Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah

9
 PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH Oleh: Dian Epriana Ika Romadhoni KONON, sempat menjadi perbincangan bahwa di wilayah perkotaan (metropolitan) ataupun sudah merambah wilayah pedesaan, profesi guru bukanlah profesi yang banyak diminati oleh kaum generasi muda anak bangsa. Hal ini dapat dimaklumi, karena gaji guru relatif minim, enjang karier yang tidak jelas, lingkungan kerja yang bikin stress, serta tumpukan beban kerja administrasi sekolah yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu dan perhatian. Itulah sebabnya  banyak orang menempatkan ”profesi guru” sebagai pilihan ”kedua”, untuk tidak mengatakan sebagai profesi sambilan, setelah mereka tidak mendapatkan ”profesi lain” yang lebih menjanjikan secara ekonomis. Namun, sejak diterbitkannya Undang-undang RI tentang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 seakan-akan nasib guru dewasa ini kembali menjadi pilihan utama yang sebelumnya diabaikan, bahkan tidak sedikit telah ditinggalkan. Kini, banyak orang ingin berebut menduduki profesi guru (pendidik), karena melihat nasibnya ke depan akan lebih baik daripada nasib yang pernah dilami para “Oemar Bakri” tempo du lu.  Program sertifikasi guru, seperti yang diamanatkan dalam UU Guru dan Dosen sudah berjalan dan sebagian guru mulai merasakan “percikan” kesejahteraan yang sejak lama dinanti -nanti ribuan guru mulai dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, sebuah lagu “Oemar Bakri” yang digubah Iwan Fals tempo hari, yang menyibak sosok guru mengenai setianya dengan sepeda butut dan tas tuanya, kini guru dapat tampil gengsi, smart dan trendy. Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sedang diupayakan dan dilakukan, tetapi pertanyaannya adalah apakah setelah kesejahteraan guru meningkat, lalu kemampuan dan dedikasinya dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran di sekolah juga meningkat? Makalah ini akan membahas seputar tugas dan kewajiban guru dalam mengemban amanah mulia itu. Secara normatif, dalam UU No. 14 Tahun 2005 bab 1 Ketentuan Umum, Pasal I ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah 1 . Namun jika kita perhatikan secara kontekstual isi pasal tersebut, maka tugas guru selain telah terinci di atas, sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan administrasi. Yaitu sebuah kegiatan yang menjalankan tugas-tugas administrasi sistem sekolah yang menyangkut segala rangkaian program kegiatan, baik kegiatan yang terencana maupun kegiatan insidental guna mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang diinginkan. 1 . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Transcript of Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 1/9

PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH

Oleh: Dian Epriana Ika Romadhoni

KONON, sempat menjadi perbincangan bahwa di wilayah perkotaan (metropolitan) ataupun

sudah merambah wilayah pedesaan, profesi guru bukanlah profesi yang banyak diminati olehkaum generasi muda anak bangsa. Hal ini dapat dimaklumi, karena gaji guru relatif minim,enjang karier yang tidak jelas, lingkungan kerja yang bikin stress, serta tumpukan beban kerja

administrasi sekolah yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu dan perhatian. Itulah sebabnya

 banyak orang menempatkan ”profesi guru” sebagai pilihan ”kedua”, untuk tidak mengatakan

sebagai profesi sambilan, setelah mereka tidak mendapatkan ”profesi lain” yang lebihmenjanjikan secara ekonomis.

Namun, sejak diterbitkannya Undang-undang RI tentang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan

UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 seakan-akan nasib guru dewasa ini kembali menjadi

pilihan utama yang sebelumnya diabaikan, bahkan tidak sedikit telah ditinggalkan. Kini, banyak 

orang ingin berebut menduduki profesi guru (pendidik), karena melihat nasibnya ke depan akanlebih baik daripada nasib yang pernah dilami para “Oemar Bakri” tempo dulu. 

