Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan...

13
Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX). Oleh: Prastiyo NIM. 100565201131 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Alihaji Tanjungpinang. Tahun2016 ABSTRAK Masalah mengenai sampah sudah bukan menjadi masalah yang baru di Indonesia. Volume sampah yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir adalah masalah yang harus segera dipecahkan. Apabila sampah-sampah tersebut dibiarkan, akan terjadi penimbunan sampah yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat.Adapun judul yang dibahas yaitu Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX). Indikator penelitian mengacu pada William N Dun yang menggambarkan pada kriteria-kriteria evaluasi kebijakan publik yaitu efektivitas, efesiensi, kecukupan, responsivitas, dan ketepatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).. Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Penelitian ini deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomen-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang aktual kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi interpretasi. Penelitan ini tidak menguji hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan penelitian. Yang dimaksud informan penelitian adalah orang yang tahu banyak informasi mengenai objek yang sedang diteliti atau data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah memang telah melakukakan diberlakukannya retribusi sampah. Namun, penulis mengamati di lapangan tentang retribusi sampah, ditemukan bahwa masih ada RT yang tidak memberlakukan retribusi sampah. Peran pemerintah dengan kaitannya terhadap kemampuan masyarakat dalam mengenal pengelolaan dan peran serta/partisipasi masyarakat yang dapat diukur dari peran serta aktif masyarakat dengan membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan di Kelurahan batu IX sudah dilaksanakan dengan melalui pembinaan langsung melalui pengelolaan

Transcript of Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan...

Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur

(Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).

Oleh:

Prastiyo

NIM. 100565201131

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Maritim Raja Alihaji Tanjungpinang. Tahun2016

ABSTRAK

Masalah mengenai sampah sudah bukan menjadi masalah yang baru di Indonesia.

Volume sampah yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan

keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir adalah masalah yang harus segera dipecahkan.

Apabila sampah-sampah tersebut dibiarkan, akan terjadi penimbunan sampah yang pada

akhirnya menimbulkan kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat.Adapun judul yang

dibahas yaitu Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur

(Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX). Indikator penelitian mengacu pada William N Dun

yang menggambarkan pada kriteria-kriteria evaluasi kebijakan publik yaitu efektivitas, efesiensi,

kecukupan, responsivitas, dan ketepatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan

Sampah Di Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).. Bentuk

penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

analisa kualitatif. Penelitian ini deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

terhadap masalah-masalah atau fenomen-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan

atau masalah yang aktual kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya diiringi interpretasi. Penelitan ini tidak menguji hipotesa melainkan hanya

mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan informan penelitian. Yang dimaksud informan penelitian adalah orang yang tahu

banyak informasi mengenai objek yang sedang diteliti atau data yang dikumpulkan oleh peneliti

langsung dari sumber pertama.

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah memang

telah melakukakan diberlakukannya retribusi sampah. Namun, penulis mengamati di lapangan

tentang retribusi sampah, ditemukan bahwa masih ada RT yang tidak memberlakukan retribusi

sampah. Peran pemerintah dengan kaitannya terhadap kemampuan masyarakat dalam

mengenal pengelolaan dan peran serta/partisipasi masyarakat yang dapat diukur dari peran

serta aktif masyarakat dengan membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan di

Kelurahan batu IX sudah dilaksanakan dengan melalui pembinaan langsung melalui pengelolaan

kompos dan pemanfaatan sampah juga dengan mengajak gotongroyong membersihkan

lingkungan sekitar secara rutin, namun partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk

membuang sampah pada tempatnya masih kurang dikarenakan masyarakat masih memegang

paradigma lama yaitu sampah adalah barang kotor dan tidak bermanfaat lagi sehingga harus

dibuang atau dimusnahkan. Sarana dan prasarana pengelolaan sampah untuk lingkungan

seperti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang disediakan Pemerintah

KotaTanjungpinang sudah cukup, juga petugas pengangkut sampah sudah terbilang cukup,

namun perlu dilakukan penambahan seiring dengan jumlah jumlah penduduk yang selalu

bertambah dimana jumlah perumahan penduduk juga semakin bertambah yang mengakibatkan

sampah yang dihasilkan pun semakin bertambah.

Kata Kunci : Evaluasi, Pengelolaan sampah, Peran Pemerintah

ABSTRACT

Problems the trash is not a new problem in Indonesia . The volume of waste continues to

increase with population growth and limited land for disposal is a problem that must be

solved. The title “the Role of Government in Waste Management In Sub East Tanjungpinang

( Policy Evaluation Studies in the village of Batu IX )”. Research indicators of effectiveness,

efficiency, adequacy , responsiveness , and accuracy . The purpose was to determine the role of the Government in the District of Waste Management in East Tanjungpinang ( Policy Evaluation Studies in the village of Batu IX ) . This research is descriptive research. In this study , researchers used the research informants .

The conclusions of this research are local government has imposed a levy of

garbage. However, it was found that they does not impose a levy RT garbage. The role of government in the management and public participation to throw garbage into bins have

been provided in the Village of Stone IX has been implemented through the development

directly : composting, but community participation awareness to dispose of waste in place is

still less because they still holding the old paradigm that litter is no longer useful and should

be discarded. Waste management facilities and infrastructure to the environment such as

Disposal Temporary (TPS) bins provided KotaTanjungpinang Government is sufficient, but is

necessary to increase along with the number of population resulting waste generated

increases.

Key Words : Evaluation, Waste Management, Role of Government

A.PENDAHULUAN

1.Latar belakang

Masalah mengenai sampah sudah

bukan menjadi masalah yang baru di

Indonesia. Volume sampah yang terus

meningkat sejalan dengan pertumbuhan

penduduk dan keterbatasan lahan untuk

pembuangan akhir adalah masalah yang harus

segera dipecahkan. Apabila sampah-sampah

tersebut dibiarkan, akan terjadi penimbunan

sampah yang pada akhirnya menimbulkan

kerusakan lingkungan dan merugikan

masyarakat. Selain itu, polusi udara, tanah,

dan air yang disebabkan oleh sampah juga

dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia.

Salah satu bentuk upaya yang telah dilakukan

oleh pemerintah dalam mengatasi dan

mengelola persoalan mengenai sampah

adalah telah dirumuskannya Perda Kota

Tanjungpinang No. 14 Tahun 2009 tentang

Sistem Pengelolaan Sampah. Mengapa

sampah perlu

dikelola?Program pengelolaansampah sengaja

dilakukan oleh pemerintah guna mengurangi

tumpukan sampah yang semakin hari

semakin bertambah. Sistem pengelolaan

sampah yang selama ini diterapkan di

Indonesia adalah dikumpulkan, ditampung di

Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan

akhirnya dibuang ke Tempat Penampungan

Akhir (TPA). Pola operasional konvensional ini

dapat menyebabkan terjadinya penumpukan

sampah di rumah tangga, TPS dan TPA. Oleh

karena itu, prinsip 3R yang diterapkan

langsung mulai dari sumber sampah menjadi

sangat penting karena dapat membantu

mempermudah proses pengelolaan sampah.

Berdasarkan laporan triwulan I Dinas

Kesehatan Kota Tanjungpinang (Tabel 1.1)

dapat dilihat bahwa dari 20.407 KK yang

diperiksa, hanya terdapat 1.926 rumah tangga

saja yang memiliki tempat sampah. Dari 1.926

KK yang memiliki tempat sampah tersebut,

sebagian besar telah memiliki tempat sampah

sehat yakni sebesar 1.784 rumah tangga.

Walaupun demikian, jumlah tersebut hanya

mencakup 3,1 % dari total KK yang diperiksa

oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang

pada triwulan I tahun 2013. Untuk pengolahan

sampah di Kota Tanjungpinang sampai dengan

saat ini belum dilaksanakan oleh sebagian

besar masyarakat Kota Tanjungpinang. Dinas

Kesehatan Kota Tanjungpinang pernah

melaksanakan pelatihan pembuatan kompos

untuk semua kader di kelurahan yang ada di

Kota Tanjungpinang, tapi untuk realisasi

pelaksanaannya di rumah tangga belum ada.

Pada wilayah RT 03/RW 07 bahwasannya

tidak pernah pihak kelurahan dan Dinas

Kebersihan Kota Tanjungppinang bersentuhan

langsung dalam pengelolaan sampah, baik itu

dalam penyediaan tong sampah maupun

kontainer sampah maka dari itu masyarakat di

RT 03/RW07 masih membuang sampah

sembarangan dikarenakan tidak ada

penyediaan tempat pembuangan sampah

yang disediakan. Kalau di RW 06, RT 02 ada

pungutan retribusi namun di RT 01 tidak ada

pungutan retribusi sampah. Di RW 10,

pungutan atau retribusi pengangkutan

sampah yang dibebankan ke masyarakat di

lingkungan RW 10 ini hanya di kawasan

Perumnas saja yang ada geraga khusus untuk

membuang sampah atau mengangkut

sampah. Sedangkan masyarakat umum di

lingkungan RW 10 itu tidak ada dibebanlan

retribusi, hanya membuang sampah sendiri di

lahan-lahan masyarakat sendiri dengan cara

dibakar. Berdasarkan fakta-fakta tersebut di

atas, peneliti mengacu kepada W. Dunn

tentang kriteria-kriteria evaluasi kebijakan

public, yaitu efektivitas (apakah hasil yang

diinginkan telah dicapai?), efesiensi (seberapa

banyak usaha diperlukan untuk mencapai

hasil yang diinginkan?), kecukupan (Seberapa

jauh pencapaian hasil yang diinginkan

memecahkan masalah?), responsivitas

(Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-

kelompok tertentu?), ketepatan (Apakah hasil

(tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna

atau bernilai?). Berdasarkan indikasi-indikasi

permasalahan tersebut, maka penulis

mengangkat judul penelitian “Peran

Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di

Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi

Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).”

2.Rumusan permasalahan

Adapun yang menjadi perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran

Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di

Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi

Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).

3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui Peran Pemerintah Dalam

Pengelolaan Sampah Di Kecamatan

Tanjungpinang Timur (Studi Evaluasi

Kebijakan di Kelurahan Batu IX).

4.Manfaat Penelitian

Sedangkan yang menjadi manfaat Penelitian :

1.Menumbuhkan kesadaran masyarakat

mengenai arti pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan.

2.Sebagai acuan bagi peneliti berikutnya yang

meneliti masalah yang sama.

3.Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pengembangan serta memperbanyak

khasanah perbendaharaan Ilmu Pengetahuan

Sosial khususnya Jurusan Ilmu Pemerintahan.

4.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi sebagai bahan masukan bagi

Pemerintah Kelurahan Batu IX Tanjungpinang.

B. LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Evaluasi

Sebagai salah satu fungsi manajemen,

evaluasi merupakan rangkaian kegiatan

berurusan dan berusaha untuk

mempertanyakan efektifitas dan efesiensi dari

suatu rencana, sekaligus mengukur secara

obyektif hasil-hasil pelaksanaan kegiatan

dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima

oleh pihak-pihak yang mendukung atau tidak

mendukung suatu rencana.

Pengertian Evaluasi menurut

Yunanda (2009) pengertian

istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan

sesuatu obyek dengan menggunakan

instrumen dan hasilnya dibandingkan

dengan tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan”.

Secara umum, William N Dunn (2003)

menggambarkan kriteria-kriteria evaluasi

kebijakan publik sebagai berikut:

1.Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang

mengandung pengertian dicapainya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil

guna. Efektivitas selalu terkait dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

2.Efesiensi

Menurut William N. Dunn berpendapat

bahwa:

“Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan

jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu.

Efisiensi yang merupakan sinonim dari

rasionalitas ekonomi, adalah merupakan

hubungan antara efektivitas dan usaha, yang

terakhir umumnya diukur dari ongkos

moneter. Efisiensi biasanya ditentukan

melalui perhitungan biaya per unit produk

atau layanan. Kebijakan yang mencapai

efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil

dinamakan efisien” (Dunn, 2003:430).

3.Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat

dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah

dirasakan mencukupi dalam

berbagai hal. William N. Dunn mengemukakan

bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan

dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah (Dunn, 2003:430).

4.Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat

diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas.

Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan

publik atas penerapan suatu kebijakan.

Menurut William N. Dunn menyatakan bahwa

responsivitas (responsiveness) berkenaan

dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai

kelompok-kelompok masyarakat tertentu

(Dunn, 2003:437).

5Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari

tujuan program dan pada kuatnya asumsi

yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

William N. Dunn menyatakan bahwa

kelayakan (Appropriateness) adalah:

“Kriteria yang dipakai untuk menseleksi

sejumlah alternatif untuk dijadikan

rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari

alternatif yang direkomendasikan tersebut

merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria

kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas

substantif, karena kriteria ini menyangkut

substansi tujuan bukan cara atau instrumen

untuk merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn,

2003:499).

Teknik ilmiah yang sekarang banyak

dibutuhkan, baik oleh pemerintah ataupun

masyarakat secara luas. Karena dengan

mengetahui hasil dan dampak kebijakan akan

dapat dikenali tingkat efektifitas kebijakan-

kebijakan publik dan nantinya juga akan

dipakai sebagai masukan-masukan baru

dalam rangka memutuskan kebijakan-

kebijakan baru yang lebih baik.

Peran menurut Soekanto (2009:212-213)

adalah proses dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan

antara kedudukan dengan peranan adalah

untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena

yang satu tergantung pada yang lain dan

sebaliknya. Pengertian Sampah

Pengertian sampah adalah suatu yang

tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan

bersifat padat. Sementara didalam UU No 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

disebutkan sampah adalah sisa kegiatan

sehari hari manusia atau proses alam yang

berbentuk padat atau semi padat berupa zat

organik atau anorganik bersifat dapat terurai

atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah

tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan,

(Slamet, 2002:15 ).Berdasarkan difinisi diatas,

maka dapat dipahami sampah adalah :

1). Sampah yang dapat membusuk (garbage),

menghendaki pengelolaan yang cepat. Gas-

gas yang dihasilkan dari pembusukan sampah

berupa gas metan dan H2S yang bersifat racun

bagi tubuh.

2). Sampah yang tidak dapat membusuk

(refuse), terdiri dari sampah plastik, logam,

gelas karet dan lain-lain.

3). Sampah berupa debu/abu sisa hasil

pembakaran bahan bakar atau sampah.

4). Sampah yang berbahaya terhadap

kesehatan, yakni sampah B3 adalah sampah

karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya

atau karena sifat kimia, fisika dan

mikrobiologinya dapat meningkatkan

mortalitas dan mobilitas secara bermakna

atau menyebabkan penyakit reversible atau

berpotensi irreversible atau sakit berat yang

pulih.

5). menimbulkan bahaya sekarang maupun

yang akan datang terhadap kesehatan atau

lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.

Pengelolaaan sampah adalah pengumpulan,

pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan,

atau pembuangan dari material sampah.

Kalimat ini biasanya mengacu pada material

sampah yang dihasilkan dari kegiatan

manusia, dan biasanya dikelola untuk

mengurangi dampak terhadap kesehatan,

lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan

sampah juga dilakukan untuk memulihkan

sumber daya alam. Permasalahan umum yang

terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA ,

adalah adanya keterbatasan lahan, polusi,

masalah sosial dan lain-lain. Karena itu

pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut: Memanfaatkan

lahan yang terbatas dengan efektif, memilih

teknologi yang mudah, dan aman terhadap

lingkungan, memilih teknologi yang

memberikan produk yang bisa dijual dan

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

masyarakat.

C. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

1.Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif

yang mengandung pengertian dicapainya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil

guna. penulis menyimpulkan bahwa efektvitas

yang diukur melalui pelayanan yang diberikan

oleh pemerintah masih gagal dikarenakan

masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk

menjaga kebersihan di lingkungannya. penulis

menyimpulkan bahwa efektvitas yang diukur

melalui pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah masih gagal dikarenakan masih

kurangnya kesadaran masyarakat untuk

menjaga kebersihan di lingkungannya.

2.Efisiensi

Efektivitas dan efisiensi sangatlah

berhubungan. Apabila kita berbicara tentang

efisiensi bilamana kita membayangkan hal

penggunaan sumber daya (resources) kita

secara optimum untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan

terjadi jika penggunaan sumber daya

diberdayakan secara optimum sehingga suatu

tujuan akan tercapai.Penulis menyimpulkan

bahwa tidak semua pihak yang tegas untuk

memberlakukan retribusi sampah sehingga

ketaatan masyarakat tentang pemberlakuan

pembayaran retribusi sampah masih kurang

sehingga banyak sampah tidak diangkut dan

terjadinya pembuangan liar.

3. Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat

dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah

dirasakan mencukupi dalam berbagai hal.

William N. Dunn mengemukakan bahwa

kecukupan (adequacy) berkenaan dengan

seberapa jauh suatu tingkat efektivitas

memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah (Dunn, 2003:430). Dalam hal ini,

penulis menyimpulkan bahwa respon

masyarakat masih sangat kurang, hal ini

disebabkan karena perlunya pembinaan yang

rutin yang dilakukan oleh pemerintah,

sosialisasi yang rutin kepada masyarakat

tentang program pemerintah dalam

pengelolaan sampah, transparansi tentang

penggunaan dari iuran sampah per bulannya,

sehingga masyarakat mengerti kewajiban

membayar iuran sampah, letak TPS yang jauh

dari pemukiman penduduk menyebabkan

masyarakat malas untuk membuang sampah

pada tempat, serta pola masyarakat akan

kesadaran untuk menjaga kebersihan

lingkungan masih sangat kurang. Hal-hal

tersebut yang menjadi faktor atas respon

penduduk yang masih kurang terhadap

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

dalam pengelolaan sampah demi menjaga

lingkungan tetap bersih dan sehat.

4. Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat

diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas.

Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan

publik atas penerapan suatu kebijakan.

Menurut William N. Dunn menyatakan bahwa

responsivitas (responsiveness) berkenaan

dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai

kelompok-kelompok masyarakat tertentu

(Dunn, 2003:437).

Dalam hal ini, penulis menyimpulkan

bahwa respon masyarakat masih

sangat kurang, hal ini disebabkan karena

perlunya pembinaan yang rutin yang

dilakukan oleh pemerintah, sosialisasi yang

rutin kepada masyarakat tentang program

pemerintah dalam pengelolaan sampah,

transparansi tentang penggunaan dari iuran

sampah per bulannya, sehingga masyarakat

mengerti kewajiban membayar iuran sampah,

letak TPS yang jauh dari pemukiman

penduduk menyebabkan masyarakat malas

untuk membuang sampah pada tempat, serta

pola masyarakat akan kesadaran untuk

menjaga kebersihan lingkungan masih sangat

kurang. Hal-hal tersebut yang menjadi faktor

atas respon penduduk yang masih kurang

terhadap pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah dalam pengelolaan sampah demi

menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

5.Ketepatan

Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator

keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada).

Misalnya dampak lain yang tidak mampu

diprediksi sebelumnya baik dampak tak

terduga secara positif maupun negatif atau

dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan

lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan

sehingga kebijakan bisa lebih dapat bergerak

secara lebih dinamis.

Berdasarkan uraian yang ditelah

disebutkan di atas, maka penulis

merekomendasikan beberapa hal berhubung

dengan perihal kriteria ketepatan, yaitu :

a.Pembinaan langsung pengelolaan sampah

secara rutin.

b.Sosialisasi tentang penggunaan iuran

sampah.

c.Penambahan jumlah pekerja sampah, tong

sampah, TPS yang dekat dengan lokasi

pemukiman penduduk.

d.Pemantauan secara langsung tentang

pembayaran iuran sampah per bulan.

D.PENUTUP

a)Simpulan

Kesimpulan berdasarkan hasil analisa

terhadap indikator yang ditampilkan dari hasil

wawancara, berkenaan dengan judul Peran

Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah Di

Kecamatan Tanjungpinang Timur (Studi

Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).

maka mendapatkan hasil sebagai berikut:

1) Pemerintah daerah memang telah

memberlakukan retribusi sampah.

Namun, penulis mengamati di

lapangan tentang retribusi sampah,

ditemukan bahwa masih ada RT yang

tidak memberlakukan retribusi

sampah.

2) Peran pemerintah dengan kaitannya

terhadap kemampuan masyarakat

dalam mengenal pengelolaan dan

peran serta/partisipasi masyarakat

yang dapat diukur dari peran serta

aktif masyarakat dengan membuang

sampah ke tempat sampah yang telah

disediakan di Kelurahan batu IX sudah

dilaksanakan dengan melalui

pembinaan langsung melalui

pengelolaan kompos dan

pemanfaatan sampah juga dengan

mengajak gotongroyong

membersihkan lingkungan sekitar

secara rutin, namun partisipasi

masyarakat dan kesadaran

masyarakat untuk membuang sampah

pada tempatnya masih kurang

dikarenakan masyarakat masih

memegang paradigm lama yaitu

sampah adalah barang kotor dan tidak

bermanfaat lagi sehingga harus

dibuang atau dimusnahkan.

3) Sarana dan prasarana pengelolaan

sampah untuk lingkungan seperti

Tempat Pembuangan Sementara

(TPS) sampah yang disediakan

Pemerintah KotaTanjungpinang sudah

cukup, juga petugas pengangkut

sampah sudah terbilang cukup,

namun perlu dilakukan penambahan

seiring dengan jumlah jumlah

penduduk yang selalu bertambah

dimana jumlah perumahan penduduk

juga semakin bertambah yang

mengakibatkan sampah yang

dihasilkan pun semakin bertambah.

b)Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan dari hasil penelitian:

1. Pembagian TPS kontainer disetiap

kelurahan harus merata dengan selalu

melakukan rutinitas update data tentang

jumlah pemukiman setiap bulannya.

2. Sosialisasi lebih dekat dengan masyarakat

akan pengetahuan pengelolaan sampah dan

kesadaran menjaga kebersihan dengan

pembinaan secara rutin setiap bulannya

tentang cara-cara mengelola sampah misalnya

3R, gotong royong membersihkan lingkungan.

3. Perlunya disosialisasikan lebih dekat

kepada masyarakat tentang penggunaan

retribusi sampah sehingga masyarakat mau

membayar retribusi sampah sehingga proses

pembuangan sampah bias berjalan dengan

baik dan lancer dan lingkungan tetap terjaga

kebersihannya.

E.DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Aprilia, Hera. 2009. Evaluasi Pelaksanaan

Program Transmigrasi Lokasi Model

Ring I Pola Tani Nelayan di Bugel,

Kec. Panjatan, Kab. Kulon Progo dan

Gesing, kec. Panggang Kab.

Gunung Kidul. (Tesis).

Yogyakarta:MPKD

Universitas Gadjah Mada

Bungin, Burhan.2009.Penelitian

Kualitatif.Jakarta :Kencana

Diktat Pengelolaan Sampah TL-3104

(2008)

Dunn, William N. (2003). Analisis Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Laporan Tahunan Kelurahan Batu IX

Kecamatan Tanjungpinang Timur Tahun

2014.

Monografi Kelurahan Batu IX.

Sarundajang, S.H. (2001). Arus Balik

Kekuasaan Pusat ke Daerah. Jakarta Penerbit

Sinar Pustaka

Santoso, H. B., 1998. Pupuk Organik. Kanisius.

Yogyakarta.

Slamet, J. S. 2002. Kesehatan Lingkungan.

Yogyakarta: Gadjah Mada Universty

Press.

Soerjono Soekanto. 2009, Sosiologi Suatu

Pengantar, Edisi Baru : Rajawali

Pers.Jakarta

Yunanda, Martha . 2009. Evaluasi dalam Islam.

Yolarita E. 2011. Pengelolaan sampah dengan

prinsip 3R di Kota Solok [tesis]. Bandung (ID):

Universitas Padjajaran. [Internet]. [diunduh

2015 November 2]. Tersedia pada:

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/119693.

Widyadmoko,H dan Sintorini.

2002. Menghindari, Mengolah dan

Menyingkirkan Sampah. Jakarta : Abdi

Tandur.

Wirartha, I. M. (2006). Metode Penelitian

Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI.

Sumber Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012

tentang perubahan paradigm yang mendasar

dalam pengelolaan sampah.

Perda Kota Tanjungpinang No. 14 Tahun 2009

tentang Sistem Pengelolaan

Sampah Teknis Pengelolaan Sampah.

Perda Kota Tanjungpinang No.6 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan

Kelurahan Kota Tanjungpinang.

Permen LH Pasal 1 No. 13 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reduce,

Reuse, dan Recycle melaluui Bank Sampah.

Peraturan Pemerintah No.16 tentang Air

Minum dan Sanitasi.

UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

UU No.5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang.