strategi untuk
mendukung keberadaan agenda utama Pembangunan selama 6 (Enam) tahun yang
akan datang dari sumber data kantor desa laccori adalah :
a. Sumber Daya manusia
Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
terbukti bahwa sudah banyak pemuda dan warga yang melanjutkan kependidikan
sampai ke Perguruan Tinggi dan bahkan sudah ada beberapa diantaranya yang
menyandang gelar sarjana dari berbagai jurusan. Kondisi ekonomi yang menjadi
penyebab utama adanya putus sekolah dikalangan anak usia sekolah khususnya
pada jenjang Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri terhadap
Pemerintahan Desa Laccori dalam meraih visi cerdas.
b. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk 1130 jiwa, laki-laki 800 jiwa dan perempuan 1930 jiwa,
termasuk jumlah yang besar dalam ukuran suatu desa. Penduduk yang jumlahnya
besar menajdi satu kekauatan/potensi pembangunan bilamana memiliki
kompetensi sumberdaya manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak stabil setiap
tahun, disatu sisi menjadi beban pembangunan kerena ruang gerak untuk
produktivitas masyarakat makin rendah, apalagi jika tidak diikuti peningkatan
pendidikan yang dapat menciptakan lapangan kerja. Memang, tidak selamanya
49
pertambahan penduduk membawa dampak negatif, malahan menjadi positif jika
dapat diberdayakan secara baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi ketenagakerjaan yang harus mendapatkan perhatian dan
penanganan secara komprehensif adalah terjadinya peningkatan angka usia kerja
setiap tahunnya. Pertumbuhan angkatan kerja yang memasuki dunia kerja dimana
angkatan kerja yang mencari kerja tersebut tidak dapat terserap pada lapangan
kerja yang tersedia khususnya dalam konteks hubungan kerja ( bekerja di sector
pemerintah atau Sektor Swasta/Perusahaan ), karena daya serap dari sektoe-sektor
tersebut sangat terbatas, sehingga sebagai “ katup pengaman ” harus dapat
dikembangkan sebagaimpotensi atau peluang bekerja terbuka luas melalui kerja
mandiri/wirausaha (sector ekonomi non formal).
c. Pertanian dan Peternakan
Lahan pertanian berupa sawah yang subur seluas 112 ha yang terbentang luas
dan tersebar disetiap dusun. Hal ini berpotensi untuk dapat meningkatkan jumlah
produksi pertanian dengan cara intensifikasi budidaya dengan sentuhan teknologi
tepat guna. Jenis ternak yang berpotensi dikembangkan adalah unggas (bebek dan
ayam) dan ternak besar (Sapi, Kuda dan kambing), hal ini didukung dengan
luasnya lahan untuk tanaman makanan ternak.
d. Sarana dan Prasarana
50
Terdapat sarana dan prasarana jalan berupa jalan raya poros desa yang
menghubungkan Desa Panyili dan Desa Laccori. Sarana dan prasarana social yang
ada yaitu sarana pendidikan berupa Sekolah TK 2 (dua) unit, Sekolah Dasar 1
(satu) Unit, dan sarana kesehatan berupa Posyandu 1 (satu) unit, serta Mesjid 2
(dua) Unit.
MY yang merupakan kepala desa membenarkan tentang kendala
pembangunan infrastruktur jalan di Desa Laccori. Perubahan desa tidak akan
terjadi apabila tidak ada komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah.
Komunikasi merupakan kunci utama dalam memajukan desa dan untuk
mensejahterakan taraf hidup.
Melihat dari beberapa kendala atau hambatan pembangunan infrastruktur
jalan Desa Laccori, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang menjadi
kendala tidak berjalannya pembangunan di desa ketidak jelian pemerintah desa
dalam mengelola ADD (Anggaran Dana Desa) dan juga masyarakat yang tidak
ikut dalam kerja sama dalam program pembangunan pemerintah serta komunikasi
yang tidak berjalan terlalu baik. Oleh karena itu, untuk memperlancar jalannya
suatu program dalam pemerintah yaitu harus diterapkan komunikaso yang baik
antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah juga baiknya melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait program-program yang telah dan yang akan
dikerjakan agar masyarakat dapat mengetahui dan bisa ikut dalam program
tersebut dengan memperdayakan pendamping desa.
51
Dari adanya kendala dalam pembangunan infrastruktur di Desa Laccori yang
dapat mengganggu jalannya pembangunan dan pemerintah desa, maka pemerintah
seharusnya menyiapkan beberapa alternatif, seperti:
a. Membangun sistem penyelenggaraan yang transparan
Banyak yang berfikir bahwa transparansi sudah dilakukan dalam
menyabarluaskan suatu program kepada masyarakat atau menempelkan
pengumuman pada lokasi tertentu yang memungkinkan untuk dibaca oleh
sebagian komponen-komponen masyarakat. Seharusnya transparansi perlu
diadakan sosialisasi tentang maksud dan tujuan serta manfaat program
tersebut, diperkirakan jumlah dana yang akan dipakai serta lain sebagainya
yang bersifat privasi. Karena jika semua dijelaskan akan timbul rasa untuk
ikut berperan serta dalam program tersebut.
d. menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat
komunikasi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pelaksanaan
dan penyelenggaraan pemerintah desa serta melemahnya peran masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan. Jika komunikasi antar pemerintah dan masyarakat
tidak terjalin dengan baik maka seringkali masyarakat dan pemerintah tidak
sejalan dan kurangnya kepedulian masyarakat dalam pembangunan desa.
selain dari pemerintah, masyarakat juga harus memiliki beberapa alternatif
agar dapat berjalan dengan program pemerintah khususnya dalam program
pembangunan infrastruktur, seperti
52
a. masyarakat Desa Laccori harus memiliki kesadaran bahwa infrastruktur yang
telah disediakan oleh pemerintah yaitu memiliki masyarakat dan itu adalah
tanggung jawab bersama, karena infrastruktur yang telah disediakan oleh
pemerintah manggunakan uang rakyat. Jika infrastruktur tersebut tidak dijaga
dengan baik maka kondisinya akan terawatt serta tidak akan mudah rusak.
b. Menumbuhkan rasa solidaritas, misalnya masyarakat Desa Laccori akan setiap
diadakan program-program gotong royong atau prongram-program kerja
bakti setiap dusun harus ikut serta dalam berpartisipasi karena program
tersebut untuk mensejahterakan masyarakat itu sendiri.
c. Masyarakat harusnya ikut dalam berpartisipasi disetiap program-program
pemerintah termasuk dalam program pembangunan infrastruktur agar program
tersebut terlaksana sesuai target dan hasil yang optimal.
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian pada bab ini yang
menjelaskan permasalahan dari bab sebelumnya dengan penelitian yaitu tentang
partisipasimasyarakat terhadap pembangunan infrastruktur Desa Laccori dan
kendala yang menjadi hambatan pembangunan infrastruktur di Desa Laccori.
Dengan adanya penjelasan tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan akhir
yaitu:
Hasil yang diperoleh mengenai pembangunan infrastruktur di Desa Laccori
yaitu bahwasanya pembangunan infrastruktur di Desa Laccori masih sangat
tertinggal dan bisa dikatakan belum optimal, dapat dilihat dari pembangunan
infrastruktur jalan yang dianggap meresahkan masyarakatpadahal anggaran desa
harus merujuk pada kesejahteraan masyarakat. Dari penelitian ini juga dapat
dilihat dari persepsi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalan di Desa
Laccori membuat masyarakat kecewa. Harapan dari masyarakat Desa Laccori
tentang pembangunan infrastruktur jalanan jauh dari kenyataan. Masyarakat Desa
laccori menganggap bahwa anggaran yang sudah dialokasikan untuk
pembangunan belum dapat dinikmati hasilnya.
Kendala utama yang menjadi hambatan pembangunan infrastruktur jalan di
Desa Laccori yaitu kendala dari anggaran dana desa (ADD), tata kelola anggaran
yang tidak sesuai rencana sehingga dalam aplikatif pembangunan infrastruktur
53
54
kurang lancar dan berujung pada tidak efektifnya hasil yang ingin dicapai.
Kebijakan politis pemerintah yang hanya memperkerjakan aparat desa dan
kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat terkait program
pembangunan, sehingga merupakan kendala bagi desa dan tidak terjalinnya
komunikasi yang baik antar pemerintah dan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang sudah dipaparkan oleh penulis, ada
beberapa saran yang diharapkan oleh peneliti yaitu: Pemerintah diharapkan
memberi perhatin penuh terhadap pembangunan infrastruktur di Desa Laccori
khususnya pada pembangunan infrastruktur jalan yang masih jauh dari kata baik
dan tidak optimal. Perlu adanya transparansi pengelolaan anggaran dari
pemerintah desa terhadap masyarakat agar masyarakat tau peruntukan anggaran
yang telah dialokasikan sehingga tidak memicu adanya persepsi masyarakat yang
bersifar negatif.
Sebaiknya pemerintah desa memperbaiki jalinnya komunikasi yang baik
terhadap masyarakat agar masyarakat turut berpartisipasi aktif dalam program
pemerintah karena masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung
program-program pemerintah seperti uang kita ketaui saat ini pembangunan
infrastruktur jalan di Deasa Laccori dianggap tidak optimal dan dapat
menghambat aktivitas masyarakat. Perlu adanya tata kelola anggara dana desa
yang transparansi sehingga anggaran yang ada sesuai dengan fungsi dan struktur
serta peruntukannya.
55
DAFTAR PUSTAKA.
Abdul Gaffar. (2006). Persoalan Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Adle A. (2015). Evaluasi Proyek-Proyek Pengangkutan. Jakarta: Ui Press.
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Upaya Mandukung Pembangunan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiman Arief. (2018). Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiman Ariel. (1995). Teori pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Pt. gramedian
Pustaka Utama
Creswell W John. (2016). Pendekatan Metode Kualitatif,Kuantitatif,dan
Campuran.Yokyakarta:Pustaka Pelajar.
Handayani, Risma. (2014). Pembangunan Masyarakat Pedesaan. Makassar:
Alaussin UniversityPers.
Karim dkk. (2006). Persoalan Otonomi Daerah. Jakarta: pustakapelajar.
