PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI)...

48
i PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) JAWA TENGAH DALAM ADVOKASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (STUDI KASUS PHK BURUH PT RODA MAKMUR SENTOSA KOTA SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Universitas Negeri Semarang Oleh Rama Tantowijaya 8111412169 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2019

Transcript of PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI)...

Page 1: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

i

PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI)

JAWA TENGAH

DALAM ADVOKASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

(STUDI KASUS PHK BURUH PT RODA MAKMUR SENTOSA

KOTA SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rama Tantowijaya

8111412169

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2019

Page 2: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

ii

Page 3: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

iii

Page 4: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

iv

Page 5: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum tanpa kaum itu

sendiri yang merubahnya (Ar-Ra’d:11).

2. Jadilah manusia yang berkarakter Pancasila dan bermanfaat bagi sesamanya

(Dr. Rodiyah Tangwun).

3. Terbentur, terbentur, terbentuk (Datuk Ibrahim).

4. Hidup adalah tentang pengimplementasian kata-kata (Rama Tantowijaya)

Persembahan

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT , skripsi ini saya

persembahkan untuk:

1. Keluarga saya tercinta yang selama ini selalu mendukung dan memotivasi

saya terkait apapun langkah yang saya pilih.

2. Keluarga Besar Fakultas Hukum Unnes.

3. Kawan-kawanku di Muda Melawan, Perhimpunan Mahasiswa Hukum

Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional

Indoneisa, dan para pecinta Gusdur.

4. Keluarga Besar Kongres Aliansi Serikat Buruh (KASBI) Jawa Tengah

5. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Kongres Aliansi Serikat Buruh

Indonesia (KASBI) Jawa Tengah Dalam Advokasi Pemutusan Hubungan Kerja

(Studi Kasus PHK Buruh PT Roda Makmur Sentosa Kota Semarang)” dengan

baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap

pihak yang membantu dan mendukung penulis, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Rodiyah, S.Pd., SH., MSi, Dekan Fakultas Hukum sekaligus dosen

pembimbing yang dengan sabar dan tulus telah membimbing, mengarahkan,

serta memberi motivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

3. Dr. Martitah, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum

Universitas Negeri Semarang.

4. Mulyono, Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI)

Jawa Tengah yang sudah meluangkan waktunya dan bekerja sama dengan

penulis demi terselesainya skripsi ini.

5. Munthohir, Koordinator Serikat Buruh Bicycle Industri sekaligus salah satu

buruh PT Roda Makmur Sentosa (RMS) yang sudah meluangkan waktu dan

bekerja sama dengan penulis.

Page 7: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

vii

6. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ilmu serta berbagi pengalaman kepada penulis sehinggan penulis

mendapat pengetahuan tentang ilmu hukum yang bermanfaat bagi penulis

saat ini hingga di masa depan.

7. Keluarga tercinta Bapak Warto dan Ibu Icih S. Serta kakakku tersayang

Wigiawati Utami yang selama ini telah memberi kasih sayang, mendukung

dan selalu memotivasi serta mendoakan penulis hingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang angkatan 2012.

9. Senior-senior Fakultas Hukum Unnes yang tak bosan memberi masukan dan

bimbingan.

10. Badan Eksutif Mahasiswa 2016 yang telah memberi pengalaman berharga.

11. Yunantyo Adi yang telah saya anggap sebagai orang tua saya sendiri.

12. Para staf TU FH Unnes yang luar biasa, Kang Wahyudin, mbak Gina,

Anggun, dan mbak Yanda yang jasanya tidak akan saya lupa.

13. Untuk keluargaku di semarang Sri Yuliati, Bagus Nugroho, Niko Wauran,

Samuel, Frans Joshua Napitupulu, Julio Hariandja, Harist Akhmad, Angga

Wisnu, Iqbal, Cahya, Faruk, Nadia, Novi, Angga, Prihantoko, Alfiando, Didi

Suhendra, Sugiyanto, Azis, Nurul Aeni, Nunung, Ulil albab yang telah bahu

membahu dan silih berganti membantu saya dalam setiap langkah perjuangan.

14. Gusdurian yang telah memberi saya perspektif baru dalam kebhinekaan.

15. KP2KKN, LBH Semarang, Patiro, LRC-KJ HAM, WALHI dan seluruh LSM

yang telah memberi ilmu tiada tara.

Page 8: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

viii

Page 9: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

ix

Page 10: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

x

ABSTRAK

Rama Tantowijaya. 2019. Peran Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia

(KASBI) Jawa Tengah Dalam Advokasi Pemutusan Hubungan Kerja (Studi

Kasus PHK Buruh PT Roda Makmur Sentosa Kota Semarang). Skripsi, Prodi

Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr.

Rodiyah, S.Pd., S.H., MSi.

Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapi,

perushaan terkadang tidak melakukan komunikasi yang baik dengan buruh atau

serikat buruh dalam melakukan peutusan hubungan kerja. Undang-undang nomor

13 tahun 2003 sebenarnya sudah mengatur ketentuan akan hal ini secara

rinci,namun ketiadaan sanksi yang tegas dan jelas membuat banyak perusahaan

melamggarnya. Penyelesaian pereselisihan hubungan industri yang sejatinya

ditawrkan menjadi solusi,hasilnya sering tekendala pada eksekusi. Peran serikat

buruh sering dikebiri dengan ancaman pemberangusan,tidak adanya perlindungan

yang jelas membuat serikat buruh terkadang takut untuk melakukan pelaporan.

Serikat-serikat buruh sudah saatnya memiliki federasi dan konfederasi demi

adanya upaya preventif dalam perlindungan terhdap mereka .konnfederasi KASBI

menjadi contoh peran pentingnya sebuah konfederasi buruh, namun KASBI harus

lebih terstrutur dan masif dalam melakukan perekrutan anggota dan gerakan serta

penyuluhan dan pendidikan hukum bagi para anggota serta menysun strategi

dalam menghadapi permasalahan hukum yang menimpa buruh.

Page 11: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ...................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................ Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB 2 ..................................................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 6

2.2 Landasan Konseptual ............................................................................. 14

2.2.1 Pengertian Buruh atau Pekerja ........................................................ 14

2.2.2 Pemutusan Hubungan Kerja ............................................................ 15

2.2.3 Serikat Pekerja-Serikat Buruh ......................................................... 17

2.2.4 Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial .................................. 18

Page 12: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

xii

2.3 Landasan Teori ....................................................................................... 23

2.3.1 Prinsip Hak Asasi Manusia ............................................................. 23

2.3.2 Hak Konstitusional Warga Negara.................................................. 26

2.3.3 Kebebasan Berserikat ...................................................................... 28

2.4 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 29

BAB 3 ................................................................................................................... 30

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 30

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 30

3.2 Jenis Penelitian ....................................................................................... 30

3.4 Lokasi Penelitian .................................................................................... 31

3.6 Sumber Data ........................................................................................... 31

3.6.1 Data Primer ..................................................................................... 31

3.6.2 Data Sekunder ................................................................................. 31

3.5.3 Data Tersier........................................................................................... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 32

3.7.1 Wawancara ...................................................................................... 32

3.7.2 Observasi ......................................................................................... 32

3.6.2 Dokumentasi ................................................................................... 33

3.6.3 Studi Kepustakaan ................................................................................ 33

3.7 Analisis Data ............................................................................................. 33

BAB 4 ................................................................................................................... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 35

4.1 Gambaran Umum ........................................................................................ 35

4.1.1 Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia ........................ 35

4.1.2 Visi Dan Misi Kasbi ............................................................................ 36

4.1.2.1 Visi ..................................................................................................... 36

4.1.2.2 Misi .................................................................................................... 36

4.1.2.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 38

4.1.3 KASBI Jawa Tengah ....................................................................... 39

4.2 Regulasi Terkait Peran KASBI dalam Upaya Terhadap Pemutusan

Hubungan Kerja ................................................................................................ 40

Page 13: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

xiii

4.2.1. Pengertian Regulasi ............................................................................. 40

4.2.2 Regulasi Serikat Pekerja ....................................................................... 41

4.2.2 Regulasi Pemutusan Hubungan Kerja ............................................. 42

4.2.3 Permaslahan Pemutusan Hubungan Kerja di PT Roda Makmur Sentosa

....................................................................................................................... 44

4.2.4 Landasan Hukum Konfedarasi KASBI Jawa Tengah dalam Advokasi

Pemutusan Hubungan Kerja Di PT Roda Makmur Sentosa .......................... 46

4.3 Peran Konfederasi KASBI dalam Advoasi Pemutusan Hubungan Kerja

47

4.3.1 Pengertian Peran ................................................................................... 47

4.3.2 Peran Konfederasi Kasbi Jawa Tengah dalam advokasi Pemutusan

Hubungan kerja di PT Roda Makmur Sentosa .............................................. 47

4.4 Kendala Yang dihadapi KASBI Jawa Tengah Dalam Advokasi ........... 50

4.4.2 Kendala Internal .............................................................................. 50

4.4.3 Kendala Eksternal ........................................................................... 50

BAB 5 ................................................................................................................... 52

PENUTUP ............................................................................................................. 52

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 52

a. Saran ........................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54

LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

Page 14: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

xiv

DAFTAR BAGAN

Kerangka Berfikir …………………………………………………………. 29

Struktur Organisasi KASBI………………………………………………… 38

Page 15: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Dokumen Hasil Penelitian

Page 16: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang berlandaskan

pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Salah satu tujuan negara Indonesia

seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan

kesejahteraan umum serta selaras dengan semangat pancasila mengenai keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang berarti negara dalam hal ini pemerintah

berkewajiban mensejahterakan dan menjamin kehidupan yang layak bagi

rakyatnya. Untuk mewujudkan hal tersebut negara perlu mengupayakan

ketersediaan lapangan pekerjaan serta melindungi hak - hak para pekerja.

Di dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 dikatakan bahwa.

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi manusia’’

Pemerintah Indonesia sudah menerbitkan seperangkat aturan hukum

mengenai ketenagakerjaan guna mewujudkan amanah dalam undang-undang

dasar yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Selain itu juga Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat

Pekerja/Serikat Buruh sebagai wujud akan kedaulatan rakyat dan kebebasan

berdemokrasi.

Page 17: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

2

Pekerja atau buruh dalam ketentuan undang–undang ketenagakerjaan adalah

mereka yang menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, sedangkan pemberi

kerja atau pengusaha adalah mereka yang memberi upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Pekerja beserta pengusaha selanjutnya memiliki kemitraan berupa

hubungan industrial yang didalamnya juga terapat peran pemerintah guna

menetapkan kebijkan dan menjamin hak serta kewajiban antar pengusaha dan

pekerja.

Hubungan industrial sering mengalami permasalahan terutama mengenai

pemutusan sepihak terhadap pekerja atau buruh oleh pemberi kerja atau

pengusaha. Peran serikat pekerja/serikat buruh sebagaiamana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh

dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 sangatlah penting guna menghadapi

permasalahan hubungan indutrial seperti ini. Namun tekanan terhadap serikat

pekerja/serikat buruh yang dilakukan oleh pemberi kerja sering kali membuat

peran dari serikat pekerja/serikat tidak berjalan dengan optimal.

Serikat Buruh Bycle Industri (SBBI) yang terdapat di PT Roda Makmur

Sentosa (RMS) Kota Semarang menjadi contoh akan adanya tekanan pemberi

kerja/pengusaha kepada serikat buruh yang ada di dalam perusahaan. Pengurus

SBBI yang berusaha memberikan aspirasi dan advokasi justru mengalami

pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan. Dikarenakan adanya pemutusan

hubungan kerja terhadap pengurus SBBI, kemudian roda dan penyampaian

aspirasi yang dilakukan oleh serikat buruh tersebut tidak berjalan. Berasarkan

alasan tersebut kemudian Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa

Page 18: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

3

Tengah sebagai waah induk dari organisasi SBBI menilai adanya pelanggaran

terkait mekanisme pemutusan hubungan kerja oleh PT RMS. Kemudian KASBI

berencana melakukan langkah advokasi terhadap buruh PT RMS tersebut.

Berdaskan hal tersebut penulis merasa perlu melakukan penelitian terkait

Peran dan Efektifitas Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa

Tengah dalam advokasi Pemutusan Hubungan Kerja di Kota Semarang (Studi

Kasus PHK Buruh PT Roda Makmur Sentosa).

1.2 Identifikasi Masalah

Latar belakang yang telah diuraikan di atas memberikan gambaran

permasalahan yang dapat diidentifikasikan tentang pengadvokasian pemutusan

hubungan kerja terhadap buruh PT Roda Makmur Sentosa (RMS) Kota Semarang

sebagai berikut:

1. Buruh PT Roda Makmur Sentosa (RMS) mengalami pemutusan hubungan

kerja (PHK) secara sepihak.

2. Beberapa buruh PT Roda Makmur Sentosa (PHK) yang tergabung dalam

Serikat Buruh Bicycle Industri mengalami pemutusan hubungan kerja

(PHK) tanpa alasan, sehingga timbul dugaan adanya upaya pemberangusan

serikat buruh.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan

masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Page 19: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

4

1. Bagaimana Regulasi yang mengatur terkait Konfederasi Kongres Aliansi

Serikat Buruh Indonesia advokasi terkait permasalahan pemutusan hubungan

kerja?

2. Bagaimana peran Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa

Tengah dalam upaya advokasi pemutusan hubungan kerja terhadap buruh di

PT Roda Makmur Sentosa (RMS)?

3. Bagaimana Kendala Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa

Tengah dalam melakukan upaya advokasi pemutusan hubungan kerja?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu target yang ingin dicapai dari sebuah

penelitian dengan harapan menjadi sebuah solusi terhadap suatu permasalahan.

Maka berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan

penelitian yang akan dicapai adalah:

a. Untuk mendeskripsikan Regulasi yang menjadi landasan advokasi bagi

Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia.

b. Untuk mendeskripsikan peran yang dilakukan oleh Kongres Aliansi Serikat

Buruh Indonesia (KASBI) Jawa Tengah terkait pemutusan hubungan kerja

terhadap buruh di PT Roda Makmur Sentosa (RMS).

c. Untuk mengetahaui secara detail kendala yang dihadapi serikat buruh dalam

Advokasi permasalahan pemutusan hubungan kerja.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan suatu dampak atau akibat dari tercapainya

tujuan penelitian. Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat memberi

Page 20: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

5

manfaat baik secara teoritis maupun praktis dan menjadi bagian dari sumbangsih

penulis terhadap permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi. Adapun manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pembahasan

keilmuan yang baru bagi dunia ilmu hukum khusunya dibidang

ketenagakerjaan dan penelitian ini adalah bentuk perkembangan dari

penelitian atau teori sebelumnya

2. Manfaat praktis pada penelitian ini adalah:

a. Dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam hal ini dinas ketenagakerjaan

agar memberikan perlindungan terhaap para pengurus atau anggota serikat

buruh dalam menjalankan tugasnya sebagai human defender.

b. Memberikan manfaat bagi tenaga kerja atau buruh agar mengetahui langkah-

langkah yang harus dihadapi jika mengalami permasalahan yang serupa.

c. Memberikan manfaat bagi serikat buruh tentang teknik pengavokasian serta

pentingnya membuat federasi dan/atau konfeerasi.

d. Menambah wawasan dan melatih penulisan penelitian serta memecahkan

permaslahan dalam bidang hukum sehingga bermanfaat bagi penulis dalam

menganalisa serta mengimplementasikan ilmu dalam perkuliahan yang

pernah didapatkan.

Page 21: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pemutusan hubungan kerja sebenarnya sudah banyak

dibahas oleh para akademisi. Namun penulis melihat bahwa upaya advokasi yang

dilakukan oleh Kongres Aliansi Serikat Buruh Inonesia (KASBI) Jawa Tengah

dalam pemutusan hubungan kerja belum pernah dilakukan kajian secara khusus.

Penulis mengamati beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian yang penulis lakukan yang juga menjadi bagian refrensi bagi

penulis, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis David Bayu Nurendra, pada tahun 2013 dari Fakultas

Hukum Universitas Negeri Semarang yang berjudul Peranan Serikat Pekerja

Nasional (SPN) DPC Kota Semarang dalam Memperjuangkan Hak-Hak

Tenaga Kerja Outsourcing di Kota Semarang Pasca Keluarnya Putusan MK

Nomor 27/PU-IX/2001. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, yang

pertama apa sajakah regulasi terkait dengan outsorcing dan serikat pekerja?

yang kedua, bagaimana penerapan putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011

terhadap pelaksanaan outsourcing di Kota Semarang? rumusan masalah yang

terakhir, bagaimana peranan Serikat Pekerja Nasional (SPN) DPC Kota

Semarang dan kendala yang dihadapi dalam membantu memperjuangkan

hak-hak tenaga kerja outsourcing di Kota Semarang pasca keluarnya putusan

MK Nomor 27PUU-IX/2011?. Dalam rumusan permasalahan tersebut dapat

dipahami jika terdapat kesamaan objek penelitian yang membahas tentang

Page 22: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

7

masalah perburuhan serta upaya langkah advokasi terkait permasalahan

tersebut. Hasil penelitian tersebut berupa beberpa peraturan yang menjadi

dasar akan pemberlakuan outsorcing, kemudian selanjutnya adalah tentang

belum maksimalnya implementasi putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011,

dan kebebasan berserikat, berkumpul, bependapat merupakan hak setiap

warga negara termasuk serikat pekerja, serta peranan yang dilakukan oleh

Serikat Pekerja Nasional (SPN) adalah berupa masuk sistem dan aksi di jalan.

Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara penelitian tersebut dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis baik itu permasalahan yang lebih

khsusus yaitu mengenai outsourcing sedangkan penulis lebih memilih

permasalahan lain yaitu pemutusan hubungan kerja dan disatu sisi ada

perbedaan mengenai metode advokasi.

2. Skripsi yang ditulis Lina Sasmiati, pada tahun 2016 dari Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang berjudul Perlindungan

Hukum terhadap Karyawan atas Pemutusan Hubungan Kerja di PT. Jogja

Tugu Trans. Rumusan masalah dari skripsi ini adalah yang pertama, apa sajah

hak-hak karyawan yang tercantum dalam perjanjian kerja jika karyawan

mengalami pemutusan hubungan kerja? yang kedua, bagaimana perlindungan

hukum terhadap karyawan atas pemutusan hubungan kerja di PT. Jogja Tugu

Trans, selanjutnya rumusan masalah yang terakhir, apa upaya hukum yang

dilakukan karyawan atas pemutusan hubungan kerja terhadap PT. Jogja Tugu

Trans?. Rumusan masalah tersebut menunjukan adanya kesamaan pada aspek

pemutusan hubungan kerja yang dilakukan serta pada aspek upaya advokasi.

Page 23: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

8

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya perselisihan paham

mengenai perjanjian kerja antara pekerja dan pemilik kerja kemudian yang

menyebabkan belum terpenuhinya hak berupa pesangon bagi pekerja, dalam

hal perlindungan kerja PT. Jogja Tugu Trans sebenarnya memberikan

perlindungan kerja bagi para pekerja mereka, namun hal itu tidak berlaku

bagi mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja, kemudian dengan

adanya pemutusan hubungan kerja buruh atau pekerja masih belum atau

jarang yang melakukan upaya litigasi di pengadilan maupun upaya biparthid

dan triparthid yang mereka lakukan. Dari kesimpulan tersebut dapat dilihat

adanya perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Lina Sasmiati dan

penelitian yang penulis lakukan, dalam penelitian Lina Sasmiati lebih

terfokus pada landasan atau aturan serta hak dan wewenang antara pekerja

dan pemberi kerja, sedangkan penelitian penulis berfokus pada upaya praktik

dan tata cara advokasi serta keterlibatan pihak diluar pekerja dalam upaya

advokasi tersebut.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Rumusan Masalah Hasil

1. David

Bayu

Nurendra

Peranan Serikat

Pekerja Nasional

(SPN) DPC Kota

Semarang dalam

Memperjuangkan

1. Apa sajakah

regulasi terkait

dengan

outsorcing dan

serikat pekerja?

1. Terdapat

beberpa

peraturan yang

menjadi dasar

akan

Page 24: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

9

Hak-Hak Tenaga

Kerja

Outsourcing di

Kota Semarang

Pasca Keluarnya

Putusan MK

Nomor 27/PU-

IX/2001

2. Bagaimana

penerapan

putusan MK

Nomor

27/PUU-

IX/2011

terhadap

pelaksanaan

outsourcing di

Kota

Semarang?

3. Bagaimana

peranan Serikat

Pekerja

Nasional (SPN)

DPC Kota

Semarang dan

kendala yang

dihadapi dalam

membantu

memperjuangk

an hak-hak

tenaga kerja

pemberlakuan

outsorcing.

2. Belum

maksimalnya

implementasi

putusan MK

Nomor

27/PUU-

IX/2011.

3. Kebebasan

berserikat,

berkumpul,

bependapat

merupakan

hak setiap

warga negara

termasuk

serikat

pekerja.

4. Peranan yang

dilakukan oleh

Serikat

Pekerja

Page 25: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

10

outsourcing di

Kota Semarang

pasca keluarnya

putusan MK

Nomor 27PUU-

IX/2011?

Nasional

(SPN) adalah

berupa masuk

sistem dan

aksi di jalan.

2. Lina

Sasmiati

Perlindungan

Hukum terhadap

Karyawan atas

Pemutusan

Hubungan Kerja

di PT. Jogja Tugu

Trans

1. Apa saja hak-

hak karyawan

yang tercantum

dalam

perjanjian kerja

jika karyawan

mengalami

pemutusan

hubungan

kerja?

2. Bagaimana

perlindungan

hukum

terhadap

karyawan atas

pemutusan

hubungan kerja

Adanya

perselisihan

paham mengenai

perjanjian kerja

antara pekerja

dan pemilik

kerja kemudian

yang

menyebabkan

belum

terpenuhinya hak

berupa pesangon

bagi pekerja,

dalam hal

perlindungan

kerja PT. Jogja

Tugu Trans

Page 26: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

11

di PT. Jogja

Tugu Trans?

3. Apa upaya

hukum yang

dilakukan

karyawan atas

pemutusan

hubungan kerja

terhadap PT.

Jogja Tugu

Trans?

sebenarnya

memberikan

perlindungan

kerja bagi para

pekerja mereka,

namun hal itu

tidak berlaku

bagi mereka

yang terkena

pemutusan

hubungan kerja,

kemudian

dengan adanya

pemutusan

hubungan kerja

buruh atau

pekerja masih

belum atau

jarang yang

melakukan

upaya litigasi di

pengadilan

maupun upaya

Page 27: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

12

biparthid dan

triparthid yang

mereka lakukan.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan

penelitian terdahulu, Adapun persamaan dan perbedaannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.2

Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1. David

Bayu

Nurendra

Peranan Serikat

Pekerja Nasional

(SPN) DPC Kota

Semarang dalam

Memperjuangkan

Hak-Hak Tenaga

Kerja Outsourcing

di Kota Semarang

Pasca Keluarnya

Putusan MK

Nomor 27/PU-

IX/2001

Rumusan masalah

mempunyai

kesamaan pada

aspek pemutusan

hubungan kerja

yang dilakukan

serta pada aspek

upaya advokasi.

Penelitian

terdahulu

meneliti

mengenai

outsourcing

sedangkan

penulis lebih

memilih

permasalahan

lain yaitu

pemutusan

hubungan kerja

dan disatu sisi

Page 28: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

13

ada perbedaan

mengenai

metode advokasi.

2. Lina

Sasmiati

Perlindungan

Hukum terhadap

Karyawan atas

Pemutusan

Hubungan Kerja di

PT. Jogja Tugu

Trans.

Penelitian terahulu

dengan penelitian

sekarang

mempunyai

kesamaan pada

aspek pemutusan

hubungan kerja

yang dilakukan

serta pada aspek

upaya advokasi.

Penelitian

Lina Sasmiati

lebih terfokus

pada landasan

atau aturan

serta hak dan

wewenang

antara pekerja

dan pemberi

kerja,

sedangkan

penelitian

penulis

berfokus pada

upaya praktik

dan tata cara

advokasi serta

keterlibatan

pihak diluar

Page 29: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

14

pekerja dalam

upaya

advokasi

tersebut.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Pengertian Buruh atau Pekerja

Buruh atau pekerja adalah bagian dari masyarakat yang perlu

disejahterakan secara sosial, budaya, politik dan ekonomi (Randi, 2017:1).

Keberadaan buruh merupakan suatu elemen penting dalam pembangunan suatu

negara, maka dari itu perlindungan atas hak dan kesejahteraanya sangat perlu

dilakukan. Terjadi banyak kesalahpahaman di dalam masyarakat mengenai buruh

atau pekerja ini sendiri, banyak masyarakat yang memaknai buruh atau pekerja

adalah mereka yang bekerja dalam perusahaan yang bersifat pekerjaan yang

memproduksi barang, atau bangunan semata dalam kata lain pekerjaan kasar,

sedangkan mereka yang bekerja di kantor atau instansi pemerintahan tidak

dianggap sebagai butuh atau pekerja. Padahal dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa selama seseorang bekerja

dengan menerima upah maka ia disebut buruh atau pekerja. Buruh seringkali

mendapat perlakuan yang tidak adil dalam kesehariannya, seperti upah yang tidak

dibayarkan sampai pemutusan hubungan kerja tanpa alasan. Buruh PT Roda

Makmur Sentosa (RMS) menjadi contoh atas tindakan pemutusan hubungan kerja

Page 30: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

15

tersebut, ada enam orang buruh PT RMS yang mengalami pemutusan hubungan

kerja tanpa alasan yang masuk akal dari perusahaan.

2.2.2 Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu keadaan dimana berakhirnya

hubungan kerja antara pemberi kerja dan buruh karena disebabkan oleh keadaan

tertentu. Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu kerugian besar khususnya

bagi karyawan, selain itu pemutusan hubungan kerja juga memiliki dampak yang

cukup luas. Pemutusan hubungan kerja pada dasarnya merupakan permasalahan

yang kompleks karena mempunyai kaitan dengan pengangguran, kriminalitas, dan

kesempatan kerja (Erni, 2014: 508). Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan

setidaknya ada empat alasan yang menjadikan perjanjian kerja berakhir, yaitu:

a. Pekerja meninggal dunia;

b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;

c. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga

penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap; atau

d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang tercantum dalam perjanjian

kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat

menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Kemudian menurut Undang-Undang tersebut apabila pemutusan hubungan

kerja tersebut terjadi di luar perjanjian kerja dan ketentuan di atas maka pihak

yang melakukan pemutusan hubungan kerja harus mengganti rugi sesuai dengan

upah kerja sampai batas waktu berakhirnya perjanjian kerja. Selain itu dalam

Page 31: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

16

melakukan pemutusan hubungan kerja pengusaha juga dilarang melakukannya

atas hal-hal tertentu seperti yang tercantum dalam Pasal 153 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan:

(1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:

a. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan

dokter selama waktu tidak melampaui 12 (duabelas) bulan secara terus-

menerus;

b. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi

kewajibannya terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;

d. Pekerja/buruh menikah;

e. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau

menyusui bayinya;

f. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan

dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah

diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja

bersama;

g. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat

pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat

pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas

kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;

Page 32: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

17

h. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib

mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;

i. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit,

golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan;

j. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja,

atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter

yang jangkawaktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

(2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib

mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan.

Dalam hal ini jelas bahwa pengusaha tidak bisa sewenang - wenang dalam

melakukan pemutusan hubungan kerja.

2.2.3 Serikat Pekerja-Serikat Buruh

Serikat pekerja atau serikat buruh menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2000 adalah:

Organisasi yang didirikan oleh dari dan untuk pekerja/buruh di

dalam atau di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,

demokratis dan dapat dipertaggungjawabkan untuk memperjuangkan,

membela, dan melindungi hak-hak kepentingan bekerja/buruh, maupun

meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Dari definisi ini bisa kita lihat bagaimana peran serikat pekerja/buruh

sangat penting dan bisa terlihat aktif dalam menangani permasalahan yang ada.

Sedangkan serikat pekerja/buruh terbagi menjadi empat yaitu, sebagai berikut:

Page 33: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

18

1. Serikat pekerja/buruh di dalam perusahaan.

2. Serikat pekerja/buruh di luar perusahaan.

3. Federasi serikat pekerja.

4. Konfederasi serikat pekerja.

2.2.4 Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial

Hubungan industrial memiliki peranan penting dalam proses investasi dan

pengembangan sumber daya manusia serta dalam perwujudan untuk mencapai

kesejahteraan warga negara. Namun, dalam praktiknya terdapat permasalahan

yang sering terjadi dalam hubungan industrial itu sendiri. Permasalahan biasanya

timbul karena adanya perbedaan pendapat antara buruh dan pengusaha yang

kemudian memunculkan sengketa hubungan industrial. Dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2000 Tentang Penyelesaian Hubungan Industrial, para pihak

wajib melakukan perundingan biparti secara musyawarah untuk mencapai

mufakat. Apabila langkah biparti mengalami kegagalan maka langkah selanjutnya

adalah dengan triparti yaitu melibatkan pihak ketiga sebagai penengah dengan

menggunakan metode mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. Jika kemudian itu semua

telah dilakukan namun tidak menemui titik temu maka langkah selanjutnya para

pihak bisa mengajukan gugatan kepada pengadilan hubungan industrial.

Dalam hal pemutusan hubungan kerja, dengan model penyelesian

hubungan industrial yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964

Tentang Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan swasta, ternyata tidak efektif

lagi untuk mencegah serta menanggulangi kasus-kasus pemutusan hubungan kerja

(Ujang, 2017:3).

Page 34: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

19

Pada tahapan penyelesaian hubungan industrial, peranan serikat buruh sangatlah

penting guna memberikan pendampingan terhadap buruh yang bersengketa,

namun menjadi kendala kemudian saat yang bersengketa dan mengalami

pemutusan hubungan kerja adalah para pengurus dari serikat buruh tersebut.

Disinilah kemudian peranan penting dari federasi dan konfederasi serikat buruh.

Penyelesian melalui tahapan bipartit merupakan langkah awal yang dapat

ditempuh dalam mekanisme peneyelesaian hubungan industrial. Bipartit sendiri

merupakan penyelesian hubungan indutrrial yang dilakukan oleh perushaan

dengan buruh atau serikat buruh dalam perushaan yang melakukan musyawarah

untuk mufakat tanpa meibatkan pihak lain . Dalam melakukan bipartit para pihak

wajib membuat sebuah risalah yang ditandatangani oleh para pihak tersebut . Hal

ini untuk menjadi landasan hukum para pihak atau kemudian menjamin hasil

kesepakatan yang telah disepakti anatara keduanya . Didalam risalah perjanjian

tersebut menurut pasal 6 ayat 2 undang-undang nomor 2 tahun 2004 setidiaknya

memuat 6 point diantaranya :

1) Nama lengkap dan alamat para pihak

2) Tanggal dan tempat perundingan

3) Pokok masalah atau alasan perselisihan

4) Pendapat para pihak

5) Kesimpulan atau hasil perundingan

6) Tanggal serta tanda tangan para pihak yang melakukan perundingan

Page 35: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

20

Kemudian apabila perundingan atau musyawarah mendapat kesepakatan ,

para pihak tersebut wajib membuat perjajian bersama yang selanjutnya

didaftarkan pada pengadilan hubungan indutrial dan apabila perjanjian tersebut

dilanggar oleh salah satu pihak maka pihak lainya dapat mengajukan permohonan

eksekusi pada pengadilan hubungan industrial.

Apabila perjanjian bipartit gagal maka salah satu atau kedua belah pihak

bisa kemudian melaporkan perselisihan kepada instansi yang berwenang dibidang

ketenagakerjaan di wilayah tersebut dengan melampirkan bukti bahwa telah

dilaksanakanya upaya biparthit yang kemudian instansi tersebut tersebut

menawakan kepada para pihak untuk melakukan langkah selanjutnya baik itu

konsoliasi maupun arbitasi Dalam kaitanya dengan pemutusan hubungan

kerja,metode selanjunya yang dipilih biasanya adalah berupa konsoiliasi .

Penyelesian sengketa melalui mediasi sebenarnya hammpir sama dengan

tahapan bipartit tadi, namun dalam mediasi ini para pihak akan di mediatori oleh

pihak ketiga yang berada di dalam dinas ketenagakerjaan kabupaten atau kota .

syarat syarat mediator sendiri diatur dalam pasal 9 Undang-undang nomor 2 tahun

2004 tentang perselisihan hubungan industrial yaitu ;

1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa

2) Warga negara Indonesia

3) Berbadan sehat menurut surat keterangan dokter

4) Menguasai peraturan perundang-undangan di bidang ketanagakerjaan

5) Berwibawa,jujur,adil dab\n berkelakuan tidak tercela

Page 36: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

21

6) Berpendidikan sekurang-kurangnya strata satu (S1); dan

7) Syrat lain yang ditetapkan oleh mentri

Tugas dari mediator adalah menjadi penengah atau fasilitator anatar pihak

yang berkepentingan tanpa melakukan intervensi terhadap permalahan inti dan

tidak boleh berpihak kepada salah satu pihak

Penyelesaian melalui konsoliasi sebenarnya hampir mirip dengan cara

mediasi, namun kemudian ada perbedaan pada mekanisme pelaksanaan .

konsiliator atau pihak ketiga yang ditunjuk para pihak untuk melaksankan

konsiliasi adalah mereka yang terdapat di Dinas ketenagakerjaan yang kemudian

para pihak bisa memilih nama-nama yang tercantum tersebut untuk menjadi

konsiliator . selain itu konsiliator memiliki spesifikasi lain dan berbeda dengan

spesifikasi mediator. Dalam pasal 19 Undang-undang nomor 2 tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan hubungan industrial . dijelaskan bahwa mengenai syarat

menjadi konsiliator harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa

2) Warga negar Indonesia

3) Berumur skurang-kurangnya 45 tahun

4) Pendidikan minimal lulusan strata satu ( S1)

5) Berbadan sehat menurut keterangan dokter

6) Berwibawa, jujur , adil , dan berkelakuan tidak tercela

7) Memiliki kemampuan di bidang hubungan industri sekkurang-kurangnya 5

(lima) tahun

Page 37: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

22

8) Menguasai pertauran perundang-undangan di bidang ketanagakerjaan; dan

9) Syarat lain yang ditetapkan oleh menteri.

Konsiliator tersebut kemudian diberi letigimasi oleh mentri dibidang

ketanagkerjaan atau pejabat yang berweang dibidang keteangakerjaan. Kemudian

dalam menjalankan kerjanya, konsilator dapat memanggil saksi baik itu saksi

yang mengetaui duduk peramaslahan maupun ahli yang memiliki pengetahuan

terkait permaslahan yang terjadi

Apabila kemudian hasil konsiliasi ini disepakati oleh para pihak, maka

hasil tersebht dijadikan sebagai perjanjian bersama yang kemudian didaftarkan

kepada pengadilan perselisihan Industrial agar jika salah satu ada yang melakukan

pelanggaran maka pihak lainya boleh mengajukan eksekusi kepada pengadilan

hubungan industrial terebut .

Namun kemudian apabila konsiliasi berjalan gagal, maka para pihak atau

salah satu diantaranya dapat mengajukan persalahan ke tingakt pengadilan

hubungan industrial

Pengadilan hubungan Industrail adalah pengadilan khusu yang mengurusi

terkait sengketa atau permasalahan dibidang ketenagakerjaan yang berada

dilingkup peradilan umum dan menggunakan hukum acara perdata seperti yang

terdapat dalam peradilan umum kecuali diatur dalam undang-undang khusus

.berdasarkan pasal 56 Undang-undang nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian

perselisihan hubungan Industrial, pengadilan hubungan industrial berwenang atas:

1) Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak.

Page 38: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

23

2) Di tingakt pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan.

3) Di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja.

4) Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antarserikat

pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

Sedangkan susunan pengadilan hubungan industrial pengadilan negri

seperti dalam pasal 60 Undang-Undang nomor 2 tahun 2004 tentang

penyerlesaian perselisihan hubungan Industrial terdiri dari :

1) Hakim

2) Hakim Ad-hoc

3) Panitera muda ; dan

4) Panitera pengganti

Sususunan pengadilan hubungan industrial di tingkat mahkamah agung

terdiri dari:

1) Hakim Agung

2) Hakim Ad Hoc pada mahakamah agung ; dan

3) Panitera

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Prinsip Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan suatu hak dasar dan paling pertama serta

melekat pada diri manusia sejak ia dilahirkan dari rahim ibunya. Hak asasi

manusia juga sering disebut sebagai hak pemberian langsung dari Tuhan. Hal ini

Page 39: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

24

mengisyrakatn bahwa tidak ada yang bisa mencabut hak asasi manusia kecuali

Tuhanlah yang berwenang atas hal itu.

Menurut Rhona (2008: 11-12) hak asasi manusia tidaklah berdasar pada

warna kulit, jenis kelamin, suku, budaya, bahasa, dan kewarganegaraan. Mereka

memiliki hak asasi yang sama, inilah sifat universal dari hak asasi manusia selain

itu hak asasi manusia ini juga tidak bisa dicabut, yang berarti seburuk dan

sebengis apapun prilaku dari seseorang ia tidak akan berhenti menjadi seorang

manusia. Asal - usul mengenai gagasan hak asasi manusia seperti dipaparkan di

atas bersumber dari teori hak kodrati.

Sedangkan jika kita mengacu pada peraturan hukum yang berlaku di

Indonesia kita dapat menemukan pengertian hak asasi manusia. Pada pasal 1

butir Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

berbunyi sebagai berikut:

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati , dijunjung

tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintah dan setiap orang

demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pecikan pikiran akan sejarah hak asasi manusia dapat dibaca dalam surat-

surat R.A. Kartini berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, karangan-karangan

politik yang ditulis oleh H.O.S Tjokroaminito, Agus Salim, Douwes Dekker,

Soewardi Soeryaningrat, petisi yang dibuat oleh Sutardjo di Volskard atau pledoi

Page 40: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

25

Soekarno yang berjudul “Indonesia Menguggat” dan Hatta dengan judul

“Indonesia merdeka” yang dibacakan di depan pengadilan Hindia Belanda

(Rhona,2008:237).

Sejarah hak asasi manusia di negara Indonesia mengalami dinamika yang

sangat panjang, mulai dari perdebatan tentang konsep dari hak asasi itu sendiri

sampai pada permasahalan situasi politik hingga terjadinya reformasi yang

menjadi keran pembuka akan mengalirnya undang - undang serta aturan lain yang

berkaiatan dengan hak asasi manusia, beberapa diantaranya adalah:

1. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

2. Undang-Undang No.21 tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja - Serikat Buruh.

3. Undang-Undang No. 11 tahun 2005 Tentang Hak Ekonomi, Sosial dan

Budaya.

4. Undang-Undang No. 12 tahun 2005 Tentang Hak Sipil dan Politik.

Masa sebelum reformasi hak asasi manusia terlihat begitu samar-samar,

bahkan boleh dikatakan gelap dikarenakan pemerintahan yang otoriter. Namun

kini kita dapat melihat itu semua secara jelas dan gamblang baik itu secara

definisi maupun aturan hukum yang berlaku, walau tidak menampik banyaknya

kekurangan pada tataran praktek. Dalam Undang-undang Nomor 39 tahun 1999

misalnya, kita dapat melihat hak apa saja yang menjadi bagian dari hak dasar

manusia itu sendiri. Hak-hak tersebut diantaranya:

1. Hak untuk hidup.

2. Hak untuk memperoleh keadilan.

Page 41: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

26

3. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.

4. Hak mengembangkan diri.

5. Hak atas kesejahteraan.

6. Hak atas terpenuhinya rasa aman.

7. Hak atas kebebasan pribadi.

8. Hak atas turut serta dalam pemerintahan.

Dari uraian akan hak asasi manusia diatas kita dapat melihat bahwa

adanya keterikatan hak asasi manusia dengan permasalahan yang sedang penulis

teliti, pemutusan hubungan kerja tentu berpotensi akan adanya pelanggaran hak,

baik itu hak kesejahteraan bagi warga negara maupun hak mengembangkan diri

dan memperoleh keadilan .

2.3.2 Hak Konstitusional Warga Negara

Hak kosntitusional merupakan hubungan yang mengatur antara negara dan

warga negaranya dalam konteks pemenuhan hak rakyat berdasar pada konstitusi

yang berlaku (Maruar: 2011). Hak konstitusional juga merupakan upaya sebuah

negara dalam melindungi warga negara dari upaya pelanggaran hak asasi manusia,

memastikan terpenuhinya rasa keadilan serta sebagai pondasi dari segala

peraturan hukum yang berlaku. Hak ini diberikan secara langsung oleh negara

kepada setiap warga negaranya.

Dalam suatu negara hukum yang lahir dari konstitusionalisme seperti

Indonesia harus bercirikan:

1. Adanya perlindungan HAM.

Page 42: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

27

2. Adanya peradilan yang bebas.

3. Adanya asas legalitas.

(Ananta,2015:20)

Di dalam konstitusi dasar negara Indonesia yaitu Undang - Undang Dasar

1945 setidaknya terdapat beberapa hak yang dapat menjadi acuan dalam

menjalankan kehidupan berwarga negara diataranya:

1. Hak politik.

2. Hak kedudukan yang sama di dalam hukum.

3. Hak mendapatkan kehidupan yang layak.

4. Hak bela negara.

5. Hak berserikat, berkumpul, dan berpendapat.

6. Hak hidup.

7. Hak untuk berkeluarga.

8. Hak menentukan agama dan kepercayaan.

9. Hak untuk terbebas dari upaya kekerasaan.

Sebuah cita-cita yang luhur dalam perumusan konstitusi ini menjadi bukti

konkrit dan serius serta keberpihakan sebuah negara terhadap warga negaranya.

Selain itu amanat konstitusi sudah menjelaskan terkait hak warga negara dalam

memperoleh pekerjaan yang layak, kemudian menjelaskan pula tentang kebebasan

mengenai pendapat dan kesamaan di dalam hukum memperkuat dan menjadi

dasar bahwa setiap warga negara memiliki hak atas pekerjaan. Apabila terdapat

pelanggaran atas hak tersebut, setiap warga negara dapat melakukan tindakan

hukumyang adil sesuai dengan amanat konstitusi.

Page 43: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

28

2.3.3 Kebebasan Berserikat

Menurut Achmad Sobirin, Ph.D. untuk memenuhi keinginan, kebutuhan

hingga tercapai titik kepuasan, disamping melakukan tindakan, seseorang juga

memerlukan berbagai alat bantu, namun alat bantu ini pula terkadang belum

cukup untuk menggapai semua itu, maka diperlukan orang lain guna

mencapainya. Hal itulah yang kemudian menjadi dasar seseorang untuk

berkomunikasi dengan orang lain dalam upaya saling membantu guna menggapai

tujuan bersama. Hal ini menjadi asas dan pentingnya akan sebuah organisasi atau

serikat. Dalam kaitannya dengan aturan hukum yang ada di Indonesia terdapat

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang

Organisasi Kemasyarakatan, dalam pasal 1 ayat 1 menjelaskan tentang definisi

dari organisasi kemasyarakatan itu sendiri, yaitu:

Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut ormas

adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara

sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,

kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam

pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dengan dasar tersebut, seseorang atau setiap warga negara di Indonesia

berhak atau dapat membentuk suatu organisasi selama tidak bertentangan dengan

konstitusi dan ideology negara.

Page 44: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

29

2.4 Kerangka Berfikir

Buruh sering mendapat perilaku yang sewenang-wenang dari pemilik

perusahaan, adanya serikat buruh guna menyampaikan aspirasi juga

tidak terlepas dari ancaman pemutusan hubungan kerja. Hal ini

menimpa pengurus Serikat Buruh Bicycle Industri (SBBI) dalam

perusahaan PT. Roda Makmur Sentosa.

UUD 1945

Pasal 27 (2)

1. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia.

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja-

Serikat Buruh.

3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

4. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Perindustrian.

5. Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 Tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik.

6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun

2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Wawancara Korban PHK PT RMS

Wawancara KASBI Jawa Tengah

Mekanisme Advokasi

Litigasi

Non Litigasi

Indikator Keberhasilan Advokasi Kongres Aliansi Serikat

Buruh Indonesia (KASBI) Jawa Tengah terhadap

pemutusan hubungan kerja buruh PT RMS

Landasan Teori:

1. Prinsip Hak Asasi

Manusia.

2. Hak Konstitusional

Warga Negara.

3. Kebebasan Berserikat.

Page 45: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

52

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Konfederasi KASBI Jawa Tengah memiliki kewenangan dalam advokasi

Pemutusan Hubungan Kerja Di PT Roda Makmur Sentosa Semarang

dengan dasar hukumnya adalah Undang-undang Dasar 1945 tentang

kebebesan beresrikat dan berpendapat, kemudian Undang-undang no 2

tahun 2004 tentang Penyerlesaian Perselisihan Hubungan Industrial,

selanjutnya adalah Undang-undang nomor 21 tahun 200 tentang Serikat

Pekerja/serikat Buruh.

2. Dalam melakukan advokasi konfederasi KASBI Jawa Tengah memiliki

peran sebagai pendamping atau mewakili buruh yang menjadi anggotanya

kemudian melakukan pengorganisaran kemada jaringan masyrakat sipil

guna mendapat dukungan serta melakukan kampanye ke media sebagai

sarana propaganda.

3. Dalam melakukan advokasi, Konfederasi kasbi mengalami hambatan pada

proses yang dianggap kurang tranparan kemudian undang-undang yang

berlaku saat ini tidak tegas terutama prihal eksekusi hasil Penyelesaian

perselisihan Hubungan Industrial.

Page 46: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

53

a. Saran

1. Kepada Pemerintah baik Eksukutif maupun legilatif unuk merevisi Undang-

Undang No 13 tahun 2003 serta Undang-undang nomor 2 tahun 2004 agar

kemudian mempertegas sanksi serta eksusi terhadap hasil Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial.

2. Kepada pemerintah baik Eksutif maupun Legilatif agar menyusun regulasi

yang melindungi hak-hak buruh dalam berserikat , melindungi buruh dari

upaya pemutusan hubungan kerja Sepihak demi mewujudkan cita-cita

seperti yang tercantum dalam undang-undang Dasar.

3. Kepada Konfederasi Kasbi Jawa Tengah , agar membentuk badan atau

divisi yang khusus melakukan advokasi dengan orang yang mumpuni

dibidang hukum perburuan serta mengganndeng akademisi guna

memperkuiat argument dan menambah pengetauan tentang hukum dan

ketangakerjaan.

Page 47: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

54

DAFTAR PUSTAKA

David Bayu N. 2013. Peranan Serikat Pekerja Nasional (SPN) DPC Kota

Semarang dalam Memperjuangkan Hak-Hak Tenaga Kerja

Outsourcing di Kota Semarang Pasca Keluarnya Putusan MK Nomor

27/PU-IX/2001. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Hukum.

Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Lina S. 2016. Perlindungan Hukum terhadap Karyawan atas Pemutusan

Hubungan Kerja di PT. Jogja Tugu Trans. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga: Yogyakarta.

Ananta R. 2015. Pelaksanaan Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Konstitusional Ditinjau

dari Perspektif HAM. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Hukum.

Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Rhona, dkk. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Pusham UII.

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Vol. 5, No. 9: hal. 1-8.

Silambi. Erni Devita. Pemutusan Hubungan Kerja Ditinjau dari Segi Hukum

(Studi Kasus PT. Medco Lestari Papua). Hal. 507-516.

UUD 1945 Pasal 27 (2)

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja-Serikat Buruh.

Page 48: PERAN KONGRES ALIANSI SERIKAT BURUH INDONESIA (KASBI) …lib.unnes.ac.id/35997/1/8111412169_Optimized.pdf · Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indoneisa,

55

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Perindustrian.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang

Organisasi Kemasyarakatan.