PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH ...Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu menjadi bahasa...
Transcript of PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH ...Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu menjadi bahasa...
PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Herkulana
NIM : 131314030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
HERKULANA
NIM : 131314030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Sebagai ungkapan syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria.
2. Ayah saya tercinta yang selalu mendukung lewat kerja kerasnya, untuk ibu
(alm) yang selama 16 tahun mendampingi saya, dan untuk saudara/i saya
yang sudah memotivasi.
3. Keluarga besar kakek Dogan dan juga kakek Ropinus Tahar yang sudah
mendukung saya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Dia mengerti, Dia peduli persoalan yang kita alami, namun satu yang Dia minta
agar kita percaya sampai mukjizat menjadi nyata”.
(Issac Arief)
“Dihadapan Tuhan kita semua setara dan sama, yang membedakan itu akhlak
kita”.
(Albert Einstein)
“Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi
manusia yang tangguh”.
(John F. Kennedy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2018
Herkulana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Herkulana
Nomor Mahasiswa : 131314030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN
INDONESIA”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 31 Agustus 2018
Yang menyatakan
Herkulana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERAN MUHAMMAD YAMIN DALAM MERAIH KEMERDEKAAN
INDONESIA
Oleh:
Herkulana
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa tiga
permasalahan pokok, yaitu: (1) latar belakang kehidupan Muhammad Yamin; (2)
perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia; (3) perjuangan
Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.
Penelitian ini disusun berdasarkan metode penelitian historis faktual dengan
tahapan: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan
historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan politik. Penulisan ini
bersifat deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kehidupan Muhammad Yamin
yang penuh perjuangan di dalam bidang pendidikan, karena sering berpindah-
pindah sekolah. Hal itu dilakukannya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
cocok untuk dirinya. (2) Sebelum kemerdekaan, Muhammad Yamin ikut serta
dalam organisasi daerah dan pemuda, seperti, Jong Soematranen Bond, dan
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Demi untuk menciptakan
persatuan Indonesia agar terbebas dari penjajah. (3) Setelah kemerdekaan,
Muhammad Yamin ikut berjuang mempertahankan Proklamasi. Ia diangkat
menjadi Penasehat Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar (KMB), menjadi
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RIS, Menteri Kehakiman, dan menjadi
Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K).
Kata Kunci: Peran dan Perjuangan Muhammad Yamin dalam Kemerdekaan
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE ROLE OF MUHAMMAD YAMIN IN ACHIEVING THE
INDEPENDENCE OF INDONESIEN
By:
Herkulana
Sanata Dharma University
2018
The aim of this research is to describe and analyze three main topics,
namely: (1) the background ofs Muhammad Yamin, life; (2) the struggle of
Muhammad Yamin before the Indonesian Independence; (3) the struggle of
Muhammad Yamin after the Indonesian Independence.
This study was prepared based on the method of historical factual research
with the following stages: choosing the topics, collection of the sources,
verification, interpretation, and historiography. The approach used is a political
approach. This writing is descriptive analytical.
The result of this research showed that (1) The life of Muhammad Yamin is
full of struggle in the field of education, because of the frequent switching school.
It was done to get a more suitable aducation for him. (2) Before independence,
Muhammad Yamin participated in regional and youth organizations, such as, Jong
Soematranen Bond, and the Association of the Indonesian students (PPPI), in
order to create unity of Indonesian to be free from invaders. (3) After
independence, Muhammad Yamin joined the struggle to defend the Proclamation.
He was appointed Advisor to the Indonesian Delegation to the Round Table
Conrefence KMB, became a member of the RIS People’s Legislative Assembly
(DPR), the Minister of Justice, and Minister of Education of Teaching and Culture
(PP and K).
Keywords: The Role and Struggle of Muhammad Yamin in Indonesian
Independence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
melewati berbagai proses dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran
Muhammad Yamin Dalam Meraih Kemerdekaan Indonesia”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(FKIP).
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Sanata
Dharma.
3. K et u a P r o g r am Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan dukungan dan kemudahan bagi penulis selama
belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah.
4. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., dan ibu Brigida Intan Printina, M.Pd.
selaku dosen pembimbing yang selalu sabar memberi arahan dan bimbingan
serta dukungan yang sangat berharga bagi penulis.
5. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan arahan selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kedua orang tua penulis, bapak Andreas Andari dan ibu Maria, serta abang
Dami, abang Toni, abang Keris, abang Ivan, kakak Diana, kakak Heriana,
kakak Nita, dan kakak Olla yang selalu mendukung mendoakan dan
memotivasi saya.
7. Sahabat penulis Candri Urada, yang selalu mendukung, dan teman-teman
Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2013 yang telah memberikan banyak
kenangan bagi penulis selama berdinamika di Universitas Sanata Dharma.
Sebagaiman dalam skripsi ini penulis menyadari banyaknya kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
baik dalam skripsi maupun bagi penulis sendiri. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
F. Landasan Teori .................................................................................... 12
G. Metode dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 16
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MUHAMMAD
YAMIN ........................................................................................................... 20
A. Situasi Di Sumatera Barat Awal Abad Ke-20 ..................................... 20
B. Kehidupan Muhammad Yamin ........................................................... 23
C. Perjuangan Di Bidang Politik .............................................................. 25
D. Bidang Kesastraan Dan Kebudayaan ................................................... 34
BAB III PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN SEBELUM
KEMERDEKAAN ......................................................................................... 37
A. Kebangkitan Nasional .......................................................................... 37
B. Perjuangan Dalam Bidang Organisasi Pemuda .................................... 42
C. Kejatuhan Belanda Dan Kedatangan Pasukan Jepang ........................ 48
D. Muhammad Yamin Dalam BPUPKI Dan PPKI .................................. 55
BAB IV PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN SETELAH
KEMERDEKAAN ........................................................................................ 61
A. Sesudah Proklamasi ............................................................................ 61
B. Peristiwa 3 Juli 1946 ........................................................................... 64
C. Sesudah Pengakuan Kedaulatan .......................................................... 71
BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81
LAMPIRAN ................................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran pemuda salah satunya adalah
Muhammad Yamin. Muhammad Yamin sendiri dikenal oleh masyarakat luas
sebagai pencipta lambang Gajah Mada, ia bahkan menulis buku mengenai
perjuangan Gajah Mada, dan bukan hanya itu saja, Muhammad Yamin juga
dikenal sebagai tokoh pencetus Sumpah Pemuda, serta mengusulkan bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat judul peran Muhammad Yamin dalam
meraih kemerdekaan Indonesia.
Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus
1903, tepat pada pukul 24.00 hari Kamis. Sawahlunto sebuah kotamadya di
daerah Sumatera Barat, yang juga dikenal sebagai kota tambang.1 Ayah
Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib, yang semasa hidupnya
bekerja sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di
Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang. Ibu Muhammad Yamin
bernama Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang, sebuah kota tidak jauh dari
Bukit Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto
Amodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki, bernama
Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.
1 Sutrisno Kuntoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, Jakarta. 1986, hlm. 1 – 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Jenjang pendidikan Muhammad Yamin tidak berjalan lurus, bukan karena
Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih
tinggi tepat pada waktunya, tetapi karena keadaan sekolah pada waktu itu belum
tersebar seperti zaman sekarang. Muhammad Yamin selalu memilih sekolah
dengan pelajaran dan suasana yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati
nuraninya.
Di samping itu, keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang
besar pada pendidikan Muhammad Yamin, karena membutuhkan biaya yang tidak
sedikit, apa lagi keadaan Indonesia saat itu masih di jajah oleh Pemerintah Hindia
Belanda. Muhammad Yamin mula-mula belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah
Dasar Bumi Putra Angka II, kemudian Muhammad Yamin pindah sekolah, ia
pindah di Hollandsch Inlandsche School (HIS), dan pada tahun 1918 Muhammad
Yamin tamat dari HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki
Sekolah Dokter Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang
hewan-hewan dan penyakitnya, tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah
ke Sekolah Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad
Yamin tidak bertahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke Surakarta
dan memasuki Algemene Middelbare School (AMS) jurusan Oostersch
Letterkundige Afdeling sekolah ini dibuka pada tahun 1926.
Di Sekolah AMS afdeling AI ini Muhammad Yamin belajar sungguh-
sungguh dan menjadi murid yang terkemuka. Muhammad Yamin tertarik pada
mata pelajaran sastra, bahasa dan budaya pada umumnya. Pada tahun 1927
Muhammad Yamin menamatkan pelajarannya di AMS. Sementara itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Muhammad Yamin berangkat ke Jakarta dan masuki Sekolah Tinggi Hukum
Rechts Hooge School (RHS) pada tahun 1927. Di Sekolah Tinggi Hukum inilah
Muhammad Yamin menamatkan studinya tepat pada waktunya, yaitu selama lima
tahun. Pada tahun 1932 ia lulus dan sejak itu ia berhak memakai gelar Meester in
de rechten. Sejak itu nama lengkapnya menjadi Mr Muhammad Yamin.
Ketika Muhammad Yamin menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Hukum di
Jakarta, memang zaman sulit.2 Suhu politik di tanah air kita juga tinggi. Banyak
pemimpin pergerakan kebangsaan yang ditahan pihak pemerintahan Belanda,
yaitu Ir Sukarno, Drs. Muhammad Hatta, Sjahrir dan lain-lainnya. Krisis ekonomi
dunia atau melaisse (1929 – 1930) juga melanda tanah air kita. Muhammad
Yamin juga ikut menderita. Walaupun ia terkenal sebagai mahasiswa yang tidak
dapat hidup bermewah-mewah, namun Muhammad Yamin berhasil menjadi
mahasiswa yang pandai dan terkemuka.
Permulaan abad ke-20 yaitu pada tahun 1908, timbul perkumpulan Budi
Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal kebangkitan Nasional di kalangan
bangsa Indonesia. Di Tanah Minangkabau sendiri, juga mulai hidup semangat
kebangsaan yang semakin lama semakin berkembang dengan semarak.
Pada tahun 1910, selagi Muhammad Yamin masih seorang anak berusia
tujuh tahun, di Tanah Minangkabau sudah berdiri perkumpulan Adabiah yang
dipelopori oleh kaum muda Islam antara lain Haji Abdullah Ahmad dan Haji
Abdul Karim Abdullah. Bagi daerah Minangkabau yang sebagian penduduknya
penganut agama Islam yang setia pada ibadahnya, perkembangan perkumpulan
2 Sutrisno Kutoyo, op. Cit, hlm. 11 dan 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Adabiah ini adalah suatu kewajaran. Pada tahun 1914, Haji Abdullah Ahmad dan
Mohammad Taher Marah Sutan mendirikan HIS Adabiah yang diakui dan diberi
subsidi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Dalam banyak hal Taher Marah Sutan merupakan penabur benih, pendorong
semangat, dan pencinta iklim perkembangan paham kebangsaan, terutama di
kalangan anak-anak muda dewasa seperti Mohammad Hatta, Bahder Djohan,
Nazir Dt Pamuntjak, dan Muhammad Yamin sendiri. Pada tanggal 9 Desember
1917 pemuda-pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta juga mendirikan
perkumpulan dengan nama Jong Soematranen Bond. Pada bulan Januari 1918,
pemuda Nazir Datuk Pamuntjak yang juga anggota Jong Soematranen Bond
pulang ke Padang. Sebagai hasil kedatangan Nazir Datuk Pamuntjak, maka
berdirilah cabang-cabang Jong Soematranen Bond di Padang dan Bukittinggi.
Setahun kemudian pada bulan Juli 1919, Jong Soematranen Bond sudah
mengadakan kongres I di Padang. Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta dan
Muhammad Yamin sudah terpilih sebagai pemimpin dan pengurus Jong
Soematranen Bond. Bagi Muhammad Yamin Jong Soematranen Bond, yang
kemudian diubah namanya menjadi Pemuda Sumatera, adalah tempat bergerak
dalam dunia perjuangan kepemudaan dan kebangsaan.
Muhammad Yamin merupakan pimpinan yang aktif dalam Jong
Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan
paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Walaupun demikian pada tahun 1920 cita-
cita kebangsaan Indonesia masih belum jelas. Bahkan Muhammad Yamin sendiri,
belum berpegang pada paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Ia masih bergerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam lingkungan daerah, seperti bunyi sajaknya tahun 1920 yang berbunyi
”Andalas, Tanah Airku”. Yamin pada waktu itu masih menyebut Andalas atau
Sumatera sebagai Nusa Harapan. Hal ini dianggap wajar, karena Muhammad
Yamin baru berumur 17 tahun, dan belum lagi luas daerah penjelajahannya, baik
dalam arti geografi, sosial, intelek dan kultur. Lagi pula guru-guru Belanda,
terutama pengajar sejarah dan ilmu bumi, selalu mengajarkan, bahwa “Maluku
masa lalu, Jawa masa sekarang dan Sumatera masa yang akan datang”.
Bagi Muhammad Yamin politik kolonial ekonomi Hindia Belanda belum
jelas benar dan ia benar-benar terpaku oleh semboyan Sumatera adalah masa
depan, dan karena itu ia mengatakan Sumatera atau Andalas, Nusa harapan.
Yamin merasa terpanggil sebagaimana diserukan oleh Nazir Datuk Pemuntjak
untuk tampil sebagai pemimpin dan pendidik bangsanya guna membangun masa
gemilang bagi pulau Sumatera. Dengan semakin bertambahnya usia, dan semakin
luasnya segi-segi sosial, intelektual dan pergaulan umumnya, maka cakrawala
pemikiran Muhammad Yamin juga semakin luas. Sebenarnya di kalangan Jong
Soematranen Bond sendiri sejak dinihari, yaitu pada tahun 1917, sudah ada hasrat
dan naluri untuk menyatakan diri dalam pengertian atau paham nasional
Indonesia. Bukankah tokoh-tokoh teras Jong Soematranen Bond seprti
Mohammad Hatta, dr Bahder Djohan, dr Amin dan Prof H Muhammad Yamin,
SH. sendiri akhirnya membuktikan diri sebagai tokoh-tokoh nasional di kemudian
hari. Mengenai organisasi-organisasi kedaerahan itu sendiri Muhammad Yamin
berpendapat, bahwa sifat organisasi-organisasi yang provinsialistis itu, lebih
banyak disebabkan keadaan keanggotaannya yang hanya terdiri dari orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sedaerah, dari pada disebabkan oleh suatu kehendak yang memang semata-mata
untuk mencapai tujuan yang sempit.
Sejak semula Muhammad Yamin sudah percaya pada kekuatan yang
menuju Indonesia Raya. Pada Lustrum I dari Jong Soematranen Bond yang
diadakan di Jakarta pada tahun 1923, Muhammad Yamin sudah mengemukakan
gagasan mulia dengan pidato yang berjudul “Bahasa Melayu pada masa lampau,
masa sekarang, dan masa depan”. Yamin sudah melihat datangnya bahasa
kebangsaan Indonesia, yaitu berasal dari bahasa Melayu, walaupun pidatonya
sendiri masih dibawakan dalam bahasa Belanda pada tahun 1923.
Menyongsong Kongres Pemuda I tahun 1926, Muhammad Yamin juga
menjadi anggota pula dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia secara resmi berdiri pada bulan September
1926 sesudah Kongres Pemuda I di Jakarta, tetapi jiwa dan semangatnya sudah
mulai menyala sebelum itu. Diadakannya Kongres Pemuda I yang dipimpin oleh
M Tabrani. Kongres Pemuda Indonesia I dengan tujuan ; “Menggungah semangat
kerjasama di antara bermacam-macam organisasi pemuda di Tanah Air kita,
supaya dapat mewujudkan dasar pokok untuk lahirnya persatuan Indonesia, di
tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia.
Dalam organisasi-organisasi pemuda kedaerahan termasuk Jong
Soematranen Bond dan Jong Islamieten Bond juga menghendaki persatuan. Di
samping itu Perhimpunan Indonesia di Nederland juga giat mendorong persatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bangsa, terutama sejak tahun 1925. 3Selain itu juga, Muhammad Yamin
merupakan salah seorang peserta dalam Kongres Pemuda II pada tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta. Ia ikut terlibat aktif dalam Partindo (Partai Indonesia)
(1932-1938), Volksraad (1938-1942). Keanggotaan dalam bidang ini dijadikan
sarana untuk memperjuangkan kepentingan bangsanya. Hal itu nampak dalam
keikutsertaan dalam Petisi Sutardjo yang ditandatanganinya bersama M.H.
Thamrin, Kasimo, dan Surtardjo sendiri. Penolakan dan pengabaian pemerintah
kolonial terhadap tuntutan-tuntutan itu mungkin terasa lebih menyakitkan
daripada penindasan-penindasan sebelumnya. Pergerakan nasional dapat dianggap
sepi oleh pemerintah Hindia Belanda. Pergerakan nasional seakan-akan
kehilangan semangat karena tekanan-tekanan keras pemerintah.
Semangat yang mengedor itu mulai bangkit menjelang 1940 dengan
munculnya Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) yang dipelopori oleh golongan
muda radikal seperti Tjipto Mangunkusumo, A.K. Gani, Muhammad Yamin,
Amir Syarifuddin. Gerindo lebih membuka diri untuk rakyat dan tidak hanya
memperhatikan golongan menengah dan kaum terpelajar, tetapi massa rakyat.
Sikap Gerindo yang anti-fasis sangat menguntungkan Pemerintah Belanda secara
tidak langsung. Konflik negara terjajah dan kolonial dipandang kurang penting
bila dibandingkan dengan konflik antara negara-negara Fasis. Oleh karena itu,
pemuda Gerindo menganjurkan milisi untuk mengadakan perlawanan terhadap
Jepang.
3 J. B., Soedarmanta, Jejak – Jejak Pahlawan, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007:
hlm. 222.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sikap Gerindo ini kurang ditanggapi oleh pemerintah Belanda karena
berbagai kesukaran yang harus dihadapi partai itu. Partai ini mengalami
perpecahan karena tindakan Gerindo menskors keanggotaan Muhammad Yamin.
Yamin pada waktu itu dicalonkan sebagai anggota Volksraad oleh berbagai
perkumpulan Minangkabau yang tidak mau bekerjasama dengan Gerindo.
Golongan yang menentang Yamin ini menjadi benih sikap non-kooperatif dan
gerakan “bawah tanah” pada masa pendudukan Jepang, seperti nampak dalam diri
Sutan Syahrir dan kawan-kawannya. Sikap pemerintah kolonial ini menimbulkan
sikap antipati yang lebih besar di kalangan rakyat lebih-lebih ketika tak kuasa
menahan serbuan bala tentara Dai Nippon pada tahun 1942. Pada masa
pendudukan Jepang (1942-1945) menjadi anggota Dewan Penasehat Departemen
Penerangan dan Organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
Pada saat menjelang proklamasi, Yamin duduk dalam Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Gagasan-gagasan tentang dasar negara dan
undang-undang dasar ikut menyemarakkan sidang-sidang panitia itu. Setelah
Indonesia merdeka, pria kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat ini terlibat aktif
dalam berbagai forum, seperti penasehat dalam delegasi Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar di Den Haag (1949), Menteri Kehakiman (1951),
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (1953-1955), Wakil Menteri
Pertama bidang khusus, Menteri Penerangan, ketua Dewan Perancang Nasional
(Depernas), duduk dalam lembaga legislatif, dan jabatan penting lainnya.
Dari penjelasan di atas, maka skripsi ini berjudul peran Muhammad Yamin
dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penulis mengangkat penelitian ini karena untuk mengetahui dan menambah
wawasan masyarakat, bagaimana kehidupan dari Muhammad Yamin dan apa saja
peranan seorang Muhammad Yamin sebelum dan sesudah kemerdekaan
Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muhammad Yamin?
2. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan latar belakang kehidupan Muhammad Yamin.
2. Menjelaskan perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan
Indonesia.
3. Menjelaskan perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Membantu memahami, dan menambah wawasan penulis mengenai peran
Muhammad Yamin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan
khususnya untuk memenuhi serta menyelesaikan penulisan karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Selain untuk melaksanakan salah satu Tridharma perguruan tinggi,
khususnya bidang penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulisan ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber referensi bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya
Program Studi Pendidikan Sejarah dalam mata kuliah Sejarah Indonesia Modern
di lingkungan Sanata Dharma. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai contoh
untuk penulisan skripsi bagi mahasiswa/i selanjutnya.
3. Bagi Dunia Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi
Pendidikan Sejarah
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa lain, mengenai peran Muhammad Yamin dalam
meraih kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam mata kuliah Sejarah Indonesia
Modern, dan menumbuhkan potensi seorang pendidik agar mampu mengolah ilmu
yang didapatkan.
4. Bagi Pembaca
Skripsi ini diharapkan dapat membantu memberikan pencerahan, wawasan
dan pengetahuan baru bagi para pembaca terkait tentang peran Muhammad Yamin
dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini disusun dengan menggunakan sumber buku. Buku-buku
pokok yang menunjang dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Prof. H. Muhammad Yamin S.H.4
Buku ini memaparkan tentang kehidupan keluarga, pendidikan dan
kepribadian Muhammad Yamin. Buku ini juga menjelaskan tentang perjuangan
Muhammad Yamin dalam bidang politik, perjuangan sekitar masa proklamasi,
dan perjuangan sesudah pengakuan kedaulatan. Isi buku ini akan membantu
menyelesaikan persoalan pada bab 2, bab 3, dan bab 4.