Nursalam dkk (2016).Teori Sosiologi Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik,
Hemeneutik, Kritis, Evaluatif dan Integratif. Makassar
Pasaribu C, Simanjuntak. (2015). Sosiologi Pembangunan. Bandung: Transito.
Saebani Ahmad Beni (2016). Sosiologi Pembangunan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Salman Darmawang (2016). Sosiologi Desa,Revolusi Senyap dan Tarian
Kompleksitas. Ininnawa-ISPEI
Soekanto Soerjono (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajawali
persada.
Sumaryani Nyoman I. (2010). Sosiologi Pemerintah. Bogor: Galia.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. bandung:
Alfabeta.
Theresia Aprilia dkk. (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung:
Alfabeta.
Yuwono, Tegah. (2001). Manajemen Otonomi Daerah: Membanguna Daerah
Berdasarkan Paradigma Baru. Semarang: Clyupps Diponegoro University.
Ariadi Andi. (2019). Perencanaan Pembangunan Desa. Jurnal meraja. 2 (2), 135-
147
56
Demanik.N.P.Intan dan Tahitu.M.E (2007).Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat
dalm Pembangunan.
Fauzi Nur Febri. (2018). Partisipasi Masyarakat dan Peran Pemerintah Desa
dalam Proses Pembangunan Infrastruktur di Desa Widodomartini Ngemplak
Sleman Yogyakarta. Skripsi Sosiologi.
Martiana Dwi Rahayu (2018). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Infrastruktur didesa Sinarsari Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung
Tengah.skripsi ilmi social.
Muhammad Ridha(2016). Ekonomi Politik Pembangunan Infrastruktur dan
Kepentingan Kapital. Jurnal politik Profetik. Vol,4 no.1
Murba. (2017). Studi Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Di Desa
Ereconnong Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Skripsi filsafat dan
politik.
Mustikawati. (2016). Partisipasi masyarakat Infrastruktur Desa di Desa rapak
lambur kecamatan Tanggerang Kabupaten Kutai Kartanegara. E-Journal ilmu
Administrasi Negara. Vol,4 No.2
Rindang Bangun Prasetyo dan Firdaus Muhammad. (2009). Pengaruh Infrastriktur
Pada Perumbuhan Ekonomi Wilayah Di Indonesia. Jurnal ekonomi dan
kebijakan pembangunan. Vol 2 no 222
Ripai Andi. (2013). Partisipasi dalam Pembangunan di Kecamatan Bontomatene
Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi ilmu sosial dan politik.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/desa(diakses 1 juli 2020).
https://id.m.wikipedia.org/wiki/dinamika (diakses 29 mei 2020).
https://cerdika.com/pengertian-interaksi-sosial-menurut-para-ahli(diakses 5 mei
2020)
https://www.berdesa.com/penjelasan-tentang-pengertian-desa-menurut-uu-no-6-
tahun-2014/ (diakses 5 mei 2020)
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/dinamika.html (diakses 11 mei 2020)
https://sosiologis-com.cdn.ampproject.org/v/sosiologis.com/dinamika-sosial.
(diakses 11 mei 2020)
57
58
Tabel 1.4
Jumlah penduduk berdasarkan mata penceharian atau pekerjaan
NO Jenis Pekerjaan
Dusun
Laccori
Dusun
Calimpo
Dusun
Tokareta
Dusun
Arakarae
JUMLAH
1. Petani 151 257 154 148 710
2. Pedagang/Wiraswasta 56 36 21 35 148
3. PNS/TNI/POLRI 2 3 3 1 9
4. Karyawan Perush
swasta
2 6 2 3 13
5. Nelayan 0 0 0 0 0
6. Tenaga
Kontrak/Sukarela
2 1 4
0 7
7. Buruh/Tenaga Lepas 30 29 20 18 97
8. Pensiunan 0 2 1 0 3
9. Belum/Tidak Bekerja 44 61 54 62 221
TOTAL 291 408 260 267 1226
59
Keadaan penduduk berdasarkan kepemilikan Akte Kelahiran dan Kartu
Keluarga dapat dilihat padata tabel berikut:
Tabel 1.5
Masyarakat yang memiliki kartu keluarga dan akta kelahiran
Dusun
Kepemilikan
Kartu Keluarga
Kepemilikan
Akte Kelahiran
Jumlah
Ada Tidak
ada
Ada Tidak
ada
Laccori 107 1 72 36 108
Calimpo 167 1 66 102 168
Tokareta 91 17 100 9 109
Arakarae 77 20 75 22 97
Jumlah 442 39 313 169 482
60
Tabel 5.1
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Desa Laccori
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Misi 1 :
Menyelengg
arakan
pemerintahan yang
trasfaran ,
akuntabilitas,
partisifatif
dan
responsive
Menerapka
n prinsip-prinsip
pemerintah
an yang
bersih,
transparan, partisipatif,
dan
akuntabel.
a. Meningkatnya
efisiensi dan efektifitas
penyelenggaran
pemerintahan
desa.
Meningkatkan
penyelenggaran
pemerintahan yang lebih
efektif dan efisien melalui
penyesuaian Struktur
Organisasi dan Tata Kerja
pemerintah desa
Penyesuaian Organisasi
Pemerintah Desa dan
Pengangkatan
Perangkat desa.
b. Tersedianya
sarana san
prasarana Pemerintahan
Desa.
