Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan...

90
ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN UMKM PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2013

Transcript of Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan...

Page 1: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2013

Page 2: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

i Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

RINGKASAN EXECUTIVE

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih sering dikenal UMKM

dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika terjadi

krisis yang melanda pada tahun 1998, usaha berskala kecil dan menengah yang

relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar. Alasannya karena

mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau

pinjaman dari luar dalam kurs dollar. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar,

perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata

uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas krisis. Beberapa

penelitian terdahulu menyebutkan bahwa struktur modal UKM khususnya

diIndonesia, hampir sebagian besar berdasar pada investasi pribadi. Sangat

sedikit, mereka yang berhubungan dengan pihak ketiga untuk mendapatkan

dana. Jika mereka membutuhkan suntikan dana dari pihak luar, justru pihak-

pihak penyedia dana selain bank, yang sangat berperan. Misal bank-bank

perkreditan rakyat atau malah rentenir. Seperti yang kita ketahui pula, bunga

yang dikenakan pada peminjam adalah sangat tinggi dan mencekik leher. Jelas,

kondisi seperti ini tidak akan terjadi untuk perusahaan berskala besar.

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti

merupakan penggerak utama sektor riil yang berpengaruh langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah, jumlah UMKM pada tahun 2011 sebanyak 55,2 juta

unit dengan terbagi sebagai berikut 54.559.969 unit Usaha Mikro, 602.195 unit

Usaha kecil dan 44.280 unit Usaha Menengah. Jumlah UMKM pada tahun 2011

adalah sekitar 99,99 persen dari jumlah total unit usaha yang ada,

Unit-unit tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak

97,24 persen. Namun demikian perkembangan UMKM umumnya masih

mengalami berbagai masalah dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang

diharapkan, Masalah yang hingga kini masih menjadi kendala dalam

pengembangan usaha UMKM adalah keterbatasan modal yang dimiliki dan

sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan. Sebelum diberlakukannya

Undang-Undang tentang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah

diubah dengan UU No.3 Tahun 2004, kebijakan Bank Indonesia dalam

membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi, Bank Indonesia dapat

memberikan bantuan keuangan kepada UMKM, yang dikenal dengan Kredit

Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Namun setelah undang undang tersebut di atas

Page 3: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

ii Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

diberlakukan peranan Bank Indonesia dalam membantu usaha kecil menjadi

bersifat tidak langsung dan lebih terfokus kepada bantuan teknis serta

pengembangan kelembagaan. Tugas pengelolaan kredit program telah dialihkan

kepada tiga BUMN yang ditunjuk Pemerintah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia

(BRI), PT Bank Tabungan Negara (BTN), dan PT Permodalan Nasional Madani

(PNM). Dalam hal ini, PT BRI berfungsi sebagai koordinator penyaluran skim

KUT, KKop dan KKPA-TR, PT BTN sebagai koordinator penyaluran skim KPRS

dan KPRSS, sementara PT PNM sebagai koordinator penyaluran skim kredit

lainnya. Pengalihan tersebut mencakup pengelolaan Kredit Likuiditas Bank

Indonesia (KLBI) dalam rangka kredit program yang masih berjalan dan belum

jatuh tempo serta yang telah disetujui tetapi belum ditarik.

Dalam Perkembangannya peran lembaga pembiayaan dalam

pengembangan UMKM ini tentu ada yang berhasil maupun tidak, maka dilakukan

analisis peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM tersebut.

Berpijak pada konteks di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

yang akan diangkat dalam analisis ini, Bagaimana peran lembaga pembiayaan

dalam pengembangan UMKM dan Kebijakan apa yang dapat mendukung

pengembangan UMKM

ISU KEBIJAKAN

a. Kontribusi UMKM sebesar 57,48% terhadap PDB dan juga proporsi UMKM

sebesar 99,99% (Kemenkop, 2013) dari jumlah pelaku usaha menunjukkan

eksistensi UMKM dalam menunjang perekonomian negara Indonesia.

b. UMKM sektor perdagangan menempati urutan kedua setelah sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Berdasarkan kontribusi

yang diberikan, UMKM sektor perdagangan memberikan kontribusi terhadap

PDB paling besar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Meskipun

demikian, dalam pengembangan usahanya, UMKM sektor perdagangan

menghadapi beberapa kendala terutama masalah permodalan.

c. Berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan pembiayaan bagi UMKM telah

banyak digulirkan antara lain program kredit usaha rakyat (KUR) yang

merupakan manifestasi dari MOU berbagai instansi dan juga program BI

yaitu kewajiban bagi bank untuk menggulirkan kredit usaha kecil sebesar

20% dari total kredit pada tahun 2018.

d. Program-program pembiayaan yang telah dicanangkan oleh pemerintah

belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh UMKM yang ada.

Page 4: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

iii Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Jumlah UMKM yang mendapat bantuan pembiayaan misalnya KUR baru

menyentuh 9.417.349 UMKM atau 16,66% dari total pelaku UMKM

(www.komite-kur.com). UMKM yang tidak menggunakan fasilitas kredit

tersebut menggunakan modal sendiri dalam struktur pemodalannya. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan akses dari UMKM dan sulitnya UMKM

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

e. Bagi UMKM yang telah mendapatkan pembiayaan juga menghadapi masalah

baru dalam hal pengelolaan keuangan. Keterbatasan pengetahuan mengenai

pembukuan dan tidak adanya pemisahan antara keuangan pribadi dan

keuangan usaha membuat kredit yang diterima tidak dapat dimanfaatkan

secara optimal. Selain itu juga kurangnya inovasi dan kreatifitas membuat

UMKM sektor perdagangan kalah bersaing dengan pasar modern.

PERMASALAHAN: PERANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM

PENGEMBANGAN UMKM

a. Kebijakan pemerintah baik melalui nota kesepahaman dengan berbagai

instansi yang kemudian dikenal dengan program KUR atau melalui peraturan

Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 telah menunjukkan perhatian pemerintah

untuk memberikan solusi kepada UMKM terkait dengan masalah permodalan

dengan menjalankan peran lembaga pembiayaan sebagai alternatif sumber

pembiayaan bagi UMKM

b. Namun kenyataannya, program inipun tidak mudah dilaksanakan baik oleh

UMKM maupun oleh lembaga pembiayaan. UMKM merasa kesulitan untuk

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pembiayaan terutama

dalam hal pembukuan dan agunan. Demikian juga lembaga pembiayaan

menemukan kesulitan UMKM yang feasible dan bankable untuk dibiayai

untuk menghindari adanya kredit bermasalah.

c. Saat ini akses pembiayaan UMKM lebih banyak diperoleh dari bank umum

dibandingkan dengan lembaga pembiayaan seperti koperasi dan lembaga

pembiayaan non bank. Persaingan antar lembaga pembiayaan menjadikan

lembaga pembiayaan non bank yang kurang populer mengalami penurunan

jumlah debitur. Meskipun demikian pangsa UMKM bagi lembaga pembiayaan

masih besar.

d. Lembaga pembiayaan non bank menghadapi kendala untuk mendapatkan

informasi calon debitur. Hal ini berguna untuk menghindarkan pemberian

Page 5: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

iv Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

kredit/pinjaman yang tumpang tindih yang akan menyebabkan terjadinya

kesulitan pembayaran.

e. Dalam hal pembayaran kredit/pinjaman, lembaga pembiayaan telah

melakukan inovasi sistem penagihan. Lembaga pembiayaan saat ini lebih

agresif mendekati UMKM. Sistem penagihan yang semula bulanan diubah

menjadi harian untuk sektor perdagangan. Sistem penagihan “jemput bola”

dalam arti mendatangi debitur one on one, saat ini dilakukan oleh lembaga

pembiayaan baik bank maupun non bank.

f. Sistem penagihan harian ini membantu UMKM menghemat waktu dan tenaga

serta juga menghindarkan UMKM dari potensi munculnya kredit bermasalah

atau bahkan kredit macet. Sistem ini juga memungkinkan lembaga

pembiayaan melakukan close monitoring usaha dan memberikan pembinaan

secara personal mengenai cara mengelola usaha dan keuangan.

g. Sistem penagihan harian juga membuat UMKM merasa cicilan dan bunga

atau sistem bagi hasil yang dikenakan oleh lembaga pembiayaan menjadi

lebih ringan sehingga UMKM tidak mengalami kesulitan dalam melakukan

pembayaran. Kondisi ini menyebabkan angka kredit bermasalah menjadi

kecil.

h. Lembaga pembiayaan juga berperan melakukan pembinaan terhadap UMKM

untuk mengembangkan usaha antara lain membantu promosi dalam bentuk

mengikutsertakan UMKM ke dalam pameran, memberikan konsultansi

mengenai pengembangan usaha dan menfasilitasi keberadaan tempat

usaha.

i. Pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seringkali mendapat

penolakan dari UMKM dengan alasan tidak ada waktu dan merepotkan.

Terutama pembinaan dalam hal keuangan, UMKM lebih menyukai untuk

membuat pembukuan secara mandiri meskipun seringkali terbengkalai.

j. UMKM yang mendapatkan pembiayaan ada yang mengalami perkembangan

yang pesat, yang dapat diukur dari adanya perluasan usaha, penambahan

aset baik usaha maupun pribadi dan gaya hidup. Tetapi ada juga UMKM

yang tidak mengalami perkembangan atau malah menurun.

k. Penurunan usaha UMKM disebabkan oleh dua hal akibat kesalahan

pengelolaan maupun kondisi ekonomi negara yang kurang kondusif.

Penurunan usaha yang disebabkan kesalahan pengelolaan yang banyak

terjadi adalah terpakainya modal untuk kebutuhan pribadi seperti naik haji,

membiayai anak sekolah atau membeli aset konsumtif.

Page 6: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

v Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

l. Tiga kendala utama bagi lembaga pembiayaan untuk menjalankan

peranannya dalam pengembangan UMKM, yaitu (1) sulitnya menilai UMKM

yang feasible dan bankable yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam pemberian kredit; (2) Animo UMKM yang rendah terhadap upaya

pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan dan (3) Sebagian

besar UMKM belum melakukan pemisahan keuangan antara keuangan

pribadi dengan usaha.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

a. Melihat pentingnya peranan lembaga pembiayaan dalam pengembangan

UMKM terutama sektor perdagangan sebagai alternatif sumber pembiayaan

maka pemerintah perlu dilakukan sosialisasi kepada UMKM tentang

eksistensi lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank khususnya

koperasi. Selain itu, bagi lembaga pembiayan perbankan yang tidak memiliki

core usaha pada usaha mikro dapat menggunakan model pembiayaan

linkage dan channeling dengan lembaga pembiayaan lainnya.

b. Perlu adanya sistem informasi debitur terintegrasi antar lembaga pembiayaan

bank dan non bank untuk mencegah terjadinya pembiayaan berulang pada

UMKM yang sama yang dapat menimbulkan terjadi kesulitan pembayaran.

c. Diperlukan pembentukan kemitraan antara pemerintah pusat, daerah dan

lembaga pembiayaan dalam hal memberikan bantuan teknis kepada UMKM,

sehingga pembinaan yang dilakukan dapat lebih terintegrasi. Hal ini

dilakukan untuk mempersiapkan UMKM dalam menghadapi persaingan

usaha baik dari pasar modern maupun adanya Masyarakat Ekonomi Asean

pada tahun 2015

d. Perlunya kebijakan yang mewajibkan UMKM untuk mengikuti pembinaan dari

lembaga pembiayaan dan menyerahkan laporan keuangan usaha secara

periodik kepada lembaga pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

terjadi penyimpangan pemanfaatan kredit yang diberikan oleh lembaga

pembiayaan.

Page 7: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

vi Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahNya, sehingga

laporan analisis “Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM”

dapat diselesaikan.

Analisis ini dilakukan berdasarkan Peran Usaha Mikro Kecil dan

Menengah atau lebih sering dikenal UMKM dalam pertumbuhan perekonomian

suatu negara sangat penting. Ketika terjadi krisis yang melanda pada tahun

1998, usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan

dibandingkan perusahaan besar. Sangat sedikit, mereka yang berhubungan

dengan pihak ketiga untuk mendapatkan dana. Jika mereka membutuhkan

suntikan dana dari pihak luar, justru pihak-pihak penyedia dana selain bank, yang

sangat

Analisis ini diselenggarakan secara swakelola oleh Pusat Kebijakan

Perdagangan Dalam Negeri . Disadari bahwa laporan ini masih terdapat

berbagai kekurangan baik ditinjau dari aspek substansi, analisa, maupun data-

data yang sifatnya pendukung, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun. Dalam kesempatan ini tim peneliti

mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang membantu

terselesaikannya laporan ini. Sebagai akhir kata semoga penelitian ini dapat

menjadi bahan masukan bagi pimpinan dalam merumuskan kebijakan dibidang

sarana dan lembaga perdangangan.

Jakarta, November 2013

Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri

Page 8: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

vii Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

DAFTAR ISI

RINGKASAN EXECUTIVE .......................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI..................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Tujuan Penelitian........................................................................................ 2

1.3. Output Penelitian ........................................................................................ 2

1.4. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 3

1.5. Outcome Penelitian .................................................................................... 3

1.6. Sistematika Laporan .................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................................... 5

2.1. Pengertian Lembaga Pembiayaan ............................................................ 5

2.1.1. Berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1988 ............................................... 5

2.1.2. Berdasarkan Perpres 9 Tahun 2009 .......................................................... 6

2.2. Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM .................. 7

2.3. Perkembangan Lembaga Pembiayaan UMKM ......................................... 8

2.4. Perkembangan UMKM di Indonesia ........................................................ 14

2.5. Permasalahan dalam Pembiayaan UMKM .............................................. 20

2.6. Kebijakan Pembiayaan UMKM ................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 24

3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 24

3.2. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 25

3.3. Jenis Penelitian ........................................................................................ 26

3.4. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 26

3.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 27

3.6. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28

3.7. Teknik Analisis Data ................................................................................. 29

3.8. Operasionalisasi Konsep ......................................................................... 31

BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM ............................... 33

PENGEMBANGAN UMKM ......................................................................................... 33

4.1. Program Pengembangan UMKM Melalui Lembaga Pembiayaan .......... 33

Page 9: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

viii Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

4.1.1. Kebijakan Pemerintah Terkait Dengan Pengembangan UMKM

Melalui Lembaga Pembiayaan ............................................................................ 33

4.1.2. Kebijakan Pengembangan UMKM Sektor Perdagangan Melalui

Lembaga Pembiayaan Bank ............................................................................... 33

4.2. Perkembangan Pembiayaan UMKM ....................................................... 36

4.2.1. Lembaga Pembiayaan Bank .................................................................... 36

4.3. Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM di

Provinsi Jawa Barat dan Yogyakarta .................................................................. 45

4.3.1. Karakteristik Responden UMKM .............................................................. 46

4.3.2. Peran Lembaga Pembiayaan .................................................................. 49

4.3.3. Peran Lembaga Pembiayaan Sebagai Sumber Alternatif Pembiayaan . 49

4.3.4. Fasilitator dalam Pengembangan UMKM ................................................ 63

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................................... 77

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 77

5.2. Rekomendasi ........................................................................................... 78

Page 10: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

ix Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional ………………. 9

Tabel 2.2 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR BPD ………………………….. 10

Tabel 2.3 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR ………………………………… 11

Tabel 2.4 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi ……………………………. 12

Tabel 2.5 Realisasi KUR Menurut Propinsi …………………………………….. 13

Tabel 2.6 Produk Domestko Bruto (PDB) UMKM dan UB Menurut Sektor

Ekonomi Tahun 2009 – 2011 …………………………………………

15

Tabel 2.7 Jumlah UMKM dan UB Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2009 –

2011 …………………………………………………………………….

17

Tabel 2.8 Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan UB Menurut Sektor

Ekonomi Tahun 2009 – 2011 …………………………………………

18

Tabel 2.9 Investasi UMKM dan Besar Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2009

– 2011 ( Juta rupiah) …………………………………………………..

19

Tabel 2.10 Kondisi Infrastruktur dan Kelembagaan Lembaga Pembiayaan

UMKM …………………………………………………………………...

21

Tabel 2.11 Potensi dan Permasalahan yang Dihadapi Lembaga Pembiayaan

UMKM …………………………………………………………………...

22

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ……………………………………………... 33

Tabel 4.1 Jenis Usaha Responden ……………………………………………… 48

Tabel 4.2 Membantu Pengurusan Izin Usaha ………………………………….. 66

Tabel 4.3 Membantu Pengurusan Kredit ……………………………………….. 67

Tabel 4.4 Pelatihan Pengelolaan SDM …………………………………………. 67

Tabel 4.5 Pelatihan Penggunaan IT …………………………………………….. 68

Tabel 4.6 Membuat Manajemen Usaha Lebih Bagus …………………………. 69

Tabel 4.7 Membantu Membuat Rencana Bisnis ……………………………….. 69

Tabel 4.8 Mencarikan Pelanggan Baru dan Mempromosikan Kepada Orang

Lain ……………………………………………………………………..

71

Tabel 4.9 Mengikutsertakan dalam pameran …………………………………... 72

Tabel 4.10 Menyediakan Tempat Usaha ………………………………………… 72

Tabel 4.11 Pendampingan Berinovasi ……………………………………………. 73

Tabel 4.12 Membantu Membuat Pembukuan dan Laporan Keuangan ………. 75

Tabel 4.13 Pelatihan dan Pendampingan ……………………………………….. 76

Tabel 4.14 Omzet Usaha Meningkat ……………………………………………… 77

Page 11: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

x Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kredit UMKM Berdasarkan Klasifikasi Usaha …………………. 39

Gambar 4.2 Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan ……………….. 39

Gambar 4.3 Kredit UMKM Menurut Kelompok Bank ………………………... 40

Gambar 4.4 Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi …………………... 40

Gambar 4.5 Kredit UMKM Menurut Lokasi Proyek ………………………….. 41

Gambar 4.6 Kredit UMKM di Jawa Barat Berdasarkan Klasifikasi Usaha ... 42

Gambar 4.7 Kredit UMKM di Jawa Barat Berdasarkan Jenis Penggunaan 42

Gambar 4.8 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Kelompok Bank ………. 43

Gambar 4.9 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Sektor Ekonomi ………. 43

Gambar 4.10 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Lokasi Proyek ………… 44

Gambar 4.11 Kredit UMKM di Yogyakarta Berdasarkan Klasifikasi Usaha .. 45

Gambar 4.12 Kredit UMKM di Yogyakarta Berdasarkan Jenis Penggunaan 45

Gambar 4.13 Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Kelompok Bank ………. 46

Gambar 4.14 Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Sektor Ekonomi ………. 46

Gambar 4.15 Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Lokasi Proyek ………… 47

Gambar 4.16 Omzet Responden Per Bulan ………………………………….. 50

Gambar 4.17 Lama Usaha ……………………………………………………… 51

Gambar 4.18 Jumlah Modal Yang Dibutuhkan ……………………………….. 52

Gambar 4.19 Sumber Dana Usaha …………………………………………….. 53

Gambar 4.20 Lembaga Pembiayaan yang Digunakan ………………………. 54

Gambar 4.21 Alasan Pemilihan Sumber Pembiayaan ……………………….. 55

Gambar 4.22 Agunan ……………………………………………………………. 56

Gambar 4.23 Jaminan ……………………………………………………………. 57

Gambar 4.24 Tingkat Bunga atau Bagi hasil Per tahun ……………………… 58

Gambar 4.25 Keberatan akan Tingkat Bunga/Bagi Hasil ……………………. 58

Gambar 4.26 Tujuan Pinjaman …………………………………………………. 60

Gambar 4.27 Pembayaran Pinjaman ………………………………………….. 61

Gambar 4.28 Kesulitan Pembayaran …………………………………………… 62

Gambar 4.29 Sumber Informasi ………………………………………………… 62

Gambar 4.30 Kemudahan Informasi ……………………………………………. 63

Page 12: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

1 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB I

PENDAHULUAN

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih sering dikenal UMKM

dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika terjadi

krisis yang melanda pada tahun 1998, usaha berskala kecil dan menengah yang

relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar. Alasannya karena

mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau

pinjaman darI luar dalam kurs dollar. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar,

perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata

uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas krisis. Beberapa

penelitian terdahulu menyebutkan bahwa struktur modal UKM khususnya di

Indonesia, hampir sebagian besar berdasar pada investasi pribadi. Sangat

sedikit, mereka yang berhubungan dengan pihak ketiga untuk mendapatkan

dana. Jika mereka membutuhkan suntikan dana dari pihak luar, justru pihak-

pihak penyedia dana selain bank, yang sangat berperan. Misal bank-bank

perkreditan rakyat atau malah rentenir. Seperti yang kita ketahui pula, bunga

yang dikenakan pada peminjam adalah sangat-sangat tinggi dan mencekik leher.

Jelas, kondisi seperti ini tidak akan terjadi untuk perusahaan berskala besar.

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti

merupakan penggerak utama sektor riil yang berpengaruh langsung terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah, jumlah UMKM pada tahun 2011 sebanyak 55,2 juta

unit dengan terbagi sebagai berikut 54.559.969 unit Usaha Mikro, 602.195 unit

Usaha kecil dan 44.280 unit Usaha Menengah. Jumlah UMKM pada tahun 2011

adalah sekitar 99,99 persen dari jumlah total unit usaha yang ada,

Unit-unit tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak

97,24 persen. Namun demikian perkembangan UMKM umumnya masih

mengalami berbagai masalah dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang

diharapkan, Masalah yang hingga kini masih menjadi kendala dalam

pengembangan usaha UMKM adalah keterbatasan modal yang dimiliki dan

sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan. Sebelum diberlakukannya

Undang-Undang tentang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah

Page 13: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

2 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

diubah dengan UU No.3 Tahun 2004, kebijakan Bank Indonesia dalam

membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi Bank Indonesia dapat

memberikan bantuan keuangan kepada UMKM, yang dikenal dengan Kredit

Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Namun setelah undang undang tersebut di atas

diberlakukan peranan Bank Indonesia dalam membantu usaha kecil menjadi

bersifat tidak langsung dan lebih terfokus kepada bantuan teknis serta

pengembangan kelembagaan. Tugas pengelolaan kredit program telah dialihkan

kepada tiga BUMN yang ditunjuk Pemerintah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia

(BRI), PT Bank Tabungan Negara (BTN), dan PT Permodalan Nasional Madani

(PNM). Dalam hal ini, PT BRI berfungsi sebagai koordinator penyaluran skim

KUT, KKop dan KKPA-TR, PT BTN sebagai koordinator penyaluran skim KPRS

dan KPRSS, sementara PT PNM sebagai koordinator penyaluran skim kredit

lainnya. Pengalihan tersebut mencakup pengelolaan Kredit Likuiditas Bank

Indonesia (KLBI) dalam rangka kredit program yang masih berjalan dan belum

jatuh tempo serta yang telah disetujui tetapi belum ditarik.

Dalam Perkembangannya peran lembaga pembiayaan dalam

pengembangan UMKM ini tentu ada yang berhasil maupun tidak, maka dilakukan

analisis peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM tersebut

Berpijak pada konteks di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian yang akan diangkat dalam analisis ini, yaitu:

a. Bagaimana peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM

b. Kebijakan apa yang dapat mendukung pengembangan UMKM

1.2. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan

UMKM.

b. Memberikan rekomendasi program pengembangan UMKM

1.3. Output Penelitian

a. Informasi mengenai peran lembaga pembiayaan dalam

pengembangan UMKM

b. Rekomendasi kebijakan yang dapat mendukung pengembangan

UMKM

Page 14: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

3 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM

dilakukan di 2 (dua) daerah penelitian, yaitu DI Yogyakarta dan Jawa Barat.

Pemilihan daerah didasarkan dengan pertimbangan bahwa lokasi kajian

merupakan daerah yang memiliki jumlah UMKM cukup banyak. Adapun ruang

lingkup penelitian meliputi:

a. Analisis kebijakan pembiayaan UMKM dari pemerintah pusat dan provinsi

b. Survei UMKM pada sektor perdagangan yang sedang memiliki pinjaman di

daerah penelitian

c. Wawancara mendalam lembaga pembiayaan dan pengelola pasar di daerah

penelitian

1.5. Outcome Penelitian

Melalui Analisis ini diharapkan akan terciptanya lembaga pembiayaan

yang dapat mendukung pengembangan UMKM di bidang perdagangan.

1.6. Sistematika Laporan

Sistematika laporan analisis ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang berisi:

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan dan Keluaran Kajian

1.3. Ruang Lingkup

1.4. Sistematika Laporan

BAB II : TINJAUAN LITERATUR

2.1. Pengertian Lembaga Pembiayaan

2.2. Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM

2.3. Perkembangan Lembaga Pembiayaan UMKM

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

3.2. Pendekatan Penelitian

3.3. Jenis Penelitian

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.6. Populasi dan Sampel

3.7. Teknik Analisis Data

3.8. Operasionalisasi Konsep

Page 15: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

4 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB IV : ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN UMKM

4.1. Program Pengembangan UMKM Melalui Lembaga Pembiayaan

4.2. Perkembangan Pembiayaan UMKM 4.3. Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan

UMKM di Provinsi Jawa Barat dan DI Yogyakarta BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

5.2. Rekomendasi

Page 16: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

5 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1. Pengertian Lembaga Pembiayaan

2.1.1. Berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1988

Lembaga pembiayaan adalah : badan usaha yang melakukan

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal

dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

Sistem lembaga keuangan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) lembaga keuangan bank

sesuai UU No. 14 Tahun 1967, bank adalah badan usaha yang

melakukan kegiatan di bidang keuangan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lain guna meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

2) lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank

adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan

yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan

jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya ke dalam

masyarakat guna membiayai investasi perusahaan.

Bidang usaha yang termasuk dalam lembaga keuangan bukan bank

antara lain adalah asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana,

lembaga pembiayaan. lembaga pembiayaan termasuk dalam

Lembaga keuangan Bukan Bank (LKBB).

3) Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk

melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga

Pembiayaan;

Kegiatan lembaga pembiayaan meliputi antara lain bidang usaha:

1) sewa guna usaha;

2) modal ventura;

3) perdagangan surat berharga

4) anjak piutang;

5) usaha kartu kredit;

6) pembiayaan konsumen.

Page 17: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

6 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Keenam kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh ketiga bentuk

lembaga pembiyaan di atas.

2.1.2. Berdasarkan Perpres 9 Tahun 2009

Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.

Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan

untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang,Pembiayaan

Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.

Lembaga Pembiayaan meliputi:

1) Perusahaan Pembiayaan;

2) Perusahaan Modal Ventura; dan

3) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.

Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi:

1) Sewa Guna Usaha;

2) Anjak Piutang

3) Usaha Kartu Kredit; dan/atau

4) Pembiayaan Konsumen

Menurut Asian Development Bank (ADB), lembaga keuangan

mikro (microfinance) atau bisa disebut juga lembaga pembiayaan adalah

lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan (deposits), kredit (loans),

pembayaran berbagai transaksi jasa (payment services) serta money

transfers yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil

(insurance to poor and low-income households and their

microenterprises). Sedangkan bentuk Lembaga pembiayaan UMKM

dapat berupa: (1) lembaga formal misalnya bank desa dan koperasi, (2)

lembaga semiformal misalnya organisasi non pemerintah, dan (3)

sumber-sumber informal misalnya pelepas uang.

Lembaga Pembiayaan di Indonesia menurut Bank Indonesia

dibagi menjadi dua kategori yaitu LKM yang berwujud bank serta non

bank. LKM yang berwujud bank adalah BRI Unit Desa, BPR dan BKD

(Badan Kredit Desa). Sedangkan yang bersifat non bank adalah koperasi

simpan pinjam (KSP), unit simpan pinjam (USP), lembaga dana kredit

pedesaan (LDKP), baitul mal wattanwil (BMT), lembaga swadaya

Page 18: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

7 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

masyarakat (LSM), arisan, pola pembiayaan Grameen, pola pembiayaan

ASA, kelompok swadaya masyarakat (KSM), dan credit union. Meskipun

BRI Unit Desa dan BPR dikategorikan sebagai LKM, namun akibat

persyaratan peminjaman menggunakan metode bank konvensional,

pengusaha mikro kebanyakan masih kesulitan mengaksesnya.

2.2. Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM

Peran lembaga pembiayaan:

1) sebagai sumber alternatif pembiayaan,

2) menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk

berperan aktif dalam pembangunan khususnya di bidang ekonomi.

Bantuan Teknis dari BI bagi Bank untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan

UMKM:

1) Penelitian

2) Pelatihan

3) Penyediaan informasi

4) Fasilitasi

Bank Umum wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM. Jumlah

Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada ditetapkan paling

rendah 20% (dua puluh persen) yang dihitung berdasarkan rasio Kredit atau

Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit atau Pembiayaan. Pencapaian rasio

pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dihitung pada setiap akhir tahun. Pencapaian rasio pemberian Kredit atau

Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud pada dilakukan secara bertahap,

sebagai berikut:

1) Tahun 2013: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit

atau Pembiayaan sesuai kemampuan Bank Umum yang dicantumkan

dalam Rencana Bisnis Bank;

2) Tahun 2014: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit

atau Pembiayaan sesuai kemampuan Bank Umum yang dicantumkan

dalam Rencana Bisnis Bank;

3) Tahun 2015: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit

atau Pembiayaan paling rendah 5% (lima persen);

Page 19: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

8 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

4) Tahun 2016: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit

atau Pembiayaan paling rendah 10% (sepuluh persen);

5) Tahun 2017: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit

atau Pembiayaan paling rendah 15% (lima belas persen);

6) Tahun 2018 dan seterusnya: rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM

terhadap total Kredit atau Pembiayaan paling rendah 20% (dua puluh

persen).

2.3. Perkembangan Lembaga Pembiayaan UMKM

Perkembangan Lembaga Pembiayaan UMKM terjadi seiring dengan

perkembangan UKM serta masih banyaknya hambatan UKM dalam mengakses

sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal. Selain itu

berkembangnya lembaga pembiayaan ini juga tidak terlepas dari karakterisitiknya

yang memberikan kemudahan kepada pelaku UKM dalam mengakses sumber-

sumber pembiayaan.

Walaupun biaya atas dana pinjaman dari lembaga pembiyaan lebih tinggi

sedikit dari tingkat bunga perbankan, lembaga pembiayaan memberikan

kelebihan misalnya berupa tiadanya jaminan/agunan seperti yang dipersyaratkan

oleh perbankan bahkan dalam beberapa jenis lembaga, pinjaman didasarkan

pada kepercayaan karena biasanya peminjam beserta aktivitasnya sudah dikenal

oleh LKM, kemudahan yang lain adalah pencairan dan pengembalian pinjaman

yang fleksibel yang juga sering disesuaikan dengan cash flow peminjam.

Jenis lembaga pembiayaan lebih banyak didominasi oleh Unit Simpan

Pinjam (USP), namun dari aspek besarnya perputaran pinjaman lebih didominasi

oleh perbankan yaitu BRI Unit dan BPR.

Hampir 80 persen pembiayaan UMKM dilakukan oleh perbankan

khususnya BRI lewat program KUR. Sampai bulan Agustus 2013 , bank nasional

yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank yaitu Bank Nasional Indonesia

(BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara

(BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia

Syariah (BNI Syariah). Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total

plafond mencapai Rp. 77,5 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR

di sektor mikro yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 15,6 triliun dan Rp.

61,9 triliun, debiturnya 92.962 UMK dan 8.470.436 UMKM, rata-rata kredit Rp.

Page 20: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

9 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

168,5 juta/debitur dan Rp. 7,3 juta/debitur, serta NPL penyaluran masing-masing

3,4% dan 1,9%.

Selain BRI , Bank BNI juga melakukan pembiayaan UMKM dengan total

plafond sebesar Rp. 14,08 triliun, debiturnya sebanyak 223.884 UMK, dengan

rata-rata kredit Rp. 62,89 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 4,9%. Sedangkan

Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 12,4 triliun, debiturnya sebanyak

244.993 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 50,9 juta/debitur serta nilai NPL

sebesar 4,5%. Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4 triliun,

BSM dengan plafond Rp. 3,3 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,74 triliun

dan BNI Syariah dengan plafond Rp. 129.849 miliar.

Secara keseluruhan, nilai Non Performing Loan (NPL) penyaluran KUR

oleh bank pelaksana ini masih dibawah 5% yaitu sebesar 3,7%. Bank BTN

merupakan Bank Pelaksana dengan nilai NPL terbesar dalam penyaluran KUR

yaitu sebesar 12,4% dan BRI Mikro dengan NPL terkecil yaitu 1,9%. Diharapkan

pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5% bisa

turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran.

Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional

(31 Agustus 2013)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR

NPL (%)

Plafon Outstanding Debitur

Rata-rata Kredit

(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)

1 BNI 14,085,347 4,701,435 223,884 62.9 4.9

2 BRI (KUR Ritel) 15,661,184 6,458,669 92,962 168.5 3.4

3 BRI (KUR Mikro) 61,912,781 18,425,469 8,470,436 7.3 1.9

4 Bank Mandiri 12,481,392 5,904,132 244,993 50.9 4.5

5 BTN 4,001,870 2,140,826 22,483 178.0 12.4

6 Bukopin 1,748,494 696,731 11,719 149.2 4.1

7 Bank Syariah Mandiri 3,342,178 1,740,551 45,856 72.9 7.3

8 BNI Syariah 129,849 94,483 889 146.1 3.8

TOTAL 113,363,095 40,162,296 9,113,222 12.4 3.7

Dari tabel 2. Terlihat bahwa penyaluran KUR oleh BPD sampai bulan

Agustus 2013 ini telah mencapai Rp. 12 triliun dengan jumlah UMKMK sebesar

151.704. Rata-rata kredit yang diterima debitur sebesar Rp. 79,1 juta. Bank Jatim

dan Bank Jabar Banten merupakan BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar

Rp 3,7 triliun dan Rp 2,73 triliun. Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank

Page 21: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

10 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Kalbar merupakan Bank Pelaksana terbesar yang menyalurkan KUR masing-

masing sebesar Rp. 1,329 triliun dan Rp 332,740 miliar. Sampai bulan Agustus

2013 NPL yang terbentuk dari penyaluran KUR oleh BPD adalah sebesar 7,9%,

sehingga diperlukan konsolidasi internal untuk memperbaiki tingkat NPL yang

tinggi tersebut.

Tabel 2.2 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR BPD

(31 Agustus 2013)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR

NPL (%) Plafon Outstanding Debitur

Rata-rata Kredit

(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)

1 Bank Nagari 1,329,700 651,105 38,641 34.4 3.1

2 Bank DKI 313,460 223,017 2,212 141.7 4.2

3 Bank Jabar Banten 2,732,746 1,091,814 22,704 120.4 10.8

4 Bank Jateng 1,522,806 672,737 22,880 66.6 3.6

5 Bank DIY 79,490 28,959 819 97.1 7.2

6 Bank Jatim 3,706,010 1,407,830 35,355 104.8 16.9

7 Bank NTB 134,491 78,396 1,810 74.3 2.7

8 Bank Kalbar 332,740 213,714 2,175 153.0 1.4

9 Bank Kalteng 132,860 85,553 2,471 53.8 5.2

10 Bank Kalsel 308,965 213,835 3,432 90.0 1.7

11 Bank Sulut 53,095 33,675 1,948 27.3 10.5

12 Bank Maluku 173,428 83,448 4,137 41.9 6.9

13 Bank Papua 230,284 167,997 2,974 77.4 4.4

14 Bank Aceh 67,459 57,353 751 89.8 2.1

15 Bank Sumut 181,639 157,044 1,522 119.3 1.5

16 Bank Riau Kepri 34,800 28,306 328 106.1 1.1

17 Bank Jambi 36,483 30,546 396 92.1 0.6

18 Bank Sumsel Babel 73,499 61,210 835 88.0 0.0

19 Bank Bengkulu 23,717 19,700 231 102.7 0.0

20 Bank Lampung 125,899 106,431 1,431 88.0 0.0

21 Bank BPD Bali 85,433 61,774 904 94.5 0.0

22 Bank NTT 26,015 22,828 354 73.5 0.0

23 Bank Kaltim 239,673 171,673 2,779 86.2 2.5

24 Bank Sulteng 4,937 4,197 80 - -

25 Bank Sultra 37,702 27,195 391 96.4 0.0

26 Sulselbar 17,275 14,766 144 120.0 0.0

TOTAL 12,004,605 5,715,105 151,704 79.1 7.9

TOTAL BPD LAMA 11,050,074 4,952,081 141,558 78.1 8.9

TOTAL BPD BARU 954,531 763,024 10,146 94.1

Secara nasional, sampai bulan Agustus 2013, dari tabel 3. di bawah ini

terlihat bahwa dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 36 triliun KUR sudah

mencapai Rp. 27,716 triliun atau 77%. Diharapkan 5 bulan yang tersisa di tahun

Page 22: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

11 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

2013 Bank pelaksana dapat mencapai target yang telah ditetapkan dengan NPL

masing-masing dibawah 5%. Penambahan Bank Pelaksana diharapkan dapat

mendorong percepatan penyaluran KUR kepada UMKMK yang visible namun

belum bankable.

Tabel 2.3 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR

(31 Agustus 2013)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR

NPL (%)

Plafon Outstanding Debitur

Rata-rata Kredit

(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta)

1 BNI 14,085,347 4,701,435 223,884 62.9 4.9

2 BRI (KUR Ritel) 15,661,184 6,458,669 92,962 168.5 3.4

3 BRI (KUR Mikro) 61,912,781 18,425,469 8,470,436 7.3 1.9

4 BANK MANDIRI 12,481,392 5,904,132 244,993 50.9 4.5

5 BTN 4,001,870 2,140,826 22,483 178.0 12.4

6 BUKOPIN 1,748,494 696,731 11,719 149.2 4.1

7 BANK SYARIAH MANDIRI 3,342,178 1,740,551 45,856 72.9 7.3

8 BNI SYARIAH 129,849 94,483 889 146.1 3.8

9 BPD 12,004,605 5,715,105 151,704 79.1 7.9

TOTAL 125,367,700 45,877,402 9,264,926 13.5 4.2

Dilihat dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana

masih didominasi oleh sektor perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai

Rp. 71,694 triliun dengan jumlah debitur UMKMK sebesar 6,171 juta debitur.

Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank

pelaksana yaitu sebesar Rp. 20,67 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,37

juta debitur. Sektor perdagangan menjadi sektor yang paling banyak

memanfaatkan dana KUR karena jumlah UMKM sektor perdagangan jumlahnya

cukup besar dan kemampuan untuk mengembalian pinjaman pada UMKM sektor

perdagangan inti juga sangat baik. Sektor pertanian juga menjadi sektor yang

cukup banyak mendapat dana KUR. Ini membuktikan bahwa kedua sektor

tersebut merupakan sektor ekonomi yang paling banyak digeluti oleh UMKM.

