PERAN BANK INDONESIA DALAM MENGHADAPI...
Transcript of PERAN BANK INDONESIA DALAM MENGHADAPI...
PERAN BANK INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA
Seminar NasionalMembangun Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEA
Jambi, 31 Mei 2016
Latar Belakang
Potensi, Tantangan, dan Peningkatan Daya Saing MEA
Dukungan Bank Indonesia dalam Menghadapi MEA
Strategi Mendukung Daya Saing Ekonomi Daerah
2
OUTLINE
I. LATAR BELAKANG
4
Komunitas Ekonomi ASEAN
Pelaku Usaha Tani
KESENJANGAN ANTARA UMKM DAN BANK
Banyak yg membutuhkanpembiayaan, jumlah kebutuhan relatif
kecil
Legal formal dokumen terbatas (cth. identitas, NPWP, agunan)
Umumnya tidak memilikipencatatan/lap keu memadai
Membutuhkan akses informasi & produk bank yg sesuai karakteristik
usaha
Perbankan
Biaya transaksi vs profit
Kebutuhan thd dokumen legal formal
Kebutuhan akan informasi keuanganPelaku Usaha Tani
Produk perbankan sesuai kebutuhanPelaku Usaha Tani
Faktor psikologis
Jangkauan pelayanan dan perlunyajaringan/dukungan teknologi
Kebijakan pengembanganUMKM Bank Indonesia
Pembiayaan KlasterKapasitas & elijibilitas
5
MANFAAT KEA: PERSPEKTIF MIKRO-MAKRO
6
KOMUNITAS EKONOMI ASEAN2015
KONSUMEN PRODUSEN
• VARIASI PRODUK• PILIHAN HARGA• RAGAM KUALITAS
• POTENSI EKSPANSI• PENGEMBANGAN BISNIS• PENINGKATAN KUALITAS
(MANAJERIAL & PRODUK)
• MENURUNKAN HARGA BARANG IMPOR
• MENURUNKAN TEKANAN INFLASI
• PENYERAPAN TENAGA KERJA• PENINGKATAN KONSUMSI• PENINGKATAN INVESTASI • PENINGKATAN PDB
PERSPEKTIF MIKRO
PERSPEKTIFMAKRO
II. POTENSI, TANTANGAN, & PENINGKATAN
DAYA SAING KEA 2015
8
Potensi Kerjasama KEA
Kinerja ekonomi ASEAN didukung oleh kombinasi fundamental ekonomi yangkuat, kebijakan makroekonomi dan keuangan yang baik, dan semakinterintegrasinya perekonomian ASEAN dan dengan perekonomian dunia
9
Potensi Kerjasama KEA ......(lanjutan)
Potensi terciptanya harga
barang dan jasa yang lebih
murah sebagai buah dari
kompetisi yang meningkat.
Integrasi ekonomi juga akan
menguntungkan mengingat akan terdapat
variasi kualitas dan pilihan desain
produk yang lebih banyak.
Integrasi mendorong stimulasi aliran investasi dan
perdagangan di kawasan yang lebih tinggi sehingga
memunculkan perusahaan-perusahaan yang
mampu bersaing secara global.
(Schwarz dan Vilinger, 2004)
10
Tantangan Menuju KEA
• Daya Saing Indonesia berada di
posisi 50 dari 144 negara di
bawah Singapura, Malaysia, dan
Thailand.
• Kondisi itu di bawah periode
2011 yang di posisi 46.
Sumber: World Economic Forum Report 2012
0 50 100 150
9.LAOS
8.CAM
7.PHIL
6.INA
5.VIET
4.BRN
3.MAL
2.THAI
1.SIN
129
• Peringkat Doing Business
Indonesia berada di bawah
rata-rata negara ASEAN.
• Peringkat Indonesia memiliki
range yang cukup jauh di
bawah negara ASEAN.
Sumber: IFC- World Bank Report
11
Tantangan Menuju KEA .....(lanjutan)
Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat
Pendidikan (2010)
Tingkat Pendidikan % AK yang Bekerja
Tidak/Belum pernah sekolah 5.3%
Tidak/belum tamat SD 17.0%
Sekolah Dasar 29.2%
SLTP 18.9%
SMTA Umum 14.5%
SMTA Kejuruan 7.8%
Diploma 2.7%
Universitas 4.6% 0
10
20
30
40
50
60
70
80
Thailand Malaysia Indonesia Filipina
SMA ke atas
Perguruan Tinggi ke atas
Share Tenaga Kerja Menurut
Tingkat Pendidikan (2010)
• Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia di bawah negara tetangga.
• Rendahnya produktivitas disebabkan tingkat pendidikan yang relatif
rendah.
12
Tantangan Menuju KEA .....(lanjutan)
Pasar Area Persaingan Daya Saing
Barang/
Jasa
Produk lokal di
pasar LN (ekspor)
Rendah: ekspor Indonesia relatif lebih rendah dibanding
negara ASEAN-5 lain dalam intratrade ASEAN. Produk ekspor
unggulan Indonesia juga terbatas dan bersaing dengan produk
ASEAN lain.
Produk Lokal di
Pasar Domestik
???: Dengan produktivitas rendah produk Indonesia dapat
kalah bersaing di negeri sendiri. Selain itu, sebagian
masyarakat masih memiliki preferensi pada produk impor.
Daya Saing Jasa
Kesehatan
Rendah: jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan
Indonesia relatif lebih sedikit.
Daya Saing Turisme
Rendah: jumlah turis ke Indonesia lebih rendah dibanding ke
negara ASEAN-5 lain. Indonesia memiliki banyak spot wisata,
namun belum dikelola dengan baik dan promosi kurang
gencar.
Daya Saing Jasa
Transportasi Udara
Rendah: jumlah armada, rute penerbangan, dan total aset flag
carrier Indonesia lebih rendah dibanding ASEAN-5 lain.
Bandara yang dimiliki Indonesia juga di bawah kelas bandara
negara lain
Lain-lain: Daya Saing
Perusahaan
Rendah: jumlah perusahaan Indonesia dengan aset besar
lebih sedikit dari negara ASEAN lain.
13
Penguatan Daya Saing Indonesia
1. Potensi banjirnya barang dan jasa dari negara jiran ASEAN dan
persaingan yg makin ketat bagi produsen barang dan jasa Indonesia
Faktor pendorong: (i) skala ekonomi negara jiran terbatas, (ii) perlambatan
ekonomi negara maju/dunia, (iii) daya saing negara jiran lebih baik; (iv) banyak
perusahaan internasional di negara jiran sbg bagian global production
networks
Faktor penarik: (i) Indonesia pasar terbesar kawasan, (ii) ekonomi solid
berbasis konsumsi, (iii) proporsi kelas menengah meningkat, (iv) hambatan
tarif dan non-tarif rendah/jauh berkurang akibat AFTA, (v) rejim regulasi
ekonomi dan keuangan Indonesia relatif lebihh terbuka
2. Banjir barang dan jasa dari negara jiran ASEAN menguntungkan
konsumen
Konsumen akan mendapatkan barang dan jasa dengan aneka kualitas dan
keberagaman serta harga yang lebih kompetitif. Masalahnya, apakah kita
cukup puas hanya menjadi konsumen?
3. Mengapa produsen Indonesia harus mampu bersaing?
Karena adanya manfaat bagi perekonomian :
Penyerapan tenaga kerja dan pengurangan pengangguran.
Laba perusahaan menambah konsumsi dan investasi.
Pendapatan ekspor naik apabila produsen juga menyasar pasar
kawasan
4. Daya saing yg kuat meningkatkan efektivitas kepemimpinan (geo-
economics) Indonesia di ASEAN dan Asia Pasifik
Dgn daya saing kuat, posisi tawar Indonesia thd negara (jiran ASEAN)
lain jadi lebih solid. Ditambah dgn skala ekonomi besar dan prospek
ekonomi cerah, kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN dan dlm
hubungannya dgn negara besar dunia (ASEAN+X) menjadi lebih efektif
14
Penguatan Daya Saing Indonesia .....(lanjutan)
Modal Indonesia dalam meningkatkan daya saing & bersaing :
a. Ekonomi Indonesia tumbuh solid di tengah gempuran krisis global.
b. Reformasi struktural dalam satu dekade terakhir menghasilkan
neraca sektor keuangan yg jauh lebih sehat, kondisi fiskal yg kuat,
dan stabilitas moneter dan keuangan yg terjaga.
c. Proporsi penduduk usia produktif dan kelas menengah yang besar.
d. Skala ekonomi bisa menjadi modal untuk meningkatkan efisiensi
usaha
15
Penguatan Daya Saing Indonesia .....(lanjutan)
Penguatan Daya Saing Indonesia .....(lanjutan)
Tantangan pada stabilitas makro dan moneter
Bila hambatan daya saing belum dapat tertangani, perlu
dipertimbangkan upaya untuk mengantisipasi potensi dampak
memburuknya neraca berjalan Indonesia akibat membanjirnya
produk dan jasa dari negara jiran ASEAN
Dengan tingkat integrasi ekonomi dan keuangan antar negara ASEAN
meningkat dengan hadirnya KEA, juga perlu diantisipasi
kemungkinan peningkatan volatilitas aliran modal dan potensi
spillover (rambatan) shock antar negara ASEAN
16
IV. DUKUNGAN BANK INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA
Penguatan Klaster Pertanian melalui :
1. Pengembangan infrastruktur keuangan dan/atau sarana dalam rangka peningkatan akses Pelaku Usaha
Tani ke industri keuangan.
2. Peningkatan pemahaman Pelaku Usaha Tani di bidang keuangan serta kemandirian dalam kegiatan
usaha.
3. Strategi dalam peningkatan efisiensi produksi untuk memberikan nilai tambah dan karakteristik terhadap
produk.
18
PROGRAM BANK INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA
• Pemeringkatan kredit
• Program pencatatan
transaksi keuangan
Pengembangan
Wirausaha
Pengembangan
Klaster
Akses Keuangan Elijibilitas & Kapabilitas Daya Saing
Pengembangan
Infrastruktur
Keuangan
Penguatan Pelaku Usaha Tani
Minimalisir gap
informasi &
meningkatkan akses
Mendorong penyerapan
tenaga kerja
Terbentuknya
kelembagaan dan
manajemen klaster
yg mandiri dan
profesional
PROGRAM
PROGRAM
KERJA
19
DUKUNGAN BANK INDONESIA: BAURAN KEBIJAKAN
1. Mengantisipasi perkembangan ekonomi global
melalui kenaikan suku bunga kebijakan BI rate ke
tingkat 7,50%, dimulai pada Juni 2013.
2. Dalam pengelolaan nilai tukar, Bank Indonesia
rupiah dibiarkan lebih fleksibel dengan nilai sesuai
dengan faktor-faktor fundamentalnya.
3. Memperkuat operasi moneter, kebijakan
makroprudensial serta melakukan pendalaman
pasar keuangan untuk meredam gejolak dan potensi
risiko di pasar keuangan baik global maupun
domestik.
4. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan
Pemerintah.
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
4
5
6
7
8
9
10
Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
Tingkat Inflasi 2012-2013
BI Rate 2012-2013
20
DUKUNGAN BANK INDONESIA: PERATURAN
Branchless Banking
Nomor Hand Phone
Sebagai nomor rekening no
frill account “TabunganKu”
TabunganKu/
basic saving account
Financial Identity
Number
Financial
Literacy
Survey
Profil data
nasabahCredit
Rating
Sistem
Kredit
UMKM
Transaksi G2P
misalnya
penyaluran BLSM
Bank Led/Telco Led
Pembuatan
database
Informasi Harga
Edukasi Keuangan
PROGRAM PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
PPKD, Asuransi, Sertipikasi,
Linkage Program
22
KERJASAMA BI dengan PIHAK TERKAIT
MoU BI dgn
Kementan
Pengembangan
Klaster
Mendorong
pembentukan
Asuransi
Pertanian
Mendorong
Skema
Pembiayaan
bagi UMKM
MoU BI dgn
Kemenkop- UKM
Mendirikan
Lembaga-
lembaga yang
memberi
konsultasi
kepada UMKM
MoU dengan BPN
Mendorong
pelaksanaan
sertipikasi
lahan UMK
Program
pengembangan
masyarakat
dalam rangka
peningkatan
akses UMK pada
modal usaha dan
kesejahteraan
peserta program
MoU BI dgn KKP
Mendukung
Program
Minapolitan
BI sebagai
counterpart
(mitra) Kemenko
Perekonomian
Pelaksanaan
Program KUR
Percepatan
Pendirian
PPKD
V. STRATEGI MENDUKUNG DAYA SAING EKONOMI DAERAH
24
STRATEGI MENDUKUNG DAYA SAING EKONOMI DAERAH
Menetapkan sektor ataupun produk unggulan daerah yang pengembangannya didukung koordinasi dan sinergi kebijakan antarinstansi dan sektor.
Merumuskan strategi dan mendorong upaya peningkatan daya saingUMKM dan wirausaha di wilayahnya.
• pengembangan produk dan kemasan
• peningkatan jaringan pemasaran dan fasilitas promosi, pengembangan kemampuan manajerial
• skema pembiayaan yang mendukung pengembangan usaha
Optimalisasi Investasi di daerah.
• melakukan penyederhanaan prosedur, mempersingkat waktu, serta transparansi prosesperijinan investasi
• Menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui tata kelola investasi, kualitas SDM, sertakualitas pelayanan perijinan
• Optimalisasi kinerja dan efektivitas pelayanan satu pintu yang telah ada saat ini.
26
Klaster
Saat ini
Klaster Ke
Depan
INPUT PROSES OUTPUT
Pengembangan
1. Cakupan wilayahmasih terbatas
2. Mekanisme pasar(Business to Business) belum terbangun
3. Belum terbangunnyakelembagaan yang kuat
4. Lemahnya jiwawirausaha
5. Minimnyainfrastruktur/ lembaga pendukung
1. Peningkatan produksi danproduktivitas
2. Penguatan kelembagaanUMKM
3. Pengembangankewirausahaan
4. Fasilitasi :
a. Capacity Building
b. Akses asuransipertanian
c. Peningkatan akseskeuangan (Branchless Banking, EdukasiKeuangan, Basic Saving Account)
1. Peningkatanproduksi secaraberkesinambungan
2. Fasilitasi pemasaran
3. Fasilitasi pelayananjasa keuangantermasukPembiayaan
SELURUH STAKEHOLDERS TERKAIT
HULU HILIR
PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM DAN SEKTOR RIIL
BANK INDONESIA : PENGEMBANGAN KLASTER
27
INPUT(TARGET GROUP)
PROSES
OUTPUT
Klaster Binaan BI Klaster Binaan Stakeholder(Kementerian/Dinas)
Anggota Asosiasi
2012
1. Seleksi
2. Pelatihan
3. Seed capital
WIRAUSAHA MANDIRI
UMKM terpilih Champion
2014
1. Fasilitasi
akses
pembiayaan
2. Monitoring
dan evaluasi
2013
1. Mentoring/coaching
2. Magang/kunjungan
lapang
3. Promosi usaha
4. Formalisasi usaha
PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM DAN SEKTOR RIIL
BANK INDONESIA : PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU
28
29
LAMPIRAN
DEFINISIKlaster adalah sekelompok perusahaan dan lembaga yang (Michael E. Porter, 2008): Bekerjasama dan bersaingan Secara geografis terpusat di satu atau beberapa kawasan Berspesialisasi pada satu bidang tertentu, berkaitan karena teknologi dan
keterampilan bersama Baik tradisional maupun berbasis pengetahuan Dapat terlembagakan (ada manajer klaster) atau tidak.
Klaster Berkontribusi Pada Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Daerah• Meningkatkan produktivitas dengan memungkinkan perusahaan mendapat
manfaat dari pemasok terspesialisasi, penetahuan lokal, informasi, keterampilandan pendidikan
• Memberikan dorongan berkreasi, bertukar informasi dan menigkatkan peluangberinovasi
• Mendorong pertumbuhan, kesempatan kerja dan daya tarik investasi
PENGEMBANGAN KLASTER
30
SKEMA KREDIT PROGRAM
KREDIT PROGRAM
SUBSIDI BUNGA
•Pendanaan berasal dari Bank Pelaksanayang disalurkan kepada Usaha Mikro danKecil (UMK) dengan tingkat bunga pasar, namun sebagian menjadi beban pemerintahdalam bentuk subsidi bunga.
• Jenis-jenis kredit program dengan skema iniyaitu: KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS
KREDIT PROGRAM
PENJAMINAN PEMERINTAH
•Penyediaan kredit/pembiayaan bersumber dari dana perbankan dengan penjaminan oleh pemerintah melalui perusahaan penjamin.
• Jenis kredit program dengan skema ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Perbankankepada petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi yang didukung dengansubsidi bunga dari pemerintah.
KPEN-RP adalah kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada petani sawit,kakao, dan karet yang didukung dengan subsidi bunga oleh pemerintah kepadapetani.
KUPS adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Pelaku UsahaPembibitan Sapi yang didukung dengan subsidi bunga oleh Pemerintah.
31
KUR Mikro :
• Jumlah maksimum Rp. 20 juta
• Suku Bunga maksimum 22% efektif per tahun
• Tidak memerlukan adanya agunan tambahan
• Tanpa melalui pengecekan SID
KUR Ritel :• Jumlah dari Rp. 20 juta s/d Rp. 500 juta• Suku Bunga maksimum 13% efektif per tahun• Melalui pengecekan SID• Perlu adanya agunan tambahan;
32
A. KREDIT PROGRAM PEMERINTAH DENGAN PENJAMINAN
KUR DAN KREDIT PROGRAM LAINNYA
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
33
KR KETAHANAN
PANGAN & ENERGI
(KKPE)
KR PENGEMB
ENERGI NABATI &
REVITALISASI
PERKEBUNAN
(KPEN-RP)
KREDIT USAHA
PEMBIBITAN
SAPI
(KUPS)
KREDIT
PEMBERDAYAAN
PENGUSAHA
NAD DAN NIAS
(KPPNAD dan
Nias)
SKEMA SUBSIDI
RESI GUDANG
(S-SRG)
Sumber
dana
Bank Pelaksana 100% Bank Pelaksana
100%
Bank Pelaksana
100%
Bank Pelaksana
100%
Bank
Pelaksana/LKNB
Plafon • petani, peternak,
pekebun, Maks Rp100
juta
• Koperasi/kelompok
tani/gapoktan Maks
Rp.500 juta
ditetapkan oleh Bank
Pelaksana
berdasarkan Satuan
Biaya
Rp66 miliar untuk
5000 ekor sapi
Maks Rp500 juta Maks Rp75 juta
Suku
bunga yg
dibebankan
pd peserta
Suku bunga petani:
Tebu : 7% p.a.
Komoditas lain : 6% p.a.
Suku bunga petani:
Kelapa sawit dan
kakao: 7% p.a.
Karet 6% p.a.
Suku bunga
petani:
maksimal 5%
p.a.
Suku bunga
pertama kali 8%
Suku bunga petani
sebesar 6%.
Jangka
waktu
kredit
Maks 5 tahun Kelapa sawit dan
kakao 13 tahun
karet 15 tahun
Maks 6 tahun,
masa tenggang
24 bulan
Maks 5 tahun Maks 6 bulan
B. KREDIT PROGRAM PEMERINTAH DENGAN SUBSIDI BUNGA
KUR DAN KREDIT PROGRAM LAINNYA
ASURANSI TERNAK SAPI
Latar Belakang:Upaya mitigasi risiko yang melekat pada usaha pertanian, khususnya pada usaha ternaksapi, yaitu kematian dan kehilangan sapi
Tujuan:a. Melindungi peternak dari kerugian akibat kematian dan kehilangan sapib. Mendidik peternak untuk meningkatkan produksi dan mangadopsi teknologi usaha
ternak sapi yang meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan sumber dayac. Mengurangi risiko yang dihadapi perbankan dan mendorong penyaluran kredit
kepada sektor pertanian, khususnya Kredit Usaha Pembibitan Sapi
Rencana Implementasi:1. Pilot Project : 20122. Peluncuran : awal 2013
Anggota Konsorsium Asuransi Ternak :Jasindo (Leader), Bumida, Asuransi Raya dan Asuransi Tripakarta
34
FASILITASI SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH UMK
LATAR BELAKANG- Salah satu permasalahan yang dihadapi Usaha Mikro dan Kecil adalah kurangnya
permodalan yang diakibatkan terbatasnya akses pada sumber-sumber pembiayaan yangdiakibatkan karena status hak atas tanah tidak dapat diikat secara hukum sebagaijaminan kredit perbankan.
- Kerjasama Bank Indonesia dengan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yangdituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dan Badan PertanahanNasional Republik Indonesia No.14/1/GBU/DKBU/NK tanggal 27 Juni 2012“Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui percepatan dan pemanfaatan sertipikasihak atas tanah dalam rangka peningkatan akses pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil”
TUJUAN- Meningkatkan status tanah dalam rangka memperoleh kepastian hukum tanah atas
kepemilikan tanah yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam memperoleh kreditdari perbankan.
- Melalui upaya tersebut diharapkan Usaha Mikro dan kecil dapat memperoleh modaluntuk peningkatan usaha dan pengembangan ekonomi produktif lainnya.
SASARANUsaha Mikro dan Kecil pada 3 (tiga) sektor yaitu Petani, Nelayan dan UMK
35
PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH
PPKD• Dasar hukum PMK No. 222/PMK.010/2008 dan PMK No. 99/PMK.010/201.1 • PPKD adalah perusahaan penjaminan yang kegiatan usaha pokoknya melakukan penjaminan
kredit• PPKD merupakan salah satu solusi permasalahan UMKM dalam hal keterbatasan agunan untuk
memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.• Telah beroperasi PPKD di Propinsi Jawa Timur dan Bali, serta ijin operasional untuk Propinsi Riau.
PENGEMBANGAN PPKD• Tumbuhnya PPKD akan mendorong perekonomian daerah melalui peningkatan pembiayaan UMKM. • Perlunya dukungan dan komitmen pemerintah daerah dalam upaya pendirian PPKD. • Dukungan pemerintah pusat dalam menetapkan arah kebijakan PPKD ke depan.
UMKM
• Keterbatasan legalitas
• Kesulitan memenuhi persyaratan bank
• Keterbatasan Agunan
Bank
• mitigasi risikoRegulator
mendukung peningkatanfungsi intermediasi danpeningkatan kegiatanperekonomian
MANFAAT PPKD
36
PENCIPTAAN WIRAUSAHA
Tujuan Tema Kegiatan Ruang Lingkup Pelaksana Kegiatan
& Peserta Yang
DilatihMencetak wirausaha
baru melalui program
pelatihan dan
pendampingan yang
berkelanjutan
Menciptakan potensial
nasabah bagi industri
perbankan ke depan
Turut berperan dalam
pengembangan
kewirausahaan di
Indonesia yang pada
akhirnya dapat
membuka lapangan
kerja dan mengurangi
pengangguran
Seleksi Peserta
DKBU : 38 Org
KPwBI Surabaya : 25 Org
KPwBI Semarang : 45 Org
KPwBI Palembang : 22 Org
KPwBI Yogyakarta : 42 Org
KPwBI Denpasar : 23 Org
KPwBI Bandung : 33 Org
KPwBI Makassar : 20 OrgSebagai saluran atau
tindak lanjut pendidikan
kewirausahan di
kampus-kampus yang
saat ini sudah ada
Promosi Usaha
Pendampingan/
Mentoring
Monitoring
Pelatihan Kewirausahaan
dan Magang
Metode Bayes
Penilaian Kelayakan
Usaha
Pembiayaan
37
38
ASEAN Economic Community
(AEC) BlueprintDeclared in November, 2007
Single market
& production
base
Integration into
the Global
Economy
Equitable
Economic
Development
Competitive
economic
Region
Free flow of
goods
Key
Characteristics
Core Elements
Free flow of
Services
Free flow of
Investments
Free flow of
Skilled Labor
Competition
Policy
Infrastructure
Development
Intellectual
property Rights
Consumer
ProtectionInitiative for
ASEAN
Integration
Enhanced
Participation in
global supply
networks
Coherent
Approach
towards
External
Economic
Relations
ASEAN
Policy
Blueprint for
SME
Development
2004-2014
Action
SME
Development
Akses Keuangan UMKM
dalam Blue Print KEA 2015
Global Rangkings
39
The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings
Negara Anggota ASEAN
GCI 2013-2014
GCI 2012-
2013
Country/Economy Rank Score Rank Change
Singapore 2 5.61 2 0
Malaysia 24 5.03 25 1
Brunei Darussalam 26 4.95 28 2
Thailand 37 4.54 38 1
Indonesia 38 4.53 50 12
Philippines 59 4.29 65 6
Vietnam 70 4.18 75 5
Lao PDR 81 4.08 n/a n/a
Cambodia 88 4.01 85 -3
Myanmar 139 3.23 n/a n/a
No. NegaraRangking (Periode Tahun)
2010-2012 2013-2015
1 Cina 1 1
2 Amerika Serikat 4 2
3 India 2 34 Indonesia 9 4
5 Brazil 3 5
6 Australia 13 6
7 Britania Raya 7 6
8 Jerman 10 8
9 Rusia 5 8
10 Thailand 11 8
Berdasarkan survey UNCTAD, Indonesia menempatikedudukan ke-4 sebagai Negara tujuan FDI. Responden survey adalah stakeholders perusahaantransnasional dari negara-negara maju dan berkembang.
Sumber: World Investment Prospects Survey 2010 – 2012, UNCTAD
Peringkat competitiveness Indonesia meningkat tajamdari 50 ke 38. Perbaikan ini terutama didukung olehperbaikan infrastruktur (jalan, pelabuhan, air, pembangkit). Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisimakroekonomi spt defisit yang rendah (1,3% GDP), hutang pemerintah yang rendah, dan tingkat inflasi yang rendah dibandingkan dengan angka inflasi historis.
Sumber: The Global Competitiveness Report 2013-2014, World Economic Forum 2013,
Rangking negara tujuan Investasi