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana dan
prasarana pemerintahan
desa
Peningkatan
Pembangunan/
pemeliharaan/
pengadaan sarana dan
prasarana
pemerintahan desa.
c. Meningkatnya
Kesejahteraan Aparat
Pemerintah
Desa dan BPD
serta pengurus
Lembaga
Kemasyarakatan lainnya.
Meningkatkan penghasilan
tetap/ tunjangan pemerintah desa, BPD serta
honorarium/insentif
pengurus Lembaga
Kemasyarakatan lainnya
Peningkatan
penghasilan tetap/
tunjangan pemerintah
desa, BPD serta
honorarium/insentif
pengurus Lembaga
Kemasyarakatan
lainnya
Meningkat
kan
pelayanan
administrasi
Pemerintah
an desa.
Meningkatnya
penanganan
Kebutuhan
administrasi masyarakat.
Meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi
Pemerintahan Desa.
Peningkatan pelayanan
administrasi
Pemerintahan Desa.
Meningkat
kan
kualitas
pelayanan
kesehatan
a. Tersedianya
sarana
prasarana
kesehatan
Mencukupi kebutuhan
sarana dan prasarana
kesehatan desa.
Peningkatan sarana
prasarana dan
perbaikan mutu
pelayanan kesehatan
desa
b. Tersedianya
kader posyandu
terlatih
Meningkatkan mutu
sumber daya kesehatan
melalui pelatihan kader
Peningkatan
kesempatan untuk
mengikuti pelatihan
61
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
posyandu di bidang
kesehatan.
dalam rangka
meningkatkan
kapasitas kader
posyandu.
c. Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dalam
membudayakan
perilaku hidup bersih dan
sehat
Meningkatkan promosi
kesehatan dan perilaku
hidup sehat melalui sarana
informasi dan optimalisasi
pemanfaatan sarana
kesehatan yang ada di
desa.
Peningkatan promosi
kesehatan dan perilaku
hidup sehat kepada
masyarakat dalam
mencegah penyakit
serta penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Meningk
atkan
kualitas
pendidik
an.
Tersedianya
sarana dan
prasarana pendidikan yang
memadai.
Meningkatkan
pembangunan/
pemeliharaan/ pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
Peningkatan
pembangunan/
pemeliharaan/
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan.
Misi 2 :
Melaksanakan
pembangun
an desa yang
berhasil
guna dan berdayagun
a pada
setiap sendi kehidupan.
Meningkat
kan
pembangu
nan
infrastrukt
ur dan
Lingkunga
n Desa
Meningkatnya
kondisi jalan/jembatan
dan infra struktur
lainnya
Meningkatkan
pembangunan jalan dan jembatan Desa yang
berkondisi rusak berat, dan
melakukan perbaikan jalan
berkondisi rusak ringan
serta infra struktur lainnya.
Peningkatan
pembangunan/ rehabilitasi jalan dan
jembatan Desa yang
berkondisi rusak serta
infra struktur lainnya.
Meningkatnya
ketersediaan air
bersih
Meningkatkan penyediaan
air baku dan pengelolaan
melalui pemeliharaan
sumber mata air .
Peningkatan
penyediaan dan
pengelolaan air baku
Meningkat
kan
kualitas
pelayanan kesehatan
a. Tersedianya
sarana
prasarana
kesehatan
Mencukupi kebutuhan
sarana dan prasarana
kesehatan desa.
Peningkatan sarana
prasarana dan
perbaikan mutu
pelayanan kesehatan
desa
d. Tersedianya
kader posyandu terlatih
Meningkatkan mutu
sumber daya kesehatan
melalui pelatihan kader
Peningkatan
kesempatan untuk
mengikuti pelatihan
62
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
posyandu di bidang
kesehatan.
dalam rangka
meningkatkan
kapasitas kader
posyandu.
e. Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dalam
membudayakan
perilaku hidup bersih dan
sehat
Meningkatkan promosi
kesehatan dan perilaku
hidup sehat melalui sarana
informasi dan optimalisasi
pemanfaatan sarana
kesehatan yang ada di
desa.
Peningkatan promosi
kesehatan dan perilaku
hidup sehat kepada
masyarakat dalam
mencegah penyakit
serta penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Meningkat
kan
kualitas pendidikan
.
Tersedianya
sarana dan
prasarana pendidikan yang
memadai.
Meningkatkan
pembangunan/
pemeliharaan/ pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
Peningkatan
pembangunan/
pemeliharaan/
pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan.
Meningkatkan Usaha
Ekonomi
Produktif
dan
Pembangunan sarana
dan
Prasarana
ekonomi
serta
pelestarian lingkungan
hidup
Meningkatnya usaha ekonomi
produktif yang
berbasis sumber
daya lokal dan
kualitas sarana dan prasarana
ekonomi serta
pelestarian
lingkungan hidup.
Mengembangkan Usaha ekonomi produktif yang
berbasis sumber daya lokal
dan meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana
ekonomi serta pelestarian lingkungan hidup.
