Peran Kader Kesehatan Imunisasi
-
Upload
saidulmursalin9595 -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Peran Kader Kesehatan Imunisasi
-
8/16/2019 Peran Kader Kesehatan Imunisasi
1/4
119BHAMADA, JITK, Vol. 5, No. 2, November 2014
ISSN : 2088-4435
AbstrakArti penting peran kader kesehatan sangat berpengaruh terhadap kelengkapan
imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik peran kader kesehatan akan memberikaninformasi dan motivasi yang baik juga pada orang tua yang memiliki balita. Permasalahandalam penelitian ini adalah bagaimana peran kader kesehatan dengan kelengkapan imunisasidasar pada ibu balita di desa Grobog Wetan wilayah kerja Puskesmas Pangkah? Rancangan
penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan metode sam- pling adalah purposive sampling. Jenis data yang diolah adalah jenis data primer dan sekunder,sedangkan pengolahan data dengan uji korelasi chi square . Hasil penelitian menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan peran kader kesehatan dengan kelengkapanimunisasi dasar Hal ini dibuktikan dari nilai chi square hitung 1,781 lebih kecil dari chi squaretabel 5,591. Dari hasil penelitian ini diharapkan dari semua pihak yang terkait terutama bagitenaga kesehatan dapat bekerjasama lebih baik dengan warga masyarakat setempat denganmengadakan pelatihan kader dan sebagai upaya untuk penggerak masyarakat, upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi serta peningkatan wawasan bagi kader kesehatan.Kata kunci: imunisasi dasar, peran kader kesehatan.
AbstrakThe relationship the role of health cadres with completeness of basic immunization.
The importance of the role of health cadres affects the completeness of basic immunization,which means that the better the role of health workers will provide information and a good motivation also to parents who have children. The problem in this study is how the role of health workers with basic immunization completeness of the toddler’s mother in the villagehealth center working area grobog Wetan Pangkah. The study design was a cross sectional
analytic type, the sampling method was purposive sampling. The type of data that is pro-cessed is the type of primary and secondary data, while processing the data with chi-squarecorrelation test. The study states that there is no relationship between the implementation of the role of health workers with basic immunization completeness of this can be proved fromthe chi-square value of 1.781 count is smaller than 5.591 chi square table. The results of thisstudy are expected from all parties concerned, especially for health workers can better coop-erate with local community members with training cadres and as an attempt to drive thecommunity, efforts to improve immunization coverage and increased insight for health cadres
HUBUNGAN PELAKSANAAN PERAN KADER KESEHATAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI
DASAR DI DESA GROBOG WETAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANGKAH 2014
Yuni Fitriani1 , Rina Febri W.2 , Tri Agustina H.31,2,3) Program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi, Tegal, Jawa
Tengah
-
8/16/2019 Peran Kader Kesehatan Imunisasi
2/4
120 BHAMADA, JITK, Vol. 5, No. 2, November 2014
ISSN : 2088-4435
LATAR BELAKANG
Upaya mewujudkan pembangunankesehatan yang bersifat komprehensif meliputiupaya promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif harus dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah mengupayakan terwujudnya peranserta masyarakat dalam pembangunankesehatan.
Peran serta masyarakat sangat berpengaruh dalam hal pembangunankesehatan. Tanpa dukungan dan keterlibatanmasyarakat pembangunan kesehatan tidak
akan tercapai secara optimal. Dengan demikian posisi masyarakat dalam pembangunankesehatan tidak hanya sekedar menjadi obyek
pemb angunan namun juga sebaga isubyek.Wujud peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangat banyak macamnya, salah satu diantaranya adalahmenjadi kader kesehatan. Peran serta kader kesehatan sangat berpengaruh padaterselenggaranya pelayanan kesehatan yangoptimal. Dengan adanya kader kesehatan maka
masyarakat akan lebih termotivasi dan lebihmudah untuk bekerja sama dengan pemerintahdalam hal pembangunan kesehatan.
Kader kesehatan dipilih oleh petugaskesehatan dari anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatankesehatan. Kader kesehatanmenyelenggarakan kegiatan kesehatan secarasukarela. Adapun kriteria kader diantaranyaadalah berasal dari anggota masyarakatsetempat, sehingga akan lebih mudah dalam
memotivasi masyarakat setempat untuk mengikuti program kesehatan yang ada,disamping itu kader juga harus dapat membacadan menulis huruf latin, karena seorang kader akan memantau perkembangan dan
pertumbuhan bayi dan balita dengan melihatKMS dan mencatat hasil dari kegiatan yangtelah dilakukan. Seorang kader harusmempunyai jiwa pelopor, pembaharu, dan
penggerak masyarakat, bersedia bekerjasukarela, serta memiliki kemampuan dan waktuluang (Depkes RI, 2006).
Peran serta kader itu sendiri semakinmenampakkan sosoknya setelah muncul danaktifnya beberapa program kesehatan yangsedang digalakkan, yang salah satunya adalahimunisasi. (UNICEF, 2005).
Imunisasi di Indonesia secara teratur dimulai sejak tahun 1956, dan Indonesia telahdinyatakan bebas dari penyakit cacar padatahun 1978, Hal ini merupakan buktikeberhasilan imunisasi di Indonesia. Program
imunisasi sampai saat ini menjadi bagian dari program kesehatan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat (DINKES, 2008).Menurut Ranuh (2008), program imunisasiyang saat ini sedang digalakkan pemerintahadalah program imunisasi dasar lengkap hinggausia 9 bulan yaitu BCG, polio, hepatitis, DPT,dan diakhiri dengan pemberian vaksin campak.Kader kesehatan seyogyanya membantu
pemerintah daerah setempat dan masyarakatsetempat untuk mengambil inisiatif dan harus
memperlihatkan adanya kemauan untuk setiapkegiatan yang berkaitan dengan upayamembangun masyarakat. (Depkes RI, 2006).
Cakupan imunisasi dasar untuk puskesmas Pangkah pada tahun 2013mencapai 80 %, data ini juga menunjukkan
bahwa target puskesmas telah tercapai namununtuk tingkat Desa Berdasarkan studi
pendahuluan ada beberapa bayi yang belummendapatkan imunisasi secara lengkapsekalipun usia telah 9 bulan.
METODE PENELITIANDesain penelitian yang digunakan adalah
cross sectional serta menggunakan uji statistik chi square. Pada penelitian ini populasinyaadalah seluruh ibu yang memiliki bayi yang
berusia 11 - 12 bulan dan teknik pengambilansampel menggunakan isidental samplingsejumlah 30 ibu bayi.
-
8/16/2019 Peran Kader Kesehatan Imunisasi
3/4
121BHAMADA, JITK, Vol. 5, No. 2, November 2014
ISSN : 2088-4435
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian secara sederhana dapat dilihat dalam tebel berikut ini.Table 1. Hubungan Peran Kader Kesehatan dengan Status Imunisasi Dasar
PeranKader Kesehatan
Status Imunisasi dasar
Lengkap Tidak lengkap Total Uji Chi square
F % F % X2
P value
Kurang 5 100.0 0 0.0 1.781 0.409
Cukup 10 90.9 1 9.1
Baik 14 100.0 0 0.0
Berdasarkan nilai chisquare hitung 1,781sedangkan harga chi square table pada df 2dengan taraf signifikansi 0,05 ialah 5,591. Hal
ini berarti chisquare hitung < chisquare tabel,dapat disimpulkan tidak ada hubungan yangsignifikan antara peran kader kesehatan denganstatus imunisasi bayi
Pelaksanaan peran kader kesehatan yangkurang mengakibatkan cakupan imunisasi tidak optimal. Karena dengan melihat kondisi kader yang sebagian besar merupakan kaum ibu-ibumenyebabkan adanya hambatan-hambatandalam melakukan perannya sebagai kader kesehatan, diantaranya kader merasa tidak
memiliki waktu luang untuk kunjungan rumahlebih-lebih mengadakan penyuluhan karenaterbentur dengan urusan rumah tangga yang
juga menuntut untuk diselesaikan keterbatasankomunikasi antara kader dengan petugaskesehatan juga menyebabkan pesan yangdisampaikan kader pada masyarakat juga tidak sempurna. Padahal masyarakat secara umum
juga butuh informasi terutama masalahkesehatan. Dengan penyuluhan yang dilakukanoleh kader diharapkan dapat meningkatkan
peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan,dan masyarakat (orang tua) tidak mendapatkan informasi yang salah tentangimunisasi sehingga masyarakat akan menjadilebih termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan
– kegiatan kesehatan di daerahnya khususnyadalam imunisasi, selain itu pengetahuan atauinformasi yang diperoleh tentang kesehatan
juga akan meningkat, sehingga masyarakatdengan kesadaran sendiri akan ikut serta
berperan katif dalam kegiatan imunisasi.
Hal ini sesuai dengan teori, berhasilnyasuatu program pemerintah khususnya programimunisasi tidak cukup hanya dengan
tersedianya vaksin dan logistik lainnya, tetapidiperlukan petugas kesehatan yang berdedikasi,dukungan lintas program dan lintas sektoralserta yang tak kalah pentingnya adalah peranserta masyarakat, agar pelayanan imunisasimenjadi pelayanan yang dapat diterima sesuaidengan kebutuhan dan diterima olehmasyarakat, maka perlu adanya kegiatan-kegiatan seperti mengadakan pertemuandengan masyarakat guna membangundukungan untuk pelayanan imunisasi,
merencanakan pelayanan imunisasi yang tepatserta mencari kiat untuk mengatasi rumor daninformasi yang salah tentang imunisasi(Depkes,2008 & UNICEF,2005).
Dengan adanya peran kader kesehatanyang baik diharapkan cakupan imunisasisemakin meningkat.
KESIMPULAN1. Pelaksanaan peran kader kesehatan di desa
Grobog Wetan kecamatan Pangkahkabupaten Tegal 16,67%: masih kurang,36,67%: cukup dan 46,67%: baik.
2. Responden yang memiliki imunisasi dasar lengkap sebanyak 29 orang (96,7%), danresponden yang belum memiliki imunisasidasar lengkap sebanyak 1 orang (3,3 %).
3. Tidak adanya hubungan yang bermaknaantara pelaksanaan peran kader kesehatandengan kelengkapan imunisasi dasar nilai chisquare hitung 1,781 lebih kecildibandingkan chi square tabel 5,591.
-
8/16/2019 Peran Kader Kesehatan Imunisasi
4/4
122 BHAMADA, JITK, Vol. 5, No. 2, November 2014
ISSN : 2088-4435
SARAN
1. Bagi tenaga kesehatanHendaknya pelayanan kesehatan yangmewilayahi desa Grobog Wetan dapat
bekerjasama lebih baik dengan wargamasyarakat setempat dengan mengadakan
pelatihan kader, untuk membantumeningkatkan pelaksanaan perannya dalamkesehatan.
2. Bagi profesi bidanDalam melakukan promosi kesehatan
khususnya promosi masyarakat lebihmenekankan akibat-akibat yang
ditimbulkan jika anak tidak diimunisasidasar salah satunya dengan sosialisasi
pentingnya imunisasi yang tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3. Bagi masyarakatHendaknya ibu yang memiliki balita
memperhatikan kesehatan anaknya denganselalu datang ke posyandu untuk memantau
pertumbuhan anaknya dan mendapatkanimunisasi saat ada jadwal imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S. 2006. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek . Jakarta :Rineka Cipta.
2. Admin,Pencapaian Program Kesehatan.http://pencapaian-program-kesehatan.html
3. Abidin, Kader Kesehatan TingkatkanPartisipasi Masyarakat. http://
perempuan.kompas.com
4. Depkes RI. 2006. Pedoman UmumPengelolaan Posyandu. Jakarta :Departemen Kesehatan RI.
5. Depkes RI. 2007. Pelayanan Medis Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
6. Depkes RI. 2006. Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Departemen Kesehatan RI
7. Dinkes Bandung 2009. Imunisasi LengkapCegah Kematian Bayi. http;//klik-galamedia.com
8. Ervy, 2007 Hubungan Antara PeranSerta Kader Terhadap KinerjaPosyandu. http://one.indoskripsi.com/
9. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta.
10. Notoatmodjo, S. 2003. Pendekatan DanPrilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
11. Notoatmodjo, S. 2005. MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.
12. Notoatmodjo, S.2007.PromosiKesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta :Rineka cipta
13. Soesilo,Peningkatan Pengetahuan Dan
Keterampilan Kader .http://adln.lib.unair.ac.id 14. Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang
Anak . Jakarta : EGC.15. UNICEF. 2005. Pelatihan Safe Injec-
tion. Jakarta : Departemen Kesehatan RI16. Zulkifli,Posyandu Dan Kader Kesehatan
http://library.usu.ac.id