2. Jejak-Jejak Pahlawan5
Buku ini menceritakan tentang Pahlawan Pergerakan Nasional seperti
Muhammad Yamin, dan pahlawan RI lainnya. Di dalam buku ini menjelaskan
tentang keikutsertaan Muhammad Yamin dalam organisasi-organisasi pemuda,
salah satunya yaitu menjadi anggota dalam Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia
(PPPI). Isi buku ini akan membantu menyelesaikan persoalan pada bab 2.
3. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia6
Buku ini menjelaskan tentang perjuangan dan pembangunan Indonesia,
sampai berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo,
dan juga Kongres Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh Muhammad Yamin dan
teman-temannya. Buku ini yang akan membantu menyelesaikan persoalan pada
penulisan bab 3.
4 Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986.
5 J. B., Soedarmanta, Jejak – Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2007. 6 Julianto dkk, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1987.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat
Buku ini menjelaskan tentang situasi Sumatera Barat awal abad ke-20,
dimana daerah Sumatera Barat ini adalah tempat kelahiran Muhammad Yamin.
Selain itu juga, buku ini membahas kehidupan dari Muhammad Yamin, organisasi
yang diikuti Muhammad Yamin, dan sampai kedatangan pasukan Jepang. Isi dari
buku ini membantu menyelesaikan persoalan dalam penulisan bab 2, bab 3, dan
bab 4.
5. Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati7
Buku ini menjelaskan tentang perundingan Indonesia dengan Belanda,
sampai munculnya kelompok oposisi dari Tan Malaka beserta Muhammad Yamin
dan lain-lainnya. Buku ini juga menjelaskan tentang Peristiwa 3 Juli 1946. Isi dari
buku ini membantu menyelesaikan persoalan dalam penulisan bab 4.
F. Landasan Teori
Penggunaan landasan teori dalam penelitian ilmu-ilmu sosial menjadi hal
penting dalam mendekati sebuah pokok persoalan. Teori-teori sosial dan politik
menuntut peneliti sejarah untuk berfikir teoritis historis dalam menemukan fakta
sejarah dan menunjukan gerak sejarah seperti apa yang terjadi. Menjelaskan
tentang peran Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan Indonesia .
Penelitian ini menggunakan beberapa konsep sebagai dasar landasan teori.
Konsep-konsep tersebut antara lain adalah :
7 Rushdy Hoesein, Terobosam Sukarno dalam Perundingan Linggarjati, Jakarta, PT Kompas
Media Nusantara, 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur
sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan sosial jika
disana ada interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan terjadi
komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada
sesama.8 Manusia membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan untuk
hidup sebagai manusia.
Seperti yang diketahui, bahwa Muhammad Yamin mempunyai jiwa sosial
yang tinggi, dimana ia bisa hidup bersosialisasi bertukar pendapat, menghargai
serta memberikan suatu pendapatnya untuk organisasi-organisasi yang ia ikuti,
seperti organisasi daerah Jong Soematranen Bond, organisasi pemuda
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, dan dalam partai-partai politiknya seperti,
Partai Indonesia (Partindo), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan lain
sebagainya.9
2. Politik
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia, berarti urusan.10
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti
politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politik secara
8 Dadang, dkk, Pengantar Ilmu Sosial, PT Bumi Aksara, Jakarta. 2008, hlm. 25.
9 Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 11.
10 Miriam Budiardjo, Dasar – Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008,
hlm. 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya.
Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies)
yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Perlu diingat bahwa penentuan kebijakan umum, pengaturan, pembagian,
maupun alokasi sumber-sumber yang memerlukan kekuasaan dan wewenang.
Kekuasaan dan wewenang ini memainkan peran yang sangat penting dalam
pembinaan kerjasama dan penyelesaikan konflik yang mungkin muncul dalam
proses pencapaian tujuan. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan
distribusi atau alokasi sumber daya.11
Sejak kebangkitan semangat kebangsaan boleh dikatakan semua kegiatan
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, tidak terlepas dari politik. Mulai dari
kegiatan yang kelihatannya bersifat kemasyarakatan semata-mata, seperti gerakan
kepanduan, keolah-ragaan, perkumpulan pemuda dan anak-anak, kewanitaan dan
sebagainya sampai kepada yang besar-besar menjurus kepada kehidupan tata
pemerintahan dan kenegaraan, sedikit banyak mengandung unsur-unsur politik.
Unsur politik ini terlihat dari adanya suatu keinginan, kemauan, kebijaksanaan
untuk menentukan pola tersendiri terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalam
segala seginya. Dalam pemerintahan orang-orang Belanda ingin menguasai
kedudukan puncak, sedangkan bangsa Indonesia menduduki pangkat menengah
dan bawahan. Muhammad Yamin sudah aktif berjuang di lapangan politik praktis
sejak usia muda. Bukankah Muhammad Yamin pada tahun 1919, ketika berusia
11
Ibid, hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
16 tahun, sudah menjadi anggota pimpinan Jong Soematranen Bond, dan bersama
pemimpin-pemimpin dan segenap anggota Jong Soematranen Bond sudah
memikirkan soal-soal politik setidak-tidaknya sudah menyiapkan diri untuk terjun
dalam pergerakan di lapangan politik.12
3. Kemerdekaan
Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. Aturan, dan
kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan bagi
makluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat. Merdeka dapat dibagi
menjadi dua. Pertama adalah merdeka tanpa syarat dan kedua adalah merdeka
bersyarat.13
a. Merdeka tanpa syarat adalah merdeka secara mutlak (penuh) dan tidak
dibatasi oleh syarat atau aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas
penjajahannya. Merdeka tanpa syarat biasanya diperoleh dari perjuangan
bangsa itu sendiri dan bukan pemberian dari penjajah maupun pemberian
negara lain.
b. Merdeka bersyarat adalah merdeka namun masih dibatasi oleh syarat atau
aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas penjajahnya. Negara
yang merdeka bersyarat bebas menentukan, memutuskan, ataupun melakukan
apa saja asalkan tidak melanggar aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh
negara bekas penjajahnya tersebut.
12
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 55. 13
Srikandi Rahayu, Pengertian Kemerdekaan, (online) dalam
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/seputar-pengertian-kemerdekaan.html?m=1,
diakses 12 September 2017 pukul 21.37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Merdeka bersyarat ini biasanya diberikan oleh penjajah setelah melalui
perundingan-perundingan yang dilakukan sebelumnya. Negara yang
memperoleh kemerdekaan bersyarat biasanya akan didikte dan selalu
meminta ijin kepada negara bekas penjajahnya jika hendak memutuskan
maupun melakukan apapun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang dibuat
oleh negara bekas penjajahnya. Namun jika ada gangguan maupun
permasalahan yang muncul dinegara tersebut. Biasanya negara bekas
penjajahannya akan turun tangan untuk membantu.
G. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian sejarah pada dasarnya memiliki tahapan yaitu: (1) Pemilihan
Topik, (2) Pengumpulan Sumber, (3) Verivikasi, (4) Interpretasi, (5) Penulisan.14
a. Pemilihan Topik
Pemilihan topik merupakan langkah pertama dalam penulisan sejarah syarat
yang penting dalam pemilihan topik yaitu kedekatan intelektual dan emosional.
Kedekatan intelektual yaitu penulis memiliki kemampuan yang memadai untuk
membahas topik yang akan ditulis. Sedangkan kedekatan emosional adalah
ketertarikan dan kesukaan penulis pada topic yang diambil. Apabila penulis
memiliki kompetensi yang memadai dan kesukaan pada topic tersebut sangat
tinggi, maka penelitian sejarah yang dilakukan akan terasa menyenangkan.
14
Suhartono W. Pranoto. Teori dan Metodologi Sejarah; Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Pengumpulan Sumber
Setelah pemilihan topic dilakukan, tahap berikutya adalah pengumpulan
sumber (heuristic). Pengumpulan sumber harus relevan dan sesuai berdasarkan
dengan topik yang akan ditulis. Ada beragam jenis sumber yaitu sumber tertulis,
sumber lisan, benda tinggalan dan sumber kuantitatif. Pada penelitian ini penulis
menggunakan sumber yang berupa buku-buku yang terkait dengan topik yang
akan dibahas.
Pertama, penulis melakukan pencarian terhadap buku yang berkaitan dengan
topik yang penulis bahas, yaitu berkaitan dengan peran Muhammad Yamin dalam
meraih kemerdekaan Indonesia. Pencarian tersebut penulis lakukan dengan
mencari buku di perpustakaan yang berada di kampus I Universitas Sanata
Dharma. Kedua, setelah ditemukan, hal selanjutnya adalah melihat daftar pustaka
dari buku yang telah penulis temukan. Dari daftar pustaka itulah penulis dapat
menemukan sumber-sumber lain. Ketiga, penulis melakukan pencarian terhadap
sumber-sumber antara lain di perpustakaan Sanata Dharma, dan perpustakaan
Kolese St. Ignatius (Kolsani).
c. Kritik Sumber (Verifikasi)
Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan
kredibilitas sumber. Yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan
rasional yang mengikuti metodologi sejarah untuk mendapatkan objektivitas suatu
kejadian. Umumnya kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama.
Kritik ini meliputi verifikasi sumber, yaitu pengujian mengenai kebenaran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah ada dua jenis kritik
sumber, yaitu kritik eksternal (otentisitas dan integritas) dan kritik internal.
d. Interpretasi
Interpretasi data juga sering disebut penafsiran data. Data yang telah
diperoleh dari sumber kemudian diinterpretasi. Interpretasi data harus berdasarkan
argument yang memiliki landasan data yang relevan. Terdapat dua macam
interpretasi yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan). Fakta-fakta
yang telah diperoleh melalui sumber kemudian diinterpretasi menjadi rangkaian
peristiwa yang dapat diuji kebenarannya. Dengan demikian interpretasi data
tersebut menjadi kuat karena berdasarkan data yang relevan.
e. Penulisan sejarah (Historiografi)
Penulisan sejarah memiliki tiga bagian penting yang harus diperhatikan
yaitu pengantar, hasil penelitian dan kesimpulan. Dalam pengantar menjelaskan
latar belakang topic yang diteliti, kemudian dalam hasil penelitian akan di
jelaskan hasil penelitian yang diperoleh penulis dan kesimpulan yaitu melakukan
generalisasi dari bab-bab sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi syang berjudul “Peran Muhammad Yamin dalam Meraih
Kemerdekaan Indonesia” mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Berupa pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, landasar
teori, metodologi penelitian dan pendekatan, serta sistematika penulisan.
Bab II Bab ini menyajikan uraian tentang latar belakang kehidupan
Muhammad Yamin. Bab ini terbagi menjadi empat sub judul yaitu situasi di
Sumatera Barat awal abad ke-20, kehidupan Muhammad Yamin, perjuangan
Muhammad Yamin di bidang politik, dan bidang kesastraan dan kebudayaan.
Bab III Bab ini menyajikan uraian tentang perjuangan Muhammad Yamin
sebelum kemerdekaan Indonesia. Bab ini terbagi menjadi empat sub yaitu
Muhammad Yamin dimasa kebangkitan nasional, perjuangan Muhammad Yamin
dalam bidang Organisasi Pemuda, Muhammad Yamin pasca kejatuhan Belanda
dan kedatangan pasukan Jepang sampai kemundurannya, dan Muhammad Yamin
dalam BPUPKI dan PPKI.
Bab IV Bab ini menyajikan uraian tentang perjuangan Muhammad Yamin
setelah kemerdekaan Indonesia. Bab ini terbagi menjadi tiga sub yaitu sesudah
Proklamasi, Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli 1946, dan sesudah
pengakuan kedaulatan.
Bab V Bab ini menyajikan kesimpulan yang berisi tentang jawaban-jawaban
permasalahan yang ada dalam bab II, III, dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB II
LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MUHAMMAD YAMIN
A. Situasi Di Sumatera Barat Awal Abad Ke-20
Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus 1903, tepat
pada pukul 24.00 hari Kamis. Ayahnya bernama Usman gelar Bagindo Chatib,
yang semasa hidupnya bekerja sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman
penjajahan Belanda di Indonesia merupakan pejabat yang cukup terpandang.
Ibunda Muhammad Yamin bernama Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang,
sebuah kota tidak jauh dari Bukit Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan
Raden Ajeng Sundari Mertoatmodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang
putra laki-laki bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.
Pada awal abad ke-20, Muhammad Yamin baru berusia lima tahun, dimana
masa itu dikenal dengan cultuurstelsel atau tanam paksa yang dilakukan oleh
Belanda terhadap rakyat pribumi. Kopi adalah salah satu tanaman yang wajib
dikembangkan pada masa itu. Ayah dari Muhammad Yamin sendiri bekerja
sebagai mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia merupakan
pejabat yang cukup terpandang.15
Sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20, di Jawa mendatangkan
keuntungan besar bagi Belanda, dengan hasil perkebunannya seperti kopi, gula,
kina, teh, karet, tembakau dan sebagainya dengan tenaga pekerja yang murah dan
melimpah. Karena itu Jawa disebut masa kini dan untuk masa depan disebut Pulau
15
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sumatera yang kaya akan bahan tambang seperti minyak tanah, batu bara, gas
bumi, timah dan logam.16
Tanam paksa yang menurut pelaksanaannya pada tahun 1870 sudah
dihapuskan di seluruh Jawa dan Sumatera, ternyata di Sumatera Barat tanam
paksa untuk kopi masih dilaksanakan sampai dengan tahun 1908. Berkaitan
dengan keinginan Belanda untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari barang
dagang kopi ini, maka rakyat dipaksa mengumpulkan kopi dan menyerahkannya
kepada pemerintah Belanda yang menimbulkan kesengsaraan hidup yang hampir
tak terderitakan lagi oleh rakyat Minangkabau.17
Pada tahun 1908 Belanda akan menghapus tanaman kopi, tetapi akan
menggantikannya dengan belasting, yang merupakan semacam iuran paksa dari
rakyat yang berupa rodi dan uang kontan. Akibat belasting bagi rakyat akan sama
saja dengan akibat tanam paksa kopi. Karena itu penderitaan dan tekanan yang
dirasakan rakyat Sumatera Barat yang sudah sangat berat itu, mencapai
klimaksnya pada tahun 1908 dengan terjadinya pembangkangan rakyat dan
mengangkat senjata terhadap Belanda. Demikianlah hampir di seluruh daerah
Sumatera Barat rakyat menyerang Belanda, terjadilah ketegangan di daerah
Sumatera Barat. Rakyat menyerang Belanda sebagai pelampiasan rasa benci
mereka terhadap Belanda. Dengan demikian terjadi kekacauan di hampir seluruh
daerah Sumatera Barat, yang menyebabkan Belanda melakukan pembalasan
dengan kejam, akibatnya kehidupan rakyat semakin sengsara dan menderita.
16
Ibid, hlm. 15. 17
Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Di Sumatera Barat sendiri perlawanan rakyat ini di sebut Perang Belasting
(Perang Pajak). Seumur hidup mereka hal ini belum pernah terjadi. Sedangkan
tanah di Minangkabau adalah kepunyaan keluarga (suku) dan dikerjakannya
sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Dengan datangnya peraturan belasting
mereka merasa haknya dilanggar secara berlebihan. Dari pada dihina demikian
lebih baik mati, maka mereka mengangkat senjata melawan Belanda.
Di samping itu, modernisasi Minangkabau, terutama dalam cara berpikir,
yang telah dimulai semenjak akhir abad ke-19 membawa perubahan yang relatif
cepat dalam waktu yang singkat. Perubahan cara berpikir itu membawa
ketegangan dan kegoncangan dalam masyarakat.
Demikian situasi di Sumatera Barat di awal abad ke-20. Dengan sendirinya
rakyat Minangkabau belum sempat mengatur dirinya secara baik dan terorganisasi
menghadapi Belanda seperti yang dilakukan di Jawa dengan organisasi Budi
Utomo misalnya. Walaupun demikian pengaruh Budi Utomo terasa juga di
Sumatera Barat, karena banyaknya orang Sumatera Barat yang pulang pergi ke
Jawa, mereka melihat apa yang terjadi di Jawa dan membawa beritanya ke
Sumatera Barat. Tetapi karena situasi tidak mengizinkan mereka menyalurkan
dalam bentuk lain yang wadahnya sudah lama ada, yaitu melalui lembaga-
lembaga pendidikan Islam yang telah mengalami pembaharuan dalam sistemnya.
Tokoh-tokoh ulama muda Minangkabau di Padang tahun 1911 telah menerbitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
majalah Al-Munir yang menyebarkan modernisasi dan reformasi Islam di
Sumatera Barat.18
B. Kehidupan Muhammad Yamin
Kehidupan Muhammad Yamin sangat penuh perjuangan, karena pada
jenjang pendidikan tidak berjalan lurus. Artinya pendidikan tidak selalu berjalan
teratur dari satu sekolah ke sekolah lanjutan yang lain, tetapi sering berpindah-
pindah sekolah. Demikian pula tentang jadwalnya, sering tidak diselesaikan pada
waktunya, tetapi berlebih satu dua tahun. Hal itu sama sekali bukan karena
Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih
tinggi tepat pada waktu, tetapi sebab-sebabnya terletak pada hal-hal lain.19
Keadaan sekolah pada waktu itu belum tersebar seperti zaman sekarang. Lagi pula
Muhammad Yamin mempunyai sifat keras hati. Sejak muda sudah kelihatan
jiwanya demikian. Ia seperti sudah mendapat panggilan, untuk pekerjaannya di
kemudian hari, yaitu sebagai pemimpin bangsa, ahli hukum, ahli sejarah, ahli
kebudayaan pengarang, pemikir, dan pujangga.
Muhammad Yamin selalu memilih sekolah dengan pelajaran dan suasana
yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati nuraninya. Di samping itu keadaan
lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang tidak kecil pada jalan pendidikan
Muhamamd Yamin. Oleh sebab itu ia harus menyesuaikan dirinya dengan
keadaan. Hal itu memaksanya, walaupun untuk sementara, belajar di sekolah
18
Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 56 – 57. 19
Ibid, hlm. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mana saja yang ada di kota itu. Lagi pula pada permulaan abad ke-20 itu, baik
jenis maupun jumlah sekolah belum banyak dan belum beraneka ragam seperti
keadaan sekarang ini. Mula-mula Muhammad Yamin belajar di Sekolah Melayu
atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II. Di sekolah ini pendidikan berlangsung
lima tahun dan tidak diajarkan bahasa Belanda. Setelah HIS (Hollandsch
Inlandsche School) dibuka secara resmi di Sumatera Barat, Muhammad Yamin
meneruskan sekolah ke HIS dan pada tahun 1918, sewaktu Muhammad Yamin
berumur 15 tahun dia tamat dari HIS.
Selama 9 tahun di Sekolah Dasar itu Muhammad Yamin sering berpindah
tempat, mula-mula di Talawi, kemudian di Sawahlunto, pindah lagi ke Solok dan
terakhir di Padang Panjang. Dalam pendidikan di tingkat dasar ini Muhammad
Yamin banyak mendapat bantuan kakaknya yang bernama Pak Yaman gelar Sutan
Rajo Endah.20
Kemudian Muhammad Yamin melanjutkan sekolah di Bogor dan memasuki
Sekolah Dokter Hewan. Rupanya ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-
hewan dan penyakitnya. Tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke
Sekolah Pertanian yang terdapat di Bogor juga. Di sini pun Muhammad Yamin
tidak tahan lama. Ia memang pencinta alam seperti gunung-gunung yang megah,
lautan luas dan dataran-dataran tinggi yang yang diliputi tumbuhan yang hijau,
tetapi pelajaran tentang ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu bercocok tanam rupanya
tidak menarik perhatian Muhammad Yamin.21
20
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 116. 21
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1986, hlm. 3 dan 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Muhammad Yamin pindah ke Surakarta dan masuk AMS (Algemene
Middlebare School). Pada tahun 1927 sewaktu Muhammad Yamin berumur 24
tahun dia menamatkan AMS itu. Selanjutnya Muhammad Yamin meneruskan
sekolahnya tahun 1927 itu ke Sekolah Hakim Tinggi RHS (Rechts Hooge School)
dan tamat dari sana tahun 1932, sewaktu dia berumur 29 tahun dan mulai tahun
1932 ini namanya menjadi Mr. Muhammad Yamin.22
Pada tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi menjadi
Prof. Mr. H. Muhammad Yamin. Selama dalam pendidikan Muhammad Yamin
sudah menerjunkan dirinya ke dalam kehidupan berorganisasi. Sewaktu berumur
16 tahun, Muhammad Yamin sudah aktif dalam Jong Sumatranen Bond bersama
Mohammad Hatta, Bahder Johan dan lain-lain. Semenjak itu dia terus aktif di
bidang organisasi pemuda tersebut.
C. Perjuangan Di Bidang Politik
Sejak kebangkitan semangat kebangsaan boleh dikatakan semua kegiatan
yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, tidak terlepas dari politik. Mulai dari
kegiatan yang kelihatannya bersifat kemasyarakatan semata-mata, seperti gerakan
kepanduan, keolah-ragaan, perkumpulan pemuda dan anak-anak, kewanitaan dan
sebagainya sampai kepada yang besar-besar menjurus kepada kehidupan tata
pemerintahan dan kenegaraan, sedikit banyak mengandung unsur-unsur politik.
Unsur politik ini terlihat dari adanya suatu keinginan, kemauan, kebijaksanaan
untuk menentukan pola tersendiri terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalam
22
Ibid, hlm. 116 dan 117.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
segala seginya. Dalam pemerintahan orang-orang Belanda ingin menguasai
kedudukan puncak, sedangkan bangsa Indonesia menduduki pangkat menengah
dan bawahan. Dalam dunia ekonomi, bangsa Belanda menguasai perusahaan-
perusahaan dan perkebunan-perkebunan besar, sedangkan penguasa Indonesia
cukup dengan usaha menengah dan kecil-kecilan. Demikian pula dalam berbagai
bidang kehidupan, bangsa Indonesia pada zaman penjajahan itu tidak mendapat
kesempatan untuk lebih maju. Maka semua aspek terjang bangsa Indonesia yang
ingin mengubah keadaan zaman yang pincang itu, merupakan usaha politik.23
Gerakan-gerakan yang semula bersifat kedaerahan dan keagamaan seperti
Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, serta Perhimpunan
Indonesia mempunyai andil yang cukup besar dalam menuju persatuan bangsa.24
Pada saat itu, Muhammad Yamin sudah aktif berjuang di lapangan politik
praktis sejak usia muda. Bukankah Muhammad Yamin pada tahun 1919, ketika
berusia 16 tahun, sudah menjadi anggota pimpinan Jong Soematranen Bond, dan
bersama pemimpin-pemimpin dan segenap anggota Jong Soematranen Bond
sudah memikirkan soal-soal politik setidak-tidaknya sudah menyiapkan diri untuk
terjun dalam pergerakan di lapangan politik.25
Kegiatan Muhammad Yamin dalam dunia politik kelihatan lebih jelas lagi,
sesudah ia menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) dan
sepak terjangnya dalam Kongres Pemuda serta Perkumpulan Indonesia Muda.
Tetapi perjuangan Muhammad Yamin dalam politik-praktis, dalam kepartaian
23
Sutrisno Kuntoyo, Ibid, hlm. 55. 24
Muhammad Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik Di Indonesia, Yogyakarta, C.V. Rajawali,
1983, hlm. 25. 25
Ibid, hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sesungguhnya, dimulai dalam Partindo (Partai Indonesia).26
Keanggotaan dalam
badan ini dijadikan sarana untuk memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia.
Hal itu nampak dalam keikutsertan dalam Partisi Sutardjo yang ditandatanganinya
bersama M. H. Thamrin, Kasimo, dan Sutardjo sendiri.27
Dalam Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926 Muhammad
Yamin mengambil peranan penting dan dia merupakan salah seorang pembicara
yang membahas masalah kemungkinan hari depan bahasa-bahasa dan
kesusasteraan Indonesia. Dalam penutupan pidatonya sudah disebutkan bahwa
sejarah Indonesia sudah menuju kearah nasionalisasi dan kemerdekaan bangsa.28
Pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin menjadi Sekretaris
Kongres Pemuda II. Muhammad Yamin merupakan pembicara pada hari pertama
mengenai persatuan dan kebangsaan Indonesia. Dalam Kongres itu Muhammad
Yamin memegang peranan besar dan pidatonya menjadi inti dari keputusan
Kongres Pemuda yang sangat terkenal itu, yaitu pidato yang berwujud “Persatuan
Kebangsaan Indonesia”. Putusan Kongres Pemuda II susunan Muhammad Yamin
itu dikenal dengan “Sumpah Pemuda” yang akan menjiwai semangat pemuda
Indonesia pada masa selanjutnya. Sebagai kelanjutan dari Sumpah Pemuda itu
antara tanggal 30 Desember 1930 – 2 Januari 1931 diputuskan untuk mendirikan
organisasi gabungan yang bernama “Indonesia Muda” dan organisasi pemuda
26
Ibid, hlm. 56. 27
J. B., Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007,
hlm. 222. 28
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 117.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sebelumnya yang masih bernama atau berbau kedaerahan dinyatakan
dibubarkan.29
Dari sejarah pergerakan Indonesia kita ketahui, bahwa di sekitar tahun
1930-an Pemerintah Hindia Belanda bertindak keras sehingga banyak pemimpin
pergerakan yang dimasukkan ke dalam penjara, dan PNI sebagai partai besar pada
waktu itu benar-benar sulit kedudukannya. Akibatnya PNI pun sukar untuk
dipertahankan, sehingga akhirnya dibubarkan dan muncul dua partai baru, yaitu
Partindo (Partai Indonesia) di bawah pimpinan Mr Sartono dan Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI Pendidikan), di bawah pimpinan Mohammad Hatta dan
Sutan Sjahrir.30
Pada tanggal 24 Mei 1937 Muhammad Yamin bersama teman-temannya
seperti Amir Syarifuddin, A.K., Gani, Wilopo, Sumanang, Adam Malik dan
lainnya mendirikan partai baru yang bernama Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo), karena pertentangan paham dengan pemimpin-pemimpin Gerindo,
disebabkan ia duduk dalam Volksraad.31
Volksraad atau Dewan Rakyat adalah suatu lembaga semacam Dewan
Perwakilan Rakyat di zaman pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Dewan
Rakyat berkedudukan di Batavia (Jakarta) dan berkembang selama 24 tahun
(1918-1942). Dewan Rakyat ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda,
disebabkan karena tuntutan dan desakan perjuangan rakyat Indonesia untuk
29
Ibid, hlm. 117 – 118. 30
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1986, hlm. 56. 31
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, op. cit, hlm. 118.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menentukan nasibnya sendiri yang dilahirkan dan dikumandangkan terus-menerus
oleh organisasi sosial dan partai-partai politik.32
Taktik koperasi dan non-koperasi dalam pergerakan nasional Indonesia
muncul sesudah adanya Volksraad tahun 1918. Pada tahun 1926 menukar
taktiknya dengan non-koperasi, yaitu semenjak undang-undang untuk Volksraad
dibuat. Tetapi taktik koperasi dan non-koperasi ini menjadi masalah dan
perdebatan yang sengit diantara partai-partai beberapa tahun sesudah Volksraad
berdiri. Dalam sejarah pergerakan nasional, ada partai yang bersikap non-
koperatif, tetapi anggota-anggotanya tidak dilarang bekerjasama dengan
pemerintah Hindia Belanda. Tetapi ada juga partai politik yang melarang seluruh
anggotanya untuk bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda, seperti yang
diperlihatkan oleh Gerindo terhadap Muhammad Yamin sewaktu Muhammad
Yamin mau menjadi anggota Volksraad mewakili daerah Minangkabau.
Partai Politik pertama yang menunjukan sikap non-koperasi terhadap
pemerintah Hindia Belanda adalah Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Pada
tahun 1930 bersamaan dengan tahun pendiriannya. PERMI sebagai suatu partai
politik yang berpusat di daerah Sumatera Barat, mempunyai pandangan tersendiri
tentang sikap koperasi dan non-koperasi, dalam hal ini khusus mengenai sikap
terhadap Dewan Daerah. Terhadap Dewan Daerah (Minangkabau) PERMI
bersikap non-koperasi bukan berarti PERMI anti parlemen karena Dewan
Perwakilan Rakyat yang wajar, tetapi hanya merupakan suatu tempat
32
Ibid, hlm. 110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bersandiwara, dimana segala kebohongan dipertontonkan pemerintah Hindia
Belanda.33
PERMI yang ada di Sumatera Barat merupakan partai politik yang
mendasarkan perjuangannya kepada agama Islam dan kebangsaan. Sikap
perjuangannya terhadap pemerintah Hindia Belanda nyata-nyata diperlihatkan
dengan cara non-koperasi dan tindakannya radikal.
Pada pertengahan bulan Juli 1932, PERMI yang non-koperasi dan radikal
itu mengadakan Konperensi Besar di Bukittinggi. Tokoh-tokoh PERMI waktu itu
adalah Mochtar Lutfi, Ilyas Yakub, Jalaluddin Thaib, kemudian juga Darwis
Taram, Marzuki Yatim, M. D. Dt. Palimo Kayo Duski Samad dan Zamzami
Kimin. Di samping itu dalam PERMI juga duduk tokoh-tokoh lain seperti Abdul
Majid Abdullah, Djauhari Sahir, Kamaluddin, Haji Mansur Daut dan Darwis
Thaib. Di antara tokoh-tokoh PERMI ini, Muchtar Lutfi, Ilyas Yakub dan
Jalaludin Thaib terkenal keras dan sangat dicurigai Belanda segala tindak
tanduknya. Konperensi PERMI di Bukittinggi itu dikunjungi oleh Muhammad
Yamin, yang waktu itu baru berumur 27 tahun dan Gatot Mangkupraja, keduanya
dari pimpinan Partindo di Jawa. Muchtar Lutfi, salah seorang tokoh pemimpin
PERMI, dalam rapat besar di Bukittinggi itu telah berpidato berapi-api dan
mengemukakan garis politik yang akan ditempuh PERMI dalam perjuangannya.
Bekerjasama dengan pemerintahan Hindia Belanda untuk mewujudkan
kemerdekaan tidak akan ada gunanya, karena usaha itu selalu akan dirintangi
Belanda. Jalan yang paling baik adalah menghimpun dan menyatukan kekuatan
33
Ibid, hlm. 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sendiri untuk merebut kemerdekaan itu. Sikap keras Muchtar Lutfi yang demikian
dianggap Belanda sangat berbahaya karena dianggap sudah menghasut rakyat
supaya membenci pemerintah. Oleh karena itu pidato Muchtar Lutfi dihentikan,
Muchtar Lutfi sendiri dilarang untuk mengadakan atau menghadiri pertemuan
atau rapat umum di daerah Sumatera Barat.34
Muhammad Yamin seorang pemuda yang antara tahun 1920 – 1930 di Jawa
terkenal dengan nama julukan “Mirabeau” karena keahliannya berpidato dan
Gatot Mangkupraja yang menghadiri rapat besar itu, juga mendapat perlakuan
yang sama dengan Lutfi. Mereka berdua dipaksa meninggalkan Sumatera Barat,
karena dalam kesempatan itu Muhammad Yamin mengatakan bahwa
“Minangkabau yang terdiri dari tiga luhak telah dijual”, dan menyatakan betapa
pentingnya persatuan dalam mewujudkan cita-cita pergerakan dan lain-lain yang
membangkitkan semangat perjuangan rakyat. Selama rapat itu suatu hal baru
terjadi di Padang, yaitu Belanda menemukan poster yang banyak jumlahnya. Di
antara poster itu ada yang berbunyi sebagai berikut: “Indonesia harus dibebaskan
dari negeri Belanda”, Indonesia akan dibebaskan besok pagi”. Hal ini juga yang
menyebabkan Muhammad Yamin dan Gatot Mangkupraja diusir pemerintah
Belanda dari Sumatera Barat.35
Dalam Kongres II Partindo yang diselenggarakan pada tanggal 23 April
1933 di kota Surabaya, Muhammad Yamin dengan berkobar-kobar telah
mengeluarkan semboyan yang keras, “Indonesia merdeka sekarang”. Kongres II
34
Ibid, hlm. 137 – 138. 35
Ibid, hlm. 139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Partindo itu juga telah memutuskan, bahwa seluruh pergerakan kebangsaan akan
menuju pada pembentukan Republik Indonesia.36
Pada tanggal 21 Juli 1939 Muhammad Yamin mendirikan partai baru yang
bernama Partai Persatuan Indonesia yang disingkat Perpindo. Di dalam
Volksraad sendiri ada fraksi yang bernama Nationale Fractie di bawah
Muhammad Husni Thamrin yang anggotanya terdiri dari orang-orang Indonesia
dalam Volksraad yang sudah didirikan semenjak 27 Januari 1930. Tetapi karena
konsepsi yang diperjuangkan fraksi itu menurut Muhammad Yamin terlalu
sempit, maka pada tanggal 10 Juli 1939 ia mendirikan fraksi baru dalam
Volksraad yang bernama fraksi Golongan Nasional Indonesia (GNI). Anggota
GNI kebanyakan terdiri dari wakil-wakil daerah.
Di waktu pendudukan bala tentara Jepang, pada tahun 1943 Muhammad
Yamin diangkat menjadi penasehat militer Jepang di Indonesia bersama-sama
dengan tujuh orang Indonesia lainnya dengan jabatan Sanyo untuk Sendenbu
(Departemen Propaganda). Sewaktu kedudukan pemerintahan balatentara Jepang
di Indonesia sudah makin terjepit, Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi
Indonesia dalam rangka menarik simpati rakyat Indonesia, yang kemudian
membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia
dengan anggota 62 orang, diantaranya termasuk Muhammad Yamin. Badan ini
diresmikan tanggal 28 Mei 1945. Walaupun tujuan Badan ini hanya untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan, tetapi ke-62 orang anggota itu
telah mempergunakan badan ini sebaik-baiknya dan telah dapat menciptakan
36
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sebuah rancangan Undang-Undang. Undang-Undang Dasar untuk Republik
Indonesia Merdeka.37
Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI memulai sidang pertama dan
membahas rumusan dasar negara, sidang hari kedua tanggal 29 dimulai dengan
mendengarkan pidato Muhammad Yamin yang berjudul “Asas dan Dasar Negara
Republik Indonesia”.38
Sidang resmi rancangan Undang-Undang Dasar negara tanggal 10 Juli yang
direncanakan membahas bentuk negara. Dalam sidang itu Soekarno melaporkan
telah masuk 40 usulan. Setelah digolongkan terdapat 32 persoalan dan setelah
digolongkan lagi menjadi 9 soal, yang menyangkut keinginan merdeka selekas-
lekasnya, dasar, unifikasi atau federasi, bentuk negara dan kepala negara, warga
negara, daerah, agama dan negara, pembelaan, dan keuangan. Hasil Panitia Kecil
itu dibicarakan bersama dengan 38 anggota BPUPKI, dan menghasilkan
kesepakatan membentuk Panitia Sembilan terdiri atas Mohammad Hatta,
Muhammad Yamin, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir,
Wachid Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, dan Haji Agus Salim. Panitia Sembilan
inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar yang
kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang kemudian dinamakan
Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.39
37
Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977, hlm. 118 – 119. 38
D. Rini Yunarti, BPUPKI PPKI Proklamasi Kemerdekaan RI, PT Kompas Media Nusantara,
Jakarta, 2003, hlm. 6. 39
Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta,
Sinar Grafika, 1987, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Bidang Kesastraan Dan Kebudayaan
Disamping sebagai seorang negarawan, Muhammad Yamin juga dikenal
sebagai seorang sastrawan dan budayawan Indonesia yang terkenal.40
Sejak
mudanya Muhammad Yamin sudah tertarik pada ilmu bahasa dan kebudayaan
Timur. Ia menjadi pelopor pembinaan persatuan bahasa Indonesia. Ia juga ahli
dalam ilmu bahasa Indonesia modern dan sejarah puisi Indonesia modern. Dalam
sejarah kesastraan, Muhammad Yamin adalah tokoh yang mula-mula keluar dari
saluran tradisi lama. Muhammad Yamin menciptakan Soneta bersama-sama
Rustam Effendi dan Sanusi Pane (Pra Pujangga Baru). Kemudian barulah
diteruskan oleh golongan Pujangga Baru di bawah pimpinan Sutan Takdir
Alisjahbana, Armijn Pane, dan Amir Hamzah.41
Muhammad Yamin pada mulanya mengangkat tema kedaerahan sebagai
ekspresi kekagumannya pada alam. Bukit Barisan, alam Sumatera, dan Nusantara
adalah dunia yang membuatnya kagum dan mencintai tanah leluhur. Tetapi, apa
yang akan diwariskan leluhurnya jika alam Nusantara dikuasai bangsa asing
(Belanda)? Dari kesadarn inilah pemikiran Muhammad Yamin bergerak menuju
tema kebangsaan. Dari sudut ini, ia telah menempatkan puisi tidak sekedar alat
untuk mengekspresikan perasaan pribadinya, melainkan juga ekspresi gagasannya
selaku warga bangsa. Ia menempatkan alam kedaerahan (Minangkabau Sumatera)
dalam hubungannya dengan Tanah Air Indonesia.42
40
Ibid, hlm. 120. 41
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1986, hlm. 110. 42
Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta, Kepustakaan
Populer Gramedia, 2014, hlm. 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Muhammad Yamin senang membaca dan menulis, kegiatan ini yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupannya. Berbagai jabatan yang harus dipikulnya tidak
memadamkan dan melumpuhkan gairahnya untuk menulis. Muhammad Yamin di
samping berpikir cerdas dan luar, bercita-cita tinggi, dan gemar membaca.
Kebiasaan membacanya ini menjadikan dia bukan hanya ahli dalam bidang
hukum tetapi juga dalam ilmu sejarah dan sastra. Buku-buku hasil karya
tangannya adalah Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Tanah Air (Kumpulan Puisi,
1922), Tan Malaka (1945), Gajah Mada (1945), Proklamasi dan Konstitusi
Republik Indonesia (1951), Kebudayaan Asia Afrika (1955), dan 6000 Tahun
Sang Merah Putih (1958).
Pada tahun 1956 terbit karyanya Atlas Sejarah. Salah satu yang menarik
dari buku itu adalah penelusuran negara-negara Indonesia lama sebelum
tumbuhnya Sriwijaya hingga pembentukan negara kesatuan. Peta-peta itu dibuat
secara detail yang mencerminkan pemahaman sejarah yang mendalam. Di
samping itu, masih ada buku lain seperti Tatanegara Majapahit. Parwa IV (1962)
dan Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 (1956).43
Muhammad Yamin juga merupakan pelopor dalam pembinaan Bahasa
Persatuan Indonesia. Di Dalam diri Muhammad Yamin ada beberapa sifat yang
biasanya bertentangan dan susah dimengerti oleh teman-teman seperjuangannya,
seperti adanya perbedaan pendapat, dan hasratnya yang tinggi dalam perjuangan
politiknya. Dia adalah seorang pencinta alam yang tiada taranya dan hal ini
nampak dalam syair-syair yang telah diciptakannya. Sebagai seorang pejuang
43
J. B., Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007,
hlm. 222.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kemerdekaan yang selalu berhubungan dengan orang-orang lain, dia sangat
individualis dalam menempuh garis perjuangannya. Dia juga seorang yang teliti,
cermat dibidang kerjanya, tetapi sekaligus dia juga seorang yang tak ambil pusing
untuk dirinya sendiri, terutama dalam hal berpakaian. Di samping kelembutan
yang terdapat dalam syair-syairnya, dia juga seorang yang sangat keras dalam
perjuangan politiknya. Dalam dirinya sekaligus terkumpul bermacam-macam
keahlian yang tidak tanggung-tanggung, dia adalah sekaligus seorang sastrawan,
budayawan, negarawan, filosof, sejarawan, ilmuawan dan sebagainya.44
Dalam
setiap bidangnya dia merupakan perintis atau pelopor atau sekurang-kurangnya
orang yang terkemuka. Tidak sedikit karya tulis yang telah dihasilkannya untuk
setiap bidang keahliannya itu.
Untuk bangsa Indonesia Muhammad Yamin adalah salah seorang yang
sangat besar jasanya. Untuk itu dia telah dihadiahkan bintang tertinggi bagi
bangsa Indonesia, yaitu “Bintang Maha Putra Republik Indonesia”. Di samping
itu dia juga mendapat bintang jasa dari negara Yugoslavia.45
44
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 121. 45
Ibid, hlm. 121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN
SEBELUM KEMERDEKAAN
A. Kebangkitan Nasional
Masa penjajahan asing di Indonesia berlangsung dalam kurun waktu yang
panjang. Penjajahan Belanda berlangsung lebih kurang tiga setengah abad,
diselingi oleh penjajahan Inggris tahun 1811-1816, kemudian penjajahan Jepang
mulai Maret 1942 sampai dengan Agustus 1945. Selama masa penjajahan asing
itu, banyak kisah perjuangan bangsa Indonesia tercatat dalam sejarah, sebagai
gelombang-gelombang aksi perlawanan untuk membebaskan diri dari belenggu
dan tekanan kolonial. Semua perjuangan dan perlawanan itu telah mewarnai cita-
cita kemerdekaan bangsa Indonesia, kendatipun perjuangan-perjuangan tersebut
masih bersifat provinsialis dan kedaerahan, tapi hakekat dan makna perjuangan
adalah ingin kemerdekaan diri supaya berkehidupan yang bebas.46
Muhammad Yamin mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia pada
masa itu, dengan berkeinginan melakukan perperangan sebagai salah satu jalan
menuju kebebasan. Alasan itu dilakukannya karena jalan diplomasi atau
perundingan sudah ditempuh oleh para pemimpin bangsa Indonesia kala itu.