Pengembangan Usaha
ekonomi produktif yang
berbasis sumber daya
lokal dan Pengadaan/
Peningkatan kualitas
sarana dan prasarana
ekonomi serta
pelestarian lingkungan
hidup.
Misi 3 :
Meningkatk
an dan menumbuh
kembangka
n potensi
yang ada di masyarakat
Desa
Laccori
Meningkat
kan
Keamanan
dan
ketertiban
lingkungan
masyarakat
Meningkatnya
keamanan,
ketentraman dan
ketertiban
dilingkungan masyarakat.
Meningkatkan Pelaksanaan
Pelatihan bagi anggota
linmas dan pemanfaatan
sarana dan prasarana
pengamanan di desa
Peningkatan
Pelaksanaan Pelatihan
bagi anggota linmas
dan pemanfaatan
sarana dan prasarana pengamanan di desa
63
Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
yang
kondusif
Meningkat
kan
Kualitas
Lembaga
Kemasyara
katan Desa
Meningkatnya
kontribusi
Lembaga
Kemasyarakatan Desa dalam
pelaksanaan
pembangunan.
Meningkatkan pelatihan
bagi pengurus Lembaga
Kemasyarakatan Desa.
Peningkatan pelatihan
bagi pengurus Lembaga
Kemasyarakatan Desa.
Meningkat
kan
kerukunan umat
beragama.
Terwujudnya
masyarakat desa
yang religius dan damai.
Meningkatkan pemanfaatan
forum-forum keagamaan
dalam rangka mencegah terjadinya miskomunikasi
antara umat beragama.
Peningkatan
pemanfaatan forum-
forum keagamaan
dalam rangka
mencegah terjadinya
miskomunikasi antara
umat beragama.
Misi 4 :
Meningkatkan
kapasitas
masyarakat dalam
kemajuan
ekonomi desa
Meningkat
kan Kualitas
Sumber
Daya Aparatur
Pemerinta
h desa/BPD
/masyara
kat
a. Meningkatnya
kualitas
Sumber Daya
Aparatur Pemerintah
desa/BPD/
masyarakat.
Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Aparatur
Pemerintah desa/BPD/
masyarakat melalui pemberian kesempatan
Diklat/bimtek.
Peningkatan
kesempatan mengikuti
Diklat/bimtek.
b. Semakin
berkembang
nya lembaga
ekonomi yang
ada di desa.
Meningkatkan
Pemberdayaan masyarakat
dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa
melalui pengembangan lembaga ekonomi desa,
pengembangan potensi
desa, dan pemberdayaan
kelompok ekonomi
masyarakat.
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengembangan usaha
ekonomi perdesaan.
64
Tabel 6.1
Proyeksi Pendapatan Desa Laccori Tahun 2017-2022
No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021 2022
I PENDAPATAN 1.251.046.100 1.340.901.300 1.536.432.000 1.705.779.100 1.937.089.900 2.158.735.900
A
Pendapatan
Asli Desa
0 0 0 0 0
B
Pendapatan
Transfer 1.251.046.100 1.340.901.300 1.536.432.000 1.705.779.100 1.937.089.900 2.158.735.900
1 Dana Desa 896.568.000 938.356.700 1.096.574.000 1.214.655.700 1.396.854.100 1.564.476.500
2
Bagian dari
hasil pajak &
Retribusi
Daerah
Kabupaten
26.339.800 29.358.100 31.991.900 34.313.300 37.744.700 41.519.200
3
Alokasi Dana
Desa 328.138.300 373.186.500 407.866.100 456.810.100 502.491.100 552.740.200
4
Bantuan
Keuangan
Provinsi -
- - - -
5
Bantuan
Keuangan
Kabupaten - - - - - -
6
Bantuan
Keuangan
Kabupaten - - - - - -
C
Pendapatan
Lain-lain 0 0 0 0 0 0
1
Hibah dan
sumbangan
dari pihak ke-
3 yang tidak
mengikat - - - - - -
65
3
Lain-lain
Pendapatan
Desa yang sah - - - - - -
JUMLAH
PENDAPATAN 1.251.046.100 1.340.901.300 1.536.432.000 1.705.779.100 1.937.089.900 2.158.735.900
Tabel 6.2
Proyeksi Belanja Desa Laccori Tahun 2017-2022
No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021 2022
I BELANJA
A
Bidang
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Desa
307.778.100 343.772.900 367.079.400 411.129.000 452.241.900 497.466.000
B
Bidang
Pelaksanaan
Pembangunan
Desa
751.568.000 844.521.000 877.259.200 971.724.500 1.117.483.200 1.251.581.200
C
Bidang
Pembinaan
Kemasyarakatan
46.700.000 58771,700 72.778.600 79.994.400 87.993.900 96.793.400
D
Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat
145.000.000 93835700 219.314.800 242.931.200 279.370.900 312.895.300
E
Bidang Tidak
Terduga
JUMLAH BELANJA 1.251.046.100 1.340.901.300 1.536.432.000 1.705.779.100 1.937.089.900 2.158.735.900
66
Tabel catatan
No Hari / Tanggal Catatan
1.
2.
3.
