IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN ... -...
Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN ... -...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENGANGKUTAN
SAMPAH OLEH PETUGAS DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN
DAN PEMAKAMAN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi di PasarBaru Kota Tanjungpinang)
JURNAL
Oleh
YONI RAHMAN
NIM :100563201252
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENGANGKUTAN
SAMPAH OLEH DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN
PEMAKAMAN KOTA TANJUNGPINANG
(Studi di Pasar Baru Kota Tanjungpinang)
Oleh : YONI RAHMAN
Pelaksanaan pembuangan sampah perlu dikelola dengan baik oleh petugas
pengangkut sampah sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk
melakukan pengelolaan pengangkutan sampah secara teratur. Judul penelitian
yaitu implementasi kebijakan pengelolaan pengangkutan sampah oleh petugas
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang (studi di
PasarBaru Kota Tanjungpinang). Indikator penelitian adanya program atau
kebijaksanaan yang dilaksanakan, Target group yaitu kelompok masyarakat
yang menjadi sasaran dan unsur pelaksana atau (implementor).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang implementasi
kebijakan pengelolaan pengangkutan sampah oleh petugas Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang (studi di PasarBaru Kota
Tanjungpinang) dan mengetahui hambatan yang dihadapi petugas dalam
pelaksanaan pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang. Adapun
jenis penilitian ini bersifat penelitian deskriftif kualitatif, dengan jumlah
populasi 20 orang dan pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling
yaitu sampel bertujuan, dengan sampel berjumlah 6 orang petugas pengangkut
sampah dan 1 orang masyarakat. Tehnik analisa penelitian menggunakan
tehnik trianggulasi yaitu mengecek keabsahan data dari jawaban hasil
wawancara dengan responden.
Kata Kunci : Implementasi, Pengelolaan Pengangkutan Sampah
ABSTRACT
Transporting Waste Management Policy Implementation By
The Official Of Hygiene And Cemeteries Tanjungpinang
(New Market Study in Tanjungpinang)
(Written By : YONI RAHMAN)
Implementation of waste disposal need to be managed properly by officers
of garbage that needs attention from the government to carry out the management
of waste transport on a regular basis. Research title that transporting waste
management policy implementation by the official of Hygiene and Cemeteries
Tanjungpinang. (New Market Study in Tanjungpinang). Indicators research
program or policy is implemented, the target group, namely the targeted
community groups and organizing committee, or (implementor).
The purpose of this study is to know about transporting waste management
policy implementation by the official of Hygiene and Cemeteries Tanjungpinang
(New Market Study in Tanjungpinang) and knowing the obstacles encountered in
the implementation of waste transportation officer at New Market Tanjungpinang.
The type of this research is a qualitative descriptive study, with a population of 20
people and sampling with purposive sampling technique that aims sample, with a
total sample of 6 officers of garbage. Research analysis techniques using
triangulation techniques that check the validity of the data from the interviews
with the respondents' answers.
Keywords : Implementation, Management of Waste Transportation
Pendahuluan
Kebijakan merupakan salah satu tugas Pemerintah untuk membuat suatu
aturan yang berlaku di tengah masyarakat. Kebijakan tersebut bertujuan untuk
mengatur kepentingan masyarakat, dan tentunya diharapkan dapat memperbaiki
keadaan yang lebih bersifat memajukan kehidupan masyarakat. Dengan demikian
setiap adanya suatu kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah harus dapat
diimplementasikan dengan baik oleh orang-orang yang terkait di dalamnya.
Adapun salah satu kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang
yaitu kebijakan tentang pelaksanaan pengelolaan pengangkutan sampah.
