PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA UNIVERSITAS …repository.uts.ac.id/89/1/SKRIPSI FARIS.pdf ·...
Transcript of PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA UNIVERSITAS …repository.uts.ac.id/89/1/SKRIPSI FARIS.pdf ·...
PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA
UNIVERSITAS
(Studi Kasus Humas Pada Universitas Teknologi Sumbawa)
SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD FARIS AL MULTAZIM
NIM: 15.01.051.033
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA
2019
PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA
UNIVERSITAS
(Studi Kasus Humas Pada Universitas Teknologi Sumbawa)
Diajukan Kepada
Universitas Teknologi Sumbawa
Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Strata (S1)
Oleh
MUHAMMAD FARIS AL MULTAZIM
NIM: 15.01.051.033
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi ini disusun oleh:
M. Faris Al Multazim
NIM. 15.01.051.033
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Sumbawa, 8 Juli 2019
Pembimbing : Abbyzar Aggasi, S.IP., M.PA.
NIDN. 0818019001 .....................................
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Apriadi Lanandrang, S.IP., MA.
NIP. 198609192017091204
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini disusun oleh:
M. Faris Al Multazim
NIM. 15.01.051.033
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Tanggal 15 Juli 2019
Susunan Dewan Penguji
Ketua : Abbyzar Aggasi, S.IP., M.PA.
NIDN. 0818019001 .....................................
Anggota : Deddy Suprapto, S.S,.MA
NIDN. 0807058001 .....................................
Anggota : Aka Kurnia S.F.,S.Ag., M.Sn
NIDN. 0826097501 .....................................
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ilmu Komunikasi
Apriadi Lanandrang, S.I.P., MA.
NIP. 198609192017091204
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Komunikasi
Aka Kurnia S.F., S.Ag., M.Sn
NIDN. 0826097501
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Faris Al Multazim
NIM : 15.01.051.033
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, kecuali kutipan atau ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan
sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi
ini hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Sumbawa, 30 Juli 2019
Yang Membuat Pernyataan,
M. Faris Al Multazim
iv
ABSTRAK
Al Multazim, Muhammad Faris. PERAN HUMAS DALAM MENINGKATKAN
CITRA UNIVERSITAS (Studi kasus Humas Universitas Teknologi
Sumbawa). Pembimbing: Abbyzar Aggasi, S.IP., M.PA
Peran public relations atau humas merupakan bentuk mengoptimalkan kerja
humas yang bertugas untuk menciptakan, membangun, menigkatkan,
mempertahankan citra dan mempublikasikan segala bentuk program kerja
lembaga/instansi. Peran seorang humas bertujuan untuk menjalin kerja sama yang
baik kepada semua publik sehingga mendapatkan feedback langsung dari
masyarakat sebagai bentuk partisipasi dan menyakinkan publik untuk mempercayai
keunggulan lembaga/instansi tersebut. Strategi juga sangat diperlukan didalam
mempertahankan citra lembaga/instansi. Dengan bgitu peran humas dalam suatu
instansi sangat penting, baik atau tidaknya seorang humas dapat mempengaruhi
opini publik bagi lembaga/perusahaan tersebut.
Didalam dunia organisasi bisnis seorang humas mampu bersaing dengan
lembaga lainnya. Penelitian ini dianggap penting untuk mengetahui peran humas
dalam meningkatkan citra pada Universitas Teknologi Sumbawa dengan
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftif. Selain itu penelitian ini
menggunakan beberapa hal untuk bisa memperoleh data, yaitu wawancara kepada
orang terpilih dan Studi pustaka. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada tiga
peran yang dilakukan oleh Humas UTS untuk meningkatkan citra Universitas yang
pertama yaitu, peran Humas sebagai komunikator, yang kedua peran humas sebagai
pembina hubungan, kemudian yang ketiga adalah peran Humas sebagai corporate
image.
Kata Kunci : Peran, Hubungan masyarakat, Citra
v
ABSTRACT
Almultazim, Muhammad Faris. ROLE OF PUBLIC RELATIONS IN
IMPROVING UNIVERSITY IMAGES (Case Study of Public Relations at
Sumbawa University of Technology). Advisor: Abbyzar Aggasi, S.IP., M.PA
The role of Public Relations is an actualization in optimizing the working
quality of human resources which is concerning to create, to build, to increase, to
maintain the credibility and to publish any working program of institution. The role
of a human resource purposed to create a nice relationship for all public so that it
will get th direct feedback from society and presented as the participation and
make sure to public for believing the surplus of the institution. The strategy is also
needed to maintain the credibility of institution. So, the role of human resource is
very essential, the goodside and badside of human resource could influence the
public opinion to the institution. In organization world, the human resource’s
business car rivalized to anothers.
This research assumed to be important for knowing the human resources
role in increasing the credibility of Technolgy Sumbawa University by using
descriptive qualitative research. Beside that, the writer used many ways to get the
datas. They are interview and documentation and literature. The results of this
study found that there were three roles carried out by Public Relations of UTS to
improve the University's first image, namely, the role of Public Relations as
communicators, the second was the role of public relations as building
relationships, then the third was the role of Public Relations as corporate image
Key words: The role, Human Resources, Credibility
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,
rahmat, dan hidayah kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang telah membawa kita ke zaman yang
damai bebas dari peperangan agama
Dalam pengerjaan skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran serta orang-
orang di sekitar penulis yang telah memberikan kontribusi yang besar sehingga
penulis bisa menyelesaikan studi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga terutama abi dan umi, yang senantiasa memberikan support berupa
moril maupun materil, Juga tak luput dari doa kedua orang tua di setiap
sujudnya yang tanpa dukungan kalian penulis tidak bisa mencapai titik ini.
2. Istri sholehah yaitu Ulya Dinillah yang sudah melewati proses perkuliahan
bersama-sama, senang maupun duka dijalani bersama, saling menguatkan,
saling melengkapi, saling membantu, dan saling mengasihi sehingga dapat lulus
secara bersamaan dan melanjutkan kehidupan berikutnya.
3. Seluruh teman teman dari Fakultas Ilmu Komunikasi, teman-teman dari
Sumbawa, teman mahasiswa rantau, dan teman Jowo Clan yang senantiasa
menemani dan menghibur disetiap kondisi, kita masuk bersama semoga dapat
vii
wisuda secara bersama-sama juga. Semoga tetap terjaga silaturahmi diantara
kita semua, aamiin.
4. Kedua Murabbi selama penulis di Sumbawa yaitu pak Kiki dan Pak Iwan yang
telah membimbing kerohanian penulis hingga lulus dari UTS.
5. Dosen pembimbing pak Abbyzar Aggasi yang membimbing skripsi penulis
hingga akhir
6. Kampus tercinta Universitas Teknologi Sumbawa yang sudah menampung
penulis disini selama 4 tahun.
7. Seluruh civitas akademik UTS yang telah berkontribusi dalam kehidupan saya.
Terutama pak rektor UTS bapak Andi Tirta yang menerima penulis kembali
melanjutkan studi hingga akhir masa studi di UTS
8. Seluruh tenaga pengajar maupun staff di Fakultas ilmu komunikasi yang telah
terlibat bersabar atas ribetnya penulis mengurus administrasi
Sumbawa, 30 Juli 2019
Muhammad Faris Al Multazim
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.5. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 8
2.1. Studi Pustaka ................................................................................................... 8
2.2. Landasan Teori .............................................................................................. 10
2.2.1 Citra .................................................................................................... 10
a. Pengertian Citra ........................................................................ 10
b. Macam-macam Citra ............................................................... 12
c. Proses Pembentukan Citra ...................................................... 16
2.2.2 Indikator Peningkatan Citra ............................................................. 19
2.2.3 Hubungan Masyarakat ....................................................................... 22
a. Pengertian Humas ................................................................... 22
b. Fungsi Humas ........................................................................... 24
c. Peran Humas ............................................................................. 25
BAB III. METODOLOGI .................................................................................. 29
3.1. Metode Penelitian ......................................................................................... 29
3.1.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 30
3.1.2. Teknik Pengeumpulan Data .............................................................. 30
3.1.3. Jenis Data ........................................................................................... 31
3.1.4. Teknik Analisis Data ......................................................................... 31
BAB IV. GAMBARAN UMUM ......................................................................... 33
4.1. Profil Universitas Teknologi Sumbawa ..................................................... 33
4.1.1. Profil Humas UTS .............................................................................. 36
4.1.2. Visi dan Misi ....................................................................................... 38
4.1.3. Program dan Struktur ......................................................................... 39
ix
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 41
5.1. Peran Humas sebagai komunikator ............................................................. 41
5.2. Peran Humas senagai Pembina Hubungan ................................................ 45
5.3. Peran Humas dalam Peningkatan Citra ....................................................... 46
5.3.1 Kampus Berwawasan Internasional ................................................. 50
5.3.2 Kampus Berprestasi ........................................................................... 53
5.3.3 Kampus yang Aktif ............................................................................ 62
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................ 67
6.1. Kesimpulan .................................................................................................... 67
6.2. Saran ............................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Universitas Teknologi Sumbawa .............................................. 34
Gambar 4.2 Struktur Pimpinan Universitas Teknologi Sumbawa ................ 35
Gambar 4.3 Struktur Pengurus UPT Humas dan Protokoler ........................ 40
Gambar 5.1 Postingan Instagram yang dicitrakan sebagai kampus alami .... 49
Gambar 5.2 Kerjasama Internasional dalam program YEASLI 2018 .......... 50
Gambar 5.4 Prestasi Atletik dalam ajang Porprov Ke X NTB 2018 ............ 53
Gambar 5.5 Prestasi mahasiswa dan alumni Universitas Teknologi Sumbawa 54
Gambar 5.6 Kumpulan beberapa prestasi UTS Periode 2013-2015 .............. 56
Gambar 5.7 Postingan di Grup Facebook dan Reaksi Publik ....................... 57
Gambar 5.8 Prestasi Dosen yang Terpilih Menjadi Dosen inspirasi ............. 58
Gambar 5.9 Prestasi Dosen yang Menjadi Ambassador Asia pada Program
International Genetically Engineered (IGEM) ........................ 59
Gambar 5.10 Dosen Perwakilan Universitas Teknologi Sumbawa mengikuti
Kompetisi CPPBT .................................................................. 61
Gambar 5.11 Aksi Peduli Bencana Universitas Teknologi Sumbawa .......... 63
Gambar 5.12 Bentuk Partisipasi Universitas Teknologi Sumbawa pada Korban
Bencana .................................................................................... 63
Gambar 5.13 Kontribusi Universitas Teknologi Sumbawa dari Fakultasnya
Mengikuti Rapat Kerja Nasional di Palembang ....................... 64
Gambar 5.14 Spanduk PMB UTS di pinggir jalan ........................................ 66
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, emosi, serta
keahlian melalui simbol seperti kata-kata, gambar, angka, dan lain-lain.
Dengan adanya komunikasi otomatis terjadilah interaksi antar manusia
Raudhonah (2007) dalam Mustikasari (2014: 1). Selayaknya makhluk sosial
yang diciptakan untuk bersosialisasi, komunikasi dan interaksi merupakan
kebutuhan utama dalam hal ini. Dengan berkomunikasi seseorang
mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan, memilih sendiri darimana
informasi berasal, dan bagaimana seseorang melakukan feedback. Untuk itu
komunikasi sangat dibutuhkan sebuah lembaga untuk menyalurkan
informasi-informasi kepada khalayak agar interaksi berjalan efektif.
Dalam sebuah lembaga, perusahaan, atau institusi perlu adanya
bagian yang mampu menjadi penghubung komunikasi antara perusahaan
tersebut dengan masyarakat. Bagian yang berperan sebagai perantara yang
menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Bertujuan agar
perusahaan maupun masyarakat dapat saling bekerjasama dengan baik dan
terjalin komunikasi yang baik. Yang mengatur segala jenis informasi,
tujuan, dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh institusi dapat tersampaikan
dengan baik kepada masyarakat, begitupun sebaliknya.
2
Keberadaan public relations / humas dalam suatu lembaga atau
institusi memiliki arti bahwa humas memberikan peran penting dalam
perputaran sistem yang ada pada lembaga atau institusi. Keberadaannya
mampu menyentuh dan menembus segala aspek sosial masyarakat dan
kepentingan publik, selalu menampilkan sesuatu yang positif dalam wujud
citra yang baik untuk kepentingan institusi, membangun citra yang positif
kepada masyarakat ditentukan oleh apa yang diberikan dan dicitrakan dari
sebuah institusi, hal demikian indikasi dari proses terbentuknya citra positif
dan negatif. Mustikasari (2014:2).
Bagian public relations memang harus dituntut dapat berkomunikasi
dengan baik dengan kondisi apapun, dan penyampaiannya harus jelas agar
publik dapat memahami dengan mudah isi dari pesan yang disampaikan.
Karena yang diwakili adalah citra dari lembaga atau institusi, maka dari itu
tugas utama dari humas ini adalah untuk membangun citra positif kepada
publik ketika perusahaan, lembaga, institusi sedang mengalami masalah
kepercayaan.
Eksistensi dari sebuah lembaga salah satunya ditentukan dari citra
lembaga pada masyarakat. Citra sendiri adalah hal terpenting bagi sebuah
lembaga ataupun istitusi karena citra adalah gambaran atau representasi dari
lembaga, jika perilaku lembaga terhadap publiknya tidak baik, maka secara
otomatis citra dari lembaga menjadi jelek dalam sudut pandang publik. Hal
itu berdampak pada eksistensi lembaga, sehingga lembaga harus secara
cermat dalam bersosialisasi dan berkomunikasi kepada masyarakat.
3
Eksistensi lembaga bergantung pada citra lembaga dimata khalayak,
jika citra lembaga meningkat maka semakin eksislah lembaga tersebut
dalam sudut pandang khalayak. Dalam lembaga pendidikan di Universitas
Teknologi Sumbawa citranya meningkat tidak hanya di dalam pulau saja,
namun di luar pulau juga semakin eksis. Dengan adanya prestasi-prestasi
yang dihasilkan dan aktifnya UTS pada kompetisi dalam dan Luar negeri.
Seperti dalam web UTS sendiri disebutkan, berhasil mendapatkan Bronze
Medalist, Interlab Study Awards, Policy and Practice Shoutout and IGEM
Chairman’s Award, International Genetcally Engineered Machine
Competition, Boston, Amerika Serikat, 2014, dan juga pernah menggelar
acara berskala internasional pada acara AUYS (Asean University Youth
Summit) pada tahun 2016 di Sumbawa, dan masih banyak prestasi-prestasi
lainnya.
Prestasi-prestasi inilah yang menimbulkan citra dari UTS meningkat
di mata publik, bagaimana informasi-informasi mengenai UTS sampai
dengan baik kepada publik sehingga menimbulkan kesan yang baik tidak
tidak lepas juga dari kinerja humas dalam lembaga tersebut. Kepercayaan
publik terhadap UTS juga menjadi meningkat dengan adanya informasi-
informasi yang berkesan baik yang dapat diterima publik. Sehingga publik
menjadi lebih tinggi tingkat kepercayaannya dan UTS dapat meningkatkan
eksistensinya
4
Dari eksistensi tersebutlah mahasiswa UTS dari tahun ke tahun
meningkat dan bertambah luas, apalagi ditambah dengan adanya kabar
bahwa UTS akan menjadi Universitas Negeri akan lebih mengangkat nama
UTS apalagi kampus ini baru berdiri pada tahun 2013 dan sudah
mempersiapkan menjadi Negeri. Jika dibandingkan dengan Universitas
yang ada di Sumbawa yaitu Universitas Samawa yang sudah berdiri dari
tahun 1998 dan masih Swasta.
Peneliti memilih untuk meneliti tentang humas karena memang
dianggap penting untuk kelangsungan hubungan antara publik dengan
intitusi berlangsung lama dan berkepanjangan. Menurut Harold Burson
(2002), humas atau public relations sebagai alat manajemen secara
struktural merupakan bagian integral dari suatu perusahaan, berperan sangat
signifikan dan kontribusinya turut menentukan keberhasilan perusahaan itu
untuk mncapai visi dan misi serta tujuan bersama. Humas memiliki peran
untuk mmbantu perusahaan menentukan bukan hanya apa yang akan
dikatakan, tetapi juga apa yang akan dilakukan.
Peneliti juga memilih humas pada universitas Teknologi Sumbawa
(UTS) yang terletak di Desa Batu Alang, kecamatan moyo hulu kabupaten
Sumbawa, berdiri pada tahun 2013. Karena kurang lebih dalam 7 tahun
setelah berdirinya UTS, citra UTS di mata masyarakat naik. Nama UTS
terbawa sampai seluruh Nusantara karena mahasiswanya berasal dari
seluruh nusantara, juga masyarakat semakin mempercayai UTS sebagai
kampus yang bagus, banyak orang lokal sumbawa yang masuk dan
5
mendaftar di UTS. Masyarakat disekitar batu alang juga mengaku sangat
senang karena dahulu sebelum UTS dibangun, daerah disana hanyalah
kebon dan semak tinggi, dan sekarang berubah menjadi nilai ekonomi yang
tinggi. Warga disana memulai membuka usahanya masing-masing, dari
kios, print, hingga kost-kostan.
Dalam hadirnya citra positif UTS daripada publik, dapat dipastikan
tak terlepas dari pengaruh serta peran dari humas UTS, bagaimana membuat
strategi agar mendapatkan kepercayaan, simpati, dan dukungan dari
masyarakat. Untuk menambah citra positif pastinya diperlukan program-
program eksternal kampus, seperti apa dan bagaimana peranan dari humas
dalam meningkatkan citra UTS pada masyarakat luas Sehingga setiap
tahunnya trend UTS di masyarakat semakin meningkat dan meluas.
Ditambah lagi UTS sering mandatangkan pejabat-pejabat tinggi, maupun
pejabat negara setingkat menteripun didatangkan ke UTS untuk
mengadakan acara di kampus hal ini menambah antusiasme dari masyarakat
bertambah bagus ketika banyak tokoh-tokoh besar rela datang dari jauh
untuk mengadakan acara atau kunjungan kerja di kampus yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti jelaskan, bagaimana peran
dari Divisi Humas UTS dalam meningkatkan citra kepada masyarakat
sehingga citra UTS dalam sudut pandang publik semakin bagus dan
meningkat.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana peran dari Divisi Humas UTS dalam
peningkatan citra dimata masyarakat sehingga citra UTS dalam sudut
pandang publik semakin bagus.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Dari segi teoritis : penelitian ini berupaya unutk menangkap
fenomena kajian peran kehumasan
Dari segi metodologis : diharapkan penelitian ini mampu menambah
sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan perspektif penelitian sosial
khususnya pada penelitian peran humas dalam membangun citra
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah. Pada bagian pendahuluan ini juga terdapat rumusan masalah
yang mucul dari latar belakang. Dan bagian terakhir dari bab ini
adalah tujuan penelitian
BAB II Yaitu landasan teori, pada bab ini menjelaskan tentang pengertian
komunikasi, humas, dan citra. Serta yang terakhir berisikan kajian
pustaka yang mana menggunakan dasar pemikiran penelitian
terdahulu
7
BAB III Metode penelitian, memaparkan apa saja metode penelitian yang
digunakan. Teknis pengumpulan data dan teknik analisis data dalam
penlitian ini. Dijelaskan juga mana yang menjadi objek dan subjek
pada penelitian ini
BAB IV Gambaran umum
BAB V Pembahasan
BAB VI Merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dari keseluruhan
penelitian dan saran yang bisa disampaikan baik kepada pihak terkait
maupun masyarakat
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Studi Pustaka
Penelitian yang menjadikan humas UTS sebagai objek, dan
peningkatan citra sebagai subjek ini belum pernah dijadikan bahan
penelitian sebelumnya. Peneliti juga menemukan beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Seperti penelitian yang ditulis
oleh Esty Cahyaningsih dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Humas
dalam Rangka Membangun Citra dan Mempromosikan SMK PGRI 1
Sentolo” di Kulon Progo yang menjelaskan tentang peran humas SMK
PGRI 1 Sentolo untuk membangun citra sekolah dengan penerapan metode
penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengambilan data melalui
observasi dan wawancara. Esty menilai bahwa peran humas di dalam SMK
PGRI 1 belum sepenuhnya efektif disebabkan kurangnya antusias
masyarakat di sekitar sana karena sekolah ini milik swasta.
Dalam penelitian lainnya yang mirip, hanya saja subjek dari
penelitian ini lebih kepada perusahaan (corporate). penelitian yang ditulis
oleh Ardiyat Ningrum Mustikasari (2014) dengan judul “Strategi Public
Relations PT. Kompas Gramedia dalam Membangun Citra Perusahaan”
dengan studi kasus program CSR Bentara Budaya Jakarta, menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Hasil
penelitian ini menerangkan bahwa citra suatu perusahaan tidak akan muncul
9
dengan sendirinya. Akan tetapi citra harus diupayakan dengan berbagai cara
agar selalu terpelihara dengan baik. Dan dalam penelitian ini dijelaskan juga
dalam perencanaan strategi perlu dilakukan beberapa tahapan yaitu
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pelaporan.
Terdapat juga penelitian jurnal dari Kurnia Setyo Rini, dkk (2017)
dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, ISSN 24426962, vol.6, No.1, yang
berjudul “Peran Humas dalam Meningkatkan Citra Universitas Tribhuwana
Tunggadewi” dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Fokus
penelitian ini adalah mengetahui permasalan peran humas dalam
mempertahankan citra pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
bagaimana peran humas dalam meningkatkan citra pada Unitri sehingga
Unitri mampu bersaing dengan kampus-kampus besar lainnya di Kota
Malang. Hasil penelitian ini adalah Peran seorang humas bertujuan untuk
menjalin kerja sama yang baik kepada semua publik sehingga mendapatkan
feedback langsung dari masyarakat sebagai bentuk partisipasi dan
menyakinkan publik untuk mempercayai keunggulan lembaga/instansi
tersebut. Strategi juga sangat diperlukan didalam mempertahankan citra
lembaga/instansi.
Dari beberapa referensi diatas yang bersumber dari jurnal maupun
penelitian orang, persamaan dari ketiga penelitian diatas adalah sama-sama
tema penelitiannya mengenai peran humas dalam peningkatan citra, dan
juga metode penelitian sama-sama menggunakan deskriptif kualitatif, hal
tersebut senada dengan penelitian penulis yang mengambil tema peran
10
humas dan juga metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif.
Perbedaan dari ketiga penelitian diatas adalah dari objek penelitiannya yang
berbeda-beda dan juga hasil dari kesimpulan penelitian yang berbeda juga.
Maka, berdasarkan penelusuran terhadap penelitian penelitian
terdahulu sampai saat ini belum ditemukan penelitian mengenai peran
humas dalam meningkatkan citra Universitas Teknologi Sumbawa sehingga
dapat dikatakan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Citra
a. Pengertian Citra
Citra adalah bagaimana pihak lain melihat sebuah organisasi
atau lembaga berdasarkan sebuah pengalaman atau testimoni. Setiap
organisasi atau lembaga mempunyai citra sebanyak jumlah orang
yang melihatnya. Citra datang dari publik atau masyarakat yang
telah merasakan dampak sehingga mempunyai pandangan sendiri
terhadap organisasi atau lembaga.
Citra adalah image :
“Impression, the feeling, the conception which the public has of
a company; a consciously created impression of an object, person
or organization (Citra adalah perasaan, gambaran diri publik
terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga; kesan yang
dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi). Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif.
Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu
11
perusahaan atau organisasi. Istialah lain citra adalah favourable
opinion (opini publik yang menguntungkan).”
(Holt, Rinehart, and Winston 1996)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) citra adalah
kata benda berupa gambar, rupa, gambaran yang diberikan publik
terhadap perusahaan, organisasi, ataupun produk. Kesan bayangan
visual yang ditimbulkan oleh sebuah kalimat merupakan unsur dasar
yang khas dalam karya prosa atau puisi. Frank Jefkins, mengatakan
bahwa citra adalah kesan yang diperoleh seseorang dari
pengetahuannya tentang fakta-fakta. Jalaludin Rakhmad juga
menyebut bahwa citra adalah gambaran tentang kenyataan dan tidak
harus sesuai dengan realitanya, artinya citra itu dapat dimodifikasi
sedemikian rupa, dapat di framing agar yag terlihat di pandangan
publik itu bagus.
Citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk
dari sebuah organisasi. Citra hadir sebagai persepsi masyarakat
terhadap sesuatu, persepsi yang didasari atas apa yang telah mereka
ketahui atau yang mereka kira tentang lembaga yang bersangkutan.
Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan atau rujukan bagi
kebanyakan orang dalam mengambil keputusan penting. Siswanto
Sutojo (2004)
Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam membangun citra
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu citra dibangun berdasarkan
tujuan terhadap manfaat yang dibutuhkan. Manfaat yang
12
ditampilkan harus realistis, citra yang ditonjolkan juga harus yang
mudah dimengerti oleh sasaran. Citra yang ditonjolkan merupakan
sarana, bukan tujuan usaha. Ardiyanto (2014) dalam setyawati (2017
: 49)
b. Macam-macam citra
Humas selalu dihadapkan dengan tantangan yang harus
dihadapkan dengan berbagai macam kenyataan ataupun fakta,
terlepas dari fakta hitam, putih, atau abu-abu, perkembangan zaman
telah merubah komunikasi dan tidak bisa dipungkiri untuk menutup-
nutupi suatu fakta atau kejadian. Oleh karenanya humas dituntut
untuk dapat memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau
citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya. Terdapat jenis-
jjenis citra (image). Pada bagian ini terdapat lima jenis citra menurut
Anggoro (2002) dalam setyawati (2017 : 49) yaitu : citra bayangan
(mirror image), citra yang berlaku (current image), citra harapan
(wish image), citra perusahaan (corporate image), dan citra
majemuk (multiple image). Yang akan penulis jelaskan satu persatu:
1) Citra Bayangan (Mirror Image)
Citra ini terdapat pada anggota organisasi
atau orang dalam, biasanya anggota adalah pemimpin
mengenai anggapan publik tentang lembaganya.
Dengan kata lain, citra bayangan adalah citra yang
dipercayai anggota humas mengenai pandangan
13
publik terhadap lembaganya. Citra ini sering tidak
benar, bahkan hanya sekedar anggapan belaka karena
tidak berdasarkan informasi yang memadai ataupun
pengetahuan dan pemahaman yang kurang. Citra ini
cenderung ke arah positif, karena mereka dapat
membayangkan sesuatu yang hebat mengenai diri
sendiri sehingga mereka percaya bahwa yang orang
lain anggap juga memiliki pandangan yang tidak
kalah hebatnya atas diri mereka.
2) Citra yang Berlaku (Current Image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra ini
adalah suatu pandangan yang melekat pada publik
mengenai citra suatu organisasi atau lembaga. Namun
citra ini tidak berlaku selamanya, bahkan jarang.
Sesuai dengan kenyataan karena hanya terbentuk dari
pengalaman dan pengetahuan yang kurang daripada
publik itu sendiri. Biasanya juga citra ini berbentuk
citra negatif. Humas memang dihadapkan dengan
permasalahan yang bersifat memusuhi, penuh denga
prasangka, apatis dan mudah sekali biasanya
menimbulkan citra yang tidak adil. Citra ini
ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang
dimiliki publik yang beranggapan.
14
3) Citra Harapan (Wish Image)
Citra harapan ini adalah yang diinginkan oleh
pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan
citra yang sebenarnya, biasanya citra harapan terlihat
lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra
yang ada walaupun dalam kondisi tertentu. Citra yang
terlalu baik juha dapat merepotkan namun, secara
umum yang disebut sebagai citra harapan itu memang
sesuatu yang berkonotasi baik. Misalnya : ketika
Gordon Selfride membuka pasar swalayan di Oxford
Street, London, beberapa tahun yang lalu. Ia
membolehkan orang-orang untuk merasa bahwa
pasar swalayan itu memang cocok untuk berjalan-
jalan setiap harinya, tempat yang penuh hiburan dan
menyenangkan. Dengan citra itulah diharapkan
orang-orang tidak akan segan untuk mngunjunginya
walaupun hanya untuk berjalan-jalan. Orang akan
tertarik untuk membeli barang yang ditawarkan. Citra
harapan biasanya digunakan dalam menanggapi
sesuatu yang baru, ketika publik belum memiliki
informasi yang memadai
15
4) Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra perusahaan ataupun lembaga adalah
citra dari organisasi secara keseluruhan, jadi bukan
citra atas produk maupun pelayanan dan jasa saja,
melainkan citra ini terbentuk oleh banyak hal. Banyak
hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra yaitu :
sejarah atau riwayat lembaga yang gemilang,
hubungan baik dengan internal maupun eksternal,
reputasi sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
kesediaannya dalam tanggung jawab sosial (CSR),
komitmen dalam mengadakat penelitian, dsb. Marks
dan Spencer memiliki citra yang baik dalam
perusahaannya dan sudah memperoleh pengakuan
Internasional. Jelas merupakan suatu citra positif.
Suatu badan usaha atau perusahaan yang memiliki
citra positif pasti dengan mudah dapt menjual produk-
produk yang ditawarkan.
5) Citra Majemuk (Multiple Image)
Setiap perusahaan pasti memiliki banyak
divisi dan anggota. Masing-masing individu maupun
unit tersebut pasti memiliki perilaku dan pemikiran
tersendiri, sehingga secara disadari maupun tidak
disadari mereka memunculkan suatu citra yang
16
belum tentu sama dengan citra perusahaan secara
keseluruhan. Maka dari itu bisa dibilang jumlah citra
yang dimiliki perusahaan adalah setara dengan
jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk itu supaya
menghindari hal yang tidak diinginkan, variasi
bentuk citra semacam itu harus ditekan seminimal
mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan
harus jelas ditegakkan agar menjadi satu pemikiran.
C. Proses Pembentukan Citra
Solomon dalam Rakhmad , menyatakan bahwa semua sikap
sumbernya ada pada organisasi kognitif pada informasi dan
pengetahuan yang kita miliki. Tidak ada teori sikap sosial maupun
aksi sosial yang tidak didasari pada penyelidikan tentang kognitif.
Efek kognitif dari sebuah komunikasi dapat mempengaruhi proses
pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman seseorang dengan intensitas informasi
yang didapat. Komunikasi memang tidak akan secara langsung
menimbulkan sebuah perilaku tertentu, tetapi lebih mempengaruhi
cara kita mengatur citra kita tentang lingkungan sekitar. Danasaputra
(1995) dalam setyawati (2017 : 53).
Terdapat proses pembentukan citra dalam struktur kognitif
yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi yang dijelaskan
17
oleh John S. Nimpoen dalam laporan penelitian tentang tingkah laku
konsumen, seperti yang dikutip oleh Danasaputra dalam penelitian
Setyawati (2017 : 54), sebagai berikut :
Pengalaman menganai stimulus
Kognisi
Stimulus Persepsi Sikap Rangsang
Respon Perilaku
Motivasi
Public Relations diibaratkan dengan Input – output, proses
internal di model ini adalah pembentukan citra, sedangkan inputnya
adalah stimulus berupa respon. Output memberikan tanggapan atau
berupa perilaku tertentu, dan citra itu sendiri digambarkan melalui
persepsi kognitif – motivasi – sikap.
Model pembetukan citra tersebut menunjukkan bagaimana
respon yang dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) yang berasal
dari luar diorganisasikan. Dan stimulus dapat diterima ataupun juga
ditolak, jika stimulus ditolak maka proses selanjutnya tidak bisa
berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa stimulus tidak efektif dalam
18
mempengaruhi individu karena tidak adanya perhatian. Namun
sebaliknya, jika stimulus dapat diterima oleh individu, maka
terdapat komunikasi dan perhatian dari organisme, dengan itu proses
selanjutnya dapat berjalan.
Kemudian empat komponen lainnya yaitu, persepsi, kognisi,
motivasi, dan sikap dapat diartikan sebagai citra individu terhadap
stimulus. Jika rangsangan mendapat perhatian dari individu tersebut,
maka individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsangan
tersebut. Sedangkan persepsi adalah hasil pengamatan terhadap
lingkungan yang dikaitkan dengan proses pemaknaan. Kemampuan
mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan pembentukan citra.
Pandangan individu mengenai sesuatu akan positif apabila informasi
yang diberikan oleh stimulus dapat memenuhi keyakinan pada diri
individu.
Kognisi adalah suatu keyakinan individu terhadap sesuatu
melalui proses berpikir. Keyakinan individu ini akan muncul apabila
telah dimengertinya rangsangan, sehingga individu harus diberikan
informasi-informasi yang bagus agar dapat mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
Sedangkan motivasi dan sikap akan menggerakan respon
seperti yang diharapkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah
keadaan dalam pribadi individu yang mendorong keinginan individu
19
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Sikap adalah kecenderungan bertindak dan berfikir dalam
menghadapi sebuah kejadian. Sikap berbeda dengan perilaku, tetapi
ada kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
Sikap yang menentukan apakah harus setuju dan tidak setuju
terhadap sesuatu, menentukan apa yang diharapkan maupun apa
yang disukai maupun tidak disukai. Pada akhirnya proses
pembentukan citra ini akan menghasilkan pendapat, sikap, atau
perilaku tertentu Soemirat & Elvinaro (2005) dalam Setyawati (2017
: 56)
2.2.2 Indikator Peningkatan Citra
Sebuah citra dari lembaga ataupun perusahaan dapat
diketahui peningkatannya melalui indikator-indikator pengukuran
citra. Citra lembaga merupakan sebuah kumpulan kesan
(impression), kepercayaan (beliefs), dan sikap (attitudes) yang ada
dalam persepsi publik terhadap sebuah lembaga atau perusahaan.
Pembentukan citra dapat diukur menggunakan indikator penilaian
citra, menurut Sutojo (2004: 96) sebagai berikut :
1. Kesan
Kesan adalah hasil dari pengalaman yang dirasakan
publik terhadap sebuah program, pelayanan, aktifitas, dan
20
lain-lain sehingga dapat terlihat bagaimana image sebuah
perusahaan itu muncul dan memberikan kesan yang baik bagi
publik yang merasakannya.
2. Kepercayaan
Adanya kepercayaan publik timbul karena adanya
rasa nyaman dan aman terhadap perusahaan. Maka harus ada
kredibilitas dalam perusahaan untuk pelanggan berupa
kepedulian perusahaan terhadap konsumennya. Sehingga
publik merasa dirinya terikat dan tersambung dengan
perusahaan, adanya tindakan yang konsisten, kompeten,
jujur, adil, dan bertanggung jawab akan menjadikan publik
merasa nyaman dan percaya pada sebuah lembaga ataupun
perusahaan
3. Sikap
Indikator pengukuran citra dari perusahaan adalah
dari sikap publik. Dalam sikap Masyarakat terhadap
perusahaan dapat dilihat tingkat kepercayanya. pelanggan
akan bersikap baik terhadap perusahaan apabila masyarakat
merasa nyaman dengan perusahaan tersebut. Dapat diartikan
citra perusahaan tersebut baik di mata masyarakat. Namun
sebaliknya jika citra perusahaan dalam pandangan
masyarakat negatif maka, sikap dari masyarakat juga akan
negatif. Berikut ini adalah tahapan pembentukan citra :
21
• Komponen kognitif
Yaitu sikap yang mendeskripsikan
pengetahuan dan pengalaman mengenai sebuah
objek. Sehingga menucullah sebuah persepsi dan
opini masyarakat yang diperoleh melalui
pengalaman langsung maupun dari informasi yang
didapat dari berbagai narasumber.
• Komponen afektif
Gambaran dari perasaan dan emosi
masyarakat terhadap suatu produk ataupun program
dari perusahaan. Perasaan ini muncul dari evaluasi
menyeluruh terhadap objek sikap, afeksi disinilah
yang menentukan masyarakat suka ataupun tidak
suka. Perasaan dan emosi ini ditujukan kepada
perusahaan secara keseluruhan.
• Komponen konatif
Konatif adalah gambaran dari kecenderungan
masyarakat untuk melakukan sebuah tindakan
tertentu yang berkaitan dengan objek sikap. Konatif
meliputi perilaku yang terjadi sesungguhnya secara
spontan tanpa adanya rekayasa. Perilaku ini dapat
dipengaruhi oleh citra baik perusahaan terhadap
masyarakatnya.
22
2.2.3 Hubungan Masyarakat / Humas
a. Pengertian
Hubungan masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang pada suatu organisasi atau lembaga yang
berfungsi untuk mempromosikan, memperkenalkan, membangun
citra baik, dan menampung segala masukan-masukan. Public
Relations sering disebut sebagai hubungan masyarakat atau yang
paling familiar biasanya yang ada dalam lembaga adalah humas.
Banyak definisi mengenai humas, dan banyak pula datang
dari berbagai macam ahli serta latar belakang pengalaman yang
berbeda-beda. Humas juga merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang luas dan fleksibel karna dianggap dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Definisi humas yang dapat mencakup semua
definisi yang ada adalah definisi humas yang disebut The Statement
of Mexico yang berbunyi :
“Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan
sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya,
menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan
program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang
melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun
kepentingan publik atau umum” Rosady Ruslan (2003)
dalam Retno wulandari (2009 : 39)
Selain definisi di atas, masih ada definisi dari Frank Jefkins
mengenai public relations atau humas. Menurut Frank Jefkins
(1992:10) humas adalah sesuatu yang merangkum seluruh
23
komunikasi yang direncanakan, baik itu ke dalam maupun ke luar,
antara suatu organisasi dengan semua publiknya, untuk mencapai
tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada pengertian.
Penalitian yang pernah dilakukan oleh Wahyuni Pdjiastuti
dan Henny Widyaningsih (2007) dalam Luqman (2013 : 3) tentang
pemetaan humas Pemerintah di Indonesia menyatakan bahwa
pengertian humas adalah :
1. Bidang spesialisasi komunikasi yang berguna menciptakan
hubungan baik dan harmonis antara lembaga dengan
masyarakatnya melalui komunikasi timbal balik dengan
maksud saling terciptanya pengertian dan dukungan untuk
mencapai tujuan bersama, kebijakan dan langkah serta
tindakan.
2. Perantara komunikasi antara organisasi dengan khalayak
3. Proses komunikasi terencana yang menghubungkan antara
internal maupun eksternal yang berkesinambungan
4. Humas harus dapat menjadi mata, telinga, dan tangan
lembaga
5. Jembatan antara lembaga dengan khlayak baik internal
ataupun eksternal
6. Staff yang diberikan kuasa untuk menyebarluaskan
informasi
24
7. Unit kerja yang mengurus hubungan kelembagaan,
hubungan dengan stakeholder, memperoleh dan
menyebarkan informasi, citra organisasi
Pudjjiastuti dan Widyaningsih (2007) dalam Luqman (2013
: 3)
b. Fungsi Hubungan Masyarakat
Humas dipahami sebagai fungsi manajemen yang
mengamati perilaku khalayak , identifikasi kebijakan beserta
prosedur individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan umum
dan merencanakan kemudian melakukan program untuk meraih
pengertian dan diterima oleh publik. Seitel (2001) dalam Luqman
(2013 : 4)
Fungsi humas yaitu menciptakan opini positif pada publik
terhadap lembaga pendidikan. Humas dapat mengusahakan
komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan yang diwakilinya
dengan masyarakat. Komunikasi dua arah sepenuhnya dikendalikan
kepada staf hubungan masyarakat (humas). Cahyaningsih (2015 :
20)
Zulkarnain Nasution (2010 : 22) menjelaskan mengenai
fungsi-fungsi manajemen humas dalam lembaga pendidikan yaitu :
1. Mampu menjadi mediator dalam menyampaikan
komunikasi langsung (face to face) atau tidak
25
langsung (melalui media) kepada pimpinan lembaga
dan publik internal
2. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang
besangkutan dengan publikasi lembaga dalam hal ini
humas bertugas sebagai pengelola informasi kepada
publik internal dan eksternal, sepert menyampaikan
press release maupun promosi
3. Menciptakan citra positif untuk lembaga yang
diwakilinya
Berdasarkan banyak pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi humas adalah harus mampu untuk
menjadi komunikator serta mediator bagi lembaga kepada
masyarakatnya. Mampu menampung segala aspirasi masyarakat
terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan lembaga agar
saling terintegrasi satu sama lain. Dengan hal itu humas juga harus
dapat menjadi penengah serta menjembatani komunikasi antar
keduanya. Karena baik atau buruknya citra dalam sebuah lembaga
tergantung bagamana humas berkomunikasi kepada masyarakat,
karena itu humas diharapkan mampu bersikap persuasif.
c. Peran humas
Peran humas dalam sebuah lembaga adalah
menginformasikan dan memasarkan terkait kegiatan dan program
kerja yang ada dalam sebuah lembaga agar lebih dikenal oleh publik.
26
Humas juga bertugas sebagai penerima saran dan masukan dari
masyarakat luas. Kritik dan saran kemudian akan dianalisis oleh tim
humas yang kemudia akan dijadikan masukan untuk lembaga
kedepannya dan akan didiskusikan dengan pimpinan guna
menentukan kebijakan yang tepat agar menemukan solusi yang tepat
dalam dalam sebuah permasalahan.
Menurut Dozier & Broom (1995) dalam Rosady Ruslan
(2012 : 20) peranan Public Relation dalam suatu organisasi dapat
dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
1. Penasehat ali (Expert Prescriber)
Seorang praktisi humas yang sudah mempunya jam
terbang yang tinggi dan mempunyai kemampuan yang
mumpuni dapat membantu menyelesaikan masalah yang
timbul dan berkaitan dan publik suatu organisasi. Pihak
manajemen bersifat tidak aktif, artinya tinggal menerima
saja, memercayai dan menjalankan apa yang sudah
direncanakan dan diusulkan oleh penasehat ahli tersebut
untuk mengatasi problem yang ada.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)
Dalam hal ini humas bertindak sebagai seorang
mediator yang membantu pihak manajemen mengetahui apa
yang diinginkan oleh publik atau juga sekaligus bisa
bertindak yang sebaliknya, yaitu untuk bisa menjelaskan
27
tujuan dari pihak manajemen terhadap publiknya agar saling
terciptanya rasa pengertian dan aman antara kedua belah
pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving
Process Fasilitator)
Dalam proses pemecahan masalah, praktisi humas
adalah bagian dari tim manajemen, yang tugasnya adalah
membantu pimpinan, baik sebagai penasihat hingga proses
pengambilan keputusan. Biasanya dalam menghadapi krisis
yang melanda organisasi, akan dibentuk tim yang diketuai
oleh praktisi humas dan melibatkan berbagai departemen dan
berbagai keahlian yang menjadi anggotanya.
4. Teknisi Komunikasi (communication Technician)
Peran humas sebagai teknisi komunikasi ini berbda
dengan tiga peran lain yang telat disebutkan di atas. Peran ini
hanya menjadikan humas sebagai journalist in resident yang
hanya bisa menyediakan layanan teknis komunikasi.
Menurut Rosady Ruslan (2005) dalam cahyaningsih (2015 :
16) menyebutkan bahwa terdapat empat peranan utama humas, yaitu
sebagai communicator, sebagai membina relationship, backup
managment, dan yang terakhir membentuk corporate image.
Dari penjelas di atas peran humas sebagai communicator
atau penghubung adalah bahwa humas berperan dalam
28
menghubungkan komunikasi antara lembaga dengan masyarakat.
Humas juga berperan dalam membina relationship (hubungan) yaitu
menjaga hubungan dengan stakeholder maupun dengan publik,
dengan internal maupun eksternal. Kemudia peran humas dalam
backup management yakni sebgai pendukung dalam fungsi
manajemen perusahaan atau lembaga. Dan kemudian yang terakhir
peran humas sebagai corporate image yaitu menciptakan image atau
citra positif bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
29
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Metodologi adalah prinsip, proses, ataupun prosedur yang berguna
untuk mencari masalah dan mencari jawaban serta solusi dari permasalahan
tersebut. Menurut Mulyana (2003:145) metodologi merupakan pendekatan
umum untuk mengkaji topik yang diteliti. Untuk membahasa penelitian ini,
penulis menggunakan metode kualitatif dikarenakan penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang fokus terhadap pemahaman fenomena-
fenomena sosial dari perspektif partisipan dengan titik berat pada gambaran
yang lengkap, dengan tujuan bentuk dan isi perilaku manusia kemudian
menganalisis kualitas-kualitas yang ada di dalamnya
Data yang dihasilkan pada penelitian kualitatif adalah data yang
berupa penjabaran serta gambaran berupa kata-kata tertulis atau ucapan dari
pelaku yang sedang diteliti. Maka dari itu penelitian kualitatif tidak dapat
diukur menggunakan prosedur-prosedur statistik karena penelitian ini
meneliti tentang sosial masyarakat. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
memperoleh hal baru untuk dijadikan karya ilmiah.
30
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif ,
Kriyantono (2008:194) dimana penelitian ini meneliti tentang fakta dan
kejadian yang dilakukan narasumber yang berkaitan dengan humas UTS.
Dengan melihat bagaimana peran humas UTS dalam menjaga dan
membentuk citra Universitas Teknologi Sumbawa pada publik. Bodgan dan
Taylor juga mengartikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata, tulisan, dari lisan orang-
orang, dan perilaku yang dapat diamati dan dinilai. Lexy J. Moleong (2004)
dalam marhamah (2018:43).
Metode penelitian deskriptif kualitatif ini bebas dalam memilih dan
mencari objeknya, menelusuri dan akan menemukan hal-hal baru sepanjang
penelitian berlangsung. Menurut Rakhmat dalam Ardinto (2011:66)
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
A. Studi Kepustakaan
Penelitian ini menggunakan beberapa sumber literatur dari internet
maupun buku cetak yang relevan terkait dengan penelitian. Data yang
disajikan dalam bentuk penguraian yang disusun detail dan sistematis
B. Penelitian lapangan
Penelitian ini akan diperkuat dengan observasi di lapangan dengan
mewawancarai setiap narasumber yang terkait dalam penelitian.
31
3.1.3 Jenis Data
Penelitian kualitatif deskriptif adalah meneliti tindakan, perilaku
maupun kata-kata publik. Kemudian ditambah dengan tambahan data yang
lain yaitu :
A. Data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari narasumber dari
responden yang berkaitan, juga informan dari humas UTS dengan cara
wawancara langsung dengan pihak terkait serta melakukan observasi
yang kemudian penulis akan mengamati dan menganalisa apa peran
yang dilakukan humas UTS dalam meningkatkan serta menjaga citra
Universitas Teknologi Sumbawa.
B. Data sekunder yaitu, data yang diperoleh bersumber dari jurnal, buku,
internet, dan dari berbagai sumber informasi tertulis lainnya yang
berkaitan dengan peran humas atau public relations dalam
meningkatkan citra lembaga atau perusahaan
3.1.4 Teknis Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah melakukan penelitian yang dilakukan
menggunakan data, mengatur data, dan memilih memilah data menjadi
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada publik.
Bodgan dan Biklen (1982) dalam Lexy J. Moleong (2014:248)
32
Untuk lebih dapat mengetahui apa peran humas dalam
meningkatkan citra, makan penulis akan melakukan analisis data dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Melakukan observasi dengan cara wawancara dengan pihak yang
terkait seperti humas UTS bagaimana melakukan program-program
yang berguna untuk meningkatkan citra UTS serta juga melakukan
wawancara terhadap masyarakat bagaimana pandangan masyarakat
terhadap UTS apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
daripada program-program humas UTS.
b. Menganalisa hasil observasi, mengumpulkan data, mencari teori-
teori terkait melalui jurnal maupun buku, dan juga menyatukan hasil
analisa dengan teori.
c. Membuat kesimpulan dari hasil analisis dan menambahkan saran
unutuk humas Universitas Teknologi Sumbawa
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Profil Universitas Teknologi Sumbawa
Berawal dari pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Teknik
Sumbawa ( ST3S ) pada tanggal 21 Mei 2012, yang menjadi sekolah tinggi
teknik pertama di pulau Sumbawa. ST3S yang berada di bawah naungan
Yayasan Dea Mas, memiliki 4 Program studi yakni Program studi Teknik
Metalurgi, program studi Teknik Mesin, program studi Teknik Informatika
dan program studi Teknobiologi. Pendirian ST3S dilatarbelakangi oleh
besarnya potensi sumberdaya alam kaputen Sumbawa berupa sumberdaya
mineral, pertanian, perkebunan dan perikanan, sementara ketersediaan
tenaga professional di bidang keteknikan sangat minim. Untuk itulah ST3S
membuka program studi yang relatif langka di provinsi NTB maupun di
kawasan Indonesia Timur.
Tidak lama setelah mendirikan ST3S,Yayasan Dea Mas ( lembaga
penyelenggara ST3S) kembali menginisiasi institusi pendidikan baru yang
dinamakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE ) Sumbawa. STIES
didirikan dengan harapan dapat menjadi solusi atas tingginya kebutuhan
terhadap professional dibidang manajemen dan keuangan. STIES
rencananya akan menyelenggarakan pendidikan strata satu dengan 2
program studi,yakni Akuntansi dan Manajemen Keuangan.
34
Dalam proses pengajuan ijin ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Yayasan Dea Mas
mengajukan ijin pendirian ST3S dan STIES secara bersamaan. Atas saran
dari Dikti, selanjutnya ST3S dan STIES digabungkan usulan perijinannya
menjadi Universitas, yang kemudian dinamakan Universitas Teknologi
Sumbawa ( UTS ) yang berencana menyelenggarakan 11 program studi
yakni :
1. Teknik Metalurgi dan Material ( S1)
2. Teknik Mesin (S1)
3. Teknik Informatika ( S1)
4. Bioteknologi ( S1 )
5. Teknologi Industri Pertanian ( S1)
6. Teknologi Hasil Pertanian (S1)
7. Akuntansi (S1)
8. Manajemen ( S1 )
9. Ekonomi Pembangunan ( S1 )
10. Ilmu Komunikasi (S1)
11. Psikologi ( S1 )
Setelah melalui seluruh tahapan dan ketentuan yang menjadi syarat
ijin pendirian sebuah perguruan tinggi, baru pada tanggal 14 Maret 2013,
diterbitkanlah keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65/E/O/2013 tentang Ijin Pendirian Universitas
Teknologi Sumbawa ( UTS) di kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa
35
Tenggara Barat pada tanggal 22 April 2014 Mendikbud RI mengeluarkan
Surat Nomor 65/E/O/2014 yang ditujukan kepada Yayasan Dea Mas
sebagai Penyelenggara. Universitas Teknologi Sumbawa sebagai bentuk
Legalitas untuk membuka tiga (3) program studi baru.Sehingga jumlah total
program studi saat ini di Universitas Teknologi Sumbawa menjadi 14.
Adapun Program Studi baru tersebut adalah:
1. Teknik Sipil (S1)
2. Teknik Elektro ( S1 )
3. Teknik Industri (S1)
Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang berdiri pada tahun
2013 dan sudah tiga rektor menjabat selama periode 2013-2019 dari Rektor
pertama UTS, Dr. Zulkieflimansyah M.Sc.yang saat ini menjabat sebagai
Gubernur NTB, kemudian Dr. Arief Budi Witarto M.Eng, dan yang terakhir
Dr. Andy Tirta, M.Sc yang masih menjabat hingga sekarang. Berlokasi di
kaki Bukit Olat Maras Kabupaten Sumbawa- NTB. Kampus ini berjarak
kurang lebih 15 km dari pusat kota Sumbawa Besar dan menjadi kampus
berbasis teknologi di belahan Indonesia bagian timur.
Gambar 4.1
Universitas Teknologi Sumbawa
36
Jumlah mahasiswa UTS kini sekitar 3500 mahasiswa yang tersebar
dari berbagai belahan Nusantara. Kampus yang sekarang terdiri dari 7
fakultas dan 14 program studi ini mempunyai lebih dari 100 tenaga pengajar
lulusan dalam negeri maupun luar negeri. Dalam perkembangannya kampus
muda ini sudah banyak memiliki berbagai macam prestasi nasional bahkan
internasional. Dalam waktu 7 tahun setelah berdirinya UTS, kampus ini
akan beralih dari Swasta menjadi Negeri pada tahun 2020 mendatang. Jika
dilihat dari perkembangannya, kampus ini tergolong sebagai kampus yang
berkembang pesat dan mendapat hati di masyarakat Sumbawa tersendiri.
Gambar 4.2 Struktur Pimpinan Universitas Teknologi Sumbawa
DR. Andy Tirta, M.Sc
Rektor
Nurul Hudaningsih, MT
Warek IAhmad Jibrail, MA.
Warek II
Iwan Wahyudi
Warek III
DR. Arief Budi Witarto, M.Eng.
Dewan Pemasehat
DR. Zulkieflimansyah, M.Sc
Dewan Penyantun
37
4.1.1 Sejarah dan Profil Humas Universitas Teknologi Sumbawa
Dibentuk pada bulan Januari tahun 2014 oleh Rektor pertama UTS,
Dr. Zulkieflimansyah M.Sc. dengan nama Bagian Humas UTS dan struktur
organisasinya berada langsung di bawah Rektor, Bagian Humas UTS yang
saat itu dikepalai oleh Dina Raysa dan beranggotakan 2 orang, berfungsi
sebagai “corong” utama perusahaan dengan beberapa tupoksi kerja
diantaranya sebagai penghubung komunikasi eksternal ke internal dan
internal ke eksternal, sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan universitas, dan
menjadi sumber informasi universitas.
Pada pergantian Rektor UTS, 11 Maret 2015 kepada Dr. Arief Budi
Witarto M.Eng, Bagian Humas yang masih diketuai oleh Dina Raysa
berubah nama menjadi Manajer Kerjasama dan Humas. Menjadi pelaksana
tupoksi humas, Manajer Kerjasama dan Humas memiliki tambahan
tanggung jawab sebagai pelaksana tupoksi Kerjasama yang meliputi tugas-
tugas yang berkaitan dengan hubungan kerjasama antara Universitas
Teknologi Sumbawa dengan seluruh partners kerjanya dalam segala bentuk
kerjasama yang disepakati.
Namun dalam perkembangannya, melalui prosedur evaluasi
perusahaan, pada tanggal 18 Januari 2016 ketika rektor dibawah pimpinan
Dr. Andy Tirta, M.Sc. , Bagian Kerjasama dan Humas dipisah tupoksi
kerjanya, bagian Kerjasama dengan tugasnya sendiri untuk bekerjasama
dengan pihak-pihak eksternal sedangkan Bagian Humas berganti nama
38
Humas dan protokoler, terpisah menjadi bagian penyambung komunikasi
dan sebagai wadah pemberitaan perusahaan.
Hal ini ditujukan agar fokus dari masing-masing bagian lebih
terkonsentrasi zona kerjanya sehingga diharapkan mampu lebih optimal
dalam melakukan tugas dari masing-masing bagian. Setahun berjalan
hingga teradi pergantian ketua Humas atas mundurnya Dina Raysa yang
telah menjabat Bagian Humas selama kurang lebih tiga tahun, yang
digantikan oleh Mila Hidayatullah, S.IP pada tahun 2017 hingga sekarang.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi dan Misi Humas Universitas Teknologi Sumbawa sama dengan
Visi-misi Universitas yang sejalan sesuai dengan Visi-misi Universitas dan
dengan persetujuan dari atasan.
A. Visi : Menjadikan rumah pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan untuk tumbuh utuh sebagai manusia dan bermanfaat
bagi semesta alam.
B. Misi :
1) Menjadi lembaga pendidikan yang mengedepankan kejujuran,
kerendah hati, keterbukaan, dan rasa kekeluargaan.
2) Menjadi lembaga pendidikan yang proses belajar mengajarnya
berlangsung dengan tertib dan aman
3) Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang
memiliki keilmuan tinggi dan rendah hati
39
4) Menjadi lembaga pendidikan yang memiliki reputasi baik di
tingkat nasional dan internasional
5) Menjadi lembaga pendidikan yang kehadirannya dirasakan
langsung oleh masyarakat
6) Menjadi lembaga pendidikan yang keungannya sehat dan
akuntabel
7) Menjadi lembaga pendidikan yang lingkungannya nyaman dan
memilih fasilitas modern
8) Menjadi lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan
penelitian yang kontributif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua
4.1.3 Program dan Struktur UPT Humas dan Protokoler
Program kerja Humas UTS setiap tahunnya berbeda, tergantung
dengan RKAT yang berlaku. Mencakup promosi, pemberitaan,
maintenance, event, dan lain-lain. Seperti tahun ini terdapat program
perayaan ulang tahun Univresitas Teknologi Sumbawa ( Dies Natalis UTS),
Pemilihan Duta Mahasiswa, dan juga program pembinaan Master of
Ceremony (MC) untuk kalangan mahasiswa guna melatih mental dan skill
MC jika ada event atau panggilan acara.
Setelah pergantian sistem. Bagian Humas menjadi UPT Humas dan
Protokoler, dan memperbanyak staff untuk pemerataan pelaksanaan tugas.
Karena sebelumnya anggota Humas UTS hanya beranggotakan 2 orang
40
anggota dan 1 orang ketua saja, sedangkan beban kerja yang dimiliki saat
itu tergolong banyak, akibatnya tidak fokus dan kurang maksimal karena
SDM yang kurang memadai secara kuantitas dan kualitas. Bercermin dari
hal itu makan ditambahkanlah 2 orang staff bagian Humas dan lebih
terfokus pada bagiannya masing-masing.
Gambar 4.3
Struktur Pengurus UPT Humas dan Protokoler
MILA HIDAYATULLAH, S.Ip
Kepala UPT Humas dan Protokoler
ARNI FITRIANA, S.Pi
Staff Admin & Web
NURNANINGSIH, SIkom.
Staff Media Sosial
HERMANSYAH, S. Sos
Staff Berita & Youtube
EKO KURNIA, S.AP
Wakil
41
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Humas sebagai Communicator
Communicator (komunikator) merupakan salah satu bagian
terpenting dalam komponen komunikasi. Komponen komunikasi
ada 6, yaitu : sumber, komunikator, pesan atau informasi, media,
komunikan, dan umpan balik (feedback). Tanpa adanya
komunikator suatu informasi atau pesan tidak akan tersampaikan
kepada komunikan. Suatu informasi perlu disampaikan kepada
komunikan agar suatu tujuan komunikasi tersebut berjalan dengan
baik, serta tujuan dari penyampaian informasi tersebut dapat
terpenuhi.
Sebuah lembaga pasti memiliki visi, misi serta tujuan yang
berbeda-beda. Namun, walaupun visi, misi dan tujuannya berbeda
yang terpenting adalah maksud dari adanya lembaga tersebut sama,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar tujuan-tujuan lembaga
dapat tercapai, maka perlu adanya kerja keras dari seluruh warga
kampus. Pencapaian tujuan lembaga tersebut tidak lepas dari adanya
komunikasi yang dilakukan oleh seluruh warga kampus. Oleh
karena itu, komunikasi merupakan faktor penting dalam usaha
pencapaian tujuan kampus itu sendiri. Jika komunikasi merupakan
42
faktor penting dalam pencapaian tujuan, itu berarti peran Humas
sebagai komunikator yang merupakan komponen komunikasi juga
faktor terpenting.
Pelaksanaan peran humas sebagai komunikator sangatlah
penting, dimana dengan adanya humas segala informasi yang
terdapat di UTS dapat disampaikan kepada sasaran humas. Sasaran
humas meliputi publik internal dan publik eksternal. Peran humas
sebagai komunikator kepada publik internal adalah menyampaikan
segala informasi yang perlu diketahui oleh seluruh warga kampus,
Sedangkan pelaksanaan peranan humas kepada publik ekternal
meliputi penyampaian informasi mengenai kegiatan kampus dan
prestasi kampus kepada masyarakat sekitar melalui berbagai macam
media cetak dan elektronik
Posisi Humas sebagai sambung lidahnya Universitas
Teknologi Sumbawa atau sebagai juru bicara dari UTS kepada
publik (komunikator). Selain untuk menyebarkan segala informasi
dan juga keperluan Universitas, pentingnya peranan humas sebagai
komunikator juga untuk memperoleh kepercayaan publik internal
maupun eksternal. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala
Humas UTS, menurut beliau bahwa peranan Humas sebagai
komunikator adalah penting, untuk itu pemilihan pengurus Humas
UTS harus memenuhi karakteristik dan berpengalaman sebagai
seorang humas, yaitu yang berkemampuan dalam komunikasi yang
43
baik, mampu menjalin hubungan dengan baik, melek teknlogi, dan
berwawasan luas.
Pelaksanaan peranan humas di UTS sebagai komunikator
dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai komunikator terhadap publik
internal dan juga publik ekstenal
1. Publik Internal
a. Mahasiswa
Seluruh mahasiswa yang ada di UTS ini masuk
dalam sasaran komunikasi humas, pelaksanaan kegiatan
humas tidak akan berjalan tanpa ada respon yang baik dari
para mahasiswa. Penyampaian informasi yang dilakukan
humas kepada mahasiswa diantaranya berupa bahwa UTS
akan mengadakan acara HUT UTS, akan diadakan event
dan lain sebagainya. Selain menginformasikan kegiatan
yang ada di dalam kampus, informasi yang ada diluar juga
disampaikan oleh humas melalui platform media sosial.
b. Staff dan Dosen
Dalam penyampaian komunikasi terhadap seluruh
civitas akademika yang ada di UTS biasanya berupa
perubahan agenda, atau penyampaian informasi mengenai
tugas yang berhubungan dengan humas, jika ada
kesalahpahaman diantara direksi, humas yang akan
melakukan penanganan. Humas tidak hanya memperbaiki
44
hubungan diluar lembaga, namun di dalam lembaga juga
diperbaiki
2. Publik Eksternal
a. Masyarakat
Peranan humas sebagai komunikator juga dilakukan
kepada masyarakat luas mengenai informasi- informasi
yang ada di dalam UTS, prestasi yang telah diraih,
maupun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Peran
humas juga menjadi perpanjangan lidah lembaga kepada
masyarakat luas untuk mengkonfirmasi atau
membenarkan jika terdapat hal-hal yang kurang baik
beredar di masyarakat luas. Dan sarana untuk menerima
kritikan maupun saran yang diberikan oleh masyarakat.
b. Mitra Kerjasama UTS
Peran humas dalam melakukan komunikasi terhadap
partner rekan kerja UTS mengenai kebutuhan-kebutuhan
lembaga untuk memberitakan informasi yang terdapat di
UTS. Biasanya terhadap media cetak seperti surat kabar,
dan media internet untuk menyampaikan berita dan
informasi mengenai universitas
45
5.2 Humas Sebagai Pembina Hubungan
Membina hubungan (relationship) adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga atau organisasi dengan
khalayaknya. Pentingnya membina hubungan suatu organisasi
dengan khalayaknya yaitu untuk dapat melancarkan dalam proses
pencapaian tujuan dari lembaga atau organisasi tersebut. Suatu
lembaga atau organisasi mempunyai berbagai tujuan yang ingin
dicapai. Demikian juga dengan Universitas Teknologi Sumbawa
yang mempunyai berbagai maksud dan tujuan dalam membina
hubungan baik dengan publik. Tujuan lembaga antara lain adalah
dapat menciptakan citra positif sekolah, mendapatkan kerjasama
yang baik dengan masyarakat, dan partner kerja dari Humas UTS
sendiri.
Humas UTS berperan juga sebagai pembina hubungan
(Relationship). Pada prakteknya, Humas Universitas Teknologi
Sumbawa (UTS) menjalin hubungan baik dengan mahasiswa,
masyarakat, maupun dengan pihak stakeholder. Hubungan dengan
internal biasanya dilakukan dengan program-program seperti HUT
UTS dan acara lomba-lomba, yang mengikutsertakan masyarakat
sekitar, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika kampus. Selain
itu juga humas membina hubungan dengan partner rekan kerja yaitu
rekan media seperti gaung NTB, SamawaRea, dan lainnya yang
dalam undangan menjadi pemateri seminar, dan buka puasa bersama
46
dengan rekan media agar bertambah keharmonisan serta erat
hubungan keduanya.
5.3 Peran Humas dalam Peningkatan Citra
Humas adalah gambaran citra lembaga (Corporate Image)
kepada masyarakat, bagaimana kesan dari sebuah lembaga maupun
perusahaan diciptakan sedemikian rupa tergantung dari apa yang
ditampilkan Humas kepada publiknya. Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman seseorang dengan intensitas informasi
yang didapat. Komunikasi memang tidak akan secara langsung
menimbulkan sebuah perilaku tertentu, tetapi lebih mempengaruhi
cara kita mengatur citra kita tentang lingkungan sekitar. Danasaputra
(1995) dalam setyawati (2017 : 53).Semakin efektif dan bagus kerja
dari Humas maka semakin banyak pula kesan maupun testimoni dari
masyarakat mengenai hal-hal yang positif tentang UTS. Universitas
Teknologi Sumbawa sudah baik dalam memanajemen peran
kehumasannya kepada publik, terukur dari 3 indikator penilaian citra
menurut Sutojo (2004: 96) yaitu :
1. Kesan
Kesan dari pengalaman yang dirasakan oleh publik
terhadap sebuah program, pelayanan, aktifitas dari Universitas
Teknologi Sumbawa sendiri berbuah manis, pasalnya banyak
kesan bagus yang bermunculan di masyarakat tentang kampus
muda UTS yang baru 7 tahun ini sudah berganti menjadi negeri.
47
2. Kepercayaan
Adanya kepercayaan publik timbul karena adanya rasa
nyaman dan aman terhadap Universitas Teknlogi Sumbawa.
Maka kredibilitas dalam lembaga untuk pelanggan berupa
kepedulian UTS terhadap publiknya. Sehingga publik merasa
dirinya terikat dan tersambung dengan UTS. Adanya tindakan
yang konsisten, kompeten, jujur, adil, dan bertanggung jawab
menjadikan publik merasa nyaman dan percaya pada UTS
sehingga setiap tahunnya jumlah mahasiswa meningkat. Itu
bentuk dari kepercayaan masyarakat yang tinggi.apalagi
ditambah pendiri kampus yang sekarang sudah menjabat
sebagai Gubernur NTB, padahal di Sumbawa tidak hanya 1 saja
kampus yang sudah lama berdiri.
3. Sikap
Indikator pengukuran citra dari Lembaga adalah dari
sikap publik. Dalam sikap Masyarakat terhadap Universitas
Teknologi Sumbawa dapat dilihat tingkat kepercayanya.
Masyarakat bersikap baik terhadap UTS karena masyarakat
merasa nyaman dengan UTS. Dapat diartikan citra UTS tersebut
baik di mata masyarakat. Namun sebaliknya jika citra UTS
dalam pandangan masyarakat negatif maka, sikap dari
masyarakat juga akan negatif. Sejauh ini berdasarkan hasil
48
wawancara kepada warga, sikap yang ditunjukkan oleh
masyarakat kepada UTS cenderung positif.
Peran Humas dalam membawa nama baik UTS dirasa sangat
baik disini. Banyak kegiatan yang sudah dilakukan humas UTS
dalam meningkatkan citra UTS salah satunya upaya
menyebarluaskan prestasi-prestasi yang telah dicapai UTS maupun
kegiatan-kegiatan yang ada di UTS kepada masyarakat luas melalui
media. Hal ini menjadikan masyarakat menjadi mengerti seluruh
aktifitas kampus dan informasi-informasi mengenai kampus. Sudah
ada pengakuan dari beberapa orang menurut kepala Humas UTS dari
kampus lain di Sumbawa mengatakan bahwa mereka kagum dengan
pemberitaan melalui media cetak maupun media internet, karena
sangat terstruktur dan rapih serta up to date ditambah lagi dengan
banyaknya pejabat negara berkunjung ke UTS semakin manambah
keyakinan masyarakat terhadap UTS
49
Gambar 5.1
Postingan Instagram yang dicitrakan sebagai kampus alami
Dari Gambar 5.1 di atas yang ditampilkan oleh Humas UTS
sebagai pembentuk citra. Dari gambar tersebut menggambarkan
keadaan dan suasana lingkungan sekitar kampus yang dipenuhi
pepohonan, asri, dan alami. Sehingga opini yang terbentuk kepada
publik adalah UTS merupakan kampus berbasis alam dengan
suasana yang nyaman dan terlihat sejuk. Sehingga gambar ini
menjadi daya tarik tersendiri bagi publik yang melihatnya sehingga
terciptalah pandangan publik terhadap UTS.
50
5.3.1 Kampus Berwawasan Internasional
Universitas Teknologi Sumbawa hadir di Pulau Sumbawa
turut berkontribusi dalam pembangun pendidikan, tidak tanggung-
tanggung kampus muda ini ingin menunjukkan bahwa tidak ada
halangan bagi kampus muda untuk berkompetisi dalam skala
Nasional maupun Internasional.
Gambar 5.2
Kerjasama Internasional dalam program YEASLI 2018
Dalam Gambar 5.2 di atas merupakan salah satu bentuk
usaha Universitas Teknologi Sumbawa yang bekerjasama dengan
Northeastern University, Boston, USA untuk mendatangkan salah
satu lulusannya untuk menjadi staff di UTS. Zacharry Allen Forrest,
pria asal New Jersey ini sebagai mahasiswa Communication and
Political Science di Northeastern University. Zach sapaan akrabnya
51
akan menjalai program internship selama enam bulan di UTS dan
akan menjalankan program-programnya hingga masanya usai.
Gambar 5.3
Kerjasama dengan National Chung Hsing University
Pada Gambar 5.3 termasuk upaya Universitas Teknologi
Sumbawa untuk menjadikan kampus UTS berwawasan
Internasional. Pada 02 Juli 2019, bertempat di National Chung Hsing
University, Taichung, Taiwan. Wakil Kepala International Office
UTS, Firda Wahyu Ningtiyas, S.Ikom, melaksanakan pertemuan dgn
perwakilan Office of International Affairs (OIA) NCHU dan Dr.
Szu-Hung Chen selaku Assistant Professor of International Master
Program of Agriculture.
52
Adapun dalam pertemuan tersebut membahas peluang
Program of Academic Exchange, Lab Exchange dan Scholarship for
Master and Doctoral Degree yang bisa diikuti oleh mahasiswa dan
alumni UTS. Selain NCHU, National Chiayi University (NCYU)
yang turut menjadi partner dalam Rural Up Program 2019
mengemukakan gagasan akan keinginannya untuk dapat
berkolaborasi dan menjalin hubungan lebih jauh dengan UTS, hal
tsb diungkapkan oleh Assistant Professor Department of Landscape
Agriculture, Pei-Chun Chen.
Dengan banyaknya kerjasama internasional ini diharapkan
akan mudahnya mahasiswa UTS dalam melanjutkan studi maupun
program yang berskala Internasional. Tidak hanya program program
saja, banyak civitas akademik UTS maupun petinggi UTS
merupakan lulusan luar negeri, seperti Dr. Andy Tirta, M.Sc selaku
rektor UTS yang menyelesaikan gelarnya di Korea, kemudian ada
Dr. Arif Budi Witarto, M.Eng yang mendapat gelar doktor di jepang
dan masih banyak lagi dosen-dosen dan civitas akademik UTS yang
masih melanjutkan studinya di luar negeri.
53
5.3.2 Kampus yang Beprestasi
Universitas Teknologi Sumbawa selain berwawasan
Internasional juga banyak Dosen maupun mahasiswanya berprestasi
di bidang akademik maupun Non-akademik. Jika dilihat
kredibilitasnya UTS mempunyai banyak prestasi dan kebanggan
untuk Universitas yang dihasilkan dari mahasiswa, alumni, dan juga
dosen. Bentuk prestasi yang diraih juga bermacam-macam tidak
hanya dari akademik, namun juga dari cabang atletik dan juga
penelitian ilmiah.
1. Prestasi Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa
Gambar 5.4
Prestasi Atletik dalam ajang Porprov Ke X NTB 2018
Dalam Gambar 5.4 di atas adalah prestasi mahasiswa UTS
dalam cabang Atletik di ajang Porprov Ke X NTB pada tahun 2018.
Prestasi-prestasi ini yang kemudian banyak masyarakat semakin
54
mempercayai dan mengakui bahwa UTS berkualitas dalam
mendidik mahasiswanya. Hal ini yang membuat UTS semakin
terkenal di masyarakat Kabupaten Sumbawa karena tidak ada
lembaga yang memiliki pengahargaaan sebanyak UTS mengingat
UTS baru berdiri sekitar 7 tahun dan sudah memiliki banyak
pengalaman.
Gambar 5.5
Prestasi mahasiswa dan alumni Universitas Teknologi Sumbawa
Pada Gambar 5.5 di atas merupakan prestasi alumni dalam
meraih beasiswa S2 untuk melanjutkan studi S2 diluar Negara
Korea, dan juga Kafilah UTS menjadi peserta MTQMN ditahun
2019. Kesempatan mahasiswa untuk berprestasi juga besar, setelah
lulus dari kampus mahasiswa tidak perlu bingung untuk melanjutkan
studi maupun mencari pekerjaan. Banyak alumni UTS yang
55
mendapatkan beasiswa luar negeri dan juga mendapat pekerjaan di
tempat yang bagus. Hal ini yang membuat masyarakat juga semakin
percaya karena UTS menciptakan mahasiswa unggulan dengan
mempunya banyak prestasi dan kebanggaan. Seperti yang dikatakan
oleh Bella mengenai pandangan terhadap UTS yang peneliti
wawancara, menurutnya UTS jika dibandingkan dengan Universitas
lain di Sumbawa lebih bagus dan banyak berita yang positif atas
perolehan UTS. Masyarakat jadi lebih percaya terhadap UTS dan
pandangan masyarakat kepada UTS semakin terbuka, akhirnya
banyak yang merekomendasikan UTS kepada teman maupun
keluarganya. Hal ini membuktikan bahwa Sumbawa juga
mempunya kampus yang berdaya saing tinggi, masyarakat
Sumbawa tidak perlu jauh-jauh menyekolahkan anaknya ke luar
pulau karena di Sumbawa ada kampus yang menghasilkan didikan
yang baik dan berkualitas.
56
Gambar 5.6
Kumpulan beberapa prestasi UTS Periode 2013-2015
Berdasarkan Gambar 5.6 postingan dari Tim Humas UTS
yang pernah ditampilkan pada Web UTS sendiri. Sempat beberapa
kali mendapatkan prestasi yang berskala internasional. Pada tahun
2014 mendapatkan bronze medalist dalam International Genetically
Engineered Machine Competition di Boston, Amerika Serikat.
Pernah juga menjadi finalis INDISCO (Industrial Design
Competition) se Asia tenggara pada tahun 2015, kemudian juara 3
UNISCO Year of The Light Youth Multimedia Competition World
Wide 2015, pernah juga menjadi pengurus acara berskala
International seperti acara AUYS (Asean University Youth Summith)
pada tahun 2016. Dan masih banyak lagi lainnya prestasi prestasi
Internasional. Dari banyaknya prestasi tersebut tentu mempengaruhi
pandangan masyarakat Sumbawa terutama kepada UTS, itulah
57
mengapa pada desain spanduk diberikan model dari luar negeri
karna memang unutk menunjukkan bahwa UTS merupakan
Universitas berskala Internasional.
Gambar 5.7
Postingan di Grup Facebook dan Reaksi Publik
Berdasarkan Gambar 5.7 di atas banyak tanggapan positif
dari postingan Humas UTS kepada Grup Rungan Samawa yang
memposting alumni UTS yang mendapat beasiswa studi S2 luar
negeri setelah sebelumnya ananda Fahmi Dwilaksono juga
mendapatkan beasiswa S2 di Amerika Serikat. Banyak orang
Sumbawa masuk dalam Grup Facebook tersebut. Membuktikan
tingkat perhatian masyarakat sumbawa termasuk tinggi. Tidak hanya
prestasi skala nasional saja, banyak juga prestasi yang berskala
Internasional.
58
2. Prestasi Dosen Univertas Teknologi Sumbawa
Selain dari mahasiswa, dosen Universitas Teknologi
Sumbawa juga banyak menorehkan prestasi, hal ini membuktikan
bahwa terjaminnya mutu pendidikan di UTS karena tenaga pengajar
di UTS banyak memiliki prestasi.
Gambar 5.8
Prestasi Dosen yang Terpilih Menjadi Dosen inspirasi dan dikirim ke New
Zealand
Dalam Gambar 5.8 di atas adalah salah satu prestasi dosen
UTS dari banyak prestasi lainnya yang peneliti temukan. M.
Syukron Anshori, S.I.Kom., M.I.Kom (Dosen Fakultas Ilmu
Komunikasi dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Fakultas UTS)
telah terpilih sebagai salah satu peserta INSPIRASI (Indonesia-
selandia baru program untuk generasi muda inspiratif). INSPIRASI
adalah program enam bulan yang dikelola oleh UnionAID bekerja
sama dengan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia
59
(BaKTI) dan Universitas Teknologi Auckland (AUT). Program akan
membantu para anak muda dari Indonesia Timur untuk lebih
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri
sehingga mereka bisa menjadi pemimpin dalam pengembangan
berkelanjutan yang lebih luas Wilayah Indonesia Timur.
Ada tiga ratus lebih orang yang diterima untuk program
INSPIRASI ini, yakni dari NTB, NTT, MAKASSAR, MALUKU,
dan PAPUA. Setelah itu terpilih 31 orang untuk mengikuti
interview (wawancara). Ada 6 orang dari NTB yang berhasil lulus
tahap interview yang dilakukan di Lombok pada 7-9 Maret 2019 lalu
termasuk Pak Ori begitu biasa disapa. Putra asli Sumbawa ini akan
menjalani program ini di New Zealand selama 6 bulan bersama
sembilan orang lainnya. Berangkat dari Sumbawa pada 17 Juni
2019, Ori dan rombongan bertolak ke New Zealand tanggal 20 Juni
2019.
60
Gambar 5.9
Prestasi Dosen yang Menjadi Ambassador Asia pada Program International
Genetically Engineered (IGEM)
pada Gambar 5.9 tersebut menampilkan prestasi dosen
lainnya pada program IGEM. Nurul Izzati (Manager International
Office) UTS, berangkat ke Boston, Amerika Serikat sebagai
Ambassador untuk Asia melalui program IGEM (International
Genetically Engineered Machine). Dan melakukan onside meeting
bersama 18 ambassador lainnya dari seluruh benua, dan staff ahlinya
IGEM Boston, beberapa hari yang lalu baru tiba kembali di UTS.
Selama tiga hari masa internship, Nurul Izzati bersama
ambassador lainnya membahas kinerja yang akan mereka lakukan,
terkhusus lima bulan kedepan. Juga membahas cara untuk
meningkatkan jumlah komunitas pengikut kompetisi IGEM
internasional. Selain itu juga bagaimana cara mempromosikan
sinthetic biology melalui lomba IGEM tersebut.
61
Gambar 5.10
Dosen Perwakilan Universitas Teknologi Sumbawa mengikuti Kompetisi
CPPBT
Pada Gambar 5.10 tersebut menyebutkan bahwa pada hari
Senin 08 April 2019 merupakan hari dimana para calon calon startup
berbasis inovasi teknologi seluruh indonesia berkumpul sebagai
kelanjutan dari kompetisi CPPBT dari Kemenristekdikti. Kegiatan
yang disebut CPPBT Boot Camp ini berlangsung 3 hari dari tanggal
8-10 April 2019 yang bertempat di hotel Grand Mercure, Jakarta.
Kegiatan ini tentunya dibersamai para pakar yg diharapkan mampu
menguprade produk-produk inovatif dari para peserta yang
merupakan akademisi dari seluruh kampus di Indonesia untuk
menjadi startup berikutnya, yang memiliki muatan lokal wilayah
masing-masing dan ke-Indonesia-an.
62
Salah satu peserta yg berhasil mendapatkan pendanaan dari
CPPBT untuk startup inovatifnya adalah dari Universitas Teknologi
Sumbawa (UTS) yakni Khotibul Umam, M. Sc dengan produk
Kirinyuh Center (CoC Center). "Ilmu yg diperoleh dri para pakar
seperti prosedur HKI, sertifikasi, legalitas produk sangat penting
untuk produk inovatif yang akan kami launching nantinya. Dan saya
berharap berikutnya ada mahasiswa yg bisa lolos dalam kompetisi
tahun depan, karena beberapa startup saat ini berasal dari mahasiswa
yang masih duduk di semster awal maupun akhir. Sangat Inspiratif,
bayangkan mereka mampu bersaing dg para dosen dri berbagai
kampus di Indonesia," demikian disampaikan Pak Umam.
5.3.3 Kampus yang Aktif
Banyak kegiatan-kegiatan yang didalamnya Universitas ikut
berpartisipasi dan turut ambil bagian. Selain berprestasi, Universitas
Teknologi Sumbawa juga aktif dalam kegiatan sosial dan juga
kegiatan kemasyarakatan lainnya yang dilandasi oleh Tri Dharma
perguruan tinggi. Seperti dengan adanya partisipasi dalam tanggap
bencana, kemudian aksi Zero Waste, sampai ikut hadir dalam
RakerNas di Palembang.
63
Gambar 5.11
Aksi Peduli Bencana Universitas Teknologi Sumbawa
Pada Gambar 5.11 di atas membuktikan bahwa UTS ikut
serta dalam kepedulian kebencanaan. Para mahasiswa biasanya
turun ke jalan untuk membantu melakukan aksi galangan dana untuk
keperluan daerah yang terkena bencana. Melalui jalurnya aksi ini
dikomandoi oleh BEM Universitas yang memerintahkan agar
mahasiswa ikut berpartisipasi dalam aksi ini.
Gambar 5.12
Bentuk Partisipasi Universitas Teknologi Sumbawa pada Korban Bencana
64
Pada Gambar 5.12 di atas partisipasi UTS dalam
menggalang dana, UTS peduli ditunjukkan dari postingan diatas.
Untuk menunjukkan kepada publik bahwa UTS selain berprestasi
juga peduli dengan kemasyarakatan. Citra yang ditampilkan tim
Humas dalam postingan ini bertujuan agar kampus UTS dikenal juga
sebagai kampus yang aktif dan peduli.
Gambar 5.13
Kontribusi Universitas Teknologi Sumbawa dari Fakultasnya Mengikuti Rapat
Kerja Nasional di Palembang
Pada Gambar 5.13 menampilkan Ketua BEM Fakultas
Teknologi Pertanian ( FATETA) UTS ikuti Seminar dan Rapat Kerja
Nasional Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian
Indonesia. Palembang, 30 Oktober - 1 November 2018. Ketua BEM
FATETA UTS 'Asraar Kamal Azmi Teknologi Hasil Pertanian 2016'
saar ini sedang berada di Palembang dalam kegiatan Seminar dan
Rapat Kerja Nasional Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian
Indonesia.
65
Adapun tujuan kegiatan tersebut yaitu :
• merancang program kerja untuk satu periode (2018-2020)
• mempererat tali silaturrahim antar anggota
• menambah wawasan keilmuan teknologi pertanian.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 80 mahasiswa dari 20
universitas dari berbagai daerah di Indonesia. Semoga kegiatan
berjalan dengan lancar dan tujuan dari kegiatan tersebut dapat
tercapai
Selain aktif pada kegiatan-kegiatan positif UTS juga aktif
dalam mempromosikan kampus ke dalam media seperti media cetak
koran, buletin, dan media internet, maupun juga melalui spanduk
banner yang dipasang di jalanan kota. Dengan adanya pemasangan
baliho ini diharapkan mampu untuk menyampaikan informasi terkait
dengan Universitas yang akan dilihat dan diterima informasinya oleh
publik .
66
Gambar 5.14
Spanduk PMB UTS di pinggir jalan
Dari Gambar 5.14 Tim Humas UTS juga dalam
mempromosika Universitas turut memasang spanduk ataupun baliho
tentang UTS, gambar diatas dapat dilihat bagaimana background
dari spanduk tersebut sengaja memakai model bule. Hal ini membuat
pandangan masyarakat menjadi berbeda, dari sisi tim Humas sendiri
ingin menunjukkan bahwa UTS kampus yang go International ,
dengan adanya prestasi prestasi dan juga kegiatan yang berbasis
internasional.
67
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Humas Universitas Teknlogi Sumbawa dalam prakteknya Humas
berperan aktif sebagai communicator dan menjalin hubungan. Humas UTS
juga berhasil membentuk citra Universitas, yang pertama menjadikan
kampus yang berwawasan Internasional dengan ditampilkannya kerjasama
program dengan lembaga maupun instansi di luar negeri membuat
mudahnya melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa. Dibuktikan
dengan banyak mahasiswa lulusan UTS yang diterima di berbagai
universitas luar negeri seperti Korea, Jepang, Amerika Serikat, Malaysia,
Polandia, dsb.
Kemudian yang kedua, menjadikan citra kampus berprestasi.
dengan ditampilkannya berbagai macam prestasi dari regional, nasional,
maupun internasional. Tidak hanya mahasiswa saja, dosenpun juga banyak
yang meraih prestasinya, dari akademik maupun non akademik.
Selanjutnya yang ketiga, mencitrakan kampus yang aktif dalam
kegiatan sosial, kebencanaan, dan aktif dalam kegiatan lingkungan. Dengan
diperlihatkan aksi kepedulian dalam menanggapi bencana dengan adanya
galang dana membuat citra kampus menjadi baik dalam pandangan
masyarakat.
Dengan terbentuknya citra di atas pada publik membuat opini di
masyarakat terbentuk sesuai dengan apa yang diharapkan Humas UTS.
68
Walaupun kampus UTS baru seumur jagung, namun dapat menjadi
Universitas yang ternama khususnya di daerah Sumbawa. Banyaknya
prestasi-prestasi yang dicapai, dan juga kerjasama luar negeri menjadi kunci
untuk membentuk citra baik di masyarakat. Terbukti dari tahun ke tahun
mahasiswa UTS yang berasal dari Sumbawa maupun luar Sumbawa
semakin bertambah untuk masuk Universtitas Teknologi Sumbawa. Hal ini
menjadi bukti bahwa Humas UTS berhasil meningkatkan citra UTS dalam
pandangan masyarakat.
6.2. Saran
Dalam melakukan peranannya, Humas Universitas Teknologi
Sumbawa sudah baik dalam melakukan tugasnya sebagai Humas, dengan
memaksimalkan media cetak, elektronik, dan internet. Namun sebaiknya
Website yang dikelola oleh Humas lebih update dan diperbaharui lagi
informasi mengenai Universitas Teknologi Sumbawa, karena terjadi
beberapa pergantian sistem dan kepengurusan. Hal ini guna memudahkan
publik mencari informasi yang valid mengenai UTS. Kemudian feed
Instagram agar lebih rapih postingannya.
Kemudian sebaiknya juga perlu rutin melakukan program-program
eksternal yang berhubungan langsung dengan masyarakat luar agar
semakin optimal peranan Humas dalam meningkatkan citranya kepada
publik. Karena dengan adanya program, pelayanan, ataupun aktifitas yang
dirasakan publik akan membentuk kesan, kepercayaan, dan sikap
masyarakat terhadap UTS.
69
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal dan Skripsi:
Ardhoyo, T. (2013),. public relations. Peran dan Strategi Humas (Public Relations)
dalam Mempromosikan Produk Perusahaan, vol.I, No.15.
Cahyaningsih, e. (2015). peran humas dalam rangka membangun citra dan
mempromosikan smk PGRI 1 Sentolo Kulon Progo. Yogyakarta, DIY.
Dari, r. w. (2009). peran public relations dalam mempertahankan citra positif
kraton surakarta. surakarta, jawa tengah, indonesia.
Effendi, o. u. (1999). ilmu komunikasi teori dan praktek. ilmu komunikasi teori dan
praktek (p. 131). bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ishak. A. (2012). Peran Public Relations dalam Komunikasi Organisasi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Komunikasi. Vol.1, No. 4.
Januari 2012.
Luqman, Y. (2013). peran public relations dalam mempertahankan citra positif
kraton surakarta. jawa tengah, semarang.
Mustikasari, a. n. (2014). strategi public relations pt. kompas gramedia dalam
membangun citra perusahaan. jakarta, indonesia.
Panjaitan, J. (2013). Citra Perusahaan di Mata Masyarakat. Pangkalansusu,
Sumatra Utara
Rahadhini. M.D. (2010). Peran Public Relations dalam Membangun Citra
Perusahaan Melalui Program Corporate Social Responsibilty. Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan. Vol. 10, No. 1. April 2010
Rini, K. S, dkk. (2017). Peran Humas Dalam Meningkatkan Citra Universitas
Tribhuwana Tunggaldewi. Jurnal ilmu sosial dan politik. Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik. Universitas Tribhuwana Tunggaldewi. Vol.6, No. 1.
2017
Setyawati, d. (2017). Strategi Public Relations dalam Mempertahankan Citra Halal
Tourism di Syariah Hotel Solo. Surakarta, Jawa Tengah.
Buku :
Cultip S.M, dkk. (2006)., Effective Public Relations. Jakarta : Prenada Media Group
Jefkins, Frank. (1992). Public Relations. Jakarta : Erlangga
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
70
Ruslan Rosady. (2012). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta
: Rajawali Pers
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : Damar Mulia
Pustaka
Internet :
Website Universitas Teknologi Sumbawa (2015). Diakses pada 4 Juli 2019 pukul
21.22 WITA, dari https://uts.ac.id/
Instagram Universitas Teknologi Sumbawa (2017). Diakses pada 1 Agustus 2019
pukul 16.00 WITA, dari
https://www.instagram.com/universitasteknologisumbawa/
71
LAMPIRAN
Draft Interview
Responden 1: Mila Hidayatullah, S.IP
Jabatan: Kepala Upt Humas sejak 2018
No
Pertanyaan Jawaban
1 Menurut humas UTS citra
Universitas sudah
meningkat atau belum?
Meningkat sih, tapi dalam tahap pengembangan
2 kalau dari awal itu
bagaimana?
Kalo dari tahun ke tahun ya index nya di masyarakat
memang meningkat. Ukurannya bagaimana
meningkatnya? Ya dilihat dari peminat masyarakat
untuk masuk ke UTS kemudian respon dari
masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. misalkan menggunakan media sosial,
respon-respon yang seperti itu. Kemudian
penerimaan UTS di masyarakat, indikatornya ya
seperti itu
3 Kalau peran yang sudah
dilakukan untuk
meningkatkan citra ada
tidak? Program apa gitu
bu?
Paling yang paling gencar kita lakukan untuk
meningkatkan citra dari promosi UTS menggunakan
media. Publikasi hal-hal positof dari UTS baik itu
prestasi-prestasi dosn dan mahasiswa. Kemudian
keseluruhan universitas nah itu kita menjalin
kerjasama dengan pihak-pihak lain.
4 Secara umum tugas
humas di UTS ini apa ya
bu?
Secara umum tugasnya itu membantu universitas
mempublikasikan kegiatan untuk disebar ke
masyarakat kemudian berusaha menjaga nama baik
universitas melalui penyebaran informasi-informasi
positif, menjaga hubungan baik dengan media-
media partner seperti itu.
72
5 Kalau festival itu
biasanya humas ikut serta
tidak?
Ada sih kalo programnya humas sendiri ada, yang
melibatkan mahasiswa dan masyarakat. Misalkan
seperti kemarin dies natalis kita gandeng sama BEM
itu untuk mengcover melibatkan mahasiswa dan
masyarakat umum. Masyarakat umumnya
menikmatinya seperti apa?. kaya lomba walaupun
kemarin ada beberapa item lomba yang belum
sempet jalan karena terkendala waktu. ada juga
lomba futsal, kita melibatkan anak-anak SMA.
kenapa anak SMA? karena mereka biar tahu tentang
UTS biar merasa dekat dengan orang-orang UTS,
Apa ya? Salah satu promosi dari humas sih jadi
sambil menyelam minum air.
6 Kalau humas juga
mencakup kerjasama
eksternal?
Oh nggk, itu kerjasama ada bagian lainnya, tapi
misalkan dari humas ingin bekerjasama dengan
pihak yang diinginkan humas nah itu ada bagian
humas sendiri yang ngurus
7 Berarti lebih ke image
universitas?
Lebih ke promosi terus menjaga dan
mengembangkan citra universitas. Kayak gitu sih
Terus saya mau menambahkan dari oknum kampus
sebelah kayak gemes gitu sama humas UTS. Tapi ini
gemesnya lebih ke hal yang postif. Kok UTS bisa sih
maksudnya terus berkembang dengan media sosial
yang selalu update? Terus juga cara
mempromosikan UTS lewat baliho yang desainnya
tidak kaku. padahal mah menurut kami biasa-biasa
aja ya. tapi menurut mereka bagus. Mereka nanya
apakah UTS itu punya tim IT sendiri? Iya kita punya
tim IT sendiri, kita punya media sendiri, kita punya
tim promo sendiri. nah itu yang membuat mereka,
oooh jadi ternyata UTS tuh kayak gitu. Soalnya
mereka kan gak kayak UTS, humasnya tuh hanya
mendokumentasikan seadanya, dan orang-orang
humas mereka itu bukan orang-orang yang expert di
bidangnya, maksudnya ya orangnya sembarangan,
tidak ada basic skill kehumasan seperti jurnalistik
dan sebagainya. Berita negatif sih juga ada, dan itu
tugas kita buat humas. ada informasi negatif kita
perbaiki itu dengan menutupi dengan hal-hal yang
positif. jadi ketutup dengan hal yang baik-baik
73
Responden 1: Dina Raysa
Jabatan: Kepala Upt Humas 2015-2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa rektor yang sudah
dimiliki UTS?
3 rektor. Doktor Zul, doktor Arif, kemudian ini pak
Andi
2 Sejak berdirinya UTS,
mulai tahun berapa humas
ada?
Memang didalam tahun 2013. tapi setelah UTS
berjalan beberapa bulan baru dibuat departemen
humas.
3 Kalau dulu sewaktu
jabatan ibu Dina, tugas
humas meliputi apa saja?
Sama seperti humas yang sekarang. Pada prinsipnya
publikasi semua hal yang ada di UTS dan
menyesuaikan visi dan misi kampus, kemudian
menyesuaikan dengan sistem dan pemimpin pada
saat itu. Tujuan utamanya promosi, jadi semua jenis
publikasi yang dilakukan itu gunanya untuk promosi
tapi kemudian ada sub-sub tupoksi seperti protokoler
untuk menghandle tamu-tamu kemudian karena ini
seperti sebuah perusahaan baru yaa, baru lahir jadi
sepertinya tupoksi utama humas itu justru ada di
kerjasama, jadi menjalin hubungan baik dengan
partner-partneryang terkait dengan kampus
4 Kalau dulu penyebaran
informasi promosi-
promosi lewat mana?
Semua media kami pakai. Saat itu kami lebih
mengutamakan media partner, kalau media sendiri
itu lebih utamanya website UTS yang dikelola oleh
tim IT, tapi kontennya dikelola oleh humas. Kalau
medsos masih hanya facebook, itupun kita buat
setelah 2 tahun, tahun 2015.
74
5 Dulu zaman bu Dina,
humas ada bagian apa
saja?
Kalau idealnya tentu ada beberapa bagian. Ada
kerjasama, ada protokoler, kemudian ada hubungan
masyarakat gitu kan artinya untuk hubungan internal
dan eksternal. Tapi karena saat itu kondisi kampus
yang sepertinya belum mempunyai kemampuan
untuk menggaji banyak orang. jadi saat itu,
kendalanya ya itu, minim SDM. Pertama dari segi
jumlah, SDMnya kecil kemudian dari segi
kemampuan atau skill SDM. kalau sekarang kan
alumni UTS yang dari fikom sudah bekerja di bagian
humas. Nah kalau dulu staff humas itu justru lebih
banyak saya yang bimbing dan mendidik agar lebih
profesional di bidang kehumasan. tidak punya basic
pengetahuan kehumasan, kendalanya itusih. Hanya
terdiri dari saya sebagai kepala bagian, kemudian
ada 2 staff. Kalau di zaman saya masih lebih
mengutamakan partner dengan media lokal, regional
dan nasional.
6 Medianya apa aja tuh bu? Media elektronik, media surat kabar, ada radio juga.
Kalau lokal Sumbawa, hampir semua media yang
ada di Sumbawa kita jadikan partner
7 Kalau visi misi humas, ada
tidak bu?
Visi misi humas mengacu pada visi misi UTS.
Karena humas UTS saat itu humas Universitas,
bukan humas fakultas. Jadi dia mengcover semua
kebutuhan publikasi Univ. kalau sekarang sepertinya
setiap fakultas mempunyai humas sendiri-sendiri,
meskipun tidak diistilahkan sebagai humas, mungkin
istilahnya bagian apaa gitu. sekarang lebih enak sih,
timnya banyak, fasilitasnya ada, sistem juga
mendukung. dalam artian, dulu tidak ada sistem dana
lembur, kalau sekarang sudah ada. Ada lembur
karyawan, ada tunjangan.
8 Kalau zamannya bu Dina
emang belum ada? Belum ada, cuman gaji pokok doang
75
9 Kalau mengharuskan
lembur gitu gimana?
Cuman sistem di bagian mungkin bukan di bagian
humas aja, di beberapa departemen yang karakternya
mirip-mirip seperti humas mungkin diberlakukan
sama. Jadi dulu itu, tidak diatur jam kerja. Itu yang
rektor pertama. Kalau jamannya rektor kedua doktor
Arif, sudah diberlakukan. tapi disesuaikan dengan
karakter departemennya. kalau departemen
pelayanan ya harus ada di tempat dari jam 8 sampai
jam 4. tapi di departemen saya tidak seperti itu.
Karena pekerjaannya fleksibel, bisa jadi kami kerja
di lokasi yang berbeda dengan kampus.
10 Dulu strategi yang dipakai
humas untuk bagusin citra
UTS itu apa bu?
Jadi target pertama kan memperkenalkan UTS
kepada masyarakat. Bertahap, kepada masyarakat
lokal sumbawa bahwa ada kampus baru di pulau
Sumbawa nih. Kemudian tahapan berikutnya ke
masyarakat NTB. Kemudian ke tahapan berikutnya
nasional. Mahasiswa nasional itu baru ada di tahun
ketiga kalau ga salah. Jadi strateginya hmmm tentu
saat itu saya merangkul semua pihak yang sekiranya
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
kepada masyarakat. nah saat itu masyarakat
Sumbawa sangat percaya sama media-media lokal
yag sudah jelas kapasitasnya. seperti Gaung NTB,
Radar Sumbawa belum besar.
76
11 Berarti dulu masih proses
pembentukan citra ya bu?
Iya iya, baru kita bentuk dan sistem tidak
mendukung. Akhirnya, departemen humas itu
mencari strategi sendiri kemudia melaksanakannya
sendiri. Ketika cocok baru mendapat persetujuan
pimpinan. Jadi strateginya yaaa silaturahim secara
langsung kepada masyarakat. Saya sebagai ketua
humas lebih banyak bertemu langsung pada
masyarakat kemudian pertemuan-pertemuan dalam
bentuk berita dengan media lokal kemudian
websitenya konsisten. hampir setiap hari ada cerita
tentang UTS yang kita bagikan di website dan itu
dijelaskan kepada masyarakat melalui beberapa
bentuk publikasi. melalui media partner bahwa kita
ada website, gitu kaan? kemudian ada nomor telpon,
kemudian di dalam website itu sudah lengkap
kontennya. dijelaskan ada struktur UTS dan juga
fakultas-fakultas yang ada di UTS, kemudian
prodinya ada, yaa kita jelaskan. akhirnya masyarakat
berkomunikasi melalui apa yang sudah kita
sampaikan termasuk juga dengan media brosur,
spanduk di lokasi stratgis ada beberapa titik yang
dulu kami pakai. Kalau bertemu langsung kami ke
sekolah-sekolah kemudian membuat event-
eventyang mengundang masyarakat.
77
12 eventnnya apa bu
contohnya? eventnya biasanya yang berbau akademik yang
dilakukan oleh fakultas atau oleh partnernya UTS.
Jadi di website itu ada dipampang siapa saja partner
UTS. Semisal kalau beasiswa ada bank NTB, bank
Jabar, dan sebagainya. Kemudian kalau partner
magang atau penelitian itu juga ada kayak krakatau
steal, terus pertamina itu partner-partner yang non
beasiswa dan itu mereka melakukan beberapa event.
biasanya pelatihan, workshop, seminar untuk
kepentingan mereka. memperkenalkan perusahaan
mereka, memperkenalkan program yang ada di
perusahaan mereka. itu beberapa event yang kita
jembatani untuk dikerjakan dan itu mengundang
semua kalangan. Kalangan praktisi, masyarakat
umum, anak SMA. dari situ publikasinya tersebar
mulai dari apa itu UTS, sudah berapa usianya,
prestasinya apa aja, terus komitmennya kepada
Sumbawa apa?. kemudian harapannya jangka
panjang pendeknya sudah kita jelaskan semua
melalui media.
13 Kendala-kendalanya apa
aja bu? Kendalanya yang paling utama dukungan sistem.
Karena sistem sedang dibuat dan diraba-raba.
Kemudian pergantian pimpinan yang terlalu cepat.
Pemimpin ganti, maka sistem akan ganti. Mungkin
ada yang dipertahankan, tapi lebih banyak yang
diganti. Kalau SDM, jumlah SDM sangat minim
dibandingkan dengan beban kerja yang akan
dikerjakan. akhirnya satu orang bisa mengerjakan 5
sampai 6 pekerjaan kemudian dari peralatan fasilitas
pendukung seperti kamera, kemudian transportasi,
kemudian akses internet. akhirnya lebih banyak
menggunakan fasilitas pribadi.
14 Bu Dina menjabat sampai
tahun berapa bu?
Pak Andi jadi rektor, saya masih humas. Kemudian
saya mengundurkan diri
78
15 Berarti humas mencakup
kerjasama eksternal juga?
Iya iya, justru itu yang utama. Tapi kalau sekarang
ada departmen kerjasama sendiri, jadi ada Upt
kerjasama, ada Upt humas. Kalau dulu di jaman saya
masih satu. Kalau di jamannya pak Zul, nama
departemen saya itu Kabag. Humas dan kerjasama.
Kalau di rektor Doktor Arif dibalik kerjasama dan
humas, jadi tupoksi kerjasama lebih diutamakan di
jamannya pak Airf. Kalau di zamannya pak Andi,
saat saya resign itu masih bagian kerjasama dan
humas, kemudian sekarang sudah dipisah. Dulu foto-
foto event itu kita pamerkan, karena dulu memang
sangat butuh. jadi kita lempar ke khalayak itu siaran-
siaran yang memang menghebatkan UTS supaya dia
bisa bersaing dengan kampus yang sudah ada lebih
dulu. Tapi karaktr kita berbeda. Kalau UNSA
mungkin lebih banyak jurusan sosial, kalau para
cendikia itu kan dia fokus ke pendidikan. Kalau UTS
fokus promosi utamanya adalah kampus teknologi.
Jadi jurusan teknologi itu lebih dominan
dibandingkan jurusan sosial. Jurusan sosial pun itu
jurusan yang tidak ada di kampus lain
79
Responden 3: Nurnaningsih, S.Ikom
Jabatan: Staff Media Sosial
No Pertanyaan Jawaban
1 Fungsi humas apa kak? Sebagai jembatan komunikasi, perpanjangan tangan
kampus, wajah dari sebuah instansi yang mengurus
pemberitaan, publikasi, manejerial event, promosi,
branding, mempengaruhi masyarakat, menerima
kritik saran
2 Apa yang dikerjakan
humas UTS? Kalau yang dikerjakan humas, yang dilakukan setiap
hari ya publikasi terus pemberitaan, terus menerima
kedatangan tamu, dokumentasi, terus kalau
medianya humas itu media sosial, media cetak.
Media cetaknya make koran kemudian pake baliho
untuk promosi.
3 Program eksternal humas
apa ya kak?
Misalkan kita kalau kemaren kita dengan wartawan
ada pertemuan dan buka bersama. Wartawan itu kan
salah satu partner dari UTS. Dengan agendanya
saling mengisi dan saling memberi saran
4 Hambatan humas apa aja
kak?
Kadang masih miss komunikasi aja dengan orang-
orang kampus. Kayak misalnya kita udah share apa
aja sih yang bisa dikerjakan humas untuk membantu
melakukan promosi fakultas, event kampus, dan lain
sebagainya. Kadang masih ada yang belum paham
tentang bagaimana cara berinteraksi dengan humas.
5 Kalau media memposting
apa aja?
Hampir semua kegiatan UTS. Pokoknya untuk
menjaga hubungan baik dengan masyarakat, karena
masyarakat itu adalah point utama kami yang
menentukan naik tidaknya citra dari UTS.