Peran Bidan Sebagai Komunikator

11
PERAN BIDAN SEBAGAI KOMUNIKATOR Perawatan kebidanan merupakan bentuk pelayanan professional yang diberikan oleh bidan kepada individu , keluarga, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan. Dalam memberikan pelayanan kebidanan ini, peranan komunikasi antara antara bidan dengan klien sangat menentukan keberhasilan hasil dan mutu pelayanan yang diberikan. Disinilah peranan komunikasi amat penting, karena fungsi bidan diantaranya adalah mentransformasikan nilai-nilai perawatan kebidanan kepada individu , keluarga, masyarakat. Pada intinya bidan sebagai komunikator harus mampu mentransformasikan proses penyesuaian terhadap klien.sehubungan dengan hal tersebut, maka bidan sebagai komunikator mempunyai kewajiban dan keharusan sebagai berikut : 1. Sebagai penyampai pesan, seorang bidan harus mempersiapkan pesan yang akan disampaikan sebaik- baiknya mudah dimengerti oleh klien, sesuai dengan latar belakang dan kondisi.

Transcript of Peran Bidan Sebagai Komunikator

Page 1: Peran Bidan Sebagai Komunikator

PERAN BIDAN SEBAGAI KOMUNIKATOR

Perawatan kebidanan merupakan bentuk pelayanan professional yang diberikan oleh

bidan kepada individu , keluarga, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan.

Dalam memberikan pelayanan kebidanan ini, peranan komunikasi antara antara bidan

dengan klien sangat menentukan keberhasilan hasil dan mutu pelayanan yang

diberikan.

Disinilah peranan komunikasi amat penting, karena fungsi bidan diantaranya adalah

mentransformasikan nilai-nilai perawatan kebidanan kepada individu , keluarga,

masyarakat.

Pada intinya bidan sebagai komunikator harus mampu mentransformasikan proses

penyesuaian terhadap klien.sehubungan dengan hal tersebut, maka bidan sebagai

komunikator mempunyai kewajiban dan keharusan sebagai berikut :

1. Sebagai penyampai pesan, seorang bidan harus mempersiapkan pesan yang

akan disampaikan sebaik-baiknya mudah dimengerti oleh klien, sesuai dengan

latar belakang dan kondisi.

2. Pesan yang telah disiapkan dengan baik, dalam menyampaikan dengan klien

dapat dilaksanakan dengann verbal maupun non verbal. Sikap, penampilan,

dan ekspresi klien harus mencerminkan rela membantu tanpa pamrih.

3. Jika pesan yang akan disampaikan akan menimbulkan kegoncangan pada

psikologis klien, dan pesan itu harus disampaikan, maka bidan harus

mempersiapkan klien sehingga klien betul-betul siap menerima keadaaan

yang paling buruk.

4. Setiap menyampaikan pesan, perlu diperhatikan psikologi klien, jangan

sampai pesan yang bersifat rahasia disampaikan dihadapan klien lain.

Page 2: Peran Bidan Sebagai Komunikator

5. Respon klien merupakan balikan bagi bidan terhadap pelayanan yang telah

diberikan. Bidan hendaknya sensitive terhadap respon apapun yang sangat

berarti untuk mengawasi pelayanan yang telah diberikan.

6. Bidan dalam melaksanakan perawatan kebidanan merupakan suatu tim. Oleh

karena itu ada keterkaitan dengan pihak lain dalam perawatan klien, misalnya

dengan begian laboratorium, bagian rontgen, bagian gizi, dokter ahli lainnya,

psikiater, psikolog, dan lain-lain. Sebagai komunikator bidan harus

mempersiapkan data-data klien selengkap-lengkapnya, sehingga dalam

berkomunikasi dengan pihak lain tidak akan merugikan klien.

7. Dalam berkomunikasi dengan tim, bidan harus menunjukkan kedewasaan

sebagai tenaga professional. Dewasa dalam arti sikap dan penampilan, serta

tindakan.

8. Sebagai bidan, di desa, wawasan komunikasi lebih luas. Disamping secara

langsung kepada klien serta keluarganya, juga kepada masyarakat dan dukun.

MENJADI PENDENGAR YANG BAIK

a. Pengertian mendengar

Mendengar menurut Drs. Sartin Citrobroto adalah memusatkan perhatian,

penglihatan dan pendengaran sehingga dapat menangkap dan mengingat apa

yang kita dengar serta kita lihat. Untuk dapat mendengarkan dengan baik

dibutuhkan usaha dan kemauan yang pada akhirnya menghasilkan pemusatan

jiwa.

b. Tujuan mendengar

Tujuan menjadi pendengar yang baik adalah :

1) Menyenangkan hati klien

Klien akan merasa senang kalau bidan mau mendengarkan masalah yang

diutarakannya, dengan jalan kita member reaksi seperti :

Page 3: Peran Bidan Sebagai Komunikator

a) Memandang wajah klien sewaktu berbicara

b) Menganggukkna kepala tanda kita memikirkan apa yang dirasakan

klien.

2) Mengetahui dan mengerti pembicaraan

Bila kita mendengarkan dengan baik dan kita memahami apa yang

dimaksud klien dan kita memberikan umpan balik terhadap yang

dibicarakan.

3) Memberikan rasa puas

Bila klien bicara, perhatikan dan dengarkan, pusatkan perhatian pada

klien, dekati klien.

4) Memberi rasa aman pada klien

Jika bidan menjadi pendengar yang baik dan dapat mendekati klien pada

waktu klien bicara, maka klien akan merasa sangat senang dan terlindungi.

5) Menunjukkan rasa saling percaya

Dalam mendengarkan,, bidan harus dapat menunjukkan sifat terbuka yaitu

bidan akrab dengan klien sehingga klien dapat mempercayai bidan, bila

dia sudah mempercayai bidan, maka ia akan mau menceritakan apa yang

dialami dan dirasakannya.

6) Menghargai pembicaraan

Dengan adanya bidan mendengarkan dan memahami pembicaraan klien,

maka klien akan merasa dirinya dihargai dan dianggap sebagai manusia

seutuhnya.

c. Teknik mencadi pendengar yang baik

Page 4: Peran Bidan Sebagai Komunikator

1) Kesiapan mendengarkan

Untuk menjadi pendengar yang baik sangat sulit, tapi hali itu akan

dilakkukan kalau kita berlatih dengan tekun. Mendengarkan perlu

kesiapan jasmani dan mental.

2) Partisipasi dalam proses mendengarkan

Proses mendengarkan akan berhasil jika kitaa dapat berkonsentrasi atau

memusatkan perhatian dan pikiran, serta aktif dalam mengikuti

pembicaraan dan sebelumnya dengan berlatih dahulu.

3) Menekankan pada pemahaman, bukan mengkritik

Sikap demikian sering menimbulkan kesalah pahaman. Apa yang

dibicarakan oleh pembicara tanpa dipikirkan dahulu, tanpa dianalisis apa

yang didengarkan. Sikap demikian menyebabkan hasil yang ditangkap

sangat sedikit, dan kurang memahami isi pembicaraan.

4) Mengendalikan emosi

bila pendengar mudah terpengaruh oleh perasaan atau emosi, maka

mentalnya akan sulit menangkap perasaan yang akan disampaikan. Hali

ini karena emosi atau perasaan yang negative akan selalu mengganggu

pikiran.

Jika bidan dapat menjadi pendengar yang baik dan dapat menerima klien

apa adanya, emosi bidan tidak terpengaruh, dan pada akhirnya bidan dapat

mendengar dengan baik.

5) Menangkap ide pokok

Factor pendukung fakta atau kenyataan maupun pernyataan yang dapat

memperjelas ide pokok.

6) Tunjukkan sikap terbuka

Sebagai seorang bidan, sikap kita harus rileks dan kekeluargaan, agar

klien mau mengutarakan apa yang dirasakannya.

7) Kontak mata yang baik

Page 5: Peran Bidan Sebagai Komunikator

Kita harus melihat klien yang berbicara, dan menunjukkan sikap

perhatian. Dengan memandang klien sewaktu berbicara, ia akan merasa

mendapat tanggapan atau perhatian dari bidan.

8) Posisi sejajar dengan klien

Pada saat bidan berbicara dengan klien, posisi bidan harus sama tinggi

atau sejajar dengan klien.

9) Berusaha seperti dirumah

Ciptakan suasana nyaman seperti di rumah agar klirn tidak malu saat

mengutarakan pembicaraannya.

10) Gunakan sentuhan

Kontak fisik akan membuat kedekatan, kadang-kadang hanya dengan

menyentuh tangan klien dengan halus menunjukkan perhatian dan

pengertian .

11) Pelihara rasa humor

Membagi rasa humor dengan orang yang kita ajak bicara juga merupakan

suatu yang amat penting. Tidak semua orang memiliki rasa humor, selain

spontanitas dan kebijaksanaan, bidan juga harus mampu mendorong untuk

menggunakan rasa humornya.

12) Gunakan pertanyaan terbuka

Pertanyaan yang tidak memberikan jawanban tertentu, memberikan

kesempatan kepada klien untuk menggunakan kata-katanya sendiri dan

mengutarakan masalahnya sendiri dengan caranya sendiri. Pertanyaan

terbuka ini sangat berguna dalam menggali perasaan, kegagalan, reaksi

dan sikap seseorang.

13) Gunakan teknik terarah

Bidan mengarahkan klien untuk berbicara mengenai hal-hal yang

dianggap penting oleh bidan. Jadi bidan bisa mendapatkan pesan secara

sistematis dan berurutan dalam waktu yang tersedia mencakup semua

masalah.

Page 6: Peran Bidan Sebagai Komunikator

Dalami, Ermawati, dkk. Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan.2009.

Jakarta : TIM

KONSELOR MELAKUKAN KESALAHAN

Dalam banyak hal, konselor dapat melakukan suatu kesalahan, konselor mungkin

salah mengartikan maksud kata-kata klien, konselor mungkin tidak berkonsentrasi

sehingga bertanya berkali-kali kepada klien tentang suatu hal, konselor mungkin

memberikan informasi yang salah, konselor mungkin merasa malu atau marah karena

ucapan klien.

Hal utama yang terpenting untuk menciptakan hubungan baik dengan klien adalah

bersikap jujur. Menghargai klien adalah salah satu syarat penting dalam konseling.

Menghargai dan memepercayai klien dapat ditunjukkan dengan cara mengakui bahwa

konselor telah melakukan kesalahan. Minta maaflah bila melakukan kesalahan atau

keliru.

Seandainya konselor tersinggung atau marah karena kata-kata klien konselor perlu

menyadari dan dapat menyatakan penyesalannya. Perlu diketahui bahwa apapun

reaksi emosi konselor, akan dirasakan klien. Semakin terbuka perasaan kita selama

pertemuan kita dengan klien (bukan berarti membuka diri tentang hal-hal pribadi di

luar konseling) semakin terbuka pula perasaan klien. Kesalahan konselor dapat

berubah menjadi hal yang baik bagi klien.

Kesulitan Saat Konseling

Saat melakukan konseling tentu saja sebagai seorang bidan akan banyak mengalami

kesulitan-kesulitan. Ada sejumlah kesulitan tersembunyi dalam konseling yang

disadari oleh semua konselor, terutama konselor pemula, antara lain:

1. Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini

Page 7: Peran Bidan Sebagai Komunikator

2. Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan

3. Penerimaan yang berlebihan

4. Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak bepengalaman

5. Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling

6. Merenungkan setelah sesi yang sulit

Upaya untuk Mengatasi Kesulitan

Adapun untuk memperlancar komunikasi/konseling persiapan materi, bahan, alat

yang bisa mempermudah penerimaan klien terhadap apa yang akan kita sampaikan

perlu dipersiapkan sebelumnya. Sebagai seorang bidan kita harus menguasai ilmu

komunikasi sehingga dapat melakukan konseling dengan baik pada semua klien

dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka.

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan dasar kepribadian

konselor efektif. Kearifan merupakan konsep lama dan lintas cultural, sebagai suatu

perangkat cirri-ciri kognitif dan afektif tertentu yang secara langsung pada

keterampilan dan pemahaman hidup. Karakteristik kearifan meliputi: aspek afektif

dan kesadaran yang meliputi empati, kepedulian, pengenalan rasa, deotomatisasi

(menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekan

kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggung jawab), aspek kognitif meliputi

penalaran dialetik (mengenal konteks, situasi, berorientasi pada perubahan yang

bermanfaat) dll.

(Tyastuti, Siti, S.Kep.,NS.dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan

Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya)

(Saraswati,Ina dan Lukman Hakim Taringan. 2002. Modul Pelatihan Keterampilan

Komunikasi Interpersonal/Konseling(KIP/K). Jakarta: Dinas Kesehatan Jawa Barat )