PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH...

19
PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK USIA DINI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Jurusan Magister Psikologi Fakultas Pascasarjana Oleh Faricha Andriani S300 1400 18 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH...

Page 1: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN

LITERASI ANAK USIA DINI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi

Strata II Pada Jurusan Magister Psikologi Fakultas Pascasarjana

Oleh

Faricha Andriani

S300 1400 18

PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

i

Page 3: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

ii

Page 4: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

iii

Page 5: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

1

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN

LITERASI ANAK USIA DINI

Abstrak

Kemampuan literasi anak usia dini merupakan salah satu yang

dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Peran guru dan orang tua mampu

saling memberikan dukungan dalam perkembangan literasi anak. Sayangnya,

rendahnya kemampuan literasi anak usia dini belum didukung keterlibatan orang

tua. Sehingga, pembelajaran literasi anak usia dini cenderung lebih bersifat formal

yang hanya melibatkan guru TK atau dapat dengan menggunakan les membaca.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan peran guru di sekolah dalam

mengembangkan literasi anak usia dini, persiapan literasi di sekolah serta bentuk

keterlibatan orang tua dalam mengembangkan literasi anak usia dini. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus, dengan alat pengumpulan data

berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek primer penelitian ini

adalah 4 guru, 4 orang tua, serta menggunakan subyek pendukung yakni 44 anak

usia 4-6 tahun. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peran guru di sekolah

dalam mengembangkan literasi anak, guru berperan sebagai fasilitator,

demonstran, pengarah dan motivator. Sedangkan, persiapan guru dalam

mengembangkan literasi dapat diwujudkan dengan pengenalan buku, penenalan

fonem dan huruf. Keterlibatan ayah dan ibu dapat diwujudkan dengan interaksi

antara ayah dan ibu dalam mengembangkan literasi anak, sehingga ayah dan ibu

berperan sebagai mentoring dan teaching. Peran guru dan orang tua saling

memberikan dukungan guna mengetahui aktivitas dan hasil pembelajaran literasi

anak, dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dan komunikasi antara orang

tua dan guru.

Kata kunci: Peran Guru, Litrasi, Peran Orang Tua, Anak Usia Dini

Abstract

Early literacy skill of childhood was developed early childhood education.

Role of parents and teacher have supporting to develop early literacy skill of

childhood. Unfortunately, less early skill of childhood can’t supporting parents

involvement. So, childhood are formal learning to early literacy skill with

preschools teacher or reading private tutorial. The purpose this study is describe

teachers’ role to develop early literacy skill, prepare to develop early literacy skill

in preschool and parents role to develop early literacy skill of childhood. Data was

collected by interview, observation and documentation. The primer subject were

four preschool teachers, four parents and secunder subject were forty- four 4-6

years old preschool children. The result shows that teachers role to develop early

literacy childhood in school as facilitator, demonstrans, director and motivator.

Then, prepare to develop early literacy skill in preschool use book knowledge,

alphabetic knowledge and phonological awareness. Then, parents role to develop

early literacy skill as mentoring and teaching. Then, parents role and teachers had

Page 6: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

2

supported with cooperated parents and teachers to develop early literacy skill of

childhood had known activited and result early literacy skill of childhood.

Keyword: Teachers’ role, Literacy, Parents’ role, Early childhood.

1. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Indonesia juga telah diatur

pemerintah dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 yang kemudian

diperbaharui menjadi Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 yang di dalamnya mencakup sistem pembelajaran paud.

Pembelajaran paud yang dilakukan dengan menyenangkan sehingga mampu

merangsang perkembangan jasmani maupun rohani, yang salah satu capaian

perkembangannya anak mampu mengenal keaksaraan. Peran guru di sekolah

diharapkan secara alamiah mampu memberikan hubungan yang positif dan

menumbuhkan rasa percaya diri serta minat anak (Watson & Wildy, 2014). Salah

satunya pada bidang literasi.

Selain pendidikan formal sebagai penunjang perkembangan literasi anak

yang dilakukan guru di sekolah, pendidikan informal juga mempengaruhi

perkembangan literasi anak, khususnya orang tua. Hal tersebut dikarenakan

pendidikan literasi yang dilakukan di sekolah dan di rumah saling mendukung.

