PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI...

128
PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu Dakwah JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) Disusun Oleh : SHOLEKHATUL AMALIYAH NIM. 1105070 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI...

Page 1: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU)

DALAM BERDAKWAH DI KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN KENDAL

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S.1)

Dalam Ilmu Dakwah

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

Disusun Oleh :

SHOLEKHATUL AMALIYAHNIM. 1105070

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

ii

KEMENTERIAN AGAMA RIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS DAKWAH SEMARANGJl. Prof. DR. Hamka (Kampus III) Ngaliyan, Semarang Telp. (024) 7606405

NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 5 (Lima) Eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

KepadaYth. Bapak Ketua Jurusan KPIFakultas DakwahIAIN Walisongo Semarangdi Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengoreksi dan mengadakan perbaikan sebagaimana

mestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah proposal skripsi saudara:

Nama : SHOLEKHATUL AMALIYAH

NIM : 1105070

Konsentrasi : Penyiaran / Penerbitan / Khitobah

Judul Skripsi : “PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU)

DALAM BERDAKWAH DI KECAMATAN

KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL”

Maka dari itu kami mohon naskah proposal skripsi atas nama mahasiswa

tersebut di atas segera disidangkan.

Demikian nota ini kami buat atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Semarang, 21 Juni 2010

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tata Tulis

Ahmad Faqih, S.Ag. M.Si. Suprihatiningsih, S.Ag. M.SI.NIP. 19730308 199703 1 004 NIP. 19760510 200501 2 001

Page 3: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

iii

SKRIPSI

PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI

KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Disusun Oleh:

Sholekhatul Amaliyah1105070

Telah dipertahankan di depan Dewan PengujiPada tanggal 01 Juli 2010

Dan dinyatakan lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

DR. Hj. Yuyun Affandi, Lc., M.A.NIP. 19600603 199203 2 002

Suprihatiningsih, S.Ag. M.Si.NIP. 19760510 200501 2 001

Penguji I Penguji II

DR. Ilyas Supena, M.Ag.NIP. 19720410 200112 1 003

Nur Cahyo, M.Kom.NIP. 19731222 200604 1 001

Pembimbing I Pembimbing II

Ahmad Faqih, S.Ag. M.Si. Suprihatiningsih, S.Ag. M.SI.NIP. 19730308 199703 1 004 NIP. 19760510 200501 2 001

Page 4: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

iv

MOTTO

öNçGZä.uŽö•yz>pBé&ôMy_ Ì• ÷zé&Ĩ$ ¨Y=Ï9tbrâ•ßD ù's?Å$rã• ÷è yJ ø9 $$ Î/šcöqyg÷Ys? urÇ tãÌ• x6ZßJ ø9 $#tbqãZÏB÷sè? ur«! $$ Î/3

öqs9 uršÆtB#uäã@ ÷dr&É=» tG Å6 ø9 $#tb% s3s9#ZŽö•yzNßg©94ãNßg÷ZÏiBšcqãYÏB÷sßJ ø9 $#ãNèd çŽsY ò2r&urtbqà)Å¡» xÿø9 $#ÇÊÊÉÈ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,

dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali Imran: 110)

Page 5: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

v

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat

dan air mata kupersembahkan karya tulis ini teruntuk orang-orang yang selalu

hadir dan berharap keridhaan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia

berada di ruang dan waktu dalam kehidupanku khususnya buat :

• Bapakku Faizin dan ibuku Shofiyatul Muniroh yang selalu mendo’akan

dengan keikhlasan atas nama kasih sayang, serta tanggung jawab orang tua

kepada anak. Semoga Allah SWT meridhainya dan memberi keberkahan

atas hidup mereka.

• Adik-adikku yang tercinta (d’ Lala, d’ Naim, d’Wahab), semoga kalian

semua menjadi orang yang sukses fiddini waddunya wal akhiroh.

• Sahabat spesialku ustadz Mansyur, atas segala motivasinya baik moral

maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

• Saudara spesialku Mas Rozi yang selalu menyayangi dan memotivasiku

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh maupun yang belum atau tidak diterbitkan,

sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 21 Juni 2010

Sholekhatul AmaliyahNIM. 1150570

Page 7: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

vii

ABSTRAKSI

Penelitian yang penulis teliti dalam skripsi ini: Peran Kyai Asy’ari (KyaiGuru) dalam Berdakwah di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, untukmendiskpsikan tentang Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah diKecamatan Kaliwungu kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif kualitatif, dalam penelitiannya penulis menganalisis terhadap data-datayang ada, selanjutnya dideskripsikan dengan kalimat dan disimpulkan beberapalaporan data. Data tersebut berasal dari dokumentasi, wawancara dan observasi,yang selanjutnya data tersebut disesuaikan sesuai bidangnya kemudiandipertemukan dengan teori yang ada dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosok Kyai Asy’ari (Kyai Guru)sebagai seorang ulama kharismatik, yang memiliki peran dakwah terhadapkemajuan umat Islam di Kaliwungu Kendal.

Hasil penelitian ini adalah 1) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalammengenalkan kebudayaan mataram Islam kepada masyarakat Kaliwungu denganpendekatan asimilasi budaya, memprtemukan kebijakan lokal dengan nilai-nilaiIslam dalam ritual-ritual budaya Jawa. Ritual slametan yang berisi doa-doa dansesajen untuk arwah nenek moyang diganti dengan dzikir dan tahlil yang bersisidoa-doa kepada Allah SWT. Dengan demikian Kyai Asy’ari tanpa mengubahbentuk ritualnya telah mengganti esensinya. 2) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalammengajarkan agama islam lebih menekankan ajaran tentang aqidah (tauhid),karena disesuaikan dengan kondisi situasi dan kebutuhan masyarakat Kaliwungupada saat itu, sehingga dalam menyebarkan agama Islam tidak mengalamipertentangan dari masyarakat lokal justru mendapat dukungan dari masyarakattersebut. 3) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) adalah ulama atau Kyai Pertama yangmengenalkan metode kepesantrenan di wilayah Kaliwungu. Di mana metodetersebut merupakan metode yang paling efektif untuk membentuk generasi yangIslami.

Page 8: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebab

atas hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah.

Skripsi yang berjudul : Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) Dalam

Berdakwah Di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal disusun untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu dakwah

pada Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam bentuk ide, kritik, saran maupun

dalam berbagai bentuk lainnya. Sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada yang

terhormat :

1. Prof.Dr. Abdul Jamil, MA, selaku Rektor IAIN Walisongo

2. Drs. H.M. Zain Yusuf, MM.selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Drs. Ali Murtadho, M.Pd selaku pembantu dekan 1

4. Drs. Fahrur Rozi, M.Ag selaku ketua jurusan KPI

5. Ahmad Faqih S.Ag, M.Ag di tengah kesibukannya sebagai sekretaris jurusan

KPI masih memberikan bimbingan secara detail pada aspek materi skripsi ini

6. Suprihatiningsih, S,Ag, M. Ag di tengah kesibukannya sebagai Pengurus

divisi kelembagaan laboratorium dakwah masih memberikan bimbingan dan

Page 9: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

ix

arahan terhadap metodologi skripsi ini. Serta terimakasih atas segala pelajaran

dan ilmu yang telah diajarkan kepada kami.

7. Segenap dosen Fakultas Dakwah yang telah mengasuh dan membantu, baik

dalam studi maupun kegiatan di luar kampus.

8. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Institut Agama Islam Negeri

Walisongo serta karyawan perpustakaan Fakultas Dakwah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan

kepustakaan kepada penulis selama studi.

9. Sahabat-sahabatku KPI, BPI dan MD khususnya angkatan 2005, Ulfa, Ina,

Fazat, Silvi, mb Pink, Amel, Imas, Zum, mas Nur, chamid, mas Boy, Gini,

Tian, Dwi, mb Tun, Rohmah, Nurul, Zul, is, lekha, dan semuanya yang telah

mengajarkan hidup sederhana dan selalu dekat dengan Tuhan.

10. Sahabat-sahabatku di Kordais, PMII, PPTQ dulu, IPNU-IPPNU, jam’iyyah

ASWAD dan TPQ yang telah belajar berorganisasi bersama.

Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, dan semoga apa yang

tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para

pembaca pada umumnya.

Semarang, 21 Juni 2010

Sholekhatul AmaliyahNIM. 1150570

Page 10: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …….... ................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………….............. ................... iii

HALAMAN MOTTO ………………………...................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………….......... .... v

HALAMAN DEKLARASI …………………………......................... vi

HALAMAN ABSTRAK ……………………….................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR…………………..................... ... viii

DAFTAR ISI ………………………………........................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………............................ 9

1.3 Tujuan dan Manfaat…………………............................. 9

1.3.1. Tujuan penelitian................................................. 9

1.3.2. Manfaat penelitian............................................... 10

1.4 Tinjauan Pustaka………………………………......... ..... 10

1.5 Metode Penelitian……………………………. ............... 12

1.5.1 Jenis dan pendekatan penelitian............................ 12

1.5.2 Sumber data ......................................................... 13

1.5.3 Teknik pengumpulan data .................................... 14

Page 11: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

xi

1.5.4 Analisis data......................................................... 15

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi…………………… .......... 16

BAB II PERAN DAN DAKWAH

2.1 Peran……………........................................................... 19

2.1.1 Pengertian peran dan teori peran ........................... 19

2.1.2 Pengertian peranan sosial ..................................... 21

2.1.3 Perangkat peran.................................................... 23

2.1.4 Perilaku peran ...................................................... 23

2.2 Dakwah……………………………................................ 30

2.2.1 Pengertian dakwah ............................................... 30

2.2.2 Dasar dan tujuan dakwah...................................... 38

2.2.3 Unsur-unsur dakwah ............................................ 44

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN KENDAL DAN BIOGRAFI KYAI

ASY’ARI (KYAI GURU)

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Kaliwungu....................... 67

3.1.1 Letak Geografis/Demorafi.. .................................. 67

3.1.2 Kondisi sosial masyarakat Kaliwungu .................. 69

3.2 Biografi Kyai Asy’ari (Kyai Guru) ................................. 73

Page 12: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

xii

BAB IV ANALISIS PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU)

DALAM BERDAKWAH DI KECAMATAN

KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

4.1 Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal .................... 80

4.1.1 Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mengenalkan budaya

Mataram Islam di Kaliwungu ............................... 82

4.1.2 Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mengenalkan ajaran Islam

di Kaliwungu ....................................................... 96

4.1.3 Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mendirikan pondok

pesatren salaf APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren)

Kaliwungu ........................................................... 99

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................... 111

5.2 Saran-saran..................................................................... 112

5.3 Penutup .......................................................................... 112

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

Daftar Riwayat Hidup Penulis

Page 13: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap muslim memanggul tanggungjawab, tugas dan kewajiban mulia

untuk berdakwah atau menjadi pendakwah. Artinya, setiap muslim bertugas

dan berkewajiban menjadi pengajak dan penyeru atau pemanggil kepada umat

untuk melaksanakan amar-makruf dan nahi-munkar. Mengajak kepada

kebaikan dan meninggalkan kenistaan (Ardana,1995:11). Setiap muslim yang

akan melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pendakwah- pengajak,

penyeru dan pemanggil umat, harus senantiasa berpegang kepada segala

ketentuan serta keterangan yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi adalah

ajaran-ajaran yang sarat dengan ketentuan dan ajakan untuk meraih

kebahagiaan, keseimbangan, kemajuan, keberhasilan serta ketentraman hidup

di dunia dan akhirat. Dengan kata lain, Al-Qur’an dan Hadist mengingatkan

umat untuk meninggalkan serta menjauhkan diri dari kemungkaran, kenistaan,

kebutuhan, kebatilan, kesewenang-wenangan, kebodohan dan keterbelakangan

(Ardhana,1995:13).

Kebahagiaan, kemajuan dan ketentraman hidup merupakan dambaan

setiap insan. Sedangkan musuh utama manusia yang harus dijauhi atau

disingkirkan adalah kemungkaran, kenistaan, kebatilan, kebodohan dan

keterbelakangan. Musuh utama umat manusia harus ditinggalkan, karena ia

menghambat upaya atau keinginan manusia untuk mencapai sasarannya yang

Page 14: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

2

gemilang, maka dakwah Islam haruslah diarahkan kepada langkah-langkah

untuk menghancurkan atau memusnahkan kemungkaran, kenistaan,

kebodohan dan keterbelakangan itu (Ardhana, 1995: 4). Selanjutnya salah satu

aktivitas keagamaan yang secara langsung digunakan untuk mensosialisasikan

ajaran islam bagi penganutnya dan umat manusia pada umumnya adalah

aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan baik melalui lisan, tulisan, maupun

perbuatan nyata (Munir, 2006: 1)

Dakwah harus diarahkan untuk merangsang jiwa dan semangat umat

agar senantiasa membangun diri demi meraih keberhasilan, kebahagiaan dan

ketentraman hidup, tidak saja di dunia tapi juga di akhirat. Sebab, Islam tidak

akan pernah mampu berkembang dengan baik, bila umatnya terbelakang,

bodoh dan tidak dapat menempatkan diri di tengah perkembangan dan

kemajuan teknologi yang berlangsung. Umat Islam memang harus menjadi

umat yang berpikiran maju, pandai, dinamis, kreatif dan peka terhadap segala

aspek perkembangan kehidupan yang ada. Dalam pengertian, umat Islam

harus mampu memandang dan mengantisipasi perkembangan serta gejolak

kehidupan disekitarnya dengan cermat, hati-hati dan mawas diri. Tidak

seorang muslim pun yang rela serta menginginkan Islam tertinggal dan

terbelakang. Terlebih-lebih di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang

pesat ini. Oleh karena itu, dakwah demi syiar Islam haruslah senantiasa

digalakkan dan dikembangluaskan (Ardhana, 1995: 15)

Secara kualitatif dakwah Islam bertujuan untuk mempengaruhi dan

mentransformasikan sikap batin dan perilaku warga masyarakat menuju suatu

Page 15: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

3

tatanan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Dakwah dengan pesan-pesan

keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan ajakan kepada

kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (Istiqomah) di jalan yang

lurus. Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu

dan masyarakat dari pengaruh eksternal nilai-nilai syaithaniah dan

kejahiliahan menuju internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Disamping itu, dakwah

juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dalam berbagai

aspek ajarannya agar diaktualisasikan dalam bersikap, berfikir dan bertindak.

Dalam konteks inilah relevansi dakwah hadir sebagai solusi bagi persoalan-

persoalan yang dihadapi umat, karena didalamnya penuh dengan nasehat,

pesan keagamaan dan sosial, serta keteladanan untuk menghindari diri dari

hal-hal negatif-destruktif kepada hal-hal positif-konstruktif dalam ridlo Allah

SWT. Relevansi ini semakin signifikan apabila dakwah dilakukan secara

profesional, sehingga dapat mengakomodasi semua lapisan masyarakat serta

menyentuh aspek akal dan rohaniyah. Kemampuan profesional dalam

berdakwah semakin dituntut karena persoalan dan problematika masyarakat

semakin kompleks dan masyarakat saat ini semakin kritis dalam merespons

segala sesuatu. (Munir, 2006: 2)

Kecenderungan masyarakat untuk mencari solusi kepada ajaran Islam

dalam menghadapi problematika kehidupan dan masalah-masalah

kontemporer merupakan tantangan bagi para pelaku dakwah. Dalam konteks

ini, maka para pelaku dakwah dituntut untuk menampilkan ajaran Islam secara

rasional dengan memberikan interpretasi kritis untuk merespons nilai-nilai

Page 16: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

4

yang masuk melalui berbagai saluran informasi dari seluruh penjuru dunia

yang pengaruhnya semakin mengglobal. Artinya, dakwah harus dikemas

sedemikian rupa untuk mampu mempengaruhi persepsi masyarakat bahwa

nilai-nilai ajaran Islam lebih tinggi nilainya daripada nilai-nilai yang lain.

Disamping itu, dakwah juga harus menampilkan Islam sebagai ikon rahmat

semesta (rahman lil alamin) bukan saja pada aspek pandangan hidup bagi

umat Islam, tapi juga untuk umat lainnya sebagai keuniversalannya. Dengan

demikian, dakwah berfungsi sebagai sarana pemecahan permasalahan umat

manusia, karena dakwah merupakan sarana penyampaian informasi ajaran

Islam, didalamnya mengandung dan berfungsi sebagai edukasi, kritik dan

kontrol sosial. (Munir, 2006: 4)

Apabila kita memperhatikan Al-Qur’an dan As-sunnah maka kita akan

mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama,

sentral, strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan

perkembangan zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat

ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah

maupun metodenya yang tidak tepat, sering memberikan gambaran (image)

dan persepsi yang keliru tentang Islam. Demikian pula kesalahpahaman

tentang makna dakwah, menyebabkan kesalahlangkahan dalam operasi

dakwah. Sehingga, dakwah sering tidak membawa perubahan apa-apa,

padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah ke

arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah

(Hafidhudin,1998:67).

Page 17: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

5

Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan para da’i atau

kualitas lembaga-lembaga dakwah yang mengorganisir dan mencetak para

da’i melainkan harus dilengkapi dengan beberapa syarat atau faktor lain.

Diantara faktor yang sangat diperlukan ialah kualitas para da’i dan keikhlasan

dalam menyampaikan atau menyiarkan dakwah serta menggunakan metode

yang sesuai dengan objek yang didakwahi. Bukan hal yang berlebihan apabila

dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu dakwah, suatu perbaikan masyarakat

banyak tergantung pada pelaksana dakwah atau da’i (Syukir,1983:34).

Kyai Asy’ari adalah ulama Mataram yang ditugaskan untuk

berdakwah, menyebarkan agama Islam, setelah bermukim di Mekkah untuk

mempelajari Agama Islam. Sekitar tahun 1780-an,kyai Asy’ari datang di

Kaliwungu. Ia kemudian bermukim di kampung yang saat ini terkenal dengan

nama Kampung Pesantren, Desa Krajan Kulon. Di kampung Pesantren itulah

kyai Asy’ari merintis mengajarkan Islam dengan kitab kuningnya dengan

mendirikan sebuah pondok pesantren Salaf, yang sekarang ini menjadi Pondok

APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren). Karena fasilitas belum memadai ia

menggunakan musholla sebagai tempat untuk belajar para santri, yang

sekarang ini menjadi Musholla Al-Asy’ari tepatnya di kampung Pesantren

desa Krajankulon.

Kyai Asy’ari merupakan tokoh ulama Kaliwungu yang kharismatik,

sehingga banyak orang yang ingin berguru dan menimba ilmu darinya. Ia

memiliki santri-santri yang berasal dari beberapa daerah seperti Jawa Tengah,

Jawa Barat, Jawa Timur dan daerah lainnya. Karena banyaknya santri

Page 18: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

6

sehingga tempat tinggal kyai Asy’ari tidak mampu untuk menampung para

santri, maka dibuatlah pondok untuk para santri sebagai tempat tinggalnya.

Kemudian bersama para santri dibangunlah Masjid yang pertama di

Kaliwungu yang sekarang dikenal dengan Masjid Besar Al-Muttaqin

Kaliwungu.

Meskipun kyai Asy’ari dikenal sebagai pemimpin pondok pesantren,

yang memiliki banyak santri dan ilmunya sangat tinggi, namun dengan

kerendahan hatinya ia bersedia mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam kepada

anak kecil sampai orang yang lanjut usia sekalipun. Dalam berdakwah kyai

Asy’ari sangat luar biasa bahkan mau mendatangi tempat tinggal seseorang,

dari suatu tempat ke tempat lain. Karena ia tahu kondisi masyarakat pada saat

itu sangat memprihatinkan, masih awam dan jauh dari nilai-nilai agama Islam.

Kemudian sangat sulit diatur, suka berkelahi, berjudi, mabuk-mabukan, suka

memuja dan menyembah benda-benda yang dikeramatkan, arwah para leluhur

dan lain sebagainya yang sangat dilarang oleh agama Islam.

Dengan kondisi masyarakat seperti itu, kyai Asy’ari sebagai ulama

sekaligus kyai, pendiri dan pemimpin pondok pesantren, kemudian mencoba

melakukan dakwah di lingkungan tersebut. Karena kondisi masyarakat yang

masih awam, kyai Asy’ari mencoba melakukan pendekatan dakwah yang agak

berbeda. Masyarakat Kaliwungu pada saat itu mempunyai kebiasaan memuja

dan mendewakan benda-benda seperti pusaka dan lain sebagainya, dan arwah

para leluhur yang dianggap mempunyai kekuatan dan kesaktian yang dapat

memberikan segala sesuatu yang diminta. Untuk mengatasi hal itu, agar

Page 19: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

7

mereka segera menghentikan kebiasaan tersebut, kyai Asy’ari bersama

santrinya mengadakan pengajian yang berisi dzikir dan tahlil agar masyarakat

Kaliwungu lebih mendekatkan diri kepada Allah dan sadar akan kesalahannya.

Melalui pengajian itu kyai Asy’ari mengajarkan banyak hal tentang

ajaran agama Islam. Salah satunya ajaran ketauhidan, sebagai permulaan

bahwa seseorang akan masuk Islam adalah percaya dan yakin bahwa tidak ada

Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT, yang terkandung dalam

kalimah “Laailahaillallah”, sesungguhnya sebaik-baik dzikir adalah

“Lailahailallah”. Pada kalimat itu terdapat perkara menafikan yang lain

daripada Allah dan mengistinbatkan Allah Ta’ala (Abdullah,1930:44).

Disamping kegiatan dzikir, metode ceramah atau pengajian tetap

dilakukan di Musholla, Masjid ataupun pondok. Kegiatan dzikir dimaksudkan

untuk selalu ingat kepada Allah SWT. Tidak ada tuhan yang wajib di sembah

kecuali Allah SWT, tidak ada kekuatan melainkan kekuatan Allah, yang

memberikan pertolongan hanya Allah SWT, segala sesuatu hanyalah milik

Allah dan akan kembali pada Allah SWT, itulah makna ajaran dzikir

Laailahaillalllah yang dimaksud.

Perjuangan kyai Asy’ari tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, akan

tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya. Berkat ketekunan dan

kesabarannya akhirnya kyai Asy’ari bisa mengajak seluruh masyarakat

Kaliwungu khususnya dan masyarakat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

Kendal umumnya menjadi seratus persen muslim sejati.

Page 20: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

8

Kyai Asy’ari disebut juga kyai guru, karena ulama ini mempunyai

banyak santri dan hampir semuanya menjadi ulama besar, antara lain kyai

Sholeh Darat Semarang (1820-1903), kyai Bulkin dari Mangkang, kyai

Anwarudin dari Bendokerep (Kriyan) Cirebon , kyai Ahmad Rifa’i (1786-

1876) seorang ulama kharismatik tokoh jamaah Rifa’iyah dan kyai Musa

dicatat pernah menjalani bai at thariqat syatariyah pada kyai Asy’ari selaku

khalifah ahli thariqat syatariyah.

Apabila kita telusuri lebih dalam sesungguhnya peran kyai Asy’ari di

Kaliwungu sangat besar, berkat beliau Kaliwungu terkenal sebagai “Kota

Santri”. Hal ini terbukti dengan banyaknya pondok pesantren dan madrasah

secara produktif melahirkan kader-kader santri yang berkualitas, baik santri

domestik Kaliwungu Kendal, maupun santri-santri yang datang dari berbagai

daerah di tanah air, seperti dari kawasan Jakarta, Cirebon, Tanggerang, Tegal,

Pekalongan, Demak, Rembang dan bahkan dari luar Jawa seperti Lampung,

Padang, Madura, NTB.

Kyai Asy’ari seorang ulama besar yang telah berjasa pada daerah dan

Negeri ini. Karena keikhlasan jiwa dan raga nya itulah pada masa hidup dan

akhir hayat bahkan setelah meninggal dunia pun ia tetap dihormati

(Rokhani,2005:36).

Berkat usaha dakwah yang dilakukan kyai Asy’ari pada saat itu,

sehingga masyarakat Kaliwungu dan sekitarnya yang masih awam agama, bisa

sadar akan keberadaan dirinya. Walaupun sudah berabad lamanya kyai

Asy’ari wafat namun kharisma beliau masih terasa, hal itu terbukti dengan

Page 21: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

9

selalu ramainya Makam kyai Asy’ari setiap hari dan Malam Jum’at, terlebih

pada saat khaulnya digelar setiap tahunnya pada tanggal 8 Syawal.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis ingin mengkaji lebih

dalam tentang Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

1.2. Rumusan Masalah

Bertumpu pada latar belakang masalah tersebut, maka muncul pokok

permasalahan yang menjadi fokus kajian dari penulis yaitu bagaimana peran

kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai yakni:

1) Tujuan Formal

Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

memperoleh gelar sarjana dalam ilmu dakwah.

2) Tujuan Fungsional

Untuk mengetahui Peran kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam

berdakwah di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Page 22: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

10

b. Manfaat

1. Manfaat secara teoritis hasil penelitian ini akan menambah khazanah

keilmuan dakwah. Dan juga sebagai kontribusi terhadap aplikasi

dakwah Islamiyah sesuai dengan misi Islam rahmatan lil alamin.

2. Manfaat secara praktis penelitian ini adalah dapat memberikan nilai

positif sebagai upaya membantu memecahkan masalah dakwah Islam

dimasa sekarang.

1.4. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan telaah pustaka pada skripsi ini, penulis mengambil

beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi yang penulis kaji,

diantaranya sebagai berikut:

Nilnan Ni’mah (2004) dalam skripsinya “Aktivitas dan Pemikiran

Dakwah Kyai bin Hasan Kafrowi , menyatakan bahwa metode tadriji atau

step by step, yaitu pemberian materi dakwah dengan cara bertahap dan

berkesinambungan sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran dakwahnya.

Materi diberikan sedikit demi sedikit sehingga sasaran dakwah benar-benar

memahami materi ajaran islam dari yang paling dasar.

M. Fathur Rofik (2004) dalam skripsinya “Metode Dakwah Dan

Perjuangan K.H.A Nasucha dalam berdakwah meliputi ceramah dan

pengajian serta dakwah bil hal, angkat senjata”, karena metode ini sangat

tepat diterapkan terhadap masyarakat yang sedang dijajah (perang) dan

dirusaknya nilai-nilai murni ajaran Islam, selain itu menggunakan metode

Page 23: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

11

silaturrahim untuk menetapkan keyakinan dan keimanan masyarakat. Penulis

dalam meneliti menggunakan pendekatan historis yang kemudian dianalisis

menggunakan metode deskriptif, dan analisis induktif.

Lutfi Yarohmi (2003) dalam skripsinya “Aktivitas Dakwah dan

Pemikiran Dakwah Drs. K.H. Dzikron Abdullah , menyatakan bahwa dalam

mengembangkan dakwah Islam digunakan sarana atau media, seperti lembaga

pendidikan, organisasi Islam, peringatan hari besar Islam, melalui media

massa dan instalasi pemerintah, dan lain-lain, disampaikan lewat lisan, tulisan,

perbuatan dan akhlak materi yang disampaikan bersumber dari Al-qur’an,

hadits, kitab kuning yang disesuaikan dengan event, waktu, mad u dan metode

yang di pakai.

Dzikron Abdullah juga menggunakan metode pengajian yang

dilakukan dengan pendekatan tasawuf (ketauhidan dan pembinaan jiwa).

Dengan ajaran pokok cinta kepada Allah dan Rosulnya, yang dari situ akan

mengarah pada masa kini sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi

masyarakat dalam kondisi krisis moral, spiritual, dan lain-lain dari segi

spiritualnya (jiwa atau batinnya).

Dari ketiga kajian tentang metode dan strategi tersebut, terdapat

perbedaan dengan penelitian yang tengah penulis lakukan, perbedaannya

meliputi tokoh yang penulis kaji maupun letak geografisnya. Pada skripsi ini

akan di fokuskan pada pembahasan mengenai peran kyai Asy’ari (Kyai Guru)

dalam berdakwah di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Page 24: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

12

1.5. Metode Penelitian

Untuk menghasilkan suatu penelitian yang valid, maka harus di

lakukan pendekatan ilmiah yang tersusun secara sistematis supaya isinya

juga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Maka dari itu peneliti

menggunakan metode antara lain adalah:

1.5.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena

penelitian ini bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai

situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, 1998: 18).

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan

psikologis supaya mengetahui tentang prilaku manusia, baik

sebagai mahluk individu, mahluk sosial ataupun mahluk

berketuhanan (Gerungan, 2004: 27). Kajian di dalamnya mengenai

faktor dasar dan tingkah laku manusia seperti watak, kemampuan,

pendidikan, aktivitas dan lain-lain.

Berkaitan dengan peran kyai Asy’ari (kyai Guru) dalam

berdakwah di Kecamatan Kaliwuingu Kabupaten Kendal, maka

pengetahuan tentang diri pribadi manusia diperlukan, sehingga

dengan pendekatan ini diharapkan dapat diketahui peran kyai

Asy’ari (kyai Guru) dalam berdakwah di Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal.

Page 25: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

13

1.5.2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian (Arikunto, 1992: 102).

Sebagai data primer dalam penelitian ini, maka ada beberapa

buku yang menjadi acuan dengan judul skripsi ini antara lain: Ahmad

Hamam Rohani (Kyai Guru dari Mataram sampai Kaliwungu),

Muhammad Abdullah (Meretas Ziarah dari Kyai Guru sampai Kyai

Musyafa Profil Syawalan Kaliwungu), Muhammad Abdullah

(Menyoal Kota Santri Kaliwungu), Ahmad Hamam Rochani (Babad

Tanah Kendal), Drs. Asro’ie Thohir (Al-Muttaqin Potret Kota Santri),

H. Ahmad Syaddzirin Amin (Mengenal Ajaran Tarajumah syaikh H.A

Rifa i dengan Madzhab Ahlisunnah Wal Jama ah) dan H. Ahmad

Syadziri Amin (Gerakan Syaikh Ahmad Rifa i dalam menentang

Kolonial Belanda).

Selain dari beberapa buku tersebut diatas penulis juga

melakukan wawancara dan observasi untuk menguatkan data dalam

penelitian ini, wawancara di lakukan dengan beberapa informan antara

lain; KH. Muhibbudin (keturunan ke-7 langsung dari kyai Asy’ari), H.

Farhan (kampung Pesantren Kaliwungu, trah kyai Asy’ari), KH.

Khafidzin Ahmad Dum (pengasuh pondok pesantren Saribaru), KH.

Drs. Asro’i Thohir, M.PdI (ketua pengurus yayasan A-Muttaqin

Kaliwungu), Prof. Dr. H. Mudjahirin Tohir dan Drs. Muhammad

Page 26: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

14

Abdullah, M. Hum (panitia takmir masji al-Muttaqin dan syawalan

Kaliwungu), dan KH. Sholahuddin Humaid (kyai atau ulama

Kaliwungu, pidato Syawalan di makam kyai Asy’ari).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh lewat pihak

lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian (Azwar, 1998:91).

Penulis mengambil sumber data sekunder dari hasil penelitian

yang terkait dengan judul skripsi ini antara lain: buku, jurnal ilmiah,

artikel, majalah, surat kabar, dan artikel dari internet.

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Pengumpulan data-data yang diperlukan, penulis

menggunakan beberapa teknik yaitu:

a. Dokumentasi

Menurut Sumadi Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh

kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya (Suryabrata, 1998:

84). Berpijak dari keterangan tersebut, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data berupa teknik dokumentasi, dengan cara mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, dokumen, notulen rapat, agenda

dan sebagainya (Arikunto, 2002: 231). Teknik ini digunakan untuk

Page 27: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

15

memperoleh data mengenai peran kyai Asy’ari (kyai Guru) dalam

berdakwah di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

b. Wawancara

Upaya penghimpunan data yang akurat untuk keperluan

melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan

data. Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah dengan cara tanya

jawab secara lisan dan tatap muka langsung antara seorang atau

beberapa orang pewawancara dengan seorang atau beberapa orang yang

diwawancarai (Bachtiar,1997: 72).

Untuk melengkapi data yang diperlukan, penulis mengadakan

wawancara langsung dengan beberapa informan tersebut diatas untuk

mendapatkan informasi yang dapat mendukung data yang diperoleh

melalui dokumentasi.

c. Observasi

Sebagi metode ilmiah, observasi bisa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena

yang diteliti (Hadi, 2004: 151). Penulis melakukan pengamatan

langsung pada peran kyai Asy’ari (kyai Guru) dalam berdakwah di

kecamatan Kaliwngu Kabupaten Kendal.

1.5.4. Analisis Data

Setelah memperoleh data-data hasil dokumentasi, wawancara dan

observasi maka skripsi ini dalam menganalisis data menggunakan uji

Page 28: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

16

analisis non statistik. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikannya

sesuai dengan permasalahan yang diteliti, kemudian data-data tersebut

disusun dan dianalisis dengan metode analisis data.

Metode analisis data adalah jalan yang ditempuh untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mengadakan perincian terhadap

obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang

satu dengan yang lain guna memperoleh kejelasan mengenai halnya

(Sudarto, 2002: 59). Untuk mendukung hal tersebut, maka penulis dalam

menganalisis menggunakan metode Analisis Deskripsi Kualitatif, yaitu

melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis

dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk

dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2005: 6).

Dengan demikian penekanan analisis deskripsi adalah menyajikan

data dengan cara menggambarkan senyata mungkin sesuai dengan data

yang diperoleh dari hasil penelitian. Karena tujuan analisis data ini adalah

menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan (Hadari, 1997;18).

1.6. Sistematika Penulisan

Bagian awal skripsi ini memuat halaman sampul depan, judul

halaman, nota pembimbing, halaman persetujuan atau pengesahan, halaman

pernyataan, abstraksi, kata pengantar dan daftar isi.

Page 29: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

17

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian, (meliputi: jenis penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data dan analisis data), dan sistematika penulisan

skripsi.

BAB II PERAN DAN DAKWAH

Bab ini menguraikan secara umum tentang landasan teori

yang berisi gambaran umum tentang pengertian peran, teori peran,

peranan sosial, perangkat peran, perilaku peran. Pengertian

dakwah, dasar dan tujuan dakwah dan unsur-unsur dakwah.

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN KENDAL DAN BIOGRAFI KYAI ASY’ARI

(KYAI GURU)

Bab ini menguraikan gambaran umum tentang kondisi

sosial masyarakat Kaliwungu dan tentang biografi Kyai Asy’ari.

BAB IV ANALISIS PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM

BERDAKWAH DI KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN KENDAL

Bab ini merupakan inti yang akan menganalisis, peran kyai

Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal, yang meliputi: Kyai Asy’ari (Kyai Guru)

mengenalkan budaya Mataram Islam di Kaliwungu, Kyai Asy’ari

Page 30: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

18

(Kyai Guru) mengenalkan ajaran Islam di Kaliwungu dan Kyai

Asy’ari (Kyai Guru) mendirikan pondok pesatren salaf APIP

(Asrama Pelajar Islam Pesantren) Kaliwungu

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran

dan kata penutup

Page 31: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

19

BAB II

PERAN DAN DAKWAH

2.1. Peran

2.1.1. Pengertian Peran Dan Teori Peran

a. Pengertian Peran

Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

mempunyai suatu status (Horton, 1999: 118). Status atau

kedudukan didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok

dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Setiap orang

mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi

peran sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan

peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah

seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah

pemeranan dari seperangkat kewajiban dan hak-hak tersebut

(Horton, 1999: 119).

Peranan atau peran (role) merupakan aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan

suatu peranan (Soekanto, 2002: 243). Pentingnya peranan adalah

karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan

seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-

perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-norma yang

Page 32: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

20

berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang

laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, harus di sebelah kiri

(Soekanto, 2002: 243).

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan

dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang

dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis

yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.

Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki satu posisi dalam

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin

mencakup tiga hal, yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam

arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2002: 244).

b. Pengertian teori peran

Teori peran (role Theory) adalah teori yang merupakan

perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Selain

Page 33: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

21

dari psikologi, teori peran berawal dari dan masih tetap digunakan

dalam sosiologi dan antropologi.

Dalam ke tiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil

dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain

sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh

itu, ia di harapkan untuk berperilaku secara tertentu.

Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian

dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat.

Sebagaimana halnya dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang

diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu

berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang

berhubungan dengan orang atau aktor tersebut (Sarwono, 1991:

234)

2.1.2 Pengertian Peranan Sosial

Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara

tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

status yang dimilikinya. Seseorang dapat dikatakan berperan jika ia telah

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam

masyarakat. Jika seseorang mempunyai status tertentu dalam kehidupan

masyarakat, maka selanjutnya ada kecenderungan akan timbul suatu

harapan-harapan baru. Dari harapan-harapan ini seseorang kemudian akan

bersikap dan bertindak atau berusaha untuk mencapainya dengan cara dan

kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu peranan dapat juga

Page 34: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

22

didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang terencana. Seseorang yang

mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Dengan singkat peranan

dapat dikatakan sebagai sikap dan tindakan seseorang sesuai dengan

statusnya dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peranan

dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status

(Syani, 1994: 94)

Ciri pokok yang berhubungan dengan istilah peranan sosial adalah

terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam

masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara bertindak dengan

berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana pengakuan

terhadap status sosialnya. Sedangkan fasilitas utama seseorang yang akan

menjalankan peranannya adalah lembaga-lembaga sosial yang ada dalam

masyarakat. Biasanya lembaga masyarakat menyediakan peluang untuk

pelaksanaan suatu peranan.

Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai peri kelakuan individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat (Syani, 1994: 95)

Page 35: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

23

2.1.3 Perangkat Peran

Istilah perangkat peran (role set) digunakan untuk menunjukkan

bahwa satu status tidak hanya mempunyai satu peran tunggal, akan tetapi

sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok. Seorang istri,

misalnya, adalah juga seorang anak perempuan, seorang anggota keluarga,

seorang tetangga, seorang warga negara, seorang partner seks, mungkin

seorang ibu, seorang nyonya rumah, seorang tukang masak serta

pemelihara rumah dan seorang pekerja dan mungkin juga seorang yang

suka pergi ke Majlis Ta’lim, anggota Dharma Wanita, serikat buruh,

majikan, atau tokoh politik. Jadi perangkat perannya meliputi suatu

konstelasi berbagai peran yang saling berkaitan yang beberapa di

antaranya mungkin memerlukan berbagai bentuk penyesuaian yang drastis

(Horton, 1999: 120)

2.1.4 Perilaku Peran

Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan

dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah

perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut.

Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang diharapkan karena

beberapa alasan. Seseorang mungkin tidak memandang suatu peran

dengan cara yang sama sebagaimana orang lain memandangnya, sifat

kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang itu merasakan

peran tersebut, dan tidak semua orang yang mengisi suatu peran merasa

sama terikatnya kepada peran tersebut karena hal ini dapat bertentangan

Page 36: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

24

dengan peran lainnya. Semua faktor ini terpadu sedemikian rupa sehingga

tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara

yang benar-benar sama. Tidak semua prajurit gagah berani, tidak semua

kyai baik dan suci, tidak semua profesor berprestasi ilmiah. Cukup banyak

perbedaan dalam berperilaku peran yang menimbulkan variasi kehidupan

manusia. Meskipun demikian, terdapat cukup keseragaman dan

prediktabilitas dalam perilaku peran untuk melaksanakan kehidupan sosial

yang tertib.

Pakaian seragam, tanda pangkat, gelar, upacara keagamaan adalah

alat bantu dalam perilaku peran. Hal-hal demikian itu menyebabkan orang

lain mengharapkan dan merasakan perilaku yang diperlukan peran tersebut

dan mendorong si aktor untuk berperan sesuai dengan tuntutan peran.

Sebagai contoh, dalam suatu eksperimen seorang instruktur memberikan

kuliah kepada dua bagian kelas dengan pakaian opas dalam kelas yang

satu dan pakaian biasa pada kelas yang lain. Para mahasiswa merasa

bahwa mereka lebih “terikat secara moral” apabila memakai pakaian opas

eksperimen lain menunjukkan bahwa orang lebih patuh kepada seseorang

penjaga berseragam daripada kepada seseorang yang memakai pakaian

usahawan. Baik pasien maupun dokter merasa lebih senang bila dokter

melakukan pemeriksaan fisik yang akrab dengan pakaian mantel putih

dalam ruangan kerja bebas hama daripada bila ia melakukan pemeriksaan

dengan pakaian renang di sisi kolam renang. Pakaian seragam/tanda

Page 37: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

25

pangkat, gelar perlengkapan dan lingkungan yang tepat, kesemuanya

merupakan alat bantu pelaksanaan peran (Horton, 1999: 122).

Menurut Biddle dan Thomas ada lima istilah tentang perilaku

dalam kaitannya dengan peran:

1) Expectation (harapan)

2) Norm (norma)

3) Performance (wujud perilaku)

4) Evaluation (penilaian) dan sanction (sanksi) (Sarwono, 1991: 235).

1. Harapan Tentang Peran

Harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada

umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogyanya

ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. Contoh:

masyarakat umum, pasien-pasien dan orang-orang sebagai individu

mempunyai harapan tertentu tentang perilaku yang pantas dari seorang

dokter.

Harapan tentang perilaku dokter ini bisa berlaku umum

(misalnya, dokter harus menyembuhkan orang sakit) bisa merupakan

harapan dari segolongan orang saja (misalnya golongan yang kurang

mampu mengharapkan agar dokter bersikap sosial) dan bisa juga

merupakan harapan dari satu orang tertentu (misalnya seorang pasien

tertentu mengharapkan dokternya bisa juga memberi nasehat-nasihat

tentang persoalan rumah tangganya selain menyembuhkannya dari

penyakit.

Page 38: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

26

2. Norma

Orang sering mengacaukan istilah “harapan” dengan “norma”.

Tetapi menurut second dan Backman (1964) “norma” hanya

merupakan salah satu bentuk “harapan”. Jenis-jenis harapan menurut

second dan backman adalah sebagai berikut:

a. Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory): yaitu harapan

tentang suatu perilaku yang akan terjadi, misalnya: seorang istri

menyatakan: “Aku kenal betul suamiku, kalau kuberitahu bahwa

aku telah membeli baju seharga Rp 60.000,- ini, ia tentu akan

marah sekali!”. Oleh Mc David dan Harari (1968) harapan jenis ini

disebut: Predicter role expectation.

b. Harapan normatif (atau menurut Mc David dan Harari: prescribed

role expectation) adalah keharusan-keharusan yang menyertai

suatu peran. Biddle dan Thomas membagi lagi harapan normatif ini

ke dalam 2 jenis.

1) Harapan yang terselubung (covert): harapan-harapan itu tetap

ada walaupun tidak diucapkan, misalnya: dokter harus

menyembuhkan pasien, guru harus mendidik murid-muridnya.

Inilah yang disebut norma (norma).

2) Harapan yang terbuka (overt), yaitu harapan-harapan yang

diucapkan, misalnya ayah meminta anaknya agar menjadi

orang yang bertanggung jawab dan rajin belajar. Harapan jenis

ini dinamai tuntutan peran (role demand). Tuntutan peran

Page 39: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

27

melalui proses internalisasi dapat menjadi norma bagi peran

yang bersangkutan.

3. Wujud Perilaku dalam Peran

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Berbeda dari

norma, wujud perilaku ini adalah nyata, bukan sekedar harapan. Dan

berbeda-beda pula dengan norma, perilaku yang nyata ini bervariasi,

berbeda-beda dari satu aktor ke aktor yang lain. Misalnya, peran ayah

seperti yang diharapkan oleh norma adalah mendisiplinkan anaknya.

Tetapi dalam kenyataannya, ayah yang satu bisa memukul untuk

mendisiplinkan anaknya, sedangkan ayah yang lain mungkin hanya

menasehati.

Variabel ini dalam teori peran dipandang normal dan tidak ada

batasnya persis sama halnya dengan dalam teater, di mana tidak ada

dua aktor yang bisa betul-betul identik dalam membawakan suatu

peran tertentu. Bahkan satu aktor bisa berbeda-beda caranya

membawakan suatu peran tertentu pada waktu yang berbeda. Oleh

karena itu teori peran tidak cenderung mengklasifikasikan istilah-

istilahnya menurut perilaku-perilaku khusus, melainkan mendasarkan

klasifikasinya pada sifat asal dari perilaku dan tujuannya (atau

motivasinya). Jadi wujud perilaku peran dapat digolongkan misalnya

ke dalam jenis-jenis: hasil kerja, hasil sekolah, hasil

olahraga/pendisiplinan anak, pencaharian nafkah, pemeliharaan

ketertiban dan sebagainya.

Page 40: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

28

4. Penilaian dan Sanksi

Penilaian dan sanksi agak sulit dipisahkan pengertiannya jika

dikaitkan dengan peran. Biddle dan Thomas mengatakan bahwa kedua

hal tersebut didasarkan pada harapan masyarakat (orang lain) tentang

norma. Berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif atau

negatif terhadap suatu perilaku. Kesan negatif atau positif inilah yang

dinamakan penilaian peran. Di pihak lain, yang dimaksudkan dengan

sanksi adalah usaha orang untuk mempertahankan suatu nilai positif

atau agar perwujudan peran diubah sedemikian rupa sehingga yang

tadinya dinilai negatif bisa menjadi positif.

Penilaian maupun sanksi menurut Biddle dan Thomas dapat

datang dari orang lain (eksternal) maupun dari dalam diri sendiri

(internal). Jika penilaian dan sanksi datang dari luar, berarti bahwa

penilaian dan sanksi terhadap peran itu ditentukan oleh perilaku orang

lain. Misalnya: seorang pegawai dinilai baik oleh atasannya dan atasan

itu memberi sanksi berupa bonus agar pegawai itu mempertahankan

prestasinya yang baik tersebut. Atau kalau pegawai itu dinilai tidak

baik oleh atasannya, atasannya akan memberi sanksi berupa teguran

atau peringatan agar ia lebih baik lagi menjalankan perannya.

Jika penilaian dan sanksi datang dari dalam diri sendiri

(internal) maka pelaku sendirilah yang memberi nilai dan sanksi

berdasarkan pengetahuannya tentang harapan-harapan dan norma-

norma masyarakat. biasanya penilaian dan sanksi internal terjadi pada

Page 41: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

29

peran-peran yang dianggap penting oleh individu yang bersangkutan,

sedangkan penilaian dan sanksi eksternal lebih sering berlaku pada

peran dan norma yang kurang penting buat individu tersebut. Misalnya

seorang pegawai yang menganggap penting peranannya sebagai

pegawai, menjatuhkan sanksi pada dirinya sendiri sehingga ia makin

rajin bekerja. Di lain pihak, kalau pegawai kurang penting maka ia

baru mengubah perilakunya jika ia dikenai sanksi oleh orang lain

(eksternal).

Selanjutnya, oleh Biddle dan Thomas penilaian sanksi eksternal

disebutnya juga sebagai penilaian dan sanksi terbuka (overt),

sedangkan yang internal disebutnya tertutup (covert). Mereka

menyebutnya demikian karena penilaian dan sanksi didasarkan pada

harapan tentang norma yang timbul dari orang lain yang

dikomunikasikan melalui perilaku yang terka (overt). Tanpa adanya

pernyataan melalui perilaku yang terbuka, seseorang tidak dapat

memperoleh penilaian dan sanksi atas perilakunya. Contoh: seorang

ibu ingin mensosialisasikan anak, maka ibu itu harus mengungkapkan

penilaiannya dan sanksinya tentang peran anak dengan bicara atau

berbuat sesuatu. Dengan melihat perilaku ibunya, anak jadi tahu mana

perbuatannya yang salah dan mana yang benar. Jika kemudian norma

sosialisasi ini diserap ke dalam diri anak, maka akan timbullah nilai

(values) dalam diri anak. Pada tahap ini tidak diperlukan lagi

komunikasi yang terbuka, karena anak sudah tahu sendiri hal-hal apa

Page 42: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

30

yang baik dan apa yang tidak baik untuk diajukan kepada ibunya.

Kontrol jadinya datang dari dalam diri anak sendiri (Sarwono, 1991:

241).

2.2 Dakwah

2.2.1 Pengertian Dakwah

Berdasarkan penelusuran akar kata (etimologis), kata dakwah

merupakan bentuk masdar dari kata da a (fi il madly) dan yad u (fiil

mudhari ) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to

invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to

urge) dan memohon (to pray) (Supena, 2007: 105).

Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut

dikenal dengan panggilan da’i (orang yang menyeru). Tetapi

mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru tersebut juga

merupakan suatu proses penyampaian atau (tabligh) atas pesan-pesan

tertentu, maka dikenal pula istilah muballigh yaitu orang yang

berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (message)

kepada pihak komunikan (Tasmara,1997:31). Dengan demikian secara

etimologis (logat) pengertian dakwah dan tabligh itu merupakan suatu

proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan

atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.

Untuk lebih jelasnya, pengertian dakwah (secara terminologi)

kami sampaikan beberapa definisi sebagai berikut:

Page 43: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

31

1. Muhammad Natsir dalam tulisannya “fungsi dakwah islam dalam

rangka perjuangan”, seperti yang dikutip oleh DR. Rosyad Sholeh,

bahwa: dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan

menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh ummat

konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia

didunia ini, yang meliputi amar makruf nahi munkar, dengan

berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan

membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan,

perikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan

bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.

2. Nasarudin Latif dalam bukunnya “Teori dan Praktek Dakwah

Islamiyah”, mendefinisikan dakwah adalah usaha aktivitas dengan

lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil

manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT. Sesuai

dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.

3. Syekh Ali Mahfud dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin”,

memberikan definisi dakwah sebagai berikut:

Dakwah adalah mendorong manusia untuk melakukan kebajikandan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka kepada kebaikandan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperolehkebahagiaan dunia dan akhirat (Shaleh,1977:18).

Page 44: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

32

4. Muhammad khidr Husein mengatakan, bahwa dakwah adalah

upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti

jalan petunjuk, dan melakukan amar makruf nahi munkar dengan

tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.

5. Quraisy Shihab mengatakan, bahwa dakwah adalah seruan atau

ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi yang tidak

baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap

pribadi maupun masyarakat (Munir,2006:20).

6. Toha Yahya Oemar mengatakan, dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan

mereka dunia dan akhirat (Aziz,2004:4).

7. Ibnu Taimiyah mengartikan dakwah sebagai proses usaha untuk

mengajak masyarakat (mad u) untuk beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya itu.

8. Abdul Munir Mulkhan mengartikan dakwah sebagai usaha

mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap individu maupun masyarakat (Supena,2007:105).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dakwah secara esensial

bukan hanya berarti usaha mengajak mad u untuk beriman dan beribadah

kepada Allah, tetapi juga bermakna menyadari manusia terhadap realitas

hidup yang harus mereka hadapi dengan berdasarkan petunjuk Allah dan

Page 45: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

33

Rasul-Nya. Jadi, dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan dan panggilan

dalam rangka membangun masyarakat Islam berdasarkan kebenaran ajaran

Islam yang hakiki.

Pandangan semacam ini juga pernah dikemukakan oleh Amrullah

Ahmad. Menurutnya dakwah adalah mengajak manusia supaya masuk ke

dalam jalan Allah (sistem dakwah) secara menyeluruh baik dengan lisan

dan tulisan maupun dengan perbuatan dalam rangka mewujudkan ajaran

Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan syahsyiyyah usrah jumaah dan

ummali, dalam segala segi kehidupan sehingga terwujud kualitas khairul

ummah (Supena, 2007: 106). Dalam masalah dakwah ini Allah berfirman:

ä3tF ø9 uröNä3YÏiB×pBé&tbqãã ô‰tƒ’ n< Î)ÎŽö•sƒø:$#tbrã• ãBù'tƒurÅ$rã• ÷è pRùQ $$ Î/tb öqyg÷ZtƒurÇ tãÌ• s3YßJ ø9 $#4y7Í´ ¯» s9 'ré&ur

ãNèdšcqßs Î=øÿßJ ø9 $#ÇÊÉÍÈ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yangmunkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran:104)(Depaq RI,1997:93)

Ayat ini secara jelas menunjukkan wajibnya berdakwah karena ada

lam amar (lam yang berarti perintah) dalam kalimat waltakum. Sedangkan

kalimat minkum menunjukkan fardhu kifayah. Karena itu seluruh umat

Islam diperintah agar dari sebagian mereka melaksanakan kewajiban itu.

Ketika ada sekelompok orang melaksanakannya, maka kewajiban itu

gugur dari yang lain. Tetapi, jika tidak ada seorang pun yang

melaksanakannya, maka mereka semua berdosa (Aziz,2005:32)

Page 46: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

34

Manusia merupakan makhluk Allah yang diamanati untuk menjaga

kelestarian semua macam kehidupan di bumi ini. Untuk itulah Allah

melengkapinya dengan kemampuan berupa akal dan fikiran. Dengan akal

dan fikirannya diharapkan manusia dapat mengurusi kehidupan dengan

baik’

Dari definisi tersebut, walaupun ada perbedaan perumusan tetapi

pada intinya mengandung pengertian dan makna yang sama, bahwa

dakwah adalah merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar dan

disengaja dengan maksud dan tujuan tertentu yang disampaikan kepada

perseorangan atau kelompok orang. Maksud dan tujuan tersebut adalah

untuk mengajak, menyeru kepada umat manusia untuk mengikuti jalan

Allah SWT, yang berbentuk amar makruf nahi munkar sehingga akan

mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.

Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka

pengertian dari pada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja

yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak

pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari komunikasi

mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas idea-idea atau

pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak komunikator sehingga dengan

pesan-pesan yang disampaikan tersebut, terjadilah perubahan sikap dan

tingkah laku yang diharapkan.

Dalam berdakwah seorang muballigh sebagai komunikator

mengharapkan adanya partisipasi dari pihak komunikan dan kemudian

Page 47: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

35

berharap agar komunikannya dapat bersikap dan berbuat sesuai dengan isi

pesan yang disampaikannya. Ciri khas yang membedakannya adalah

terletak pada pendekatannya yang dilakukan secara persuasif, dan juga

tujuannya yaitu mengharapkan terjadinya perubahan atau pembentukan

sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam

(Tasmara,1986:39).

Hal ini sesuai dengan pendapat pakar komunikasi Carl I Houland,

bahwa komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan

secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat

dan sikap (Effendi,2001:10).

Harold D. Laswell mengungkapkan pertanyaan untuk terpenuhinya

suatu komunikasi, melalui kata-kata bersayap yaitu: who says what to

whom in what Channel with what effect (Effendi,1993:29).

Apabila pertanyaan tersebut kita jawab maka dakwah dapat

memenuhi kriteria komunikasi tersebut, yaitu:

Who : setiap pribadi muslim

Says What : pesan-pesan (Risalah) al-qur’an dan sunnah serta

penjabaran dari al-qur’an dan sunnah

To Whom : kepada manusia pada umumnya

In What Channel : memakai media atau saluran dakwah apa saja yang sah

secara hukum

Page 48: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

36

With What Effect : terjadinya perubahan tingkah laku sikap dan perbuatan

sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh

komunikator.

Dalam proses komunikasi, komunikator merupakan bagian yang

sangat berkepentingan mewujudkan tujuannya, yaitu mempengaruhi sikap

dan tingkah laku komunikannya. Untuk itu komunikator harus

mempersiapkan dirinya terhadap situasi yang akan dihadapinya dalam

kegiatan atau menyelenggarakan proses komunikasi tersebut.

Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil

apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka

acuan (Frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian

(Collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh

komunikan. Bidang pengalaman (Field of experience) merupakan faktor

yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator

sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan

berlangsung dengan lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak

sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk

mengerti satu sama lain (Effendi,2001:14).

Perencanaan komunikasi seringkali kurang disadari oleh pihak

komunikator. Bisa jadi disebabkan karena kegiatan komunikasi itu sudah

dianggap sebagai sesuatu yang bersifat rutin atau biasa, sehingga

terkadang dilakukan secara tidak berencana. Karena komunikator sangat

berkepentingan dalam mewujudkan harapannya, maka pengetahuan

Page 49: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

37

komunikator atas situasi diri dan situasi komunikannya merupakan salah

satu kunci suksesnya proses komunikasi. Dengan demikian komunikator

dituntut untuk mengetahui indikasi-indikasi apakah yang dapat

menghambat atau mendorong suksesnya komunikasi tersebut.

Apabila komunikator sudah mampu melihat kelebihan serta

kekurangan yang dimilikinya, maka komunikator akan segera

menyesuaikan diri dengan cara mengeliminir semaksimal mungkin

kekurangannya tersebut, sebaliknya dia dapat menonjolkan atau

mengekspose semaksimal mungkin kelebihan yang ada pada dirinya yang

akan membawa tingkat kredibilitas di hadapan komunikannya

(Tasmara,1986:15).

Dengan demikian jelaslah bahwa seorang komunikator tidak hanya

dituntut penguasaan diri, penguasaan materi (pesan) dan pengetahuan

rumusan tujuan. Disamping itu juga pengetahuan komunikator terhadap

kerangka pedoman serta latar belakang komunikannya.

Dengan terpenuhinya persyaratan yang dibutuhkan untuk

terjadinya suatu proses komunikasi, maka dapat kita katakan bahwa

dakwah itu sendiri adalah proses komunikasi. Tetapi karena ciri-cirinya

yang khas yang membedakan dirinya dari segala bentuk komunikasi yang

lainnya, pengertian dakwah dalam tinjauan komunikasi disebut dengan

istilah komunikasi dakwah. Sehingga dapat diformulasikan pengertian

komunikasi dakwah itu sebagai bentuk komunikasi yang khas dimana

seseorang (muballigh=komunikator) menyampaikan pesan-pesan

Page 50: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

38

(messages) yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan

Sunnah, dengan tujuan agar orang lain (komunikan) dapat berbuat amal

shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan tersebut

(tasmara,1986:49).

2.2.2 Dasar dan Tujuan Dakwah

A. Dasar Dakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya

bagi setiap muslim. Misalnya amar ma ruf nahi munkar, berjihad

memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syariat

atau hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk selalu

mendapatkan hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang

diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.

Adapun orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu urusan Allah

sendiri. (Sukir, 1983: 27).

Karena pentingnya dakwah itulah, maka dakwah bukanlah

pekerjaan yang dipikirkan dan dikerjakan sambil lalu saja melainkan

suatu pekerjaan yang telah diwajibkan bagi setiap pengikutnya. Dasar

kedua hukum dakwah tersebut telah disebutkan dalam kedua sumber Al-

Qur'an dan hadits.

1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ayat yang secara implisit

menunjukkan suatu kewajiban melaksanakan dakwah, antara lain:

Page 51: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

39

a. QS. An-Nahl ayat 125

äí÷Š $#4’ n< Î)È@‹ Î6y™y7În/u‘ÏpyJ õ3Ïtø:$$ Î/ÏpsàÏã öqyJ ø9 $#urÏpuZ|¡ptø:$#(Oßgø9 ω» y_ urÓÉL ©9 $$ Î/}‘ Ïd

ß |¡ôm r&4¨b Î)y7­/u‘uqèdÞOn=ôã r&yJ Î/¨@ |Êtã¾Ï&Î#‹Î6y™(uqèd urÞOn=ôã r&tûïωtG ôgßJ ø9 $$ Î/

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yangbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahuitentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebihmengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahlayat 125) Depag RI, 1997: 421)

b. QS. Ali Imran ayat 110

öNçGZä.uŽö•yz>pBé&ôMy_ Ì• ÷zé&Ĩ$ ¨Y=Ï9tbrâ•ßDù's?Å$rã• ÷èyJ ø9 $$ Î/šcöqyg÷Ys? urÇ tã

Ì• x6ZßJ ø9$#tbqãZÏB÷sè? ur«!$$ Î/3öqs9 uršÆtB#uäã@ ÷d r&É=» tG Å6 ø9 $#tb% s3s9#ZŽö•yzNßg©94

ãNßg÷ZÏiBšcqãYÏB÷sßJ ø9 $#ãNèd çŽsY ò2 r&urtbqà)Å¡» xÿø9 $#ÇÊÊÉÈ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yangberiman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali Imran ayat 110) (Depag RI, 1997: 94)

Pada Surat an-Nahl ayat 125 di atas, di samping

memerintahkan kaum muslimin untuk berdakwah sekaligus

memberi tuntutan bagaimana cara-cara pelaksanaannya yakni

dengan cara yang baik yang sesuai dengan petunjuk agama.

Sedangkan dalam surat Ali Imran ayat 110, menjelaskan bahwa

umat Islam (Umat Islam adalah umat-umat yang terbaik

dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya). Dalam ayat tersebut

juga ditegaskan bahwa orang-orang yang melaksanakan amar

Page 52: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

40

ma ruf nahi munkar akan selalu mendapatkan keridhaan Allah

karena telah menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan

meluruskan perbuatan yang tidak benar kepada akidah dan akhlak

Islamiyah.

2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam al-Hadits

Di samping ayat-ayat Al-Qur'an, banyak juga hadits Nabi

yang mewajibkan umatnya untuk amar ma ruf nahi munkar, antara

lain:

a. Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim

: :

Abu Said berkata, aku telah mendengar Rasulullah sawbersabda: Barangsiapa di antara kamu melihatkemungkaran, maka hendaklah dia mencegah dengantangannya, jika tidak sanggup dengan tangan, maka denganlidahnya dan jika tidak sanggup dengan lidah maka denganhatinya dan dengan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman (HR. Muslim) (Muslim 2005: 46).

b. Hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi

:

Dari Khudaifah r.a dari Rasulullah saw bersabda: demi dzatyang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepadakebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan yangmunkar atau Allah akan menurunkan siksanya kepadakamu, kemudian kamu berdoa kepada-Nya di mana Allahtidak akan mengabulkan permohonanmu (HR. Tirmidzi)(Yahya, 1994: 52).

Page 53: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

41

Berdasarkan hadits di atas upaya mengajak kepada

kebaikan dan mencegah kemungkaran tidak merupakan

kewajiban individu tertentu saja, tetapi merupakan kewajiban

bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan, alim atau awam

sesuai dengan kemampuan dan ilmunya. Dalam berdakwah

jangan terpatok pada satu atau dua metode saja, melainkan

mengembangkan metode sesuai dengan perkembangan zaman.

Sedangkan hadits kedua menjelaskan hanya ada dua alternatif

bagi umat Islam. Melaksanakan amar ma ruf nahi munkar atau

kalau tidak mereka akan mendapat mala petaka dan siksa dari

Allah bahkan Allah tidak menghiraukan doanya karena mereka

telah mengabaikan tugas agama yang sangat esensi.

B. Tujuan Dakwah

Tujuan merupakan pernyataan bermakna, keinginan yang

dijadikan pedoman manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil

tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu.

Tujuan (objective) diasumsikan berbeda dengan sasaran (goals). Dalam

tujuan memiliki target-target tertentu untuk dicapai dalam jangka waktu

tertentu. Sedangkan sasaran adalah pernyataan yang telah ditetapkan

oleh manajemen puncak untuk menentukan arah organisasi dalam

jangka panjang (Aziz, 2004: 60).

Page 54: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

42

Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan ajaran

Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia

memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi.

Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan dakwah,

tujuan dakwah terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan Jangka Pendek

Dalam jangka pendek tujuan dakwah adalah untuk

memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat sasaran

dakwah itu. Dengan adanya pemahaman masyarakat akan terhindar

dari sikap dan perbuatan yang munkar dan jahat.

2. Tujuan Jangka Panjang

Sedangkan tujuan jangka panjang dari adanya dakwah adalah

untuk mengadakan perubahan sikap masyarakat. sikap yang

dimaksud adalah perilaku yang tidak terpuji bagi masyarakat yang

tergolong kepada kemaksiatan yang tentunya membawa kepada

kemudharatan dan mengganggu ketenteraman masyarakat

lingkungannya (Ghazali, 1997: 7).

Sedangkan Drs. Masyhur Amin membagi tujuan dakwah

menjadi dua bagian, yaitu tujuan dakwah dan segi obyeknya dan tujuan

dan segi materinya. (Amin, 1997: 1 5-19)

Page 55: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

43

a) Tujuan dakwah dan segi obyeknya

(1) Tujuan perorangan yaitu terbentuknya pribadi muslim yang

mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan hukum-

hukum yang disyariatkan Allah SWT, dan berakhlakul karimah.

(2) Tujuan untuk keluarga yaitu terbentuknya keluarga bahagia,

penuh ketenteraman dan cinta kasih antar anggota keluarga.

(3) Tujuan untuk masyarakat yaitu terbentuknya masyarakat yang

sejahtera yang penuh dengan suasana keislaman. Suatu

masyarakat di mana anggota-anggota mematuhi peraturan-

peraturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT, baik yang

berkaitan antara hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia

dengan sesamanya, saling membantu penuh rasa persaudaraan,

persamaan dan senasib sepenanggungan.

(4) Tujuan untuk manusia seluruh dunia, yaitu terbentuknya

masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan

ketenangan. Dengan tegaknya keadilan persamaan hak dan

kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan eksplorasi, saling

tolong menolong dan hormat menghormati.

b) Tujuan dakwah dan segi materinya

(1) Tujuan akidah, yaitu tertahannya suatu akidah yang mantap di

setiap hati seseorang, sehingga keyakinan-keyakinan tentang

ajaran-ajaran Islam itu tidak dicampuri dengan keragu-raguan.

Dalam ha! mi agar orang yang belum beriman menjadi beriman,

Page 56: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

44

bagi yang masih ikut-ikutan menjadi lebih beriman karena

adanya bukti-bukti baik dalil aqil maupun naqli.

(2) Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang kepada hukum-

hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT. Realisasinya ialah

orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang yang mau

melakukan ibadah dengan penuh kesadaran.

(3) Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya muslim yang berbudi luhur

dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dan sifat

tercela. Realisasinya dapat dilihat dan hubungannya dengan

Tuhannya, hubungan dengan sesama manusia dan hubungan

dengan alam sekitarnya dapat berjalan seimbang dan harmonis.

Dari tujuan-tujuan di atas, memiliki tujuan akhir yang sama yaitu

tindakan atau perubahan sikap, perbuatan, perilaku, yang menunjukkan

bahwa khalayak sudah termotivasi oleh seorang da’i. (Abidin, 1993: 51)

2.2.3 Unsur-unsur Dakwah

Sebagaimana telah diuraikan bahwa dakwah adalah suatu usaha

untuk menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam kepada semua lapisan

masyarakat dan semua segi kehidupan manusia, sehingga mereka bisa

mengerti, memahami dan mengamalkannya, agar selamat di dunia dan

akhirat. Hal ini tentunya terdapat unsur-unsur lain yang saling terkait di

dalam pelaksanaan kegiatan dakwah, yaitu yang disebut dengan unsur-unsur

dakwah.

Page 57: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

45

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-

komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur

tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad u (mitra dakwah), maddah

(materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode) dan atsar

(efek dakwah). (Aziz, 2005: 75)

a. Da’i (pelaku Dakwah)

Da’i adalah pelaksanaan dari pada kegiatan dakwah, baik secara

perorangan atau individu maupun secara bersama-sama secara

tetrorganisasikan. Yang disebut sebagai da’i adalah setiap muslim baik

laki-laki maupun perempuan yang baligh dan berakal, baik ulama

maupun bukan ulama, karena kewajiban berdakwah adalah kewajiban

yang diberikan kepada mereka seluruhnya ( Sanwar,1986:4).

Seorang da’i harus mengetahui siapa dirinya, apa tujuan

dakwahnya, sifat-sifat apa saja yang harus dimilikinya, siapa sasaran

dakwahnya, dan sarana serta metode yang digunakannya. Seorang da’i

yang bijak harus mampu menyampaikan Islam, dasar-dasar iman, dan

ihsan dengan baik. Ia menjelaskan secara rinci dan gamblang kepada

banyak orang segala hal yang disebutkan dalam Al Qur’an dan As

Sunnah, seperti aqidah, ibadah dan akhlak.

Berdakwah jika dilihat dari kemampuan da’i terdiri atas dua

macam pertama, dakwah bersifat individu (Fardhiyyah), yakni seorang

muslim melakukan dakwah seorang diri berdasarkan kekuatan,

Page 58: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

46

kemampuan dan ilmunya. Kedua, dakwah bersifat kelompok

(jami iyyah) ( Al Qathani, 1994:98).

Karena pentingnya pelaksana dakwah, seorang da’i memerlukan

bekal dan persiapan yang matang antara lain:

1. Memahami secara mendalam ilmu, makna-makna, serta hukum-

hukum yang terkandung dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Bentuk

pemahaman ini dapat dirinci lagi kedalam tiga hal, yakni:

a. Pemahaman terhadap aqidah Islam dengan baik dan benar,

berpegang teguh pada dalil-dalil Al Qur’an, Sunnah dan ijma’

ulama Ahlus Sunnah Wal Jama ah.

b. Pemahaman terhadap tujuan hidup dan posisinya diantara

manusia.

c. Pemahaman terhadap ketergantungan hidup untuk akhirat

dengan tidak meninggalkan urusan dunia.

2. Iman yang dalam melahirkan cinta kepada Allah, takut kepada

siksa-Nya. Optimis akan rahmatnya, dan mengikuti segala petunjuk

Rasulnya.

3. Selalu berhubungan dengan Allah dalam rangka tawakkal, ataupun

meminta pertolongan, juga harus ikhlas dan jujur, baik dalam

perkataan dan perbuatan ( Al Qathani, 1994:98-99).

Disamping bekal dalam dan persiapan yang matang, seorang da’i

juga harus mempunyai kepribadian yang baik. Karena dengan

kepribadian yang baik, dia akan menjadi contoh panutan atau tauladan

Page 59: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

47

bagi obyek dakwahnya. Kepribadian da’i yang baik tidak hanya

meliputi kepribadian rohani, tetapi juga jasmaninya.

Syarat-syarat da’i yang ideal diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Syarat yang bersifat aqidah, para da’i harus yakin bahwa agama

Islam dengan segenap ajaran-ajarannya itu adalah benar.

b. Syarat yang bersifat ibadah, yaitu dengan melakukan komunikasi

secara terus menerus dengan Allah SWT.

c. Syarat yang bersifat akhlakul karimah, da’i dituntut untuk

membersihkan hati dan kotoran yang bersifat amoral, misalnya sifat

hasut, takabur, dusta, khianat, bakhil, dan lain-lain, serta mengisi

hatinya dengan sifat terpuji, seperti sabar, syukur, jujur dan

sebagainya.

d. Syarat yang bersifat ilmiah, da’i harus mempunyai kemampuan

ilmiah yang luas dan mendalam, terutama yang menyangkut materi

dakwah.

e. Syarat yang bersifat jasmani, seorang da’i sebaiknya mempunyai

kondisi fisik yang baik, kuat dan sehat.

f. Syarat yang bersifat kelancaran berbicara, sebagai seorang da’i

harus bisa menggunakan kata-kata atau bahasa yang dapat

dimengerti dan dipahami sesuai dengan kondisi sosial budaya,

ekonomi, pendidikan mad unya, sehingga tidak terjadi

misunderstanding atau perbedaan persepsi.

Page 60: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

48

g. Syarat yang bersifat mujahadah, da’i hendaknya mempunyai

semangat berdedikasi kepada masyarakat dijalan Allah dan berjuang

untuk menegakkan kebenaran ( Amin, 1980:85-92).

Apabila seorang da’i bisa memenuhi syarat-syarat ideal tersebut

di atas, niscaya dakwah yang dilakukan akan lebih baik dan

berkembang. Syarat tersebut tidak hanya dalam teorinya saja, tetapi juga

prakteknya. Sudah semestinya seorang da’i memiliki akhlak dan juga

didukung dengan menguasai ilmu agama.

Dalam hal yang sama tersebut, syekh al Islam Ibnu Taimiyah

seperti dikutip oleh said bin Ali al Qathani, bahwa ada tiga sifat yang

sangat diperlukan seorang da’i. Pertama, berilmu (mengetahui) sebelum

memerintah dan melarang, kedua, lembut, dan ketiga adalah sabar.

Ketiga sifat tersebut saling melengkapi (Al Qathani, 1994:99).

b. Mad’u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)

Unsur dakwah yang kedua adalah mad u, yaitu manusia yang

menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai

individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragam Islam

maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai

dengan firman Allah QS. Saba’ 28:

!$tBury7» oY ù=y™ö‘r&žwÎ)Zp ©ù!$Ÿ2Ĩ$Y=Ïj9#ZŽ•Ï± o0#\•ƒ É‹tRur£ Å3» s9uruŽsYò2r&Ĩ$Z9$#Ÿw

šcq ßJ n=ôètƒ

Page 61: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

49

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umatmanusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dansebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiadamengetahui. (QS. Saba’: 28) (Depag RI, 1997: 628)

Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan

untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam, sedangkan kepada

orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan

meningkatkan kualitas iman, Islam, ihsan.

Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra

dakwah daripada sebutan obyek dakwah, sebab sebutan yang kedua

lebih mencerminkan kepasifan penerima dakwah, padahal sebenarnya

dakwah adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan

berfikir tentang keimanan, syari’ah, dan akhlak kemudian untuk

diupayakan dihayati dan diamalkan bersama-sama.

Al-Qur’an mengenalkan kepada kita beberapa tipe mad u.

Secara umum mad u terbagi tiga, yaitu: mukmin, kafir, dan munafik.

Dan dari ketiga klasifikasi besar ini mad u masih bisa dibagi lagi dalam

berbagai macam pengelompokan. Orang mukmin umpamanya bisa

dibagi menjadi tiga, yaitu: dzalim linafsih, muqtashid, dan sabiqun

bilkhairot. Kafir bisa dibagi menjadi kafir zimmi dan kafir harbi.

Di dalam al-Qur’an selalu digambarkan bahwa, setiap Rasul

menyampaikan risalah, kaum yang dihadapinya akan terbagi dua:

mendukung dakwah dan menolak dakwah. Cuma kita tidak menemukan

metode yang mendetail di dalam al-qur’an bagaimana berinteraksi

Page 62: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

50

dengan pendukung dan bagaimana menghadapi penentang. Tetapi

isyarat bagaimana corak mad u sudah tergambar cukup signifikan dalam

al-Qur’an.

Mad u (mitra dakwah) terdiri dari berbagai macam golongan

manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad u sama dengan

menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya.

Penggolongan mad u tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota

kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar.

2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan

santri, terutama pada masyarakat Jawa.

3. Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja dan

golongan orang tua.

4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman, buruh,

pegawai negeri.

5. Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya, menengah,

dan miskin.

6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.

7. Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya,

narapidana, dan sebagainya ( Aziz, 2005:91).

Page 63: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

51

Mad u bisa juga dilihat dari derajat pemikirannya sebagai berikut:

1. Umat yang berpikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan, yang

selalu berpikir mendalam sebelum menerima sesuatu yang

dikemukakan padanya.

2. Umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah

dipengaruhi oleh paham baru (Suggestibel) tanpa menimbang-

nimbang secara mantap apa yang dikemukakan kepadanya.

3. Umat bertaklid, yaitu golongan yang fanatik, buta berpegang pada

tradisi, dan kebiasaan turun-temurun tanpa menyelidiki salah atau

benarnya

Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad u menjadi tiga

golongan(hampir sama dengan pembagian di atas), yaitu:

1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat

berpikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.

2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir

secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-

pengertian yang tinggi.

3. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas mereka senang

membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup

mendalam benar.

Disamping golongan Mad u diatas, ada lagi penggolongan yang

berdasarkan responsif mereka. Berdasarkan responsif mad u terhadap

dakwah, mereka dapat digolongkan :

Page 64: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

52

1. Golongan simpati aktif, yaitu mad u yang menaruh simpati dan secara

aktif memberi dukungan moril dan materiil terhadap kesuksesan

dakwah. Mereka juga berusaha mengatasi hal-hal yang dianggapnya

merintangi jalannya dakwah dan bahkan mereka bersedia berkorban

segalanya untuk kepentingan Allah.

2. Golongan pasif, yaitu mad u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak

merintangi dakwah.

3. Golongan antipati, yaitu mad u yang tidak rela atau tidak suka akan

terlaksananya dakwah. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk

merintangi atau meninggalkan dakwah ( Aziz, 2005: 92).

c. Maddah ( Materi Dakwah)

Maddah atau materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang

disampaikan dai kepada mad u. Dalam hal ini sudah bahwa jelas yang

menjadi maddah dakwah adalah ajaran islam itu sendiri.

Secara umum materi dakwah dapat diklasifisikan menjadi empat

masalah pokok, yaitu;

1. Masalah Akidah ( Keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah

Islamiah. Aspek akidah ini yang akan membentuk moral ( akhlaq )

manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam

dakwah Islam adalah masalah akidah dan keimanan. Akidah yang

Page 65: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

53

menjadi materi utama dakwah ini mempunyai ciri-ciri yang

membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu:

a. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian,

seorang muslim harus selalu jelas identitasnya dan bersedia

mengakui identitas keagamaan orang lain.

b. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa

Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok atau

bangsa tertentu. Dan soal kemanusiaan juga diperkenalkan

kesatuan asal usul manusia. Kejelasan dan kesederhanaan

diartikan bahwa seluruh ajaran akidah baik soal ketuhanan,

kerasulan, ataupun alam gaib sangat mudah untuk dipahami.

c. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal

perbuatan. Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan

manifestasi dari iman dipadukan dengan segi-segi

pengembangan diri dan kepribadian seseorang dengan

kemaslahatan masyarakat yang menuju pada kesejahteraannya.

Karena akidah memiliki ketertiban dengan soal-soal

kemasyarakatan (Munir, 2006:25)

2. Masalah syariah

Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban

dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna,

maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya.

Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban

Page 66: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

54

Islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah

inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban dikalangan

kaum muslim.

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan

mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak

terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia,

dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan

dari materi syariah Islam antara lain, adalah bahwa ia tidak dimiliki

oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat universal, yang

menjelaskan hak-hak umat muslim dan non muslim. Dengan adanya

materi syariah ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur dan

sempurna.

Disamping mengandung dan mencakup kemaslahatan sosial

dan moral, maka materi dakwah dalam bidang syariah ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar yang benar,

pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat terhadap hujjah

atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan pembaharuan,

sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, karena yang

diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan. Kesalahan dalam

meletakkan posisi yang benar dan seimbang di antara beban syariat

sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Islam, maka akan

menimbulkan suatu yang membahayakan terhadap agama dan

kehidupan.

Page 67: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

55

Syariah Islam mengembangkan hukum bersifat

komprehensif yang meliputi segenap kehidupan manusia.

Kelengkapan ini mengalir dari konsepsi Islam tentang kehidupan

manusia tentang kehidupan manusia yang diciptakan untuk

memenuhi ketentuan yang membentuk kehendak illahi. Materi

dakwah yang menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan

atau memberikan informasi yang jelas di bidang hukum dalam

bentuk status hukum yang bersifat wajib, mubbah (dibolehkan),

dianjurkan (mandub), makruh (dianjurkan supaya tidak dilakukan),

dan haram (dilarang).

3. Masalah Mu’amalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan

muamalah lebih besar porsimya dari pada urusan ibadah. Islam lebih

banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek

kehidupan ritual, Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi

ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam

mu amalah di sini, diartikan sebagai ibadah yang mencakup

hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

Cakupan aspek mu amalah jauh lebih luas daripada ibadah.

Statemaent ini dapat dipahami dengan alasan:

a. Dalam Al-Qur’an dan al-Hadits mencakup proporsi terbesar

sumber hukum yang berkaitan dengan urusan mu’amalah

Page 68: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

56

b. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran

lebih besar daripada ibadah yang bersifat perorangan. Jika

urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau bakal, karena

melanggar pantangan tertentu, maka kifarat-nya

(tebusanya)adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan

mu’amalah. Sebaliknya, jika orang tidak dapat menutupinya.

c. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan

mendapatkan ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah

(Munir, 2006:28).

4. Masalah Akhlak

Secara etimologis, kata akhlaq berasal dari bahasa arab,

jamak dari ”khuluqan” yang berarti budi pekerti, perangai, dan

tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi

persamaan dengan perkataan ”khalqun” yang berarti kejadian, serta

erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan

”makhluq” yang berarti diciptakan.

Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak berkaitan

dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang

mempengaruhi perilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-Farabi, tidak

lain dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat

menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang tinggi, yaitu

kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau kekurangan yang

dapat merintangi usaha pencapaian tujuan tersebut.

Page 69: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

57

Kebahagiaan dapat dicapai melalui upaya terus –menerus

dalam mengamalkan perbuatan terpuji berdasarkan kesadaran dan

kemauan. Siapa yang mendambakan kebahagiaan , maka ia harus

berusaha secara terus menerus menumbuhkan sifat-sifat baik yang

terdapat dalam jiwa secara potensial, dan dengan demikian, sifat-

sifat baik itu akan tumbuh dan berurat berakal secara aktual dalam

jiwa. Selanjutnya Al- Farabi berpendapat bahwa latihan adalah

unsur yang penting untuk memperoleh akhlak yang terpuji atau

tercela, dan dengan latihan terus menerus terwujudlah kebiasaan.

Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam islam

pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan

ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam islam bukanlah

norma ideal yang tidak dapat diimplementasikan, dan bukan pula

sekumpulan etika yang terlepas dari kebaikan norma sejati. Dengan

demikian, yang menjadi materi akhlak dalam islam adalah mengenai

sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang

harus dipenuhinya. Karena semua manusia harus

mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya, maka islam

mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang mendatangkan

kebahagiaan, bukan siksaan . Bertolak dari prinsip perbuatan

manusia ini, maka materi akhlak membahas tentang norma luhur

yang harus menjadi jiwa dari perbuatan manusia, serta tentang etika

Page 70: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

58

atau tata cara yang harus dipraktekkan dalam perbuatan manusia

sesuai dengan jenis sasarannya (Munir, 2006: 30).

d. Wasilah (Media Dakwah)

Dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam agar lebih efektif dan

efisien, seorang da’i harus menggunakan media yang tepat. Media yang

tepat akan sangat menunjang keberhasilan dakwah seorang da’i. Media

disini merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat

perantara untuk mencapai tujuan tertentu dalam berdakwah.

Sedangkan Hamzah Ya’kub menyatakan media dakwah adalah

alat obyektif menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan umat,

suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas

dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lisan, tulisan, audio visual,

dan perbuatan atau akhlak (Ya’qub, 1981:47-48).

Penyajian media dakwah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Media Lisan

Yang termasuk dalam bentuk media lisan adalah pidato,

khutbah, ceramah, seminar, musyawarah, diskusi, nasehat, pidato,

radio, ramah-tamah dalam anjangsana, dan lain-lain yang

kesemuanya disampaikan melalui lisan.

2) Media Tulisan

Dakwah yang dilakukan melalui media tulisan seperti buku-

buku, majalah, surat kabar, pengumuman, dan sebagainya. Akan

Page 71: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

59

lebih baik lagi apabila da’i juga menguasai jurnalistik, yaitu

ketrampilan dalam mengarang dan menulis.

3) Media Lukisan

Yaitu dalam bentuk gambar-gambar hasil seni lukis, foto dan

lain-lain. Bisa juga dalam bentuk komik bergambar yang sangat

digemari anak-anak.

4) Media Akhlak

Yang dimaksud adalah penyampaian secara langsung dalam

bentuk perbuatan yang nyata dan konkrit, misalnya menjenguk

orang yang sakit, berziarah, silaturrahim, dan sebagainya.

5) Media Audio Visual

Dakwah yang dilakukan melalui audio visual adalah

menggunakan peralatan yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan dakwah yang dapat dilihat, didengar, ataupun keduanya,

seperti televisi, radio, film, dan lain-lain.

Senada dengan Hamzah Ya’qub, Masdar Helmi membagi media

dakwah menjadi empat yaitu:

1) Media Cetak, seperti surat kabar, majalah, buku, dan lain-lain.

2) Media Visual, misalnya foto, lukisan, pameran dan sebagainya.

3) Media Auditif, seperti radio, tape, dan lain-lain.

4) Media Pertemuan, halal bi al-halal, musyawarah, silaturahmi, dan

lain sebagainya (Helmi, 1973:73).

Page 72: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

60

Dari kedua pendapat tentang media dakwah tersebut, terlihat

bahwa kedua media juga memegang peranan penting dalam

penyampaian dakwah. Tidak hanya secara langsung melalui media cetak

atau tulisan, ataupun melalui audio visual, juga secara tidak langsung

melalui perbuatan atau akhlak yang bisa dijadikan panutan atau suri

tauladan bagi para mad u, seperti yang dilakukan oleh para Nabi

Muhammad saw.

Sementara Asmuni Syukir menambahkan media dakwah bisa

dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Lembaga Pendidikan Formal, yang dimaksudkan adalah lembaga

pendidikan yang memiliki sistem kurikulum. Biasanya adalah

sekolah atau lembaga akademis yang berada dibawah lingkungan

agama, seperti pesantren.

2. Lingkungan Keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan sosial

terkecil dalam masyarakat dimana penyampaian dakwah harus

dilakukan sedini mungkin.

3. Organisasi-organisasi Islam seperti yang berkembang di masyarakat

Indonesia.

4. Media Masa, seperti, televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-

lain.

5. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), misalnya mengadakan acara-

acara keIslaman sat memperingati hari-hari besar Islam, seperti pada

saat Idul Adha, Isra’ Mi’raj, dan lain-lain.

Page 73: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

61

6. Seni budaya, kesenian, atau kebudayaan memegang peranan dalam

penyebaran amar ma’ruf nahi munkar, baik secara langsung maupun

tidak langsung, Misalnya acara kasidah, sandiwara dan sebagainya

(Syukir,1983:1698-180).

Jadi dakwah bisa dilakukan melalui media saja, selama media

tersebut tidak mengurangi tujuan dakwah, yaitu amar ma’ruf nahi

mungkar. Dengan pemilihan media yang tepat, dakwah yang dilakukan

akan lebih efektif dan efisien.

e. Thariqah (Metode Dakwah)

Kata metode berasal dari bahasa latin methodus berarti cara.

Dalam bahasa Yunani, methodhus berarti cara atau jalan. Sedangkan

dalam bahasa Inggris method dijelaskan dengan metode atau cara. Kata

metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian

”suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas

untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata

pikir manusia .

Abdul Qadir Munsyi, mengartikan metode sebagai cara untuk

menyampaikan sesuatu. Sedangkan dalam metodologi pengajaran ajaran

Islam disebutkan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis dan

umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah”. Dalam kaitannya

dengan pengajaran agama Islam, maka pembahasan selalu berkaitan

Page 74: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

62

dengan hakikat penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat

diterima dan dicerna dengan baik.

Metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk

pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah cara yang digunakan

subyek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau biasa

diartikan dengan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan

oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al- Islam

atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sementara itu dalam komunikasi metode dakwah ini lebih

dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh seorang

da’i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas hikmah

dan kasih sayang. Dengan kata lain, pendekatan dakwah harus bertumpu

pada satu pandangan human oriented menetapkan penghargaan yang

mulia pada diri manusia. Hal tersebut didasari Islam sebagai agama

salam yang menyebarkan rasa damai menempatkan manusia pada

prioritas utama, artinya penghargaan manusia itu tidaklah di beda-

bedakan menurut ras, suku, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang

tersirat dalam QS. Al-Isra’ 70, ”Kami telah memuliakan Bani Adam

(manusia dan kami bawa mereka itu di daratan dan di lautan. Kami

juga memberikan kepada mereka dari segala rezeki yang baik-baik.

Mereka juga kami lebihkan kedudukannya dari seluruh makhluk yang

lain .

Page 75: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

63

Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai oleh juru

dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Dalam

menyampaikan pesan dakwah metode sangat penting peranannya, suatu

pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak

benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Dalam ”Ilmu

Komunikasi” ada jargon ”the method is message”. Maka dari itu

kejelian dan kebijakan juru dakwah dalam memilih dalam memakai

metode sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah

(Aziz,2005:123). Ketika membahas tentang metode dakwah pada

umumnya merujuk pada surat an Nahl (QS.16:125) sebagaimana telah

saya tuliskan di halaman 35.

Dalam ayat tersebut, metode dakwah ada tiga, yaitu bi al-

hikmah, mauizatul hasanah, dan mujadalah billati hiya ahsan. Secara

garis besar ada tiga pokok metode (thariqah) dakwah yaitu:

1. Bi al Hikmah, yaitu berdakwah dengan situasi dan kondisi sasaran

dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,

sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya,

mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

2. Mauizatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasehat-

nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih

sayang, sehingga nasehat dan ajaran Islam yang disampaikan itu

dapat menyentuh hati mereka.

Page 76: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

64

3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara

bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya

dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada

komunitas yang menjadi sasaran dakwah (Munir,2006:34).

f. Atsr (Efek Dakwah)

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.

Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi

dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons dan

efek (atsr) pada mad u ( penerima dakwah ).

Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari

proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian

para da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah

disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar

artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa

menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang

sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali.

Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat,

maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan

penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya (correction action).

Demikian juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-

unsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

Page 77: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

65

Evaluasi dan koreksi tehadap atsar dakwah harus dilaksanakan

secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau

setengah-setengah. Seluruh komponen sistem (unsur-unsur) dakwah

harus dievaluasi secara komprehensif. Para da’i harus memiliki jiwa

terbuka untuk melakukan pembaharuan dan perubahan, disamping

bekerja dengan menggunakan ilmu. Jika proses evaluasi ini telah

menghasilkan beberapa konklusi dan keputusan, maka segera diikuti

dengan tindakan korektif (corrective action). Jika proses ini dapat

terlaksan dengan baik, maka twerciptalah suasan mekanisme perjuangan

dalam bidang dakwah. Dalam bahasa agam, inilah sesungguhnya yang

disebut dengan ikhtiar insani.

Jalaluddin Rahmat menyatakan bahwa efek kognitif terjadi bila

ada perubahan pada ap yang diketahui, dipahami atau dipersepsi

khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila ada

perubahan pada apa yang dirasakan,disenangi atau dibenci khalayak,

yang meliput segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.

Sedangkan efek behavioral merujuk pada prilaku nyata yang dapat

diamati, yang meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan

berprilaku (Munir,2006:35).

Sedangkan dalam buku strategi komunikasi Anwar Arifin

memperjelas efek diatas sebagai berikut:

Page 78: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

66

Sesungguhnya suatu ide yang menyentuh dan yang merangsang

individu dapat diterima atau ditolak dan pada umumnya melalui proses.

1. Proses mengerti (proses kognitif)

2. Proses menyetujui (proses objektif )

3. Proses pembuatan (proses sencemotorik)

Atau dapat dikatakan melalui proses:

1. Terbentuknya suatu pengertian atau pengetahuan (knowledge)

2. Proses atau sikap menyetujui atau tidak menyetujui (attitude)

3. Proses terbentuknya gerak pelaksanaan (prectise).

Dengan demikian penelitian atau evaluasi terhadap penerimaan

dakwah ditekankan untuk dapat menjawab sejauh mana ketiga aspek

perubahan tersebut, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

behavioral pada penerima dakwah (Aziz,2005:140).

Page 79: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

67

BAB III

GAMBARAN UMUM KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN

KENDAL DAN BIOGRAFI KYAI ASY’ARI (KYAI GURU)

3.1. Gambaran Umum Kecamatan Kaliwungu

Daerah Kecamatan Kaliwungu dibatasi oleh laut Jawa untuk sebelah

utaranya. Di sebelah Selatan dibatasi oleh Kecamatan Mijen dan Boja.

Sebelah Barat oleh Kecamatan Brangsong dan untuk bagian timur dibatasi

oleh kecamatan Tugu (wilayah kota Semarang). Semenjak pemekaran wilayah

oleh Pemerintah Kabupaten Kendal, maka semenjak tahun 2006 Kecamatan

Kaliwungu dibagi menjadi dua, yakni Kecamatan Kaliwungu dan Kaliwungu

Selatan. Kecamatan Kaliwungu meliputi desa-desa daerah datar dan pantai,

meliputi 9 desa yakni: Karang Tengah, Kumpulrejo, Sarirejo, Krajankulon,

Kutoharjo, Mororejo, Wonorejo, Nolokerto dan Sumberejo.

Sedangkan wilayah Kaliwungu Selatan meliputi desa yang berada di

daerah datar dan daerah atas / gunung. Desa yang berada di daerah dataran

datar yang meliputi: Desa Plantaran dan Sukomulyo, sedangkan desa yang

berada di dataran tinggi / pegunungan, meliputi desa: Protomulyo, Magelung,

Darupono, Kedungsuren dan Jeruk Giling.

3.1.1 Letak Geografis / Demografi

a. Kecamatan Kaliwungu terletak dalam:

Wilayah Pembantu Bupati Kaliwungu

Page 80: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

68

Kabupaten Kendal

Propinsi Jawa Tengah

b. Batas-batas wilayah

Sebelah utara Laut Jawa

Sebelah Selatan Kecamatan Kaliwungu Selatan

Sebelah Barat Kecamatan Brangsong

Sebelah timur Kota Semarang

c. Jarak dari ibukota Kaliwungu ke beberapa kota:

Kota Propinsi Jawa Tengah 21 km

Kota Kabupaten Kendal 7 km

Kota Kec. Kaliwungu Selatan 4 km

Kota Kecamatan Singorojo 24 km

Kota Kecamatan Brangsong 2 km

d. Ketinggian Tanah 4,5 meter dpl

e. Suhu Udara

Siang hari 32oC

Malam hari 26oC

f. Jenis Tanah Leutosol

Secara geografis, Kaliwungu merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Kendal Jawa Tengah yang terletak di sebelah utara Laut Jawa,

sebelah selatan Kecamatan Kaliwungu Selatan, sebelah barat Kecamatan

Brangsong, sebelah timur Kota Semarang. Kaliwungu menempati letak

strategis karena jarak dari ibukota Kaliwungu ke kota kabupaten Kendal agak

Page 81: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

69

jauh. Dari jarak ke kota kabupaten Kendal, kurang lebih tujuh kilo meter ke

arah utara. Walaupun secara administratif, kaliwungu di bawah satu

pemerintahan kabupaten, tetapi masyarakat kaliwungu terbiasa membaginya

menjadi dua daerah, kecamatan kaliwngu dan kecamatan kaliwungu selatan.

3.1.2 Kondisi sosial masyarakat Kaliwungu

Sebagai bagian dari Kabupaten Kendal, kecamatan kaliwungu

mempunyai luas wilayah yang cukup besar dibandingkan kecamatan –

kecamatan lainnya. Sebagian besar masih dipenuhi dengan sawah-sawah yang

terbentang luas, loh jinawi, yang hampir mengelilingi desa, sebagian kecil

peternakan, perkebunan dan perikanan. Pertanian di kecamatan ini sangat

baik, terawat dan subur makmur. Hal ini dikarenakan sebagian besar

masyarakatnya bemata pencaharian sebagai petani, dari petani penggarap

hingga juragan sawah. Meskipun jumlah air yang melimpah tetap saja masih

terdapat kendala pada sistem pengairannya. Hal ini tidak menyurutkan

langkah para petani untuk terus menggarap sawah. Disamping bertani,

berkebun, beternak, dan bertambak sebagian masyarakat juga ada yang

berprofesi lainnya, seperti, pegawai negeri, berdagang, wiraswasta, buruh

bangunan dan pekerjaan lainnya.

Kaliwungu, oleh masyarakat luas, terkenal sebagai ”kota santri”,

karena memiliki keunikan dengan upacara traditional swalannya, banyak

berdiri pondok pesantren dan madrasah yang berbasis NU khususnya di desa

Krajankulon karena desa ini berada di tengah atau pusat kota Kaliwungu.

Page 82: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

70

3.1.2.1 Banyaknya dusun / dukuh, rukun warga dan rukun tetangga

kecamatan Kaliwungu Tahun 2008

Desa Dusun /Dukuh Rukun Warga Rukun

Tetangga(1) (2) (3) (4)

1 Kumpulrejo 2 4 142 Karang Tengah 2 3 133 Sari Rejo 3 8 354 Krajan Kulon 3 11 355 Kutoharjo 7 9 506 Nolokerto 6 6 287 Sumberejo 4 9 358 Mororejo 3 8 379 Wonorejo 3 9 26 Jumlah 2008 33 67 273 2007 3 67 266 2006 33 66 263

BPS Kabupaten Kendal(Sumber Data: Statistik Kecamatan Kaliwungu)

Dari data tersebut diatas menunjukkan kepadatan penduduk yang

tidak merata, banyaknya gedung-gedung yang berdiri dan ramainya sarana

perhubungan dan komunikasi tidak mengurangi kebersamaan dan

kegotongroyongan masyarakat. Tidak ada kesenjangan sosial yang tajam,

orang-orang kaya, tokoh-tokoh masyarakat dan sesepuh desa tetap

dihormati. Antara yang kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, anak

kecil ataupun dewasa, semuanya bermasyarakat dengan baik. Kondisi

politik tidak terlalu bergejolak, organisasi politik yang berkembang adalah

Nahdlatul ulama (NU), sebagian masyarakat penganut partai NU.

Page 83: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

71

3.1.2.2. Banyaknya Pemeluk Agama Kecamatan Kaliwungu Tahun 2008Desa Islam Protestan Katolik Budha Hindu Lainnya(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Kumpulrejo 2.593 0 0 0 0 02 Karang Tengah 2.218 2 0 0 0 03 Sari Rejo 5.383 10 11 1 0 04 Krajan Kulon 9.907 12 36 2 6 05 Kutoharjo 10.740 5 21 3 7 06 Nolokerto 6.067 14 10 0 3 07 Sumberejo 5.867 0 37 22 26 08 Mororejo 6.405 4 4 0 0 09 Wonorejo 4.207 0 0 0 0 0 Jumlah 2008 53.387 47 119 28 42 0 2007 53.652 46 115 26 40 0 2006 52.255 46 114 27 37 0( Sumber Data: Statistik Kecamatan Kaliwungu)

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa agama Islam adalah

merupakan agama mayoritas masyarakat Kaliwungu, ajaran Islam yang di

bawa oleh para tokoh ulama atau kyai pada zaman dahulu seperti Kyai

Asy’ari ternyata membuahkan hasil, hal ini dapat kita lihat, hampir seratus

persen masyarakat menganut agama Islam

3.1.2.3 Banyaknya Tempat Ibadah Kecamatan Kaliwungu Tahun 2008

Desa Masjid Musholla/Langgar

Geraja Kuil/Pura

(1) (2) (3) (4) (5)1 Kumpulrejo 2 9 0 02 Karang Tengah 1 10 0 03 Sari Rejo 2 18 0 04 Krajan Kulon 2 43 1 05 Kutoharjo 1 32 0 06 Nolokerto 6 14 0 07 Sumberejo 3 16 0 18 Mororejo 5 11 0 09 Wonorejo 3 13 0 0 Jumlah 2008 25 166 1 1 2007 25 166 1 1 2006 25 166 1 1

(Sumber Data: Statistik Desa di Kecamatan Kaliwungu)

Page 84: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

72

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa banyaknya masjid dan

musholla yang berdiri di Kaliwungu, menunjukkan bahwa masyarakat

Kaliwungu sangat tekun dan rajin dalam beribadah, masyarakat dan

pemerintah Kaliwungu sangat memperhatikan sarana dan prasarana yang

baik untuk ibadah, berkat usaha dakwah dan peran dakwah yang dilakukan

oleh kyai Asy’ari dan sejumlah tokoh ulama pada zaman dulu akhirnya

masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi di bidang keagamaan.

3.1.2.4. Banyaknya Ulama, Muballigh dan Khotib Kecamatan Kaliwungu

Tahun 2008

Desa Ulama Muballigh Khotib(1) (2) (3) (4)

1 Kumpulrejo 1 1 42 Karang Tengah 1 1 43 Sari Rejo 5 4 94 Krajan Kulon 23 17 155 Kutoharjo 7 5 36 Nolokerto 1 1 107 Sumberejo 1 1 98 Mororejo 5 3 109 Wonorejo 2 1 5 Jumlah 2008 46 34 69 2007 46 34 71 2006 48 37 74

(Sumber Data: KUA Kecamatan Kaliwungu)

Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa Kaliwungu memiliki

banyak ulama, muballigh dan khotib yang berkualitas dan disegani oleh

masyarakat luas, peran dakwah yang di lakukan kyai Asy’ari dan sejumlah

tokoh ulama pada zaman dulu sangat besar sekali khususnya di bidang

keagamaan. Banyaknya ulama dan muballigh di Kaliwungu diharapkan

Page 85: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

73

dapat lebih mengembangkan dakwah Islam kepada masyakat,

sebagaimana yang dilakukan oleh sejumlah tokoh ulama dan kyai seperti

kyai Asy’ari pada zaman dulu.

3.2. Biografi Kyai Asy’ari (Kyai Guru)

Kyai Asy’ari merupakan ulama besar yang kharismatik pada dekade

tahun 1781-an di daerah Kaliwungu khususnya dan Kendal pada umumnya.

Kepopuleran Kyai Asy’ari disebabkan metode dakwah yang unik, menarik

dan kontroversial. Kemampuannya mengajak masyarakat yang mulanya

primitif dan awam terhadap masalah keagamaan, terutama ajaran Islam,

menjadi masyarakat yang agamis dan religius. Kepribadian beliau yang

sederhana dan kharismatik sangat disegani oleh masyarakat, sehingga

namanya selalu dikenang hingga sekarang. Perjuangan dakwahnya sudah

semestinya diteladani, diteruskan dan ditumbuhkembangkan.

Dilahirkan di Wanantara Yogyakarta, kira-kira pada tahun 1746

dengan nama yang cukup singkat, yaitu Asy’ari bin Ismail bin H.

Abdurrahman bin Ibrahim. Dari garis silsilahnya, menurut salah satu sumber,

Kyai Asy’ari masih termasuk keluarga Sayyidina Ali, dan dengan Nabi

Muhammad SAW bertemu pada keluarga Abdul Muthalib bin Hasyim bin

Abdul Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab (Abdullah, 2004:

60-61).

Kyai Asy’ari dibesarkan dan hidup pada masa kerajaan Mataram

Islam, semenjak kecil ia mendapatkan didikan yang cukup keras di

Page 86: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

74

kedalaman Keraton Ngayogyakarta, dengan harapan kelak nantinya bisa

meneruskan perjuangan dakwah Islam seperti yang dilakukan para

waliyullah, auliya dan para syuhada . Pada masa itu Kyai Asy’ari belajar

membaca dan menulis dari para ulama, kyai dan tokoh agama yang ada di

lingkungan kerajaan Mataram Islam. Banyak hal yang ia dapatkan dari hasil

belajar yang diperoleh dari para gurunya, terutama masalah keagamaan di

antaranya, ilmu Al-Qur'an, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu badi , ilmu

mantiq, ilmu bayan, ilmu aruld, ilmu hadits, lughatul Arabiyyah dan ilmu

agama lainnya. Setelah menginjak dewasa ia melanjutkan menuntut ilmu ke

Makkah untuk mempelajari agama Islam, kira-kira selama 10 tahunan.

Dengan bekal ilmu agama tersebut diharapkan Kyai Asy’ari akan mampu

meneruskan perjuangan para tokoh agama Mataram Islam. Sepulang dari

Makkah Kyai Asy’ari ditugaskan oleh susuhunan Mataram untuk berdakwah,

menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam khususnya di daerah Kaliwungu

Kendal.

Kyai Asy’ari datang di Kaliwungu pada usia 35 tahun, maka tahun

kedatangan Kyai Asy’ari di Kaliwungu kira-kira tahun 1781-an (Rochani,

2005: 64). Setelah kedatangan Kyai Asy’ari di Kaliwungu, ia kemudian

bermukim dan menetap di kampung yang saat ini terkenal dengan nama

Kampung Pesantren Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

Kendal. Di Kampung Pesantren itulah Kyai Asy’ari merintis dan

mengajarkan Islam dengan kitab kuningnya dengan mendirikan sebuah

pondok pesantren salaf (Abdullah, 2004: 19). Yang sekarang ini menjadi

Page 87: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

75

pondok APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren), karena pada waktu itu

fasilitas dan sarana untuk belajar belum memadai maka Kyai Asy’ari juga

menggunakan musholla sebagai tempat untuk belajar dan menuntut ilmu

agama Islam bagi para santri, yang sekarang ini menjadi Musholla Al-

Asy’ari, tepatnya di Kampung Pesantren Desa Krajankulon kecamatan

Kaliwungu. Sejarah nama Musholla Al-Asy’ari berasal dari nama pendirinya

yaitu Kyai Asy’ari (Kyai Guru), sehingga dinamakan Musholla Al-Asy’ari.

Tindakan Kyai Asy’ari dalam berdakwah, dan mengajarkan ilmu-

ilmu agama Islam melalui pondok pesantren yang didirikannya merupakan

langkah yang tepat, karena kondisi masyarakat Kaliwungu pada saat itu

awam agama dan jauh dari nilai-nilai agama Islam. Selama ia tinggal dan

menetap di pondok pesantren yang didirikannya di Kaliwungu, tidak lama

kemudian berdatanganlah santri-santri dari berbagai daerah untuk belajar dan

menuntut ilmu.

Selama kedatangannya di Kaliwungu Kyai Asy’ari bertemu dan

saling kenal dengan KH. Abu Sudjak dan KH. Muhammad Marhum (kakek

dan ayah Kyai Ahmad Rifa’i) dan juga saudara-saudara Kyai Ahmad Rifa’i.

Tidak lama kemudian menikah dengan Nyai Radjiyah (kakak kandung Kyai

Ahmad Rifa’i) pada usia 40 tahun, sedangkan Nyai Radjiyah kira-kira 20

tahun maka pernikahan itu kira-kira berlangsung pada tahun 1786,

bersamaan dengan tahun kelahiran Kyai Ahmad Rifa’i. Kalau Kyai Asy’ari

menikah dengan Nyai Radjiyah pada usia 40 tahun (mungkin istri Kyai

Asy’ari tidak satu orang, dan Nyai Radjiyah mungkin juga bukan istri

Page 88: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

76

pertamanya), maka kelahiran Kyai Asy’ari kira-kira pada tahun 1746 (1786

dikurangi 40 tahun = 1746) (Rochani, 2005: 64).

KH. Muhammad Marhum, ayah Kyai Ahmad Rifa’i meninggal dunia,

ketika Ahmad Rifa’i berusia 6 tahun (1792), dan ketika ditinggal wafat oleh

kakeknya, KH. Ahmad Abu Sudjak atau Raden Setjowidjojo (1794), umur

Kyai Ahmad Rifa’i baru 8 tahun. Maka untuk mengurangi beban berat Siti

Rahinah (ibu Kyai Ahmad Rifa’i) dan demi kelangsungan pendidikan masa

depan, setelah memasuki usia tujuh tahun, Ahmad Rifa’i dibawa oleh kakak

kandung Nyai Radjiyah ke Kaliwungu dan tinggal di rumahnya (Pondok

Pesantren Kyai Asy’ari). Selama di Kaliwungu ia mendapat pendidikan dan

pembinaan dari kakak iparnya yaitu Kyai Asy’ari.

Kyai Asy’ari dalam mengasuh, mendidik dan membina Ahmad Rifa’i

cukup rajin dan teliti, dibandingkan dengan murid-murid yang lain. Berkat

ketekunan dan keikhlasan Kyai Asy’ari, Ahmad Rifa’i menjadi murid yang

pandai dan cerdas.

Dengan modal dasar pemberian Allah Rabbul Alamin, berupa akal

cerdas, pikiran luas, dalam waktu relatif singkat Ahmad Rifa’i sudah dapat

menguasai beberapa ilmu agama yang Diajarkan oleh Kyai Asy’ari

diantaranya, ilmu Al-Qur’an, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu Badi’, ilmu

mantiq, ilmu bayan, ilmu ‘aruld, ilmu hadits,, ilmu lughatul arabiyah dan

ilmu agama lainnya. Seperti tradisi di pesantren, kyai Ahmad Rifa’i sering

membantu pekerjaan gurunya, kyai Asy’ari yang sebagai kakak iparnya.

Page 89: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

77

Setelah kyai Ahmad Rifa’i mencapai usia delapan tahun, ia sering

berkumpul dan tidur bersama para santri di masjid atau mushalla. Bangun

pagi dari tidurnya, sholat subuh berjama’ah, berdzikir membaca tahmid dan

takbir serta tahlil sudah menjadi kebiasaannya, karena merupakan kebiasaan

(tradisi) di pesantren.

Kyai Asy’ari adalah seorang ulama yang dalam ilmunya, dalam

kesehariannya sangat dekat dan akrab kepada semua kalangan masyarakat,

sehingga disegani dan dihormati oleh masyarakat luas, rakyat dan pejabat

kolonial Belanda. Dalam aktivitasnya, setiap pagi, siang, sore, malam atau

kapan saja waktunya digunakan untuk mendidik dan mengajar serta membina

para santrinya. Khusus tengah malam, digunakan untuk munajat kepada

Allah ‘Azza Wa jalla, bertaqorrub, mendekatkan diri pada Al- Khaliq, Allah

yang maha Esa seperti shalat tahajud, sholat nisfullail dan ibadah lainnya.

Acara semacam itu sudah menjadi kebiasaan yang tidak ditinggalkan, di

rumah, di masjid, atau dimana saja ia berada. Sehingga pada suatu saat

tengah malam, kyai Asy’ari keluar rumah pergi ke masjid untuk melakukan

peribadatan dengan sekaligus melihat suasana para santri yang tidur di

serambi masjid itu. Sesampainya di dalam masjid, ia terkejut karena melihat

sesuatu yang belum pernah dilihatnya, sesuatu yang belum pernah terjadi

sebelumnya yaitu, melihat cahaya yang terang dari jasad seorang anak

asuhan yang tidak dapat diketahui namanya, menyinari ruangan masjid

sekelilingnya, walaupun tidak seterang lampu “dlepak” yang biasa di pakai

Page 90: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

78

oleh santri pada zamanya. Konon cahaya itu bisa menembus ke atap langit

masjid dan tembus ke angkasa.

Menurut cerita seorang ahli katanya, apabila dari jasad seorang anak

keluar cahaya atau (nur) dan cahaya itu menyinari ke atas dan sekelilingnya,

maka tandanya anak tersebut kelak akan menjadi orang besar yang sanggup

membina (menyinari) kepada masyarakat banyak. Dengan firasat

kedalamannya yang mendorong kyai Asy’ari ingin mengetahui dari mana

sumber cahaya yang disaksikan sendiri itu. Suasana menjadi sunyi sepi dan

gelap, tidak ada satu lampu yang menyala, sehingga untuk mengetahui anak

yang bercahaya mengalami kesulitan. Maka di sobeklah kain sarung yang di

pakai anak tersebut dengan harapan semoga besuk pagi dapat diketahui siapa

anak yang bermandikan cahaya itu.

Pagi hari pada saat ramainya orang sholat berjamaah dan para santri

siap akan pergi mengaji, terdengarlah suara isak tangis yang memilukan dari

seorang anak yatim yang bapak kandungnya telah lama meninggal, yaitu kyai

Ahmad Rifa’i namanya, menangis karena sobek kain sarungnya. Suara

tangisnya makin lama semakin keras, sehingga sempat didengar oleh kyai

Asy’ari dirumahnya. Kemudian dipanggilah Ahmad Rifa’i oleh kakak

iparnya untuk menghadap beliau, setelah itu Ahmad Rifa’i mendapat ganti

kain sarung yang sobek dengan yang baru. Betapa gembiranya hati Ahmad

Rifa’i, sebagaimana gembiranya kyai Asy’ari setelah mengetahui bahwa

anak yang bermandikan cahaya di masjid semalam adalah adik iparnya

Page 91: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

79

sendiri, yang insya Allah kelak akan menjadi ulama besar kenamaan

(Syadzirin,1989:11).

Selama hidupnya kyai Asy’ari lebih banyak menghabiskan waktunya

untuk mengabdi dan berjuang untuk menegakkan tali agama Allah SWT

(agama Islam) yaitu, dengan mendidik, mengajar dan membina para santri di

pondok pesantrennya maupun mengabdi kepada masyarakat Kaliwungu

melalui ketrampilan dan ilmu Agama Islam yang ia miliki, karena kondisi

masyarakat Kaliwungu pada saat itu masih sangat primitif dan awam

terhadap masalah agama dan jauh dari nilai-nilai agama Islam.

Menurut sejarah sebelum kyai Asy’ari menikah dengan nyai Radjiyah

ia juga mempunyai istri yang berasal dari Aceh yang bernama nyai Guru

Manila dan mempunyai enam anak putra dan putri yaitu: ki Ya’kub,

Muhammad, Rodhiyah, Afiyah, Ibrahim Umi Aceh dan Umar Umi Aceh.

Dengan dukungan para istri, adik iparnya yaitu kyai Ahmad Rifa’i dan anak-

anaknya, kyai Asy’ari terus mengembangkan dakwahnya hingga akhir

hayatnya. Kapan kyai Asy’ari wafat dan pada umur berapa kyai Asy’ari

wafat belum ditemukan catatannya, tetapi dapat di perkirakan bahwa setelah

kyai Ahmad Rifa’i wafat pada tahun (1876) tidak lama kemudian kyai

Asy’ari wafat. Makam kyai Asy’ari atau kyai Guru di Jabal, sebelah selatan

desa Protomulyo atau protowetan Kaliwungu, ditempatkan pada sebuah

bangunan rumah yang besar dan indah serta dilengkapi dengan air untuk bisa

dipergunakan berwudlu. Menandakan bahwa Kyai Asy’ari adalah seorang

tokoh ulama yang sangat dihormati.

Page 92: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

80

BAB IV

ANALISIS PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM

BERDAKWAH DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

4.1 Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di kecamatan

Kaliwungu kabupaten Kendal

Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

mempunyai suatu status (Horton, 1999: 118). Setiap orang mungkin

mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran sesuai dengan

status tersebut. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku

seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat

meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-

norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang

laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, harus di sebelah kiri

(Soekanto, 2002: 243).

Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki satu posisi dalam

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup

tiga hal, yaitu:

d. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

Page 93: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

81

e. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

f. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2002: 244).

Peranan sosial adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara

tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

status yang dimilikinya. Seseorang dapat dikatakan berperan jika ia telah

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dalam

masyarakat. Jika seseorang mempunyai status tertentu dalam kehidupan

masyarakat, maka selanjutnya ada kecenderungan akan timbul suatu

harapan-harapan baru. Dari harapan-harapan ini seseorang kemudian akan

bersikap dan bertindak atau berusaha untuk mencapainya dengan cara dan

kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu peranan dapat juga

didefinisikan sebagai kumpulan harapan yang terencana. Seseorang yang

mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Dengan singkat peranan

dapat dikatakan sebagai sikap dan tindakan seseorang sesuai dengan

statusnya dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peranan

dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status

(Syani, 1994: 94)

Ciri pokok yang berhubungan dengan istilah peranan sosial adalah

terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam

masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara bertindak dengan

Page 94: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

82

berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana pengakuan

terhadap status sosialnya.

Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu:

4. Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

5. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

6. Peranan juga dapat dikatakan sebagai peri kelakuan individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat (Syani, 1994: 95)

Berangkat dari teori yang dikemukakan oleh Levinson, maka

peranan Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam berdakwah di Kecamatan

Kaliwungu mencakup tiga hal yaitu:

1. Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mengenalkan budaya Mataram Islam di

Kaliwungu

2. Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mengenalkan ajaran Islam di Kaliwungu

3. Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mendirikan pondok pesantren di Kaliwungu.

4.1.1 Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mengenalkan Budaya Mataram Islam di

Kaliwungu

Kaliwungu dalam perspektif kebesaran Mataram pada abad

XVII, merupakan suatu kota di pesisir utara pulau Jawa, merupakan

titik penting dalam peta sejarah Mataram awal abad XVII. Hal ini

Page 95: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

83

terbukti dengan adanya pemerintahan kadipaten yang masih nampak

bekas gapuranya. Pagelaran kraton atau kabupaten biasanya

menghadap ke laut atau membelakangi pegunungan atau gunung. Di

daerah jawa bagian selatan, pendapa kabupaten biasanya menghadap

ke selatan (laut kidul), dan membelakangi pegunungan Kendeng. Di

jawa utara atau pesisir utara, kabupaten menghadap ke utara dan

membelakangi gunung, dan ada pula yang menghadap ke selatan

membelakangi gunung Muria, atau seperti di Jepara menghadap ke

barat (laut) dan membelakangi gunung Muria juga.

Pusat pemerintahan terletak didaerah yang disebut Krajan

(kerajaan). Disebelah barat disebut Krajankulon, dan disebelah

timurnya disebut Krajanwetan. Rumah patih disebut Ronggo, disebut

Kranggan, Di sebelah selatan pemerintahan Kadipaten Kaliwungu

terbujur perbukitan yang di kenal dengan Bukit Kuntul Melayang,

membujur dari desa Protowetan ke selatan sampai Penjor dan

berbatasan dengan desa Nolokerto. Bukit tersebut mengesankan

bentuk burung kuntul yang sedang melayang. Diatas bukit kuntul

melayang inilah beristirahat dengan abadi para leluhur yang pada

zamannya menjadi tokoh sejarah dan sampai sekarang masih

dimulyakan dan di hormati masyarakat sekitarnya (Surat Kabar,

KALIWUNGU-KENDAL, Dalam Perspektif Kebesaran Mataram

Islam Abad XVII).

Page 96: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

84

Agama Islam yang berkembang di tanah Jawa tidak bisa di

lepaskan dari jasa dan usaha para Walisongo. Pengaruh yang di bawa

Walisongo dalam mengembangkan Islam di tanah Jawa sangat besar

sekali. Masyarakat Jawa yang pada mulanya penganut aliran

animisme dan dinamisme berubah menjadi masyarakat mayoritas

muslim. Perjuangan yang di lakukan tidak mudah dan tidak singkat.

Kepercayaan masyarakat pada aliran animisme dan dinamisme sudah

sangat mengakar kuat. Oleh sebab itu diperlukan langkah yang

revolutif. Perubahan yang radikal tidak akan menghasilkan simpati

masyarakat, tetapi hanya akan menambah ketidakpercayaan

masyarakat terhadap ajaran Islam.

Penyebaran agama Islam oleh Walisongo bahkan sampai ke

pelosok-pelosok desa. Setiap Wali melakukan dakwah dengan cara

dan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik

masyarakat di daerahnya. Ajaran Islam pun tersebar sampai didaerah

Kaliwungu Kendal dan sekitarnya, hanya saja belum dipahami secara

baik oleh sebagian besar masyarakat, jadi hanya sebatas tahu dan

sepenggal-penggal.

Kaliwungu sebagai bagian dari Kendal, Jawa tengah, juga

mengalami perubahan kultural dengan datangnya ajaran Islam, seperti

telah dipaparkan sebelumnya bahwa masyarakat Kaliwungu adalah

masyarakat yang masih awam terhadap ajaran Islam, mereka

mengenal Islam hanya sebagai suatu agama. Meskipun mereka

Page 97: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

85

mengaku beragama Islam, tetapi tindakan yang dilakukannya jauh

dari nilai-nilai ajaran Islam. Masyarakat Kaliwungu pada saat itu

mempunyai kebiasaan memuja arwah para leluhur dan mendewakan

benda-benda yang dianggap keramat seperti keris atau pusaka, cincin

atau jimat, pohon besar, patung atau batu yang semuanya itu di

anggap dapat memberikan kekuatan, keselamatan dan dapat

memberikan sesuatu yang diminta (Wawancara dengan KH.

Muhibbudin, Senin, 08-03-2010). Kebiasaan-kebiasaan seperti itu

sudah menjadi budaya yang berkembang dalam masyarakat

Kaliwungu.

Kondisi yang parah dan terpuruk jauh dari ajaran Islam yang

benar, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para petinggi

pemerintahan kadipaten Kaliwungu, mulai berfikir mencari jalan agar

masyarakatnya tidak semakin terlena dan terjerumus ke dalam

perbuatan musyrik atau menyekutukan Allah.

Untuk mengatasi hal tersebut maka pihak pemerintah

kadipaten Kaliwungu mencoba menyadarkan masyarakatnya agar

segera menghentikan perbuatan musyrik itu dan lebih mendekatkan

diri kepada Allah. Hanya saja, pihak pemerintah sadar dalam hal ini

perubahan secara radikal tidak akan menghasilkan sesuatu yang

maksimal. Oleh sebab itu, proses penyadaran masyarakat harus

dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Page 98: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

86

Langkah pertama yang diambil oleh para petinggi pemerintah

Kaliwungu adalah mencari seseorang yang memahami dengan benar

tentang ajaran Islam dan mengajaknya untuk menyerukan dakwahnya

di Kaliwungu, usaha pemerintah kadipaten belum juga membuahkan

hasil karena belum juga ditemukan sosok ulama atau kyai yang

bersedia mengabdikan dirinya untuk menyerukan dakwah dan

memajukan umat Islam di Kaliwungu, akhirnya berita itu di dengar

oleh pemerintah kerajaan Mataram Islam, karena pada waktu itu Kota

Kaliwungu merupakan titik penting dalam peta sejarah Mataram awal

abad ke XVII, untuk mengatasi kondisi yang parah dan terpuruk jauh

dari ajaran Islam yang benar, maka Kyai Asy’ari di berikan amanat

dan di utus oleh susuhunan Mataram Islam untuk berdakwah,

mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama Islam di Kaliwungu.

Kyai Asy’ari merupakan ulama dan kyai yang memiliki ilmu tinggi,

rajin dan tekun juga memiliki keikhlasan yang sangat luar biasa yang

siap mengabdikan dirinya untuk menegakkan agama Allah yaitu aga

Islam di Kaliwungu nantinya (Wawancara dengan KH. Muhibbudin,

Rabu, 10-03-2010).

Masa-masa pertama menetap di kampung Pesantren desa

Krajankulon Kaliwungu sempat membuat kyai Asy’ari terkejut,

lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan sebelumnya

selama ini membuatnya harus beradaptasi terlebih dahulu. Kyai

Asy’ari yang sehari-harinya bergelut dengan dunia pesantren, harus

Page 99: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

87

belajar memahami ritme kehidupan masyarakat Kaliwungu. Setelah

melakukan observasi tentang masyarakat Kaliwungu dengan segala

aktivitas dan budayanya, maka kyai Asy’ari menemukan pendekatan

yang paling efektif dalam mengembangkan dakwahnya di

Kaliwungu. Pendekatan yang di lakukan adalah dengan mengenalkan

dan mengajarkan tentang nilai-nilai ajaran Islam yang ada pada

kebudayaan Mataram Islam seperti : wayang kulit, terbangan, atau

kentrungan, mauludan, rajaban, bubur suran, rebo pungkasan,

nyadran, nyekar, slametan, dzikir atau tahlil kepada masyarakat

Kaliwungu (Surat Kabar, KALIWUNGU-KENDAL, Dalam

Perspektif Kebesaran Mataram Islam Abad XVII).

1. Wayang Kulit

Pada zaman Sultan Agung, wayang kulit berbentuk pipih

menyerupai bentuk bayangan (gestylered) seperti apa yang kita

lihat sekarang.

Wayang kulit purwa disempurnakan bentuknya. Cara

pembuatannya, warnanya, alat kelir, deblog, Blencong

disempurnakan dan disesuaikan dengan zaman baru agar tidak

bertentangan dengan agama (dibuat sejak) 1518 = 1440 Jawa

(Sirnasuci caturing Dewa) dan menambah jumlah wayang

semalam suntuk gamelan slendro (sejak ± 1521) dengan pimpinan

yang disebut kyai Dalang. Membuat perampokan dan gunungan

(1443 Jawa, geni dadi surining jagad)

Page 100: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

88

Di Kaliwungu, pada tahun sekitar 1965, masih ada dalang

yang dikenal dengan nama Ki Dalang Riyanto, Ki Dalang Denu

Purwocarito, Ki Dalang Akhmat. Bahkan pernah dikenal ada

dalang Bocah.

Pertunjukan wayang kulit dilaksanakan pada zamannya

lurah Sahri (al-marhum) setiap bulan Apit (Legeno) dalam rangka

“merti deso”. Bagi masyarakat juga ada yang melaksanakan

“ruwatan” dengan menyelenggarakan wayang kulit dengan

ceritera Murwokolo (Surat Kabar, KALIWUNGU-KENDAL,

Dalam Perspektif Kebesaran Mataram Islam Abad XVII).

2. Terbangan, Kentrungan, dikenal sejak zaman Sultan Agung,

terbukti dalam surat centini yang menceriterakan pengembaraan

She Among Rogo melihat kesenian kentrung yang biasanya

diselenggarakan semalam suntuk menceriterakan tokoh-tokoh

legendaris nenek moyangnya, maupun kisah para nabi seperti

yang termaktub dalam buku Serat Anbia tidak jarang ceritera

menak, seperti Umarmaya Umarmadi menjadi kegemaran

masyarakat. Sekitar tahun 1950-1960, dikenal kentrung Siman,

mengambil nama Pak Siman, Seniman Kentrung tunanetra tapi

hafal cerita-cerita Babad.

Terbangan sendiri, dilakukan oleh 3, 5, 7, 9 atau 11 orang,

dengan alat utama terbang. Syair-syair yang dibacakan disebut

Markhahanan mengambil dari kitab Burdah, Nashor, Dziba atau

Page 101: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

89

Saraful Anam untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad

SAW di bulan Maulud.

3. Mauludan

Tradisi mengagungkan Nabi Muhammad SAW adalah bernilai

simbolis agar dalam setiap kehidupan muslim mewarisi akhlak

yang baik seperti Nabi Muhammad. Oleh sebab itu, pada bulan

Maulud (Rabiul Awal), untuk mengenang kelahiran Nabi

Muhammad, diselenggarakan pembacaan syair Mauludan di

langgar-langgar maupun di rumah penduduk. Bagi anak-anak

peristiwa yang paling menyenangkan adalah kegiatan yang

menyertai Mauludan, yaitu Ketuwin. Peristiwanya adalah, anak-

anak keluar rumah membawa makanan di atas piring kecil dari

tanah, yang diberi lilin yang memancarkan cahaya. Secara

bergantian makanan saling ditukar dengan tetangga. Makna

simbolik yang menyertai peristiwa ini adalah: Telah Datang

Cahaya (Nur) Muhammad yang memberi petunjuk (penerangan)

kepada umat manusia.

4. Rajaban

Pada bulan Rajab (Rejeb), tepatnya 27 Rejeb tahun Hijriah.

Diselenggarakan perayaan membaca riwayat Mi’raj Nabi

Muhammad SAW sejak hati Nabi Muhammad disucikan oleh

Malaikat Jibril sampai perjalanan melihat Surga dan Neraka. Serta

ditetapkannya shalat lima waktu.

Page 102: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

90

5. Bubur Suran

Sultan Agung telah mengganti tahun Saka dengan tahun Jawa, di

mana 1 Suro adalah merupakan tahun baru. M dirayakan dengan

bubur Suro, yang khas, yakni bubur nasi dicampur tahu, tempe

dan daging kerbau. Menurut hikayat, konon Nabi Nuh telah

selamat sampai ke darat setelah dilanda banjir tepat pada tanggal

1 Syuro. Sebagai rasa syukur kepada Tuhan maka dibuatkan

selamatan atau bancaan dengan memasak sisa makanan yang ada.

Hasil makanan tersebut menjadi Bubur Suran.

6. Rebo Pungkasan

Yaitu hari Rebo terakhir bulan Sapar, menjadi tradisi menjalankan

puasa Sunnah dan beribadah. Hal ini dikarenakan setiap tahun

hanya ketemu satu hari Rebo Pungkasan bulan Sapar. Arti

simboliknya adalah agar manusia diingatkan akan arti pentingnya

sang waktu, seperti yang tercantum dalam surat Wal Asri.

7. Nyadran

Upacara nyadran, menurut ahli antropolog Koentjaraningrat,

adalah diselenggarakan untuk merawat makam para Cikal Bakal

(leluhur) atau nenek moyang pendiri komunitas. Pelaksanaannya

dengan membawa makanan (nasi) dan ikan ayam (panggang), ke

komplek makam leluhur. Diawali dengan pembacaan Tahlil, dan

doa bagi yang telah dikubur, dan diakhiri dengan makan bersama.

Dengan demikian merupakan alasan untuk mengadakan pesta dan

Page 103: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

91

perayaan yang mengintensifkan solidaritas antara para anggota

kelompok kerabat.

8. Nyekar

Nyekar atau menabur bunga di kuburan para leluhur pada hari

raya Idul Fitri, bermakna simbolik, harumkanlah nama leluhur

kita, dengan merefleksikan pada diri kita sendiri untuk bertindak

dan bercita-cita menjadi manusia utama dalam kehidupan kita.

9. Slametan

Adalah bentuk doa yang diekspresikan melalui seni makanan.

Makna simbolisnya bahwa adanya tumpeng (nasi yang meruncing

ke atas seperti gunung), dan dihiasi dengan lauk-pauk dari ayam,

telur, tempe, tahu, sayur-mayur (janganan) melambangkan bahwa

makanan sebagai sumber kehidupan berasal dari Yang Esa

meliputi semesta. Oleh sebab itu disertai doa oleh modin agar

manusia selamat di dalam kehidupan dan disertai dengan kata:

Amin!, kabulkanlah permintaan kami.

10. Dzikir atau Tahlil

Inti dari agama Islam adalah tauhid. Tuhan Yang Maha Pencipta

adalah Esa. Oleh sebab itu di setiap kesempatan, meng-Esakan

Tuhan adalah dianjurkan. Dengan berdzikir dan tahlil, manusia

diingatkan kepada kalimat: La Ilaha IllAllah. Tiada Tuhan selain

Allah, dan Muhammadur Rasulullah: Muhammad utusan Allah.

Oleh sebab itu penyelenggaraan dzikir bisa di rumah, di mesjid, di

Page 104: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

92

tempat “Selamatan”, di tempat kematian, di kuburan dan di mana

saja yang memungkinkan khusuk untuk berdzikir. Boleh sendirian

dan boleh bersama-sama.

Kyai Asy’ari yang berasal dari tokoh ulama Mataram Islam,

tentunya banyak mewarisi kebudayaan yang ada pada Mataram Islam

tersebut.

Setelah beberapa saat berjalan, masyarakat semakin banyak

yang mengetahui dan memahami yang akhirnya tertarik dengan

tradisi atau budaya Mataram Islam tersebut, yang di kenalkan oleh

kyai Asy’ari kepada mereka, maka langkah selanjutnya kyai Asy’ari

mulai mengadakan tradisi atau budaya Mataram Islam di Kaliwungu

yang kemudian diselingi dengan pengajian atau ceramah.

Dalam perkembangan sosial masyarakat, aspek kebudayaan

tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Tindakan kyai Asy’ari

dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada mad u di Kaliwungu

dengan cara mengenalkan budaya atau tradisi Mataram Islam adalah

langkah yang tepat, karena masyarakat Kaliwungu tidak bisa terlepas

dengan kebudayaan. Dengan mengenalkan nilai-nilai ajaran Islam

dalam kebudayaan Mataram Islam seperti wayang kulit, terbangan

atau kentrungan, mauludan, rajaban, bubur suran, rebo pungkasan,

nyadran, nyekar, slametan,dzikir atau tahlil maka dengan sendirinya

tradisi atau kebiasaan masyarakat Kaliwungu yang suka memuja para

arwah leluhur dan mendewakan benda-benda yang dianggap keramat

Page 105: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

93

seperti keris atau pusaka, cincin atau jimat, pohon besar, patung atau

batu, yang semuanya itu dianggap dapat memberikan kekuatan,

keselamatan, dan sesuatu yang diminta. Kyai Asy’ari berharap dengan

dakwahnya masyarakat Kaliwungu sedikit demi sedikit bahkan

meninggalkan kebudayaan mereka dengan mengenalkan kebudayaan

Mataram Islam tersebut. Karena kebudayaan Mataram Islam lebih

mengajarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam. Sedangkan kebiasaan

masyarakat Kaliwungu sebelum itu lebih menjurus kepada perbuatan

musyrik (menyekutukan Allah).

Penyajian pesan dakwah yang disampaikan oleh Kyai Asy’ari

lewat kebudayaan Mataram Islam tersebut sangat praktis dan mudah

untuk dilakukan pada setiap waktu tertentu. Misalnya dapat kita lihat

pada tradisi mauludan, yaitu tradisi yang diadakan pada bulan maulud

(Rabiul awal), untuk mengenang kelahiran nabi Muhammad SAW,

diselenggarakan pembacaan syair mauludan di musholla-musholla

maupun di rumah penduduk.

Bagi anak-anak peristiwa yang paling menyenangkan adalah

kegiatan yang menyertai mauludan, yaitu ketuwen. Peristiwanya

adalah anak-anak keluar rumah membawa makanan diatas piring kecil

dari tanah, yang di beri lilin yang memancarkan cahaya. Secara

bergantian makanan saling di tukar dengan tetangga. Makna simbolik

yang menyertai peristiwa ini adalah, telah datang cahaya (nur)

Muhammad SAW yang memberi petunjuk atau (penerangan) kepada

Page 106: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

94

umat manusia. Tradisi mengagungkan nabi Muhammad SAW adalah

bernilai simbolis agar dalam setiap kehidupan muslim mewarisi akhlak

yang baik seperti nabi Muhammad SAW. Misalnya lagi tradisi rabo

pungkasan, yaitu tradisi yang diadakan pada hari rabo terakhir bulan

sapar, menjadi tradisi menjalankan puasa sunnah dan beribadah. Hal

ini dikarenakan setiap tahun hanya ketemu satu hari rebo pungkasan

bulan sapar.

Arti simboliknya adalah agar manusia diingatkan akan arti

pentingnya sang waktu, sebagaimana yang tercantum dalam surat al-

Asr ayat 1-3:

ŽóÇyèø9$#urÇÊȨb Î)z » |¡SM}$#’Å"s9AŽô£ äzÇËÈžwÎ)tûï Ï% ©!$#(#q ãZtB#uä(#q è=ÏJ tã ur

ÏM» ysÎ=» ¢Á9$#(#öq |¹#uq s?urÈd, ysø9$$Î/(#öq |¹#uq s?urÎŽö9¢Á9$$Î/ÇÌÈ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dannasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehatmenasehati supaya menetapi kesabaran. (QS al-Ashr: 1-3) (Depag RI,1997, 329)

Ditinjau dari pengertian dakwah yaitu mengubah situasi kepada

yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu maupun

masyarakat (Supena, 2007: 105). Kyai Asy’ari telah melakukan

perintah tersebut yaitu melalui nilai-nilai ajaran Islam yang ada dalam

kebudayaan Mataram Islam tersebut. Ketika masyarakat Kaliwungu

banyak yang melakukan perbuatan munkar, maka kyai Asy’ari

Page 107: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

95

berusaha mengajak dan menyadarkan atas perbuatan mereka dengan

cara yang baik dan bijaksana.

Materi dakwah sangat menentukan adanya keberhasilan suatu

kegiatan dakwah seorang komunikator atau da’i tanpa adanya materi

yang di sampaikan cenderung menjadikan kegiatan dakwah tersebut

tidak terarah. Materi dakwah yang baik adalah seiring dan searah

dengan kondisi sosial sasaran dakwah.

Dari segi komunikasi, aktivitas atau peran dakwah yang

dilakukan oleh kyai Asy’ari merupakan salah satu bentuk komunikasi

dalam rangka penyiaran ajaran Islam. Kyai Asy’ari menerapkan teori

komunikasi yang ada. Sesuai dengan pendapat Carl I Hovland, bahwa

komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara

tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat

dan sikap (Efendy, 2001: 10). Maka, kyai Asy’ari dalam

menyampaikan dakwahnya, beliau berupaya menyampaikan segala

bentuk informasi tentang ajaran Islam yang benar, yang diridlhoi oleh

Allah SWT. Informasi yang disampaikan dalam bentuk pesan-pesan

messages tersebut kemudian disampaikan encode kepada komunikan,

dan langsung diterima komunikan decode dan ditafsirkan interpret dan

akhirnya akan menghasilkan feed back berupa respons tertentu sebagai

efek dari pesan yang di komunikasikan.

Dalam proses komunikasi, muballigh atau da’i sebagai

komunikator memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan

Page 108: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

96

dakwah, yaitu mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikanya.

Kyai Asy’ari sebagai komunikator berupaya merubah sikap dan

tingkah laku masyarakat Kaliwungu dari masyarakat abangan menjadi

masyarakat muslim sejati, di mana benar-benar memahami ajaran

Islam.

4.1.2 Kyai Asy’ari (Kyai Guru) Mengenalkan Ajaran Islam di Kaliwungu

Materi dakwah adalah bahan atau sumber yang dipergunakan serta

yang akan disampaikan oleh subyek dakwah (da’i) kepada obyek dakwah

(mad u) dalam aktifitas dakwah itu ke arah tercapainya tujuan dakwah.

Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan ajakan, anjuran dan ide

gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Hal ini dimaksudkan agar

manusia mau menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut

sehingga ajaran Islam ini benar-benar diketahui, dipahami, dihayati dan

selanjutnya diamalkan sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Semua

ajaran Islam tertuang di dalam wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah

yang perwujudannya terkandung dalam al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw (al-

Hadits) (Sanwar, 1986: 73)

Tugas seorang da’i identik dengan seorang Rasul. Semua Rasul

adalah panutan para da’i, terutama Muhammad SAW sebagai Rasul yang

paling agung. Dalam berdakwah, tugas umat Islam juga sama dengan Rasul,

ayat-ayat yang memerintahkan Nabi agar berdakwah, maksudnya tidak

hanya ditujukan kepada Nabi, tetapi juga kepada umat Islam. Oleh karena

Page 109: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

97

itu, maka materi yang akan disampaikan dalam kegiatan dakwah adalah

semua ajaran yang dibawa oleh Rasul SAW, yang datang dari Allah SWT

untuk semua umat manusia. Adapun ajaran Islam sebagai materi dakwah

pada pokoknya mengandung tiga prinsip, yaitu :

1) Aqidah (tauhid) yaitu menyangkut system keimanan atau kepercayaan

terhadap Allah SWT, hal ini merupakan landasan fundamental dalam

keseluruhan aktivitas seorang muslim, baik menyangkut sikap mental

ataupun tingkah laku dan sifat-sifat yang dimiliki.

2) Syari’ah (fiqih) yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas

semua muslim di dalam semua aspek kehidupannya. Hal mana yang

boleh dilakukan dan tidak boleh, mana yang halal, haram dan

sebagainya.

3) Akhlak (tasawuf) yaitu menyangkut tata cara berhubungan, baik secara

vertical dengan Allah SWT (hablun min Allah) ataupun secara horizontal

dengan sesame manusia (hablun min an-nas), dan seluruh makhluk

ciptaan Allah.

Semua materi dakwah yang sudah terdapat jelas dalam Al-Qur’n

dan As-sunnah tersebut harus dapat dipahami dan di mengerti oleh da’i,

sehingga materi yang disampaikan tetap konsisten dan tidak melenceng dari

ajaran Islam.

Adapun ajaran Islam yang diajarkan oleh Kyai Asy’ari lebih

menekankan ajaran tentang aqidah (tauhid), aqidah Islam sebagai sistem

kepercayaan yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang

Page 110: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

98

sungguh-sungguh akan ke-Esaan Allah Swt adalah merupakan materi

terpenting dalam kegiatan dakwah. Aqidah Islam. yang bersifat tiqad

baitullah ini mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan

rukun iman. Dengan berlandaskan kepada petunjuk atau isyarat Rasul

mengenai faham atau golongan faham yang benar, yaitu Ahlussunah wal

jamaah, maka kyai Asy’ari berjuang, berusaha sunni ini demi kejayaan dan

kemuliaan agama Islam. Didalami ilmu Ushuluddin atau mengenai dasar-

dasar agama di bahas tentang masalah tiqad atau kepercayaan yang

berhubungan dengan kenabiyan yang disebut sebagai tiqad Nubuwiyyat

atau Nubuwwat dan yang berhubungan dengan keghaiban yang dinamai

sebagai tiqad Ghaaibaat dan sebagainya yang menyangkut kepercayaan.

Adapun dasar pokok didalam tiqad Ahlussunnah wal jamaah terbagi

menjadi enam bagian yang lazim pada kitab-kitab mengenai ilmu

Ushuluddin dikatakan sebagai rukun Iman. Adapun pembagian rukun iman

ini adalah sebagai berikut :

a) Iman kepada Allah

b) Iman kepada malaikat-malaikat Allah

c) Iman kepada kitab-kitab Allah

d) Iman kepada utusan-utusan Allah

e) Iman kepada hari qiyamat

f) Iman kepada qadar

Setelah melakukan observasi tentang masyarakat Kaliwungu dan

segala aktivitas dan budayanya, maka kyai Asy’ari menemukan pendekatan

Page 111: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

99

yang paling efektif dalam berdakwah di Kaliwungu. Pendekatan yang

dilakukan adalah dengan mengadakan pengajian atau ceramah yang berisi

dzikir dan tahlil. Melalui pengajian atau ceramah itu kyai Asy’ari

mengajarkan banyak hal tentang ajaran agama Islam. Salah satunya ajaran

tentang ketauhidan, sebagai permulaan bahwa seseorang akan masuk Islam

harus mengucapkan dua kalimat syahadat tauhid dan syahadat, syahadat

tauhid dan syahadat Rasul sebagai pernyataan iman dan Islam secara

dlahiriyah atau untuk amal ibadah sehari-hari. Karena pada hakekatnya yang

dikatakan iman itu membenarkan di dalam hati mengucapkan dengan lisan

dan mengerjakan dengan anggota badan, adapun kesaksiannya ialah :

“Aku bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan yang haq disembahselain Allah dan aku bersaksi pula bahwa sesungguhnya nabiMuhammad itu utusan Allah”

Pengajian atau ceramah yang berisi dzikir dan tahlil di maksudkan

untuk selalu ingat kepada Allah SWT, karena sesungguhnya sebaik-baik

dzikir adalah “Lailahailallah”, pada kalimat itu terdapat perkara menafikan

yang lain dari pada Allah dan mengistinbatkan Allah Ta’ala (Abdullah,

1993:44).

4.1.3. Kyai Asy’ari (Kyai Guru) mendirikan pondok pesantren salaf APIP

(Asrama Pelajar Islam Pesantren) Kaliwungu

Setelah kedatangan Kyai Asy’ari di Kaliwungu kemudian bermukim

dan menetap di kampung yang saat ini terkenal dengan nama kampung

Page 112: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

100

pesantren, Desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Kemudian untuk lebih mengembangkan dakwahnya, di Kampung pesantren

itulah Kyai Asy’ari merintis dan mengajarkan Islam dengan mendirikan

sebuah pondok pesantren salaf. Pondok pesantren tersebut saat ini diberi

nama pondok APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren).

Karena pada waktu itu fasilitas dan sarana untuk belajar belum

memadai maka kyai Asy’ari juga menggunakan musholla sebagai tempat

untuk belajar dan menuntut ilmu agama Islam bagi para santri, yang

sekarang ini menjadi Musholla Al-Asy’ari, tepatnya di Kampung Pesantren

desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu. Sejarah nama musholla al-

Asy’ari berasal dari nama pendirinya yaitu Kyai Asy’ari (Kyai Guru),

sehingga dinamakan Musholla Al-Asy’ari.

Kyai Asy’ari merupakan tokoh ulama Kaliwungu yang kharismatik,

sehingga banyak orang yang ingin berguru dan menimba ilmu darinya.

Beliau memiliki santri-santri yang berasal dari beberapa daerah seperti Jawa

Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan daerah lainnya. Karena banyaknya

santri sehingga tempat tinggal Kyai Asy’ari tidak mampu untuk

menampung para santri, maka dibuatlah pondok pesantren untuk para santri

sebagai tempat tinggalnya untuk belajar, yang sekarang ini menjadi Pondok

pesantren APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren) tepatnya di kampung

Santren desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

(Abdullah, 2004: 59).

Page 113: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

101

Sebagai seorang ulama yang kharismatik, sekaligus Kyai, pendiri

dan pemimpin pondok pesantren di Kaliwungu Kendal, Kyai Asy’ari

dengan segala kerendahan dan keikhlasannya, ingin mengabdikan dirinya

untuk berdakwah mengajar ilmu-ilmu agama Islam kepada seluruh umat

manusia, melalui pondok yang didirikannya itu, tidak lain di pondok

pesantren APIP Kaliwungu. Kyai Asy’ari berharap semoga dengan

berdirinya pondok pesantren APIP di Kaliwungu, kemudian lahirlah para

ulama besar di seantero tanah Jawa ini, dan kemudian berdiri pondok-

pondok pesantren di negeri ini. Dengan mengucapkan kalimat thayibah

bismillahirrahmanirrahim sebagai langkah awal dalam melakukan suatu

pekerjaan yang baik, semoga Allah SWT memberikan rasa kasih sayangnya

kepada seluruh umat Islam. Kemudian dengan mengucapkan lafadz

“anfau linnas. Semoga Allah memberikan manfaat kepada pondok

pesantren APIP ini, bagi seluruh umat manusia (Wawancara dengan KH.

Khafidzin Ahmad Dum, Rabu, 07-04-2010).

Lewat pondok APIP ini Kyai Asy’ari mempunyai misi yaitu

berikhtiar mencetak para santri yang beriman dan bertakwa dengan ilmu

dan ketrampilan yang dimiliki. Para santri senantiasa dibekali dengan ilmu

agama Islam seperti ilmu Al-Qur'an, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu badi’,

ilmu mantiq, ilmu bayan, ilmu ‘arudl, ilmu hadits, lughatul arabiyah, selain

itu juga ilmu umum seperti ilmu pertanian, ilmu berdagang dan yang

berhubungan dengan masalah dunia. Agar kelak berguna dan bermanfaat

bagi agama, nusa dan bangsa yang berakhlakul karimah dan berbudi pekerti

Page 114: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

102

luhur (Wawancara dengan KH. Khafidzin Ahmad Dum, Kamis, 08-04-

2010).

Kyai As’yari adalah ulama yang dalam ilmunya, sehingga disegani

dan dihormati oleh masyarakat luas, rakyat dan pejabat kolonial Belanda.

Dalam sejarah Kyai Asy’ari dikenal sebagai seorang kyai pemimpin pondok

pesantren dan sekaligus sebagai guru mengaji. Setiap pagi, siang, sore,

malam atau kapan saja waktunya digunakan untuk mendidik dan mengajar

serta membina para santri. Kyai Asy’ari dalam mengasuh, mendidik dan

membina para santri sangat rajin, tekun dan teliti. Berkat ketekunan dan

keikhlasannya Kyai Asy’ari mempunyai banyak santri dan hampir

semuanya menjadi ulama besar. Diantara santri yang menjadi ulama besar

adalah sebagai berikut:

- kyai Ahmad Rifa’i (1786-1876) seorang ulama kharismatik tokoh

jamaah Rifa’iyah

- kyai Musa (Kaliwungu) dicatat pernah menjalani bai at thariqat

syatariyah pada kyai Asy’ari selaku khalifah ahli thariqat syatariyah.

- kyai Sholeh Darat Semarang (1820-1903),

- kyai Bulkin dari Mangkang

- kyai Anwarudin dari Bendokerep (Kriyan) Cirebon

Kemudian para santri atau ulama tersebut banyak yang mendirikan

pondok pesantren atau madrasah bahkan tempat ibadah di berbagai daerah

atau tempat Kyai tersebut berasal dan bertempat tinggal.

Page 115: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

103

Peran Kyai Asy’ari dalam berdakwah di Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal sangat besar dan sungguh luar biasa, khususnya di

lingkungan pondok pesantren.

Hal ini dapat kita buktikan dengan berdirinya pondok pesantren

yang pertama kali di Kaliwungu oleh Kyai Asy’ari yaitu yang bernama

Pondok Pesantren Salaf APIP dan Musholla Al-Asy’ari tepatnya di

Kampung Pesantren desa Krajankulon, sekitar tahun 1781-an. Sejak itulah

kemudian sampai sekarang ini berdiri pula banyak pondok pesantren salaf

dan madrasah yang berbasis NU di Kaliwungu Kendal, yang didirikan oleh

para kyai dan ulama besar yang ada di Kaliwungu.

Berikut ini adalah daftar pondok pesantren di Kaliwungu Kabupaten

Kendal.

No Nama PondokKampung /

Dusun

Tahun

BerdiriPendiri / Pengasuh

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

APIP

Bani Umar

APIK

Miftakhul Falah

Misik

Aspika

Arum

API

Bendokerep

AKIS (Darusalam)

APIK

ARIS

ASPIR

Pesantren

Petekan

Kauman

Kapulisen

Sarean

Kembangan

Pandean

Kranggan

Kauman

Saribaru

Kapulisen

Saribaru

Pesantren

1781-an

1905

1919

1921

1950

1950

1950

1956

1957

1968

1968

1948

1984

Kyai Asy’ari

Kyai Umar

Kh. Irfan

Kyai Badawi

Kyai Abu Khaer

Kyai Fauza’ Irfan

Kyai Sulthi Shidiq

Kyai Ab. Ibrahim

Kyai Humaidullah

Kyai Farikhin

Kyai Ali Abdullah

Kyai Kholil

Kyai Khudhori

Page 116: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

104

14

15

16

17

18

19

Nurul Hidayah

Al-Fadlu

Mamba’ul Hikmah

APIP

API

AKIIN

Pungkuran

Jagalan

Sabetan

Plantaran

Wonorejo

Sarirejo

1971

1982

1978

1950

1927

1950

Kyai A. Thohari

Kyai Dimyati

Kyai Suyuti

Kyai Achyar

Kyai Thohir

Kyai Yasir

(Abdullah, 2004: 13)

Banyaknya pondok pesantren yang berdiri di desa Krajan Kulon,

sehingga desa ini menjadi pusatnya pembelajaran ilmu agama di

Kaliwungu. Istilah Kaliwungu sebagai kota santri mungkin berasal dari desa

Krajankulon, karena desa ini berada di tengah / pusat kota Kaliwungu. Jika

datang ke desa Krajankulon kita akan melihat para santri hilir mudik,

terutama di pagi dan sore hari. Selain santri yang menetap di pondok

pesantren, ada juga banyak santri yang nglaju, datang ke pondok atau ke

rumah guru ngajinya hanya pada jam mengaji saja, sehari-harinya tetap

berada di rumah. Santri nglaju ini biasanya diikuti oleh santri yang

bertempat tinggal di Kaliwungu dan sekitarnya.

Santri yang mengaji tidak hanya usia aktif belajar saja, tetapi bagi

kaum ibu dan bapak juga masih aktif semangat untuk mengaji. Pengajian

untuk kalangan ibu dan bapak misalnya yang diadakan oleh KH.

Nidhomudin Kampung Kauman. Pengajian diikuti oleh kalangan ibu dan

bapak tiap pagi setelah sholat subuh, yang dimulai dengan pembacaan Al-

Qur'an dan dilanjutkan dengan pengajian ceramah. Masyarakat yang

mengikuti pengajian ini biasanya hanya mendengarkan saja yang biasa

dikenal dengan jiping (ngaji kuping), meskipun ada juga yang menyimak

Page 117: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

105

bacaan Al-Qur'an dengan membawa Al-Qur'an sendiri dan kemudian

mencatat pelajaran yang penting. Selain pengajaran yang diadakan oleh KH.

Nidhomudin, ada juga pengajian setiap hari selasa dan sabtu di Pondok

Bani Umar Kampung Patekan. Masyarakat yang mengikuti pengajian

tersebut tidak hanya masyarakat lokal saja, yaitu masyarakat Kaliwungu itu

sendiri akan tetapi juga dari luar Kaliwungu.

Pesantren dilihat dari aspek kesejarahannya, bisa jadi sebagai

penelusuran sistem pendidikan pra Islam di negeri ini, yang oleh sementara

kalangan diidentifikasikan dengan nama sistem Mandala. Istilah pesantren

untuk daerah Kaliwungu saat ini, umumnya diacukan kepada tempat

pemukiman atau asrama para santri yang sebagai tempat belajar mengaji

dan mengenal hidup yang Islami.

Pesantren-pesantren ini memiliki banyak arti dan fungsi, sebagai

sumber penting bagi pendidikan humaniora di pedesaan, karena ia sebagai

pusat kreativitas masyarakat. Dibanding dengan lembaga pendidikan Islam

yang lain, pesantren memiliki kelebihan mental keagamaannya. Salah satu

alasan kelebihannya itu adalah cara memandang santri terhadap kehidupan.

Kehidupan secara keseluruhan sebagai ibadah. Sedang kekurangannya,

bahwa santri kurang dibekali pengetahuan umum, padahal keadaan

masyarakat sudah jauh berlainan coraknya seperti masyarakat sekarang ini,

sehingga pengetahuan umum hanya dikuasai oleh masyarakat yang berada

di luar tembok pesantren.

Page 118: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

106

Kritik ini relevan kalau kita kaitkan dengan tujuan pesantren yang

antara lain, menciptakan kemungkinan seseorang menjadi kyai atau ulama.

Mengapa demikian, karena ulama dewasa ini, perlu memahami dua jenis

tantangan yang dihadapi bangsa, yaitu: 1) mengejar ketertinggalan kita

terhadap bangsa-bangsa lain yang telah maju, agar kita dapat berinteraksi

dengan mereka secara seimbang dan, 2) mempersiapkan diri untuk

melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dituntut oleh perubahan-

perubahan yang akan datang, yang tanda-tandanya sudah terlihat sejak

sekarang (Thohir, 1988: 30).

Oleh karena itu, jika pesantren masih mau berharap untuk

memberikan partisipasinya dalam membentuk manusia yang utuh dalam

batas-batas tertentu setidaknya perlu merenungkan apakah belum saatnya

untuk memberi bekal ilmu-ilmu umum dan ilmu ketrampilan seperti

pertanian, para santri umumnya berlatar belakang petani, di samping ilmu-

ilmu agama yang sudah cukup lama menjadi ciri utamanya. Pandangan ini,

saya rasa tak terkecuali untuk pesantren-pesantren Kaliwungu.

Adalah sudah sinequanon jika Kaliwungu dikenal sebagai kota

santri bermula karena negeri ini dibangun oleh pesantren dengan segala

pilar-pilarnya. Ini terbukti dari fakta kesejarahan yang mencatat bahwa pada

abad 17 (1780-an) sudah berdiri sebuah pesantren oleh seorang tokoh

bernama Kyai Asy’ari, konon dari figur ulama ini pula, Kaliwungu dikenal

secara luas sebagai kota santri dan kota yang memiliki keunikan dengan

upacara tradisional syawalannya. Pondok APIP yang didirikan oleh Kyai

Page 119: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

107

Asyari ini telah mengilhami banyak kyai-kyai pada generasi berikutnya

(Thohir, 1988: 31).

Tahun 1905 pondok pesantren di kampung Petekan didirikan oleh

kyai Umar, kemudian saat ini di beri nama pondok pesantren BANI UMAR

oleh kyai Aqin Umar, tahun 1919 H. Abdul Rasyid membangunkan pondok

pesantren PONDOK KAUMAN KOMPLEK A untuk KH. Irfan bin Musa,

tahun 1921 di Kampung Kapulisen sudah berdiri pondok MIFTAKHUL

FALAH yang khususnya mengajarkan hafidzul Qur’an, tahun 1929 kyai

Ibadullah Irfan di bantu H. Idris mendirikan madrasah MIFTAKHUL

ATHFAL kemudian pada tahun 1950 diganti nama menjadi MIFTAKHUL

ULUM, tahun 1950 kyai Fauzan mendirikan pondok pesantren ASPIKA di

kampung Kembangan, tahun 1950 KH. Subkhi mendirikan pondok ARUM,

tahun 1950 kyai Abu Khair mendirikan pondok pesantren MISK di

kampung Sarean, tahun 1956 KH. Ibrahim mendirikan pondok API di

kampung Kranggan, tahun 1957 KH. Humaidullah membangun pondok

bendokereb, tahun 1961 kyai Farihin mendirikan PONDOK ARIS

DARUSSALAM, tahun 1978 kyai Kholil dan putranya Ustadz Khafidzin

mendirikan pondok pesantren putri yang diberi nama ARIBATUL

ISLAMY (ARIS) di kampung Saribaru, dengan spesialisasi pengajaran ilmu

nahwu (linguistik), tahun 1968 ustadz Ali mendirikan pondok hafidzul

Quran di kamung Kapulisen, kemudian saat ini diresmikan menjadi pondok

JABAL NUR, tahun 1978 ustadz Suyuti Murtadzo mendirikan pondok

pesantren MAMBAU’L HIKMAH di kampung Sabetan desa Mororejo dan

Page 120: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

108

tahun 1982 kyai Dimyati Rais mendirikan pondok pesantren PONDOK

ALFADLU WAL FADZILAH.

Namun yang paling menarik di pondok pesantren mana saja di

Kaliwungu ini adalah parasantri dipersilahkan untuk mengaji kepada kyai

siapa saja yang dimintai, tanpa terlalu dibatasi ruangnya. (Wawancara

dengan Drs. Asro’i Thohir, Kamis, 08-04-2010).

Peran kyai Asy’ari (kyai Guru) dalam berdakwah di kecamatan

Kaliwungu semakin komplit dan berkembang dengan baik ketika ia

mendirikan pondok pesantren salaf yang pertama kali di Kaliwungu, yang

sekarang ini menjadi pondok APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren) dan

Musholla Al-Asy’ari tepatnya di kampung Pesantren Desa Krajankulon.

Nama Musholla tersebut diambil dari nama pendirinya yaitu kyai Asy’ari.

Dengan mendirikan pondok pesantren di Kaliwungu, kyai Asy’ari dapat

mengajarkan dan mengamalkan ilmu yang ia miliki seperti ilmu nahwu,

ilmu sharaf, ilmu badi’, ilmu mantiq, ilmu bayan, ilmu aruld, ilmu hadits,

lughatul arabiyah selain itu juga ilmu yang berhubungan dengan masalah

dunia, kepada para santri dan masyarakat Kaliwungu.

Dengan berdirinya pondok pesantren di Kaliwungu oleh kyai

Asy’ari maka banyak orang-orang yang ingin berguru dan menimba ilmu

darinya, ia memiliki santri-santri yang berasal dari beberapa daerah seperti

jawa tengah, jawa timur, jawa barat dan daerah lainnya. Kesuksesan kyai

Asy’ari dalam memimpin pondok pesantren di Kaliwungu tidak

Page 121: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

109

terbantahkan lagi, ini di buktikan dengan banyaknya para santri yang

belajar dan mondok di pesantrennya.

Berdasarkan pada kemampuan (potensi) manusia, metode dakwah

itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Metode bil qolbi yaitu cara kerja dalam melaksanakan dakwah (amar

ma ruf nahi munkar) sesuai dengan potensi aktual hati manusia yang

sifatnya meyakini dan menolak dakwah.

b. Metode bil lisan yaitu cara kerja yang mengikuti sifat dan prosedur lisan

dalam mengutarakan cara-cara, keyakinan, pandangan dan pendapat.

c. Metode bil yadd yaitu suatu cara kerja yang mengupayakan terwujudnya

ajaran Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan cara mengikuti

prosedur kerja potensi manusia yang berupa hati, pikran, lisan dan tangan

fisik yang tampak dalam keutamaan kegiatan operasional (Azis, 2004:

134).

Media yang sering digunakan oleh kyai Asy’ari dalam

mengembangkan dakwahnya di Kaliwungu adalah media lisan, media ini

paling mudah dan tidak banyak mengeluarkan biaya. Dapat mengetahui

ekspresi mad u secara langsung dan sebagainya. Kyai Asy’ari selalu

melakukan ceramah atau pengajian, baik di rumahnya (pesantrenya), di

musholla dan di masjid.

Dari beberapa peran dakwah yang dilakukan oleh kyai Asy’ari,

bisa dilihat kelebihan-kelebihan yang dilakukan kyai Asy’ari dalam

melaksanakan peran dakwahnya tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Page 122: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

110

a. Peran dakwah yang dilakukan oleh kyai Asy’ari Sangat ditunjang oleh

kebesaran jiwa serta kepribadian beliau yang kharismatik juga

didukung oleh berbagai disiplin ilmu yang dimilikinya dan gaya hidup

yang sederhana.

b. Kyai Asy’ari bisa memahami metode dakwah yang sesuai dengan

kondisi masyarakat yang masih abangan.

c. Kyai Asy’ari berakhlak tinggi, selalu bersikap baik seperti ramah

tamah, ringan tangan, pemaaf, terbuka dan sebagainya.

Page 123: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

111

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Fokus kajian dari penelitian ini yaitu peran kyai Asy’ari (kyai Guru)

dalam berdakwah di kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, maka

penulis dapat simpulkan sebagai berikut:

1) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam mengenalkan kebudayaan mataram

Islam kepada masyarakat Kaliwungu dengan pendekatan asimilasi

budaya, mempertemukan kebijakan lokal dengan nilai-nilai Islam dalam

ritual-ritual budaya Jawa. Ritual slametan yang berisi doa-doa dan

sesajen untuk arwah nenek moyang diganti dengan dzikir dan tahlil

yang bersisi doa-doa kepada Allah SWT. Dengan demikian Kyai

Asy’ari tanpa mengubah bentuk ritualnya telah mengganti esensinya.

2) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam mengajarkan agama islam lebih

menekankan ajaran tentang aqidah (tauhid), karena disesuaikan dengan

kondisi situasi dan kebutuhan masyarakat Kaliwungu pada saat itu,

sehingga dalam menyebarkan agama Islam tidak mengalami

pertentangan dari masyarakat lokal justru mendapat dukungan dari

masyarakat tersebut.

3) Kyai Asy’ari (Kyai Guru) adalah ulama atau Kyai Pertama yang

mengenalkan metode kepesantrenan di wilayah Kaliwungu. Di mana

111

Page 124: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

112

metode tersebut merupakan metode yang paling efektif untuk

membentuk generasi yang Islami.

5.2. SARAN-SARAN

1. Dalam mengembangkan dakwah, agar lebih diakui dunia luar secara

nasional ataupun international, seorang da’i harus lebih menambah

wawasan, baik ilmu agama ataupun ilmu umum.

2. Evaluasi sangat penting di lakukan dalam setiap pelaksanaan dakwah,

sehingga dakwah yang di lakukan lebih baik dari sebelumnya.

3. Apabila terjadi pro dan kontra dalam menyelesaikan suatu masalah,

alangkah lebih baiknya permasalahan tersebut didiskusikan bersama-sama

dengan sikap bijak sana.

5.3 PENUTUP

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangannya, untuk itu segala

kritikan dan saran senantiasa penulis harapkan dari berbagai pihak demi

perbaikan dan penyempurnaan.

Akhirnya penulis hanya dapat berharap, semoga skripsi ini mempunyai

manfaat baik untuk penulis sendiri pada khususnya dan bagi yang sudi

membaca, amin ya robbal ’alamin.

Page 125: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Dzikron, Metodologi Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAINWalisongo. 1987.

Abdullah, Muhammad, Menyoal Kota Santri Kaliwungu, Kaliwungu Kendal:Panitia Festival Al-Muttaqin IV, 2001.

___________________, Meretas Ziarah dari Kyai Guru sampai Kyai Musyafa ,Profile Syawalan Kaliwungu, Kendal: Panitia Syawalan KaliwunguKendal. 2004.

Al-Qathani, Said bin Ali, Dakwah Islam Dakwah Bijak, terj. Drs. MasykurHakim, Madun Ubaidillah, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Anshari, Endang Saefuddin, Kuliah Al-Islam, Bandung: Pustaka. 1978.

Ardhana, Sutirman Eka, Jurnalistik Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1992.

Azis, Moh,. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana. 2004.

Azwar, Syaifudin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,1998.

Bahtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1997.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka, 2002.

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1983.

Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung,2001.

Effendy, Onong Uchyana, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung,1993.

Gerungan, WA, Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2004.

Hadari, Nawawi, dan Martini, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, cet. III,Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995.

Page 126: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

114

Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Hawash Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokoh di Nusantara,Surabaya: Al-Ikhlas, 1930.

Horton, Paul B, Chester, Sosiologi, Jakarta: Erlangga, 1999.

Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: RemajaRosdakarya, 2002.

Munir, M., Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana.2006.

Rochani, Ahmad Hamam, Kyai Guru dari Mataram sampai Kaliwungu,Semarang: Intermedia Paramadina, 2005.

Romli, Asep Samsul, Jurnalistik Dakwah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003.

S. Darmokusumo Ny. Dra. Muryawati, Surat Kabar Kaliwungu Kendal dalamPerspektif Kebesaran Mataram Islam Abad XVII, Jakarta, 27 Mei 1987.

Sanwar, Aminudin, Pengantar Ilmu Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAINWalisongo Semarang, 1986.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali,1991.

Shaleh, Abd. Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1992.

Soekanto, Suryono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2002.

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Suparta, Munzier, dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006.

Supena, Ilyas, Filsafat Dakwah: Perspektif Filsafat Ilmu Sosial, Semarang:Abshor, 2007.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Pengertian Ilmiah, Dasar Metode Teknik,Bandung: Tarsito, 1989.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.

Syani, Abdul, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara,1994.

Page 127: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

115

Syatibi, M. Ridha, Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas 1983.

Thohir, Asroi’ie, Al-Muttaqin Potret Kota Santri, 1988.

www.kaliwunguku.com/2009/06/ziarah-makam-6-makam.ulama.kaliwungu.htm.1

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M. 1986.

Page 128: PERAN KYAI ASY’ARI (KYAI GURU) DALAM BERDAKWAH DI ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl... · FAKULTAS DAKWAH SEMARANG Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus ... memperoleh

116

BIODATA PENULIS

Nama : Sholekhatul Amaliyah

TTL : Kendal, 1 Juli 1986

Alamat : Kwayuhan RT 3 RW 2 Nolokerto

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

Jenjang Pendidikan :

1. Pendidikan Formal

Ø MI Nolokerto kaliwungu Lulus Tahun 1999

Ø SLTP Negeri 1 Brangsong Lulus Tahun 2002

Ø MAN Kendal Lulus Tahun 2005

Ø IAIN Walisongo Fakultas Dakwah Angkatan 2005

Semarang, 21 Juni 2007

Sholekhatul AmaliyahNIM. 1150570