PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR …
Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR …
i
PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
UMI FARIDA NINGSIH
303171307
PROGAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
i
i
v
TRANSLITERASI1
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
Th ط ` ا
Zh ظ B ب
a` ع T ت
Gh غ Ts ث
F ؼ J ج
Q ؽ Ch ح
K ؾ Kh خ
L ؿ D د
M ـ Dz ذ
N ف R ر
W ك Z ز
H ق S س
؍ ء Sy ش
Y ل Sh ص
Dh ض
vi
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
Aa ال Aa ا A ا
Aw اك Ii ال U ا
Ay ال Uu اك I ا
C. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:
1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
Contoh:
Arab Indonesia
Salaah صلاة
Mir‟ah مراة
2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.
Contoh:
Arab Indonesia
Wizaarat al-Tarbiyah كزارةالتبية
الزمنمراة Mir‟at al-zaman
3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah
/tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
Fajannatan فجئة
vii
MOTTO
اي منىاقى قىدهاالناسوالحجارةعليهاايهاالذينا انفسكمواهليكمناراو
يعصىنالل ٮ كةغلظشدادل
امزهمويفعلىنمايؤمزون مل ما
(٦التحزيم)
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim 6)
viii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh peran orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan motivasi
belajar anak pada masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan jenis Kualitatif
Deskriptif, dengan menekankan sumber data primer dan data sekunder.
Pengambilan subjek penelitian penulis yaitu menggunakan metode Snowball
Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
observasi, wawancara serta dokumentasi. Observasi pada penelitian dilakukan
pada bulan Oktober sampai November serta wawancara dengan 18 orang
infroman yang merupakan 9 orang tua dan 9 anak. Subjek pada penelitian ini
merupakan orang tua dan anak yang berada di Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
Hasilnya penulis menemukan bahwa peran orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak yang ada di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo yaitu meliputi penyediaan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan
belajar anak, mengawasi penggunaan waktu belajar saat dirumah, mengawasi
kesulitan belajar anak, serta menolong kesulitan belajar anak. Motivasi belajar
anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana saat ini dapat dilihat
dari beberapa aspek yaitu minat dan perhatian anak terhadap pelajaran, semangat
anak untuk melaksanakan tugas-tugas belajar nya, tanggung jawab serta rasa
senang anak dalam meneyelesaikan tugas dari guru, reaksi yang ditunjukan anak
terhadap stimulus yang diberikan.
Dalam meningkatkan motivasi belajar anak di Desa Tirta Kencana terdapat
faktor penghambat peran orang tua yaitu meliputi kondisi anak, kesibukan orang
tua serta keadaan sekitar. Kemudian terdapat pula faktor pendukung nya yaitu
pemberian reward atau punishment, dan perhatian orang tua. Dalam hal ini peran
orang tua sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi bealajar anak di Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten tebo agar anak-anak dapat
mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Kata Kunci: Peran, Orang Tua, Motivasi Belajar Anak
ix
PERSEMBAHAN
Dengan hati ikhlas dan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang selalu melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya untuk terus mengiringi langkah dalam
menggapai cita-cita, memberikan kekuatan serta kemudahan,
maka hasil karya ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi
Bapak Suko Dono dan Ibu Istikomariah
yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, ketulusan dalam mendidik dengan penuh
kesabaran dan senantiasa berjuang serta selalu mendoakanku.
Saudara kandungku
yang sangat ku cintai dan sayangiadik Akram Said Zuhair
yang selalu menjadi motivasi dan semangat
untuk mencapai keseberhasilan serta menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Keluarga
besarku yang tidak henti-hentinya
memberikan semangat dan motivasi sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Teman-teman seperjuangan
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) angkatan 2017
sahabatku Lailatul Mutmainah, Elsa Wulandari, Neni Septiana, Misky Yuliandari, Dede
Sartika, Aji Setiawan, dan terkhususnya kelas BPI A yang telah memberikan semangat dan
motivasi dalam penulisan ini.
Bapak dosen pembimbing
yang telah memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan serta mendorong
demi tercapainya penyelesaian tugas akhir ini beserta almamater tercinta yang ku banggakan
UIN STS Jambi.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya sholawat dan salam
penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
senantiasa menjadi panutan dan tauladan bagi semua umat islam.
Suka cita serta perjalanan panjang yang telah penulis lalui akan menjadi
suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan karya sederhana
ini. Segala upaya yang telah penulis lewati dalam menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo”, yaitu untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S.1) Prodi
Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun dalam
penulisannya terdapat banyak pihak yang turut membantu, memotivasi, dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan
terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku Ketua Prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam.
4. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I, dan Bapak
Afriansyah, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang senantiasa selalu
membimbing dan memotivasi saya dalam penyempurnaan Skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, terimakasih banyak atas
ilmu yang telah diberikan, semoga kelak dapat bermanfaat bagi penulis dan
orang banyak.
xi
6. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Dakwah UIN STS
Jambi.
7. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi serta Bapak Kepala Perpustakaan
wilayah Jambi.
8. Bapak Joko Suwondo, S.Pt selaku Kepala Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo
9. Mayarakat serta anak-anak di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
10. Teman-teman seperjuangan BPI angkatan 2017, sahabat Laila, Elsa, Neni,
Dede, Aji, Terimakasih atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis
dapat terus optimis dan semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kita serta melimpahkan rahmat dan berkah-Nya
didunia dan akhirat.
Jambi, 16 November 2020
Penulis
Umi Farida Ningsih
303171307
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ....................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
LITERASI ....................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Permasalahan.................................................................................. 7
C. Batasan Masalah............................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 8
E. Kerangka Teori............................................................................... 9
F. Metode Penelitian........................................................................... 22
G. Studi Relevan ................................................................................. 29
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Profil Desa Tirta Kencana .............................................................. 32
B. Pemerintahan Desa Tirta Kencana ................................................. 38
BAB III PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA TIRTA KENCANA
A. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada
Masa Pandemi Covid-19 ................................................................ 43
B. Motivasi Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 .................. 49
xiii
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG ORANG TUA DI
DESA TIRTA KENCANA
A. Faktor Penghambat Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 ................................ 56
B. Faktor Pendukung Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 ................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 64
B. Implikasi Penelitian ........................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jumlah Penduduk .......................................................................... 35
Tabel 2.2 : Tingkat Pendidikan Masyarakat ................................................... 36
Table 2.3 : Agama Penduduk .......................................................................... 37
Table 2.4 : Lembaga Pendidikan ..................................................................... 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan
berkaitan dengan manusia. Kegiatan pendidikan memiliki banyak cakupan mulai
dari perkembangan jasmaniah dan rohaniah antara lain perkembangan fisik,
pikiran, perasaan, kemauan, kesehatan, keterampilan, sosial, hati nurani, dan kasih
sayang. Pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia muda atau membuat
manusia muda hidup berbudaya sesuai dengan standar yang diterima oleh
masyarakat. Menurut Insan Kamil pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis
dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada di dalam diri manusia untuk
menjadi manusia yang seutuhnya.1
Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh melalui proses belajar, yang mana
belajar adalah sebuah insting yang telah dibawa sejak lahir.2
Peran Orang tua sangat berpengaruh besar pada pendidikan anak karena
orang tua merupakan orang dewasa pertama yang dijumpai seorang anak sejak
masa kecil, seluruh pemikiran, emosi, dan perilaku orang tua merupakan model
yang kuat bagi anak berpikir, berekspresi emosi dan berperilaku tertentu. Dalam
konteks pembelajaran, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya
merupakan salah satu strategi yang efektif untuk mendukung keberhasilan belajar
anak. Anak-anak berhak untuk bergantung pada orang tua, sampai mereka siap
mengadakan pilihan serta penilaian diri sendiri.3
1Alex Sobur, Komunikasi Orangtua Dan Anak, (Bandung: PT Angkasa, 1991), hlm 28
2Amoes Neloka, Grace Amalia A Amoeka, Landasan Pendidikan, (Depok : PT Kharisma
Utama , 2017), hlm 1 3Alex Sobur, Komunikasi Orangtua Dan Anak, (Bandung: PT Angkasa, 1991), hlm 31
2
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak bertujuan untuk
meningkatkan prestasi akademik maupun sosial anak itu sendiri. Keterlibatan
orang tua memiliki definisi yang bervariasi, mulai dari komunikasi orang tua
dengan anak, komunikasi orang tua dengan guru, partisipasi orang tua dalam
kegiatan sekolah, dan bantuan orang tua dalam pengerjaan pekerjaan rumah anak.
Demikian pula, Rasulullah SAW memikul tanggung jawab pendidikan anak ini
secara utuh kepada kedua orang tua. Dari Ibnu radhiallahu „anhu bahwa dia
berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
ـراعكمسئوؿعنرعيتهكالرجلراعف ما أهلهكهومسئوؿكلكمراعككلكممسئوؿعنرعيتهال )٧٧٢٢ :اللبخر (عنرعيته
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang
pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.” (HR. Bukhari: 2278)4
Proses pendidikan anak tidak serta merta hanya orang tua saja yang
menjadi faktor utama, namun peran serta keterlibatan orang tua dalam pendidikan
anaknya merupakan konsep yang bersifat multidimensial dan memiliki berbagai
bentuk, seperti harapan orang tua terhadap capaian pendidikan anaknya,
keterlibatan orang tua dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah yang harus
diselesaikan di rumah, aktivitas stimulus kognitif dirumah, komunikasi orang tua
dengan anak, serta partisipasi orang tua dalam aktivitas sekolah dan keterlibatan
orang tua untuk memotivasi anak agar terus belajar.
Motivasi yang diberikan orang tua dapat menjadikan anak-anak mereka
untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan potensi diri dan terus belajar
sehingga nantinya anak dapat tumbuh sebagai seseorang yang dapat memahami
pelajaran-pelajaran hidup dengan baik. Sesuai dengan Al-Qur‟an Surah Luqman
Ayat 13.
4Yan Djoko Pietono, Mendidik Anak Sepenuh Hati, (Jakarta : PT Elex Media Komput
Indo Kelompok Gramedia, 2014), hlm 65
3
الله ب رؾ ش ت ل ن بػ ا ي ه ظ ع ي و كه ه ن ب ل اف م ق ل اؿ ق ذ ف كإ رؾإ الشم ل ظ يمل ظ (٣١:)اللقمافع
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang
besar. (Q.S Luqman ayat 13).5
Orang tua berperan penting dalam motivasi belajar anak. Motivasi
berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc Donald motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sering kali seorang anak kehilangan
motivasi dikarenakan oleh suatu keadaan yang tidak diinginkan.6
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak didalam diri anak yang menimbulkan menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Keberhasilan
belajar anak dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Anak yang
memiliki motivasi belajar tinggi cenderung mendapatkan prestasi yang tinggi,
tetapi sebaliknya anak yang motivasi belajarnya rendah maka akan mendapatkan
prestasi yang rendah pula.7
Motivasi merupakan kegiatan penggerak atau pendorong untuk menjadi
lebih aktif dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Motivasi belajar dan orang
tua memiliki kaitan yang sangat erat, karena peran orang tua dalam motivasi
5Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan-nya (Bandung : Al-Jumanatul „Ali.
2004), hlm 227 6Titik Kristiyani, Self-Regulated Learning (Konsep, Implikasi, Dan Tantangannya Bagi
Siswa Di Indonesia (Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2016), hlm 97-98 7Yan Djoko Pietono, Mendidik Anak Sepenuh Hati, (Jakarta : PT Elex Media Komput
Indo Kelompok Gramedia, 2014), hlm 69-70
4
belajar berguna untuk membantu anak agar dapat mencapai potensi maksimalnya
dalam belajar. Semua anak memiliki potensi tidak terbatas, namun faktor-faktor
lah yang akan turut mempengaruhi apakah pada akhirnya anak akan mencapai
potensi tersebut.
Proses pembelajaran sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Dengan adanya wabah Covid-19 yang sedang melanda seluruh dunia termasuk
Indonesia membuat proses pembelajaran anak terganggu. Akibat dari dampak
Covid-19, siswa tidak dapat berkonsentrasi pada studi mereka. Virus Corona atau
Serve Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2) adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
Covid-19 yang dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Virus Corona ini menular lewat udara
dan dapat menyerang siapa saja seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi.8
Covid-19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke
semua negara temasuk Indonesia bahkan telah menyebar keberbagai Desa. Kasus
positif Covid-19 di Indonesia pertama kali di deteksi pada tanggal 02 Maret 2020,
bahkan hingga saat ini kasus Covid-19 terus bertambah. Menjaga jarak dan
mengurangi kontak langsung dengan orang lain adalah salah satu cara untuk
menekan serta menghentikan penyebaran virus Covid-19 ini. Hal tersebut
membuat interaksi dan komunikasi antar manusia diberbagai daerah menjadi
terganggu dan terhambat, terutama pada bidang pendidikan.
Kebijakan belajar anak pada masa pandemi dilaksanakan dengan metode
belajar online maupun dengan metode shift, sehingga merubah pola belajar para
peserta didik di Indonesia yang mana peraturan tersebut telah diterapkan di
berbagai daerah, salah satunya di Provinsi Jambi, dari beberapa Kabupaten atau
Kota di Provinsi Jambi kebijakan belajar tersebut juga dilaksanakan di salah satu
Desa yaitu Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
8 Mukran H Usman, Covid-19 Perjalanan Akhir Zaman (Sebab, Dampak Dan Anjuran
Syariat Islam Dalam Menghadapinya, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Islam Dan Bahasa Arab
(STIBA) Makasar Vol. 1 No. 2020, Hlm 141
5
Dalam hal ini semua guru tidak dapat memberikan materi pembelajaran secara
maksimal.
Dengan adanya peraturan tersebut sehingga membuat seluruh intansi
pendidikan Negeri yang ada di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
tidak diperbolehkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasanya.
Kegiatan belajar hanya boleh dilakukan dengan metode pembelajaran daring atau
online serta untuk daerah yang masuk dalam kategori zona hijau telah
diperbolehkan melakukan kegiatan secara tatap muka namun hanya boleh
dilaksanakan dengan waktu yang sangat singkat.
Dengan adanya virus Covid-19 kegiatan belajar anak menjadi tidak stabil,
dan berdampak surut pada proses pembelajaran anak-anak yang ada di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Salah satu dari pakar
pendidikan Fithra menyampaikan bahwa kegemparan dan kekacauan yang
ditimbulkan oleh Covid-19 menyebabkan keprihatinan secara global. Wabah ini
menimbulkan kemunduran pada berbagai sektor seperi sosial budaya,
perekembangan ekonomi dan pastinya pendidikan.9
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang disertai kebijakan Sosial
Distancing dan Pshycal Distancing mengharuskan masyarakat serta anak-anak
untuk tidak melakukan interaksi maupun kegiatan belajar dengan waktu yang
lama diluar rumah. Karena pada saat ini anak banyak memiliki banyak waktu
dirumah, anak-anak harus dapat memaksimalkan metode pembelajaran dirumah
masing-masing dengan baik, sehingga proses belajar tetap terlaksana dengan baik.
Segala ketidak nyamanan yang dirasakan oleh anak-anak harus dapat diatasi guna
keberlangsungan pendidikan anak tersebut. Maka dari itu peran orang tua sangat
dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa semangat mereka agar tetap terus belajar
dan menjadi peserta didik yang berprestasi.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, sistem pembelajaran yang
9 Mukran H Usman, Covid-19 Perjalanan Akhir Zaman (Sebab, Dampak Dan Anjuran
Syariat Islam Dalam Menghadapinya, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Islam Dan Bahasa Arab
(STIBA) Makasar Vol. 1 No. 2020, Hlm 143
6
dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 yaitu dengan cara belajar mandiri
(daring) membuat anak-anak yang ada di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo sering kali merasa malas untuk belajar serta banyak dari
mereka yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Anak-
anak seperti kehilangan semangat untuk melakukan pembelajaran secara mandiri
karena mereka dibebankan untuk menemukan dan memahami serta
menyimpulkan segala sesuatu yang telah dipelajari dengan mandiri.
Dari hasil wawancara, beberapa dari orang tua dan anak mengungkapkan
keluh kesah yang dirasakan dalam menjalankan kegiatan belajar pada masa
pandemi Covid-19. Beberapa metode yang dilakukan seperti belajar online serta
metode shift yang dijalankan saat ini dirasa masih kurang maksimal karena
kegiatan belajar disekolah hanya dilakukan dengan waktu yang terbatas sehingga
anak-anak kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Anak-anak kurang
berinteraksi serta kurang melakukan komunikasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pembelajaran yang di berikan oleh guru.
Mayoritas orang tua mengungkapkan bahwa terjadi ketidaksiapan pada
anak-anak dalam melaksanakan kegiatan belajar pada masa pandemi Covid-19,
sehingga menjadi problematika bagi proses belajar anak. Kurangnya keterampilan
untuk melakukan proses belajar secara mandiri serta waktu yang cukup lama
berada dirumah menyebabkan mereka kehilangan motivasi untuk belajar
sedangkan kegiatan belajar harus tetap dilakukan.
Peran orang tua dalam pendidikan anak jelas dan utama bahwa mereka
adalah pendidik yang utama dan pertama. Pertama karena merekalah yang
memberikan pengajaran serta pendidikan. Orang tua memiliki tanggung jawab,
kewajiban, dan kuasa untuk menjadikan anak seperti apa. Mengandalkan hasil
belajar disekolah saja tidak cukup apa lagi dengan keadaan seperti saat ini. Tidak
sedikit anak yang belum mengerti materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu
orang tua harus mengawasi serta membimbing anak. Selain karena waktu belajar
dirumah lebih banyak, jika dilakukan dengan tepat belajar dirumah bisa saja lebih
kondusif. Merujuk pada permasalahan diatas penulis tertarik mengangkat sebuah
judul yaitu “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Balajar Anak
7
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo” untuk mengetahui bagaiamana peran orang tua
terhadap proses belajar anak dirumah.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah pokok yang di angkat sebagai
kajian penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada
masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo?
2. Bagaimana motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
3. Faktor apa saja yang menjadi pengahambat dan pendukung orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas kemudian mengingat keterbatasan penulis
baik dari segi kemampuan dan waktu maka masalah diatas penulis batasi pada
“Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupten Tebo” penulis hanya memfokuskan
pada peran orang tua terhadap motivasi belajar anak yang berusia 7-12 tahun
karena pada usia tersebut anak-anak masih sangat memerlukan pengawasan serta
bimbingan orang tua dalam kehidupan serta kegiatan pembelajaran setiap hari
guna membentuk karakter yang baik dan bertanggung jawab dalam menjalankan
pendidikannya.
Pada usia 7-12 tahun ini lah awal anak berada pada fase perkembangan
yang konkrit. Secara spesifik, Erik Erikson menyebutkan masa anak-anak sebagai
masa industri. Anak mulai mengembangkan kepribadian seperti pembentukan
konsep diri fisik, sosial, dan akademis guna menopang perkembangan harga diri.
Pada fase ini lah usia yang paling tepat untuk belajar secara aktif, maka dari itu
8
peran orang tua sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.10
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada hakikatnya tujuan penelitian ini akan mengungkapkan apa yang
hendak dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan dalam
rangka menulis penelitian ini adalah:
a. Mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada
masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
b. Mengetahui motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
c. Mengetahui faktor penghambat serta pendukung orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini secara umum yaitu untuk menguraikan
bagaimana peran yang dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan motivasi
belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, serta peneliti pun secara tidak langsung dapat
memberi informasi kepada masyarakat tentang bagaimana peran yang baik yang
perlu dilakukan oleh para orang tua terhadap proses pembelajaran anak.
10
Masganti, Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Psikologi Perkembangan, Vol. 1 No.
20, Hlm 25
9
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan sebuah pedoman bagi penulis dalam melakukan
penelitian agar penulisan ini terarah dan lebih baik. Berikut kerangka teori yang
ada:
1. Peran Orang Tua
Peran merupakan seperangkat tingkah laku seseorang yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat, seperti peran orang tua
yang merupakan bagian dari masyarakat. Peran orang tua dalam pendidikan
merupakan sesuatu yang sangat penting dan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peran adalah perangkat
tingkah laku seseorang yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat. Seseorang dikatakan telah menjalankan suatu peran apabila
telah melaksanakan suatu hak dan kewajiban dalam suatu masyarakat. Menurut
Hamalik peran adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua
petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu.11
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, karena dari
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan orang tua. Selain dikenal
dengan pendidikan utama dan pertama bagi anak, orang tua juga disebut sebagai
pendidik kodrati sebagaimana yang dikemukakan oleh Jalaluddin yaitu orang tua
(bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya
karena secara kodrati ibu dan bapak diberi anugrah oleh Tuhan Pencipta berupa
naluri orang tua. Karena naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua kepada
anak, hingga secara moral keduanya merasa terbeban tanggung jawab untuk
memelihara, melindungi serta membimbing keturunan mereka.
Orang tua menurut M Arifin adalah orang yang menjadi pendidik dan
membina yang berada dikeluarganya. Proses mendidik anak bukan lah proses
yang mudah karena banyak sekali tantangan yang dihadapi orangtua selama
proses mendidik anak. Tantangan tersebut mungkin berasal dari orang tua, dari
11
Jalaluddin, Psikologi Agama , (Jakarta : PT Grafindo Persada 1998), hlm 204
10
diri anak, bahkan dari lingkungan. Tantangan dari orang tua akan muncul jika
mereka kurang memiliki dasar yang baik dalam mendidik anak. Orang tua akan
kesulitan mendidik anak apabila tidak memiliki akhlak dan ilmu pengetahuan
yang baik.12
Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,
dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
arti orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Orang tua adalah pendidik sejati,
pendidik karena kodratnya. Sebab secara alami anak pada masa awal
kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dalam keluarga, ayah
dan ibu merupakan pendidik alamiah karena pada masa awal kehidupan anak,
orang tua yang secara alamiah dekat dengan anak-anaknya.
Menurut Nirwana, orang tua memiliki peran didalam keluarganya. Peran
orang tua dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Kedua orang tua mempunyai tugas untuk menyayangi anak-anaknya.
2. Orang tua mempunyai tugas dalam menjaga ketentraman dan ketenangan
lingkungan rumah serta menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
3. Saling menghormati antara orang tua dan anak dengan kata lain yaitu
mengurangi kritik dan pembicaraan negatif berkaitan dengan kepribadian dan
perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan
pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga akhlak dan
hukum mereka terkait dengan diri mereka dan orang lain.
4. Mewujudkan kepercayaan. Sebagai orang tua memberikan penghargaan dan
kelayakan kepada mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan
berusaha serta berani dalam bersikap.
5. Mengadakan perkumpulan keluarga. Dengan mengadakan perkumpulan atau
pertemuan secara pribadi dengan anak itu, maka sebagai orang tua bisa
mengetahui kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Orang tua merupakan tempat rujukan bagi sejuta permasalahan anak,
jangan sampai anak mendapatkan informasi dalam kehidupan keseharian dari
12
Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2016), hlm 308
11
orang lain, oleh karena itu perlu adanya kedekatan. Orang tua merupakan
teladan bagi anak dalam pembentukan karakter dan kepribadian.13
Peran orang tua terhadap anak di dalam keluarga adalah motivator,
fasilitator, dan mediator, yaitu sebagai berikut:
a. Motivator, orang tua harus senantiasa memberikan dorongan terhadap anak
untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan larangan tuhan, termasuk
menuntut ilmu pengetahuan
b. Fasilitator, kunjungan orangtua kesekolah untuk mengetahui perkembangan
anak disekolah dan dirumah orang tua harus memberikan fasilitas, pemenuhan
kebutuhan keluarga anak berupa sandang, pangan, papan termasuk kebutuhan
pendidikan
c. Mediator, peran orang tua dituntut menjadi sebagai mediator, hendaknya
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis
dan bentuknya, baik media material maupun non material
Dalam pengertian Doyle mengemukaan dua peran orang tua dalam
pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (estabilishing order) dan
memfalitisasi proses belajar (facilitating learning). Yang dimaksut keteraturan
disini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses
pembelajaran, seperti tata letak tempat duduk, disiplin anak, interaksi anak dengan
sesamanya, interaksi anak dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi
mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan ajar, prosedur dan
sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain14
Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada
urutan pertama, para orang tua lah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik
dan buruk anak-anak nya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka
tidak sukai. Memantau serta merancang strategi sangat diperlukan adanya dari
13
Nur Aisyatinnaba, Peran Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Siswa (Studi Kasus
pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes), Skripsi,
(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2015),hlm 20 14
Makmun Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm 40-43
12
orang tua terhadap anak untuk meningkatkan perkembangan kemampuan
akademik.
Menurut Hwie Prasetyo, terdapat beberapa aspek peran orang tua dalam
membantu proses belajar anak yaitu:
a. Menyediakan fasilitas belajar, fasilitias yang dimaksud adalah tempat belajar,
alat tulis, buku-buku pelajaran, dan lain sebagainya. Fasilitas belajar ini dapat
membantu memudahkan anak dalam proses belajar sehingga anak tidak
mendapatkan hambatan dalam belajar
b. Mengawasi kegiatan belajar anak dirumah, orang tua perlu mengawasi
kegiatan belajar dirumah karena dengan mengawasi kegiatan belajar anak,
orang tua dapat mengetahui apakah anak sudah belajar dengan baik ataupun
belum. Melalui pengawasan orang tua anak dapat belajar dengan teratur serta
dapat mengerjakan nya tanpa menunda
c. Mengawasi penggunaan waktu belajar dirumah, orang tua perlu mengawasi
kegiatan belajar anak dirumah, apakah anak sudah menggunakan waktu
belajarnya dengan baik atau belum. Orang tua dapat membantu anak
menyusun jadwal belajar
d. Mengawasi kesulitan belajar anak, untuk membantu dalam proses pendidikan,
orang tua ikut serta dalam proses belajar termasuk mengetahui cara yang
digunakan untuk membantu anak dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan
orang tua maka akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anak.
Bertambahnya pengetahuan orang tua juga akan memudahkan anak dalam
mencari tempat jawaban dari setiap pertanyaan
e. Menolong kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, orang tua perlu
mengenal atau mengetahui kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, karena
dengan mengetahui kesulitan tersebut, orang tua mampu membantu
menyelesaikannya. Apabila orang tua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi
anak dalam belajar maka proses belajar anak akan terhambat15
15
Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2016), hlm 99
13
Orang tua sebagai pendidik diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam
bertindak dan memberikan teladan yang baik bagi anak. Disamping itu juga anak
harus menghormati dan berbuat baik kepada kedua orang tua mereka.
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Luqman
Ayat 14 yaitu sebagai berikut:
ل اشكر أف عامي ف كفصاله كهن على كهنا أمه حلته بوالديه نساف ال نا ككصيػ (٣١:)لقماف كلوالديكإلالمصي
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman Ayat
14)16
Maksut Ayat tersebut adalah bahwa Allah SWT memerintahkan kepada
anak-anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya terutama kepada ibunya, yaitu
dengan berusaha melaksanakan perintahnya dan mewujudkan segala keinginan
yang diharapkan olehnya.
2. Motivasi Belajar Anak
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan sebuah dorongan psikologis pada seseorang sehingga
melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu baik secara sadar maupun
tidak sadar. Menurut Kartono motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu yang memberi arah dan ketahanan pada
tingkah laku tertentu. Motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak
mudah patah walaupun didera oleh banyak kesulitan-kesulitan yang di hadapi
demi menggapai kesuksesan yang merupakan tujuan dan citanya-citanya.17
Motivasi dapat dikatakan sebagaai dorongan psikologis yang merupakan
perubahan energi pada diri seseorang anak untuk tetap bersemangat dan bertahan
16
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan-nya (Bandung : Al-Jumanatul „Ali.
2004), hlm 329 17
Siti Partini Sudirman, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 1990),
hlm 54
14
melakukan sesuatu yang sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapainya
secara sadar maupun tidak sadar. Sementara dalam pembahasan ini, tujuan yang
dimaksud adalah tujuan belajar.
Menurut Sudjana terdapat beberapa aspek motivasi belajar anak yaitu
sebagai berikut:
1. Minat dan perhatian anak terhadap pelajaran
2. Semangat anak untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
3. Tanggung jawab anak untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
4. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
5. Reaksi yang ditunjukkan anak terhadap stimulus yang diberikan18
b. Pengertian Belajar
Menurut Prayitno belajar adalah suatu proses dalam memperoleh
informasi yang baru. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar merupakan proses atau
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil dari belajar bukan penguasaan
hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku maka diperlukan pembelajaran
yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan.19
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu, sudah
tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan dalam dirinya sehingga
tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak
lain adalah hasil belajar. Belajar bukan lah sekedar pengalaman namun belajar
adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu berlangsung secara aktif
18
Siti Partini Sudirman.. Psikologi Pendidikan, hlm 61 19
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, ( Jakarta : Rineka Cipta,
2010), hlm 22
15
dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai
suatu tujuan.
Belajar bukan lah proses yang terjadi begitu saja tanpa sengaja dalam
mencapai tujuan belajar. Hal ini ditegaskan oleh Aliah B. Purwakania Hasan
bahwa belajar merupakan perubahan permanen dalam perilaku yang disebabkan
karena pengalaman (pengulangan, praktik, menuntut ilmu atau observasi) dan
bukan karena hereditas, kematangan, atau perubahan fisiologis karena cidera.
Menurut Dalyono belajar mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta daya,
panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek
kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya
2. Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku
3. Mengubah kebiasaan butuk menjadi baik
4. Mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat,
benci menjadi sayang dan sebagainya
5. Mengubah keterampilan
6. Menambah pengetahuan dalam berbagai ilmu
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha, tindakan
atau pengalaman yang terjadi dengan tujuan mendapatkan sesuatu yang baru
berupa pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kemauan, kebiasaan, tingkah
laku dan sikap.20
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang sangat mempengaruhi. Belajar
adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman
sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi untuk
mencapai tujuan. Motivasi adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman.
Istilah motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada didalam
diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu
20
Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka dan Naftali Moekbun, Peran Orang Tua Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sd Negeri Saribi, Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar Vol. 2 No. 2, Januari 2018. Hal 209
16
tujuan. Menurut Donald dalam Sadirman mengemukakan tiga elemen penting
dalam motivasi yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/felling, afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoaln-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan21
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi erat hubungannya
dengan kebutuhan akulturasi diri sehingga motivasi yang paling mewarnai
kebutuhan anak didik dalam belajar adalah untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Menurut Surya Brata jika motivasi belajar bertambah, maka hasil belajar pada
siswa umumnya akan meningkat. Menurut Bimo Walgito anak yang motivasi nya
cukup kuat maka, anak akan berusaha untuk belajar pun akan baik.22
Menurut Syaiful, terdapat beberapa prinsip motivasi belajar diantara nya
sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai dasar yaitu minat merupakan alat motivasi dalam belajar
sebagai potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi,
apabila seseorang sudah termotivasi dalam belajar maka orang tersebut akan
melakukan aktifitas belajar dalam rintangan tertentu
2. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ektrinsik dalam belajar,
peserta didik atau anak yang berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar. Semangat belajar nya sangat kuat. Dia belajar bukan
karena ingin mendapatkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa
benda, tertapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyak nya
3. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman, setiap orang senang
dihargai dan tidak suka dihukum dalam apapun juga. Memuji orang lain
21
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Gravindo Persada,
2012), hlm 73 22
Bimo Walgito, Psikologi Social Sebagai Pengantar, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM, 1993), hlm 125
17
berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan
memberikan semangat
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, kebutuhan yang
tak dapat diletakkan oleh peserta didik adalah mengembangkan potensi diri.
Dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki apabila tidak
dikembangkan melalui penguasaan illmu pengetahuan. Apabila tidak belajar
maka tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan.
5. Motivasi dapat memupuk optimise dalam belajar, dengan adanya motivasi
belajar pada peserta didik, maka aktifitas belajar bukanlah hal yang sia-sia
baginya. Hasilnya akan berguna hingga kemudian hari.23
6. Motivasi dapat melahirkan prestasi belajar, dari berbagai hasil penelitian
selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar
seseorang peserta didik.
c. Faktor pendukung motivasi belajar anak
Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan
nasional. Anak adalah aset bangsa. Masa depan bangsa dan negara ada ditangan
anak sekarang. Semakin baik kepribadian dan motivasi belajar yang dimiliki anak
maka akan semakin baik pula masa depan bangsa. Adapun faktor pendukung
motivasi belajar anak sebagai berikut:
1. Adanya kerjasama antar keluarga dalam satu rumah dalam mendidik anak,
tentunya orangtua lah yang paling utama dan paling mengetahui kepribadian
seorang anak. Namun, tidak terkecuali juga adanya keterlibatan orang lain
seperti kakak, nenek ataupun keluarga lainnya yang tinggal bersama dalam
satu rumah24
23
Makmun Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm 56
24Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka dan Naftali Moekbun, Peran Orang Tua Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sd Negeri Saribi, Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar Vol. 2 No. 2, Januari 2018. Hal 209
18
2. Adanya ketegasan dari orang tua. Selain faktor pendukung adanya kerjasana
antar keluarga dalam mendidik anak, adanya ketegasan dari orang tua terhadap
anak itu juga menjadi salah satu faktor yang mampu mendukung
terlaksananya peran orang tua tersebut. Dengan memberikan ketegasan kepada
anak, diharapkan oleh orang tua anak menjadi lebih disiplin serta anak juga
akan lebih bersemangat lagi dalam bersekolah maupun belajar dirumah.
Ketegasan yang diberikan oleh orang tua tersebut dilakukan pada situasi
tertentu ketika anak mulai malas dalam hal belajar.
d. Faktor penghambat motivasi belajar anak
1. faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis dan biologis adalah masa peka merupakan masa mulai
berfungsinya faktor fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah
faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan
menjadi dua yaitu keadaan fungsi jasmaniah atau fisiologis, dimana keadaan
fungsi ini merupakan anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau
fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga
ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya
memuaskan. Misalnya anak tersebut sulit untuk bergaul karena merasa minder
akan kekuranganya.
b. Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama
yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa merupakan
faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang
individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar.
19
Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua,
guru,dan sebagainya.25
2. Faktor eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses
belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan sosial anak dapat
menimbulkan kesulitan dalam belajar. Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan
sosial sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.26
b. Lingkungan sosial sekolah adalah pendidikan disekolah, yang mana bukan
sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau
mampu meneruskan kejenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka
rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati.
Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam
keluarga, kemudian dilanjutkan disekolah, dimasyarakat, didunia kerja dan
dilingkungan sekitar.
c. Lingkungan sosial masyarakat adalah kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Misalnya siswa tidak
memiliki teman belajar dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan
meminjam buku atau alat belajar yang lain.
d. Teman sebaya adalah teman yang dapat mempengaruhi proses belajar anak,
baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal masyarakat.
3. Pandemi Covid-19
Dunia saat ini sedang dilanda dengan satu musibah global, petaka
mematikan dan membinasakan, merusak dan merubah tatanan kehidupan
manusia. Semua negara terkena dampaknya, yang menjadi korban pun tidak
mengenal usia, jenis kelamin sampai jabatan dan pangkat. musibah seperti ini
25
Makmun Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm 80 26
Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka dan Naftali Moekbun, Peran Orang Tua Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sd Negeri Saribi, Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar Vol. 2 No. 2, Januari 2018. Hal 211
20
dalam sejarah islam bukan lah sesuatu yang baru. Wabah menular dan mematikan
pernah terjadi di zaman Umar ibn Khattab ra yang pada tahun ke 18 H menimpa
negeri Syam. Setelah ratusan tahun berlalu dari wabah menular dan mematikan
dizaman kekhalifahan Umar ibn Khattab, kembali dizaman modern ini dan
sebelumnya dunia tidak henti-henti nya secara estafet dengan berbagai wabah
menular terjadi dari masa ke masa.
Wabah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti
Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang
di daerah yang luas (seperti wabah cacar, disentri dan kolera). Dalam bahasa Arab
disebutkan bahwa kata al-Waba‟ memiliki arti penyakit yang menyebar disebuah
tempat. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)
memberikan pengertian tentang wabah adalah keadaan dimana terjadi penyebaran
virus penyakit tertentu, dimana orang yang tertimpa virus penyakit, atau wilayah
penyebaran virus tersebut meliputi orang banyak disebagian besar wilayah negara
yang ada didunia.27
Dalam peraturan UU 4/1984 yang berlaku diIndonesia pengertian wabah
dapat dikatakan sama dengan epidemi, yaitu terjangkitnya penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka. Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut
outbreak, yaitu serangan penyakit), lingkup lebih luas yaitu epidemi dan bahkan
saat ini wabah Covid-19 telah dinyatakan sebagai pandemi karena telah tersebar
secara global.
Virus Corona Atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang
menyebabkan ganguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian. Adapun menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, virus Corona atau
Covid-19 adalah merupakan bagian keluarga besar virus Corona yang
27
Eva Luthfi Fakhru Ahsani, Strategi Orang Tua Dalam Mengajar Dan Mendidik Anak
Dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Institut Agama Islam Negri
Kudus, Vol. 3 No. 1, Juni 2020, Hlm 38
21
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai flu biasa hingga penyakit
yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan sindrom
pernafasan akut berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Corona virus
jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di
Wuhan China, dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-
19).28
Wabah Covid-19 adalah satu dari pada ujian untuk orang-orang beriman
agar mereka bersabar dalam menghadapi fitnah (berupa wabah penyakit).
Rasulullah SAW mewasiatkan kepada manusia dikala mendapatkan ujian fitnah
untuk berdiam diri didalam rumah. Ketika wabah mematikan menyebar, sudah
menjadi satu kewajiban untuk manusia menghindarinya bahkan mendekati orang
yang tertimpa wabah pun sesuatu yang dilarang.
Penyebaran virus Corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia
ekonomi yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya juga dirasakan oleh dunia
pendidikan. Aktifitas yang melibatkan orang-orang kini mulai dibatasi seperti
bersekolah, bekerja, beribadah dan lain sebagainya yaitu dengan tujuan untuk
memutus rantai penyebaran Covid-19. Kegiatan belajar mengajar yang semula
dilaksanakan disekolah kini menjadi belajar dirumah melalui daring.
Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-masing
sekolah, yaitu dapat menggunakan smartphone. Namun yang pasti harus
dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru
melalui whatshap group sehingga anak betul-betul belajar.
Beberapa sekolah yang belum dapat menyelenggarakan kegiatan belajar
secara daring, dapat mengembangkan kretivitas guru untuk memanfaatkan media
belajar alternatif selama anak atau peserta didik belajar dirumah. Mereka dapat
menggunakan sumber belajar yang ada seperti buku sesuai dengan tema-tema
yang diajarkan sesuai jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Adanya Covid-19
telah merubah seluruh tatanan kehidupan manusia kemudian mengharuskan
28
Eva Luthfi Fakhru Ahsani, Strategi Orang Tua Dalam Mengajar Dan Mendidik Anak
Dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Institut Agama Islam Negri
Kudus, Vol. 3 No. 1, Juni 2020, Hlm 41
22
pendidikan berubah dan beradaptasi secara cepat untuk tetap dapat melanjutkan
proses pembelajaran.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam hal ini pendekatan penelitian bertujuan untuk menguraikan
pendekatan yang digunakan dalam penelitan. Penelitian ini merupakan sebuah
penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang menghasilkan
data berupa deskripsi yaitu kata-kata yang ditulis atau lisan dari orang-orang serta
perilaku yang diamati oleh peneliti dari fenomena yang terjadi.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengangkat atau menganalisis sebuah fakta, keadaan serta fenomena yang terjadi
kemudian menampilkan hasil data dengan apa adanya.29
2. Setting Dan Subjek Penelitian
Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan yang
diilakukan. Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan
penelitian dalam mengungkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi
dari objek yang sedang diteliti dalam rangka mendapatkan data yang akurat.
Lokasi atau tempat yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja
yang dilakukan di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo karena desa tersebut merupakan desa yang telah memiliki beberapa intansi
pendidikan yang lengkap, namun motivasi belajar dari anak-anak terbilang kurang
karena kegiatan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 kurang berjalan
dengan baik, maka dari itu peran orang tua dalam kegiatan belajar dirumah sangat
diperlukan.
Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang hal-
hal yang akan diteiliti atau orang yang banyak memberikan informasi sekaligus
29
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta : Lkis Yogyakarta, 2007), hlm
84
23
faham dengan masalah yang akan diteliti. Subjek dalam penelitian kualitatif
umumnya tidak ditentukan. Cara pemilihan subjek penelitian sampai pada titik
jenuh, artinya jumlah informan ditentukan oleh beberapa pertimbangan
informasial dengan tujuan memaksimalkan informasi, maka pemilihan subjek
dapat diakhiri manakala tidak ada lagi informasi baru yang diperoleh dari
penambahan informan. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah 18
orang yang merupakan 9 orang tua dan 9 anak di Desa Tirta Kencana, kemudian
menggunakan cara snowball sampling (bola salju). Snowball sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data di mana sampel di peroleh melalui proses
bergulir dari satu responden ke responden yang lain.30
Snowball sampling (bola salju) digunakan untuk menjelaskan pola-pola
sosial atau komunikasi suatu komunitas tertentu. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama di pilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini
belum merasa lengkap terhadap data atau informasi yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang di pandang lebih tahu serta dapat melengkapi data yang
di berikan oleh dua orang sebelumnya, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel
semakin banyak. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui bagaimana peran yang
dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa
pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo.
3. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
(first hand) melalui observasi atau wawancara lapangan, tanpa adanya perantara.
Sumber yang dimaksud dapat berupa benda, situs, atau manusia. Teknik
pengumpulan data primer ini tergantung dari jenis data yang diperlukan.31
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder ini dilakukan sebagai data
pendukung penelitian, untuk penelitian kualitatif tentu sumber data yang
30
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2010), hlm 15 31
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif…hlm 17
24
digunakan adalah manusia, peristiwa maupun dokumentasi atau yang telah ada
sebelumnya. Adapun data sekunder yang dimaksud yaitu:
1. Historis dan geografis Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
2. Orang tua atau masyarakat yang ada Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo.
3. Peserta didik atau anak-anak sekolah yang ada di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data ini digunakan untuk mempemudah proses penelitian.32
Adapun yang menjadi sumber data adalah masyarakat, para orang tua serta anak-
anak atau peserta didik yang bertempat tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode seperti melakukan wawancara, observasi dan dokumetasi yang
dilakukan secara berulang-ulang agar dapat dipertanggujawabkan keabsahannya
yaitu:
a. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui subjek serta objek
penelitian. Sehingga penelitian dapat memahami kondisi yang sebenarnya. Dalam
hal ini penulis mengamati secara langsung maupun tidak langsung. Metode
pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan secara umum terfokus pada
peran orang tua terhadap motivasi belajar anak pada saat pandemi Covid-19 yang
sedang dihadapi. Pengamatan dilakukan untuk menganalisis fenomena tersebut.
Observasi terbagi menjadi dua yaitu observasi non partisipan dan
observasi partisipan. Observasi non partisipan yaitu peneliti mengumpulkan data
yang dibutuhkan tanpa menjadi bagian dari situasi yang terjadi. Peneliti meneliti
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : PT Alpabeta
2016), Hlm 8
25
memang hadir secara fisik ditempat terjadinya fenomena, namun hanya
mengamati serta melakukan observasi secara sistematis terhadap informasi yang
diperoleh. Sedangkan observasi partisipan merupakan observasi yang mana
peneliti mengambil peran dalam situasi atau fenomena yang sedang terjadi,
peneliti menjadi salah satu orang yang melakukan aktivitas yang diteliti sehingga
mendapatkan pengalaman secara langsung kemudian mendapatkan informasi yang
lebih mendalam. Observasi dalam penelitian ini bersifat non partisipan karena
peneliti tidak ikut berpartisipasi didalamnya, hanya semata-mata sebagai
pengamat saja.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab mengenai suatu topik. Dengan wawancara
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan atau
fenomena yang sedang terjadi. Dalam penelitian ini penulis melakukan interaksi
secara langsung agar mendapatkan data yang valid.33
Teknik wawancara dilakukan dengan cara mendalam agar peneliti dapat
mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang terkait dengan
persoalan yang diteliti. Wawancara mendalam ditujukan kepada pihak-pihak yang
dianggap dapat memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang akan
dikaji. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur dan tidak struktur, wawancara terstruktur yaitu dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu sedangkan
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya dapat muncul
dari pernyataan narasumber.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang berbentuk tulisan, gambar, catatan,
surat kabar, jurnal. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
kredibel apabila didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan.
Ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan secara simultan dalam
penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling melengkapi antara data satu dan
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D…233
26
data lainnya sehingga data yang diperoleh memiliki tungkat validitas dan
keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian.
5. Metode / Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan pengumpulan data secara keseluruhan, serta menyederhanakan seluruh
data yang terkumpul kemudian mengkajinya dalam suatu susunan yang sistematis
untuk selanjutnya dapat diolah dan ditafsirkan atau dimaknai dengan baik.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display
data, dan kesimpulan atau verifikasi.34
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian
rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan
sebagai kuantifikasi data.
b. Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data
kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,
jaringan dan bagan.
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan salah satu dari teknik analisis
data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan
untuk mengambil tindakan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan buktibukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.35
34
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif…hlm 6 35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : PT Alpabeta
2016), Hlm 38
27
6. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya maka peneliti melakukan teknik
pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan pada atas sejumlah kriteria. Dalam
penelitian kualitatif yang sedang penulis lakukan terdapat beberapa upaya dalam
pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama. Dalam upaya mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang memungkinkan mengurangi keabsahan
data, karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau
responden, disengaja atau tidak sengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul
karena adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti
dari lapangan yang diteliti. Sedangkan distorsi dari responden dapat timbul secara
tidak sengaja akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul
dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang
dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.
Distorsi data tersebut dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan
peneliti di lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data yang diperoleh
memiliki derajat reabilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan
peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motivasi untuk menjalin
hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek
penelitian dengan peneliti.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan meningkatkan derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan. Hal tersebut penting artinya karena penelitian kualitatif
berorientasi pada situasi, sehingga dengan perpanjangan keikutsertaaan dapat
memastikan apakah kontek itu dipahami dan dihayati. Disamping itu membangun
kepercayaan antara subjek dan peneliti memerlukan waktu yang cukup lama.
28
b. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dimaksudkan menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan
kata lain jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan
pengamatan menyediakan kedalaman.
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara rinci dan teliti serta berkesinambungan terhadap strategi maupun faktor-
faktor yang menonjol dari penelitian kemudian selanjutnya ditelaah sehingga
dapat memahami persoalan tersebut. Ketekunan pengamatan dilakukan dalam
upaya mendapatkan karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada
objek penelitian, permasalahan dan fokus penelitian. Hal ini diharapkan pula
dapat mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburukan peneliti
untuk menilai suatu persoalan, ataupun distortsi data yang timbul dari kesalahan
responden yang memberikan data secara tidak benar misalnya berdusta, menipu,
dan berpura-pura.36
c. Trianggulasi
Trianggulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga
diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.
Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan
memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, trianggulasi
ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin
bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas
data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang
diperoleh dari berbagai informan. Trianggulasi dengan metode merupakan teknik
36
LexyMoleong, Metode Penelitian Kualitatif…hlm 117
29
pengecekan keabsahan data dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan
validitas data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat
dua cara yang dapat dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
d. Diskusi teman sejawat
Langkah akhir dalam rangka untuk menjamin keabsahan data, peneliti
akan melakukan diskusi dengan teman sejawat guna memastikan bahwa data yang
diterima benar-benar real dan bukan semata-mata persepsi sepihak dari peneliti
atau informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan
sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau
keabsahan data.37
G. Studi Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Victor jimmi salah satu Mahasiswa Uin Raden
Fatah Palembang dengan judul “Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Palembang“.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan orang tua siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama
membahas tentang peran orang tua terhadap peningkatan motivasi belajar.
Kesamaan juga terletak pada metode dan teknik penelitian yang digunakan.
Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif deskriptif,
dengan tujuan agar dapat mendeskripsikan fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada
setting penelitian. Penelitian tersebut dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda Palembang, sedangkan penelitian ini dilakukan pada anak-anak serta
orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang
37
LexyMoleong, Metode Penelitian Kualitatif…hlm 120
30
Kabupaten Tebo. Dari perbedaan tersebut sehingga nantinya akan
menghasilkan penelitian yang berbeda pula.38
2. Penelitian yang dilakukan oleh Setya Ningsih salah satu mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Peran
Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Di Sekolah (Studi di SMP
Muhammadiyah 1 Berbah Sleman Yogyakarta)”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui metode orang tua dalam memberikan motivasi belajar
kepada anak. Dalam penelitian ini terdapat beberapa persamaan yaitu diantara
nya sama-sama membahas tentang upaya orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak, kemudian persamaan juga terletak pada metode
penelitian yang dilakukan. Metode yang digunakan pada penelitian tersebut
yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif, namun yang
sedikit membedakan adalah pada penelitian ini menggunakan penelitian
lapangan (field research). Kemudian yang membedakannya lagi adalah latar
belakang setting yang berbeda. Penelitian tersebut dilakukan pada intansi
pendidikan yaitu di SMP Muhammadiyah 1 Berbah Sleman Yogyakarta,
sedangkan lokasi penelitian ini adalah di Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.39
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sukran salah satu mahasiswa Uinversitas Islam
Negeri (UIN) Mataram dengan judul “Peran Motivasi Orang Tua Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII/B Mts Al-Madaniyah Jempong
Baru Mataram Tahun Pelajaran 2016/1017”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi apa saja yang digunakan orang tua dalam
memberikan motivasi pada siswa. Adapun persamaan dalam penelitian ini
yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif serta
menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara serta
dokumentasi. Kemudian dalam penelitian ini sama-sama membahas tentang
orang tua dalam memotivasi atau meningkatkan proses belajar anak sehingga
38
Skripsi, Victor Jimmi, Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Raden Fatah Palembang, tahun 2017 39
Skripsi, Setya Ningsih, Mahasisiwi Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogykarta, tahun 2013
31
didapatkan hasil yang diinginkan. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada
lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Mts Al-Madaniyah Jempong
Baru Mataram. Dengan adanya perbedaan setting penelitian maka akan
menghasilkan penelitian yang berbeda pula. 40
Penelitian mengenai peran orang tua terhadap motivasi belajar anak yang
sudah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya berbeda dengan penelitian yang
penulis lakukan saat ini, dalam hal ini penulis melakukan penelitian mengenai
peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi
Covid-19. Metode penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya
berbeda dengan metode penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Penelitian yang penulis lakukan yaitu menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif yang mana bertujuan untuk mengangkat atau menganalisis
sebuah fakta, keadaan serta fenomena yang terjadi kemudian menampilkan hasil
data dengan apa adanya. Setting dalam penelitian yang dilakukan penulis juga
berbeda dengan beberapa peneliti sebelumnya, penulis melakukan penelitian yang
mana bertempat di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 yang sedang
dialami pada saat ini, kemudian penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
40
Skripsi, Sukran, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Islam UIN MATARAM, tahun 2017
32
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Profil Desa Tirta Kencana
1. Sejarah Desa
Desa Tirta Kencana adalah salah satu dari 8 (delapan) desa dalam
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo yang merupakan desa eks Unit
Pemukiman Transmigrasi Rimbo Bujang, Desa Tirta Kencana juga mempunyai
sebutan yaitu sebagai desa (Unit 6), penduduk desa yaitu berasal dari
Transmigrasi khusus yangberasal dari Jawa Tengah. Penempatan pada UPT
Rimbo Bujang pada Tahun 1977 dengan jumlah penduduk 1469 jiwa dan keluarga
sebanyak 388 Kepala Keluarga (KK) Transmigrasi Umum atau petani biasa.
UPT Rimbo Bujang pada tahun 1982 diserahkan pembinaannya dari
Departemen Transmigrasi kepada Pemerintah Daerah dengan pengukuhan sebagai
desa Definitif dengan nama Tirta Kencana dengan luas wilayahnya yaitu kurang
lebih 4665 Ha. Semua Kepala Keluarga (KK) mendapatkan lahan seluas lima (5)
Ha dengan rincian sebagai berikut:
a. Untuk lokasi perumahan 2 Ha
b. Untuk lokasi Perkebunan/pertanian seluas 3 Ha
Sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini desa Tirta Kencana telah
mengalami 8 (delapan) kali pergantian pemimpin atau kepala desa yaitu sebagai
berikut:
a. Kepala Desa Suradi Hadi Sucipto Tahun 1979 s/d 1982
b. Kepala Desa Definitif Suradi Hadi Sucipto Tahun 1982 s/d 1990
c. Kepala Desa Definitif Sugiman Tahun 1990 s/d 1996
d. Kepala Desa Definitif Suradi Tahun 1996 s/d 2004
e. Kepala Desa Definitif Sutarto Tahun 2004 s/d 2009
f. Kepala Desa Definitif Suradi Tahun 2009 s/d 2012
g. Kepala Desa Definitif Subagiyo, SE Tahun 2012
h. Kepala Desa Definitif Sundari Tahun 2012 s/d 2018
i. Kepala Desa Definitif Joko Suwondo, S.Pt 2018 sampai dengan sekarang
33
Pertama kali berdiri penduduk desa Tirta Kencana dihuni oleh penduduk
yang berasal dari satu Profinsi yaitu Profinsi Jawa Tengah, namun seiring
berjalannya waktu dari dulu hingga saat ini telah mengalami beberapa
perkembangan. Dalam perkembangannya penduduk saat ini telah terpadu dengan
penduduk asli yang berasal dari daerah Jambi, Jawa Timur, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan dan Sematera Barat.41
2. Visi Misi
Desa Tirta Kencana memiliki beberapa visi antara lain yaitu sebagai
berikut:
a. Maju: Menjadi desa yang masyarakatnya mampu menguasai ilmu
pengetahuan teknologi serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bisa maju dari pada desa lain
b. Mandiri: Menjadi desa yang masyarakatnya mampu mewujudkan kehidupan
yang mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri
c. Sehat: Menjadi desa yang masyarakatnya mampu mewujudkan kondisi sehat
lahir dan batin
d. Sejahtera: Menjadi desa yang masyarakatnya tercukupi kebutuhan pokok
(sandang, pangan, papan)
Selain visi diatas Desa Tirta Kencana juga memiliki misi antara lain yaitu
sebagai berikut:
a. Optimalisasi kinerja perangkat desa secara maksimal sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi perangkat desa demi tercapainya pelayanan yang baik dan
memuaskan
b. Melaksanakan koordinasi antar mitra kerja
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memanfaatkan sumber daya
alam secara optimal
d. Meningkatkan kulitas kelembagaan yang ada di Desa Tirta Kencana
e. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
41
Dokumentasi, Sejarah Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020
34
f. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Tirta Kencana dengan
melibatkan secara langsung masyarakat desa Tirta Kencana dalam berbagai
bentuk kegiatan
g. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta
dapat di pertanggung jawabkan.
3. Kondisi Geografi
Secara geografis desa Tirta Kencana terletak di:
a. Luas wilayah : 54,81 km2
b. Topografi : Dataran tinggi
c. Curah hujan rata-rata : 2043 mm
d. Suhu udara rata-rata : 28 0C/hari
Desa Tirta Kencana berbatasan langsung dengan desa-desa dalam
kecamatan Rimbo Bujang, adapun batas-batas wilayah desa Tirta Kencana adalah:
a. Utara : Desa Purwoharjo (Unit 4)
b. Selatan : Desa Sapta Mulia (Unit 7)
c. Timur : Desa Tegal Arum (Unit 5)
d. Barat : Kelurahan Wirotho Agung (Unit 2) dan Rimbo Mulyo
Jarak tempuh desa Tirta Kencana dengan wilayah lain dirincikan sebagai
berikut:
a. Dari ibu kota provinsi : 243 km
b. Dari kabupaten/kota : 51 km
c. Dari kecamatan : 7 km
d. Antar desa : 7 km
Desa Tirta Kencana memiliki letak wilayah yang cukup strategis, karena
dilewati oleh jalan lintas kabupaten yang menghubungkan beberapa desa dan
kecamatan ke Kabupaten Tebo. Selain itu, jalan tersebut juga menjadi jalan
alternatif yang menghubungkan antar Kabupaten dari Kabupaten Tebo menuju
Kabupaten Bungo dan provinsi Sumatera Barat. Adanya jalan tersebut bisa
35
menjadi salah satu potensi untuk mengembangkan desa, terutama perekonomian
masyarakat yaitu yang mempunyai usaha dalam sektor perdagangan.42
Sumber daya alam di Desa Tirta Kencana adalah di bidang perkebunan.
Sebagian besar wilayah di desa ini digunakan sebagai lahan perkebunan karet dan
sawit yang dikelola oleh warga. Selain perkebunan karet dan sawit, warga
megusahakan sektor pertanian pangan dan hortikultular.
4. Kondisi Demografi
Desa Tirta Kencana mempunyai wilayah yang cukup luas serta penduduk
yang beragam. Jumlah penduduk berdasarkan kewilayahan dusun di Desa Tirta
Kencana tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Desa Tirta Kencana43
NO NAMA DUSUN JUMLAH KK JUMLAH JIWA
LK PR Jumlah LK PR Jumlah
1. Sumber Rejo 297 20 317 574 539 1113
2. Karang Sari 201 18 219 391 367 758
3. Karang Anyar 174 11 185 323 299 622
4. Sari Mulya 299 24 323 593 551 1144
5. Purwo Sari 129 12 141 249 232 481
6. Jati Sari 299 29 328 566 555 1121
7. Tegal Sari 179 14 193 370 315 685
8. Mekar Sari 147 07 154 269 247 516
JUMLAH 1725 135 1860 3335 3105 6440
5. Keadaan pendidikan penduduk
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, pendidikan sangat diperlukan pada masa era modern saat ini dengan
tujuan agar masyarakatnya tidak tertinggal dengan kemajuan zaman. Dengan
pendidikan anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Masyarakat
42
Dokumentasi, Sejarah Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020 43
Dokumentasi, Jumlah Penduduk Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020
36
Desa Tirta Kencana mayoritas sangat menyadari akan pentingnya pendidikan bagi
anak-anak maupun keluarganya. Keadaan pendduduk Desa Tirta Kencana
berdasarkan tingkat pendidikannya sangat bervariasi. Jumlah penduduk Desa Tirta
Kencana berdasarkan tingkat pendidikan nya adalah sebagai berikut:
Table 2.2
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tirta Kencana44
NO TINGKAT
PENDIDIKAN JUMLAH SATUAN KET
1. Belum sekolah 2311 Jiwa
2. SD / sederajat 1529 Jiwa
3. SMP / sederajat 1120 Jiwa
4. SMA / seserajat 1245 Jiwa
5. Diploma / Sarjana 19 Jiwa
6. S1 / Strata 1 81 Jiwa
7. S2 / Strata 2 3 Jiwa
8. Paket B 5 Jiwa
9. Paket C 5 Jiwa
6. Keadaan agama penduduk
Agama adalah suatu kebutuhan bagi manusia, karena manusia tanpa
agama akan hidup dengan sewenang-wenang. Agama merupakan pedoman hidup
manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok,
sebagai sumber aturan tata cara hubungan manusia dengan Tuhannya, dan juga
sesama manusia, sebagai pedoman bagi manusia dalam mengungkapkan rasa
kebersamaan dengan sesama manusia, sebagai pedoman perasaan keyakinan
manusia terhadap sesuatu yang luar biasa (supranatural) di luar dirinya. sebagai
cara manusia mengungkapkan estetika/ keindahan alam semesta dan segala isinya,
sebagai cara untuk memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu
agama.
44
Dokumentasi, Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020
37
Masyarakat di Desa Tirta Kencana sebagian besarnya adalah beragama
islam dan terdapat juga agama lain nya. Masyarakat Desa Tirta Kencana sangat
lah mengedepankan toleransi. Berikut Jumlah penduduk Desa Tirta Kencana
berdasarkan agama yang dianut yaitu:
Table 2.3
Agama Penduduk Desa Tirta Kencana45
NO AGAMA JUMLAH SATUAN KET
1. Islam 6217 Jiwa
2. Kristen Katolik 46 Jiwa
3. Kristen Protestan 55 Jiwa
4. Hindu 0 Jiwa
5. Budha 0 Jiwa
6. Konghucu 0 Jiwa
7. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan
dengan tujuan mengubah tingkah laku individu kearah yang lebih baik melalui
interaksi dengan lingkungan sekitar. Sebagaimana diketahui bahwa Manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Desa Tirta Kencana juga memiliki beberapa lembaga pendidikan formal
negeri yang mana dengan adanya lembaga pendidikan tersebut diharapkan mampu
mendukung pendidikan masyarakat desa serta mampu mengembangkan pola pikir
anak, memberikan pengetahuan yang luas kemudian dapat mengembangkan bakat
anak agar dapat terjun kedalam masyarakat. Berikut lembaga pendidikan formal
negeri yang ada di Desa Tirta Kencana:
Table 2.4
Lembaga Pendidikan Desa Tirta Kencana46
45
Dokumentasi, Agama Penduduk Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020 46
Dokumentasi, Lembaga Pendidikan Desa Tirta Kencana, 19 Oktober 2020
38
NO LEMBAGA PENDIDIKAN JUMLAH KET
1. Taman Pendidikan Kanak-Kanak/TK 4
2. Sekolah Dasar/SD 4
3. Sekolah Menengah Pertama/SMP 1
4. Sekolah Menengah Atas/SMA 1
B. Pemerintah Desa
Pemerintah desa adaalah penyelenggara urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan tingkat perkembangannya, desa Tirta Kencana
tergolong sebagai desa Swasembada. Berikut mengenai pemerintahan Desa Tirta
Kencana:
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu diagram yang menggambarkan rantai
perintah, hubungan pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan
organisasi berfungsi sebagai kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Struktur organisasi memegang
peran penting bagi kelancaran aktivitas sebuah perusahaan, baik yang skala kecil
maupun besar. Hal ini karena pengorganisasian akan menjadikan pekerjaan lebih
efektif dan tidak terpusat dalam satu kendali. Terdapat empat elemen penting
dalam struktur organisasi yaitu sebagai berikut:
a. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
b. Adanya standarisasi kegiatan kerja
c. Adanya koordinasi kegiatan kerja
d. Besaran seluruh organisasi
Struktur organisasi menunjjukan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan dengan menunjjukan kedudukan tugas, fungsi, dan wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda. Berikut adalah struktur organisasi yang ada di
Desa Tirta Kencana:
39
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA TIRTA KENCANA
KEPALA DESA
Joko Suwondo, S.Pt
Kasi Pemerintahan
Suhardi, S.Ag
Kasi Kesejahteraan
Welly Purnamasari
Sekretaris Desa
Agus Purwanto
Kaur Tata Usaha & Umum
Mahendra santoso
Kaur Perencanaan
Saroso
KasiPelayanan
............
Kaur Keuangan
Muslih
Staf Umum
Sutri winda lestari
Staf Sekretariat
BPD M Zamroni
Kepala Dusun
Sumber Rejo
Adi sulistiyo,
SE
Kepala Dusun
Karang Sari
H. Arifin
Kepala Dusun
Karang Anyar
Mulyono
Kepala Dusun
Purwosari
Suwito
Kepala Dusun
Jati Sari
Suparno
Kepala Dusun
Tegal Sari
Casmono
Kepala Dusun
Mekar Sari
Suyamto, SE
40
2. Tugas dan Fungsi
Kepala desa dan perangkat desa mempunyai tugas dan fungsi yang
diantara nya sebagai berikut:
1. Kepala Desa
a. Kepala desa berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang
memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
b. Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan
masyarakat
c. Menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan,
melakukan pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, serta
menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.
2. Sekretaris Desa
a. Sekretariat desa berkudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat desa
b. Membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan
c. Melakukan urusan ketatausahaan seperti administrasi surat menyurat,
arsip, ekspedisi, tata naskah
d. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana desa dan kantor, penyiapan rapat, pelayanaan umum,
perjalanan dinas, inventarisasi
e. Melaksanakan urusan keuangan seperti kepengurusan administrasi
keuangan, sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa,
perangkat desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya dll
f. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, melakukan monitoring dan evaluasiprogam
serta melakukan penyusunan laporan
3. Kaur dan bidang tata usaha dan umum, keuangan dan perencanaan
a. Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat
41
b. Kepala urusan bertugas membantu sekretaris desa dalam urusan
penyelenggaraan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan
c. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi melaksanakan urusan
ketatausahaan seperti naskah, administrasi surat menyurat, arsip, ekspedisi
dll
g. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan
keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber
pendapatan dan pengeluaran, administrasi penghasilan kepala desa,
perangkat desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya dll
d. Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengkoordinasi urusan
perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan desa,
melakukan monitoring dan evaluasi progam serta penyusunan laporan
4. Kepala seksi pemerintahan, kesejahteraan rakyat, dan pelayanan
a. Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksnaan teknis
b. Kepala seksi bertugas membantu kepala desa sebagai pelaksana tugas
operasional
c. Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen
tata praja pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan
masalah pertahanan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan
perlindungan masyarakat, penataan dan kependudukan, pendataan serta
pengelolaan profil desa
d. Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan
pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang
pendidikan, kesehatan, tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat dibidang
budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemuda, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna
e. Kepala seksi pelayanan berfungsi melaksanakan penyuluhan dan motivasi
terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan dan
ketenagakerjaan
42
5. Kepala urusan kewilayahan/kepala dusun (kadus)
a. Kepala kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur
satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu kepala desa dalam
pelaksanaan tugasnya diwilayah nya
b. Pembinaan ketentraman dan ketertiban
c. Mengawasi pelaksanaan pembangunan diwilayahnya
d. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan kesadaran mayarakat dalam menjaga lingkungan
e. Melakukan upaya-upaya dan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran pemerintah dan pembangunan47
47
Dokumentasi, Struktur Organisasi Beserta Tugas dan Fungsinya Masing-Masing, 19
Oktober 2020
43
BAB III
PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI DESA TIRTA KENCANA
A. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Tirta Kencana
Orang tua adalah guru pertama yang memberikan ilmu kepada anak.
dirumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar, ilmu yang
diperoleh dirumah merupakan fondasi awal bagi hidup anak dimasa depan. Orang
tua memiliki andil dalam mendukung keberhasilan anak terutama dalam hal
memotivasi anak dalam belajar. Motivasi yang diberikan oleh orang tua kepada
anak tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga dalam bentuk lain sehingga mampu
membangkitkan semangat dan motivasi belajar anak.
Pada masa anak-anak atau usia sekolah dasar dibutuhkan lebih banyak
perhatian dan kasih sayang, orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan
seluruhnya terhadap anak. Artinya orang tua harus banyak melakukan komunikasi
dan interaksi terhadap anak mengenai apapun termasuk dalam hal kegiatan
belajar. Pada masa pandemi seperti ini memberikan suatu tantangan kepada setiap
orang tua untuk menggantikan peran guru, dan manjadi guru sepenuhnya ketika
dirumah. Lingkungan merupakan faktor pembentukan dan perkembangan perilaku
anak. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari lingkungan kurang baik yaitu
perkembangan anak itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tirta Kencana tentang peran orang
tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19
dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi maka peneliti akan
memaparkan gambaran umum mengenai peran orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana yaitu
sebagai berikut:
1. Menyediakan fasilitas belajar
Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku-buku
pelajaran, dan lain sebagainya. Fasilitas belajar ini dapat membantu memudahkan
44
anak dalam proses belajar sehingga anak tidak mendapatkan hambatan dalam
belajar. Dalam menyediakan fasilitas belajar anak, orang tua harus mampu
memahami kebutuhan anak. Dengan demikian adanya kesediaan dari orang tua
untuk memenuhi kebutuhan fasilitas belajar anak dapat mendorong anak untuk
lebih giat belajar, sehingga mendapatkan prestasi yang diinginkan.
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh para orang tua yang ada
di Desa Tirta Kencana. Berikut adalah beberapa pernyataan dari orang tua
mengenai pemberian fasilitas belajar anak di Desa Tirta Kencana:
[Y]a tentu, sebagai orang tua pasti kami akan memberikan apa yang
dibutuhkan anak, apalagi kalau menyangkut tentang fasilitas belajar seperti
buku-buku pelajaran, alat tulis dan yang lainnya. Apalagi saat pandemi
kebutuhan untuk belajar bertambah, saat kegiatan belajar anak dilakukan
melalui handphone kami harus menyediakan paket data, walaupun mahal
pasti akan kami usahakan agar anak tetap bisa belajar.48
[S]aya selalu memberikan segala keperluan yang dibutuhkan anak karena
itu merupakaan tanggung jawab orang tua, selagi saya sanggup
membelinya ya pasti akan saya beli seperti tas, buku, peralatan tulis,
dengan begitu bisa membuat anak menjadi lebih semangat dalam belajar.49
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis terhadap orang tua di
Desa Tirta Kencana bahwa peran mereka sebagai orang tua dalam penyedia
fasilitas belajar dilaksanakan dengan baik. Para orang tua mengungkapkan bahwa
mereka selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh
anak, karena mereka menyadari bahwa hal tersebut adalah bagian dari tanggung
jawab orang tua. Kebutuhan belajar yang dimaksud adalah seperti buku pelajaran,
peralatan tulis, handphone maupun paket data internet yang dimana bertujuan
untuk mendukung berjalannya proses kegiatan belajar anak, sehingga ditengah
situasi pandemi Covid-19 yang membuat motivasi belajar anak menurun, maka
dengan adanya fasilitas belajar yang menunjang maka orang tua berharap anak
dapat tetap belajar dengan baik, serta dari pemenuhan kebutuhan belajar tersebut
48
Ibu Istikomariah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 49
Ibu Ifah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara
45
maka nantinya anak dapat mencapai hasil belajar serta prestasi yang diharapkan
oleh orang tua.
2. Mengawasi kegiatan belajar anak dirumah
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar dirumah karena dengan
mengawasi kegiatan belajar anak, orang tua dapat mengetahui apakah anak sudah
belajar dengan baik ataupun belum. Melalui pengawasan orang tua, anak dapat
belajar dengan teratur serta dapat mengerjakannya tanpa menunda. Tanpa
pengawasan orang tua anak akan lalai kemudian melupakan tanggung jawab
belajar. Dalam pengawasan ini, sikap orang tua adalah berperilaku tegas dan
memicu anak-anaknya untuk lebih mandiri dalam melakukan segala hal termasuk
dalam hal kegiatan belajar.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan orang tua yang ada di Desa Tirta
Kencana. Berikut adalah pernyataan beberapa orang tua mengenai kegiatan atau
proses pengawasan belajar anak sehari-hari di Desa Tirta Kencana:
[S]aya pasti awasi anak, kalau saya lagi dirumah terus dia waktunya
belajar tapi masih main-main sama temennya ya pasti akan saya ingatkan
saya suruh belajar. Karna kalau udah main sering lalai dan lupa dalam
melakukan kegiatan lainnya termasuk belajar.50
[S]ebagai orang tua kami selalu menuyuruh anak untuk belajar dan
mengerjakan tugas dari sekolah. Tapi kadang anak kalau dibilangin tidak
nurut, apalagi kalau sudah main handphone lihat youtobe dan game pasti
sudah asik sendiri, nanti kalau sudah dimarahin baru nurut.51
Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan orang tua di Desa Tirta
Kencana serta observasi yang penulis lakukan bahwa anak mereka tidak pernah
luput dari pengawasan orang tua, ketika anak lebih senang bermain serta dirasa
lalai dalam melaksanakan kegiatan belajar, orang tua segera mengingatkan kepada
anak untuk belajar. Selain bermain dengan teman-teman pada zaman modern saat
ini anak juga lebih suka bermain smarthphone yang mana hal tersebut akan sangat
mengganggu kegiatan belajar anak. Mayoritas orang tua di Desa Tirta Kencana
50
Ibu Triani, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktiober
2020, Catatan Hasil Wawancara 51
Bapak Suko Dono, Orang Tua Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara
46
menyadari bahwa pengawasan dari mereka sangat diperlukan bagi anak, serta
mempunyai pengaruh besar terhadap prestasi belajar anak. Orang tua yang mampu
menjalankan pengaawasan dalam proses belajar anak maka peranannya dapat
menciptakan proses belajar yang efektif.
3. Mengawasi waktu belajar
Kemampuan mengatur waktu pada anak tidak akan muncul begitu saja.
Mayoritas anak-anak sangat sulit untuk dapat mengatur waktu dengan baik, oleh
karena itu orang tua perlu mengajak serta mengajari anak untuk dapat
menggunakan waktu dengan baik, seperti membuat perencanaan, mengatur
prioritas, hingga beraktifitas dengan produktif, kemudian orang tua perlu
mengawasi kegiatan belajar anak dirumah, apakah anak sudah menggunakan
waktu belajarnya dengan baik atau belum. Orang tua dapat membantu anak
menyusun jadwal belajar. Berikut pernyataan orang tua yang ada di Desa Tirta
Kencana:
[K]alau waktu untuk belajar pasti kami buat, jadwal belajar juga pasti ada
kalau malam saya santai tidak ada kerjaan saya bisa memantau anak
dirumah, tapi biasanya tergantung dari anak mau nya kapan, tidak ada
paksaan karna kalau dipaksa terus anak tidak mau sama saja tidak akan
mendapatkan ilmunya. Jadi tidak terlalu dipaksa harus jam berapa
waktunya.52
[S]aya selalu mengawasi anak saya saat belajar, kalau sudah jadwal nya
belajar pasti saya akan ingatkan, kalau bukan saya sebagai orang tuanya
mau siapa lagi yang mengingatkan. Sekarang waktu belajar disekolah
sedikit hanya sekitar dua setengah jam, jadi waktu belajar dirumah harus
lebih banyak, kalau nggak begitu anak tidak akan dapat memahami materi
pelajaran dengan baik.53
Dari pernyataan orang tua di Desa Tirta Kencana bahwa sangat penting
sekali bagi orang tua untuk mengatur waktu belajar anak dirumah. Sebagai mana
dimaklumi bahwa sebagaian besar waktu anak adalah dirumah. Mengatur waktu
adalah pekerjaan yang sulit bagi anak-anak, kadang karena terlalu asik bermain
atau berkegiatan lain anak menjadi lupa waktu. Menurut para orang tua yang ada
52
Ibu Yunita, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktiober 2020, Catatan Hasil Wawancara 53
Ibu Sri Hidayati, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 24
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara
47
di Desa Tirta Kencana keteraturan waktu bagi anak penting dalam melaksanakan
kegiatan belajar, didalam belajar anak membutuhkan waktu yang tepat dan cukup
untuk dapat berkonsentrasi terhadap pelajaran yang sedang dipelajari. Ketika
orang tua mempunyai waktu yang luang orang tua selalu memantau serta
mengawasi anak.
4. Mengawasi kesulitan belajar anak
Untuk membantu dalam proses pendidikan, orang tua ikut serta dalam
proses belajar termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk membantu anak
dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan orang tua maka akan semakin
banyak materi yang diberikan kepada anak. Bertambahnya pengetahuan orang tua
juga akan memudahkan anak dalam mencari tempat jawaban dari setiap
pertanyaan yang akan muncul saat anak sedang belajar. Berikut pernyataan orang
tua:
[S]aat anak belajar kalau pas saya ada pasti saya awasi dan saya selalu
bilang kalau ada yang kurang dipahami saya suruh dia untuk bertanya
kepada saya. Kadang anak sering kesulitan memahami tugas dari guru,
kemudian saya bimbing agar dapat memahami materi atau tugas yang
diberikan oleh guru.54
[S]aya selalu mengawasi proses belajar anak, mengawasi anak sudah
menjadi tanggung jawab saya sebagai orang tua. Apalagi pada situasi
pandemi saat ini kegiatan belajar anak menjadi sangat berkurang, anak
dituntut untuk lebih mandiri dalam memahami materi, kalau tidak diawasi
nanti akan berdampak pada hasil belajar anak.55
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa orang tua di Desa
Tirta Kencana selalu mengawasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak.
Sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi anak-anaknya dirumah, orang tua di
Desa Tirta Kencana juga menyadari bahwa mereka harus mampu mengenali dan
membantu anak dalam mengenali kesulitan-kesulitan yang dialami anak baik itu
berupa tugas-tugas atau materi pembelajaran. Untuk mengenal kesulitan-kesulitan
54
Ibu Istikomariah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 24
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 55
Ibu Ifah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 24 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara
48
tersebut, orang tua dapat menanyakan langsung kepada anak tentang materi, tugas
maupun kesulitan-kesulitan yang sedang dialami anak tersebut.
5. Membantu kesulitan belajar anak
Kesulitan belajar anak adalah ketidakmampuan anak dalam memahami
materi serta tidak dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Kesulitan merupakan kondisi dimana anak tidak dapat belajar
dengan baik. Orang tua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan belajar anak
dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan tersebut, orang tua mampu
membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anak. Apabila orang
tua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar maka proses
belajar anak akan terhambat. Berikut pernyataan orang tua yang ada di Desa Tirta
Kencana:
[S]aya sebagai orang tua selalu berusaha meluangkan waktu untuk
menemani dan membantu anak dalam belajar maupun mengerjakan tugas
dari guru. Sebab di malam hari kami selalu berkumpul dengan anak-anak
maka pada saat momen ini kami gunakan untuk menanyakan pelajaran apa
yang sudah dipelajari hari ini dan mengajari anak apabila anak kurang
mengerti.56
[K]alau saya kurang mengawasi dan membantu anak pada saat belajar,
karna pada pagi sampai siang saya kerja dan disore hari anak pergi
mengaji, jadi bertemu hanya pada malam hari. Kemudian paling saya
tanyakan dan ingatkan ada tugas atau tidak, nanti kalau ada tugas saya
suruh kakak nya untuk membantu nya mengerjakan tugas dari guru.57
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa orang tua di Desa
Tirta Kencana bahwa problem anak yang berkaitan dengan kegiatan belajar selalu
diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan oleh orang tua. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan membimbing anak saat mengalami kesulitan belajar. Untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan belajar tersebut orang tua melakukannya dengan
memberikan keterangan serta penjelasan yang diperlukan anak saat anak meminta
bantuan, kemudian pada saat orang tua tidak dapat melakukan nya maka orang tua
56
Ibu Siti,Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara 57
Ibu Sri Hidayati, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara
49
dapat meminta bantuan orang lain yang dipandang mampu mengatasi kesulitan
belajar anak. Disinilah bimbingan orang tua memegang peran penting dalam
keberhasilan anak.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa secara keseluruhan
terkait dengan peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada
masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana sudah cukup baik, semua peran
serta perhatian sudah diberikan orang tua seperti menyediakan fasilitas belajar,
mengawasi kegiatan belajar anak dirumah, mengawasi penggunaan waktru belajar
dirumah, mengawasi kesulitan belajar anak, serta orang tua menolong kesulitan
yang dihadapi anak dalam belajar. Orang tua selalu memberi dorongan serta
motivasi didalam kegiatan belajar, karena dorongan tersebut yang mampu
memberikan kekuatan bagi setiap anak untuk menimbulkan kemauan belajar,
hanya saja beberapa yang belum dilakukan dengan maksimal, karena anak
memiliki motivasi yang rendah disebabkan dengan adanya pandemi Covid-19
yang membuat kegiatan belajar menjadi terbatas serta lebih banyak dilakukan
dirumah.
B. Motivasi Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Tirta
Kencana
Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri anak yang
sanggup menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi belajar terbagi menjadi dua bagian,
yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi intrinsik, bersumber dari dorongan dari dalam. Anak harus mampu
membangkitkan motivasi dengan menetapkan sendiri tujuan yang ingin
dicapai dan mengelola sendiri upaya untuk mencapainya.
2. Motivasi ekstrinsik, untuk meningkatkan motivasi ektrinsik diperlukan
motivasi kuat dari luar dirinya. Anak harus diberikan pujian, angka yang baik,
rasa keberhasilan, dan sebagainya sehingga anak lebih tertarik oleh pelajaran.
Kesuksesan diraih dalam interaksinya dengan lingkungan belajar dapat
50
menimbulkan rasa puas. Kondisi ini merupakan sumber motivasi, apabila
terus-menerus muncul pada diri anak maka ia akan sanggup untuk belajar
sepanjang hidupnya.58
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keiinginan dan kemauan
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan
tertentu serta meningkatkan rasa kesadaran yang baik. Dalam hal kegiatan belajar
motivasi sangat diperlukan.Belajar tanpa diiringi dengan motivasi maka proses
belajar tersebut tidak akan berjalan dengan baik sehingga nantinya sulit mencapai
hasil belajar yang diinginkan oleh orang tua maupun anak.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tirta Kencana dengan melakukan
wawancara, observasi, dan dokumentasi maka peneliti akan memaparkan
gambaran umum mengenai motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di
Desa Tirta Kencana dengan melihat beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Minat dan perhatian anak terhadap pelajaran
Menurut Winkel minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam
objek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu. Minat merupakan perasaan atau kecrendungan
yang ada dalam diri individu untuk menentukan suatu pilihan sesuai dengan apa
yang dikehendaki dan disenangi. Minat lahir karena adanya beberapa unsur seperti
perangsang atau motif, suasana hati atau perasaan, perhatian, pembawaan atau
kondisi fisik individu dan keadaan lingkungan.59
Minat dan perhatian terhadap pelajaran sangat dibutuhkan anak agar anak
dapat memahami materi yang diberikan serta anak dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik. Berikut penyataan anak mengenai minat dan perhatian
terhadap pelajaran pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana:
[P]ada masa pandemi saat ini kegiatan belajar dilaksanakan dengan cara
yang berbeda. Proses belajar yang dilakukan secara online membuat saya
merasa bosan, karena tidak bisa bertemu dengan teman-teman sekolah
58
Husdarta Dan Yudha M. Saputra, Belajar Dan Pembelajarannya: Pendidikan Jasmani
Dan Kesehatan, (Bandung: Pt Alfabeta, 2014), Hlm 13 59
Winkel Ws, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), Hlm 30
51
seperti dulu, setiap hari hanya diberi tugas-tugas saja. Saya juga kurang
memperhatikan dan memahami materi pelajaran.60
[S]aya kurang semangat kalau belajar hanya dilakukan dirumah saja kak,
karena jika guru tidak menjelaskan materi pelajaran secara langsung saya
kurang bisa fokus dan tidak dapat memahami pelajaran yang sedang
dipelajari. Kalaupun sekarang sudah diperbolehkan belajar disekolah tapi
waktunya sangat sebentar.61
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa anak di Desa Tirta
Kencana seringkali merasa bosan apabila kegiatan belajar hanya dilakukan secara
online. Selain rasa bosan anak juga kurang semangat dalam belajar karena hanya
diberi tugas-tugas, kemudian guru tidak dapat menjelaskan pelajaran secara
langsung. Kemudian belajar yang dilakukan disekolah saat ini dengan adanya
ketetapan zona hijau maka membuat waktu belajar sangat lah singkat. Oleh
karena itu anak kurang dapat memahami pelajaran sehingga menyebabkan minat
dan perhatian anak terhadap pelajaran menjadi menurun.
2. Semangat anak dalam mengerjakan tugas
Motivasi belajar anak dapat dilihat dari seberapa besar semangat yang
dimiliki oleh anak dalam belajar. Semangat adalah hal yang dilakukan yang ada
pada setiap individu tanpa ada menyerah. Semangat dalam pengertian umum
digunakan untuk mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk
meraih tujuan. Bukan hal yang menyulitkan untuk mengetahui anak bersemangat
dalam belajar serta mengerjakan tugas atau tidak. Dibawah ini adalah ciri-ciri
perilaku anak yang mempunyai semangat tinggi adalah:
a. Rajin, tekun dan bersungguh-sungguh
b. Bersegara mengerjakan tugas yang diberikan guru
c. Menginginkan tugas tambahan
d. Tidak mudah lelah dan berputus asa62
60
Budi Prastyo, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara 61
Via, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara 62
A.M Sudirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2006), hlm 83
52
Berikut pernyataan anak yang ada di Desa Tirta Kencana mengenai
semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru:
[K]arena sekarang waktu belajar disekolah hanya sebentar kak, tugas jadi
bertambah, jam belajar disekolah yang berkurang diganti dengan beberapa
tugas untuk dikerjakan dirumah. Kemudian dengan beberapa tugas
tersebut saya merasa malas kalau harus mengerjakannya sendiri tanpa
dibantu oleh orang tua.63
[K]alau ada tugas dari guru biasanya tidak langsung saya kerjakan kak,
tunggu beberapa hari dulu atau kalau sudah dekat waktunya untuk
dikumpul baru dikerjakan.64
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa anak di Desa Titra
Kencana kurang semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan diperbolehkannya kegiatan belajar secara tatap muka namun dengan
waktu yang sangat terbatas sehingga guru memberikan tugas kepada anak-anak
untuk dikerjakan dirumah, tujuannya adalah agar anak belajar. Namun anak-anak
mengungkapkan bahwa mereka seringkali menunda-nunda untuk mengerjakan
tugas serta anak kurang semangat dalam mengerjakan tugas apabila tidak dibantu
oleh orang tua.
3. Tanggung jawab anak untuk melaksanakan kegiatan belajar
Tanggung jawab belajar harus dimiliki oleh setiap anak, agar anak dapat
belajar serta berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya dengan
mandiri. Anak yang mempunyai motivasi belajar tinggi maka ia akan sangat
bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan belajar baik disekolah maupun
dirumah. Berikut pernyataan anak-anak di Desa Tirta Kencana:
[S]aya selalu melaksanakan kegiatan belajar saat dirumah. Cuma
terkadang saya juga merasakan malas dan bosan, tapi saya bisa mencoba
melawan rasa malas tersebut, karena selalu diingatkan oleh orang tua agar
terus belajar dan mengerjakan tugas supaya dapat memahami materi yang
diajarkan oleh guru dan supaya nilai saya tidak menurun.65
63
Carlo Duta Abimanyu, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 64
Akram, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara 65
Rama, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 24 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara
53
[K]egiatan belajar disekolah maupun dirumah selalu saya ikuti dengan
baik. Hanya saja semangat dalam belajar sekarang tidak seperti dulu kak.
Karna kegiatan belajar belum kondusif. Berubah-ubah dari yang secara
online sekarang belajar disekolah waktu nya sangat singkat.66
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa anak yang ada di Desa
Tirta Kencana selalu melaksanakan kegiatan belajar disekolah maupun dirumah
dengan baik. Hanya saja semangat anak dalam belajar menurun dikarenakan
kegiatan belajar yang belum kondusif. Belum kondusif yang dimaksut adalah
waktu dalam belajar hanya sebentar sehingga membuat anak kurang dapaat
memahami materi pelajaraan dengan baik, kemudian berdampak pada motivasi
belajar anak itu sendiri. Tanggung jawab anak dalam melaksanakan kegiatan
belajar tersebut tidak luput dari peran orang tua.
4. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru
Tugas merupakan kegiatan anak diluar jam tatap muka yang diberikan
oleh guru kepada anak didiknya agar anak dapat lebih mendalami dan memahami
materi yang diberikan. Tujuan pemberian tugas adalah untuk melatih dan
memperdalam pengetahuan anak terhadap pelajaran-pelajaran yang diterimanya
disekolah. Anak yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka akan merasa
senang dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan berupaya
untuk mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Berikut pernyataan anak yang ada
di Desa Tirta Kencana:
[K]ami merasa kurang senang kalau harus mengerjakan tugas dengan
jumlah yang banyak, apalagi kalau tugas tersebut sulit untuk dikerjakan.
Apabila saya merasa kesulitan saya bilang kepada orang tua kemudian
dibantu oleh orang tua untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.67
Hal senada juga dikatakan oleh orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana,
berikut pernyataan orang tua:
[A]nak sering mengeluh kalau mendapatkan tugas dari gurunya. Dan
dalam mengerjakannya pun selalu ditunda-tunda. Kalau dapat tugas tidak
langsung dikerjakan, dibiarkan saja sampai berhari-hari. Karena saya
66
Anjalia, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 27 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara 67
Lailatun, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 28 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara
54
khawatir akan berdampak terhadap nilai-nilai nya, maka saya sering
mengingatkan supaya tidak lupa dan membantu anak ketika anak sedang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas.68
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa anak-anak yang ada di
Desa Tirta Kencana merasa kurang senang ketika mendapatkan tugas dari guru
mereka. Pada masa pandemi saat ini kegiatan belajar secara online maupun
disekolah tidak bisa dilakukan dengan waktu yang cukup, sehingga diganti
dengan beberapa tugas untuk dikerjakan dirumah. Selain mengeluh anak juga
menunda-nunda waktu untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu orang
tua selalu mengingatkan anak untuk tetap melakukan kegiatan belajar dirumah
serta segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
5. Respon anak terhadap stimulus yang diberikan orang tua
Stimulus merupakan sesuatu yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui
alat indra dengan tujuan untuk mendorong atau memberikan kekuatan.
Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan seseorang anak ketika belajar,
yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan atau tindakan. Dalam hal
kegiatan belajar orang tua seringkali memberikan stimulus terhadap anak agar
anak mempunyai kemauan untuk melakukan kegiatan belajar. Stimulus yang
diberikan orang tua dapaat berupa nasehat, pujian, memberikan angka sebagai
simbol nilai, kemudian juga dapat berupa hadiah. Berikut pernyataan anak yang
ada di Desa Tirta Kencana:
[P]ada saat melakukan kegiatan belajar dirumah saya sering mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah kak. Hal
tersebut yang terkadang membuat saya merasa malas untuk meneruskan
kegiatan belajar. Tapi dengan adanya semangat, dorongan dan bantuan
dari orang tua saya jadi semangat.69
Hal senada juga disampaikan oleh orang tua yang ada di Desa Tirta
Kencana, berikut hasil wawancara:
68
Ibu Tatik Muthoharoh, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti
28 Oktober 2020 69
Lailatun, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 28 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara
55
[S]aya selalu memberikan nasehat dan dorongan terhadap anak saya agar
anak mau belajar dirumah, kalau tidak diberikan dorongan anak malas dan
lalai tidak mau belajar. Pujian atau pemberian hadiah juga sering saya
berikan agar anak termotivasi.70
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan bahwa anak-anak di Desa
Tirta Kencana dalam melaksanakan kegiatan belajar selalu didukung oleh
stimulus berupa nasehat serta dorongan oleh orang tua. Dengan adanya dorongan
tersebut sehingga ketika anak sedang mangalami kesulitan dalam belajar anak
menjadi tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya. Hal
yang sama juga disampaikan orang tua bahwa orang tua memberikan stimulus
berupa nasehat, dorongan, pujian maupun pemberian hadiah terhadap anak dengan
tujuan agar anak memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam
melaksanakan kegiatan belajar sehari-hari.
Berdasarkan pernyataan anak serta observasi yang penulis lakukan bahwa
anak yang ada di Desa Tirta Kencana dalam proses belajar selama masa pandemi
Covid-19 dengan kebijakan belajar online yang diterapkan di Desa Tirta Kencana
kemudian membatasi anak untuk berinteraksi serta berkomunikasi secara
langsung dengan guru. Belajar dari rumah membuat anak memiliki waktu yang
jauh lebih banyak dirumah sehingga anak mudah bosan, kegiatan belajar online
memberikan suasana monoton dan kurang efektif diterapkan pada anak-anak
sehingga menjadi pemicu turunnya motivasi belajar. Dengan beberapa problem
atau permasalahan tersebut seiring dengan penetapan sebagai zona hijau kegiatan
belajar di Desa Tirta Kencana telah diperbolehkan dilakukan secara tatap muka
hanya saja waktu belajar dikurangi dan sangat terbatas. Dari keterbatasan waktu
belajar tersebut terkadang anak kurang memahami materi yang disampaikan oleh
guru. Maka dari itu peran orang tua dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk terus
meningkatkan motivasi belajar anak sehingga anak tetap dapat belajar serta
mendapatkan hasil belajar yang baik.
70
Ibu Tatik Muthoharoh, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti
28 Oktober 2020
56
BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG ORANG TUA DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI DESA TIRTA KENCANA
Dalam setiap hal yang dilakukan oleh seseorang pastilah tidak terlepas dari
sebuah faktor. Baik itu faktor yang mendukung maupun faktor yang menghambat
berjalannya suatu hal, termasuk juga dalam pelaksaan peran orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak. Kondisi tersebut juga dialami oleh para
orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana. Faktor-faktor tersebutlah yang akan
mempengaruhi motivasi belajar anak serta hasil belajar yang diperoleh anak
nantinya. Berikut faktor penghambat dan pendukung peran orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta
Kencana.
A. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan belajar anak, terkadang peran orang tua tidak dapat
berjalan dengan baik seperti sebagaimana mestinya. Berikut faktor penghambat
peran orang tua di Desa Tirta Kencana dalam meningkatkan motivasi belajar anak
pada masa pandemi Covid-19 yaitu:
1. Kondisi anak
Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda. Kondisi tersebut yang
akan mempengaruhi kemauan atau motivasi anak dalam belajar. Kondisi fisik
yang kurang sehat ataupun kemampuan belajar yang kurang maka akan
menyebabkan motivasi anak menjadi turun. Hal tersebut yang menjadi faktor
penghambat orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Seperti halnya
yang terjadi pada anak yang ada di Desa Tirta Kencana. Berikut merupakan hasil
wawancara serta pernyataan orang tua dan anak di Desa Tirta Kencana:
[A]nak saya malas belajar karena sering bermain. Pada usia nya yang baru
berumur 7 tahun anak memang lagi senang-senang nya bermain. Belum
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya
57
sendiri, yang dia tau senang-senang. Karena sudah kelelahan dan tidur nya
cepat, alhasil tidak sempat lagi untuk belajar.71
[A]nak saya kurang dapat memahami pelajaran dengan baik, dia harus
mendapatkan penjelasan secara berulang-ulang agar dapat memahaminya
dengan baik. Apalagi pada masa pandemi saat ini waktu belajar disekolah
hanya sebentar.72
[M]otivasi belajar anak sepertinya menurun, karena kegiatan belajar anak
belum kembali normal seperti biasanya, sistem kegiatan belajar anak
berubah-ubah. Kegiatan belajar yang mulanya dilakukan secara online
banyak dirasa kurang efektif maka sekarang diperbolehkan melakukan
tatap muka dengan guru disekolah hanya saja waktunya sangat terbatas
sehingga anak saya yang masih pada usia 7 tahun kurang dapat memahami
materi karna kemampuan membaca nya masih rendah.73
Hal senada juga disampaikan oleh anak yang ada di Desa Tirt Kencana,
berikut pernyataan anak:
[S]aya sering tidur lebih awal kak, karena kelelahan setelah bermain
dengan teman-teman. Jadinya tidak sempat untuk belajar karena sudah
ngantuk dan capek. Kemudian juga kurang dapat memahami tugas yang
diberikan dari sekolah karena waktu belajar disekolah sangat sedikit.74
[S]aya sering bosan kalau dirumah terus, jadi saya sering ngajak teman-
teman bermain sepeda. Kalau ada tugas malam nya baru saya kerjakan
minta bantuan sama ibu.75
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan bahwa memang anak yang
ada di Desa Tirta Kencana sebagian memiliki kendala fisik seperti kelelahan
bermain pada siang hari, waktu anak-anak banyak dilakukan dilingkungan rumah
maka anak mempunyai waktu yang cukup luang untuk bermain, serta beberapa
anak memiliki kemampuan belajar yang kurang ditambah lagi dengan
berkurangnya waktu belajar disekolah menyebabkan anak kurang dapat
71
Ibu Ifah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara 72
Ibu Yunita, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktiober 2020, Catatan Hasil Wawancara 73
Ibu Istikomariah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 74
Akram, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara 75
Carlo Duta Abimanyu, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara
58
memahami materi dengan baik. Dari beberapa problem tersebut sehingga
menyebabkan mereka terkadang kurang semangat untuk belajar dan kehilangan
motivasi belajar.
2. Kesibukan orang tua
Dalam pelaksanaan belajar anak dirumah, orang tua sangat berperan
penting. Dukungan orang tua sangat diperlukan dalam mewujudkan
keberhasilan pendidikan buah hatinya. Namun, masih banyak orang tua yang
kurang menyadari akan perannya dalam mendukung pendidikan anak dan
menyerahkan sepenuhnya pada sekolah. Sebagai guru bagi anaknya orang tua
harus mampu mendampingi anak saat belajar. Mendampingi anak saat belajar
merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua terhadap anak. Hal tersebutlah
yang mampu meningkatkan motivasi belajar anak. Berikut pernyataan orang tua
yang ada di Desa Tirta Kencana:
[S]aya sering bekerja diluar rumah, jadi untuk mengontrol anak belajar
tidak bisa saya lakukan setiap saat. Paling hanya diwaktu-waktu tertentu
kalau lagi tidak ada pekerjaan.76
[B[eberapa orang tua disini kegiatannya dari pagi sampai sore itu bekerja,
ada yang petani, guru, pedagang dan lain sebagainya, jadi kalau pada
waktu tersebut tidak dapat mendampingi anak belajar. Hanya waktu
malam saja bisa berkumpul dengan anak.77
Selanjutnya hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di Desa
Tirta Kencana, berikut pernyataan anak:
[D]alam kegiatan belajar saya diawasi oleh orang tua, tapi pada saat
malam hari saja, karena dari pagi sampai menjelang sore orang tua masih
sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pada malam hari lah baru saya
bisa berkumpul dengan orang tua.78
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Desa Tirta Kencana bahwa
terdapat beberapa orang tua yang kurang meluangkan waktu untuk mendampingi
76
Bapak Suko Dono, Orang Tua Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 77
Ibu Istikomariah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 78
Anjalia, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 27 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara
59
serta mengawasi anak saat melaksanakan kegiatan belajar, hal tersebut terjadi
karena beberapa orang tua tersebut bekerja atau mempunyai kegiatan lain diluar
rumah, sehingga membuat orang tua tidak dapat mendampingi anak untuk
melaksanakan kegiatan belajar setiap saat. Orang tua hanya bisa mendampingi
anak belajar di malam hari. Kemudian anak dan orang tua sudah sama-sama lelah,
sehingga anak sulit untuk diminta belajar bersama orang tua.
3. Keadaan sekitar
Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berasal dari luar
(faktor eksternal) yang berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Lingkungan
belajar yang nyaman dan efektif akan mendukung kegiatan belajar dapat berjalan
dengan kondusif. Penciptaan kondisi lingkungan belajar yang efektif adalah salah
satu aspek terpenting keberhasilan dalam pembelajaran. Rasa ingin atau tidaknya
anak belajar ditentukan oleh diri anak itu sendiri. Orang tua hanya dapat mengajak
dan membimbingnya saja. Keadaan sekitar dapat mempengaruhi keinginan anak
untuk belajar. Seperti hal nya yang terjadi pada anak di Desa Tirta Kencana.
Berikut pernyataan Orang tua:
[A]nak saya motivasi belajar nya kurang, waktunya lebih sering digunakan
untuk bermain, karena waktu nya banyak dirumah, waktu belajar serta
proses tatap muka langsung dengan guru disekolah terbatas. Kemudian
saat proses belajar masih dilaksanakan dengan online pada saat mati lampu
jaringan sering terganggu sehingga anak terlambat mengikuti kegiatan
belajar online atau terlambat dalam mengumpulkan tugas.79
[A]nak saya ketika melihat teman-temannya bermain pasti cenderung ikut
bermain, karena jarak rumah yang berdekatan maka anak sering
terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Terkadang hal tersebut yang
membuat anak menjadi malas belajar karena waktunya habis untuk
bermain.80
Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di Desa Tirta
Kencana, berikut pernyataan anak:
[P]ada saat belajar masih dilaksanakan secara online kalau pas mati lampu
kak jaringan kami hilang, kadang gak bisa ikut belajar ketinggalan tugas
79
Ibu Istikomariah, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 80
Ibu Sri Hidayati, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara
60
dan materi hasilnya kadang-kadang gak ikut mengumpulkan tugas, gak
dapat nilai, karna hal-hal tersebut maka sekarang sudah diperbolehkan
belajar disekolah, gakpapa walaupun waktunya sangat singkat.81
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Desa Tirta Kencana bahwa
saat anak-anak melihat teman lainnya bermain, anak cenderung ingin ikut bermain
sehingga malas untuk belajar dan kurang fokus saat belajar karena perhatian
mereka teralihkan. Kemudian pada saat kegiatan belajar masih dilaksanakan
secara online anak-anak terkendala oleh jaringan internet didesa yang belum
merata sehingga beberapa anak ada yang tidak bisa mengikuti kegitatan belajar
secara efektif, kemudian kegiatan belajar secara tatap muka dengan gurupun
masih dirasa kurang efektif karena waktunya sangat singkat, hal tersebut membuat
anak kurang memahami materi pelajaran. Hal tersebutlah yang dapat membuat
motivasi belajar anak menurun sehingga sangat diperlukan peran orang tua agar
anak tetap dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
B. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor pendukung pelaksanaan peran orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta
Kencana. Berikut adalah gamabaran umum mengenai faktor pendukung peran
orang tua yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian stimulus berupa reward atau punishment
Pemberian reward atau hadiah terhadap anak, atas apa yang telah mereka
lakukan akan meningkatkan motivasi belajar mereka. Reward yang diberikan
dapat berupa pujian maupun hadiah berupa barang atau hal lainnya. Hal tersebut
sesuai dengan Wina Sanjaya untuk meningkatkan motivasi belajar anak dapat
digunakan pujian atau motivasi agar anak mersa terdorong untuk belajar lebih giat
dari sebelumnya.82
81
Anjalia, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 27 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara 82
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta
Media Group, 2007), hlm 147
61
Punishment atau hukuman diberikan kepada anak apabila anak tersebut
melakukan sesuatu yang negatif. Punishment digunakan agar anak sadar dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Misalnya saat anak tidak mau belajar orang tua
akan memberikan punishment sehingga dikemudian hari anak tersebut tidak
mengulanginya dan mau belajar. Berikut merupakan hasil wawancara serta
pernyataan orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana:
[S]aya selalu memuji anak saya saat ia mendapatan nilai yang tinggi.
Kemudian saya selalu bilang kepada anak bahwa segala kebutuhan
belajarnya akan saya penuhi kalau mendapatkan nilai yang didapatkan
bagus, agar anak semakin giat dan tidak bermalas-malasan.83
[K]alau anak saya mendapatkan juara pasti saya belikan hadiah sesuai apa
yang diminta. Dengan begitu anak semakin semangat dalam belajar dan
anak akan mempertahankan juaranya. Kemudian saat anak saya
melakukan kesalahan, malas belajar atau tidak mau mengerjakan tugas
maka saya berikan hukuman seperti tidak boleh bermain diluar rumah,
tidak boleh bermain dengan teman-temannya, tidak saya berikan uang
jajan, tidak saya perbolehkan menonton televisi. Dengan demikian anak
tidak akan melakukan hal-hal tersebut atau melakukan kesalahan lagi84
.
Kemudian hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di Desa
Tirta Kencana, berikut pernyataan anak:
[A]papun yang saya minta selalu diberikan oleh orang tua saya, selagi
yang saya minta berkaitan dengan keperluan belajar pasti langsung
dibelikan. Kalau nilai saya bagus saya sering dipuji dan dibelikan hadiah.
Jadinya saya semangat biar nilai saya selalu bagus, kemudian kalau lagi
males belajar dan tidak mau belajar pasti saya dinasehati dan diberi
ancaman akan diberi hukuman seperti tidak boleh bermain bersama teman-
teman, dan tidak boleh menonton tv.85
Adapun berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
dilapangan yaitu di Desa Tirta Kencana bahwa anak-anak akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi apabila didukung dengan adanya pujian yang terus menerus
dari orang tua sehingga anak selalu ingin menjadi yang terbaik. Orang tua
83
Ibu Sri Hidayati, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 84
Bapak Suko Dono, Orang Tua Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20
Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara 85
Anjalia, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 27 Oktober 2020,
Catatan Hasil Wawancara
62
senantiasa memberikan penghargaan atas apa yang anak peroleh. Kemudian
motivasi belajar anak juga dapat terpacu apabila anak mendapatkan hadiah dari
orang tua atas hasil belajar yang telah ia dapatkan. Selain pujian dan hadiah,
pemberian hukuman juga diterapkan pada anak saat melakukan kesalahan agar
anak tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi dan menjadikannya
pembelajaran untuk menjadi yang lebih baik.
2. Perhatian orang tua
Pemberian perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak. Pemberian
perhatian terhadap anak yang dilakukan orang tua dirumah yaitu dengan cara
memahami kondisi anak, mendampingi anak saat belajar, mengajarkan anak
mengenai suatu materi yang sedang dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan
Slameto, menurutnya terdapat beberapa bentuk perhatian orang tua terhadap anak
antara lain yaitu mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak, memantau
perkembangan akademik anak dan memantau efektifitas anak.86
Berikut hasil wawancara serta pernyataan orang tua yang ada di Desa Tirta
Kencana:
[S]aya selalu memperhatikan anak karna dengan memberi perhatian saya
bisa mengetahui dan melihat sejauh mana perkembangan yang terjadi pada
anak, dan kegiatan apa saja yang telah dilakukan anak setiap hari.87
[M]enurut saya perhatian orang tua terhadap anak adalah faktor yang
paling utama dalam perkembangan kehidupan anak. Dalam kegiatan
belajar pun apabila anak tidak diperhatikan maka anak akan bertindak
sesuka hati dan melalaikan kegiatan belajarnya, karena pada usia nya yang
masih kecil anak belum bisa mengatur dirinya sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh orang tua.
Kemudian senada juga yang disampaikan oleh anak-anak yang ada di Desa
Tirta Kencana, berikut hasil wawancara serta pernyataan anak-anak:
[S]aya selalu diperhatikan oleh ibu, setiap kali saya pulang dari sekolah
selalu ditanya apa yang sudah dipelajari, ada tugas atau tidak. Dan saat
saya belum paham tugasnya selalu dibantu mengerjakan, kemudian selalu
diberi nasehat oleh ibu saya, disuruh rajin belajar nanti kalau mendapatkan
86
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta,
2010), hlm54 87
Ibu Triani, Orang Tua Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti 20 Oktiober
2020, Catatan Hasil Wawancara
63
juara atau nilai bagus akan dibelikan barang yang saya suka. Jadi saya
semangat.88
Berdasarkan penelitian serta observasi yang dilakukan penulis terhadap
orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana bahwa orang tua memperhatikan anak
dalam kegiataan belajar dirumah, selain itu orang tua juga menanyakan pelajaran
apa yang sudah dipelajari atau diperoleh dari sekolah dan tugas apa yang harus
dikerjakan anak saat dirumah. Hal-hal tersebut dilakukan yaitu dengan tujuan
untuk mengertahui bagaimana perkembangan anak. Menurut para orang tua yang
ada di Desa Tirta Kencana bahwa apabila anak tidak diperhatikan, ia akan
bertindak dengan sesuka hati dan tidak terarah. Maka dari itu perhatian orang tua
sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa
pandemi saat ini. Dari perhatian tersebut orang tua dapat mengetahui apakah anak
sudah belajar dengan baik ataupun belum serta orang tua dapat membantu anak
untuk dapat memahami apa yang belum dipahami oleh sang anak. Dari perhatian
tersebut orang tua mampu mengetahui seberapa besar kemampuan anak.
88
Budi Prastyo, Anak Di Desa Tirta Kencana, Wawancara Dengan Peneliti, 27 Oktober
2020, Catatan Hasil Wawancara
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dengan judul “Peran
Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa peran orang tua sudah dalam kategori cukup
baik meskipun terdapat beberapa hambatan, namun hambatan tersebut dapat
diatasi sehingga kegiatan belajar anak dirumah tetap terlaksana. Berikut
kesimpulan mengenai peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak
pada masa pandemi Covid-19, bagaimana motivasi belajar anak pada masa
pandemi Covid-19, serta faktor penghambat dan pendukung peran orang tua
dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa
Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo:
1. Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa
pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana Kecamatan Rimbo Bujang telah
terlaksana dengan baik, para orang tua berusaha selalu meningkatkan motivasi
belajar anak yaitu dengan cara menyediakan fasilitas belajar anak, mengawasi
kegiatan belajar anak dirumah, mengawasi waktu belajar anak, mengawasi
kesulitan belajar anak, serta membantu kesulitan belajar anak.
2. Motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Desa Tirta Kencana
menurun ditandai dengan beberapa hal yaitu minat dan perhatian anak
terhadap pelajaran kurang, semangat anak dalam mengerjakan tugas serta
tanggung jawab anak untuk melaksanakan kegiatan belajar menurun, rasa
senang dalam mengerjakan tugas berkurang serta respon anak terhadap
stimulus yang diberikan orang tua berkurang. Namun motivasi belajar yang
rendah tersebut didampingi dengan peran orang tua yang baik sehingga
kegiatan belajar tetap terlaksana.
3. Faktor penghambat peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
anak pada masa pandemi Covid-19 yaitu keadaan anak, kesibukan orang tua
65
serta lingkungan sekitar, sedangkan faktor pendukung peran orang tua adalah
dengan pemberian stimulus berupa reward atau punishment serta perhatian
dari orang tua.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang telah dirumuskan, maka penulis
memberikan saran kepada orang tua yang ada di Desa Tirta Kencana Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo agar dapat memberikan contoh yang baik kepada
anak-anak serta lebih berperan dan senantiasa meningkatkan motivasi belajar anak
agar tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai, sehingga anak dapat menjadi
generasi penerus bangsa yang baik. Kepada anak-anak diharapkan untuk lebih giat
dalam belajar agar anak dapat mendapatkan hasil belajar yang yang lebih baik.
Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang
sepele karena pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap
individu yang hidup agar dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman.
Seperti saat ini orang tua semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan
yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini. Keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak.
Banyak yang mencapai kesuksesan setelah mereka menginjak usia dewasa dan
terjun ke dalam dunia sosial yang sebenarnya.
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, oleh karena itu penulis
berharap penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang dengan lebih teliti.
Kritik dan saran sangat diperlukan penulis dalam penelitian ini. semoga karya
yang sangat sederhana ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta dapat
membawa manfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
66
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan, Bandung : Al-Jumanatul „Ali, 2004
A.M Sudirman, 2006, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Abdullah Sani Ridwan, 2016, Pendidikan Karakter. Jakarta : PT Bumi Aksara
Amoes Neloka, Grace Amalia A Amoeka, 2017, Landasan Pendidikan. Depok :
PT Kharisma Utama
Eva Luthfi Fakhru Ahsani, Strategi Orang Tua Dalam Mengajar Dan Mendidik
Anak Dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19,
Jurnal Institut Agama Islam Negri Kudus, Vol. 3 No. 1, Juni 2020
Husdarta Dan Yudha M. Saputra, 2014, Belajar Dan Pembelajarannya:
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan, Bandung: Pt Alfabeta
Kristiyani Titik, 2016, Self-Regulated Learning (Konsep, Implikasi, Dan
Tantangannya Bagi Siswa Di Indonesia. Yogyakarta : Sanata Dharma
University Press
Moleong Lexy, 2010, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Mukran H Usman, Covid-19 Perjalanan Akhir Zaman (Sebab, Dampak Dan
Anjuran Syariat Islam Dalam Menghadapinya, Jurnal Sekolah Tinggi
Ilmu Islam Dan Bahasa Arab (STIBA) Makasar Vol. 1 No. 2020
Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : Lkis Yogyakarta
Pietno Yan Djoko, 2014, Mendidik Anak Sepenuh Hati. Jakarta : PT Elex Media
Komput Indo Kelompok Gramedia
Sadirman, 2010, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Gravindo Persada
Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka dan Naftali Moekbun, Peran Orang Tua
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sd Negeri Saribi,
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2 No. 2, Januari 2018
Slameto, 2010, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta
67
Sobur Alex, 1999, Komunikasi Orangtua Dan Anak. Bandung : PT Angkasa
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung :
PT Alpabeta
Syamsudin Makmun, 1999, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Umar Husein, 2001, Strategic Managament In Action. (Jakarta : PT Gramedia
Pusaka Utama
Walgito Bimo, 1993, Psikologi Social Sebagai Pengantar. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGMs
Winkel Ws, 1999, Psikologi Pengajaran,. Jakarta: PT Grasindo
68
DOKUMENTASI
A. Foto bersama kepala Desa Tirta Kencana
Wawancara dengan Kepala Desa 20-10-20
Wawancara dengan Kepala Desa 20-10-20
Dokumentasi tanggal 20-10-20
69
B. Foto bersama orang tua dan anak di Desa Tirta Kencana
Wawancara Bapak Suko dan Akram 20-10-21
Dokumentasi Ibu Tatik dan Budi 27-10-21
Dokumentasi Ibu Triani dan Via 20-10-21
70
Wawancara Bapak Suko dan Akram 20-10-21
Wawancara Ibu Ifah dan Rama 20-10-21
Dokumentasi Ibu Siti dan Anjalia 27-10-20
71
Dokumentasi Ibu Yunita dan Carlo 20-10-20
Dokumentasi Istikomariah dan Amalia 20-10-20
Dokumentasi Ibu Sri dan Lailatun 24-10-20
72
Dokumentasi Budi Prasetio 27-10-20 Dokumentasi Akram 20-10-20
Dokumentasi Amalia 20-10-20 Dokumentasi Siti dan Anjalia 27-10-20
73
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO
NO Jenis Data Metode Sumber Data
1. Letak Geografis Desa Tirta
Kencana
- Dokumentasi - Setting
- Dokumen
Geografis
2. Sejarah Desa Tirta Kencana - Dokumentasi - Arsip Desa
- Dokumen
Sejarah Desa Tirta
Kencana
3. Visi-Misi Desa Tirta Kencana - Dokumentasi
- Dokumentasi
Visi, Misi dan
Tujuan Desa Tirta
Kencana
4. Struktur Organisasi Desa Tirta
Kencana
- Dokumentasi
- Bagan Struktur
Organisasi Desa
Tirta Kencana
6. Sarana/Fasilitas di Desa Tirta
Kencana
- Observasi
- Wawancara
-Dokumentasi
- Kepala Desa
Tirta Kencana
7. Peran Orang Tua di Desa Tirta
Kencana
-Observasi
-Wawancara
-Orang Tua di
Desa Tirta
Kencana
8. Motivasi Belajar Anak di Desa
Tirta Kencana
-Observasi
-Wawancara
-Orang Tua di
Desa Tirta
Kencana
74
-Anak di Desa
Tirta Kencana
9. Faktor Penghambat dan Pendukung
Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Anak di Desa Tirta
Kencana
-Observasi
-Wawancara
-Orang Tua di
Desa Tirta
Kencana
a. Panduan Observasi
NO Jenis Data Observasi
1. Sarana/Fasilitas di Desa Tirta
Kencana
-Sarana dan prasarana yang tersedia
di Desa Tirta Kencana
2. Peran Orang Tua -Melihat dan mengamati bagaimana
peran orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar anak serta melihat
bagaimana interaksi atau komunikasi
antara orang tua dan anak di Desa
Tirta Kencana
3. Anak/Peserta Didik -Melihat bgaimana motivasi belajar
anak serta banyak tidak nya anak-
anak dalam melaksanakan
pembelajaran di rumah
-Melihat dan mengamati tingkah
laku serta kebiasaan anak-anak Desa
Tirta kencana
75
b. Butir-butir Wawancara
NO Objek Wawancara Instrumen
1. Kepala Lingkungan Desa Tirta
Kencana
1. Bagaimana sejarah dan letak
geografis Desa Tirta Kencana?
2. Bagaimana fasilitas yang ada di
Desa Tirta Kencana?
3. Bagaimana pendidikan anak di
Desa Tirta Kencana?
4. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat Desa Tirta Kencana?
2. Orang Tua 1. Bagaimana peran orang tua
dalam meningkatkan motivasi
belajar anak?
2. Bagaimana fasilitas belajar yang
diberikan untuk anak?
3. Apakah bapak/ibu mengawasi
proses belajar anak?
4. Bagaimana cara bapak/ibu dalam
memberikan waktu atau jadwal
belajar pada anak?
5. Bagaimana cara bapak/ibu
membimbing anak saat belajar
dirumah?
6. Apakah bapak/ibu membantu
kesulitan belajar anak?
7. Bagaimana sikap bapak/ibu
ketika anak mengalami kesulitan
belajar?
8. Apa saja yang faktor yang
pendukung motivasi belajar
76
anak?
9. Apa saja faktor yang
penghambat motivasi belajar
anak?
10. Bagaimana cara mengapresiasi
keberhasilan belajar yang telah
diraih oleh anak?
3. Anak/peserta didik 1. Apakah minat belajar dirumah
tinggi?
2. Bagaimana semangat anda dalam
melakukan pembelajaran
dirumah?
3. Bagaimana tanggung jawab anda
untuk mengerjakan tugas-tugas
dari sekolah?
4. Apakah anda senang dalam
mengerjakan tugas?
5. Bagaimana reaksi anda saat
orang tua memberikan semangat
dalam belajar?
6. Bagimana sikap anda saat
mengalami kesulitan belajar?
C. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Dokumentasi
1. Letak Geografis Desa Tirta
Kencana
-Data dokumentasi tentang letak
geografis Desa Tirta Kencana
2. Sejarah Desa Tirta Kencana -Data dokumentasi tentang sejarah
dan perkembangan Desa Tirta
Kencana
77
3. Visi-Misi Desa Tirta Kencana -Data dokumentasi tentang visi-misi
dan tujuan Desa Tirta Kencana
4. Struktur Organsisasi Desa Tirta
Kencana
-Data dokumentasi tentang struktur
organisasi Desa Tirta Kencana
5. Sarana/Fasilitas Desa Tirta
Kencana
-Data dokumentasi tentang
sarana/fasilitas yang ada di Desa
Tirta Kencana
6. Orang Tua/Masyarakat di Desa
Tirta Kencana
-Data dokumentasi tentang peran
orang tua dalam motivasi belajar
anak di Desa Tirta Kencana
7. Anak/Peserta Didik di Desa Tirta
Kencana
-Data dokumentasi tentang motivasi
belajar anak di Desa Tirta Kencana
78
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, mulai dari bulan Juli 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
No
Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul √
2 Pembuatan proposal √ √
3 Pengajuan dosen pembimbing √
4 Perbaikan proposal √
5 Pengajuan seminar √
6 Pelaksanaan seminar √ √
7 Perbaikan proposal setelah seminar √ √
8 Pengajuan surat izin riset √
9 Riset lapangan √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Penyusunan data √ √
11 Penulisan skripsi √ √ √
12 Perbaikan dari pembimbing √ √
13 Penyempurnaan skripsi √ √
14 Munaqasah √
15 Wisuda √
79
CURICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Umi Farida Ningsih
Tempat & Tanggal Lahir : Rimbo Bujang, 12 Agustus 1999
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl Kruwing Unit 6, Desa Tirta Kencana,
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : 2017-2021
SMA N 2 Tebo : 2014-2017
SMP N 13 Tebo : 2011-2014
SD N No. 77/VIII Tebo : 2005-2011