Ketika pembelajaran literasi dilakukan di rumah, orang tua mengulang

pengetahuan anak pada literasi yang telah diajarkan di sekolah, dengan cara

pemberian rangsangan pada anak guna memaksimalkan perkembangan literasi

anak (Pradipta, 2011).

Kurangnya minat baca anak menjadi salah satu penyebab lemahnya

kemampuan dalam berliterasi. Berita terbaru dari media massa online pada bulan

April tentang minimnya literasi di kabupaten Jepara yang diungkapkan oleh

Bupati Jepara, pada tahun 2013 sekitar 5,74% warga di kabupaten Jepara belum

tersentuh pendidikan literasi. Sedangkan, anak usia 10 tahun ke atas yang mampu

Page 7: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

3

berliterasi 7,71% untuk anak perempuan dan 2,98% untuk anak laki-laki (“Bupati

Jepara”, 2016).

Hal tersebut juga di dukung dari hasil studi awal yang diambil melalui hasil

tes masuk sekolah dasar menunjukkan bahwa dari 10 sekolah dasar yang ada di

kecamatan Kalinyamatan kemampuan membaca rata-rata 41% siswa kelas 1

Sekolah Dasar masih terbata-bata atau masih mengeja, 35% telah mampu

membaca dengan lancar dan 24% belum mampu membedakan abjad. Sedangkan

saat masuk sekolah dasar anak diharapkan mampu berliterasi dengan baik (Yus,

2011).

Literasi dapat didefinisikan sebagai suatu perkembangan membaca dan

menulis ataupun suatu tindakan kreatif dalam memahami suatu teks serta

perkembangan membaca dan menulis (Wasik & Carol, 2008; Lemos, 2002).

Komponen dari literasi menurut Bingham dan Terry (2013) meliputi: kesadaran

fonemik, pengetahuan tentang bentuk huruf, mengetahui dan mengerti akan buku.

Perkembangan literasi anak melalui beberapa tahapan, antara lain: a) tahap

fantasi; b) tahap pembentukan konsep diri membaca; c) tahap membaca gambar;

d) tahap pengenalan bacaan; e) tahap membaca lancar (Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 139, 2013).

Peran guru menurut Sardiman (2010) antara lain: a) seorang pendidik dan

pembimbing; b) seorang demonstrator; c) sebagai mediator; d) sebagai fasilitator;

e) sebagai efaluator. Sedangkan peran orang tua menurut Covey (dalam Yusuf,

2012) mengungkapkan bahwa peran orang tua mencakup: (a) modelling; (b)

mentoring; (c) organizing; (d) teaching.

Penelitian yang terkait dengan literasi anak usia dini juga pernah dilakukan

oleh Ruhaena dan Ambarwati (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

fondasi awal literasi di rumah dilakukan dengan cara membangun minat yang

dilakukan oleh orang tua, khususnya ibu. Hal tersebut selaras dengan penelitian

Page 8: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

4

yang dilakukan oleh Nuraeni (2016), dengan hasil penelitian bahwa orang tua

khususnya ibu sebagai stakeholder bagi perkembangan literasi anak usia dini.

Perkembangan literasi pada anak usia dini juga tidak hanya didukung oleh

keterlibatan orang tua di rumah, melainkan juga peran guru dalam

mengembangkan literasi anak di sekolah. Penelitian yang terkait dengan peran

guru di sekolah pernah dilakukan sebelumnya oleh Supartinah (2014). Hasil

menunjukkan bahwa, dalam pengembangan literasi guru berperan sebagai

fasilitator yang memberikan kemudahan pada anak dalam kegiatan literasi di

sekolah yakni dengan menggunakan alat praga penunjaung salah satunya

menggunakan kartu huruf.

Taman kanak-kanak Aisyiyah 01 Kalinyamatan merupakan salah satu

penyelenggara pendidikan anak usia dini yang ada di kabupaten Jepara. Salah satu

capaian perkembangan anak yang dilakukan adalah pengembangan bidang

keaksaraan (literasi). Menurut studi awal yang dilakukan oleh penulis dapat

diketahui bahwa perkembangan literasi pada anak usia dini di TK tersebut masih

rendah, sedangkan salah satu persyaratan masuk SD adalah anak mampu

berliterasi dengan baik. Menurut wawancara awal yang dilakukan dengan salah

satu guru TK serta orang tua (ibu) menyebutkan bahwa, literasi dipandang hanya

sebagai persyaratan pendidikan yang dilakukan di sekolah. Sehingga,

perkembangan literasi awal lebih banyak dilimpahkan orang tua kepada guru TK.

Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pembiasaan kegiatan literasi di rumah,

literasi yang terjadi pada anak usia dini biasanya lebih terkesan formal (les).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berpendapat peran guru di

sekolah dan orang tua di rumah saling mendukung dalam mengatasi lemahnya

literasi pada anak usia dini, sehingga fokus pada penelitian ini adalah:

Bagaimanakah peran guru dalam mengembangkan literasi anak di sekolah?

Bagaimanakah cara guru mempersiapkan anak belajar literasi di sekolah?

Bagaimana bentuk keterlibatan orang tua dalam mengembangkan literasi anak

usia dini?. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peran guru

Page 9: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

5

dalam mengembangkan literasi anak usia dini, mendiskripsikan cara

mempersiapkan anak belajar literasi di sekolah serta mendiskripsikan keterlibatan

orang tua dalam mengembangkan literasi anak usia dini.

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan studi kasus jenis interinsik. Pada penelitian ini menggunakan subjek

primer yakni 4 orang guru kelas TK, 4 orang tua (ayah dan ibu) serta subjek

pendukung yakni 44 anak usia 4-6 tahun.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yakni: wawancara

yang dilakukan pada 4 guru TK, 4 ayah dan 4 ibu, untuk mengetahui kondisi awal

anak dan bentuk keterlibatan orang tua dalam perkembangan literasi anak.

Selanjutnya dengan observasi pada subjek sekunder yakni 44 anak usia 4-6 tahun,

untuk mengetahui hasil dari pembelajaran literasi, keaktifan anak selama

pembelajaran di sekolah dan juga interaksi orang tua dan anak selama

pembelajaran literasi di rumah. Metode penelitian yang terakhir yakni

dokumentasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran literasi anak melalui

raport serta catatan guru.

Analisis pada penelitian ini dengan menggunakan analisis holistik dengan

tahapan sebagai berikut: mengkategorikan hasil temuan di lapangan sesuai dengan

tema dan fokus penelitian; mendiskripsikan setiap kategori yang ada di lapangan

sehingga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada;

menginterpretasikan temuan-temuan yang ada di lapangan; membahas hasil

penelitian, dilakukan dengan membandingkan hasil interpretasi yang ada di

lapangan dengan literatur yang relevan untuk mendukung hasil penelitian

(Creswell, 2007).

Page 10: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan di dapatkan data sebagai penunjang

guna menjawab pertanyaan penelitian, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil dari penelitian dapat dibahas lebih lanjut sebagai berikut:

3.1. Peran Guru dalam Mengembangkan Literasi Anak Usia Dini

Peran guru merupakan kunci pembelajaran di sekolah yang mampu

memberikan lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan belajar anak

serta salah satu yang mendukung dalam perkembangan literasi anak usia dini

dalam pendidikan formal (Zhang, Diamond & Powell, 2015; Chang & So,

2015). Sehingga peran guru di sekolah dalam memngembangkan literasi anak

usia dini dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:

3.1.1. Peran Guru Sebagai Fasilitator

Peran guru sebagai fasilitator dalam mengembangakan literasi anak usia

dini dapat berdasarkan penelitian dapat tercermin dalam bentuk pembelajaran

yang menyenangkan, sehingga mampu menarik keaktifan anak dalam

pembelajaran literasi. Berdasarkan hasil observasi penelitian menunjukkan

bahwa dengan menggunakan teknik bercerita mampu menarik perhatian anak

sebesar: pada kegiatan guru bercerita sambil menunjukkan beberapa huruf

42,67%; guru bercerita sambil menghadapkan buku pada anak 42,67%; anak

bercerita pada guru tentang pengalaman atau setelah dibacakan cerita

20,33%; anak berani bertanya pada guru 26,67%. Hal terasebut sesuai

dengan penelitian Hudson dan Test (2011) mengungkapkan bahwa

pembacaan cerita yang dilakukan guru mampu memberikan dukungan pada

pembelajaran literasi di sekolah.

Peran guru sebagai fasilitator yang selanjutnya tercermin pada

pembelajaran literasi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang mampu

menarik perhatian anak sebesar: pada kegiatan menghafal huruf dengan

dinyanyikan 42,67%; bernyanyi bersama dengan guru 44%. Hal tersebut

sesuai dengan penelitian Walton (2014) bahwa dengan teknik bernyanyi guru

Page 11: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

7

dapat lebih efektif dalam pengajaran fonemik pada anak, pemahaman dan

pengucapan huruf pada literasi awal.

3.1.2. Peran Guru Sebagai Demonstran

Peran guru sebagai demonstran dapat diwujudkan dengan melakukan

pembelajaran literasi di sekolah menggunakan teknik pencontohan langsung.

Keaktifan anak pada kegiatan pembelajaran ini sebesar: pada kegiatan guru

menunjukkan gambar yang ada di buku/ dipapan tulis 33,67%; melihat dan

menyebutkan huruf yang ada pada gambar 30,33%; memasangkan gambar

dengan gambar yang ada 38%; melafalkan nama-nama huruf 39,33%; melihat

dan menyebutkan nama dari tiap huruf yang ditunjukkan guru 32,33%;

mengeja sambil mengenali huruf yang ada dibuku/ dipapan tulis 29,33%;

mengenal huruf yang telah diacak dengan baik 29,67%; mengikuti membaca

yang telah dicontohkan oleh guru 29,33%; membaca 2-3 kalimat dengan

benar 16,33%. Hal tersebut didukung penelitian Fisher dan Frey (2015)

mengungkapkan bahwa penggunaan teknik demonstrasi dalam

perkembangan literasi anak mencakup: komprehensi, pemahaman kata,

sturuktur kalimat, serta bentuk kalimat.

3.1.3. Peran Guru Sebagai Pengarah

Selain berperan sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai pengarah

dalam mengembangkan literasi anak usia 4-6 tahun. Bimbingan guru penting

diberikan pada anak saat pembelajaran literasi berlangsung (Han, 2014)

dalam bentuk interpretasi untuk melatih anak agar siap dalam pembelajaran

literasi selanjutnya (Hanke, 2015; Han, 2014).

Berdasarkan hasil observasi penelitian dapat disimpulkan bahwa peran

guru sebagai pengarah tercermin selama dalam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan cara guru memberikan contoh satu-persatu kepada anak

jika anak mengalami kesulitan dalam membedakan pengucapan huruf atau

mengeja kata. Selain itu, bentuk pengarahan juga dilakukan oleh guru dengan

cara guru berkeliling selama pembelajaran berlangsung sambil bertanya

kepada anak tentang pengetahuan huruf anak, sehingga guru mampu secara

Page 12: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

8

maksimal mengetahui tingkat pengetahuan anak tentang huruf yang nantinya

menjadi bekal dalam pembelajaran literasi.

Hal tersebut didukung penelitian Otaiba, Lake, Greulich, Folsom dan

Guidri (2012) menjelaskan bahwa, memberikan bimbingan pada anak

sebelum dilakukan pendidikan literasi mampu mengetahui kemampuan dasar

anak sehingga mampu dijadikan pertimbangan dalam memberikan

pendidikan literasi sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

3.1.4. Peran Guru Sebagai Motivator

Peran guru sebagai motivator dalam perkembangan literasi ini bertindak

sebagai pemberi masukan yang positif pada anak (Matta, 2011). Berdasarkan

hasil observasi yang dilakukan selama penelitian mengungkapkan bahwa,

bentuk motivasi yang diberikan guru pada anak yakni berupa pujian. Pujian

tersebut diberikan oleh guru sebagai bentuk penghargaan pada anak ketika

anak mampu menyebutkan huruf atau kata yang ditunjuk oleh guru baik

dipapan tulis maupun dibuku selama proses pembelajaran literasi.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Marinak, Malloy dan Gambrell

(2010) bahwa, motivasi yang diberrikan guru di sekolah mampu

mempengaruhi keberhasilan literasi anak di sekolah.

