BAB II LANDASAN TEORI · Menurut (Hairunissa, 2015) secara universal tujuan Humas adalah sebagai...

17
14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Humas Menurut (Effendy, 2014) definisi humas adalah sebagai berikut : “Hubungan masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan public secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama.” Menurut (Syarifuddin Gassing & Suryanto, 2016) dalam kongres dunia Public Relations Associations dikota Mexico pada 1978 menyepakati pernyataan berikut ini sebagai definisi Humas : public relations practice is the art and social science of analysing trends, predicting their consequences, counselling organtizations leaders, and implementing planned programmes of actions which will serve both the organization’s and public interest“Humas adalah salah satu cabang ilmu komunikasi yang sangat penting. Setiap orang pasti melakukan fungsi humas baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain atau untuk kepentingan keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat”. (Morissan, 2014, p. 37) 2.1.2 Tujuan Humas Menurut (Widjaja, 2014) menjelaskan tujuan humas sebagai berikut:

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · Menurut (Hairunissa, 2015) secara universal tujuan Humas adalah sebagai...

14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

2.1.1 Definisi Humas

Menurut (Effendy, 2014) definisi humas adalah sebagai berikut :

“Hubungan masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua arah antara organisasi

dengan public secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan

manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan

kepentingan bersama.”

Menurut (Syarifuddin Gassing & Suryanto, 2016) dalam kongres dunia

Public Relations Associations dikota Mexico pada 1978 menyepakati pernyataan

berikut ini sebagai definisi Humas :

“public relations practice is the art and social science of analysing trends, predicting

their consequences, counselling organtizations leaders, and implementing planned

programmes of actions which will serve both the organization’s and public interest”

“Humas adalah salah satu cabang ilmu komunikasi yang sangat penting.

Setiap orang pasti melakukan fungsi humas baik untuk kepentingan dirinya sendiri

maupun orang lain atau untuk kepentingan keluarga, kelompok, organisasi dan

masyarakat”. (Morissan, 2014, p. 37)

2.1.2 Tujuan Humas

Menurut (Widjaja, 2014) menjelaskan tujuan humas sebagai berikut:

15

“Tujuan humas yaitu untuk mengembangkan hubungan harmonis dengan pihak lain yakni

public (umum, masyarakat). tujuan humas adalah untuk menciptakan, membina dan

memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di suatu pihak dan

dengan public di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.”

“Tujuan umum humas berupa memulihkan, membangun, atau meningkatkan citra

organisasi, tujuan khususnya berkenaan dengan isu yang akan disampaikan oleh organisasi.”

(Sopian, 2016, p. 184)

Tujuan humas menurut (Munir, 2017) dalam web blog Forum Teropong, diantaranya:

1. Meningkatkan partisipasi, dukungan dan bantuan secara konkret dari masyarakat

baik itu berupa tenaga, sarana prasarana ataupun dana demi kelancaran dan

tercapainya tujuan organisasi

2. Merangsang dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada

masyarakat terhadap kelangsungan program organisasi tersebut secara efektif dan

efisien.

3. Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

4. Menegakkan dan mengembangkan citra yang menguntungkan bagi organisasi

terhadap para stakeholdernya dengan sasaran yang terkait yakni public internal dan

public eksternal.

5. Membuka kesempatan lebih luas pada para pengguna produk/lulusan dan pihak

yang terkait untuk partisipasi dalam meningkatkan mutu organisasi

Menurut (Hairunissa, 2015) secara universal tujuan Humas adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan citra baik

2. Memelihara citra baik

16

3. Meningkatkan citra baik

4. Memperbaiki citra jika organisasi kita menurun atau rusak

2.1.3 Fungsi Humas

Menurut (sarbidin, 2016) dalam jurnalnya menyatakan fungsi humas adalah

sebagai berikut :

“Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan

baik antara lembaga/instansi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam

rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik

dengan upaya menciptakan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim

pendapat (opini public) yang menguntungkan.”

2.1.4 Tugas Humas

Menurut (Kusumastuti, 2016) ada tiga tugas humas dalam organisasi atau lembaga

yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas. Sebagai berikut:

1. Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi kecenderungan perilaku

publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan

kebijakan organisasi/lembaga.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.

3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan

denan publik.

2.1.5 Ruang Lingkup Humas

“Ruang lingkung Humas berdasarkan ciri dan fungsinya, pada umumnya

diklasifikasikan menurut jenis organisasi seperti Humas pemerintah, Humas perusahaan. Dan

Humas internasional”. (Abdullah, 2015, p. 81)

Menurut (Hairunissa, 2015) ada dua yang menjadi ruang lingkup humas (Humas)

yakni sebagai berikut:

17

“Publik internal dan eksternal. Publik internal adalah publik yang berada dalam

sebuah organisasi/lembaga, misalnya karyawan, para manager, top management, dan para

pemegang saham. Sedangkan publik eksternal adalah publik yang berada diluar

organisasi/lembaga, misalnya pemerintahan dan masyarakat.”

Menurut Rachmat Kriyantono dalam (Suprawoto, 2018) ruang lingkup pekerjaan

humas setidak-tidaknya ada tujuh, yakni :

1. Publication dan publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan atau organisasi

kepada publik melalui berbagai media yang ada, baik itu media mainstream

maupun media baru.

2. Events, yaitu mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya untuk

membentuk citra. Kegiatan ini bisa bentuk mandiri seperti ikut pameran, maupun

memberi sponsor diacara tertentu.

3. News, seorang humas harus memiliki keterampilan menulis, seperti release,

newsletter, berita, dan lain sebagainya.

4. Community involvement, yaitu memupuk keterlibatan masyarakat sekitar harus

merupakan berkah bukan sebaliknya. Untuk memupuk keterlibatan masyarakat dapat

dilakukan salah satunya kegiatan misalnya, peringatan HUT perusahaan

atau peringatan lainnya dengan melibatkan masyarakat sekitarnya

5. Identity-media, bahwa pekerjaan humas adalah membina hubungan dengan

media. Karena sangat penting untuk memperoleh publisitas melalui media. Dan juga

sebaliknya bahwa media perlu humas sebagai sumber beritanya.

6. Lobbying, humas dituntut untuk memiliki kemampuan persuasi dan negoisasi.

Keahlian ini sangat penting apalagi ketika perusahaan atau organisasi menghadapi

sebuah krisis yang disebabkan adanya sebuah tuntutan atau bentuk lainnya.

18

7. Social investment, humas juga harus memiliki program untuk kepentingan

umum, seperti program bantuan untuk peduli bencana, pengobatan gratis, beasiswa dan

sebagainya.

2.1.6 Peranan Humas

Menurut Glen Broom dan David Dozier Theaker dalam (Karlina, 2014) menjelaskan

peranan humas dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori sebagai berikut:

1. Penasihat Ahli (Expert Humasescriber)

Seorang praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi

dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan

publiknya (Humaship).

2. Fasilitator Komunikasi (Communication facilitator)

Dalam hal ini, praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan

diharapkan oleh publiknya. Disisi lain, dia juga dituntut untuk mampu

menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak

publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbalbalik tersebut dapat tercipta rasa

saling percaya, pengertian, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari

kedua pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving Process facilitator)

Peranan praktisi humas dalam proses pemecahan persoalan humas merupakan

bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemimpin

organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan dalam mengatasi

persoalan atau krisis yang tengah dihadapi. Biasanya dalam menghadapi krisis

19

yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli humas

dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus

untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau

mengatasi persoalan krisis tertentu.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)

Berbeda dengan tiga peran praktisi humas profesional sebelumnya yang terkait

erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi.Peran teknisi komunikasi

ini menjadikan praktisi humas sebagai journalistin resident yang hanya

menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of

communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung

dari masing–masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik

arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan

bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.

Sementara menurut (Ruslan, 2014b) menyebutkan bahwa peranan dari humas adalah

sebagai berikut:

1. Communicator: Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung

maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person)

atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator

dan sekaligus persuador.

2. Relationship: Kemampuan peran Humas (Public Relations) membangun

hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal

dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan,

dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.

20

3. Back up management: Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang

kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan

sebagainya untuk mencapaitujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok

perusahaan/organisasi

4. Good image maker: Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan

prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public

relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau

nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.

Menurut Dozier dalam (Poppy, 2014) peran PR dibagi menjadi 4 kategori:

a. Expert Prescriber (membantu manajemen dengan pengalaman dan keterampilan

mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah Public Relationship yang

dihadapi organisasi).

b. Communication Facilitator (membantu manajemen dengan menciptakan

kesempatan untuk “mendengar” apa kata public dan menciptakan peluang agar

public medengar apa yang diharapkan manajemen).

c. Problem Solving process facilitator (praktisi PR membantu kerja manajemen

melalui memuaskan bagi masalah PR).

d. Communication technician (menyediakan layanan teknis komunikasi untuk

organisasi sedangkan keputusan untuk teknis komunikasi yang baru harus

dijalankan oleh orang atau bagian lain dalam organisasi).

2.1.7 Perencanaan Program Humas

Menurut (Susatyo, 2013) menjelaskan sebagai berikut:

21

“Sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah yang berkembang di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.”

Menurut (Abidin, 2015) menjelaskan perencanaan program humas sebagai

berikut:

“Perencanaan program humas adalah kegiatan atau hasil pemikrian tentang sesuatu

yang akan dicapai setelah mempertimbangkan sumber dan kendala.”

Menurut (Maskur, 2015) Perencanaan program Humas adalah:

“Rancangan kegiatan yang telah terkonsep tertulis maupun tidak tertulis, guna

melaksanakan sebuah kegiatan”.

2.1.8 Proses Perencanaan Program Humas

Menurut (Ardianto & Soemirat, 2015) proses humas sepenuhnya

mengacu kepada pendekatan manajerial, proses itu terdiri dari 4 tahap yakni adalah:

1. Fact Finding: Mencari dan mengumpulkan fakta/data sebelum melakukan

tindakan. Misalnya humas sebelum melakukan sesuatu kegiatan harus terlebih

dahulu mengetahui, apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk ke

dalam publik, 17 bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai faktor.

2. Planning: Berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan

dalam menghadapi berbagai masalah tersebut.

3. Communicating: Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran

yang matang berdasarkan fakta/data tadi, kemudian dikomunikasikan atau

dilakukan kegiatan operasional.

22

4. Evaluating: Mengadakan suatu evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan

sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu. Hasil

evaluasi ini menjadi dasar kegiatan humas berikutnya.

Menurut (Ruslan, 2014, p. 113) menjelaskan sebagai berikut:

“Proses perencanaan program humas merupakan produk dari suatu perencanaan

(planning), yang pada akhirnya proses perencanaan program humas adalah salah satu

fungsi dasar dari proses manajemen.”

Menurut (Suryani, 2015) bahwa perencanaan program humas diadakan didasarkan

fakta dan landasan berfikir yang sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan yang

ingin dicapainya. Dasarnya, tujuan dari program kerja dan berbagai aktifitas humas

dilapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atau

perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang

terkait.

2.2 Studi Literatur

2.2.1 Humas

Menurut (Ruslan, 2014, pp. 8–9) pengertian humas dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

“Suatu proses yang kontinyu dari usaha manajemen untuk memperoleh kemauan baik

dan pengertian dari para pelanggannya, konsumen, pegawainya, dan publik

umumnya. Kedalam mengadakan perbaikan dan pembenahan melalu membangun

budaya perusahaan berbentuk disiplin, memotivasi, meningkatkan pelayanan, dan

produktivitas kerja. Sedangkan keluar, berupaya menciptakan kepercayaan dan citra

perusahaan yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra produknya.”

Menurut (Effendy, 2014) definsi humas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Hubungan Masyarakat (Humas) adalah komunikasi dua arah antara organisasi

dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan

23

manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan

bersama.”

2.2.2 Program Humas

Menurut (Widjaja, 2014) sesuai dengan perananya sebagai pengendali untuk kepentingan

umum, sebagai mediator antara pimpinan dengan publik, dan sebagai dokumentator, maka

program Humas dititikberatkan sebagai berikut:

1. Program Pelayanan: Program ini berupa pelayanan data atau informasi baik

secara lisan maupun tertulis, termasuk penyelenggaraan diplay tetap dan pemeran.

2. Program Mediator: Program ini berupa penerbitan berbagai media massa,

peyelenggaraan konferensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca,

menanggapi tajuk rencana yang negatif dan lain-lain.

3. Program Dokumenter: Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto

rekaman (kaset audio dan vidio) transkrip pidato dan lain-lain.

Menurut (Arikunto, 2013, pp. 367–368) Perencanaan program humas tidak terlepas

dari program kerja secara keseluruhan yaitu:

1. Identifikasi masalah

2. Perumusan masalah

3. Perumusan tujuan

4. Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah

5. Identifikasi sumber penunjang/hambatan, untuk perumusan masalah, perumusan

tujuan dan analisis seleksi alternatif pemecahan masalah.

6. Penyusunan program

24

7. Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahunan

Menurut (Hairunissa, 2015) pengertian program humas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

“Kegiatan yang membangun dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat

sekitar perusahaan, yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Hal ini

dilaukan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Seorang Humas

Organisasi/Perusahaan harus dapat membangun komunikasi yang baik dengan warga

setempat, mengkomunikasikan program-program yang dijalankan perusahaan, dan

lain sebagainya.”

2.2.3 CSR (Corporate Social Responsibility)

1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)

Menurut (Qona’ah, 2016) melalui jurnal komunikasi BSI dalam penelitian ini

Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan

kesejahteraan komunitas dengan pembangunan berkelanjutan serta memperhatikan dampak

ekonomi, sosial, dan lingkungan

Menurut Bowen (1953) dalam (M. Y. Yusuf, 2017, p. 28), CSR ialah suatu keputusan

bisnis untuk memberikan nilai-nilai kebaikan pada masyarakat.

Corporate Social Responsibility (CSR), bisa diartikan sebagai upaya dari perusahaan

untuk menaikan citranya dimata public dengan membuat program-program amal baik

bersifat eksternal maupun internal. Program eksternal dengan menjalankan kemitraan

(partnership) dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk

menunjukan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Sedangkan secara internal mampu berproduksi dengan baik, mencapai profit yang

maksimal dan mensejahterakan karyawannya. (Said, 2015)

Menurut versi The Word Bussines Council for Sustainable Development (WBCSD)

in fox, World Bank, (2002) dalam (Said, 2015), definisi CSR atau tanggung jawab

sosial perusahaan, adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan

perusahaan, keluarga karyawan, masyarakat setempat (lokal) dalam rangka

25

meningkatkan kualitas kehidupan. Corporate Social Responsibility sebagai

komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan

sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup

angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara

keseluruhan.

Menurut Kotler dan Nancy (2005) dalam (Said, 2015), Corporate Social

Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas

melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.

CSR adalah program perusahaan untuk terlibat dalam permasalahan sosial dengan

memberikan kontribusi dan nilai manfaat pada perkembangan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat dalam operasional sehari-hari perusahaan (Kriyantono, 2018, p. 30)

2. Tingkatan CSR (Corporate Social Responsibility)

Menurut (Radyati, 2014, pp. 89–90) ada beberapa tingkatan CSR yang

dirumuskan berdasarkan ruang lingkup dan kompleksitasnya. Yang terbagi

dalam beberapa level, dimulai dari level yang paling rendah, yaitu:

a. Level 1, adalah kepatuhan kepada semua aturan yang ada (compliance

with laws and regulations), baik UU, peraturan pemerintah, peraturan

menteri, dan sebaiknya yang berkaitan dengan sektor usaha perusahaan

tersebut

b. Level 2, adalah CSR dalam bentuk filantropi. Filantropi adalah keinginan

untuk meningkatkan kesejahteraan sesama, terutama melalui pemberian

sumbangan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan-tujuan yang baik

(Soanes,2009). Contoh filantropi adalah pemberian donasi, beasiswa,

26

pembangunan sekolah, tempat ibadah, pemberian bantuan setelah adanya

bencana alam, dan lainnya.

c. Level 3, adalah kegiatan community development (pembangunan

komunitas). Banyak sekali definisi community development,

diantaranya proses mengajak masyarakat aktif bersama menemukan

solusi untuk meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, lingkungan dan

budaya (Frank dan Smith 1999). Bentuk kegiatannya, antara lain pembinaan

pada masyarakat di suatu daerah tertentu.

d. Level 4, perusahaan menanggung biaya atas dampak negatif yang timbul dari

bisnisnya pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Contoh dalam aspek

lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah melalui manajemen limbah.

e. Level 5, adalah suatu sistem yang terintegrasi dalam perencanaan bisnis

perusahaan. Ruang lingkup CSR mulai dari penggunaan bahan baku sampai

mendaur ulang limbah. Di level ini, perusahaan harus memilih bahan baku yang

ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan masyarakat. Para pemasok juga harus

diajarkan cara menjalankan bisnis yang bertanggung jawab sosial, misalnya pabrik

yang bersih dengan pencahayaan yang baik dan hemat energi. Kemasan produk

juga harus menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

f. Level 6, adalah Creating Sustainable Livelihood, yakni menciptakan

mata-pencaharian yang berkelanjutan. Dalam hal ini program CSR membantu

dan mendampingi masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sosial melalui kegiatan

bisnis dan menjadikan masyarakat sebagai pemilik bisnis.

3. Tujuan CSR (Corporate Social Responsibility)

27

Menurut (Syarifuddin Gassing & Suryanto, 2016) hal yang diambil oleh peneliti

dalam buku ini tentang tujuan CSR, dalam bukunya mereka mengungkapkan bahwa:

Semangat Corporate Social Responsibility diharapkan dapat menciptakan

keseimbangan antara perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Implementasi

Corporate Social Responsibility melahirkan efek lingkaran emas yang dapat dinikmati

oleh organisasi dan seluruh stakeholdernya. Melalui Corporate Social Responsibility,

kehidupan sosial ekonomi masyarakat lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya

akan menjamin seluruh proses dan pemasaran hasil produksi. Terjaganya kelestarian

lingkungan selain menjamin kelancaran proses produksi, juga menjamin ketersediaan

pasokan bahan baku.

Dalam bukunya Gassing dan Suryanto (Gassing & Suryanto, 2016) juga

mengemukakan bahwa :

Bila dijalankan secara efektif, Corporate Social Responsibility dapat memperkuat

akumulasi modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Modal

sosial seperti kepercayaan, kohesivitas, altruisme, gotong royong dan kolaborasi

memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui beragam

mekanisme, modal sosial dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap

kepentingan publik meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya

keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kriminalitas.

4. Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)

Menurut Rafika Anggraini Putri dan Yulius Jogi Christiawan (Putri & Christiawan,

2014) penulis mengutip Manfaat CSR yang mereka kemukakan dalam jurnalnya bahwa :

Perusahaan sekarang juga sudah mengerti mengenai manfaat yang dihasilkan CSR

dikemudian hari dimana kegiatan ini dapat membangun citra perusahaan yang sehingga

manfaat ekonomis dikemudian hari dapat diterima oleh perusahaan misalnya seperti

kenaikan harga saham, memiliki banyak investor potensial, dan sebagainya.

Menurut (Hilda & Sunarya, 2019) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa :

Program Corporate Social Responsibility adalah bentuk tanggung jawab sosial

terhadap publik internal dan publik eksternal perusahaan yang bertujuan untuk

28

memberikan manfaat dan peningkatan taraf hidup serta memberikan edukasi terhadap

program-program yang dijalankan.

2.2.4 Internship Program

Magang adalah kegiatan dan program yang diadakan secara individu maupun lembaga

program magang yang digunakan sebagai sarana dalam memberikan gambaran real dunia

kerja. Selain itu, magang adalah sarana individu maupun lembaga untuk memberikan

pembelajaran cara berkomunikasi atau cara berhubungan antar sesama dan personil yang ada

di dalam perusahaan atau organisasi (Fajri, 2018, p. 1)

Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) dalam (Utomo & Azwar, 2018)

mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related

knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan

suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang

berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.

Wahyudi Utomo dan Azwar (Utomo & Azwar, 2018) juga mengutip pernyataan

Danim dalam Liana Sari, Beti dkk (2014 : 4) yang menyatakan, “magang adalah teknik

belajar yang melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan penentuan umpan balik

untuk memperbaiki kinerja atau mengoreksi kesalahan.”

2.2.5 Publik eksternal

Menurut (Sari, 2017, p. 66) berdasarkan sepuluh kegiatan Public Relations yang telah

dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup tugas public relations dalam

sebuah perusahaan/organisasi meliputi dua bagian yaitu :

1. Membina hubungan ke dalam (Publik Internal)

29

Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari

unit/badan/perusahaan/organisasi itu sendiri. PR harus mampu mengidentifikasi atau

mengenali hal-hal gambaran negatif dimasyarakat sebelum menjalankan kebijakan

organisasi.

2. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal)

Publik eksternal adalah public umum (masyarakat). PR mengusahakan tumbuhnya

sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya

Menurut (Burhanudin, Rosyidi, & Muchtar, 2018) mengemukakan bahwa :

Publik Eksternal dari sebuah perusahaan, antara lain terdiri dari:

1. Pemerintah

2. Konsumen/Pelanggan

3. Pers/Media

4. Masyarakat Sekitar

Setiap kegiatan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra

perusahaan. Bila hubungan antara salah satu ndust tersebut mengalami

ketidakharmonisan maka akan berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan.

2.2.6 PMMB (Program Mahasiswa Magang Bersertifikat)

PMMB (Program Mahasiswa Magang Bersertifikat) adalah kegaiatan magang yang di

buka oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama dengan BUMN (Badan Usaha Milik

Negara) dan seluruh perusahaan dibawah naungan BUMN. Program ini bertujuan bagi

mahasiswa/I untuk mengembangkan diri dan menjajal dunia kerja secara profesional. PMMB

ini di desain untuk membantu menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang siap bekerja dan

mampu bersaing. Adapun, waktu pelaksanaan PMMB minimal enam bulan dan programnya

diakui sebagai bagian dari SKS mahasiswa di kampus masing-masing. PMMB ini menjadi

30

langkah nyata link and match kurikulum PTN/PTS dengan kebutuhan industry yang telah

lama diinisiasi dan diharapkan menjawab gap yang selama ini masih terjadi di lapangan.