PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI DAMPAK …sehingga skripsi dengan judul “Peran Orang Tua dalam...

98
PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA BONTOLOHE KECAMATAN RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh : WILDAWATI NIM. 50200115005 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019

Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI DAMPAK …sehingga skripsi dengan judul “Peran Orang Tua dalam...

  • PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI DAMPAK PENGGUNAANHANDPHONE TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK

    DI DESA BONTOLOHE KECAMATAN RILAU ALEKABUPATEN BULUKUMBA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana SosialPada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

    Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Alauddin Makassar

    Oleh :

    WILDAWATINIM. 50200115005

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

    2019

  • iv

    KATA PENGANTAR

    ُنُه َوَنْستَـْغِفرُُه َونـَُعْوُذ بِاِهللا ِمْن ُشُرْوِر أَنـُْفِسَنا َوَسّيَئاِت أَ ْعَمالَِنا َمْن يـَْهِدِه اُهللا َفَال ِإّن احلَْْمَدِ ِهللا َحنَْمُدُه َوَنْسَتِعيـْ…ِإّال اُهللا َوَأْشَهُد َأّن ُحمَّمًدا َعْبُدُه َوَرُسْولُُه أَّما بـَْعُد ُمِضّل َلُه َوَمْن ُيْضِلْل َفَال َهاِدَي َلُه َأْشَهُد َأْن َال إِلَه

    Alhamdulillah dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan

    Maha Luar Biasa yang telah mencurahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada peneliti

    sehingga skripsi dengan judul “Peran Orang Tua dalam Meminimalisir Dampak

    Penggunaan Handphone terhadap Perkembangan Kepribadian Anak di Desa

    Bontolehe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba” dapat diselesaikan.

    Meskipun banyak tantangan dan kesulitan, namun peneliti tetap berjiwa besar

    menerimanya.

    Salam dan sholawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

    Muhammad saw. sebagai sosok manusia paripurna dan manusia terbaik yang diutus

    oleh Allah di muka bumi ini yang menjadi panutan di seluruh alam. Peneliti

    menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masi perlu disempurnakan, baik dari

    segi bobot ilmiahnya maupun keterbatasan literatur peneliti jadikan sebagai sumber

    kutipan. Namun berkat bantuan Allah swt. dan dari berbagai pihak akhirnya peneliti

    dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya peneliti mengucapkan banyak terimakasih

    kepada semua pihak atas bantuannya.

    1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar

    beserta Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik

    Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A. sebagai Wakil

  • v

    Rektor Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan dan Prof. Siti

    Aisyah, M.A., Ph.D. sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan

    Kerjasama yang telah menyediakan fasilitas belajar sehingga peneliti dapat

    mengikuti kuliah dengan baik.

    2. Prof Dr. H. Abd Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si, M.M. sebagai Dekan

    Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar beserta Dr. H.

    Misbahuddin, M.Ag., sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. H.

    Mahmuddin, M.Ag sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Dr.

    Nur Syamsiah, M.Pd.I sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang telah

    memberikan berbagai fasilitas sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi.

    3. Dr. Andi Syahraeni, M.Ag, dan Dr. H. Muh. Ilham, M.Pd sebagai Ketua

    Jurusan dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) yang

    telah memfasilitasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan studinya.

    4. St. Rahmatiah, S.Ag.,M.Sos.I dan Dr. H. Sakaruddin, S.Sos.,M.Si sebagai

    pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dan

    bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan seperti saat ini.

    5. Dr. Andi Syahreani., M.Ag sebagai munaqisy I dan Dr. H. Suf Kasman, M.Ag

    sebagai munaqisy II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan wawasan selama

    peneliti menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar.

    7. Dr. Muh. Ansar Akil, S.T., M.Si. sebagai Kepala Perpustakaan Fakultas

    Dakwah dan Komunikasi beserta Staf pegawai yang telah banyak membantu

    peneliti dalam mengatasi kekurangan literasi dalam penelitian skripsi ini.

  • vi

    8. Teruntuk sahabat-sahabat yang sepenuh hati membantu saya, serta teman-

    teman-teman BPI angakatan 2015 yang memberikan dukungan dan motivasi.

    9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Muhammad Asaf dan Ibu Darnayanti yang selalu

    memberikan dorongan dan doa kepada peneliti serta telah mengasuh dan

    mendidik peneliti dari kecil hingga saat ini. Peneliti menyadari bahwa ucapan

    terimakasih peneliti tidak sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan oleh

    mereka.

    Peneliti menyadari sepenuhnya, karya ini merupakan sebuah karya

    sederhana yang sarat dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan

    saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

    Samata, Maret 2019

    Peneliti,

    WildawatiNIM: 50200115005

  • vii

    DAFTAR ISI

    JUDUL .................................................................................................................... iPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. iiPERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ iiiPENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................ ivKATA PENGANTAR ............................................................................................. vDAFTAR ISI ............................................................................................................ viiDAFTAR TABEL..................................................................................................... ixPEDOMAN TRANSLATE ARAB-LATIN ............................................................ xABSTRAK ............................................................................................................... xvBAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1-12

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Foku...................................................... 7C. Rumusan Masalah ................................................................................... 8D. Kajian Pustaka......................................................................................... 8E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 11

    BAB II TINJAUAN TEORETIS .............................................................................. 13-39

    A. Peran Orang Tua Terhadap Anak .......................................................... 13B. Dampak Penggunaan Handphone ......................................................... 20C. Kepribadian Anak ................................................................................. 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 40-47

    A. Jenis dan Lokasi Penelitian.................................................................... 40B. Pendekatan Penelitian............................................................................ 40C. Sumber Data .......................................................................................... 40D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 41E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 42F. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data ................................................ 45

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 48-77

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 48B. Upaya Orang Tua dalam Mengatasi Dampak Penggunaan

    Handphone Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak di DesaBontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba .................... 56

    C. Hambatan Orang Tua dalam Mengatasi Dampak PenggunaanHandphone Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak di DesaBontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba ................... 69

  • viii

    BAB V PENUTUP.................................................................................................... 78-79

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 78B. Implikasi Penelitian.............................................................................. 78

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 80LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ 83DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................. 109

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel : Pedoman Literasi Arab-Latin

    Tabel 4.1 : Batas Wilayah Desa Bontolohe

    Tabel 4.2 : Peta Desa Bontolohe

    Tabel 4.3 : Demografi Desa Bontolohe

    Tabel 4.4 : Pendidikan Masyarakat Desa Bontolohe

    Tabel 4.5 : Agama Masyarakat Desa Bontolohe

    Tabel 4.6 : Keadaan Ekonomi Masyarakat Desa Bontolohe

    Tabel 4.7 : Prasarana dan Sarana Desa Bontolohe

    Table 4.8 : Bagan Struktur Organisasi Desa Bontolohe

  • x

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat

    dilihat pada table berikut:

    1. Konsonan

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

    ا alif Tidakdilambangkan

    Tidak dilambangkan

    ب ba B Beت ta T Teث tsa ṡ es (dengan titik di atas)ج jim J Jeح ha Ḥ ha (dengan titik di bawah)خ kha Kh Ka dan haد dal D Deذ zal Ż zet (dengan titik di atas)ر ra R Erز za Z Zetس sin S esش syin Sy es dan yeص shad Ṣ es (dengan titik di bawah)ض dhad Ḍ de (dengan titik di bawah)ط tha Ṭ te (dengan titik di bawah)

  • xi

    ظ dza Ẓ zet (dengan titik di bawah)ع ‘ain ‘ Apostrof terbaikغ gain G egف fa F Efق qaf Q Qiك kaf K Kaل lam L Eiم mim M Emن nun N Enو wawu W Weه ha H Haأ hamzah ’ Apostrofي ya’ Y Ye

    Hamzah ( ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

    apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda( ‘ ).

    2. Vokal

    Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

    atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

    Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

    transliterasinya sebagai berikut:

    Tanda Nama Haruf Latin Nama

    ـَــ FATḤAH A A

    ـِــ KASRAH I I

  • xii

    ـُــ ḌAMMAH U U

    3. Maddah

    Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat atau huruf,

    transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

    Harakat dan

    Huruf

    Nama Huruf danTanda Nama

    ...ى اFathahdanalifatauya A a dan garis di atas

    ى Kasrahdanya I i dan garis di atas

    وُ Dammahdanwau U u dan garis di atas

    4. Ta’Marbutah

    Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau

    mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, yang transliterasinya adalah [t].

    sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya

    adalah [n].

    5. Syaddah (Tasydid)

    Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

    sebuah tanda tasydid, dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan

    huruf (konsonang anda) yang diberi tanda syaddah. Jika huruf(ي), maka

    iaditransliterasikan seperti huruf maddah (i).

    6. Kata Sandang

    Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif)آل

    lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

  • xiii

    biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariyah. Kata

    sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang

    ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar

    (-).

    7. Hamzah

    Aturan translitersi huruf hamzah menjadi apostrop hanya berlaku bagi hamzah

    yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia

    tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

    8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

    Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

    kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia

    atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut

    cara transliterasi di atas. Misalnya kata Alquran (dari Alquran), sunnah, khusus dan

    umum. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab,

    maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

    9. Lafz al-Jalalah (هللا)

    Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau

    berkedudukan sebagai mudafilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

    Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-Jalalah,

    ditransliterasi dengan huruf [t].

    10. Huruf Kapital

    Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All caps), dalam

    transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

    kapital berdasarkan pedomanan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

  • xiv

    kapital, misalnya digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat,

    bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata

    sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

    tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka

    huruf Adari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (AL-). Ketentuan yang

    sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata

    sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK DP,

    CDK dan DR).