Page 23: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

12 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 2.4 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi

(31 Agustus 2013)

NO SEKTOR EKONOMI

TOTAL

Plafon Outstanding Debitur

(Rp juta) (Rp juta)

1 Pertanian 20,675,438 8,704,395 1,375,369

2 Perikanan 768,053 226,337 7,268

3 Pertambangan 106,296 50,751 2,673

4 Industri pengolahan 3,466,891 1,610,621 173,905

5 Listrik, gas dan air 64,715 33,384 1,677

6 Konstruksi 1,965,360 670,109 9,949

7 Perdagangan 71,694,808 26,291,876 6,171,144

8 Penyediaan akomodasi 826,287 288,909 31,542

9 Transportasi 1,711,559 976,110 38,706

10 Perantara keuangan 924,458 363,957 6,300

11 usaha persewaan 5,193,460 2,567,399 254,701

12 Adm. Pemerintahan 9,086 1,433 37

13 Jasa pendidikan 70,140 30,655 410

14 Jasa kesehatan 337,879 107,537 3,558

15 Jasa kemasyarakatan 3,123,861 1,224,790 104,153

16 Jasa perorangan 90,024 43,068 879

17 Badan internasional 75 - 1

18 Lainnya 14,339,308 2,686,070 1,082,654

Total 125,367,700 45,877,402 9,264,926

Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau

Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan plafond masing-masing

Rp. 19,4 triliun dan Rp. 18,9 triliun. Jawa Tengah masih merupakan provinsi

terbesar yang menyerap KUR dari Bank Pelaksana. Diharapkan dengan adanya

BPD dapat meningkatkan penyaluran KUR di luar pulau Jawa. Terkonsentrasinya

penyerapan KUR di pulau Jawa tidak dapat dipungkiri karena factor jumlah

penduduk yang cukup besar, juga dikarenakan banyak UMKM yang tumbuh dan

berkembang di Pulau Jawa. Iklim usaha yang kompetitif di Jawa membuat pelaku

usaha UMKM menjadi terdorong untujk mengembangkan usahanya.

Page 24: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

13 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 2.5 Realisasi KUR Menurut Propinsi

(31 Agustus 2013)

NO PROVINSI

TOTAL

TOTAL Outstanding Debitur

(Rp juta) (Rp juta)

1 Nanggroe Aceh Darusalam 2,081,745 586,694 150,835

2 Sumatera Utara 6,327,140 2,490,227 380,389

3 Sumatera Barat 3,941,251 1,568,415 218,718

4 Riau 3,830,020 1,768,867 156,569

5 Jambi 2,226,226 907,752 129,556

6 Sumatera Selatan 4,463,741 1,761,048 171,743

7 Bengkulu 899,942 334,146 68,069

8 Lampung 2,716,215 989,084 215,504

9 Kepulauan Riau 906,819 354,212 30,794

10 Bangka Belitung 391,077 152,064 22,305

11 DKI Jakarta 5,737,216 2,317,045 222,155

12 Jawa Barat 16,016,509 5,501,041 1,309,104

13 Jawa Tengah 19,412,883 6,265,058 2,174,768

14 D.I. Yogyakarta 2,447,451 921,412 241,168

15 Jawa Timur 18,924,056 6,584,795 1,606,785

16 Banten 2,601,219 889,641 143,307

17 Bali 2,785,984 1,032,096 213,619

18 NTB 1,534,318 528,230 138,967

19 NTT 1,339,393 457,248 94,620

20 Kalimantan Barat 2,845,038 1,248,096 107,464

21 Kalimantan Tengah 1,900,006 899,630 86,721

22 Kalimantan Selatan 3,092,273 1,334,993 171,557

23 Kalimantan Timur 3,283,879 1,361,717 156,295

24 Sulawesi Utara 1,289,843 510,953 88,020

25 Sulawesi Tengah 1,519,952 611,866 117,506

26 Sulawesi Selatan 7,084,829 2,486,486 508,493

27 Sulawesi Tenggara 1,077,919 392,903 84,631

28 Gorontalo 621,647 174,656 58,211

29 Sulawesi Barat 668,853 206,872 47,150

30 Maluku 876,280 256,270 45,683

31 Maluku Utara 552,637 189,825 24,034

32 Papua Barat 671,636 276,869 22,026

33 Papua 1,299,705 517,195 58,160

TOTAL 125,367,700 45,877,402 9,264,926

Sementara itu, Lembaga penyaluran dana pinjaman yang dikelola oleh

Kantor Kementrian Koperasi dan UKM yang berada dibawah LPDB (Lembaga

Penyalur Dana Bergulir) – UMKM juga cukup banyak menyalurkan dana bergulir

kepada UMKM melalui koperasi-koperasi yang dibentuk oleh UMKM itu sendiri.

LPDB-UMKM merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM yang

telah menyalurkan dana bergulir pinjaman/pembiayaan kepada mitranya yakni

Page 25: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

14 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

koperasi dan UKM sejak awal tahun 2008 hingga 24 Oktober 2013 sebesar Rp

3,9 triliun kepada 501.427 UMKM melalui 2.671 mitra di seluruh Indonesia.

Target penyaluran dana bergulir tahun 2013 sebesar Rp 1,9 triliun kepada

109.157 UMKM melalui 768 mitra dan sampai dengan tanggal 24 Oktober 2013

telah terealisasi sebesar Rp 1.2 triliun kepada 140.661 UMKM melalui 852 mitra,

sementara yang sedang dalam proses pencairan mencapai Rp 321 miliar.

Disisi lain, lembaga pembiayaan juga banyak dimanfaatkan oleh UMKM

untuk mengembangkan usahanya seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), BMT,

Modal Ventura, dan lain sebagainya. Tapi pembiayaan yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga pembiayaan tersebut tidak terlalu besar. Pembiayaan UMKM

masih banyak dilakukan oleh Lembaga Keuangan Perbankan. Hampir 80 persen

pembiayaan UMKM dilakukan oleh lembaga keuangan perbankan. Dari hasil

pengamatan di lokasi penelitan terlihat bahwa perbankan seperti Bank BRI, Bank

Mandiri, Bank BNI, Bank Danaman dan bank-bank lainya bersaing dengan

lembaga pembiayaan non bank untuk menarik nasabah UMKM. Bahkan BPR

yang dulu banyak nasabah yang antri untuk meminjam dana untuk

pengembangan usahanya, sekarang ini harus “jemput bola” karena persaingan

untuk menarik nasabah UMKM semakin kompetitf.

2.4. Perkembangan UMKM di Indonesia

Perkembangan Produk Domestik Bruto dari UMKM selamat 3 tahun

terakhir menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari kantor Kementrian

Koperasi dan UMKM pada tahun 2011 kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar

57,94 persen (tabel 2.6). Tahun 2009, kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar

56,53 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa selama ini UMKM masih

menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dengan memberikan

kontribudi PDB lebih besar daripada usaha besar, bahkan dalam 3 tahun

terakhir menunjukkan peningkatan kontribusinya terhadap PDB jika dibandingkan

dengan usaha besar yang terus mengalami penurunan.

Berdasarkan kontribusi secara sektoral, tidak dapat dipungkiri bahwa

sektor pertanian dan perdagangan menjadi tulang punggung bagi UMKM dimana

kedua sektor tersebut memberikan kontribusi yang paling besar dalam

pembentukan PDB. Besarnya kontribusi kedua sektor tersebut cukup beralasan

karena jika dilihat dari karakteristik dan jumlah UMKM yang ada di Indonesia,

kedua sektor tersebut sangat dominan dalam jumlah UMKM nya. Sektor ekonomi

Page 26: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

15 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

lainnya yang juga memberikan kontribusi yang cukup besar adalah sektor

industri. Berkembangnya sektor industri dipicu oleh berkembangnya sektor

pariwisata yang menyebabkan industri kecil dan menengah ikut berkembang.

Permintaan produk-produk kerajinan UMKM meningkat dipasaran baik untuk

pasar domestic maupun pasar internasional.

Satu hal yang harus menjadi perhatian adalah meskipun kontribusi sektor

pertanian dan turunannya masih cukup besar, tapi ada kecenderungan

kontribusinya menurun setiap tahunnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

pergeseran peran sektor ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan

tersisier. Gejala ini menjadi hal yang biasa untuk sebuah negara yang sedang

berkembang yang tumbuh untuk menjadi negara yang maju.

Tabel 2.6

Produk Domestko Bruto (PDB) UMKM dan UB

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2009 – 2011

(Trilyun rupiah)

Sektor Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Pangsa (%)

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

1. Pertanian UMKM 821.49 962.05 1,010.34 283.94 292.11 310.89 15.51 15.85 13.60

UB 36.77 41.97 48.77 11.99 12.29 16.92 0.69 0.69 0.66

2. Pertambangan UMKM 89.94 102.88 128.47 23.16 24.57 30.5 1.70 1.70 1.73

UB 501.6 564.26 708 157.01 161.86 219.07 9.47 9.30 9.53

3. Industri UMKM 490.94 567.2 786.3 179.72 186.45 191.55 9.27 9.35 10.59

UB 989.96 1,129.12 1,412.85 390.06 408.86 375.54 18.70 18.61 19.02

4.LGA UMKM 3.29 3.78 6.71 1.27 1.35 2.69 0.06 0.06 0.09

UB 43.53 47.62 40.91 15.86 16.7 28.98 0.82 0.78 0.55

5. Bangunan UMKM 203.34 227.25 279.85 52.2 54.55 62.67 3.84 3.74 3.77

UB 351.64 397.61 358.72 88.07 95.51 130.98 6.64 6.55 4.83

6. Perdagangan UMKM 723 845.41 1,147.60 354.15 384.57 361.71 13.65 13.93 15.45

UB 27.6 30.63 39.32 14.41 16.03 29.41 0.52 0.50 0.53

7. Pengangkutan UMKM 166.06 189.74 220.28 73.82 79.39 99.68 3.14 3.13 2.97

UB 186.34 208.93 254.88 117.8 138 127.5 3.52 3.44 3.43

8. Keuangan UMKM 250.67 288.03 329.6 132.66 139.98 161.44 4.73 4.75 4.44

UB 153.45 170.41 239.15 76.18 80.66 73.02 2.90 2.81 3.22

9. Jasa - Jasa UMKM 244.42 280.05 394.42 111.67 119.58 148.21 4.62 4.61 5.31

UB 10.82 11.8 20.93 5.08 5.45 6.37 0.20 0.19 0.28

PDB UMKM 2,993.15 3,466.39 4,303.57 1,212.60 1,282.57 1,369.33 56.53 57.12 57.94

PDB UB 2,301.71 2,602.37 3,123.51 876.46 935.37 1,007.78 43.47 42.88 42.06

PDB NASIONAL 5,294.86 6,068.76 7,427.09 2,089.06 2,217.95 2,377.11 100.0000 100.00 100.00

Sumber : Kantor Kementrian Koperasi dan UMKM 2012

Page 27: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

16 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Kondisi seperti diatas bisa dilihat dari tabel 2.7 dibawah ini, bahwa jumlah

UMKM sektor pertanian paling banyak dibandingkan dengan UMKM sektor

lainnya. Hampir 50% UMKM yang ada merupakan UMKM sektor pertanian,

sedangkan sektor perdagangan sekitar 29 persen. Meskipun jumlah UMKM

sektor pertanian jauh labih banyak daripada sektor perdagangan, tapi dalam hal

poenciptaan PDB, UMKM sektor perdangan lebih banyak daripada sektor

pertanian. Kondisi ini menunjukkan bahwa UMKM sektor perdagangan mampu

menciptakan nilai tambah yang lebih besar daripada UMKM sektor pertanian.

Dari tabel 2.7 di bawah ini, hampir 99 persen usaha yang ada di

Indonesia merupakan UMKM, sedangkan hanya sekitar 1 persen merupakan

usaha besar. Tapi jika dilihat dari penciptaan PDB nya ternyata usaha besar

relatife lebih besar daipada UMKM. Ini bisa dilihat dengan hanya 1 persen, usaha

besar mampun menciptakan PDB sekitar 42 persen, sedangkan UMKM yang

jumlahnya hampir 99 persen hanya mampu memberikan kontribusi PDB sekitar

58 persen. Ini menunjukkkan bahwa sebenarnya UMKM sendiri masih

mempunyai peluang dan potensi yang cukup besar untuk meningkatkan

usahanya sehingga kontribusi terhadap PDB juga akan semakin besar.

Page 28: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

17 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 2.7

Jumlah UMKM dan UB

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2009 - 2011

Sektor Ekonomi Unit Persentase

2009 2010 2011 2009 2010 2011

1. Pertanian UMKM 26,369,299 26,685,710 26,967,963 49.971 49.575 48.845

UB 528 524 754 0.001 0.001 0.001

2. Pertambangan UMKM 271,929 276,861 294,448 0.515 0.514 0.533

UB 84 88 78 0.000 0.000 0.000

3. Industri UMKM 3,268,496 3,423,078 3,538,070 6.194 6.359 6.408

UB 1,178 1,223 928 0.002 0.002 0.002

4.LGA UMKM 11,720 12,852 13,903 0.022 0.024 0.025

UB 122 120 231 0.000 0.000 0.000

5. Bangunan UMKM 553,698 570,640 869,080 1.049 1.060 1.574

UB 256 268 417 0.000 0.000 0.001

6. Perdagangan UMKM 15,533,964 15,910,964 15,918,251 29.438 29.559 28.831

UB 1,303 1,351 1,195 0.002 0.003 0.002

7. Pengangkutan UMKM 3,408,343 3,487,691 3,799,460 6.459 6.479 6.882

UB 346 363 447 0.001 0.001 0.001

8. Keuangan UMKM 1,060,386 1,115,742 1,308,035 2.009 2.073 2.369

UB 644 673 794 0.001 0.001 0.001

9. Jasa - Jasa UMKM 2,286,768 2,340,194 2,497,235 4.334 4.347 4.523

UB 216 228 109 0.000 0.000 0.000

Jumlah UMKM 52,764,603 53,823,732 55,206,444 99.991 99.991 99.991

Jumlah UB 4,677 4,838 4,952 0.009 0.009 0.009

Total 52,769,280 53,828,569 55,211,396 100.000 100.000 100.000

Sumber : Kantor Kementrian Koperasi dan UMKM 2012

Jika dilihat dari penyerapan tenaga kerja, UMKM mampu menyerap

tenaga kerja jauh lebih besar daripada Usaha Besar. UMKM mampu menyerap

tenaga kerja sekitar 97 persen dari tenaga kerja Indonesia sedang usaha besar

hanya mamp;u menyerap tenaga kerja 3 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa

UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi

pengangguran. Besarnya penyerapan tenaga kerja UMKM tersebut tidak terlepas

dari besarnya kontribusi UMKM sektor pertanian, perdagangan dan industri yang

merupakan tiga sektor utama dari UMKM di Indonesia. Sektor pertanian menjadi

sektor ekonomi yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sekitar 41

Page 29: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

18 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

persen pada tahun 2011, sedangkan sektor perdagangan menyerap tenaga kerja

sekitar 21 persen, dan sektor industri menyerap tenaga kerja sekitar 11,3 persen.

Berdasarkan penciptaan investasi, pada tahun 2011 UMKM mampu

menciptakan investasi lebih besar dari pada usaha besar meskipun tidak terlalu

besar perbedaannya. Ini menjadi hal yang membanggakan karena pada tahun

tahun sebelumya usaha besar mampu menciptakan investasi lebih besar dari

UMKM. Meski jika dianalisis lebih dalam, ternyata usaha besar dengan hanya

Tabel 2.8

Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan UB

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2009 - 2011

Sektor Ekonomi Unit Persentase

2009 2010 2011 2009 2010 2011

1. Pertanian UMKM 42,560,349 85,129,370 43,081,018 43.040 42.804 41.181

UB

469,150 479,898 592,243 0.474 0.241 0.566

2. Pertambangan UMKM 1,046,418 2,185,727 1,343,488 1.058 1.099 1.284

UB 93,077 119,268 139,985 0.094 0.060 0.134

3. Industri UMKM 11,037,496 21,672,804 11,877,631 11.162 10.897 11.354

UB 1,577,944 1,656,837 1,471,635 1.596 0.833 1.407

4.LGA UMKM 140,149.000 241,805.000 169,324.000 0.142 0.122 0.162

UB 69,292 82,534 118,449 0.070 0.041 0.113

5. Bangunan UMKM 4,447,683 8,959,049 5,379,986 4.498 4.505 5.143

UB 163,012 162,959 184,852 0.165 0.082 0.177

6. Perdagangan UMKM 21,734,462 45,277,463 22,108,306 21.979 22.766 21.133

UB 102,306 110,317 139,985 0.103 0.055 0.134

7. Pengangkutan UMKM 5,867,732 12,160,549 7,067,798 5.934 6.114 6.756

UB 79,941 97,063 86,144 0.081 0.049 0.082

8. Keuangan UMKM 1,414,875 2,959,219 1,913,270 1.431 1.488 1.829

UB 69,723 74,892

111,270 0.071 0.038 0.106

9. Jasa - Jasa UMKM 7,962,167 17,457,712 8,781,638 8.052 8.778 8.394

UB 50,227 55,940.0 46,662 0.051 0.028 0.045

Jumlah UMKM 96,211,332 196,043,698 101,722,458 97.295 98.572 97.236

Jumlah UB 2,674,671 2,839,711 2,891,224 2.705 1.428 2.764

Total 98,886,003 198,883,409 104,613,681 100.000 100.000 100.000

Page 30: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

19 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

sekitar 1 persen jumlah usahanya ternyata mampu menciptakan investasi sekitar

49 persen, sedangkan UMKM yang jumlahnya hampir 99 persen hanya mampu

menciptakan investasi sebesar 51 persen. Ini menunjukkan bahwa usaha besar

merupakan usaha yang cenderung padat modal, sedangkan UMKM merupakan

usaha yang cenderung padat karya.

Investasi pada usaha besar lebih banyak di sektor pertambangan,

industri, LGA, keuangan juga sektor pengankuktan dan jasa-jasa. Untuk UMKM,

investasi lebih banyak di sektor pertanian, perdaganganm pengangkutan,

keuangan dan jasa-jasa.

Tabel 2.9 Investasi UMKM dan Besar Menurut Sektor Ekonomi

Tahun 2009 – 2011 ( Juta rupiah)

Sektor Ekonomi 2009 2010 2011

1. Pertanian UMKM 31.291.773 35.220.766 36.220.476

UB 16.364.962 19.084.277 19.130.346

2. Pertambangan UMKM 2.015.532 2.421.623 2.474.554

UB 43.028.540 52.624.512 28.095.307

3. Industri UMKM 82.276.924 90.154.286 131.256.593

UB 134.546.938 157.586.561 157.829.395

4.LGA UMKM 5.058.514 6.513.398 6.807.290

UB 131.166.289 151.497.733 153.321.959

5. Bangunan UMKM 11.516.987 14.144.619 14.660.874

UB 11.295.063 13.878.150 14.477.825

6. Perdagangan UMKM 164.964.536 13.878.150 209.682.786

UB 45.897.778 202.317.470 59.252.877

7. Pengangkutan UMKM 224.436.884 274.393.393 282.355.256

UB 199.956.484 239.813.789 243.330.259

8. Keuangan UMKM 125.658.367 155.248.420 158.388.009

UB 143.662.008 183.394.173 190.950.013

9. Jasa - Jasa UMKM 134.137.436 146.703.481 150.359.365

UB 81.227.818 121.325.445 124.128.063

Jumlah UKM 781.356.953 927.117.456 992.205.203

Jumlah UB 807.145.880 996.319.743 990.516.043

Jumlah 1.588.502.833 1.923.437.199 1.982.721.246

Page 31: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

20 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

2.5. Permasalahan dalam Pembiayaan UMKM

Selain berbagai peluang pembiayaan seperti dijelaskan diatas, pada

kenyataannya perkembangan LKM masih dihadapkan pada berbagai kendala

baik hambatan internal LKM maupun kondisi eksternal LKM yang kurang

kondusif. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh LKM adalah aspek kelembagaan,

yang antara lain mengakibatkan bentuk LKM beraneka ragam. BRI dan BPR

sebagai bagian dari lembaga pembiayaan secara kelembagaan lebih jelas

karena mengacu pada ketentuan perbankan dengan pembinaan dari bank

Indonesia, sehingga lembaga pembiayaan UKMK jenis ini lebih terarah bahkan

terjamin kepercayaannya karena merupakan bagian dari kerangka Arsitektur

Perbankan Indonesia (API) dan berhak mendapat fasiliotas dari Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS)

Sedangkan pada lembaga pembiayaan yang berbentuk koperasi simpan

pinjam atau unit simpan pinjam, segala ketentuan operasional dan arah

pengembangannya mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Bahkan, bagi lembaga lainnya yang

berbentuk Bank Kredit Desa, LDKP, credit union maupun lembaga non

pemerintah lainnya tidak jelas kelembagaan dan pembinaannya. Padahal, fungsi

lembaga pembiayaan UMKM tidak berbeda dengan lembaga perbankan formal

dalam hal sebagai lembaga intermediasi keuangan, yang didalamnya juga

mengemban kepercayaan dari nasabah atau anggota yang menempatkan

dananya. Kondisi kelembagaan yang beragam dan tidak jelas tersebut, akan

dapat mempersulit pengembangan lembaga pembiayaan UMKM di masa

mendatang. Padahal secara fakta lembaga ini mempunyai peranan yang

signifikan dalam mendukung perkembangan UKM. Kondisi infrastruktur dan

kelembagaan lembaga pembiayaan UMKM secara ringkas terlihat dalam Tabel

dibawah ini

Page 32: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

21 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 2.10 Kondisi Infrastruktur dan Kelembagaan Lembaga Pembiayaan

UMKM

Kondisi Infrastruktur

dan Kelembagaan

Lembaga Pembiayaan

UMKM

Bank Koperasi

Lembaga

Pembiayaan

UMKM Lainnya

Regulasi UU tentang

Perbankan

UU tentang

Koperasi Tidak ada

Regulator Bank Indonesia Menteri Koperasi

& UKM Tidak ada

Pembinaan Bank Indonesia Menteri Koperasi

& UKM Tidak ada

Penjaminan Pemerintah Tidak ada Tidak ada

Likuiditas Bank Indonesia Tidak ada Tidak ada

Rating

Bank Indonesia –

Tingkat

Kesehatan

Menteri Koperasi

& UKM Tidak ada

Asosiasi Perbarindo –

Asbisindo

Induk Koperasi –

Pusat Koperasi

PINBUK/Credit

Union

Sumber : Didin Wahyudin, Key Succes Factors In MicroFinancing, paper pada Diskusi Panel Microfinance Revolution: “Future Perspective for Indonesian Market”, Jakarta, 7 Desember 2004

Selain masalah eksternal di atas, LKM juga dihadapkan masalah internal

yang menyangkut aspek operasional dan pemberdayaan usaha. Masalah

pertama menyangkut kemampuan LKM dalam menghimpun dana, sebagian

besar LKM masih terbatas kemampuannya karena masih bergantung sedikit

banyaknya anggota atau besaran modal sendiri. Kemampuan SDM LKM dalam

mengelola usaha sebagian besar masih terbatas, sehingga dalam jangka

panjang akan mempengaruhi perkembangan usaha LKM bahkan dapat

menghambat. Ringkasan permasalahan LKM disajikan pada tabel 2.11 di bawah

ini.

Page 33: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

22 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 2.11 Potensi dan Permasalahan yang Dihadapi Lembaga Pembiayaan

UMKM

Potensi dan

Permasalahan yang

Dihadapi Lembaga

Keuangan Mikro

Aspek

Bank Koperasi

Lembaga

Pembiayaan

Lainnya

Kemampuan

menghimpun dana

Mengandalkan

tingkat suku bunga

> rata-rata bank

umum

Mengandalkan

jumlah anggota

Mengandalkan

modal sendiri dan

anggota

Kemampuan

menyalurkan dana

Rasio Loan to

Deposit (LDR),

namun kualitasnya

perlu diperhatikan

Terbatas karena

kemampuan SDM

dan pengalaman

usaha

Terbatas karena

kemampuan SDM

dan pengalaman

usaha

Kemampuan

manajemen

operasional

Tergantung pada

beberapa SDM

kunci

Tergantung pada

pengurus

Tergantung pada

pengurus

Kemampuan

menghasilkan laba

Relatif lebih baik

dibandingkan bank

umum (ROE dan

ROA)

Tergantung dari

kemampuan dan

komitmen anggota

Tergantung dari

kemampuan dan

komitmen anggota

Kemampuan jaringan

dan akses pasar

Fokus pada usaha

perdagangan Masih terbatas Masih terbatas

Kemampuan

perencanaan dan

pelaporan

Masih beragam,

khususnya BPR

yang mempunyai

modal terbatas

dan yang

beroperasi di luar

Jawa dan Bali

Masih kurang Masih kurang

Sumber : Didin Wahyudin, Key Succes Factors In MicroFinancing, paper pada Diskusi Panel Microfinance Revolution: “Future Perspective for Indonesian Market”, Jakarta, 7 Desember 2004

Page 34: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

23 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

2.6. Kebijakan Pembiayaan UMKM

Untuk mendorong perkembangan UMKM supaya bisa tumbuh dan

berkembang dan menjadi pendorong utama perekonomian Indonesia,

pemerintah Indonesia sudah banyak mengambil kebijakan baik melalui sektor

perbankan ataupun melalui instansi terkait. Selain berbagai peluang diatas,

perkembangan LKM masih dihadapkan pada berbagai kendala baik hambatan

internal LKM maupun kondisi eksternal LKM yang kurang kondusif. Kondisi

eksternal yang dihadapi oleh LKM adalah aspek kelembagaan, yang antara lain

mengakibatkan bentuk LKM beraneka ragam. BRI dan BPR sebagai bagian dari

lembaga pembiayaan secara kelembagaan lebih jelas karena mengacu pada

ketentuan perbankan dengan pembinaan dari bank Indonesia, sehingga lembaga

pembiayaan UKMK jenis ini lebih terarah bahkan terjamin kepercayaannya

karena merupakan bagian dari kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

dan berhak mendapat fasiliotas dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Sedangkan pada lembaga pembiayaan yang berbentuk koperasi simpan

pinjam atau unit simpan pinjam, segala ketentuan operasional dan arah

pengembangannya mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Bahkan, bagi lembaga lainnya yang

berbentuk Bank Kredit Desa, LDKP, credit union maupun lembaga non

pemerintah lainnya tidak jelas kelembagaan dan pembinaannya. Padahal, fungsi

lembaga pembiayaan UMKM tidak berbeda dengan lembaga perbankan formal

dalam hal sebagai lembaga intermediasi keuangan, yang didalamnya juga

mengemban kepercayaan dari nasabah atau anggota yang menempatkan

dananya. Kondisi kelembagaan yang beragam dan tidak jelas tersebut, akan

dapat mempersulit pengembangan lembaga pembiayaan UMKM di masa

mendatang. Padahal secara fakta lembaga ini mempunyai peranan yang

signifikan dalam mendukung perkembangan UKM.

Page 35: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

24 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Modal merupakan salah satu kunci penting dalam melakukan kegiatan

bisnis, tanpa adanya modal yang cukup, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan

baik. Bahkan terkadang kecukupan modal merupakan syarat mutlak bagi sebuah

bisnis – baik bisnis besar maupun kecil – agar dapat memperoleh hasil seperti

yang diinginkan. Demikian halnya dengan usaha kecil, menengah dan mikro

(UMKM), untuk dapat membangun, menjalankan dan mengembangkan

usahanya, UMKM memerlukan modal tertentu. Masalah permodalan memang

merupakan masalah klasik bagi UMKM, tetapi masalah ini kerapkali muncul

bahkan menjadi salah satu penyebab kegagalan usaha yang dilakukan.

Untuk mencukupi modal yang dibutuhkan, pemerintah melalui program

kerjanya berupaya membantu dengan menetapkan berbagai kebijakan yang

berpihak pada UMKM. Kebijakan tersebut dibuat dengan tujuan memberi

kesempatan kepada UMKM untuk dapat bertahan dan mengembangkan

usahanya. Pemberian modal melalui pemerintah diberikan dalam bentuk

pinjaman lunak (soft loan) bagi UMKM. Pemerintah bekerja sama dengan seluruh

instansi keuangan seperti lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non

bank, perusahaan BUMN, lembaga swadaya masyarakat dan koperasi,

membuka kesempatan bagi UMKM untuk meminjam dengan bunga yang rendah.

Wujud dari keseriusan pemerintah menangani permasalahan ini adalah dengan

mewajibkan setiap bank umum untuk memberikan kredit modal kerja pada

UMKM minimal sebesar 20% dari total pembiayaan bank tersebut. Program ini

akan dijalan secara bertahap hingga tahun 2018. Demikian halnya dengan

perusahaan BUMN yang wajib menganggarkan program pembinaan lingkungan

minimal 2% dari laba bersih.

Program untuk membantu UMKM dalam hal permodalan tidak hanya

dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh lembaga swadaya masyarakat seperti

koperasi simpan pinjam, LSM microfinance, dan sebagainya. Banyaknya

lembaga yang memberikan pembiayaan kepada UMKM seharusnya dapat

menyelesaikan atau meminimalisir permasalahan UMKM seputar permodalan

atau pembiayaan. Tetapi, pembiayaan yang diperoleh dari lembaga pembiayan

tersebut, belum tentu dapat dipergunakan secara optimal oleh UMKM untuk

Page 36: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

25 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

menjalankan dan mengembangkan usahanya. Untuk itu tetap diperlukan peranan

lembaga pembiayaan selain sebagai sarana penyedia dana, juga sebagai

fasilitator usaha misalnya dalam bidang manajemen, pasar dan pemasaran serta

keuangan. Peranan sebagai sarana penyedia dana, akan lebih mudah dijalankan

bila dibandingkan dengan peran sebagai fasilitator bagi UMKM. Untuk itu

kegiatan ini akan melihat bagaimana peran lembaga pembiayaan dalam

mengembangkan UMKM.

3.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan merupakan seperangkat asumsi, keyakinan, modal dan teknik

yang terintegrasi dalam rangka pengumpulan dan analisis data. Pendekatan

penelitian merupakan cara peneliti melihat dan mempelajari suatu gejala atau

realitas yang didasarkan pada asumsi dasar dari ilmu sosial (Neuman, 2000).

Kegiatan analisis ini menggunakan pendekatan metode gabungan (mixed

method). Mixed method merupakan metode yang menggabungkan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif di dalam penelitian. Penggunaan pendekatan ini untuk

melihat peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UKM secara

keseluruhan, yang tidak mungkin didapat jika hanya menggunakan pendekatan

kuantitatif murni atau pendekatan kualitatif murni. Mixed method dapat

mengurangi bias yang terdapat pada satu pendekatan dengan menggunakan

pendekatan lainnya (Cresswell, 2003:15). Hasil yang didapat dengan

menggunakan satu pendekatan dapat membantu untuk mengembangkan atau

memberikan informasi tambahan pada pendekatan lainnya, dengan demikian

diharapkan hasil yang didapatkan mendekati kondisi yang sebenarnya.

Prosedur yang digunakan dalam pendekatan ini adalah concurrent

procedures (prosedur bersamaan). Peneliti menggabungkan data kualitatif dan

kuantitatif untuk mendapatkan analisis secara komprehensif. Dalam hal ini

peneliti melakukan pengumpulan data secara bersamaan dan menyatukan

informasi yang didapat dalam suatu intepretasi secara holistik (Cresswell,

2003:16). Penelitian kuantitatif untuk menjelaskan peran lembaga pembiayaan

dalam pengembangan usaha yang dimilikinya berdasarkan sudut pandang

UMKM. Sehingga diharapkan bagaimana peran lembaga pembiayaan saat ini

dan peran lembaga pembiayaan yang diharapkan oleh UMKM.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi peran lembaga

pembiayaan dalam pengembangan UMKM dari sudut pandang pemerintah

daerah, lembaga pembiayaan dan pengelola tempat perdagangan di daerah.

Page 37: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

26 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberikan informasi secara

komprehensif mengenai peran lembaga pembiayaan yang diharapkan dapat

mengoptimalkan peran itu sendiri.

3.3. Jenis Penelitian

Neuman (2000) mengatakan jenis penelitian dapat dilihat dari tiga aspek

yaitu aspek tujuan, manfaat, dimensi waktu. Jika dilihat dari aspek tujuan,

penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

menyajikan gambaran yang detil dari suatu situasi, fenomena sosial atau

hubungan. Hasil yang diharapkan dalam penelitian deskriptif adalah gambaran

yang detil dari unit analisis.

Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai peran

lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM. Selain itu, penelitian ini

akan menguraikan permasalahan yang timbul baik dari UMKM, lembaga

pembiayaan dan pemerintah (dinas dan pengelola tempat perdagangan) terkait

dengan optimalisasi peran lembaga pembiayaan.

Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini merupakan penelitian terapan

karena mencoba menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik. Penelitian

terapan bertujuan untuk dapat memecahkan masalah dan menghasilkan

rekomendasi bagi masalah-masalah tertentu (Neuman, 2000).

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian yang dilakukan merupakan cross

sectional research, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu waktu tertentu dan

hanya mengambil satu bagian dari fenomena (gejala) sosial pada satu waktu

tertentu (Neuman, 2000). Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013 yang

mengambil lokasi di Bandung dan Yogyakarta. Peneliti tidak melakukan

penelitian lain di waktu yang berbeda di tempat yang berbeda untuk

diperbandingkan.

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan sumber dan sifat.

Berdasarkan sumber, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder dan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Sumber data primer adalah:

a. UMKM di bidang perdagangan

Page 38: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

27 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

b. Pemerintah Daerah yang meliputi:

1) Dinas Perindagkop & UMKM Provinsi dan Kota

2) Pengelola Pasar

c. Lembaga Pembiayaan

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dan data telah diolah dari berbagai sumber (Sekaran, 2000). Sumber data

sekunder adalah:

a. Jurnal dan laporan penelitian

b. Peraturan perundang-undangan

c. Kota Dalam Angka 2011

d. Laporan Kredit UMKM BI 2012 – triwulan I 2013,

e. Laporan kegiatan PKBL Kementerian BUMN, dan lain-lain.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai peran lembaga

pembiayaan dalam pengembangan UMKM, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan dua cara, yaitu:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data sekunder ini

dilakukan melalui buku-buku, jurnal, terbitan berkala, situs internet,

peraturan perundang-undangan dan lainya. Peneliti akan melakukan reviu

terhadap data sekunder yang diperoleh kemudian diolah sehingga

memberikan informasi yang menyeluruh terkait peran yang seharusnya

dilakukan, belum dilakukan, telah dilakukan dan akan dilakukan oleh

lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan

cara:

1) Survei

Survei dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan

informasi dari para UMKM yang telah mendapatkan bantuan

pembiayaan dari lembaga pembiayaan. Survei ini dilakukan

dengan menyebarkan kuesioner kepada para UMKM di lokasi

penelitian. Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner tipe

Page 39: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

28 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

self-administered questionnaires. Tipe kuesioner ini meminta

responden untuk menjawab sendiri kuesioner yang diberikan oleh

peneliti. Kuesioner terdiri dari empat bagian yang terdiri empat

bagian. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner merupakan

urutan pertanyaan yang berasal dari operasionalisasi konsep.

Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup (close-

ended question) dan pertanyaan terbuka (open-ended question).

2) Wawancara Mendalam

Pengumpulan data primer juga dilakukan dengan menggunakan

wawancara mendalam. Teknik ini digunakan untuk

mengeksplorasi informasi yang terkait dengan peran lembaga

pembiayaan dalam pengembangan UMKM. Wawancara

mendalam dilakukan pada pemangku kepentingan dari instansi

terkait. Informan yang akan diwawancara adalah :

a) UMKM di bidang perdagangan yang telah menerima

bantuan pembiayaan

b) Pemerintah Daerah (Dinas dan Unit yang terkait dengan

bidang perdagangan)

c) Lembaga pembiayaan

3.6. Populasi dan Sampel

Unit analisis dari penelitian ini adalah UMKM dan Lembaga pembiayaan

yang berada di lokasi penelitian. Populasi merupakan keseluruhan kelompok

orang, peristiwa atau hal-hal menarik yang ingin diteliti dan dibuat kesimpulan

oleh peneliti (Sekaran, 2011). Populasi penelitian ini adalah UMKM dan lembaga

pembiayaan di lokasi penelitian. Dengan memperhitungkan keterbatasan yang

dimiliki dalam penelitian ini terkait dengan waktu, pendanaan dan tenaga, maka

dianggap perlu untuk mengambil sampel yang merupakan representasi dari

populasi. Sampel adalah sebagian subset dari populasi. Sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel,

peneliti dapat menarik kesimpulan yang akan digeneralisasikan untuk populasi

yang diminati (Sekaran, 2011). Untuk unit analisis UMKM, Penelitian ini akan

mengambil 30 UMKM dari setiap lokasi penelitian yang terdiri dari 30% dari

jumlah sampel adalah pedagang grosir dan 70% dari jumlah sampel adalah

pedagang ritel.

Page 40: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

29 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Oleh karena tidak adanya kerangka sampel dalam penelitian ini, maka

pemilihan responden UMKM menggunakan convenience sampling (Cooper,

2011). Teknik ini merupakan teknik yang paling mudah dan murah digunakan

oleh para peneliti untuk melakukan penelitian. Peneliti bebas menentukan

responden yang akan diminta untuk mengisi kuesioner.

Untuk unit analisis lembaga pembiayaan, penelitian akan mengambil

sampel 1 lembaga dari setiap jenis lembaga pembiayaan yang terdapat di lokasi

penelitian. Pengambilan 1 sampel ini dianggap merepresentasikan populasi

lembaga pembiayaan yang terdapat pada lokasi penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Data primer dan sekunder yang sudah terkumpul, secara simultan akan

dianalisis sebagai berikut:

a. Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Analisis data kuesioner dilakukan dengan:

1) Analisis statistik deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk membuat kesimpulan berdasarkan data

yang telah terkumpul. Analisis data awal dilakukan dengan

menggolongkan, mengurutkan dan menyederhanakan data sehingga

muda dibaca dan diinterpretasikan. Bentuk intepretasi tersebut

biasanya dapat berupa tabel frekuensi, grafik dan teks. Dalam

penelitian ini, analisis statistik deskriptif akan memberikan uraian

mengenai identitas responden dan bagaimana penilaian responden

terhadap peran lembaga pembiayaan sebagai sarana penyedia dana

dan fasilitator. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) rangkuman statistik yang

menunjukkan identitas atau karakteristik responden dan (2)

rangkuman yang menunjukkan ukuran pemusatan yang merupakan

penilaian responden terhadap pertanyaan yang diajukan.

2) Uji validitas dan realibilitas

Data primer yang diperoleh melalui kuesioner perlu dilakukan

pengujian (pre-test), karena seringkali data tersebut tidak sesuai

dengan yang diinginkan. Dari pengujian data ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas data yang hendak diolah dan dianalisis.

Pengujian yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

Melalui hasil pengujian tersebut, dapat diketahui indikator-indikator

Page 41: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

30 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

mana saja yang tidak signifikan, dan kemudian akan dihilangkan dari

pertanyaan dalam kuesioner. Uji validitas pada penelitian ini

menggunakan uji korelasi pearson dengan menggunakan nilai r min

0,500.

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi suatu indikator, sedangkan

validitas berkaitan dengan ketepatan penggunaan indikator untuk

menjelaskan arti variabel yang sedang diteliti. Suatu perangkat ukur

dapat konsisten, namun tidak tepat. Tatapi, agar sebuah perangkat

ukur dapat dianggap tepat, ia selalu harus konsisten. Kaitan antara

validitas dan reliabilitas adalah: (1) perangkat ukur yang reliabel

belum tentu valid, (2) perangkat ukur yang valid sudah tentu reliabel,

dan (3) perangkat ukur yang tidak reliabel sudah tentu tidak valid

(Neuman, 2000). Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan

pengukuran alpha cronbach dengan nilai minimum sebesar 0,600.

b. Sedangkan untuk wawancara mendalam, akan dilakukan analisis data

sebagai berikut:

1) Analisis transkrip wawancara dan catatan lapangan yang kemudian

dikategorisasikan dalam rangka penyederhanaan informasi yang

didapat. Kemudian dilakukan penyimpulan sementara yang akan

digabungkan dengan informasi lainnya. Analisis ini digunakan

sebagai informasi tambahan yang melengkapi informasi yang

diperoleh dari kuesioner.

2) Untuk menguji validitas dari data yang didapatkan, digunakan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi dilakukan untuk memeriksa keabsahan

data dengan melakukan pemeriksaan kembali antara satu sumber

dengan sumber lainnya.

c. Reviu kebijakan dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu

analisis uang dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang

diperoleh dan disusun sistematis kemudian ditarik kesimpulan. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan menggunakan cara berpikir deduktif, yaitu

cara berpikir yang mendasarkan pada hal-hal yang bersifat umum

kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.

Page 42: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

31 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

d. Hasil dari analisis kuesioner, wawancara mendalam dan reviu kebijakan

kemudian diintegrasikan menjadi suatu informasi yang komprehensif yang

menggambarkan peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan

UMKM. Berdasarkan hasil ini kemudian disusun rekomendasi yang

bertujuam untuk mengoptimalkan peran lembaga pembiayaan yang ada.

3.8. Operasionalisasi Konsep

Konsep dalam penelitian ini adalah peran lembaga pembiayaan dalam

pengembangan UMKM. Konsep ini kemudian diturunkan menjadi empat variabel

yang akan diukur dan diobservasi dalam penelitian ini yaitu sarana penyedia

dana, fasilitator manajemen, fasilitator pasar dan pemasaran dan fasilitator

keuangan. Operasionalisasi dari konsep dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Variabel Pengertian No Indikator Skala

Sarana

Penyediaan

Dana

Sarana

penyediaan dana

adalah sumber-

sumber yang

dapat diakses

oleh UMKM untuk

mendapatkan

pembiayaan bagi

pengembangan

usahanya

1 Jumlah Modal Yang Dibutuhkan Nominal

2 Sumber Modal Nominal

3 Sumber-sumber Pembiayaan Nominal

4 Faktor yang mempengaruhi

pemilihan sumber pembiayaan Nominal

5 Agunan Nominal

6 Jangka Waktu Pinjaman Nominal

7 Suku bunga Pinjaman Nominal

8 Penggunaan Pinjaman Nominal

9 Pembayaran Pinjaman Nominal

10 Kesulitan dalam Pengembalian

Pinjaman Ordinal

11 Akses informasi Ordinal

Fasilitator Fasilitator

Manajemen 1 Pengurusan Izin Usaha Interval

Page 43: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

32 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Variabel Pengertian No Indikator Skala

Manajemen adalah Lembaga

pembiayaan

mendampingi dan

membantu UKM

dalam hal

manajemen

2 Pengurusan Kredit/Pinjaman Interval

3 Pelatihan pengelolaan SDM Interval

4 Pelatihan penggunaan IT Interval

5 Manajemen Usaha lebih bagus Inteval

6 Pembuatan Rencana Bisnis Interval

Fasilitator

Pasar dan

Pemasaran

Fasilitator Pasar

dan Pemasaran

adalah Lembaga

pembiayaan

mendampingi dan

membantu

UMKM

memperluas

pasar dan

pemasaran

Produknya

1 Pencarian Pelanggan Interval

2 Penyertaan dalam pameran Interval

3 Promosi pada pihak lain Interval

4 Penyediaan tempat usaha Interval

5 Pendampingan Inovasi Produk Interval

Fasilitator

Keuangan

Fasilitator

Keuangan adalah

Lembaga

pembiayaan

membantu

UMKM dalam

mengelola

keuangan lebih

efektif

1 Pembuatan Pembukuan Interval

2 Pembuatan Laporan Keuangan Interval

3 Pelatihan Perpajakan Interval

4 Pendampingan pengelolaan Dana

pinjaman Interval

Page 44: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

33 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB IV

ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM

PENGEMBANGAN UMKM

4.1. Program Pengembangan UMKM Melalui Lembaga Pembiayaan

4.1.1. Kebijakan Pemerintah Terkait Dengan Pengembangan UMKM Melalui

Lembaga Pembiayaan

Pemerintah baik pusat maupun daerah berupaya selalu memberikan

dukungan kepada UMKM untuk mewujudkan UMKM yang mandiri dan tangguh.

Pemerintah mengharapkan UMKM yang mandiri dan tangguh dapat berkembang

dan mendorong perekonomian regional dan nasional. Dukungan terhadap UMKM

ini tidak hanya dilakukan oleh satu atau dua lembaga Kementerian saja,

melainkan berbagai lembaga, seperti Kementerian Koperasi dan UKM,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Bappenas. Tidak

terbatas hanya pada lembaga kementerian, dukungan kepada UMKM juga

diberikan oleh lembaga non kementerian seperti Bank Indonesia, BUMN dan

lembaga keuangan non bank. Berbagai wujud dukungan diberikan kepada

UMKM seperti pembinaan, pendampingan dan pemberian pembiayaan.

Terkait dengan dukungan pembiayaan, pemerintah selalu berusaha

menfasilitasi UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan dari instansi atau

lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Fasilitasi ini meliputi subsidi

bunga kredit perbankan, penjaminan lembaga non bank, modal ventura,

pembiayaan dari penyisihan laba BUMN, hibah dan lainnya.

4.1.2. Kebijakan Pengembangan UMKM Sektor Perdagangan Melalui

Lembaga Pembiayaan Bank

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pemerintah bersama dengan

instansi terkait - dalam hal ini perbankan - melakukan koordinasi untuk

memberikan solusi atas permasalahan UMKM di bidang permodalan. Adapun

kebijakan pembiayaan melalui lembaga pembiayaan bank, antara lain:

a. Kredit Usaha Rakyat

Pada tahun 2007, pemerintah menggulirkan program Kredit Usaha

Rakyat (KUR) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan akses UMKM dan

koperasi kepada pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas

Page 45: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

34 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

perusahaan penjamin. KUR adalah skema pembiayaan yang diperuntukkan

khusus bagi UMKM dan koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai

agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan perbankan

(www.depkop.go.id , 2013). Melalui KUR ini diharapkan permasalahan agunan

yang menghambar UMKM mendapatkan pinjaman dari perbankan dapat teratasi.

Program KUR merupakan tindaklanjut dari penandatanganan MOU pada

tanggal 9 Oktober 2008 tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM

dan Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri

Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan

Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin - perum Sarana

Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank

BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah

Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia (www.depkop.go.id,

2013). Kementerian tersebut di atas sekaligus menjadi instansi pembina, bank

pelaksana dan perusahaan penjamin program KUR. Pada perkembangannya,

bank pelaksana KUR ditambah 13 BPD yaitu Bank DKI, Bank Nagari, Bank

Jabar Banten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB, Bank Kalbar, BPD

Kalsel, Bank Kalteng, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua.

KUR memiliki skema kredit dengan maksimal Rp. 500 juta per debitur

dengan bunga maksimal 16% per tahun (efektif). Peran pemerintah dalam KUR

adalah sebagai penyedia dana subsidi bunga kredit perbankan, sedangkan dana

penyaluran pembiayaan 100% dari bank pelaksana. Untuk risiko kredit macet

yang akan dihadapi oleh perbankan, terjadi pembagian risiko antara bank

pelaksana dengan perusahaan penjaminan. Perusahaan penjaminan

menanggung 70% dan bank pelaksana 30%. Meskipun terdapat perusahaan

penjaminan, UMKM dan koperasi tidak dikenakan imbal jasa penjaminan (IJP).

KUR diberikan kepada UMKM atau Koperasi yang tidak sedang

menerima pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang tidak sedang menerima

Kredit Program dari Pemerintah, pada saat permohonan Kredit/Pembiayaan

diajukan, yang dibuktikan dengan hasil sistem informasi debitur dikecualikan

untuk jenis KPR, KKB, Kartu Kredit dan Kredit Konsumtif lainnya ( www.bi.go.id ).

Program KUR terbagi dua yaitu KUR mikro dan KUR ritel. KUR Mikro pada

awalnya memiliki plafon maksimal Rp. 5 juta dengan bunga 22% per tahun

(efektif), sejak Oktober 2013 KUR mikro memiliki plafon maksimal 20 juta dengan

bunga yang sama dengan sebelumnya. Sedangkan KUR Retail memiliki plafon

Page 46: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

35 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

maksimal Rp. 500 juta dengan suku bunga 14% per tahun (efektif). Program ini

memiliki target realisasi penyaluran dana Rp. 20 trilyun per tahun.

Program ini memiliki permasalahan baik dari sisi UMKM maupun dari sisi

perbankan. Permasalahan tersebut antara lain (www.bi.go.id, 2013) : 1. Bagi

UMKM: Sosialisasi kepada masyarakat masih kurang, suku bunga KUR masih

dirasakan cukup tinggi; 2. Bagi Perbankan: keterlambatan pembayaran klaim dari

lembaga penjamin, kesulitan mencari debitur yang sesuai dengan kriteria dan

persyaratan dan terdapat dispute terhadap beberapa ketentuan KUR.

b. Kebijakan Bank Indonesia

Seperti yang telah dikemukakan pada bab II, bahwa pemberlakukan UU

No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan

UU Nomor 3 Tahun 2004 menjadikan peranan Bank Indonesia dalam

pengambangan UMKM menjadi tidak langsung. Pendekatan pengembangan

UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia tidak lagi menggunakan pendekatan

memberikan subsidi kredit dan bunga murah, melainkan lebih menitikberatkan

pada kegiatan pelatihan kepada petugas bank, penelitian dan penyediaan

informasi. Untuk itu kebijakan Bank Indonesia lebih difokuskan pada penguatan

lembaga pendamping UMKM melalui capacity building dalam bentuk pelatihan

dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM.

Selain itu, berbagai kebijakan dikeluarkan oleh Bank Indoesia untuk

mendorong pemberian kredit bagi UMKM. Kebijakan tersebut antara lain:

a. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 3/2/PBI/2001 tentang pemberian

Kredit Usaha Kecil.

Kebijakan ini menganjurkan bank menyalurkan sebagian kreditnya

kepada usaha kecil

b. PBI No. 6/25/PBI/2004 sebagaimana telah diubah oleh PBI No.

12/21/PBI/2010 perihal rencana bisnis bank umum dalam penyaluran

kredit UMKM

Setiap bank umum baik konvensional maupun syariah wajib mencantukan

realisasi kredit usaha mikro, kecil dan menengah dalam rencana

bisnisnya. Hal ini untuk mengetahui komitmen bank dalam merealisasikan

kredit untuk UMKM.

c. PBI No. 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh

bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha

mikro, kecil dan menengah

Page 47: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

36 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Kebijakan ini mewajibkan Bank Umum untuk memberikan Kredit atau

pembiayaan kepada UMKM. Jumlah pembiayaan ditetapkan paling

rendah 20% dari total kredit yang disalurkan oleh bank tersebut yang

dilakukan secara bertahap dari tahun 2013 hingga 2018. Pemberiaan

kredit tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Apabila target ini tidak terpenuhi pada akhir tahun, maka bank umum

wajib menyelenggarakan pelatihan kepada UMKM yang tidak sedang

dan/atau belum pernah mendapatkan pembiayaan UMKM dengan jumlah

paling besar Rp. 10 milyar atau berdasarkan persentase tertentu dari

selisih antara rasio pembiayaan UMKM yang wajib dipenuhi. Untuk

memperlancar akses pemberian kredit kepada UMKM, Bank Indonesia

dapat memberikan bantuan teknis berupa penelitian, pelatihan,

penyediaan informasi dan fasilitasi

4.2. Perkembangan Pembiayaan UMKM

4.2.1. Lembaga Pembiayaan Bank

a. Profile Pembiayaan UMKM di Indonesia

Berdasarkan Laporan Perkembangan Kredit UMKM Bank Indonesia

Triwulan I tahun 2013, pada triwulan I 2103 net ekspansi kredit UMKM

mencapai Rp. 3,4 triliun atau 2,35% dari Rencana Bisnis Bank (RBB)

yang sebesar Rp 145 triliun. Realisasi RBB kredit UMKM tersebut lebih

rendah bila dibandingkan dengan realisasi total kredit perbankan yang

telah mencapai 63,8 triliun. Untuk baki debet kredit UMKM mencapai

Rp. 555,6 triliun, tumbuh 15,5% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih

tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,1% (yoy).

Pertumbuhan kredit UMKM terutama terjadi di sektor jasa perorangan

yang melayani rumah tangga dan pertanian, perburuan dan kehutanan

masing-masing sebesar 43,4% (yoy) dan 43,1% (yoy).

Menurut klasifikasi usaha, sebagian besar kredit UMKM disalurkan

pada kredit usaha menengah yaitu 49,2% dan selebihnya kepada

kredit usaha kecil 23,9% dan kredit usaha mikro sebesar 20,9%

Gambar 4.1

Page 48: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

37 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Kredit UMKM Berdasarkan Klasifikasi Usaha

Sumber : BI (2013)

Menurut jenis penggunaan, kredit UMKM terutama

disalurkan untuk membiayai kredit modal kerja sebesar 77,4%

sedangkan untuk kredit investasi tercatat 22,6%

Gambar 4.2

Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber : BI (2013)

Menurut kelompok bank, kredit UMKM sebagian besar

disalurkan oleh kelompok Bank Persero sebanyak Rp 254,3 triliun

Page 49: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

38 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

(45,8%), diikuti kelompok Bank Swata Nasional Devisa Rp 196,7

triliun (35,4%) BPD Rp. 53,1 triliun (7,8%), BPR 26,2 triliun.

Gambar 4.3 Kredit UMKM Menurut Kelompok Bank

Sumber : BI (2013)

Menurut sektor ekonomi, penyaluran kredit kepada usah

mikro, kecil dan menengah masih didominasi oleh sektor

perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan sektor

pertanian, perburuan dan kehutanan masing-masing sebesar

49,0%, 10,5% dan 8,5%

Gambar 4.4 Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber : BI (2013)

Page 50: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

39 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Menurut lokasi proyek, provinsi DKI Jakarta masih

merupakan provinsi dengan pemberian kredit UMKM terbesar

(16,3%), diikuti Jawa Barat (13,0%) dan Jawa Timur (13,0%)

Gambar 4.5

Kredit UMKM Menurut Lokasi Proyek

Sumber : BI (2013)

b. Profile Pembiayaan UMKM di Jawa Barat

Berdasarkan Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah

bulan Oktober tahun 2013 Posisi kredit mikro, kecil dan menengah

yang diberikan bank umum di Jawa barat pada bulan Oktober 2013

adalah sebesar Rp. 75,6 triliun. Menurut klasifikasi usaha, sebagian

besar kredit UMKM disalurkan pada kredit usaha kecil yaitu 48%

dan selebihnya kepada kredit usaha menengah 33% dan kredit

usaha mikro sebesar 19%

Page 51: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

40 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.6 Kredit UMKM di Jawa Barat Berdasarkan Klasifikasi Usaha

Sumber : BI (Oktober 2013)

Menurut jenis penggunaan, kredit UMKM terutama

disalurkan untuk membiayai kredit modal kerja sebesar 76%

sedangkan untuk kredit investasi tercatat 24%.

Gambar 4.7 Kredit UMKM di Jawa Barat Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber : BI (2013)

Menurut kelompok bank, kredit UMKM sebagian besar

disalurkan oleh kelompok Bank Pemerintah dan BPD sebanyak Rp

41,6 triliun (55%), diikuti kelompok Bank Swata Nasional Rp 32,8

triliun (45%), Bank Asing dan Bank Campuran Rp 1,1 triliun (2%)

Page 52: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

41 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.8 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Kelompok Bank

Sumber : BI (2013)

Menurut sektor ekonomi, penyaluran kredit kepada usaha

mikro, kecil dan menengah masih didominasi oleh sektor

perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan sektor

jasa-jasa masing-masing sebesar 56%, 16% dan 8%

Gambar 4.9 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Sektor Ekonomi

Sumber : BI (2013)

Page 53: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

42 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Menurut lokasi proyek, Kota Bandung masih merupakan

wilayah dengan pemberian kredit UMKM terbesar (18%), diikuti

Kabupaten Bekasi (12%) dan Kota Bandung (13,0%)

Gambar 4.10 Kredit UMKM di Jawa Barat Menurut Lokasi Proyek

Sumber : BI (2013)

c. Profile Pembiayaan UMKM di Yogyakarta

Berdasarkan Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah

bulan Oktober tahun 2013 Posisi kredit mikro, kecil dan menengah

yang diberikan bank umum di Yogyakarta pada bulan Oktober 2013

adalah sebesar Rp. 8,1 triliun. Menurut klasifikasi usaha, sebagian

besar kredit UMKM disalurkan pada kredit usaha menengah yaitu

47% dan selebihnya kepada kredit usaha kecil 33% dan kredit

usaha mikro sebesar 20%

Page 54: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

43 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.11 Kredit UMKM di Yogyakarta Berdasarkan Klasifikasi Usaha

Sumber : BI (Oktober 2013)

Menurut jenis penggunaan, kredit UMKM terutama

disalurkan untuk membiayai kredit modal kerja sebesar 68%

sedangkan untuk kredit investasi tercatat 32%

Gambar 4.12 Kredit UMKM di Yogyakarta Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber : BI (2013)

Menurut kelompok bank, kredit UMKM sebagian besar

disalurkan oleh kelompok Bank Pemerintah dan BPD sebanyak Rp

5,6 triliun (69,3%), diikuti kelompok Bank Swata Nasional Rp 2,5

Page 55: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

44 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

triliun (30,43%), Bank Asing dan Bank Campuran Rp 24,3 miliar

(0,3%)

Gambar 4.13 Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Kelompok Bank

Sumber : BI (2013)

Menurut sektor ekonomi, penyaluran kredit kepada usaha

mikro, kecil dan menengah masih didominasi oleh sektor

perdagangan besar dan eceran, jasa-jasa, dan sektor Keuangan,

Real Estate dan Jasa Perusahaan masing-masing sebesar 63%,

10% dan 8%

Gambar 4.14

Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Sektor Ekonomi

Sumber : BI (2013)

Page 56: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

45 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Menurut lokasi proyek, Kota Yogyakarta dan Kabupaten

Sleman merupakan wilayah dengan pemberian kredit UMKM

terbesar masing-masing 32%, diikuti Kabupaten Bantul (19%),

Kabupaten Gunung Kidul 10% dan Kabupaten Kulon Progo 7%.

Gambar 4.15 Kredit UMKM di Yogyakarta Menurut Lokasi Proyek

Sumber : BI (2013)

4.3. Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM di

Provinsi Jawa Barat dan Yogyakarta

Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam Pengembangan UMKM

dilakukan di 2 (dua) daerah penelitian, yaitu Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa

Barat. Pemilihan daerah didasarkan dengan pertimbangan bahwa lokasi kajian

merupakan daerah yang memiliki jumlah UMKM cukup banyak. Populasi dalam

penelitian ini adalah UMKM pada sektor perdagangan dan lembaga pembiayaan.

Untuk populasi UMKM, penelitian ini mengambil sampel sebanyak 60 responden

yang dibagi rata pada kedua propinsi. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah convinience sampling dengan alasan tidak ada adanya

kerangka sampel dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan data lapangan yang digunakan terbagi menjadi dua

yaitu survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Survei

digunakan pada populasi UMKM dengan asumsi bahwa jumlah responden yang

Page 57: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

46 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

lebih banyak. Sedangkan teknik wawancara mendalam digunakan bagi populasi

lembaga pembiayaan.

Pengumpulan data dilakukan pada minggu pertama Bulan Oktober 2013

selama lima hari dari tanggal 8 Oktober – 13 Oktober 2013. Pengumpulan data

dilakukan di Kota Bandung yang mewakili provinsi Jawa Barat dan Kota

Yogyakarta yang mewakili provinsi Yogyakarta. Bagian selanjutnya pada analisis

ini membahas mengenai peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan

UMKM dari sudut UMKM sebagai pelaku usaha.

4.3.1. Karakteristik Responden UMKM

Setelah melakukan pengumpulan data selama lima hari di Bandung dan

Yogyakarta, maka didapat hasil sebagai berikut. Sebagian besar responden

merupakan UMKM yang memiliki jenis usaha di bidang makanan yaitu sebesar

41,7% dari total responden seluruhnya, 13,3% merupakan pedagang sembako,

10% responden menjual kelontong dan peralatan rumah tangga, dan 8,3%

menjual pakaian jadi, sedangkan sisanya merupakan jenis usaha lainnya. Secara

rinci, jenis usaha yang dilakukan oleh responden dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.1

Jenis Usaha Responden

Jenis Usaha Frekuensi Persentase Kumulatif

Persentase

Angkringan 1 1,7 1,7

ATK 1 1,7 3,3

Beras 1 1,7 5,0

Dagang 1 1,7 6,7

Futsal 1 1,7 8,3

Kelontong 3 5,0 13,3

Kue 1 1,7 15,0

Kuliner 6 10,0 25,0

Laundry 2 3,3 28,3

Makanan Beku 1 1,7 30,0

Makanan Kering 2 3,3 33,3

Makanan Ringan 2 3,3 36,7

Masakan Padang 1 1,7 38,3

Page 58: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

47 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Jenis Usaha Frekuensi Persentase Kumulatif

Persentase

Minuman 1 1,7 40,0

Pakaian Jadi 5 8,3 48,3

Perakitan Komputer 1 1,7 50,0

Peralatan Rumah

Tangga 3 5,0 55,0

Peternakan 1 1,7 56,7

Plastik 1 1,7 58,3

Plastik & Bahan Kue 1 1,7 60,0

Rental Playstation 1 1,7 61,7

Salon 1 1,7 63,3

Sembako 7 11,7 75,0

Sepatu, Sendal dan

Tas 1 1,7 76,7

Sewa Alat Outdoor 1 1,7 78,3

Telor 2 3,3 81,7

Telor & Ikan Pindang 1 1,7 83,3

Warung Makan 10 16,7 100,0

Total 60 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Banyaknya UMKM yang berjualan makanan dikarenakan jenis usaha ini

adalah usaha yang prospek dan paling cepat menghasilkan keuntungan,

meskipun para pedagang juga harus siap menghadapi kerugian apabila

makanan yang dijual tidak laku. Selain itu pedagang makanan tidak

membutuhkan modal yang besar seperti halnya jenis usaha lainnya misalnya

jenis usaha kelontong.

Sebagian besar responden (55% responden) memiliki omzet di atas 5

juta per bulan. Omzet ini 8,3% dimiliki oleh responden yang memiliki jenis

usaha menjual sembako. Rata-rata omzet yang bisa didapatkan oleh

responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 59: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

48 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.16 Omzet Responden Per Bulan

Sumber: Data Olahan, 2013

Tidak hanya memiliki omzet yang lebih dari 10 juta rupiah per bulan, 68%

responden sudah berusaha lebih dari 6 tahun dan hanya 7% responden yang

baru memulai usahanya. Meskipun sebagian besar responden sudah

menjalankan usahanya lebih dari 6 tahun, bukan berarti responden memulai

usaha dari awal. Beberapa responden menjelaskan usaha yang dimilikinya

sekarang adalah usaha lanjutan dari orang tuanya. Selain usaha lanjutan,

usaha yang dijalankan dapat juga merupakan pengembangan dari usaha

sebelumnya atau orang tua. Rincian lama usaha responden dapat dilihat pada

gambar di bawah.

Meskipun sudah memiliki usaha lebih dari 6 tahun, hampir 90% lebih

responden tidak memiliki pegawai dalam melakukan usahanya. Sebagian besar

responden memilih untuk menggunakan keluarga dalam menjalankan usaha.

Selain lebih efisien, penggunaan anggota keluarga juga menimbulkan rasa

aman ketika responden meninggalkan usahanya untuk keperluan lain.

Sedangkan 10% responden memiliki karyawan kurang dari 10 orang. Jenis

usaha ini memang tidak memungkinkan responden tidak memiliki karyawan,

seperti penyewaan playstation, penyewaan futsal, penyewaan alat-alat outdoor.

Page 60: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

49 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.17 Lama Usaha

Sumber: Data Olahan, 2013

4.3.2. Peran Lembaga Pembiayaan

Pada bagian ini akan dibahas peran lembaga pembiayaan dalam

pengembangan UMKM. Peran lembaga pembuayaan dalam pengembangan

UMKM pada analisis ini terbagi menjadi dua bagian. Peran pertama yaitu

sebagai lembaga pembiayaan sebagai sumber alternatif pembiayaan.

Sedangkan peran kedua yaitu lembaga pembiayaan menampung dan

menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam

pembangunan khususnya di bidang ekonomi. Peran kedua yang dijalankan oleh

lembaga pembiayaan diterjemahkan menjadi pemberian bantuan teknis kepada

UMKM untuk mengembangkan usahanya. Bantuan teknis yang diberikan dalam

aspek manajemen, pemasaran dan pengelolaan keuangan.

4.3.3. Peran Lembaga Pembiayaan Sebagai Sumber Alternatif Pembiayaan

Dalam menjalankan usahanya, modal merupakan modal awal bahkan

dapat dikatakan sebagai penentu bagi UMKM dalam memilih jenis usaha dan

menjalankan usaha yang sudah dipilihnya. Jumlah modal yang dibutuhkan oleh

Page 61: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

50 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

UMKM bervariasi tergantung dari jenis usahanya. Makin besar dan kompleks

usahanya, maka semakin besar modal yang dibutuhkan.

a. Gambaran Umum Pembiayaan UMKM

Bagian ini menggambarkan pembiayaan yang selama ini digunakan oleh

UMKM untuk mencukupi modal yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian,

sebagian besar UMKM yang menjadi responden membutuhkan dana kurang dari

50 juta. Bahkan, 46% responden membutuhkan modal kurang dari Rp. 10 juta.

Jumlah kebutuhan modal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.18 Jumlah Modal Yang Dibutuhkan

Sumber: Data Olahan, 2013

Sumber dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut bervariasi. Ada

UMKM yang 100% menggunakan modal sendiri. Ada juga yang menggunakan

modal sendiri sebagian dan sebagian lagi menggunakan pinjaman. Terdapat

berbagai sumber pinjaman, antara lain keluarga/kerabat, teman dan lembaga

pembiayaan. Biasanya, pada saat memulai usaha, UMKM menggunakan modal

sendiri dan pinjaman dari orang terdekat (keluarga/kerabat atau teman).

Setelah usahanya mulai berkembang dan akan dikembangkan, UMKM

kemudian akan mencari pinjaman ke lembaga pembiayaan dengan harapan

mendapatkan pinjaman yang lebih besar.

Berdasarkan gambar di bawah, dapat dilihat bahwa UMKM yang

menjadi responden cenderung menggunakan modal sendiri dan pinjaman dari

lembaga pembiayaan. Responden yang menggunakan modal sendiri sebanyak

68% dan menggunakan pinjaman dari lembaga pembiayaan 93%. Modal

Page 62: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

51 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

pinjaman merupakan kombinasi dari modal sendiri dan lembaga pembiayaan

atau pinjaman dari keluarga dan lembaga pembiayaan. Pada hasil penelitian

ini, hanya ada satu responden yang 100% menggunakan modal sendiri.

Gambar 4.19

Sumber Dana Usaha

Sumber Dana Usaha; Sumber: Data Olahan, 2013

Jika meminjam dari lembaga pembiayaan, UMKM cenderung

meminjam pada bank umum baik bank umum nasional. Hal ini disebabkan

antara lain karena adanya promosi yang gencar dari lembaga pembiayaan bank

untuk menggulirkan dana yang dimiliki dalam bentuk kredit. Selain itu juga

strategi bank yang mendekati tempat-tempat usaha seperti mall, pasar, sekolah

dan sebagainya. Pada gambar di bawah, dapat dilihat bahwa 79% responden

memilih lembaga pembiayaan bank sebagai sumber alternatif pembiayaannya.

Selain lembaga pembiayaan bank, UMKM (18%) memilih koperasi

sebagai sumber alternatif pembiayaan apabila UMKM tidak dapat memenuhi

persyaratan yang dituntut oleh bank. Untuk mendapatkan pinjaman dari

koperasi, UMKM terlebih dahulu harus menjadi anggota koperasi setempat,

baru UMKM bisa mengajukan pinjaman kepada koperasi. Saat ini, koperasi

telah dikelola lebih profesional sehingga anggotanya dapat menikmati berbagai

fasilitas yang terkait dengan pendanaan dari koperasi.

Page 63: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

52 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.20

Lembaga Pembiayaan yang Digunakan

Sumber: Data Olahan, 2013

Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, lembaga pembiayaan

non bank juga menjadi alternatif sumber pembiayaan. Responden memilih BMT

sebagai sumber pembiayaan. Sistem syariah yang diterapkan oleh BMT

menjadi daya tarik bagi UMKM untuk mendapatkan sumber pembiayaan dari

lembaga ini dibandingkan dengan sistem konvensional.

Selain itu, lembaga pembiayaan yang resmi, sumber alternatif

pembiayaan UMKM juga berasal dari perseorangan. Sumber pembiayaan

perseorangan biasa disebut juga dengan “bank keliling” yang ada di pasar-

pasar. Sumber pembiayaan ini pernah populer karena kemudahan pencairan

dana yang ditawarkan. Selain itu sumber pembiayaan ini tidak memerlukan

agunan pada saat meminjam.

Pada saat melakukan pemilihan lembaga pembiayaan, terdapat

beberapa hal yang menjadi pertimbangan antara lain akses pinjaman, agunan,

prosedur, suku bunga/sistem bagi hasil, informasi, kepercayaan dan lainnya.

Gambar di bawah menunjukkan alasan pemilihan lembaga pembiayaan

sebagai alternatif sumber pembiayaan.

Page 64: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

53 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.21

Alasan Pemilihan Sumber Pembiayaan

Sumber: Data Olahan, 2013

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa kemudahan akses

pinjaman menjadi prioritas UMKM dalam memilih lembaga pembiayaan.

Karakteristik UMKM yang berada pada sektor perdagangan berbeda dari

karakteristik UMKM pada sektor lainnya. Para pedagang memiliki penghasilan

secara harian, sehingga jika pedagang meninggalkan tempat usahanya terlalu

lama atau sering maka akan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, bagi UMKM

sektor perdagangan, kemudahan akses pinjaman menjadi hal yang utama.

Alasan kedua adalah suku bunga yang rendah. Meskipun akses

pinjaman mudah tetapi suku bunga tinggi membuat UMKM tidak memilih

lembaga pembiayaan tersebut. Tetapi ada juga UMKM yang tidak terlalu

memikirkan suku bunga yang tinggi karena yakin dapat membayar bunga

tersebut.

Alasan ketiga adalah prosedur yang tidak berbelit-belit. Hampir sama

dengan alasan pertama, bagi para pedagang waktu adalah uang. Prosedur

yang berbelit-belit dan lama menyebabkan UMKM kehilangan kesempatan

dalam mendapatkan keuntungan.

Meskipun hanya 12% yang memilih alasan ini, tetapi kadang kala alasan

ini yang menjadi penghambat UMKM tidak memperoleh pembiayaan dari

lembaga pembiayaan. Alasan keempat adalah agunan. Hampir seluruh

lembaga pembiayaan mensyaratkan adanya agunan. Apabila UMKM baru

mulai berusaha dan tidak memiliki agunan, maka alasan ini menjadi alasan

Page 65: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

54 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

nomor satu bagi UMKM dalam memilih lembaga pembiayaan. Agunan pada

dasarnya menjadi penjamin bagi lembaga pembiayaan sekaligus bagi UMKM

untuk melakukan kegiatan usahanya dengan benar. Adanya agunan membuat

UMKM berusaha agar usahanya tetap hidup sehingga dapat membayar cicilan

berikut bunganya (bila ada) dan pada akhirnya mendapatkan agunannya

kembali.

Jika tidak terdapat agunan, seringkali rasa tanggung jawab dari UMKM

dalam menjalankan usahanya kurang karena tidak memiliki tanggung jawab

materiil. Hal ini menyebabkan banyak terjadi kredit macet karena UMKM tidak

bisa membayar atau bahkan menolak untuk membayar.

Berdasarkan yang diperoleh, sebagian besar (68%) UMKM

mengemukakan bahwa terdapat agunan yang harus diserahkan kepada

lembaga pembiayaan. Responden yang menyerahkan agunan adalah

responden yang meminjam kepada lembaga pembiayaan bank dan non bank.

Sedangkan yang tidak ada agunan, responden yang meminjam kepada

koperasi, LSM, lembaga pembiayaan non bank dan perseorangan.

Gambar 4.22 Agunan

Sumber: Data Olahan, 2013

Bentuk agunan bermacam-macam tergantung dari jumlah pembiayaan

yang diperlukan. Semakin besar jumlah pembiayaannya, maka semakin besar

bentuk agunan yang diberikan. Agunan dapat berupa sertifikat tanah, sertifikat

rumah, sertifikat kios atau STPB (Surat Tanda Pemilikan Bangunan) bila berada

Page 66: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

55 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

di pasar, BPKB mobil/motor dan lainnya yang dianggap perlu. Gambar berikut

ini menunjukkan bentuk agunan yang diberikan pada saat meminjam.

Gambar 4.23 Bentuk Agunan Sebagai Jaminan

Sumber: Data Olahan, 2013

Alasan pemilihan yang lainnya adalah informasi yang diberikan oleh

lembaga pembiayaan banyak, adanya hubungan kekerabatan sehingga tercipta

rasa percaya, lembaga pembiayaan dapat dipercaya, sistem pembayaran dapat

dilakukan harian, dapat menerima pensiunan, lembaga pembiayaan

memberikan plafon pinjaman besar.

Lembaga pembiayaan ada yang mengenakan bunga (untuk yang

konvensional) atau sistem bagi hasil (untuk sistem syariah) dalam pemberian

pinjaman, ada juga yang tidak mengenakan bunga atau sistem bagi hasil.

Sebagian besar responden (87%) menyatakan membayar bunga, sebagian lagi

menyatakan membayar bagi hasil. Membayar bunga kepada lembaga

pembiayaan atau berbagi hasil dengan lembaga pembiayaan bukan merupakan

masalah bagi UMKM. Permasalahan terjadi ketika bunga yang dibayarkan

terlalu tinggi atau terlalu besar sehingga memberatkan UMKM.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat bunga atau sistem bagi hasil yang

dikenakan oleh lembaga pembiayaan 54% responden di atas 15% per tahun

efektif. Tingkat bunga ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan program Kredit

Page 67: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

56 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 8,5% efektif per tahun. Terdapat 23%

responden yang menyatakan bahwa membayar bunga kurang dari 10% per

tahun. Hal ini menunjukkan terdapat variasi tingkat bunga yang ditawarkan dan

diberikan kepada UMKM, tergantung dari lembaga pembiayaan. Tingkat bunga

secara lengkap dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.24 Tingkat Bunga atau Bagi hasil Per tahun

Sumber: Data Olahan, 2013

Meskipun demikian, pengenaan tingkat bunga dan sistem bagi hasil

yang terdapat pada gambar di atas, setengah lebih responden (56%)

menganggap tingkat bunga yang dikenakan ringan dan tidak memberatkan.

Walaupun ada juga responden yang beranggapan bahwa tingkat bunga yang

dikenakan agak memberatkan atau bahkan sangat memberatkan. Hal ini dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.25 Keberatan akan Tingkat Bunga/Bagi Hasil

Sumber : Data Olahan, 2013

Page 68: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

57 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Berat atau tidaknya UMKM dalam membayar bunga tergantung dari

kemampuan membayar dari masing-masing UMKM dan bukan dari tingkat

bunga. Hal ini ditunjukkan bahwa responden yang merespon bahwa tingkat

bunga sangat memberatkan adalah responden yang dikenakan tingkat bunga

>5-10% efektif per tahun dan >20-25% per tahun. Tetapi dengan tingkat bunga

yang sama, responden lainnya menyatakan bahwa bunga yang dikenakan agak

memberatkan atau ringan. Hal ini menunjukkan terdapat variasi kemampuan

membayar dari masing-masing UMKM atau juga kemampuan dalam

pengelolaan usaha sehingga mampu membayar pengembalian beserta

bunganya.

Apabila diasumsikan UMKM menggunakan seluruh dana pinjamannya

untuk kepentingan usaha, dan UMKM menjalankan usaha dengan baik, maka

UMKM tidak akan mengalami masalah dalam melakukan pembayaran. Sebab

pada dasarnya, UMKM meminjam dana untuk memulai, menjalankan dan

mengembangkan usahanya. Tetapi pada kenyataannya tidak, sebab ada juga

UMKM yang meminjam dana dari lembaga pembiayaan tidak hanya digunakan

untuk usahanya tetapi juga untuk kebutuhan pribadi.

Tujuan pinjaman UMKM kepada lembaga pembiayaan adalah untuk

memperluas usaha, mengembangkan produk yang sudah dimiliki, mencukupi

biaya produksi, menggaji karyarwan. Hal ini semua berhubungan dengan usaha

yang dilakukan. Selain tujuan yang berhubungan dengan usaha, terdapat juga

tujuan lainnya seperti mencukupi kebutuhan sehari-hari dan lainnya seperti

untuk membayar biaya sekolah, konsumsi lebaran, membeli rumah, membuat

rumah, dan menutup pinjaman.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pinjaman yang diberikan oleh

lembaga pembiayaan untuk usaha, kadang kala sebagian atau bahkan

seluruhnya digunakan untuk kegiatan konsumtif dan bukan produktif. Kondisi ini

yang seringkali menyebabkan UMKM tidak dapat mengembalikan dana yang

dipinjam berikut bunganya (bila ada), seperti yang dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Page 69: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

58 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.26

Tujuan Pinjaman

Sumber: Data Olahan, 2013

Penggunaan dana pinjaman untuk kebutuhan konsumtif kadang kala

digunakan sebagai “insentif” bagi UMKM terhadap dirinya sendiri. Insentif ini

digunakan untuk memotivasi diri sendiri agar menjalankan usahanya lebih

tekun lagi. Tetapi ada juga UMKM yang memang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Tujuan inilah yang sering kali menimbulkan masalah di

kemudian hari.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan peranan lembaga

pembiayaan untuk memberikan dampingan kepada UMKM dengan tujuan dana

digunakan untuk kebutuhan produktif dan bukan konsumtif. Pendampingan

kepada UMKM dapat berupa pendampingan formal maupun pendampingan

informal. Pendampingan formal dapat berupa pemanggilan dan pemberian

konsultasi secara berkala pada UMKM. Sedangkan pendampingan informal

dilakukan melalui coaching atau pendekatan dari tenaga collector kepada

UMKM pada saat UMKM melakukan pembayaran.

Seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah, sebagian besar

UMKM (78%) melakukan pembayaran pinjaman secara bulanan kepada

lembaga pembiayaan. Tetapi untuk mengurangi adanya kredit macet, saat ini

lembaga pembiayaan memiliki program pick up harian. Program ini biasanya

berada di pasar-pasar yang banyak pedagang dan merupakan market dari

lembaga pembiayaan. Pick up harian sebenarnya merupakan program

tabungan harian dimana lembaga pembiayaan dalam hal ini bank dan koperasi

Page 70: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

59 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

meminta para nasabah menabung harian dengan tujuan pada saat akhir bulan,

nasabah tersebut memiliki dana untuk membayar pinjaman.

Gambar 4.27

Pembayaran Pinjaman

Sumber: Data Olahan, 2013

Program ini sangat membantu UMKM di sektor perdagangan. Dengan

adanya program ini, UMKM tidak perlu meninggalkan tempat usahanya hanya

untuk membayar pinjaman sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Selain itu

dengan adanya sistem pick up harian, meringankan UMKM dalam melakukan

pembayaran. Seperti yang telah dijelaskan di atas, penghasilan UMKM sektor

perdagangan diperoleh secara harian, dengan adanya pembayaran harian,

maka beban yang ditanggung oleh UMKM menjadi lebih kecil dibandingkan jika

dibayar pada akhir bulan. Keuntungan lainnya adalah dapat terjalin komunikasi

yang baik antara lembaga pembiayaan dengan UMKM, sehingga apabila

UMKM menemukan kendala dalam usaha yang menyebabkan tidak dapat

melakukan pembayaran, dapat diatasi dengan segera.

Dalam melakukan pembayaran, sebagian besar UMKM tidak pernah

mengalami kesulitan membayar. Hal ini salah satunya disebabkan karena

adanya sistem pick up harian. Tetapi ada juga UMKM yang kadang-kadang

mengalami kesulitan pembayaran, yang disebabkan karena pendapatan yang

naik turun serta kondisi yang tidak menentu. Ada juga UMKM yang selalu

Page 71: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

60 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

mengalami kesulitan pembayaran, kondisi ini terjadi karena bunga yang

dikenakan terlalu tinggi sekitar 25-30% per tahun dan kredit yang digunakan

juga bukan kredit untuk produktif tetapi KTA (Kredit Tanpa Agunan) sehingga

pembayarannya memberatkan. Gambaran kesulitan pembayaran dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.28 Kesulitan Pembayaran

Sumber: Data Olahan, 2013

Informasi mengenai lembaga pembiayaan lebih banyak diperoleh oleh

UMKM : Pertama dari sales lembaga pembiayaan itu sendiri. Kedua, informasi

diperoleh dari teman/keluarga yang sudah terlebih dahulu memanfaatkan jasa

dari lembaga pembiayaan itu sendiri. Ketiga dari media cetak yang memberikan

informasi adanya fasilitas pinjaman bagi UMKM. Informasi lainnya diperoleh

dari media online, dinas maupun karena kedekatan tempat usaha dengan

kantor lembaga pembiayaan tersebut. Sumber informasi mengenai lembaga

pembiayaan dapat dilihat pada gambar di bawah berikut.

Page 72: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

61 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Gambar 4.29 Sumber Informasi

Sumber: Data Olahan, 2013

Karena banyaknya sumber informasi yang dapat memberikan

penjelasan mengenai pinjaman yang dapat diperoleh UMKM, maka 96%

responden menganggap informasi tentang pinjaman mudah untuk ditemukan.

Meskipun demikian ada juga responden yang merasa informasi tersebut sulit

didapat atau terbatas terutama informasi lembaga pembiayaan yang dapat

memberikan pinjaman tanpa agunan dan dengan bunga yang rendah. Respon

kemudahan informasi diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.30

Kemudahan Informasi

Sumber: Data Olahan, 2013

Page 73: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

62 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

b. Peran Lembaga Pembiayaan Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan

Berdasarkan gambaran pembiayaan UMKM yang telah dijelaskan pada

bagian A, maka peranan lembaga pembiayaan sebagai alternatif sumber

pembiayaan sangat besar. Peranan ini telah dijalankan oleh sebagian besar

lembaga pembiayaan terutama lembaga pembiayaan bank. Bukan hanya bank,

tetapi koperasi juga mulai melakukan pembenahan manajemen guna

memenuhi kebutuhan ini.

Adapun peran lembaga pembiayaan sebagai alternatif sumber pembiayaan

dapat dilihat pada:

1). Sumber modal yang dimiliki UMKM, pada umumnya terdiri dari dua

sumber yaitu modal sendiri dan pinjaman.

Lembaga pembiayaan mampu mencukupi kekurangan modal yang

diperlukan oleh UMKM dalam menjalankan usahanya. Lembaga

pembiayaan dapat memberikan batas (plafon) pinjaman yang besar

dengan tetap memperhatikan prinsip 5C. Bahkan untuk kasus tertentu,

lembaga pembiayaan hanya memperhatikan prinsip 3C yaitu Character,

Capability dan Collateral.

2). Kemudahan akses dan prosedur yang tidak berbelit-belit.

Slogan waktu adalah uang sangat kental pada UMKM di sektor

perdagangan yang penghasilannya berasal dari penjualan harian.

Kemudahan akses yang ditawarkan dengan prosedur yang jelas telah

membantu UMKM untuk mendapatkan tambahan modal yang

diperlukan. Untuk beberapa kasus, UMKM tidak perlu mendatangi

kantor lembaga pembiayaan karena terdapat sales yang menangani hal

ini. Sedangkan untuk waktu pengurusan, beberapa lembaga

pembiayaan menetapkan maksimal 3 hari kerja dari berkas lengkap

dana sudah dapat dicairkan.

3) Suku Bunga atau Sistem Bagi Hasil kompetitif

Suku bunga atau sistem bagi hasil yang tinggi merupakan hal yang

ditakutkan oleh UMKM untuk mendapatkan pembiayaan. Beberapa

lembaga pembiayaan menawarkan suku bunga atau sistem bagi hasil

yang kompetitif. Suku bunga atau sistem bagi hasil ini diharapkan tidak

memberatkan UMKM dalam melakukan pembayaran. Untuk UMKM

yang baru memulai usaha, tersedia kredit usaha rakyat yang

menawarkan suku bunga yang rendah. Tetapi karena plafon pinjaman

Page 74: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

63 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

yang rendah, UMKM banyak yang tidak menggunakannya dan lebih

memilih produk kredit usaha lainnya.

4) Sistem Pembayaran Fleksibel

Inovasi sistem pembayaran juga merupakan peran lembaga

pembiayaan dalam pengembangan UMKM. Sistem pick up harian yang

diterapkan bagi pedagang di pasar membawa keuntungan bagi kedua

pihak. Bagi lembaga pembiayaan, sistem ini dapat menekan angka Non

Performing Loan karena menjamin ketersediaan dana untuk membayar

cicilan pada akhir bulan. Bagi UMKM, sistem penarikan harian

meringankan cicilan pembayaran dan menghemat waktu dan tenaga

untuk melakukan pembayaran.

5) Informasi Mudah Didapat

UMKM mudah mendapatkan informasi mengenai produk pinjaman yang

ditawarkan oleh lembaga pembiayaan bank ataupun lembaga

pembiayaan non bank. Informasi yang paling banyak adalah dari sales

dan teman/keluarga. Kemudahan akses informasi dan fasilitasi untuk

mendapatkan pinjaman menunjukkan peran lembaga pembiayaan telah

dijalankan sebagai alternatif sumber pembiayaan.

Meskipun peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM

telah dijalankan, tetapi terdapat kendala bagi sebagian UMKM untuk

mendapatkan akses tersebut. Kendala yang utama adalah persyaratan

agunan. Memang untuk beberapa program dari pemerintah, agunan tidak

dipersyaratkan, tetapi plafon yang diberikan juga tidak terlalu besar. Jika UMKM

menginginkan mendapatkan dana yang besar, maka UMKM harus

menyediakan agunan sebagai jaminan pembayaran pinjaman. Jika UMKM

membutuhkan dana yang besar tetapi tidak memiliki agunan, maka UMKM

terpaksa mengambil produk kredit tanpa agunan atau meminjam kepada bank

keliling. Hal ini menimbulkan konsekuensi UMKM harus membayar bunga yang

lebih tinggi, yang akan menjadi masalah di kemudian hari.

4.3.4. Fasilitator dalam Pengembangan UMKM

Peran lembaga pembiayaan dalam pengembangan UMKM kedua

adalah sebagai fasilitator dalam pengembangan UMKM. Peran ini menuntut

lembaga pembiayaan berperan aktif untuk menampung dan memberikan

pendampingan kepada UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan

Page 75: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

64 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

usahanya. Analisis terhadap peran ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu peran

lembaga pembiayaan sebagai fasilitator manajemen, fasilitator pemasaran dan

fasilitator pengelolaan keuangan.

Lembaga pembiayaan diharapkan tidak hanya menggulirkan dana saja

tetapi juga memberikan bantuan teknis kepada UMKM pada tiga aspek di atas.

Dengan adanya bantuan teknis yang diberikan kepada UMKM, diharapkan usaha

UMKM dapat berjalan dan berkembang lebih baik.

a. Fasilitator Manajemen

Peran lembaga pembiayaan sebagai fasilitator di bidang manajemen

mengukur sejauh mana lembaga pembiayaan memberikan bantuan teknis dalam

bidang manajemen seperti pengurusan ijin usaha, pengurusan kredit,

pengelolaan SDM, pelatihan penggunaan IT, membuat manajemen usaha lebih

baik dan membantu membuat rencana bisnis. Berdasarkan hasil penelitian,

89,9% responden menjawab bahwa lembaga pembiayaan memiliki

kecenderungan tidak pernah membantu pengurusan ijin usaha. Peran lembaga

pembiayaan dalam hal membantu pengurusan ijin usaha dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.2

Membantu Pengurusan Izin Usaha

Peran Lembaga

Pembiayaan

Kondisi Saat Ini

(%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 78,0 43,9

Sangat Jarang 5,1 8,8

Jarang 6,8 10,5

Sering 5,1 22,8

Sangat Sering 5,1 14,0

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Jika melihat harapan UMKM terhadap peran ini, maka 36,8% UMKM

mengharapkan lembaga pembiayaan dapat membantu melakukan pengurusan

izin usaha. Pengurusan izin usaha yang dimaksud adalah pengurusan izin

usaha dalam rangka pengembangan misalnya ijin BPOM dan sertifikat halal

untuk makanan. Meskipun demikian 63,4% responden merasa tidak

Page 76: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

65 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

memerlukan bantuan ini karena pengurusan izin usaha merupakan kepentingan

masing-masing UMKM. Selain itu juga terdapat UMKM yang senang mengurus

izin usahanya sendiri dibandingkan diurusi oleh pihak lain.

Hal yang sama juga terjadi pada peran lembaga pembiayaan dalam

membantu pengurusan kredit atau pinjaman. 66,1% responden menyatakan

bahwa lembaga pembiayaan cenderung tidak membantu dalam pengurusan

kredit usaha. Sedangkan 33,9% lainnya menyatakan lembaga pembiayaan

cukup membantu pengurusan kredit melalui sales atau sejenisnya.

Tabel 4.3

Membantu Pengurusan Kredit

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 57,6 29,8

Sangat Jarang 5,1 15,8

Jarang 3,4 7,0

Sering 25,4 17,5

Sangat Sering 8,5 29,8

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Berdasarkan tabel di atas, 47,4% UMKM mengharapkan lembaga

pembiayaan membantu dalam pengurusan kredit. Bantuan pengurusan kredit

yang dibutuhkan oleh UMKM terutama terkait dengan data kemampuan

keuangan yang harus diberikan oleh UMKM kepada lembaga pembiayaan.

Selain bantuan pengurusan surat-surat di atas, lembaga pembiayaan

diharapkan juga memberikan bantuan teknis di bidang manajemen berupa

pelatihan. Pelatihan yang diberikan di bidang manajemen terkait dengan

pengelolaan SDM dan penggunaan IT yang saat ini dibutuhkan oleh UMKM

dalam rangka perluasan pasar.

Berdasarkan tabel di bawah, terlihat bahwa UMKM yang menjadi

responden sebagian besar 98,3% tidak mendapatkan pelatihan pengelolaan

SDM. Hasil ini sesuai dengan karakteristik responden di atas yang menyatakan

bahwa sebagian besar UMKM tidak memiliki karyawan sehingga pelatihan ini

dianggap tidak terlalu penting bagi UMKM.

Page 77: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

66 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 4.4 Pelatihan Pengelolaan SDM

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 78,0 46,6

Sangat Jarang 13,6 10,3

Jarang 6,8 12,1

Sering 1,7 22,4

Sangat Sering 0 8,6

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Meskipun demikian, 31% UMKM mengharapkan lembaga pembiayaan

memberikann pelatihan ini di masa yang akan datang. Sebagian lainnya tetap

menganggap bahwa pelatihan ini belum terlalu dibutuhkan karena belum

memiliki pegawai dalam jumlah yang banyak.

Tabel 4.5 Pelatihan Penggunaan IT

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 84,7 46,6

Sangat Jarang 11,9 8,6

Jarang 0 10,3

Sering 3,4 27,6

Sangat Sering 0 6,9

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Demikian juga halnya dengan pelatihan penggunaan IT. Sebagian besar

responden (96,6%) merasa tidak memerlukan IT dalam usahanya. Hal ini

disebabkan sifat usaha yang dilakukan masih tradisional dan belum melalui

daring (online). Meskipun demikian terdapat harapan dari para UMKM (34,5%)

untuk mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi informasi

yang ada seperti yang terlihat pada tabel di atas.

Selain bantuan teknis berupa pelatihan, lembaga pembiayaan juga

diharapkan dapat membuat manajemen usaha lebih bagus dengan membantu

membuat rencana bisnis bagi pengembangan selanjutnya. Para responden

menjawab bahwa lembaga pembiayaan cenderung jarang membantu membuat

Page 78: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

67 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

manajemen usaha lebih baik. Peran ini sebenarnya dapat dilakukan dengan

memberikan saran penataan barang dagangan, rasa makanan, penataan

tempat usaha dan lain-lain.

Tabel 4.6 Membuat Manajemen Usaha Lebih Bagus

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 69,5 34,5

Sangat Jarang 11,9 12,1

Jarang 1,7 10.3

Sering 13,6 24,1

Sangat Sering 3,4 19,0

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Seiring dengan perkembangan usaha, para UMKM juga mengharapkan

lembaga pembiayaan memberikan pendampingan agar manajemen usaha

yang dilakukan menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat dilihat adanya perubahan

pada tabel di atas untuk kolom kondisi yang diharapkan.

Tabel 4.7 Membantu Membuat Rencana Bisnis

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 72,4 42,1

Sangat Jarang 13,8 7,0

Jarang 3,4 10,5

Sering 1,7 24,6

Sangat Sering 8,6 15,8

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Setiap kali UMKM mengajukan permohonan untuk mendapatkan

pinjaman dari lembaga pembiayaan, UMKM harus menyertakan rencana bisnis

yang memuat rencana pengembangan usaha dan penggunaan dana yang

diterima. Untuk itu bantuan teknis membuat rencana bisnis sangat dibutuhkan

oleh para UMKM dalam mengembangkan usahanya. Tabel di atas

memperlihatkan bahwa saat ini lembaga pembiayaan hampir tidak pernah

Page 79: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

68 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

(89,6%) membantu membuat rencana bisnis. Ke depannya, diharapkan

lembaga pembiayaan dapat membantu UMKM membuat rencana bisnis.

Dengan menggunakan olahan SPSS, maka Peran lembaga

pembiayaan sebagai fasilitator manajemen terbagi menjadi dua bagian besar

yaitu:

a) Legalitas

Peran lembaga pembiayaan dalam hal membantu pengurusan

legalitas usaha merupakan peran yang diharapkan oleh UMKM dalam

menjalankan usahanya. Pengurusan legalitas secara kolektif, selain

mempermudah juga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang

dikeluarkan.

b) Pengelolaan dan Pengembangan Usaha

Peran lembaga pembiayaan dalam hal pengelolaan dan

pengembangan usaha juga merupakan peran yang diharapkan.

Meskipun saat ini tidak dibutuhkan oleh UMKM, tetapi dalam jangka

panjang, UMKM mengharapkan usahanya dapat dikelola lebih

profesional dan meningkat dalam hal manajemen.

b. Fasilitator Pemasaran

Peran lembaga pembiayaan sebagai fasilitator pada aspek pemasaran

sangat merupakan peran yang dianggap penting oleh UMKM. Jaringan

lembaga pembiayaan yang luas serta variasi nasabah yang banyak

memungkinkan lembaga pembiayaan untuk menjadi fasilitator dalam aspek

pemasaran. Berikut hal-hal yang ditanyakan terkait dengan aspek pemasaran.

Aspek pemasaran pertama adalah lembaga pembiayaan mencarikan

pelanggan yang baru. Untuk pertanyaan ini 100% responden menjawab tidak

pernah. Terdapat responden yang menganggap bahwa hal ini bukan

merupakan inti dari lembaga pembiayaan, atau tidak ada hubungannya dengan

lembaga pembiayaan. Sehingga kondisi ini dimaklumi oleh para UMKM jika

tidak terdapat pelanggan baru yang direkomendasikan oleh lembaga

pembiayaan, seperti yang terdapat pada tabel di bawah.

Page 80: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

69 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 4.8 Mencarikan Pelanggan Baru dan Mempromosikan Kepada Orang Lain

Pernyataan Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Mencarikan Pelanggan

Baru

Tidak Pernah 96,6 45,6

Sangat Jarang 3,4 1,8

Jarang 0 14,0

Sering 0 29,8

Sangat Sering 0 8,8

Total 100,0 100,0

Mempromosikan Kepada

Orang Lain

Tidak Pernah 91,5 40,4

Sangat Jarang 5,1 0,0

Jarang 0,0 17,5

Sering 3,4 26,3

Sangat Sering 0,0 15,8

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Meskipun demikian, UMKM tetap mengharapkan peran lembaga

pembiayaan untuk mencarikan pelanggan baru dalam usahanya (jika

memungkinkan). Tetapi sebagian lainnya tetap beranggapan bahwa hal ini

bukan kewajiban yang harus dipenuhi oleh lembaga pembiayaan sehingga

45,6% menyatakan tidak pernah (memerlukan) lembaga pembiayaan

mencarikan pelanggan baru.

Pengikutsertaan UMKM dalam pameran juga merupakan wujud peran

lembaga pembiayaan sebagai fasilitator aspek pemasaran. Merujuk pada tabel

di bawah, hanya 1,7% yang sering diikutsertakan dalam pameran, sedangkan

sisanya menyatakan tidak pernah diikutsertakan. Seringkali UMKM senang

untuk diikutsertakan dalam pameran, tetapi tidak terlalu sering karena alasan

repot dan tidak ada karyawan.

Meskipun demikian berdasarkan hasil penelitian, maka 31,6% UMKM

berharap sering diikutksertakan dalam pameran. Hal ini disebabkan karena

pameran dapat dijadikan sebagai sarana memperkenalkan usaha dan produk

kepada konsumen. Selain itu penghasilan yang diperoleh pada saat pameran

kadang kala lebih besar. Tabel berikut di bawah menunjukkan kondisi saat ini

dan harapan untuk peran tersebut.

Page 81: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

70 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 4.9 Mengikutsertakan dalam pameran

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 95,0 54,4

Sangat Jarang 1,7 1,8

Jarang 0,0 12,8

Sering 1,7 19,3

Sangat Sering 0,0 12,3

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Selain mengikutsertakan dalam pameran, lembaga pembiayaan juga

dapat menjadi fasilitator dalam hal penyediaan tempat usaha. Hal ini

dimungkinkan dengan adanya menggunakan dana CSR dari lembaga

pembiayaan atau kerjasama antara lembaga pembiayaan dengan pengelola

pasar atau kios. Tabel di bawah menunjukkan peranan lembaga pembiayaan

sebagai fasilitator penyediaan tempat usaha untuk kondisi saat ini dan yang

diharapkan.

Tabel 4.10 Menyediakan Tempat Usaha

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 98,3 50,9

Sangat Jarang 1,7 0,0

Jarang 0,0 14,0

Sering 0,0 24,6

Sangat Sering 0,0 10,5

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Kondisi saat memperlihatkan bahwa lembaga pembiayaan belum

berperan sebagai fasilitator dalam hal penyediaan tempat usaha. Para UMKM

mengharapkan ke depannya, lembaga pembiayaan dapat memfasilitasi UMKM

untuk mendapatkan tempat usaha yang lebih baik lagi.

Selain itu, dalam melakukan usahanya, UMKM kerapkali dituntut untuk

selalu melakukan inovasi-inovasi agar tidak tertinggal dan ditinggalkan oleh

konsumen. Dalam hal ini, lembaga pembiayaan dapat melakukan

Page 82: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

71 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

pendampingan bagi UMKM untuk melakukan inovasi dalam usaha. Kondisi saat

ini menunjukkan bahwa lembaga pembiayaan saat ini belum melakukan

pendampingan UMKM untuk melakukan inovasi usaha. Meskipun demikian ada

juga lembaga pembiayaan yang menjalankan peran ini. Para UMKM

mengharapkan adanya pendampingan untuk melakukan inovasi, seperti yang

diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11

Pendampingan Berinovasi

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Pernah 91,5 33,3

Sangat Jarang 6,8 7,0

Jarang 0,0 17,5

Sering 1,7 24,6

Sangat Sering 0,0 17,5

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Peran lembaga pembiayaan dalam aspek pemasaran secara signifikan

dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:

a. Mengikutsertakan dalam ajang promosi seperti pameran

Pelanggan merupakan hal yang penting bagi setiap usaha apapun

jenisnya. Untuk itu lembaga pembiayaan dapat menfasilitasi UMKM

untuk mendapatkan pelanggan baru. Fasilitasi ini dapat berupa

mengikutsertakan dalam ajang promosi yang diselenggarakan seperti

pameran.

b. Fasilitasi tempat usaha

Tempat usaha yang baik juga menjadi prioritas bagi UMKM di sektor

perdagangan. Letak yang strategis dan banyak pengunjungnya selalu

menjadi idola setiap pedagang. Dalam hal ini, lembaga pembiayaan

diharapkan dapat memfasilitasi pendirian atau penyediaan tempat

usaha bagi UMKM.

c. Pendampingan Inovasi Usaha

Change or die merupakan slogan bagi siapapun untuk tetap melakukan

perubahan. Hal yang sama berlaku untuk UMKM di sektor

perdagangan. Inovasi harus tetap dilakukan agar usaha yang

dijalankan tetap diminati oleh pelanggan. Dalam upaya melakukan

Page 83: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

72 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

inovasi ini, peran lembaga pembiayaan untuk melakukan

pendampingan inovasi usaha dibutuhkan oleh para UMKM. Jaringan

yang luas memungkinkan lembaga pembiayaan untuk memberikan

saran bagi para UMKM dengan memberikan contoh dari best practice

yang sudah ada.

c. Fasilitator Pengelolaan Keuangan

Lembaga pembiayaan juga berperan untuk memberikan bantuan teknis

dalam hal pengelolaan keuangan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa UMKM

memiliki kelemahan dalam pengelolaan keuangan. Seringkali tidak ada

pemisahan antara rekening pribadi dengan rekening usaha, sehingga dana

yang seharusnya digunakan untuk usaha akhirnya digunakan untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Dalam hal pengelolaan keuangan, lembaga pembiayaan

berperan sebagai fasilitator dalam pengelolaan keuangan. Bentuk fasilitasi ini

dapat dalam bentuk membuat pembukuan dan laporan keuangan, pelatihan

dan pendampingan misalnya pelatihan perpajakan dan pendampingan

pemanfaatan dana. Semua peran ini dilakukan dalam rangka meningkatkan

usaha sehingga penghasilan UMKM misalnya dalam bentuk omzet juga

meningkat.

Terkait dengan peran lembaga pembiayaan sebagai fasilitator dalam

pembuatan pembukuan dan laporan keuangan, 100% UMKM merespon bahwa

lembaga pembiayaan saat ini belum melakukan hal ini. Pembuatan pembukuan

dan laporan keuangan penting bagi UMKM. Dengan adanya pembukuan dan

laporan keuangan, UMKM dapat melihat perkembangan usaha yang

dimilikinya. Apabila usaha sedang naik, maka UMKM dapat melakukan rencana

pengembangan. Sebaliknya, jika dilihat perkembangannya mengalami

penurunan, maka dengan cepat UMKM dapat melakukan tindakan pencegahan

agar usahanya tidak terus mengalami penurunan.

Pentingnya pembukuan dan laporan keuangan ini juga dirasakan UMKM

pada saat akan mengajukan pinjaman kepada lembaga pembiayaan. Hampir

semua lembaga pembiayaan mensyaratkan adanya data keuangan usaha.

Untuk itu UMKM mengharapkan lembaga pembiayaan membantu UMKM

membuat pembukuan dan laporan keuangan. Meskipun ada juga yang tidak

mengharapkan bantuan ini dengan alasan lebih senang mengerjakannya

sendiri.

Page 84: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

73 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel 4.12 Membantu Membuat Pembukuan dan Laporan Keuangan

Pernyataan Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Membantu Membuat

Pembukuan

Tidak Pernah 93,1 39,7

Sangat Jarang 1,7 8,6

Jarang 5,2 20,7

Sering 0,0 17,2

Sangat Sering 0,0 13,8

Total 100,0 100,0

Membantu Membuat

Laporan Keuangan

Tidak Pernah 96,6 41,4

Sangat Jarang 1,7 8,6

Jarang 1,7 19,0

Sering 0,0 20,7

Sangat Sering 0,0 10,3

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Selain fasilitasi pembuatan pembukuan dan laporan keuangan,

lembaga pembiayaan juga berperan dalam melakukan fasilitasi pelatihan dan

pendampingan bagi UMKM. Pelatihan yang terkait dengan keuangan misalnya

pelatihan perpajakan. Seperti yang telah diketahui, bahwa saat ini pemerintah

berencana untuk mengenakan pajak kepada UMKM. Sebagian besar UMKM

telah memiliki NPWP, oleh sebab itu, UMKM juga berwajiban untuk melaporkan

pajak penghasilan dari usahanya. Agar tidak salah dalam pembayaran dan

pengisian pajak, lembaga pembiayaan dapat menfasilitasi di bidang perpajakan

dengan mengadakan pelatihan perpajakan bagi UMKM.

Walaupun penting, saat ini lembaga pembiayaan tidak atau sangat

jarang mengadakan pelatihan perpajakan. UMKM (28,8%) mengharapkan

adanya pelatihan perpajakan bagi UMKM.

Selain pelatihan, lembaga pembiayaan juga melakukan pendampingan

bagi UMKM untuk mengawasi pemanfaatan dana yang dipinjam.

Pendampingan yang dilakukan dapat dalam bentuk formal melalui

pemeriksaan secara berkala. Selain itu pendampingan juga dapat dilakukan

dalam bentuk informal yang diistilahkan dengan coachinng atau mantri untuk

lembaga pembiayaan tertentu.

Page 85: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

74 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah, bahwa 81% responden

mengatakan bahwa lembaga pembiayaan tidak pernah melakukan

pendampingan pemanfaaatan dana yang dipinjam. Hal ini menjadi suatu risiko

baik bagi UMKM maupun bagi lembaga pembiayaan tersebut. Bagi UMKM,

risiko yang dihadapi adalah kemungkinan dana digunakan untuk konsumtif dan

bukan untuk produktif. Bagi lembaga pembiayaan, risiko yang dihadapi adalah

adanya kemungkinan kredit macet. Hanya 10,3% lembaga pembiayaan yang

telah melakukan pendampingan pemanfaatan dana.

Harapan UMKM (32,70%) akan peranan lembaga pembiayaan, selain

memberikan dana pinjaman, lembaga pembiayaan juga melakukan

pendampingan pemanfaatan dana secara berkala. Sebagian lainnya 22,4%

UMKM mengharapkan lembaga pembiayaan melakukan pendampingan

pemanfaatan dana minimal setahun sekali. Sedangkan sisanya beranggapan

tidak memerlukan adanya pendampingan penggunaan dana.

Tabel 4.13 Pelatihan dan Pendampingan

Pernyataan Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Pelatihan Perpajakan Tidak Pernah 98,3 58,6

Sangat Jarang 1,7 1,7

Jarang 0,0 13,8

Sering 0,0 15,5

Sangat Sering 0,0 10,3

Total 100,0 100,0

Pendampingan

Pemanfaatan Dana

Tidak Pernah 81,0 43,1

Sangat Jarang 0,0 1,7

Jarang 8,6 22,4

Sering 8,6 17,2

Sangat Sering 1,7 15,5

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Peningkatan omzet usaha merupakan tujuan bagi setiap UMKM. Untuk

mencapai hal ini, maka UMKM berusaha memperluas usaha, menambah

barang dagangan, melakukan pengembangan usaha. Alasan ini juga yang

mendasari UMKM membutuhkan dana dari lembaga pembiayaan, dengan

harapan setelah meminjam, omzet yang dimiliki dapat meningkat.

Page 86: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

75 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

Tabel di bawah menunjukkan saat ini sebagian UMKM (55,18%) yang

meminjam pada lembaga pembiayaan mengalami peningkatan omzet usaha.

Hal ini disebabkan karena peranan lembaga pembiayaan selain memberikan

dana yang dibutuhkan juga dilakukan proses pendampingan.

Harapan sebagian UMKM (87,8%), usahanya terus mengalami

peningkatan. Sedangkan sisanya bukannya tidak menginginkan adanya

peningkatan omzet, tetapi karena adanya kendala-kendala yang dihadapi,

UMKM ini cukup bersyukur dengan omzet yang tidak menurun. Sebagai contoh

UMKM yang berdagang di sekitar kampus, maka omzetnya tergantung dari

kehidupan kampus. Jika kampus libur, maka omzet akan mengalami

penurunan. Dengan demikian, UMKM berharap minimal omzet yang dimilikinya

tidak mengalami penurunan meskipun tidak mengalami peningkatan juga.

Tabel 4.14 Omzet Usaha Meningkat

Peran Lembaga

Pembiayaan Kondisi Saat Ini (%)

Kondisi Diharapkan

(%)

Tidak Meningkat 39,66 12,1

Kurang Meningkat 5,17 0,0

Agak Meningkat 18,97 8,6

Meningkat 27,59 24,1

Sangat Meningkat 8,62 55,2

Total 100,0 100,0

Sumber: Data Olahan, 2013

Peran lembaga pembiayaan sebagai fasilitator pengelolaan keuangan

dapat dibagi menjadi dua bagian besar:

a. Pembuatan pembukuan dan laporan keuangan

Pembuatan pembukuan merupakan langkah awal bagi UMKM

memisahkan dana yang akan digunakan untuk pribadi dengan dana

yang digunakan untuk usaha. Untuk itu lembaga pembiayaan,

hendaknya membantu dan mendorong UMKM untuk tertib dan disiplin

dalam membuat pembukuan dan laporan keuangan usaha. Dengan

demikian UMKM memiliki rekam jejak usaha secara komprehensif.

b. Pelatihan dan Pendampingan Penggunaan Dana

Meskipun sebagian besar UMKM menyadari bahwa dana yang dipinjam

harus dipergunakan untuk usaha, tetapi pada prakteknya seringkali

Page 87: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

76 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

terjadi penyimpangan. Untuk mengurangi penyimpangan tersebut, maka

peran lembaga pembiayaan untuk melakukan pendampingan

pemanfaatan dana harus dilakukan.

Page 88: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

77 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan peran lembaga

pembiayaan dalam pengembangan UMKM sebagai berikut:

a. Saat ini akses pembiayaan UMKM lebih banyak diperoleh dari bank umum

dibandingkan dengan lembaga pembiayaan seperti koperasi dan lembaga

pembiayaan non bank. Persaingan antar lembaga pembiayaan menjadikan

lembaga pembiayaan non bank yang kurang populer mengalami penurunan

jumlah debitur. Meskipun demikian pangsa UMKM bagi lembaga pembiayaan

masih besar.

b. Lembaga pembiayaan non bank menghadapi kendala untuk mendapatkan

informasi calon debitur. Hal ini berguna untuk menghindarkan pemberian

kredit/pinjaman yang tumpang tindih yang akan menyebabkan terjadinya

kesulitan pembayaran.

c. Dalam hal pembayaran kredit/pinjaman, lembaga pembiayaan telah

melakukan inovasi sistem penagihan. Lembaga pembiayaan saat ini lebih

agresif mendekati UMKM. Sistem penagihan yang semula bulanan diubah

menjadi harian untuk sektor perdagangan. Sistem penagihan “jemput bola”

dalam arti mendatangi debitur one on one, saat ini dilakukan oleh lembaga

pembiayaan baik bank maupun non bank.

d. Sistem penagihan harian ini membantu UMKM menghemat waktu dan tenaga

serta juga menghindarkan UMKM dari potensi munculnya kredit bermasalah

atau bahkan kredit macet. Sistem ini juga memungkinkan lembaga

pembiayaan melakukan close monitoring usaha dan memberikan pembinaan

secara personal mengenai cara mengelola usaha dan keuangan.

e. Sistem penagihan harian juga membuat UMKM merasa cicilan dan bunga

atau sistem bagi hasil yang dikenakan oleh lembaga pembiayaan menjadi

lebih ringan sehingga UMKM tidak mengalami kesulitan dalam melakukan

pembayaran. Kondisi ini menyebabkan angka kredit bermasalah menjadi

kecil.

f. Lembaga pembiayaan juga berperan melakukan pembinaan terhadap UMKM

untuk mengembangkan usaha antara lain membantu promosi dalam bentuk

mengikutsertakan UMKM ke dalam pameran, memberikan konsultansi

Page 89: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

78 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

mengenai pengembangan usaha dan menfasilitasi keberadaan tempat

usaha.

g. Pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seringkali mendapat

penolakan dari UMKM dengan alasan tidak ada waktu dan merepotkan.

Terutama pembinaan dalam hal keuangan, UMKM lebih menyukai untuk

membuat pembukuan secara mandiri meskipun seringkali terbengkalai.

h. UMKM yang mendapatkan pembiayaan ada yang mengalami perkembangan

yang pesat, yang dapat diukur dari adanya perluasan usaha, penambahan

aset baik usaha maupun pribadi dan gaya hidup. Tetapi ada juga UMKM

yang tidak mengalami perkembangan atau malah menurun.

i. Penurunan usaha UMKM disebabkan oleh dua hal akibat kesalahan

pengelolaan maupun kondisi ekonomi negara yang kurang kondusif.

Penurunan usaha yang disebabkan kesalahan pengelolaan yang banyak

terjadi adalah terpakainya modal untuk kebutuhan pribadi seperti naik haji,

membiayai anak sekolah atau membeli aset konsumtif.

j. Tiga kendala utama bagi lembaga pembiayaan untuk menjalankan

peranannya dalam pengembangan UMKM, yaitu (1) sulitnya menilai UMKM

yang feasible dan bankable yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam pemberian kredit; (2) Animo UMKM yang rendah terhadap upaya

pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan dan (3) Sebagian

besar UMKM belum melakukan pemisahan keuangan antara keuangan

pribadi dengan usaha.

5.2. Rekomendasi

Dalam rangka pengembangan UMKM melalui lembaga pembiayaan, maka

berikut rekomendasi yang dapat dilakukan sebagai berikut

k. Melihat pentingnya peranan lembaga pembiayaan dalam pengembangan

UMKM terutama sektor perdagangan sebagai alternatif sumber pembiayaan

maka pemerintah perlu dilakukan sosialisasi kepada UMKM tentang

eksistensi lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank khususnya

koperasi. Selain itu, bagi lembaga pembiayan perbankan yang tidak memiliki

core usaha pada usaha mikro dapat menggunakan model pembiayaan

linkage dan channeling dengan lembaga pembiayaan lainnya.

l. Perlu adanya sistem informasi debitur terintegrasi antar lembaga pembiayaan

bank dan non bank untuk mencegah terjadinya pembiayaan berulang pada

UMKM yang sama yang dapat menimbulkan terjadi kesulitan pembayaran.

Page 90: Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKMbppp.kemendag.go.id/.../2017/08/ANALISIS_PERAN_LEMBAGA_PEMB… · pengembangan kelembagaan. ... Dalam Perkembangannya peran lembaga

79 Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM

m. Diperlukan pembentukan kemitraan antara pemerintah pusat, daerah dan

lembaga pembiayaan dalam hal memberikan bantuan teknis kepada UMKM,

sehingga pembinaan yang dilakukan dapat lebih terintegrasi. Hal ini

dilakukan untuk mempersiapkan UMKM dalam menghadapi persaingan

usaha baik dari pasar modern maupun adanya Masyarakat Ekonomi Asean

pada tahun 2015

n. Perlunya kebijakan yang mewajibkan UMKM untuk mengikuti pembinaan dari

lembaga pembiayaan dan menyerahkan laporan keuangan usaha secara

periodik kepada lembaga pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

terjadi penyimpangan pemanfaatan kredit yang diberikan oleh lembaga

pembiayaan.