Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

20
1 Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota Sankt Peterburg oleh Pyotr Velikiy/Peter Agung (1672-1725) Annisatul Laili Rachmawati, Mina Elfira Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Artikel ini membahas peran kapital simbolik dalam westernisasi arsitektur Sankt Peterburg oleh Pyotr Velikiy/Peter Agung (1672-1725) menggunakan metode deskriptif-analitis dan dianalisis menggunakan teori kapital simbolik. Hasil penelitian menunjukkan westernisasi oleh Pyotr Velikiy tidak hanya membawa pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan sosial, tetapi juga membawa pengaruh pada fisik Rusia yakni dalam bidang arsitektur yang diterapkan di Sankt Peterburg. Sehingga Pyotr Velikiy mendapat kapital simboliknya yakni mampu menjadikan Rusia sebagai negara maju, modern, beradab, dan mampu bersaing dengan negara- negara di Eropa Barat. The Role of Symbolic Capital in Westernization at Sankt Peterburg Architecture by Pyotr Velikiy/Peter The Great (1672-1725) Abstract This article discussed about the role of symbolic capital in westernization at Sankt Peterburg architecture by Pyotr Veliky/Peter the Great (1672-1725) using an analytical descriptive method and analyzed using theory of symbolic capital. The outcome of this research shows that westernization by Pyotr Velikiy is not only brings influence in political, economic, military, and social, but also brings influence in Russia physically in the field of architecture which implemented in Sankt Peterburg. So Pyotr Velikiy got symbolic capital that is capable of making Russia as a modern, developed, civilized country and able to compete with other countries in Western Europe. Keywords: Architecture; Pyotr Velikiy; Simbolic Capital; Sankt Peterburg; Westernization Pendahuluan Pada dasarnya, manusia membutuhkan sebuah bangunan untuk berteduh dan melindungi dirinya dari perubahan cuaca. Seiring berjalannya waktu, bangunan dibuat tidak hanya berdasarkan fungsinya, tapi juga dinilai dari keindahannya, hasil karya manusia inilah yang disebut arsitektur. Arsitektur menurut Marcus Vitruvius Pollio, memiliki tiga pondasi dasar yakni firmitas, utilitas, dan venusitas yang berarti sebuah bangunan harus kokoh, fungsional, dan indah (Pollio, AD 82 dalam Palmer, 2008:279). Auguste Perret lebih lanjut menjelaskan bahwa arsitektur adalah seni mengorganisasikan ruang (Perret, 1903 dalam Palmer, 2008:209). Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Transcript of Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

Page 1: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

1

Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota Sankt

Peterburg oleh Pyotr Velikiy/Peter Agung (1672-1725)

Annisatul Laili Rachmawati, Mina Elfira

Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Artikel ini membahas peran kapital simbolik dalam westernisasi arsitektur Sankt Peterburg oleh Pyotr

Velikiy/Peter Agung (1672-1725) menggunakan metode deskriptif-analitis dan dianalisis menggunakan teori

kapital simbolik. Hasil penelitian menunjukkan westernisasi oleh Pyotr Velikiy tidak hanya membawa pengaruh

dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan sosial, tetapi juga membawa pengaruh pada fisik Rusia yakni dalam

bidang arsitektur yang diterapkan di Sankt Peterburg. Sehingga Pyotr Velikiy mendapat kapital simboliknya

yakni mampu menjadikan Rusia sebagai negara maju, modern, beradab, dan mampu bersaing dengan negara-

negara di Eropa Barat.

The Role of Symbolic Capital in Westernization at Sankt Peterburg Architecture by

Pyotr Velikiy/Peter The Great (1672-1725)

Abstract

This article discussed about the role of symbolic capital in westernization at Sankt Peterburg architecture by

Pyotr Veliky/Peter the Great (1672-1725) using an analytical descriptive method and analyzed using theory of

symbolic capital. The outcome of this research shows that westernization by Pyotr Velikiy is not only brings

influence in political, economic, military, and social, but also brings influence in Russia physically in the field

of architecture which implemented in Sankt Peterburg. So Pyotr Velikiy got symbolic capital that is capable of

making Russia as a modern, developed, civilized country and able to compete with other countries in Western

Europe.

Keywords: Architecture; Pyotr Velikiy; Simbolic Capital; Sankt Peterburg; Westernization

Pendahuluan

Pada dasarnya, manusia membutuhkan sebuah bangunan untuk berteduh dan melindungi

dirinya dari perubahan cuaca. Seiring berjalannya waktu, bangunan dibuat tidak hanya

berdasarkan fungsinya, tapi juga dinilai dari keindahannya, hasil karya manusia inilah yang

disebut arsitektur. Arsitektur menurut Marcus Vitruvius Pollio, memiliki tiga pondasi dasar

yakni firmitas, utilitas, dan venusitas yang berarti sebuah bangunan harus kokoh, fungsional,

dan indah (Pollio, AD 82 dalam Palmer, 2008:279). Auguste Perret lebih lanjut menjelaskan

bahwa arsitektur adalah seni mengorganisasikan ruang (Perret, 1903 dalam Palmer,

2008:209).

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 2: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

2

Dalam sejarah Kekaisaran Rusia figur pemimpin dan kepercayaan yang dianut sangat

berdampak pada perkembangan arsitektur. Hal tersebut terlihat pada masa Kepangeranan

Vladimir I (980-1015) di Kiev. Pada tahun 988 dibawah kepemimpinannya, Rusia

mengadopsi kepercayaan Kristen Ortodoks Yunani (Fahrurodji, 2005:39). Keputusan tersebut

membuat arsiterktur di Rusia dipengaruhi budaya dari Imperium Bizantium dan

Konstantinopel yang merupakan pusat dari kepercayaan Kristen Ortodoks Yunani. Hal inilah

yang membuat fisik kota-kota di Rusia terlihat berbeda dari kota-kota lainnya di Eropa

karena terhindar dari segala pengaruh Katolik Roma yang merupakan inti budaya Eropa.

Pada masa Kepangeranan Ivan III Agung (1440-1505) perkembangan arsitektur juga kian

terlihat. Ia mendatangkan arsitek dari Italia untuk membangun negaranya yang sempat mati

dan tertutup dari renaisans karena gempuran bangsa Mongol. Kemegahan kota tersebut

terlihat dengan dibangunnya Kremlin, yakni sebuah benteng dengan dinding batu bata merah

yang memiliki ketinggian 65 kaki, ketebalan 20 kaki dan luas lebih dari 7.000 kaki yang

dirancang untuk menahan serangan artileri atau meriam. Bangunan yang mencolok dan

memperlihatkan kemegahan dari Kremlin adalah Katedral Asumsi, yakni sebuah gereja

Ortodoks di Kremlin yang memiliki lima kubah emas dan empat atap pelana yang dirancang

oleh arsitek terkemuka dari Italia, Aristotle Fieravanti (Kort, 2008:29-30).

Kremlin di Moskow

(Sumber: http://russiantraveling.com/2013/02/a-look-at-moscows-jewel-the-kremlin-part-1-the-exterior/ diunduh

pada 15 Maret pukul 10.30 WIB)

Perubahan besar pada gaya arsitektur terjadi pada masa Tsar Pyotr I Velikiy, atau dalam

bahasa Indonesia disebut Peter I Agung (1672-1725) di kota yang ia bangun, Sankt

Peterburg. Berbeda dengan pemimpin-pemimpin Rusia sebelumnya, Pyotr Velikiy sangat

tertarik dengan segala sesuatu yang ia pelajari tentang Eropa Barat (Ritchie, 1979:39). Pyotr

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 3: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

3

Velikiy sangat menyadari ketertinggalan Rusia dibanding negara Eropa lainnya, sehingga ia

bertujuan untuk melakukan perdagangan lebih banyak dengan Barat.

Agar sejajar dengan negara Eropa lainnya, Pyotr Velikiy mengadopsi cara Eropa Barat dalam

reformasi segala bidang di Rusia termasuk dalam pembangunan arsitekturnya, hal inilah yang

biasa disebut westernisasi. Secara historis makna modernitas mengacu pada transformasi

sosial, politik, ekonomi, budaya, dan mental masyarakat di Eropa Barat sejak abad ke-16

hingga mencapai puncaknya pada abad ke-19 dan ke-20 (Sztompka, 2008:149). Dilihat dari

makna modernitas tersebut, westernisasi merupakan suatu istilah yang berkembang seiring

terjadinya modernisasi di Barat. Dalam hal ini, arsitektur yang diterapkan oleh Pyotr Velikiy

merupakan suatu upaya pembentukan identitas nasional Rusia yang baru.

Westernisasi arsitektur merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pyotr Velikiy untuk

memajukan Rusia. Upaya tersebut dilakukan agar Rusia mendapat pengakuan dari ranah

internasional sebagai negara yang maju, modern dan setara dengan negara-negara di Eropa

Barat, pengakuan inilah yang disebut sebagai kapital simbolik oleh Pierre Bourdieu. Oleh

karena itu, penulis berhipotesa bahwa westernisasi yang dilakukan oleh Pyotr Velikiy tidak

hanya membawa pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan sosial, tetapi juga

membawa pengaruh pada fisik Rusia yakni dalam bidang arsitektur yang diterapkan di kota

Sankt Peterburg. Hal ini merupakan representasi dari kapital simbolik Pyotr Velikiy.

Dalam penelitian ini permasalahan yang diangkat penulis adalah apakah terdapat peran

kapital simbolik dalam westernisasi arsitektur kota Sankt Peterburg oleh Pyotr Velikiy (1672-

1725). Penulis membatasi permasalahan pada westernisasi arsitektur yang dilakukan oleh

Pyotr Velikiy terhadap bangunan-bangunan di Sankt Peterburg pada tahun 1703-1725.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan, menganalisis dan

mengungkapkan bahwa terdapat peran kapital simbolik dalam westernisasi arsitektur kota

Sankt Peterburg oleh Pyotr Velikiy (1672-1725).

Terdapat beberapa penelitian karya mahasiswa Universitas Indonesia yang membahas tentang

Kapital Simbolik dan Pyotr Velikiy yang membantu penulis untuk menambahkan informasi

dalam penelitian ini. Diantaranya skripsi karya Dimas Erwan Atmaja yang berjudul Pengaruh

Habitus dalam Kebijakan Putin di Federasi Rusia (2000-2008) dan Suri Suryani yang

berjudul Pengaruh Perang Utara Raya Terhadap Modernisasi Armada Angkatan Laut Rusia

yang Dilakukan oleh Peter Agung. Akan tetapi, dari semua skripsi tersebut, penulis tidak

melihat adanya pembahasan mengenai peran kapital simbolik dalam westernisasi arsitektur

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 4: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

4

kota Sankt Peterburg oleh Pyotr Velikiy. Hal inilah yang membuat penelitian ini berbeda dan

membuat penulis tertarik untuk mengangkatnya.

Kapital Simbolik

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Kapital Simbolik oleh Pierre Bourdieu

(1930-2002). Kapital Simbolik menurut Bourdieu (1996:114) merupakan usaha yang

terakumulasi agar memungkinkan seorang pelaku sosial yang memilikinya akan

mendapatkan “sekumpulan sumber daya, pengakuan dan kekuasaan” yang dapat digunakan

untuk berinteraksi. Kapital simbolik juga digunakan untuk menentukan posisi seorang pelaku

sosial yang memilikinya dalam struktur ranah dan menentukan kekuasaan yang dimilikinya.

Sumber daya utama yang tidak hanya dibutuhkan namun juga dihargai oleh orang lain dan

juga untuk bersaing. Kapital menurut Bourdieu ditentukan oleh kehidupan sosial pemiliknya.

Bourdieu membagi kapital menjadi beberapa jenis yaitu kapital ekonomi, kapital sosial dan

kapital budaya yang semua ini merupakan modal untuk mendapatkan kapital simbolik.

1. Kapital Ekonomi

Kapital Ekonomi merupakan kapital yang memiliki nilai materil atau dapat diartikan sebagai

uang atau hak kepemilikan (asset). Kapital ekonomi merupakan kapital yang paling bebas

dan tidak terikat pada ranah apapun, dan kapital ini dapat diwariskan pada orang lain

(Bourdieu, 1986:243). Kapital ekonomi dapat berupa sesuatu yang bersifat materil, seperti

barang tambang, tanah, investasi, dan yang paling banyak digunakan adalah uang. Kapital

ekonomi adalah kapital yang paling banyak di kejar orang namun nyatanya kapital tersebut

tidaklah cukup untuk mendapatkan kapital simbolik. Pada era sekarang ini interaksi yang

dibutuhkan adalah interaksi kekuasaan, maka dari itu pelaku sosial harus memiliki lebih dari

kapital ekonomi untuk mendapatkan kapital simbolik.

2. Kapital Sosial

Kapital Sosial merupakan sekumpulan sumber daya potensial yang dimiliki oleh seorang

pelaku sosial yang memiliki hubungan interaksi dalam sebuah jaringan sosial, terdapat

pengakuan dan dukungan kepada sesama anggota dalam jaringan tersebut (Bourdieu,

1986:51). Kapital sosial bisa diwujudkan dalam bentuk praktis dan dalam bentuk

terlembagakan. Dalam bentuk praktis, kapital sosial diwujudkan seperti pada hubungan yang

tidak terikat seperti pertemanan. Dalam bentuk terlembagakan, kapital sosial dapat

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 5: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

5

diwujudkan dalam bentuk hubungan terikat seperti keluarga, suku, sekolah, partai, atau

organisasi (Bourdieu 1986: 248-50). Kapital sosial mengacu pada keuntungan yang didapat

dalam hubungan-hubungan tersebut, pada era sekarang ini orang lebih banyak mengambil

keuntungan pada hubungan-hubungan yang terlembagakan seperti dalam partai, organisasi,

lembaga pemerintahan, dan sebagainya.

3. Kapital Budaya

Kapital budaya merupakan kapital yang informasional dan berhubungan dengan kualifikasi

pendidikan atau sesuatu yang dapat diwariskan melalui keluarga. Kapital budaya dapat

terbentuk dari latar belakang keluarga, kelas sosial dan pendidikan yang diraih seperti gelar

sajana atau semacamnya. Kapital budaya dibagi menjadi tiga bentuk yaitu bentuk, inmateril,

materil, dan institusional. Bentuk inmateril merupakan sesuatu yang cenderung tetap,

dilakukan berulang-ulang (kebiasaan) dan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

pelaku sosialnya karena terbentuk melalui proses yang panjang (Bourdieu, 1986:47).

Contohnya seperti gaya hidup, kebiasaan dan gaya berbicara. Selanjutnya bentuk materil atau

biasa disebut kekayaan budaya. Contohnya seperti alat musik (gamelan, gong), peralatan

teknologi (televisi, mesin cuci), benda-benda hasil kesenian (patung, lukisan), dan lain

sebagainya. Bentuk yang terakhir adalah bentuk institusional, yang dapat diperoleh melalui

lembaga institusional seperti lembaga pendidikan. Bentuk ini biasanya berupa gelar

pendidikan, sertifikat, ijazah beserta intelektual yang dimilikinya.

4. Kapital Simbolik

Untuk mendapatkan kapital simbolik seorang pelaku sosial harus mendapatkan kapital-

kapital seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu kapital ekonomi, kapital sosial dan

kapital budaya. Ketiga kapital tersebut dan kapital simbolik merupakan suatu jalan untuk

meraih kekuasaan, pengakuan dan legitimasi dari publik (Bourdieu, 1991:164). Legitimasi

dari publik sangat penting dalam kapital simbolik karena dari situlah pelaku sosial

mendapatkan penghargaan, citra, dan kehormatan yang diinginkannya (Bourdieu, 1984:473).

Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah deskriptif analitis,

yaitu metode yang digunakan untuk meneliti gagasan atau pemikiran manusia yang telah

tertuang dalam bentuk naskah primer maupun sekunder dengan melakukan studi kritis

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 6: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

6

terhadapnya (Suriasumantri, 1985:58). Tahapan metode deskriptif analitis dimulai dengan

cara mengumpulkan data. Data dan informasi yang didapat akan dideskripsikan kemudian

dianalisis. Pada tahap akhir penulis akan membuat kesimpulan dari hasil analisis tersebut.

Metode selanjutnya yaitu metode kepustakaan yaitu dengan melakukan studi pustaka yang

merupakan hasil interpretasi dari sumber-sumber yang berkaitan yang kemudian dianalisis.

Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data

pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian (Zed, 2004:3).

Sankt Peterburg sebagai Eropa Kecil di Rusia

Pyotr Alekseevich Romanov, yang dikenal sebagai Pyotr I atau Pyotr Velikiy, lahir pada

tanggal 30 Mei 1672 (9 Juni 1672) dari pasangan Tsar Aleksey Mikhailovich (1645-1676)

dengan istri keduanya, Natalya Kirilovna Naryshkina (Massie, 1980:22-23). Di bawah

kepemimpinannya yakni 1682-1725, Rusia mengalami perubahan besar. Ia mengadopsi cara

Barat untuk merubah sistem perekonomian, kemiliteran, kemasyarakatan hingga fisik Rusia

yang ia aplikasikan ke dalam kota yang ia bangun, yakni Sankt Peterburg. Berbeda dengan

Moskow yang dibangun dengan tradisi lama, Sankt Peterburg dibangun dengan segala unsur

Eropa barat yang menjadikannya simbol kejayaan (Lawrence, 1969:162). Sankt Peterburg

tidak hanya berhasil menjadi simbol kejayaan pada masanya tapi juga menjadi salah satu kota

terindah di dunia saat ini (Kort, 2008:xix).

Sankt Peterburg merupakan salah satu kota penting di Rusia karena memiliki sejarah panjang

dalam pembentukannya. Pada tahun 1703, Pyotr Velikiy membangun Sankt Peterburg di

sebuah wilayah yang ia rebut dari Swedia yang terletak di delta Sungai Neva, pantai timur

Teluk Finlandia (Ritchie, 1979:75). Pyotr Velikiy bermaksud untuk membangun Sankt

Peterburg sebagai kota pelabuhan utama Rusia menggantikan Arkhangelsk yang selalu

tertutup es selama Sembilan bulan dalam setahun (Ritchie, 1979:78).

Pyotr Velikiy menginginkan sebuah ibukota baru sebagai simbol keberhasilannya dalam

memodernisasi Rusia (Kort, 2008:54). Oleh karena itu, pada tahun 1712 Pyotr Velikiy

memutuskan menjadikan Sankt Peterburg sebagai ibukota Rusia yang baru dan memindahkan

seluruh lembaga pemerintahannya dari Moskow. Pyotr Velikiy juga meminta warganya di

Moskow untuk pindah dan membangun rumah di Sankt Peterburg. Rumah-rumah dibangun

berdasarkan keuangan dan budak yang mereka miliki, jika mereka memiliki 40 budak, maka

mereka diperintahkan membangun rumah kayu yang sederhana dengan satu lantai, sedangkan

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 7: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

7

mereka yang memiliki 150 hingga 400 budak, maka mereka diharuskan membangun rumah

dua lantai yang terbuat dari batu (Ritchie, 1979:78).

Kota Sankt Peterburg dibangun serupa dengan negara-negara di Eropa Barat. Sankt Peterburg

dibangun pada saat bangunan-bangunan di Eropa Barat sedang didominasi arsitektur bergaya

Barok. Sesuai namanya, Barok menekankan pada gaya yang elegan dan megah (Hrabruei,

2002:22). Untuk menunjukkan Sankt Peterburg yang indah, elegan dan megah, maka Pyotr

Velikiy mempekerjakan arsitek-arsitek tersohor dari Eropa Barat. Arsitek tersebut antara lain

Domenico Trezzini (1670-1734), Andreas Schlüter (1665-1714), Jean Baptiste Le Blond

(1679-1719), Johann Friedrich Braunstein, dan Gottfried Johann Schädel (1680-1752)

(Lieven, 2006:70).

Para arsitek tersebut merancang Sankt Peterburg sesuai selera dan keinginan Pyotr Velikiy.

Mereka merancang Sankt Peterburg dengan arsitektur bergaya Petrine Baroque atau dalam

bahasa Rusia disebut Petrovskoe Barokko. Petrine Baroque merupakan gaya arsitektur

kesukaan Pyotr Velikiy yang memiliki perpaduan antara Barok Italia, Neoklasisisme

Perancis, Rokoko, dan arsitektur sipil Belanda (Petrine, n.d). Beberapa bangunan karya

arsitek yang bergaya Petrine Baroque salah satunya adalah Petropavlovskaya Krepost dan

Petergof. Para arsitek tersebut juga berperan penting dalam perencanaan kota, bangunan dan

taman di Sankt Peterburg.

Selain bangunan, Pyotr Velikiy juga sangat memperhatikan keindahan tanaman di Sankt

Peterburg. Tanaman merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah kota, maka dari itu kebun

dan taman di Sankt Peterburg ditanami bunga-bunga dari segala penjuru Rusia (Ritchie,

1979:83). Tidak hanya menggunakan tanaman lokal, Pyotr Velikiy juga mengimpor 5.000

pohon limau dan varietas lainnya seperti pohon ek, kastanye dan maple dari Belanda. Untuk

mendukung usaha pemerintah, Pyotr I juga memerintahkan warganya untuk menanam pohon

maple di pekarangan mereka (Kort, 2008:55).

Semua yang telah Pyotr Velikiy lakukan untuk Sankt Peterburg menjadikan kota ini terlihat

berbeda dengan Moskow dan kota-kota Rusia lainnya. Dengan dihiasi berbagai bunga, kanal,

rumah beratap merah dan jalanan yang selalu bersih membuat Sankt Peterburg lebih terlihat

seperti sebuah kota di Belanda, Pyotr Velikiy sangat menyukai dan bangga dengan kota

barunya sehingga ia menyebutnya sebagai “surga” (Ritchie, 1979:83).

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 8: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

8

Penamaan Kapital Simbolik Dalam Pribadi Pyotr Velikiy

Dalam penelitian ini, penulis menemukan kapital ekonomi, kapital sosial dan kapital budaya

dalam pribadi Pyotr Velikiy yang merupakan modalnya untuk mewujudkan kota barunya,

yakni Sankt Peterburg, yang merupakan simbol keberhasilannya dalam memodernisasi Rusia.

1. Kapital Ekonomi Pyotr Velikiy

Kesadaran Pyotr Velikiy terhadap ketertinggalan Rusia dibanding negara-negara di Eropa

Barat mendorongnya untuk memperbaiki perekonomian di Rusia. Pada masa

kepemimpinannya, terdapat beberapa kebijakan dalam memperbaiki perekonomian Rusia,

salah satunya ialah menciptakan perindustrian dan membangun lebih dari seratus manufaktur.

Pabrik-pabrik yang sebelumnya hanya menghasilkan barang kebutuhan sehari-hari seperti

kertas dan gelas, kini dapat menghasilkan barang-barang mewah seperti beludru, sutra dan

kristal. Pyotr Velikiy juga sudah dapat menyediakan perlengkapan pasukan militernya seperti

senjata, amunisi, seragam dan kebutuhan lainnya (Ritchie, 1973:72-73). Inilah yang dijadikan

kapital ekonomi Pyotr Velikiy dalam memajukan Rusia.

Kapital ekonomi yang Pyotr Velikiy dapatkan, mendorongnya untuk ikut dalam perdagangan

dunia khususnya dengan negara-negara di Eropa Barat. Melihat betapa pentingnya akses laut

dalam perdagangan dunia, maka ia membuat kota pelabuhan baru untuk menunjang

perekonomian dan perdagangan negara. Kota pelabuhan baru tersebut ialah Sankt Peterburg.

Lokasinya yang strategis yakni terletak di semenanjung teluk Finlandia, akan memudahkan

aktivitas perdagangan Rusia ke negara-negara Eropa Barat melalui Laut Baltik. Sankt

Peterburg yang dijadikan kota pelabuhan saat itu, dibangun dengan segala unsur budaya

Eropa Barat terutama dalam arsitekturnya. Hal ini membuat para saudagar yang berlabuh

melihat Rusia yang maju dan modern seperti negara-negara di Eropa Barat.

Pyotr Velikiy berhasil dalam memajukan perekonomian Rusia. Dengan segala kebijakannya,

ia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga turut bersaing dalam perdagangan

dunia. Kapital ekonomi yang Pyotr Velikiy miliki digunakan sebagai modal untuk

menciptakan kota Sankt Peterburg dengan arsitekturnya yang bergaya Eropa Barat. Kapital

ekonomi dalam dirinya tersebut secara tidak langsung membentuk kapital sosial dalam

dirinya. Kemajuan perekonomian Rusia dan dibangunnya Sankt Peterburg dengan

arsitekturnya yang bergaya Eropa Barat secara otomatis mengangkat nama Rusia di kancah

internasional. Sehingga negara-negara di sekitarnya mengakui bahwa Rusia merupakan

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 9: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

9

negara yang modern dengan perekonomiannya yang maju dan mampu bersaing dengan

negara-negara di Eropa Barat.

2. Kapital Sosial Pyotr Velikiy

Dalam hal ini, kapital sosial berbentuk terlembagakan dalam diri Pyotr Velikiy diwujudkan

dalam bentuk hubungan terikatnya dengan keluarga. Ia memiliki garis keturunan langsung

atau putra dari Tsar Rusia lahir dan tumbuh besar dalam lingkungan kerajaan. Sedari kecil ia

mendapat pengetahuan dan budaya yang terpengaruh dari Eropa Barat, terutama dari Ibunya,

Natalya. Natalya dibesarkan oleh keluarga Metveev dimana kehidupan sehari-harinya

mengikuti kehidupan masyarakat dan budaya Eropa Barat. Sehingga hal tersebut berdampak

pada kehidupan Pyotr Velikiy yang tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan

Eropa Barat.

Selain kapital sosial berbentuk terlembagakan, terdapat pula kapital sosial berbentuk praktis

dalam diri Pyotr Velikiy yang diwujudkan dalam bentuk pertemanan. Saat Sophia, kakak tiri

Pyotr Velikiy, memegang kekuasaan di istana, Pyotr Velikiy bersama ibunya memutuskan

untuk menjauh dari istana dan menetap di sebuah villa di desa Preobrazhenskoe di pinggir

sungai Yauza. Di sinilah ia mendapatkan kapital sosialnya yang diwujudkan dalam hubungan

pertemanannya di German Quarter1. Awalnya ia pergi ke German Quarter untuk mecari

orang-orang ahli dari Eropa untuk dijadikan guru dan mengajarkannya ilmu kemiliteran dan

perkapalan. Sahabatnya yang tinggal di German Quarter antara lain Patrick Gordon, tentara

asal Skotlandia, dan Franz Lefort, tentara asal Swiss. Kedekatan Pyotr Velikiy dengan

masyarakat di German Quarter membuatnya mendapatkan pengetahuan tentang Eropa Barat

serta mengikuti budayanya.

Selain hubungan pertemanan Pyotr Velikiy dengan masyarakat di German Quarter, kapital

sosial berbentuk praktis juga diwujudkan dalam hubungannya dengan arsitek-arsitek dari

Eropa Barat. Pada masa kepemipinannya, Pyotr Velikiy mempekerjakan arsitek-arsitek dari

Eropa Barat untuk membangun Sankt Peterburg. Arsitek tersebut antara lain Domenico

Trezzini (1670-1734), Andreas Schlüter (1665-1714), Jean Baptiste Le Blond (1679-1719),

Johann Friedrich Braunstein, dan Gottfried Johann Schädel (1680-1752) (Lieven, 2006:70).

Mereka merancang Sankt Peterburg dengan arsitektur bergaya Petrine Baroque yang

1 German Quarter adalah sebuah daerah tempat tinggal orang asing di Moskow. Panamaan kata Jerman disini

dikarenakan masyarakat Rusia menyebut semua orang asing sebagai orang Jerman, namun pada akhir abad ke-

17 mayoritas orang asing disini adalah orang Inggris, Belanda dan Skotlandia yang bekerja sebagai pedagang,

pengrajin, seniman, dokter, atau tentara (Ritchie, 1979:38).

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 10: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

10

memiliki perpaduan antara Barok Italia, Neoklasisisme Perancis, Rokoko, dan arsitektur sipil

Belanda (Petrine, n.d). Hubungan Pyotr Velikiy dengan para arsitek dari Eropa Barat tersebut

membuatnya mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan arsitektur di Eropa Barat.

Bourdieu menegaskan bahwa kapital sosial mengacu pada keuntungan dan kesempatan yang

didapatkan seseorang di dalam masyarakat melalui keanggotaannya dalam entitas sosial

tertentu. Dalam hal ini, kapital sosial yang dimiliki Pyotr Velikiy baik berbentuk

terlembagakan yang terwujud dalam hubungannya dengan keluarga maupun praktis yang

terwujud dalam hubungannya dengan kerabat maupun arsitek dari Eropa Barat, merupakan

keuntungan dan modal baginya dalam membangun Sankt Peterburg dengan segala unsur

budaya Eropa Barat yang tertuang di dalamnya. Hal ini digunakan untuk menaikkan strata

dirinya dan negaranya.

3. Kapital Budaya Pyotr Velikiy

Bentuk kapital budaya yang pertama, yakni inmateril, merupakan sesuatu yang dilakukan

berulang-ulang (kebiasaan) dan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaku

sosialnya, seperti cara berujar atau gaya hidup (Bourdieu, 1986:47). Dalam hal ini, gaya

hidup Pyotr Velikiy yang mengikuti budaya Barat merupakan kapital budaya inmateril dalam

diri Pyotr Velikiy. Hal tersebut terbentuk akibat pengaruh dari kehidupan keluarga dan

sekelilingnya. Natalya, ibu dari Pyotr Velikiy, dibesarkan oleh keluarga Metveev dimana

kehidupan sehari-harinya mengikuti kehidupan masyarakat dan budaya Eropa Barat. Hal ini

berdampak pula pada kehidupan Pyotr Velikiy yang terpengaruh budaya dari Eropa Barat.

Gaya hidup ala Barat juga Pyotr dapatkan dalam interaksinya dengan masyarakat di German

Quarter, seperti cara berpakaian ala Barat, menghisap tembakau dan meminum brandy.

Bentuk kapital budaya yang kedua, yakni materil atau biasa disebut kekayaan budaya. Kapital

budaya materil ini biasanya berbentuk materi yang dapat dilihat secara kasat mata.

Ketertarikan Pyotr Velikiy dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Eropa Barat

membuatnya memiliki kapital budaya berbentuk materil yang dapat dilihat dari usaha-

usahanya dalam memajukan Rusia dengan membangun infrastruktur bergaya Eropa Barat.

Dimasa kepemimpinannya, Pyotr Velikiy yang terinspirasi dengan bangunan-bangunan yang

ia lihat di Eropa Barat, membuatnya ingin membangun bangunan-bangunan bergaya Eropa

Barat di kota barunya, Sankt Peterburg. Contohnya seperti istana, banteng, gereja dan juga

kapal-kapal militernya. Dengan begitu Pyotr Velikiy dapat menunjukkan bahwa Rusia

merupakan negara yang maju sama seperti negara-negara di Eropa Barat.

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 11: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

11

Bentuk kapital budaya yang ketiga, yakni institusional, yang dapat diperoleh melalui lembaga

institusional seperti lembaga pendidikan. Pada masa kepemimpinan Tsar Feodor, saat Pyotr

Velikiy berumur lima tahun, ia mendapat pendidikan formal dari guru barunya yang bernama

Nikita Zotov. Zotov adalah seorang pegawai yang bekerja di departemen pajak, seorang yang

ramah dan terpelajar yang memahami Alkitab dengan baik. Sebagai guru, Zotov mengajarkan

Pyotr Velikiy membaca, menulis, berdoa, dan alkitab. Dengan buku-buku bergambar, Zotov

menceritakan tentang kota-kota di luar negeri, istana, kapal, senjata, dan lain sebagainya

untuk memenuhi rasa ingin tahu Pyotr Velikiy yang besar (Massie, 1980:21-22).

Kapital budaya yang tertanam dalam diri Pyotr Velikiy, baik yang berbentuk inmateril,

materil maupun institusional, merupakan modal bagi Pyotr Velikiy untuk mewujudkan

membangun kota barunya, yakni Sankt Peterburg. Dibangunnya Sank Peterburg dengan

segala unsur budaya Eropa Barat yang tertuang di dalamnya membuat Pyotr Velikiy

mendapatkan kapital simboliknya yakni mampu menjadikan Rusia sebagai negara yang maju,

modern dan mampu bersaing dengan negara-negara di Eropa Barat.

4. Kapital Simbolik Pyotr Velikiy

Untuk mendapatkan kapital simbolik seorang pelaku sosial harus mendapatkan kapital-

kapital seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu kapital ekonomi, kapital sosial dan

kapital budaya. Ketiga kapital tersebut dan kapital simbolik merupakan suatu jalan untuk

meraih kekuasaan, pengakuan dan legitimasi dari publik (Bourdieu, 1991:164). Dalam hal

ini, Pyotr Velikiy memiliki ketiga kapital, yakni kapital ekonomi, kapital sosial dan kapital

budaya. Semua kapital yang tertanam dalam diri Pyotr Velikiy dibuktikannya dalam

menciptakan kota barunya, Sankt Peterburg, dengan menerapkan budaya Eropa Barat dalam

arsitekturnya.

Dibangunnya Sankt Peterburg dengan budaya Eropa Barat dalam arsitekturnya membuat

Pyotr Velikiy mendapatkan kapital simboliknya. Kapital simbolik merupakan sesuatu yang

tidak dapat dilihat namun dapat dimiliki dalam bentuk pengakuan dan otoritas dari

masyarakat. Segala bentuk reformasi yang dilakukan Pyotr Velikiy baik dalam bidang politik,

ekonomi, militer, sosial dan budaya tentunya menuai pro dan kontra dari masyarakat. Seperti

yang terlihat dalam kutipan dibawah ini:

A legitimate, complex, and extensive debate has ensued among scholars as to whether objectively Peter

the Great's reforms were radical or gradualist; but subjectively the remarkable tsar was a

revolutionary (Riasanovsky, 1985:7-8).

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 12: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

12

Sebuah perdebatan yang panjang, kompleks dan sah terjadi di antara para sarjana yang melihat secara

objektif apakah reformasi Pyotr Velikiy merupakan sesuatu yang radikal atau gradualis; namun secara

subjektif patut diperhatikan bahwa Tsar adalah seorang revolusioner (Riasanovsky, 1985:7-8).

Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa reformasi yang dilakukan Pyotr Velikiy menghasilkan

sebuah pengakuan dari kalangan sarjana bahwa sebagai figur Tsar Pyotr Velikiy merupakan

seorang revolusioner yang berani membawa perubahan pada Rusia. Hal ini dilakukan agar

Rusia dapat sejajar dengan negara-negara di Eropa Barat.

Untuk membangun sebuah kota baru, yakni Sankt Peterburg dengan arsitekturnya yang

bergaya Petrine Baroque, Pyotr Velikiy membutuhkan modal yang besar. Oleh karena itu, ia

mengupayakan memajukan perekonomian Rusia baik dengan dibangunnya industri,

manufaktur dan penarikan pajak perseorangan. Hal tersebut merupakan metode yang ia tiru

dari negara-negara di Eropa Barat, yang sebelumnya belum pernah diterapkan di Rusia.

Dengan usahanya memajukan perekonomian Rusia, Pyotr Velikiy mendapat pengakuan

bahwa ia merupakan seorang raja yang hebat karena mampu membawa perekonomian Rusia

ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari kutipan Ivan Pososhkov (1652-1726), yang

merupakan ekonom pertama Rusia pada masa kepemimpinan Pyotr Velikiy:

"The Great Monarch” exercising every effort was pulling uphill with some ten assistants, but millions

were pushing downhill (Riasanovsky, 1985:5).

“Raja yang Agung” berusaha disetiap upaya untuk menaiki tanjakan bersama sepuluh orang asisten,

namun jutaan orang mendorong ke bawah (Riasanovsky, 1985:5).

Berawal dari majunya perekonomian yang akhirnya mampu menghasilkan identitas baru bagi

Rusia. Rusia yang sebelumnya dianggap negara yang terbelakang dengan atributnya yang

dianggap kuno dan barbar berubah menjadi negara yang dapat diperhitungkan. Hal ini terlihat

dari pernyataan Feofan Prokopovich (1681-1736), yang merupakan uskup agung dan

negarawan pada masa kepemimpinan Pyotr Velikiy:

“…those who abhorred us as rude assiduously seek our fraternity; those who dishonored us glorify us;

those who threatened us are afraid and tremble; those who despised us are not ashamed to serve us;

many European crowned heads are not only willing to ally with Peter, our monarch, but do not

consider it dishonorable to give him precedence: they have repealed their opinion, they have repealed

their narratives about us, they have erased their antiquated little stories, they have begun both to speak

and to write about us differently. Russia has raised her head, bright, beautiful, strong, loved by friends,

feared by enemies” (Riasanovsky, 1985:12).

“Mereka yang membenci kita, giat mencari persaudaraan kita; mereka yang menolak kita, memuliakan

kita; mereka yang mengancam kita, takut dan gemetar; mereka yang menghina kita, melayani kita;

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 13: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

13

banyak orang Eropa dinobatkan yang tidak hanya bersedia bersekutu dengan Pyotr, raja kita, tapi juga

memberinya kehormatan: mereka telah mencabut opini mereka, mereka telah menghapus perspektif

kuno tentang kita, mereka mulai berbicara dan menulis tentang kita dengan berbeda. Rusia telah

mengangkat pemimpinnya, cerdas, rupawan, kuat, dicintai oleh kawan dan ditakuti oleh musuh”

(Riasanovsky, 1985:12).

Dari kutipan tersebut dapat diakui bahwa sosok Pyotr Velikiy sangat diagungkan karena

keberhasilannya merubah Rusia secara keseluruhan hingga mampu merubah perspektif

masyarakat Eropa terhadap Rusia menjadi negara yang kuat dan disegani oleh negara-negara

di sekitarnya. Negara-negara di Eropa mulai mulai mengakui kekuatan Rusia dan bersedia

bersekutu terbukti dari pengangkatan Pyotr Velikiy sebagai Komandan armada gabungan

Rusia, Belanda, Denmark dan Inggris (Riasanovsky, 1985:16). Hal tersebut merupakan kerja

keras Pyotr Velikiy hingga pada sebuah kesempatan, pada tanggal 22 Oktober 1721, Kanselir

Negara Gabriel Golovkin memberikan Pyotr Velikiy gelar “Imperator”, “Agung” dan “Bapak

Bangsa” (Riasanovsky, 1985:11-12).

Pyotr Velikiy tidak hanya mendapat pengakuan dari masyarakat di Rusia tapi juga dari

negara-negara di sekitarnya. Pyotr Velikiy melakukan perubahan dalam skala besar dan

kurun waktu yang terbilang singkat pada negaranya. Hal ini diakui oleh filsuf dan negarawan

dari luar Rusia bahwa apa yang dilakukannya merupakan sesuatu yang tidak mudah dan

belum tentu dapat dilakukan juga oleh negara-negara lain, seperti pernyataan Voltaire (1694-

1778), yang merupakan filsuf asal Perancis berikut ini:

Within a few decades Russia steps out of its historical and intellectual nonbeing, provides for itself

rational, harmonious laws and becomes for Western intellectuals a kind of model state, which attracts

the eyes of all the theoreticians in politics and philosophy. The Muscovy of 1700 has transformed itself

into an enlightened empire, into a country of "Light" … the Russians came late and having introduced

in their country the arts already fully perfected, it transpired that they made more progress in fifty

years than any nation had made by itself in five hundred (Riasanovsky, 1985:20).

Dalam beberapa dekade Rusia melangkah keluar dari ketidakberadaan historis dan intelektual,

melengkapi dirinya dengan rasional, hukum yang harmonis dan intelektual Barat sebagai panutan

negara, yang menarik mata seluruh pakar teori dalam politik dan filsafat. Moskow tahun 1700 telah

mengubah dirinya menjadi sebuah imperium yang bersinar dalam sebuah negara yang “bercahaya” …

Belakangan ini orang-orang Rusia datang dan di negara mereka telah diperkenalkan seni yang

sepenuhnya sudah disempurnakan, hal ini membuktikan bahwa Rusia mengalami kemajuan dalam 50

tahun dibanding negara lain yang membutuhkan waktu 500 tahun (Riasanovsky, 1985:20).

Dalam pernyataan tersebut, Voltaire bersama orang-orang Eropa Barat mengakui kemajuan

besar yang terjadi pada Rusia. Rusia yang sebelumnya dianggap negara yang suram berubah

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 14: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

14

menjadi negara yang bersinar. Pyotr Velikiy menerapkan budaya Eropa Barat baik dalam

politik hingga fisik yang ia wujudkan dalam Sankt Peterburg. Sankt Peterburg didominasi

dengan arsitektur dan karya seni Eropa Barat, seperti Barok, yang saat itu dianggap simbol

pencerahan. Setelah Pyotr Velikiy menerapkan budaya Eropa Barat dalam reformasinya,

Pyotr Velikiy mendapatkan kapital simbolik dari masyarakat Rusia maupun luar Rusia

berupa pengakuan keberhasilannya menjadikan Rusia negara yang maju, modern, beradab

sehingga mampu bersaing dengan negara-negara di Eropa Barat.

Pengaruh Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Sankt Peterburg

Kapital simbolik yang dimiliki Pyotr Velikiy memiliki peranan dalam ambisi Pyotr Velikiy

untuk memajukan Rusia. Masing-masing kapital yang dimiliki oleh Pyotr Velikiy, baik

kapital ekonomi, kapital sosial, maupun kapital budaya, sangat mempengaruhi kebijakan-

kebijakan yang diterapkannya. Salah satu kebijakan Pyotr Velikiy yang dipengaruhi oleh

kapital simbolik adalah westernisasi arsitektur kota Sankt Peterburg yang dapat dilihat dari

infrastruktur yang ia bangun.

1. Petropavlovskaya Krepost

Petropavlovskaya Krepost merupakan sebuah benteng di delta sungai Neva yang dibangun

untuk mencegah serangan Swedia saat terjadi Perang Utara (Hrabruei, 2002:6). Awalnya

benteng ini terbuat dari lumpur dan kayu, namun pada tahun 1706 Domenico Trezzini, arsitek

Italia-Swiss, membangun ulang benteng dengan batu alam dan batu bata sehingga terlihat

lebih kokoh dan elegan (Ritchie, 1979:78; Habruei, 2002:6). Pembangunan benteng ini

awalnya bertujuan untuk menandakan wilayah kekuasaaan Rusia atas Sankt Peterburg yang

pada masa itu sedang diperebutkan antara Rusia dengan Swedia.

Petropavlovskaya Krepost

(Sumber: http://www.lidenz.ru/wp-content/gallery/ppf/peter-paul-fortress-arial-shot.jpg diunduh pada 17 juni 2013

pukul 22:05 WIB)

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 15: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

15

Pengaruh kapital simbolik Pyotr Velikiy yang dapat dilihat dari Petropavlovskaya Krepost

adalah kapital ekonomi dan kapital budaya materil. Peran kapital ekonomi pada

Petropavlovskaya Krepost terlihat dari bangunannya. Benteng yang besar dan kokoh dengan

perlengkapan militernya yang canggih dapat menunjukkan bahwa negara tersebut merupakan

negara yang kaya yang mampu menjaga dan mempertahankan negaranya. Negara yang kuat

akan terhindar dari serangan negara lain yang ingin menguasainya. Sedangkan peran kapital

budaya materil pada Petropavlovskaya Krepost terlihat dari kemampuan raja dalam memiliki

banteng tersebut, karena hal tersebut merupakan hasil dari kekayaan budayanya.

2. Petergof

Petergof yang dalam bahasa Jerman berarti istana Pyotr merupakan sebuah komplek istana

Pyotr Velikiy yang memiliki bangunan, taman, patung dan air mancur yang indah sehingga

sering juga disebut juga Versailles versi Pyotr Velikiy (Lieven, 2006:70). Petergof terdiri dari

istana dan taman yang dibangun oleh arsitek Perancis, Jean Baptiste Le Blond, pada tahun

1714. Istana Petergof ini dihiasi patung-patung berlapis emas, ukiran, cermin, lukisan dinding

dan lukisan langit yang indah (Hrabruei, 2002:22). Dibangunnya Petergof dengan segala

unsur yang dipengaruhi dari Eropa Barat dapat mencerminkan kekuatan dan kekuasaan

dari Kekaisaran Rusia.

Istana Petergof

(Sumber: http://www.viator.com/photos/St-Petersburg/Peterhof-Palace-and-Garden-Petrodvorets/d908-

2855/1466787 diunduh pada 17 juni 2013, pukul 22:13)

Pengaruh kapital simbolik Pyotr Velikiy pada westernisasi yang dapat di lihat dari Petergof

adalah kapital sosial. Peranan kapital sosial pada arsitektur Petergof adalah pada gaya

arsitekturnya yang menggunakan gaya arsitektur Petrine Baroque yang merupakan gaya

arsitektur kesukaan Pyotr yang memiliki perpaduan antara Barok Italia, Neoklasisisme

Perancis, Rokoko, dan arsitektur sipil Belanda. Peran kapital sosial pada Petergof adalah

untuk menanamkan pengakuan sosial terhadap dunia internasional terhadap Rusia. Pada masa

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 16: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

16

itu penentuan strata sosial para bangsawan dan aristokrat Rusia dan Eropa adalah seberapa

besar pengaruh Eropa Barat mereka dan seberapa banyak harta yang dimilikinya. Hal tersebut

dapat terlihat dari megah dan mewahnya istana yang dimilikinya.

Selain itu, terdapat pula peran kapital budaya materil dalam Petergof yang terlihat dari

pengaruh westernisasi di dalamnya. Hal tersebut terlihat dari benda-benda yang digunakan di

dalam Istana Petergof, seperti perlengkapan makan yang terbuat dari porselen, dan ukiran-

ukiran pada tembok ruangannya yang merupakan pengaruh gaya Eropa Barat. Petergof juga

mempunyai beberapa ruang besar untuk tempat berkumpul dan berdansa, hal ini juga

merupakan pengaruh kebudayaan Eropa Barat.

3. Letniy Dvorets

Letniy Dvorets merupakan istana musim panas Pyotr Velikiy yang dibangun pada tahun 1710

di tepi sungai Fontaka. Letniy Dvorets dirancang oleh arsitek Italia-Swiss, Domenico

Trezzini, dengan mengadopsi gaya arsitektur Belanda. Berbeda dengan istana abad ke-17 di

Moskow, Letniy Dvorets memiliki atap yang tinggi dan jendela-jendela yang besar agar

banyak cahaya matahari masuk ke dalamnya. Interior di dalam Letniy Dvorets dihiasi panel

kayu ek, lukisan-lukisan, dan ukiran-ukiran yang indah. Letniy Dvorets memiliki sebidang

taman yang dihiasi patung-patung marmer. Taman tersebut biasa digunakan untuk menjamu

para tamu dan bangsawan dengan hiburan berupa pesta atau kembang api. Letniy Dvorets

dibangun di tepi sungai Fontaka agar memungkinkan Pyotr Velikiy melakukan hobinya,

yakni berlayar (Summer Palace, n.d).

Letniy Dvorets

(Sumber: http://www.saint-petersburg.com/italian/domenico-trezzini/ diunduh pada 17 Juni 2013 pukul 23:07 WIB)

Pengaruh kapital simbolik Pyotr Velikiy yang dapat dilihat dari Letniy Dvorets adalah kapital

budaya baik berbentuk materil maupun inmateril dan kapital budaya. Peran kapital budaya

berbentuk materil dapat dilihat dari arsitektur bangunan dan interior Letniy Dvorets. Letniy

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 17: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

17

Dvorets memiliki arsitektur bergaya Belanda dan di dalamnya terdapat panel kayu ek,

lukisan-lukisan, dan ukiran-ukiran yang merupakan budaya dari Eropa Barat. Dengan

dibangunnya Letniy Dvorets juga menunjukkan bahwa terdapat kapital budaya berbentuk

inmateril yang terlihat dari cara Pyotr Velikiy menghabiskan musim panasnya dengan tinggal

di istana musim panas tersebut. Hal ini merupakan gaya hidup Pyotr Velikiy yang

terpengaruh dari gaya hidup raja-raja di Eropa Barat.

4. Zimniy Dvorets

Zimniy Dvorets merupakan istana musim dingin Pyotr Velikiy yang dibangun pada tahun

1708. Awalnya istana ini dibangun seperti sebuah rumah kayu dengan gaya arsitektur

Belanda (seperti yang dapat dilihat pada lampiran). Namun pada tahun 1711, bahan

materialnya yang terbuat dari kayu bergeser menjadi batu yang kokoh. Istana ini dibangun

pada skala monumental yang dimaksudkan untuk mencerminkan kekuatan dan kekuasaan

dari Kekaisaran Rusia. Setelah masa kepemimpinan Tsar Pyotr Velikiy, dilakukan

rekontruksi beberapa kali pada Zimniy Dvorets sehingga banyak arsitek yang ikut serta dalam

pembuatannya, salah satunya arsitek Perancis, Francesco Bartolomeo Rastrelli pada masa

Tsarina Anna Ivannovna. Pada tanggal 17 Oktober 1917, istana musim dingin ini berubah

menjadi Museum Hermitage, yang hingga kini dapat dikunjungi di Sankt Peterburg (Winter

Palace, n.d).

Zimniy Dvorets

(Sumber: http://www.saint-petersburg.com/palaces/winter-palace/ diunduh pada 17 Juni 2013 pada pukul 23:05

WIB)

Pengaruh kapital simbolik Pyotr Velikiy yang dapat dilihat dari Zimniy Dvorets adalah

kapital budaya baik berbentuk materil maupun inmateril dan kapital budaya. Peran kapital

budaya berbentuk materil dapat dilihat dari arsitektur bangunan dan interior Zimniy Dvorets.

Zimniy Dvorets memiliki arsitektur bergaya Barok yang terlihat dari luar maupun dalam

istana. Hal tersebut merupakan kekayaan budaya Pyotr Velikiy yang ia dapat diperlihatkan

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 18: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

18

kepada masyarakat di dalam maupun di luar Rusia bahwa Rusia memiliki istana musim

dingin yang megah seperti istana-istana di Eropa Barat. Sama halnya Letniy Dvorets,

dibangunnya Zimniy Dvorets juga menunjukkan bahwa terdapat kapital budaya berbentuk

inmateril. Hal ini terlihat dari gaya hidup baru Pyotr Velikiy yang terpengaruh dengan gaya

hidup raja-raja di Eropa Barat, yakni menghabiskan musim dinginnya di Istana Musim

Dingin.

5. Petropavlovskiy Sobor

Petropavlovskiy Sobor adalah sebuah katedral Ortodoks di Sankt Peterburg. Katedral ini

dibangun oleh arsitek Italia-Swiss, Domenico Trezzini, pada tahun 1712 dan pembangunan

tersebut memakan waktu cukup lama kurang lebih sekitar dua puluh tahun. Pyotr Velikiy

ingin membangun sebuah katedral seperti gereja-gereja yang ia lihat di Belanda. Oleh karena

itu arsitektur Petropavlovskiy Sobor menggunakan gaya arsitektur Barok awal yang memiliki

bentuk persegi panjang, menara lonceng dan jarum panah tenggara yang itu semua

merupakan ciri-ciri katedral Protestan di Eropa Barat. Di dalam Petropavlovskiy Sobor,

dihiasi ikon-ikon yang dibuat oleh puluhan seniman Rusia. Dinding katedral dihiasi lukisan

berbagai tema Alkitab dan lukisan cerita Injil oleh seniman dari awal abad ke-18 (Cathedral

of SS, n.d).

Petropavlovskiy Sobor

(Sumber: http://www.saint-petersburg.com/cathedrals/peter-paul-cathedral.asp?ctx=peter-paul-fortress diunduh

pada 17 Juni 2013 pukul 24:00 WIB)

Pengaruh kapital simbolik Pyotr Velikiy yang dapat dilihat dari Petropavlovskiy Sobor

adalah kapital budaya baik berbentuk materil maupun inmateril dan kapital budaya. Peran

kapital budaya berbentuk materil maupun inmateril dapat dilihat dari arsitektur bangunan dan

interior Petropavlovskiy Sobor. Petropavlovskiy Sobor mengadopsi gaya arsitektur Belanda

dengan segala unsur yang digunakan seperti bentuknya yang persegi panjang, menara

lonceng dan jarum panah tenggara yang itu semua merupakan ciri-ciri katedral Protestan di

Eropa Barat. Hal tersebut sangat berbeda dengan katedral-katedral Rusia sebelumnya yang

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 19: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

19

memiliki gaya arsitektur Bizantium dengan kubah-kubahnya. Pyotr Velikiy ingin

menunjukkan Rusia dengan peradaban barunya dengan mengikuti budaya dan peradaban di

Eropa Barat. Sehingga dibawah kepemimpinan Tsar Pyotr Velikiy, Rusia mendapat

pengakuan bahwa negara tersebut merupakan negara yang maju dan beradab seperti negara-

negara di Eropa Barat lainnya.

Dengan dibangunnya infrastruktur yang disebutkan di atas, Pyotr Velikiy mendapat

pengakuan dari masyarakat di dalam maupun di luar Rusia bahwa ia berhasil memajukan

Rusia tidak hanya dalam bidang ekonomi, politik dan sosial, tapi juga berhasil memajukan

Rusia secara fisik. Pyotr Velikiy menggantikan kebudayaan sebelumnya yang terpengaruh

oleh budaya dari Bizantium dengan budaya dan peradaban baru yang terpengaruh dari Eropa

Barat. Sehingga perspektif terhadap Rusia yang sebelumnya dianggap kuno dan barbar kini

berubah menjadi modern dan beradab. Dibawa kepemimpinannya, Pyotr Velikiy berhasil

menjadikan Rusia yang maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara di Eropa Barat.

Kesimpulan

Arsitektur berkembang seiring perubahan jaman. Arsitektur tidak hanya sekedar sebuah

bangunan yang kokoh, fungsional dan indah, tapi juga memiliki arti tersendiri yang dapat

menunjukkan kebudayaan dan peradaban suatu negara. Arsitektur di suatu negara dapat

dijadikan identitas nasional negara tersebut yang dapat dinilai oleh negara-negara lain.

Westernisasi arsitektur Sankt Peterburg merupakan suatu upaya yang dilakukan Pyotr Velikiy

untuk memajukan Rusia agar setara dengan negara-negara di Eropa Barat.

Dibangunnya Sankt Peterburg dengan segala unsur budaya Eropa Barat membuat Pyotr

Velikiy mendapatkan kapital simboliknya. Kapital-kapital yang terdapat dalam diri Pyotr

Velikiy baik kapital ekonomi, kapital sosial maupun kapital budaya merupakan modal untuk

membangun Sankt Peterburg dengan arsitektur bergaya Petrine Baroque. Hal ini membuat

Pyotr Velikiy mendapatkan pengakuan dari masyarakat di dalam maupun di luar Rusia bahwa

dibawah kepemimpinannya, Rusia mampu menjadi negara yang maju, modern dan beradab.

Sehingga perspektif terhadap Rusia dan masyarakatnya yang dianggap kuno dan barbar dapat

ia rubah dan ia tunjukkan melalui arsitektur Sankt Peterburg dengan mengadopsi segala

budaya dari Eropa Barat yang merupakan pusat peradaban dan kemajuan pada saat itu.

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013

Page 20: Peran Kapital Simbolik dalam Westernisasi Arsitektur Kota ...

20

Pyotr Velikiy tidak hanya membawa pengaruh budaya Eropa Barat dalam bidang politik,

ekonomi, militer, dan sosial, tetapi juga pada fisik Rusia yakni dalam bidang arsitektur yang

diterapkan di kota Sankt Peterburg. Setelah Pyotr Velikiy menerapkan budaya Eropa Barat

dalam reformasinya, Pyotr Velikiy mendapatkan kapital simbolik dari masyarakat Rusia

maupun luar Rusia berupa pengakuan keberhasilannya menjadikan Rusia negara yang maju,

modern, beradab sehingga mampu bersaing dengan negara-negara di Eropa Barat.

Daftar Referensi

Bourdieu, Pierre. 1996. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste, terj. dari bahasa Perancis oleh

Richard Nice, (London: Routledge).

_____________, 1986. The Forms of Capital, terj. dari bahasa Jerman oleh Richard Nice, dalam J.G.

Richardson (Ed), Handbook for Theory and Research for the Sociology of Education. New York:

Greenwood Press.

Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hrabruei, I. S. 1999. Sankt Peterburg Tri Veka Arkhitektury. Sank Peterburg: Norint.

Kort, Michael. 2008. A Brief History of Russia. New York: Facts On File.

Lawrence, John. 1969. A History of Russia. New York: New American Library.

Lieven, Dominic. 2006. The Cambridge History of Russia: Volume II Imperial Russia 1689-1917. Cambridge:

Cambridge University Press.

Massie, Robert K. 1980. Peter the Great: His Life And World. New York: Random House Trade Paperbacks.

Palmer, Allison Lee. 2008. History Dictionary of Architecture. Maryland: The Scarecrow Press, Inc.

Riasanovsky, Nicholas V. 1985. The Image of Peter The Great in Russian History. Oxford: Oxford University

Press.

Ritchie, W. K. 1979. Russia Under Peter the Great. London: Longman Group Limited.

Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.

Sztompka, Piotr. 2008. The Focus on Everyday Life: a New Turn in Sociology. Cracow: Znak.

Peran kapital..., Annisatul Laili Rachmawati, FIB UI, 2013