  • xv

    ABSTRAK

    Nama :WildawatiNIM :50200115005Judul :Peran Orang Tua dalam Mengatasi Dampak Penggunaan Handphone

    Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak di Desa BontoloheKecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

    Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana peran orang tua dalammengatasi dampak penggunaan handphone terhadap perkembangan kepribadiananak di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Pokokmasalah dirumuskan ke dalam dua sub masalah yaitu: 1) Bagaimana upaya orangtua dalam mengatasi dampak penggunaan handphone terhadap perkembangankepribadian anak di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba?2) Apa hambatan orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan handphoneterhadap perkembangan kepribadian anak di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau AleKabupaten Bulukumba?

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologidan bimbingan. Sumber data dalam penelitian ini adalah 5 orang tua yang memilikianak usia 6-12 tahun serta 5 orang anak sebagai informan tambahan di DesaBontolohe yang menjadi sumber data primer. Sedangkan yang menjadi sumber datasekunder adalah bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, situs di internetyang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan dan lain sebagainya. Selanjutnyametode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dandokomuntasi. Teknik pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan melaluitiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya orang tua dalam mengatasidampak penggunaan handphone terhadap perkembangan kepribadian anak di DesaBontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba yaitu memberikan batasanwaktu dalam menggunakan handphone, menerapkan aturan tanpa handphone,memberikan mainan alternatif, membatasi penggunaan internet, memberikanpenjelasan tentang dampak penggunaan handphone, dan memberikan reward ataupenghargaan. Hambatan orang tua dalam mengatasi dampak penggunaanhandphone terhadap perkembangan kepribadian anak di Desa BontoloheKecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba yaitu kurangnya pemahaman orangtua akan dampak handphone, terlanjur melihat dan meniru orang tua, dan kemauananak yang tinggi akan penggunaan handphone.

    Implikasi penelitian ini adalah perlu adanya kesadaran orang tua yang lebihbesar lagi sebagai tempat pendidik pertama bagi anak dalam pengunaan handpone,dengan mengetahui adanya dampak negatif handphone bagi anak, maka orang tuadiharapkan mampu memberikan teladan bagi anak dalam menggunakannya.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu kemajuan zaman hari ini terkhusus pada bidang teknologi

    komunikai jarah jauh adalah handphone, dengan berbagai inovasi dan

    kecanggihannya membuat hampir seluruh kalangan masyarakat menyukai dan

    memilikinya. Penemuan yang mempermudah kehidupan manusia dan pada akhirnya

    tidak ada yang bisa menghindar dari proses kemajuan tersebut. Pada tahun 1876,

    Alexander Grahan Bell menyandang nama sebagai penemu telephone dan hingga kini

    teknologi tersebut menjadi sangat favorit dengan perkembangan mutakhirnya yang

    dapat digunakan dari berbagai kalangan usia. Apalagi pada era tahun 90-an

    handphone telah dilengkapi dengan internet yang membuat komunikasi tanpa batas,

    baik negara maupun budaya.1

    Ponsel atau bisa juga disebut handphone (telepon genggam atau telepon

    seluler) merupakan telepon yang termasuk dalam sambungan telepon bergerak.

    Adapun yang menghubungkan antara sesama ponsel tersebut adalah gelombang-

    gelombang radio yang dilewatkan dari pesawat ke BTS (Base Tranceiver Station) dan

    MSC (Mobile Switching Center) yang bertebaran di sepanjang jalur perhubungan

    kemudian diteruskan ke pesawat yang dipanggil. Menurut Gouzali Saydam,

    handphone merupakan bentuk yang dianggap paling fenomenal dan juga unik. Besar

    1Yuniar Supardi, Optimalisasi HP dan Sim Card Pribadi (Jakara: PT. Elex MediaKomputindo, 2011), h.1-2.

    1

  • 2

    tagihan pemakaian handphone bergantung pada lama waktu percakapan serta jarak

    atau zona jangkau (SLJJ) percakapan yang telah dilakukan dalam percakapan.2

    Seiring berjalannya waktu teknologi kini semakin berdampak besar terhadap

    kehidupan kita baik dari segi positif dan negatif. Bagaimana tidak, hampir seluruh

    kalangan masyarakat kecanduan akan teknologi handphone. Berbagai macam desain

    atau pun bentuk dari handphone membuat masyarakat tertarik untuk memilikinya.

    Apalagi ketika handphone tersebut didukung dengan tingkat kecanggihan yang

    berbeda-beda, baik dari kapasitas, dan pada umumnya ketika handphone tersebut

    dilengkapi dengan fitur untuk mengakses internet lewat handphone seperti

    mengakses google, facebook, twitter, instagram dan lain-lainnya.

    Meningkatnya penggunaan ponsel atau alat-alat yang dapat dengan mudah

    terkoneksi dengan internet ini, mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Dari

    laporan berjudul "Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-

    Commerce Use Around The World" yang diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari

    total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya

    mencapai 130 juta dengan penetrasi 49 persen. Sebanyak 120 juta orang Indonesia

    menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone atau handphone atau tablet

    untuk mengakses media sosial, dengan penetrasi 45 persen. Hanya sepekan, aktivitas

    online di media sosial melalui smartphone mencapai 37 persen.3 Jumlah ini semakin

    2Nesy Aryani Fajrin, Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remajadi Era Globalisasi, Skripsi, (Yogyakarta: Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga,2013) h. 16.

    3Wahyunanda Kusuma Pertiwi, Riset Ungkap Pola Pemakaian Medsos Orang Indonesia,Kompas.com, 01 Maret 2018. https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-medsos-orang-indonesia (22 Juli 2018).

  • 3

    bertambah karena semakin mudah di dapat serta terjangkaunya harga dari ponsel

    cerdas.

    Tidak dapat dipungkiri handphone sangat memengaruhi kehidupan manusia

    terutama anak-anak. Saat sekarang ini, kebanyakan anak telah difasilitasi oleh orang

    tuanya dengan handphone, dan pemandangan seperti ini sangat mudah untuk ditemui

    dan bukan menjadi hal yang mewah lagi untuk dimiliki oleh anak. Salah satu yang

    menjadi alasan ialah agar orang tua lebih leluasa untuk melakukan aktifitas tanpa

    harus mendampingi anak bermain. Tentunya, anak-anak sangatlah senang jika

    memperoleh handphone dari orang tuanya. Apalagi handphone tersebut dilengkapi

    dengan fitur yang menarik seperti aplikasi game yang dengan mudah dimengerti dan

    mudah dimainkan oleh anak.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian handphone pada anak

    merupakan bagian dari kasih sayang palsu orang tua ke anak. Anak terbiasa dengan

    handphonenya dan tidak terbiasa dengan belajar saat di rumah. Selain itu dengan

    menyediakan fasilitas kepada anak selain berupa handphone, menonton televisi, dan

    bermain game merupakan suatu hal yang keliru karena anak menjadi orang yang

    terabaikan. Anak menjadi lebih sering menggunakan handphone, cenderung malas

    belajar, dan menyukai cara-cara yang instan dalam menyelesaikan masalah.4

    Asosiasi dokter anak Amerika dan Kanada menekankan anak usia 0-2 tahun

    tidak diperbolehkan terpapar gadget. Anak 3-5 tahun dibatasi satu jam per hari dan

    dua jam untuk anak 6-18 tahun. Tetapi faktanya, anak-anak justru menggunakan

    gadget 4-5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan. Dokter anak asal

    4Satrianawati, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa SekolahDasar, Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli (2017) h, 60-61.

  • 4

    Amerika Serikat, Cris Rowan, dalam tulisannya di Huffington Post, mengatakan perlu

    ada larangan penggunaan gadget pada usia anak di bawah 12 tahun, beberapa

    alasannya ialah karena dapat menghambat perkembangan anak, gangguan tidur,

    penyakit mental, agresif, kecanduan dan radiasi. Psikolog Tika Bisono, dosen di

    sebuah perguruan tinggi di Jakarta mengungkapkan dampak langsung bagi anak,

    seperti terkenanya radiasi yang terpancar. Meski tidak secara langsung radiasi

    tersebut, namun dapat memengaruhi mata dan otak. Secara psikologis anak yang

    sering bermain gadget akan berpengaruh pada sikapnya. Anak cenderung lebih soliter

    atau lebih menyukai kesendiriannya daripada harus bersosialisasi dengan teman-

    teman di lingkungannya.5

    Olehnya itu orang tua yaitu ibu dan bapak selaku kepala rumah tangga atau

    kepala keluarga adalah sebagai pengayom dan pendidik pertama dan utama bagi

    anak, maka dituntut untuk selalu mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar.6

    Sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Tahrim/66: 6 yang berbunyi:

    Terjemahnya:Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apineraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yangdiperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yangdiperintahkan.7

    5VIVA, Gadget Bisa Mengancam Anak-anak, Situs Resmi VIVA.https://www.viva.co.id/indepth/fokus/561294-gadget-bisa-mengancam-anak-anak (24 Januari 2019)

    6Marjani Alwi, Mengapa Anak Malas Belajar?(Solusi Belajar Efektif dan Menyenangkan)(Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 56.

    7Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, 2013), h. 560.

  • 5

    Dewasa ini handphone telah banyak membawa kemudahan bagi manusia

    dalam hal kehidupan, hal ini dapat dilihat dan dirasakan lewat saran pemenuhan

    kebutuhan hidup manusia. Tetapi kemajuan ini kenyataan bukanlah sebuah garis

    lurus. Kemudahan, kesenangan, dan kenikmatan lahiriah yang dihasilkan oleh ilmu

    pengetahuan dan teknologi tidak selalu memberikan kebahagiaan batiniah, bahkan

    telah dianggap sebagai sesuatu yang lebih banyak memberikan bencana dari pada

    rahmat.

    Hal ini dapat dicermati dari munculnya persoalan global yang menyentuh

    etika sosial dan bahkan merusak paradigma anak. Menurut pendapat Sayyed Hussein

    Nasr, kemajuan teknologi akan berakibat terjadinya kehampaan spiritual pada

    manusia secara umum dan umat Islam secara khusus.8

    Begitu pula yang terjadi dengan anak di Desa Bontolohe, dimana anak-anak

    di desa tersebut telah banyak menggunakan handphone sehari-hari. Rupanya

    kebiasaan anak di Desa Bontolohe dahulu saat masih anak-anak dibiarkan bermain

    bersama teman sebayanya atau didampingi oleh orang tuanya, sekarang mulai

    tergantikan dengan teknologi yang salah satunya adalah handphone. Kebiasaan

    pertama yang dipertunjukkan oleh orang tua dengan sering menggunakan handphone

    membuat anak melihat dan menirunya, hingga kesibukan kedua orang tuanya dalam

    bekerja membuatnya memberikan handphone agar anak tidak rewel saat orang tua

    sedang menyelesaikan pekerjaannya. Hal tersebut membuat orang tua kurang

    memberikan pengawasan akan penggunaan handphone itu sendiri, sehingga anak

    tidak ingin melepaskan handphonenya.

    8Ahmad Tafsir, Pedoman Pendidikan Agama dalam Keluarga (Cet. 1; Bandung: RemajaRosda Karya, 1995), h. 7.

  • 6

    Melihat kondisi tersebut, tentunya orang tua sangat berperan penting dalam

    mengontrol aktivitas anaknya utamanya dalam penggunaan handphone. Seiring

    berkembangnya zaman, secara tidak langsung kita akan digiring untuk semakin dekat

    dengan teknologi, tetapi penggunaan yang berlebih tentunya akan memberikan

    dampak negatif bagi sang anak, bukan hanya fisik tetapi juga psikis hingga

    berdampak pada kepribadian sang anak.

    Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, diperlukan

    pendidikan, perhatian, dan pengertian yang lebih besar pula dari orang tuanya. Orang

    tua harus jujur dan terbuka kepada semua anaknya dengan memberikan keteladanan

    melalui berbagai perbuatan dan tingkah laku. Di samping itu, anak-anak memerlukan

    kasih sayang dan perlakuan yang adil, agar dikemudian hari tidak menjadi anak yang

    sombong, manja, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orang tua dan

    masyarakat di sekitarnya.9

    Olehnya itu dengan adanya latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

    meneliti lebih lanjut tentang peran orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan

    handphone terhadap perkembangan kepribadian anak saat terus-menerus

    menggunakan handphone. Karena mengingat penggunaan handphone bagi anak

    sudah tidak terbataskan lagi dan membuat seorang anak hanya lebih banyak

    menggunakan waktunya untuk bermain handphone. Padahal masih banyak hal yang

    lebih bermanfaat yang dapat dilakukan tanpa tergantung dengan handphone.

    9Bahiyatun, Psikologi Ibu dan Anak: Buku Ajar Bidan (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2011), h. 53.

  • 7

    B. Fokus dan Deskripsi Fokus

    1. Fokus Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif,

    maka penelitian ini akan difokuskan pada ruang lingkup tentang peran orang tua

    dalam mengatasi dampak penggunaan handphone terhadap perkembangan

    kepribadian anak di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

    2. Deskripsi Fokus

    Deskripsi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Upaya orang tua yang dimaksud oleh peneliti ialah orang tua dapat menjadi

    tameng terhadap pesatnya perkembangan teknologi, dalam hal ini ialah handphone.

    Mengingat banyak dampak yang ditimbulkannya terkhusus dampak negatif, maka

    orang tua diharapkan mampu dalam memberikan pengawasan serta edukasi bagi sang

    anak sehingga anak dapat menggunakan teknologi sebagaimana fungsinya.

    Hambatan orang tua yang dimaksud peneliti ialah sesuatu yang menjadi

    tantangan orang tua zaman sekarang yang membuatnya susah dalam mengatasi

    dampak penggunaan handphone bagi sang anak. Interaksi yang berlangsung lama

    dengan handphone dikhawatirkan membuat anak menjadi orang yang tertutup dan

    asyik dengan duniananya sendiri.

    Olehnya itu peran orang tua menjadi sangat penting dalam perkembangan

    zaman yang dihadapi oleh anak. Terutama handphone yang telah menjadi bagian

    dalam keseharian orang tua begitu pula anak yang bisa dikatakan sebuah keniscayaan

    untuk menghindarinya.

  • 8

    C. Rumusan Masalah

    Pokok masalah penelitian ini adalah Peran Orang Tua dalam Mengatasi

    Dampak Penggunaan Handphone terhadap Perkembangan Kepribadian Anak di Desa

    Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan pokok

    permasalahan tersebut maka dirumuskan dua sub masalah yaitu:

    1. Bagaimana upaya orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan handphone

    terhadap perkembangan kepribadian anak di Desa Bontolohe Kecamatan

    Rilau Ale Kabupaten Bulukumba?

    2. Apa hambatan orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan handphone

    terhadap perkembangan kepribadian anak di Desa Bontolohe Kecamatan

    Rilau Ale Kabupaten Bulukumba?

    D. Kajian Pustaka

    Pada bab ini akan dipaparkan hasil kajian pustaka berkenaan dengan

    perbandingan penelitian terdahulu dengan orientasi penelitian ini. Pokok masalah

    yang akan diteliti belum pernah dibahas oleh peneliti sebelumnya. Karya ilmiah ini

    juga merupakan karya ilmiah yang pertama kali dilakukan di Desa Bontolohe

    Kecematan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Disini peneliti menemukan literatur

    dari buku dan hasil penelitian lain, yang dapat menjadi rujukan awal bagi peneliti

    untuk masuk ke dalam pembahasan peran orang tua dan penggunaan handphone, hal

    ini juga dapat menjadi pedoman peneliti untuk mempermudah dalam penulisan

    ilmiah.

    Adapun buku-buku yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

    Buku karya Soerjono Soekanto dengan judul Sosiologi Keluarga tentang

    Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Pada tahun 2009 buku ini telah mencapai

  • 9

    cetakan yang ketiga. Buku ini menjelaskan diantaranya orang tua ideal, dulu, kini dan

    mendatang berupa peranan keluarga di dalam lingkungan sosial dan hukum berupa

    lingkungan sosial kota besar dan dampaknya terhadap pendidikan keluarga, remaja

    dan masalahnya. Serta ciri-ciri orang tua yang ideal yang lazimya tidak berubah

    karena yang terjadi hanyalah perubahan-perubahan pada tekanannya, yang lazimnya

    disebut pergeseran dalam percakapan sehari-hari.10

    Buku karya Bahiyatun dengan judul Psikologi Ibu dan Anak. Buku ini

    menjelaskan tentang psikologi anak mulai dari pertumbuhan dan perkembangannya,

    masalah emosi seperti meningginya emosi pada anak-anak dapat disebabkan karena

    keadaan fisik atau lingkungannya. Sehingga peranan yang harus dilakukan anak yang

    lebih besar telah terumus secara jelas dan anak tahu bagaimana melaksanakannya.

    Serta permainan dan olahraga merupakan bentuk pelampiasan emosi yang tertahan

    dan terakhir dengan meningkatnya keterampilan anak tidak banyak mengalami

    kekecewaan dalam usahanya untuk menyelesaikan berbagai macam tugas. Selain itu

    buku ini menjelaskan pula tentang dimensi perkembangan anak, peran keluarga

    terhadap anak yang dapat memengaruhi tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi

    anak dan masih banyak lagi.11

    Buku karya Yuniar Supardi dengan judul Optimalisasi HP dan Sim Card

    Pribadi. Buku ini menjadi salah satu acuan karena memuat tentang bagaimana

    handphone, sejarah handphone, jenis handphone dan perkembangannya dari generasi

    pertama hingga muncul handphone yang semakin canggih, merek, kartu handphone,

    10Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak (Cet;3 Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h. 7

    11Bahiyatun, Psikologi Ibu dan Anak : Buku Ajar, h. 12.

  • 10

    teknologi kecepatan akses internet, kiat memilih dan memelihara handphone, serta

    kiat membeli dan memelihara kartu handphone.12

    Adapun penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini

    antara lain:

    Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Jurusan Bimbingan dan

    Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

    Alauddin Makassar pada tahun 2018 dengan judul “Peran Orang Tua dalam

    Meminimalisir Dampak Buruk Media Sosial bagi Remaja di Desa Banua Baru

    Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar”. Skripsi ini membahas tentang

    bagaimana dampak buruk yang ditimbulkan oleh media sosial dan upaya orang tua

    dalam mengatasi dampak buruk media sosial bagi remaja dengan menggunakan jenis

    penelitian kualitatif deskriftif dengan pendekatan bimbingan dan sosiologi.13

    Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Kendek Hertmada, Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 2017 dengan judul

    “Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Proses Interaksi Sosial di Kalangan

    Mahasiswa Akademika Kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja.” Penelitian ini

    menunjukan bahwa handphone mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    aktifitas sehari-hari, penggunaan handphone di kalangan mahasiswa Akademika

    Kebidanan Sinar Kasih berdampak negatif seperti lebih senang menggunakan

    12Yuniar Supardi, Optimalisasi HP dan Sim Card Pribadi, h.7.13Wahyuni, Peran Orang Tua dalam Meminimalisir Dampak Buruk Media Social bagi

    Remaja di Desa Banua Baru Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Skripsi (Samata-Gowa: Fak. Dakwah dan Komunikasi, UINAM, 2018).

  • 11

    handphone dibanding baca buku, mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan

    disebabkan faktor kebutuhan komunikasi dan faktor gaya hidup.14

    Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Istifadah, Jurusan Pendidikan Agama

    Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan

    Lampung, 2018 dengan judul “Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku

    Peserta Didik di SMA PIRI Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.”

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik

    observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitiannya mnemukan bahwa

    penggunaan handphone terhadap peserta didik lebih banyak membawa dampak

    negatif daripada dampak positif.15

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan

    handphone terhadap perkembangan kepribadian anak di Desa Bontolohe

    Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

    b. Untuk mengetahui hambatan orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan

    handphone terhadap perkembangan kepribadian anak di Desa Bontolohe

    Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

    14Sinta Kendek Hertmada, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Proses InteraksiSosial Dikalangan Mahasiswa Akademika Kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja, Skripsi (Makassar:Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 2017).

    15Rahma Istifadah, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku Peserta Didik diSMA PIRI Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan, Skripsi (Lampung: Fak. Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018).

  • 12

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Ilmiah

    1) Memberikan pengetahuan kepada orang tua dalam mengatasi dampak

    penggunaan handphone bagi perkembangan kepribaian anak, karena

    penggunaan handphone pada anak sejak dini dapat berdampak negatif apabila

    tidak diberikan pengawasan dari orang tua.

    2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi ilmiah dalam upaya

    memperkaya kepustakaan sebagai bahan untuk memperluas wawasan bagi

    mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, khususnya pada

    mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

    b. Kegunaan Praktis

    Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    pemikiran kepada pihak yang ikut terlibat dalam peran orang tua dalam mengatasi

    dampak penggunaan handphone terhadap perkembangan kepribadian anak yang nanti

    akan menjadi generasi penerus cita-cita bangsa yang dapat dibanggakan terutama di

    Desa Bontolohe.

  • 13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Peran Orang Tua Terhadap Anak

    1. Pengertian Orang Tua

    Menurut Mardiyah orang tua terdiri dari ayah dan ibu yang mana ayah adalah

    seseorang yang bertanggung jawab dalam suatu rumah tangga, dan ibu adalah

    seseorang yang melahirkan seeorang anak dan mengurus rumah tanga. Mereka adalah

    figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya.

    Rusdijana menjelaskan bahwa orang tua adalah orang yang bertanggung

    jawab di dalam mengasuh dan mendidik anaknya hingga dewasa. Pola asuh orang tua

    adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari

    waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif maupun

    positif.1

    Orang tua yang berhasil mengelola anak dengan baik maka cepat atau

    lambat akan merasakan hasilnya, tenang dan bahagia menjalani hidup ini baik ketika

    anak masih kecil maupun ketika anak sudah beranjak dewasa dan orang tua pun

    menjadi semakin tua. Anak akan tumbuh sesuai dengan harapan orang tuanya,

    berbakti kepada orang tua, bertanggung jawab, disiplin dan dapat dipercaya.

    Mengharapkan anak tumbuh menjadi seseorang yang baik tentu tidak bisa instan.

    Perlu sentuhan orang tua supaya orang tua dapat mengarahkan anak menjadi lebih

    1Sitti Trinurmi, Hubungan Peranan Ayah dalam Perkembangan Motorik Anak Usia PraSekolah (Cet.1; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 127.

    13

  • 14

    baik maka orang tua perlu berusaha untuk mengenali, merasakan, serta mengetahui

    apa yang sedang terjadi di dalam benak dan hidup anak terlebih dahulu.2

    Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah

    keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang bertugas untuk memberikan kasih

    sayang kepada anaknya, menjaga dan melindunginya serta mendidik dan

    membimbing anak-anaknya.

    2. Pengertian Anak

    Anak adalah amanah dari Allah untuk hamba-Nya. Arti bebasnya anak

    adalah titipan dari Allah kepada kedua orang tuanya. Adapun definisi anak yang

    berbeda-beda di mana ada beberapa pengertian anak. Menurut Rosesfield, anak

    merupakan dwi tunggal jiwa raga yang berkembang bersamaan yang mengalami

    perkembangan ke arah kedewasaan.

    Menurut Kantor Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, 1993 bahwa anak

    adalah anggota masyarakat yang berumur di bawah 15 tahun dan belum pernah

    menikah. Anak dalam Kamus Lengkap Psikologi dapat diartikan sebagai seseorang

    yang belum mencapai tingkat kedewasaan. Bergantung pada sifat referensinya, dapat

    diartikan sebagai individu yang berada diantara masa kelahiran dan masa pubertas

    atau di antara masa kanak-kanak (masa pertumbuhan) dan masa pubertas.3

    Menurut the Minimun Age Convention nomor 138 tahun 1973, pengertian

    anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah. Sebaliknya, dalam

    convension on the rights of the child tahun 1989 yang telah diratifikasi pemerintah

    2Muhammad Rusyadi Rasyid, Bermain Dan Berfantasi Pada Anak (Makassar: AlauddinUniversiy Press, 2013), h. 155.

    3Sitti Trinurmi, Hubungan Peranan Ayah dalam Perkembangan Motorik Anak Usia PraSekolah, h. 44-45.

  • 15

    Indonesia melalui Keppres nomor 39 tahun 1990 disebutkan bahwa anak mereka

    yang berusia 18 tahun ke bawah. Sementara itu, UNICEF mendefinisikan anak

    sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun.4 Berdasarkan

    pengertian di atas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa anak adalah anggota

    masyarakat yang berusia di bawah 15 tahun.

    3. Peran Orang Tua

    Upaya orang tua dalam hal ini ialah peran orang tua dalam proses

    perkembangan anak secara umum antara lain sebagai berikut:

    a. Mendampingi

    Setiap anak memerlukan perhatian dari orang tuanya. Sebagian orang tua

    bekerja dan pulang ke rumah dalam keadaan lelah. Bahkan ada juga orang tua yang

    menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga hanya memiliki

    sedikit waktu bertemu dan berkumpul dengan keluarga. Sehingga menyediakan

    fasilitas dan media bermain yang lengkap namun tidak menjamin anak merasa

    senang. Anak merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan sosial, yaitu

    berinteraksi dengan orang lain, mendapatkan perhatian serta kehangatan dari orang-

    orang yang ada disekitarnya.

    b. Menjalin Komunikasi

    Komunikasi menjalin hal penting dalam hubungan orang tua dan anak

    karena komunikasi merupakan jembatan yang menghubungkan keinginan, harapan

    dan respon masing-masing pihak. Melalui komunikasi, orang tua dapat

    4Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak (Cet. 1; Semarang: Nuansa Cendekia, 2012), h.31.

  • 16

    menyampaikan harapan, masukan dan dukungan pada anak. Begitu pula sebaliknya,

    anak dapat bercerita dan menyampaikan pendapatnya.5

    c. Memberikan Kesempatan

    Anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan

    kesempatan untuk mencoba, mengekspresikan, mengeksplorasi dan mengambil

    keputusan. Kepercayaan merupakan unsur esensial, sehingga arahan, bimbingan dan

    bantuan yang diberikan orang tua kepada anak akan menyatu dan memudahkan anak

    menangkap maknanya.

    d. Mengawasi

    Pengawasan mutlak diberikan pada anak agar anak tetap dapat dikontrol dan

    diarahkan. Tentunya pengawasan yang dimaksud bukan berarti dengan memata-matai

    dan main curiga. Tetapi pengawasan yang dibangun dengan dasar komunikasi dan

    keterbukaan. Orang tua perlu secara langsung dan tidak langsung untuk mengamati

    dengan siapa dan apa yang dilakukan anak, sehingga dapat meminimalisir dampak

    pengarih negatif pada anak.

    e. Mendorong atau Memberikan Motivasi

    Walgito menjelaskan bahwa motivasi merupakan keadaan dalam diri

    individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Setiap individu

    merasa senang apabila diberikan penghargaan dan dukungan atau motivasi. Motivasi

    diberikan agar anak selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan apa yang

    sudah dicapai. Apabila anak belum berhasil, maka motivasi dapat membuat anak

    pantang menyerah dan mau mencoba lagi.

    5Sitti Trinurmi, Hubungan Peranan Ayah dalam Perkembangan Motorik Anak Usia PraSekolah, h. 141-142.

  • 17

    f. Mengarahkan

    Orang tua memiliki posisi strategis dalam membantu agar anak memiliki

    dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Kurangnya bimbingan dan pengarahan

    dari orang tua menyebabkan anak merasa tidak aman, tidak punya orientasi, dan

    penuh keraguan.6

    Selain peran orang tua di atas dalam hal ini dipaparkan secara khusus

    mengenai beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam meminimalisir dampak

    penggunaan handphone. Teori Belajar Sosial dan Tiruan dari Millers dan Dollard

    bahwa tingkah laku manusia adalah dipelajari. Karena itu untuk memahami tingkah

    laku social dan proses belajar social, kita harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi

    belajar. Yaitu dorongan, isyarat, tingkah laku-balas, dan ganjaran.mengatakan bahwa

    dalam tingkah laku sosial, belajar coba dan ralat dikurangi dengan dengan belajar

    tiruan dimana seorang anak tinggal meniru tingkah laku orang dewasa untuk dapat

    memberikan tingklah laku balas yang tepat, sehingga ia tidak perlu membuang waktu

    untuk belajar dengan cara coba dan ralat. Di sinilah peran guru, orang tua, dan orang

    dewasa dalam mendidik anak-anak dan generasi muda.7

    a. Cintai dan Sayangi Anak-Anak

    Anak yang mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup dari orang

    tuanya akan dapat menghadapi masalah yang menghadangnya ketika mereka berada

    diluar rumah dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya, jika anak anak terlalu

    dicampuri urusannya atau orang tua terlalu memaksakan kehendaknya, anak akan

    6Sitti Trinurmi, Hubungan Peranan Ayah dalam Perkembangan Motorik Anak Usia PraSekolah, h. 143-144.

    7Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Sosial, (Cet.3; Jakarta: CV. Rajawali, 1991), h. 24-25.

