PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM...

111
PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PENYANDANG DISABILITAS PADA PILKADA JAKARTA 2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Amalia Stefani 1113112000014 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM...

Page 1: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK

PENYANDANG DISABILITAS PADA

PILKADA JAKARTA 2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Amalia Stefani

1113112000014

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh
Page 3: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

ii

Page 4: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

iii

Page 5: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

iv

Page 6: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

v

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisa tentang “Peran dan Upaya KPU DKI Jakarta dalammeningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta 2017”.Dalam pelaksanaan pilkada Jakarta 2017 tentunya mutlak dibutuhkan partisipasipolitik dari semua kalangan masyarakat Jakarta termasuk dari para penyandangdisabilitas. Meski penyandang disabilitas merupakan kelompok minoritas akan tetapipara penyandang disabilitas pun memiliki hak politik yang sama seperti masyarakatnon-disabilitas lainnya. Mengacu pada pilkada Jakarta sebelumnya, banyak sekalipersoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh dari para penyandangdisabilitas, sehingga hal tersebut dapat berdampak pada rendahnya tingkat partisipasipolitik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta sebelumnya. Belajar dari pilkadaJakarta sebelumnya, maka dibutuhkanlah perhatian dan peranan khusus dari pihakpenyelenggara pilkada Jakarta utamanya KPU Provinsi DKI Jakarta untuk terusmeningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran KPU Provinsi DKI Jakartadan relevansinya dengan tingkat partisipasi pemilih disabilitas di pilkada Jakarta2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiankualitatif, kemudian teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen danliteratur yang relevan dengan penelitian ini serta dengan melakukan wawancara.Selanjutnya pada teknik analisis data, peneliti menggunakan model analisistaksonomi. Teori yang digunakan adalah teori peran dan partisipasi politik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran KPU DKI Jakarta berpengaruhsignifikan terhadap tingkat partisipasi penyandang disabilitas. Menurut parapenyandang disabilitas dan LSM penyandang disabilitas (PPUA Penca) bahwasanyaperan KPU sudah bagus, dan upaya-upaya yang dilakukan oleh KPU untukmeningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas pun sudah ada. Meskimemang masih harus disempurnakan akan tetapi peran dan upaya KPU Provinsi DKIJakarta tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan pilkada sebelumnya. Sehinggatak heran jika partisipasi politik penyandang disabilitas meningkat cukup tajam dipilkada Jakarta 2017 ini di bandingkan dengan pilkada-pilkada Jakarta sebelumnya.

Kata Kunci: Partisipasi Politik, Penyandang Disabilitas, Pilkada Jakarta, KPUDKI Jakarta.

Page 7: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan judul “Peran dan Upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

Meningkatkan Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas Pada Pilkada Jakarta

2017”. Untaian shalawat serta salam penulis curahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa perubahan besar bagi umat manusia.

Adapun dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami banyak sekali

tantangan dan hambatan. Namun dengan adanya bimbingan, bantuan, dorongan serta

do’a yang tiada henti dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya terutama kepada Prof. Dr. Zulkifli selaku Dekan FISIP UIN

Jakarta; Dr. Inding Rosyidin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik FISIP

UIN Jakarta; Suryani, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN

Jakarta; Dra. Gefarina Djohan, M.A. selaku dosen pembimbing penulis yang dengan

sabar telah membimbing penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Tanpa adanya bimbingan, bantuan dan dorongan dari beliau

penulis tentunya tidak akan bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik; dan

untuk seluruh dosen FISIP UIN Jakarta, penulis berterimakasih atas semua ilmu yang

telah diberikan kepada penulis.

Kemudian penulis juga sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

untuk kedua orang tua penulis, yang selalu mendo’akan, memotivasi dan membiayai

penulis, sehingga penulis bisa memperoleh gelar sarjana seperti saat ini. Teruntuk

Komisioner Bawaslu RI, Mochammad Afifuddin, M.Si. yang telah membimbing

penulis dan telah memberikan banyak sekali literatur untuk penulisan skripsi ini,

penulis ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Selanjutnya untuk Septiyana,

terimakasih sudah dengan sepenuh hati mendo’akan,

Page 8: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

vii

Page 9: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah .......................................................... 1B. Pertanyaan Penelitian ....................................................... 8C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8D. Tinjauan Pustaka .............................................................. 9E. Metode Penelitian ............................................................. 12F. Sistematika Penulisan ....................................................... 14

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

A. Teori Peran ....................................................................... 161. Pengertian Peran ......................................................... 162. Jenis-jenis Peran ......................................................... 173. Peran Sosialisasi KPU Provinsi DKI Jakarta

terhadap Penyandang Disabilitas ................................ 18B. Teori Partisipasi Politik .................................................... 20

1. Pengertian Partisipasi Politik .................................... 202. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik .............................. 243. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Politik ....................................................... 27C. Konsep Pilkada ................................................................. 30

1. Pengertian Pilkada ..................................................... 302. Fungsi dan Tujuan Pilkada ........................................ 323. Pelaksanaan Pilkada .................................................. 34

Page 10: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

ix

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DANPENYANDANG DISABILITAS SERTA PELAKSANAANPILKADA JAKARTA 2017

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 371. KPU Provinsi DKI Jakarta ........................................ 372. PPUA Penca .............................................................. 41

B. Pengertian tentang Penyandang Disabilitas ..................... 45C. Keikutsertaan Penyandang Disabilitas

di Pilkada Jakarta 2017 ..................................................... 50

BAB IV PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA SERTARELEVANSINYA DENGAN PENINGKATAN PARTISIPASIPOLITIK PENYANDANG DISABILITAS PADA PILKADAJAKARTA 2017

A. Peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalamMeningkatkan Partisipasi Penyandang Disabilitasdi Pilkada Jakarta 2017...................................................... 54

B. Upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dalamMeningkatkan Partisipasi Penyandang Disabilitasdi Pilkada Jakarta 2017 ..................................................... 61

C. Keberhasilan Peranan dan Upaya KPU Provinsi DKI JakartaDalam Meningkatkan Partisipasi PenyandangDisabilitas di Pilkada Jakarta 2017 .................................. 68

D. Tantangan dan Kendala KPU Provinsi DKI Jakartadalam Meningkatkan Partisipasi PolitikPenyandang Disabilitas di Pilkada Jakarta 2017 .............. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 75B. Saran ................................................................................. 76

Daftar Pustaka ................................................................................................. xv

Lampiran ......................................................................................................... xviii

Page 11: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

x

DAFTAR TABEL

Tabel III.B.1 Susunan Penasihat dan Dewan PengurusPPUA Penca .......................................................................... 43

Tabel III.C.1 Data Pemilih Disabilitas Pada Pilkada Jakarta 2017Putaran Pertama ..................................................................... 51

Tabel III.C.1 Data Pemilih Disabilitas Pada Pilkada Jakarta 2017Putaran Kedua ....................................................................... 51

Page 12: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.A.1 Struktur OrganisasiKPU Provinsi DKI Jakarta ................................................ 38

Gambar III.C.1 Tingkat Partisipasi Politik Penyandang Disabilitasdi Pilkada Jakarta 2017 ..................................................... 52

Gambar IV.A.1 Bahan Sosialisasi Pilkada Jakarta ..................................... 58

Gambar IV.B.1 Aksesibilitas Lokasi TPS .................................................. 65

Gambar IV.B.2 Alat Bantu Coblos(Braille Template) ............................................................. 65

Gambar IV.B.3 Form C3 untukPendampingan Pemilih ...................................................... 68

Gambar IV.C.1 Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Jakartadi Pilkada Jakarta 2012 dan 2017 ...................................... 69

Gambar IV.C.2 Tingkat Partisipasi Politik Penyandang Disabilitasdi Pilkada Jakarta 2017 ..................................................... 70

Page 13: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bahan Sosialisasi Pilkada Jakarta 2017 .............................. xviii

Lampiran 2 Contoh TPS Akses untukPenyandang Disabilitas ...................................................... xx

Lampiran 3 Wawancara dengan Betty Epsilon Idroos,(Komisioner KPU DKI Jakarta) ......................................... xxi

Lampiran 4 Wawancara dengan Ariani Soekanwo,(Ketua Umum PPUA Penca) .............................................. xxvii

Lampiran 5 Wawancara dengan April Syar,(Pemilih Disabilitas Netra) .................................................. xxx

Lampiran 6 Wawancara dengan Elih,(Pemilih Disabilitas Daksa)................................................. xxxiv

Page 14: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN Association of South East Asian Nation

Bawaslu Badan Pengawas Pemilihan Umum

CETRO Central for Electoral Reform

CRPD Convention on the Right of Persons with Disabilities

DKI Daerah Khusus Istimewa

DPD Dewan Perwakilan Daerah

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

FKPCTI Federasi Kesejahteraan Penyandang Cacat Tubuh Indonesia

Gerkatin Gerakan Tuna Netra Indonesia

HAM Hak Asasi Manusia

HIPENCA Hari Internasional Penyandang Cacat

HWPCI Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia

JPPR Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat

KPPS Kelompok Penyelenggara Pemilihan Umum

KPU Komisi Pemilihan Umum

KPUD Komisi Pemilihan Umum Daerah

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

Pemilu Pemilihan Umum

Pertuni Persatuan Tuna Netra Indonesia

Pileg Pemilihan Legislatif

Page 15: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xiv

Pilkada Pemilihan Kepala Daerah

Pilpres Pemilihan Presiden

PKPU Peraturan Komisi Pemilihan Umum

PPCI Persatuan Penyandang Cacat Indonesia

PPK Panitia Pemilihan Kecamatan

PPS Petugas Pemungutan Suara

PPUA Penca Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat

RI Republik Indonesia

SAW Shallallahu ‘Alaihi Wasalam

SLB Sekolah Luar Biasa

SWT Subhanahu Wa Ta’ala

TPS Tempat Pemungutan Suara

UN United Nation

UU Undang-Undang

Page 16: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Pilkada merupakan sebuah ajang pesta demokrasi untuk masyarakat daerah

di mana dalam pesta demokrasi tersebut masyarakat daerah memiliki kekuasaan

penuh dalam rangka mencari, memilih, serta menentukan pemimpin kepala daerah

yang mereka kehendaki. Penyelenggaraan pilkada dapat diyakini sebagai praktik

politik yang dapat menjadi instrumen kontrol masyarakat terhadap pemimpin

kepala daerah. Sejatinya pelaksanaan pilkada ini menjadi wadah atau sarana untuk

masyarakat daerah dalam mengartikulasikan kepentingannya.

Setelah sukses menggelar pilkada serentak pada 2015 lalu, Indonesia

kembali menggelar pilkada serentak pada 15 Februari 2017. Hal ini tentunya

menjadi momentum bersejarah bagi demokrasi di Indonesia. DKI Jakarta menjadi

bagian dari salah satu daerah yang menggelar perhelatan akbar (pilkada) untuk

memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Meskipun penyelenggaraan pesta demokrasi ini digelar secara serentak, namun

tentunya implementasi demokrasi dari tiap-tiap daerah yang

menyelenggarakannya pasti berbeda-beda. Untuk menilai sebuah sistem politik

demokratis atau tidak, ada sejumlah kriteria yang bisa digunakan untuk

menilainya.

Kriteria demokrasi menurut Robert Alan Dahl terbagi menjadi lima, yang di

antaranya yaitu: (1) Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif

yang mengikat; (2) Partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi semua

Page 17: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

2

warga negara dalam proses pembuatan keputusan secara kolektif; (3) Pembeberan

kekuasaan, yaitu adanya peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan

penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan; (4) Kontrol terakhir

terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan eksklusif bagi masyarakat untuk

menentukan agenda yang harus dan tidak harus diputuskan melalui pemerintahan;

dan (5) Terliputnya masyarakat dalam kaitannya dengan hukum.1

Sedangkan menurut M. Amien Rais kriteria demokrasi terbagi menjadi

sepuluh, di antaranya adalah: (1) Adanya partisipasi masyarakat dalam pembuatan

keputusan; (2) Persamaan di depan hukum; (3) distribusi pendapatan secara adil;

(4) Kesempatan pendidikan yang sama; (5) Pengakuan dan penghargaan terhadap

empat macam kebebasan (kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan media

massa, kebebasan berkumpul, dan kebebasan beragama); (6) Ketersediaan dan

keterbukaan informasi; (7) Mengindahkan fatsoen (sopan santun); (8) Kebebasan

individu; (9) Semangat kerjasama; dan (10) Hak untuk protes.2

Dari beberapa kriteria demokrasi di atas, dapat dilihat bahwasanya kedua

tokoh tersebut memiliki kriteria yang sama mengenai partisipasi masyarakat dan

menjadikan partisipasi masyarakat sebagai tolak ukur dari sistem demokrasi.

Partisipasi politik masyarakat adalah sebuah pilar yang membangun keberhasilan

sistem demokrasi itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pilkada merupakan hak

asasi yang harus dijunjung tinggi dan negara wajib melindungi hak-hak tersebut.

1 R. Siti Zuhro, dkk., Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-NilaiBudaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Bali, (Yogyakarta:Ombak, 2009), 18.

2 Ayi Haryani dan Enung Huripah, “Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas Netra dalamPemilihan Umum Tahun 2014 di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung”, JurnalAgregasi, Vol.2, No.1, (2014): 89-90.

Page 18: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

3

Pada pelaksanaan pilkada DKI Jakarta tentu diakui adanya hak pilih secara

universal, tanpa terkecuali bagi para penyandang disabilitas. Sebab mereka juga

memiliki hak dan kesempatan yang sama di dalam pilkada, tanpa ada pembedaan

maupun hambatan atas haknya dikarenakan disabilitasnya. Para penyandang

disabilitas berhak terlibat aktif dalam berkehidupan politik sama seperti

masyarakat non-disabilitas lainnya.

Namun pada praktik demokrasi di Indonesia, hingga saat ini para

penyandang disabilitas masih seringkali menghadapi berbagai hambatan saat

menggunakan hak politiknya. Meski hak mereka sepenuhnya telah dilindungi oleh

berbagai instrumen hukum internasional seperti CRPD, The Bill of Electoral

Rights for Citizens with Disabilities, The UN Guideline Promoting the Electoral

Rights of Person with Disabilities; dalam hukum regional dilindungi oleh The Bali

Declaration on the Enhancement of the Role and Participation of Person with

Disabilities in the ASEAN Community, The Jakarta Declaration on Southeast

Asian Electoral Community; dan dalam hukum nasional dilindungi oleh Undang-

Undang. Akan tetapi pada realitanya semua instrumen hukum tersebut tidak cukup

untuk melindungi hak politik para penyandang disabilitas. Oleh sebab itu, maka

masih diperlukan beberapa perbaikan agar dapat memastikan hak politik para

penyandang disabilitas tersebut dapat terjamin dan terpenuhi.3

Di Indonesia, hak untuk memilih dan dipilih bagi para penyandang

disabilitas telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas. Pada Pasal 13 Undang-Undang tersebut terdapat hak

3 M. Afifuddin, “Memastikan Hak Penyandang Disabilitas di Pilkada DKI Jakarta,” JurnalBawaslu DKI Jakarta (November 2016): 86.

Page 19: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

4

politik penyandang disabilitas, yang di antaranya yaitu: (1). Memilih dan dipilih

dalam jabatan publik; (2) Menyalurkan aspirasi politik baik tertulis maupun lisan;

(3) Memilih partai politik dan/atau individu yang menjadi peserta dalam

pemilihan umum; (4) Membentuk, menjadi anggota, dan/atau pengurus organisasi

masyarakat dan/atau partai politik; (5) Membentuk dan bergabung dalam

organisasi penyandang disabilitas dan untuk mewakili penyandang disabilitas

pada tingkat lokal, (6) Nasional dan internasional; (7) Berperan serta secara aktif

dalam sistem pemilihan umum pada semua tahap dan/atau bagian

penyelenggaranya; (8) Memperoleh aksesibilitas pada sarana dan prasarana

penyelenggaraan pemilihan umum, pemilihan gubernur, bupati/walikota, dan

pemilihan kepala desa atau nama lain; dan (9) Memperoleh pendidikan politik.4

Dalam sistem demokrasi, diakui adanya konsep “satu orang, satu suara”.

Konsep tersebut menjadi salah satu konsep paling mendasar dalam demokrasi.

Hak memilih dan hak dipilih menyediakan kesempatan bagi semua orang untuk

mempengaruhi keputusan-keputusan dan mempengaruhi hak dasar untuk hidup

mereka. Akan tetapi, orang-orang dengan disabilitas sering kali didiskriminasi

dalam hal ini. Padahal diskriminasi terhadap suatu kelompok adalah cacat

demokrasi.

Diskriminasi terhadap hak politik penyandang disabilitas merupakan suatu

tindakan atau sikap yang secara langsung ataupun tidak langsung, telah

mengganggu hak-hak politik para penyandang disabilitas dalam pelaksanaan

pemilihan umum, seperti: hak atas akses ke TPS, hak untuk didaftar sebagai

4 Lihat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Page 20: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

5

pemilih, hak atas pemberian suara yang rahasia, hak untuk dipilih menjadi

anggota legislatif, hak atas informasi mengenai pemilihan umum, hak untuk

menjadi bagian dan penyelenggara pemilihan umum, dan lain-lain.5

Sebagai bagian dari warga negara, pemilih disabilitas juga menjadi bagian

penting dalam mengukur sukses tidaknya pelaksanaan pilkada serentak tahun

2017. Sebab, pilkada sebagai pesta demokrasi idealnya dapat dinikmati dan diikuti

oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Penyandang disabilitas merupakan salah

satu kelompok minoritas yang paling rentan, yang masih belum dapat

memberikan hak politiknya secara optimal. Hak suara mereka seringkali

diabaikan dan hak untuk mendapatkan aksesibilitas sarana dan prasarana pada saat

pemilihan pun kerap kali tidak terpenuhi. Hal ini menjadi penghambat bagi

penyandang disabilitas untuk berpartisipasi penuh dalam setiap kegiataan

pemilihan umum.

KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai penyelenggara pilkada di Jakarta,

tentunya harus menjamin hak pilih seluruh masyarakat Jakarta untuk dapat

memilih calon kepala daerah yang mereka kehendaki secara langsung. Oleh

karenanya, maka diharapkan seluruh tahapan pelaksanaan pilkada sebaiknya akses

bagi semua masyarakat Jakarta, terutama untuk kelompok rentan seperti para

penyandang disabilitas. Dengan diterapkannya aksesibilitas tersebut, maka hal itu

merupakan bagian dari penerapan nilai-nilai demokrasi.

Tantangan bagi pemilih penyandang disabilitas pada saat pelaksanaan

pilkada, tidak hanya sebatas pada aksesibilitas TPS saja, akan tetapi pada tahapan-

5 Muladi, Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan Implkasinya Dalam Perspektif Hukumdan Masyarakat (Bandung: Refika Aditama, 2005), 261.

Page 21: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

6

tahapan sebelumnya juga banyak sekali tantangan yang dihadapi. Di antara

kendala yang dihadapi penyandang disabilitas dalam pilkada adalah: tidak terdata

sebagai pemilih, sosialisasi yang kurang akses sehingga mereka tidak bisa

mendapatkan informasi yang cukup tentang pilkada, tidak adanya alat bantu

coblos (braille template) bagi penyandang disabilitas netra, petugas KPPS yang

tidak mengerti bagaimana membantu pemilih disabilitas, dan lain-lain. Tantangan

dan kendala tersebut menghambat partisipasi penuh dari para penyandang

disabilitas. Oleh karenanya, masalah-masalah ini tidak hanya mempengaruhi hak-

hak penyandang disabilitas sebagai pemilih, tetapi juga sebagai warga negara.6

Dalam setiap tahapan pelaksanaan pilkada, penyandang disabilitas

membutuhkan aksesibilitas tertentu berdasarkan jenis disabilitasnya. Aksesibilitas

dalam setiap tahapan pilkada harus benar-benar diperhatikan oleh KPU Provinsi

DKI Jakarta, agar para pemilih penyandang disabilitas tidak kehilangan hak

pilihnya. Sebab apabila mereka kehilangan hak pilihnya maka hal ini

menunjukkan bahwa kinerja KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai pihak

penyelenggara pilkada belum optimal. Dalam penyelenggaraan pilkada ini,

tentunya KPU Provinsi DKI Jakarta merupakan pihak yang paling bertanggung

jawab jika terdapat ketidakberesan pada saat menyelenggarakan pilkada.

Pada saat gelaran pilkada tahun 2012 lalu, KPU Provinsi DKI Jakarta

mendapatkan catatan negatif, baik itu dari pemilih disabilitas ataupun dari

organisasi-organisasi penyandang disabilitas. Hal ini dikarenakan peranan KPU

Provinsi DKI Jakarta yang kurang optimal dalam memenuhi hak politik para

6 M. Afifuddin, “Memastikan Hak Penyandang Disabilitas di Pilkada DKI Jakarta,” 83.

Page 22: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

7

pemilih disabilitas pada saat pelaksanaan pilkada. Seperti yang ditegaskan oleh

Koordinator Nasional JPPR, Mochammad Afifuddin, yang sekarang menjabat

sebagai Komisioner Bawaslu RI. Pada saat pilkada Jakarta 2012 silam, menurut

Mochammad Afifuddin:

Indonesia masih belum ramah terhadap penyandang disabilitas. Padapilkada DKI Jakarta tahun 2012, fasilitas bagi penyandang disabilitasbelum maksimal. KPU Provinsi DKI Jakarta sama sekali tidakmenyediakan kertas suara huruf braille bagi tunanetra. Setelah ditegurdan diberikan bimbingan, KPU Provinsi DKI Jakarta akhirnyamenyediakan kertas suara huruf braille pada putaran kedua.7

Pernyataan ini disampaikan oleh Afifuddin saat berada di dalam forum diskusi, di

Hotel Kempinski Jakarta, pada 30 Juli 2013.

Oleh sebab itu, belajar dari pengalaman pilkada Jakarta 2012 lalu, maka

penulis menganggap perlu diteliti lebih jauh bagaimana penyelenggaraan pilkada

Jakarta 2017 terkait dengan pemenuhan hak-hak politik para penyandang

disabilitas. Walau bagaimanapun jumlah pemilih disabilitas di DKI Jakarta

tentunya tidak sedikit. Adapun jumlah pemilih disabilitas pada pilkada Jakarta

2017 di putaran pertama sebanyak 7.740 pemilih disabilitas. Lalu pada putaran

kedua sebanyak 7.568 pemilih disabilitas.8 Meski jumlah mereka hanya beberapa

persennya saja dari masyarakat non-disabilitas lainnya, akan tetapi

memperjuangkan hak pilih para penyandang disabilitas dalam setiap pemilihan

umum sangatlah penting. Mengingat hak pilih merupakan salah satu hak dasar

bagi setiap warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih.

7 Sabrina Asril, “Hak Politik Penyandang Disabilitas yang Dibungkam”, Kompas.com,Selasa 30 Juli 2013 [berita on-line]; tersedia di https://www.kompas.com/; Internet; diakses pada28 Februari 2017.

8 Amir A Gofur dan Nurul Agustina, ed., Data dan Infografik Pilkada DKI Jakarta 2017,(Jakarta: KPU Provinsi DKI Jakarta, 2017), 23.

Page 23: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

8

Berdasarkan pada uraian di atas, penulis terinsipirasi dan berminat untuk

membahas “Peran dan upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan

partisipasi politik penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta 2017” sebagai judul

dari penelitian yang akan penulis teliti.

B. Pertanyaan Penelitian

Pada pemaparan pernyataan masalah di atas, maka penulis merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan

partisipasi politik penyandang disabilitas pada pelaksanaan pilkada Jakarta

2017?

2. Apa saja upaya yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas?

3. Apa saja tantangan dan kendala KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas, pada pelaksanaan

pilkada Jakarta 2017?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini di antaranya yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi politik pemilih disabilitas pada Pilkada DKI

Jakarta 2017.

2. Untuk menjelaskan upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan KPU

Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan partisipasi politik penyandang

disabilitas; dan

Page 24: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

9

3. Untuk menjelaskan apa saja tantangan dan kendala yang dihadapi KPU

Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih

disabilitas pada pelaksanaan pilkada Jakarta 2017.

Adapun manfaat dari penelitian ini di antaranya yaitu:

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

memperluas khazanah ilmu pengetahuan sosial khususnya studi ilmu

politik yang memfokuskan kajian terhadap penyelenggara pemilihan

umum dan partisipasi penyandang disabilitas, dengan menjadikan KPU

sebagai objek penelitian.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan masukan baik untuk pemerintah, KPU dan penyelenggara pemilihan

umum lainnya dalam memaksimalkan peranan mereka untuk terus

meningkatkan partisipasi politik para penyandang disabilitas serta

memenuhi hak-hak politik para penyandang disabilitas pada pelaksanaan

pemilu.

D. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan penelitian ini, penulis meninjau literatur penelitian terdahulu

yang cukup relevan dengan penelitian ini. Peninjauan ini penting dilakukan, agar

dapat memberikan keragaman perspektif yang dapat dijadikan perbandingan

dalam melakukan penelitian ini. Penelitian pertama mengenai penyandang

disabilitas diteliti oleh Nissa Nurul Fathia yang berjudul “Partisipasi Politik

Penyandang Disabilitas dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Bandar Lampung

Tahun 2015” dari Universitas Bandar Lampung. Penelitian yang dilakukan oleh

Page 25: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

10

Nissa secara garis besar membahas tentang partisipasi politik penyandang

disabilitas pada pelaksanaan pilkada Kota Bandar Lampung. Penelitian Nissa

melihat bahwasanya dalam pemilihan umum sebelumnya para penyandang

disabilitas yang merupakan kelompok minoritas kurang diperhatikan

keberadaannya. Selain itu, para penyandang disabilitas juga kurang aktif dalam

berpartisipasi di setiap kegiatan pemilu yang dilaksanakan di Kota Bandar

Lampung, mulai dari bergabung dalam kelompok kepentingan, mengikuti

kegiatan kampanye sampai dengan pemberian hak suara. Tujuan dari penelitian

Nissa yaitu untuk mengetahui partisipasi politik penyandang disabilitas dalam

pilkada Kota Bandar Lampung pada tahun 2015. Metode penelitian Nissa

menggunakan metode kualitatif dan teori yang digunakan yaitu teori bentuk

partisipasi politik konvensional yang diperkenalkan oleh Abramsom dan

Haerckwik.

Hasil penelitian Nissa menunjukkan bahwa partisipasi politik penyandang

disabilitas dalam pilkada Kota Bandar Lampung tahun 2015, tergolog ke dalam

partisipasi “terbatas”, yaitu hanya sebatas memberikan hak pilih pada saat

pemungutan suara saja. Hal ini dibuktikan dengan:

a. Minimnya intensitas dari partisipasi politik penyandang disabilitas dalam

bergabung ke tim sukses para calon kepala daerah Kota Bandar Lampung.

Walaupun beberapa dari mereka masih ada yang ingin masuk dan

bergabung dalam kegiatan tersebut tetapi sebagaian besar dari mereka

enggan untuk melakukan hal tersebut.

Page 26: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

11

b. Minimnya partisipasi politik penyandang disabilitas dalam mengikuti

kegiatan kampanye yang dilaksanakan oleh para calon kepala daerah Kota

Bandar Lampung tahun 2015.

c. Penyandang disabilitas lebih cenderung memilih memberikan suaranya

dan menggunakan hak pilihnya pada saat pilkada Kota Bandar Lampung

tahun 2015. Dari 20 kecamatan yang tersebar di Kota Bandar Lampung

keseluruhan jumlah penyandang disabilitas yang terdaftar dalam DPT

sebanyak 141 orang dan hanya 123 orang dari mereka yang ikut

berpartisipasi dalam pilkada tahun 2015 di Kota Bandar Lampung dengan

keseluruhan persentase sebanyak 87%.

Perbedaan penelitian Nissa dengan yang penelitian penulis terletak pada

obyek penelitiannya. Obyek penelitian Nissa adalah penyandang disabilitas,

sedangkan obyek penelitian penulis adalah KPU Provinsi DKI Jakarta. Di mana

penelitian Nissa hanya meneliti tentang tingkat partisipasi politik dari para

penyandang disabilitas dalam pilkada Kota Bandar Lampung. Sedangkan penulis

meneliti tentang peranan KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan

partisipasi politik pemilih disabilitas, yang di dalamnya meliputi upaya-upaya apa

saja yang telah dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan

partisipasi politik penyandang disabilitas, serta tantangan dan kendala apa saja

yang dihadapi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan partisipasi

politik penyandang disabilitas pada pelaksanaan pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Informan dari penelitian Nissa adalah para penyandang disabilitas yang

sudah terdaftar sebagai pemilih tetap. Sedangkan informan penulis yaitu

Page 27: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

12

Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta, ketua umum PPUA Penca serta

penyandang disabilitas yang telah menggunakan hak pilihnya pada gelaran

pilkada Jakarta 2017.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif merupakan salah satu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan

dan perilaku orang-orang yang diamati. Kemudian, penelitian kualitatif ini

diharapkan mampu menghasilkan uraian mendalam tentang ucapan, tulisan atau

perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, ataupun

organisasi tertentu dalam suatu keadaan tertentu yang dikaji dari sudut pandang

yang utuh, dan menyeluruh. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk

memahami fenomena atau gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan

berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut

dalam bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah

teori.9

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data,

di antaranya yaitu:

a. Studi dokumen dan literatur

Studi dokumen dan literatur merupakan salah satu metode pengumpulan

data kualitatif. Sebagian besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

9 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka baru press, 2014), 6.

Page 28: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

13

berbentuk dokumentasi dan literatur.10 Penulis melakukan teknik studi dokumen

dan literatur ini dengan mengumpulkan fakta dan data yang berasal dari buku,

jurnal, arsip foto, berita online, internet dan lain sebagainya yang relevan dengan

penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah proses memperoleh penjelasan untuk

mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab, cara ini bisa

dilakukan dengan bertatap muka langsung ataupun tanpa tatap muka yaitu hanya

melalui media komunikasi antara pewawancara dengan orang yang

diwawancarai.11

Adapun narasumber wawancara dalam penelitian ini diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu narasumber utama dan narasumber pendukung. Sebagai

narasumber utama dalam penelitian ini yaitu: Komisioner KPU Provinsi DKI

Jakarta, Betty Epsilon Idroos. Sedangkan narasumber pendukung dalam penelitian

ini antara lain yaitu: Ariani Soekanwo (Ketua Umum PPUA Penca), April Syar

(pemilih disabilitas netra), dan Elih (pemilih disabilitas daksa).

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan

berdasarkan fokus atau masalah yang ingin di jawab. Melalui beberapa kegiatan

tersebut, data kualitatif dapat disederhanakan dan dipahami dengan mudah.

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Dalam

10 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, 33.11 Ibid, 31.

Page 29: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

14

penelitian ini, analisis data berlangsung secara bersamaan dengan proses

pengumpulan data dengan alur tahapan reduksi data, penyajian data, penyimpulan

dan verifikasi, serta kesimpulan akhir. Model analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu model analisis taksonomi, di mana dalam model ini penulis

berupaya memahami ranah-ranah tertentu yang sesuai dengan fokus masalah atau

sasaran penelitian. Masing-masing ranah ini dipahami dan dibagi lagi menjadi

beberapa sub, dan kemudian dari sub-sub ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian

yang paling khusus hingga tidak ada yang tersisa.12

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran yang utuh serta

menyeluruh dalam skripsi ini, penulis menyusun penelitian ini dalam lima bab

yang terdiri dari beberapa sub-sub tersendiri. Bab-bab tesebut secara keseluruhan

akan saling berkaitan dengan satu dan yang lainnya. Adapun sistematika penulisan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I. Merupakan bab pendahuluan, pada bab ini penulis akan memaparkan

pernyataan masalah mengenai peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta

2017, yang dapat dirumuskan dengan beberapa pertanyaan. Penelitian ini pun

memiliki beberapa tujuan dan manfaat, lalu ada juga tinjauan pustaka agar dapat

membedakan masalah yang penulis angkat sama atau tidak dengan masalah yang

sudah diteleti oleh penulis lain sebelumnya, serta dalam penelitian ini penulis

12 Ibid, 34-37.

Page 30: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

15

menggunakan metode kualitatif dan menggunakan sistematika penulisan agar

lebih spesifik dalam menguraikan pembahasan dalam skripsi ini.

Bab II. Pada bab ini penulis akan memaparkan kerangka teori ataupun

konsep yang dipergunakan dalam pendeketan yang menjelaskan pokok

permasalahan penelitian ini, yang meliputi teori peran, partisipasi politik dan

konsep pilkada.

Bab III. Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum

lokasi penelitian yang terdiri dari KPU Provinsi DKI Jakarta dan PPUA Penca,

serta penulis akan menjelaskan pengertian tentang penyandang disabilitas dan

keikutsertaan penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta 2017.

Bab IV. Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil temuan dan hasil

wawancara mengenai peran KPU Provinsi DKI Jakarta dan relevansinya dalam

peningkatan partisipasi politik pemilih disabilitas pada pelaksanaan pilkada

Jakarta 2017.

Bab V. Merupakan Bab terakhir atau bab penutup, pada bab ini penulis akan

menyimpulkan pembahasan mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada

pokok permasalahan mengenai Peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta 2017.

Page 31: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

16

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

Landasan teori merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu

penelitian. Landasan teori juga menjadi suatu ciri bahwa suatu penelitian

dilakukan dengan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Menurut Neumen, seperti

yang dikutip dalam buku Sugiyono, disebutkan bahwa teori dapat dipahami

sebagai serangkaian konsep, definisi dan proporsi yang digunakan untuk melihat

suatu kejadian secara terorganisir, melalui proses hubungan antar variabel, yang

nantinya dapat digunakan untuk memaparkan dan meramalkan fenomena.13

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori dan konsep sebagai berikut:

A. Teori Peran

1. Pengertian Peran

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan artinya, ketika seseorang

telah melaksanakan atau menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu

peran. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping

itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada

batas-batas tertentu. Sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri

dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.14

Menurut Soerjono Soekanto, bahwasanya peran dapat diartikan sebagai

suatu aspek dinamis yang dapat berbentuk tindakan atau perilaku yang dilakukan

13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:CV. Alfa Beta, 2010), 52.

14 Suyanto Bagong & Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:Kencana, 2004), 158-159.

Page 32: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

17

oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu jabatan dan melaksanakan

hak-hak serta kewajibannya sesuai dengan kedudukannya tersebut.15 Sementara

itu, pengertian peran menurut The Liang Gie adalah dinamisasi dari status atau

penggunaan hak-hak dan kewajiban, atau bisa juga disebut status subjektif.16

Dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran KPU Provinsi DKI

Jakarta dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajibannya sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan

Umum, Peraturan KPU serta surat edaran KPU. Adapun peran KPU Provinsi DKI

Jakarta yang di maksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 serta

dalam PKPU dan surat edaran KPU, yang berhubungan dengan penelitian ini

yaitu: (1) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan gubernur dan/atau

yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat;

(2) Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan

dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau

pemilihan kepala daerah terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih.

2. Jenis-jenis Peran

Menurut Soerjono Soekanto peran terbagi menjadi tiga 3 jenis, di antaranya

yaitu:

a. Peranan Normatif

Peranan normatif adalah jenis peran yang dapat dilakukan oleh seseorang

ataupun lembaga yang di dasarkan pada seperangkat norma yang berlaku

dalam kehidupan masyarakat.

15 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 242.16 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2005), 43.

Page 33: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

18

b. Peranan Ideal

Peranan Ideal adalah jenis peran yang dilakukan oleh seseorang atau

lembaga yang di dasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang seharusnya

dilakukan sesuai dengan kedudukannya di dalam suatu sistem.

c. Peranan Faktual

Peranan faktual adalah peranan yang dilakukan oleh seseorang atau

lembaga yang di dasarkan pada kenyataan secara kongkrit di lapangan atau

kehidupan sosial yang terjadi secara nyata.17

Dalam penelitian ini jenis peran yang dijalankan oleh KPU Provinsi DKI

Jakarta adalah jenis peranan normatif, yang mana KPU DKI Jakarta sebagai

lembaga penyelenggara pilkada menjalankan peranannya di dasarkan pada

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

3. Peran Sosialisasi KPU Provinsi DKI Jakarta terhadap Penyandang

Disabilitas

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwasanya dalam Undang-

Undang Nomor 15 tahun 2011 terdapat serangkaian tugas dan wewenang KPU

Provinsi DKI Jakarta yang berkaitan dengan perannannya sebagai penyelenggara

pemilihan umum yang salah satunya yaitu melakukan sosialisasi kepada para

penyandang disabilitas. Pelaksanaan sosialisasi tentang pemilihan kepala daerah

ini pun diatur pula dalam PKPU Nomor 5 Tahun 2015 tentang Sosialisasi dan

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah beserta Wakil Kepala

Daerah.

17 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 243.

Page 34: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

19

Sosialisasi politik yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta terhadap

para penyandang disabilitas, dapat dikatakan sebagai suatu proses atau kegiatan

untuk mengenalkan sebuah sistem politik yang dapat berisikan pendidikan, pesan

ataupun informasi politik kepada para penyandang disabilitas, dan bagaimana

penyandang disabilitas tersebut nantinya bisa mengenali sistem politik yang telah

dikenalkan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta kepadanya. Sehingga kemudian

penyandang disabilitas tersebut akan menentukan reaksinya terhadap peristiwa-

peristiwa politik yang sedang terjadi.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sosialisasi

politik, berikut ini ada beberapa definisi sosialisasi politik menurut beberapa ahli

terkemuka. Menurut Michael Rush dan Phillip Althof, sosialisasi politik adalah

sebagai suatu proses di mana individu atau kelompok bisa mengenali sistem

politik yang kemudian individu atau kelompok tersebut akan menentukan

tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap keadaan-keadaan politik yang sedang

terjadi. Sistem politik tersebut bisa saja berbentuk input politik, proses politik,

output politik, ataupun orang-orang yang menjalankan sistem pemerintahan.18

Sementara itu, menurut Efriza sosialisasi politik adalah suatu bagian dari

proses sosial. Sosialisasi merupakan sebuah media pendidikan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain yang dapat terjadi secara

alamiah. Dengan demikian, pengajaran dan pembelajaran tersebut berkaitan

dengan nilai-nilai politik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwasanya nilai-

18 Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Prenada MediaGroup, 2015), 167-170.

Page 35: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

20

nilai politik yang ada pada setiap individu itu berbeda-beda dan hal tersebut dapat

dilihat salah satunya dari partisipasi politik.19

Sosialisasi politik dapat dijalankan oleh berbagai macam agen. Agen

sosialisasi politik menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan informasi

politik kepada masyarakat. Rush dan Althoff menyebutkan beberapa agen

sosialisasi politik tersebut, di antaranya yaitu: keluarga; sekolah; kelompok

pergaulan; media massa; pemerintah dan partai politik.20 Adapun menurut Efriza,

agen sosialisasi politik terbagi ke dalam enam bagian, di antaranya: keluarga;

sekolah; kelompok teman sebaya; media massa; situs jejaring sosial dan kontak-

kontak politik langsung.21

Dalam penelitian ini agen sosialisasi yang dimaksud adalah pemerintah atau

kontak politik langsung yaitu KPU DKI Jakarta. KPU DKI Jakarta menjadi agen

sosialisasi politik yang penting untuk para penyandang disabilitas, sebab sebagai

penyelenggara pilkada, KPU Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas dan

wewenang untuk melakukan sosialiasasi politik terhadap masyarakat Jakarta

termasuk kepada para penyandang disabilitas. Tugas dan wewenang dalam

melakukan sosialisasi tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan peran KPU

Provinsi DKI Jakarta.

B. Teori Partisipasi Politik

1. Pengertian Partisipasi Politik

Dalam khazanah ilmu sosial dan ilmu politik, terma partisipasi politik

menjadi salah satu terma yang cukup ramai didiskusikan oleh para ahli. Secara

19 Efriza, Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik, (Bandung: Alphabeta, 2012), 17.20 Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik, 180.21 Efriza, Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik, 58.

Page 36: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

21

umum, terma partisipasi politik sering dipakai untuk melihat aktivitas warga

negara, baik sebagai perseorangan maupun yang tergabung dalam suatu kelompok

untuk ikut serta dalam bidang politik.

Definisi mengenai partisipasi politik banyak dikemukakan oleh para ahli

terkemuka, seperti Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, Norman H. Nie

dan Sidney Verba, Herbert McClosky dan beberapa nama lainnya. Menurut

Huntington dan Nelson, partisipasi politik merupakan sikap politik yang

mencakup segala kegiatan atau aktivitas yang mempunyai relevansi politik

ataupun hanya memengaruhi pejabat-pejabat pemerintah dalam pengambilan

keputusan pemerintah.22

Selanjutnya Nie dan Verba, mendefinisikan partisipasi politik sebagai suatu

aktivitas masyarakat yang legal, dan bertujuan untuk memengaruhi pemilihan

pejabat-pejabat negara atau langkah-langkah yang digunakan oleh mereka, dan

yang dilihat terutama adalah langkah-langkah yang bertujuan untuk memengaruhi

kebijakan-kebijakan pemerintah, yang dapat mempengaruhi alokasi nilai secara

otoritatif untuk masyarakat.23

McClosky memaknai istilah partisipasi politik sebagai kegiatan-kegiatan

yang dilakukan secara sukarela oleh warga masyarakat, di mana mereka

mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung

maupun tidak, masyarakat terlibat dalam proses pembentukan kebijakan umum.24

22 Muslim Mufti dan Ahmad Syamsir, Pembangunan Politik, (Bandung: CV Pustaka Setia,2016), 15.

23 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Sistem Politik Indonesia, (Malang: Intrans Publishing,2017), 273.

24 Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik: Relasi Kuasa Media di Panggung Politik,(Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), 127-128.

Page 37: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

22

Ramlan Surbakti, berpendapat bahwa partisipasi politik merupakan suatu bentuk

keikutsertaan warga negara dalam memilih pemimpin-pemimpinnya. Selain itu

dalam partisipaasi politik masyarakat juga dapat menentukan segala pelaksanaan

kebijakan umum, yang berkaitan serta mempengaruhi hidupnya. Partisipasi politik

masyarakat yang dilakukan melalui pengawasan terhadap proses perumusan,

pelaksanaan dan penilaian suatu kebijakan pemerintah tentu akan berpengaruh

positif dalam suatu pembangunan. Partisipasi politik masayarakat ini dapat terjadi

baik di tingkat nasional, daerah maupun tingkat desa.25

Miriam Budiardjo mendefinisikan partisipasi politik sebagai suatu bentuk

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, untuk ikut secara

aktif dalam kegiatan politik, yaitu dengan cara memilih pemimpin negara. Dengan

demikian kegiatan ini secara langsung ataupun tidak akan berpengaruh terhadap

kebijakan pemerintah. Kegiatan ini meliputi pemberian hak pilih dalam pemilu,

mengikuti rapat umum, menjadi bagian dari suatu partai politik, menjadi bagian

dari kelompok kepentingan, berhubungan dengan penguasa atau anggota

parlemen.26

Dalam kenyataan kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan kita,

bahwasanya tidak semua anggota masyarakat berkehendak untuk berpartisipasi

dalam kegiatan politik. Hanya segelintir orang yang secara sukarela berpartisipasi

aktif dalam kegiatan politik. Sementara itu, jumlah orang yang tidak mau

berpartisipasi dalam kegiatan politik pun cukup besar. Bahkan adapula orang-

25 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,1999), 137.

26 Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1998), 3.

Page 38: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

23

orang yang menghindari diri dari segala kegiatan partisipasi politik, atau hanya

ikut berpartisipasi dalam tingkatan yang paling rendah.27

Dari beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwasanya partisipasi politik

merupakan suatu tindakan sukarela, penuh kesadaran dan tanpa adanya paksaan

atau tekanan dari siapapun. Partisipasi politik dalam hal ini juga merupakan suatu

bentuk kegiatan, yang tentunya tidak sulit untuk dilakukan oleh setiap orang.

Bahkan partisipasi politik adalah kegiatan yang sangat sederhana dan mudah

untuk dilakukan oleh siapapun. Inti dari partisipasi politik ini adalah memberikan

suara dalam penyelenggaraan pemilu, mengikuti kegiatan kampanye, menjadi

bagian dari partai politik atau kelompok kepentingan, berhubungan dengan

penguasa atau anggota parlemen dan lain sebagainya.

Partisipasi politik merupakan salah satu indikator terpenting dari sebuah

sistem demokrasi, di mana seluruh anggota masyarakat berhak terlibat untuk

berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan pemilu ataupun pilkada.

Partisipasi politik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah partisipasi

politik para penyandang disabilitas pada pelaksanaan pilkada Jakarta 2017.

Partisipasi politik para penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017 patut

diperhitungkan, sebab para penyandang disabilitas pun sama-sama memiliki peran

yang sangat penting seperti masyarakat non disabilitas lainnya, dalam mengukur

sukses atau tidaknya demokratisasi di pilkada DKI Jakarta 2017. Tanpa adanya

partisipasi politik yang aktif dari para penyandang disabilitas maka demokratisiasi

di pilkada DKI Jakarta 2017 dapat dikatakan belum berhasil.

27 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), 156.

Page 39: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

24

2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik

Bentuk-bentuk partisipasi politik masyarakat dapat diteropong melalui

aktivitas-aktivitas politiknya. Para ahli tentunya telah merumuskan berbagai

macam bentuk partisipasi politik. Dari berbagai pandangan ahli yang ada,

tentunya mereka memiliki perbedaan mendasar dalam membagi bentuk-bentuk

partisipasi politik.

Ramlan Surbakti membagi partisipasi politik menjadi dua bagian, yaitu:

a. Partisipasi aktif

Bentuk kegiatan partisipasi aktif di antaranya adalah mengusulkan suatu

kebijakan umum, mengusulkan alternatif kebijakan umum yang berbeda

dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, mengkritik dan

mengusulkan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak,

dan memilih calon pemimpin. Dengan kata lain, partisipasi aktif berarti

kegiatan yang berdasarkan pada input, proses dan output politik.

b. Partisipasi pasif

Partisipasi pasif merupakan kebalikan dari partisipasi aktif. Partisipasi

pasif berbentuk kegiatan yang menaati pemerintah, menerima, dan

melaksanakan saja setiap keputusan pemerintah. Partisipasi pasif di sini

merupakan kegiatan yang berorientasi pada proses output.28

Selanjutnya Gabriel Almond membagi bentuk partisipasi politik menjadi

dua, yaitu:

a. Partisipasi politik konvensional

28 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 142-143.

Page 40: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

25

Yang dimaksud dengan partisipasi politik konvensional yaitu suatu

bentuk partisipasi politik yang “normal” dalam demokrasi modern.

Partisipasi politik konvensional ini meliputi kegiatan pemberian hak pilih

(voting), mengadakan diskusi politik, mengikuti kampanye, membentuk

dan bergabung dalam kelompok kepentingan, serta melakukan

komunikasi dengan pejabat pemerintah dan administratif.

b. Partisipasi politik non konvensional

Bentuk partisipasi politik ini merupakan bentuk yang tidak biasa

dilakukan dalam kondisi normal, sebab partisipasi ini dapat berupa

kegiatan illegal, penuh dengan kekerasan dan revolusioner. Kegiatan

yang termasuk ke dalam ranah ini di antaranya yaitu: mengajukan

permohonan resmi kepada pemerintah, berdemonstrasi, melakukan aksi

pemogokan, melakukan tindakan kekerasan politik terhadap benda dan

manusia, serta melakukan perang gerilya dan revolusi.29

Huntington dan Nelson membagi dua bentuk partisipasi politik pada

masyarakat daerah, yaitu:

a. Partisipasi yang berbentuk otonom (bersifat mandiri)

Bentuk partisipasi politik yang otonom adalah ketika seseorang

berpartisipasi karena keinginannya sendiri atau secara suka rela. Hal

tersebut dilakukan karena adanya rasa tanggung jawab terhadap kegiatan

politik.

b. Partisipasi yang dimobilisasi (bersifat kelompok).

29 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Sistem Politik Indonesia, 290.

Page 41: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

26

Bentuk partisipasi yang dimobilisasi adalah ketika seorang individu ikut

berpartisipasi dalam kegiatan politik, namun tidak berdasarkan atas

keinginannya sendiri (tidak suka rela), tetapi karena ada permintaan dari

kelompoknya atau digerakkan oleh oknum politik langsung seperti

partai politik, para kandidat calon pemimpin, tim sukses, pejabat

pemerintah, kelompok kepentingan dan lain-lain. Oleh karenanya bentuk

partisipasi politik seperti ini disebut sebagai partisipasi yang

dimobilisasi.30

Dari berbagai macam bentuk partisipasi politik ini, dapat dilihat

bahwasanya kegiatan dalam partisipasi politik sangatlah beragam. Dari bentuk

kegiatan yang paling sederhana sampai yang kompleks, dari bentuk kegiatan yang

cenderung aktif sampai ke yang pasif, dari bentuk-bentuk yang mengutamakan

perdamaian sampai bentuk-bentuk yang melakukan tindakan kekerasan, serta dari

bentuk-bentuk yang bertindak secara sukarela sampai yang dimobilisasi. Namun

walau bagaimanapun, segala bentuk kegiatan ini termasuk dalam kategori

partisipasi politik. Setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses kebijakan, dan

partisipan terlihat untuk mempengaruhi jalannya proses tersebut agar dapat sesuai

dengan kepentingan dan aspirasinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan

bentuk partisipasi politik Samuel Huntington dan Joan M. Nelson. Partisipasi

politik penyandang disabilitas pada pilkada Jakarta 2017 tentunya ada yang

30 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 213.

Page 42: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

27

berbentuk otonom (bersifat mandiri atau secara sukarela) dan ada pula yang

dimobilisasi atau dipengaruhi oleh kelompok lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik

Partisipasi politik pada dasarnya merupakan hak setiap warga negara. Di

negara-negara yang menganut sistem demokrasi, jika semakin tinggi angka

partisipasi politik masyarakat maka hal ini dianggap sangat baik. Dalam hal ini

tingginya partisipasi masyarakat maka menunjukkan bahwa masyarakat mengikuti

dan memahami segala persoalan politik yang ada, dan ingin terjun langsung dalam

kegiatan-kegiatan tersebut. Namun sebaliknya, jika angka partisipasi politik

masyarakat cenderung rendah, maka hal ini dapat dikatakan kurang baik, sebab

menunjukkan rendahnya perhatian masyarakat terhadap masalah politik. Meski

demikian, persentase partisipasi politik masyarakat di tiap-tiap wilayah tentunya

berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kadar partisipasi politik yang juga

bervariasi.

Partisipasi politik sebagai bentuk dari suatu kegiatan, tentu didasari oleh

beberapa faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal

dari dalam diri seseorang, bahkan ada pula yang menggabungkan keduanya.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat

menurut para ahli.

Menurut Weimar, ada lima faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

partisipasi politik, yakni:

Page 43: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

28

a. Modernisasi

Modernisasi yang terjadi di berbagai aspek, berkaitan pada

komersialisasi pertanian, industrialisasi, meningkatnya laju urbanisasi,

peningkatan kualitas pendidikan, meluasnya peran media massa dan

komunikasi. Kemajuan tersebut berdampak pada peningkatan partisipasi

masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan, untuk

berpartisipasi dalam kegiatan politik.

b. Terjadinya perubahan struktur kelas esensial

Yang dimaksud di sini adalah lahirnya kelas menengah dan pekerja baru

yang semakin meluas dalam masa industrialisasi. Kemunculan mereka

tenju saja bersamaan dengan adanya tuntutan-tuntutan baru yang pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah.

c. Pengaruh kelompok intelektual dan meningkatnya komunikasi massa.

Gagasan-gagasan mengenai nasionalisme, liberalisme, dan egalitarisme

memunculkan tuntutan-tuntutan untuk berpartisipasi dalam proses

penentuan kebijakan. Komunikasi yang semakin meluas mempermudah

masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

d. Terjadinya konflik antar pemimpin politik.

Para pemimpin politik yang saling meperebutkan kekuasaan, seringkali

memperoleh kemenangan dengan cara mencari dukungan massa. Dalam

hal ini, seringkali terjadi partisipasi yang dimobilisasi.

e. Adanya keterlibatan pemerintah yang semakin meluas dalam segi sosial,

ekonomi dan kebudayaan.

Page 44: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

29

Meluasnya ruang gerak pemerintah seringkali menimbulkan tuntutan

yang terorganisasi untuk turut serta dalam mempengaruhi pengambilan

kebijakan politik. Hal seperti itu merupakan dampak dari aktivitas

pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan. 31

Ramlan Surbakti, membagi dua macam faktor-faktor yang diperkirakan

mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang, yaitu:

a. Kesadaran politik

Kesadaran politik adalah kesadaran seseorang terhadap hak dan

kewajibannya sebagai warga negara. Oleh karenanya, kesadaran politik

sangat berkaitan erat dengan pengetahuan, keinginan dan perhatian

seseorang tentang lingkungan masyarakat dan keadaan politik yang

sedang terjadi.

b. Kepercayaan terhadap pemerintah (sistem politik)

Kepercayaan terhadap pemerintah dapat diartikan sebagai penilaian

seseorang terhadap pemerintah yang sedang berkuasa. Apakah pemeritah

itu dapat dipercaya dan dapat dipengaruhi atau tidak.32

Selanjutnya menurut Nimmo, keterlibatan seseorang dalam partisipasi

politik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1. Peluang resmi, artinya ada kesempatan seseorang terlibat dalam partisipasi

karena didukung kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

2. Sumber daya sosial, artinya partisipasi ditentukan oleh kelas sosial dan

peredaan geografis. Dalam kenyataannya tidak semua orang memiliki

31 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Sistem Politik Indonesia, 323.32 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 144.

Page 45: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

30

peluang yang sama berkenaan dengan sumberdaya sosial dan sumberdaya

ekenomi untuk terlibat dalam partisipasi politik. berkaitan dengan

perbedaaan demografis, terdapat juga perbedaan partisipasi seperti usia,

jenis kelamin, suku, tempat tinggal, agama dan lain-lain.

3. Motivasi personal, artinya motif yang mendasari kegiatan berpolitik sangat

bervariasi. Motif ini bisa sengaja atau tidak disengaja, rasional atau tidak

emosional, dipahami psikologis atau sosial, diarahkan dari dalam diri

sendiri atau dari luar, dan dipikirkan atau tidak dipikirkan.33

Menurut Sherry R. Arnstein faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

partisipasi politik masyarakat terbagi menjadi empat yang di antaranya adalah:

komunikasi politik; kesadaran politik; pengetahuan masyarakat terhadap proses

pengambilan keputusan; dan kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik.34

Dari beberapa faktor yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, banyak

sekali yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan

politik. Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan teori Sherry

R. Arnstein dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

politik penyandang disabilitas.

C. Konsep Pilkada

1. Pengertian Pilkada

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepada daerah adalah pelaksanaan

kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih kepala

daerah beserta wakilnya secara langsung dan demokratis. Hal tersebut termaktub

33 Yalvema Miaz, Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru danReformasi, (Padang:UNP Press, 2012), 24.

34 Yoyoh Rohaniah dan Efriza, Sistem Politik Indonesia, 317.

Page 46: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

31

dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Kepal Daerah, Nomor 8 Tahun 2015,

Pasal 1 ayat 1.35 Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008

tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangakatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah dijelaskan bahwa pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana pelaksana kedaulatan

rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih

kepala daerah dan wakil kepala daerah.36

Menurut Cakra Arbas, pilkada merupakan kegiatan yang dilakukan di

Indonesia untuk memilih pemimpin daerah dan wakilnya secara langsung oleh

penduduk daerah setempat yang telah memenuhi syarat.37 Sedangkan menurut

Siswanto Sunarno, pilkada merupakan pesta rakyat untuk memilih kepala daerah

beserta wakilnya dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik atau

secara independen dan yang telah memenuhi persyaratan.38

Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan

bahwasanya pilkada adalah sebuah mekanisme politik, untuk merotasi

kepemimpinan di daerah dan untuk mengartikulasikan aspirasi serta kepentingan

masyarakat daerah, dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum kepala

35 Lihat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati danWalikota.

36 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pemilihan, PengesahanPengangakatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

37 Cakra Arbas, Jalan Terjal Calon Independen Pada Pemilukada di Provinsi Aceh,(Jakarta: Sofmedia, 2012), 31.

38 Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2006), 131.

Page 47: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

32

daerah. Masyarakat berhak dan berkewajiban untuk memilih satu pasangan calon

kepala daerah beserta wakilnya, secara langsung dan demokratis. Adapun kepala

daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud di sini adalah gubernur beserta

wakilnya untuk memimpin di daerah provinsi, bupati beserta wakilnya untuk

memimpin di daerah kabupaten, dan walikota beserta wakilnya untuk memimpin

di daerah kota.

Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk meneliti pilkada DKI Jakarta

tahun 2017. Di mana pilkada yang digelar adalah untuk memilih calon gubernur

dan wakil gubernur yang akan memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu lima

tahun ke depan.

2. Fungsi dan Tujuan Pilkada

Fungsi dan tujuan pilkada dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,

terbagi menjadi tiga poin utama, yaitu:

a. Memilih pemimpin daerah yang sesuai dengan keinginan masyarakat,

sehingga kepala daerah yang terpilih nantinya, diharapkan dapat

memenuhi dan mewujudkan keinginan masyarakat daerah tersebut.

b. Melalui penyelenggaraan pemilihan kepala daerah ini diharapkan

masyarakat daerah memilih pemimpin dengan didasarkan pada misi, visi,

program serta kualitas dan integritas calon kepala daerah. Sebab dengan

dilaksanakannya pemilihan tersebut akan menentukan sejauh mana

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Page 48: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

33

c. Pemilihan kepala daerah menjadi sebuah sarana pertanggungjawaban yang

sekaligus menjadi sebuah sarana untuk mengevaluasi dan mengontrol

seorang kepala daerah dan kekuatan politik yang menopangnya.39

Melalui penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, masyarakat diharapkan

dapat memutuskan apakah akan memperpanjang atau menghentikan mandat

seorang kepala daerah, dan juga apakah organisasi politik penopang masih dapat

dipercaya atau tidak. Oleh karena itu, sebagai bagian dari pemilihan umum, maka

pemilihan kepala daerah harus diselenggarakan secara demokratis sehingga betul-

betul dapat memenuhi peran dan fungsi tersebut. Pelanggaran dan kelemahan

yang dapat menyesatkan nilai-nilai demokrasi dalam penyelenggaraan pemilihan

kepala daerah harus diperbaiki dan dicegah semaksimal mungkin.40

Tujuan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tentunya adalah agar

masyarakat daerah dapat memilih pemimpin kepala daerah secara langsung dan

demokratis. Penyelenggaraan pemilihan tersebut secara otomatis membuka ruang

untuk masyarakat agar ikut serta dalam berbagai aktivitas politik di tingkat

daerah. Oleh karenanya, pelaksanaan pilkada adalah rangka untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk melaksanakan hak dan kewajibannya.

Selain itu tujuan lain dari penyelenggaraan pilkada adalah untuk merotasi

kepemimpinan yang lama dan digantikan dengan kepemimpinan yang baru

sebagai produk dari pelaksanaan pilkada itu sendiri. Pemimpin yang telah dipilih

secara langsung oleh masyarakat diharapkan lebih akuntabel dan lebih

berorientasi pada kepentingan rakyat. Sehingga mereka dapat memenuhi hak-hak

39 Janedri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, (Jakarta: Kontpress, 2012), 85.40 Janedri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, 85.

Page 49: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

34

masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah daerah akan dapat diawasi secara langsung dan dapat dipertanggung

jawabkan kepada masyarakat, karena masyarakat terlibat secara langsung dalam

penyelenggaraan pemerintah melalui proses pemilihan kepala daerah.

3. Pelaksanaan Pilkada

Pada prakteknya, proses pelaksanaan pilkada dilaksanakan oleh KPUD,

berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dasar hukum

pelaksanaan pemilihan kepala daerah ini telah diatur dalam Undang-Undang

tentang Pemerintahan Daerah, Nomor 32 Tahun 2004, Pasal 57 ayat 1 yang

menyebutkan bahwa pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

diselenggarakan oleh KPUD yang bertanggung jawab kepada DPRD; lalu pada

ayat 2 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, KPUD menyampaikan

laporan penyelenggaraan pilkada kepada DPRD; dan pada ayat 3 disebutkan

bahwasanya dalam mengawasi penyelenggaraan pilkada, dibentuk panitia

pengawas pilkada yang keanggotaannya terdiri atas unsur kepolisian, kejaksaan,

perguruan tinggi, pers, dan tokoh masyarakat.41

Selain Pasal 57 yang telah diuraikan di atas, dasar hukum penyelenggaraan

pilkada pun terdapat pada pasal 65 ayat 1 yang menyebutkan bahwasanya pilkada

diselenggarakan melalui masa persiapan dan tahap pelaksanaan; lalu pada ayat 2

disebutkan bahwa dalam masa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya

masa jabatan; b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya

41 Lihat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 50: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

35

masa jabatan kepala daerah; c. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan

tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah; d.

Pembentukan Panitia Pengawas, PKK, PPS dan KPPS; e. Pemberitahuan dan

pendaftaran pemantau; dalam ayat 3 dijelaskan bahwa tahap pelaksanaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penetapan daftar pemilih; b.

Pendaftaran dan Penetapan calon kepala daerah/wakil kepala daerah; c.

Kampanye; d. Pemungutan suara; e. Penghitungan suara; dan f. Penetapan

pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih, pengesahan dan

pelantikan; dan pada ayat 4 dijelaskan pula tentang tata cara pelaksanaan masa

persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tahap pelaksanaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur KPUD dengan berpedoman pada

Peraturan Pemerintah.42

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pemilu juga mengatur

tentang penyelenggaraan pemilihan umum di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Dalam Pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum Provinsi,

selanjutnya disebut KPU Provinsi adalah penyelenggara pemilu yang bertugas

melaksanakan pemilu di provinsi. Selanjutnya pada ayat 8 dijelaskan bahwa

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU

Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan

pemilu di kabupaten/kota. Berdasarkan pada peraturan dalam Undang-Undang

tersebut sangat jelas bahwasanya praktek pilkada provinsi (gubernur dan wakil

gubernur) yang notabene-nya dilaksanakan di provinsi merupakan tugas yang

42 Lihat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 51: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

36

diselenggarakan oleh KPU Provinsi. Sedangkan pilkada kabupaten/kota

diselenggarakan oleh KPU Kabupaten/Kota.43

Selain Undang-Undang, pelaksanaan pilkada pun telah di atur dalam

Peraturan KPU dan surat edaran KPU. Jadi dalam proses pelaksanaan pilkada,

pelaksanaannya tergantung pada Undang-Undang dan Peraturan yang telah dibuat

oleh KPU.

43 Lihat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 52: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

37

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYANDANG

DISABILITAS SERTA PENYELENGGARAAN PILKADA DKI

JAKARTA TAHUN 2017

A. Gambaran Umum tentang KPU DKI Jakarta dan PPUA Penca

1. KPU DKI Jakarta

Komisi Pemilihan Umum adalah nama lembaga negara yang

menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang

tentang Penyelenggara Pemilu, Nomor 15 Tahun 2011, Pasal 1 ayat 6 dijelaskan

bahwasanya Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU adalah

lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri yang

bertugas melaksanakan pemilu.44

Dalam penelitian ini, KPU yang dimaksud adalah KPU Provinsi DKI

Jakarta. KPU Provinsi bertugas melaksanakan pemilu di wilayah provinsi. KPU

Provinsi dibentuk berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

pasal 3 tentang wilayah kerja KPU, pasal 4 ayat 2 tentang kedudukan KPU

Provinsi serta pasal 6 tentang jumlah anggota KPU Provinsi dan tidak mengubah

pembagian tugas, fungsi, wewenang dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal dan

mekanisme pemilu DPR, DPD, DPRD, presiden dan wakil presiden, serta kepala

daerah dan wakil kepala daerah. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU berpedoman

pada asas mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggara pemilu,

44 Lihat Undnag-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 53: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

38

kepentingan umum, dan keterbukaan.45 Beranjak dari keputusan No 16 Tahun

1999 dan dengan diundangkannya Undang-Undang penyelenggara pemilihan

umum, maka terbentuklah Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang di dalamnya

meliputi KPU Provinsi DKI Jakarta. Adapun struktur organisasi KPU Provinsi

DKI Jakarta, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar III.A.1Struktur Organisasi KPU Provinsi DKI Jakarta

Sumber: KPU Provinsi DKI Jakarta

45 Lihat Undang-Undang tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Nomor 15 Tahun 2011.

Sub Bagian SDM

Sandi Sutra Raharja

Sub BagianProgram dan DataAndi Setyo Pranata

Ketua

Sumarno

AngggotaKomisionerMoch. Sidik

AngggotaKomisioner

Betty Epsilon Idroos

AngggotaKomisioner

Dahliah Umar

AngggotaKomisionerM. Fadillah

Sekretaris

Martin Nurhusin

Bagian Program, DataOrganisasi dan SDM

Suharyono

Bagian Keuangan, Umumdan Logistik

Saono

Bagian Hukum, Teknisdan HupmasBinsar Siagian

Sub BagianKeuangan

Farida

Sub Bagian Umumdan Logistik

Rivan

Sub Bagian Teknisdan HupmasM. Douglas A.

Ondang

Sub BagianHukum

Hangga Pramaditya

Page 54: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

39

a. Visi dan misi KPU Provinsi DKI Jakarta yakni:

1) Visi

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan

Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

demi tercapainya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Misi

a) Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan

Pemilihan Umum.

b) Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota DPR, DPD,

DPRD, presiden dan wakil presiden serta kepala daerah dan wakil kepala

daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel,

edukatif dan beradab.

c) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,

efisien dan efektif.

d) Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil

dan setara serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e) Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam

Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang

demokratis.46

46 Diakses dari website KPU Jakarta pada 20 Mei 2017, tersedia di http://kpujakarta.go.id/

Page 55: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

40

b. Tugas dan Wewenang KPU Provinsi DKI Jakarta

Dalam Undang-Undang tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pasal 9

ayat 3, dijelaskan bahwa tugas dan kewenangan KPU Provinsi dalam

penyelenggaraan pemilihan gubernur di antaranya adalah merencanakan program,

anggaran dan jadwal pemilihan gubernur; menyusun dan menetapkan tata kerja

KPU serta pedoman teknis penyelenggaraan pemilihan gubernur; menerima daftar

pemilih dari KPU Kabupaten/Kota; memutakhirkan data pemilih; menetapkan

calon gubernur; mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara; membuat

berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

menetapkan dan mengumumkan hasil pemilihan gubernur; mengumumkan calon

gubernur terpilih dan membuat berita acaranya; menindaklanjuti rekomendasi

Bawaslu provinsi atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilihan;

melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat; melakukan evaluasi dan membuat

laporan penyelenggaraan pemilihan gubernur serta menyampaikan laporan

tersebut kepada DPR, Presiden, Gubernur dan DPRD Provinsi; dan melaksanakan

tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU dan/ atau peraturan

perundang-undangan.47

c. Jumlah Keanggotaan KPU

Jumlah keanggotaan KPU Provinsi DKI Jakarta di atur dalam Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pasal 6

ayat 1-7. Pada ayat 1 disebutkan jumlah anggota KPU Provinsi sebanyak lima

orang; selanjutnya pada ayat 2 disebutkan bahwa keanggotaan KPU Provinsi

47 Lihat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 56: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

41

terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota; pada ayat 3 disebutkan

bahwa ketua KPU Provinsi dipilih dari dan oleh anggota; pada ayat 4 dijelaskan

bahwasanya setiap anggota KPU Provinsi mempunyai hak suara yang sama; lalu

pada ayat 5 disebutkan pula komposisi keanggotaan KPU Provinsi

memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%; pada ayat 6

dijelaskan tentang masa keanggotaan KPU Provinsi yaitu selama lima tahun

terhitung sejak pengucapan janji; dan pada ayat 7 disebutkan bahwa sebelum

berakhirnya masa keanggotaan KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 6,

calon anggota KPU Provinsi yang baru harus sudah diajukan dengan

memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.48

2. PPUA Penca

a. Profil PPUA Penca

Terbentuknya PPUA Penca 2004 didorong oleh rasa keprihatinan atas

kurangnya kesetaraan dalam menemukan hak berpolitik bagi kelompok pemilih

penyandang disabilitas. Keprihatinan tersebut dilandasi fakta riil bawha pemilu

yang telah berlangsung selama ini tidak adil dan diskriminasi khususnya bagi

kelompok pemilih penyandang disabilitas. Hal ini terlihat dalam berbagai kasus

sebagai contoh: untuk pemilih penyandang disabilitas netra mereka didampingi

oleh panitia pemilihan umum, bukan orang yang ditentukan oleh penyandang

disabilitas itu sendiri, dan tidak adanya sangsi hukum bagi tidak terlaksananya

azaz rahasia, di samping semakin memperbesar peluang untuk merekayasa dan

memanipulasi suara oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Bagi kelompok

48 Lihat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Page 57: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

42

penyandang disabilitas pengguna kursi roda, kelompok ini dalam pemilu 2004

sama sekali tidak dapat secara langsung mempergunakan hak suaranya karena

tidak tersedianya bilik suara yang akses bagi pemilih berkursi roda.

Kondisi tersebut adalah sebagian dari perlakuan diskriminasi dan kondisi ini

diperburuk lagi dengan kebijakan dan produk undang-udnang yang berkaitan

dengan pemenuhan hak berpolitik yang membatasi hak-hak penyandang

disabilitas untuk dipilih. Hal-hal ini mengemuka secara tajam dalam seminar

demokratisasi politik melalui sistem pemilu yang diselenggarakan oleh Panitia

HIPENCA pada 3 desember 2001 yang bekerjasama dengan CETRO yang

bertempat di Hotel Sahid Jaya Jakarta.

Seminar ini ditindak lanjuti dengan pertemuan-pertemuan organisasi

penyandang cacat tingkat nasional yakni PPCI, HWPCI, Pertuni, FKPCTI, dan

Gerkatin untuk membicarakan kemungkinan dibentuknya suatu lembaga advokasi

pemilu akses. Selanjutnya dari seminar ini kemudian disepakati dan dibentuklah

organisasi “PPUA penca” pada 22 April 2002. Organisasi ini dibentuk dengan

tujuan untuk mengadvokasi hak-hak politik penyandang cacat dalam pemilu 2004

khususnya bagi penyediaan sarana dan prasarana yang aksesibel bagi pemilih

penyandang disabilitas. 49 Adapun susunan penasihat dan dewan pengurus PPUA

Penca dapat dilihat pada gambar berikut ini:

49 Diakses dari website PPUA Penca pada 20 Mei 2017, tersedia di http://ppuapenca.org/.

Page 58: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

43

Gambar III.B.1Susunan Penasihat dan Dewan Pengurus PPUA Penca

Jabatan Nama Organisasi

Penasihat

H. Siswadi, MBA Persatuan Penyandang CacatIndonesia

Otje Soedioto, SH -

Hadar NafisGumay

Centre for Electoral Reform

J. Kristiadi CSIS

DR. SaharudinDaming

Komisioner HAM

DewanPengurus:

Ketua Umum Dra. H. Ariani Pusat Pemilihan Umum AksesPenyandang Cacat

Ketua I Heppy Sebayang,SH

Persatuan Penyandang CacatIndonesia

Ketua II Drs. Harpalis Alwi Pusat Pemilihan Umum AksesPenyandang Cacat

SekretarisUmum

Made AdiGunawan, S.IP.

M.Si.

Persatuan Penyandang CacatIndonesia

Sekretaris I Kasih Ani, SH Persatuan Tuna Netra IndonesiaSekretaris II Ridwan Sumantri Federasi Kesejahteraan Penyandang

Cacat Tubuh IndonesiaBendahara

UmumMaulani A.

Rotinsulu, BAFederasi Kesejahteraan Penyandang

Cacat Tubuh Indonesia

WakilBendahara

Umum

Rina Prasarani Himpunan Wanita PenyandangCacat Indonesia

KetuaDepartemen

Advokasi

Nahroni Affandy Persatuan Tuna Netra Indonesia

SekretarisDepartemen

Advokasi

Mahretta Maha, SH Persatuan Penyandang CacatIndonesia

Page 59: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

44

KetuaDepartemenKomunikasi

Maisi A.W Persatuan Tuna Netra Indonesia

SekertarisDepartemenKomunikasi

EndangPurwaningsih

Ikatan Sindrom Down

KetuaDepartemen

PengembanganOragnisasi

Welly Ferdinandus Himpunan Wanita PenyandangCacat Indonesia

SekertarisDepartemen

PengembalanganOrganisasi

Syamsuddin Sar Persatuan Penyandang CacatIndonesia

KetuaDepartemenPendidikan

Politik

Mahmud Fasa Federasi Kesejahteraan PenyandangCacat Tubuh Indonesia

SekertarisDepartemenPendidikan

Politik

Drg. Juniati Effendi Gerakan Kesejahteraan Tuna RunguIndonesia.

Sumber: PPUA Penca

b. Visi, Misi dan Tujuan PPUA Penca

Adapun visi, misi dan tujuan dari PPUA Penca yaitu:

1) Visi

Terselenggaranya pemilihan umum yang aksesibel dan non diskriminatif

sehingga menjamin penyandang cacat dapat secara langsung, bebas, rahasia dan

mandiri menyalurkan aspirasi politiknya.

2) Misi

a) Adanya kesamaan hak dan kesetaraan perlakuan bagi penyandang cacat

dalam menyampaikan hak bepolitik untuk memilih dan dipilih.

Page 60: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

45

b) Tercapainya kesadaran dan pemahaman serta realisasi pengambil

kebijakan akan pentingnya perlindungan dan pemenuhan HAM bagi

penyandang cacat.

c) Terwujudnya produk undang-undang dan kebijakan lain bidang politik dan

hukum yang memberikan peluang bagi terpenuhinya kesamaan hak antara

penyandang cacat dan non penyandang cacat.

d) Terwujudnya pemilu yang akses untuk penyandang cacat.

3) Tujuan

Mewujudkan aspirasi hak-hak politik peyandang cacat dalam pemilu agar

lebih terjamin dan terlindungi, atas dasar kesetaraan dan kesamaan hak dalam

menyalurkan hak untuk dipilih dan hak untuk memilih secara mandiri, langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur, adil, aksesibel dan non diskriminasi.50

B. Pengertian tentang Penyandang Disabilitas

Setiap penyandang disabilitas pada hakikatnya membutuhkan kondisi sosial,

kultural, dan politik di mana mereka dapat berpartisipasi dalam kehidupan dan

kegiatan sehari-hari. Di masa lalu, penyandang disabilitas dipandang sebagai

pasien yang memiliki kebutuhan medis, atau sebagai penerima amal dan layanan

sosial. Namun, pergerakan hak-hak penyandang disabilitas internasional telah

mengubah pemahaman atas disabilitas, dengan mengedepankan pendekatan

berdasarkan hak azasi manusia, yang bertujuan untuk memberdayakan para

penyandang disabilitas. Istilah disabilitas saat ini mengacu kepada orang yang

memiliki disabilitas fisik, psikososial, intelektual, atau panca indera jangka

50 Diakses dari website PPUA Penca pada 20 Mei 2017, tersedia di http://ppuapenca.org/.

Page 61: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

46

panjang yang menghadapi tantangan terkait lingkungan dan sikap sehingga

menghambat partisipasi mereka secara penuh dan efektif di masyarakat dalam

basis yang setara dengan orang tanpa disabilitas.51

Secara umum, masyarakat Indonesia menyebut penyandang disabilitas

sebagai “penyandang cacat”, kemudian secara resmi diganti menjadi “penyandang

disabilitas” setelah Indonesia meratifikasi CRPD PBB melalui UU No 19 tahun

2011. Istilah baru “penyandang disabilitas” tidak memiliki makna yang sama

dengan istilah Bahasa Inggris “persons with disabilities”, karena istilah

“penyandang disabilitas” secara eksplisit berfokus pada disabilitas seseorang alih-

alih kemampuan yang mereka miliki. Komunitas disabilitas di Indonesia sering

menggunakan istilah “difabel” yang artinya adalah orang-orang yang memiliki

kemampuan berbeda ata “differently able” untuk mendorong hak setara

penyandang disabilitas dalam kerangka pembangunan.52

Pengertian penyandang disabilitas berbeda-beda dari satu negara ke negara

lainnya. Adapun pengertian disabilitas berdasarkan pada pasal 1 Konvensi PBB

tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas dalam CRPD yaitu penyandang

disabilitas mencakupi mereka yang memiliki penderitaan fisik, mental, intelektual,

atau sensorik dalam jangka waktu lama di mana interaksi dengan berbagai

hambatan dapat menyulitkan partisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat

berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya.53

51 AGENDA, Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Indonesia, (Jakarta: AGENDA,2015), 25-30.

52 AGENDA, Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Indonesia, 30.53 Lihat Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

Page 62: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

47

Selanjutnya pengertian penyandang disabilitas berdasarkan Undang-

Undang tentang Penyandang Disabilitas, Nomor 8 Tahun 2016, Pasal 1,

menyebutkan bahwa setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, mental,

intelektual dan/ atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi

dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan

hak.54

Adapun definisi lain tentang disabilitas yang dikemukakan oleh para ahli, di

antaranya yaitu Vans dan Wright, yang juga dikutip oleh Ayi Haryani dan Enung

Huripah. Menurut Vans kata disabilitas mengarah pada adanya kekurangan secara

fisiologis, anatomis ataupun psikologis yang disebabkan karena luka, kecelekaan

maupun cacat sejak lahir dan cenderung menetap. Sedangkan menurut Wright

disabilitas merupakan kondisi yang tidak lengkap, baik secara fisik maupun

mental.55

1. Jenis-jenis Penyandang Disabilitas

Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, Pasal 4 ayat 1

disebutkan bahwa “Ragam penyandang disabilitas meliputi penyandang

disabilitas fisik; penyandang disabilitas intelektual; penyandang disabilitas

mental, dan/atau penyandang disabilitas sensorik”. Selanjutnya pada ayat 2

dijelaskan bahwa “Ragam penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu lama

54 Lihat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.55 Ayi Haryani dan Enung Huripah, “Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas Netra dalam

Pemilihan Umum Tahun 2014 di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung”, 94.

Page 63: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

48

yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan”.

Adapun penjelasan mengenai ragam penyandang disabilitas tersebut yakni:

a. Disabilitas Fisik

Disabilitas fisik merupakan gangguan pada tubuh yang membatasi fungsi

salah satu anggota badan bahkan lebih atau membatasi kemampuan

motorik seseorang. Jenis disabilitas ini meliputi empat macam, yaitu:

1) Tuna daksa (kelainan tubuh) yaitu seseorang yang memiliki gangguan

gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur

tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan (kehilangan

organ tubuh), polio dan lumpuh.

2) Tuna netra (kelainan indera penglihatan) yaitu seseorang yang

memiliki hambatan dalam penglihatan. Tuna netra dapat

diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan

low vision.

3) Tuna rungu (kelainan pendengaran) yaitu di mana seseorang memiliki

hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen,

karena memiliki hambatan dalam pendengaran seseorang yang

menderita tuna rungu memiliki hambatan juga dalam berbicara.

4) Tuna wicara (kelainan bicara) yaitu suatu kondisi di mana seseorang

yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui

bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh

orang lain. Tuna wicara ini dapat bersifat fungsional di mana

Page 64: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

49

kemungkinan disebabkan karena ketunarunguan. dan organik yang

memang disebabkan karena danya ketidakmampuan organ bicara

maupun adanya gangguan pada organ motoric yang berkaitan dengan

bicara.56

b. Disabilitas Intelektual

Disabilitas intelektual merupakan suatu pengertian yang sangat luas

mencakup berbagai kekurangan intelektual yang juga dapat meliputi

disabilitas mental. Sebagai contohnya yaitu ketika seseorang mengalami

ketidakmampuan dalam belajar. Jenis disabilitas seperti ini bisa muncul

pada seseorang dengan usia berapapun.57

c. Disabilitas Mental

Yaitu kelainan mental dan atau tingkah laku baik bawaan maupun akibat

dari suatu penyakit. Jenis disabilitas mental ini terbagi dalam empat

macam yang meliputi: 1). retardasi mental, 2) gangguan psikiatrik

fungsional, 3). alkoholisme, 4). gangguan mental organik dan epilepsi.58

d. Disabilitas Sensorik

Disabilitas sensorik merupakan gangguan yang terjadi pada salah satu

indera. Istilah ini biasanya digunakan terutama pada penyandang

56 Nur Kholis Raefani, Panduan Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Imperium,2013), 17.

57 Nissa Nurul Fathia, “Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas dalam Pemilihan KepalaDaerah Kota Bandar Lampung Tahun 2015”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,(Universitas Bandar Lampung, 2016) 28.

58 Argyo Demartoto, Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel, (Surakarta:Sebelas Maret University Press.,2005), 11.

Page 65: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

50

disabilitas yang mengacu pada gangguan pendengaran, penglihatan dan

indera lainnya yang juga bisa terganggu.59

Berdasarkan pada pemaparan di atas tentang jenis-jenis penyandang

disabilitas yang meliputi disabilitas fisik, mental, intelektual dan sensorik, maka

dalam penelitian ini untuk lebih spesifiknya penyandang disabilitas yang

dimaksud oleh penulis adalah penyandang disabilitas dengan jenis disabilitas fisik

seperti tuna daksa, tuna netra, tuna rungu, serta tuna wicara.

C. Keikutsertaan Penyandang Disabilitas Pada Pilkada Jakarta 2017

Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi bagian dari 101 gelaran pilkada serentak

di berbagai wilayah di Indonesia. Euforia pilkada Jakarta kali ini dapat dirasakan

oleh seluruh elemen masyarakat Jakarta termasuk para penyandang disabilitas.

Para penyandang disabilitas sangat antusias mengikuti pelaksanaan pilkada untuk

memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Antusiasme pemilih disabilitas

pada pelaksanaan pilkada kali ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penyandang

disabilitas yang telah menggunakan hak pilihnya pada saat hari pemungutan suara

berlangsung. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah pemilih disabilitas yang

telah terdaftar dalam dalam pemilih tetap dan yang telah menggunakan hak

pilihnya pada gelaran pilkada DKI Jakarta putaran pertama dan kedua.

59 Nissa Nurul Fathia, “Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas dalam Pemilihan KepalaDaerah Kota Bandar Lampung Tahun 2015”, 28.

Page 66: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

51

Tabel III.C.1.Data Pemilih Disabilitas Pada Pilkada Jakarta 2017 Putaran Pertama

No. Kota Jumlah PemilihDisabilitas

Jumlah Pemilih Disabilitasyang Menggunakan Hak

Pilih1 Jakarta Pusat 993 9242 Jakarta Utara 956 9053 Kabupaten

Kepulauan Seribu42 38

4 Jakarta Timur 1.568 1.5225 Jakarta Selatan 1.322 1.0926 Jakarta Barat 2.859 970

Jumlah 7.740 5.451Sumber: KPU DKI Jakarta

Tabel III.C.2.Data Pemilih Disabilitas Pada Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua

No. Kota Jumlah PemilihDisabilitas

Jumlah Pemilih Disabilitasyang Menggunakan Hak

Pilih1 Jakarta Pusat 1.008 9452 Jakarta Utara 1.084 1.0413 Kabupaten

Kepulauan Seribu70 63

4 Jakarta Timur 1.484 1.4165 Jakarta Selatan 1.338 1.2886 Jakarta Barat 2.584 1.138

Jumlah 7.568 5.891Sumber: KPU DKI Jakarta

Dari kedua tabel di atas, dapat diketahui bahwasanya pada pilkada DKI

putaran pertama ada 7.740 pemilih disabilitas yang telah terdaftar sebagai pemilih

tetap, namun yang menggunakan hak pilihnya hanya 5.451 pemilih disabilitas.

Masih ada 2.289 pemilih disabilitas yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Sedangkan pada pilkada DKI putaran kedua, data pemilih disabilitas mengalami

perubahan dari 7.740 pemilih disabilitas, menjadi 7.568 dan yang menggunakan

hak pilihnya ada 5.891 pemilih disabilitas. Pada putaran kedua masih ada 1.677

pemilih disabilitas yang tidak menggunakan hak pilihnya. Tingkat partisipasi

Page 67: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

52

politik pemilih disabilitas pada pilkada putaran pertama mencapai 70,43%.

Sedangkan pada pilkada putaran kedua angka partisipasinya naik menjadi

77,84%.60

Adapun tingkat tinggi rendahnya partisipasi politik penyandang disabilitas

di berbagai kota di daerah Jakarta dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar III.C.1Tingkat Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Pilkada Jakarta 2017

Sumber: KPU DKI Jakarta

Berdasarkan gambar tersebut, kita dapat melihat seberapa besar tingkat

partisipasi para penyandang disabilitas dari berbagai kota di Jakarta. Tingkat

partisipasi tersebut cendurung meningkat pada saat pilkada putaran kedua.

Penyandang disabilitas yang memberikan hak pilihnya pada saat pilkada tentu

didasari oleh tingkat kesadaran politik yang sangat tinggi. Meski mereka

seringkali menghadapi berbagai hambatan dan tantangan serta sering kali

didiskriminasi saat memberikan hak pilihnya, akan tetapi mereka tetap antusias

untuk memberikan hak pilihnya pada saat pilkada 2017 kali ini. Memberikan hak

60 Amir A Gofur dan Nurul Agustina, ed., Data dan Infografik Pilkada DKI Jakarta 2017,23.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Jakarta BaratJakarta Pusat JakartaSelatan

JakartaTimur

Jakarta Utara KepulauanSeribu

Pilkada Putaran Pertama Pilkada Putaran Kedua

Page 68: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

53

pilih pada saat pemilihan umum merupakan hak dan kewajiban seluruh warga

negara Indonesia. Penyandang disabilitas yang menggunakan hak pilihnya pada

saat pelaksanaan pilkada Jakarta tentunya terdorong oleh keyakinan bahwa

melalui pilkada ini, para penyandang disabilitas dapat menyalurkan aspirasi

mereka atau sekurang-kurangnya mereka bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah

dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dibuat nantinya akan lebih berpihak

kepada mereka.

Page 69: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

54

BAB IV

PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA SERTA

RELEVANSI DENGAN PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK

PENYANDANG DISABILITAS PADA PILKADA JAKARTA 2017

A. Peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam Meningkatkan Partisipasi

Pemilih Disabilitas Pada Pilkada Jakarta 2017

Pemilihan kepala daerah sejatinya menjadi sebuah sarana atau wadah untuk

menampung aspirasi dan kepentingan masyarakat melalui penyeleksian calon

kepala daerah. Sejak pemerintah membuat kebijakan untuk menyelenggarakan

pilkada secara langsung, maka hal ini menjadi kesempatan politik yang baik untuk

seluruh masyarakat daerah sebagai sebuah sarana menuju demokratisasi. Dengan

diberlakukannya pilkada secara langsung, maka dalam gelaran pilkada Jakarta

2017 ini, seluruh elemen masyarakat berkesempatan untuk ikut telibat dalam

setiap tahap pelaksanaan pilkada, tak terkecuali untuk para penyandang

disabilitas, sebab mereka pun mempunyai hak politik yang sama seperti masyakat

non disabilitas lainnya. Mengingat hak politik merupakan hak seluruh warga

negara Indonesia, maka tak pantas jika ada pihak lain yang mengesampingkan

hak-hak politik para penyandang disabilitas. Sebab hak politik para penyandang

disabilitas pun telah dilindungi oleh berbagai regulasi baik dari dalam maupun

luar negeri.

Di pilkada Jakarta sebelumnya, hak politik para penyandang disabilitas

masih terabaikan, maka dari itu perlu adanya peran dan upaya dari pihak

penyelenggara pilkada utamanya KPU Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan

Page 70: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

55

hak politik para penyandang disabilitas ini, terpenuhi di pilkada Jakarta 2017.

Selain hak politik yang harus dipenuhi, aksesibilitas para penyandang disabilitas

di pilkada pun harus turut diperhatikan, sebab hal ini akan berpengaruh pada

tingkat partisipasi politik para penyandang disabilitas itu sendiri. KPU Provinsi

DKI Jakarta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan

partisipasi politik para penyandang disabilitas, karena partisipasi politik

merupakan salah satu indikator untuk menilai sukses atau tidaknya demokratisasi

di pilkada Jakarta.

Menurut Soerjono Soekanto, bahwasanya peran dapat diartikan sebagai

suatu aspek dinamis yang dapat berbentuk tindakan atau perilaku yang dilakukan

oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu jabatan dan melaksanakan

hak-hak serta kewajibannya sesuai dengan kedudukannya tersebut.61

Sebagaimana penjelasan Soekanto di atas, maka dalam hal ini peran KPU Provinsi

DKI Jakarta yang meliputi pelaksanaan tugas, wewenang, hak dan kewajibannya

dalam penyelenggaraan pilkada Jakarta 2017 adalah menjalankan apa yang telah

diamanatkan oleh Undang-Undang. Hal ini sejalan dengan perkataan Komisioner

KPU Provinsi DKI Jakarta, Betty Epsilon Idross, menurutnya:

Oh ya tentu saja peran kami sebagai penyelenggara perhelatan pemilutermasuk juga pilkada, tentu saja mengeksekusi di lapangan apa yangtelah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011tentang Penyelenggaraan Pemilu dan peraturan yang mengaturdibawahnya yaitu PKPU dan surat edaran KPU.62

61 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 242.62 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKI

Jakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

Page 71: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

56

Adapun terkait dengan pemarapan Komisioner KPU Jakarta di atas, maka

peran KPU Provinsi DKI Jakarta yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu di antaranya yaitu:

1. Mengadakan sosialisasi pilkada Jakarta 2017 kepada para penyandang

disabilitas

Sosialisasi menjadi salah satu bentuk dari peran yang dilakukan oleh KPU

Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas pada

pilkada Jakarta 2017. Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff bahwasanya

sosialisasi politik sebagai suatu proses di mana individu atau kelompok bisa

mengenali sistem politik yang kemudian individu atau kelompok tersebut akan

menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap keadaan-keadaan politik

yang sedang terjadi.63 Melalui proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh KPU

DKI Jakarta kepada para penyandang disabilitas ternyata penyandang disabilitas

menunjukkan reaksi yang sangat positif terhadap keadaan politik yang ada.

Keadaan politik dalam hal ini dimaknai dengan pelaksanaan pilkada Jakarta 2017.

Dalam melakukan sosialisasi kepada para penyandang disabilitas, KPU

Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PPUA Penca dan relawan demokrasi

khusus penyandang disabilitas untuk sama-sama memberikan pendidikan politik

kepada para penyandang disabilitas agar para penyandang disabilitas

mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai pentingnya mengikuti pilkada

Jakarta 2017. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ketua Umum PPUA

Penca, Ariani Soekanwo:

63 Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik, 167.

Page 72: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

57

KPU Jakarta itu bekerjasama dengan PPUA Penca dan relawandemokrasi dalam melakukan sosialisasi ke para penyandangdisabilitas. Setiap mengadakan sosialiasasi, KPU mengundang PPUAPenca atau relawan demokrasi untuk membantu KPU memberikanpendidikan politik kepada para pemilih disabilitas. Sosialisasi yangdiadakan KPU tidak hanya melibatkan para penyandang disabilitassecara perorangan, tetapi juga melibatkan komunitas-komunitasdisabilitas yang sudah ada seperti Pertuni, Gerkatin, FKPCTI, danjuga SLB-SLB yang ada di Jakarta. Dengan mengundang komunitas-komunitas ini maka akan lebih memudahkan KPU untuk menjangkaupemilih disabilitas, dan massa yang datang untuk mengikuti sosialisasipun juga lebih banyak. Oleh karena itu langkah KPU ini patutdiapresiasi. Jadi tidak salah, jika penyandang disabilitas akhirnyasangat antusias untuk bisa menyalurkan hak pilihnya sehinggapartisipasi penyandang disabilitas meningkat di pilkada kali ini.64

Dalam hal ini KPU DKI Jakarta menjadi salah satu agen sosialisasi dari

lembaga pemerintah yang dapat kita lihat juga sebagai komunikator dalam proses

sosialisasi untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan sistem-sistem politik

yang ada. Sehingga KPU DKI Jakarta dalam proses sosialisasi turut melakukan

komunikasi politik dengan menstransmisikan perihal pilkada kepada para

penyandang disabilitas di Jakarta.

Bila dikorelasikan dengan teori Sherry R. Arnstein mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik seseorang yang salah satunya

adalah komunikasi politik, maka dalam penelitian ini jelas terlihat bagaimana

komunikasi yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta melalui sosialisasi politik

menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat partisipasi politik

penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017. Sebab seperti yang kita ketahui

bahwa proses sosialisasi politik dan partisipasi politik itu bergantung pada

komunikasi politiknya. Semakin bagus komunikasi politik yang dilakukan oleh

64 Wawancara langsung dengan Ariani Soekanwo (Ketua Umum PPUA Penca) Jakarta, 14September 2017.

Page 73: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

58

KPU DKI Jakarta kepada para penyandang disabilitas pada saat melakukan

sosialisasi, maka akan semakin bagus pula tingkat partisipasi politik penyandang

disabilitas di pilkada Jakarta.

Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta terhadap

penyandang disabilitas tentunya sekaligus memberikan pendidikan politik untuk

para pemilih disabilitas sehingga sosialisasi yang dilakukan tentunya

meningkatkan kesadaran politik para penyandang disabilitas. Kesadaran politik

para penyandang disabilitas akan mempengaruhi tingkat partisipasi politik

mereka. Seperti teori Sherry R. Arnstein bahwasanya faktor yang mempengaruhi

tingkat partisipasi seseorang selain komunikasi politik adalah kesadaran politik.

Dalam rangka upaya meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas, selain

mengadakan sosialisasi secara langsung, KPU DKI Jakarta pun telah melakukan

sosialisasi melalui poster, spanduk, baliho, dan iklan di media elektronik juga

media cetak. Adapun bahan-bahan sosialisasi KPU DKI Jakarta tersebut dapat

dilihat pada pada gambar berikut ini:

Gambar IV.A.1Bahan Sosialisasi Pilkada Jakarta

Sumber: KPU Provinsi DKI Jakarta

Adapun bahan sosialiasi pilkada Jakarta yang lain dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 74: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

59

Sosialisasi politik yang dilakukan secara intensif kepada para penyandang

disabilitas, mampu meningkatkan partisipasi para penyandang disabilitas di

bandingkan dengan pilkada Jakarta 2012 lalu. Hal ini diperkuat dengan

pernyataan Komisioner KPU DKI Jakarta, yang mengatakan “Partisipasi

masyarakat Jakarta di pilkada 2017, itu tertinggi sepanjang sejarah paska

reformasi. Jadi tentu saja berimbas kepada pemilih termasuk pemilih disabilitas”.

Lalu lanjut Komisioner KPU DKI Jakarta, faktor signifikan yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta adalah:

Pertama karena kami sosialisasi itu sampai menyeluruh, jadi pastiakan menjaring disabilitas, itu pasti. Yang kedua ketika kamimelakukan kegiatan sosialiasasi tentu kami harus menyiapkan bahanuntuk sosialisasinya. Misalnya kami bawa bahan sosialiasasi tentangvisi misi pasangan calon yang template braille, kami bagikan untukmereka yang bisa baca braille. Kalau tidak kami visualisasikanmelalui audio, dibicarakan kepada mereka bahwa ada calon ini gitu,silahkan bapak dan ibu kenali mereka. Atau kalau bapak ibu tidakterdaftar dalam daftar pemilih, apa yang bapak ibu harus lakukan,kami selalu sosialisasikan seperti itu. Jadi bentuk-bentuk kerjasama itujuga tadi melibatkan relawan demokrasi. Relawan demokrasi kami ituada dari kelompok disabilitas, untuk apa? Sebagai corongnya kamiuntuk mudah masuk ke mereka, bicara untuk menggunakan hakpilihnya di pilkada.65

2. Melakukan Pemutakhiran Data Pemilih Disabilitas

Sebagaimana diketahui bahwa pada pilkada Jakarta 2012 lalu, tidak ada data

mengenai tingkat partisipasi penyandang disabilitas, dikarenakan KPU Provinsi

DKI Jakarta tidak melakukan pendataan pemilih disabilitas berdasarkan jenis

disabilitasnya. Hal ini terbukti dari perkataan Komisioner KPU DKI Jakarta, Betty

Epsilon Idroos, yang mengatakan “Di pilkada tahun 2012 itu tidak ada data

65 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

Page 75: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

60

disabilitas, data disabilitas itu ada sejak pileg dan pilpres tahun 2014. Jadi, di

pilkada 2012 tidak ada pembagian pemilih berdasarkan jenis disabilitas”.66

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di pilkada Jakarta 2012 rupanya

menjadi pembelajaran penting untuk KPU Provinsi DKI Jakarta untuk terus

meningkatkan peranan KPU Provinsi DKI Jakarta. Di pilkada Jakarta kali ini

KPU Provinsi DKI Jakarta lebih memusatkan perhatian mereka kepada para

penyandang disabilitas, sehingga mereka melakukan pendataan pemilih disabilitas

dengan menyediakan kolom khusus untuk pemilih disabilitas. Hal ini dilakukan

agar pemilih disabilitas dapat terlayani dengan baik oleh petugas KPPS. Hal ini

selaras dengan pernyataan Komisioner KPU DKI Jakarta, Betty Epsilon, yang

mengatakan:

Sejak kami melakukan pendataan pemilih, kami itu punya form diujung kolom paling kanan, apakah yang bersangkutan itu disabilitasatau tidak, disabilitasnya jenis apa? tuna netra, tuna rungu, tunawicara, tuna mental atau tuna apa itu ada jenis-jenisnya. Kalau kitapunya data kan enak. Misal yang tuna netra, berapa orang nih yangtuna netra? nah kenapa harus ada data? karena kan harus disediakantemplate surat suaranya atau nanti kami harus membimtek petugaskpps kami, untuk bagaimana melayani yang tuna netra, bagaimanamelayani yang tuna rungu, bagaimana melayani yang tuna wicara,bagaimana melayani yang tuna daksa. Makanya kita butuh datanyauntuk bisa melayani mereka semua.67

66 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

67 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

Page 76: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

61

B. Upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dalam Meningkatkan Partisipasi

Politik Penyandang Disabilitas Pada Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017

Penyandang disabilitas tentunya mempunyai andil yang cukup besar dalam

mengukur sukses atau tidaknya pelaksanaan pilkada Jakarta 2017. Mengingat

bahwa hak politik para penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2012 lalu masih

dikesampingkan, maka tak heran jika para lembaga penyelenggara pilkada

utamanya KPU Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk meningkatkan kualitas

pelayanan mereka untuk memenuhi hak-hak para penyandang disabilitas. Hal ini

dilakukan agar para penyandang disabilitas dapat berpartisipasi secara penuh pada

pelaksanaan pilkada kali ini. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh KPU DKI

Jakarta dalam meningkatkan partisipasi para penyandang disabilitas pada pilkada

Jakarta 2017 di antaranya yaitu:

1. Menyediakan aksesibilitas untuk para pemilih disabilitas

Aksesibilitas di sini dapat diartikan sebagai layanan atau kemudahan yang

disediakan untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas. Medapatkan

aksesibilitas dalam pilkada merupakan bagian hak politik dari para penyandang

disabilitas. Pemenuhan aksesibilitas terhadap penyandang disabilitas dimaksudkan

untuk menjamin hak pilih mereka dapat terpenuhi pada setiap tahapan pemilihan.

Sebab penyandang disabilitas seringkali mendapatkan hambatan dalam

menyalurkan aspirasinya dikarenakan kurang aksesnya sarana dan prasarana pada

saat hari pemungutan suara berlangsung. Untuk mewujudkan pilkada Jakarta 2017

yang aksesibel untuk para penyandang disabilitas, maka dibutuhkan peran dan

upaya dari pihak penyelenggara untuk memberikan aksesibilitas tersebut. Selain

Page 77: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

62

itu, dibutuhkan pula regulasi yang mengatur mengenai pilkada akses yang

memenuhi prinsip-prinsip aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

menyediakan aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas di pilkada Jakarta

2017. Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pilkada Jakarta 2017 ramah

untuk para pemilih disabilitas sehingga tidak menghilangkan hak-hak para

penyandang disabilitas untuk berpartisipasi penuh dalam gelaran pilkada Jakarta

2017. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta tersebut

antara lain adalah:

a. Menyediakan braille template (alat bantu coblos) untuk penyandang

disabilitas netra. Di pilkada Jakarta sebelumnya alat bantu coblos ini

tidak disediakan di pilkada putaran pertama, dan disediakan di pilkada

putaran kedua setelah KPU Provinsi DKI Jakarta mendapatkan teguran

dari berbagai organisasi penyandang disabilitas.

b. KPU Provinsi DKI Jakarta membuat regulasi mengenai TPS akses yang

harus dibuat oleh para petugas TPS pada hari pemungutan suara. Jika di

pilkada sebelumnya lokasi TPS kurang akses untuk para penyandang

disabilitas, maka lain halnya pada pelaksanaan pilkada kali ini. Di

pilkada 2017 ini lokasi TPS untuk penyandang disabilitas sudah jauh

lebih akses untuk para penyandang disabilitas di bandingkan dengan

pilkada sebelumnya.

Page 78: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

63

c. KPU Provinsi DKI Jakarta mengatur mengenai pendampingan untuk

para penyandang disabilitas pada saat menggunakan hak suaranya, agar

hak suara mereka tetap terjamin kerahasiaannya.

d. KPU Provinsi DKI Jakarta juga menyediakan interpreter (penerjemah

bahasa isyarat) pada saat debat kampanye cagub dan cawagub DKI

Jakarta 2017 yang ditayangkan di TV. Adanya interpreter di debat

pilkada ini tidak lain adalah untuk memfasilitasi para penyandang

disabilitas rungu untuk mendapatkan informasi mengenai visi dan misi

cagub dan cawagub DKI Jakarta 2017.

Segala upaya yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

memberikan aksesibilitas tersebut tidak lain untuk memudahkan para penyandang

disabilitas menggunakan hak suaranya pada pilkada Jakarta 2017 ini. Menurut

Elih, salah seorang pemilih disabilitas yang turut memberikan hak suaranya pada

saat pilkada Jakarta 2017, bahwasanya:

Di pilkada kemarin ini sudah jauh lebih baik sih ya, kalau kemarinkebetulan kan kita di satu tempat, kebetulan saya di panti bina daksa,dan itu sudah difasilitasi dengan lumayan ramah, kalau di tempat lainsaya kurang tau ya kalau untuk perorangan, karena itu kan sudah dikolektif ya, semua pengguna kursi roda dan penduduk sekitar di satuspot itu, jadi sudah lumayan akses untuk pengguna kursi roda.Sekarang bilik suaranya juga sudah disejajarin sama pengguna kursiroda, terus kotak suaranya juga sudah pendek ya, jadi memudahkanpengguna kursi roda untuk memasukkan surat suara ke kotak suaraitu, beda banget sama pilkada yang sebelumnya, jadi pas kita maumasukin surat suara, kotak suaranya harus di miringin dulu samapetugas KPPSnya.68

68 Wawancara langsung dengan Elih (pemilih disabilitas), Jakarta, 04 April 2018.

Page 79: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

64

Hal senada juga disampaikan oleh April Syar salah seorang penyandang

disabilitas. Berikut ini penuturannya mengenai aksesibilitas di pilkada Jakarta

2017:

Masih berproses kalau sempurna sih belum, tapi kalau mendekatiaksesibel yang semakin sempurna iya, karena kalau dibandingkandengan tahun-tahun atau periode-periode sebelumnya itu memangaksesibilitas untuk penyandang disabilitas itu memang belum seberapasignifikan, tapi mulai 2017 kemarin pilkada akses (TPS akses) itusudah mulai disuarakan baik di KPU RI, KPU Provinsi DKI Jakarta,ataupun di KPU Kota itu sudah sampai ke PPK, termasuk ke tingkatTPS-TPS itu sudah memperhatikan aksesibilitas untuk penyandangdisabilitas dalam memilih. Walaupun ada beberapa yang belum,karena disebabkan oleh beberapa situasi dan kondisi yang memangterkadang berubah, seperti cuaca, lingkungan, termasuk juga kualitasatau keberadaan SDMnya juga yang mempengaruhi aksesibilitas diTPS-TPS itu. Di lokasi saya milih juga sudah akses, sudah lumayanya. Pengalaman tahun kemaren memang beragam informasi tentangsituasi TPS itu memang tidak sama, ada yang memang bagus bangetada yang tidak bagus dan tidak akses sama sekali.69

Dari pernyataan Elih dan April Syar di atas dapat kita ketahui bahwasanya

ada kemajuan dari peran dan upaya KPU DKI Jakarta, dalam menyelenggarakan

pilkada akses untuk para penyandang disabilitas. Jika dibandingkan dengan

pilkada tahun sebelumnya, maka di pilkada kali ini terlihat sangat jelas bagaimana

KPU DKI Jakarta benar-benar melakukan peranannya dengan baik dalam

menyediakan aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas. Contoh aksesibilitas

lokasi TPS dan alat bantu coblos (braille template) yang dimaksud di atas dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

69 Wawancara langsung dengan April Syar, (pemilih disabilitas yang sekaligus menjadirelawan demokrasi), Jakarta, 04 April 2018.

Page 80: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

65

Gambar IV.B.1Aksesibilitas Lokasi TPS

Sumber: PPUA Penca

Gambar IV.B.2Alat Bantu Coblos (Braille Template)

Sumber: PPUA Penca

Adapun contoh aksesibilitas lokasi TPS lainnya dapat di lihat pada lampiran 2.

2. Melakukan rekrutmen relawan demokrasi untuk para penyandang

disabilitas

Pembentukkan relawan demokrasi bertujuan untuk meningkatkan partisipasi

dan kualitas pemilih disabilitas dalam menggunakan hak pilihnya. Pembentukkan

relawan demokrasi ini melibatkan peran serta dari para penyandang disabilitas

Page 81: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

66

yang aktif terkait isu-isu disabilitas di mana mereka nantinya akan memberikan

pendidikan politik bagi komunitasnya. Relawan demokrasi di sini menjadi rekan

KPU DKI Jakarta dalam melakukan sosialiasasi dan pendidikan pemilih untuk

para penyandang disabilitas.

Pembentukkan relawan demokrasi sebenarnya didasari oleh partisipasi

pemilih disabilitas yang cenderung rendah. Oleh sebab itu dalam upaya

meningkatkan partisipasi politik pemilih disabilitas, KPU DKI Jakarta

mengadakan pengrekrutan untuk relawan demokrasi. Selain sebagai mitra untuk

meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas, relawan demokrasi pun

menjadi jembatan penghubung untuk para penyandang disabilitas yang tidak

mampu dijangkau secara keseluruhan oleh KPU DKI Jakarta. Seperti yang telah

dipaparkan oleh Betty sebelumnya mengenai relawan demokrasi, bahwasanya

relawan demokrasi sebagai corong dari KPU DKI Jakarta untuk mudahkan KPU

DKI Jakarta berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas agar mereka mau

untuk menggunakan hak pilihnya di pilkada Jakarta.70 April Syar yang juga turut

menjadi relawan demokrasi di pilkada Jakarta 2017, mengatakan:

Di pilkada 2017 kemarin saya terlibat di relawan demokrasi untukDKI Jakarta, waktu itu yang melantik KPU DKI Jakarta. Jadi saya disamping sebagai pemilih juga sebagai relawan demokrasi yangmemberikan pendidikan politik untuk pemilih disabilitas, dan sayajuga ikut mensosialisasikan hak-hak disabilitas dalam memilih. Waktuitu saya ga sendiri banget sih, tapi ditemani sama relawan-relawanpenyandang disabilitas yang lain, dan kami juga waktu itu difasilitasisama KPU DKI.71

70 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

71 Wawancara langsung dengan April Syar (pemilih disabilitas yang sekaligus menjadirelawan demokrasi), Jakarta, 04 April 2018.

Page 82: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

67

Merujuk pada pemaparan Komisioner KPU DKI sebelumnya, dan yang

kemudian dipertegas pula oleh pernyataan April Syar di atas, bahwasanya dengan

adanya pembentukkan relawan demokrasi maka diharapkan mereka dapat

menggerakkan dan meningkatkan kesadaran politik para penyandang disabilitas

terhadap pentingnya memberikan suara di pelaksanaan pilkada. Sehingga

partisipasi pemilih disabilitas di pilkada Jakarta 2017 dapat meningkat

dibandingkan dengan pilkada tahun-tahun sebelumnya.

Pemaparan penulis di atas mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh

KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan partisipasi politik penyandang

disabilitas dipertegas pula oleh pemaparan Komisioner KPU DKI Jakarta secara

langsung, mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh KPU DKI Jakarta

dalam meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta

2017:

Pertama dari semua kegiatan sosialisasi yang kami lakukan, kamiselalu mengutamakan kelompok disabilitas se DKI Jakarta, jadi kamikerjasama dengan panti sosial, kami bekerjasama dengan kelompok-kelompok komunitas disabilitas, dan itu sosialiasasi untuk mengajakmereka mau menggunakan hak pilihnya di hari H. lalu yang keduakami juga melakukan rekrutmen relawan demokrasi juga untukkelompok disabilitas itu se kota di DKI Jakarta punya perwakilan.Dan yang ketiga tentu ketika kami melayani mereka di hari H itu kanada standard operasional prosedurnya, bagaimana kami melayanipemilih yang tuna netra, sekalipun tuna netra tidak semua tuna netraitu bisa membaca huruf braille, sekalipun dia bisa baca dia kan harusdidampingi, katakan ketika dia butuh pendampingan kamimenyiapkan form C3. C3 itu adalah surat pendampingan termasukbagi disabilitas yang ingin didampingi ketika menggunakan hakpilihnya. Lalu yang ke empat kami juga mengukur pintu masuk keTPS minimum 1 m, untuk apa ? untuk memudahkan mereka yangmenggunakan kursi roda. Atau tinggi meja untuk naro kotak suratsuara, itu tidak boleh di atas 80 cm, untuk apa ? supaya mereka yang

Page 83: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

68

menggunakan kursi roda dapat memasukkan surat suara mereka secaramandiri. Itu semua ada SOP nya.72

Adapun form C3 untuk pendampingan pemilih disabilitas yang dimaksud

oleh Komisioner KPU DKI Jakarta di atas, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar IV.B.3Form C3 untuk Pendampingan Pemilih

Sumber: KPU Provinsi DKI Jakarta

C. Keberhasilan Peranan dan Upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dalam

Meningkatkan Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Pilkada

Jakarta 2017

Meriahnya pesta rakyat Jakarta pada pelaksanaan pilkada kali ini, tentunya

tidak bisa dilepaskan dari peran KPU DKI Jakarta sebagai lembaga penyelenggara

pilkada di Jakarta, yang terus bekerja keras untuk mensukseskan penyelenggaraan

72 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

Page 84: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

69

pilkada Jakarta 2017. Tanpa adanya peran dan upaya yang signifikan dari KPU

Jakarta, tentunya pelaksanaan pilkada di Jakarta tidak akan dapat diselenggarakan

dengan sukses dan lancar. KPU Provinsi DKI Jakarta tidak hanya sukses dan

berhasil dalam menyelenggarakan pilkada Jakarta 2017 saja. Akan tetapi, KPU

Provinsi DKI Jakarta juga mampu meningkatkan partisipasi politik masyarakat

Jakarta secara keseluruhan yang tentunya berimbas pula pada partisipasi politik

penyandang disabilitas. Hal ini didukung dengan adanya data pembanding antara

tingkat partisipasi politik masyarakat Jakarta di pilkada Jakarta sebelumnya yakni

di tahun 2012 lalu dengan tingkat partisipasi politik masyarakat Jakarta di pilkada

Jakarta 2017. Tingkat partisipasi politik masyarakat Jakarta tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Gambar IV.C.1.Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Jakarta

Pada Pilkada Jakarta tahun 2012 dan 2017

Sumber: KPU DKI Jakarta

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwasanya tingkat partisipasi politik

masyarakat Jakarta di pilkada Jakarta 2012 lalu mencapai angka 65% pada

putaran pertama dan 68% pada putaran kedua. Lalu pada pilkada Jakarta 2017

angka partisipasi meningkat menjadi 75,75% pada putaran pertama dan 77,08%

55%

60%

65%

70%

75%

80%

Pilkada Tahun 2012 Pilada Tahun 2017

Putaran Pertama

Putaran Kedua

Page 85: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

70

pada putaran kedua.73 Sedangkan untuk tingkat partisipasi politik penyandang

disabilitas di pilkada Jakarta 2017 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar IV.C.2.Tingkat Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas Di Pilkada Jakarta 2017

Sumber: KPU DKI Jakarta

Dari gambar di atas dapat dilihat, bahwasanya tingkat partisipasi politik

penyandang disabilitas cukup tinggi di pilkada Jakarta 2017. Bahkan di pilkada

putaran kedua tingkat partisipasi penyandang disabilitas melonjak cukup tajam.

Berdasarkan kedua gambar di atas, jelas terlihat bagaimana kenaikan tingkat

partisipasi politik masyarakat Jakarta jika dibandingkan dengan pilkada tahun

sebelumnya. Namun amat disayangkan tidak ada data untuk tingkat partisipasi

pemilih disabilitas di pilkada Jakarta 2012 lalu. Hal ini disebabkan karena KPU

Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan pendataan pemilih disabilitas di pilkada

Jakarta sebelumnya. Hal ini pun di pertegas dengan pernyataan Komisioner KPU

DKI Jakarta, Betty Epsilon, “Di pilkada tahun 2012 itu tidak ada data disabilitas,

data disabilitas itu ada sejak pileg dan pilpres tahun 2014. Jadi, di pilkada 2012

tidak ada pembagian pemilih berdasarkan jenis disabilitas”.74

73 Amir A Gofur dan Nurul Agustina, ed., Data dan Infografik Pilkada DKI Jakarta 2017,24.

74 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

65%

70%

75%

80%

Putaran Pertama Putaran Kedua

Page 86: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

71

Keberhasilan peran dan upaya KPU Provinsi DKI Jakarta dibuktikan pula

dengan adanya beberapa pemaparan yang dipaparkan oleh beberapa narasumber

disabilitas, pertama ada pemaparan dari Ketua Umum PPUA Penca, Ariani

Soekanwo, menurutnya:

Peran KPU sudah berhasil sih ya, tapi untuk aksesibilitas TPSnyabelum berhasil sepenuhnya. Sedangkan untuk yang lain-lain sepertimeningkatkan partisipasi penyandang disabilitas itu sudah bagus.Peraturan dari KPU juga sudah akses untuk penyandang disabilitasakan tetapi implementasi memang menjadi suatu persoalan tersendiri.Tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Jadi upaya-upaya dariKPU dalam memenuhi hak-hak politik penyandang disabilitas itusudah ada, namun implementasi mengenai TPS akses itu masih belumsepenuhnya terealisasi.75

Lalu menurut April Syar:

Kalau dibilang berhasil itu kan ada tingkatannya, jadi kalau berhasilitu kan sudah sempurna ya, tapi perannya itu sudah mendekatiberhasil. Jadi kalau dipresentasikan secara nilai itu kan cukup bagus,bagus, sangat bagus, kalau sangat bagus sih belum, kalau cukup baguskayanya masih kebangetan karena memang pilkada DKI 2017 inisudah mulai akses. Jadi peran KPUnya itu bagus lah. Walaupunmemang masih banyak lagi yang harus disempurnakan.76

Selanjutnya menurut Elih “Peran KPU belum sepenuhnya berhasil sih ya, tapi

saya rasa di pilkada kemarin ini sudah jauh lebih baik ya dibandingkan yang

sebelumnya”.77

Dari ketiga pernyataan di atas jelas telihat bahwasanya peranan dan upaya

yang telah dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta pada pilkada Jakarta 2017

sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pilkada 2012 lalu.

75 Wawancara langsung dengan Ariani Soekanwo (Ketua Umum PPUA Penca), Jakarta, 14September 2017.

76 Wawancara langsung dengan April Syar (pemilih disabilitas yang sekaligus menjadirelawan demokrasi), Jakarta, 04 April 2018.

77 Wawancara langsung dengan Elih (pemilih disabilitas), Jakarta, 04 April 2018.

Page 87: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

72

D. Tantangan dan Kendala KPU Provinsi DKI Jakarta dalam Meningkatkan

Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas

Meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas tentunya tidaklah mudah.

untuk KPU DKI Jakarta. Ada banyak persoalan yang harus dihadapi dan ditangani

oleh KPU DKI Jakarta untuk dapat meningkatkan partisipasi penyandang

disabilitas. Berikut ini adalah tantangan dan kendala KPU DKI Jakarta dalam

meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas:

1. Sulitnya menjangkau keberadaan para pemilih disabilitas

Penyandang disabilitas termasuk dalam kategori pemilih rentan, yang

seringkali keberadaannya sulit di jangkau oleh KPU Provinsi DKI Jakarta. Hal ini

disebabkan lantaran keberadaan para penyandang disabilitas yang seringkali

masih disembunyikan oleh pihak keluarga mereka. Komisioner KPU DKI Jakarta

mengatakan:

Dalam meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas kitaterkendala di lapangan, karena banyak sekali warga itu yang tidak maumenyatakan bahwa ada anggota keluarganya yang disabilitas, karenamungkin merasa malu atau karena mungkin apa, padahal kebutuhankami adalah melayani para penyandang disabilitas itu berdasarkandata yang kami miliki. Jadi sekali lagi dalam meningkatkan partisipasipenyandang disabilitas itu ada faktor-faktor yang tidak dapat kitatutup mata ya. Tidak semua keluarga berani menyatakan bahwa adaanggota keluarganya yang disabilitas, dan kita kan ga bisa maksaketika kita coklit gitu, ketika kita turun ke lapangan, ditanya ada gakeluarga ibu yang disabilitas? jawabannya oh ga ada, padahalsebetulnya ada, dan kami sih berupaya sepenuh yang kami bisa.Ketika kami membimtek petugas kami di tingkat bawah, kami ituselalu mengimbau dan mengingatkan petugas kami untuk melayanipemilih disabilitas dengan baik. Jadi usaha-usaha itu selalu kamilakukan termasuk menggandeng PPUA Penca.78

78 Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKIJakarta), Jakarta, 22 Maret 2018.

Page 88: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

73

2. Faktor cuaca dan lingkungan

Lokasi TPS dalam pelaksanaan pilkada seharusnya didesain seakses

mungkin untuk memudahkan para penyandang disabilitas menyalurkan hak

politiknya dengan baik. Meski KPU Provinsi DKI Jakarta telah menginstruksikan

untuk membagun TPS yang ramah (aksesibel) untuk para penyandang disabilitas,

namun ternyata masih terdapat beberapa lokasi TPS yang tidak akses bagi para

penyandang disabilitas. Menurut April Syar, lokasi TPS yang tidak akses

disebabkan karena:

Sebetulnya lokasi TPS yang tidak akses bukan karena sepenuhnyakesalahan KPU. Bukan juga karena petugas TPS kurang memahamimengenai TPS akses, tapi ada faktor-faktor alam yang mempengaruhiseperti cuaca. Contohnya TPS itu kan harus di bangun di tempat ataudi lapangan, yang pertama pintu masuknya tidak berundak-berundak,yang kedua tidak berbatu-batu, yang ketiga ukuran pintu TPS minimal1 m kecilnya, dengan ketinggian kotak suara 80 cm. Bukan hanya darisekedar si pembuat TPS, tapi memang dari kondisi cuaca, lingkungan,itu mempengaruhi. Sehingga dari situ timbullah ragam permasalahankeberadaaan TPS. Ada yang memang seharusnya TPS dibangun dilapangan tapi karena kondisinya sedang hujan deras dan lapangannyajadi becek jadi lokasi TPS nya dipindahkan ke gedung-gedungsekolahan yang bertangg-tangga, atau yang memang seharusnya dibangun di lapangan karena di tempat itu tidak ada lapangan jadiTPSnya di bangun di jalan raya sempit, atau bisa juga karena memanglingkungannya padat penduduk, sehingga lokasi TPSnya kanankirinya got. Jadi hal-hal seperti itu seringkali terjadi karena memangada faktor yang tidak bisa di hindari, dan seandainya pun terpaksa dihindari yang akan berbicara nantinya anggaran, dan kita tidakmenyalahkan itu. Oke kita bangun secara profesional di tempat yangsangat signifikan tapi nanti yang bicaranya dana, uang tendanya mana,uang ini nya mana, uang itunya mana, gitu kan nanti pastinya. Okekita akan meratakan tanah buat lokasi TPS yang akses, lalu nanti biayanya mana? Apalagi ini kan hari pemungutan suara itu cuman sehari.79

79 Wawancara langsung dengan April Syar (pemilih disabilitas yang sekaligus menjadirelawan demokrasi), Jakarta, 04 April 2018.

Page 89: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

74

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwasanya dari

kendala pertama mengenai kesalahan pihak keluarga saat para petugas melakukan

pendataan, maka hal itu akan menimbulkan masalah baru terhadap aksesibilitas

para penyandang disabilitas pada saat hari pemungutan suara berlangsung.

Pendataan yang tidak akurat akan mempengaruhi pelayanan untuk para

penyandang disabilitas. Seperti contoh kurangnya ketersediaan Braille Template

untuk penyandang disabilitas netra.

Selanjutnya mengenai kendala yang kedua, kita tidak bisa menyalahkan

KPU secara serta merta karena tidak aksesnya lokasi TPS untuk para penyandang

disabilitas, sebab memang kendala yang kedua ini dikarenakan beberapa faktor

yang sama sekali tidak bisa dihindari oleh siapapun. Lokasi TPS yang tidak akses

ini akan berdampak pada tingkat partisipasi pemilih disabilitas. Jika lokasi

TPSnya tidak akses, pemilih disbailitas tentunya tidak mau memberikan hak

suaranya pada hari H. Sebab mereka menganggap tidak ada yang mengakomodir

kepentingan mereka, dan tidak ada yang memperhatikan mereka.

Page 90: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan partisipasi politik

penyandang disabilitas adalah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan

tertib seperti yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

tentang Penyelenggara Pemilihan Umum yang di antaranya yakni: (1) Melakukan

sosialisasi politik kepada para penyandang disabilitas; dan (2) memutakhirkan

data pemilih disabilitas.

Upaya yang dilakukan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan

partisipasi politik penyandang disabilitas di antaranya yaitu: (1) Menyediakan

aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas yang meliputi penyediaan alat

bantu coblos (braille template) untuk penyandang disabilitas netra; membuat

regulasi mengenai TPS akses untuk penyandang disabilitas; mengatur

pendampingan untuk para penyandang disabilitas pada saat menggunakan hak

suaranya; menyediakan interpreter (penerjemah bahasa isyarat) pada saat debat

kampanye cagub dan cawagub DKI Jakarta 2017 yang ditayangkan di TV; dan (2)

Mengadakan rekrutmen relawan demokrasi yang bertujuan untuk membantu KPU

DKI Jakarta dalam meningkatkan kesadaran politik para penyandang disabilitas.

Adapun tantangan dan kendala yang dihadapi oleh KPU Provinsi DKI

Jakarta dalam meningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas di

antaranya yaitu: (1) Masih banyaknya warga masyarakat yang menyembunyikan

anggota keluarganya yang disabilitas, sehingga berakibat pada pendataan yang

Page 91: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

76

salah dan pelayanan yang kurang maksimal untuk para peyandang disabilitas; dan

(2) faktor cuaca dan lingkungan yang menjadi hambatan tidak aksesnya lokasi

TPS untuk para penyandang disabilitas.

Merujuk pada pernyataan beberapa narasumber pemilih disabilitas, dan

Ketua Umum PPUA Penca bahwasanya peran dan upaya yang dilakukan oleh

KPU Provinsi DKI Jakarta dalam rangka meningkatkan partisipasi politik

penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017 sudah jauh lebih baik

dibandingkan dengan pilkada-pilkada sebelumnya. Sehingga partisipasi politik

penyandang disabilitas meningkat cukup tajam pada pelaksanaan pilkada Jakarta

2017. Dengan demikian, maka peran KPU DKI Jakarta berpengaruh terhadap

meningkatnya partisipasi politik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017.

B. Saran

Untuk KPU Provinsi DKI Jakarta, agar partisipasi politik para penyandang

disabilitas di pilkada-pilkada selanjutnya lebih meningkat, maka KPU sebagai

pihak penyelenggara harus terus melakukan evaluasi hasil pilkada sebelumnya.

Dengan demikian KPU akan mengetahui kekurangan apa saja yang harus di

perbaiki di pilkada selanjutnya. Selain itu KPU pun harus terus melakukan

koordinasi dengan LSM-LSM disabilitas, agar dapat mengetahui apa saja yang

dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas, yang belum terpenuhi di pilkada

Jakarta 2017 ini. Melalui hal ini KPU akan mengetahui hal apa yang harus

dilakukan untuk penyelenggaraan pilkada selanjutnya.

Selain itu, KPU juga harus lebih serius dalam melakukan pendataan

terhadap para penyandang disabilitas, agar data yang diperoleh dapat menujukkan

Page 92: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

77

jumlah penyandang disabilitas yang akurat sehingga nantinya para penyandang

disabilitas dapat dilayani dengan baik oleh para petugas di TPS. KPU juga harus

membimtek para petugas KPPS dengan benar agar mereka paham bagaimana cara

melayani para penyandang disabilitas saat hari pemungutan suara berlangsung.

Hal yang terpenting untuk KPU adalah bagaimana KPU terus memberikan

pendidikan politik untuk para pemilih disabilitas dengan cara melakukan

sosialisasi politik, sebab jika kesadaran pemilih itu tinggi maka partisipasi mereka

juga akan tinggi.

Page 93: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

AGENDA. Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Indonesia. Jakarta:AGENDA, 2015.

Arbas, Cakra. Jalan Terjal Calon Independen Pada Pemilukada di Provinsi Aceh.Jakarta: Sofmedia, 2012.

Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Bagong, Suyanto. dan Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.Jakarta: Kencana, 2004.

Budiardjo, Miriam. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 1998.

Demartoto, Argyo. Menyibak Sensitivitas Gender dalam Keluarga Difabel.Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2005.

Efriza. Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alphabeta. 2012.

Gaffar, Janedri M. Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Kontpress, 2012.

Gofur, Amir A dan Nurul Agustina, ed. Data dan Infografik Pilkada DKI Jakarta2017. Jakarta: KPU Provinsi DKI Jakarta, 2017.

Heryanto, Gun Gun. Media Komunikasi Politik:Relasi Kuasa Media di PanggungPolitik. Yogyakarta: IRCiSoD, 2018.

Maran, Rafael Raga. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2007.

Miaz, Yalvema. Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa OrdeBaru dan Reformasi. Padang: UNP Press, 2012.

Mufti, dan Ahmad Syamsir. Pembangunan Politik. Bandung: CV Pustaka Setia,2016.

Muladi. Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan Implkasinya Dalam PerspektifHukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama, 2005.

Nogi S. Tangkilisan, Hessel. Manajemen Publik. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia, 2005.

Page 94: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xvi

Prihatmoko, Joko J. Mendemokratiskan Pemilu: Dari Sistem Sampai ElemenTeknis. Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan PengabdianMasyarakat Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2008.

Raefani, Nur Kholis. Panduan Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta:Imperium, 2013.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:Prenadamedia Group, 2015.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: CV. Alfa Beta, 2010.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress,2014.

Sunarno, Siswanto. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: SinarGrafika, 2006.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia WidiasaranaIndonesia. 1999.

Zuhro, R. Siti, dkk. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-NilaiBudaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan danBali. Yogyakarta: Ombak, 2009.

Jurnal

Afifuddin, M. “Memastikan Hak Penyandang Disabilitas di Pilkada DKI Jakarta.”Jurnal Bawaslu DKI Jakarta (November 2016): 83-96.

Haryani, Ayi dan Enung Huripah. “Partisipasi Politik Penyandang DisabilitasNetra dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 di Panti Sosial Bina NetraWyata Guna Bandung.” Jurnal Agregasi, Vol.2, No.1, (2014):89-104.

Skripsi

Fathia, Nissa Nurul. “Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas dalam PemilihanKepala Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2015.” Skripsi S1 FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bandar Lampung, 2016.

Page 95: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xvii

Produk Hukum

Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2008 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangakatan, dan Pemberhentian Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati danWalikota.

Wawancara

Wawancara langsung dengan Betty Epsilon Idroos (Komisioner KPU ProvinsiDKI Jakarta) Jakarta, 22 Maret 2018.

Wawancara langsung dengan Ariani Soekanwo (Ketua Umum PPUA Penca),Jakarta, 14 September 2017.

Wawancara langsung dengan Elih (Pemilih Disabilitas), Jakarta, 04 April 2018.

Wawancara langsung dengan April Syar (Pemilih Disabilitas yang juga menjadiRelawan Demokrasi), Jakarta, 04 April 2018.

Internet

.. “Visi Misi PPUA Penca.” tersedia di http://ppuapenca.org/profil/visi-misi/; Internet; di akses pada Kamis, 20 Mei 2017.

Asril, Sabrina. “Hak Politik Penyandang Disabilitas yang Dibungkam.”Kompas.com, Selasa 30 Juli 2013 [berita on-line]; tersedia dihttps://www.kompas.com/; Internet; diakses pada 28 Februari 2017.

KPU Provinsi DKI Jakarta, “Visi Misi KPU Provinsi DKI Jakarta.” tersedia dihttp://www.kpujakarta.go.id/visimisi/; Internet; diakses pada 20 Mei 2017

PPUA Penca. “Profil PPUA Penca.” tersedia di http://ppuapenca.org/profil/;Internet; di akses pada Kamis, 20 Mei 2017.

LAMPIRAN

Page 96: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xviii

Lampiran 1 Bahan Sosialisasi Pilkada Jakarta 2017

Sumber: KPU Provinsi DKI Jakarta

Page 97: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xix

Sumber: KPU Provinsi DKI Jakarta

Page 98: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

xx

Lampiran 2 Contoh Lokasi TPS Akses untuk Penyandang Disabilitas

Sumber: PPUA Penca

Page 99: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

21

Lampiran 3

Wawancara dengan Betty Epsilon

Idroos (Komisioner KPU Provinsi DKI

Jakarta).

Penulis: Sebagai pihak penyelenggara pemilihan umum, tentunya KPU DKIJakarta harus berperan aktif dalam penyelenggaraan pilkada Jakarta 2017, laluperan seperti apa yang telah dilakukan KPU DKI Jakarta pada pilkada kali ini?

Narasumber: Oh ya tentu saja peran kami sebagai penyelenggara perhelatanpemilu termasuk juga pilkada, tentu saja mengeksekusi di lapangan apa yang telahdiamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentangPenyelenggaraan Pemilu dan peraturan yang mengatur dibawahnya yaitu PKPUdan surat edaran KPU.

Penulis: KPU DKI Jakarta harus memastikan hak politik masyarakat Jakartaterpenuhi pada saat pelaksanaan pilkada Jakarta 2017, termasuk juga hak-hak parapenyandang disabilitas yang memang membutuhkan perhatian khusus dari KPUDKI Jakarta, peranan seperti apa yang diemban KPU DKI Jakarta dalammenjamin hak politik pemilih disabilitas terpenuhi pada pilkada Jakarta 2017?

Narasumber: Jadi hak politik itu kan ditandai dengan 1. Pemilih itu terdaftardalam daftar pemilih, 2. Pemilih itu dapat menggunakan hak pilih. Sesuai denganketentuan yang berlaku di negara kita. Nah definisi pemilih itu di UU jelas, usia17 tahun ke atas dan atau sudah menikah, nah tidak ada urusan bahwa dia itudisabilitas atau tidak, kecuali dalam UU disebutkan lagi sepanjang dia dapatmenggunakan hak pilihnya artinya dia tidak kehilangan hak politiknya karenadicabut oleh pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, lalu sepanjang yangbersangkutan tidak terganggu mentalnya atau sepanjang dokter tidak mengatakanbahwa dia itu tidak bisa menggunakan hak pilihnya, maka dia bisa menggunakanhak pilihnya. Katakan misalnya di panti sosial di Jakarta itu banyak disabilitasyang secara mental terganggu atau gila, tapi ternyata sepanjang mereka sadar

Page 100: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

22

ketika pencoblosan suara maka mereka dapat menggunakan hak pilihnya. Danmereka harus terdaftar dalam DPT. Jika tidak terdaftar maka ada lagi yang disebutdalam DPTB. Jadi kami selaku peyelenggara tentu tidak membedakan seseorangitu dapat menggunakan hak pilihnya karena dia itu disabilitas atau tidak,sepanjang memenuhi persyaratan.

Penulis: KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai pihak penyelenggara pilkada,seberapa ramah memfasilitasi para penyandang disabilitas di pilkada Jakarta2017?

Narasumber: Sejak kami melakukan pendataan pemilih, kami itu punya form diujung kolom paling kanan, apakah yang bersangkutan itu disabilitas atau tidak,disabilitasnya jenis apa? tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna mental atau tunaapa itu ada jenis-jenisnya. Kalau kita punya data kan enak. Misal yang tuna netra,berapa orang nih yang tuna netra? nah kenapa harus ada data? karena kan harusdisediakan template surat suaranya atau nanti kami harus membimtek petugasKPPS kami, untuk bagaimana melayani yang tuna netra, bagaimana melayaniyang tuna rungu, bagaimana melayani yang tuna wicara, bagaimana melayaniyang tuna daksa. Makanya kita butuh datanya untuk bisa melayani mereka semua.

Penulis: Partisipasi politik penyandang disabilitas di pilkada Jakarta 2017,meningkat cukup tajam dibandingkan dengan pilkada tahun 2012 lalu, apakahangka partisipasi politik penyandang disabilitas ini sudah memenuhi target KPU?Dapatkah digambarkan kenaikan yang dimaksud? Lalu, adakah data pembandingyang dimaksud?

Narasumber: Kalau dikatakan tingkat partisipasi, partisipasi di pilkada 2017 itutertinggi sepanjang sejarah paska reformasi, jadi tentu saja berimbas kepadapemilih termasuk pemilih disabilitas. Kalau dikatakan puas tidak puas tentuselaku penyelenggara kan menilai partisipasi di atas 60% itu kan tinggi, namunkepuasan itu tidak dapat diukur dari hanya sekedar angka, tapi kepuasan itu jugaharus di ukur dari bagaimana kualitas demokrasi itu terselenggara. Dari sisipenyelenggara tentu kami tergantung juga dari bagaimana kualitas kami melayanimereka sebagai pemilih, sebagai peserta pemilu, itu kan juga tidak dapatdikatakan ada linkert sistem itu puas atau tidak puas. Pilkada 2012 itu tidak adadata disabilitas, data disabilitas itu ada sejak pileg dan pilpres 2014. Jadi tidak adapembagian pemilih berdasarkan jenis disabilitas.

Penulis: Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh KPU DKI Jakarta dalammeningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas?

Page 101: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

23

Narasumber: Pertama dari semua kegiatan sosialisasi yang kami lakukan, kamiselalu mengutamakan kelompok disabilitas se DKI Jakarta, jadi kami kerjasamadengan panti sosial, kami bekerjasama dengan kelompok-kelompok komunitasdisabilitas, dan itu sosialiasasi untuk mengajak mereka mau menggunakan hakpilihnya di hari H. lalu yang kedua kami juga melakukan rekrutmen relawandemokrasi juga untuk kelompok disabilitas itu se kota di DKI Jakarta punyaperwakilan. Dan yang ketiga tentu ketika kami melayani mereka di hari H itu kanada standard operasional prosedurnya, bagaimana kami melayani pemilih yangtuna netra, sekalipun tuna netra tidak semua tuna netra itu bisa membaca hurufbraille, sekalipun dia bisa baca dia kan harus didampingi, katakan ketika diabutuh pendampingan kami menyiapkan form C3. C3 itu adalah suratpendampingan termasuk bagi disabilitas yang ingin didampingi ketikamenggunakan hak pilihnya. Lalu yang ke empat kami juga mengukur pintu masukke TPS minimum 1 m, untuk apa? untuk memudahkan mereka yangmenggunakan kursi roda. Atau tinggi meja untuk naro kotak surat suara, itu tidakboleh di atas 80 cm, untuk apa ? supaya mereka yang menggunakan kursi rodadapat memasukkan surat suara mereka secara mandiri. Itu semua ada SOP nya.

Penulis: Tantangan dan kendala apa saja yang menghambat upaya KPU dalammeningkatkan partisipasi politik penyandang disabilitas?

Narasumber: Dalam meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas kita ituterkendala di lapangan, karena banyak sekali warga itu yang tidak maumenyatakan bahwa ada anggota keluarganya yang disabilitas, karena mungkinmerasa malu atau karena mungkin apa, padahal kebutuhan kami adalah melayanipara penyandang disabilitas itu berdasarkan data yang kami miliki. Jadi sekali lagidalam meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas itu ada faktor-faktor yangtidak dapat kita tutup mata ya. Tidak semua keluarga berani menyatakan bahwaada anggota keluarganya yang disabilitas, dan kita kan ga bisa maksa ketika kitacoklit gitu, ketika kita turun ke lapangan, ditanya ada ga keluarga ibu yangdisabilitas? jawabannya oh ga ada, padahal sebetulnya ada, dan kami sih berupayasepenuh yang kami bisa. Ketika kami membimtek petugas kami di tingkat bawah,kami itu selalu mengimbau dan mengingatkan petugas kami untuk melayanipemilih disabilitas dengan baik. Jadi usaha-usaha itu selalu kami lakukantermasuk menggandeng PPUA Penca.

Penulis: Faktor signifikan apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi politikpenyandang disabilitas itu meningkat di pilkada Jakarta 2017?

Narasumber: Pertama karena kami sosialisasi itu sampai menyeluruh, jadi pastiakan menjaring disabilitas, itu pasti. Yang kedua ketika kami melakukan kegiatan

Page 102: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

24

sosialiasasi tentu kami harus menyiapkan bahan untuk sosialisasinya. Misalnyakami bawa bahan sosialiasasi tentang visi misi pasangan calon yang templatebraille, kami bagikan untuk mereka yang bisa baca braille. Kalau tidak kamivisualisasikan melalui audio, dibicarakan kepada mereka bahwa ada calon ini gitu,silahkan bapak dan ibu kenali mereka. Atau kalau bapak ibu tidak terdaftar dalamdaftar pemilih, apa yang bapak ibu harus lakukan, kami selalu sosialisasikanseperti itu. Jadi bentuk-bentuk kerjasama itu juga tadi melibatkan relawandemokrasi. Relawan demokrasi kami itu ada dari kelompok disabilitas, untuk apa?Sebagai corongnya kami untuk mudah masuk ke mereka, bicara untukmenggunakan hak pilihnya di pilkada. Di debat-debat KPU juga kamimenyediakan interpreteur atau penerjemah untuk bahasa isyarat. Untuk apa?Untuk membantu disabilitas rungu mendapatkan informasi.

Penulis: Pada putaran pertama ada 7.740 pemilih disabilitas yang telah terdaftardalam daftar pemilih tetap. Namun pada putaran kedua angka pemilih disabilitasmengalami perubahan menjadi 7.568 pemilih. Berarti jumlahnya berkurangsebanyak 172 pemilih, mengapa terjadi penurunan demikian?

Narasumber: Kalaupun menurun kita kan tidak tau ya, karena gini mbamenggunakan hak pilih itu kan hak seseorang, tidak kewajiban di Indonesia inikan. Kalau di Australi tidak menggunakan hak pilih anda dapat denda sekitar 250dolar. Kalau kita kan engga siapapun yang menggunakan hak pilihnya itu kantergantung dia, tergatung kesadarannya mau ga datang ke TPS, jadi menurut sayakenapa angka pemilih itu berubah kami belum punya riset, jadi saya ga mau klaimkarena ini, karena ini, engga.

Penulis: Menurut ibu, bagaimana pola partisipasi politik pemilih disabilitas dipilkada kali ini? Apakah bersifat otonom (suka rela) atau karena dimobilisasi(digerakkan)?

Narasumber: Sebenarnya tidak terbatas kepada kelompok disabilitas atau tidak ya,karena kesadaran politik itu kan dibangun oleh dirinya sendiri. Kenapa dia harusmenggunakan hak pilih, siapa yang harus saya pilih, kenapa saya harus memilihdia, itu kan semua termasuk pendidikan politik yang tidak hanya dapat dilakukanoleh KPU tapi juga oleh pasangan calon, oleh partai politik, sebagai pesertapemilu. Termasuk kepada mereka, ketersediaan informasi itu kan tidak mudah,mereka yang tuna netra tentu harus dengan audio dan dapat mengerti siapa dankenapa mereka mau menggunakan hak pilihnya. Ketika di debat salah satu temadebat kami juga tentang bagaimana calon gubernur dan wakil gubernur itu punyakepedulian lebih kepada masyarakat kita yang disabilitas, dan ketika menentukantema, itu kan kita yang menentukan dan salah satu panelis yang membuat soal itudari kelompok disabilitas. Jadi ketika pilgub, itu kami kemas sebaik mungkin

Page 103: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

25

sehingga mereka merasa ada yangmenyuarakan apa yang mereka inginkansebagai warga negara disabilitas yangtinggal di Jakarta.

Lampiran 4

Wawancara dengan Ariani Soekanwo (Ketua Umum PPUA Penca)

Page 104: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

26

Penulis: Bagaimana tanggapan ibu mengenai pilkada DKI Jakarta 2017? Apakahpilkada DKI Jakarta 2017 ini sudah akses untuk penyandang disabilitas?

Narasumber: pelaksanaan pilkada DKI Jakarta pada hari H belum aksessepenuhnya, tapi sudah menuju ke akses. Pelibatan penyandang disabilitas dalampenyelenggaraan pilkada DKI Jakarta sudah bagus. akan tetapi TPS nya masihbanyak yang belum akses.

Penulis: Apakah regulasi yang dibuat oleh KPU sudah akses untuk penyandangdisabilitas?

Narasumber: Regulasi yang dibuat KPU sudah akses, akan tetapi implementasinyabelum akses, karena TPS masih sering dibuat di lapangan yang banyak tonggak-tonggaknya.

Penulis: Menurut ibu apakah pada pilkada DKI Jakarta 2017, KPU Jakarta telahberhasil melakukan peranannya dalam memenuhi hak-hak politik penyandangdisabilitas?

Narasumber: Peran KPU sudah berhasil sih ya, tapi untuk aksesibilitas TPSnyabelum berhasil sepenuhnya. Sedangkan untuk yang lain-lain seperti meningkatkanpartisipasi penyandang disabilitas itu sudah bagus. Peraturan dari KPU juga sudahakses untuk penyandang disabilitas akan tetapi implementasi memang menjadisuatu persoalan tersendiri. Tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Jadiupaya-upaya dari KPU dalam memenuhi hak-hak politik penyandang disabilitasitu sudah ada, namun implementasi mengenai TPS akses itu masih belumsepenuhnya terealisasi.

Penulis: Menurut pengamatan PPUA PENCA apakah partisipasi politikpenyandang disabilitas pada pilkada DKI Jakarta 2017 ini sudah cukup tinggi?

Narasumber: Partisipasi penyandang disabilitas meningkat di pilkada kali ini

Penulis: Apakah dalam melakukan sosialisasi politik terhadap penyandangdisabilitas, KPU bekerjasama dengan PPUA Penca?

Narasumber: KPU Jakarta itu bekerjasama dengan PPUA Penca dan relawandemokrasi dalam melakukan sosialisasi ke para penyandang disabilitas. Setiapmengadakan sosialiasasi, KPU mengundang PPUA Penca atau relawan demokrasiuntuk membantu KPU memberikan pendidikan politik kepada para pemilihdisabilitas. Sosialisasi yang diadakan KPU tidak hanya melibatkan parapenyandang disabilitas secara perorangan, tetapi juga melibatkan komunitas-

Page 105: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

27

komunitas disabilitas yang sudah ada seperti Pertuni, Gerkatin, FKPCTI, dan jugaSLB-SLB yang ada di Jakarta. Dengan mengundang komunitas-komunitas inimaka akan lebih memudahkan KPU untuk menjangkau pemilih disabilitas, danmassa yang datang untuk mengikuti sosialisasi pun juga lebih banyak. Olehkarena itu langkah KPU ini patut diapresiasi. Jadi tidak salah, jika penyandangdisabilitas akhirnya sangat antusias untuk bisa menyalurkan hak pilihnya sehinggapartisipasi penyandang disabilitas meningkat di pilkada kali ini.

Penulis: Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh PPUA PENCA untuk terusmendorong KPU Provinsi DKI Jakarta untuk terus melakuan perbaikan dalammemberikan aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas?

Narasumber: Kita melakukan advokasi, membuat desain alat bantu coblos untuktuna netra, membantu membuat regulasi untuk uji coba pemenuhan hakdisabilitas. jika KPU DKI membutuhkan massa untuk melakukan sosialiasasi atausimulasi pilkada, kita carikan massa disabilitas, kita juga menjadi narasumber, danmengusulkan menggunakan bahasa isyarat atau interpreter dalam kampanye.

Penulis: Hal apa saja yang dilakukan oleh PPUA Penca untuk terus mendorongpara penyandang disabilitas agar mau menggunakan hak pilihnya?

Narasumber: Kita mengajak mereka untuk ikut simulasi pilkada, ikut kampanye,lalu kita juga memobilisisasi massa disabilitas melalui berbagai organisasi.

Page 106: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

28

Lampiran 5

Wawancara dengan April Syar (Pemilih Disabilitas Netra)

Penulis: Apa yang mendasari bapak menggunakan hak suara di pilkada Jakarta2017?

Narasumber: Yang pertama saya warga Jakarta, terus yang kedua saya sebagaimanusia yang mempunyai hak asasi, yang ketiga saya termasuk pemilih aktif dantermasuk yang memperjuangkan kelompok disabilitas khususnya di Kota Jakarta.

Penulis: Apakah bapak ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik yang lain padasaat menjelang pilkada? Seperti ikut pendidikan politik, ikut mensosialisasikanpilkada kepada penyandang disabilitas yang lain atau kepada masyarakat non-disabilitas, lalu ikut bergabung dengan kelompok kepentingan seperti partaipolitik atau hanya memberikan hak suara saja pada saat pilkada?

Narasumber: Saya pribadi ikut terlibat di pemerhati pemilu itu dari tahun 2004,terus 2007 (pilgub), terus 2009 saya juga sudah aktif, kalau memilih saya sudah

Page 107: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

29

memilih dari tahun 1992 sejak usia saya 20 tahun, tapi saya terlibat sebagaipemerhati pemilu yang ikut memperjuangkan hak disabilitas dalam memilih itusejak 2009. 2009 saya ikut dalam memperjuangkan hak pemilih disabilitas,bagaimana pemilih disabilitas bisa ikut memilih bukan hanya tuna netra tapi jugatuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, supaya mereka bisa ikut memilih danmendapatkan haknya sebagai pemilih. Kemudian 2013 saya direkrut dan dilantiksecara nasional sebagai relawan demokrasi, waktu itu memang peruntukkannyauntuk DKI Jakarta tapi waktu itu yang melatih KPU RI, lalu pada tahun 2017kemarin saya juga terlibat di relawan demokrasi untuk DKI Jakarta yang melantikKPU DKI Jakarta dan sampai sekarang saya terlibat di PPUA Penca, sebenarnyasecara tidak langsung saya sudah lama terlibat di PPUA Penca tapi secaralangsungnya saya baru terlibat di PPUA Penca baru bulan September kemarinsampai sekarang. Jadi saya disamping sebagai pemilih juga sebagai relawandemokrasi yang ikut mensosialisasikan hak-hak disabilitas dalam memilih jugakalau sekarang kita sedang berproses bagaimana disabilitas itu bukan hanya yangdipenuhi itu hak memilih tetapi juga hak dipilih termasuk juga hak terlibat sebagaipenyelenggara pemilu, seprti PPK, KPPS.

Penulis: Menurut bapak, apakah pilkada DKI Jakarta tahun 2017 ini sudah aksesuntuk penyandang disabilitas? Dan adakah perubahan yang cukup signifikan daripilkada sebelumnya?

Narasumber: Masih berproses kalau sempurna sih belum, tapi kalau mendekatiaksesibel yang semakin sempurna iyah, karena kalau dibandingkan dengan tahun-tahun atau periode-periode sebelumnya itu memang aksesibilitas untukpenyandang disabilitas itu memang belum seberapa signifikan, tapi mulai 2017kemarin pilkada akses (TPS akses) itu sudah mulai disuarakan baik di KPU RI,KPU Provinsi DKI Jakarta, ataupun di KPU Kota itu sudah sampai ke PPK,termasuk ke tingkat TPS-TPS itu sudah memperhatikan aksesibilitas untukpenyandang disabilitas dalam memilih. Walaupun ada beberapa yang belum,karena disebabkan oleh beberapa situasi dan kondisi yang memang terkadangberubah, seperti cuaca, lingkungan, termasuk juga kualitas atau keberadaanSDMnya juga yang mempengaruhi aksesibilitas di TPS-TPS itu. Di lokasi sayamilih juga sudah akses, sudah lumayan ya. Pengalaman tahun kemaren memangberagam informasi tentang situasi TPS itu memang tidak sama, ada yang memangbagus banget ada yang tidak bagus dan tidak akses sama sekali.

Penulis: Kenapa pak ko bisa terjadi seperti demikian? Apa karena petugas KPPSnya yang memang kurang memahami mengenai TPS akses?

Page 108: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

30

Narasumber: Sebetulnya lokasi TPS yang tidak akses bukan karena sepenuhnyakesalahan KPU. Bukan juga karena petugas TPS kurang memahami mengenaiTPS akses, tapi ada faktor-faktor alam yang mempengaruhi seperti cuaca.Contohnya TPS itu kan harus di bangun di tempat atau di lapangan, yang pertamapintu masuknya tidak berundak-berundak, yang kedua tidak berbatu-batu, yangketiga ukuran pintu TPS minimal 1 m kecilnya, dengan ketinggian kotak suara 80cm. Bukan hanya dari sekedar si pembuat TPS, tapi memang dari kondisi cuaca,lingkungan, itu mempengaruhi. Sehingga dari situ timbullah ragam permasalahankeberadaaan TPS. Ada yang memang seharusnya TPS dibangun di lapangan tapikarena kondisinya sedang hujan deras dan lapangannya jadi becek jadi lokasi TPSnya dipindahkan ke gedung-gedung sekolahan yang bertangg-tangga, atau yangmemang seharusnya di bangun di lapangan karena di tempat itu tidak adalapangan jadi TPSnya di bangun di jalan raya sempit, atau bisa juga karenamemang lingkungannya padat penduduk, sehingga lokasi TPSnya kanan kirinyagot. Jadi hal-hal seperti itu seringkali terjadi karena memang ada faktor yang tidakbisa di hindari, dan seandainya pun terpaksa di hindari yang akan berbicaranantinya anggaran, dan kita tidak menyalahkan itu. Oke kita bangun secaraprofesional di tempat yang sangat signifikan tapi nanti yang bicaranya dana, uangtendanya mana, uang ini nya mana, uang itunya mana, gitu kan nanti pastinya.Oke kita akan meratakan tanah buat lokasi TPS yang akses, lalu nanti biaya nyamana? Apalagi ini kan hari pemungutan suara itu cuman sehari.

Penulis: Kalau boleh tau bapak waktu itu milih di mana ya?

Narasumber: Saya waktu itu memilih di TPS 6 Muara Kasih, Tanjung Priok.

Penulis: Apa lokasi TPSnya sudah akses?

Narasumber: Sudah akses, sudah lumayan ya, dan kebetulan saya juga di tahun2017 terlibat sebagai panitia pemantau pemilu juga secara independent gitu bukandi KPU, kalau di KPU kan saya sebagai relawan demokrasi. Jadi ya ada semacamkomplikasi jadi sebagai pemantau pemilu tapi sebagai relawan juga, kan kalaurelawan sebagai penyelenggara, tapi saya kemarin untuk meyakinkan akomodasiterhadap penyandang disabilitas dalam memilih terutama untuk akses TPS, sayaterlibat di pemantauaan.

Penulis: Menurut Bapak, apakah KPU DKI Jakarta telah berhasil melakukanperanannya sebagai lembaga penyelenggara pilkada dalam memenuhi hak politikpara penyandang disabilitas?

Narasumber: Kalau dibilang berhasil itu kan ada tingkatannya, jadi kalau berhasilitu kan sudah sempurna ya, tapi perannya itu sudah mendekati berhasil. Jadi kalau

Page 109: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

31

dipresentasikan secara nilai itu kan cukup bagus, bagus, sangat bagus, kalausangat bagus sih belum, kalau cukup bagus kayanya masih kebangetan karenamemang pilkada DKI 2017 ini sudah mulai akses. Jadi peran KPUnya itu baguslah. Walaupun memang masih banyak lagi yang harus disempurnakan.

Penulis: Jadi ada peningkatan ya pak dibandingkan pilkada 2012 lalu?

Narasumber: Iya betul ada peningkatan dipilkada 2012 lalu, ya mudah-mudahandi pilpres tahun 2019 akan semakin baik lagi.

Penulis: Kalau bapak sendiri waktu nyoblos pakai braille template ya pak ?

Narasumber: Pakai braille template saya, saya tidak didampingi, saya mandiri.Saya memberikan suara secara mandiri, tanpa pendampingan, ya didampingipaling-paling menuju pintu area TPS.

Penulis: Apakah partisipasi penyandang disabilitas di pilkada kali ini mengalamipeningkatan ?

Narasumber: Iya mengalami peningkatan, karena memang adanya layanansosialisasi itu, belum signifikan sih karena memang banyak sekali faktor yangmempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi dari disabilitas itu. Jadidisabilitas itu kan ada yang memang fakum, ada yang aktif, ada yang punyapemikiran positif mengenai pilkada ini, ada juga yang memang acuh tak acuh, jadiyah pinter-pinternya kita mengarahkan mereka. Karena kita menyampaikanmereka gini, jadi bukan hanya sekedar wajib memilih dan dipilih, tapi kita harusmenanamkan ke mereka itu bahwa ini kan sedang terjadi proses pemilihan, kalaukita tidak memilih kemungkinan kita mempersilahkan orang yang tidak kitasenangi untuk menjadi pemimpin.

Penulis: Apakah bapak juga memberikan pendidikan pemilih kepada penyandangdisabilitas yang lain?

Narasumber: Iya termasuk itu, terus terang saya tidak melakukannya sendiribanget sih, tapi saya di fasilitasi oleh KPU, karena saya waktu itu kan terlibat jadirelawan demokrasi.

Page 110: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

32

Lampiran 6

Wawancara dengan Elih (Pemilih

Disabilitas Daksa)

Penulis: Apa yang mendasari ibu menggunakan hak suara di pilkada DKI Jakarta?Apakah karena keinginan sendiri (sukarela) atau karena didorong oleh orang lain(dimobilisasi)?

Narasumber: saya memilih karena sukarela ya

Penulis: Apakah ibu ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik yang lain pada saatmenjelang pilkada? Seperti ikut pendidikan politik, ikut mensosialisasikan pilkadakepada penyandang disabilitas yang lain atau kepada masyarakat non-disabilitas,lalu ikut bergabung dengan kelompok kepentingan seperti partai politik atauhanya memberikan hak suara saja pada saat pilkada?

Narasumber: tidak, saya hanya ikut mencoblos waktu hari H saja

Penulis: Menurut ibu, apakah pilkada DKI Jakarta tahun 2017 ini sudah aksesuntuk penyandang disabilitas? Dan adakah perubahan yang cukup signifikan daripilkada sebelumnya?

Narasumber: Di pilkada kemarin ini sudah jauh lebih baik sih ya

Penulis: KPU sebagai penyelenggara pilkada seberapa ramah memfasilitasi parapenyandang disabilitas di pilkada kali ini?

Page 111: PERAN DAN UPAYA KPU PROVINSI DKI JAKARTA DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42798/2/AMALIA... · persoalan-persoalan yang dapat menghambat partisipasi penuh

33

Narasumber: Kalau kemarin kebetulan kan kita di satu tempat, kebetulan saya dipanti bina daksa, dan itu sudah difasilitasi dengan lumayan ramah, kalau di tempatlain saya kurang tau ya kalau untuk perorangan, karena itu kan sudah di kolektifya, semua pengguna kursi roda dan penduduk sekitar di satu spot itu, jadi sudahlumayan akses untuk pengguna kursi roda.

Penulis: Menurut ibu, apakah KPU DKI Jakarta telah berhasil melakukanperanannya sebagai lembaga penyelenggara pilkada dalam memenuhi hak politikpara penyandang disabilitas?

Narasumber: Belum sepenuhnya berhasil sih ya, tapi saya rasa di pilkadakemarin ini sudah jauh lebih baik ya dibandingkan yang sebelumnya.

Penulis: Apakah lokasi TPS saat ibu memberikan suara sudah akses?

Narasumber: Sekarang bilik suaranya juga sudah disejajarin sama pengguna kursiroda, terus kotak suaranya juga sudah pendek ya, jadi memudahkan penggunakursi roda untuk memasukkan surat suara ke kotak suara itu, beda banget samapilkada yang sebelumnya, jadi pas kita mau masukin surat suara, kotak suaranyaharus di miringin dulu sama petugas KPPSnya.