Saat ini fakta yang terlihat di lapangan bahwa masalah penertiban
pembuangan sampah belum teratur. Hal ini dapat mengganggu kesehatan
lingkungan di sekitar tempat tinggal masyarakat Kota Tanjungpinang. Dari
persoalan ini menjadi salah satu tugas Pemerintah untuk membuat satu aturan atau
kebijakan pengelolaan pengangkutan sampah, agar dapat mencegah terjadinya
pencemaran udara serta yang mengganggu kesehatan masyarakat. Untuk
mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan akibat bau sampah yang
berserakan dan tak teratur pada tempatnya, sehingga perlu dibuat suatu aturan
tentang pelaksanaan pengangkutan sampah oleh petugas Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang.
Adapun permasalahan yang dilihat pada penelitian ini adalah masalah
pelaksanaan pengangkutan sampah di daerah Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
Daerah ini merupakan daerah pusat pasar perbelanjaan yang sangat rawan dengan
sampah, dan bila dilihat di lapangan banyak sekali terdapat pembuangan sampah
yang tidak teratur pada tempatnya, bahkan berserakan di sepanjang area Pasar
Baru tersebut. Masalah pembuangan sampah sisa-sisa penjualan sayur, buah, ikan,
yang tidak terpakai (busuk) dapat juga mengganggu lalu lintas dan kenyamanan
masyarakat sebagai pengguna pasar.
Kondisi lingkungan Pasar Baru yang tidak teratur, di mana banyak sekali
tumpukan-tumpukan sampah yang tidak terangkut atau terbuang ke tempat
pembuangan sampah bahkan sampai bak penampungan penuh tetap saja masalah
pengangkutan sampah belum terlaksana dengan baik. Hal ini perlu adanya
pengelolaan yang baik oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang. Untuk menempatkan petugas pengangkut sampah dalam
melaksanakan pelayanan pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota
Tanjungpinang.
Petugas yang bekerja sebagai pelaksana pengangkut sampah tentunya
harus melaksanakan tugas dengan baik, sebab pengguna pasar yang mendapatkan
pelayanan pengangkutan sampah merupakan orang yang memiliki usaha atau
berjualan setiap harinya mulai dari pagi sampai sore (jam 04.00 wib-17.00 wib)
dan melakukan aktivitas berjualan. Pelaksanaan pembuangan sampah perlu
dikelola dengan baik oleh petugas pengangkut sampah. Walaupun di Pasar Baru
telah tersedia bak pembuangan sampah sementara disebut dengan TPS dan
seterusnya akan dipungut oleh petugas pengangkut sampah untuk dibawa ke
tempat pembuangan akhir (TPA).
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang retribusi
pelayanan persampahan, di dalam Pasal 5 (ayat 1) yaitu : “pengambilan sampah di
lingkungan pasar sampai di TPS dilaksanakan oleh masing-masing penghasil
sampah secara terkoordinir di bawah tanggungjawab pengelola pasar.” Dengan
adanya Kebijakan pengambilan sampah dari lingkungan pasar sampai di tempat
pembuangan sampah seharusnya dapat terlaksana sesuai dengan Kebijakan
tersebut.
Permasalahan pengangkutan sampah di Pasar Baru yang belum
terlaksana dengan baik sesuai harapan masyarakat, tentu perlu adanya perhatian
dari pemerintah untuk melakukan pengelolaan pengangkutan sampah secara
teratur. Pelaksanaan pengangkutan sampah yang telah diatur Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang. Seharusnya dapat
terimplementasikan dengan baik dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar.
Berdasarkan keadaan yang telah dijelaskan tersebut, maka ada beberapa
gejala dalam penelitian ini, sebagai berikut : Pertama, pengangkutan sampah di
Pasar Baru kurang terkelola dengan baik, sehingga pengguna pasar terganggu dan
dampaknya terjadi pencemaran lingkungan. Kemudian gejala kedua, kurang
teraturnya pelaksanaan pengangkutan sampah sehingga masih banyak sampah-
sampah di Pasar Baru yang menumpuk tidak terangkut dan ketiga, kurangnya
tempat pembuangan sampah yang disediakan Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang menyebabkan sampah tidak dibuang pada
tempatnya.
