PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA DI MTS NEGERI...
Transcript of PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA DI MTS NEGERI...
PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA DI MTS
NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
RETNO SISTRIYANI
1112018200058
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
v
ABSTRAK
Retno Sistriyani (NIM: 1112018200058). Peran Humas dalam Membangun
Citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Program Studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang peran
humas dalam membangun citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk
mengetahui peran humas dalam membangun citra. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara, dengan mewawancarai
kepala madrasah, wakil kepala bidang humas, guru bidang studi, siswa, dan wali
murid. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa humas MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan sudah menjalankan peran dan fungsinya dalam kategori cukup
baik, namun demikian humas masih menemukan kendala atau hambatan sehingga
belum bisa maksimal dalam pelaksanaan peran dan fungsi.
Peran yang dilakukan waka humas dalam membangun citra adalah dengan
membuat program kegiatan madrasah dalam hubungannya dengan pihak internal dan
eksternal. Dalam penyampaian informasi menggunakan media komunikasi langsung
ataupun tidak langsung. Media komunikasi langsung seperti pembinaan, pelatihan,
rapat internal dan rapat wali murid, sedangkan media komunikasi tidak langsung
dengan media website, pembuatan majalah, papan informasi, surat edaran. Dalam
membangun citra, waka humas menghadapi beberapa hambatan berupa kekurangan
dana dan waka humas berperan ganda. Upaya yang dilakukan peran humas dalam
membangun citra yaitu untuk selalu meningkatkan kinerjanya.
Kata Kunci : Peran Humas, Membangun Citra, MTs
vi
ABSTRACT
Retno Sistriyani (NIM: 1112018200058). Role of Public Relations in Building
Image in MTs Negeri 1 Tangerang Selatan City. Education Management Studies
Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching of Islamic State University Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017.
This research aims to identify and describe the role of public relations in
building the image in MTs Negeri 1 Tangerang Selatan City. The method used in this
research is descriptive qualitative method to know the role of public relations in
building the image. Data collection techniques used documentation, observation, and
interview techniques, interviewing head master, deputy heads of public relations,
study subjects, students, and parents. The results of this study states that public
relations MTs Negeri 1 Tangerang Selatan City has been running the role and
function in the category quite well, but the public relations still finds obstacles that
can not be maximized in the implementation of roles and functions.
The role of deputy head of public relations in building the image is to create a
program of madrasah activities in relation to internal and external parties. In the
delivery of information using direct or indirect communication media. Direct
communication media such as coaching, training, internal meetings and student
guardianship meetings, while indirect media communication with website media,
magazine making, information boards, circular. In building the image, the deputy
head of the public relations field faces several obstacles in the form of lack of funds
and the deputy head of public relations plays a double role. Efforts made the role of
public relations in building the image is to always improve its performance.
Keywords: Public Relations Role, Building Image, MTs
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala Puji hanyalah milik Allah Ta’ala Tuhan semesta alam yang
telah memberi karunia, rahmat, hidayah, serta taufik-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini meskipun dalam prosesnya mengalami
hambatan dan halangan. Namun demikian, penulis sadari dengan sepenuh hati bahwa
ini adalah semata-mata karena ijin Allah SWT. Penyusunan skripsi ini merupakan
kajian singkat tentang peran humas dalam membangun citra di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengizinkan penulis
untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan arahan, nasihat dan
bimbingan serta selalu sabar mendampingi mahasiswa selama menjalani studi di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Abdul Ghofur, M.A., selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Ali Nurdin, M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak
memberikan masukan, arahan, bimbingan serta dukungan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
5. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
viii
6. Dr. H. Fathi Ismail, MM., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu, membimbing
serta mendorong penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
7. Seluruh Dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
motivasi, ilmu, bimbingan dan mendampingi penulis selama masa studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
pelayanannya dengan prima.
9. Kepala Madrasah, Bapak Ulik Widiantoro, M.Pd., beserta dewan guru, staf dan
jajarannya yang memperkenankan penulis melakukan penelitian di MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan.
10. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Wasis Purnomo dan Ibunda Muchsinatin
yang selalu mendampingi dan menjadi kebanggaan untuk anak – anaknya, untuk
semua doa, tenaga, motivasi, kasih sayang yang tak terhingga dan perjuangan
besar yang telah diberikan. Semoga Allah SWT, selalu memberikan rahmat dan
kasih sayang kepada keduanya, serta mengumpulkan kita kembali (kelak) di
surganya Allah SWT. Aamiin.
11. Kakak-Kakakku tercinta Zaenal Arifin, Sri Mulyani, dan Adikku A.Afif
Mubarok juga seluruh keluarga penulis terimakasih selama ini telah memberikan
doa, motivasi dan semangatnya.
12. Teruntuk Someone special, Anggar Hari Abraham terimakasih telah banyak
memberikan pengalaman hidup yang berharga, memberikan doa dan motivasinya
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
13. Teman-teman Rumpita, Dinda Dianti, Irhana Fauziah beserta teman Ace Q-big
yang selalu kompak, berbagi suka, duka, memberikan support dan membantu
penulis menghilangkan kepenatan serta selalu mengingatkan agar penulis segera
menyelesaikan skripsi.
ix
14. Teman-teman tersayang MP-B, terkhusus kepada Lili Amalia, Nurhilaliyah, Ana
Rosdiana, Sinta Apriliani, dan Ahmad Kamaludin yang setia berbagi keceriaan,
dan membantu penulis menghilangkan kepenatan serta mendukung saat penulis
lelah untuk mengerjakan skripsi.
15. Teman-teman seperjuangan Power Ranger Manajemen Pendidikan angkatan
2012 yang selama ini bersama-sama menempuh pendidikan di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
16. Serta kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
Terimakasih atas motivasi dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala kebaikan yang telah dilakukan
selama ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga
kemudahan, rezeki, dan keberkahan hidup selalu dilimpahkan pada kita, Amin
yarabbal alamien...
Penulis hanya bisa mendo’akan atas segala bantuan, arahan, bimbingan, dan
dorongannya tersebut semoga mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT
Yang Maha Adil dan Bijaksana.
Jakarta, 24 Oktober 2017
Penulis,
Retno Sistriyani
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................... 9
A. Citra Sekolah/Madrasah ................................................................................. 9
1. Pengertian Citra ........................................................................................ 9
2. Jenis Citra ............................................................................................... 10
3. Citra Positif dan Negatif......................................................................... 12
B. Upaya Membangun Citra ............................................................................. 13
1. Strategi Membangun Citra ..................................................................... 13
2. Humas sebagai Membangun Citra Sekolah/Madrasah .......................... 15
a. Pengertian Humas ............................................................................ 15
b. Ciri Hubungan Masyarakat .............................................................. 17
c. Ruang Lingkup Humas .................................................................... 18
d. Unsur Dasar Humas ......................................................................... 20
xi
e. Tujuan Humas .................................................................................. 22
f. Tugas dan Fungsi Humas ................................................................. 24
g. Peran Humas .................................................................................... 28
C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 30
D. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 35
B. Metode Penelitian......................................................................................... 35
C. Sumber Data ................................................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 37
E. Teknik Analisa Data ..................................................................................... 38
F. Kisi-Kisi Instrumen ...................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................... 43
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 43
1. Profil MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan........................................ 43
2. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ....................... 43
3. Visi dan Misi serta Tujuan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ...... 45
4. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan .............. 47
5. Keadaan Guru dan Pegawai MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan .... 48
6. Keadaaan Siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ...................... 48
7. Kegiatan Pembelajaran di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ....... 49
B. Deskripsi dan Analisa Data .......................................................................... 50
1. Peran Humas .......................................................................................... 50
2. Program Kerja Humas ............................................................................ 66
3. Sasaran Humas ....................................................................................... 69
4. Tugas Humas ........................................................................................... 71
5. Hambatan Humas ................................................................................... 74
xii
C. Diskusi Hasil Penelitian ............................................................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 79
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 80
A. Kesimpulan .................................................................................................. 80
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 82
LAMPIRAN .................................................................................................................. 84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Observasi
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Penelitian Wawancara
Tabel 3.4 Daftar Ceklist Studi Dokumentasi
Tabel 4.1 Data Fasilitas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah, Waka Humas,
Staf TU, Guru Bahasa Indonesia, OSIS, Wali Murid, Masyarakat
Lampiran 2 Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 3 Data Siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 4 Tugas dan Wewenang Humas
Lampiran 5 Program Kerja Bidang Humas
Lampiran 6 Standar Operasional Prosedur (SOP) Bidang Humas
Lampiran 7 Kalender Pendidikan & Kegiatan
Lampiran 8 Dokumentasi
Lampiran 9 Lembar Uji Referensi
Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 11 Surat Permohonan izin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting bagi keunggulan
suatu bangsa. Melalui pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru
yang dapat dikembangkan serta diperoleh untuk menghadapi berbagai
tantangan dan persaingan yang semakin ketat di tengah perkembangan zaman.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat agar dapat
mengimbangi kemajuan tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia bisa ditempuh melalui sektor pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan agen perubahan dan tempat untuk
menyalurkan ilmu bagi generasi penerus. Masyarakat akan memilih dengan
selektif lembaga pendidikan sesuai dengan harapannya. Untuk itu maka
lembaga pendidikan berusaha menciptakan citra yang baik untuk masyarakat.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab XV pasal 54 bagian kesatu Umum menyebutkan:
(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. (3) Ketentuan
mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.1
Hubungan masyarakat (humas) berperan penting dalam proses
penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini, humas berfungsi dalam
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2
mendukung hubungan baik kepada masyarakat sehingga dengan adanya
hubungan yang harmonis tersebut dapat membantu untuk memperoleh
dukungan publik. Untuk itu dibutuhkan peran humas untuk menjembatani
antara sekolah dengan masyarakat.
Humas merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik
antara suatu organisasi dengan publiknya atau khalayaknya, baik publik
internal maupun eksternal, dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen organisasi tersebut, dengan meningkatkan pembinaan kerjasama
dan pemenuhan kepentingan bersama, yang dilandasi asas saling pengertian
dan saling mempercayai.2
Peran humas sangat penting dalam membangun citra suatu
organisasi/lembaga, pentingnya humas harus disadari tidak hanya pimpinan
organisasi atau waka humas saja, tetapi juga harus disadari oleh semua unit
yang ada dalam organisasi itu sendiri. Tanpa dukungan dari seluruh pihak
kegiatan kehumasan tidak akan berjalan efektif.
Citra suatu lembaga tidak muncul dengan sendirinya, namun citra harus
diupayakan dengan berbagai cara agar selalu terpelihara. Pada kenyataannya
dalam proses hubungan kerja sama terjadi kejadian yang dapat menimbulkan
citra positif dan negatif. Citra positif suatu madrasah dapat menumbuhkan
kepercayaan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menerima dan
bergabung dalam lembaga tersebut.
Menciptakan citra yang positif menjadi prestasi, reputasi, dan sekaligus
menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan perannya di
lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Humas merupakan langkah terbaik
organisasi dalam menjaga dan memelihara citra di dunia pendidikan. Humas
diharapkan mampu menciptakan citra positif kepada masyarakat sehingga
mereka tetap loyal dan percaya pada kreadibilitas suatu lembaga.
2 T.E. Ardhoyo, Peran dan Strategi Humas (Public Relations) dalam Mempromosikan
Produk Perusahaan, Vol 1, 2013, hal.16
3
Dalam melaksanakan perannya pun, humas membutuhkan perencanaan
yang cukup baik dalam menyusun strategi yang akan digunakan. Namun
dalam menentukan strategi diperlukan pertimbangan dengan faktor situasi
yang sedang terjadi agar mampu melewati berbagai masalah dan krisis sesuai
kondisi organisasi yang sedang dihadapi. Strategi humas yang dilakukan saat
krisis diharapkan membuahkan hasil saat krisis usai, namun tidak menutup
kemungkinan sebelum krisis berakhir, organisasi telah mencapai hasil yang
diinginkan.
Citra sebuah lembaga pendidikan tidak bisa diraih dengan serta merta.
Citra diperoleh dengan waktu yang panjang terutama kerja keras civitas
akademika ataupun kerjasama berbagai pihak menjadi faktor utama dalam
menggapai citra sebuah lembaga pendidikan. Namun demikian, terkadang
para civitas akademika lembaga pendidikan tidak menyadari bahwa mereka
adalah agen penting dan merupakan salah satu iklan yang nyata bagi
masyarakat. Jika ada salah satu dari siswa atau guru yang berperilaku buruk
dapat mengurangi citra lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini diperlukan
kerja sama yang baik untuk membangun citra.
Sekolah yang mampu membangun citra maka akan menjadi sekolah
unggulan. Salah satu yang dapat membangun citra secara baik dan menjadi
sekolah unggulan adalah MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang berada
di Pamulang.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan jenjang dasar pada pendidikan
formal setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai sekolah
lanjutan dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibitidaiyah (MI), atau sederajat
yang diakui pemerintah. Perbedaan antara SMP dan MTs yaitu, jika SMP di
kelola oleh Dinas Pendidikan dan mata pelajaran agama menjadi satu,
sedangkan MTs dikelola oleh Kementerian Agama dan mata pelajaran agama
yang terjabar secara rinci ke dalam 5 bidang bidang pelajaran agama, yaitu
Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqh, dan
Bahasa Arab.
4
Pada masa tersebut pencitraan madrasah masih kurang menguntungkan di
masyarakat. Masyarakat masih memandang bahwa madrasah lebih banyak
mengajarkan ilmu-ilmu agama dan kurang mengajarkan ilmu-ilmu umum.
Padahal komposisi kurikulum di madrasah sebenarnya cukup ideal, yakni
dengan komposisi sekitar 70% untuk mata pelajaran umum dan 30% untuk
mata pelajaran agama.3
MTs merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah sama halnya
seperti SMP. Namun, madrasah memiliki perbedaan dibandingkan dengan
sekolah umum dimana madrasah tidak hanya mengutamakan pelajaran umum
tetapi juga memperdalam ilmu pengetahuan agama sebagai ciri khas
tersendiri. Informasi yang beredar di kalangan masyarakat mengenai citra
madrasah ialah bahwa madrasah hanya memfokuskan pada ilmu pengetahuan
agama dan tidak memprioritaskan pengetahuan umum, namun faktanya adalah
madrasah memfokuskan pada dua bidang ilmu pengetahuan umum dan agama.
Dengan adanya keterpaduan antara ilmu umum dan agama menjadi poin
kelebihan bagi madrasah karena sesungguhnya dalam kehidupan diperlukan
keseimbangan antara pengetahuan umum dan agama. Stigma negatif
masyarakat mengenai MTs memang tidak bisa secara cepat dihilangkan, tetapi
madrasah dapat merubah stigma tersebut secara perlahan dengan cara
melaksanakan berbagai kegiatan kehumasan seperti sosialisasi kepada
masyarakat sehingga pandangan masyarakat terhadap madrasah berubah
menjadi stigma positif. Selama madrasah belum melakukan langkah-langkah
untuk memperbaiki citra madrasah, maka kemungkinan besar masyarakat
lebih memilih sekolah umum sebagai tempat pendidikan yang dinilai sesuai
dengan tuntunan perkembangan modernisasi sekarang ini.
Dari fenomena tersebut, masyarakat lebih memilih pendidikan formal yang
bersifat umum. Dikarenakan kurang sosialisasi dan pemahaman masyarakat
mengenai keunggulan dari MTs yaitu lulusan dari MTs dibekali oleh
pengetahuan ilmu agama yang lebih mendalam dibandingkan SMP. Karena
3 Diolah dari dokumen MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
5
madrasah dihadapkan kepada pencitraan yang kurang menguntungkan dari
masyarakat maka dari itu diperlukan peran humas di dalam sekolah sebagai
media sosialisasi agar dapat membangun citra positif di masyarakat.4
Peran humas hanya dipandang sebelah mata, banyak yang menganggap
peran humas tidak penting bagi lembaga pendidikan terutama sekolah dasar
sampai sekolah menengah atas. Diantara sekolah-sekolah tersebut mungkin
hanya sebagian yang mengunakan manajemen kehumasan, atau tidak
maksimal dalam implementasinya. Meskipun ada job deskripsi namun kurang
bekerja dengan baik serta kurang bisa membawakan perannya sebagai tenaga
humas. Padahal dalam lembaga pendidikan peran humas sangatlah penting
agar dapat membangun citra positif.
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan Pajajaran
Pamulang Barat, kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. MTs Negeri
1 Kota Tangerang Selatan terakreditasi A dan lokasi sekolah dekat dengan
jalan raya sehingga dinilai cukup strategis. Sarana dan prasarana madrasah
terbilang cukup baik dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat
menunjang kegiatan kehumasan dalam membangun citra madrasah.
Permasalahan yang sering terjadi di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
dalam hal hubungan masyarakat yaitu belum optimalnya peran humas dalam
membina hubungan dengan pihak internal/eksternal. Humas mengadakan
beragam kegiatan untuk pihak internal sekolah seperti guru dan staf. Untuk
pihak eksternal seperti wali murid, lembaga-lembaga dan media. Namun
kegiatan tersebut kurang maksimal diterapkan karena tidak ada perencanaan
secara berkala dengan pihak eksternal seperti perusahaan dan media.5
Masalah lain yang timbul adalah belum optimalnya SDM kehumasan
dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. Masalah ini terjadi karena beberapa
4 Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari Senin, 24 Juli 2017 pukul 10.00-10.30
WIB 5 Ibid.,
6
SDM humas memiliki tugas merangkap sebagai guru sehingga tidak bisa
memaksimalkan fungsi humas yang seharusnya.
Budgeting pun menjadi permasalahan humas sebagai poin pendukung
dalam mengembangkan citra sekolah. Sekolah meminimalisir anggaran untuk
kegiatan humas. Hal demikian terjadi karena sekolah menilai kegitan-kegiatan
yang dilaksanakan humas tidak terencana secara berkala sehingga sekolah
sulit untuk menganggarkan dana yang dialoksikan.
Sementara itu manajemen humas terbilang belum terorganisir dengan baik.
Manajemen kearsipan belum terkelola dengan baik sehingga humas sendiri
cukup sulit ketika sekolah memerlukan data/arsip untuk keperluan tertentu.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian sehingga penulis ingin mengungkapkan lebih
mendalam mengenai peran humas. Maka penulis mengajukan skripsi dengan
judul “Peran Humas dalam Membangun Citra di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya peran humas dalam membina hubungan dengan pihak
internal/eksternal.
2. Belum optimalnya SDM kehumasan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
humas di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
3. Kurangnya dukungan dan kerja sama dari warga madrasah dalam
membentuk citra madrasah.
4. Minimnya anggaran biaya yang dikeluarkan untuk aktifitas kehumasan.
5. Belum optimalnya pelaksanaan manajemen kearsipan sehingga data
kegiatan maupun progam humas tidak terdokumen dengan baik.
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis tidak membahas semua permasalahan-permasalahan di atas karena
keterbatasan waktu dan materi. Sehingga penulis membatasi penelitian pada:
1. Belum optimalnya peran humas dalam membina hubungan dengan pihak
internal/eksternal guna membangun citra sekolah.
2. Belum optimalnya SDM kehumasan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
humas di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Bagaimana peran staf kehumasan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
humas di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi humas dalam membangun citra di
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana upaya humas dalam membangun citra di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan peran staf kehumasan dalam melaksanakan fungsi-fungsi
humas di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi humas dalam
membangun citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan humas dalam membangun
citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
8
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
teori dan analisisnya untuk kepentingan penelitian dimasa yang akan
datang serta bermanfaat dan membantu mengembangkan ilmu
pengetahuan terkait peran humas di madrasah.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan masukan ataupun sebagai
evaluasi dalam membangun citra madrasah melalui peran humas madrasah
baik kepada madrasah yang bersangkutan maupun yang memliki masalah
yang sama. Dan dapat memperluas pengetahuan peneliti serta menjadi
masukan mahasiswa untuk mempersiapkan diri berinteraksi dengan
masyarakat. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Manajemen Pendidikan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Citra Sekolah/Madrasah
1. Pengertian Citra
Citra berkaitan erat dengan suatu penilaian, tanggapan, opini,
kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu terhadap bentuk
pelayanan, nama perusahaan, dan merek suatu produk barang atau jasa dari
pihak publik sebagai khalayak sasarannya. Citra tersebut dapat bersifat
positif atau negatif.1
Berkaitan dengan pengertian citra menurut Philip Kotler, yaitu ”Image
is the set of beliefs, ideas and impressions a person holds regarding an
object are highly conditioned by that objects’s image”.2 Secara garis besar
bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang
terhadap suatu objek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu
objek akan ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan kondisi
terbaiknya.