  • 18

    merasa diintervensi dan pada akhirnya akan menghalangi membentuk pribadi yang

    sempurna.

    b. Saling Menghormati antara Kedua Orang Tua dan Anak

    Hormat bukan berarti takut. Orang tua harus punya ketegasan tapi tetap

    mengakomodasi keinginan dan permintaan yang logis dari anak. Orang tua juga tidak

    boleh kebal kritik. Saling menghormati artinya anak dan orang tua tetap menciptakan

    kasih sayang, namun tetap menjaga hak-haknya. Orang tua harus tetap menjaga hak-

    hak hukumnya. Jangan sampai ingin menciptakan suasana kasih sayang hukum-

    hukum yang telah dibuat keluarga menjadi longgar. Itulah sebabnya, orang tua tidak

    boleh otoriter dan anak-anak tidak boleh permisif. Keduanya harus berjalan

    beriringan dan saling menghargai.

    c. Mewujudkan Kepercayaan

    Kepercayaan diri pada anak sangat penting. Kepercayaan anak-anak

    terhadap dirinya sendiri akan membuat mereka mudah menerima kekurangan yang

    ada pada dirinya. Berilah kepercayaan kepada mereka dan hargailah. Menghargai dan

    memberikan kepercayaan terhadap anak anak berarti memberikan penghargaan dan

    kelayakan terhadap mereka. Penghargaan dan kepercayaan yang diberikan orang tua

    akan membuat anak menjadi mandiri, maju, dan selalu berusaha berani dalam

    bersikap. Mereka menjadi lebih percaya diri dan yakin dengan kemampuan sendiri.8

    d. Luangkan Waktu untuk Bermain dan Berdiskusi dengan Anak

    Jangan biarkan anak merasa jika gadget yang mereka mainkan lebih asyik

    dibanding dengan bermain bersama orang tuanya, sempatkanlah waktu untuk bermain

    8Desy Ambar, Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologi Anak, Blog DesyAmbar. http://desyambarl.blogspot.com/2012/03/pola-asuh-orang-tua-terhadap.html (24 Januari 2019)

  • 19

    bersama anak walaupun hanya sebentar, berikan pengertian serta pemahaman dengan

    cara berdiskusi secara baik-baik bahwa sebenarnya ada akibat-akibat yang kurang

    baik bila mereka terlalu lama dan terlalu sering memainkan gadget, bila perlu berikan

    ilustrasi berupa gambar atau efek yang dapat ditimbulkan dari pemakaian gadget.

    e. Berikan Alternatif Mainan untuk Anak

    Saat ini banyak mainan anak yang edukatif sehingg mampu membuat anak

    untuk lebih pandai dan kreatif, mungkin beberapa orang berpendapat bahwa mainan

    edukatif cenderung mahal tapi percayalah hal itu tentu akan sebanding dengan

    manfaat yang didapatkan. Bila anak kurang tertarik dengan mainan edukatif bisa juga

    diberikan mainan lain yang dapat Anda sesuaikan masing-masing sesuai dengan

    ketertarikan anak, yang penting anak tidak lagi terlalu sering terpapar gadget setiap

    harinya.

    f. Berikan Batasan Waktu Bermain Gadget dan Batasan Pemakaian Internet

    Dalam hal ini kita harus bisa bersikap tegas pada anak, bila telah terjadi

    kesepakatan antara anak dengan orang tua dalam hal pemakaian gadget dan internet

    maka kita harus menerapkan kesepakatan tersebut, misalnya kita buat kesepakatan

    anak hanya boleh bermain gadget pada hari libur dan itupun hanya 2 jam, bila anak

    melanggar hal tersebut tegaslah dalam mengaturnya, jangan mudah luluh oleh rayuan

    anak ataupun menjadi mudah marah jika anak sulit untuk diatur, coba bicarakan

    kembali mengenai kesepakatan tersebut dengan anak, agar anak juga bisa belajar

    disiplin dalam mematuhi aturan rumah.9

    9Hijapedia, Dampak Buruk Gadget Bagi Anak dan Cara Mengatasinya, Situs ResmiHijapedia. https://hijapedia.com/dampak-buruk-gadget/ (24 Januari 2019)

  • 20

    B. Dampak Penggunaan Handphone

    1. Periode Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

    Periode perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dibagi menjadi

    tiga masa, yaitu masa prasejarah, masa sejarah dan masa modern.

    a. Masa Prasejarah (3000 SM)

    Sejak masa prasejarah, manusia telah menggunakan dan mengembangkan

    berbagai bentuk teknologi informasi dan komunikasi. Pada zaman prasejarah,

    tepatnya pada zaman batu, manusia telah mencoba menggunakan teknologi informasi

    berupa gambar yang telah menceritakan pengalaman kegiatan berburu dan gambar

    binatang hasil buruannya pada dinding gua. Pada masa ini, manusia juga telah

    mampu menggunakan isyarat bunyi berupa dengusan dan isyarat tangan untuk

    berkomunikasi dengan sesamanya. Kemudian, mereka menggunakan alat-alat yang

    menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendering, terompet dari tanduk binatang, api

    dan asap untuk menyampaikan pesan jarak jauh.10 Sehingga pada masa prasejarah

    manusia telah memanfaatkan apa yang terdapat di alam dalam rangka mempermudah

    kehidupannya.

    b. Masa Sejarah (3000 SM s.d 1400 M)

    Penemuan kertas (105 Masehi) oleh bangsa Cina menjadi tanda

    perkembangan bahasa tulis dan cikal bakal kertas saat ini. Pada saat itu, kertas terbuat

    dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan

    dikeringkan. Dengan ditemukannya kertas, muncul teknologi percetakan dengan

    menggunakan balok kayu yang dilumuri tinta dan dicapkan pada kertas.

    10Maryono dan Patmi Istiana, Teknologi Informasi dan Komunikasi (Cet.1; Jakarta:Yudhistira, 2008), h.19.

  • 21

    c. Masa Modern (1400 M –Sekarang)

    Beberapa peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan TIK

    pada masa modern adalah sebagai berikut: Mesin Cetak pada tahun 1455 oleh Johann

    Guttenberg. Analytichal Machine tahun 1830 oleh Charles Babbage, sebuah mesin

    yang mampu memasukkan data, mengolahnya, dan mengeluarkan bentuk outpute

    berupa kartu. Telegra dan Kode Morse tahun 1837 oleh Samuel Morse. Film Pertama

    pada tahun 1861

    Pesawat telepon pada tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell dan

    Fotografi oleh Edward Maybridge tahun 1877 dan masih banyak perkembangan

    teknologi pada tahun-tahun selanjutnya. Pada tahun 1992 pembentukan komunitas

    internet dan pada tahun 1994 pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan

    mulai merambah ke dalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang

    tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, perusahaan umum mulai

    diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan. Langkah ini memulai

    pengembangan teknologi informasi khususnya internet dan penelitian-penelitian

    untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.11 Penemuan-penemun di

    atas setiap tahunnya terus berkembang pesat dengan berbagai inovasi baru yang dapat

    membantu dan memudahkan kehidupan manusia.

    2. Pengertian Handphone

    Alex MA menjelaskan bahwa telephone adalah alat untuk komunikasi lisan

    jarak jauh, yang terdiri dari komponen pemancar dan penerima pada tiap piranti

    masing-masing di pihak komunikator dan di pihak komunikan. Sedangkan

    handphone atau telepon genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang

    11 Maryono dan Patmi Istiana, Teknologi Informasi dan Komunikasi, h.20.

  • 22

    mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telephone konvensional saluran

    tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan

    jaringan telepon menggunakan kabel.12 Handphone tersebut, merupakan

    pengembangan teknologi telepon yang dari masa ke masa mengalami perkembangan,

    yang di mana perangkat handphone tersebut dapat digunakan sebagai perangkat

    mobile atau berpindah-pindah sebagai sarana komunikasi, penyampaian informasi

    dari suatu pihak kepihak lainnya menjadi semakin efektif dan efesien.

    Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa handphone adalah alat komunikasi

    yang dapat membantu kebutuhan manusia untuk menghubungan yang satu dengan

    yang lainnya dari jarak jauh yang dapat di bawa ke mana saja serta mampu

    memudahkan kegiatan manusia.

    3. Perkembangan Handphone

    Sejarah handphone atau telepon genggam tidak bisa dilepaskan dari sejarah

    telepon itu sendiri begitu pula sejarah telepon yang juga tidak bisa dilepaskan dari

    sejarah teknologi sebelumnya.

    Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper,

    seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973. Ide yang dicetuskan oleh

    Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian

    secara fleksibel. Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana

    memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut

    12Anisa Tri Utami, Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Handphone Untuk mediaSosial Dengan Minat Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas Xi Madrasah Aliyah Negeri 1 Klaten, Skripsi,(Jurusan Pendidikan Agama Islam Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam NegeriSurakarta Surakarta 2017) h. 11.

  • 23

    untuk pertama kalinya. Namun akhirnya sebuah telepon genggam pertama berhasil

    diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram.13

    Perkembangan teknologi komunikasi terutama teknologi seluler di mulai

    sejak pertengahan tahun 90-an dengan mengusung teknologi 1G (Generasi Pertama)

    yaitu menggunakan AMPS (Advance Mobile System). Di mana teknologi AMPS ini

    pertama kali digunakan oleh pihak militer di Amerika Serikat.

    Dalam waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS sudah terjadi perkembangan

    yang sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi teknologi komunikasi, dan

    akhir tahun 90-an muncullah teknologi 2G (Generasi Kedua), perbedaam utama dari

    teknologi 1G dan 2G adalah 1G masih menggunakan system digital. Teknologi 2G

    dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu TDMA (time division multiple

    acces) dan CDMA (code division multiple access). Kemampuan mencolok teknologi

    2G adalah tidak hanya dapat digunakan untuk telepon (voice) tetapi juga untuk

    mengirim SMS yaitu mengirim pesan singkat dengan menggunakan teks.

    Dengan adanya teknologi Generasi Kedua ini membuat perkembangan

    teknologi semakin cepat dengan menghadirkan berbagai kelebihan/fitur yang

    ditawarkan, selain mengirim SMS dan voice dan kelebihan lainnya. Ternyata semua

    kelebihan itu juga masih belum memuaskan para ahli untuk mengembangkan

    teknologi informasi, maka dikembangkanlah lagi teknologi informasi selanjutnya

    dengan tambahan fitur internet pada telepon seluler.14

    13Dekinus Kogoya, Dampak Penggunaan Handphone Pada Masyarakat Studi PadaMasyarakat Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya Papua, “Acta Diurna” VolumeIV. No.4. Tahun 2015, h.5.

    14Kasiyanto Kasemin, Agresi Perkembangan Teknologi Informasi (Jakarta: Prenada MediaGroup, 2015), h. 7-8.

  • 24

    Generasi III, Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator

    jaringan untuk memberi pengguna jangkauan yang lebih luas, termasuk internet

    sebaik video call berteknologi tinggi. Pada generasi ini telepon genggam mulai

    dimasukkan sistem operasi (yang sering disebut smartphone) sehingga membuat fitur

    semakin lengkap bahkan mendekati fungsi komputer personal. Sistem operasi yang

    digunakan antara lain Android, iOS, Symbian, dan Windows Mobile

    Generasi IV Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G

    merupakan sistem telepon genggam yang menawarkan pendekatan baru dan solusi

    infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada. Sistem 4G

    yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan

    di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya dengan kecepatan tinggi, volume

    tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai

    teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk

    mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, online

    game, dan lain-lain.15

    4. Faktor Penyebab Penggunaan Handphone

    Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat menggunakan

    handphone dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu:16

    a. Faktor kebutuhan

    Kebutuhan utama manusia yang kita ketahui dengan istila sandang, papan,

    dan pangan. Di samping itu manusia merupakan mahluk yang tidak dapat hidup tanpa

    15Wikipedia, Telepon Genggam, Situs Resmi Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam (24 Januari 2019)

    16Sinta Kendek Hertmada, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Proses InteraksiSosial Dikalangan Mahasiswa Akademi Kebidanan Sinar Kasih Tana Toraja, Skripsi (Makassar,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2017) h. 22-23.

  • 25

    orang lain, sehingga merekapun melakukan interaksi, baik secara langsung (tatap

    muka) maupun secara tidak langsung (melalui suatu media). Jadi masyarakat

    menggunakan handphone untuk kebutuhan komunikasi dan kebutuhan mengaskes

    informasi.

    1) Handphone memudahkan komunikasi terutama jarak jauh. Misalnya untuk

    membantu pelajar yang kesulitan dalam mengerjakan tugas rumah, handphone

    bisa membantu menghubungi teman yang rumahnya jauh untuk bertanya

    tugas karena dapat menghemat waktu.

    2) Kebutuhan akan askes informasi, dengan handphone orang bisa menyimpan

    banyak nomor telepon penting yang bisa menjadi sumber informasi. Ponsel

    bukan sekedar alat komunikasi tetapi juga media informasi. kini masyarakat

    lebih mudah mencari dan mendapatkan beragam informasi dengan mengaskes

    internet via handphone. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

    handphone menjadi salah satu barang yang semakin penting untuk dimiliki.

    b. Faktor Gaya Hidup Modern

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gaya hidup adalah pola

    tingkah laku sehar-hari segolongan manusia dalam masyarakat.17 Gaya hidup

    menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan

    masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya membedakan statusnya dari orang

    lain melalui lambang-lambang sosial. Zaman sekarang yang serba modern dan

    praktis, menuntut masyarakat untuk tidak ketinggalan dalam segala hal termasuk

    dalam bidang teknologi. Hal ini akan menimbulkan perubahan menuju budaya

    konsumsi dan perilaku kehidupan konsumtif. Disadari atau tidak, dalam masyarakat

    17Depikdup, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.

  • 26

    Indonesia saat ini juga terdapat suatu kecenderungan untuk menjadi masyarakat

    konsumeris. Hal ini dapat dilihat dari gaya berpakaiaan, telpon genggam yang

    digunakan, serta mobil yang dikendarai dianggap dapat merepresentasikan status

    tertentu.

    Fenomena seperti ini dengan mudah ditemukan di mal atau pusat-pusat

    perbelanjaan. Sebagian besar pengunjung berpakaian dan mengenakan aksesoris yang

    sesuai dengan fashion dan mode yang sedang berlaku saat ini. Hampir semua

    pengunjung memiliki telpon genggam serta kebanyakan dari pengunjung-pengunjung

    tersebut lebih memili fast food (yang dianggap lebih bergengsi) dari pada makanan

    tradisional khas Indonesia. Barang elektronik, fast food pakaiaan bermerek dan lain-

    lain sepertinya menjadi suatu kebutuhan primer dan tidak dapat ditinggalkan.

    Masyarakat tidak lagi membeli suatu barang berdasarkan skala prioritas kebutuhan

    dan kegunaaan tetapi lebih didasarkan pada gengsi dan gaya.

    Terbentuknya pola pikir yang serba instan, membentuk manusia yang segala

    sesuatunya ingin cepat saji. Keadaan dari hiperrealitas ini membuat masyarakat

    modern menjadi kelebihan dalam pola konsumsi suatu yang tidak jelas esensinya.

    Kebanyakan dari masyarakat ini mengkomsumsi bukan karena kebutuhan

    ekonominya melainkan karena model-model dari simulasi yang menyebabkan gaya

    hidup masyarakat menjadi berbeda. Mereka jadi lebih perhatian dengan gaya

    hidupnya dan nilai yang mereka junjung tinggi.

    5. Dampak Penggunaan Handphone

    a. Dampak Positif

    Handphone sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologi tentunya secara

    umum berfungsi sebagai sarana alat komunikasi untuk tetap terhubung dengan

  • 27

    keluarga, teman dan lainnya. Di samping memiliki fungsi tentunya handphone

    memiliki dampak bagi penggunanya. Berikut beberapa dampak positif dari

    penggunaan handphone.

    1) Sebagai Media Komunikasi

    Ponsel dapat digunakan untuk menghubungi keluarga, kerabat, atau teman

    yang berjarak jauh dari kita. Dengan begitu, kita tidak perlu bersusah payah

    mengirim surat yang akan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke

    tujuannya.

    2) Sebagai Media Informasi

    Adanya internet, handphone bisa mengakses berbagai hal yang dapat

    memberikan informasi penting atau berharga, sehingga meningkatkan pengetahuan.

    3) Sebagai Media Pembelajaran

    Sekarang, tugas-tugas yang diberikan pada peserta didik sangatlah banyak,

    khususnya pada jenjang SMP dan SMA. Handphone dapat membantu peserta didik

    mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan bantuan internet yang sudah tersedia di

    handphone. Jadi, siswa dengan mudah dapat belajar melalui internet dengan

    memanfaatkan handphone tersebut18

    4) Sebagai Media Hiburan

    Di dalam handphone terdapat berbagai aplikasi yang bersifat menghibur.

    Saat sedang bosan dapat memainkan aplikasi tersebut seperti halnya mendengarkan

    mp3, bermain game dan lain sebagainya

    18Rahma Istifadah, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku Peserta Didik diSma Piri Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan, h. 18-19.

  • 28

    5) Dunia Kerja Dan Bisnis

    Handphone juga dapat digunakan untuk menjalin/melakukan hubungan

    kerja dan bisnis. Handphone dapat digunakan sebagai media hubung antar klien.

    Selain itu juga dapat melakukan proses jual beli online melalui handphone.

    6) Pada Aspek Keagamaan

    Banyak handphone sekarang telah memiliki aplikasi, yaitu aplikasi kitab

    suci seperti Alquran, Al-Kitab dan lain-lain. Dengan aplikasi ini handphone akan

    lebih mudah untuk di bawanya ke mana-mana.19

    b. Dampak Negatif

    1) Dampak secara Fisik

    a) Efek Radiasi.

    Penggunaan handphone yang terlalu berlebihan akan menyebabkan berbagai

    penyakit. Hal ini karena handphone memancarkan gelombang elektromagnet agar

    dapat berkomunikasi dengan pemancar operator terdekat pada saat digunakan

    mengirim atau menerima sms atau menelepon atau di telepon. Dalam jumlah yang

    berlebihan, radiasi ini berbahaya yaitu salah satunya kanker.20 Badan Kesehatan

    Dunia (WHO) mengklasifikasikan ponsel sebagai risiko kategori 2B, karena emisi

    radiasi yang dihasilkan. Anak-anak lebih sensitif terhadap berbagai radiasi

    dibandingkan orang dewasa, karena sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang.

    19Rahma Istifadah, Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Perilaku Peserta Didik diSma Piri Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan, h. 18-19.

    20Anas Tamsuri dan Bayu Prakoso, Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak PenggunaanHandphone Pada Kesehatan Dengan Perilaku Penggunaan Handphone Pada Remaja, Jurnal AKP, No.4; 1 Juli – 31 Desember 2011 h. 5.

  • 29

    b) Mengganggu Penglihatan

    Menggunakan ponsel terlalu lama jelas akan berimbas pada penglihatan.

    CVS (computer vision syndrom) awal mulanya mungkin hanya ditemukan pada

    pengguna komputer yang terlalu lama, namun sekarang hal ini juga sama saja ditemui

    pada pengguna ponsel. Jenis layar ponsel kebanyakan memancarkan radiasi sinar biru

    yang bisa merusak penglihatan.

    c) Mengubah Siklus Tidur

    Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pancaran radiasi sinar biru

    termasuk berbahaya. Radiasi sinar ini akan memicu tubuh untuk memproduksi

    melatonin pada saat terpapar. Melatonin akan membuat mata tetap terjaga. Akibatnya,

    siklus tidur akan terganggu.

    2) Dampak secara Psikologis

    a) Mendekatkan yang Jauh dan Menjauhkan yang Dekat

    Ponsel saat ini dengan beragam fitur canggihnya menawarkan cara baru

    dalam berkomunikasi. Sebagai bagian dari media komunikasi modern, jarak rasanya

    sudah bukan menjadi masalah yang besar, sebab di manapun seseorang berada dapat

    tetap terhubung dengan menggunakan ponsel. Sayangnya, ini kemudian menjadi

    permasalahan baru dimana hubungan sosial secara nyata di lingkungan sekitar ikut

    berimbas. Istilah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat merupakan

    istilah yang paling tepat menggambarkan situasi ini.21

    21Barzam, 7 Dampak Negatif Alat Komunikasi Handphone. http://7-Dampak-Negatif-Alat-Komunikasi-Handphone-PakarKomunika si.com.htm, (12 Oktober 2018).

  • 30

    b) Budaya Konsumtif

    Selain banyak manfaat yang ditimbulkan oleh teknologi handphone, namun

    juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Salah satu dampak yang

    ditimbulkan adalah budaya komsumtif. Tindakan konsumsi secara aktif dilakukan

    konsumen untuk menunjukkan status sosial, selera yang baik atau sekedar untuk

    diketahui agar jangan dikatakan ketinggalan zaman, dan digunakan sebagai penunjuk

    posisi sosial dan gaya sosial konsumen yang mencari posisi mereka diantara

    konsumen lain. Salah satu proses konsumsi yang dilakukan masyarakat dalam kajian

    ini adalah konsumsi terhadap salah satu bentuk materi, yaitu handphone. Tindakan

    konsumsi yang dilakukan secara terus-menerus oleh masyarakat menjadikan suatu

    budaya konsumtif yang tak akan pernah habis dalam mengkonsumsi barang berupa

    Handphone.22

    c) Munculnya Cyber–Bullying

    Cyber-bullying merupakan jenis kekerasan yang dilakukan seseorang

    melalui ujaran yang dilontarkan melalui pesan singkat dalam ponsel, internet,

    maupun media sosial yang marak di segala kalangan sekarang ini. Hal ini ditandai

    dengan bullying yang berisi penghinaan, ejekan, intimidasi, ancaman, hingga

    mempermalukan salah satu pihak. Cyber–bullying sendiri merupakan hal yang kerap

    dijumpai di internet maupun media sosial.

    Tersedianya kolom komentar yang ada pada semua jenis media sosial,

    seakan mewadahi para individu yang awalnya digunakan untuk memberikan masukan

    positif atas konten yang mereka unggah, namun disalahgunakan untuk berkata ujaran

    22Muhari, Pengaruh Penggunaan Teknologi Handphone Terhadap Moral Siswa MIMuhammadiyah Gondang Mungkid Magelang, Skripsi (Yogyakarta, Program Pascasarjana Fak. IlmuAgama Islam Universitas Islam Indonesia, 2018) h. 17-18.

  • 31

    yang tidak pantas untuk dilakukan. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, pihak

    yang dibully akan merasa tertekan, stress, hingga depresi berat. Maka tak jarang kita

    meihat banyak orang yang melakukan bunuh diri untuk menghilangkan rasa sakit dan

    malu akibat pembullyan.23

    d) Mengurangi Sifat Sosial dan Mengubah Pola Interaksi

    Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan

    lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang

    berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.

    Manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar.

    Dengan fasilitas yang dimiliki oleh handphone, maka di zaman yang serba canggih

    dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu

    beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari

    mengisi pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan

    dapat dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun. Memang akan menjadi lebih

    mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial.24

    Adanya handphone ini membuat orang-orang semakin dimanjakan dengan

    kegiatan yang seharusnya bisa dilakukan, misalnya hal yang bisa dilakukan seseorang

    dalam pekerjaan. Seringkali seorang anak lupa diri ketika sedang dihadapkan dengan

    yang namanya handphone, sehingga sering mengabaikan orang-orang yang ada

    disekitarnya, karena anak lebih sibuk dengan urusannya sendiri tanpa memperhatikan

    23Veronika, 10 Dampak Positif dan Negatif Handphone Perlu Anda Ketahui.http://Dampak-Positif-dan-Negatif-Handphone-Perlu-Anda-Ketahui-KlubWanita.com.htm,(14 Oktober2018).

    24Desi Veronika, Pengaruh Penggunaan Telepon Selular Sebagai Media KomunikasiTerhadap Sikap Siswa Smp Negeri 30 Samarinda, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 2,2013, h. 379.

  • 32

    apa yang terjadi di sekitarnya. Anak cenderung lebih soliter atau lebih menyukai

    kesendiriannya daripada harus bersosialisasi dengan teman-teman di lingkungannya.

    Hal ini juga akan menyebabkan anak menjadi individual dan kurang memiliki

    attitude yang baik.25

    Terlalu fokus menggunakan handphone membuat orang tidak mudah

    melihat dan empati kepada lingkungan di sekitarnya. Dirinya hanya akan fokus pada

    dunia handphonenya saja. Komunikasi dekat dan hangat bersama keluarga akan

    semakin berkurang. Secara tidak langsung hal ini akan membentuk gangguan

    kepribadian anti sosial jika sudah terbiasa dari masa anak-anak.

    C. Kepribadian Anak

    1. Pengertian Kepribadian

    Istilah kepribadian atau “personality” berasal dari bahasa Latin “persona”

    yang berarti topeng.26 Dulu topeng dipakai dalam teater untuk menunjukkan karakter

    tokoh yang dimainkan.

    Teori Psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud memandang

    kepribadian terdiri dari tiga komponen, yaitu Id (naluri), Ego (kesadaran atau aku)

    dan Superego (hati nurani), interaksi antar ketiga komponen itu terwujud dalam

    perilaku.27 Freud beranggapan bahwa ketiganya berhubungan dengan rapatnya

    sehingga sukar (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap

    25Rintihan, Dampak Negatif Penggunaan Handphone Bagi Anak di Bawah Umur,http://Dampak-Negatif-Penggunaan-Handphone-Bagi-Anak-di-Bawah-Umur-Rintihan-Embun.htm,(14 Oktober 2018).

    26Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Cet.3; Jakarta: PT.Kharisma Putra Utama, 2013)h. 67.

    27Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Cet.7; Jakarta: PT. RajagrafindoPersada, 2016) h. 169.

  • 33

    tingkah laku manusia; tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari ketiga aspek

    itu.28 Kaum Behavioris, dipelopori oleh B.F.Skinner, memandang sebagai rangkaian

    kebiasaan (habit) yang tersusun dari sejumlah hubungan rangsangan (stimulus) dan

    reaksi (response) yang memperoleh penguatan (reinforcement).29

    Menurut Allport kepribadian merupakan susunan sistem psikofisik yang

    dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya

    terhadap lingkungan.30 Kata kunci dari defenisi Allport di atas adalah (1) sistem

    psikis (pikiran, perasaan, motivasi, minat, dan sebagainya) dan sistem fisik (tinggi

    badan, warna kulit, sistem syarat, pencernaan, kacamata, jerawat, gemuk/kurus dan

    lain-lain); (2) organisasi dinamis yang menggabungkan semua sistem psikofisik tadi

    dalam suatu proses kerja yang kait-mengait dan terus berubah dari waktu kewaktu

    sebagai upaya; (3) penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, dan

    secara unik (khas, tidak sama dengan individu lainnya).31

    Menurut Yusuf dan Nurihsan menjelaskan bahwa kata kepribadian atau

    persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para actor dalam suatu permainan

    atau pertunjukan. Selain itu, Yusuf dan Nurihsan menjelaskan bahwa kata

    kepribadian digunakan untuk menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang, kesan

    umum seseorang tentang diri anda atau orang lain dan fungsi-fungsi kepribadian yang

    sehat atau bermasalah.32

    28Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Cet;18, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011h), h.125.

    29Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum , h. 169.30Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, h. 67.31Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum. h. 171.32Yusuf dan Nurihsan, Teori Kepribadian (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007), h.3.

  • 34

    Dari beberapa pendapat di atas, maka kepribadian adalah gambaran tentang

    tingkah laku individu masing-masing yang menimbulkan kekhasan tersendiri dan

    menimbulkan pembeda dari individu lainnya.

    2. Tipe Kepribadian

    Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari

    berbagai aspek, berikut berdasarkan aspek psikologisnya berdasarkan pendapat Jung

    membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstrover dan

    sikap introvert.

    a. Ekstrover

    Adalah kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar

    daripada ke dalam diri sendiri. Seorang ekstrover memiliki sifat social, lebih banyak

    berbuat daripada merenung dan berpikir. Ia juga adalah orang yang penuh motif-

    motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.Jung percaya bahwa

    perbedaan tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil. Jung mengtakan bahwa

    "tanda awal dari perilaku ekstrover seorang anak adalah kecepatannya dalam

    beradaptasi dengan lingkungan dan perhatian yang luar biasa, yang diperankan pada

    objek- objek, khususnya pada efek yang diperoleh dari objek-objek itu. Ketakutannya

    pada obje-objek sangat kecil. Ia hidup dan berpindah antara objek-objek itudengan

    penuh percaya diri. Karena itu ia bebas bermain dengan mereka dan belajar dari

    mereka. Ia sangat berani. Kadang ia mengarah pada sikap ekstrem sampai pada tahap

    risiko.33

    33Rosyidi, “Kepribadian”, Situs Resmi Digilib UIN Sunan Ampel Surabaya.http://digilib.uinsby.ac.id/6252/3/isi.pdf. (diakses 02 Oktober 2018), h. 45

  • 35

    b. Introvert

    Introvert adalah suatu sikap atau orientasi ke dalam diri sendiri. Menurut

    Jung gambaran individu yang termasuk kecenderungan introvert adalah

    memperlihatkan kecendrungan bersifat diam, introspektif dan reflektif, suka sibuk

    dengan diri sendiri, suka melamun, tidak suka bergaul dengan orang lain, sering

    terlalu serius, jiwanya tertutup, mudah tersinggung, acuh tak acuh, teguh dalam

    pendirian, kemampuan kognitif relative tinggi, teliti tapi lambat dalam bekerja, penuh

    pertimbangan sebelum bertindak, penuh jawaban dan taat pada norma social dan

    agama. Secara singkat individu introvert adalah individu yang cenderung menarik diri

    dari kontak sosial.34

    Dalam kondisi kurang normal ia menjadi orang yang pesimis da cemas,

    karena dunia dan manusia sekitarnya siap menghancurkannya. Dunianya adalah suatu

    pelabuhan yang aman. Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang teraman. Teman

    pribadinya yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert sering

    tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois, bahkan menderita patologis. Salah

    satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa,

    pemalu, bahkan takut pada objek baru. Sedangkan cirri introvert pada orang dewasa

    adalah kecenderungan menilai rendah hal-hal atau orang lain.35

    34Sumardi Suryabrata , Psikologi Kepribadian (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008),h. 20.

    35Rosyidi, “Kepribadian”, Situs Resmi Digilib UIN Sunan Ampel Surabaya, h. 45-46.

  • 36

    3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Anak

    a. Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.36

    Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis

    maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh

    keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau

    bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Misalnya ayah yang

    pemarah, maka kemungkinan anaknya akan menjadi anak yang mudah marah.37Jadi

    secara garis besar bahwa faktor internal juga mempengaruhi pembentukan

    kepribadian seorang anak.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor

    eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang

    mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan

    pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV, VCD, internet, atau media

    cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya.38 Berikut beberapa faktor eksternal

    yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak:

    1) Faktor keluarga

    Ada beberapa sebab mengapa keluarga merupakan faktor penting, karena

    keluarga merupakan kelompok social pertama bagi anak, sehinga para anggota

    keluarga menjadi orang-orang pertama dalam kehidupan anak pada masa-masa

    36Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), h. 19.37Daviq Chairilsyah, Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini, Educhild

    Vol.01 No.1 (2012): h. 4.38Daviq Chairilsyah, Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini, h. 4-5.

  • 37

    peletakan dasar kepribadian. Berikut beberapa faktor dalam keluarga yang

    mempengaruhi kepribadian anak:

    a) Sikap orang tua terhadap anak. Sikap orang tua yang menguntungkan

    perkembangan kepribadian anak ditandai dengan pengertian, kasih saying, dan

    minat pada anak sebagai pribadi. Sebaliknya sikap orang tua yang menghambat

    perkembangan kepribadian ditandai oleh kekurangan emosional, penolakan, serta

    kontrol yang ketat.

    b) Suasana keluarga. Suasana emosional dalam suatu keluarga terutama ditentukan

    oleh orang tua. Pengaruh suasana keluarga pada perkembangan kepribadian anak

    bergantung pada anak itu sendiri.

    c) Jumlah anggota keluarga. Dewasa ini keluarga dipandang sebagai penentu utama

    apakah anak tunggal akan berkembang menjadi anak yang berwatak manja,

    egosentris, dan antisocial atau tidak.

    d) Urutan kelahiran. Anak sulung, menengah atau bungsu memengaruhi

    perkembangan kepribadiannya. Watak ini merupakan hasil dari perlakuan dan

    sikap orang tua, peran yang dibawakan, dan sikap saudara-saudaranya.39

    2) Pengalaman Awal

    Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa

    anak-anak). Freud berpendapat bahwa kepribadian sebenarnya pada dasarnya telah

    terbentuk pada akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar

    hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.40

    39Bahiyatun, Psikologi Ibu dan Anak : Buku Ajar Bidan, h. 41-42.40Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, h. 140.

  • 38

    3) Kondisi Fisik

    Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian

    seseorang. Kondisi tubuh menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak

    dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seeorang akan merasakan tentang

    tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi

    fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi,

    gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endoktrin ke kelenjar

    tiroid (membuat gelisah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).41

    4) Keberhasilan dan kegagalan

    Konsep diri seorang anak sangat dipengaruhi oleh pandangannya tentang

    dirinya sendiri sebagai seorang yang berhasil atau gagal. Kegagalan tidak hanya

    merusak konsep diri anak, tetapi juga mendorong rasa percaya diri yang negative

    pada anak dan harus dihindarkan. Sebaliknya, keberhasilan menimbulkan konsep diri

    yang positif dan pada gilirannya anak akan mampu mengadakan penyesuaian pribadi

    dan social dengan baik, serta penilaian social yang menguntungkan.42

    5) Penerimaan Sosial

    Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa

    percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam

    lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut dan mudah tersinggung.

    6) Daya Tarik

    Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih

    banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang

    41DA Asterina, Tipe Kepribadian (http://etheses.uin-malang.ac.id/2260/6/08410139-bab_2.pdf diakses 29 oktober 2018) h. 28.

    42Bahiyatun, Psikologi Ibu dan Anak: Buku Ajar, h. 44.

  • 39

    menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat

    sikap social yang menguntungkan.43

    7) Simbol Status

    Sejak awal seorang anak dalam pergaulannya dengan teman-teman telah

    mengetahui bahwa simbol status dapat mempengaruhi kepribadian lewat

    pengaruhnya terhadap konsep diri. Anak harus tahu symbol-simbol yang dihargai

    oleh kelompok temannya, dan harus menyadari bahwa ia dinilai atas dasar symbol

    status yang dimiliki oleh keluarganya. Simbol status yang mempunyai pengaruh

    terhadap kepribadian anak-anak, terutama pakaian, sebab pakaian mencerminkan

    status mereka. Keluarga yang dapat memberikan pakaian dan barang-barang yang

    membuat gengsinya di mata kelompok temannya tinggi, biasanya mengembangkan

    konsep diri yang lebih positif dibandingkan dengan orang tua tidak memberikan hal

    seperti itu.44 Olehnya itu dari beberapa faktor yang ada di atas dapat memengaruhi

    pembentukan kepribadian individu.

    43DA Asterina, Tipe Kepribadian, h. 28.44Bahiyatun, Psikologi Ibu dan Anak: Buku Ajar, h. 44-45.

  • 40

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Lokasi Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif.

    Lexy J. Moleong mengungkapkan bahwa, metode penelitian kualitatif adalah metode

    penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena empiris secara holistik dengan

    cara mendeskripsikan ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

    khusus dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1

    Berdasarkan pandangan di atas, maka penelitian kualitatif dalam tulisan ini

    dimaksudkan untuk memaparkan suatu fakta dilapangan. Memberikan penjelasan

    terkait realita yang ditemukan.

    2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale

    Kabupaten Bulukumba. Adapun yang mendasari sehingga peneliti memilih tempat ini

    karena di Desa Bontolohe peneliti menemukan telah banyak anak-anak yang

    menggunakan handphone tanpa pengawasan dari orang tua dan tanpa membatasi

    penggunaan dari handphone tersebut. Olehnya itu, peneliti ingin mengetahui

    bagaimana peran orang tua dalam mengatasi dampak penggunaan handphone

    terhadap perkembangan kepribadian anak.

    1Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),h. 6.

    40

  • 41

    B. Pendekatan Penelitian

    1. Pendekatan Bimbingan

    Pendekatan bimbingan adalah salah satu pendekatan yang mempelajari

    pemberian terhadap individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan

    dalam hidupnya agar ia dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.2 Pendekatan ilmu ini

    digunakan karena objek yang diteliti membutuhkan bantuan jasa ilmu tersebut untuk

    mengetahui kesulitan-kesulitan individu sehingga diberikan bantuan atau bimbingan.

    2. Pendekatan Psikologi

    Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa diperoleh secara

    sistematis dengan metode-metode ilmiah yang meliputi spekulasi mengenai jiwa itu.

    Psikologis berbicara tentang tingkah laku manusia yang diasumsikan sebagai gejala-

    gejala dari jiwa. Pendekatan psikologis mengamati tentang tingkah laku manusia

    yang dihubungkan dengan tingkah laku yang lainnya dan selanjutnya dirumuskan

    tentang hukum-hukum kejiwaan manusia.3 Pendekatan psikologis digunakan untuk

    melihat dan mengetahui bagaimana kondisi kejiwaan serta tingkah laku yang

    ditampilkan anak di Desa Bontolohe Kecematan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

    C. Sumber Data

    Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat diklsifikasikan sebagai

    berikut:

    2Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Yogyakarta: PT. Andi Offset, 1993),h. 2.

    3Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender (Malang: UIN-Malang Press,2008), h.55.

  • 42

    1. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

    informan atau dari hasil wawancara dengan narasumber saat diadakan penelitian.4

    Sumber data primer dalam penelitian lapangan merupakan sumber data utama yang

    diambil langsung di lokasi penelitian yaitu informan. Penentuan informan penelitian

    berdasarkan atas tujuan tertentu, yakni untuk menggali informasi secara mendalam

    berkaitan dengan peran orang tua dalam meminimalisir dampak penggunaan

    handphone terhadap perkembangan kepribadian anak, sehingga penelitian ini yang

    menjadi informan kunci (key informan) adalah orang tua dalam hal ini sebanyak 5

    orang dan informan tambahan adalah anak sebanyak 5 orang yang berusia antara 6

    sampai 12 tahun.

    2. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti untuk

    mendukung sumber data primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,

    literatur, penelitian terdahulu, buku, situs di internet yang berkenaan dengan

    penelitian yang dilakukan dan lain sebagainya.5 Tentunya hal di atas ditimbang

    sangat penting digunakan demi terlaksananya penelitian yang sesuai dengan harapan.

    D. Instrument Penelitian

    Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri

    sehingga dalam penelitian kualitatif dikenal istilah human instrument, artinya peneliti

    yang bertindak selaku instrument itu sendiri, yakni peneliti yang berperan sebagai

    4Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), h. 84.5Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2009), h.

    137.

  • 43

    perencana, pelaksana, menganalisis, menafsirkan data hingga pelaporan hasil

    penelitian.6

    Tentunya dalam posisi ini keterampilan mengambil data sangat diperlukan

    oleh peneliti. Dengan begitu berhasil atau tidaknya penelitian ini lebih tergantung

    pada kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data.7

    Barometer keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari instrumen yang

    digunakan, karena itu instrumen yang digunakan dalam penelitian lapangan ini

    meliputi: pedoman observasi, pedoman wawancara (interview) dengan daftar

    pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan, kamera, alat perekam dan buku

    catatan.

    E. Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.8 Observasi

    juga dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan keterangan-keteranga