Rabu/02/09/2020
Jumat/25/09/2020
Senin/28/09/2020
Permohonan izin kepada kepala desa
Wawancara kepala desa dan file desa
Rumusan program/ kegiatan pembangunan
desa dan masalah yang terjadi didesa
67
Tabel Informan
NO NAMA RESPONDEN UMUR L/P PEKERJAAN
1. M. Yunus 34 L Kepala Desa
2. Adrianto 30 L Kepala Dusun I
3. Sadda Husain 28 L Kepala Dusun II
4. Samsidar 25 P Kepala Dusun III
5. Beddu Remang 59 L Kepala Dusun IV
6. Zul 26 L Petani
7. Tarenre 47 L Petani
8. Udding 45 L RT
9. Emmang 51 L RW
10. H. Nurding 48 L Imam desa
68
RUMUSAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA
Program pembangunan Desa Laccori dirumuskan secara komprehensif dalam
rangka memenuhi berbagai kebutuhan dan dinamika pembangunan selama 6
(enam) tahun kedepan. Program pembangunan desa dirumuskan menurut urusan
pemerintahan dengan mengkaitkan pada misi pembangunan desa yang akan
dilaksanakan selama tahun 2016-2021 yaitu sebagai berikut :
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa yaitu
Operasional Pemerintahan Desa, Tunjangan dan Operasional BPD, Insentif Rukun
Tetangga dan Rukun Warga, Penetapan dan penegasan batas Desa (Pelatihan
Pengelolaan dan Teknik Pendataan Profil Desa dan kelurahan, Pengembangan dan
Pengelolaan Informasi Desa), penyusunan tata ruang Desa, penyelenggaraan
musyawarah Desa (Kegiatan Musyawarah-musyawarah Desa), pengelolaan
informasi Desa (Pengadaan papan informasi Desa, Pengelolaan Informasi Desa
Berbasis TIK, Sosilaisasi Kebijakan Kependudukan), penyelenggaraan
perencanaan Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa),
penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa (Kegiatan
evaluasi pertanggungjawaban keuangan desa, Kegiatan evaluasi
pertanggungjawaban pembangunan desa, Musyawarah Review RKP Desa),
penyelenggaraan kerjasama antar Desa (Pendirian BUMDes Kerjasama Desa),
pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa (Pembangunan sarana dan
prasarana kantor desa, Pemeliharaan pagar kantor Desa, Pembangunan Kantor
BPD, Pengadaan kendaraan dinas, Pembangunan Kantor Desa (Lanjutan ),
Pembangunan Pagar Kantor Desa, Pembangunan Kantor PKK + Mobiler,
Pengadaan jaringan internet kantor Desa, Pengadaan kendaraan dinas BPD dan
Anggotanya, Pengadaan kendaraan dinas Aparat desa, Pembelian lahan
Perkuburan)
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa
yaitu (Perbaikan saluran irigasi, Perintisan jalan usaha tani, perintisan jalan tani,
Pemeliharaan jalan usaha tani, Perkerasan Jalan sirtu, Pembangunan Jalan sirtu +
Drainase + Talud, Pembangunan Pla duekker, Pembangunan drainase, Pengerukan
sungai, Pembuatan Tanggul sungai , Pembuatan Talud sepanjang jalan desa
Laccori, pengaspalan jalan desa, Pengadaan Penerangan Jalan, Pengaspalan jalan
Desa Poros Laccori , Kegiatan Pembangunan/pemeliharaan Jalan Pemukiman,
Pembangunan Jalan Desa antar wilayah pertanian, Perkerasan jalan TK,
Pengadaan pompanisasi atau bor, Perbaikan/pemeliharaan jalan desa/dusun,
Pembangunan Paving Block),
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan
yaitu (Pengembangan Pustu, Pembangunan Poskesdes, Pembangunan Ruang
bersalin, Pembangunan bak air bersih + Pipa distribusi, Pembuatan Sumur Dalam,
Pembangunan MCK, Pembangunan jamban keluarga, Kegiatan pembangunan
sanitasi lingkungan, pengadaan tong sampah desa, sanggar Bina Keluarga Balita,
Peningkatan kapasitas kader posyandu, Bantuan insentif kader posyandu,Bantuan
69
sarana dan prasarana kesehatan (Posyandu), Bantuan makanan tambahan pada
Balita, Pengadaan Makanan tambahan pada Lansia, Penyuluhan penyakit dan
bantuan obat-obatan gatal-gatal, Penyuluhan penyakit dan bantuan obat-obatan flu
dan Batuk, Penyuluhan penyakit dan bantuan obat-obatan demam berdarah dan
malaria serta fogging (pengasapan ) secara berkala, Pelaksanaan Sunatan Massal).
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan yaitu Renovasi gedung paditungka , Pembangunan
gedung sekolah TK , Pembangunan Posyandu, Bantuan Kegiatan PAUD,
pembangunan gedung perpustakaan SD, Pembangunan Gedung Perpustakaan ,
Bantuan honor/insentif guru TK/TPA/Madrasah, pembangunan Gedung Serba ,
obyek wisata alam, Bantuan peralatan belajar mengajar, Pembangunan Pagar
Sekolah, Pembangunan Gedung TPA, Pembangunan Perumahan Guru dan Kepala
Sekolah, Pelatihan dan pembinaan kelompok kesenian tradisional/Rebana,
Kegiatan pengembangan dan pembinaan sanggar seni, Pembangunan balai
pertemuan, Pembangunan gedung PAUD, Pembangunan balai pelatihan kelompok
pemuda.
Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi yaitu Pembentukan Bumdes,
Bantuan Pengembangan Modal Bumdes, Bantuan Modal usaha kelompok
ekonomi kecil, Pembinaan penumbuh kembangan kelompok aneka usaha menjadi
usaha bersama, Pembangunan kantor wartek ( warung teknologi ), Pembelian
lokasi pasar, Pembangunan Pasar Desa, Pembibitan tanaman pangan, Pembinaan
dan bantuan modal usaha kelompok Tani, Pelatihan perbengkelan dan bantuan
dana usaha perbengkelan, Sosialisasi Penumbuhan Wirausaha Baru, Bantuan
modal wirausaha, Bantuan Bibit jati SUPER, Pengadaan Bantuan Ternak Ayam
Petelur, Pengadaan Bantuan Ternak Ayam Kampung, Pelaksanaan Vaksinasi
Ternak, Bantuan traktor tangan, Pengadaan Bantuan Hand Sprayer Mesin,
Pengadaan Mesin Pemotong Padi, Pengadaan bantuan Mesin Pengering Padi,
Pengadaan bantuan Alat Rontok Padi, Pengadaan Bantuan Mesin Penggilingan
Padi, Pembangunan Gudang Pupuk dusun 1 dan 2, Bantuan bibit unggul,
Pengadaan Bantuan Bibit Kacang Tanah, Pengadaan Bantuan Bibit Jagung,
Pengadaan Bantuan Bibit Kedelai, Penyediaan sarana produksi pertanian,
Optimalisasi lahan pertanian, Pengadaan Mesin Tanam, Demplot Pertanian,
Peternakan, perkebunan, Pengadaan Alat Tanam Benih Langsung (ATABELA),
Pengadan Alat Pembasmi Hama Babi, Bantuan bibit kedelai, Penyuluhan
pengolahan hasil perkebunan dan peternakan, Bantuan ternak ayam pedaging,
Pembangunan kandang ternak, Bantuan ternak sapi, Bantuan ternak itik, Bantuan
ayam petelur, Penggemukan sapi, Pengadaan mesin pakan ternak, Pengadaan
instalasi bio gas.
Pelestarian lingkungan hidup yaitu Pengerukan anak sungai, Penghijauan,
Perlindungan mata air, Pembersihan daerah aliran sungai, 'Pembersihan parit Jalan
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Pembinaan lembaga kemasyarakatan yaitu Pembinaan dan Pelatihan pengurus
Karang taruna, Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
70
Pembinaan dan pelatihan Tim Penggerak PKK, Pelatihan kerajinan tangan bagi
TP PKK, Bantuan modal PKK, Pembinaan Desa Sehat, Pembinaan kelompok
Dasawisma.
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban yaitu Bantuan insentif
hansip,Pembangunan poskamling, Pengaktifan ronda bergiliran setiap malam
secara permanen, Pembangunan lampu jalan, Pengadaan Alat pemadam
Kebakaran (Tangki).
Pembinaan kerukunan umat beragama yaitu Bantuan dana perayaan hari raya
Maulid, Mendatangkan penceramah profesional pada bulan Ramadhan,
Pembangunan Menara Mesjid, Rehab Mesjid, Penyuluhan Rohani, Bantuan
insentif Pegawai Sya’ra.
Pengadaan sarana dan prasarana olah raga yaitu Renovasi lapangan sepak
bola, Pembangunan lapangan volly, Pengadaan Lapangan Tennis Meja,
Pembinaan dan pelatihan Olahraga, Pengadaan sarana dan prasarana olahraga,
Pembinaan event-event Olahraga
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan yaitu
Penyuluhan terpadu (Perikanan, Pertanian dan Peternakan), Bantuan ternak itik,
Bantuan ternak sapi, Bantuan ternak kambing, Bantuan modal kelompok
tani/ternak, Bantuan pupuk murah, Bantuan bibit padi unggul, Pelatihan
kewirausahaan bagi kelompok perempuan, Bantuan permodalan usaha, Pelatihan
pertukangan, Bantuan alat pertukangan, Bantuan dan pelatihan perbengkelan,
Bantuan dan Pelatihan Menjahit, Bantuan dan pelatihan tatarias, Kursus tata boga
Pelatihan teknologi tepat guna yaitu Pengembangan Teknologi Tepat Guna,
Pembinaan rumah industri pengolahan Hasil perkebunan (Ubi, Pisang dll)
Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan
Badan Pemusyawaratan Desa yaitu Pelatihan Kepala Desa, Perangkat desa dan
BPD, Bimbingan teknik Penyusunan laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Desa, Bimbingan Teknik Pembuantan Aturan-aturan desa, Pelatihan Komputer
dan akses internet
Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain yaitu Pelatihan Kader PMD,
Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Pelatihan kelompok perempuan/pemuda,
Penguatan kelompok tani, Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri, Pelatihan
Paralegal, Pelatihan ketenagakerjaan, Bantuan pengelolaan Kegiatan PAUD, Bantuan
pengelolaan Paditungka, Bantuan pengelolaan Kegiatan Posyandu, Bantuan pengelolaan
Kegiatan Sarana dan Prasarana Olahraga, Bantuan pengelolaan Kegiatan PKK, Bantuan
pengelolaan Kegiatan Keagamaan
71
Biodata dan Daftar Pertanyaan Informan
Partisipasi Masyarakat Tehadap Pembangunan Infrastruktur Desa Laccori
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
Kepala Desa
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
1. Apa saja program-program pembangunan infrastruktur yang dilakukan bapak
dalam pembangunan desa ini?