Pada permasalahan di atas yang telah dijelaskan berdasarkan keadaan di
lapangan, maka penulis tertarik membahas permasalahan ini dan dikaji secara
mendalam dengan judul : “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PENGANGKUTAN SAMPAH OLEH PETUGAS DINAS KEBERSIHAN
PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN KOTA TANJUNGPINANG (Studi di
Pasar Baru Kota Tanjungpinang).”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini mengetahui tentang implementasi
kebijakan pengelolaan pengangkutan sampah oleh petugas Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang. (studi di Pasar Baru Kota
Tanjungpinang) dan mengetahui hambatan yang dihadapi petugas dalam
pelaksanaan pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
Konsep Operasional
Pada penelitian dibatasi indikator yang diteliti dengan merujuk pendapat
Syukur (Sumaryadi, 2005 : 396) bahwa ada tiga unsur penting dalam proses
implementasi yaitu :
1. Adanya program atau kebijaksanaan yang dilaksanakan.
2. Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau
peningkatan.
3. unsur pelaksana atau (implementor) baik organisasi atau perorangan
untuk bertanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan
pengawasan dari proses implementasi tersebut
Adapun indikator dari konsep operasional pada penelitian ini
berdasarkan permasalahan di lapangan, sebagai berikut :
1. Adanya program atau kebijaksanaan yang dilaksanakan, maksudnya adanya
kebijakan tentang pengelolaan pengangkutan sampah harus dapat
dilaksanakan petugas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang. Hal ini
dapat dilihat dari :
a. Petugas memberikan informasi tentang adanya aturan tentang
pengangkutan sampah sesuai jadwal yang telah ditentukan, yaitu petugas
memberikan informasi kepada pengguna pasar tentang waktu
pengangkutan sampah sesuai jam yang telah dijadwalkan oleh Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang.
b. Petugas dapat memberikan penjelasan tentang lokasi tempat pembuangan
sampah sebelum diangkut, maksudnya adanya penjelasan yang didapat
pengguna pasar dari petugas tentang tempat-tempat pembuangan sampah
yang benar sehingga sampah tidak berserakan di area jualan (lapak).
2. Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau
peningkatan, maksudnya tujuan kebersihan Pasar Baru dapat tercapai bila
pelaksanaan pengangkutan sampah yang dilakukan petugas sesuai target yang
ditetapkan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang, dengan sub indikator :
a. Petugas bertanggungjawab dalam melaksanakan pengangkut sampah di
Pasar Baru secara teratur sesuai dengan ship yang telah ditentukan,
maksudnya prosedur pengangkutan sampah dapat dilaksanakan dengan
dua ship (pagi dan sore) sehingga pasar baru bersih.
b. Petugas dapat melaksanakan pengangkutan sampah di Pasar Baru dengan
cepat, maksudnya petugas mengangkut sampah tidak datang terlambat
sehingga pengguna pasar meletakkan sampah sesuai tempat yang
disediakan (tempat pembuangan sementara)
3. Unsur pelaksana atau (implementor) baik organisasi atau perorangan untuk
bertanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan pengawasan dari
proses implementasi, maksudnya adanya petugas tanggap dalam
melaksanakan tugas pengangkutan sampah sehingga dapat bekerjasama
dengan semua pihak yang terlibat sehingga pelaksanaan pengangkutan dapat
terawasi dengan baik. Ini dapat terlihat dari :
a. Petugas sigap saat melaksanakan tugas pengelolaan pengangkutan
sampah di Pasar Baru.
b. Adanya kesadaran semua pihak untuk saling bekerjasama dalam
mengawasi kebersihan Pasar Baru sehingga pengelolaan pengangkutan
sampah dapat terlaksana dengan lancar.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian bersifat penelitian deskriftif kualitatif, di mana peneliti
hanya menguraikan dan memaparkan hasil penelitian dengan jelas dan sistematis
tanpa menghubungkan atau mengkaitkan unsur-unsur yang lain dalam penelitian.
Sedangkan pelaksanaan penelitian ini di Kantor Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman Kota Tanjungpinang, yang berkedudukan di Jalan Peralatan No.
1 Kota Tanjungpinang.
2. Populasi Dan Sampel
Pendapat Sugiyono (2010 : 49) bahwa di dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan ”social situasion
atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku
(actors) dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.” penentuan
responden berdasarkan tehnik purposive sampling, menurut Arikunto (2006 : 139)
adalah sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu.” Maka jumlah responden dari petugas pengangkut sampah 6 orang dan 1
orang masyarakat sebagai cross check untuk memperoleh informasi yang kuat
tentang pengelolaan pengangkutan sampah di Pasar Baru.
3. Sumber dan Jenis Data
a. Data primer merupakan data dari sumber pertama diperoleh secara
langsung dari responden di lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan
jawaban penelitian dari permasalahan pengelolaan pengangkutan sampah
di Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
b. Data Sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh melalui
dokumen, buku-buku maupun dokumentasi yang terkait dari keadaan atau
foto-foto pengelolaan pengangkutan sampah di lapangan.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Observasi, yakni mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian
untuk melihat secara dekat tentang pelaksanaan kerja Petugas
pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang Alat yang
digunakan daftar checklist dan catatan harian.
b. Wawancara, yakni mengadakan wawancara dengan petugas pengangkut
sampah, yang dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung Alat
yang digunakan berupa butir-butir pertanyaan sebagai pedoman
wawancara dan tape recorder.
c. Dokumentasi, yakni berupa foto atau gambar berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan pengangkutan sampah di Daerah Pasar Baru Kota
Tanjungpinang. Alat yang digunakan camera.
5. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dihimpun menurut jenis dan kelompoknya, maka
selanjutnya dilaksanakan pengolahan dan analisis data yang dilakukan dengan
cara deskriptif, yaitu mengemukakan masalah menurut apa adanya. Dalam hal ini
data dianalisis untuk melihat satuan-satuan, gejala atau fenomena yang ada
tentang pelaksanaan pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
Teknik menganalisa data dari hasil wawancara diolah dengan trianggulasi,
sebagaimana yang disebut Moleong (2004 : 178) yaitu “teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.” Dengan
demikian data yang telah diperoleh dari responden dicek kebenaran datanya sesuai
indikator yang dibahas berdasarkan permasalahan pengelolaan pengangkutan
sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
Kajian Teori
1. Organisasi
Terlaksananya tugas di dalam suatu organisasi harus didukung dengan
adanya kerjasama orang-orang yang ada didalamnya sebab hal ini sesuai dengan
pengertian organisasi bahwa adanya suatu wadah yang melibatkan sekelompok
orang yang bekerja untuk mengatur manajemen pengelolaan sampah sehingga
tujuan dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Amirullah dan Haris (2004
: 4) menyebutkan ”organisasi dapat diartikan sebagai suatu pengaturan orang-
orang secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” Artinya setiap
pengelolaan pengangkutan sampah harus diatur mulai dari petugasnya, waktu atau
jadwal pengangkutan sampah maupun adanya pengaturan informasi yang jelas
tentang pelaksanaan pengangkutan smpah di Pasar Baru.
Lebih lanjut Reksohadiprodjo dan Hani (2001 : 6) memberikan defenisi
”organisasi yaitu sebagai kelompok orang yang secara bersama-sama ingin
mecapai suatu tujuan yang sama.” Kemudian menurut Hasibuan (2006 : 118)
bahwa “pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang secara relatif yang didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.”
Berdasarkan pengertian pengorganisasian tersebut dapat dijelaskan bahwa
untuk tercapainya pengelolaan pengangkutan sampah yang telah diatur Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang maka petugas
sampah harus didukung dengan sarana dan prasarana seperti alat pengangkutan,
penyediaan tempat sampah yang cukup sehingga petugas lebih mudah mengatur
pengelolaan pengangkutan sampah di Pasar Baru Kota Tanjungpinang.