Program sertifikasi guru, seperti yang diamanatkan dalam UU Guru dan Dosen sudah berjalandan sebagian guru mulai merasakan “percikan” kesejahteraan yang sejak lama dinanti-nanti

ribuan guru mulai dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, sebuah lagu “Oemar Bakri”

yang digubah Iwan Fals tempo hari, yang menyibak sosok guru mengenai setianya dengansepeda butut dan tas tuanya, kini guru dapat tampil gengsi, smart dan trendy.

Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sedang diupayakan dan dilakukan, tetapipertanyaannya adalah apakah setelah kesejahteraan guru meningkat, lalu kemampuan dan

dedikasinya dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran di sekolah juga meningkat? Makalahini akan membahas seputar tugas dan kewajiban guru dalam mengemban amanah mulia itu.

Secara  normatif,  dalam UU No. 14 Tahun 2005 bab 1 Ketentuan Umum, Pasal I ayat 1

disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah 1. 

Namun jika kita perhatikan secara kontekstual isi pasal tersebut, maka tugas guru selain telah

terinci di atas, sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan administrasi. Yaitu sebuah

kegiatan yang menjalankan tugas-tugas administrasi sistem sekolah yang menyangkut segala

rangkaian program kegiatan, baik kegiatan yang terencana maupun kegiatan insidental gunamencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang diinginkan.

1 . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 2/9

Lebih lanjut pada pasal 29 ayat 1, juga dijelaskan bahwa guru merupakan bagian dari tenagapendidikan. Yaitu “tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada

satuan pendidikan.” 

Guru sebagai Perancang 

Menjadi seorang administrator, berarti tugas guru ialah merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan, mengawasi dan mengevaluasi program kegiatan dalam jangka pendek, menengah

atau pun jangka panjang yang menjadi perioritas tujuan sekolah.

Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan utama sekolah, maka tugas perancang yaitu;

menyusun kegiatan akademik (kurikulum dan pembelajaran), menyusun kegiatan kesiswaan,menyusun kebutuhan sarana-prasarana dan mengestimasi sumber-sumber pembiayaan

operasional sekolah, serta menjalin hubungan dengan orangtua, masyarakat, stakeholders dan

instansi terkait.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru,

yaitu:

(1) Mengerti dan memahami visi-misi dan tujuan lembaga sekolah atau madrasah. Guru dapat

menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content ) kurikulum dan pembelajaran (learning),kegiatan kesiswaan, penciptaan kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan

kelembagaan yang sehat dan berkualitas2.

(2) Mampu mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum, perkembangan

peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran,

perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta informasi3.

(3) Mampu menyusun perioritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti proses

rekuitmen siswa, masa orientasi siswa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi4.

Guru Sebagai Penggerak 

Guru juga dikatakan sebagai penggerak, yaitu mobilisator yang mendorong dan menggerakkansistem organisasi sekolah. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang guru harus

memiliki kemampuan intelektual dan kepribadian yang kuat. Kemampuan intelektual, misalnya;punya jiwa visioner, jiwa kreator, jiwa peneliti, jiwa rasional/cerdik dan jiwa untuk maju.

2 Tim Dosen IKIP Malang, Profesi Keguruan, Malang: IKIP Malang. Hal. 5.

3 Neil, John D. MC. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif [terj. Subandijah], (Jakarta:Wira Sari, 1988). hal. 180-182.

4 Tim Dosen IKIP Malang, Profesi Keguruan, (Malang: IKIP Malang). hal. 6-7.

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 3/9

Sedangkan kepribadian seperti; wibawa, luwes, adil dan bijaksana, arif dan jujur, sikap objektif dalam mengambil keputusan, toleransi dan tanggungjawab, komitmen, disiplin, dan lain-lain.

Untuk mendorong dan menggerakkan sistem sekolah yang maju memang membutuhkankemampuan brilian tersebut guna mengefektifkan kinerja sumber daya manusia secara maksimal

dan berkelanjutan. Sebab jika pola ini dapat terbangun secara kolektif dan dilaksanakan dengansungguh-sungguh oleh para guru, maka akan muncul perubahan besar dalam sistem manajemen

sekolah yang efektif. Melalui cita-cita dan visi besar inilah guru sebagai agen penggerak diharapkan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki serta rasa memajukan lembaga

sekolahnya sebagai tenda besar dalam mededikasikan hidup mereka.