Gerakan-gerakan politik dilakukan oleh para pemuka dan pemuda Indonesia,
namun gerakan-gerakan politik itu baru terlihat banyak manfaat dan hasilnya pada
46
Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
awal abad ke-20, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei
1908.
Munculnya gerakan-gerakan politik non kekerasan muncul berkat
diterapkannya “Politik Etika” oleh Belanda di Indonesia. Politik etika itu
memberikan kemungkinan kepada penduduk pribumi untuk menikmati
pendidikan formal secara lebih luas, karena politik etika tersebut memperlonggar
belenggu penjajah terhadap bangsa Indonesia, di mana kesempatan untuk
mengikuti pendidikan formal tersebut diberikan kepada bangsa Indonesia,
sehingga sebenarnya dari sudut kepentingan Indonesia (nasional) merupakan
kesempatan untuk membuka mata dan hati bangsa Indonesia betapa penting arti
kemerdekaan.47
Pada abad ke XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia
yang baru dan suatu perencanaan kebijakan penjajahan yang baru. Masalah-
masalah dalam masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan yang begitu
besar, sehingga, dalam masalah-masalah politik, budaya, dan agama, rakyat
Indonesia menempuh jalan baru.48
Perubahan yang cepat terjadi di semua wilayah
yang baru saja ditaklukan oleh Belanda. Akan tetapi, dalam hal gerakan-gerakan
anti-penjajahan dan pembaharuan yang mula-mula muncul pada masa itu, Jawa
dan daerah Minangkabau di Sumatera menarik perhatian yang khusus. Perubahan-
perubahan yang terjadi di sana beragam sehingga sejarah Indonesia modern
memasuki era baru dan memperoleh keinginan untuk bersatu melawan pemerintah
47
Ibid, hlm. 10. 48
M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2005, hlm. 341.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Belanda. Perubahan tersebut mendorong Jawa dan Minangkabau menjadi pelopor
revolusi kemerdekaan. Minangkabau telah mengalami perubahan Islam besar-
besaran yang pertama di Indonesia di bawah kaum Padri, Indonesia telah
mengalami perubahan-perubahan yang besar sejak kekuasaan Belanda masuk, dan
memiliki tradisi untuk berhubungan secara aktif dengan dunia luar yang telah
mempertemukannya dengan ide-ide baru.49
Perkembangan-perkembangan pokok pada masa itu adalah munculnya ide-
ide baru mengenai organisasi dan dikenalnya definisi-definisi baru dan lebih
canggih tentang identitas, misalnya bersatu melakukan perlawanan terhadap
kolonialisme Barat, memperdalam ilmu keagamaan dengan satu tujuan melawan
penjajah. Ide baru tentang organisasi meliputi bentuk-bentuk kepemimpinan yang
baru, sedangkan definisi yang baru dan lebih canggih mengenai identitas meliputi
analisis yang lebih mendalam tentang lingkungan agama, sosial, politik dan
ekonomi.50
Pada tahun 1927 telah terbentuk suatu jenis kepemimpinan Indonesia yang
baru dan suatu kesadaran diri yang baru, tetapi dengan akibat yang sangat mahal.
Para pemimpin yang baru terlibat dalam pertentangan yang sengit satu sama lain,
sedangkan kesadaran diri yang semakin besar telah memecah belah
kepemimpinan ini menurut garis-garis agama dan ideologi.51
49
M. C. Ricklefs, op. cit, hlm. 341. 50
Ibid, hlm. 341. 51
Ibid, hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kebangkitan nasional tersebut secara umum didorong oleh beberapa faktor,
antara lain :52
1. Pendidikan yang diberikan makin lama makin membuka mata rakyat, kaum
priyayi yang terpelajar makin menyadari bahwa sudah ratusan tahun lamanya
mereka dibelenggu dengan mata tertutup. Pendidikan yang dilaksanakan
dalam rangka politik etika dan mensukseskan jalannya Politik Pintu Terbuka
akhirnya membawa akibat yang tak disengaja oleh Belanda ialah
“Kebangkitan Nasional”.
Pelajar-pelajar yang paling sadar ialah pelajar-pelajar dari STOVIA (School
tot Opleiding van Inlandsche Arsten) atau biasa dikenal dengan sebutan
Sekolah Dokter Jawa. Organisasi Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei
1908 oleh kaum priyayi yang terdiri dari dokter-dokter Jawa lulusan
STOVIA. Pada hari minggu bertempat di ruangan gedung STOVIA
(Sekarang disebut Kebangkitan Nasional), didirikanlah Budi Utomo yang
kemudian dianggap sebagai pelopor dalam pergerakan nasional.
2. Kesadaran akan kemiskinan dan kemelaratan makin lama makin bertumbuh
di kalangan rakyat terpelajar. Pendidikan yang diberikan kepada penduduk
bumi putera membuka mata kaum terpelajar bahwa sesungguhnya rakyat
Indonesia itu hidup dalam keadaan yang sangat miskin dengan pendidikan
yang sangat kurang, sedang pihak lain pengusaha asing baik golongan Eropa
maupun Timur Asing (India, Cina, Jepang) makin bertambah kaya.
52
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Pengaruh perjuangan beberapa warganegara Belanda yang berusaha menarik
perhatian Pemerintah Belanda terhadap nasib buruk rakyat Indonesia. Tokoh-
tokoh yang bersimpati antara lain : Eduard Douwes Dekker, Van Deventer,
Baron Van Hovel, Fransen van de Putte, Abendanon dan sebagainya. Tokoh-
tokoh ini terakhir bersimpati pada nasib wanita Jawa yang terkurung di dalam
rumah, terbelakang, tidak mendapat kebebasan untuk berjuang bersama kaum
laki-laki. Itulah sebabnya ia mengumpulkan surat-surat R. A. Kartini yang
bercita-cita melepaskan kaumnya yang lemah lembut itu dari kebudayaan dan
tradisi “pingitan”.53
4. Gerakan-gerakan di luar negeri banyak memberikan semangat baru kepada
kaum terpelajar di Indonesia. Jepang yang mengadakan transformasi besar-
besaran sejak restorasi meiji tahun 1868 sanggup mengalahkan “negara
beruang”, yakni negara Rusia yang dianggap sebagai negara kuat dan tak
terkalahkan. Di India, gerakan nasional lahir dalam bentuk didirikannya All
Indian National Congress pada tahun 1885. Tujuan partai Kongres ini ialah
melepaskan India dari penjajah Inggris.
53
Tradisi Pingitan adalah tradisi pernikahan adat Jawa, dimana kedua mempelai tidak boleh bertemu satu sama lain dalam tempo waktu yang berbeda-beda. Jika dahulu dilakukan sebulan sebelum hari H, maka saat ini calon pengantin lebih banyak dipingit seminggu sebelum hari H. kepercayaan dari pingitan ini, calon pengantin memiliki “darah manis” sehingga rentan akan gangguan yang sifatnya tidak baik. Selengkapnya dapat dilihat pada Seputar Pernikahan, Prosesi Pingitan Pernikahan Adat Jawa, (online) dalam http://www.seputarpernikahan.com/prosesi-pingitan-pernikahan-adat-jawa.html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. Perjuangan Dalam Bidang Organisasi Pemuda
Perjuangan bangsa Indonesia pada permulaan abad ke-20 sudah ditandai
dengan isyarat-isyarat yang menunjukan kemajuan. Pendidikan modern seperti
lazimnya berlaku di dunia Barat, mulai berkembang dengan penuh harapan.
Tidaklah mengherankan apabila permulaan abad ke-20 itu pula, yaitu pada tahun
1908, timbul perkumpulan Budi Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal
Kebangkitan Nasional di kalangan bangsa Indonesia.54
Gerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 adalah
produk Politik Etika Belanda, yang dipelopori oleh Sutomo, Tjipto
Mangunkusumo dan Gunawan Mangunkusumo berkat dorongan dr. Wahidin
Sudirohusodo. Gerakan Budi Utomo sebenarnya adalah gerakan kebudayaan,
tetapi dalam langkah-langkahnya banyak berbau politik. Kegiatan Budi Utomo
pada umumnya terbatas pada bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan. Kepada
pemerintah kolonial Belanda dihimbau agar didirikan sekolah-sekolah dan sistem
beasiswa sendiri.55
Gerakan Budi Utomo ini mendorong para pemuda daerah untuk bersatu
memberikan perubahan melawan penjajah Belanda di Indonesia, seperti di
Minangkabau. Minangkabau adalah kampung halaman Muhammad Yamin, disini
juga mulai hidup semangat kebangsaan yang semakin lama semakin berkembang
dengan semarak.
54
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Jakarta, Depdikbud, 1986, hlm. 11. 55
Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada tahun 1910, Muhammad Yamin berusia tujuh tahun, di Tanah
Minangkabau sudah berdiri perkumpulan Adabiah yang dipelopori oleh kaum
muda Islam antara lain Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Karim Abdullah.
Perkumpulan ini kemudian mendirikan Sekolah Adabiah yang mengajarkan
pengetahuan umum dan pelajaran agama Islam. Bagi daerah Minangkabau yang
sebagian penduduknya penganut agama Islam yang setia pada ibadahnya,
perkembangan perkumpulan Adabiah ini merupakan suatu kewajaran. Pada tahun
1914, Haji Abdullah Ahmad dan Mohammad Taher Marah Sutan mendirikan HIS
Adabiah yang diakui dan diberi subsidi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Di Dalam banyak hal Taher Marah Sutan merupakan penabur benih,
pendorong semangat, dan pencinta iklim perkembangan paham kebangsaan,
terutama di kalangan anak-anak muda dewasa seperti Mohammad Hatta, Bahder
Djohan, Nazir Dt Pamuntjak, dan Muhammad Yamin sendiri. Pada tanggal 9
Desember 1917 pemuda-pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta juga
mendirikan perkumpulan dengan nama Jong Soematranen Bond. Pada bulan
Januari 1918, pemuda Nazir Datuk Pamuntjak yang juga anggota Jong
Soematranen Bond pulang ke Padang. Sebagai hasil kedatangan Nazir Datuk
Pamuntjak, maka berdirilah cabang-cabang Jong Soematranen Bond di Padang
dan Bukittinggi. Setahun kemudian pada bulan Juli 1919, Jong Soematranen Bond
sudah mengadakan kongres I di Padang. Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta
dan Muhammad Yamin sudah terpilih sebagai pemimpin dan pengurus Jong
Soematranen Bond. Bagi Muhammad Yamin Jong Soematranen Bond, (kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
diubah namanya menjadi Pemuda Sumatera), adalah tempat bergerak dalam dunia
perjuangan kepemudaan dan kebangsaan.
Muhammad Yamin merupakan tenaga pimpinan yang aktif dalam Jong
Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan
paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Walaupun demikian pada tahun 1920 cita-
cita kebangsaan Indonesia masih belum jelas.56
Bahkan Muhmmad Yamin sendiri
pada tahun 1920 itu, belum berpegang pada paham dan rasa kebangsaan
Indonesia. Ia masih bergerak dalam lingkungan daerah, seperti bunyi sajaknya
tahun 1920 yang berbunyi “Andalas, Tanah Airku”. Muhammad Yamin pada
waktu itu masih menyebut Andalas atau Sumatera sebagai Nusa Harapan. Hal ini
wajar karena Muhammad Yamin baru berumur 17 tahun, dan belum luas daerah
penjelajahannya, baik dalam arti geografi, maupun sosial, intelek, dan kultur.
Dengan bertambahnya usia dan semakin luasnya segi-segi sosial, intelektual, dan
pergaulan umumnya, maka cakrawala pemikiran Muhammad Yamin juga
semakin luas. Sebenarnya di kalangan Jong Soematranen Bond sendiri yaitu pada
tahun 1917, sudah ada hasrat dan naluri untuk menyatakan diri dalam pengertian
atau paham nasional Indonesia. Bukankah tokoh-tokoh teras Jong Soematranen
Bond seperti Mohammad Hatta, dr. Bahder Djohan, dr. Amir dan Prof. H.
Muhammad Yamin, S. H sendiri akhirnya membuktikan diri sebagai tokoh-tokoh
nasional di kemudian hari. Mengenai organisasi-organisasi kedaerahan itu sendiri,
Muhammad Yamin berpendapat, bahwa sifat organisasi-organisasi yang
56
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
provinsialistis57
itu, lebih banyak disebabkan keadaan keanggotaannya yang
hanya terdiri dari orang-orang sedaerah, dari pada disebabkan oleh suatu
kehendak yang memang semata-mata untuk mencapai tujuan yang sempit.58
Sejak semula Muhammad Yamin sudah percaya pada kekuatan yang
menuju Indonesia Raya. Pada tahun 1923, pada Lustrum I Jong Soematranen
Bond Muhammad Yamin sudah mengemukakan suatu gagasan mengenai bahasa
Melayu, yaitu bahasa Melayu akan berkembang nanti menjadi bahasa Nasional
bangsa Indonesia. Tahun 1926 – 1928 Muhammad Yamin menjadi ketua Jong
Soematranen Bond bersama dengan itu Muhammad Yamin juga menjadi anggota
Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).59
Jiwa kebangsaannya semakin kuat. Sebagai pemuda, Muhammad Yamin
sudah memikirkan dan berjuang untuk persatuan Indonesia. Muhammad Yamin
menggunakan faktor-faktor ilmu sejarah, ilmu-ilmu kebudayan dan juga ilmu geo-
politik untuk menyusun paham kebangsaan.60
Tumbuhnya perkumpulan-perkumpulan pemuda di berbagai wilayah
Indonesia menyadarkan para pemuda untuk bersatu. Apalagi perkumpulan atau
organisasi para pemuda itu masih bersifat kedaerahan dan mementingkan
organisasi dan daerahnya sendiri. Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, dengan
tekat yang bulat untuk membentuk persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya
57
Provinsialistis adalah paham atau gerakan yang bersifat kedaerahan. Selengkapnya dapat dilihat pada Wicaksono Tri Kurniawan, Pengertian Sukuisme Primordialisme Chauvinisme Provinsialisme Ekstrimisme dan Sekularisme, (online) dalam http://st-times.blogspot.com/2013/10/pengertian-sukuisme-primordialisme.html?m=1, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.00. 58
Ibid, hlm. 16. 59
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 117. 60
Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
para pemuda, diadakan Kongres Pemuda I di Jakarta. Semua utusan dari
perkumpulan-perkumpulan pemuda di seluruh wilayah Indonsia termasuk
Muhammad Yamin hadir dalam kongres itu. Hasil Kongres menyetujui
dipereratnya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa kebangsaan (Nasionalisme) di
antara pemuda Indonesia sebagai satu bangsa Indonesia. Selain itu, harus juga
dihalangkan kepentingan satu golongan, suku bangsa, dan agama, tetapi lebih
mementingkan persatuan bangsa.61
Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin pula salah seorang yang
memperjuangkan bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami suku-
suku bangsa di Indonesia. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa, bahasa
Melayu lebih penting dari pada yang sering disangka orang dan bahwa bahasa itu
mempunyai satu perkembangan kelanjutan terus menerus.62
Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II di
Jakarta. Kongres itu dihadiri oleh perwakilan para pemuda dan perkumpulan
pemuda dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka menegaskan kembali cita-cita
seperti pada Kongres Pemuda I, yaitu untuk menggalang atau mempererat
persatuan dan kesatuan bagsa di kalangan para pemuda. Tokoh-tokoh yang hadir
pada Kongres Pemuda II adalah Sugondo Joyopuspito sekaligus sebagai ketua
kongres, Muhammad Yamin sebagai sekretaris kongres dan sekaligus perumus
Sumpah Pemuda, W.R. Supratman, M. Husni Thamrin, dan lain-lain.63
61
M. Junaedi Al Anshori, Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta, PT Mitra Aksara Panaitan, 2010, hlm. 115. 62
Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia paling berpengaruh, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 56. 63
Ibid, hlm. 115.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Di dalam Kongres Pemuda II Muhammad Yamin memainkan peranan yang
besar. Muhammad Yamin sudah bekerja pada tingkat persiapan sebelum rapat
dimulai, bahkan dua tahun sebelum Kongres Pemuda itu sendiri ia ikut sebagai
pemikir atau perancang. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas
sekretariat selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul
“Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari Kongres Pemuda II
kemudian ia melaksanakan keputusan-keputusan dan akibat-akibat dari Kongres
itu.64
Kongres Pemuda II berhasil merumuskan dan menyetujui beberapa hal
berikut.
1. Sumpah Pemuda, yaitu:
a. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
b. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia.
c. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
2. Lagu Indonesia Raya hasil gubahan Wage Rudolf Supratman sebagai lagu
kebangsaan.
3. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.
Dua tahun setelah Kongres Pemuda II itu, yaitu tahun 1930 para pemuda
mewujudkan cita-citanya untuk mempersatukan perkumpulan-perkumpulan
pemuda yang ada di Indonesia dengan nama Indonesia
Muda.65
Menurut Muhammad Yamin, Kongres Pemuda II tahun 1928 telah berhasil
menetapkan Lambang kedaulatan Indonesia (Lambang Merah Putih, lagu
Kebangsaan, lencana Garuda Elang Raja Wali). Sumpah Pemuda tersebut telah
64
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 31. 65
M. Junaedi Al Anshori, op. cit, hlm. 116.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
membuktikan suatu ketegasan konsepsi perjuangan Indonesia merdeka, dan
bersatu. Selain itu juga, pada hakekatnya Sumpah Pemuda merupakan
penggulangan dari Sumpah yang terjadi berabad-abad lalu yang pernah diucapkan
oleh Patih Gajah Mada, yang dasar-dasarnya telah terbentang dalam sejarah,
bahasa, adat-istiadat serta lainnya.66
C. Kejatuhan Belanda Dan Kedatangan Pasukan Jepang
Perang Dunia ke II pecah, Jerman melakukan serbuan-serbuan kilat kearah
Barat dan Timur. Polandia, Perancis juga negeri Belanda takluk kepada Jerman
pada tanggal 10 Mei 1940.67
Ratu Wilhelmina dan aparatnya dari Belanda lari membentuk pemerintahan
dalam pengasingan ke London Inggris dan bergabung dengan sekutu.
Pemerintahan Belanda di pengasingan di London masih berhubungan dengan
pemerintahan Hindia-Belanda, sementara perjuangan dan pergerakan
kemerdekaan di Indonesia semakin menjadi dan semakin gencar. Untuk
mengambil simpati bangsa Indonesia, pemerintah Belanda di pengasingan
membentuk komisi Visman yaitu suatu komisi yang diketuai oleh DR. F.H.
Visman dan diberi nama “Komite untuk perubahan Politik”. Komite ini memiliki
tugas mengadakan penelitian mengenai angan-angan politik, cita-cita dan
pendapat-pendapat dari golongan suku yang berbeda-beda dalam masyarakat di
Indonesia. Komite yang diketuai oleh DR. F.H. Visman ini bertugas menyelidiki
66
Julianto dkk, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1987, hlm. 45. 67
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tentang perubahan kenegaraan Indonesia, timbulnya komisi ini disebabkan pula
keinginan masyarakat Indonesia untuk menghimpun kekuatan dari partai-partai
politik yang telah hancur, generasi muda, kaum wanita dan perkumpulan sosial
serta membentuk gerakan kesatuan untuk mendapat demokrasi parlementer, yang
berpusat dalam organisasi yang lebih besar yaitu dalam GAPI (Gabungan Politik
Indonesia).68
GAPI menuntut adanya parlemen yang seluruhnya terdiri dari anggota-
anggota yang harus dipilih sesuai dengan sistem perwakilan seimbang, dan
pemerintah bertanggung jawab terhadap parlemen. Pemerintah dengan segan
terpaksa harus mengakui pergerakan ini, selama gerakan tersebut tinggal dalam
garis-garis hukum dan peraturan yang berlaku. Dijanjikan kepada bangsa
Indonesia, apabila Perang Dunia II berakhir dan kemenangan berada di pihak
Belanda dan sekutunya, Hindia Belanda akan diberi hak berdiri sejajar dengan
kerajaan Belanda di Nederland, tetapi tetap dalam ikatan dengan Belanda. Janji itu
diucapkan Ratu Wilhelmina pada tanggal 8 Desember 1941 seminggu janji
tersebut dikenal dengan Janji Desember (Desember Belofte). Tapi sangat
disayangkan komisi ini hanya menanyai partai-partai yang kooperatif saja,
sehingga pendapat dapat dikumpulkan hanyalah yang tetap menghendaki adanya
hubungan terus Indonesia Belanda. Karena itu jelaslah bahwa komisi Visman
hanyalah suatu “tipuan” atau siasat Belanda agar rakyat Indonesia membantu
68
Ibid, hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Belanda dalam menghadapi Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik
dimana Belanda tidak berdaya menghadapi Jepang.69
Bangkitnya Jepang sebagai suatu negara fasismiliter70
di Asia (Jerman Nazi
dan Italia fasis di Eropa) menggelisahkan seluruh negara di dunia, terutama di
Eropa dan Di Asia. Dalam hal ini tidak terkecuali pemerintahan Hindia Belanda di
Indonesia. Bukan hanya kaum pergerakan di Indonesia yang merasa sangat
gelisah melihat perkembangan fasisme Jepang. Hal ini menyebabkan mereka
mengambil sikap kerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda untuk
menghadapi Jepang, karena fasisme militer Jepang akan jauh lebih berbahaya dari
penjajahan Belanda. Dalam hal ini sikap partai-partai politik di Indonesia sangat
tegas menolak bahaya fasisme Jepang yang sedang mengancam dari Utara.71
Perang Asia Timur Raya yang dilancarkan Jepang dimulai tanggal 8
Desember 1941 dengan pengebomannya Pearl Harbour (Hawai) Pangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat di Lautan Teduh. Pada tanggal yang sama
Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda
Starkenborgh Stachouwer mengumumkan perang kepada Jepang. Tetapi ketika
Hindia Belanda kelihatannya tak mungkin dipertahankan, pasukan sekutu
(Amerika, Inggris, Belanda dan Australia) meninggalkan Indonesia pergi ke
Colombo. Singapura yang dibanggakan Inggris waktu itu sebagai suatu benteng
yang kuat di Asia menyerah tanggal 15 Februari 1942. Kejatuhan Singapura
69
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 24. 70
Fasismiliter adalah pemerintahan oleh satu orang yang biasanya diikuti dengan pemujaan “sang pemimpin” atau oleh sekelompok kecil orang serta penindasan terhadap pihak oposisi. Selengkapnya dapat dilihat pada Vara Jambak, Fasisme Jawa Bagian 2, (online) dalam https://moendgo7.wordpress.com/tag/fasisme-militer. html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.45. 71
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1977, hlm. 166.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menyebabkan larinya tentara sekutu ke Colombo tanggal 25 Januari 1942.
Akibatnya di Indonesia hanya tinggal Belanda sendiri menghadapi Jepang. Pada
tanggal 5 – 8 Maret 1942 Batavia sudah diduduki Jepang, dan Bandung juga
direbut Jepang. Tanggal 9 Maret 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda
bersama anggota-anggota sekutu lainnya menyerah di lapangan terbang Kalijati
tanpa syarat pada bala Tentara Jepang.72
Hindia Belanda jatuh di bawah penguasaan Jepang, sebelum Jepang
menaklukan Hindia Belanda, Jepang melakukan taktik tertentu untuk menarik
simpati rakyat Indonesia. Ketika disiarkan berita sore hari, selalu ditutup dengan
memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rupanya ini merupakan
siasat Jepang, agar rakyat Indonesia berpihak kepada Jepang sekiranya akan
melakukan pendaratan dan menduduki kepulauan Indonesia.73
Sebenarnya jatuhnya Hindia Belanda di Indonesia oleh Jepang, memberikan
dan mempertebal harapan dan keinginan rakyat Indonesia untuk mewujudkan
cita-cita Indonesia merdeka. Tetapi harapan itu hanyalah fatamorgana, sebab
Jepang ternyata lebih kejam dari Belanda. Setelah Jepang menduduki Indonesia,
lagu Indonesia raya tidak boleh dinyayikan dan diperdengarkan dalam kegiatan
apapun. Pengibaran bendera Merah Putih mendapat larangan yang keras dari
pemerintah Jepang. Jepang matang dalam propaganda, mereka mengobarkan
semangat Asia, dengan Jepang sebagai pemimpin Asia, mereka menyebut dirinya
pemimpin Asia, Cahaya Asia dan Nippon Pelindung Asia yang mereka sebut
gerakan Tiga A. Nippon-Indonsia sama-sama, Asia untuk bangsa Asia. Gerakan
72
Ibid, hlm. 166. 73
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tiga A dibentuk dibawah pimpinan Mr. Samsudin, bersamaan dengan itu
dibentuk pula gerakan Pemuda Asia Raya di bawah pimpinan Soekardjo
Wirjopranoto. Organisasi buatan Jepang itu tidak populer dikalangan rakyat,
kemudian Jepang mengubah siasat, mereka mendekati pemimpin-pemimpin
Indonesia untuk diajak kerjasama. Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hadjar
Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansur bersedia menjalankan kerjasama dengan
Jepang membentuk suatu gerakan rakyat yang diberi nama POETERA atau Poesat
Tenaga Rakyat pada 9 Maret 1943, dalam organisasi ini Muhammad Yamin juga
duduk sebagai anggota Dewan Penasehat POETERA. Kerjasama dengan Jepang
dilakukan keempat tokoh tersebut untuk memanfaatkan kesempatan yang ada
untuk mewujudkan Indonesia merdeka.74
Pada tanggal 3 Oktober 1943 didirikan PETA (Pembela Tanah Air)
permintaan Ir. Soekarno, Gatot Mangkupradja dan Kyai Mas Mansur. Dengan
terbentuknya PETA, pemuda-pemuda Indonesia memperoleh kesempatan untuk
mengecap pendidikan dan latihan militer dari Jepang. Ternyata latihan itu menjadi
ajang uji coba pemuda Indonesia, dalam mengetahui kemampuan pemuda untuk
membela dan mempertahankan kemerdekaan kelak.75
Pada tahun 1944 Panglima Tentara Jepang menyatakan berdirinya
organisasi Jawa Hokokai, atau Himpunan Kebaktian Jawa. Berbeda dengan
POETERA, maka pimpinan Jawa Hokokai langsung ditangani oleh pembesar-
pembesar Jepang sendiri. Bagaimanapun juga jelas kelihatan, bahwa pada
pertengahan tahun 1945, sudah terdapat sedikit perubahan angin kehidupan politik
74
Ibid, hlm. 26. 75
Ibid, hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
di tanah air. Pada tanggal 7 Juli 1943, Perdana Menteri Hideki Tojo datang di
Jakarta. Ia menjanjikan kepada bangsa Indonesia suatu “pengambilan bagian
dalam pemerintahan”.76
Sebagai tindak lanjut pada tanggal 1 Agustus 1943, Seiko Sikikan
(Panglima) di Pulau Jawa, mengumumkan garis-garis dari rencana pengambilan
bagian dalam pemerintahan itu, meliputi :
1. Pembentukan badan-badan pertimbangan di daerah dan di pusat.
2. Pengangkatan orang-orang Indonesia untuk kedudukan yang tinggi.
3. Penunjukkan orang-orang Indonesia menjadi penasehat pada badan
Pemerintahan Militer.
Pada bulan September 1943, diadakan pengangkatan penasehat-penasehat
orang Indonesia pada Badan Pemerintahan Militer. Tujuh orang Indonesia
diangkat menjadi Sanyo (Penasehat) dalam enam macam Bu (Departemen) dari
Gunseikanbu. Diantara ketujuh penasehat itu termasuk Muhammad Yamin yang
diserahi jabatan sebagai Sanyo untuk Sendenbu (Departemen Propaganda).
Dengan demikian Muhammad Yamin termasuk salah seorang dari tujuh pejabat
tertinggi bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Menjelang berakhirnya
peperangan, makin sibuk pula perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan. Demikian pulan Muhammad Yamin ikut aktif pada bulan-bulan
permulaan tahun 1945.
Pada akhir tahun 1944 kedudukan Jepang dalam perang di Pasifik sudah
sangat terdesak. Angkatan Perang Amerika Serikat sudah di daerah Jepang dan
secara teratur mengebom kota-kota penting di Jepang. Dalam keadaan terjepit
pemerintah bala tentara Jepang memberikan janji “kemerdekaan” di kelak
76
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 71.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kemudian hari kepada Indonesia. Dengan cara demikian Jepang mengharapkan
bantuan rakyat Indonesia menghadapi sekutu, apabila mereka datang ke
Indonesia. Sementara itu pasukan sekutu telah mendarat di pelabuhan minyak
Balikpapan. Dalam keadaan yang gawat itu, pemimpin pemerintahan pendudduk
Jepang di Jawa, membentuk sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai.
Badan ini yang beranggotakan 62 orang Indonesia dilantik di Jakarta oleh
pemerintah tentara Jepang, pada hari senin 28 Mei 1945. Di antara ke-62 orang
anggota BPUPKI itu, terdapatlah nama Muhammad Yamin, yang disebut dalam
daftar urutan anggota nomor 2, sesudah nama Ir. Soekarno.77
Selain itu harus pula disadari oleh anggota BPUPKI, bahwa untuk
membentuk suatu negara yang merdeka, suatu bangsa hendaklah mempersiapkan
diri sedemikian rupa, supaya dapat membela kemerdekaan itu dengan kekuatan
sendiri, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dunia, bukan hanya
mementingkan kepentingan masyarakat dunia.
Saiko Sikikan sebagai Kepada Pemerintahan Militer Angkatan Darat
menekankan dalam pidato sambutannya, bahwa “seolah-olah” Perang Pasifik
yang sedang berlangsung adalah perang suci yang salah satu tujuannya untuk
memerdekakan Indonesia. Sejauh mana kebenaran dan kesungguhan amanat para
Pimpinan Jepang di Indonesia tersebut, baru dapat dibuktikan sebagian saja. Salah
satu diantaranya adalah janji P.M. Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944
77
Ibid, hlm. 72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dan direalisir dengan membentuk BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei
1945, yaitu kurang lebih tiga bulan sebelum menyerahnya Jepang pada sekutu.
Janji itu tidak selesai dengan tuntas, sebab sebelum sempat memerdekakan
Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah kepada sekutu
(yang dipimpin Amerika).78
D. Muhammad Yamin Dalam BPUPKI Dan PPKI
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritzu Junbi Cosukai didirikan oleh Jepang. Lembaga itu
diumumkan berdiri tanggal 1 Maret 1945 oleh Panglima Tentara Jepang,
Kumaciki Harada. Kepada rakyat jajahan Indonesia, pemerintah Jepang
mengatakan, pembentukan lembaga ini merupakan realisasi janji Jepang
memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Pengangkatan pengurus dan
anggota diumumkan tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan HUT Kaisar
Jepang, Tenno Haika. Seluruh anggota berjumlah 62 orang.79
Hari Senin, tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI memulai sidang pertama. Acara
pembukaan yang dimulai pukul 11.30 WIB, bertempat di Gedung Tyuuoo Sangi-
In (sekarang menjadi Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta). Diisi dengan
acara pengibaran bendera Hinomaru dan Sang Saka Merah Putih, amanat Saikoo
Sikikan (Panglima Tentara), pelantikan anggota dan nasihat Gunseikan (Kepala
Pemerintahan Militer). Pada tanggal 29 Mei 1945, hari kedua sidang resmi
78
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 46. 79
D. Rini Yunarti, BPUPKI PPKI Proklamasi Kemerdekaan RI, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2003, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BPUPKI dimulai dengan mendengarkan pidato Muhammad Yamin yang berjudul
“Asas dan Dasar Negara Republik Indonesia”. 80
Sidang resmi rancangan Undang-Undang Dasar negara tanggal 10 Juli yang
direncanakan membahas bentuk negara. Dalam sidang itu Soekarno melaporkan
telah masuk 40 usulan. Setelah digolongkan terdapat 32 persoalan dan setelah
digolongkan lagi menjadi 9 soal, yang menyangkut keinginan merdeka selekas-
lekasnya, dasar, unifikasi atau federasi, bentuk negara dan kepala negara, warga
negara, daerah, agama dan negara, pembelaan, dan keuangan. Hasil Panitia Kecil
itu dibicarakan bersama dengan 38 anggota BPUPKI, dan menghasilkan
kesepakatan membentuk Panitia Sembilan terdiri atas Mohammad Hatta,
Muhammad Yamin, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir,
Wachid Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, dan Haji Agus Salim. Panitia Sembilan
inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar yang
kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang kemudian dinamakan
Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.81
Piagam Jakarta yang melahirkan Proklamasi dan Konstitusi, seperti yang
dimaklumkan pada permulaan Revolusi Indonesia atas dorongan Angkatan
Pemuda Indonesia, sebagai pelopor gerakan kemerdekaan Republik Indonesia
dalam zaman Revolusi, adalah penutup pergerakan Indonesia merdeka, dalam
abad ke-20. Piagam Jakarta dan naskah Proklamasi itu lahir pada tingkatan
bersejarah dalam perjalanan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tujuan Revolusi
80
Ibid, hlm. 6. 81
Ibid, hlm. 25 – 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Indonesia yang dimulai dengan Proklamasi itu ialah menetapkan dan membela
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.82
BPUPKI juga telah membicarakan mengenai batas dan luas wilayah
Indonesia. Sebagai konsep dasar patokannya, anggota-anggota BPUPKI
berpendirian bahwa wilayah Indonesia merdeka itu setidak-tidaknya meliputi
wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Tetapi beberapa anggota berkeinginan
untuk menentukan batas dan luas wilayah itu meliputi daerah-daerah saja.
Menurut Muhammad Yamin berdasarkan kacamata geopolitik, testamen Gajah
Mada dan alasan lainnya, maka luas dan batas wilayah Indonesia yaitu;
Semenanjung Malaka
Borneo (Kalimantan Utara)
Papua Nugini
Timor Timur
Diantara anggota BPUPKI, Muhammad Yamin merupakan anggota yang
berbicara panjang lebar mengenai luas dan batas wilayah Indonesia merdeka
tersebut. Kalau ini sampai terjadi maka menurut Muhammad Yamin ini sesuai
dengan “testamen” (pernyataan tentang apa yang dikehendaki) Gajah Mada.83
Lima hari sidang resmi pertama BPUPKI yang dipimpin Ketua BPUPKI dr.
KRT Radjiman Wediodiningrat, tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945,
menampilkan beberapa pembicara. Mereka diminta menguraikan pandangan
mereka tentang dasar-dasar negara. tiga di antara mereka dianggap oleh tim
82
Muhammad Yamin, Proklamasi Dan Konstitusi, Djambatan, Jakarta,1952, hlm. 21 – 22. 83
Muhammad Ridwan Indra dkk, Peristiwa-Peristiwa Di sekitar Proklamasi 17-8-1945, Jakarta, Sinar Grafika, 1987, hlm. 68 – 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penyunting buku edisi ketiga risalah, sebagai yang paling besar memberikan
bahan bagi penyusunan Falsafah Dasar dan Rancangan Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara. Oleh karena itu, risalah uraian mereka ditulis secara lengkap.
Ketiga pembicara itu adalah Prof. Muhammad Yamin SH yang tampil tanggal 29
Mei, Prof. Dr. Soepomo SH tanggal 31 Mei, dan Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
Di tengah suasana “kemunduran” dan kemerosotan mental Jepang, sebab
diberbagai daerah pasukan Jepang mulai dikalahkan pasukan sekutu, pada tanggal
7 Agustus Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Jepang berusaha mengambil hati rakyat Indonesia. Panitia ini terdiri atas 21
anggota, yang berasal dari seluruh daerah Indonesia. Tugasnya bertindak sebagai
Badan yang mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerintahan dari tentara
Jepang kepada Badan tersebut. Panitia ini bertugas menyelesaikan dan
mengesahkan Rancangan UUD dan Falsafah Negara yang sudah disiapkan
BPUPKI. Panitia ini juga bertugas membahas dan menetapkan tata cara
pelaksanaan pernyataan atau pengumuman kemerdekaan Indonesia nanti.
Misalnya, apakah pernyataan kemerdekaan dilakukan di depan sidang pleno
PPKI, ataukah di depan rapat umum khusus yang dihadiri ribuan bahkan sebanyak
mungkin rakyat Indonesia di Jakarta.84
Tujuan badan penyelidik itu sebenarnya menurut kemauan orang-orang
Jepang, hanyalah terbatas pada menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan,
sesuai dengan janji politik Jepang, yaitu “Kemerdekaan India Timur di kelak
kemudian hari”. Jadi fungsinya hanya sebagai badan riset. Tetapi badan ini
84
Ibid, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
akhirnya berhasil dengan cekatan merancang UUDRI yang merdeka dan
berdaulat, jadi menjadikannya sebagai Badan Konstituante. Dalam sidang I
Muhammad Yamin telah mengucapkan pidatonya, tepatnya pada tanggal 29 Mei
1945, dengan judul “Asas dan Dasar Negara Republik Indonesia”.85
Di antara dua masa sidang itu terjadi kegiatan-kegiatan yang banyak.
Masalah-masalah yang perlu mendapat penyelesaian waktu itu ialah (1) Tentang
bentuk negara, yaitu unitarisme atau federalisme yang akan dianut, (2) Hal-hal
yang berhubungan dengan kehidupan agama.86
Pada tanggal 22 Juni 1945, sebuah Panitia kecil terdiri dari sembilan orang,
antara lain Muhammad Yamin, berhasil menyusun suatu dokumen yang oleh
Yamin dinamakan “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Piagam itu berisi
gagasan-gagasan pokok yang menjiwai kemerdekaan Indonesia dan kemudian
akan menjadi inti dari pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.87
Ir. Soekarno anggota Badan Penyelidik yang ditunjuk menjadi Ketua Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar mengajukan permintaan kepada ketua Badan
Penyelidik agar Muhammad Yamin ditempatkan pada Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar, karena Soekarno merasa Muhammad Yamin adalah orang yang
ahli dan pikirannya diperlukan dalam perancangan Undang-Undang Dasar, akan
tetapi permohonan Soekarno tidak diluluskan Ketua Badan Penyelidik.88
Antara tanggal 22 Juni 1945 sampai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, Muhammad Yamin sibuk dalam rapat-rapat untuk menyempurnakan
85
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, Jakarta. 1986, hlm. 72. 86
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 87. 87
Ibid, hlm. 88. 88
Muhammad Ridwan Indra dkk, op. cit, hlm. 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
rancangan UUD 1945. Di depan sudah disebut bahwa, dalam sidang II tanggal 10
Juli – 17 Juli 1945, yang merupakan rapat-pleno, Muhammad Yamin dan juga
Drs. Mohammad Hatta masih mengadakan penambahan-penambahan yang
penting dari bagian Hak Asasi Manusia (HAM).
Seperti diketahui, Mr. Soepomo mengemukakan, bahwa pokok pikiran atau
landasan filsafat yang menjadi dasar dari UUD yang sedang dirancang itu ialah
sistem kekeluargaan. Hal ini akan berarti, bahwa para perancang menolak filsafat
individualisme dan sistem demokrasi liberal. Drs. Mohammad Hatta, Muhammad
Yamin dan beberapa anggota lainnya mengemukakan, bahwa memang benar
negara yang kita dirikan adalah negara gotong royong dan hasil usaha bersama.
Dan mereka sependapat, bahwa hak-hak individu tidak perlu ditonjolkan akan
tetapi perlu diadakan pencegahan mengenai penyalahgunaan kekuasaan yang
mungkin timbul. Pendapat itu rupanya dapat dimufakatkan, sehingga tanpa
mengurangi landasan kekeluargaan dari pada UUD 1945, masuklah pasal 28 ke
dalam batang tubuhnya.89
89
Sutrissno Kuntoyo, op. cit, hlm. 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
PERJUANGAN MUHAMMAD YAMIN
SETELAH KEMERDEKAAN
A. Sesudah Proklamasi
Pada bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, Muhammad Yamin sempat bergaul dengan Tan Malaka, ia bergabung
dalam organisasi Persatuan Perjuangan sebagai pemimpin organisasi. Organisasi
ini dibuat oleh Tan Malaka untuk menentang siasat diplomasi Sutan Sjahrir. Pada
tanggal 22 Juni 1945 sampai proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,
Muhammad Yamin sibuk dalam rapat-rapat untuk menyempurnakan rancangan
Undang-Undang Dasar.90
Proklamasi Kemerdekaan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
banyak kejadian penting berlangsung di tanah air kita. Mengenai Muhammad
Yamin sendiri, dalam lapangan politik, ia lebih condong dalam aliran Tan Malaka.
Sebagaimana kita ketahui, sesudah proklamasi diumumkan, timbul berbagai aliran
atau faham-faham politik, di antaranya yang terkuat berkisar di sekitar alam
pikiran Sutan Sjahrir dan Tan Malaka.91
90
Sutrisno Kutoyo, Prof. H. Muhammad Yamin S.H, Depdikbud, Jakarta. 1986, hlm. 88. 91
Sutan Sjahrir membentuk Kabinet Parlementer, dan memimpin pemerintahan berdasarkan manifes politik RI (menerangkan politik damai dengan siapa pun yang menghormati kemerdekaan RI), serta menyelesaikan masalah melalui jalan perundingan . Pemikiran Tan Malaka justru sangat berbeda dari Sutan Sjahrir, karena Tan Malaka berkeyakinan bahwa politik yang didasarkan pada pembentukan potensi dan kekuatan terhimpun mempertahankan tanah air dengan kekuatan fisik (mengutamakan politik perang). Kemudian Tan Malaka membentuk organisasi, yaitu Persatuan Perjuangan dan melakukan oposisi terhadap Kabinet Sutan Sjahrir. Selengkapnya dapat dilihat pada buku Sutrisno Kutoyo, Ibid, hlm. 91 – 92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sehari sesudah Indonesia merdeka, seluruh anggota PPKI mengadakan rapat
di Pejambon. Hasil keputusan yang paling penting adalah mengesahkan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia, dan memilih Soekarno sebagai presiden
Indonesia dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Di kalangan para pemuda,
ketidakpuasan masih tetap ada. Selain Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana,
kelompok penentang kerja sama dengan Jepang semakin bertambah kuat
masuknya Kasman Singodimedjo, Ki Hajar Dewantara dan lain-lain. Mereka
mendesak mengubah PPKI menjadi Komite Nasional Indonesia, karena PPKI
merupankan lembaga bentukan Jepang. Menurut mereka, ini salah satu cara untuk
membuktikan bahwa kemerdekaan adalah buah kerja keras bangsa Indonesia dan
bukan pemerintah Jepang. Anggota PPKI mengesahkan UUD yang dibuat Sub-
Panitia Politik PPKI. Selain itu keberhasilan yang patut dicatat adalah
kesepakatan mereka menghilangkan kalimat-kalimat yang berisi kejayaan Jepang
di Asia. Selain itu sidang juga memutuskan hal-hal seputar syarat menjadi
presiden, serta penambahan sejumlah pasal pada UUD 1945.
Rapat PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan untuk mengganti
PPKI menjadi Komite Nasional Indonesia (KNI). Juga diresmikan pembagian
provinsi di Indonesia. Ada delapan provinsi yang dibentuk, yakni Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sunda
Kecil. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur. Tiga hari kemudian, KNI
diganti menjadi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).92
92
M. Yunda Zara, Peristiwa 3 Juli 1946, Yogyakarta, MedPress, 2009, hlm. 17 – 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Komite Nasional Indonesia Pusat merupakan badan pembantu presiden
yang pembentukannya didasarkan pada keputusan sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. KNIP yang merupakan
pengembangan dari Komite Nasional Indonesia dilantik oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 29 Agustus 1945. Pada sidang KNI tanggal 22 Agustus 1945,
anggotanya berjumlah 103 orang, sedangkan pada sidang KNIP tanggal 29
Agustus jumlah anggotanya sudah bertambah menjadi 137 orang (terdiri dari
tokoh masyarakat dan anggota PPKI). Pada sidang terakhir, jumlah anggota KNIP
berjumlah 536 orang.
Pada sidang pertama KNIP tanggal 29 Agustus 1945 dipilih pengurus KNIP
dengan susunan pimpinan sebagai berikut :
Ketua : Mr. Kasman Singodimedjo
Wakil ketua : MMr. Sutardjo Kartohadikusuma
Wakil Ketua : Mr. J. Latuharhary
Wakil Ketua : Adam Malik
KNIP yang semula berfungsi sebagai pembantu presiden, kemudian berubah
melaksanakan tugas legislatif berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X yang
menyatakan bahwa :
Komite Nasional Indonesia Pusat, sebelum terbentuknya Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat, diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara,
serta menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-hari, berhubungan dengan
gentingnya keadaan, dijalankan oleh sebuah Badan Pekerjaan yang dipilih
di antara mereka dan yang bertanggung jawab kepada Komite Nasional
Indonesia Pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Setelah itu pekerjaan sehari-hari KNIP dipegang oleh Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP). Dibentuk pada tanggal 17 Oktober 1945
dengan ketuanya Sutan Syahrir dan wakil Mr. Amir Sjarifuddin.
Sebagai badan perwakilan, BP KNIP telah menjalankan hak dan
kewajibannya, yaitu telah mengajukan usul/inisiatif, interpelasi, angket,
pertanyaan, dan mosi (khususnya mosi kepercayaan). Fungsi pengawasan ini
sebagian berhasil diputuskan menjadi perundang-undangan, sebagian tidak,
bahkan sebagian sukar ditelusuri.93
B. Peristiwa 3 Juli 1946
Kebijakan RI berunding dengan Belanda mendapat perlawanan sengit dalam
negeri dari Persatuan Perjuangan (PP) di bawah Tan Malaka. Tujuan utama
gerakan politik PP adalah sebagai kekuatan oposisi yang akan mengganjal
kebijakan politik kabinet Sjahrir, khususnya guna berunding dengan pihak
Belanda. Dalam hal ini, Tan Malaka berkeyakinan bahwa RI masih
berkemampuan untuk tidak menerima betapa kecilpun tuntutan Belanda.94
Soal hubungan Tan Malaka dan Sjahrir, mula-mula Tan Malaka tertarik
pada kecemerlangan Sjahrir. Rencana pertama adalah menewarkan bekerja sama.
Akan tetapi, Sjahrir menolak dengan alasan kemampuan Tan Malaka untuk
mendapat dukungan rakyat tidak sebesar Soekarno. Dalam perkembangannya,
Soebardjo dan kawan-kawan, termasuk Soekarni, ternyata memiliki kemampuan
93
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 331 – 332. 94
Rushdy Hoesein, Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati, Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 2010, hlm. 154.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
lebih lanjut untuk mendukung Tan Malaka sehingga mampu mendapat simpati
dari banyak partai. Kahin menyangsikan bahwa Tan Malaka jujur dalam
berpolitik. Salah satu contohnya dalam memunculkan rencana kedua, yang
dikenal sebagai testamen politik. Untuk memahami strategi rencana kedua Tan
Malaka, yang dibuat dengan bantuan Soebardjo, harus dilihat kondisi Jakarta saat
itu (September 1945).
Soekarno-Hatta tahu bahwa Belanda mendesak Inggris untuk menangkap
mereka. Tan Malaka menemui Soekarno dan menekankan kepadanya akan adanya
bahaya yang mengancam apabila Soekarno-Hatta tinggal di Jakarta. Dia
menembahkan bahwa akan muncul bencana jika Republik kehilangan
pemimpinnya saat kritis seperti itu. Dia menganjurkan membuat semacam
ketetapan tepat, yaitu Tan Malaka dapat meneruskan kepemimpinan RI apabila
Soekarno-Hatta tertangkap atau terbunuh.
Pertemuan besar Persatuan Perjuangan yang pertama diadakan di kota Solo
pada 15 – 16 Januari 1946, yang dihadiri 141 wakil organisasi. Dalam pertemuan
itu, setelah mendengarkan pengarahan Tan Malaka, dibentuklah panitia kecil
(terdiri dari 11 orang) untuk merumuskan apa yang mereka sebut Minimum
Program. Kesebelas orang tersebut, antara lain, Ibnu Parna (Pesindo), Wali
Alfatah (Masyumi), Ir. Sakirman (Dewan Perjuangan Jawa Tengah), Soedirman
(TKR), dan Tan Malaka.
Pemerintah Yogyakarta segera bereaksi terhadap pertemuan Solo yang
provokatif dan memecah belah rakyat tersebut. Oleh Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP) di Purworejo, guna menunjukan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
lembaga ini sejalan dengan pihak eksekutif, dikeluarkanlah pengumuman BP
KNIP No. 20 pada 15 Januari 1946. Isinya yang penting adalah, “Menganjurkan
persatuan, menghindari faktor yang bisa memecah belah, dan menghindari
perbuatan yang dipandang dunia luar sebagai perbuatan agresif dan fasistik.
Ditegaskan agar partai politik mengutamakan persatuan, tentara dan organisasi
perjuangan perlu berusaha mengadakan persatuan siasat, di daerah segera disusun
badan perwakilan sesuai undang-undang tentang KNI daerah”.95
Muhammad Yamin pada masa permulaan kemerdekaan Indonesia, yaitu
pada bulan-bulan pertama sesudah proklamasi kemerdekaan sempat bergaul
dengan Tan Malaka. Selama bulan-bulan permulaan tahun 1946, Muhammad
Yamin berdiam di daerah pegunungan Tawangmangu, Surakarta, bersama Tan
Malaka dan Soekarni, bahkan ia duduk dalam pimpinan Persatuan Perjuangan,
yang menentang siasat berdiplomasi dan berunding dengan pihak Belanda. Ia juga
turut duduk dalam pimpinan partai Murba.
Muhammad Yamin, yang ketika itu berusia kira-kira 43 tahun, yakin bahwa
dengan menghimpun kekuatan seluruh rakyat, Indonesia akan sanggup mendesak
penjajah Belanda dengan kekuatan senjata, sehingga Belanda dapat keluar dari
pantai-pantai tanah air. Karena oposisi dalam negeri makin tajam, maka akibatnya
Kabinet Sjahrir mengundurkan diri. Tetapi pada permulaan bulan Maret dalam
sidang Komite Nasional Indonesia Pusat, presiden Soekarno kembali menunjuk
Sutan Sjahrir untuk membentuk kabinet.96
95
Ibid, hlm. 156. 96
Sutrisno Kuntoyo, Ibid, hlm. 94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di Solo dan dibawa ke Boyolali.
Actor Intellectualis penculikan ini ialah Tan Malaka. Tujuan kaum oposisi ialah
memaksa pemerintah untuk meninggalkan politik perundingan, dan
menggantikannya dengan perang dan kemudian membentuk negara menurut
kemauan mereka. Terutama Perjanjian Linggarjati mereka tolak. Kemudian
presiden Soekarno menyatakan seluruh Indonesia dalam keadaan bahaya dan
kekuasaan penuh ditaruh di tanggan presiden. Dalam pidato redio presiden
berseru supaya Sjahrir segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Keesokan
harinya Sjahrir dibebesakan dan selamat sampai ke Yogyakarta. Kemudian terus
ke Jakarta.
Pada pertengahan bulan Agustus 1946, sesudah keadaan biasa lagi, Presiden
kembali menunjuk Sjahrir untuk membentuk kabinet. Kabinet Sutan Sjahrir yang
ke III ini selesai dibentuk dan dan disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal
2 Oktober 1946. Perundingan-perundingan tidak resmi dilakukanoleh Sutan
Sjahrir dengan Van Mook (Belanda), dengan perantaraan Sir Archibald Clark
Kerr (duta Inggris di Moskow), yang bertugas sebagai duta keliling untuk
menyelesaikan soal Indonesia.
Pada tanggal 1 Juli 1946, Muhammad Yamin berperan dalam peristiwa
penculikan Sutan Sjahrir, ia mendatangi rumah penjara Wirogunan (Yogyakarta)
dan berhasil membuka pintu sel-sel tahanan politik dan melepaskan para tawanan
politik. Sesudah itu, ia menuju Wiyoro, dekat Yogyakarta.
Pada tanggal 2 Juli 1946, Muhammad Yamin membuat empat naskah yang
berisi usul agar kabinet Sutan Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
lain. Keesokan harinya ia bersama-sama tawanan-tawanan politik itu berangkat
menghadap presiden Soekarno guna mengajukan empat usul tersebut. Tetapi yang
berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin dengan tuduhan
melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita, kejadian ini terkenal dengan Peristiwa
3 Juli 1946.97
Sejak 3 Juli 1946 Muhammad Yamin ditahan secara berpindah-pindah,
antara lain di Magelang. Tanggal 21 Juli 1947 pasukan Belanda mulai menyerang
daerah Republik Indonesia dan sampai di Ambarawa, Muhammad Yamin beserta
tawanan lainnya dipindahkan ke Wirogunan, Yogyakarta. Kemudian dipindahkan
lagi ke Madiun, lalu Ponorogo, terakhir kembali ke Madiun lagi. Muhammad
Yamin ditahan selama kurang lebih dua tahun. Perkaranya disidangkan di
Yogyakarta. Menurut putusan Makamah tanggal 27 Mei 1948, Muhammad
Yamin dipersalahkan melakukan kejahatan memimpin percobaan untuk
merobohkan pemerintahan yang sah, dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara.
Tetapi beberapa bulan kemudian, ia mendapat grasi, dan pada tanggal 17 Agustus
1948 ia telah dibebaskan lagi.
Selama tahun 1946 – 1948 Muhammad Yamin berada dalam tahanan
sehingga ia tidak duduk dalam pemerintahan. Ketika Belanda menyerang
Republik Indonesia, (Aksi Militer II pada bulan Desember 1948), Muhammad
Yamin meninggalkan Yogyakarta, dan masuk ke pedalaman di daerah Gerilya.
Selanjutnya dalam menghadapi Konferensi Meja Bundar (KMB). Pemerintah
pusat dikembalikan ke Yogyakarta. Muhammad Yamin pun kembali ke
97
Sutrisno Kutoyo, op. cit, hlm. 95 – 96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Yogyakarta dan mendatangi presiden Soekarno serta menyatakan bersiap diri
untuk bekerja bagi Republik Indonesia sebagai patriot dan pejuang bangsa. Pada
tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai Penasehat Delegasi
Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda.98
Setelah Konferensi Inter-Indonesia yang penuh toleransi dan saling
pengertian, baik yang diadakan di Yogyakarta maupun di Jakarta, berangkatlah
wakil-wakil RI yang dipimpin oleh Mohammad Hatta dan wakil-wakil BFO yang
dipimpim oleh Sultan Hamid ke Den Haag untuk melakukan perundingan pada
Konferensi Meja Bundar. Dari pihak Belanda delegasinya diketuai oleh PM Dr.
Marseveen dan dari UNCI diwakili oleh Chritchley. Perundingan berjalan dari
tanggal 23 September – 2 November 1949 dengan hasil paling utama adalah
bahwa Kerajaan Nederland akan menyerahkan kedaulatannya atas Indonesia
kepada Republik Indonesia Serikat selambat-lambatnya pada tanggal 30
Desember 1949, yang terdiri dari negara-negara bagian yaitu99
:
1. Negara Republik Indonesia
2. Negara Indonesia Timur
3. Negara Pasundan
4. Negara Jawa Timur
5. Negara Madura
6. Negara Sumatera Timur
7. Negara Sumatera Selatan
Walaupun secara keseluruhan pembentukan RIS itu menyimpang dari
Proklamasi 17 Agustus 1945, namun Soekarno menegaskan bahwa KMB hanya
merupakan batu lompatan ke arah cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang
98
Ibid, hlm. 96 – 97. 99
Tuk Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta, CV. Rajawali Corporation, 2002, hlm. 93.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sejati. Adapun masalah yang mengecewakan adalah bahwa Belanda tetap berkeras
kepala untuk mempertahankan Irian Barat sebagai daerah jajahannya, sehingga
akhirnya dicapai kompromi bahwa status Irian Barat akan ditentukan dalam
perundingan antara Belanda dengan RIS, dalam waktu satu tahun setelah
selesainya KMB.
Sewaktu sidang KMB di Nederland, antara wakil-wakil Pemerintah RI dan
Pemerintah Negara-Negara bagian RIS diadakan perundingan, dengan
menghasilkan persetujuan tentang naskah Undang-Undang Dasar. Sementara RIS
yang kemudian disyahkan di Jakarta pada tanggal 14 Desember dalam sidang
antara wakil-wakil tersebut di atas dengan Komite Nasional Indonesia Pusat,
sebagai Konstitusi Republik Indonesia Serikat.
Pada tanggal 15 Desember 1949 diadakan sidang pemilihan presiden RIS
dengan calon tunggal Ir. Soekarno, oleh suatu Dewan Pemilihan Presiden RIS
yang beranggotakan wakil-wakil RI dan wakil-wakil Negara Bagian. Besoknya
tanggal 16 Desember 1949, Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden RIS. Sebagai
babak akhir dari usainya kekuasaan Belanda di Bumi Indonesia, pada tanggal 27
Desember 1949 secara bersamaan diadakan upacara penyerahan kedaulatan. Di
Negeri Belanda, Ratu Juliana menyerahkan kepada Drs. Moh. Hatta sebagai
Ketua Delegasi RIS. Di Jakarta, Wakil Tinggi Mahkota A. H. J Lovink
menyerahkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX dan di Yogyakarta
dilakukan pula penyerahan kedaulatan dari RI kepada RIS.100
100
Ibid, hlm. 94.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Sesudah Pengakuan Kedaulatan
Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1950, Muhammad Yamin diangkat
menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam kedudukannya sebagai
anggota DPR RIS Muhammad Yamin tetap berusaha untuk menyempurnakan
negara. Ia tetap seorang nasionalis yang teguh. Kedaulatan RI yang penuh adalah
cita-citanya. Muhammad Yamin juga ikut dalam rombongan misi diplomasi RIS
ke Moskow.
Pada tahun 1951, Muhammad Yamin menjabat sebagai Menteri Kehakiman,
dalam kabinet Sukiman – Suwirjo (Kabinet ke XII Negara RI) tetapi hanya untuk
masa dua bulan, yaitu dari bulan April - Juni 1951. Ketika Muhammad Yamin
diangkat menjadi Menteri Kehakiman, tindakannya yang pertama adalah
melepaskan Chairul Saleh dari penjara.101
Chairul Saleh merupakan pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta dalam
Peristiwa Regasdengklok, serta menjadi pihak oposisi pemerintah bersama
Muhammad Yamin di dalam Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka.
Pada tahun 1950, Chairul Saleh memimpin Laskar Rakyat di Jawa Barat
untuk menentang hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Ia kemudian ditangkap
oleh Abdul Haris Nasution.102
Hal ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, seperti partai-partai
oposisi, dan pers. Karena itu pula kebinet segera mengambil tindakan dan
Muhammad Yamin terpaksa melepaskan kedudukannya sebagai Menteri
101
Ibid, hlm. 99. 102
Wikipedia, Chaerul Saleh, (online) dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chairul_Saleh, diakses 3 September 2018 pukul 17.38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kehakiman yang beru dijabatnya selama dua bulan. Chairul Saleh kembali lagi ke
penjara. Sebenarnya pemerintah sudah akan membebaskan Chairul Saleh dari
penjara. Ia akan dikirim ke Jerman atau Swiss untuk belajar. Tetapi Muhammad
Yamin rupanya terlalu cepat mengambil tindakan.103
Sesudah melepaskan jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Muhammad
Yamin ditawari jabatan sebagai Duta Besar RI, tetapi ia menolak dan kembali
menjadi anggota parlemen lagi. Ia kembali menjadi orang bebas dan merdeka,
sambil mengarang buku, artikel, diberbagai majalah dan surat kabar.
Pada tahun 1952 – 1953, Muhammad Yamin menjadi pimpinan Redaksi
Surat kabar “Mimber Indonesia” yang terbit di Jakarta, bersama dengan rekan-
rekannya yaitu : Mr. Jusuf Wibisono, Adi Negoro, Ir. Pangeran Noor, Darsjaf
Rahman, M. H. Gajo dan lain-lainnya.
Sebenarnya sebagai pemimpin Redaksi suatu-surat kabar, Muhammad
Yamin bukanlah orang yang tepat. Artikel-artikel dan tajuk-tajuknya memang
bernilai tinggi, tetapi seringkali terlalu filosofis dan tidak bersinggungan dengan
kenyataan atau aktualitas sehari-hari, dimana Muhammad Yamin suka menyerang
hal-hal yang tidak dia sukai, meskipun tidak banyak kaitannya dengan masalah-
masalah kehidupan praktis sehari-hari, hal inilah yang membuat artikel dan tajuk-
tajuknya dinilai filosofis. Contoh karya Muhammad Yamin yang dinilai filosofis
yaitu bukunya yang berjudul “6000 Tahun Sang Merah Putih”, dalam buku ini
Muhammad Yamin menyatakan jika Sang Merah Putih itu sudah ada sejak 6000
tahun yang lalu, dan warna Merah Putih bagi bangsa Indonesia mengandung arti
103
Ibid, hlm. 99 – 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sama dan tetap. Warna Putih berarti kesucian, sedangkan lambang warna Merah
adalah keberanian, atau dengan kalimat Merah Putih mengandung wujud
“Keberanian atas Kesucian”.104
Dari bulan Juli 1953 – Juli 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dalam kabinet Ali Sastroamijoyo. Salah
satu hasil karya Muhammad Yamin sebagai Menteri PPK adalah didirikannya
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kelak kemudian tumbuh menjadi
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), salah satu Perguruan Tinggi yang
ia dirikan adalah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat. Selain itu,
Muhammad Yamin mengusulkan kepada Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara, S.J.,
untuk mendirikan PTPG, kemudian disetujui oleh para imam Katolik, terutama
Ordo Societas Jesus (S.J.), dan lahirlah PTPG Sanata Dharma (sekarang
Universitas Sanata Dharma) di Yogyakarta. Muhammad Yamin meninggalkan
nama baiknya dengan merintis pendirian universitas di berbagai ibukota propinsi
dan seluruh Indonesia.105
Memang sebagai pribadi Muhammad Yamin berkeinginan sekali untuk
menjadi pusat perhatian orang terus menerus. Sebagai seorang politikus dan
pembina bangsa, ia ingin meninggalkan nama baik yang selalu dikenang orang
dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan, Muhammad Yamin mencurahkan perhatian yang besar terhadap
kebudayaan. Sewaktu Muhammad Yamin menjabat Menteri Pendidikan,
104
Jaka Samudri, 6000 Tahun Sang Merah Putih, (online) dalam httpa://www.google.com/amp/s/jakasamudri.wordpress.com/2013/02/26/resensi-buku/amp/ diakses 19 September 2018 pukul 21.33. 105
Ibid, hlm. 102 – 103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pengajaran dan Kebudayaan, berlangsunglah Konferensi Asia Afrika I di
Bandung. Selain sebagai anggota delegasi Muhammad Yamin juga menjadi Ketua
Delegasi Indonesia untuk urusan pengajaran, sosial, dan kebudayaan. Sedangkan
oleh para anggota Konferensi Asia Afrika di Bandung, Muhammad Yamin dipilih
pula sebagai Ketua Panitia Kebudayaan.
Berbagai masalah yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung
antara lain :
1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan HAM.
2. Hak menentukan nasib sendiri.
3. Rasialisme (perbedaan warna kulit).
4. Kerjasama internasional.
5. Masalah pelucutan senjata.
6. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
7. Masalh Irian Barat.
Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya
suatu kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA
telah berhasil pula merumuskan sepuluh Asas yang tercantum dalam Dasasila
Bandung. Di dalam Dasasila Bandung, tercermin penghargaan terhadap Hak
Asasi Manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia.
Dasasila Bandung yaitu106
:
1. Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan wilayah suatu bangsa.
3. Mengakui persamaan suatu ras dan persamaan suatu bangsa baik besar
maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal negara lain.
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara
sendirian atau secara kolektif.
106
Saut Togar Manik, Sejarah Konferensi Asia Afika (KAA), (online) dalam https://www.google.com/amp/s/sauttogarmanik1922.wordpress.com/2013/11/28/ sejarah-konferensi-asia-afrika-kaa/amp/&ved=2, diakses 11 Juni 2018 pukul 22.35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
8. Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
9. Menunjukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Pada tahun 1954, ketika Muhammad Yamin berkunjung ke negeri Belanda,
beliau bersama Kepala Jawatan Kebudayaan, Soedarsonom menggunakan
kesempatan yang ada untuk merintis usaha pengembalian benda-benda bernilai
sejarah dan budaya Indonesia yang di simpan di Negeri Belanda dan negara-
negara Eropa lainnya.107
Pada tahun 1955, sebagai tindak lanjut disusun inventarisasi koleksi benda-
benda purbakala dan naskah-naskah kesastraan yang berada di Negeri Belanda
dan negara-negara Eropa lainnya. Tetapi inventarisasi ini baru merupakan langkah
pertama dari sebagian benda-benda yang berada di Eropa. Meskipun demikian
sudah dapat diinventarisasi sebanyak 1151 benda-benda yang disimpan di
berbagai museum di Negeri Belanda, dan 31 benda-benda di museum Jerman,
Denmark, dan Belgia. Benda-benda kebudayaan Indonesia yang ada di Belanda
dan Eropa, akan dipindahkan ke tanah air, yang akan membawa pengaruh positif
bagi perkembangan ilmu kebudayaan Indonesia.
Pada tanggal 10 Juli 1958, Muhammad Yamin diangkat menjadi Menteri
Sosial dalam Kabinet kerja. Lalu menjadi Menteri Inti Urusan Khusus dalam
Kabinet Kerja. Pada tanggal 18 Februari 1960 menjadi Menteri dalam Kabinet Inti
(Ketua Dewan Perancang Nasional dengan SK Presiden No. 21/1960).108
107
Ibid, hlm. 104 – 105. 108
Ibid, hlm. 107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada tanggal 18 Maret 1962, Muhammad Yamin dilantik menjadi Wakil
Menteri Pertama sebagai koordinator pada Bidang Khusus Menteri
Penerangan/Ketua Dewan Depernas dalam pimpinan Lembaga-lembaga Negara
dalam susunan dan regrouping baru dalam Kabinet Kerja. Muhammad Yamin
juga diangkat menjadi anggota Staf I Pembantu Presiden/Panglima Tertinggi,
Komando Tertinggi Operasi Ekonomi seluruh Indonesia. Di samping itu
Muhammad Yamin juga menjadi Ketua Penerangan Komando Tertinggi
Pembebasan Irian Barat, dan kemudian ia mendapat penghargaan tertinggi dari
Presiden RI yaitu Bintang Mahaputera RI dan tanda penghargaan dari Corps
Polisi Militer (CPM) sebagai pencipta lambang Gajah Mada serta Panca Darma
Corps.
Pada tanggal 17 Oktober 1962, Muhammad Yamin meninggal dunia. sebelum
meninggal dunia Muhammad Yamin berpesan agar jenazahnya dikebumikan di
samping kuburan ayahnya, di Talawi tempat kelahiran dan kampung halamannya.
Jabatan terakhir yang di pegang Muhammad Yamin ialah Wakil Pertama
(Wampa), urusan khusus Menteri Penerangan.109
109
Ibid, hlm. 107 – 108.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
KESIMPULAN
Setelah menelisik peranan Muhammad Yamin dalam meraih kemerdekaan
Indonesia pada bab II sampai bab IV, maka pada bagian ini penulis menarik
beberapa kesimpulan yang menyangkut peranan tersebut.
1. Latar belakang kehidupan Muhammad Yamin, kemerdekaan Indonesia tidak
lepas dari peran pemuda salah satunya adalah Muhammad Yamin.
Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto Sumatera Barat pada tanggal 23
Agustus 1903, ayah Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo
Khatib, dan ibunya bernama Siti Sa’adah, kemudian Muhammad Yamin
menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmodjo, mereka dikaruniai
seorang putra laki-laki bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin.
Kehidupan Muhammad Yamin penuh perjuangan di dalam bidang
pendidikan, ia sering berpindah-pindah sekolah, Muhammad Yamin mula-
mula belajar di Sekolah Melayu atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II,
kemudian Muhammad Yamin pindah sekolah, ia pindah di Hollandsch
Inlandsche School (HIS), dan pada tahun 1918 Muhammad Yamin tamat dari
HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki Sekolah Dokter
Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-
hewan dan penyakitnya, tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke
Sekolah Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad
Yamin tidak bertahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Surakarta dan memasuki Algemene Middelbare School (AMS) jurusan
Oostersch Letterkundige Afdeling sekolah ini dibuka pada tahun 1926. Di
sekolah ini Muhammad Yamin belajar sungguh-sungguh, setelah tamat dari
AMS tahun 1927, ia masuk Sekolah Hakim Tinggi (Rechts Hooge School)
dan tamat dari sekolah itu tahun 1932, dan berhak memakai gelar Meester in
de rechten. Pada tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi
menjadi Prof. Mr. H. Muhammad Yamin.
2. Perjuangan Muhammad Yamin sebelum Kemerdekaan Indonesia, mula-mula
Muhammad Yamin ikut dalam organisasi pemuda daerah yaitu Jong
Soematranen Bond, ia aktif dalam organisasi ini, dan pada tahun 1926 – 1928
Muhammad Yamin menjadi ketua Jong Soematranen Bond bersamaan
dengan itu, Muhammad Yamin juga menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-
pelajar Indonesia (PPPI), dan sepak terjangnya dalam Kongres Pemuda.
Muhammad Yamin juga menjadi pembicara di dalam Kongres Pemuda I dan
di dalam Kongres Pemuda II ia sekaligus menjadi Sekretaris, kemudian
menjadi anggota dalam Partai Indonesia (Partindo), mendirikan Partai baru
yang diberi nama Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), hingga akhirnya ia
dikeluarkan dari Gerindo karena ia duduk dalam Volksraad (semacam Dewan
Perwakilan Rakyat di zaman pemerintahan Kolonial Belanda). Pada bulan
Juli 1939 Muhammad Yamin mendirikan partai baru yaitu Partai Persatuan
Indonesia (Parpindo). Di waktu pendudukan bala tentara Jepang, Muhammad
Yamin diangkat menjadi penasehat militer Jepang di Indonesia dengan
jabatan Sanyo, sewaktu kedudukan pemerintahan Jepang di Indonesia sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
makin terjepit, Jepang memberikan janji kemerdekaan dan membentuk suatu
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
ini beranggotakan 62 orang, terdapatlah nama Muhammad Yamin, yang
disebut dalam daftar urutan anggota nomor 2, sesudah nama Ir. Soekarno.
Pada hari kedua dalam sidang pertama BPUPKI tanggal 29 Mei 1945,
Muhammad Yamin menjadi pembicara, mengenai “Asas dan Dasar Negara
Republik Indonesia”. Pada tanggal 10 Juli 1945 sidang kedua BPUPKI
membahas bentuk negara, Muhammad Yamin bersama dengan teman-
temannya berhasil merumuskan rancangan Pembukaan UUD, dokumen ini
dinamakan Piagam Jakarta.
3. Perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia. Di dalam
bidang politik, pada bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Muhammad Yamin sempat bergaul dengan Tan Malaka, dan
bergabung dalam organisasi Persatuan Perjuangan (PP) yang didirikan
langsung oleh Tan Malaka, organisasi ini didirikan dengan tujuan menentang
siasat diplomasi Sutan Sjahrir. Dalam Peristiwa 3 Juli 1946, Muhammad
Yamin menjadi tersangka karena merencanakan penculikan Sutan Sjahrir.
Muhammad Yamin kemudian dipenjarakan dengan tuduhan melakukan coup
d’etat. Setelah keluar dari penjara, Muhammad Yamin kemudian diangkat
menjadi Penasehat Delegasi Republik Indonesia ke KMB di Belanda. Tahun
1950 ia diangkat menjadi anggota DPR RIS. Tahun 1951 ia menjabat menjadi
Menteri Kehakiman selama dua bulan, kemudian menjadi Menteri Sosial
dalam Kabinet Kerja dan menjadi Menteri dalam Kabinet Inti. Jabatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
terakhir Muhammad Yamin, menjadi Wakil Pertama (Wampa), urusan
khusus Menteri Penerangan. Di dalam bidang pendidikan pada tahun 1953
sampai 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan, ia mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG),
yang kemudian tumbuh menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Perndidikan
(IKIP), salah satu Perguruan Tinggi yang ia dirikan adalah Universitas
Andalas di Padang, Sumatera Barat. Selain itu, Muhammad Yamin
mengusulkan kepada Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara, S.J., untuk mendirikan
PTPG, kemudian disetujui oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas
Jesus (S.J.), dan lahirlah PTPG Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata
Dharma) di Yogyakarta. Muhammad Yamin mencurahkan perhatian yang
besar terhadap kebudayaan, tahun 1954, Muhammad Yamin berkunjung ke
Negeri Belanda, ia menggunakan kesempatan yang ada untuk merintis usaha
pengambilan benda-benda bernilai sejarah dan budaya Indonesia yang
disimpan di Negeri Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Supardan. 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jamal D. Rahman dkk. 2014. 33 Tokoh Sasra Indonesia Paling Berpengaruh.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Junaedi Al Anshori M. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah
Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan.
Kansil, C.S.T. dan Julianto. 1987. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Muhammad Ridhwan Indra. 1987. Peristiwa-Peristiwa Disekitar Proklamasi 17-
8-1945. Jakarta: Sinar Grafika.
Muhammad Yamin. 1952. Proklamasi Dan Konstitusi. Jakarta: Djambatan.
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. 1982. Sejarah
Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Ricklefs M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta.
Rini Yunarti D. 2003. BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
Rini Yunarti D. dkk. 2010. Konflik Di Balik Proklamasi. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rushdy Hoesein. 2010. Terobosan Sukarno Dalam Perundingan Linggarjati.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Soedarmanta, J.B. . 2007. Jejak – Jejak Pahlawan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sumarsono, S. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sutrisno Kutoyo. 1986. Prof. H. Muhammad Yamin S.H. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa.
Jakarta: CV Rajawali Corporation.
Yuanda Zara M. 2009. Peristiwa 3 Juli 1946. Yogyakarta: MedPress.
Sumber Internet
Jaka Samudri, 2018. 6000 Tahun Sang Merah Putih, (online) dalam
httpa://www.google.com/amp/s/jakasamudri.wordpress.com/2013/02/26/res
ensi-buku/amp/ diakses 19 September 2018 pukul 21.33.
Saut Togar Manik, 2018. Sejarah Konferensi Asia Afika (KAA), (online) dalam
https://www.google.com/amp/s/sauttogarmanik1922.wordpress.com/2013/1
1/28/ sejarah-konferensi-asia-afrika-kaa/amp/&ved=2, diakses 11 Juni 2018
pukul 22.35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Seputar Pernikahan, 2018. Prosesi Pingitan Pernikahan Adat Jawa, (online) dalam
http://www.seputarpernikahan.com/prosesi-pingitan-pernikahan-adat-
jawa.html, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.21.
Srikandi Rahayu, 2017. Kemerdekaan, Rela Berkorban, Pengertian Kemerdekaan
(online) dalam http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/seputar-
pengertian-kemerdekaan.html?m=1, diakses 12 September 2017 pukul
21.37
Vara Jambak, 2018. Fasisme Jawa Bagian 2, (online) dalam
https://moendgo7.wordpress.com/tag/fasisme-militer. html, diakses 21
Mei 2018 pukul 13.45.
Wicaksono Tri Kurniawan, 2018. Pengertian Sukuisme Primordialisme
Chauvinisme Provinsialisme Ekstrimisme dan Sekularisme, (online) dalam
http://st-times.blogspot.com/2013/10/pengertian-sukuisme-
primordialisme.html?m=1, diakses 21 Mei 2018 pukul 13.00.
Wikipedia, 2018. Chaerul Saleh, (online) dalam
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chairul_Saleh, diakses 3 September 2018
pukul 17.38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SILABUS
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib
Kelas/semester : XI/I
Alokasi waktu : 2 JP Pelajaran
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.4 Menganalisis
persamaan dan
perbedaan
pendekatan dan
strategi
pergerakan
Strategi
pergerakan
nasional di
Indonesia
pada.masa
Membaca buku teks,
tentang strategi
pergerakan, tokoh-
tokoh pergerakan
nasional dan dampak
3.4.1. Menjelaskan latar
belakang kehidupan
Muhammad Yamin.
3.4.2. Menjelaskan perjuangan
Muhammad Yamin
Tes
Tertulis
(Uraian)
2 JP Buku
Junaedi Al
Anshori.
2010.
Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
nasional di
Indonesia pada
masa awal
kebangkitan
nasional,
Sumpah Pemuda
dan sesudahnya
sampai dengan
Proklamasi
Kemerdekaan.
4.4 Mengolah
informasi tentang
persamaan dan
perbedaan
pendekatan dan
strategi
pergerakan
nasional di
Indonesia pada
masa awal
kebangkitan
nasional, pada
masa Sumpah
Pemuda, masa
sesudahnya
sampai dengan
awal
kebangkitan
nasional,
Sumpah
Pemuda, dan
sesudahnya
sampai
dengan
Proklamasi
Kemerdekaan.
Tokoh-tokoh
Nasional dan
daerah dalam
perjuangan
menegakkan
negara
Republik
Indonesia.
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini.
Berdiskusi untuk
mendapatkan
klarifikasi tentang
strategi pergerakan,
tokoh-tokoh
pergerakan nasional
dan dampak
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini.
Mengumpulkan
informasi terkait
dengan strategi
pergerakan, tokoh-
tokoh pergerakan
nasional dan dampak
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini melalui
bacaan, internet dan
sumber-sumber
lainnya.
sebelum kemerdekaan
Indonesia.
3.4.3. Menjelaskan perjuangan
Muhammad Yamin
setelah kemerdekaan
Indonesia.
4.4.1. Menyajikan
informasi tentang peran
Muhammad Yamin
dalam kemerdekaan
Indonesia dalam bentuk
cerita sejarah.
Nasional
Indonesia
Masa
Prasejarah
Sampai
Masa
Proklamasi
Kemerdeka
an. Jakarta:
PT Mitra
Aksara
Panaitan.
Sutrisno
Kuntoyo.
1986. Prof.
H.
Muhammad
Yamin S.H.
Jakarta:
Departeme
n
Pendidikan
Dan
Kebudayaa
n.
Buku Tuk
Setyohadi.
2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Proklamasi
Kemerdekaan dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah.
Hasil analisis dan
evaluasi selanjutnya
dilaporkan dalam
bentuk tulisan yang
terkait dengan strategi
pergerakan, tokoh-
tokoh pergerakan
nasional dan dampak
penjajahan Barat
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini.
Sejarah
Perjalanan
Bangsa
Indonesia
Dari Masa
Ke Masa.
Jakarta: CV
Rajawali
Corporation
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Depok Sleman
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Wajib
Kelas/semester : XI/I
Materi Pokok : Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Perjuangan
Menegakkan Negara Republik Indonesia.
Alokasi Waktu : 2 JP (1 x Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Spritual yaitu: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan kompetensi sosial yaitu “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kompetensi spiritual dan sosial ditempuh melalui
pembelajaran tidak langsung.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan, faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) siswa dapat menganalisis latar belakang
kehidupan Muhammad Yamin, perjuangan Muhammad Yamin sebelum
kemerdekaan Indonesia, perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan
Indonesia, dan menyajikan informasi tentang peran Muhammad Yamin dalam
kemerdekaan Indonesia, dalam bentuk cerita sejarah. Selain itu, dengan
menggunakan pembelajaran yang dapat memacu siswa agar saling
Kompetensi Dasar Indikator
3.4. Menganalisis persamaan dan
perbedaan pendekatan dan
strategi pergerakan nasional
di Indonesia pada masa awal
kebangkitan nasional,
Sumpah Pemuda dan
sesudahnya sampai dengan
Proklamasi Kemerdekaan.
3.4.1. Menjelaskan latar belakang kehidupan
Muhammad Yamin.
3.4.2. Menjelaskan perjuangan Muhammad
Yamin sebelum kemerdekaan
Indonesia.
3.4.3. Menjelaskan perjuangan Muhammad
Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.
4.4. Mengolah informasi tentang
persamaan dan perbedaan
pendekatan dan strategi
pergerakan nasional di
Indonesia pada masa awal
kebangkitan nasional, pada
masa Sumpah Pemuda, masa
sesudahnya sampai dengan
Proklamasi Kemerdekaan
dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
4.4.1. Menyajikan informasi tentang peran
Muhammad Yamin dalam
kemerdekaan Indonesia dalam bentuk
cerita sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan
yang diajarkan oleh guru.
D. MATERI AJAR
1. Latar belakang kehidupan Muhammad Yamin.
2. Perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia.
3. Perjuangan Muhamaad Yamin setelah kemerdekaan Indonesia.
E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe STAD
3. Metode pembelajaran : Membaca, diskusi, tanya jawab, dan
penugasan.
F. SUMBER PEMBELAJARAN
- Buku Junaedi Al Anshori M. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Masa
Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra
Aksara Panaitan.
- Sutrisno Kutoyo. 1986. Prof. H. Muhammad Yamin S.H. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
- Tuk Setyohadi. 2002. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke
Masa. Jakarta: CV Rajawali Corporation.
G. MEDIAPEM BELAJARAN
1. Alat
LCD/proyektor, laptop, dan internet
2. Bahan
Power point, gambar, dan video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
H. KEGIATAN INTI
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Guru melakukan pembukaan dengan
mengucapkan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik atau
melakukan presensi sebagai sikap disiplin.
Apersepsi
Guru menyuruh siswanya cerita pengalaman
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,
materi di kelas sebelumnya pada kelas XI.
Motivasi
Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
mampu bersikap positif (percaya diri)
terhadap kelompoknya dan menerima
kelompok luar/lain.
Pemberian Acuan
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran Cooperative Learning
tipe STAD, dan dengan tujuan pembelajaran
sebagai berikut: Menjelaskan latar belakang
kehidupan Muhammad Yamin, menjelaskan
perjuangan Muhammad Yamin sebelum
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kemerdekaan Indonesia, dan menjelaskan
perjuangan Muhammad Yamin setelah
kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru menayangkan power point mengenai
materi yang akan disampaikan.
Peserta didik membaca buku mengenai materi
“peran Muhammad Yamin dalam
kemerdekaan Indonesia”, yang terdiri atas
latar belakang kehidupan Muhammad Yamin,
perjuangan Muhammad Yamin sebelum
kemerdekaan Indonesia, dan perjuangan
Muhammad Yamin setelah kemerdekaan
Indonesia.
Menanya
Dengan membaca buku teks, peserta didik
diarahkan membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan materi peran Muhammad
Yamin dalam kemerdekaan Indonesia.
Guru secara singkat merespon setiap
pertanyaan yang muncul dari peserta didik
dan menegaskan kembali pentingnya topik
ini.
Mengumpulkan Informasi
Guru meminta siswa untuk berkelompok, dan
membaginya kedalam 6 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa. Kelompok 1
akan membahas materi tentang latar belakang
kehidupan Muhammad Yamin, kelompok 2
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
membahas tentang perjuangan Muhammad
Yamin sebelum kemerdekaan Indonesia,
kelompok 3 membahas materi tentang peran
Muhammad Yamin dalam Kongres Pemuda I,
kelompok 4 membahas tentang Peristiwa 3
Juli 1946, kelompok 5 membahas tentang
keputusan Kongres Pemuda II, dan kelompok
6 membahas materi tentang perjuangan
Muhammad Yamin setelah kemerdekaan
Indonesia.
Membagi tugas kepada setiap siswa dalam
kelompok yang sudah dibentuk.
Meminta setiap siswa mempelajari materi
yang menjadi tanggung jawabnya masing-
masing.
Setiap siswa belajar dalam kelompok yang
sudah dibentuk, dan guru menyiapkan
lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja
kelompok.
Setiap siswa diharapkan menguasai dan
masing-masing memberikan kontribusi.
Menalar/Mengasosiasi
Setiap anggota kelompok mencoba
menhubungkan dengan mengasosiasikan
tentang materi yang dibahas.
Mengkomunikasikan
Meminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya (dipilih secara acak).
Peserta didik yang lain menyimak dan
mencatat informasi dari peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
presentasi di depan kelas serta mengajukan
pertanyaan.
Guru sebagai fasilitator memperbaiki
pendapat siswa yang kurang tepat, diakhir
presentasi.
Guru memberikan kuis pada setiap siswa, dan
dalam hal ini siswa tidak boleh bekerjasama.
Guru memberikan poin/nilai sebagai bentuk
penghargaan terhadap individu yang benar
menjawab kuis yang diberikan, dan juga
kelompok yang paling baik saat melakukan
presentasi.
Kegiatan
Penutup
Guru meminta siswa merangkum materi yang
telah dipelajari sebagai pekerjaan rumah yang
bersifat individual.
Menutup dengan doa dan salam.
15 menit
e
n
i
t
I. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian
1. Sikap (Afektif).
2. Pengetahuan (Kognitif).
3. Keterampilan (Psikomotor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b. Instrumen
1. Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Mata Pelajaran: Sejarah
Kelas/Program: XI/IPS
No. Nama
Siswa
Observasi Sikap Jumlah
skor Santun Jujur Disiplin Kerjasama Tanggung
jawab
1
2
3
4
5 s
Keterangan Penilaian Skor :
A = 80 – 100 : Sangat Baik
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = <60 : Kurang
Penilaian Sikap (Afektif) dilaksanakan pada saat diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Penilaian Kognitif
Soal Tertulis:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muhammad Yamin?
2. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin sebelum kemerdekaan
Indonesia?
3. Bagaimana peran Muhammad Yamin dalam Kongres Pemuda I?
4. Bagaimana keterlibatan Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli
1946?
5. Bagaimana keputusan Kongres Pemuda II?
6. Bagaimana perjuangan Muhammad Yamin setelah kemerdekaan
Indonesia?
Kunci Jawaban Soal:
1. Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto daerah Sumatera Barat.
Ayah Muhammad Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib,
dan ibunya bernama Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang.
Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto
Amodjo pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki,
bernama Dang Rahadian Sinajangsih Yamin. Kehidupan
Muhammad Yamin penuh perjuangan dikarenakan jenjang
pendidikannya yang tidak lurus, karena keadaan sekolah pada masa
itu belum tersebar seperti sekarang ini.
2. Muhammad Yamin ikut dalam organisasi daerah/pemuda, seperti
Jong Soematranen Bond, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar
Indonesia (PPPI). Dimana organisasi ini menghendaki persatuan
Indonesia untuk melawan pemerintah Belanda. Selain itu
Muhammad Yamin juga ikut serta di dalam dunia politik, ia
menjadi anggota dalam partai-partai politik seperti, Partindo, dan
Garindo. Dalam Kongres Pemuda I Muhammad yamin menjadi
pembicara. Selain itu, dalam Kongres Pemuda II ia menjadi
sekretaris, dan menjadi pembicara. Ia juga terjun dalam dunia
politik, menjadi anggota Partai Indonesia (Partindo) dan pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dalam partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo).
3. Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin menjadi pembicara
yang membahas masalah “kemungkinan hari depan bahasa-bahasa
dan kesusasteraan Indonesia”, ia juga memperjuangkan bahasa
Melayu agar menjadi bahasa yang dapat dipahami suku-suku
bangsa di Indonesia.
4. Keterlibatan Muhammad Yamin dalam Peristiwa 3 Juli 1946,
bermula dari perbedaan pemikiran Tan Malaka dan Sjahrir dalam
menghadapi pemerintahan Belanda, kemudian Muhammad Yamin
ikut dalam organisasi Persatuan Perjuangan (PP) yang dibentuk dan
diketuai oleh Tan Malaka. Pertemuan besar Persatuan Perjuangan
yang pertama diadakan di kota Solo pada 15 – 16 Januari 1946,
yang dihadiri 141 wakil organisasi, pemerintah Yogyakarta segera
bereaksi terhadap pertemuan Solo yang provokatif dan memecah
belah rakyat tersebut. Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di
Solo dan dibawa ke Boyolali, pada tanggal 1 Juli 1946,
Muhammad Yamin berperan dalam peristiwa penculikan Sutan
Sjahrir, ia mendatangi rumah penjara Wirogunan (Yogyakarta) dan
berhasil membuka pintu sel-sel tahanan politik dan melepaskan
para tawanan politik. Sesudah itu, tanggal 2 Juli 1946 Muhammad
Yamin membuat empat naskah yang berisi usul agar kabinet Sutan
Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet lain. Tetapi yang
berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin
dengan tuduhan melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita,
kejadian ini terkenal dengan Peristiwa 3 Juli 1946.
5. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas sekretariat
selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul
“Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari
Kongres Pemuda II kemudian ia melaksanakan keputusan-
keputusan dan akibat-akibat dari Kongres itu. Kongres Pemuda II
berhasil merumuskan Sumpah Pemuda, isinya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia.
2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu,
bangsa Indonesia.
3) Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Selain itu juga, berhasil merumuskan lagu Indonesia Raya hasil
gubahan dari Wage Rudolf Supratman sebagai lagu kebangsaan,
dan Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.
6. Muhammad Yamin menjadi anggota BPUPKI, dalam Panitia
Sembilan ia merancang Pembukaan Undang-Undang Dasar,
dokumen yang kemudian dinamakan Piagam Jakarta oleh
Muhammad Yamin. Ia juga duduk dalam pimpinan Persatuan
Perjuangan bersama Tan Malaka, yang menentang siasat
diplomasi/berunding dengan pihak Belanda. Muhammad Yamin
dipersalahkan melakukan kejahatan memimpin percobaan untuk
merobohkan pemerintahan yang sah, dan dijatuhi hukuman empat
tahun penjara. Pada tanggal 17 Agustus 1948 ia dibebaskan, dan .
pada tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai
Penasehat Delegasi Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda.
Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 1950, Muhammad Yamin
diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam
kedudukannya sebagai anggota DPR RIS Muhammad Yamin tetap
berusaha untuk menyempurnakan negara, dari bulan Juli 1953 –
Juli 1955 Muhammad Yamin menjadi Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Sangat Baik
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = < 60 : Kurang
Penilaian Pengetahuan dilaksanakan pada saat tugas kelompok dan presentasi.
a. Penugasan (Cerita Sejarah)
Buatlah cerita sejarah tentang peran Muhammad Yamin dalam
kemerdekaan Indonesia sekreatif mungkin ! (tugas individu).
3. Penilaian Psikomotor
Skor dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan individu dan
diperoleh skor sebagai berikut :
Tabel Perhitungan Perkembangan Skor Individu.
No. Rata-rata Skor Kualifikasi
1. 0 < N < 5 -
2. 6 < N < 14 Baik
3. 15 < N < 17 Baik sekali
4. 18 < N < 20 Istimewa
Skor di dapatkan berdasarkan jumlah dari perhitungan Pekerjaan siswa.
Keterangan Skor :
4 = Istimewa
3 = Baik sekali
2 = Baik
1 = Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Penilaian Keterampilan dilaksanakan pada saat siswa mengerjakan Pekerjaan
Rumah (PR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
RINGKASAN MATERI
A. Latar Belakang Kehidupan Muhamamd Yamin
Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto pada tanggal 23 Agustus
1903, tepat pada pukul 24.00 hari kamis. Sawahlunto sebuah kotamadya di daerah
Sumatera Barat, yang juga dikenal sebagai kota tambang. Ayah Muhammad
Yamin bernama Usman gelar Bagindo Khatib, yang semasa hidupnya bekerja
sebagai mantri kopi. Mantri kopi pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia
merupakan pejabat yang cukup terpandang. Ibunda Muhammad Yamin bernama
Siti Sa’adah berasal dari Padang Panjang, sebuah kota tidak jauh dari Bukit
Tinggi. Muhammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Merto Amodjo
pada tahun 1934. Beliau dikaruniai seorang putra laki-laki, bernama Dang
Rahadian Sinajangsih Yamin.
Jenjang pendidikan Muhammad Yamin tidak berjalan lurus, bukan karena
Muhammad Yamin enggan belajar sehingga tidak dapat naik kelas yang lebih
tinggi tepat pada waktunya, tetapi karena keadaan sekolah pada waktu itu belum
tersebar seperti zaman sekarang. Muhammad Yamin selalu memilih sekolah
dengan pelajaran dan suasana yang benar-benar cocok dan serasi dengan hati
nuraninya. Di samping itu keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh
yang tidak kecil pada zaman pendidikan Muhammad Yamin. Mula-mula ia belajar
di Sekolah Melayu atau Sekolah Dasar Bumi Putra Angka II. Muhammad Yamin
pindah bersekolah ke HIS, dan pada tahun 1918 Muhammad Yamin tamat dari
HIS. Setelah tamat dari HIS, Muhammad Yamin memasuki Sekolah Dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hewan di Bogor. Ternyata ia tidak tertarik pada pelajaran tentang hewan-hewan
dan penyakitnya. Tidak lama kemudian Muhammad Yamin pindah ke Sekolah
Pertanian yang terdapat di daerah Bogor. Di sini pun Muhammad Yamin tidak
tahan lama. Kemudian Muhammad Yamin pindah ke Surakarta dan memasuki
Algemene Middelbare School (AMS) jurusan Oostersch Letterkundige Afdeling
sekolah ini dibuka pada tahun 1926.
Di Sekolah AMS afdeling AI ini Muhammad Yamin belajar sungguh-
sungguh dan menjadi murid yang terkemuka. Muhammad Yamin tertarik pada
mata pelajaran sastra, bahasa dan budaya pada umumnya. Pada tahun 1927
Muhammad Yamin menamatkan pelajarannya di AMS. Sementara itu
Muhammad Yamin berangkat ke Jakarta dan masuki Sekolah Tinggi Hukum
Rechts Hooge School (RHS) pada tahun 1927. Di Sekolah Tinggi Hukum inilah
Muhammad Yamin menamatkan studinya tepat pada waktunya, yaitu selama lima
tahun. Pada tahun 1932 ia lulus dan sejak itu ia berhak memakai gelar Meester in
de rechten. Sejak itu nama lengkapnya menjadi Mr Muhammad Yamin. Pada
tahun 1954 nama Mr. Muhammad Yamin bertambah lagi menjadi Prof. Mr. H.
Muhammad Yamin. Selama dalam pendidikan Muhammad Yamin sudah
menerjunkan dirinya ke dalam kehidupan berorganisasi.
B. Perjuangan Muhammad Yamin Sebelum Kemerdekaan
Pada abad ke XX bukan hanya menjadi saksi penentuan wilayah Indonesia
yang baru dan suatu perencanaan kebijakan penjajahan yang baru. Masalah-
masalah dalam masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan yang begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
besar, sehingga, dalam masalah-masalah politik, budaya, dan agama, rakyat
Indonesia menempuh jalan baru. Perubahan yang cepat terjadi di semua wilayah
yang baru saja ditaklukan oleh Belanda. Akan tetapi, dalam hal gerakan-gerakan
anti-penjajahan dan pembaharuan yang mula-mula muncul pada masa itu, Jawa
dan daerah Minangkabau di Sumatera menarik perhatian yang khusus. Perjuangan
bangsa Indonesia pada permulaan abad ke-20 sudah ditandai dengan isyarat-
isyarat yang menunjukan kemajuan. Pendidikan modern seperti lazimnya berlaku
di dunia Barat, mulai berkembang dengan penuh harapan. Tidaklah
mengherankan apabila permulaan abad ke-20 itu pula, yaitu pada tahun 1908,
timbul perkumpulan Budi Utomo di Jakarta, yang diakui sebagai awal
Kebangkitan Nasional di kalangan bangsa Indonesia.
Gerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 adalah
produk Politik Etika Belanda, yang dipelopori oleh Sutomo, Tjipto
Mangunkusumo dan Gunawan Mangunkusumo berkat dorongan dr. Wahidin
Sudirohusodo. Gerakan Budi Utomo sebenarnya adalah gerakan kebudayaan,
tetapi dalam langkah-langkahnya banyak berbau politik. Kegiatan Budi Utomo
pada umumnya terbatas pada bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan. Kepada
pemerintah kolonial Belanda dihimbau agar didirikan sekolah-sekolah dan sistem
beasiswa sendiri.
Di Tanah Minangkabau sendiri, yaitu tempat kampung halaman Muhammad
Yamin, juga mulai hidup semangat kebangsaan yang semakin lama semakin
berkembang dengan semarak. Pada tanggal 9 Desember 1917 pemuda-pemuda
Sumatera yang belajar di Jakarta juga mendirikan perkumpulan dengan nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Jong Soematranen Bond. Pada bulan Januari 1918, pemuda Nazir Datuk
Pamuntjak yang juga anggota Jong Soematranen Bond pulang ke Padang. Sebagai
hasil kedatangan Nazir Datuk Pamuntjak, maka berdirilah cabang-cabang Jong
Soematranen Bond di Padang dan Bukittinggi. Setahun kemudian pada bulan Juli
1919, Jong Soematranen Bond sudah mengadakan kongres I di Padang.
Sementara itu, pemuda Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin sudah terpilih
sebagai pemimpin dan pengurus Jong Soematranen Bond. Bagi Muhammad
Yamin Jong Soematranen Bond, (kemudian diubah namanya menjadi Pemuda
Sumatera), adalah tempat bergerak dalam dunia perjuangan kepemudaan dan
kebangsaan.
Muhammad Yamin merupakan tenaga pimpinan yang aktif dalam Jong
Soematranen Bond. Nama Yamin erat sekali hubungannya dengan pembinaan
paham dan rasa kebangsaan Indonesia. Sejak semula Muhammad Yamin sudah
percaya pada kekuatan yang menuju Indonesia Raya. Pada tahun 1923, pada
Lustrum I Jong Soematranen Bond Muhammad Yamin sudah mengemukakan
suatu gagasan mengenai bahasa Melayu, yaitu bahasa Melayu akan berkembang
nanti menjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia. Tahun 1926 – 1928 Muhammad
Yamin menjadi ketua Jong Soematranen Bond bersama dengan itu Muhammad
Yamin juga menjadi anggota Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).
Tumbuhnya perkumpulan-perkumpulan pemuda di berbagai wilayah
Indonesia menyadarkan para pemuda untuk bersatu. Apalagi perkumpulan atau
organisasi para pemuda itu masih bersifat kedaerahan dan mementingkan
organisasi dan daerahnya sendiri. Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tekat yang bulat untuk membentuk persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya
para pemuda, diadakan Kongres Pemuda I di Jakarta. Semua utusan dari
perkumpulan-perkumpulan pemuda di seluruh wilayah Indonsia termasuk
Muhammad Yamin hadir dalam kongres itu. Hasil kongres menyetujui
dipereratnya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa kebangsaan (Nasionalisme) di
antara pemuda Indonesia sebagai satu bangsa Indonesia. Selain itu, harus juga di
halangkan kepentingan satu golongan, suku bangsa, dan agama, tetapi lebih
mementingkan persatuan bangsa. Dalam Kongres Pemuda I, Muhammad Yamin
pula salah seorang yang memperjuangkan bahasa Melayu agar menjadi bahasa
yang dapat dipahami suku-suku bangsa di Indonesia. Dalam pidatonya, ia
mengatakan bahwa, bahasa Melayu lebih penting dari pada yang sering disangka
orang dan bahwa bahasa itu mempunyai satu perkembangan kelanjutan terus
menerus.
Pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda II di
Jakarta. Kongres itu dihadiri oleh perwakilan para pemuda dan perkumpulan
pemuda dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka menegaskan kembali cita-cita
seperti pada Kongres Pemuda I, yaitu untuk menggalang atau mempererat
persatuan dan kesatuan bagsa di kalangan para pemuda.
Di dalam Kongres Pemuda II Muhammad Yamin memainkan peranan yang
besar. Muhammad Yamin sudah bekerja pada tingkat persiapan sebelum rapat
dimulai, bahkan dua tahun sebelum Kongres Pemuda itu sendiri ia ikut sebagai
pemikir atau perancang. Muhammad Yamin menyelenggarakan tugas-tugas
sekretariat selama berlangsungnya kongres, dan memberi pidato yang berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
“Persatuan Kebangsaan Indonesia” pidato ini menjadi inti dari Kongres Pemuda II
kemudian ia melaksanakan keputusan-keputusan dan akibat-akibat dari Kongres
itu.
Kongres Pemuda II berhasil merumuskan dan menyetujui beberapa hal
berikut.
4. Sumpah Pemuda, yaitu:
a. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia.
b. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
c. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
5. Lagu Indonesia Raya hasil gubahan Wage Rudolf Supratman sebagai lagu
kebangsaan.
6. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.
Menurut Muhammad Yamin, Kongres Pemuda tahun 1928 telah berhasil
menetapkan Lambang kedaulatan Indonesia (Lambang Merah Putih, lagu
Kebangsaan, lencana Garuda Elang Raja Wali). Sumpah Pemuda tersebut telah
membuktikan suatu ketegasan konsepsi perjuangan Indonesia merdeka, dan
bersatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
C. Perjuangan Muhammad Yamin Setelah Kemerdekaan
Muhammad Yamin ikut serta di dalam Panitia Sembilan, yang terdiri atas
Hatta, Subardjo, Maramis, Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir, Wachid
Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, Haji Agus Salim, dan Muhammad Yamin.
Panitia Sembilan inilah yang merumuskan rancangan Pembukaan Undang-
Undang Dasar yang kemudian juga disetujui oleh Panitia Kecil. Dokumen yang
kemudian dinamakan Piagam Jakarta oleh Muhammad Yamin.
Muhammad Yamin pada masa permulaan kemerdekaan Indonesia, yaitu
pada bulan-bulan pertama sesudah proklamasi kemerdekaan sempat bergaul
dengan Tan Malaka. Selama bulan-bulan permulaan tahun 1946, Muhammad
Yamin berdiam di daerah pegunungan Tawangmangu, Surakarta, bersama Tan
Malaka dan Soekarni, bahkan ia duduk dalam pimpinan Persatuan Perjuangan,
yang menentang siasat berdiplomasi dan berunding dengan pihak Belanda. Ia juga
turut duduk dalam pimpinan partai Murba.
Pada tanggal 27 Juni 1946, Sjahrir diculik di Solo dan dibawa ke Boyolali.
Actor Intellectualis penculikan ini ialah Tan Malaka. Tujuan kaum oposisi ialah
memaksa pemerintah untuk meninggalkan politik perundingan, dan
menggantikannya dengan perang dan kemudian membentuk negara menurut
kemauan mereka. Terutama Perjanjian Linggarjati mereka tolak. Kemudian
presiden Soekarno menyatakan seluruh Indonesia dalam keadaan bahaya dan
kekuasaan penuh ditaruh di tanggan presiden. Dalam pidato redio presiden
berseru supaya Sjahrir segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Keesokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
harinya Sjahrir dibebesakan dan selamat sampai ke Yogyakarta. Kemudian terus
ke Jakarta.
Pada tanggal 2 Juli 1946, Muhammad Yamin membuat empat naskah yang
berisi usul agar kabinet Sutan Sjahrir diberhentikan dan diganti dengan kabinet
lain. Keesokan harinya ia bersama-sama tawanan-tawanan politik itu berangkat
menghadap presiden Soekarno guna mengajukan empat usul tersebut. Tetapi yang
berwajib memandang perlu untuk menahan Muhammad Yamin dengan tuduhan
melakukan coup d’etat. Dalam sejarah kita, kejadian ini terkenal dengan Peristiwa
3 Juli 1946.
Selama tahun 1946 – 1948 Muhammad Yamin berada dalam tahanan
sehingga ia tidak duduk dalam pemerintahan. Ketika Belanda menyerang
Republik Indonesia, (Aksi Militer II pada bulan Desember 1948), Muhammad
Yamin meninggalkan Yogyakarta, dan masuk ke pedalaman di daerah Gerilya.
Selanjutnya dalam menghadapi Konperensi Meja Bundar (KMB). Pemerintah
pusat dikembalikan ke Yogyakarta. Muhammad Yamin pun kembali ke
Yogyakarta dan mendatangi presiden Soekarno serta menyatakan bersiap diri
untuk bekerja bagi Republik Indonesia sebagai patriot dan pejuang bangsa. Pada
tahun 1949 itu pula Muhammad Yamin diangkat sebagai Penasehat Delegasi
Republik Indonesia ke KMB di negeri Belanda.
Dari bulan Juli 1953 – Juli 1955, Muhammad Yamin menjadi Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dalam kabinet Ali Sastroamijoyo. Salah
satu hasil karya Muhammad Yamin sebagai Menteri PPK adalah didirikannya
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kelak kemudian tumbuh menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Muhammad Yamin meninggalkan
nama baiknya dengan merintis pendirian universitas di berbagai ibukota provinsi
dan seluruh Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI