Peran Ahli Kesmas dalam Penanggulangan...

36
Peran Ahli Kesmas dalam Penanggulangan Stunting Endang L. Achadi FKM UI, IAKMI

Transcript of Peran Ahli Kesmas dalam Penanggulangan...

Peran Ahli Kesmas dalam Penanggulangan Stunting

Endang L. Achadi

FKM UI, IAKMI

Sistematika

• Besaran masalah Stunting

• Dampak terhadap Daya saing bangsa: kemampuan kognitif dan Penyakit Tidak Menular (PTM)

• Akar permasalahan

• Ahli Kesmas: Kompetensi Inti

• Peran Ahli Kesmas: 6 Area Kunci Program Kesmas

Posisi Indonesia secara global

Posisi Indonesia secara global tahun 2008

Source: GNR 2014

37.2% Stunting

12.1 % Wasting

11.9% Overweight

Jumlah ke 5 tertinggi

di dunia

Jumlah ke 4 tertinggi

di dunia

Indonesia termasuk

didalam 17 negara,

diantara 117 negara,

yg mempunyai

prevalensi tinggi

Stunting, Wasting, dan

Overweight pd Balita

Masalah Gizi

Masalah Gizi

Global Nutrition Report 2014

Indonesia termasuk didalam 47 negara

dari 122 negara yang mempunyai masalah

Stunting pd balita dan Anemia pada WUS

22. 7% WUS menderita Anemia (Riskesdas 2013): kelima terbanyak di

dunia

Prevalensi Pendek pada Bayi 0 bln sd Dewasa berdasarkan kuintil Kekayaan

•Prevalensi Pendek pada Dewasa > 2x prevalensi Bayi •Lebih tinggi pada kelompok miskin, tetapi pada kelompok

tidak miskin juga cukup tinggi

Kesenjangan Prevalensi Pendek pd Balita antar Provinsi Riskesdas 2007, 2010, 2013

DAMPAK TERHADAP DAYA SAING BANGSA

Kecerdasan Kesehatan: PTM

Yang lebih penting adalah proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses

terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh lainnya otak, jantung, ginjal,

pankreas, dst

Proses didalam kandungan sd 2 tahun pertama kehidupan: 1000 HPK

Bukan semata-mata Stunting-nya yang menjadi masalah besar

Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia secara global

Tahun 2012 Indonesia berada di urutan ke 64

dari 65 negara, dlm bidang Science, membaca

dan matematika

Posisi Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia berturut-

turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.

Tahun 2015 Indonesia berada di urutan ke 62 dari 70 negara, dlm bidang

Science

Posisi Singapura, Vietnam, dan Thailand berturut-turut: pada

urutan ke 1, 8, dan 54

Hasil asesmen yang dilakukan pada oleh OECD PISA (the Organisation for Economic Co-

operation and Development - Programme for International Student Assessment)

Nilai rata-rata tes Science anak Indonesia thn 2012 naik dari 382

menjadi 403 thn 2015. Tapi masih jauh lebih rendah dari

nilai rata-rata semua negara yg ikut dalam PISA OECD: 501 thn

2012 dan 493 thn 2015

Bandingkan dg Nilai Rata2: Singapura 551/556, Vietnam

528/525, dan Malaysia 420/443

Kompas 30 April 2018

Data IFLS dari 13 Propinsi di Indonesia

DR. Feri Ahmadi. Data IFLS tahun 2000 dan 2007: 13 provinsi, 492 anak

Hampir separo (48.6%) Anak umur 7-8 tahun mempunyai Kemampuan kognitif kurang

Bayi umur 0-6 bulan yang pendek dan tetap

pendek sampai umur 7-8 tahun berisiko 2.8 kali

mempunyai kemampuan kognitif kurang dibanding yg tidak stunting

Hubungan antara Stunting di usia dini dg Fluid Intelligence pd usia dewasa (data IFLS dari 13 propinsi)

Fluid Intelligence: Kemampuan berpikir abstrak, reason, pola identitas, menyelesaikan masalah dan discern relationship

Anak yg stunting di

usia dini

mempunyai Fluid

Intelligence lebih

rendah

(Kemampuan berpikir

abstrak, menyelesaikan

masalah, dll, yg tidak

dipengaruhi pembelajaran,

pengalaman & pendidikan)

MASALAH PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia 2014 Kemkes dlm Kompas tgl 18 Mei 2015

1. Stroke 2. Jantung dan Pembuluh Darah 3. DM dan Komplikasinya 4. Tuberkulosis Pernapasan 5. Hipertensi dengan komplikasinya 6. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah 7. Liver 8. Kecelakaan Lalu Lintas 9. Pneumonia 10.Diare disertai Infeksi Pencernaan

4 dari 5

penyebab

utama

kematian

adalah

Penyakit Tidak

Menular (PTM)

terkait Gizi

Prevalensi

Diabetes di

Indonesia ke 7

tertinggi di dunia

Perbedaan Prevalensi Stroke pada

masyarakt 20% termiskin (7.7 0/00)

dan 20% terkaya (9.3 0/00) hanya 2.5 0/00

Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007

Perbedaan Prevalensi Hipertensi pada masy

20% termiskin (30.5%) dg kelompok 20% terkaya

(33%) hanya 2.5%

Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada

kelompok 20% termiskin (6.8% ) dg kelompok 20%

terkaya (7.3%) hanya 0.5%

Apakah karena Gaya Hidup?

Apakah STUNTING, Kemampuan

Kognitif/Kecerdasan dan Penyakit Tidak Menular saling

terkait?

YA

Tetapi Stunting TIDAK MENYEBABKAN

Kurangnya kecerdasan atau PTM

Tetapi, proses terjadinya Stunting

bersamaan dg hambatan

pertumbuhan & perkembangan otak

dan organ lain

AKAR PERMASALAHAN: 1000 HPK

Apakah Peran Gen/Keturunan?

• Pengaruh gen kecil tak lebih dari 25 %

• Pengaruh lingkungan (asupan makanan dan penyakit infeksi) jauh lebih besar

Sebagian Besar Berawal dari Periode 1000 HPK

Mengapa 1000 HPK?

Bila periode ini tidak dilalui dengan baik, maka akibatnya terhadap kecerdasan dan kesehatan bersifat permanen, sulit untuk diperbaiki, dan khusus untuk PTM berpengaruh terhadap dua

generasi berikutnya (TRANS-GENERASI)

1. Rendahnya Kecerdasan (kemampuan kognitif)

2. Meningkatnya Risiko menderita PTM

3.Stunting pd usia dewasa

Mekanisme Terjadinya?

Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008

• Esensi dari Developmental plasticity adalah:

suatu periode kritis saat suatu sistem bersifat plastis dan sensitif thd lingkungannya, diikuti dg hilangnya plastisitas dan kapasitas fungsional yg menetap

• Sebagian besar organ &sistem, masa kritisnya terjadi saat periode didlm kandungan

Plastisitas pada periode perkembangan (Developmental Plasticity)

Jendela Kritis

Perkem-bangan

Janin

8 minggu pertama sejak pembuahan

terjadi pembentukan

semua cikal bakal organ tubuh

Perkembangan penting sebagian organ

berlanjut sampai akhir kehamilan

Perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai kira-kira 2 tahun pertama

kehidupan

Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Gangguan Gizi pd Masa Janin dan Usia Dini

Kemampuan Kognitif & Pendidikan

rendah Stunting/ Pendek

-Hipertensi -Diabetes -Obesitas

-PJK -Stroke

BB/TB Ibu Prahamil rendah

Gangguan Gizi Masa Janin

dan Usia Dini

Dampak Jangka Pendek

Dampak Jangka Panjang

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003

Ibu Pendek

PBBH rendah

Perkembangan

Otak terganggu

Pertumbuhan terganggu

(IUGR)

Metabolic Programing

PBBH:

Pertambah

an Berat

Badan

selama

Hamil

Ibu: •Melepaskan telur; •Menyediakan zat gizi/makanan; •Mempengaruhi plasenta; •Melahirkan bayi; •Memberi makan bayi; •Menstimulasi bayi; • Memberi makan anak Bapak: Mendonasikan gen

Nenek: •Membuat telur/ovum cucunya •Mendona sikan gen

Placenta:

•Mentrans

portasikan zat

gizi;

•Memproduksi

hormon;

•Mengeluarka

n buangan

Janin: •Membuat plasenta; •Mengambil zat gizi; •Membuat organ; •Bertumbuh

Bayi/Anak: •Makan makanan; •Bertumbuh

Kerentanan

thd penyakit

khronik,

kanker dan

infeksi

100 tahun Alur gizi

Perkembangan 1000 hari

Akar Trans-generasi Penyakit Khronis Barker, Public Health 2012

Peran Ahli Kesmas dalam penanggulangan Stunting

Kompetensi Inti Profesi Kesmas

1. Keterampilan Analitik/Asesmen

2. Keterampilan pengembangan kebijakan dan perencanaan program

3. Keterampilan Komunikasi

4. Keterampilan kompetensi budaya

5. Keterampilan praktek dimensi masy

6. Keterampilan Imu Kesmas

7. Keterampilan Perencanaan Finansial dan Manajemen

8. Kepemimpinan dan keterampilan berpikir sistem

Sumber: the Council on Linkages Between Academia and Public Health Practice: June 26, 2014

6 Area kunci Program Kesmas

(Contoh yg berhasil: Eradikasi smallpox, polio, dan di sebagian negara Tbc dan Tobacco control)

1. INOVASI 2. Paket teknis intervensi

prioritas/daya ungkit tinggi (tdk terlalu banyak) dan evidence-based

3. Manajemen efektif (tmsk

MonEv)

4. Kemitraan dan koalisi

(PPP)

5. Komunikasi informasi (akurat dan tepat waktu)

6. Komitmen politis

Sumber: Thomas R. Frieden. AJPH . December 11, 2013

Pemahaman tentang causal pathway Stunting dan dampaknya

thd kualitas SDM

2. Paket teknis intervensi prioritas tinggi (tdk terlalu banyak) dan

evidence-based

Sumber: Endang L. Achadi 2018, modifikasi Thomas R. Frieden. AJPH . December 11, 2013

1. INOVASI

Status gizi Ibu: TB/U, TB, IMT pra-

hamil, Anemia, PBBH (Pertambahan Berat Badan selama

Hamil)

Pertumbuhan dan perkembangan

janin BBL & PBL

Ibu

Mengapa Bayi/Anak Mengalami Stunting?: Periode pra dan pasca-salin

Penyakit

Status Gizi Anak

Kemanan Pangan RT

Higyene dan kesling

Pol Asuh

Anak

Asupan tdk adekuat

Income, Kemiskinan, Pekerjaan

Konteks Social, economi dan politik

Sumber: Endang L. Achadi, 2016. Modifikasi dari UNICEF: Conceptual Framework of Malnutrition, 1990.

Contoh: Dampak Anemia pd Ibu Hamil

• Risiko Bayi Stunting

• Risiko Bayi Sakit

• Risiko Bayi Meninggal

Risiko BBLR

• Risiko Anemia pada bayi Risiko turunnya IQ sp 12 poin

Bayi lahir dg Defisiensi Besi

• Risiko Bayi Stunting

• Risiko Sakit

• Risiko Meninggal

Risiko lahir prematur

• Anemia ibu lebih parah

• Risiko meninggal krn perdarahan

Perdarahan Ibu saat persalinan

Paket Intervensi Prioritas Pencegahan Stunting Balita (Endang Achadi, 2018)

Hamil: Tidak Anemia

Tidak kurus PBBH adekuat

24-59 bln: Tumbuh-kembang

baik; Sehat

0-6 bulan: Tumbuh-kembang

baik; Sehat

Gizi Seimbang; Hygiene/ Sanitasi

TTD; Gizi Seimbang

Bumil; ANC

Pra-hamil: Tidak

Anemia/ tdk Kurus/ tdk

Gemuk

TTD; Gizi Seimbang

(GS)

6-23 bulan: Tumbuh-kembang

baik; Sehat

INTERVENSI PRIORITAS PROMOTIF & PREVENTIF yg punya daya ungkit (evidence-based), dan mencapai 90%

LIFE CYCLE

ASI eks; Imunisasi; GS Busui

ASI; MPASI; , Bayi/anak:

MDD, MMF,

MAD; Imunisasi, GS

Busui

1000 HPK

Sumber: Endang L. Achadi 2018, modifikasi Thomas R. Frieden. AJPH . December 11, 2013

Kehamilan: Tidak Anemia PBBH adekuat

24-59 bln: Tumbuh-

kembang baik Sehat

0-6 bulan: Tumbuh-kembang

baik Sehat

Gizi Seimbang

Hygiene/

Sanitasi

TTD, Gizi Seimbang

Bumil, ANC

Pra-hamil: Tidak

Anemia/ Kurus/Gemu

k

TTD, Gizi Seimban

g (GS)

6-23 bulan: Tumbuh-kembang

baik Sehat

INTERVENSI PRIORITAS PROMOTIF & PREVENTIF

LIFE CYCLE

ASI eks, Imunisasi, GS Busui

ASI, MPASI, Imunisasi, GS Busui, Bayi/ anak: MDD, MMF, MAD

1000 HPK

Pencegahan Stunting Balita: Paket Intervensi

Agar intervensi mencapai

target 90%?

5. Komunikasi informasi (akurat dan tepat waktu)

6. Komitmen politis Kemampuan Advokasi

4. Kemitraan dan koalisi (Public Private

Partnership/PPP)

3. Manajemen efektif (tmsk MonEv)

KESIMPULAN • Masalah terkait gizi di Indonesia tinggi: Stunting, Kemampuan

Kognitif dan PTM

• Ahli Kesmas dapat berperan sangat penting dalam upaya promotif-preventif, dengan mempraktekkan kompetensinya terutama dalam Area Kunci Program Promotif dan Preventif Kesmas, agar efektif, yi : – Inovatif dalam menentukan program intervensi

– Memahami causal pathway terjadinya masalah gizi, sebagai acuan dlm menentukan prioritas

– Mengidentifikasi dan merencanakan program intervensi prioritas berbasis evidence dan mengacu pada causal pathway

– Me-manage program secara efektif, tmsk melakukan monitoring dan evaluasi, melakukan komunikasi informasi secara tepat guna, dengan melibatkan berbagai stakeholders

– Melakukan advokasi agar mendapatkan komitmen politik dalam perencanaan dan pelaksanaan program

Terimakasih