Sebagai penggerak, guru bukanlah penonton melainkan pemain utama. Dikatakan pemain utama

karena profesi guru adalah pembaharu sekaligus kreator yang menciptakan perubahan dan

kemajuan sekolah. Guru harus bermakna bagi murid dan warga sekolah.

Untuk mendukung cita-cita reformasi birokrasi dan administrasi pendidikan, seorang guru harus

siap menghadapi perubahan dan rela melakukan perubahan dalam pendidikan. MenurutSuparno5, ada beberapa cara bagaimana langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam

menghadapi perubahan.

Pertama, dari segi kognitif dan kesadaran. Guru perlu mengerti isi perubahan dan

implementasinya. Mereka perlu menyadari bahwa perubahan itu perlu demi kemajuan

pendidikan di Indonesia. Untuk itu, sebelum mengadakan perubahan atau reformasi, guru perlumengetahui informasi, berdiskusi, dan belajar bersama. Mereka perlu melibatkan diri dalam

pembahasan, bukan hanya melaksanakan. Misalnya, sebelum kurikulum baru diberlakukan,

guru-guru sudah harus mengetahui informasi, mempelajari dan terlatih, sehingga mereka mampu

menguasai isi, cara, dan implementasi kurikulum. Dalam kerangka ini, perubahan kurikulum

kiranya tidak boleh sesaat diumumkan lalu berlaku; lebih baik guru-guru disiapkan lebih dulu.Ada baiknya dibuat sekolah percobaan untuk nantinya dievaluasi apakah kurikulum baru

sungguh memajukan.

Kedua, sikap moral untuk mau berubah. Sikap berani berubah demi kemajuan harus tertanamdan menjadi sikap guru. Hidup ini selalu berubah, keadaan berubah, maka perubahan tidak dapat

ditolak bila kita ingin tetap hidup. Demikian juga pendidikan. Guru harus sadar akan hal ini.

Salah satu cara melatih perubahan adalah dalam mengajar, tugas guru sering dirotasi, baik dalam

hal kelas mengajar, tempat, maupun bahan. Dengan demikian, mereka biasa mengalamiperubahan. Yang juga penting dalam hal ini adalah evaluasi kinerja guru. Bila mereka tidak mau

berubah, lebih baik tidak dinaikkan jenjangnya atau tidak dikontrak lagi. Dalam hal ini kepala

sekolah kadang lemah, tetap menilai guru baik meski sebenarnya tidak, karena tidak sampai hatimenilai jelek temannya.

Ketiga, sikap profesional. Guru bukan tukang yang hanya menanti petunjuk, tetapi lebih sebagai

seniman dan intelektual, yang harus aktif, pro-aktif, inisiatif, dan kritis. Guru perlu disadarkan

5 Paul Suparno, Guru dan Reformasi Pendidikan, dalam KOMPAS, 22 Agustus 2002.

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 4/9

bahwa mereka harus menjadi pembaharu dalam pendidikan. Yang juga penting dalam kerangkaprofesional adalah berusaha mencintai tugas sebagai guru. Dengan mengembangkan rasa cinta

dan senang, guru akan dengan sendirinya terdorong memajukan tugasnya. Dia tidak hanya puas

mendapatkan uang, tetapi juga menjadi senang karena dapat membantu generasi muda

berkembang menjadi manusia utuh. Maka tugas guru sering disebut sebagai "panggilan" (jalan

hidup yang dikehendaki Tuhan), yang mengembangkan baik anak didik maupun guru sendirisebagai pribadi. Sikap profesional lain yang amat perlu adalah on going formation guru. Untuk 

berani berubah, guru perlu terus meningkatkan pendidikannya, perlu terus belajar, karena ilmupengetahuan yang mereka ajarkan terus berkembang. Dengan terus belajar, guru sendiri berubah.

Dengan demikian, guru diharapkan mau menjadi agen perubahan di sekolah. Di sini pemerintah

dan yayasan, yang menjadi "atasan" guru, berkewajiban mendorong dan menyediakan fasilitasdan kesempatan untuk on going formation itu.

Keempat, kesejahteraan guru. Bila gaji guru tidak cukup untuk menghidupi keluarganya, mereka

pasti akan cari sambilan. Mengharuskan mereka melakukan tugasnya yang begitu berat, kiranya

tidak masuk akal dan tidak adil. Kini, terdengar pemerintah akan menaikkan gaji guru. Semogabukan hanya menaikkan gaji sesaat, tetapi sungguh memikirkan kesejahteraan guru yang layak 

secara menyeluruh. Kita boleh sedikit lega, anggaran belanja negara dalam bidang pendidikanakan dinaikkan. Semoga kenaikan itu terutama digunakan untuk membantu kesejahteraan guru.

Kelima, pendidikan guru yang lebih terbuka. Pendidikan calon guru harus lebih terbuka danmemberi kebebasan calon guru untuk lebih aktif, kreatif, dan kritis terhadap seluruh proses

pendidikan. Suasana meniru dan membebek pada cara dan model yang ada perlu dihilangkan

dari pendidikan guru.Keenam, pemberian kebebasan dan tanggung jawab. Institusi baik pemerintah maupun yayasan

harus memberikan kebebasan guru untuk berinisiatif dalam melakukan tugasnya. Segala bentuk 

paksaan, penyeragaman, dan tekanan yang mematikan kreativitas guru perlu dihilangkan, apalagi

menakuti guru dengan ancaman. Kepala sekolah pun harus memberi kebebasan guru untuk melakukan tugasnya.

Guru sebagai Evaluator 

Guru juga dikatakan sebagai evaluator, yaitu melakukan evaluasi/penilaian terhadap aktivitasyang telah dikerjakan dalam sistem sekolah. Peran ini penting, karena guru sebagai pelaku

utamanya dalam menentukan pilihan-pilihan serta kebijakan yang relevan demi kebaikan sistem

yang ada di sekolah, baik itu menyangkut kurikulum, pengajaran, sarana-prasarana, regulasi,sasaran dan tujuan, hingga masukan dari masyarakat luas.

Seorang guru harus terus menerus melakukan evaluasi baik ke dalam maupun ke luar sekolah,

guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Evaluasi ke dalam (internal) ditujukan

untuk melihat kembali tingkat keberhasilan dan kelemahan yang dihadapi sekolah, misalnya (1)visi, misi, tujuan dan sasaran, (2) kurikulum, (3) pendidik dan tenaga kependidikan, (4) dana,

sarana prasarana, regulasi, organisasi, budaya kerja dan atau belajar. Sementara evaluasi ke luar(eksternal) ditujukan untuk melihat peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah, misalnya (1)

menjaga kepercayaan masyarakat, (2) memenuhi harapan para orangtua siswa, (3) memenuhi

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 5/9

kebututuhan stakeholders, (4) redesain era persaingan (competitive), (5) memerhatikan dampak iptek dan informasi, dan (6) pengaruh dari lingkungan sosial6.

Dari penjelasan di atas, menurut hemat penulis, merupakan implikasi dari desentralisasi atauotonomi sekolah yang dalam hal ini juga bagi guru yang diberi keluasan dan keluwesan dalam

mengelola pendidikan. Menurut Hasbullah, peran strategis guru tersebut berimplikasi padaadministrasi, kelembagaan dan perencanaan yang lebih terbuka7. Guru sebagai pelaku utama

menjadi agen perubahan yang dapat meningkatkan peran administratif, khususnya terkaitpersoalan evaluasi.

Secara teoritik, penilaian atau evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,

karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang memilki makna

apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap

segi penilaian. Dalam kegiatan proses pembelajaran, seorang guru pasti terlibat pada prosesevaluasi (penilaian), karena penilaian merupakan proses untuk menentukan tingkat pencapaian

tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Sebagai evaluator, guru harus mampu memberikan

penialain yang adil, bijaksana berdasarkan proses dan hasil pembelajaran selama kegiatan belajarmengajar.

Oleh karena itu, menurut Mulyasa, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yangmeliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Mengingat kompleknya

proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai.

Dalam tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan, antara lain: penyusunan tabel spesifikasi yangdi dalamnya terdapat sasaran penilaian, teknik penilaian, serta jumlah instrumen yang

diperlukan. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pemakaian instrumen untuk menemukan respon

peserta didik terhadap instrumen sebagai bentuk hasil belajar, selanjutnya dilakukan penelitian

terhadap data yang telah dikumpulkan dan dianalisis untuk membuat tafsiran tentang kualitas

prestasi belajar peserta didik, baik dengan acuan kriteria maupun acuan kelompok8.

Prasyarat dan kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah memahamiteknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik,

prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi,

validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.

Seorang evaluator harus berlaku objektif dan adil. Prinsip objektif dan adil merupakan penilaian

yang tidak dipengaruhi oleh faktor keakraban, atau dendam, melainakan berdasarkan proses danhasil yang menyeluruh, bersumber pada kriteria yang jelas, dilaksanakan dalam suatu kondisi

6 Suparlan, Menjadi Guru Efektif , (Yogyakarta: Hikayat, 2005). hal. 60-65.

7 Hasbullah, Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap

Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2006). hal. 33-35.

8 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

(Bandung: Rosdakarya, 2005), hal. 61.

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 6/9

yang tepat, sehingga mampu menunjukkan prestasi belajar peserta didik yang otentik. Bagi guru,penilaian seyogyanya didesain secara rapi, frekuensi yang memadai dan berkesinambungan, serta

diadministrasikan dengan baik.

Selain menilai kegiatan proses belajar peserta didik, guru juga harus mampu menilai dirinya

sendiri. Hal ini penting karena guru merupakan perencana, pelaksana maupun penilai programpembelajaran. Dengan begitu diharapkan pendidik memiliki pengetahuan yang memadai tentang

dirinya sendiri dan sekaligus mengerti proses dan hasil penilaian program hasil belajar pesertadidik. Manfaat dari evaluasi adalah mengukur tingkat keberhasilan dan sekaligus untuk 

memperbaiki kinerja yang akan datang.

Guru sebagai Motivator 

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan penentu keberhasilan. Seorang guru

seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-muridnya, teman sejawatnya, serta

lingkungannya. Kata motivasi berasal dari kata motif, yang artinya daya penggerak yang ada di

dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Konsep motif yaitu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald9, seperti yang

dikutip M. Sobry Sutikno (2009), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yangditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald itu mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam

motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai denganadanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseoranguntuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan danmemberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatanbelajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa motivasi ada dua, yaitu (1) Motivasi Intrinsik. Jenis

motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi

atas dasar kemauan sendiri. (2) Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibatpengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain

sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagiguru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang

demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin

tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada

9 http://www.bruderfic.or.id/ peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa . 

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 7/9

disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang

merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalahmembangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Dari landasan konseptual di atas, ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya

terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada

siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. Hadiah

2. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk 

bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi

untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk 

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapaisebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.

Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar

mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan

berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik 

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok 

9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan

luar siswa. Faktor luar misalnya, fasilitas belajar, cara mengajar guru, serta sistem pemberian

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 8/9

umpan balik, dan sebagainya. Serta faktor dari dalam siswa mencakup kecerdasan, strategibelajar, motivasi, dan sebagianya10.

Dari beberapa penelitian dihasilkan bahwa prestasi belajar sangat besar dipengaruhi olehmotivasi, baik siswa mapun gurunya. Bahkan dikembangkan model kondisi motivasional untuk 

menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan siswa. Modelkondisi motivasional itu adalah perhatian (attention), relevansi (revance), kepercayaan diri

(confidence), dan kepuasan (satisfaction).

1.  Perhatian. Seorang guru harus menanamkan kepada siswanya rasa perhatian atau rasaingin tahu. Melalui rasa ingin tahu itulah melahirkan rangsangan motivasi belajar yang

meledak-ledak dan penuh semangat. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, seorang guru

sebaiknya memancing peserta didiknya dengan hal-hal baru, urgensitas, serta hal aneh

yang mengundang penasaran mereka. Cara ini juga disertai dengan strategi penyampaianyang menarik dan menyenangkan, memerlukan alat/sumber belajar dan media yang

efektif, serta dengan komunikasi yang elegan, humoris, dan mantap.

2.  Relevan. Seorang guru harus mampu menghubungkan materi dengan kebutuhan dankondisi peserta didik. Guru dapat membangkitkan motivasi mereka dengan menganggap

bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai

dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam

tiga kategori, yakni motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural.

Pertama, nilai motif pribadi ( personal motive value) Menurut Mc Clelland, seperti yangdikutip Suciati11, mencakup (a) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement ), (b)

kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power ), (c) kebutuhan untuk berafiliasi

(needs for affiliation). Kedua, nilai yang bersifat instrumnetal, yaitu keberhasilan dalam

mengerjakan tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut.

Ketiga, nilai kutural yakni tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilaiyang dipegang oleh kelompok yang diacu peserta didik, seperti orangtua, teman sebaya,dan masyarakatnya.

3.  Percaya diri. Seorang guru harus mampu menunjukkan potensi dirinya dengan penuh

percaya diri didepan peserta didik. Motivasi akan meningkat apabila percaya dirinyasedang positif, sebaliknya motivasi akan turun ketika kehilangan kepercayaan diri

tersebut.

4.  Kepuasan. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dansiswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Untuk 

meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat menggukanan pemberian

10 Suciati dan Prasetya Irawan, Teori Belajar dan Motivasi, (Jakarta: PAU-PPAI UniversitasTerbuka, 2001). hal. 51.

11 Ibid , hal 56-57

5/16/2018 Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/peran-guru-dalam-administrasi-sekolah 9/9

penguatan (reinforment ) kesempatan berupa pujian, pemberian kesempatan, dansebagaimanny12.

Dari uraian di atas, peran guru sebagai motivator diharapkan dapat mendorong peristiwabelajar yang menarik dan menyenangkan siswa. Peristiwa belajar tersebut antara lain; (1)

menimbulkan minat dan memusatkan perhatian mahasiswa, (2) menyampaikan tujuanpembelajaran, (3) mengingatkan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang merupakan

prasarat, (4) memberikan bimbingan belajar, (5) memberikan umpan balik atas pelaksanaantugas siswa, dan (6) mengukur/mengevaluasi hasil belajar siswa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa peran guru dalam proses pembelajaran memang sangat sentral.

Guru mengemban tugas yang sangat strategis dalam menjalankan peran administrasi guna

meningkatkan mutu sekolah. Sosok guru diharapkan sebagai perancang, penggerak dan

motivator sistem pendidikan.

Peran sentral guru tersebut sangat dibutuhkan untuk memahami visi-misi dan tujuan sekolah dan

menjabarkannya ke dalam sebuah isi (content ) kurikulum dan pembelajaran (learning), kegiatankesiswaan, penciptaan kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang

sehat dan berkualitas. Selain itu, guru mengalisis data-data yang terkait masalah perubahan

kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran,perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta informasi. Menyusun

perioritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti proses rekuitmen siswa, masa

orientasi siswa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi.

Peran lain yang tidak kalah pentingnya yang ditunjukkan guru ialah motivator. Guru memainkan

empat dalam hal ini, yaitu memberikan perhatian (attention), relevansi (revance), kepercayaan

diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction). Dari kempat motivasional tersebut akan membantu

siswa dalam meningkatkan prestasi belajar sekaligus menjadi tujuan sekolah.

12 Ibid , hal 54-61