2. Kenapa bapak memilih program tersebut dalam pembangunan infrastruktur?
Terutama mengenai pembangunan infrastruktur jalan poros desa!
3. Siapa saja yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur jalan
4. Bagaimana kerja sama bapak dengan setiap kepala dusun dan masyarakat desa
ini?
5. Bagaimana pandangan bapak terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa
ini dari dulu hingga sekarang? Apakah mengalami peningkatan atau
sebaliknya!
6. Program apa saja yang belum dilaksanakan dalam pembangunan infrastruktur
masyarakat desa ini?
7. Kenapa program tersebut belum dilaksanakan dalam pembangunan
infrastruktur masyarakat desa dan apa kendalanya?
8. Apakah pembangunan infrastruktur ini memiliki kesulitan dalam
pembangunan infrastruktur desa ini?
9. Bagaimana proses pembangunan infrastruktur yang baik untuk desa ini?
10. Bagaimana bapak mengatasi kendala dalam pembangunan infrastruktur
masyarakat desa ini?
72
Biodata dan Daftar Pertanyaan Informan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa Laccori
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
Kepala Dusun
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
1. Apa saja program-program pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan
oleg kepala desa?
2. Bagaimana pandangan anda mengenai program pembangunan infrastruktur
tersebut?
3. Apakah anda berpartisipasi dalam program pembangunan tersebut?
4. Dari pandangan anda, bagaimana perkembangan pembangunan infrastruktur
desa ini?
5. Bagaimana kerja sama anda sebagai kepala dusun dengan kepala dusun yang
lain serta dengan masyarakat desa dalam pembangunan infrastruktur desa?
6. Apakah andaberpartisipasi setiap rapat desa dalam pembangunan infrastruktur
desa ini?
7. Apakah anda merasa terbengkalai dalam beraktivitas berkendara dengan
jalanan desa ini?
8. Apa kendala pembangunan infrastruktur desa ini?
9. Bagaimana proses pembangunan infrastruktur yang baik?
10. Bagaimana kerja sama anda dengan kepala desa untuk mengatasi kendala
pembangunan infrastruktur desa ini?
73
Biodata dan Daftar Pertanyaan Informan
Partisipasi Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Desa Laccori
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
Masyarakat Desa
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
1. Bagaimana pandangan anda dalam pembangunan infrastruktur desa ini?
2. Apa saja program pembangunan yang telah dilakukan oleh kepala desa?
3. Apakah anda ikut berpartisipasi dalam program pembangunan infrastruktur
desa ini?
4. Apakah anda mendukung program pembangunan infrastruktur yang
dilakukan oleh kepala desa?
5. Dari pandangan anda, apakah desa ini mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun atau sebaliknya?
6. Bagaimana kerja sama anda sebagai masyarakat dalam pembangunan jalanan
desa ini?
7. Apakah anda merasa terbengkalai dalam beraktivitas berkendara dengan jalan
desa ini?
8. Kenapa anda sebagai masyarakat tidak menyampaikan protes anda kepada
kepala desa?
9. Menurut anda, apa kendala pembangunan infrastruktur desa ini?
10. Bagaimana cara anda mengatasi kendala pembangunan infrastruktur desa ini?
74
DOKUMENTASI
Keterangan: proses wawancara bersama bapak kepala Desa Laccori Muh. Yunus
Keterangan: proses wawancara bersama kepala dusun I bernama Adrianto
75
Keterangan: proses wawancara kepala dusun II bernama Saddan Husain
Keterangan: proses wawancara kepala dusun III bernama Samsidar
76
Keterangan: proses wawancara kepala dusun IV bernama Beddu Remang
Keterangan: proses wawancara masyarakat Desa bernama Sulkiflih
77
Keterangan: proses wawancara masyarakat desa bernama Tarenre
Keterangan: proses wawancara masyarakat desa bernama Udding
78
Keterangan: proses wawancara masyarakat desa bernama Emmang
Keterangan: proses wawancara masyarakat desa bernama H. Nirding
79
KONDISI JALAN DESA LACCORI
80
81
RIWAYAT HIDUP
Nur Aida lahir pada tanggal 28 September 1997 di
Malaysia. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan
Rasif dan Hasna. Penulis pertama kali masuk pendidikan
Formal di SDN 104 Laccori tahun 2004 dan tamat pada
tahun 2010. Pada tahun selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke MTs Aluppang Kabupaten Bone dan tamat
pada tahun 2013. Setelah tamat di MTs, penulis melanjutkan ke SMA Negeri 24
Bone di kecematan Dua Boccoe Kabupaten Bone dan tamat pada tahun 2016. Dan
pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1)
sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sosisologi melalaui Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB).