peran kader posbindu Bab I

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dekade terakhir, Indonesia menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM utama meningkat¸ sementara penyakit menular masih tinggi. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan pembunuh terbesar di dunia setiap tahunnya dan merupakan penyebab dari sekitar 60% kematian global. Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41% tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa 6 dari 10 besar penyebab kematian tertinggi merupakan penyakit tidak menular (PTM). Stroke merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 15,4%, kemudian hipertensi, cedera, DM, tumor, penyakit jantung iskemik, dan penyakit saluran nafas bawah. Data dari Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut : Hipertensi (31,7%), artritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5%) diabetes mellitus (1,1%) dan stroke (0,83%). Selain itu, kecelakaan lalu lintas di darat juga sangat tinggi mencapai (25,9%). Riskesdas 2007 juga 1

description

latar belakang peran kader

Transcript of peran kader posbindu Bab I

Page 1: peran kader posbindu Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dekade terakhir, Indonesia menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit

menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM utama

meningkat¸ sementara penyakit menular masih tinggi. Penyakit Tidak Menular (PTM)

merupakan pembunuh terbesar di dunia setiap tahunnya dan merupakan penyebab dari

sekitar 60% kematian global.

Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41% tahun 1995

menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

menunjukkan bahwa 6 dari 10 besar penyebab kematian tertinggi merupakan penyakit tidak

menular (PTM). Stroke merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 15,4%, kemudian

hipertensi, cedera, DM, tumor, penyakit jantung iskemik, dan penyakit saluran nafas

bawah. Data dari Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut :

Hipertensi (31,7%), artritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma

(3,5%) diabetes mellitus (1,1%) dan stroke (0,83%). Selain itu, kecelakaan lalu lintas di

darat juga sangat tinggi mencapai (25,9%). Riskesdas 2007 juga mengungkapkan bahwa

prevalensi hipertensi umur >18 tahun di Indonesia mencapai 31,7%, namun hanya 23,9%

kasus saja yang terdiagnosis.

Dengan sifat penyakit yang umumnya kronik, beban sosio-ekonomi penderitanya

sangat besar, perubahan demografi lansia, dan pola hidup masyarakat yang semakin tidak

sehat, menjadikan PTM patut menjadi salah satu prioritas pengendalian secara serius.

Pengendalian PTM merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, layanan kesehatan, perubahan

pola penyakit, dan sifat kronik serta progresifitas penyakit PTM di Indonesia, perlu

dilakukannya upaya perubahan strategi pelayanan kesehatan.

1

Page 2: peran kader posbindu Bab I

Strategi pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan dalam menanggulangi penyakit

tidak menular (PTM) tidak hanya dalam mengatasi penyakit tersebut saja. Akan tetapi,

upaya penting yang harus dilakukan dalam pengendalian PTM yaitu upaya promosi,

prevensi dan deteksi dini terhadap berbagai faktor resiko penyakit tidak menular. Hal ini

dikarenakan faktor resiko seseorang berperan penting dalam perjalanan penyakit dan faktor

resiko dapat dicegah. Kegiatan pengendalian ini berupa promosi, prevensi dan deteksi dini

PTM dapat dilaksanakan di tingkat Puskesmas dan masyarakat.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan harus mampu memberikan

kontribusi besar dalam upaya pengendalian PTM. Hal ini karena Puskesmas memiliki salah

satu fungsi utama, yaitu pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

kesehatan. Untuk menjalankan peran tersebut, perlu diciptakan jejaring yang efektif dan

efisien, salah satunya dengan bersinergi dengan komponen masyarakat yang aktif dalam

berbagai kegiatan, yaitu melalui Posyandu.

Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM), yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.

Dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular (PTM), kegiatan ini dapat dilakukan

oleh masyarakat melalui kegiatan Posyandu. Akan tetapi, kegiatan yang dilakukan ini lebih

terfokus pada upaya pencegahan dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular

(PTM). Kegiatan ini dinamakan kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu). Rangkaian

kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu. Kader Posyandu merupakan anggota

masyarakat yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan yang ada

diwilayahnya. Peran aktif kader dalam berbagai kegiatan kesehatan masyarakat perlu

ditingkatkan, mengingat kader merupakan rantai penting dalam keberhasilan program

kesehatan.

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur merupakan unit pelaksana

kesehatan utama di Kecamatan Pontianak Timur, yang terletak di Kelurahan Saigon. UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur memiliki pusat kegiatan kesehatan berbasis

masyarakat berupa Posyandu. Salah satu posyandu lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan

2

Page 3: peran kader posbindu Bab I

Pontianak Timur, kemudian dikembangkan menjadi kegiatan pembinaan terpadu terhadap

penyakit tidak menular (PTM). Jenis kegiatan yang telah dilakukan antara lain kegiatan

promotif dan preventif berupa deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).

B. Tujuan

Menjelaskan tentang upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular

(PTM) melalui revitalisasi peran kader posyandu di UPTD Puskesmas Pontianak Timur.

3

Page 4: peran kader posbindu Bab I

BAB II

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

A. Pengertian

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang terjadi tidak disebabkan

oleh adanya proses infeksi. Penyakit tidak menular lebih utama disebabkan oleh keberadaan

faktor resiko PTM pada seseorang yang umumnya tidak memberikan gejala sehingga

mereka tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko. Akumulasi serta perjalanan faktor resiko

yang berlangsung lama (kronis) ini kemudian memicu timbulnya penyakit tidak menular

(PTM).

B. Epidemiologi Dan Jenis Penyakit Tidak Menular (PTM)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa 6

dari 10 besar penyebab kematian tertinggi merupakan penyakit tidak menular (PTM).

Stroke merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 15,4%, kemudian hipertensi, cedera,

DM, tumor, penyakit jantung iskemik, dan penyakit saluran nafas bawah. Data dari

Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut : Hipertensi

(31,7%), artritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5%)

diabetes mellitus (1,1%) dan stroke (0,83%). Selain itu, kecelakaan lalu lintas di darat juga

sangat tinggi mencapai (25,9%). PTM seperti Kardiovaskuler, Stroke, Kanker, Diabetes

melitus, penyakit Paru Kronik Obstruktif dan Cedera terutama di negara berkembang, telah

mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada peningkatan

angka kematian dan kecacatan.

C. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM)

Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat

memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko PTM antara

lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi

alkohol, Obesitas, Hiperglikemia, Hipertensi, hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan

dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Beberapa

4

Page 5: peran kader posbindu Bab I

penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, keberadaan faktor risiko PTM pada seseorang tidak

memberikan gejala sehingga mereka tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko dan mengubah gaya

hidupnya. Data menurut Riskesdas 2007, tiga faktor risiko dari Penyakit Tidak Menular yaitu

merokok, kurang makan buah, dan kurang aktivitas fisik yang juga merupakan indikator dalam

Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan.

D. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus melakukan upaya pencegahan,

pengendalian, penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan untuk meningkatkan pengetahuan,

kesadaran, kemauan berperilaku sehat dan mencegah terjadinya PTM beserta akibat yang

ditimbulkan. Upaya pencegahan dan penanggulangan PTM akan menjadi lebih efektif dan

efisien jika faktor risiko tersebut dapat dikendalikan. Faktor risiko PTM dapat dicegah dan

dikendalikan lebih dini. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan informasi keberadaan faktor

risiko serta besarnya masalah PTM utama, sebelum dilakukan intervensi perubahan

terhadap faktor risiko. Perubahan faktor risiko PTM, membutuhkan waktu lama khususnya

dalam merubah faktor risiko gaya hidup. Pengambilan kebijakan pengendalian PTM

dilakukan berjenjang mulai dari kebijakan pengendalian PTM di tingkat Pusat, Pemerintah

Daerah hingga pengembangan kegiatan tersebut di tingkat masyarakat. Adapun strategi

pengendalian PTM yang dapat dilaksanakan yaitu advokasi, bina suasana melalui opini

publik, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan.

5

Page 6: peran kader posbindu Bab I

BAB III

STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

A. Peran Puskesmas dalam Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan harus mampu memberikan

kontribusi besar dalam upaya pengendalian PTM. Hal ini karena Puskesmas memiliki 3

(tiga) fungsi utama, yaitu pusat pelayanan kesehatan primer, pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, serta pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam

pembangunan kesehatan. Untuk menjalankan masing-masing peran tersebut, diperlukan

tenaga kesehatan yang berkompeten dalam upaya mengendalikan penyakit tidak menular

(PTM). Peran Puskesmas tidak hanya dalam menangani kasus penyakit tidak menular

(PTM) yang ditemukan di dalam gedung puskesmas. Namun perlu juga diciptakan jejaring

yang efektif dan efisien untuk melakukan upaya pencegahan dan deteksi faktor resiko

penyakit tidak menular. Salah satunya dengan bersinergi dengan komponen masyarakat

yang aktif dalam berbagai kegiatan, yaitu melalui Posyandu.

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur merupakan unit pelaksana

kesehatan utama di Kecamatan Pontianak Timur. UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak

Timur terletak di Kelurahan Saigon. UPTD ini memiliki pusat kegiatan kesehatan berbasis

masyarakat berupa Posyandu, baik Posyandu Balita maupun Posyandu Lansia. Pelaksanaan

kegiatan posyandu dilakukan oleh kader Posyandu.

B. Posyandu dan Peran Kader sebagai Pilar Utama Pengendalian Penyakit Tidak

Menular (PTM) Berbasis Masyarakat

Gerakan Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran,

kemauan, kemampuan masyarakat dalam pengendalian PTM dan faktor risikonya. Melalui

kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu dan melakukan pemantauan faktor risiko PTM

melalui kegiatan berbasis masyarakat, yaitu Posyandu. Posyandu atau pos pelayanan

terpadu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

(UKBM), yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.

6

Page 7: peran kader posbindu Bab I

Dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular (PTM), kegiatan ini dapat

dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan Posyandu. Salah satu strategi pengendalian

PTM yang dapat dilaksanakan yaitu melalui pengembangan kegiatan Posyandu yang ada,

misalnya dari pengembangan kegiatan posyandu, khususnya posyandu lansia. Kegiatan

yang dilakukan ini lebih terfokus pada upaya pencegahan dan deteksi dini faktor resiko

penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan ini dinamakan kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan

Terpadu). Rangkaian kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu.

Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat

dan dapat bekerja secara sukarela mengelola posyandu. Kader Posyandu merupakan

anggota masyarakat yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan yang ada

diwilayahnya. Peran aktif kader dalam berbagai kegiatan kesehatan masyarakat perlu

ditingkatkan, mengingat kader merupakan bagian dari masyarakat dan sebagai pilar utama

penggerak keberhasilan program kesehatan di masyarakat.

C. Peran Puskesmas dalam Pembinaan Kader dan Kegiatan Deteksi Dini

Penyakit Tidak Menular (PTM)

Posyandu lansia dapat berperan aktif dalam rangkaian kegiatan pencegahan

penyakit tidak menular melalui pengembangan kegiatan yang lebih terfokus pada upaya

pencegahan dan deteksi dini faktor resiko yaitu Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu).

Rangkaian kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu. Para kader posyandu sebelumnya

telah dilatih dan dibekali keterampilan dalam mendeteksi faktor resiko penyakit tidak

menular (PTM) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten terkait.

Pada pelaksanaan kegiatan Posbindu oleh Kader Posyandu, Puskesmas dalam hal

ini berperan menyediakan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk terlibat langsung

dalam kegiatan tersebut. Petugas Puskesmas yang ditunjuk tersebut berperan dalam

mengedukasi masyarakat serta menanggulangi permasalahan kesehatan anggota masyarakat

yang memiliki faktor resiko tinggi penyakit tersebut, bahkan terhadap penderita yang telah

terdiagnosis penyakit tidak menular (PTM). Selain itu, pembinaan terhadap Kader

Posyandu yang melakukan kegiatan Posbindu tersebut patut dilakukan secara rutin, melalui

7

Page 8: peran kader posbindu Bab I

pertemuan serta evaluasi hasil kegiatan Posbindu yang telah dilaksanakan. Dengan

demikian, upaya pengendalian penyakit dalam aspek pencegahan dan deteksi dini penyakit

tidak menular (PTM) di wilayah kerja Puskesmas tersebut diharapkan mampu menjangkau

masyarakat luas serta dapat diharapkan melibatkan peran aktif masyarakat itu sendiri.

8

Page 9: peran kader posbindu Bab I

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI PENYAKIT

TIDAK MENULAR (PTM) OLEH KADER POSYANDU

A. Kegiatan Posyandu Lansia Salimah di UPTD Puskesmas Pontianak Timur

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur merupakan unit pelaksana

kesehatan utama di Kecamatan Pontianak Timur, yang terletak di Kelurahan Saigon. UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur memiliki pusat kegiatan kesehatan berbasis

masyarakat berupa Posyandu, baik Posyandu Balita maupun Posyandu Lansia. UPTD

Puskesmas Pontianak Timur memiliki 9 Posyandu Balita dan 3 Posyandu Lansia.

Salah satu posyandu lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur,

kemudian dikembangkan memiliki kegiatan pembinaan terpadu terhadap penyakit tidak

menular (PTM) atau yang lebih dikenal dengan Kegiatan Posbindu. Posyandu Lansia

tersebut adalah Posyandu Lansia Salimah.

9

Page 10: peran kader posbindu Bab I

Posyandu Lansia Salimah merupakan Posyandu baru, yang terbentuk swadaya oleh

masyarakat, khususnya yang bermukim di Perum IV Kelurahan Saigon. Posyandu ini

terbentuk atas inisiatif komunitas pengajian para ibu di daerah tersebut pada bulan Juli

2012. Posyandu Lansia Salimah memiliki 5 orang kader yang berperan aktif dalam

melaksanakan kegiatan posyandu lansia maupun kegiatan posbindu setiap bulannya.

B. Jenis Kegiatan Posyandu Lansia Salimah

Pada awalnya Posyandu Lansia Salimah hanya memiliki satu kegiatan rutin yaitu

kegiatan Posyandu Lansia, yang dilaksanakan setiap tanggal 18 setiap bulannya. Namun

saat ini, jenis kegiatan kesehatan yang telah dilakukan telah bervariasi, tidak hanya kegiatan

kegiatan pembinaan kesehatan untuk para lansia, namun juga terdapat kegiatan lain yang

termasuk dalam upaya promotif dan preventif terhadap penyakit tidak menular (PTM).

Jenis kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan meliputi kegiatan Posbindu (Pos

Pembinaan Terpadu), Senam Sehat Salimah, dan Jalan Sehat Lansia Salimah.

1. Kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM

Kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) merupakan kegiatan utama dalam

rangka pengendalian penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan ini rutin diadakan

10

Page 11: peran kader posbindu Bab I

setiap hari Sabtu pada minggu pertama atau kedua setiap bulannya, atau

menyesuaikan keadaan setempat. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan

kegiatan deteksi dini faktor resiko PTM melalui anamnesa maupun berbagai

pengukuran, baik pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, lingkar

perut, analisis lemak, bahkan pengukuran gula darah dan kolesterol. Jenis

Posbindu yang awalnya adalah Posbindu PTM Dasar, namun kemudian

meningkat menjadi Posbindu PTM Plus, karena telah memiliki alat ukur gula

dan lemak darah. Pelaksana kegiatan ini adalah kader yang telah dilatih untuk

melaksanakan kegiatan tersebut dan telah mahir melakukan pengukuran dengan

alat yang ada. Hasil kegiatan kemudian dilaporkan kepada petugas kesehatan

penanggung jawab kegiatan. Kegiatan ini bertempat di selasar masjid Al Furqon

Perum IV. Petugas Puskesmas juga turut berperan dalam kegiatan ini, yaitu

dokter dan perawat atau tenaga analis laboratorium. Sasaran kegiatan ini adalah

warga usia produktif mulai dari usia 20 tahun hingga lansia.

11

Page 12: peran kader posbindu Bab I

Kegiatan Posbindu PTM Salimah

12

Page 13: peran kader posbindu Bab I

2. Senam Sehat Salimah

Posyandu Lansia Salimah memiliki kegiatan unggulan lain yaitu kegiatan

Senam Lansia Sehat Salimah. Kegiatan ini diadakan rutin setiap hari minggu

pagi pukul 06.00 – 07.00 WIB, di halaman masjid Al-Furqon Perum IV. Senam

Sehat ini diikuti oleh warga yang berada di wilayah Perum IV dan sekitarnya.

Persiapan alat sound system serta pelaksanaan kegiatan senam dilakukan oleh

kader, dan senam dipimpin oleh instruktur senam yang ditunjuk oleh ketua

kader Posyandu. Pembiayaan untuk kegiatan ini swadana, berasal dari iuran

sukarela warga yang ikut kegiatan senam tersebut. Antusiasme warga dalam

mengikuti kegiatan ini cukup baik. Terbukti dengan jumlah peserta senam yang

bisa mencapai lebih dari 50 orang.

3. Jalan Sehat Lansia Salimah

Kegiatan ini merupakan inovasi dari para kader yang bertujuan untuk menjalin

silaturahmi serta sosialisasi kegiatan Posyandu Salimah. Jalan Sehat Lansia

Salimah dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 3 Maret 2013 yang lalu,

dengan mengambil rute sekitar Perum III dan Perum IV. Kegiatan ini

dilaksanakan secara besar-besaran dan melibatkan beberapa instansi sebagai

sponsor kegiatan. Instansi yang turut berperan dalam kegiatan ini yaitu Kantor

Kelurahan Saigon, Kantor Camat Pontianak Timur, Kantor Pegadaian Unit

Pontianak Timur, Pontianak Post, Ramayana Mall, serta Perwakilan Cabang

Pontianak Timur, Perwakilan Daerah Kota Pontianak dan Perwakilan Wilayah

Salimah Kalbar. Kegiatan Jalan Sehat Lansia Salimah ini dilepas oleh Wakil

Walikota Pontianak, dimeriahkan oleh marching band sekolah dan hadiah

doorprize utama juga merupakan sumbangan dari beberapa pejabat setempat.

Kegiatan ini disambut baik oleh warga dan khususnya para pimpinan di wilayah

Kecamatan Pontianak Timur. Selain itu, kegiatan ini juga turut dipublikasikan

oleh Harian Pontianak Post pada hari Senin, tanggal 4 Maret 2013 di halaman

10.

13

Page 14: peran kader posbindu Bab I

Camat Pontianak Timur, Lurah Saigon, dan para Kader Posyandu Lansia Salimah

Pontianak Post, Senin tanggal 4 Maret 2013 Halaman 10

14

Page 15: peran kader posbindu Bab I

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kegiatan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat dilakukan dengan

memberdayakan masyarakat melalui revitalisasi peran aktif kader posyandu yang ada. Jenis

kegiatan yang dapat dilakukan di masyarakat antara lain kegiatan promotif, preventif dan

deteksi dini terhadap faktor resiko yang ada. Salah satu kegiatan di Posyandu Lansia dalam

rangka upaya mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu Posbindu PTM, Senam

Sehat dan Jalan Sehat, seperti yang telah dilaksanakan oleh Posyandu Lansia Salimah

UPTD Puskesmas Pontianak Timur.

15