Peran guru sebagai fasilitator, pengarah dan motivator dalam

perkembangan literasi anak usia dini mampu memberikan dampak yang

signifikan pada perkembangan literasi anak usia 4-6 tahun. Hal tersebut

didukung oleh hasil observasi tingkat pencapaian perkembanga literasi pada 44

anak usia 4-6 tahun yang terdiri dari 22 anak usia 4-5 tahun dan 22 anak usia 5-

6 tahun dengan hasil menunjukkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan

literasi anak pada usia 4-5 tahun sebesar 71,23 poin dan pada usia 5-6 tahun

sebesar 118,18 poin. Adanya perbedaan hasil dikarenakan pada usia 4-5 tahun

anak masih dalam tahap pengenalan huruf, sedangkan pada usia 5-6 tahun pada

tahap lanjutan, yakni mulai merangkai atau mengeja kata.

Page 13: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

9

3.2. Persiapan Literasi di Sekolah

Persiapan yang dilakukan guru dalam perkembangan literasi anak

berdasarkan wawancara dengan 4 orang guru TK di sekolah yang pertama

dilakukan dengan pengenalan buku. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru TK dan hasil observasi penelitian dapat dijelaskan bahwa, pengenalan

buku yang dilakukan guru dalam mempersiapkan literasi dimulai dengan

memberikan “majalah” tematik sebagai bentuk dari pengenalan buku pada

anak. Anak dirangsang agar anak mampu membalik-balik halaman yang

selanjutnya memahami gambar yang ada dik dalam “majalah”.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Lee (2011) bahwa

pengenalan buku ini dapat dilakukan dengan 3 macam: hanya memegang

buku, memahami gambar yang ada di buku dan menginterpretasikan isi buku.

Persiapan literasi yang dilakukan guru selanjutnya yakni pengenalan

fonemik dan huruf. Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang guru

pengenalan fonemik dan huruf awal, dilakukan dengan teknik demonstrasi

yang dilakukan setiap hari.

Hal tersebut didukung dengan penelitian Cunningham (2012)

mengungkapkan bahwa fonem sebaiknya diajarkan setiap hari pada anak yang

dilakukan dengan cara pencontohan langsung, ini bertujuan agar anak mampu

membedakan suara dalam pengucapan sebuah kata sebelum dilakukan literasi,

meskipun pemahaman setiap anak berbeda-beda. Sedangkan pengenalan huruf

di dukung penelitian Lachlan dan Arrow (2014) menyebutkan bahwa, bentuk

pengajaran pengetahuan huruf pada anak dapat dibedakan menjadi: anak

dirangsang untuk mengetahui bentuk hurufnya saja serta anak dirangsang untuk

mengetahui bentuk, cara pengucapan dan suara setiap huruf yang ada.

3.3. Keterlibatan Orang Tua dalam Mengembangkan Literasi Anak

Selain peran guru di sekolah, keterlibatan orang tua di rumah juga

berpengaruh dalam perkembangan literasi anak usia 4-6 tahun. Keterlibatan

Page 14: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

10

orang tua (ayah dan ibu) di rumah mencakup penguatan bahasa anak yang

digunakan sebagai fondasi dari kegiatan literasi (Midraj & Midraj, 2011; Chen,

Pisani, White & Sorouri, 2012). Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan

literasi dapat tercermin berdasarkan hasil observasi interaksi anak dengan

orang tua dalam kegiatan mengembangkan kosa kata anak, mengembangkan

ketertarikan pada huruf/ simbol, mengembangkan keterampilan mengenali

huruf, mengembangkan keterampilan bercerita, dan mengembangkan

kesadaran fonemik.

Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan keterampilan kosa

kata sebagai salah satu bentuk pembelajaran literasi anak di rumah

menunjukkan interaksi dengan ayah sebesar 23% serta interaksi dengan ibu

sebesar 32,34%. Sehingga, peran orang tua dalam mengembangkan

keterampilan kosa kata sebagai mentoring, merupakan peran orang tua dalam

pengajaran yang dilakukan orang tua dalam bentuk interaksi yang hangat

dalam keluarga (Yusuf, 2012).

Interaksi ayah dan ibu dalam mengembangkan ketertarikan anak

terhadap huruf/ simbol keterlibatan ibu lebih dominan. Pada kegiatan ini

interaksi ayah sebesar 33,34%, sedangkan ibu sebesar 42,68%. Sehingga,

orang tua berperan sebagai teaching tercermin dalam kegiatan melatih

membaca huruf dengan anak. Sedangkan orang tua berperan sebagai

mentoring tercermin dalam kegiatan membaca buku bersama, mengajak anak

meminjam buku di perpustakaan, mengajak anak membaca bersama,

membacakan tulisan pada anak dan menjelaskan pada anak manfaat

membaca.

Interaksi orang tua dalam mengembangkan keterampilan huruf,

interaksi ibu dengan anak sebesar 16,66% dan interaksi dengan ayah sebesar

11%. Sehingga, peran orang tua sebagai mentoring.

Interaksi ayah dalam mengembangkan keterampilan bercerita anak

sebesar 18,01% sedangkan interaksi ibu sebesar 24%. Sehingga orang tua

dalam kegiatan ini berperan sebagai mentoring.

Page 15: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

11

Interaksi orang tua dalam mengembangkan keterampilan anak

mengenal huruf yang dilakukan dengan ibu sebesar 17,33% dan yang

dilakukan dengan ibu sebesar 11,33%. Pada kegiatan ini orang tua berperan

sebagai teaching.

Pada perkembangan kesadaran fonemik interaksi yang terjadi antara

ayah dengan anak sebesar 10,33% dan interaksi dengan ibu sebesar 17%.

Pada kegiatan ini, orang tua berperan sebagai mentoring.

Hasil dari peran guru dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran

literasi anak memberikan dampak pada perkembangan literasi anak. Berdasarkan

hasil observasi pencapaian perkembangan literasi anak yang dilakukan pada 44

anak usia 4-6 tahun menunjukkan bahwa, tingkat perkembangan literasi anak

dengan melibatkan orang tua dalam pembelajaran literasi anak menunjukkan skor

96,375 poin, lebih tinggi 24,59 poin dari pembelajaran literasi yang dilakukan di

sekolah sebagai bentuk dari peran guru di sekolah.

Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi pencapaian perkembangan literasi

anak menunjukkan bahwa hasil pencapaian tertinggi dalam pencapaian

perkembangan literasi anak dengan skor 105 poin ditunjukkan pada kegiatan

pembelajaran literasi dengan menggunakan les membaca. Berdasarkan hasil

wawancara dengan 4 orang ibu dan 4 orang ayah, 3 diantara ibu dan ayah memilih

les membaca. Les membaca dilakukan orang tua untuk menunjang kemampuan

literasi anak, les membaca ini dipilih orang tua ketika anak telah memasuki

kelompok B di TK (usia 5-6 tahun). Hal tersebut di dukung dari observasi dari 22

orang anak usia 4-5 tahun yang menggunakan les membaca sekitar 22,7%,

sedangkan dari 22 anak usia 5-6 yang menggunakan les membaca sekitar 63,6%.

Hal tersebut karena les dapat mempercepat kemampuan pencapaian

perkembangan anak yang diinginkan (Park, Byun & Kim, 2011).

Peran guru dan orang tua harus berhubungan dalam mengembangan

pendidikan literasi anak. Hal tersebut dikarenakan agar adanya kesinambungan

perkembangan literasi yang dilakukan di sekolah dan di rumah. Bentuk hubungan

Page 16: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

12

yang dilakukan orang tua yakni dengan adanya kerjasama dan komunikasi dengan

guru kelas, sehingga orang tua mengetahui aktivitas dan perkembangan literasi

anak ketika berada di sekolah. Berdasarkan hasil observasi penelitian dari 44 anak

usia 4-6 tahun orang tua yang berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui

aktivitas dan perkembangan anak sekitar 36,4%, sekitar 40,1% aktivitas literasi

anak di sekolah diketahui orang tua hanya dengan melihat raport anak, sedangkan

20,5% orang tua tidak ada komunikasi ataupun kurang memperhatikan raport

anak.

Pada penelitian peran guru dan orang tua dalam mengembangkan literasi

anak usia dini belum mengkaji lebih rinci terkait tentang les membaca yang

dilakukan sebagi pendukung kemampuan literasi anak. Oleh sebab itu, belum

diketahui metode yang digunakan dalam kegiatan les membaca sehingga

memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan literasi anak di sekolah.

Namun, dapat direkomendasikan untuk lebih mendalaminya dengan melakukan

observasi dan wawancara penelitian ketempat les membaca diadakan.

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Peran guru dalam mengembangkan literasi anak usia 4-6 tahun yang

dilakukan di sekolah antara lain guru berperan sebagai: (1) fasilitator yang

diwujudkan dengan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, (2)

demonstrator yang diwujudkan dengan pembelajaran dengan pencontohan

langsung pada anak, (3) pengarah yang diwujudkan melalui pembimbingan

pada kegiatan literasi anak, (4) motivator yang diwujudkan melalui

pemberian pujian pada pencapaian anak.

Persiapan yang dilakukan guru dalam mengembangkan literasi anak

usia dini diwujudkan dengan pengenalan buku. Pengenalan buku ini

dilakukan dengan menggunakan “majalah” tematik. Pengenalan fonem dan

huruf dilakukan dengan menggunakan teknik demonstrasi.

Page 17: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

13

Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan literasi anak usia 4-6

tahun diwujudkan melalui interaksi orang tua (ayah dan ibu) dalam

mengembangkan literasi anak di rumah, sehingga ayah dan ibu berperan

sebagai mentor dan teacher.

5. DAFTAR PUSTAKA

Bingham, G. E & Terry, N. P. (2013). Early language and literacy achievement of

early reading first student in kindergarten and 1st grade in United States.

Journal of Research in Childhood Education, 27, 440-45. ISSN: 0256-

8543 print/ 2150-2641online. DOI: 10. 1080/ 02568543. 2013. 822952.

Bupati Jepara Buka-bukaan Pendidikan Warganya Masih Rendah (5 April 2016).

Muria News Com. Diunduh dari: http//www.murianews.com/ 2016/ 04/

05/ 39953/ bupati- jepara- buka-bukaan-pendidikan-warganya-masih-

rendah.html.

Cunningham, A. J. (2012). Teaching phonics. The California Reader,34(1), 4-7.

Chen, J; Pisani, L; White, S & Soroui, J. (2012). Parental engagement in early

childhood education at home. Reading Psychology, 33, 497-524. ISSN:

0270-2711 print/ 1521-0685 online. DOI: 10. 1080/ 02702711. 2012.

703038.

Cheng, I. N. Y& So, W. W. M. (2015). Teachers’ environmental literacy and

teaching- stories of three Hongkong primary school teachers.

International Research Geographical and Environmental Education.

24(1), 58-79. DOI: org/ 10. 1080/ 10382046. 2014. 967111.

Creswell, J. W. (2007). Quantitative inquiry & research design: Choosing among

five approach. London: Sage Publication.

Fisher, D & Frey, N. (2015). Teacher modeling using complex informational

texts. The Reading Teacher,69,63-69. DOI: 10. 1002/trtr. 1372.

Han, H. S. (2014). Supporting early childhood teachers to promote childrens’

social competence: Components for best professional development

practices. Early Childhood Education Journal, 42, 171-179. DOI: 10.

1007/s 10643-013-0584-7.

Hanke, V. (2013). Guided reading: Young pupils’perspectives on classroom

practice. Literacy. 48(3), 136- 143.

Hudson, M. E & Test, D. W. (2011). Evaluating the evidence base of shared story

reading to promote literacy for students with extensive support needs.

Research & Practice for Person with Severe Disabilities, 36(1-2), 34-45.

Page 18: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

14

Lachlan, C & Arrow, A. (2014). Promoting alphabet knowledge and phonological

awareness in low socialeconomic child care settings: A quasi

experimental study in five New Zealand centers. Read Writ, 27, 819-839.

DOI: 10. 1007/s 11145-013-9467-y.

Lee, B. Y. (2011). Assesing book knowledge through independent reading in the

earliest years: practical strategies and implications for teachers. Early

Childhood Educational Journal, 39, 285-290. DOI: 10.1007/s 10643-

011- 0464-y.

Lemos, M. D. (2002). Closing the gap between research and practice: Fondations

for the acquisition of literacy. Australia: Acer.

Marinak, B. A; Malloy, J. A & Gambrell, L. B. (2010). Engaging readers:

Research- based practices that nurture the motivation to read. The

International Journal of Learning, 17(5), 503-511. ISSN: 1447- 9494.

Matta, L. (2011). Motivation for reading and writing in kindergarten children.

Reading Psychology, 32, 272-299. ISSN: 0270-2711 print/ 152- 0685

online. DOI: 10. 1080/ 02702711. 2010. 545268.

Midraj, J & Midraj, S. (2011). Parental involvement and grade four students’

English reading achievement. International Journal of Applied

Educational Studies,12(1), 41-56.

Nuraeni, A. (2016). Peran orang tua dalam mengembangkan literasi dini anak

kelompok b di gugus 7 Mangun Dlingo Bantul. Jurnal Pendidikan Anak

Usia Dini. 3, 245-256.

Otaiba, S. A; Lake, V. E; Greulich, L; Folsom, J. S; Guidry, L. (2012). Preparing

beginning reading teachers: An experimental comparison of initial early

literacy field experiences. Read Writ, 25, 109-129. DOI: 10. 1007/s

11145-010- 9250-2.

Park, H; Byun, S.Y; Kim, K. K. (2011). Parental involvement and students’

cognitive outcomes in Korea: Focusing on private tutoring. Sociology of

Education, 84(1), 3-22. DOI: 10. 1177/ 0038040710392719.

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 139. (2013). Bahan ajar: Pendidikan dan latihan

profesi guru, sertifikasi guru dalam jabatan. Semarang: IKIP PGRI

Press.

Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standart Nasional Anak Usia Dini

(PAUD).

Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak

Usia Dini.

Page 19: PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI ANAK ...eprints.ums.ac.id/54223/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Pendidikan Anak Usia Dini, serta Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014

15

Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standart Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD).

Pradipta, G. A. (2011). Keterlibatan orang tua dalam proses mengembangkan

literasi dini anak usia paud di Surabaya. Jurnal Unair,1(3),1-9.

Ruhaena, L & Ambarwati, J. (2015). Pengembangan minat dan kemampuan

literasi awal anak prasekolah di rumah. The 2nd

University Research

Coloqusium. 172-179. ISSN: 2407- 9189.

Sardiman, A. M. (2010). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo persada.

Supartinah. (2014). Peningkatan Membaca Awal Anak. Jurnal Pesona PAUD.

1(1): 1-12.

Walton, P. D. (2014). Using singing and movement to teach pre reading skill and

word reading to kindergarten children: An exploratory study. Language

and Literacy,16(3),54-77.

Wasik, B. A & Carol, S. (2008). Pendidikan anak usia dini (edisi 2). Jakarta:

Indeks.

Watson, R & Wildy, H. (2014). Pedagogical practice of early childhood teacher:

Explicit enhancement of student’s literacy. Australian Journal of Early

Childhood, 39(2),82-90.

Yus, A. (2011). Model pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kencana.

Yusuf, S. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Zhang, C; Diamond, K. E & Powell, D. R. (2015). Examining the content of head

start teachers’ literacy instruction within two activity context during

large group circle time. Journal of Research in Childhood Education, 29,

323-337. ISSN: 0256- 8543 print / 2150- 2641 online. DOI: 10. 1080/

02568543. 2015. 1042124.