2. Ilmu Administrasi Negara
Teori administrasi menurut Simon (2007 : 91) yaitu “mempersoalkan
bagaimana sebuah organisasi harus dibentuk untuk melaksanakan pekerjaan
secara efisien.” Pendapat lain tentang ilmu Adminmistrasi disebut Siagian (2006 :
17) bahwa “administrasi adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
aparatur pemerintah dari suatu Negara dalam usaha mencapai tujuan Negara.”
Lebih lanjut Fathoni (2006 : 17) memberikan definisi “administrasi yang
sederhana adalah suatu proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh administrator
secara teratur dan diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan.” Berdasarkan pendapat
tersebut bila dikaitkan dengan permasalahan yang diteliti yaitu termasuk dalam
kajian administrasi.
Penelitian ini memfokuskan pada proses kegiatan pengelolaan
pengangkutan sampah yang disusun sesuai dengan perencanaan, adanya
pengawasan dari aparatur pemerintah dan adanya pengaturan yang jelas sesuai
ketentuan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang.
3. Implementasi Kebijakan
Pendapat Winarno (2002 : 174) mengemukakan bahwa “implementasi
kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan
dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.”
Dikatakan pula oleh Santosa (2008 : 4) menyebutkan bahwa “implementasi
kebijakan adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan sesuatu
kebijakan secara efektif.“
Pada dasarnya suatu kebijakan yang telah dibuat harus dilakukan
peninjauan terhadap pelaksanaan kebijakan Pemerintah tersebut, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Mazmanian dan Sabatier (Wahab, 2002 : 102) harus
ditinjau sebagai berikut :
a. Output kebijaksanaan (keputusan-keputusan) dari badan-badan
pelaksana, yaitu tujuan Undang-undang harus diterjemahkan/dijabarkan
ke dalam peraturan-peraturan khusus, prosedur-prosedur pelaksanaan
yang baku untuk menyelesaikan kasus-kasus tertentu.
b. Kepatuhan kelompok sasaran terhadap keputusan tersebut, yaitu dalam
prakteknya perilaku patuh itu pada umumnya berhubungan dengan
penilaian individu mengenai untung ruginya kalau mereka mengikuti
ketentuan-ketentuan Undang-undang.
c. Dampak nyata keputusan-keputusan badan pelaksana, yaitu kelompok
sasaran benar-benar patuh terhadap output-output kebijaksanaan tersebut.
d. Persepsi terhadap dampak keputusan-keputusan tersebut, yaitu persepsi
seseorang mengenai dampak kebijaksanaan tertentu mungkin merupakan
fungsi dari dampak nyata yang diwarnai oleh nilai-nilai orang yang
mempersepsinya.
e. Evaluasi sistem politik terhadap undang-undang, baik berupa perbaikan-
perbaikan mendasar (atau upaya untuk melaksanakan perbaikan) dalam
muatan/isinya.
Suatu Kebijakan yang akan diimplementasikan berkaitan dengan
pengelolaan pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas dari Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang harus memenuhi
semua aturan yang dibuat sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Hal ini harus adanya kerjasama oleh semua pihak untuk berhasilnya pelaksanaan
kebijakan tersebut yang diterapkan pada masyarakat.
Hal ini dikatakan Nugroho (2004 : 162) bahwa “implementasi kebijakan
dapat disusun sebagai berikut : “Implementasi strategi (pra implementasi),
pengorganisasian (organizing), penggerakan dan kepemimpinan, pengendalian.”
Menurut Ealau dan Prewitt (Suharto, 2010 : 7) menyebutkan “kebijakan adalah
sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan
berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena
kebijakan itu).” Lebih lanjut Suharto (2010 : 71) mengelompokkan model
kebijakn sosial menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Berdasarkan pelaksanaannya, yakni kebijakan sosial terpusat pada
seluruh tujuan-tujuan sosial, jenis, sumber, dan jumlah pelayanan sosial
seluruhnya telah ditentukan oleh pemerintah.
b. Berdasarkan ruang lingkup dan cakupannya yaitu model kebijakan sosial
yang diarahkan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan pelayanan
sosial warga masyarakat secara menyeluruh tanpa membedakan usia,
jenis kelamin, dan status sosial.
c. Berdasarkan keajegan atau keberlanjutan yaitu kebijakan sosial dilihat
dari keberlanjutan atau keajegan pelayanan sosial.
d. Berdasarkan jenis permasalahan atau sasarannya yaitu, menurut
kebijakan sosial hanya difokuskan untuk mengatasi permasalahan sosial.
Menurut pendapat Ndraha (2003 : 493) bahwa yang dimaksud
“kebijakan dalam proses pemerintahan adalah sistem nilai kebijakan atau
kebijaksanaan di atas yang lahir dari kearifan aktor atau lembaga yang
bersangkutan.” Menurut Tasrif (2006 : 40) bahwa :
“Kebijakan merupakan petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan dan
disebarluaskan (oleh pemerintah) dengan tujuan :
a. Menciptakan dan membangun iklim dan kondisi yang perlu untuk
mendukung pelaksanaan strategi.
b. Memberikan kepastian kepada unsur-unsur dunia usaha, masyarakat luas,
dan penyelenggara pemerintahan, tentang arah, ruang lingkup, dan
tingkat keleluasaan masing-masing di dalam memilih upaya yang
berkaitan dengan strategi tersebut.”
Selanjutnya Winarno (2002 : 28) bahwa “kebijakan publik dapat juga
dikatakan meliputi ketiga bidang yaitu pertahanan, hubungan luar negeri, dan
masalah mempertahankan hukum dan ketertiban.” Hal ini demi terwujudnya
pemerintahan yang tertib dan tertata sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku ditengah masyarakat yakni pemerintahan yang baik (good governance).
Implementasi kebijakan menurut Edwards III (Winarno, 2002 : 174) ada
empat indikator yaitu :
a. Komunikasi, yaitu implementasi kebijakan yang efektif terjadi apabila
para pembuat keputusan tahu apa yang dikerjakan. Pengetahuan atas
yang akan dijalankan itu akan dapat terlaksana bila komunikasi berjalan
dengan baik.
b. Sumber daya, yaitu sebagus apapun kebijakan, tetapi jika tidak didukung
oleh sumber daya yang memadai, maka kebijakan itu tidak akan berhasil
di lapangan.
c. Sikap pelaksana kebijakan, yaitu jika pelaksana kebijakan ingin efektif,
maka para pelaksana kebijakan tidak harus mengetahui apa yang akan
dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya.
d. Struktur birokrasi, yaitu kebijakan yang komplek menuntut adanya
kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada
kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumber daya
menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan.
Menurut Wahab (2002 : 112) bahwa tahap implementasi itu mencakup
urutan-urutan sebagai berikut :
a. Merancang bangun (mendisain) program beserta perincian tugas dan
perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi kerja, biaya dan
waktu.
b. Melaksanakan program, dengan mendayagunakan struktur-struktur dan
personalia, dana dan sumber-sumber, prosedur-prosedur dan metode-
metode yang tepat.
c. Membangun sistem penjadwalan, monitoring, dan sarana-sarana
pengawasan yang tepat guna menjamin bahwa tindakan-tindakan yang
tepat dan benar dapat segera dilaksanakan.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa adanya serangkaian aktivitas atau
kegiatan dalam pengelolaan pengangkutan sampah yang dilakukan petugas harus
sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang.
4. Manajemen Pengelolaan Pengangkutan Sampah
Pengelolaan pengangkutan sampah berkaitan dengan cara sistem
manajemen yang diatur secara baik sehingga dapat berjalan sesuai yang
diharapkan. Manajemen menurut Brantas (2009 : 4) “suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya disebut manajer atau
pengelola.”
Disebutkan Siagian (2006 : 5) defenisi ”manajemen sebagai proses
penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan dan sebagai
kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.”
Dari makna pendapat di atas bahwa pengelolaan pengangkutan sampah dapat
berjalan jika sesuai dengan prosesnya yaitu sesuai dengan Praturan Daerah Nomor
5 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Pengangkutan Sampah.
Kemudian Terry (Amirullah dan Haris, 2004 : 7) bahwa “manajemen
merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.” Dikemukakan
Siagian (2006 : 30) bahwa “biasanya dalam suatu organisasi dibentuk satuan kerja
yang melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dan satuan kerja
tersebutlah yang secara fungsional bertanggung jawab dalam melakukan berbagai
kegiatan dan mengambil berbagai langkah dalam manajemen sumber daya
manusia.”
Pelaksanaan pengangkutan sampah dapat terkelola dengan baik harus
didukung oleh sumber daya orang-orang yang terlibat di dalamnya, sebagaimana
yang dikatakan Mangkunegara (2000 : 1) bahwa :
“Manajemen sumber daya manusia dapat didefenisikan pula sebagai
suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada
individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut
dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai
tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. “
Pada dasarnya setiap peraturan Pemerintah harus dapat
terimplementasikan dengan baik sebab merupakan suatu kebijakan yang dibuat
untuk kepentingan masyarakat. Pengangkutan sampah dapat terimplementasikan
dengan baik, bila semua unsur organisasi dapat melaksanakannya sesuai aturan
yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Syukur (Sumaryadi, 2005 :
396) mengemukakan adanya tiga unsur penting dalam proses implementasi yaitu :
1. Adanya program atau kebijaksanaan yang dilaksanakan.
2. Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau
peningkatan.
3. unsur pelaksana atau (implementor) baik organisasi atau perorangan
untuk bertanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan
pengawasan dari proses implementasi tersebut.
Berdasarkan pendapat Syukur (Sumaryadi, 2005 : 396) maka dijadikan
sebagai applied theory untuk melihat permasalahan di lapangan.
Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Pengangkutan Sampah di Pasar baru, sebagai berikut :
1. Adanya Program Atau Kebijaksanaan yang dilaksanakan yaitu pengangkutan
sampah belum terkelola dengan maksimal sesuai kebijakan yang
diimplementasikan oleh petugas. Hal ini dapat dilihat bahwa :
a. Petugas dalam memberikan Informasi jadwal tentang adanya aturan
pengangkutan sampah belum sepenuhnya sehingga terjadinya
penumpukan sampah di Pasar Baru karena Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang kurang maksimal dalam merencanakan
jadwal pengangkutan sampah dan menentukan sasaran dalam mengelola
pengangkutan sampah yang teratur.
b. Petugas dapat memberikan penjelasan pada pedagang tentang lokasi
tempat pembuangan sampah sebelum diangkut yaitu penjelasan tempat
pembuangan sampah sementara sesuai titik bak penampungan yang
tersedia di pasar Baru
2. Target Group yaitu tujuan pengelolaan pengangkutan sampah yang baik
menjadi target Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang belum terimplementasikan dengan maksimal, hal ini dapat
dilihat dari penjelasan bahwa :
a. Petugas dalam melaksanakan pengangkutan sampah di Pasar Baru tidak
berdasarkan pengaturan ship, karena pengelolaan pengangkutan sampah
belum ada pengaturan ship sehingga sampah hanya diangkut satu kali
saja pada sore hari sehingga sampah di area Pasar Baru berserakan atau
menumpuk disekitar lapak pedagang.
b. Petugas pengangkut sampah dapat Melaksanakan tugasnya dengan cepat
dan datang ke lokasi tepat waktu, hal ini juga didukung dengan
kerjasama dan kekompakan petugas sehingga pengelolaan pengangkutan
sampah terimplementasikan dengan tepat sebab petugas disiplin dan
tidak terlambat datang ke Pasar Baru.
3. Unsur Pelaksana atau (Implementor) yaitu sudah terimplementasikan
Kebijakan Pengelolaan Pengngangkutan sampah di Pasar Baru, hal ini dilihat
dari :
a. Petugas sigap melaksanakan pengelolaan pengangkutan sampah di
Pasar Baru bahwa bentuk kesigapan petugas dengan datang disiplin
dalam terlibat mengelola pengangkutan sampah dengan ikut
mengarahkan maupun menegur pengguna pasar untuk terlibat
membersihkan sampah di area lapak masing-masing.
b. Petugas maupun pengguna pasar memiliki kesadaran dengan ikut
bekerjasama untuk mengawasi kebersihan Pasar Baru, hal ini dapat
dikatakan pengelolaan pengangkutan sampah sudah terimplementasikan
dengan tepat sebab semua pihak sudah terlibat secara langsung dalam
menjaga kebesihan Pasar Baru.
Adapun faktor hambatan dalam mengimplementasikan kebijakan
pengelolaan pengangkutan sampah di Pasar Baru, yaitu petugas dalam
melaksanakan pengelolaan sampah tidak mendapatkan informasi jadwal
pengangkutan sampah, selain itu terbatasnya bak penampungan menyebabkan
sampah banyak berserakkan disekitar lapak dan tidak terangkut. Kemudian belum
adanya ship pengaturan pengangkutan sampah di Pasar Baru.
Penutup
Implementasi Kebijakan Pengelolaan pengangkutan sampah di Pasar
Baru belum terimplementasikan dengan sepenuhnya oleh petugas maupun
pengguna pasar yaitu tentang informasi jadwal pengangkutan sampah yang kurang
jelas, hanya ada 3 bak penampungan sampah yang tersedia mengakibatkan
sampah tidak tertampung di Tempat Pembuangan Semtara (TPA). Untuk
terkelolanya pengnangkutan sampah setidaknya harus dilaksanakan dengan dua
ship (pagi dan sore). Walaupun secara keseluruhan pengelolaan pengangkutan
sampah belum terimplementasi dengan baik namun untuk menjaga kebersihan
pasar baru semua pihak sudah terlibat dengan memiliki kesadaran untuk ikut
mengawasi kebersihan area Pasar Baru.
Daftar Pustaka
Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta,
Graha Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta, Rineka Cipta
BPP DEPDAGRI. 2000. Metode Penelitian Sosial (Terapan dan
Kebijaksanaan). Jakarta
Brantas, 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung, Alfabeta
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta, Rineka Cipta
Hasibuan. Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta, Bumi Aksara
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung, Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja
Rosdakarya
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 2.
Jakarta, Rineka Cipta
Nugroho D, Rian. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi. Jakarta, Elex Media Koputindo
Reksohadiprodjo, Sukanto. Handoko, T Hani. 2001. Organisasi Perusahaan
Teori Struktur dan Perilaku. Yogyakarta, BPFE
Santosa, Pandji. 2008. Administrasi Publik (Teori dan Aplikasi Good
Governance). Bandung, Aditama
Siagian Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi
Aksara
_______________. 2006. Filsafat Administrasi. Jakarta, Bumi Aksara
Simon, Herbet A. 2007. Perilaku Administrasi (Administrative Behavior).
Jakarta, Bumi Aksara
Sugiono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta, ALFABETA, cv
Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi
Daerah. Jakarta, Citra Utama
Tasrif, Muhamad. 2005. Analisis Kebijakan Menggunakan Model Sistem
Dynamics (Jilid). Bandung, Institut Teknologi Bandung
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama
Wahab, Solochin Abdul. 2002. Analisis Kebijaksanaan (dari Faktor Formulasi
ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Edisi Kedua). Jakarta, Bumi
Aksara
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta, Media
Pressindo
Dokumen
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan
Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Serta Ujian Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tahun 2012
Dody Saputra. 2010. Implementasi Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang
Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan
(Studi Tentang Pelaksanaan pelayanan pembayaran pajak
pengangkutan sampah oleh petugas sampah di Daerah Pasar Baru
Kota Tanjungpinang).