Sedangkan menurut Soleh Soemirat & Elvinato Ardianto citra adalah
cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu
komite atau suatu aktifitas.3
Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif terhadap suatu
organisasi atau lembaga. Citra merupakan aset terpenting dari suatu
organisasi, karena dengan adanya citra bisa mengetahui dan memandang
sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktifitas dari
organisasi atau lembaga tersebut.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra adalah
simbol yang terbentuk terhadap pelayanan ataupun produk sekolah guna
1 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), Cet.5, h.71 2 Ibid., h.80
3 Soleh Soemirat dan Elvinaro, Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya,2008), h. 113
10
menarik kepercayaan publik terhadap suatu objek tertentu agar
menampilkan pandangan atau kesan yang baik. Untuk mengetahui nilai citra
perlu menelaah persepsi dan sikap seseorang terhadap citra organisasi
tersebut karena citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-
informasi yang diterima seseorang.
2. Jenis Citra
Berkaitan dengan pembentukan citra sekolah, dalam hal inilah humas
melaksanakan fungsi dan perannya. Melalui kegiatan yang diselenggarakan
humas, citra sekolah dapat terbentuk karena mendapatkan penilaian dari
pihak internal/eksternal terhadap pelayanan maupun produk sekolah.
Ada beberapa jenis citra (image), yakni: citra bayangan (mirror image),
citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra
perusahaan (corporate image), serta citra majemuk (multiple image).4
a. Citra Bayangan
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi
biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang
dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap
organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekadar
ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan
ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu
mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita biasa
membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kita
pun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak
kalah hebatnya atas diri kita. Tentu saja anggapan itu tidak pada
tempatnya akan tetapi hal ini merupakan suatu kecenderungan yang
wajar, karena hampir semua orang memang menyukai fantasi.
4 M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), Cet.4, h.59-68
11
b. Citra yang Berlaku
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu
citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang
berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena
semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang
luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Biasanya pula,
citra ini cenderung negatif.
c. Citra Harapan
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.
Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra
yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu citra yang terlalu baik juga
bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra
harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
d. Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra
perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat
meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau
riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di
bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan
industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam
jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial,
anggota komitmen mengadakan riset, dan sebagainya.
e. Citra Majemuk
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan
pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki
perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak
mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan
citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang
12
dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan
jumlah pegawai yang dimilikinya.
Dari beberapa jenis citra diatas dapat diketahui bahwa citra yaitu kesan,
gambaran, dan keyakinan dari seseorang tentang suatu objek yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan. Citra suatu organisasi terbentuk dari
pandangan publik terhadap organisasi. Tugas dari humas yaitu
mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan publik dengan
cara membentuk citra yang baik.
3. Citra Positif dan Negatif
Seorang tokoh populer (public figure) senantiasa menyandang reputasi
yang baik dan sekaligus yang buruk. Kedua macam citra bersumber dari
adanya citra-citra yang berlaku (current images) yang bersifat negatif dan
positif.5 Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya
berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan
yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seyogianya dipoles agar lebih
indah dari aslinya. Karena hal itu justru dapat mengacaukannya.
Suatu citra yang sesungguhnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk
di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah
dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu
informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru.6
Suatu hal yang harus dilakukan humas adalah membuat citra yang baik
dengan membentuk kesan sesuai kenyataan sesungguhnya tanpa dipoles
agar terlihat lebih baik. Karena pemolesan citra yang tidak berdasarkan
fakta pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat humas itu sendiri dan akan
menimbulkan kerugian jangka panjang.
5 Ibid., h.69
6 Ibid., h.69
13
B. Upaya Membangun Citra
1. Strategi Membangun Citra
Menciptakan citra yang positif menjadi tujuan utama bagi aktivitas
public relations dalam melaksanakan perannya diperusahaan atau organisasi
yang diwakilinya. Humas merupakan langkah terbaik organisasi dalam
menjaga dan memelihara citra dalam dunia pendidikan. Humas diharapkan
mampu menciptakan citra positif kepada masyarakat sehingga mereka tetap
loyal dan percaya pada kreadibilitas sekolah.
Dalam melaksanakan perannya pun, humas juga membutuhkan
perencanaan yang cukup baik dalam menyusun strategi yang akan
digunakan. Namun dalam menentukan strategi juga diperlukan
pertimbangan dengan faktor situasi yang sedang terjadi agar mampu
melewati berbagai masalah dan krisis, sesuai kondisi organisasi yang sedang
dihadapi. Strategi humas yang dilakukan saat krisis diharapkan
membutuhkan hasil saat krisis usai, namun tidak menutup kemungkinan
sebelum krisis berakhir, organisasi telah mencapai hasil yang diinginkan.
Strategi yang harus diupayakan humas di lembaga pendidikan
diperlukan adanya beberapa pendekatan agar strategi dalam membangun
citra dapat berhasil. Menurut Sagala, terdapat lima langkah dalam formulasi
dalam perumusan strategi yaitu:7
a. Perumusan misi (mission determination), yaitu pencitraan bagaimana
seharusnya sekolah bereksistensi;
b. Assesment lingkungan eksternal (environmental exsternal assesment),
yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang
dapat disediakan oleh sekolah;
c. Assesment organisasi (organization assesment), yaitu merumuskan dan
mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal;
7 Emha Surya Histining dan Meylia Elizabeth Ranu, Membangun Citra SMK melalui
peran dan Strategi Humas (Studi SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto), h. 4
14
d. Perumusan tujuan khusus (objective setting), yaitu penjabaran dari
pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan
tujuan tiap-tiap mata pelajaran;
e. Penentuan strategi (strategi setting) yaitu memilih strategi yang paling
tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan
anggaran, sarana, dan prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan untuk melaksanakan strategi yang perlu dilakukan adalah:8
a. Humas mengetahui secara jelas dan rincian mengenai pola perencanaan,
kebijakan, keputusan yang diambil, visi dan arah tujuan lembaga
pendidikan bersangkutan, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
penyampaian pesan dan informasi yang berasal dari lembaga pendidikan
kepada masyarakat;
b. Humas akan memberikan informasi mewakili lembaga pendidikan
tersebut dapat dipertegas tantangan batas-batas wewenang dan tanggung
jawab dalam memberikan keterangan (sebagaimana juru bicara);
c. Pimpinan atau staf humas selalu diikutsertakan menghadiri setiap rapat
atau pertemuan pada tingkat pimpinan agar dapat secara langsung
mengetahui tujuan organisasi yang hendak dicapai dalam jangka pendek
maupun jangka panjang;
d. Agar humas diberi fungsi koordinasi berhubungan secara langsung dan
segera dengan pimpinan puncak (kepala sekolah);
e. Humas harus bertindak secara proaktif dan dinamis, serta fleksibel
sebagai narasumber;
f. Humas berperan melakukan tindakan mulai dari memonitor, merekam,
menganalisa, menelaah hingga mengevaluasi setiap reaksi feed back;
g. Humas dapat memberikan sumbang saran, ide dan rencana atau program
kerja humas untuk memperbaiki atau mempertahankan nama baik,
kepercayaan dan citra perusahaan terhadap publiknya.
8 Ibid., h.4
15
Strategi humas tidak terlepas dari adanya komunikasi yang baik dengan
pihak internal madrasah. Dalam melaksanakan strategi membangun citra
perlu adanya kerjasama dari seluruh warga madrasah tidak hanya humas
saja yang menjalankannya namun siswa juga turut berpengaruh untuk
menciptakan citra yang baik dimata publik.
2. Humas sebagai Membangun Citra Sekolah/Madrasah
a. Pengertian Humas
Secara Etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan dari
perkataan Bahasa Inggris public relation, yang berarti hubungan sekolah
dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu
organisasi (sekolah) dan masyarakatnya.9 Artinya, hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan
masyarakat untuk berusaha mananamkan pengertian warga masyarakat
tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong minat dan
tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Menurut kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), “Humas
adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik
dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya”.10
Sedangkan menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard
Desk Dictionary terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai segenap
kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu
untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik
dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak terjangnya.11
Dalam
mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah
9 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet.1, h.281
10
Mulyono, MA., Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-
Ruz Media, 2010), h.202 11
Ibid., h.203
16
dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat humas merupakan
kegiatan yang nyata.
Para ahli ilmu manajemen mendefinisikan tentang hubungan
masyarakat, sebagai berikut:
Menurut Franks Jefkins, Humas adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.12
Menurut Cutlip, Center dan Broom,”Public Relations is the
management function which evaluates public attitudes, identifies the
policies and procedures of an individual or an organization with the
public interest, and plans and executes a program of action to earn
public understanding and acceptance”.13
Hubungan Masyarakat adalah
fungsi manajemen yang menilai sikap pubik, mengidentifikasikan
kebijaksanaan, dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan
publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertian dan dukungan publik.
Professor Byron Christian mengatakan bahwa hubungan masyarakat
adalah suatu usaha yang sadar untuk mempengaruhi orang terutama
melalui komunikasi, guna berfikir baik terhadap sesuatu organisasi,
menghargainya, mendukungnya, dan ikut simpati bersamanya jika
mendapat tantangan dan kesukaran.14
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, public relations
merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau
organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan
12
Sri Minarti, op.cit., h.281
13 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung: Mandar
Maju, 1993), Cet.8, h.116 14
S.K Bonar, Hubungan Masyarakat Modern Public Relations, (Jakarta: PT.
Soeroengan), Cet.2, h.19
17
suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya.15
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan
masyarakat atau public relations adalah suatu kegiatan yang
direncanakan dan dilakukan secara berkesinambungan untuk
menciptakan saling pengertian antara sebuah organisasi/lembaga dengan
masyarakat. Kegiatan yang menonjol adalah menanamkan kesan baik dan
memperoleh pengertian serta kepercayaan publik.
b. Ciri Hubungan Masyarakat
Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui
dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri-cirinya, yakni:16
1) Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang
berlangsung dua arah secara timbal balik;
2) Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi;
3) Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik eksternal
dan publik internal;
4) Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan
psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak
publik.
Ada 4 (empat) ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik
humas. Melalui karakteristik inilah kita dapat menilai apakah suatu
aktivitas komunikasi dapat dikatakan sebagai humas atau bukan, yakni:17
15
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.6-7
16 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Kumunikologis,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.6, h.24
18
1) Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah, yang
memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.
2) Sifatnya yang terencana, dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen, yang memerlukan fact finding, perencanaan,
pengorganisasian, aksi dan evaluasi. Artinya aktivitas humas perlu
direncanakan, dirumuskan tujuannya, dan ditentukan ukuran
keberhasilannya.
3) Berorientasi pada Organisasi/Lembaga. Untuk mencapai pengertian,
kepercayaan, dan dukungan publik dengan pemahaman yang tinggi
terhadap visi, misi dan budaya organisasi/lembaga sehingga dapat
mencapai tujuan humas dan mendukung tujuannya.
4) Sasarannya adalah publik, yakni suatu kelompok dalam masyarakat
yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama bukan
kepentingan perorangan.
Berdasarkan penjelasan diatas pada dasarnya karakteristik humas
yaitu adanya kegiatan komunikasi, memiliki tujuan yang terencana,
sasarannya adalah publik, dan membina hubungan baik antara organisasi
dan publik. Jadi komunikasi yang dilakukan menguntungkan kedua belah
pihak dan saling membantu antara satu dengan yang lain, antara
organisasi dan masyarakat karena sasaran kegiatan humas adalah
masyarakat.
c. Ruang Lingkup Humas
Adapun ruang lingkup yang menjadi sasaran humas humas yaitu
publik eksternal dan publik internal.18
1) Publik Eksternal
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum
(masyarakat). Hubungan masyarakat keluar (Humas Eksternal) turut
17
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor: PT Ghalia Indonesia,
2004), Cet.2, h.15-17
18 Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah, (Yogyakarta: Media Akademi, 2016),
Cet.1, h.28-29
19
menentukan keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu badan
atau lembaga. Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal
sebagai:
a) Press Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers
umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi
yang utama adalah pers.
b) Government Relations. Mengatur dan memelihara hubungan
dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan
sekolah.
c) Community Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
masyarakat setempat.
d) Customer Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa
langgananlah yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan
sebaliknya.
2) Publik Internal
Menurut Ruslan, yang dimaksud dengan publik internal adalah
publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri.
Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya
untuk meningkatkan kegairahan bekerja para guru, tenaga akademik,
karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan. Sebagai garis
besar dapat disimpulkan sebagai berikut, publik internal meliputi:
a) Employee Relations. Memelihara hubungan khusus antara
manajemen dengan guru dalam kepegawaian secara formal.
Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat,
pemberhentian, pensiun dan sebagainya.
b) Human Relations. Memelihara hubungan khusus antara sesama
warga dalam sekolah secara informal, sebagai manusia (secara
20
manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan
manusia secara formal.
c) Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah
dengan komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul. Mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah
kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut melancarkan
hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hubungan
masyarakat dalam suatu lembaga pendidikan berhubungan dengan
publik eksternal maupun publik internal, serta kegiatan yang
dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya mencakup kegiatan
internal yang merupakan kegiatan publisitas kedalam, sasarannya
adalah guru, staf, siswa yang ada di dalam organisasi dan kegiatan
eksternal yang merupakan kegiatan publisitas keluar sasarannya
adalah mayarakat di luar organisasi.
d. Unsur Dasar Humas
Humas terdiri dari empat unsur dasar, yaitu: humas merupakan
filsafat manajemen yang bersifat sosial, humas adalah suatu pernyataan
tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksanaan, humas adalah
tindakan akibat kebijaksanaan sehat, humas merupakan komunikasi dua
arah yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian
menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau
mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling
pengertian dan itikad baik.19
Pertama, humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial
dari manajemen yang meletakkan kepentingan masyarakat lebih dulu
pada segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku organisasi.
Diasumsikan bahwa hak suatu organisasi untuk beroperasi dianugerahkan
19
H. Frazier Moore, Ph.d, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2005) h. 6-13
21
oleh publik dan bahwa istimewa ini tidak mungkin dihindari; bahwa
suatu lembaga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer orang-orang
yang menggantungkan dirinya untuk pekerjaan, upah penghasilan barang,
dan jasa, serta kepuasan sosial dan spiritual. Prinsip pelayanan
masyarakat ini merupakan dasar dari konsep modern humas.
Kedua, unsur dasar humas adalah pengungkapan suatu filsafat sosial
dalam keputusan kebijaksanaan. Setiap lembaga memiliki kebijaksanaan-
kebijaksaan yang menetapkan sejumlah tindakan yang harus diikuti
dalam kegiatannya. Penciptaan kebijaksaan ini, yang meliputi sejumlah
fungsi, merupakan tanggung jawab pokok dari manajemen. Keputusan-
keputusan kebijaksaan akan mencerminkan kepentingan publik dari
organisasi itu. Keputusan kebijaksaan humas suatu organisasi adalah
salah satu kebijaksanaan yang terpenting.
Ketiga, unsur dasar humas adalah tindakan sebagai akibat dari
administrasi dari kebijaksaan yang mencerminkan filsafat sosial dari
manajemen. Pernyataan kebijaksaan, meskipun mencerminkan
manajemen untuk melayani kepentingan publik tidaklah cukup. Agar
lebih berarti, kebijaksaan itu haruslah diungkapkan dalam tindakan-
tindakan yang sesuai dengan kebijaksaan itu.
Keempat, unsur dasar humas adalah komunikasi dua arah (two way
communications) melalui kebijaksanaan dalam mendengarkan opini
publiknya, dan kepekaan dalam menginterprestasikan setiap
kecenderungan kegagalan dalam komunikasi dan mengevaluasi serta
mempertimbangkan kemungkin-kemungkinan untuk mengubah sifat,
pedekatan atau penekanan setiap fase kebijaksanaannya.
Berdasarkan uraian diatas unsur dasar humas yaitu, mendahulukan
kepentingan publik, adanya keputusan kebijaksanaan, kemudian
melakukan tindakan nyata atas keputusan yang telah dibuat dan
melakukan evaluasi.
22
e. Tujuan Humas
Tujuan yang tepat tidak muncul begitu saja. Kita tidak bisa
menemukan tujuan yang paling tepat hanya dengan menebak, mengkira-
kira ataupun memerintah orang untuk melakukan hal ini atau itu.
Secara umum ada beberapa tujuan humas. Ruang lingkup tujuan
humas itu sendiri ternyata sedemikian luas. Namun sehubungan dengan
keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat skala
prioritas. Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan
humas dari sebuah organisasi, beberapa di antaranya yang pokok adalah
sebagai berikut.20
1) Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan
adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2) Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh
organisasi kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
3) Untuk menciptakan identitas organisasi atau citra lembaga yang baru
yang tentunya lebih baik daripada sebelumnya, atau yang lebih sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Bila konsep tentang citra dibandingkan pada dunia pendidikan maka
uraiannya sebagai berikut:
1) Untuk mengubah citra umum dikalangan eksternal sekolah
sehubungn dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah.
2) Untuk memberitahu kepada masyarakat mengenai prestasi sekolah
yang telah dicapai sehingga mendapat penilaian baik dari
masyarakat.
3) Untuk menciptkan identitas sekolah yang lebih baik daripada
sebelumnya.
20
M. Linggar Anggoro, op.cit., h.71-72
23
Rosady Ruslan menyatakan bahwa tujuan public relations untuk
mempengaruhi publiknya, antara lain sejauh mana mereka mengenal dan
mengetahui kegiatan lembaga atau organisasi yang diwakili tersebut tetap
pada posisi pertama, dikenal, dan disukai. Sedangkan posisi publik yang
kedua, mengenal dan tidak menyukai itu, maka pihak public relations
berupaya melalui proses teknik public relations tertentu untuk dapat
mengubah pandangan publik menjadi menyukai. Pada posisi publik yang
ketiga, membutuhkan perjuangan keras untuk mengubah opini publik
yang selama ini tidak mengenal dan tidak menyukai melalui suatu teknik
kampanye PR (PR campaign) melalui strategi menarik perhatian (pull
strategi) yang mampu mengubahnya, yaitu dari posisi “nothing” menjadi
“something”.21
Menurut pendapat lain bahwa tujuan dari humas antara lain: 22
1) Mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat.
2) Meningkatkan usaha masing-masing pihak masyarakat dapat
meningkatkan pemahamannya terhadap sekolah dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan pertumbuhan
pribadi tiap anak.
4) Menciptakan rasa ikut serta dan tanggung jawab bersama antara
komponen rumah tangga, sekolah dan masyarakat dalam mengemban
amanat pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan
humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya
penguatan dan perubahan kognisi, afeksi, dan perilaku komunikannya.
Bila kita bawa ke dalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga
21
Rosady Ruslan, op.cit., h.7
22Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), Cet.1, h.234
24
dan terbentuknya kognisi, afeksi, dan perilaku positif publik terhadap
organisasi/lembaga.23
1) Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi),
tujuan humas pada akhirnya adalah membuat publik dan
organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan,
kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing, yang
menunjukan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal
dan mengerti.
2) Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi), yakni ada
pada keyakinan seseorang (publik) akan kebaikan atau ketulusan
orang lain (organisasi/lembaga), dapat diukur dengan etika dan moral
maupun materil yang ditanamkan dan ditunjukkan masing-masing
antara seseorang dan organisasi/lembaga.
3) Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotorik) dengan
komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerjasama
nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk prilaku
atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
humas adalah suatu proses pembentukan opini publik untuk menciptakan
sikap saling pengertian dan saling percaya dengan publik dan menjalin
hubungan kerjasama yang harmonis baik didalam maupun diluar
organisasi dalam mencapai tujuannya.
f. Tugas dan Fungsi Humas
Tugas humas ternyata tidak ringan, humas adalah sumber informasi
organisasi/lembaga tersebut. Pada dasarnya tugas humas adalah
melakukan kegiatan menjual sesuatu yang tidak tampak, seperti ide,
gagasan atau rencana.
23
Frida Kusumastuti, op,cit., h.20-22
25
Menurut R. Sudiro Muntahar menjelaskan mengenai tugas humas
yaitu:24
1) Membantu pimpinan dalam rangka menyelenggarakan tugas-tugas,
untuk mendapatkan public support, dengan menanamkan kepercayaan
dan pengertian baik dalam masyarakat.
2) Menampung social control, mengolahnya/menganalisa dan kemudian
melaporkan, menjelaskan dan menunjukan pada pimpinan keinginan-
keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Frida Kusumastuti ada tiga tugas humas dalam
organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi
humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut.25
1) Menginterprestasikan, menganalisis dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada
manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
2) Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan
kepentingan publik. Kepentingan organisasi /lembaga dapat jadi jauh
berbeda dengan kepentingan publik dan sebaliknya. Humas adalah
mempertemukan kepentingan ini menjadi saling mengerti, dipahami,
dihormati, dan dilaksanakan. Bila kepentingannya berbeda, maka
humas dapat bertugas untuk menghubungkannya.
3) Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang
berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini
mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinggi dan luas.
Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wewenang untuk
memberi nasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah
24
R. Sudiro Muntahar, Hubungan Masyarakat: Fungsi dan Peranannya dalam
manajemen, (Yogyakarta:Andi Offset), h.49
25 Frida Kusumastuti, op.cit., h.25
26
ditunda ataukah dihentikan. Di sini humas bertugas untuk senantiasa
memonitor semua program.
Selain menyampaikan informasi dan menciptakan opini publik,
humas juga mempunyai tugas melaksanakan analisis, penyiapan
rancangan kebijakan dan mengevaluasi program-program yang telah
dilaksanakan.
Onong Uchjana Effendy sebagaimana dikutip oleh Rosady Ruslan
mengemukakan bahwa fungsi humas adalah sebagai berikut:26
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
2) Membina hubungan harmonis anatara organisasi dengan publik
internal dan publik eksternal.
3) Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi
dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
5) Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya,
untuk mencengah terjadinya rintangan psikologis, baik yang
ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.
Menurut Cultip dan Center serta Canfiel, yang dikutip oleh Onong
Uchjana Effendy menyatakan bahwa fungsi humas dapat dirumuskan
sebagai berikut: 27
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik
publik eksternal maupun internal,
26
Rosady Ruslan, op.cit., h.9-10
27 Onong Uchjana Effendy, op.cit., h.36
27
3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
Menurut Bertrand R. Canfield yang dikutip Oleh Onong Uchjana
Effendy mengemukakan fungsi humas sebagai berikut:28
1) It should serve the public’s interest; (Mengabdi kepada kepentingan
umum)
2) Maintain good communication; (Memelihara komunikasi yang baik)
3) Stress good morals and manners. (Menitikberatkan moral dan
perilaku yang baik)
Dari beberapa fungsi di atas menurut Bertrand R. Canfield yang
pertama mengenai fungsi humas itu adalah pengabdian kepada
kepentingan umum. Hal ini dikarenakan petugas humas diangkat dan
diberi upah oleh pimpinan/manajer tetapi tugasnya untuk melayani
publik dan mengabdikan dirinya untuk kepentingan umum. Fungsi humas
yang kedua, yang ditekankan oleh Canfield, adalah pemeliharaan
komunikasi yang baik. Yang dimaksud dengan komunikasi yang baik itu
ialah hubungan komunikatif antara humas dengan publik baik internal
maupun eksternal dan dengan manajer beserta stafnya, dilakukan secara
timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati.
Ketiga fungsi humas adalah menitikberatkan moral dan perilaku yang
baik. Ditekankannya moral dan perilaku ini ialah karena humas yang
diwakili para humas, yang sebagai wakil organisasi berhubungan dengan
publik, menjadi citra organisasi. Jika para petugas humas berperilaku
terpuji dengan moral yang bernilai tinggi, maka organisasi yang
diwakilinya itu memperoleh pandangan yang positif dari publik, baik
28
Ibid., h.35
28
publik internal maupun publik eksternal. Sebaliknya, apabila perilaku
tercela karena moral yang tak dapat dipertanggungjawabkan, maka
pandangan yang negatif yang akan dialamatkan kepada organisasinya.
Menurut Cutlip and Center yang dikutip oleh Frida Kusumastuti
menyatakan bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut:29
1) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organsasi
2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada masyarakat.
3) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
4) Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,
baik internal maupun eksternal.
Penampilan dan sikap seorang public relations dapat menciptakan
kesan tersendiri, baik itu positif maupun negatif. Pada akhirnya kesan ini
dapat melekat dan mempengaruhi pula citra nama instansi/organisasi
yang mereka sandang. Oleh karena itu, sesuai dengan code of
ethics public relations, serta didukung oleh semangat etos kerja yang
tinggi, maka public relations akan tetap berpegang teguh pada tugas dan
fungsinya sebagai public relations yang profesional.
g. Peran Humas
Menurut Rosady Ruslan, peran utama dari humas pada intinya
adalah sebagai berikut:30
1) Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau
lembaga yang diwakili dengan publiknya.
2) Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang
positif dan saling menguntungkan dengan publiknya.
29
Frida Kusumastuti, op.cit., h.23-24
30 Rosady Ruslan, op.cit., h.10
29
3) Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan.
4) Membentuk corporate image, artinya peranan publik relations
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
Menurut Dozier yang dikutip oleh Frida Kusumastuti menyatakan
bahwa peranan petugas humas merupakan salah satu kunci penting untuk
pemahaman fungsi humas dan komunikasi organisasi. Peranan petugas
humas dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yakni peranan managerial
(communication manager role) dan peranan teknis (communication
technician role). Peranan manajerial dikenal dengan peranan di tingkat
messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 4 peranan, yakni expert
preciber communication, problem solving process facilitator,
communication facilitator, dan technician communication. Sehingga bila
dijelaskan lebih jauh terdapat 4 peranan, meliputi sebagai berikut:31
1) Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati
pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan
seperti hubungan dokter dan pasien.
2) Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah.
Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam
setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila
memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
3) Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara
perusahaan. yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi
antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila
terjadi miscommunication.
31
Frida Kusumastuti, op.cit,. h.24-25
30
4) Technician communication
Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Yang
menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan
keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan
merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan
manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.
Peran humas dalam sekolah tidak hanya menjadi alat dalam
menyelesaikan masalah saja, tetapi dapat menjadi tempat untuk
membangun image yang baik sehingga akan tercipta reputasi yang baik
pada lembaga pendidikan dan masyarakat dapat memberi kepercayaan
pada lembaga tersebut.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian dan sebagai referensi penulis dalam melakukan penelitian ini.
1. Penelitian dari Wahyu Ridha dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Strategi Public Relations dalam
Membangun Citra Perusahaan pada Excellent Islamic School (EXISS) A
BA TA Srengseng Jakarta Barat”. Hasil penelitian menyatakan bahwa
Strategi Public Relations dalam Membangun Citra Perusahaan pada
Excellent Islamic School (EXISS) A BA TA Srengseng Jakarta Barat
sebagai berikut: Strategi Public Relations menggunakan media elektronik
berupa website dinilai cukup berhasil, strategi public relations yang kedua
yaitu menggunakan Mailing List kepada pihak internal dapat dikatakan
berhasil, Spanduk dan Brosur cukup berhasil, dan Talk Fushion program
yang dikembangkan oleh pihak public relations sekolah ini menjadi nilai
plus menjadikan nama dan kualitas penidikan sekolah ini menjadi semakin
baik.32
32
Wahyu Ridha, Strategi Public Relations dalam Membangun Citra Perusahaan pada
Excellent Islamic School (EXISS) A BA TA Srengseng Jakarta Barat, 2014.
31
2. Penelitian dari Ira Dwi Rahayu. 2014. Peran Kehumasan dalam Rangka
Meningkatkan Citra Sekolah di SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian ini peran kehumasan dalam rangka
meningkatkan citra sekolah di SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta belum
memperoleh hasil yang baik, hal tersebut dilihat dari jumlah murid yang
mendaftar ke SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta masih kurang dari target
yang ditentukan oleh sekolah.33
3. Penelitian dari Dedi Herdiana dan Khoiruddin. Peran dan Strategi Humas
dalam Pembentukan Citra Perguruan Tinggi Islam. 2016. Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif untuk
menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
hasil penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
Pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, dari 3 perguruan tinggi Islam di Kota Bandung, dapat
dijelaskan bahwa peran PR selalu bertujuan untuk meningkatkan citra
lembaganya. Humas di perguruan tinggi sadar bahwa mereka harus selalu
berusaha untuk menjaga citra perguruan tinggi yang mereka wakili supaya
tetap mendapat kepercayaan masyarakat pengguna.34
4. Penelitian dari Erwin Indrioko. 2015. Membangun Citra Publik dalam
Lembaga Pendidikan Islam. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebuah
lembaga pendidikan Islam harus dikelola dengan manajemen yang baik dan
dikenalkan di masyarakat luas dengan cara-cara inovatif dan modern.
Pencitraan lembaga pendidikan Islam tidak dapat terlepas dari adanya peran
serta berupa dukungan dan harapan dari masyarakat. Madrasah dan
masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan
kemajuan masyarakat itu sendiri. Madrasah akan menjadi mandiri dan
memiliki kesan yang kuat jika keberadaannya diakui dan didukung oleh
masyarakat luas. Di sinilah perlunya peran kebersamaan yang seirama antar
33
Ira Dwi Rahayu. Peran Kehumasan dalam Rangka Meningkatkan Citra Sekolah di
SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta, 2014. 34
Dedi Herdiana dan Khoiruddin, Peran dan Strategi Humas dalam Pembentukan Citra
Perguruan Tinggi Islam. 2016. Vol 15.
32
seluruh warga dalam lembaga pendidikan Islam dan masyarakat luas untuk
tetap menjaga citra lembaga sehingga lembaga pendidikan Islam tetap eksis
berkembang dan menjadi pilihan utama segenap konsumen pendidikan.35
Dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian di
atas yakni pada objek dan pemilihan materi. Dalam penelitian ini membahas
Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan.
D. Kerangka Berpikir
Humas memiliki peranan yang sangat penting bagi sekolah. Keberadaan
humas adalah sebagai jembatan atau penghubung antara sekolah dan
masyarakat. Salah satu tugas humas yaitu mempertemukan kepentingan
organisasi dengan kepentingan publik, dan fungsi humas menunjang kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Sehingga humas diharapkan
dapat membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik. Baik
public internal maupun eksternal.
Apabila tugas dan fungsi humas belum maksimal dalam
mengkomunikasikan program sekolah maka akan berpengaruh tehadap citra
sekolah itu. Dalam hal ini bukan mengubah menjadi citra positif malah
berbalik menjadi negatif karena belum mengetahui secara jelas tugas dan
fungsi humas yang dimilikinya.
Untuk menarik kepercayaan masyarakat maka sekolah perlu
mengoptimalkan peranan humas. Upaya yang dapat dilakukan humas ialah
dengan cara menciptakan citra yang baik. Seperti melakukan kerjasama dengan
masyarakat dan media, publikasi dan dokumentasi setiap kegiatan, staf yang
professional, sarana prasarana yang menunjang, dan program yang menarik
lainnya.
35
Erwin Indrioko, Membangun Citra Publik dalam Lembaga Pendidikan Islam. 2015.
Vol 9.
33
Humas harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi untuk
meningkatkan citra dan reputasi sekolah, apalagi di zaman yang semakin
banyak persaingan ini. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu membuat
planning/perencanaan program yang dibuat seperti melakukan kegiatan
sosialisasi, pelatihan,dll yang kaitannya dalam hal membina hubungan dengan
publik internal maupun eksternal serta mengadakan berbagai kegiatan sosial
dan pendidikan yang dapat mencerminkan image positif.
Dalam pelaksanaanya diharapkan dapat tercapai dengan baik dan dapat
terbentuk citra yang positif sehingga dapat memberi kepercayaan masyarakat.
Efektif atau tidaknya program yang dibuat humas sekolah dapat diketahui
setelah dilakukan evaluasi. Evaluasi program humas dilakukan dengan
mengukur sampai tidaknya pesan yang disampaikan kepada publik.
34
Gambar 2.1
Diagram Kerangka Berpikir
Feedback
Feedback
Input Proses Output
Kondisi nyata
1. Belum optimalnya
peran humas dalam
membina hubungan
dengan pihak
internal/eksternal.
2. Belum optimalnya
SDM kehumasan
dalam
melaksanakan
fungsi-fungsi humas
di MTSN 1 Kota
Tangerang Selatan.
3. Kurangnya
dukungan dan
kerjasama dari
warga sekolah
dalam membentuk
citra sekolah.
4. Minimnya anggaran
biaya yang
dikeluarkan untuk
aktifitas kehumasan.
5. Belum optimalnya
pelaksanaan
manajemen
kearsipan sehingga
data kegiatan
maupun proram
humas tidak
terdokumen dengan
baik.
Strategi
1. Membuat planning,
pengorganisasian,
pengarahan,
pemberdayaan,
penganggaran,
pengawasan, dan
evaluasi
2. Mengadakan sosialisasi
3. Mengadakan berbagai
kegiatan sosial dan
pendidikan yang dapat
mencerminkan image
positif.
4. Kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan
dan karyawan sekolah
memberikan teladan
bagi peserta didik
Hasil
Terbentuknya citra
yang positif
sehingga dapat
memberi
kepercayaan
masyarakat.
Masalah
Belum
optimalnya peran
humas dalam
membangun citra
di sekolah
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
letaknya dijalan Pajajaran No.31, Pamulang, Tangerang Selatan. Waktu
pelaksanaan penelitian ini dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2017
tepatnya pada bulan Juli di Kota Tangerang Selatan. Lebih jelasnya
digambarkan pada tabel di bawah.
Tabel 3.1
Rencana Penyusunan Skripsi
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6
1 Pengesahan Proposal
Skripsi
2 Bimbingan dengan
Dosen Pembimbing
3 Pengajuan Surat
penelitian
4 Wawancara dan
pengumpulan data
5 Analisis Data
6 Penyusunan hasil
laporan penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
kualitatif. Sebagaimana menurut Wina Sanjaya, penelitian deskriptif kualitatif
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh
dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di
masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambar ciri, karakter,
36
sifat, dan model dari fenomena tersebut.1Pendekatan ini diharapkan mampu
memberikan gambaran secara rinci mengenai peran humas dalam membangun
citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Informasi yang diperoleh dari
penelitian ini berdasarkan sample informan mengenai peran humas dalam
membangun citra. Pengambilan sample bukan untuk mewakili populasi, tetapi
untuk meningkatkan relevansi informasi terhadap tema yang diteliti agar
akurat.
C. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
a. Person, yaitu perseorangan atau individu. Sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara dan dalam
penelitian ini disebut informan.2 Dalam penelitian ini, peneliti sudah
menentukan narasumber atau informan sebagai sumber data yang akan
diteliti, yaitu:
1) Kepala Sekolah
2) Waka. Humas
3) Guru
4) Staf Tata Usaha
5) Wali Murid
6) OSIS
b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan
diam dan bergerak seperti ruangan, kelengkapan alat, wujud benda,
aktivitas, kinerja, kegiatan belajar mengajar, dan lain-lain.3 Dalam
penelitian ini, peneliti akan mengamati tentang kondisi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas yaitu mengenai peran humas dalam
membangun citra.
1 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode dan Prosedur (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2013), Cet ke-I, h. 47 2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), Cet ke-XV, h.
172 3 Ibid,. h. 172
37
c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar, atau symbol-simbol lain.4 Peneliti akan mendapatkan
data ini melalui data struktur organisasi sekolah dan beberapa
dokumen berupa buku yang didapatkan dari kantor sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber bacaan dan
berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,
notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai
instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin,
publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan
resmi seperti kementerian, buku-buku, hasil-hasil studi, tesis, hasil survei,
studi historis, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini
bertujuan untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang
telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan narasumber.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.5
Observasi dilaksanakan secara langsung di lapangan dengan mengamati
sejumlah objek yang ditentukan dalam penelitian. Dengan metode ini,
peneliti menggali secara dalam mengenai informasi dan situasi secara
umum di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
2. Teknik Interview atau Wawancara
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, wawancara adalah
proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam
mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan.6
4 Ibid,. h. 172
5 Ibid., h. 70
6 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,(Jakarta : PT Bumi Aksara,
2005), Cet ke- VII, h. 83
38
Metode ini dilaksanakan secara langsung dengan bantuan responden.
Peneliti dan informan melakukan tanya jawab seputar objek penelitian.
Peneliti mengajukan pertanyaan secara sistematis yang kemudian dijawab
oleh informan. Metode wawancara dapat dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan berhadapan secara langsung. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan kepala sekolah MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan,
waka humas, guru, staf TU, OSIS, dan wali murid.
Wawancara dengan responden dilakukan untuk mencari informasi
tentang program-program kehumasan, tugas dan fungsi humas, serta
manajemen kehumasan meliputi pembiayaan untuk kegiatan maupun
program humas.
3. Teknik Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi yaitu mencari
data-data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya.7
Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data berupa
catatan harian, surat-surat pribadi, notula rapat dalam buku profil MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
E. Teknik Analisa Data
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui
dokumentasi, wawancara, dan observasi yang merupakan catatan lapangan
yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
2. Pengecekan Keabsahan Data
Yaitu teknik pengecekan data dengan melihat seberapa jauh
keabsahan data yang diperoleh melalui dokumentasi, wawancara, dan
observasi dengan meggunakan metode triangulasi.
7Ibid,. h. 274
39
3. Klasifikasi Data
Setelah melakukan pengecekan keabsahan data, karena data yang
terkumpul terbilang banyak, maka selanjutnya ialah mengklasifikasi data-
data yang diperoleh dengan mengelompokkan data-data tersebut ke dalam
beberapa bagian tujuan untuk memudahkan dalam menganalisis data.
4. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data.8
5. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka selanjutnya ialah menyajikan data dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya.
6. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.9
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : ALFABETA,
2006), h.277
9 Ibid. h. 283
40
F. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Peran Humas dalam Membangun Citra di
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
No Variabel Dimensi Indikator
1
Humas dalam
membangun
citra
Humas 1. Latar belakang sekolah
Sejarah sekolah
2. Personalia kehumasan
Keadaan staf kehumasan
3. Sarana dan Prasarana
Kehumasan
Keadaan ruang
kehumasan
Perlengkapan kegiatan
kehumasan (brosur,dll)
Peralatan kegiatan
kehumasan(komputer,dll)
2 Susunan Program
Kerja
1. Rencana program kerja jangka
pendek
2. Rencana program kerja jangka
panjang
41
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Peran Humas dalam Membangun Citra di
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Variabel Dimensi Indikator
Humas dalam
membangun citra
1. Peran Humas a. Humas sebagai komunikator
b. Humas sebagai pembina hubungan/
relationship
c. Humas sebagai pendukung fungsi
manajemen/back up management
d. Humas sebagai pembentuk citra/
corporate image
2. Program Kerja
Humas
a. Kerjasama
b. Publikasi & dokumentasi
c. Pemberdayaaan orang tua siswa &
alumni serta peningkatan mutu
3. Sasaran Humas a. Publik internal
b. Publik eksternal
4. Tugas Humas a. Menganalisis dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik
b. Mempertemukan kepentingan
organisasi dengan kepentingan
publik
c. Mengevaluasi program-program
5. Hambatan
Humas
a. Hambatan humas dalam
membangun citra
b. Upaya humas dalam membangun
citra
42
Tabel 3.4
Daftar Ceklis Studi Dokumentasi
No Dokumen Ada Tidak ada
1. Jadwal kegiatan rutin humas
2. Data jumlah divisi humas
3. SOP (Standar Operational Procedur) humas
4. Dokumen program-program humas
5. Data sarana prasarana pendidikan
a. Ruang kelas
b. Proyektor
c. Masjid
d. Labolatorium (IPA,Komputer, Agama,
Bahasa)
e. Perpustakaan
f. Lapangan olahraga
g. Kamar mandi (toilet)
6. Dokumen profil sekolah
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Nama Madrasah : MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
No. Statistik Madrasah : 121136740001
No. Pokok Sekolah Nasional : 20623031
Status Akreditasi : A
Status Madrasah : Negeri
Alamat Lengkap : Jalan Pajajaran No. 31 Pamulang Barat
Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten
Telp/Fax : 021-7415023 / 021-7415023
Email : [email protected]
Website : www.mtsn1tangsel.sch.id
Luas tanah : 6.852 M2
Luas Bangunan : 3.864 M2
Jumlah Ruang Belajar : 31 ruang
Waktu Belajar : Pagi 07.00-15.00 WIB
2. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Tangerang Selatan
berdiri pada 17 Agustus tahun 1981 di Cimanggis Ciputat Tangerang.
Cikal bakal MTsN 1 Kota Tangsel adalah MTs. Darussalam yang
berlokasi di Cimanggis Ciputat. Pada tahun 1987 MTs. Darussalam
dinegerikan oleh pemerintah dan berganti nama menjadi MTsN Tangerang
II Pamulang. Pada tahun ini pula MTsN Tangerang II Pamulang
dipindahkan ke kelurahan Pamulang di Jalan Raya Pajajaran No. 31
Pamulang. Pada Tahun 2016 berganti nama menjadi MTsN 1 Kota
Tangerang Selatan.
44
Kepala Madrasah yang pertama adalah Drs. Syamsudin (1981-1989)
kemudian pada tahun 1989 sampai 1993 di jabat oleh Drs. Edy Djunaedy,
dan pada tahun 1993-1994 diganti oleh Drs. Nasharudin Sarbini (1993-
1994). Pada masa tersebut adalah masa-masa perjuangan yang berat untuk
memantapkan keberadaan madrasah, karena masih dihadapkan kepada
pandangan masyarakat bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu-ilmu
Agama saja. Pandang tersebut tidaklah benar karena di madrasah alokasi
pelajaran umum sama dengan seluruh pelajaran yang ada di sekolah
umum. Sedangkan pelajaran agama yang terjabar secara rinci ke dalam
bidang 5 bidang pelajaran agama, yaitu Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak,
Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqh, dan Bahasa Arab adalah pelajaran yang
wajib dari Departemen Agama. Dengan kata lain madrasah adalah sekolah
plus.
Pada tahun 1994-2002 kepala sekolah dijabat oleh Dra. Hj. Iis Aisyah
pada masa kepemimpinan beliau mulailah diletakkan dasar-dasar
pengelolaan madrasah yang sesuai dengan harapan masyarakat
pembangunan serana fisik mulai dilakukan. Sedikit demi sedikit madrasah
mulai diperhitungkan di masyarakat terbukti dengan minat masyarakat
untuk bersekolah di MTsN Tangerang II meningkat pesat. Pada tahun
2003-2007 dilanjutkan oleh Drs. M. Askolani pada masa ini mulai
dilakukan pembangunan secara fisik secara bertahap sehingga mejadi
sekolah yang cukup memadai, begitu juga sarana dan prasarana.
Pada tahun 2007 terjadi pergantian kepala sekolah oleh Drs. Suhardi,
MA, pada masa ini mulai diadakan inovasi-inovasi pendidikan dengan
dibukannya kelas-kelas unggulan yaitu : Kelas Bina Prestasi, Kelas Sains,
Kelas Bilingual Arab, Kelas Bilingual Inggris, Kelas TI, Kelas Agama,
dan Kelas Sosial. Selain inovasi yang telah dilakukan, banyak pula
prestasi-prestasi yang telah dicapai diantaranya adalah juara I Lomba
sekolah sehat tingkat Nasional tahun 2010. Juara I lomba Matematika
Tingkat Nasional di Bandung tahun 2012. Selain itu juara 1 lomba
45
Marching Band Tingkat Nasional Piala Presiden berturut-turut 3 kali pada
tahun 2010, 2011, 2012. Pada tahun 2013 berhasil menyabet Juara III
PIKR tingkat Nasional (Pusat Informasi Konseling Remaja) dan dalam
sejarah pada tahun 2013, MTsN Tangerang II Pamulang berhasil
mengikuti lomba robotic tingkat Internasional meraih 1 Medali Emas, 2
Perak dan 1 Perunggu dalam International Islamic School Robot Olimpiad
di Johor Baharu Malaysia. Pada tahun 2014-2015 berturut- turut Juara 1
Kompetisi sain Madrasah Bidang Study Biologi dan tahun 2015 meraih
Juara II Jurnalistik tingkat Nasional, dan masih banyak lagi prestasi yang
diraih dalam bidang Akademik, Olah Raga dan Seni. Setelah 9 tahun
menjabat Drs. H. Suhardi, M.Ag. digantikan oleh Ulik Widiantoro, S.Pd.,
M.Pd. pada tanggal 26 Juli 2016, jabatan beliau sebelumnya adalah guru
dan wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, yang masih muda energik
dan progresif.
3. Visi dan Misi serta Tujuan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Visi dan misi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada
uraian di bawah:
a. Visi
“Terselenggaranya layanan prima untuk membentuk insan religius,
berprestasi nasional, dan berwawasan global”
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ada sejumlah misi yang akan
menjadi landasan program MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan,
yaitu:
1. Meningkatan kualitas tatakelola madrasah
2. Meningkatkan kualitas pembina kehidupan beragama
3. Meningkatkan kualitas pembinaan akademik dan nonakademik
4. Meningkatkan kompetensi guru dn profesionalitas pegawai
5. Meningkatkan kualitas sarana dan prsarana pendidikan
6. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global
46
c. Tujuan
Untuk mewujudkan visi dan misi MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan tahun 2014-2018 perlu dirumuskan tujuan yang lebih jelas
menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya dan tercapainya visi.
Tujuan strategis MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
dirumuskan berdasarkan 8 standar pendidikan nasional dengan
memberikan nilai tambah, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya,
sehingga akan mengerucut pada terwujudnya visi MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan, yakni terselenggaranya layann pendidikan yang
prima untuk membentuk insan religius, berprestasi nasional, peduli,
dan berwawasan global. Tujuan strategis MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan tahun 2014-2018 adalah:
1. Tersedianya tatakelola madrasah yang handal yang menjamin
terselenggaranya layanan prima.
2. Terwujudnya sistem pembinaan keagamaan yang sistematis,
mendalam, praktis (applicble), dan berkelanjutan, terutama dalam
pembinaan akidah (jiwa tauhid), ibadah, dan akhlak.
3. Terwujudnya sistem pembinan akademik dan nonakademik yang
selektif, sistematis, fokus, konsisten, profesional dan
berkelanjutan yang berorientasi pada tercapainya prestasi
nasional.
4. Terselenggaranya pembinaan kompetensi guru dan profesionalitas
pegawai yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan yang dapat
melahirkan SDM yang unggul.
5. Terwujudnya sarana dan prasarana madrasah yang lengkap,
berkualitas, dan terawat secara baik serta mendukung bagi
terwujudnya lingkungan madrasah yang sehat, aman dan nyaman.
6. Terwujudnya sistem pembinaan kecakapan global yang
sistematis, mendalam, aplikatif, dan berkelanjutan.
47
4. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Adapun kondisi sarana prasarana MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Data Fasilitas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
No Ruang Jumlah/
Ruangan
Baik
Kurang Keterangan
1 Mushola 1
2 Gedung administrasi
a. Ruang kepala
sekolah
b. Ruang guru
c. Ruang TU
d. Ruang Humas
e. Ruang Kesiswaan
f. Ruang Kurikulum
1
2
1
1
1
1
3 Ruang kelas 33
4 Lab. IPA 1
5 Lab. Komputer 2
6 Perpustakaan 1
7 Ruang OSIS 1
8 Ruang UKS 1
9 Ruang Pramuka 1
10 Kantin 1
48
11 Lapangan olahraga 1
Sumber : Data Sarana dan Prasarana MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan
Dari keterangan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana
prasarana MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan memiliki sarana dan
prasarana yang cukup baik untuk menunjang aktivitas pendidikan. Oleh
sebab itu sarana dan prasarana dapat dijadikan humas dalam membangun
citra.
5. Keadaan Guru dan Pegawai MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Kehadiran tenaga pendidik dan kependidikan mutlak berpengaruh
untuk berlangsungnya proses pendidikan. Sekolah membutuhkan tenaga
pendidik dan kependidikan yang kompeten di bidangnya untuk
melaksanakan tugas dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan sekolah
yaitu memberikan pelayanan maksimal terhadap siswa dan mencapai
keberhasilan yang dicerminkan melalui kepuasan yang dirasakan.
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik dan
kependidikan yang cukup kompeten di bidangnya. Tenaga pendidik yang
berasal dari lulusan S2, S1 dan SMA/Sederajat. Tenaga pendidik
berjumlah 68 orang, terdiri dari 63 guru PNS dan 5 guru non-PNS. Jumlah
pegawai 14 orang sesuai dengan kompetensinya, 7 orang CSR dengan
tingkat pendidikan SLTA, 6 Scurity dengan lulusan SLTA.
Dengan adanya tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan diharapkan dapat membantu kepala sekolah
dengan memberikan pelayanan maksimal kepada siswa sesuai dengan
keadaan sekolah. Secara rinci mengenai data tenaga pendidik dan
kependidikan dapat dilihat pada lampiran.
6. Keadaan Siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Adapun jumlah siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2016-2017 sebanyak 1037 siswa yang terdiri dari 33 rombel. Siswa
kelas VII sebanyak 335 terbagi dalam 11 rombel, siswa VIII sebanyak 352
49
terbagi dalam 11 rombel, dan siswa kelas IX sebanyak 350 yang terbagi
dalam 11 rombel. Secara rinci mengenai peserta didik dapat dilihat pada
lampiran.
7. Kegiatan Pembelajaran di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan adalah madrasah yang
mengembangkan potensi diri peserta didik melalui proses pembelajaran,
baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor dengan sistem
pendidikan terpadu yaitu:
a) Memadukan pengajaran Ilmu Pengetahuan Umum- Teknologi
(IPTEK) dan Pengetahuan Agama-Iman dan Takwa (IMTAK)
b) Memadukan pendidikan umum dengan orientasi pendidikan Qurani
yang berkarakter islami.
c) Memadukan pola pendidikan keluarga, pesantren dan sekolah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, Visi dan Misi MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan maka disusun suatu perangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dinamakan Kurikulum
IPTAK, yaitu kurikulum yang menggabungkan kurikulum Pendidikan
Nasional “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” (IPTEK) dengan kurikulum
pesantren “Iman dan Takwa” (IMTAK).
a. Target Kurikulum IPTEK
Adapun tujuan dari kurikulum IPTEK yaitu siswa mampu
menguasai IPTEK sesuai dengan perkembangan zaman dengan tolak
ukur sebagai berikut :
1) Siswa mempunyai kemampuan lebih dalam penguasaan sains,
komputer, teknologi informatika dan bahasa komunikasi.
2) Siswa lulus ulangan akhir yang ditentukan Diknas 100% dengan
nilai standar kelulusan minimum 80 (delapan puluh).
b. Target Kurikulum IMTAK
Tujuan dari kurikulum IMTAK yaitu adanya perubahan sikap dan
tingkah laku ke arah sikap yang islami dan qurani, serta siswa mampu
50
memahami Al quran secara mendalam dengan tolak ukur sebagai
berikut:
1) Siswa bersikap santun, ramah, disiplin, hormat pada orang
tua/sesama, rajin beribadah dan belajar.
2) Siswa hafal surat-surat pendek dan panjang minimal hafal juz ke
30 dan membudayakan Qiyamul Lail dan Sholat Berjamaah.
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan melakukan kegiatan
belajar mengajar (KBM) mulai dari hari senin sampai sabtu dengan
ketentuan KBM dimulai pukul 7.00-15.00 WIB.
B. Deskripsi dan Analisa Data
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti yang
meliputi hasil obeservasi, studi dokumentasi dan wawancara, maka pada
penelitian ini peneliti mencoba menjabarkan fenomena yang terjadi di MTs N
1 Kota Tangerang Selatan mengenai peran humas dalam membangun citra di
MTs N 1 Kota Tangerang Selatan maka diperoleh hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Peran Humas
a. Humas Sebagai Komunikator
Peran humas sangat penting, humas harus bisa menyampaikan
informasi ke masyarakat secara baik dan mampu menjadi pihak yang
netral ketika sebuah permasalahan terjadi.
Firman Alloh dalam surat An Nisa ayat 9 yang berbunyi :
ية خلفهممنتسكىالىالرينوليخش فليتقىاعليهمخافىاضعاف اذز اقىالوليقىلىاللا سديد
Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang
sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang
mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan
sadida)”.
Merujuk pada surat An Nisa ayat 9 Alloh Subhanahu Wataala
memerintahkan kita untuk berbicara dengan tutur kata yang benar.
51
Qaulan Sadida adalah perkataan lurus (tidak berbeli-belit), kata yang
benar,keluar dari hati yang suci bersih, dan diucapkan dengan cara
demikian rupa, sehingga tepat mengenai sasaran yang dituju yakni
sehingga pesan dapat sampai mengetuk pintu akal dan hati mereka.
Humas sebagai komunikator harus terampil berkomunikasi, dan
juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. Untuk mencapai
komunikasi yang baik, seorang pemimpin juga harus memiliki
kepercayaan, kemampuan, kejujuran, keramahan, serta daya tarik.
Peran humas sebagai komunikator di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan diwujudkan kedalam berbagai cara maupun
kegiatan humas yang nantinya kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan dalam mencapai suatu tujuan yaitu membentuk opini
publik internal maupun eksternal yang positif terhadap sekolah. Dari
hasil wawancara dengan kepala sekolah MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan diketahui bahwa :
“Peran humas dalam komunikator biasanya dilakukan oleh pengurus
humas, untuk menjadi pengurus humas haruslah memenuhi kriteria
yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, adapaun kriterianya yaitu
harus memiliki kemampuan menjalin hubungan dengan baik dan juga
dari segi wawasannya harus luas”.1
Kemudian staf Tata usaha Pak Iwan mengatakan bahwa :
Humas menempati garda terdepan untuk mensosialisasikan segala
sesuatu yang berkaitan dengan sekolahan seperti penerimaan siswa
baru. Terkadang orang tua siswa jika ada keperluan langsung
datang ke bagian Tata Usaha/TU padahal lebih tepatnya datang ke
bagian Humas terlebih dahulu. Karena persepsi mereka masih
tradisional jadi perlu pemahaman khusus ke masyarakat bahwa ada
divisi humas yang lebih tepat. Untuk komplain, memberi masukan
atau saran dan mengetahui informasi apa saja itu ke humas.2
1 Hasil wawancara dengan Kepala sekolah pada hari rabu, 6 september 2017 pukul 09.10-
09.50 WIB 2 Hasil wawancara dengan Staf TU pada hari selasa, 15 maret 2017 pukul 09.20-09.40
WIB
52
Dan pak Nur Abdilah selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia menambahkan.
“Peran humas yang jelas cukup membantu. Karena dari awal
pendaftaran siswa baru dari humas, publikasi kemudian hasilnya.
Komunikasi dengan calon wali murid dan calon siswa melalui
humas.”3
Berdasarakan pernyataan dari kepala sekolah dapat diketahui
bahwa waka humas haruslah memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam berkomunikasi yang baik dan benar, agar tujuan penyampaian
informasi dapat tercapai, yaitu masyarakat sebagai penerima
informasi mempunyai pengertian yang sama dengan humas sebagai
komunikator terhadap informasi yang disampaikan oleh humas.
Sehingga masyarakat dapat memberikan tanggapan atau respon
kepada penyampai informasi.
Dari hasil wawancara dengan Staf TU dapat dipahami bahwa
dari divisi humas perlu melakukan adanya sosialisasi atau
pemahaman khusus kepada masyarakat ataupun orang tua siswa agar
informasi-informasi yang mereka butuhkan dapat diperoleh secara
jelas ke bagian humas.
Pelaksanaan peran humas sebagai komunikator tidak lepas dari
media komunikasi yang digunakan. Dalam pelaksanaan kegiatannya
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan menggunakan beberapa
macam media komunikasi dalam melaksanakan. Media komunikasi
yang digunakan dapat dengan komunikasi langsung maupun tidak
langsung.
Komunikasi langsung merupakan komunikasi yang dilakukan
dengan bertatap muka langsung. Komunikasi ini dilakukan dimana
komunikator dan komunikan saling berhadapan. Komunikasi
3 Hasil wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia pada hari kamis, 10 Agustus 2017
pukul 12.40-13.00 WIB
53
langsung yang dilakukan di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
yaitu: rapat koordinasi, rapat wali murid, rapat komite madrasah, dll.
Komunikasi tidak langsung merupakan komunikasi yang
dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Media tersebut dapat
berupa media cetak atau media elektronik. Media tersebut seperti:
brosur, poster spanduk, surat resmi/surat edaran, penggunaan papan
pengumuman, menerbitkan buletin, telepon, website, email, majalah,
dll.
1) Peran Humas Sebagai Komunikator untuk Publik Internal
a) Rapat koordinasi
Proses penyampaian informasi kepada publik internal
madrasah dilakukan melalui rapat yang diadakan menjelang
awal tahun ajaran baru. Setiap rapat koordinasi ini dihadiri
oleh seluruh guru, staf dan juga kepala sekolah.
Informasi atau hal-hal yang disampaikan dalam rapat
biasanya mengenai persiapan yang dilakukan dalam program
penerimaan siswa baru, rapat kenaikan kelas, rapat rekrutmen
tenaga pendidik dan sebagainya. Selain untuk membahas
kegiatan-kegiatan tersebut rapat ini digunakan untuk
menyampaikan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan
oleh pemerintah pusat.
Dalam kegiatan rapat mendiskusikan permasalahan yang
ada di madrasah dan adanya humas bertugas untuk
menciptakan pemahaman yang sama antar rekan kerja,
dimana dalam sebuah rapat atau pertemuan perlu adanya
pemahaman yang sama antara humas dengan publik internal.
Rapat juga dijadikan media komunikasi untuk sharing
antara guru, karyawan dan kepala sekolah untuk
menyampaikan pendapat sebagai masukan yang berguna bagi
perkembangan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Selain
rapat koordinasi, diadakan juga penyebaran informasi melalui
54
media group whatsapp sehingga dapat dengan mudah
menyampaikan ataupun menerima informasi secara cepat.
b) Upacara
Upacara bendera setiap hari senin dijadikan sebagai
sarana penyampaian informasi yang berupa pengumuman-
pengumuman untuk publik internal khususnya siswa-siswi
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan
wawancara dengan Pak Afif selaku divisi humas mengatakan
bahwa:
“Penyampaian informasi dilakukan kepada pihak internal dan
eksternal sekolah. Salah satu penyampaian informasi untuk
internal adalah kegiatan upacara bendera dan dirasa cukup
efektif karena pada saat upacara bendera seluruh warga
sekolah berkumpul dan mengikuti kegiatan tersebut”.4
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa
pelaksanaan peran humas sebagai komunikator terhadap
publik internal dapat dilakukan melalui upacara bendera.
c) Masa Orientasi Siwa (MOS)
Peran humas dalam penyebaran informasi dilakukan
dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan
diadakan di awal tahun ajaran baru untuk siswa-siswi baru
yaitu kelas VII. Adapun kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperkenalkan siswa pada lingkungan madrasah. MOS
merupakan media humas dalam menyampaikan informasi
seperti tentang peraturan sekolah, informasi yang berkaitan
dengan program-program sekolah.
2) Peran Humas sebagai Komunikator untuk Publik Eksternal
a) Rapat Wali Murid
4 Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-21.30
WIB
55
Kegiatan rapat wali murid merupakan pembuka jalur
komunikasi antara pihak sekolah dan pihak orang tua/ wali
murid. Tujuan rapat wali murid adalah untuk
mensosialisasikan program madrasah, informasi mengenai
pembayaran serta informasi lainnya terkait kegiatan belajar
mengajar.
Kegiatan komunikator dengan wali murid pada saat rapat
wali murid yang biasanya dilaksanakan pada waktu awal
masuk sekolah atau tahun ajaran baru, menjelang ujian
kenaikan kelas, menjelang ujian nasional, pada saat
penerimaan rapor,dan kegiatan lainnya. Selain melalui
pertemuan langsung seperti rapat, pemyampaian informasi
kepada wali murid juga dilakukan melalui surat edaran.
b) Penyampaian Informasi ke Masyarakat sekitar
Kegiatan penyampaian informasi kepada masyarakat
sekitar dilakukan pada saat rapat bersama komite madrasah,
kepala madrasah, serta mengundang masyarakat sekitar.
Peran humas sebagai komunikator juga dengan
menyampaikan kepada masyarakat jika aka nada acara yang
mungkin akan menimbulkan kebisingan atau mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar maka dari itu humas MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan meminta ijin kepada
masyarakat sekitar.
c) Penyampaian informasi kepada Pemerintah
Penyampaian informasi kepada pemerintah seperti
pelaporan terhadap pengawas yang melakukan audit berkala
kepada pihak madrasah, terkait pengajuan proposal untuk
pengajuan sarana dan prasarana berupa fasilitas guna
menunjang kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan, bahwa peran humas sekolah sebagai
56
komunikator belum optimal seperti masih banyak wali murid dan
masyarakat yang belum paham mengenai tugas humas, sehingga
ketika wali murid atau masyarakat membutuhkan informasi terkait
sekolah, mereka menanyakan informasi sekolah ke bagian staf tata
usaha bukan ke humas sekolah. Kemudian humas sebagai
komunikator perlu mengadakan sosialisasi kepada wali murid.
b. Humas sebagai Pembina Hubungan (Relationship)
Humas berperan sebagai pembina hubungan (relationship). Pada
pelaksanaannya, humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa/wali murid,
masyarakat, antar guru dalam sekolah, dan lembaga-lembaga terkait
dengan humas seperti pusdiklat dll. Dalam menjalin hubungan, MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan menjalin hubungan dengan publik
internal dan juga publik eksternal.
Dalam membina hubungan baik dengan publik, MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan mewujudkan melalui berbagai kegiatan, dari
publik internal maupun eksternal, dari hasil wawancara dengan
kepala sekolah mengatakan bahwa:
Adapun salah satunya peran humas itu kan sebagai pembina
hubungan atau bisa dikatakan relationship, dalam membina
hubungan yang baik dengan publik terbagi menjadi dua yaitu
dari publik internal dan ekternal, nah kalo dari publik internal itu
biasanya dari madrasah mengadakan kegiatan pengajian bulanan,
pelatihan dan lain-lain yang berhubungan dengan pihak internal.
Adapun ekternalnya biasanya madrasah mengadakan kegiatan
maulid yang biasanya masyarakat di ikut sertakan dalam
kegiatan tersebut dan juga mengajak masyarakat untuk mengikuti
rapat komite madrasah.5
Selain itu, Pak Afif selaku divisi humas MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan menambahkan bahwa:
Dalam membina hubungan kita membagi menjadi dua, yang
pertama itu dari pihak internal dan yang kedua dari pihak
eksternal. Adapun dari pihak internal, setiap guru layak tahu.
5 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada hari rabu, 6 september 2017 pukul
09.10-09.50 WIB
57
Seperti kegiatan workshop atau kegiatan pelatihan harus diikuti
guru dan rapat-rapat koordinasi yang harus diketahui guru.
Untuk informasi eksternal, karena orang tua masih bayar jadi
orang tua harus mengetahui informasi untuk apa saja. Yang
didanai oleh orang tua harus diketahui oleh media. Sebelumnya
ada rapat orang tua di awal tahun, menyampaikan program
unggulannya apa dan kemudian nanti dilaporkan ke mereka
melalui media majalah, internet melalui transparansinya cukup
luar biasa.6
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan juga
divisi humas bahwa peran humas dalam membina hubungan
(relationship) terbagi menjadi dua, yang pertama dari publik internal
dan yang kedua dari publik eksternal. Untuk publik internal menjalin
hubungan baik dengan warga sekolah. Kemudian selain membina
hubungan baik dengan publik internal, humas MTs N 1 Kota
Tangerang Selatan juga membina hubungan dengan masyarakat
sekitar sekolah. Hubungan tersebut berupa mengikut sertakan
masyarakat sekitar sekolah untuk ikut serta dalam rapat yang
dilaksanakan oleh sekolah bersama dengan komite sekolah. Tujuan
mengajak masyarakat sekitar dalam rapat bersama komite sekolah
adalah agar masyarakat mengetahui dengan jelas apa saja kegiatan
yang dilaksanakan oleh MTs N 1 Kota Tangerang Selatan.
1) Peran humas dalam Membina Hubungan dengan Publik Internal
(Unsur Sekolah)
a) Pelatihan
Kegiatan pelatihan merupakan upaya untuk
pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga
guru dapat memberikan pelayanan dengan baik dan mampu
meningkatkan kinerjanya. Pelatihan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya masih ada guru yang belum menguasai
teknologi komputer maka akan diadakan pelatihan komputer,
kegiatan pelatihan terjemah Al-quran, pelatihan bahasa
6 Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-21.30
WIB
58
inggris, pelatihan ICTT dll. Kegiatan program pelatihan
disesuaikan dengan kebutuhan guru.
b) Pengajian Guru dan Staf
Kegiatan yang dilakukan dalam membina hubungan
dengan publik internal yaitu dengan melakukan pengajian
bulanan. Kegiatan rutin ini diadakan untuk membina
hubungan baik antara guru dan staf MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan.
c) Shalat Duha & Ceramah
Kegiatan shalat duha rutin dilaksanakan setiap hari selasa
sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Kegiatan ini
diikuti oleh seluruh warga madrasah yaitu siswa, guru dan
staf.
d) Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah adalah bagian dari pembinaan siswa
yang masuk dalam pendidikan karakter. Sholat berjamaah
telah menjadi budaya sekolah (school culture) di MTs Negeri
1 Kota Tangerang Selatan. Dalam sholat berjamaah ada
pertemuan berbagi ilmu pengetahuan agama, setelah selesai
sholat siswa yang bertugas akan memberikan kultum atau
ceramah singkat.
e) Pembinaan Wali kelas
Jam pembinaan wali kelas dalam struktur kurikulum tidak
ada, namun MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sudah
menerapkan karena hasilnya efektif untuk pembinaan siswa
terutama pembinaan karakter. Untuk materi pembinaan
tergantung kreatifitas wali kelas. Dapat membina siswa yang
bermasalah, sharing bersama, memberikan motivasi,
membersihkan kelas bersama wali kelas, dll. Kegiatan
pembinaan wali kelas dilaksanakan setiap hari kamis pagi
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
59
2) Peran Humas dalam Membina Hubungan dengan Publik
Eksternal
a) Pengajian Wali Murid
Selain kegiatan pengajian bulanan yang dilaksanakan
madrasah juga terdapat kegiatan pengajian wali murid.
Pengajian ini biasanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan
dan mengundang para wali murid. Kegiatan ini dilaksanakan
selain membina hubungan baik antar para wali murid dapat
saling bersilaturrahmi juga dimaksudkan sebagai sarana
untuk membina hubungan yang baik antara pihak internal
madrasah dengan para wali murid.
b) Perayaan Hari Raya Qurban
Kegiatan perayaan hari raya qurban dilakukan setiap satu
tahun sekali pada Hari raya Idul Adha. Kegiatan tersebut
merupakan salah satu upaya dalam rangka membina
hubungan baik dengan masyarakat sekitar yaitu melakukan
sholat idul Adha kemudian dilanjutkan dengan
penyembelihan hewan qurban lalu membagi-bagikan daging
qurban kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu.
c) Studi Banding
Kegiatan studi banding merupakan kegiatan belajar yang
dilakukan di lokasi/tempat yang berbeda. Tujuan studi
banding yaitu untuk menambah wawasan tempat lain,
menemukan pengalaman baru, dan untuk membandingkan
tempat kita dengan tempat lain. Contohnya ingin mengetahui
kontekstual e-learning Bogor yang program CTLnya sudah
bagus, maka MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
melakukan studi banding ke lokasi tersebut.
d) Kerja sama
Kegiatan humas dalam menjalankan perannya dalam
membina hubungan dilaksanakan dengan menjalin hubungan
60
kerjasama dengan para media yang menyebarkan informasi
melalui media televisi seperti SCTV, Net Tv, TVRI dll.
Selain itu juga bekerjasama dengan lembaga puspitek dan
pustekom.
e) Bakti sosial
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan rasa
kepedulian siswa terhadap sesama, MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan melalui MGMP Agama
menyelenggarakan kegiatan Baksos. Kegiatan baksos yang
dilakukan contohnya seperti memberikan sejumlah bingkisan
diberikan kepada mereka yang berhak baik dilingkungan
internal madrasah maupun di luar lingkungan Madrasah
seperti tukang becak dan masyarakat di lingkungan sekitar
guru-guru madrasah.
f) Kegiatan Lain
Kegiatan seperti memperingati HUT Kemerdekaan RI 17
Agustus melibatkan pihak eksternal dengan mengadakan
pertandingan voli, sepak bola, dll . Selain itu mengadakan
perayaan hari jadi atau milad madrasah juga turut
mengundang warga sekitar untuk memeriahkan kegiatan
tersebut.
Dalam menjalankan peran humas dalam membina hubungan
terdapat kendala. Dibuktikan dari hasil wawancara dengan divisi
humas yaitu Pak Afif menyatakan bahwa:
Dampaknya kurang maksimal. Jabatan merangkap seperti saya, ada
tugas lain selain mengjar, saya juga mendesain kurikulum asrama.
Jadi kurang maksimal, tidak semaksimal dulu karena SDMnya
terbatas. Tapi, dalam konteks kehumasan masih bisa berjalan
dengan baik walaupun belum maksimal yaitu belum pendataan
alumni. Alumni-alumni sekolah ini juga banyak namun kita belum
bisa mendata, kordinasi untuk menyampaikan apa yang mereka
dapat kontribusikan ke masyarakat. Kalo itu saja bisa, itu bagus.
Kerjasama dengan lembaga-lembaga juga belum maksimal, contoh
kita dulu ingin bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australi
61
dengan program Bridge. Kita pernah menghadirkan orang
Australia kesini , hal yang seperti itu sudah tidak lagi tersentuh.7
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara yaitu peran humas
dalam membina hubungan di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
kurang maksimal dalam hal kerjasama dan pendataan alumni masih
belum terlaksana karena job desk yang banyak dan humas
mempunyai fungsi ganda yaitu merangkap sebagai guru mata
pelajaran.
c. Humas sebagai Pendukung Fungsi Manajemen (Back Up
Management)
Peran humas sebagai penunjang atau pendukung keberhasilan
manajemen secara keseluruhan. Keberhasilan tugas-tugas yang
dilakukan humas, akan menentukan sukses atau tidaknya misi dari
MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Peranan back up management
bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik
yang dilaksanakan oleh waka humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan. Kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh waka humas
yaitu: humas bekerjasama dengan Perguruan Tinggi atau LPTK untuk
pembinaan kompetensi guru, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
baik pemerintah maupun non pemerintah untuk menyukseskan
program-program madrasah, mendokumentasikan seluruh kegiatan
madrasah baik yang dilakukan di dalam maupun di luar madrasah.
Salah satu tugas dan wewenang humas sebagai back up management
yaitu:
1) Atas pendelegasian Kepala Madrasah dapat mewakili madrasah
untuk mengikuti kegiatan keluar yang berhubungan dengan
kegiatan humas.
2) Atas pendelegasian Kepala Madrasah dapat memimpin rapat-
rapat madrasah yang berhubungan dengan kegiatan humas.
7 Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-21.30
WIB
62
3) Berkoordinasi dengan kepala madrasah menjalin kemitraan
dengan pihak-pihak luar untuk kemajuan madrasah.
Waka humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan turut
berkontribusi dalam perumusan rencana serta melaksanakan program
yang dibuat bersama kepala madrasah kemudian
mengkomunikasikan kepada pihak internal madrasah. Humas
mensosialisasikan penyampaian informasi pada masyarakat tentang
program madrasah dengan mengadakan rapat. Menerbitkan bulletin
madrasah kegiatan aktual madrasah. Selalu memonitoring sikap,
kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Kemudian setelah program
dilaksanakan lalu humas melakukan evaluasi atas program yang
dibuat.
Selain itu humas menganalisis apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat untuk mendapatkan kepuasan masyarakat mengenai
madrasah sebagai strategi humas dalam membangun citra positif
madrasah. Strategi yang dilakukan humas dengan berbagai kegiatan
yang dilakukan seperti dalam mempromosikan MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan yaitu melalui pembuatan majalah, website,
spanduk/banner dll. Di dalam website terdapat visi misi madrasah
sehingga masyarakat dapat mengakses dan mengetahui dengan
mudah informasi tentang MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
Apalagi saat masa penerimaan siswa baru, adanya iklan seperti
spanduk dan website sangat dibutuhkan dan dicari oleh para calon
siswa baru. Agar dapat mengetahui informasi dan kriteria seperti apa
yang dan bagaimana tata cara atau tahapan agar dapat masuk
kualifikasi menjadi calon siswa baru di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan.
Jadi dapat disimpulkan peran humas dalam back up management
sudah berjalan dengan baik. Waka humas MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan turut berkontribusi dalam perumusan rencana
63
serta melaksanakan program-program yang dibuat bersama kepala
madrasah kemudian mengkomunikasikan kepada pihak internal
madrasah.
d. Humas Sebagai Pembentuk Citra (Corporate Image)
Peran humas sebagai pembentuk citra (corporate image)
merupakan peran humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang
bertujuan untuk membangun citra sekolah dimata publiknya
diwujudkan melalui berbagai kegiatan diantaranya sebagai berikut :
1) Peran Humas sebagai Pembentuk Citra untuk Publik Internal
a) Pelayanan terhadap publik
Bentuk pelayanan yang berkaitan memberi dan melayani
dipilih humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sebagai
salah satu upaya untuk membentuk citra positif sekolah. Hal
tersebut dikatakan oleh divisi humas bahwa :
“Saya selalu menghimbau kepada seluruh guru dan karyawan
agar mereka dalam mejalankan tugas dan kewajibannya
kepada publik agar memberikan dan melayani dengan baik”.8
Dan juga dikatakan oleh staf Tata Usaha Pak Iwan yaitu :
“Peran humas dalam membentuk citra yang positif biasanya
kami selalu memberikan pelayan yang terbaik kepada
masyarakat, dan kami juga selalu menerima kritikan atau
saran masyarakat kepada sekolah ini dengan baik. Agar
masyarakat dapat merasakan pelayan kami dengan baik”.9
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam rangka menjalankan perannya sebagai
pembentuk citra sekolah humas mewujudkan melalui pelayan
8 Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-21.30
WIB 9 Hasil wawancara dengan Staf TU pada hari selasa, 15 agustus 2017 pukul 09.20-
09.40WIB
64
dengan baik, dan memberikan pelayanan dengan sepenuh
hati.
b) Kualitas pendidikan dan kinerja guru
Dalam pelaksaan peran humas sebagai pembentuk citra
sekolah juga diwujudkan melalui peningkatan kualitas kinerja
guru dan karyawan. Dikatakan oleh Pak Nur Abdillah guru
Bahasa Indonesia yaitu :
Dalam membentuk citra yang positif kami dari guru MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan selalu meningkatkan
kualitas kinerja pendidikan dengan baik, dan selalu
meningkatkan kualitan pendidikan agar lebih baik dari
sebelumnya, biasanya kami sering mengikuti kegiatan
workshop atau kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
Kemenag untuk meningkatkan kualitas kinerja pendidikan
disekolah masing-masing.10
Berdasarkan hasil wawancara diatas MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan selalu meningkatkan kualitas pendidikan
dan kinerja guru dangan mengikuti workshop dan pelatihan.
2) Peran Humas sebagai Pembentuk Citra untuk Publik Eksternal
a) Partisipasi dalam kegiatan masyarakat
Upaya humas dalam melaksanakan perannya sebagai
pembentuk citra positif MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan juga diwujudkan melalui partisipasi sekolah kedalam
berbagai macam kegiatan kemasyarakatan. Alfiah selaku
Ketua OSIS mengatakan bahwa :
“Biasanya kalau ada kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat kami berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,
adapun kegiatannya seperti perayaan HUT RI didalam
masyarakat, kegiatan pengajian, kegiatan maulid, bakti
sosial, mengumpulkan dan memberikan sumbangan bagi
warga sekitar yang membutuhkan”.11
Partisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakat dirasa
cukup efektif untuk membentuk citra positif, karena dengan
10
Hasil wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia pada hari kamis, 10 Agustus 2017
pukul 12.40-13.00 WIB 11
Hasil wawancara dengan Ketua OSIS pada hari selasa, 15 agustus 2017 pukul 10.00-
10.20 WIB
65
mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut masyarakat akan
melihat tujuan baik dari sekolah dan tentunya memberikan
nilai plus kepada MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
b) Bakti Sosial
Kegiatan humas dalam menjalankan perannya sebagai
pembentuk citra positif MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
diwujudkan melalui bakti sosial kepada masyarakat. Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan mengirimkan partisipasi siswa-
siswi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan berupa sejumlah
bingkisan diberikan kepada mereka yang berhak. Kegiatan ini
dimaksudkan humas untuk menunjukkan partisipasi warga
sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan guna menciptakan
opini publik yang positif khususnya masyarakat.
c) Penggunaan Media Komunikasi
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, humas MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan menggunakan beberapa
macam media
komunikasi baik media cetak maupun elektronik. Seperti
pembuatan brosur, pembuatan profile madrasah di website.
Kemudian dalam upaya membentuk opini publik yang positif
terhadap MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, Pak Afif
mengatakan:
“Kalau ada prestasi tingkat nasional/non para media seperti SCTV,
Net TV, TVRI. Media tersebut shoting disini untuk konteks
internasional/ provinsi, media cetak menginformasikan berita
tersebut sehingga masyarakat tau bahwa kita telah terlibat dalam
kompetisi propinsi maupun internasional dan kita bisa juara. Dan
kita membentuk image dari kegiatan acara itu, selain media
internal majalah dan website kita juga mengundang jurnalis TV”.12
Dapat disimpulkan, peran humas sebagai pembentuk citra sudah
dilakukan dengan baik. Dapat diketahui melalui pelayanan yang baik
12
Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-
21.30 WIB
66
dengan sepenuh hati, selalu meningkatkan kualitas pendidikan dan
kinerja guru, partisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakat. Dan
bekerjasama dengan beberapa jurnalis sehingga terekspose media
televisi sehingga masyarakat banyak mengetahui berbagai kegiatan
yang dilakukan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.
2. Program Kerja Humas
Program bidang Humas MTs N 1 Kota Tangerang Selatan
difokuskan pada empat hal, yaitu: kerjasama, publikasi & dokumentasi,
pemberdayaan alumni dan orang tua siswa, serta peningkatan mutu.
a. Kerjasama
Kegiatan humas dalam menjalankan program kerja salah satunya
yaitu kerjasama. Humas MTs N 1 Kota Tangerang Selatan menjalin
hubungan dengan pihak eksternal yaitu:
1) Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi (PT) atau LPTK untuk
pembinaan kompetensi guru.
2) Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun
non pemerintah untuk menyukseskan program-program
madrasah.
3) Bekerjasama dengan media massa, baik pers lokal maupun
nasional untuk kepentingan publikasi madrasah.
4) Memberikan layanan kepada sekolah/madrasah lain yang
melakukan studi banding ke MTs N 1 Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Afif beliau
menyebutkan bahwa:
Kerjasama dengan lembaga-lembaga juga belum maksimal, contoh
kita dulu ingin bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia
dengan program Bridge. Kita pernah menghadirkan orang
Australia kesini , hal yang seperti itu sudah tidak lagi tersentuh.
Karena tenaga kita sudah terbatas. Kerjasama dengan lembaga
lebih memperkuat ke akademik. Sebenarnya kendalanya karena
67
banyak men-double pekerjaan. Staf divisi humas hanya ada 2 yaitu
Pak Ikhlas dan saya.13
Dapat disimpulkan kerjasama dengan lembaga-lembaga belum
dilaksanakan dengan maksimal karena keterbatasan tenaga dan
humas berperan ganda serta banyaknya kegiatan-kegiatan yang ingin
dicapai.
b. Publikasi dan Dokumentasi
Media yang digunakan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
dalam melakukan publikasi dan dokumentasi dari hasil wawancara
dengan Pak Afif selaku divisi humas bahwa:
“Ada media internet melalui website, majalah, iklan menggunakan
banner, dan ada grup whatsapp untuk para guru dan staf”.14
Selanjutnya dari hasil wawancara yang didapat dengan
menangajukan pertanyaan yang lebih mendetail terkait publikasi dan
dokumentasi, beliau menjelaskan bahwa:
Salah satunya selain majalah, yaitu saat ada prestasi tingkat
nasional/internasional kita mengundang beberapa stasiun televisi
untuk meliput seperti SCTV, Net TV, TVRI. Media tersebut
meliput langsung informasi dilokasi. Dan mempublikasikannya ke
media televisi sehingga masyarakat bisa mengetahui prestasi-
prestasi yang diraih siswa MTsN serta dapat mengetahui berbagai
kegiatan yang dilaksanakan dilingkungan sekolahan, dan
masyarakat tau bahwa kita telah terlibat dalam kompetisi tingkat
provinsi maupun internasional dan kita bisa meraih juara. Dan kita
membentuk image dari kegiatan acara itu, selain media internal
yaitu majalah dan website kita juga mengundang jurnalis TV.15
Dapat diketahui dari hasil wawancara tersebut humas melakukan
publikasi dan dokumentasi sudah baik yaitu menggunakan media
cetak dan elektronik. Media humas di MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan sasaran ke dalam/ untuk publik internal yaitu:
13
Hasil wawancara dengan divisi humas humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul
19.00-21.30 WIB 14
Ibid., 15
Ibid.,
68
1) Bulletin, merupakan media cetak untuk pihak internal madrasah.
Biasanya berisi berita-berita tentang kegiatan yang
dilaksansakan dan program yang akan dilaksanakan. Bulletin
diterbitkan secara berkala, ada bulanan dan mingguan.
2) Papan informasi, tempat menempelkan pengumuman terkait
pelaksanaan kegiatan. Papan informasi juga dapat untuk
menemplkan brosur, informasi penerimaan siswa baru dan
sebagainya.
3) Spanduk/banner, merupakan media informasi yang biasanya
ditempatkan area yang strategis, bisa didepan gedung.
4) Presentasi video dan slide
5) Media audio, dengan pengeras suara dapat menginformasikan
langsung ke seluruh warga madrasah. Sehingga mudah dalam
penyampaian informasi dan cepat.
Media humas sasaran ke luar/ untuk publik eksternal yaitu:
1) Media audio visual, dengan camera dapat mendokumentasikan
berbagai kegiatan.
2) Pameran, kegiatan memberikan informasi tentang hasil kegiatan
dan keadaan madrasah, mempertontonkan hasil kreativitas
karya siswa kepada masyarakat.
3) Media cetak, pembuatan majalah diterbitkan setiap tiga bulan
sekali, isi majalah tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan
guru-guru, siswa dan informasi lainnya.
4) Media elektronik, mengampilkan kegiatan perlombaan di
televisi dan pernah bekerjasama dengan SCTV, Net TV, TVRI.
5) Media internet, pembuatan website madrasah yang
menampilkan visi misi, program madrasah, kegiatan-kegiatan,
dan informasi lainnya.
Kegiatan publikasi & dokumentasi MTs N 1 Kota Tangerang
Selatan selain itu juga ada beberapa kegiatan lain, yaitu:
69
1) Menerbitkan profil madrasah (film, slide, buku)
2) Membuat film dan slide tentang profil madrasah
3) Menerbitkan buku karya guru dan siswa
4) Berpartisipasi dalam pameran pendidikan, seni dan kreatifitas
siswa
5) Mendokumentasikan seluruh kegiatan madrasah baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar madrasah.
c. Pemberdayaan Orang Tua Siswa dan Alumni Serta Peningkatan
Mutu
Berdasarkan hasil wawancara dengan divisi humas Pak Afif
tentang mengkoordinasikan penelusuran lulusan madrasah. Beliau
menjelaskan sebagai berikut:
Dampak yang ditimbulkan bila divisi humas merangkap jabatan
lain yaitu kurang maksimal. Jabatan merangkap seperti saya selain
mengjar, saya juga ada tugas lain yaitu mendesain kurikulum
asrama. Jadi kurang maksimal, dan tidak semaksimal dulu karena
SDMnya terbatas. Tapi, dalam konteks kehumasan masih bisa
berjalan dengan baik walaupun belum maksimal yaitu belum
melakukan pendataan alumni. Alumni-alumni sekolah ini juga
banyak namun kita belum bisa mendata dan berkordinasi untuk
menyampaikan apa yang mereka dapat kontribusikan ke
masyarakat. Kalau itu saja bisa, itu bagus.16
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara tersebut program kerja
humas dalam pendataan alumni sekolah belum dilakukan secara
maksimal. Karena humas yang berperan ganda selain sebagai divisi
humas juga mengajar sehingga kurang maksimal.
3. Sasaran Humas
Yang menjadi sasaran humas ada 2 yaitu publik internal dan publik
eksternal. Menurut Divisi Humas mengatakan bahwa:
Di konteks ini humas mengelola internal ke para guru, tidak
menyentuh siswa. Siswa ranahnya kurikulum dan kesiswaan. Jadi,
kalau ada guru ingin peningkatan diri misalnya guru ada yang baca
Al-Quran belum fasih kita mengadakan program tafsih. Guru
menganggap penting untuk menterjemahkan Al-quran kita bikin
program terjemah Al-quran. Kemudian mungkin ada guru kurang
16
Ibid.,
70
menguasai teknologi kita buat pelatihan teknologi komputer. Karena
hari sabtu dan minggu sekolah libur jadi pelatihan biasanya diadakan
hari sabtu. Dulu hari minggu pun pernah pelatihan marathon seperti
pelatihan motivasi dan metodologi mengajar. Lalu jika ada guru
melakukan penelitian ada dana untuk penelitian itu. Sasaran untuk
eksternal yaitu ke masyarakat, lembaga-lembaga puspitek atau
pustekom. Lembaga-lembaga yang pantas kita ajak kerjasama dalam
konteks pendidikan.17
a. Publik Internal
Berdasarkan hasil wawancara dengan divisi humas sasaran
humas untuk publik internal yaitu guru. Kegiatan yang dilakukan
seperti workshop atau pelatihan.
b. Publik Eksternal
Dari hasil wawancara sasaran informasi MTs N 1 Kota
Tangerang Selatan terhadap publik eksternal yaitu kepada
masyarakat, lembaga-lembaga puspitek , pustekom, dan lembaga
yang dapat diajak berjasama. Contoh kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan pihak yang bekerjasama ialah:
1) Press Relations (Menjalin hubungan baik dengan pers). Menjalin
hubungan baik dengan media dengan mengundang media untuk
turut meliput informasi kegiatan sekolah. Seperti menjslin
hubungsn bsik dengsn media SCTV, Net TV, TVRI.
2) Government Relations (Menjalin hubungan baik dengan
pemerintah). Seperti: ikut mensukseskan program-program
pemerintah.
3) Comumunity Relations (Membangun hubungan baik dengan
pihak yang bekerjasama). Seperti: melakukan studi banding.
4) Customer Relations (Membangun hubungan baik dengan
masyarakat). Seperti: penerimaan tamu, rapat wali murid,
memberi surat edaran untuk orang tua siswa, pengajian wali
murid, kegiatan maulid, kegiatan kurban.
17
Ibid.,
71
4. Tugas Humas
Tugas humas adalah melakukan publisitas tentang kegiatan
organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas.
Kegiatannya dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan
mengevaluasi program yang telah dilakukan.
a. Menganalisis dan Mengevaluasi Kecendrungan Perilaku Publik
(Masyarakat Umum)
Hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat pada
hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam
membina dan mengembangkan pertumbuhan peserta didik. Dalam
hal ini madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat
dalam mencapai tujuan madrasah, oleh karena itu hubungan
madrasah dengan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang
harmonis. Dalam hal menjalin hubungan waka humas sebelumnya
melakukan analisis apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Menurut Pak Nur Abdillah selaku guru bidang studi Bahasa
Indonesia mengatakan bahwa :
“Salah satu yang menjadi tugas humas yaitu menganalisis dan
merancang kebijakan dalam bidang hubungan masyarakat menurut
saya sudah baik, walaupun perlu adanya evaluasi untuk peningkatan.
Sampai saat ini sudah cukup baik. Humas terus meningkatkan
program-programnya”.18
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa waka
humas di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan telah melakukan
tugasnya yaitu menganalisis dan merancang kebijakan-kebijakan
dalam hubungannya dengan masyarakat.
b. Mempertemukan Kepentingan Organisasi dengan Kepentingan
Publik
18
Hasil wawancara dengan Guru pada hari kamis, 10 agustus 2017 pukul 12.40-13.00
WIB
72
Salah satu tugas waka humas yaitu membantu pimpinan dalam
mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk pelayanan yang
dilakukan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan seperti penerimaan
tamu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dalam
penyampaian informasi waka humas juga mengelola website.
Pembuatan website madrasah menjadi salah satu pilihan ketika
masyarakat mulai terbiasa dengan memanfaatkan teknologi berbasis
internet. Website merupakan sarana komunikasi antara guru, siswa,
wali murid dan masyarakat. Dalam website terdapat informasi yang
berisi profile madrasah, visi dan misi madrasah dan informasi penting
lainnya perihal MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Pada awal
ajaran baru website sangat berperan, informasi penerimaan siswa
baru sangat dibutuhkan dan bisa diperoleh dengan mudah melalui
website.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua OSIS mengatakan
bahwa:
“Menurut saya sudah menjalankan dengan baik. Dengan
mempublikasikan melalui website dan pembuatan majalah yang
cukup menarik sehingga masyarakat memperoleh gambaran serta
informasi kegiatan-kegiatan ataupun profile tentang MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan ini”.19
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa tugas humas dalam
mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan publik
yaitu dalam bentuk pengelolaan website dan pembuatan majalah.
c. Mengevaluasi Program-program
Dan dikatakan kembali oleh bapak Afif Fauzi, M.Pd selaku divisi
humas MTs N 1 Kota Tangerang Selatan bahwa:
19
Hasil wawancara dengan Ketua OSIS pada hari selasa, 15 agustus 2017 pukul 10.10-
10.20 WIB
73
“Pernah menggunakan standar presentase dari program yang
diajukan dengan program yang dilaksanakan salah satunya yaitu
membuat profile video madrasah, namun tidak mudah karena
datanya harus lengkap dan waktu kita terbatas. Menurut saya
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah cukup baik.
Terbukti informasi diterima masyarakat dengan baik. Tapi dari sisi
internal kami mengevaluasi video profil karena target yang kita
inginkan bagus dan berkualitas, akhirnya belum terealisasi karna
standar yang diinginkan terlalu tinggi”.20
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa sumber
diatas humas telah menjalakan tugasnya dan telah melakukan
evaluasi dari program yang telah dibuat. Namun masih belum
maksimal. Setelah dievaluasi dalam menjalankan program yang telah
direncanakan sebelumnya masih terdapat kegiatan yang belum
dilaksanakan dengan maksimal yaitu dalam pembuatan video profil
belum terealisasi.
Adapun tugas dan wewenang Waka humas MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan
a. Atas nama kepala madrasah bertanggung jawab terhadap
kegiatan kehumasan
b. Menyusun program kerja bidang humas dan melaksanakannya
c. Menyusun pembagian tugas dengan bidang kerumah tanggaan
berkaitan dengan studi banding dll
d. Atas pendelegasian Kepala Madrasah dapat mewakili madrasah
untuk mengikuti kegiatan keluar yang berhubungan dengan
kegiatan humas
e. Atas pendelegasian Kepala Madrasah dapat memimpin rapat-
rapat madrasah yang berhubungan dengan kegiatan humas
f. Mengkoordinasikan kegiatan kerjasama, publikasi dokumentasi,
pemberdayaan alumni dan orang tua termasuk di dalamnya orang
tua Ma’hat
20
Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-
21.30 WIB
74
g. Bekerjasama dengan ketua Ma’hat dalam menjaga melestarikan
dan mengembangkan Ma’hat
h. Berkoordinasi dengan kepala madrasah menjalin kemitraan
dengan pihak-pihak luar untuk kemajuan madrasah
i. Menyiapkan perangkat PPDB kolektif ke sekolah lanjutan tingkat
atas
j. Membuat laporan secara tertulis tentang pelaksanaan program
kegiatan humas yang dilaporkan kepada Kepala Madrasah secara
periodik dan atau disampaikan pada forum rapat koordinasi atau
rapat kerja madrasah
k. Mengelola website madrasah secara profesional dan berkualitas
l. Melakukan pendataan alumni dan orang tua siswa serta
memberdayakannya
m. Menyusun kegiatan bagian kerumah tanggaan beserta job
deskrpsinya.
Sumber data dari Waka humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan.
5. Hambatan Humas
a. Hambatan Humas dalam Membangun Citra
Dalam melaksanakan peran humas membangun citra tidak luput
dari masalah atau hambatan, dalam melaksanakan kegiatannya tidak
selalu berjalan dengan baik. Hasil wawancara dengan divisi humas
mengatakan bahwa :
Kendalanya biasanya kesibukan, karena kita guru kesibukannya
adalah mengajar. Kemudian karena MTs Negeri 1 Kota Tangerang
Selatan ini cukup terkenal, banyak studi banding, harus mengajar,
harus menerima tamu. Banyak yang harus dikerjakan. Padahal
fungsi utamanya mengajar. SDMnya kurang maksimal dan tugas
guru sangat padat dengan banyak kegiatan selain kehumasan. Dan
banyaknya program kadang mungkin disitu yang menjadi
kendalanya. Keterbatasan energi dan mimpi sekolah tinggi terus
75
visinya lama kelamaan kita juga lelah. Kendalanya keterbaatasan
waktu guru selain fungsinya mengajar harus mendouble kerjaan. 21
Kemudian Kepala Sekolah menambahkan bahwa :
“Dalam kegiatan membangun citra tentunya sering menghadapi
kendala, misalnya dari biaya yang seadanya, dan juga humas yang
merangkap menjadi guru menjadikan kendala bagi humasnya karena
ia harus membagi waktunya”.22
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan divisi humas
bahwa kendala yang terjadi di MTs N 1 Kota Tangerang Selatan yaitu
humas yang merangkap menjadi guru, SDMnya kurang maksimal dan
minimnya anggaran dana dalam menjalankan kegiatan tersebut.
b. Upaya Humas dalam Membangun Citra
Dalam upaya membangun citra biasa nya tidak lepas dari media
komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan kehumasan.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya, Waka bidang humas MTS
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan menggunakan beberapa macam
media komunikasi baik media cetak atau elektronik. Hasil wawancara
dengan kepala sekolah mengatakan :
Dalam upaya membangun citra biasanya kami menggunakan media
komunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung, komunikasi
langsung biasanya berupa kegiatan-kegiatan seperti rapat-rapat
formal, mengadakan bazar, dan kegiatan-kegiatan turnamen atau
classmate, adapun media komunikasi tidak langsung kami
membuat website sekolah, e-mail madrasah.23
Dan juga dikatakan oleh Pak Afif selaku divisi humas tentang
upaya humas dalam membangun citra :
“Upaya yang kami lakukan yaitu kegiatan yang layak diinformasikan
kepada masyarakat. kegiatan kurban, pengajian, kegiatan lomba,
kegiatan keluar/trip, kegiatan sains trip, study observasi lapangan.
21
Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari rabu, 9 agustus 2017 pukul 19.00-
21.30 WIB 22
Hasil wawancara dengan kepala sekolah pada hari rabu, 6 september 2017 pukul 09.10-
09.50 WIB 23
Ibid.,
76
Semua kegaitan yang diprogramkan dari awal di humas ada publikasi
dokumentasi selalu update publish di website.24
Dan Pak Nur Abdillah selaku guru bidang studi Bahasa
Indonesia menambahkan bahwa:
Dalam membentuk citra yang positif kami dari guru MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan selalu meningkatkan kualitas kinerja
pendidikan dengan baik, dan selalu meningkatkan kualitas
pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya, biasanya kami sering
mengikuti kegiatan workshop atau kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh Kemenag untuk meningkatkan kualitas kinerja
pendidikan disekolah masing-masing.25
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara diatas bahwa dalam
upaya membangun citra biasanya madrasah menggunakan media
komunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung. Media yang
digunakan secara langsung melalui pembinaan hubungan dengan
melakukan kegiatan bakti sosial, pengajian walimurid, kegiatan
maulid. Media komunikasi tidak langsung melalui website, majalah,
media televisi yang mengekspose berbagai kegiatan MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan. Selain itu juga mempublikasikan kegiatan
di website agar pengunjung website dapat mengetahui berbagai
aktivitas yang dilakukan. Melakukan pelayanan terhadap publik
dengan baik dan sepenuh hati. Dan meningkatkan kualitas pendidikan
dan kinerjanya dengan mengikuti kegiatan seperti workshop, dan
pelatihan.
C. Diskusi Hasil Penelitian
Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan bahwa humas berperan dalam
membangun citra, dimana tugas dan fungsi humas merupakan faktor yang
berpengaruh dalam membangun citra positif disekolah.
Pertanyaan dalam skripsi ini adalah “Bagaimana peran humas dalam
membangun citra di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?”, selain itu ingin
24
Hasil wawancara dengan divisi humas pada hari selasa 1 Agustus 2017 pukul 19.30-
21.00 WIB 25
Hasil wawancara dengan Guru pada hari kamis, 10 agustus 2017 pukul 12.40-13.00
WIB
77
diketahui pula apa hambatan yang dihadapi dan upaya yang dilakukan humas
dalam membangun citra. Hasil penelitian menunjukan bahwa humas berperan
dalam posisinya dalam membangun citra. Peran yang dilakukan humas dalam
membangun citra adalah dengan menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik. Selain itu, temuan ini menunjukan bahwa ada hambatan-hambatan yang
dialami dan upaya-upaya yang dilakukan dalam membangun citra.
Dalam menjalankan perannya dalam membangun citra, humas
melaksanakan tugasnya yaitu pembuatan website dalam upaya untuk
melakukukan publikasi kepada masyarakat sehingga informasi seputar
sekolah dapat sampai ke masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa tugas humas mempertemukan kepentingan organisasi dan
kepentingan publik (Frida Kusumastuti, 2004).
Sesuai dengan teori bahwa peran humas sebagai komunikator atau
penghubung antara organisasi/lembaga yang diwakili dengan publiknya
(Rosady Ruslan, 2010). Peran humas menyampaikan informasi kepada pihak
internal sekolah dan pihak eksternal. Kegiatan yang dibuat humas dalam
penyampaian informasi kepada pihak internal yaitu rapat koordinasi, upacara,
masa orientasi siswa(MOS). Sedangkan peran humas dalam menyampaikan
informasi kepada pihak eksternal yaitu rapat wali murid, penyampaian
informasi kepada masyarakat sekitar, dan penyampaian informasi kepada
pemerintah. Dalam pelaksanaan tugasnya, peran humas dalam membina
hubungan melakukan kegiatan seperti pelatihan dan pembinaan-pembinaan
untuk pihak internal , sedangkan untuk pihak eksternal melakukan kerjasama,
bakti sosial, studi banding dll. Hal ini sesuai dengan teori Rosady Ruslan
yang mengemukakan bahwa peran humas adalah membina relationship yaitu
berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan
publiknya. (Rosady Ruslan, 2010).
Diskusi selanjutnya mengenai upaya humas membangun citra. Temuan
yang dihasilkan penulis menunjukan bahwa upaya membangun citra
diwujudkan melalui program-program yang dibuat untuk membangun citra
positif. Selain itu dalam upaya membangun citra sekolah menggunakan media
78
komunikasi langsung ataupun tidak langsung. Media komunikasi langsung
melalui pembinaan, rapat, pengajian walimurid. Media komunikasi tidak
langsung melalui website, majalah, televisi. Sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa fungsi humas menciptakan komunikasi dua arah dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan
opini publik kepada organisasi (Onong Uchjana Effendy, 1992).
Selain itu, upaya humas dalam membangun citra yaitu mempublikasikan
kegiatan di website agar publik dapat mengetahui berbagai aktivitas yang
dilakukan. Temuan serupa juga terdapat dalam skripsi Wahyu Ridha(2014).
Temuan yang dihasilkan dalam skripsi ini strategi yang dilakukan dalam
membangun citra yaitu menggunakan media elektronik berupa website,
menggunakan Mailing List kepada pihak internal, spanduk dan brosur media
yang digunakan pihak sekolah untuk memperkenalkan nama mereka di
masyarakat, Talk Fushion yang ada disekolah Excellent Islamic School
(Exiss) A Ba Ta.
Upaya lain yang dilakukan humas dalam membangun citra di MTs
Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dengan melakukan pelayanan terhadap
publik dengan baik dan sepenuh hati serta meningkatkan kualitas pendidikan
dan kinerjanya.
Hal serupa penelitian yang dilakukan Dedi Herdiana dan Khoirudddin
bahwa peran dan strategi humas dalam pembentukan citra Perguruan Tinggi
Islam adalah tetap berusaha melayani kebutuhan mahasiswa sebaik-baiknya,
sesuai dengan kemampuan lembaga. Mereka meyakini bahwa, pelayanan
yang baik akan memunculkan citra yang positip bagi mahasiswa, dosen,
karyawa dan orang tua mahasiswa.
Diskusi berikutnya mengenai program kerja yang dibuat oleh bidang
humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang difokuskan pada empat
hal, yaitu: kerjasama, publikasi & dokumentasi, pemberdayaan alumni dan
orang tua siswa, serta peningkatan mutu. Dari hasil wawancara dengan divisi
humas kegiatan kerjasama dengan lembaga-lembaga belum dilaksanakan
dengan maksimal karena keterbatasan tenaga dan humas berperan ganda serta
79
banyaknya kegiatan yang ingin dicapai. Dalam hal publikasi & dokumentasi
humas telah menjalankannya dengan baik yaitu menggunakan media cetak
dan elektronik. Namun, dalam pendataan alumni dan pemberdayaan orang tua
belum dilakukan secara maksimal karena humas berperan ganda selain
sebagai humas juga merangkap sebagai guru mata pelajaran.
Salah satu program kerjasama yang dilakukan MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan adalah studi banding. Kegiatan studi banding ke SMPN 2
Bogor sudah sesuai berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang
humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, dimana studi banding
dilakukan dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada kepala
madrasah setelah disetujui kemudian panitia studi banding selaku waka
humas memiliki tanggung jawab penuh atas pelaksanaan studi banding
tersebut.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan di
dalamnya yang tidak dapat dihindari. Dalam melakukan penelitian ini
terdapat beberapa keterbatasan yang dialami penulis pada saat melakukan
penelitian ini, sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu dan tenaga penulis untuk terus berada disekolah secara
penuh.
2. Beberapa reponden harus diwawancarai lebih dalam lagi mengenai
informasi yang diberikan, karena jawaban awal yang masih bersifat
general.
3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Kepala Madrasah, dikarenakan
kesibukannya pada urusan madrasah.
4. Kesulitan menerima berkas atau lampiran-lampiran mengenai kehumasan
karena tidak dalam satu file atau terpisah, jadi membutuhkan waktu untuk
menemukan berkas atau lampiran-lampiran.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa humas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sudah menjalankan
peran dan fungsinya dalam kategori cukup baik. Hal tersebut
digambarkan dengan kontribusi waka humas maupun staf kehumasan
dalam perumusan rencana serta pelaksanaan program humas yang dibuat
secara bersama dengan kepala madrasah. Waka humas maupun staf
kehumasan telah memberikan pelayanan yang baik dengan
meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja guru untuk dapat
diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kemasyarakat juga bekerjasama
dengan beberapa jurnalis sehingga terekspos media televisi. Namun
waka humas maupun staf kehumasan belum dapat mensosialisasikan
tugas dan fungsinya kepada masyarakat khususnya kepada wali murid,
sehingga terlihat bahwa wali murid lebih menggali informasi sekolah ke
bagian TU sekolah dibandingkan humas sekolah serta belum
maksimalnya dalam pendataan alumni dan tidak rutin dilakukan pada
ahir tahun pelajaran.
2. Kendala-kendala humas dalam membangun citra MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan diantaranya:
a. Pesan dalam mengkomunikasikan kepada pihak-pihak tidak
maksimal, yaitu kelemahan dalam sosialisasi.
b. Masih kurang keprofesionalannya dalam pelaksanaan manajemen
kearsipan sehingga data kegiatan maupun progam humas tidak
terdokumen dengan baik.
c. Fungsi humas tidak maksimal dalam menjalankan tugas pokok
karena berperan ganda yaitu memiliki jabatan yang banyak antara
lain: sebagai guru mata pelajaran, dan mengelola asrama Ma’had.
d. Terbatasnya waktu yang dimiliki wakil kepala bidang humas yang
kadang tidak dapat melayani publik ekternal secara maksimal.
81
e. Program kerja humas tidak tercapai secara maksimal karena
kekurangan dana.
3. Upaya yang dilakukan humas dalam membangun citra di MTs Negeri 1
Kota Tangerang Selatan yaitu menggunakan media komunikasi, baik
langsung ataupun tidak langsung. Media yang digunakan secara
langsung melalui pembinaan hubungan dengan melakukan kegiatan
bakti sosial, pengajian walimurid, kegiatan maulid. Media komunikasi
tidak langsung melalui website, majalah, media televisi yang
mengekspos berbagai kegiatan. Selain itu upaya yang dilakukan dalam
membangun citra positif juga melakukan pelayanan terhadap publik
dengan baik dan sepenuh hati, meningkatkan kualitas pendidikan dan
kinerjanya dengan mengikuti kegiatan seperti workshop, dan pelatihan.
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Kepala madrasah hendaknya lebih memperhatikan dalam hal
perencanaan anggaran dana agar lebih terencana dengan baik dan dapat
memaksimalkan dalam mengusahakan dana untuk keperluan humas
sehingga bagian humas dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Waka humas harus secara rutin mendata alumni dan aktif
mensosialisasikan kegiatan yang berkaitan dengan alumni. Sehingga
para alumni yang telah didata dapat memberikan kontribusinya dan
terjalin hubungan antara alumni dan madrasah untuk memajukan
madrasah.
3. Untuk guru dan staf diharapkan selalu mengikuti pelatihan-pelatihan,
diskusi, dan pembinaan yang diadakan oleh pihak madrasah atau
pengawas dari dinas terkait agar dapat menjalankan kewajibannya
dengan baik.
4. Hendaknya wali murid selalu memberikan dukungan atau saran yang
bermanfaat terhadap program-program madrasah, sehingga madrasah
dapat selalu survive dan unggul ditengah tengah globalisasi.
82
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar. (2005). Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi .(2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Bonar, S.K. Hubungan Masyarakat Modern Public Relations. Jakarta: PT.
Soeroengan
Kusumastuti, Frida. (2004). Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Bogor: PT
Ghalia Indonesia
MA, Mulyono. (2010). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruz Media
Minarti, Sri. (2011). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Moore, H. Frazier. (2005). Humas Membangun Citra dengan Komukasi.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Muntahar, R. Sudiro. Hubungan Masyarakat: Fungsi dan Peranannya dalam
manajemen.. Yogyakarta:Andi Offset
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Rahmat, Abdul. (2016). Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media
Akademi
Ruslan, Rosady. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. (2008). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Sahertian, Piet. (1994). Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional
Sanjaya, Wina. (2013) Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Soemirat, Soleh dan Elvinaro, Ardianto. (2008). Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
83
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
ALFABETA
Uchjana Effendy, Onong. (1993). Human Relations dan Public Relations.
Bandung: Mandar Maju
Uchjana Effendy, Onong. (2002) Hubungan Masyarakat Suatu Studi
Kumunikologis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Undang-undang :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Jurnal :
Dedi Herdiana dan Khoiruddin, Peran dan Strategi Humas dalam Pembentukan
Citra Perguruan Tinggi Islam, Vol 15, 2016.
Emha Surya Histining dan Meylia Elizabeth Ranu, Membangun Citra SMK
melalui Peran dan Strategi Humas (Studi SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto),
h. 4.
Erwin Indrioko, Membangun Citra Publik dalam Lembaga Pendidikan Islam, Vol
9, 2015.
T.E. Ardhoyo, Peran dan Strategi Humas (Public Relations) dalam
Mempromosikan Produk Perusahaan, Vol 1, 2013, h.16.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Ulik Widiantoro, S.Pd, M.Pd
Jabatan : Kepala Madrasah
Hari/Tanggal : Rabu, 6 September 2017
Waktu : 09.10-09.40 WIB
Tempat : Ruang Wakil Kepala Madrasah
1. Bagaimana peran humas sebagai komunikator?
“Peran humas dalam komunikator biasanya dilakukan oleh pengurus humas,
untuk menjadi pengurus humas haruslah memenuhi kriteria yang sudah
ditentukan oleh pihak sekolah, dapaun kriterianya yaitu harus memiliki
kemampuan menjalin hubungan dengan baik dan juga dari segi wawasannya
harus luas”.
2. Bagaimana peran humas sebagai pembina hubungan?
“Adapun salah satunya peran humas itu kan sebagai pembina hubungan atau
bisa dikatakan relationship, dalam membina hubungan yang baik dengan
publik terbagi menjadi dua yaitu dari publik internal dan ekternal, nah kalo
dari publik internal itu biasanya dari madrasah mengadakan kegiatan
pengajian bulanan, pelatihan dan lain-lain yang berhubungan dengan pihak
internal. Adapun ekternalnya biasanya sekolah mengadakan kegiatan maulid
yang biasanya masyarakat di ikut sertakan dalam kegiatan tersebut”.
3. Apakah devisi humas mempunyai SOP tersendiri ?
“Ada, biasanya dibuat di awal tahun”.
4. Siapa saja yang menjadi sasaran humas dalam penyampaian informasi?
“Yang menjadi sasaran humas ada pihak internal dan pihak eksternal. Pihak
internal yaitu guru, staf dan siswa. Untuk pihak eksternal yaitu kepada
masyarakat, wali murid”.
5. Apakah ada kendala dalam membangun citra?
“Dalam kegiatan membangun citra tentunya sering menghadapi kendala,
misalnya dari biaya yang seadanya, dan juga humas yang merangkap menjadi
guru menjadikan kendala bagi humasnya karena ia harus membagi
waktunya”.
6. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala/hambatan dalam
membangun citra?
“Dalam upaya membangun citra biasanya kami menggunakan media
komunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung, komunikasi langsung
biasanya berupa kegiatan-kegiatan seperti rapat-rapat formal, mengadakan
bazar, dan kegiatan-kegiatan turnamen atau classmate, adapun media
komunikasi tidak langsung kami membuat website sekolah, e-mail madrasah.”
Ulik Widiantoro, S.Pd, M.Pd
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Afif Fauzi, M.Pd
Jabatan : Divisi Humas (Komunikasi, Publikasi & Dokumentasi)
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Agustus 2017
Waktu : 19.00-21.30 WIB
Tempat : Asrama Siswa
1. Bagaimana peran humas sebagai Comunicator?
“Penyampaian informasi dilakukan kepada pihak internal dan eksternal
sekolah. Salah satu penyampaian informasi untuk internal adalah kegiatan
upacara bendera dan dirasa cukup efektif karena pada saat upacara bendera
seluruh warga sekolah berkumpul dan mengikuti kegiatan tersebut”.
2. Bagaimana peran humas sebagai pembina hubungan?
“Dalam membina hubungan kita membagi menjadi dua, yang pertama itu dari
pihak internal dan yang kedua dari pihak eksternal. Adapun dari pihak
internal, setiap guru layak tahu. Seperti kegiatan workshop atau kegiatan
pelatihan harus diikuti guru dan rapat-rapat koordinasi yang harus diketahui
guru. Untuk informasi eksternal, karena orang tua masih bayar jadi orang tua
harus mengetahui informasi untuk apa saja. Yang didanai oleh orang tua harus
diketahui oleh media. Sebelumnya ada rapat orang tua di awal tahun,
menyampaikan program unggulannya apa dan kemudian nanti dilaporkan ke
mereka melalui media majalah, internet melalui transparansinya cukup luar
biasa”.
3. Bagaimana peran humas sebagai pembina hubungan?
“Saya selalu menghimbau kepada seluruh guru dan karyawan agar mereka
dalam mejalankan tugas dan kewajibannya kepada publik agar memberikan
dan melayani dengan baik”.
4. Bagaimana peran humas dalam membangun citra positif di sekolah ?
“Peran humas di MTSN 1 Tangsel ini sangat signifikan. Karena memiliki
peran untuk kita memiliki divisi publikasi untuk dokumentasi divisi organisasi
untuk koordinasi dengan lembaga lain juga untuk bagaimana pemberdayaan
Alumni cukup signifikan.
5. Menurut bapak seberapa besar pengaruh humas dalam membangun citra
positif sekolah ?
“Indikator dikatakan bagus, asumsi saya sudah bagus. Pengaruhnya bagus,
indikator humas dan publikasi yang bagus dari tim Humas. disini banyak
sekolah dari Padang, Kalimantan, Jawa yang studi banding ke MTSN bahkan
ada yang dari Malaysia. Pengaruhnya sangat besar sehingga expose MTSN ini
sampai terdengar ke padang”.
6. Apakah setiap tahun ada peningkatan siswa/i baru yang mendaftar di sekolah
?
“Kalo peningkatan pertahun signifikan. Awalnya direntan 1000 jadi 1200
dalam waktu rentan yang sangat singkat. Karena kita penerimaan siswa 2
minggu. Tidak ada gelombang satu gelombang dua, dst”.
7. Kriteria seperti apa yang menjadi tolak ukur penerimaan siswa di sekolah ?
“Karena madrasah, standar pertama baik kemampuan membaca tulis Al-
quran, kemampuan tes akademik, matematika, Bahasa Inggris, IPA, Bahasa
Indonesia. Ada psikotes khusus anak boarding. Ada baca Al-quran wajib
karena banyaknya peminat yang ingin bersekolah di MTSN ini. Semakin fasih
semakin bagus nilainya dan berpotensi masuk ke madrasah”.
8. Apakah devisi humas mempunyai SOP tersendiri ?
“Banyak SOP yang telah kita buat. Bahkan tidak hanya untuk internal humas
bahkan untuk prosedur-prosedur lainnya. Supaya ada langkah-langkah yang
terstandar”.
9. Apakah sarana dan prasarana untuk menjalani devisi kehumasan ini sudah
memadai ?
“Sarana udah cukup. Untuk majalah terbit per 3 bulan. Untuk media publikasi
seperti lomba-lomba kita punya kejuaraan berprestasi , kita punya banner/
tempat banner yang ada didepan sekolah. Ada media Whatsap, ada grup guru
untuk para guru”.
10. Apakah banyak masyarakat atau sekolah lain yang mengetahui adanya
sekolah ?
“Kunjungan di website ada jumlah pengunjung. Mungkin mengindikasikan
bahwa masyarakat tau, terlebih MTSN ini satu-satunya Negeri se-Tangsel .
Jadi cukup terkenal terlebih lagi pernah juara UKS tingkat nasional. Jadi
untuk daerah banten klo menyebut MTSN Tangsel, (dulu namanya MTSN
Pamulang) masyarakat sudah cukup mengenal. Terdapat 44 MTs di Tangsel.
MTs ini merupakan satu-satunya MTS Negeri. Dan ada banyak prestasi
tingkat Nasional”.
11. Media apa yang paling dominan dan efektif dalam mempublikasikan sekolah
?
“Saya fikir yang paling efektif adalah media majalah, walaupun internet kita
ada namun tidak setiap hari atau setiap orang lihat internet. Paling kalo mau
penerimaan siswa baru, baru melihat internet dengan melihat website. Tapi
kalo untuk keseharian, informasi mengenai kegiatan orang-orang lebih
cenderung melihat majalah, karena desainnya bagus colorful. Kecuali
menjelang juni juli penerimaan siswa baru cenderung melihat website.
12. Apakah humas sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik ?
“Pernah menggunakan standar presentase dari program yang diajukan dengan
program yang dilaksanakan salah satunya membuat profile video madrasah
tidak mudah karena datanya harus lengkap dan waktu kita terbatas. Menurut
saya sudah cukup baik. Terbukti informasi diterima masyarakat dengan baik.
Tapi dari sisi internal kami mengevaluasi video profil karena pengennya
bagus dan standar tinggi, akhirnya ga jadi-jadi. Karna standarnya terlalu
tinggi”.
13. Apakah tugas devisi kehumasan sudah sejalan dengan visi misi sekolah ?
“Sejauh ini saya melihat cukup, karena salah satu visi sekolah adalah
berwawasan global. Berwawasan global salah satu indikatornya adalah
memiliki kemampuan Berbahasa Inggris dan di humas ini mengadakan
pelatihan Bahasa Inggris dengan guru-gurunya, wawasan global indikatornya
menguasai teknologi para guru diajarkan teknologi. Jadi semua visi yang
diterjemahkan menjadi kegiatan kita kejar, kita laksanakan”.
14. Kendala apa yang dihadapi dalam menjalankan tugas devisi kehumasan ?
“Kesibukan, karena kita guru kesibukannya adalah mengajar. Kemudian
karena MTSN ini cukup terkenal, banyak studi banding, harus mengajar,
harus menerima tamu. Banyak yang harus dikerjakan. Padahal fungsi
utamanya mengajar. SDMnya kurang maksimal dan tugas guru sangat padat
dengan banyak kegiatan selain kehumasan. Dan banyak program kadang
mungkin disitu yang menjadi kendalanya. Keterbatasan energi dan mimpi
sekolah tinggi terus visinya lama kelamaan kita juga lelah. Kendalanya
keterbatasan waktu, guru selain fungsinya mengajar juga harus mendouble
kerjaan”.
15. Wujud kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan humas dalam penyampaian
informasi pada publik internal maupun eksternal ?
“Sebenarnya kegiatan inti. Rapat internal kita koordinasi kita punya media TV
yang besar. Apabila ada kegiatan informasi internal yang harus dikerjakan
oleh guru maka informasi kegiatan itu akan ditampilkan dimedia.
Untuk eksternal kita punya website www.mtsntangsel.ac.id. Dan majalah
namanya MTM yaitu sebuah majalah yang di design oleh anak-anak dan diisi
oleh anak-anak. Majalah ini terbaik ke-2 tingkat nasional dan
pembimbingnya saya sendiri”.
16. Informasi mengenai apa saja yang disampaikan humas kepada publik internal
atupun eksternal ?
“Untuk informasi internal setiap guru layak tau, seperti kegiatan workshop
atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti guru dan rapat-rapat koordinasi
yang harus diketahui guru.
Untuk informasi eksternal, karena orang tua masih bayar jadi orang tua harus
mengetahui informasi untuk apa saja. Yang didanai oleh orang tua harus
diketahui oleh media. Sebelumnya ada rapat orang tua siswa di awal tahun,
menyampaikan program unggulannya apa saja kemudian nanti dilaporkan
untuk mereka melalui media majalah, internet dan melalui transparansinya
cukup luar biasa.”
17. Media apa saja yang digunakan humas dalam penyampaian informasi kepada
publik ?
“Ada media internet melalui website, majalah, iklan menggunakan banner,
dan ada grup whatsapp untuk para guru dan staf”
18. Bagaimana pengelolaan media komunikasi humas yang berupa website?
“Pengelolaan website dilakukan setiap kegiatan, sekiranya ada kegiatan yang
layak diinformasikan kepada masyarakat yang berbasis budged. Kegiatan
kurban, pengajian, kegiatan lomba, kegiatan keluar/trip, kegiatan sains trip,
study observasi lapangan. Semua kegaitan yang diprogramkan dari awal divisi
humas akan mempublikasi dan dokumentasi. Selalu update publish di website
termasuk sebagian kegiatan yang akan datang. Jadi tidak hanya kegiatan yang
sudah terlaksana saja tetapi rencana kegiatan juga ditampilkan.
19. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan bila seorang pengurus humas
merangkap sebagai jabatan lain?
“Dampaknya kurang maksimal. Jabatan merangkap seperti saya, ada tugas
lain selain mengjar, saya juga mendesain kurikulum asrama. Jadi kurang
maksimal, tidak semaksimal dulu karena SDMnya terbatas. Tapi, dalam
konteks kehumasan masih bisa berjalan dengan baik walaupun belum
maksimal yaitu belum pendataan alumni. Alumni-alumni sekolah ini juga
banyak namun kita belum bisa mendata, kordinasi untuk menyampaikan apa
yang mereka dapat kontribusikan ke masyarakat. Kalo itu saja bisa, itu bagus.
Kerjasama dengan lembaga-lembaga juga belum maksimal, contoh kita dulu
ingin bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australi dengan program Bridge.
Kita pernah menghadirkan orang Australia kesini , hal yang seperti itu sudah
tidak lagi tersentuh. Karena tenaga kita sudah terbatas. Kerjasama dengan
lembaga lebih memperkuat ke akademik. Sebenarnya kendalanya banyak
men-double pekerjaan. Staf divisi humas Cuma ada 2 yaitu Pak Ikhlas dan
saya”.
20. Siapa saja sasaran humas dalam penyampaian informasi?
“Di konteks ini humas mengelola internal ke para guru, tidak menyentuh
siswa. Siswa ranahnya kurikulum dan kesiswaan. Jadi, kalau ada guru ingin
peningkatan diri misalnya guru ada yang baca Al-Quran belum fasih kita
mengadakan program tafsih. Guru menganggap penting untuk
menterjemahkan Al-quran kita bikin program terjemah Al-quran. Kemudian
mungkin ada guru kurang menguasai teknologi kita buat pelatihan teknologi
komputer. Karena hari sabtu dan minggu sekolah libur jadi pelatihan biasanya
diadakan hari sabtu. Dulu hari minggu pun pernah pelatihan seperti pelatihan
motivasi dan metodologi mengajar. Lalu jika ada guru melakukan penelitian
ada dana untuk penelitian itu. Sasaran untuk eksternal yaitu ke masyarakat,
lembaga-lembaga puspitek atau pustekom. Lembaga-lembaga yang pantas
kita ajak kerjasama dalam konteks pendidikan”.
21. Mengapa humas memilih pihak-pihak tersebut sebagai sasaran informasi?
“Humas sasaran ke guru, karena siswa sudah ada waka kesiswaan dan
kurikulum. Kemudian kenapa hanya guru karena pembagian dari kepala
madrasah bahwa ranahnya humas ke guru-guru sesuai visi misi sekolah.
Sesuai keinginan madrasah klo konteksnya keluar publish hubungannya
dengan masyarakat. Kita bisa mengenalkan MTSN ke masyarakat agar
masyarakat bisa menerima MTSN. Dan bisa mengembangkan MTSN untuk
kemajuan MTSN”.
22. Kegiatan apa saja yang sudah diadakan humas dalam upaya membentuk opini
publik yang positif terhadap MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?
“Salah satunya selain majalah, yaitu kalau ada prestasi tingkat nasional/non
para media seperti SCTV, Net TV, TVRI. Media tersebut shoting disini untuk
konteks internasional/ provinsi, media cetak menginformasikan berita tersebut
sehingga masyarakat tau bahwa kita telah terlibat dalam kompetisi propinsi
maupun internasional dan kita bisa juara. Dan kita membentuk image dari
kegiatan acara itu, selain media internal majalah dan website kita juga
mengundang jurnalis TV”.
23. Bagaimanakah strategi yang digunakan humas dalam melaksanakan kegiatan
upaya membentuk citra sekolah?
“Strateginya jika ada sebuah isu yang memojokan kita mengklarifikasi issue
itu. Kalo tidak ada isu yang tidak baik ya tidak ada strategi khusus hanya
melakukan yang terbaik saja. Yang pantas dipublikasikan ya dipublikasikan.
Jika ada dananya untuk sampai ke koran kita undang jurnalisnya. Kalau tidak
ada ya ke lokal saja pakai website sama majalah pribadi. Kalau dananya
cukup kita panggil TV, Koran. Karena relative sering mengundang jadi relatif
murah. Cenderung bahkan ada media yang justru meminta berita ke kita.
Kompas TV sudah meminta kita untuk informasi yang seharusnya kita yang
dibayar tapi karena kita juga butuh untuk ekspose MTSN jadi siap saja untuk
kerjasama”.
24. Bagaimanakah cara humas untuk mengetahui citra sekolah dimata publiknya?
“Kita tidak ada strategi khusus seperti membuat quetioner yang isinya apakah
anda mengenal MTSN? Mengetahui MTSN? Apakah MTSN menurut anda
bagus? Itu tidak. Indikatornya hanya dengan melihat jumlah siswa yang
mendaftar saja. Kalo yang mendaftar jumlah siswa naik berarti kita sudah
melakukan pekerjaan dengan baik. Tidak melakukan questioner. Standarnya
dengan melihat pengumuman yang daftar siswa baru ada banyak berarti
dengan modal website dan modal majalah kita sudah melakukan dengan baik,
jadi tidak ada teknik khusus untuk menarik citra melihat dari indikator”.
Afif Fauzi, M.Pd
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Drs. Nur Abdillah
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017
Waktu : 12.40-13.00 WIB
Tempat : Ruang Guru
1. Bagaimana peran humas dalam membangun citra positif di sekolah ?
“Menurut saya, sangat strategis karena informasi baik yang masuk maupun
keluar harus melalui humas. Jadi sebagai humas harus menginformasikan baik
intern maupun ekstern”.
2. Bagaimana peran humas membentuk citra positif?
“Dalam membentuk citra yang positif kami dari guru MTs Negeri 1 Kota
Tangerang Selatan selalu meningkatkan kualitas kinerja pendidikan dengan
baik, dan selalu meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih baik dari
sebelumnya, biasanya kami sering mengikuti kegiatan workshop atau
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Kemenag untuk meningkatkan kualitas
kinerja pendidikan disekolah masing-masing”.
3. Menurut bapak seberapa besar pengaruh humas dalam membangun citra
positif sekolah ?
“Peran humas yang jelas cukup membantu. Karena dari awal pendaftaran
siswa baru dari humas, publikasi kemudian hasilnya. Komunikasi dengan
calon wali murid dan calon siswa melalui humas. Jadi menurut saya
pengaruhnya sangatlah besar”.
4. Kriteria seperti apa yang menjadi tolak ukur penerimaan siswa di sekolah ?
“Penerimaan siswa melalui tes, ada tes akademik, tes IQ, dll kriterianya sudah
terukur. siswa-siswa yang sudah masuk itu adalah siswa yang melalui tes.
Banyak juga yang tidak diterima. Daya tampungnya yang cukup besar. Kita
tidak menutup kemungkinan menerima siswa karena kemampuan prestasi.
Artinya dia sudah memiliki prestasi dilihat dari raport walaupun kita belum
tau hasil tesnya. Kita liat dari prestasinya, itu menjadi suatu pertimbangan
diterima di MTSN 1 Kota Tangerang Selatan ini”.
5. Apa saja yang menjadi tugas humas?
“Salah satu yang menjadi tugas humas yaitu menganalisis dan merancang
kebijakan dalam bidang hubungan masyarakat menurut saya sudah baik,
walaupun perlu adanya evaluasi untuk peningkatan. Sampai saat ini sudah
cukup baik. Humas terus meningkatkan program-programnya”
6. Apakah devisi humas mempunyai SOP tersendiri ?
“Pasti ada, dari awal tahun sudah disusun SOPnya”.
7. Apakah sarana dan prasarana untuk menjalani devisi kehumasan ini sudah
memadai ?
“Menurut saya, sudah memadai. Dari website, majalah yang selalu update”.
8. Apakah banyak masyarakat atau sekolah lain yang mengetahui adanya
sekolah ?
“Alhamdulillah banyak, kalo tidak banyak mana mungkin banyak yang
masuk. Justru malah sebelum waktu pembukaan seleksi penerimaan siswa
baru banyak yang datang Tanya-tanya”.
9. Apakah humas sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik ?
“Menurut saya sudah baik, walaupun perlu adanya evaluasi untuk
peningkatan. Sampai saat ini sudah cukup baik. Humas terus meningkatkan
program-programnya”.
Drs. Nur Abdillah
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Iwan Susanto
Jabatan : Staf Tata Usaha/ Bendahara
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017
Waktu : 09.20-09.40 WIB
Tempat : Ruang Tata Usaha
1. Bagaimana peran humas dalam membangun citra positif di sekolah ?
“Humas menempati garda terdepan untuk mensosialisasikan segala sesuatu
yang berkaitan dengan sekolahan seperti penerimaan siswa baru. Cuma
terkadang orang tua jika ada keperluan datang ke bagian TU. padahal lebih
tepatnya datang ke bagian Humas terlebih dahulu. Cuma karna persepsi
mereka masih tradisional jadi perlu pemahaman khusus ke masyarakat bahwa
ada divisi humas yang lebih tepat mau komplain, memberi masukan atau
saran dan mengetahui informasi apa saja itu ke humas. Jadi perannya sudah
cukup baik sebenarnya apalagi sudah ada website dan yang mengelola dari
humas”.
2. Bagaimana peran humas dalam membentuk citra?
“Peran humas dalam membentuk citra yang positif biasanya kami selalu
memberikan pelayan yang terbaik kepada masyarakat, dan kami juga selalu
menerima kritikan atau saran masyarakat kepada sekolah ini dengan baik.
Agar masyarakat dapat merasakan pelayan kami dengan baik”.
3. Menurut bapak seberapa besar pengaruh humas dalam membangun citra
positif sekolah ?
“Sangat besar ya pengaruhnya, segala susuatu informasi mengenai prestasi
dan kebijakan-kebijakan sekolah yang sifatnya segara diberi tahu kepada
masyarakat semua lewat humas. Seperti halnya kemarin ada komplainan
siswa, komplainan tentang pungutan, yang sebenarnya mereka tidak tepat
mengarahkannya ke sekolah. Karena kalau ada pungutan sebenarnya
hubungannya dengan komite. Yang mungut komite, sekolah hanya
mengajukan program saja kemudian diajukan kepada komite, jika komite
yang mengacc ya mereka yang nyari dana. Dan humas perannya untuk
mensosialisasikan”.
4. Kriteria seperti apa yang menjadi tolak ukur penerimaan siswa di sekolah ?
“Pertama diseleksi berkas terlebih dahulu, sistem online siapapun boleh
daftar. Namun dengan kuota terbatas. Humas disini berperan aktif dan juga
dibantu oleh panitia penerimaan siswa. Setelah seleksi berkas ada tes beberapa
tahap. Ada tes akademik, tes IQ, wawancara, tes baca tulis Al-quran. Setelah
lolos ada grade . yang diambil hanya 350 siswa dan cadangan”.
5. Apakah devisi humas mempunyai SOP tersendiri ?
“Punya, humas ada SOP tersendiri baik secara kinerja maupun pencairan
dana. Ada dana yang dicairkan lewat komite ada mekanisme tersendiri
bagaimana cara pencairan dana.
Diawal tahun biasanya sudah buat SOPnya”.
6. Apakah sarana dan prasarana untuk menjalani devisi kehumasan ini sudah
memadai ?
“Masih kurang, karna masih terbentur dana untuk humas. Membuat web yang
bagus yang pertahun itu berapa... disini kan relative yang sedang. Tapi
cukuplah untuk lingkungan madrasah ini yang mau beranjak ke prestasi
internasional namun belum maksimal”.
7. Apakah banyak masyarakat atau sekolah lain yang mengetahui adanya
sekolah ?
“Pasti banyak, karna kita madrasah negeri satu-satunya di tangerang selatan.
Di lingkungan KKM (Kelompok Kerja Madrasah) kita membawahi sekitar 44
madrasah swasta di area Tangerang selatan. Terbukti juga pendaftar banyak
dari daerah lain atau luar kota”.
8. Apakah humas sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik ?
“Insyaalloh sudah, sejauh ini sudah lumayan. Mereka juga proaktif menangani
masalah-masalah terutama yang berkaitan dengan pihak luar. LSM, wartawan
dan lain sebagainya. Menjadi garda terdepan untuk mengantisipasi media
tersebut”.
Iwan Susanto
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Alfiah Rizqi Ramdhini
Jabatan : Ketua OSIS
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017
Waktu : 10.00-10.20 WIB
Tempat : Depan Ruang Guru
1. Bagaimana peran humas dalam membangun citra positif di sekolah ?
“Menurut saya perannya sudah baik, pertama menunjukan prestasi dan
memberi tahu kepada masyarakat bahwa MTSN berprestasi bukan sekedar
akademik, dengan menggunakan website, sosial media, dan keaktifan siswa
dalam melakukan kegiatan lomba-lomba dan pertemuan, melibatkan guru dan
siswa juga”.
2. Menurut anda seberapa besar pengaruh humas dalam membangun citra positif
sekolah ?
“Menurut saya, sangat berpengaruh, soalnya klo misalkan humas tidak
berfungsi dan mempromosikan MTSN dengan baik MTSN ini tidak akan
keliatan citra baiknya”.
3. Bagaimana peran humas dalam membentuk citra?
“Peran humas dalam membentuk citra yaitu ikut partisipasi. Biasanya kalau
ada kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat kami berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut, adapun kegiatannya seperti perayaan HUT RI didalam
masyarakat, kegiatan pengajian, kegiatan maulid, bakti sosial, mengumpulkan
dan memberikan sumbangan bagi warga sekitar yang membutuhkan”.
4. Kriteria seperti apa yang menjadi tolak ukur penerimaan siswa di sekolah ?
“Klo pas aku masuk hanya tes aja. Tapi penerimaan siswa baru tahun
selanjutnya ada tes wawancara yang mungkin bisa menilai kepribadian siswa.
Seleksi masuk MTSN ini Tidak hanya tes akademik saja tapi dari sifatnya
juga bisa tau”.
5. Apakah devisi humas mempunyai SOP tersendiri ?
“Menurut aku pasti punya SOP. Soalnya klo humas tidak hanya sekedar
promosi saja tapi sebelumnya mendata dulu dan merencanakannya dengan
baik bagaimana biar masyarakat bisa tau dengan cara humas
mempromosikannya. Klo misalkan tidak ada SOP ga mungkin humas bisa
memperkenalkan sekolah dengan baik.
Dari awal saya masuk MTSN ini perubahannya lumayan banyak. Kalau dulu
mungkin guru datang ke sekolah-sekolah memperkenalkan MTSN ini
sedangkan sekarang bisa mengenalkan melalui website, sosial media dengan
konten yang menarik mengenalkan sekolah ini. Menurut saya itu sudah
menarik banget”.
6. Apakah sarana dan prasarana untuk menjalani devisi kehumasan ini sudah
memadai ?
“Sudah memadai, ada aula pertemuan siswa, ada aula perpustakan. Sudah ada
AC kemudian alat-alat lainnya seperti kamera dan alat pendukung lainnya
sudah cukup memadai”.
7. Apakah banyak masyarakat atau sekolah lain yang mengetahui adanya
sekolah ?
“Menurut saya banyak banget yang mengetahui MTSN ini. Masyarakat
banyak yang mengenal salah satu guru dan murid. Banyak juga menanyakan
bagaimana MTSN sekarang ini. Menurut saya, MTSN ini sudah dikenal baik,
citranya baik di masyarakat, pandangan masyarakat disekitar daerah
Pamulang MTSN ini Mewah”.
8. Apakah humas sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik ?
“Menurut saya sudah menjalankan dengan baik. Dengan mempublikasikan
melalui website dan pembuatan majalah yang cukup menarik”.
Alfiah Rizqi Ramdhini
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Nur Fatimah
Jabatan :Wali Murid
Hari/Tanggal : Senin, 14 Agustus 2017
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Pamulang
1. Siapa nama anak ibu, dan kelas berapa ?
“Anak saya namanya Kiki Fatmala kelas 7.1”
2. Apa yang ibu ketahui tentang MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan?
“Yang saya ketahui dari sekolah ini yaitu akreditasinya bagus, sarana dan
prasarananya sudah cukup bagus, guru-gurunya ramah-ramah, banyak prestasi
yang didapatkan dari sekolah ini, akses jalannya tidak begitu sulit. biaya
sekolahnya bisa di cicil jadi tidak begitu membebani saya sebagai wali murid
disini. Setau saya juga sudah memiliki akreditasi yang bagus yaitu A.”
3. Kenapa ibu menyekolahkan anak ibu di SMP Harapan Baru Bekasi ?
“Saya menyekolahkan anak saya disini itu karna banyak anak teman saya
yang sekolah disini, gedungnya bagus, fasilitasnya cukup lengkap, terlihat
dari sarana dan prasarana di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sudah
bagus, dan pelayanan disekolah ini sangat baik terhadap wali murid.”
4. Dari mana ibu mendapat informasi tentang sekolah ini ?
“Saya mendapat informasi disekolah ini dari teman saya yang mengajar
disekolah ini dan banyak tetangga saya yang menyekolahkan anaknya
disekolah ini, ada websitenya juga.”
5. Menurut ibu, bagaimana citra MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ini
sudah bagus atau belum? Apa alasannya?
“MTsN ini yang saya lihat sepertinya sudah bagus, banyak kegiatan-kegiatan
yang diadakan MTsN dan siswa ikut lomba tingkat nasional maupun
internasional. Banyak siswa yang minat sekolah di MTsN ini, setau saya
banyak juga yang tidak diterima juga dalam penerimaan siswa baru.”
6. Dari program yang ada di sekolah ini, program apa yang paling ibu senangi?
Apa alasannya?
“Dari program yang saya senangi mungkin dari kegiatan kebiasaan membaca
al-qur’an sebelum jam pelajaran dimulai dan sholat berjamaah”.
7. Adakah dari kebutuhan pendidikan untuk anak ibu ysng belum terpenuhi oleh
sekolah ini? Apa saja?
“ Alhamdulilah sudah terpenuhi”.
8. Apa ibu merasa puas dengan pelayan maupun program yang ada di MTs
Negeri 1 Kota Tangersng Selatan ini?
“Kalo pribadi dari anak saya sudah merasa puas dengan pelayan disekolah
ini”.
Nur Fatimah
Lampiran 8
DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Rapat dengan Komite dan Orang Tua Siswa
Rapat Sosialisasi Program Kegiatan Madrasah
2. Pengajian Guru & Karyawan bersama Orang Tua Siswa
Kajian Agama Islam bersama Guru & Karyawan serta Orang Tua Siswa
3. Kegiatan Upacara Bendera
Para siswa MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sedang melaksanakan Upacara
Bendera
4. Kegiatan Studi Banding
Temu Diskusi dalam Kegiatan Studi Banding Ke SMPN 2 Bogor
4. Kegiatan Pelatihan dan Workshop Guru
Kegiatan Pelatihan dan Workshop Contextual Teaching & Learning (CTL)
6. MTsN 1 Kota Tangerang Selatan
Visi dan Misi MTsN 1 Kota Tangerang Selatan
Majalah MTsN 1 Kota Tangerang Selatan
Wawancara dengan Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan