PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

86
i PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR SKRIPSI Oleh YULIASMI 105721111016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Transcript of PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

Page 1: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

i

PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA DINAS

KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

YULIASMI

105721111016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 2: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

ii

HALAMAN JUDUL

PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA DINAS

KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR

YULIASMI

105721111016

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 3: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

iii

PERSEMBAHAN

“Bismillahirrahmannirrahiim,

Dengan rahmat allah yang maha pengasih lagi maha penyayang...

Dengan ini kupersembahklan skripsi ini untuk :

Terimakasih untuk Orang tua dan kakak saya yang selalu mendukung

dan menyemangati untuk mengejar impian saya, dan semoga doa dan

semua hal terbaik yang engkau berikan menjadikanku orang baik pula.

Keluarga dan orang terdekatku terimakasih telah memberikan semangat

dan ispirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Terimakasih untuk teman-temanku DANUR ( Citra, Indah, Ani, Nanda dan

Hikma). Dan teman seperjuanganku sejak SMA Risma dan Fitri yang

sudah memberikan motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi

ini terimakasih kalian telah memberikan banyak hal yang tdk bisa

terlupakan.

Dan skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang sering

bertanya kapan selesai.

MOTTO HIDUP

“ tetap jalani apa yang sudah menjadi takdirmu jangan iri dengan

perjalanan orang di sekitarmu namun buatlah mereka terkesan dengan

apa yang kamu lakukan”.

-Luly 2020

Page 4: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

iv

Page 5: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

v

Page 6: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

vi

Page 7: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

vii

KATA PENGANTAR

“ Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat

waktu. Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW serta kepada keluarga dan sahabat. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini berjudul “Peran Coping With Change Sebagai Pemediasi

Komitmen Terhadap Organisasi Pada Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan keterbatasan, walaupun demikian, penulis berusaha

dengan segenap kemampuan dan pengetahuan atas ilmu yang dimiliki untuk

menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan sehingga skripsi ini diharapkan dapa

memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis.

Dalam penyusunan skrpsi ini, penulis banyak mendapatkan petunjuk,

bimbingan serta dorongan doa dari berbagai pihak yang begitu besar

manfaatnya bagi penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 8: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

viii

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan pernyataan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada ibunda Hasriani dan Ayahanda

Sarifuddin dan juga saudaraku muhlis.s yang tiada pernah putus memberikan

kasih sayang, doa dan dorongan, motivasi, perhatian, kepada penulis.

Pada kesempatan ini juga tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima

kasih banyak kepada yang terhormat Bapak Dr.Andi Rustan, S.E., MK,Ak. dan

Samsul Rizal, S.E., M.M. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, saran-saran, dan dorongan

yang sangat berharga selama penyusunan skripsi ini.

Penulis juga ingin mengucapakan terima kasih banyak kepada berbagai

pihak yang sangat mambantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Ucapan terima

kasih penulis kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M, Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Muh. Nur R, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs.A.Irwan Bangsawan, M.Si selaku Kepala Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengambil data dalam rangka merampungkan tugas

penelitian penulis.

5. Informan yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan

yang telah saya ajukan.

Page 9: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

ix

6. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa/i jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2016

yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

7. Sahabat-sahabatku yang tercinta yang selalu menemani dan membantu

penulis dalam penyusunan skripsi berupa tenaga, waktu, dan pikiran.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khsusnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Dan semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang

telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 23 April 2021

Penulis,

Yuliasmi

Page 10: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xi

ABSTRACT

YULIASMI. 2021. The Role of Coping With Change as Mediating Commitment to Organization at the Makassar City Manpower Office. Thesis of Management Study Program, Faculty of Economics and Busines, Muhammadiyah University of Makassar Guided by Advisors Sutardjo Tui and Samsul Rizal. This study aims to find out how to solve demands and situations that are deemed challenging, suppress, exceed and burden the resources (resourcess) that has been obtained, the Coping resources that everyone gets will affect the coping strategy, where someone will solve various conflicts. Coping With Change can provide a good solution from the results of mutual agreement and with the mediation of commitment in the organization where the employees of the Makassar City Manpower Office care and take sides with the company to remain a good team and together realize their vision and mission and also very organizational commitment. needed in the company in order to create a commitment or good cooperation will affect the professional work situation. The results of the study explain that the role of Coping With Change as Mediating Commitment to Organization at the Makassar City Manpower Office states that Coping With Change will help solve a problem or reduce stress caused by an event that occurs, therefore if someone is able to carry out coping with change well it will have a positive impact on employes at the Makassar City manpower office. The variables in this study are the seriousness of employees to Achieve job satisfaction in working and how employees continue to work together and are committed to achieving common goals. Key Words: Coping With Change, Mediation and Organizational Commitment.

Page 11: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ x

ABSTRACK ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11

A. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ...................................... 11

B. Strategi Coping .................................................................................... 15

C. Mediasi ................................................................................................. 18

D. Komitmen Organisasi ........................................................................... 19

Page 12: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xiii

E. Tinjauan Empiris ................................................................................. 22

F. Kerangka Konsep ................................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 26

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 26

C. Fokus Penelitian ................................................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 27

E. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 29

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 37

A. Gambar Umum Objek Penelitian ......................................................... 37

B. Penyajian Data .................................................................................... 43

C. Pembahasan ....................................................................................... 55

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 58

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60

LAMPIRAN ..................................................................................................... 62

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 71

Page 13: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Table 2.1 Kajian Empiris ……………………….....................………………… 19

Tabel 3.1 Instrumen Wawancara ................................................................ 25

Tabel 4.2 Narasumber Wawancara ........................................................... 37

Page 14: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Fikir ............................................................................. 21

Gambar 3.2 Teknis Analisis Data .................................................................... 27

Gambar 4.1 struktur organisasi ...................................................................... 32

Page 15: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Surat izin penelitian................................................................. 51

Lampiran 2. Surat permohonan penelitian.................................................. 52

Lampiran 3. Daftar pertanyaan wawancara terhadap pegawai................... 53

Lampiran 4. Desain triangulasi I................................................................ 54

Lampiran 5. Desain triangulasi II................................................................ 55

Lampiran 6. Gambar proses wawancara.................................................... 56

Page 16: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu organisasi dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban baik organisasi

yang bergerak dibidang pemerintah maupun non pemerintah berusaha untuk

mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mengharapkan hasil yang baik serta

memuaskan sesuai apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang

penting yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam organisasi

tergantung pada aspek sumber daya. Sumber daya yang paling dibutuhkan

dan paling penting dalam organisasi yaitu sumber daya manusia, karena

didalam organisasi sumber daya manusia inilah yang akan berperan terhadap

jalannya suatu organisasi. Instansi pemerintah maupun swasta memerlukan

sumber daya manusia yang memliki kemampuan, keterampilan, pengetahuan

agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan. Dengan demikian

sumber daya manusia harus digerakkan dan dikelola secara aktif agar

terwujudnya efektivitas dan keberlansungan kerja dalam instansi pemerintah

atau swasta.

Pegawai merupakan sumber daya manusia atau aset organisasi yang

paling utama dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Selain itu

pegawai adalah sarana yang terpenting dalam mengatur sumber daya

manusia dan kebutuhan organisasi dalam suatu instansi. Peranan pegawai

didalam instansi pemerintah sangat penting untuk membantu organisasi

dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Tujuan

Page 17: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

2

organisasi dapat diraih semaksimal mungkin apabila didukung dengan kinerja

yang baik dari para pegawai.

Reaksi utama yang timbul dari perubahan organisasional adalah adanya

keterlibatan individual dalam mengatasi ketidakpastian terhadap Perubahan

radikal yang terkait dengan kehidupan kerja.

Adanya permasalahan yang terjadi dalam setiap kehidupan membuat

seseorang menjadi stress, Dimana mencakup beberapa hal yang sangat

menekan seperti permasalahan dalam hubungan jangka panjang,

kekhawatiran, kesepian terhadap kebutuhan (financial) dikarenakan seorang

kepala rumah tangga adalah yang menjadi pencari nafkah utama menjadi

korban bencana (Maryam,2017).

Untuk memecahkan stress, masing-masing keluarga di tuntut untuk lebih

fokus dalam memecah kanmasalah. Maka dari itu seseorang perlu

menciptakan strategi adaptasi yang layak,dimana disebut strategi “coping”

(Person dan Ostlund, 2014).Menurut Friedman1998, yang mengemukakan

bahwa “coping” seseorang adalah respon atau perilaku positif yang digunakan

seseorang untuk memecahkan suatu masalah atau mengurangi stress yang

diakibatkan oleh suatu peristiwa yang terjadi. Sehingga keluarga diharapkan

mampu menyelesaikan masalah yang dimana melalui strategi coping yang

efektif. Jika seseorang mampu melaksanakan coping dengan baik, maka

berdampak positif terhadap peran keluarga (Sheidow, Henry, Tolan, dan

Strachan, 2014).

Berdasarkan penjelasan coping yang dikemukakan tersebut dapat

disimpulkan bahwa coping merupakan :

Page 18: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

3

1. Fikiran yang berlebihan atau stress dan respon,

2. Pelaksanaan yang dikerjakan secara sadar sekitranya,

3. Pemakaian sumber yang ada pada sekitarnya atau diri seseorang,

4. Bermaksud untuk mengelola permasalahan yang timbul dari diri individu

seseorang dan diluar individu atau disebut (external or internal conflict),

sehingga dapat memajukan kehidupan yang lebih layak dan berkualitas.

Perbuatan coping dikatakan sebagai negoisasi yang dilakukan oleh diri sendiri

untuk memecahkan masalah-masalah (exsternal or internal) guna menjadi suatu

yang mengganggu dan membebani kesinambungan hidup. Strategi coping juga

bertujuan memecahkan tuntutan dan situasi yang dirasa,menantang, menekan,

melebihi dan membebani sumberdaya (resources) yang telah didapatkan.

Sumberdaya coping yang telah dapatkan setiap orang akan berpengaruh di

strategi coping. Dimana seseorang akan menuntaskan berbagai konflik.

Adapun berbagai macam coping yang nantinya akan di gunakan serta

bagaimana pengaruh/dampaknya terhadap berbagai macam masalah konflik-

konflik yang di hadapi atau stress (Kim dan Evans, 2013). Dimana kondisi ini

masih bisa beralih secara positif (dalam menghadapi bencana

kelaparan),Dimana rencana yang di gunakan yaitu inti permasalan. Pada kondisi

yang rumit ini seperti kehilangan pasangan, strategi coping yang digunakan

adalah emotion focused, karena diharapkan seseorang lebih banyak

berdoa,bersabar dan tawakkal. Kegagalan dan Keberhasilan dari diri seorang

atau coping tersebut akan memutuskan apakah terdapat hasil stress atau fikiran

yang berlebihan akan berkuran dan tercukupi tuntunan yang diharapkan

(Rutter,2013).

Page 19: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

4

Penelitian Safal Batra (2016) dengan tujuan menjabarkan apakah perubahan

selalu opsi terbaik? Sejumlah perusahaan mapan dan besar dipercaya memiliki

manfaat dari fleksibilitas strategi dan perubahan, penelitianini bertujuan untuk

menunjukkan secara empiris bahwa perusahaan di Negara-negara berkembang

perlu berisikeras dengan strategi mereka selama tahun-tahun dalam rangka

untuk mencapai kelebihan kompetitif yang berkelanjutan. Temuan mengutarakan

bahwa bertahan dengan perusahaan di Negara-negara strategi yang ada adalah

cara yang paling optimal untuk bertahan hidup dan berkembang di tahuntahun

awal usaha yang beroperasi di kalangan bisnis turbulen dari Negara

berkembang. Perubahan radikal dalam postur strategi dapat berakibat buruk bagi

perusahaan-perusahaan baru.

Penelitian Rodriguez et.all (2016) yang menganalisa transisi organisasi

tertentu yang terjadi setelah privatisasi dimana lebih utama, peneliti menganalisa

dari sudut pandang teori keagenan bagaimana transisi pada tingkat mengatur

perusahaan (dewan direksi dan tipe kepemilikan atau struktur ) mempengaruhi

strategi perusahaan, dan apa keterkaitan masalah ini.

Menurut Robert dan Kinicki (dalam Robert Kreitner, 2011) bahwa komitmen

organisasi adalah cerminan dimana seorang karyawan dalam mengenali

organisasi dan terikat pada tujuan-tujuannya. Ini adalah sikap kerja yang penting

karena orang-orang memilih komitmen diharapkan dapat menunjukan

ketersediaannya untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan

memiliki hasrat yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan.

Menjaga komitmen atau kepercayaan terhadap organisasi dapat berkembang

disebabkan oleh diri sendiri karena mempunyai hubungan emosional atas

perubahan seperti menerima nilai dan dukungan moral yang ada dalam

Page 20: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

5

perusahaan dan juga kemauan dari dalam diri individu demi berdedikasi kepada

organisasi. Luthans (2012), mengemukakan bahwa sebuah komitmen dalam

organisasi yaitu sebuah perilaku yang dimana sangat mempertimbangkan

komitmen karyawan terhadap perusahaan sehingga terjadi mekanisme

berkesinambungan dimana anggota organisasi dan keberhasilan serta kemajuan

yang akan berlanjut.

Griffin dan Moorhead (2013) mengemukakan bahwa komitmen organisasi

(organizational commitment) adalah sikap yang menggambarkan sejauh mana

diri seorang mengetahui organisasi. Sedangkan Robins (2015) menyampaikan

bahwa komitmen organisasi adalah kondisi dimana seorang karyawan memihak

kepada organisasi serta keinginan dan tujuan untuk menjaga anggota-anggota

dalam organisasi. Alwi (2013) mengemukakan komitmen organisasi adalah

perilaku karyawan untuk tetap berada di dalam organisasi dan terlibat dalam

upaya-upaya mencapai misi dan visi organisasi.

Berdasarkan defenisi komitmen organisasi yang diuraikan di atas bahwa

komitmen merupakan suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi di tandai

dengan adanya:

1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai

organisasi.

2. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi.

3. Keinginan yang kuat untuk memepertahankan kedudukan sebagai angota

organisasi.

Menurunnya komitmen menunjukkan minimnya tanggung jawab seseorang

dalam mengerjakan kewajibannya. sehingga terjadi seseorang mempermasalkan

soal komitmen dengan tanggung jawab.

Page 21: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

6

Menurut Triatna (2015:120) komitmen dalam organisasi merupakan suatu

kadar kesetiaan karyawan terhadap organisasi yang dicirikan oleh keinginannaya

untuk tetap menjadi bagian dari organisasi, berbuat yang baik untuk

organisasi,dan selalu menjaga nama baik organisasi.

Penelitian ini di harapkan memberi konstribusi kepada litertur manajemen

perubahan dengan menunjukkan pentingnnya factor-faktor psikologis dalam

proses perubahan organisasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengintegrasikan dan meluaskan penelitian tentang apakah coping with change

memiliki pengaruh dalam hal pemediasi komitmen terhadap organisasi pada

Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar sebagai representasi reaksi negative

pegawai terhadap perubahan. Hal ini penting karena coping memiliki peran

sentral sebagai proses penilaian kognitif individual dalam merespon upaya-upaya

perubahan yang sedang berlangsung dalam konteks organisasi sehingga di

harapkan organisasi mampu mengetahui reaksi dan mengelola respon karyawan

sebagai bagian integral dalam mendukung upaya pegawai terhadap kesuksesan

Implementasi perubahan.

Penelitian Safal Batra (2016) dengan tujuan menjabarkan apakah perubahan

selalu opsi terbaik? Sejumlah perusahaan mapan dan besar dipercaya memiliki

manfaat dari fleksibilitas strategi dan perubahan, penelitianini bertujuan untuk

menunjukkan secara empiris bahwa perusahaan di Negara-negara berkembang

perlu berisikeras dengan strategi mereka selama tahun-tahun dalam rangka

untuk mencapai kelebihan kompetitif yang berkelanjutan. Temuan mengutarakan

bahwa bertahan dengan perusahaan di Negara-negara strategi yang ada adalah

cara yang paling optimal untuk bertahan hidup dan berkembang di tahuntahun

awal usaha yang beroperasi di kalangan bisnis turbulen dari Negara

Page 22: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

7

berkembang. Perubahan radikal dalam postur strategi dapat berakibat buruk bagi

perusahaan-perusahaan baru.

Penelitian Rodriguez et.all (2016) yang menganalisa transisi organisasi

tertentu yang terjadi setelah privatisasi dimana lebih utama, peneliti menganalisa

dari sudut pandang teori keagenan bagaimana transisi pada tingkat mengatur

perusahaan (dewan direksi dan tipe kepemilikan atau struktur ) mempengaruhi

strategi perusahaan, dan apa keterkaitan masalah ini.

Menurut Robert dan Kinicki (dalam Robert Kreitner, 2011) bahwa komitmen

organisasi adalah cerminan dimana seorang karyawan dalam mengenali

organisasi dan terikat pada tujuan-tujuannya. Ini adalah sikap kerja yang penting

karena orang-orang memilih komitmen diharapkan dapat menunjukan

ketersediaannya untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan

memiliki hasrat yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan.

Menjaga komitmen atau kepercayaan terhadap organisasi dapat berkembang

disebabkan oleh diri sendiri karena mempunyai hubungan emosional atas

perubahan seperti menerima nilai dan dukungan moral yang ada dalam

perusahaan dan juga kemauan dari dalam diri individu demi berdedikasi kepada

organisasi. Luthans (2012), mengemukakan bahwa sebuah komitmen dalam

organisasi yaitu sebuah perilaku yang dimana sangat mempertimbangkan

komitmen karyawan terhadap perusahaan sehingga terjadi mekanisme

berkesinambungan dimana anggota organisasi dan keberhasilan serta kemajuan

yang akan berlanjut.

Griffin dan Moorhead (2013) mengemukakan bahwa komitmen organisasi

(organizational commitment) adalah sikap yang menggambarkan sejauh mana

diri seorang mengetahui organisasi. Sedangkan Robins (2015) menyampaikan

Page 23: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

8

bahwa komitmen organisasi adalah kondisi dimana seorang karyawan memihak

kepada organisasi serta keinginan dan tujuan untuk menjaga anggota-anggota

dalam organisasi. Alwi (2013) mengemukakan komitmen organisasi adalah

perilaku karyawan untuk tetap berada di dalam organisasi dan terlibat dalam

upaya-upaya mencapai misi dan visi organisasi.

Berdasarkan defenisi komitmen organisasi yang diuraikan di atas bahwa

komitmen merupakan suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi di tandai

dengan adanya:

4. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai

organisasi.

5. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi.

6. Keinginan yang kuat untuk memepertahankan kedudukan sebagai angota

organisasi.

Menurun nya komitmen menunjukan minimnya tanggung jawab seseorang

dalam mengerjakan kewajiban nya. Sehingga terjadi seseorang mempermasalah

kan soal komitmen dengan tanggung jawab.

Menurut Triatna (2015:120) komitmen dalam organisasi merupakan suatu

kadar kesetiaan karyawan terhadap organisasi yang dicirikan oleh keinginannaya

untuk tetap menjadi bagian dari organisasi, berbuat yang baik untuk

organisasi,dan selalu menjaga nama baik organisasi.

Penelitian ini di harapkan memberi konstribusi kepada litertur manajemen

perubahan dengan menunjukkan pentingnnya faktor-faktor psikologis dalam

proses perubahan organisasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengintegrasikan dan meluaskan penelitian tentang apakah coping with

change memiliki pengaruh dalam hal pemediasi komitmen terhadap

Page 24: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

9

organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar sebagai representasi

reaksi negative karyawan terhadap perubahan. Hal ini penting karena coping

memiliki peran sentral sebagai proses penilaian kognitif individual dalam

merespon upaya-upaya perubahan yang sedang berlangsung dalam konteks

organisasi sehingga di harapkan organisasi mampu mengetahui reaksi dan

mengelola respon karyawan sebagai bagian integral dalam mendukung upaya

karyawan terhadap kesuksesan implementasi perubahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana coping with change sebagai pemediasi komitmen organisasi

pada Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar ?

2. Bagaimana respon karyawan terhadap peran coping with change sebagai

pemediasi komitmen terhadap organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan

Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang disebutkan di atas, penelitian ini bertujuan

untuk menggali lebih lanjut dan memberikan informasi tentang :

1. Pengaruh coping with change sebagai pemediasi komitmen terhadap

organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar !

2. Respon karyawan terhadap peran coping with change sebagai pemediasi

komitmen terhadap organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar !

Page 25: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

10

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan mempunyai beberapa manfaat baik bagi penulis

maupun pihak pihak yang terkait dengan penelitian, adapun manfaat yang

dapat di ambil adalah :

1. Bagi peneliti, Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan

pengamatan sebuah system informasi mengenai peran coping with change

sebagai pemediasi komitmen terhadap organisasi pada Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar.

2. Bagi instansi terkait, Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan bagi karyawan Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar.

3. Bagi akademis, Hasil penelitian yang diperoleh dapat berguna sebagai

referensi atau bahan perbandingan bagi peneliti peneliti yang ingin

mengkaji masalah yang berkaitan dengan penelitian.

Page 26: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu ilmu yang

menjelaskan cara untuk melakukan pemberdayaan terhadap pegawai dalam

sebuah organisasi, kelompok kerja, membuat system pekerjaan serta

mengembangkan kinerja seorang karyawan yang mempunyai kemampuan.

Sumber daya manusia adalah istilah yang hampir setiap hari di dengar dan

ditemui, istilah sumber daya manusia adalah istilah yang umum yang

berkonotasi kepada kemampuan individu dan sekelompok orang yang bekerja

dan mengabdi pada suatu instansi atau organisasi. Sumber daya manusia

telah menggantikan istilah personalia sebagai penjelasan dari proses untuk

mengelola SDM dalam organisasi.Tidak mungkin perusahaan dapat eksis

tanpa sumber daya manusia yang membantu atau mengendalikannya.

Apapun jenis bisnis membutuhkan kerja sama dengan pegawai lainnya atau

SDM. Dengan demikian hal tersebut sangat perlu untuk dikelola, dan

pengelolaan sumber daya manusia (SDM) ini yang dikenal dengan

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Menurut Cushway(2016:47), tujuan MSDM meliputi beberapa hal penting

berikut di antaranya adalah :

1. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan

strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.

2. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.

Page 27: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

12

3. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam

manajemen SDM.

4. Memperbaiki tingkat produktifitas.

5. Memperbaiki kualitas kehidupan kerja.

6. Menyakini bahwa organisasi telah memenuhi aspek-aspek legal

7. Staf perusahaan berbagi tanggung jawab untuk perumusan kebijakan SDM

dan administrasi program pada seluruh tingkat organisasi.

Manajemen sumber daya manusia sebenarnya berkaitan juga dengan

apa yang diinginkan oleh pegawai sebagai hasil kontribusi kerja yang telah

dicurahkan kepada instansi atau organisasi. Keinginan SDM tersebut menjadi

motivasi kerja yang bermuara kepada peningkatan produktivitas.

Ada beberapa fungsi dari manajemen sumber daya manusia yang perlu

anda ketahui untuk di praktekkan dalam organisasi anda, diantaranya adalah :

1. Staffing (Mengatur Keanggotaan)

Staffing atau Mengatur Keanggotaan, dalam fungsi ini ada kegiatan penting

yang termasuk yaitu perencanaan, penarikan, juga proses seleksi.

Semakin banyak perusahaan yang berdiri, semakin banyak pula SDM yang

dibutuhkan. Inilah yang membuat MSDM berfungsi menyediakan, menyaring,

memilih SDM yang akan bergabung dalam perusahaan.

Fungsi Msdm ini berperan penting untuk menentukan kualitas sumber daya

manusia dalam perusahaan perusahaan.

Demi mendapatkan pekerja yang sesuai kriteria, departemen sumber daya

manusia biasanya melakukan serangkaian kegiatan seoperti wawancara, tes

keahlian, dan menyelidiki latar belakang orang tersebut.

2. Evaluasi

Page 28: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

13

MSDM mempunyai fungsi lain yaitu evaluasi, evaluasi disini termasuk

dalam melakukan pelatihan juga penilaian.

Biasanya depertemen SDM memberi pelatihan terhadap para calon

pegawai dan memastikan mereka mendapat evaluasi atau penilaian terhadap

perfomance mereka.

Selain terhadap calon departemen juga harus melatih para manajer untuk

membuat standar kinerja yang dinilai baik dan membuat sebuah penilaian

dengan akurat.

3. Penggantian dan Kepuasan

Departemen SDM memiiliki tugas untuk membuat perkembangan atas

struktur gaji yang baik, sementara pihak manejer memberikan evaluasi kinerja

untuk penentuan gaji yang akan diterima pegawai yang bersangkutan. Kedua

pihak yang meliputi manajemen sumber daya manusia ini harus melakukan

koordinasi yang baik.

4. Pelatihan dan Penasehat

Pihak departemen SDM bertanggung jawab untuk membantu pihak

manajer dalam membuat program program pelatihan baik untuk calon

pegawai, pegawai baru, atau juga pegawai lama demi menghasilkan kinerja

yang lebih berkualitas.

Selain melatih departemen SDM juga menjadi penasehat yang akan

memberi masukan kepada pihak manajer, serta mencari solusi bila terjadi

kasus atau masalah selama proses pengembangan.

5. Membangun Relasi

MSDM berperan penting dalam membangun relasi dengan karyawan

seperti melakukan negoisasi dengan pihak perserikatan pekerja. Peran aktif

Page 29: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

14

dalam mencari jalan persetujuan antara perusahaan dengan serikat pekerja,

akan mengurangi datangnya keluhan dari pekerja.

6. Menciptakan kondisi aman dan sehat

Yaitu sebagai pencipta kondisi yang aman dan sehat, yaitu menghindari hal

hal yang tidak diinginkan dan beresiko seperti kecelakaan yang dialami

pekerja.

Departemen SDM bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan khusus

seperti keselamatan kerja, memperbaiki kondisi yang dapat membahayakan

pekerja, dan membuat program kesehatan untuk pekerja. Selain itu

departemen SDM juga wajib untuk selalu membuat laporan setiap terjadi

kecelakaan kerja.

7. Mendalami masalah

Fungsi selanjutnya adalah sebagai pencari solusi dari masalah masalah

yang terjadi.

8. Pengintegrasian

Yang dimaksud dengan itegrasi disini ialah menyatukan kepentinga

perusahaan dengan kebutuhan pegawai. Jika integrasinya bagus tentu

kerjasama akan lebih menguntungkan bagi untuk kedua pihak.

9. pemberhentian

Pemberhentian karyawan yang biasa disebut PHK (Pemutusan Hubungan

Kerja) adalah proses memutus atau mengakhiri kontrak atau hubungan kerja

antar perusahaan dengan pegawai. Dalam proses PHK dapat menjadi sumber

masalah bagi perusahaan, seperti keluhan karyawan, pelapor kedinas tenaga

kerja hingga salah membayar gaji terakhir. Pegawai yang berhenti pun perlu

mendapat perhatian karena dapat mempengaruhi oprasional perusahaan.

Page 30: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

15

B. Strategi Coping

1. Defenisi Menurut para ahli

Sumber daya coping adalah sebuah bentuk sistem yang dimiliki serta

diterapkan dalam sebuah keluarga yang dimana bersifat non fisik dan juga

bersifat fisik untuk meningkatkan perilaku coping (Allen, 2014). Sumberdaya

coping juga berupa dapat berupa perilaku subjektif sehingga nantinya

penerapan perilaku coping dapat mengahasilkan berbagai macam pada

tingkat perilaku setiap individu seorang (Maschi,2015).

Perilaku coping dapat juga dikatakan sebagai transaksi yang dilakukan

individu untuk mengatasi berbagai tuntutan (internal dan eksternal) sebagai

suatu yang membebani dan mengganggu kelangsungan hidupnya. Strategi

coping bertujuan untuk mengatasi situasi dan tuntutan yang dirasa menekan,

menantang, membebani dan melebihi sumberdaya (resources) yang dimiliki.

Sumberdaya coping yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi strategi

coping yang akan dilakukan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, bahwa strategi coping adalah

usaha-usaha yang dikerjakan individu dalam mengatasi kondisi penuh

tuntutan atau yang mengintimidasi dirinya dengan menggunakan sumber daya

yang ada untuk mengurangi tingkat stres atau tekanan yang di alami.

2. Bentuk-bentuk strategi coping

Terdapat dua strategi dalam melakukan coping, yaitu:

a. Emosional focused coping, digunakan untuk mengatur respon

emosional terhadap stres, pengaturan ini melalui perilaku individu,

seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang

tidak menyenangkan, melalui strategi yang kognitif. Bila individu tidak

Page 31: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

16

mampu mengubah kondisi yangPenuh dengan stres, maka individu

akan cenderung untuk mengatur emosinya.

b. Problem focused coping, digunakan untuk mengurangi stressor atau

mengatasi stres dengan cara mempelajari cara-cara atau keteramilan

yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila

dirinya yakin dapat merubah situasi yang mendatangkan stres, metode

ini lebih sering di gunakan oleh orang dewasa.

3. Jenis jenis coping

a. Coping psikologis

Pada umumnya gejala yang sering kali timbul akibat dari stress

psikologis terdapat dua faktor, yaitu:

1. Bagaimana penerimaan atau persepsi seorang individu terhadap

stressor, yang berarti seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh

seorang individu terhadap stressor yang di hadapinya.

2. Keefektifan strategi coping strategi coping yang di gunakan oleh

individu : yang berarti dalam menghadapi stressor, jika strategi yang

di gunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan

menjadi suatu pola yang baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya

dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.

b. Coping psiko-sosial

Coping psiko-sosial yaitu reakasi psiko sosial terhadap adanya

stimulus stress yang diterima atau dihadapi oleh klien.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping

Mu’tadin mengungkapkan bahwa cara individu mengatasi kondisi yang

mengutarakan tekanan di tentukan oleh daya individu sendiri meliputi :

Page 32: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

17

a. Kesehatan fisik :kesehtaan merupakan hal yang sangat berarti karena

selama dalam usaha memecahkan stres seseoran di tuntut untuk

mengarahkan tenaga yang banyak.

b. Pandangan positif atau keyakinan : keyakinan menjadi sumber data

psikologis yang sangat berarti, seperti keyakinan akan nasib (eksternal

locus of control), yang mengatur individu pada penilaian

ketidakberdayaan (helplessness) yang akan mengurangi kekuatan

strategi coping tipe problem (solving focused coping).

c. Keterampilan menyelesaikan masalah : keahlian ini mencakup

kemampuan untuk mendapatkan informasi, mengidentifikasi masalah,

menganalisa situasi dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif

tindakan, kemudian memikirkan opsi tersebut sehubung dengan

perolehan yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana

dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

d. Keterampilan sosial :keterampilan ini meliputi kemampuan untuk

berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai

dengan nila-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

e. Dukungan sosial : dukungan ini mencakup pemenuhan kebutuhan

informasi dan emosional pada diri seseorang yang diberikan oleh orang

tua, saudara, anggota keluarga, teman dan lingkungan masyarakat

sekitarnya.

f. Materi : dukungan ini mencakup sumber daya berupa barang-barang,

uang atau layanan yang dapat di beli.

C. Mediasi

Page 33: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

18

Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga

yang netral, yang tidak memiliki kewenagan mengambil keputusan yang

membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi)

yang di terima oleh kedua bela pihak.

Tahap tahapan dalam mediasi yaitu:

a. Mendefenisikan permasalahan:

1. Memulai proses mediasi

2. Mengungkap kepentingan tersembunyi

3. Merumuskan masalah dan menyusun agenda

b. Memecahkan permasalan:

1. Mengembangkan pilihan-pilihan (options)

2. Menganalisis pilihan-pilihan

3. Proses tawar menwar akhir

4. Mencapai kesepakatan.

Beberapa alasan mengapa mediasi sebagai alternatif penyelesaian

sengketa mulai mendapat perhatian lebih di indonesia:

a. Faktor ekonomis, dimana mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa

memiliki potensi sebagai sarana untuk menyelesaikan yang lebih

ekonomis, baik dari sudut pandang biaya maupun waktu.

b. Faktor ruang lingkup yang di bahas, mediasi memiliki kemampuan untuk

membahas permasalahan agenda secara lebih luas, kompherensip dan

fleksibel.

c. Faktor pembinaan hubungan baik, dimana mediasi yang mengandalkan

cara cara penyelesaiaan yang kooperatif sangat cocok bagi mereka yang

Page 34: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

19

menekankan pentingnya hubungan baik antara manusua (relationship),

yang telah berlangsung maupun yang akan datang.

D. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi (organisational commitment) adalah suatu keadaan

dimana karyawan peduli dan memihak kepada organisasi tujuannya, untuk

memelihara anggota-anggotanya dalam organisasi. Komitmen organisasi

sangat digunakan dalam sebuah organisasi, guna terciptanya komitmen yang

tinggi akan mempengaruhi situasi kerja yang professional. Komitmen terhadap

organisasi adalah lebih dari sekedar keanggotaan formal, sehingga meliputi

sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengupayakan tingkat usaha

yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi tercapainnya tujuan.

Berdasarkan uraian ini, dalam komitmen organisasi mencakup unsur loyalitas

terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap

nilai-nilai dan ujuan organisasi.

a. Manfaat Komitmen Organisasi

Juniarari (2011) mengatakan bahwa manfaat dengan adanya komitmen

dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Para pekerja yang benar-benar menunjukkan komitmen tinggi terhadap

organisasi mempunyai kemungkinan jauh lebih besar untuk

menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dalam organisasi.

2. Memiliki keinginan yang lebih kuat untuk tetap bekerja pada organisasi

yang sekarang dan dapat terus memberikan sumbangan bagi pencapai

tujuan.

Page 35: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

20

3. Sepenuhnya melibatkan diri pada pekerjaan mereka, karena pekerjaan

tersebut adalah mekanisme kunci dan saluran individu untuk

memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.

b. Cara Menumbuhkan Komitmen

Menurut luthans dalam Chaniago (2016), komitmen organisasi memiliki

tiga aspek utama yaitu :

1. Identifikasi

Identifikasi terlakasanakan dalam bentuk keyakinan karyawan

terhadap organisasi jika dikerjakan dengan memodifikasi tujuan

organisasi. sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para organisasi

atau karyawan memasukkan pula keinginan dan kebutuhan mereka

dalam tujuan organisasi. hal ini dilakukaan untuk saling kontributif di

antara para karyawan untuk menggapai tujuan organisasi. Hal ini di

butuhkan untuk saling mensuport di antara para karyawan untuk

mencapai tujuan organisasi. lebih lanjut, kondisi tersebut akan

mendukung karyawan dengan rela memberikan sesuatu bagi

tercapainya tujuan organisasi tersebut telah dipilih dan direncanakan

untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.

2. Keterlibatan

Keterlibatan karyawan dalam semua aktivitas kerja untuk

diperhatikan karena adanya keterlibatan karyawan mendorong untuk

saling bekerja sama dengan baikantar semua rekan kerja. Salah satu

cara yang dapat dipakai untuk melibatkan semua karyawan adalah

dengan mendorong partisipasi mereka dalam berbagai perbuatan

keputusan yang dapat menimbulkan keyakinan pada para karyawan

Page 36: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

21

bahwa apa yang telah diputuskan merupakan keputusan secara

bersama.

3. Loyalitas

Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan

seseorang untuk mempererat hubungan dengan organisasi, dengan

mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.

Kesediaan karyawan untuk mempertahankan diri bekerja dalam

organisasi merupakan hal yang penting menunjang komitmen mereka

terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat dilakukan

apabila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan dalam

organisasi.

Beberapa penjelasan tentang pengertian komitmen organisasi dapat di

simpulkan bahwa komitmen organisasi adalah keterikatan seseorang

karyawan terhadap organisasi dimana tempat dia bekerja yang ditunjukan

dengan tingkat keterlibatan dirinya dalam mewujudkan tujuan organisasi atau

perusahaan serta komitmen organisasi dikatakan apabila karyawan dapat

menerima nilai nilai organisasi tersebut.

Cohen dalam kusumaputri (2015) mendefinisikan bahwa komitmen kerja

adalah kekuatan yang mengikat individu untuk melakukan aksi menuju satu

atau beberapa tujuan organisasi, sedangkan best (dalam kusumaputri, 2015)

mengatakan bahwa individu individu yang berkomitmen untuk melakukan aksi

aksi atau perilaku khusus yang dilandasi oleh keyakinan moral dari pada

keuntungan peribadi.

Miller dan lee (dalaam kusumaputri, 2015) mendefenisikan kimitmen kerja

adalah suatu keadaan dari anggota organisasi yang terikat aktivitas dan

Page 37: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

22

keyakinannya, adapun fungsinya untuk mempertahankan aktivitas dan

keterlibatannya dalam organisasi.

Baron dan armstrong (2010), menyatakan bahwa komitmen kerja adalah

tentang mengenal pasti tujuan dan nilai organisasi, keinginan menjadi milik

organisasi dan kesanggupan untuk berusaha menjadi milik organisasi. Baron

dan armstrong juga menjelaskan bahwa komitmen dapat memastikan

organisasi itu dilihat sebagai “tempat yang hebat untuk bekerja”, lalu

menjadikannya “pemimpin pilihan”.

Berdasarkan serangkaian pengertian tentang komitmen kerja di atas, dapat

disimpilkan bahwa komitmen kerja merupakan sikap atau perilaku karyawan

yang berkaitan dengan keinginan kuat seorang anggota organisasi atau

pegawai untuk mempertahankan keanggotannya suatu organisasi, serta

mendukung dan menjalankan tujuan organisasi atau perusahaan sacara

penuh suka rela, serta komitmen kerja lebih dari sekedar kesetiaan, namun

lebih kepada keintiman atau ikatan batin anggota terhadap organisasinya.

E. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris adalah kajian yang di peroleh dari observasi atau

percobaan, tinjauan empiris adalah informasi yang membenarkan suatu

kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris. Dalam

pandangan empiris, seseorang hanya dapat mengklim memiliki pengetahuan

saat seseorang memiliki kepercayaan yang benar berdasarkan bukti empiris.

Dalam arti lain, kajian empiris sama artinya dengan hasil dari suatu

percobaan.

Page 38: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

23

Berikut ini sebagian contoh kajian empiris tentang coping with change

sebagai pemediasi komitmen terhadap organisasi.

Table 2.1 Kajian Empiris

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Putu esa widaharthana (2010)

Peran coping with change sebagai

pemediasi komitmen terhadap perubahan pada intensi keluar.

-Komitmen efektif terhadap perubahan berpengaruh negative dan secara statistic signifikan terhadap intensi keluar. -coping terhadap

perubahan memediasi secarah penuh hubungan negative antara komitmen efektif terhadap perubahan dengan intensi keluar.

2. Albert Kurniawan (2015)

Pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational Citizenship Behavior (OCB) PT X Bandung.

-Terdapat pengaruh komitmen organisasi secara simultan terhadap organizational Citizenship Behavior (OCB) PT X

Bandung. -tidak terdapat pengaruh komitmen efektif terhadap organizational citizenship behavior (OBC).

3. Linda Kartini Ticoalu (desember 2013)

Organizational citizentship behavior (OCB) dan Komitmen Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan

Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawa, artinya karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan membuat karyawan tersebut memberikan yang terbaik bagi organisasi, dengan demikian akan terpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri.

4. Arum Darmawati, lina Nur Hidayati dan Dyna Herlina S. (April 2013).

Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap organizational Citizenship Behavior (OCB)

Besarnya pengaruh variable kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap OBC sebesar 38,8%.

Page 39: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

24

5. Sebastianus Alexander Septiadi, Desak Ketut Sintaasih Dan I Made Artha Wibawa. (A gustus, 2017)

Pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja dengan pemediasi komitmen organisasional.

Keterlibatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organizational. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pegawai di libatkan dalam suatu pekerjaan maka komitmen organisasi akan meningkat. Begitupula sebaliknya.

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah di jelaskan sebelumnya, maka

dapat disusun kerangka fikir bahwa coping with change sangat berpengaruh

pada organisasi Dinas Ketenagakerjaan kota makassar. Menurut Folkman

dan Lazarus, coping adalah suatu metode yang mengajakseseorang agar

mencoba untuk dapat mengatur serta mengelola jarak dan juga perbedaan

yang berada diantara ketentuan-ketentuan (ketentuan yang berasal dari

lingkungan maupun individu), dengan memanfaatkan sumber daya yang

nantinya mereka akan gunakan dalam kondisi full tekanan (stressfull).

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan agar lebih memperhatikan

perubahan-perubahan yang terjadi agar tidak terlalu mengambil resiko pada

karyawan.

Page 40: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

25

H1

H2 H3

Gambar 2.2. Kerangka konsep

Dinas Ketenagakerjaan

kota makassar

Coping with change

Komitmen terhadap

perubahan

Page 41: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul peran coping with change sebagai pemediasi

komitmen terhadap organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan kota makassar.

Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode

deskriftif.

Sugiyono (2017:9) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah

metode yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk

meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generasi.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah

penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

dengan menggambarakan obyek yang menjadi pokok permasalahan dengan

mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan kedalam

bentuk laporan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Kantor dinas

ketenagakerjaan makassar Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi

Selatan 90111. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan di

mulai pada bulan Oktober – November 2020.

Page 42: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

27

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus

membatasi penelitian guna memilih mana data yang tidak relevan dan mana

data yang relevan. Penelitian ini difokuskan pada “peran coping with change

sebagai pemediasi komitmen terhadap organisasi pada Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar”. Untuk mengetahui bagaimana respon

karyawan terhadan coping with change sebagai pemediasi komitmen.

Sehingga karyawan dapat menentukan kualifikasi dirinya sendiri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

sumber data yang di gunakan yaitu :

1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan Tanya jawab

oleh peneliti, Tanya jawab yang dilakukan bertujuan untuk mengambil

keterangan, informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui proses

komunikasi secara langsung dengan sumber-sumber data.

Berg (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009:129) membatasi wawancara

sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk

mengumpulkan informasi.

Sudjana (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009:130) wawancara adalah

proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap mukaantara pihak

penannya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab

(interviewee).

Page 43: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

28

2. Observasi

Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa , kejadian, pose dan

sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diobservasi. Peneliti melakukan

penamatan langsung dengan membawa data observasi yang telah disusun

sebelumnya untuk melakukan pengecekan kemudian peristiwa yang di amati

di cocokan dengan data observasi.

3. Dokomentasi

Peneliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian melalui

foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, dimana data dapat dari sumber informan pertama yaitu

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti data ini akan diperoleh langsung melalui wawancara dengan

karyawan Dinas Ketenagakerjaan kota makassar.

2. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain), data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang

dipublikasikan dan tidak dipublikasikan dalam penelitian ini, data sekunder

dilakukan dengan teknik manual yaitu dengan meminta langsung pada

perusahaan data yang diinginkan atau yang sesuai dengan kebutuhan

penelitian seperti : (1) profit perusahaan (company profile), (2) data base

karyawan dan (3) arsip-arsip yang berkaitan penelitian di perusahaan.

Page 44: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

29

3. Informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik snowball sampling dalam menentukan informan di antaranya

terdapat 5 (lima) informan di antaranya sebagai berikut:

a. Informan kunci, yaitu orang-orang yang memahami permasalahan yang

di teliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian

ini adalah Nur Wahidah, S.T Sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian di dinas ketenagakerjaan kota makassar karena

memberikan informasi mendalam yang dibutuhkan peneliti.

b. Informan non-kunci, yaitu orang-orang yang di anggap mengetahui

permasalahan yang diteliti yaitu Bapak Irwan S.E Sebagai Seksi

Perluasan dan Kesempatan Kerja, Ibu Rita Harnita S.Pd Sebagai

Analisis Bahan Penguatan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan,

Bapak Andi Iskandar SP Sebagai Seksi Kepala Informasi Pasar Kerja,

dan Ibu Diana Rayanti S.H Sebagai Fungsional Mediator Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar jln. Pettarani.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang juga dapat diartikan sebagai “alat bantu” memiliki peran

yang sangat berpengaruh terhadap penelitian. Oleh sebab itu instrument

penelitian sangat dibutuhkan agar penelitian dapat berjalan secara mudah dan

efesien, Instrument penelitian paling utama dalam penelitian ini adalah

peneliti. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2015:306), pada penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan di cari dari

Page 45: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

30

objek penelitian masih belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya,

dan hasil yang di harapkan juga belum jelas.

Di dalam penelitian ini penulis sendiri yang bertindak sebagai instrumen, ini

didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki sifat dinamis dan

kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan dan menyimpulkan

secara objektif.

Hasil penelitian yang valid serta dapat di peroleh dengan menggunakan

alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, pensi/pulpen

dan catatan peneliti yang berfungsi sebagai alat pengumpulan data serta alat

pemotret sebagai alat dokumentasi. Instrumen peneliti yang digunakan adalah

wawancara. Penggunaan metode wawancara di gunakan karena peneliti ingin

menggali informasi terkait bagaimana peran coping with change sebagai

pemediasi komitmen terhadap organisasi pada dinas ketenagakerjaan.

Adapun yang menjadi instrumen wawancara dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Instrumen wawancara

Instrumen wawancara

1. Apakah nama jabatan yang anda jabati ?

2. Apakah tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab anda?

3. Apakah tujuan jabatan yang bapak/ibu kerjakan?

4. akhir-akhir ini permasalahan/perubahan apa yang terjadi dalam

pekerjaan anda ?

5. Jika terjadi perubahan bagaimana cara anda mengatasinya?

6. Bagaimana menurut anda tentang coping with change?

Page 46: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

31

7. Menurut anda bagaimana strategi atau cara untuk coping with

change?

8. Menurut anda apakah seseorang dapat melakukan coping with

change?

9. Bagaimana menurut anda mengenai pemediasi komitmen dalalm

organisasi ?

10. Apakah menurut anda dengan di berlakukannya sistem coping

with change akan berdampak baik bagi karyawan?

G. Teknik Analisis Data

Secara konseptual analisis data merupakan proses sistematis pencarian

dan pengaturan transkip wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain

yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi

tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan

kepada orang lain. Tugas analisis data adalah menafsirkan dan membuat

makna materi-materi yang telah dimunculkan sebagai tugas monumental

ketika seseorang untuk pertama kali melibatkan dalam proyek penelitian.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman,

teknik-teknik data sebagai berikut :

Page 47: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

32

Periode pengumpulan data

Reduksi data

Antisipasi Selama Setelah

Display data

Selama Setelah Analisis

Vertifikasi/kesimpulan

Selama Setelah

Triangulasi

Selama Setelah

Gambar 3.2 Tekhnis Analisis Data

Sumber : Buku Karya Sugiyono yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif

1. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data merupakanproses pemilihan, pemusatan, perhatian,

pengabstrakan dan pentransformasikan data kasar dari lapangan

(sugiyono,2016). Data yang diperoleh dari proses wawancara diseleksi dan

diorganisir melalui coding dang tulisan ringkas. Dalam mereduksi data,

data-data yang tidak relevan dipisahkan dari data yang tidak relevan

dengan penelitian.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya serta

membuang yang tidak perlu. Jadi, data yang digunakan diharapkan benar-

benar data yang valid. Reduksi data mencakup beberapa kegiatan seperti

berikut :

a. Organisasi data

Data hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip wawancara

kemudian dikeleompokkan menurut format tertentu. Format yang

Page 48: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

33

digunakan dalam penelitian ini adalah nama, pekerjaan/jabatan, tempat

wawancara, tanggal wawancara, serta isi wawancara. Transkip hasil

wawancara dianalisis, lalu kata kuncinya dikumpulkan dalam tabel

terpisah sekaligus diklarifikasi sesuai pertanyaan penelitian.

b. Cooding datacodding atau pengkodean data

Cooding datacodding atau pengkodean data adalah proses memilah-

milah dan memberikan label pada teks dalam rangka memperoleh

informasi dan tema-tema umum yang terkandung dalam data. Tujuan

dari proses pengkodean adalah untuk membangun gambaran

(pemahaman) umum tentang data yang tertuang dalam teks, memilah-

milahnya kedalam segmen-segmen gambar maupun teks.

c. Mengelompokkan berdasarkan kategori, tema dan pola jabatan.

Data yang telah diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian

dikategorikan atau dikelompokkan berdasarkan kerangka analisis. Data

yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami

secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya.

Sehingga peneliti dapat menangkap permasalahan, pengalaman dan

dinamika yang terjadi pada informan.

d. Pemahaman dan mengujinya

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, maka peneliti

mulai memahami data secara rinci. Langkah selanjutnya adalah

meninjau kembali landasan teori pada ban II, sehingga dapat

dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil

yang dicapai. Walaupun peneliti ini tidak memiliki hipotesis tertentu,

Page 49: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

34

namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai

hubungan antara faktor-faktor dan konsep-konsep yang ada.

2. Data Display (penyajian data)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, atau sejenisnya.

Melalui penyajian tersebut, maka data terorganisasikan, tersususun dalam

pola hubungan, sehingga lebih mudah dipahami.

3. Pemeriksaan data (data collation)

Dimana dalam pemeriksaan data ini menggunakan metode trigulasi,

dimana metode trigulasi merupakan salah satu metode yang paling umum

dipakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Metode trigulasi didasarkan

pada filsafat fenomelogi. Fenomologi merupakan aliran filsafat yang

mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan

realititas objek itu sendiri. Trigulasi adalah proses untuk mendapatkan data

valid melalui penggunaan variasi instrumen (alsa dan asmadi 2004). Menurut

moleong (2012) membedakan empat macam teknik triangulasi yaitu:

1. Triangulasi data atau sumber data

Triagulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti

menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil

observasi.

b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi

dengan apa yang dikatakan di depan pribadi.

Page 50: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

35

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan

berbagi pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingkat

pendidikan, status pekerjaan misalnya.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

lainnya.

2. Triagulasi Metode

Di dalam teknik ini, menggunakan berbagai metode pengumpulan

data untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi ini, terdapat dua

strategi yaitu :

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa tehnik pengumpulan data.

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

3. Triangulasi Peneliti

Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan

penelitian dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan

mendapatkan hasil yang sama. Dalam membahas suatu permasalahan

yang sedang di kaji, hendaknya peneliti menggunakan satu prespektif

teori. Sehingga nantinya di dukung dari multiple theory.

4. Vertification (Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan untuk menuju kearah ini sejak awal pengumpulan

data penelitian harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui

Page 51: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

36

dengan melakukan pencatatan peraturan, pola-pola, dan pernyataan-

pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan

berbagai proposisi.

Page 52: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Profil

Departemen yang diserahi tugas untuk menangani masalah Tenaga Kerja

berulangkali mengalami perubahan, baik berupa pembentukan baru,

penyesuian maupun penggabungan. Perubahan organisasi tersebut

disebabkan oleh berkembangnya.

Dalam periode perang kemerdekaaan yang terjadi pada masa kabiner

presidential, masalah perubahan berada pada dibawah dan ditangani oleh

kementrian sosial. Keadaan ini terus berlanjut sampai pada masa kabinet

Syarir III. Pergantian kabinet yang terjadi berulang kali, serta lahirnya partai-

partai politik yang mewarnai gerakan kaum buruh menjadikan penanganan

masalah perburuhan semakin pelit, apalagi disertai oleh memburukya

keadaan ekonomi dalam keadaan perang.

Maklumat presiden No.7 Th.1947 yang diumumkan pada tanggal 3 Juli

1947 tentang susunan Kabinet Syarifuddin bahwa menteri perburuhan belum

dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan ketetapan

mengenai apa yang menjadi tugas pokoknya. Dengan dikeluarkannya

penetapan pemerintah No.3 Th. 1947 tanggal 25 Juli 1947, eksistensi tugas

pokok kementrian sosial, termasuk didalamnya pelimpahan organisasi

jawatan perburuhan personil dan mata aggarannya. Oleh karena itu, tanggal

25 Juli berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja No.Kep.28/MEN/1992

ditetapkan sebagai “hari jadi” Departemen Tenaga Kerja.

Page 53: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

38

Pada periode demokrasi Liberal, Pemerintah Republik Indonesia Serikat

(RIS), Organisasi kementrian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan social.

Pada masa RIS, Negara Kesatuan Republik Indonesia di Yogyakarta

merupakan Negara bagian dari RIS, sehingga pada masa itu ada menteri

Perbruhan di Yogyakarta. Setelah RIS bubar struktur organisasi Kementrian

Perburuhan tampak lebih lengkap karena mencakup struktur organisasi

tingkat pusat sampai tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang

jelas. Ditingkat pusat organisasi Kementrian Perburuhan terdiri dari dua

Direktorat Tenaga Kerja (PMP 79 Tahun 1954).

Periode Demokrasi terpimpin dengan dikeluarkannya dekrit Presiden 5 Juli

1959 telah membuat babak baru dalam tata kehidupan kenegaraaan pada

awal Demokrasi terpimpin. Kementrian perburuhan berada dalam naungan

Menteri Inti Bidang Produksi dan dipimpin oleh seorang Menteri muda

berubah menjadi menteri perburuhan dengan dibantu oleh 4 pembantu

menteri yang kemudian bertambah menjadi 5 pembantu Menteri. Dalam

periode ini kehidupan kenegaraan diwarnai oleh kehidupan partai yang

terpusat dalam pola Nasakom yang memberikan angin kepada PKI untuk

bergerak dan berupaya untuk mendominasi segala posisi dalam organisasi

pemerintahan yang ada.

Periode Orde Baru merupakan transisi, sejalan dengan itu terjadi

perubahan nama organisasi kementrian berubah menjadi Departemen

Tenaga Kerja. Struktur Organisasi Departemen Tenaga Kerja berdasarkan

Presidium Kabinet Ampera No.75/U/II/1996 mengalami penyempurnaan

termasuk Departemen Tenga Kerja yang diatur dengan keputusan Presiden

pada masa transisi yaitu masa penerbitan dan pembersihan aparatur

Page 54: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

39

pemerintahan dari yang terlibat G 30 S/PKI tercatat tiga kali pergantian

Kabinet.

Dalam perkembangannya organisasi Departemen Nakertranskop

mengalami perubahan dengan dipindahkan urusan koperasi ke Departemen

Perdagangan. Kemudian disempurnakan kembali setelah masalah urusan

transmigrasi dilimpahkan ke Departemen Transmigrasi. Penyempurnaan

organisasi semula menganut pendekatan “Holding Company Type” beralih

kependekatan “Integrated Type”. Struktur organisasi yang baru diatur dalam

keputusan Menteri Tenaga Kerja NO. Kep-525/Men/1984 yang mengacu pada

Kepres Tehun 1997, dan masa Kabinet Pembangunan VI.

Organisasi Departemen Tenga Kerja bertambah 2 (dua). Unit Eselon I yaitu

Direktorat Jenderal Binalattas dan Badan Perencanaan dan Pengembangan

Tenaga Kerja. Perkembngan organisasi tersebut disebabkan oleh

berkembangnya beban kerja, sehingga Pelita VI telah dirumuskan

kebijaksanaan SAPTA KARYA UTAMA, dan sekarang menjadi DASA KARYA.

Sehubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah secara efektif 1 Januari

2001, sesuai Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang kewenangan

Propinsi sebagai daerah Otonomi.

Departemen Tenaga Kerja Kota Makassar secara resmi menggabung

pemerintah kota Makassar dengan nama Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar.

Berdasarkan Perda Kota Makassar tahun 2004 pembentukan susunan

organisasi dan Tata Kerja serta Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja

Kota Makassar

Page 55: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

40

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Mewujudkan ketenagakerjaan yang mandiri, berdaya saing, harmonis

dan sejahtera untuk semua.

b. Misi

1. Meningkatkan peluang kesempatan kerja, perluasan lapangan kerja

dan penempatan tenaga kerja yang didukung oleh system pelatihan

kerja sehingga terwujud tenaga kerja yang mandiri dan budaya saing.

2. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis berkeadilan

bertanggung jawab dan berkelanjutan.

3. Terwujudnya kepastian hukum dengan melaksanakan pembinaan

pengawasan dan perlindungan terhadap noma ketenagakerjaan.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan operasional perusahaan, setiap instansi termasuk

Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar wajib memiliki struktur organisasi

yang memadai sesuai kebutuhan perusahaan, Dinas Ketenagakerjaan

Kota Makassar dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang membawahi 5

(lima) bagian dan staf menurut bagiannya masing-masing.

Berikut adalah struktur organisasi Dinas Ketenagakrjan Kota Makassar.

Page 56: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

41

Gambar 3.2 struktur organisasi

Berikut Tugas Pokok Kepegawaian Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar :

a. Kepala Dinas

Dinas Ketenagakerjaan mempunyai tugas membantu wali kota melaksanakan

urusan pemerintah bidang tenaga kerja yang menjadi kewenangan Daerah

dan Tugas pembantu yang ditugaskan kepada Daerah.

b. Sekretariat

Page 57: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

42

Seketariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi

lingkungan dinas.

c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan

umum, penatausahanan surat menyurat, urusan rumah tangga,

kehumasan, dokumentasi dan investarisasi barang serta adminisrtasi

kepegawaian.

d. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi dan

akuntansi keuangan.

e. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinator dan penyusunan rencana program kerja,

monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan

kegiatan dinas.

f. Bidang Pelatihan Kerja

Bidang Pelatihan Kerja mempunyai tugas melaksanankan pelatihan kerja.

g. Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas

Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas mempunyai

tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan

evaluasi informasi pasar kerja serta peningkatan produktivitas tenaga kerja,

dan sertifikasi serta bimbingan dan pemagangan bagi tenaga kerja

h. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Page 58: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

43

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja yang

mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan penempatan

tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

i. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai

tugas melaksanakan pelayanan hubungan industrial dan jaminan sosial

tenaga kerja.

B. Penyajian Data

Penelitian ini menguraikan tentang peran coping with change sebagai

pemediasi komitmen terhadap organisasi pada dinas ketenegakerjaan Kota

Makassar hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon karyawan

tentang coping with change sebagai pemediasia komitmen organisasi pada

dinas ketenagakerjaan, Dimana data tersebut peneliti mendapatkan melalui

wawancara observasi, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, untuk

mengambil keputusan yang objektif dan dapat berfungsi sebagai fakta.

Pada tahap penyajian data, peneliti berusaha menyusun data yang relevan

untuk menghasilkan informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna

tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat

hubungan antar femonema untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan

apa yang perlu di tindak lanjuti untuk mencapai tuian penelitian walaupun

keadaan lagi tidak kondusif karena adanya wabah virus covid-19. Penyajian

data yang baik merupakan suatu langka penting menuju tercapainya analisis

kualitatif yang valid. Proses analisi data kualitatif adalah menarik kesimpulan

berdasarkan temuan dan melakukan vertifikasi data.

Page 59: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

44

Dalam menganilisis data, penulis menggunakan metode kualitatif dengan

cara melakukan wawancara, obervasi, dan dokumentasi. Setelah data

terkumpul, maka selanjutkan dengan induktif yaitu menganilisis data yang

bertitik tolak dari fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian disimpulkan

secara umum, adapun penulis teliti peran coping with change sebagai

pemediasi komitmen terhadap organisasi pada Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar, yaitu sebagai berikut;

a. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti, peneliti terjun langsung di kantor

mengamati dan melihat kegiatan yang dilakukan para karyawan

sehingga peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Peran

Coping With Change sebagai Pemediasi Komitmen pada Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar, dimulai pada Hari/tanggal, Selasa, 17

November 2020 sampai kamis 19 November 2020.

b. Wawancara

Bungin Burhan (2010) Mengemukakan tugas pewawancara adalah

untuk tetap menjaga agar peran informan selalu dapat berfungsi

sebagaimana perannya dalam proses sosial yang sebenarnya. Dalam

peneliti ini peneliti memilih mewawancarai karyawan tetap yang ada

dikantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar.

4. Dokumentasi

Data didapati melalui hasil pengambilan data dan gambar di kantor

dinas ketenagakerjaan kota makassar. Wawancara dilaksanakan dengan

menggunakan teknik purposive terhadap 5 orang narasumber yang

dilakukan langsung di kantor dinas ketenagakerjaan Kota Makassar.

Page 60: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

45

Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensiv dengan sangat

mematuhi protokol kesehatan yaitu : Bapak Andi Iskandar.SP selaku Seksi

Kepala Informasi Pasar Kerja, Ibu Diana Rayanti, SH. Selaku Fungsional

Mediator H.I, Bapak Irwan, S.E. Selaku Seksi Perluasan dan Kesempatan

Kerja. Ibu Rita Harnita, S.pd. selaku Analis Bahan Penguatan dan

Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan.

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal selasa, 17 November 2020

langsung dengan 2 Narasumber yaitu : Bapak Irwan S.E. dan Ibu Rita

Harnita s.pd., kemudian pada hari Rabu, 18 November 2020 wawancara

dilaksanakan langsung dengan tiga Narasumber yaitu : Bapak Andi

Iskandar,SP. Dan Diana Rayanti, SH.Dan Ibu Nur Wahidah, ST selaku

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.Wawancara dilakukan

dengan sangat terbatas dikarenakan kondisi saat ini yang tidak

memungkinkan untuk terlalu banyak melakukan interaksi dengan para

narasumber sehingga dilaksanakan sebagaimana adanya, dan juga kantor

dinas ketenagakerjaan kota makassar menerapkan sistem sosial distancing

sesuai dengan anjuran pemerintah.

Data yang terungkap melalu wawancara dilengkapi dengan data hasil

observasi secara langsung pada lokasi penelitian yaitu kantor dinas

ketenagakerjaan kota makassar, untuk memperkuat substansi dari hasil

observasi dan juga wawancara, maka peneliti juga melakukan dokumentasi

bersama dengan para narasumber, semua data hasil dari penelitian ini

diuraikan sesuai dengan fokus pertanyaan dari setiap variabel penelitian

disajikan sebagai berikut :

Page 61: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

46

Tabel 4.2 Narasumber Wawancara

NO NARASUMBER JABATAN

1. Irwan S.E Seksi Perluasan dan Kesempatan

Kerja.

2. Rita Harnita S.Pd Analisis Bahan Penguatan dan

Pemberdayaan Kelembagaan

Pelatihan.

3. Andi Iskandar SP. Seksi Kepala Informasi Pasar

Kerja.

4. Diana Rayanti, SH Fungsional Mediator H.I.

5. Nur Wahidah, ST Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian.

Pertama peneliti melakukan wawancara pada selasa, 17 November 2020

kepada seksi perluasan dan kesempatan kerja bapak Irwan, apakah nama

jabatan yang anda jabati sekarang ? Narasumber bapak Irwan menjawab :

“ jabatan yang saya jabat sekarang yaitu sebagai seksi perluasan dan

kesempatan kerja”.

Kemudian peneliti menanyakan apakah tugas-tugas yang menjadi tanggung

jawab anda ? narasumber bapak Irwan menjawab :

“saya mempunyai tugas melakukan pembagian tugas, memberi petunjuk,

menilai pelaksanaan tugas bawaan serta mengatur pembinaan tenaga kerja

mandiri, sektor informal, teknologi tepat guna (TTG), penyandang cacat, lansia

dan analisa jabatan, membuat konsep rekomendasi kebutuhan usaha mandiri

sesuai petunjuk atasan serta melaksanakan koordinasi, dan tugas kedinasan lain

yang diberikan oleh atasan.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah tujuan dari jabatan yang bapak

kerjakan ?. kemudian narasumber bapak Irwanmenjawab :

“saya memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan perluasan kerja dan

membuka sebesar-besarnya peluang pekerjaan untuk memberikan kesempatan

kepada para pengannguran atau seseorang yang membutuhkan pekerjaan”.

Page 62: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

47

Lalu peneliti menanyakan akhir-akhir ini permasalahan / perubahan apa yang

terjadi dalam pekerjaan anda ? kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“akhir-akhir ini yang menjadi penghabat dalam berkerja karena adanya pandemi

covid-19 menjadi terbatasnya anggaran pemerintah”.

Kemudian peneliti menanyakan jika terjadi perubahan bagaimana cara anda

mengatasinya, kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“yaitu melakukan pergeseran anggaran pada saat rapat atau pembahasan

anggaran atau mengusulkan langsung SK persial walikota.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menurut anda tentang coping

with change? kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“menurut saya coping with change sangat bagus, coping with change sangat di

perlukan dan sangat membantu dalam merealisasikan program-program

kegiatan kerja yang tertunda”.

Peneliti Kemudian menanyakan menurut anda bagaimana strategi atau cara

untuk coping with change ? kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“menurut saya seharusnya diadakan rapat atau mufakat untuk pembahsan

mengenai keterbatasannya anggaran”.

Kemudian peneliti menanyakan meurut anda apakah seseorang dapat

melakukan coping with change? kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“menurut saya tidak semua seseorang dapat melakukan coping with change

kecuali mereka melakukan kerja sama untuk menyelesaikannya”.

Lalu peneliti menanyakan bagaimana menurut anda mengenai pemediasi

komitmen ? kemudian narasumber bapak Irwan menjawab :

“tetap bekerjasama untuk mencapai apa yang menjadi tujuan kami di bidang ini

dan tetap melasanakan sesuai dengan dokumen perencanaan”.

Page 63: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

48

selanjutnya peneliti menanyakan apakah menurut anda dengan di

berlakukannya sistem coping with change akan berdampak baik bagi

masyarakat?

“sangat berdampak baik karena dengan di berlakukannya sistem coping with

change ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca covid-19 “.

Kedua peneliti melakukan wawancara pada selasa, 17 November 2020

kepada ibu Rita Harnita,S.Pd sebagai Analis Bahan Penguatan dan

Pemberdayaan Kelembagaan pelatihan, apakah nama jabatan yang sekarang

anda jabati ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“Analis Bahan Penguatan dan Pemberdayaan Kelembagaan pelatihan “.

Kemudian peneliti menanyakan apakah tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawab anda ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“saya menangani rekomendasi izin LPK “.

Selanjutnya peneliti bertanya apakah tujuan jabatan yang ibu kerjakan ?

Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“tujuannya yaitu untuk memberdayakan dan menguatkan jalannya lembaga

pelatihan kerja ( LPK ) swasta “.

Lalu peneliti menanyakan akhir-akhir ini permasalahan / perubahan apa yang

terjadi dalam pekerjaan anda ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“akhir-akhir ini LPK kurang yang datang karena adanya pandemi covid-19”.

Kemudian peneliti bertanya jika terjadi perubahan bagaimana cara anda

mengatasinya ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“yaitu dengan cara menjalin komunikasi melalui via telpon atau media sosial

seperti melalui facebook, instagram, ataupun whatsApp”.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menurut anda tentang coping

with change ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“menurut saya coping with change sangat membantu untuk menyelesaikan

permasalahan yang terjadi apalagi dengan adanya permasalah tentang pandemi

Page 64: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

49

covid-19 kita bisa mengatasi permasalah dengan cara tetap menjalin

komunikasi”.

Lalu peneliti menanyakan menurut anda bagaimana strategi atau cara untuk

coping with change ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“yaitu dengan cara membuat grup di media sosial agar tetap menjalin komunikasi

kepada rekan kerja dan membahasan tentang permasalahan masing kemudian

bersama- sama memikirkan bagaimana cara untuk mengatasinya”.

Kemudian penulis menanyakan menurut anda apakah seseorang dapat

melakukan coping with change ? Narasumber Ibu Rita Harnita menjawab :

“menurut saya coping with change dapat dilakukan jika di selesaikan secara

bersama-sama yaitu dengan cara bermufakat denga rekan kerja”.

Selanjutnya penulis menanyakan bagaimanakah menurut anda mengenai

pemediasi komitmen dalam organisasi ? Narasumber Ibu Rita Harnita

menjawab :

1. Mengetahui tugas dan tanggung jawab,

2. menjalin komunikasi dengan pihak terkait.

Lalu penulis menanyakan apakah menurut anda dengan di berlakukannya

sistem coping with change akan berdampak baik bagi masyarakat ? Narasumber

Ibu Rita Harnita menjawab :

“ sangat berdampak baik karena dengan adanya coping with change kami tetap

bisa memberikan informasi kepada masyarakat melalui media sosial tanpa haris

bertemu langsung di karenakan situasi sekarang yang tidak memperbolehkan

adanya perkumpulan.

Ketiga peneliti melakukan wawancara pada hari rabu, 18 November 2020

kepada bapak Andi Iskandar, SP. Apakah nama jabatan yang anda jabati ?

Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

“ Seksi kepala informasi pasar kerja “.

Page 65: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

50

Lalu peneliti menanyakan apakah tugas yang menjadi tanggung jawab anda ?

Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

“ menginformasikan kepada masyarakat secara umum baik itu pencari kerja atau

menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi lowongan pekerjaan”.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah tujuan jabatan yang bapak kerjakan ?

Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

Menyediakan informasi pasar kerja ( Loker ) kepada masyarakat khususnya

para pencari kerja

Menyediakan sarana dan prasarana informasi pasar kerja yang handal dan

berkesinambungan dan mudah diakses oleh masyarakat.

Misalnya : menyiapkan aplikasi informasi pasar kerja online seperti website,

facebook, dan instagram.

Kemudian peneliti menanyakan akhir-akhir ini permasalahan / perubahan apa

yang sedang terjadi dalam pekerjaan anda ? Narasumber Bapak Andi Iskandar

menjawab :

“ kurangnya lowongan pekerjaan yang bisa di update karena situasi pandemi

covid-19 banyak perusahaan-perusahaan yang merumahkan dan men-PHK

karyawan karena covid-19 maka berkurangnya lowongan (sosial distancing).”

Selanjutnya peneliti menanyakan jika terjadi perubahan bagaimana cara

anda mengatasinya ? Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

“ dengan adanya covid-19 ini kami tidak bisa berbuat apa-apa selain saling

memberikan informasi melalui sosial media kami hanya berharap semoga covid-

19 ini segera berlalu”.

Kemudian peneliti menanyakan bagaimana menurut anda tentang coping with

change ? Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

“ menurut sayang coping with change dengan cara saling bertukar informasi dan

saling membantu melalui media sosial”.

Lalu peneliti menanyakan menurut anda apakah seseorang dapat melakukan

coping with change ? Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

Page 66: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

51

“menurut saya dengan permasalahan yang sekarang sekiranya setiap tidak akan

bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi saat ini kecuali pandemi covid-19 ini

sudah berlalu maka kami bersama-sama akan kembali menormalkannya.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menurut anda mengenai

pemediasi komitmen dalam organisasi ? Narasumber Bapak Andi Iskandar

menjawab :

“ menurut saya komitmen yang baik yaitu dengan tetap menjalani visi misi

dengan baik”.

Kemudian peneliti menanyakan apakah menurut anda dengan di

berlakukannya sistem coping with change akan berdampak baik bagi pegawai

lainnya ? Narasumber Bapak Andi Iskandar menjawab :

“ menurut saya dengan diberlakukannya coping with change memiliki dampak

yang baik bagi pegawai karena kami tetap bisa menginformasikan kepada

masyarakat walaupun melalui media sosial setidakanya masi bisa di jalankan.”

Keempat wawancara dilakukan pada hari rabu, 18 November 2020 dengan

Ibu Diana Rayanti, SH. Yaitu apakah nama jabatan yang anda jabati ?

Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“ fungsional mediator H.I “

Lalu peneliti menanyakan apakah tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab

anda ? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“ tugas saya yaitu pembinaan H.I dan menyelesaikan perselisihan H.I “.

Kemudian peneliti menanyakan apakah tujuan jabatan yang ibu kerjakan?

Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“ tugas saya untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan

dinamis“.

Selanjutnya peneliti menanyakan akhir-akhir ini permasalahan / perubahan

apa yang terjadi dalam pekerjaan anda ?

Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

Page 67: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

52

“ yaitu adanya U.U. R.U.U, cipta kerja U.U No 11 tahun 2020”.

Lalu peneliti menanyakan jika terjadi perubahan bagaimana cara anda

mengatasinya? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“ dengan adanya U.U No 11 tahun 2020 sebelumnya kita harus memahamidan

permasalahan baru “.

Kemudian peneliti menanyakan bagaimana menurut anda tentang coping with

change ? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“menurut saya dengan adanya coping with change ini kita dapat mencari

bersama-sama jalan keluarnya atau inti permasalahannya.”

Selanjutnya peneliti menayakan Menurut anda bagaimana strategi atau cara

untuk coping with change ? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“membutuhkan pendekatan terhadap pekerjaan, menemukan peluang, dan

melakukan eksperimen “.

Lalu peneliti menanyakan menurut anda apakah seseorang dapat melakukan

coping with change ? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

“ menurut saya dengan permasalahan kami yang sekarang yaitu U.U cipta kerja

No 11 Tahun 2020 kami tidak bisa melakukan coping with change tapi kami

hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik”.

Kemudian peneliti menanyakan bagaimana menurut anda mengenai

pemediasi komitmen dalam organisasi ? Narasumber Ibu Diana Rayanti

menjawab :

“ menurut saya sebagai pegawai yang bekerja di bidang fungsional mediator H.I

pemediasi komitmen adalah cara untuk menyelesaikan permasalahan atau

konflik secara baik-baik untuk mencapai tujuan bersama jadi berkomitmen dalam

organisasi sangat di perlukan “.

Terakhir peneliti menanyakan apakah menurut anda dengan diberlakukannya

sistem coping with change akan berdampak baik bagi pegawa dinas

ketenegakerjaan kota makassar ? Narasumber Ibu Diana Rayanti menjawab :

Page 68: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

53

“ menurut saya akan berdampak, karena kami bisa bersama-sama mencari inti

permasalahan yang sedang terjadi”.

Kelima peneliti mewawancarai ibu Nur Wahida,ST. Pada hari rabu 10

November 2020, apakah nama jabatan yang anda jabati ? Narasumber Ibu Nur

Wahida menjawab :

“saya selaku sub kepala umum dan kepegawaian”.

Kemudian peneneliti menanyakan apakah tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawab anda ? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“saya mempunyai tugas melakukan urusan umum, penatausahanan surat

menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan investarisasi

barang serta adminisrtasi kepegawaian”.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah tujuan yang ibu kerjakan?

Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“tujuan saya yaitu memberikan pelayanan terbaik atau hasil terbaik untuk semua

pegawai yang membutuhkan bantuan saya seperti penatausahanan surat

menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan investarisasi

barang serta adminisrtasi kepegawaian”.

Lalu peneliti menanyakan akhir-akhir ini permasalahan / perubahan kerja apa

yang terjadi dalam pekerjaan anda ? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“untuk akhir-akhir ini kadang seseorang yang membutuhkan bantuan kelengapan

suratnya kurang atau tidak valid sehingga menyusahkan kita untuk

mengaksesnya”.

Kemudian peneliti menanyakan jika terjadi perubahan bagaimana cra

mengatasinya ? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“yaitu dengan cara mufakat atau bermusyawarah kepada rekan keja dan

bersama-sama mencari solusi yang baik”.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimanaa menurut anda tentang coping

with change? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

Page 69: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

54

“ menurut saya coping with change sangat membantu untuk mencari jalan keluar

permasalaha”.

Lalu peneliti menanyakan menurut anda bagaimana strategi untuk coping with

change? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“ pertama yaitu memberikan informasi sebaik-baiknya kepada bawahan untuk

melengkapi surat yang ingin di akses, kemudian mengetahui atau memahami

apa saja keluhan seseorang yang membutuhkan bantuan seperti bagian surat

menyurat dan lain-lain.”

Kemudian peneliti menanyakan menurut anda apakah seseorang dapat

melakukan coping with change ? Narasumber Ibu Nur Wahida menjawab :

“ untuk permasalahan yang sekarang iya bisa, yaitu dengan cara bekerja sama “.

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana menurut anda mengenai

pemediasi komitmen dalam organisasi ? Narasumber Ibu Nur Wahida

menjawab :

“ menurut sayat pemediasi komitmen sangat di perlukan dalam organisasi karena

dengan adanya pemediasi kita bisa mengetahui permasalan dan kita sebagai

orang yang berkomitmen dalam organisasi yaitu untuk mencapai tujuan bersama

dan menjalankan sesuai visi dan misi”.

Terakhir peneliti menanyakan apakah menurut anda denga diberlakukannya

coping with change akan berdampak baik bagi pekerja? Narasumber Ibu Nur

Wahida menjawab :

“ ya pasti berdampak baik karena kita juga bisa mengetahui keluhan yang lain

dengan mengadakan musyawarah kemudia bisa mengeluarkan pendapat

masing-masing untuk memberikan solusi terbaik.”

Page 70: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

55

C. Pembahasan

Penelitian ini mengambil setting pada Dinas Ketenagakerjaan Kota

Makassar. Dinas tenaga kerja (disnaker) adalah lembaga pemerintahan yang

mempunyai fungsi sebagai membina, mengendalikan, dan pengawasan di

bidang ketenagakerjaan dan memberikan pelatihan bagi calon pekerja agar

memiliki keahlian khusus sesuai dengan permintaan para pencari tenaga kerja

dan memberikan tenaga kerja secara luas. Hal ini berdampak radikal karena

pengaruh covid-19 yang menghabat para pegawai untuk melaksanakan

tugasnya secara langsung seperti biasanya, untuk itu lembaga ini melakukan

perubahan perubahan mendasar pada sisi pekerjaan, hal ini dilakukan agar

tugas tetap berjalan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas

yang membutuhkan pekerjaan.

Implementasi dari perberlakuan peraturan untuk mematuhi protokol

kesehatan tersebut memaksa para pegawai melakukan perubahan kerja,

salah satunya dengan menerapkan sistem online yaitu melaksanakan tugas

melalui online seperti memberikan informasi melalui media sosial baik melalui

facebook, whatsapp, instagram dan media sosial lainnya.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa dengan adanya coping with change

akan membantu memecahkan suatu masalah atau mengurangi stres yang

diakibatkan oleh suatu peristiwa yang terjadi, maka dari itu jika seseorang

mampu melaksanakan coping with change dengan baik maka akan

berdampak positif terhadap para pegawai di kantor dinas ketenagakerjaan

Kota Makassar.

Page 71: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

56

Variabel dalam penelitian ini adalah keseriusan pegawai untuk mencapai

kepuasan kerjanya dalam berkerja dan bagaimana pegawai tetap

bekerjasama dan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama.

hasil wawancara membuktikan bahwa dimana para pegawai kantor dinas

ketengakerjaan Kota Makassar sangat mengetahui tentang coping with

change dan komitmen organisasi, dan coping with change juga bertujuan

untuk memecahkan tuntutan dan situasi yang dirasa menantang, menekan,

melebihi dan membebani sumber daya (resourcess) yang telah didapatkan,

sumberdaya coping yang didapatkan setiap orang akan berpengaruh di

strategi coping, dimana seseorang akan menuntaskan berbagai konflik.

Dengan demikian bahwa coping with change sebagai pemediasi komitmen

terhadap organisasi pada kantor dinas ketenagakerjaan kota makassar harus

saling menguatkan dan saling memberikan saran untuk tetap saling kompak

dalam menjalankan apa yang menjadi visi dan misi dinas ketenagakerjaan

Kota Makassar karena dengan adanya sebuah komitmen dalam organisasi

yaitu sebuah perilaku yang dimana sangat mempertimbangkan komitmen

pegawai terhadap perusahaan sehingga terjadi mekanisme

berkesinambungan dimana anggota organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang akan berlanjut.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian putu esa widaharthana

(2010) dengan judul peran coping with change sebagai pemediasi komitmen

terhadap perubahan pada intensi keluar yang tertera pada penelitian

terdahulu. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian putu esa widharthana

serupa dengan penelitian ini. Diharapkan akan dapat mengurangi tingkat

kecemasan serta stres yang dihadapi karyawan selama perubahan

Page 72: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

57

berlangsung, dan membangun iklim yang mendukung ditempat kerja

merupakan hal yang sangat penting bagi hubungan atasan dan bawahan

sebagai bagian dari komunikasi sosial. Hal tersebut dapat dibangun melalui

diskusi diskusi informal dan mendengarkan aspirasi serta keluhan yang

disampaikan oleh pegawai, keharmonisan hubungan pada masing masing

rekan kerja juga memiliki peranan penting dalam mengurangi masa stres

selama perubahan berlangsung, sedangkan perbedaanya adalah penelitian

putu esa widharthana menggunakan metode kuantitatif.

Page 73: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas

Ketenagakerjaan kota Makassar maka diambil kesimpulan bahwa peran

coping with change sebagai pemediasi komitmen pada dinas ketenagakerjaan

Kota Makassar dalam upaya untuk membangun loyalitas dan kepercayaan

diantara pegawai dan organisasi dalam mengimplementasikan perubahan

dengan baik, maka menejer perlu untuk saling memahami, karena adanya

perubahan ini. Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa coping with change

sangat berpengaruh terhadap pemediasi komitmen dalam organisasi karena

dengan adanya coping with change dapat memberikan solusi yang baik dari

hasil mufakat bersama dan dengan adanya pemediasi komitmen dalam

organisasi dimana pegawai dinas ketenagakerjaan Kota Makassar peduli dan

memihak kepada perusahaan untuk tetap menjadi tim yang baik dan

bersama- sama mewujudkan visi dan misi mereka dan juga komitmen

organisasi sangat di perlukan dalam perusahaan guna terciptanya komitmen

atau kerja sama yang baik akan mempengaruhi situasi kerja yang profesional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Coping With Change

sebagai Pemediasi Komitmen terhadap Organisasi pada Dinas

Ketenagakerjaan Kota Makassar, maka saran dari penulis yang dianggap

perlu kepada perusahaan, yaitu:

Page 74: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

59

Disarankan kepada perusahaan untuk memperhatikan keluhan pegawai

apabila terjadi perubahan dan sangat dibutuhkan untuk saling bermusyawarah

jika ada permasalahan atau perubahan yang terjadi agar mereka saling

mengerti apa yang sebenarnya pegawai inginkan dan juga bisa saling

bertukar pendapat demi masa depan perusahaan.

Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian

dengan jumlah pertanyaanyang lebih banyak dan mendasar mengenai hal

tersebut, dan juga disarankan untuk lebih memperbanyak lagi jumlah

narasumber yang akan di wawancara agar mendapakan hasil yang lebih

maksimal, serta memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap kondisi

objek yang diteliti, dan sebaiknya meneliti objek yang berbeda dari penelitian

ini, dengan demikian di harapkan memberikan konstribusi narasumber yang

lebih baik dan akurat untuk penelitian dimasa mendatang.

Page 75: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Allen , J. O., Zebrack, B., Wittman, D., Hammeleft, K., dan Morrist, A. M. (2014). Expanding the NCCN Guidelines For Distress Management: a Model of Bariers to the Use of Coping Resources. The journal of Comunity and Suppotiveoncology, 12(8), 271-277.

Evans, G. W., dan Kim, P. (2013). Childhood Poverty, Chronic Stress, Self-Regulation, And Coping, Child Development Perspectives, 7(1), 43-48.

Fred Luthans (2012:249) Comportamiento Organizacional (591). McGraw-Hill Interamericana de Espana S. L., 2012.

Hand, L., E., Hivks, R., dan Bahr, M. (2015). Relationships among transformational and transactional leadership styles, role pressures, stres levels and coping resources in senior queensland cathloliceducation executives. Review of business researc, 15(1), 43-54.

Juniarari. (2011). Komitmen Organisasi. Jakarta.

Kreitner R dan Knicki A, 2011, Organizational Behavior, Mc Graw Hill Companies, inc. New York.

Maryam, S. (2017). Stress Keluarga: Model dan Pengukurannya. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 1(2), 335-343.

Maschi, T., Viola, D., morgen, K., Dan Koskinen, L., (2015). Trauma, stress, grief, loss, and separation among older adults in prison: the protective role of coping resources on physical and mental wellbeing. Journal of crime and justice, 38(1), 113-136.

Moorhead and Griffin (2013). Perilaku Organisasi ( Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi). Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Ostlund, U., dan Person, C. (2014). Examining Family Responses to Family systems Nursing Interventions: an Integrative Review. Journal of Family Nursing, 20(3), 259-286.

Robins Stephen P and Timothy A. Judge (2015). Organizational Behavior. Person. United State America. Edisi 16.

Rodriguez, Gloria Cuevas; Villegas, Jaime, Guerrero; dan Cabrera, Ramon Valle, (2016), “Corporate Governance Changes, Firm Strategy and Compensation Mechanismin a Privatization Contex” Journal of Organizational Change Management, Vol. 29 iss: 2, pp.199-221.

Rutter, M. (2013). Annual Research Review: Resilience-Clinical Implications. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 54(4), 474-487.

Sheidow, A. J., Henry, D. B., Tolan, P.H., dan Strachan, M. K. (2014). The Role of Stress Exposure and Family Functioning in Internalizing Outcomes of Urban Families. Journal of Child and Family Studies, 23(8), 1351-1365.

Page 76: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

61

Triatna, Cepi. (2015). Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama. Bandung: PT Rosdakarya.

Page 77: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

62

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

63

Lampiran 1. Surat izin penelitian

Page 79: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

64

Lampiran 2. Surat permohonan Izin Penelitian

Page 80: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

65

Lampiran 3. Daftar pertanyaan wawancara terhadap pegawai dinas ketenaga

kerjaan kota makassar.

Instrumen wawancara

1. Apakah nama jabatan yang anda jabati ?

2. Apakah tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab anda?

3. Apakah tujuan jabatan yang bapak/ibu kerjakan?

4. akhir-akhir ini permasalahan/perubahan apa yang terjadi

dalam pekerjaan anda ?

5. Jika terjadi perubahan bagaimana cara anda mengatasinya?

6. Bagaimana menurut anda tentang coping with change?

7. Menurut anda bagaimana strategi atau cara untuk coping

with change?

8. Menurut anda apakah seseorang dapat melakukan coping

with change?

9. Bagaimana menurut anda mengenai pemediasi komitmen

dalalm organisasi ?

10. Apakah menurut anda dengan di berlakukannya sistem

coping with change akan berdampak baik bagi karyawan?

Page 81: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

66

Lampiran 4. Desain triangulasi I

wawancara

observasi

wawancara

wawancara

wawancara

Narasumber 1

IRWAN.SE

SITUASI LAPANGAN

DATA / DOKUMENTASI

Narasumber 3

ANDI ISKANDAR.SP

Narasumber 5

NUR WAHIDAH. ST Narasumber 2

RITA HARNITA.S.Pd

Narasumber 4

DIAN RAYANTI, SH

Page 82: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

67

Desain triangulasi II

OBSESRVASI

WAWANCARA

DOKUMENTASI

HASIL YANG SAH

Page 83: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

68

Lampiran 5. Gambar proses wawancara pada pegawai dinas ketenagakerjaan

kota makassar

Page 84: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

69

Page 85: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

70

Page 86: PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN ...

71

RIWAYAT HIDUP

YULIASMI, Dilahirkan di Tambuha pada hari Sabtu

tanggal 30 November 1998. Anak kedua dari dua

bersaudara pasangan dari Sarifuddin dan Hasriani.

Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar di SDN 1 Tambuha di Kecematan Watunohu

Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2010. Pada

tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Ngapa Kecematan

Watunohu dan tamat pada tahun 2013 kemudian melanjutkan sekolah

Menengah Atas di SMAN 1 Pakue pada tahun 2013 dan selesai pada tahun

2016. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Swasta,

tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis pada Program Studi Manajemen, peneliti menyelesaikan kuliah Strata

Satu (S1) pada Tahun 2021.