Peran Dan Fungsi Apoteker

11
Dari kompetensi serta peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan sebelumnya, Apoteker di apotek memiliki 3 (tiga) peranan, terutama yang berkaitan langsung dengan pasien, yaitu sebagai profesional, manager, dan retailer. A. Peranan Apoteker Sebagai Profesional Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan pharmaceutical care di apotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/I X/2004. Tujuan dari standar pelayanan ini adalah: 1. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional. 2. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar. 3. Pedoman dalam pengawasan praktek Apoteker. 4. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004, terutama pada BAB III, bahwa pelayanan kefarmasian meliputi: 1. Pelayanan Resep a. Skrining Resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi: 1) Persyaratan Administratif : - Nama, SIP dan alamat dokter - Tanggal penulisan resep - Tanda tangan/paraf dokter penulis resep - Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien 1

description

Peran Dan Fungsi Apoteker

Transcript of Peran Dan Fungsi Apoteker

Dari kompetensi serta peraturan perundang-undangan yang telahdisebutkan sebelumnya,Apoteker di apotek memiliki 3 (tiga) peranan, terutamayang berkaitan langsung dengan pasien, yaitu sebagaiprofesional, manager, danretailer.A.Peranan Apoteker Sebagai ProfesionalApoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanankefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskanpharmaceutical carediapotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melaluiSurat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/I X/2004.Tujuan dari standar pelayanan ini adalah:1.Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional.2.Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.3.Pedoman dalam pengawasan praktekApoteker.4.Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004, terutama pada BAB III, bahwa pelayanankefarmasian meliputi:1. Pelayanan Resepa.Skrining ResepApoteker melakukan skrining resep meliputi:1)Persyaratan Administratif :-Nama, SIP dan alamat dokter-Tanggal penulisan resep-Tanda tangan/paraf dokter penulis resep-Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien-Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang minta-Cara pemakaian yang jelas-Informasi lainnya2)Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.3)Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian(dosis, durasi,jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resephendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep denganmemberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlumenggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.b.Penyiapan obat1)PeracikanMerupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,mencampur, mengemasdan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.2)EtiketEtiket harus jelas dan dapat dibaca.3)Kemasan Obat yang DiserahkanObat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocoksehingga terjaga kualitasnya.4)Penyerahan ObatSebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhirterhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukanoleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.5)Informasi ObatApoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudahdimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obatpada pasien sekurang-kurangnya meliputi: dosis, efek farmakologi, carapemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.6)KonselingApoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapatmemperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar daribahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atauperbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu sepertikardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnyaapoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.7)Monitoring Penggunaan ObatSetelah penyerahan obat kepada pasien,Apoteker harus melaksanakanpemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu sepertikardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.2. Promosi dan EdukasiDalam rangka pemberdayaan masyarakat,Apoteker harus memberikan edukasiapabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasisecara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasiinformasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, danlain-lain.3. Pelayanan Residensial(Home Care)Apoteker sebagaicare giverdiharapkan juga dapat melakukan pelayanankefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lanjut usiadan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas iniApoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan(medication record).B.Peranan Apoteker SebagaiManagerManajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapaitujuan.Fungsi manajemen adalah untuk:1.Mencapai tujuan.2.Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salingbertentangan.3.Mencapai efisiensi dan efektivitas.Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja(performance)manajemenadalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematika,atau merupakan perhitunganratioantara keluaran(output)dan masukan(input).Seorang manajer dikatakan efisien adalah seseorang yang mencapai keluaranyang lebih tinggi (hasil, produktivitas,performance)dibanding masukan-masukan(tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang digunakan.Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atauperalatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yangefektif adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004, pada BAB II, bahwa pengelolaan sumberdaya di apotek meliputi:1.Pengelolaan Sumber Daya ManusiaSesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola olehseorangApoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek,Apotekersenantiasa harus memiliki kemampuan:a.Menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.b.Mengambil keputusan yang tepat.c.Mampu berkomunikasi antar profesi.d.Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.e.Kemampuan mengelola SDM secara efektif.f.Selalu belajar sepanjang karier.g.Membantumemberi pendidikan.h.Memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.2.Pengelolaan Sarana dan PrasaranaApoteker di apotek berperan dalam mengelola dan menjamin bahwa:a. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali olehmasyarakat.b. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kataapotek.c.Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.d. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisahdari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini bergunauntuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangiresiko kesalahan penyerahanobat.e. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah olehApoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.f. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebasdarihewan pengeratdanserangga. Apotek memiliki suplai listrik yangkonstan, terutama untuk lemari pendingin.g.Apotek harus memiliki:1)Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien2)Tempat untuk menyediakaninformasi bagi pasien, termasukpenempatan brosur/ materi informasi.3)Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapidengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatanmedikasi pasien.4)Ruang racikan.5)Tempat pencucian alat ataukeranjang sampah yang tersedia untukstaf maupun pasien.6)Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rakpenyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi,terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan sertadiletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telahditetapkan.3.Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnyaPengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnyadilakukan sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku meliputi:perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obatmemakai sistim FIFO(First In First Out)dan FEFO(First Expire First Out).a.PerencanaanDalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perludiperhatikan:1)Pola penyakit2)Kemampuan masyarakat3)Budaya masyarakatb.PengadaanUntuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaansediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.c.Penyimpanan1)Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harusditulis informasi yang jelas pada wadah.2)Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.3)Wadah sekurang kurangnya memuat nama obat,nomorbatchdan tanggal kadaluarsa.4)Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layakdan menjamin kestabilan bahan.4.AdministrasiDalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakankegiatan administrasi yang meliputi:a.Administrasi Umum: pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b.Administrasi Pelayanan: pengarsipan resep, pengarsipan catatanpengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.C.Peranan Apoteker SebagaiRetailerApotek merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian. Namun tidakdapat dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah satu model badan usaharetail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaharetaillainnya. Apotek sebagaibadan usaharetail,bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat danalat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memangbukanlah tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapitanpa profit apotek sebagai badan usaharetailtidak dapat bertahan.Oleh karena itu, segala usaha untuk meningkatkan profit perlu dilaksanakan,di antaranya mencapai kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan sumber profit.Oleh karena itu, sebagai seorangretailerberkewajiban mengidentifikasi apa yangmenjadi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapanpelanggan.Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentangPerubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/Per/X/1993,tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Menteri Kesehatan, pasal6, dinyatakan bahwa:1.Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerjasamadengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengantempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yangmerupakan milik sendiri atau milik pihak lain.2.Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatanpelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.3.Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaanfarmasi.Berdasarkan peraturan tersebut, terutama ayat 2 dan 3, membuka peluang bagiapotek untuk melakukan kegiatan usaha di luar sediaan farmasi. Oleh karenabegitu besarnya peluang, dan kelonggaran regulasi yang ada, apotek memilikikeleluasan dalam menjalankan perannya sebagai salah satu badan usaharetail.Oleh karena itu, Apoteker Pengelola Apotek seyogyanya menjalan peranmemainkan peranannya sebagairetailer,terutama bagi Apoteker Pengelola Apotek yangfull management.Kompetensi minimal mengenaimarketingdan strateginya,akan menjadi nilai tambah bagi Apoteker Pengelola Apotek, dalam memimpin suatu apotek. Pengaturan sarana dan prasarana yang menunjang juga sangatmenentukan keputusan pelanggan untuk membeli, seperti pajangan yang menarik,layoutapotek,merchandising,pelayanan yang hangat dan ramah, dan lainsebagainya.

Dari peraturan perundang-undangan tersebut Peran dan Fungsi Apoteker di Apotik yang melayani langsung pasien adalah sebagai :- PELAYAN- MANAJER

Sebagai Pelayan adalah :1. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus dan menempatkan obat dalam wadah / bungkus yang cocok dan memeriksa serta memberi etiket dengan teliti.2. Memberikan informasi / konsultasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan masyarakat.Sebagai Manajer adalah :- Menyusun prosedur tetap.- Mengelola obat, sumber daya manusia, peralatan dan uang di Apotik.

Sebagai Pelayan sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan adalah :1. Melayani resep dan non resep.2. Promosi dan edukasi.3. Pelayanan residensial ( home care ).

1. Sebagai Pelayan Resep melakukan :a. Skrining / pembacaan resep, melakukan :- Pemeriksaan persyaratan administrative resep :a. Nama dokter, alamat, SIP.b. Tanggal penulisanc. Paraf / tanda tangan.d. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, berat badan.e. Signa ( cara pakai ) yang jelas.f. Informasi lainnya.- Kesesuaian farmasetik :a. Bentuk sediaan.b. Dosis.c. Potensi.d. Stabilitas.e. Inkomptabilitas.f. Cara dan lama pemberian.- Pertimbangan klinis :a. Alergi.b. Efek samping.c. Interaksi.b. Penyiapan obat ( buat protap protap )- Peracikan ( hitung, sediakan, campur, kemas, label )- Penyerahan obat.- Pemberian informasi dan konseling.- Monitoring penggunaan obat ( penyakit CVS, DM, TBC ).2. Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan :a. Swa medikasi ( dengan medication record ).b. Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.

3. Sebagai tenaga Pelayanan Residensi ( home care ) :Untuk penyakit kronis ( dengan medication record ).

Sebagai manajer :- Mengelola sumber daya ( resources ) di Apotik secara efektif dan efisien.- Membuat prosedur tetap untuk masing masing pelayanan.

Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah SakitApoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai : Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang dilakukan para dokter tetap rasional.Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatanFungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital Pharmacist) adalah sebagai berikut :a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakitb. Membuat obat yang sederhanac. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasid. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien maupun bagian Rumah Sakite. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian Rumah Sakit.f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan daruratg. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventoryh. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika, biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakiti. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat dan lain-lain orang yang berkepentinganj. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas kedokteran/perawatk. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic9