Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam menyusun rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya tercapainya 50% tujuan program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya meguasai semua kemampuan tersebut, dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut : 1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran kelas rangkap 2. Perumusan indicator, penataan pengalaman belajar, dan kegiatan pembelajaran kelas rangkap 3. Pemanfaatan evaluasi program pembelajaran kelas rangkap B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana menyusun rencana PKR? 2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR? C. Tujuan 1. Dapat menganalisi karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD 2. Dapat merumuskan indicator dari kompetensi dasar 1

Transcript of Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

Page 1: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam

menyusun rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada

yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya tercapainya 50% tujuan

program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya meguasai semua kemampuan tersebut,

dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran

kelas rangkap

2. Perumusan indicator, penataan pengalaman belajar, dan kegiatan pembelajaran

kelas rangkap

3. Pemanfaatan evaluasi program pembelajaran kelas rangkap

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun rencana PKR?

2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR?

C. Tujuan

1. Dapat menganalisi karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD

2. Dapat merumuskan indicator dari kompetensi dasar

3. Dapat merumuskan pengalaman belajar dan kegiatan pembelajaran

4. Dapat menjelaskan manfaat evaluasi program PKR

1

Page 2: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Analisis Struktur Kurikulum SD dan Prosedur Dasar Pembelajaran Kelas Rangkap

Istilah kurikulum kini telah menjadi menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang

secara umum diartikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan

status dan kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan (pendidikan dasr, menengah, dan

tinggi) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun

1994 untuk jenjang pendidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994.

Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan

Tingakat Pertama (SLTP 3 tahun). SD dan SLTP memiliki kurikulum masing-masing.

Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun

1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam

wadah pengembangan kurikulum yang terdesanralisasi. Mulai tahun 2006, mulai diterapkan

secara bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksana

dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat

Satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap berkelanjutan

pada setiap kabupaten/kota.

Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,

kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Didalam kurikulum

dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar

yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya

kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran. Oleh

karena itu sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu,

sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus menguasai prosedur

dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum sebagai rumusan tertulis akan

2

Page 3: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum

disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid.

a. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006

tentang Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Kelompok Mata Pelajaran

Merujuk pada Peratuaran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokkan mata pelajaran sebgai

berikut:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006) pada table 5.1

Table 5.1

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No. Kelompok Mata

Pelajaran

Cakupan

1. Agama dan Akhlak

Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup

etika, budi pekerti, atau moral, sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.

3

Page 4: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

2. Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan

peserta didik akan, status, hak dan kewajibannya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa,

dan pratiotisme bela Negara, penghargaan terhadap hak-hak

asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab social,

ketaatan pada hokum, ketaatan membayar pajak, dan sikap

serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme

3. Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,

dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang

kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

pada SMP/MTS/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh

kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta

membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan

mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknoloogi

pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh

lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi membentuk kompetensi,

kecakapan, dan kemandirian kerja.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas, kemampuan, mengeksprsesikan

dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.

Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan

serta harmoni mancakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam

4

Page 5: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan

mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan

sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi

fisik serta menanamkan spotivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

pada SMP/MTS/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan

potensi fisik serta membudayakan sikap sportivitas, dan

kesdara hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif,

disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran sikap, dan perilaku

hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat

kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku

seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam

berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk

mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka

dasar kurikulum, ditetapkan beberapa pengembangan kurikulum sebagai berikut:

2) Prinsip pengembangan kurikulum

Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), KTSP jenjang pendidikan

dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada

standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat

oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

a. berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya

prinsip pertama dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip

bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

5

Page 6: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentinagn peserta didik serta tuntutan lingkungan.” Hal ini mengandung makna bahwa

pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian

utama.

b. Beragam dan terpadu

Prinsip kedua dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,

tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan

gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang

bermakna dan tepat antarsubtansi.” Hal ini mengandung makna bahwa antarsubtansi

kerikulum dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum

dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Prinsip ketiga dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran

bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.” Hal ini mengandung

makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk

mengakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan praktek dalam dunia ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan hidup

Prinsip keempat dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan

dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha

dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

keterampilan social, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan

keniscayaan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat fungsional, dalam

6

Page 7: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk

melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Prinsip kelima dinyatakan bahwa “substansi kurikulum mencakup keseluruhan

dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antar semuan jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung

makna bahwa kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan

menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya

memiliki saling keterkaitan.

f. Belajar sepanjang hayat

Prinsip keenam dinyatakan bahwa “kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang

hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.” Hal ini mengandung makna

bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar

untuk belajar terus menerus.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Prinsip ketujuh dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermsyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan derah harus saling mengisi

dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan

sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk

membangun perstuan Indonesia.

3) Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

7

Page 8: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

a. Prinsip pertama dinyatakan bahwa “pelaksanaan kurikulum didasarkan pada

potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi

yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan

pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk

mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini

secara operasional membuat terlaksananya kurikulum yang memungkinkan

peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secar optimal.

b. Prinsip kedua dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan

kelima pilar belajar, yaitu:

a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Belajar untuk memahami dan menghayati

c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

e) Belajar untu membangun dan menemukan jati diri, melalui proses

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangka.”

Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang

memungkinkan peserta didik mencapai kualiats proses dan hasil belajar dalam suatu

keutuhan pilar belajar.

c. Prinsip ketiga dinyatakn bahwa “pelaksanaan kurikulum memungkinkan

peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan

percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi pesera

didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan penegembangan pribadi

peserta didik yang berdimensi ketuhanan, keindividuan, kesosialan,dan

moral.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlakasananya kurikulum

yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara

optimal sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

d. Prinsip keempat dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dalam suasana

hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai,

akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia

mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan

kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan

contoh dan teladan ).” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya

8

Page 9: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

kurikulum yang memungkinkan peserta didik membangun budaya belajar

mandiri, kreatif dan mewarisi keteladanan.

e. Prinsip kelima dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan

teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang tejadi,,

tergelar, dan berkembang di masyarkat dan lingkungan sekitar serta

lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).”

Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksanya kurikulum yang

memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal

dengan memanfaatkan keanekaragaman proses, dan sumber yang tersedia

dalam lingkungan terbuka.

f. Prinsip keenam dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan

mendayagunakan kondisi alam, social dan budaya serta kekayaan daerah

untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara

optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum

memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dengan

memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.

g. Prinsip ketujuh dinyatakan bahwa “kurikulum yang mencakup seluruh

komponen kompetensi mata pelajaran, muatan local dan pengembangan diri

diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang

cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.” Prinsip ini

secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum koheren atau harmonis

dan sistematik/bersistem.

4) Struktur Kurikulum SD/MI

Dalam standar isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I

sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi

lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuan sebagai

berikut:

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan local, dan

pengembangan diri. Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk

9

Page 10: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas dan potensi

daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan local

ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan muatan pelajaran yang harus diasuh oleh guru.

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing olej konselor,

guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan social, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu

dan IPS Terpadu”

c. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum. Satuan Pendidikan dimungkinkan

menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara

keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

2. Prosedur Dasar Pengembangan Kerangka Rencana Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instrucsional berasal dari kata

instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang

memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksional merupakan serapan dari kata

instrucsional dari kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah

pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran.

Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan desain atau cetak biru

pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem

Instruksional(PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang

10

Page 11: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

sistematis untuk menysusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran.

Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan

tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya.

Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsure-unsur

dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman beajar dan penilaian hasil belajar

(Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran terkait pada

proses pemberian fasilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang

ada dalam Stuktur Kurikulum SD.

B. PERUMUSAN INDIKATOR, PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR

DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Pengemasan Pengalaman Belajar Dalam Rangka PKR

Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR, maka haruslah kita

mengetahui standar isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tiap tingkatan

kelas. Jika kita akan melakukan PKR untuk mata pelajaran sama dengan tingkatan kelas

berbeda, maka pengembangan standar isi dan penjabaran muatan nilai atau moral yang akan

kita buat rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk dikaji penjabaran KDnya

menjadi beberapa indikator dengan pijakan muatan mata pelajarannya untuk tingkatan kelas

yang berbeda sesuai tujuan Intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang

bisa kita terapkan pada tingkatan-tingkatan kelas.

Ada beberapa prinsip (teoritis) yang harus diperhatikan dalam menetapkan topik

pembelajaran dalam PKR, yaitu :

- Berorientasi kepada tujuan

- Disesuaikan dengan karakteristik murid (kelas, usia, kemapuan)

- Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru

- Layak sarana pendukung

- Tidak bersifat dipaksakan.

KTSP SD di Indonesia menganut model yang berorientasi kepada kompetensi.

Keseluruhan kegiatan perencanaan, pembelajaaran, dan penilaian harus bertolak dari tujuan

dan tertuju pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan pendidikan memiliki

banyak aras (banyak tingkat) mulai dari aras tertinggi tujuan pendidikan nasional sampai ke

11

Page 12: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

tujuan instruksional khusus yang terendah, semua tujuan yang lebih rendah harus menunjang

ketercapaian tujuan yang lebih tinggi. Artinya ada saling ketergantungan dan telah menjadi

kesepakatan dan komitmen keterikatan profesional kita sebagai guru.

Perumusan tujuan pembelajaran yang telah dikenal dan dipahami saat ini adalah

konsep penggugusan tujuan ( Bloom Taxonomy) dengan rambu-rambunya guna tercapai hasil

pembelajaran yang ingin kita lihat setelah pembelajaran suatu topik berakhir sesuai dengan

tujuan terkait “dampak instruksional atau Instructional Effect”(Bruce Joyce & Marsha

Weil;1986).

Sesuai konsep Bloom tujuan pendidikan dapat diguguskan ke dalam tiga ranah

(kognitif, afektif, dan psikomotorik). Ketiga ranah ini bukan sesuatu yang terpisah satu sama

lain, akan tetapi memiliki keunikan atau kekhususan, komonalitas atau kesamaan umum.

Dalam perumusan tujuan belajar dalam PKR aras dan gugus topik memiliki peran sangat

penting dalam menetapkan arah tujuan belajar. Karena rumusan indikator dan pengalaman

belajar tujuan harus mencerminkan aras dan gugus perilaku, guru PKR harus dapat memilih

ungkapan perilaku (bentuk kata kerja operasional) yang mewadahi materi yang terkandung

dalam topik yang dipilih sesuai dengan aras dan gugusnya.

2. Cara Memilih Substansi Belajar

Bahan belajar adalah rincian materi yang dapat berupa fakta, konsep, teori, nilai,

prosedur, dan kegiatan belajar yang dijabarkan dari tujuan dan topik PKR yang telah dipilih.

Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-syarat yang harus

diperhatikan, antara lain:

1. mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator;

2. berkaitan erat dengan materi sebelumnya;

3. didukung sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat disediakan;

4. sesuai dengan perkembangan mental murid;

5. menjadi dasar bagi studi lebih lanjut.

3. Cara Menyusun Rancangan Kegiatan Belajar

12

Page 13: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

Yang dimaksud “rancangan atau disain” dalam kegiatan pembelajaran adalah

kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan interaksi (model pembelajaran) guru-murid-

sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

Ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model (model Weil Murphy

& McGreal;1986). Model dasar ini memiliki lima langkah sebagai berikut :

1. Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi)

2. Pengembangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan

model, dan mengecek pengertian murid)

3. Latihan terstruktur (guru memandu kegiatan kelompok murid, memberi balikan

dan murid memberi tanggapan)

4. Latihan terbimbing (murid berlatih memahami konsep baru, guru memantau, dan

selanjutnya murid-murid berlatih diluar kelas)

5. Latihan bebas atau mandiri (guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di

luar kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri)

Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas, yakni Proses

Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS).

4. Cara Memilih Sumber dan Media Belajar

Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti kaset audio

dan siaran radio, bahan dan alat visual seperti siaran TV, gambar, dan diagram, benda tiruan

dan benda sesungguhnya yang dipilih sesuai lingkungan dan tepat guna. Layak lingkungan

artinya media yang dipakai itu tersedia di lingkungan sekitar, sehingga dapat dimanfaatkan

oleh guru atau murid dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan. Tepat guna artinya

meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan ideal tapi masih tetap

berfungsi membantu murid untuk belajar.

C. EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Cara Penilaian Terhadap Pelaksanaan PKR

1) Mengecek Keterlaksanaan Jadwal

PKR yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya kita sadar dan siap

betul kapan, di kelas mana, dan materi pelajaran mana yang akan diajarkan di

kelas-kelas yang dirangkap. Jadi jadwal harian dan mingguan sangatlah penting

baik bagi guru maupun murid.

13

Page 14: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

2) Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas-Kelas yang Dirangkap

Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa

saja yang akan dikerjakan di kelas yang akan dirangkap, dan kegiatan apa pula

yang diharapkan dapat dilakukan oleh murid.

3) Mencatat Materi Pelajaran yang Tidak Sempat Diajarkan

Dalam praktik bisa saja terjadi di mana suatu materi pelajaran tidak sampai

diajarkan karena situasi mendadak. Hal tersebut harus kita catat, agar minggu

yang akan datang materi tersebut tidak lupa diajarkan. Dengan demikian murid-

murid tidak merasa dirugikan.

4) Mencatat Kegiatan yang Tertunda

Suatu kegiatan yang telah kita rencanakan bisa tertunda, misalnya karena

kehabisan waktu, atau tidak ada alat, atau kehabisan bahan, atau karena gangguan

lain. Dengan adanya hal seperti, kita tidak perlu khawatir, asal kita catat dan

selanjutnya segera dikerjakan lebih lanjut. Rencanakan kembali kapan kegiatan

yang terpaksa tertunda itu akan kita lanjutkan.

5) Mencatat Tugas-tugas yang Harus Diberikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya

Maksud kita memberi tugas untuk hari minggu berikutnya adalah memberi

pijakan atau dasar bagi materi yang akan datang dan atau memberi tuntutan

belajar lebih lanjut.

6) Mencatat Pertanyaan Murid yang Belum Sempat Terjawab

Munculnya pertanyaan dari murid mengenai materi pelajaran yang diajarkan

merupakan salah satu ciri bahwa murid belajar. Bila pertanyaan itu belum

terjawab harus kita catat untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya.

Pembelajaran yang berpijak pada atau bertolak dari pertanyaan murid merupakan

salah satu ciri prinsip belajar yang mengaktifkan murid.

7) Mencatat Murid yang Belum Banyak Terlibat Secara Aktif Dalam Belajar

Kita harus memberi perhatian sama banyak kepada murid yang aktif dan murid

yang tidak aktif. Semua murid harus dapat melakukan proses belajar. Dengan kata

lain murid yang tidak aktif harus didorong agar menjadi murid yang aktif.

8) Menuliskan Hal-hal yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR

Sesungguhnya PKR bisa terjadi di SD manapun. Tapi yang tidak bisa dihindari

tentunya di SD-SD sekolah kecil atau SD biasa yang jumlah gurunya lebih kecil

dari jumlah kelas.

14

Page 15: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

Oleh karena itu, PKR harus diterima bukan sebagai keterpaksaan tetapi sebagai

suatu tugasa profesional. Bila hal itu kita terima sebagai tugas profesional kita

harus selalu menyempurnakan PKR. Maka, guru PKR harus memahami ilmu dan

seni pembelajaran merangkap kelas.

9) Mencatat Hal-Hal yang Memuaskan dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam

PKR

Rasa puas dan kecewa harus diterima sebagai suatu keadaan yang wajar dan tak

dapat ditolak salah satunya. Yang penting bagaimana memanfaatkan keduanya

untuk mengorek diri kita.

10) Mengapa harus Mencatat Hal-hal yang Perlu Dibicarakan dengan Guru Lain?

Salah satu ciri guru profesional ialah memiliki rasa dan sikap kesejawatan yang

kuat. Artinya antara pribadi guru harus tercipta, terpelihara dan terbina

kesejawatan, rasa setugas, setanggung jawab, dan selangkah kerja.

15

Page 16: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

BAB III

KESIMPULAN

o Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan

kepedulian utama pengembangan KTSP SD. Antarsubtanstansi kurikulum di SD

dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum

dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.

Kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk mengakomodasi

dinamika perkembangan pemikiran dan praktek dalam dunia ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni

o KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan

harus member bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan

menjalani kehidupan nyata di lingkungannya. KTSP harus menjadi wahana

pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua

mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan. Isi dan

proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk

belajar terus menerus.Kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke

Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk membangun persatuan

Indonesia

o Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta

keterampilan (mental/social/manual) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indicator

perilaku dan setiap muatan isi perlu di rumuskan dalam dalam bentuk rumusan

perilaku opersaional yang memungkinkan hasil belajarnya dapat diukur atau dideteksi

ketercapaiannya. Setiap satu indicator atau beberapa indicator, dapat dirumuskan

aktivitas belajar yang memerlukan fasilitasi guru agar peserta didik dapat menguasai

muatan dari KD tersebut secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya

harus menjawab substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana

seyogyanya peserta didik mencapai pengusaan tersebut dengan dengan atau tanpa

fasilitas guru

16

Page 17: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

o Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indicator dan pengalaman

belajar PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan

kegiatan pemetaan topic dan sub-topik menurut arasnya dan gugusanya. Aras

substansi dan pengalaman belajar menunjuk pada penataan topic yang berbeda untuk

tiap kelas dalam satu mata pelajaran atau integrasi beberapa mata pelajaran. Gugus

atau kelompok topic merujuk pada penataan topic dan subtopic untuk berbagai mata

pelajaran. Dalam PKR orientasi pada aras dan gugus topic perlu dikombinasikan

terutama dalam merencanakan PKR kelas ganda dan mata pelajaran ganda.

o Indicator dirumuskan atas dasar kompetensi dasar dengan member isi perilaku yang

digali dari perpaduan aras dan gugus topic. Bahan belajar yang lebih rinci dijabarkan

untuk menggapai kompetensi. Rancangan kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai

kerangka piker dalam menata interkasi guru-murid-sumber belajar dalam kerangka

penggapaian tujuan belajar. Pola dasar rancangan pembelajaran mencakup kegiatan

orientasi, pengembangan, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan bebas.

Model dasar rancangan pembelajaran dalam situasi PKR mencakup proses belajar

arahan sendiri atau PBAS dan proses belajar melalui kerja sama atau PBMKS yang

dapat diterapkan mulai langkah pengembangan sampai dengan latihan bebas dalam

pola dasar pembelajaran. Sumber dana media belajar berperan sangat penting dalam

PKR. Media belajar yang harus digunakan dalam PKR adalah media belajar yang

sesuai dengan lingkungan dan tepat guna.

o Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :

1. Keterlaksanaan jadwal harian

2. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas-kelas yang dirangkap

3. Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan

4. Kegiatan yang masih tertunda

5. Tugas-tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya

6. Pertanyaan murid yang belum sempat diajawab

7. Murid-murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar

8. Hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki dalam PKR

9. Hal-hal yang dirasakan masih mengecewakan guru

10. Hal-hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain

17

Page 18: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

DAFTAR PUSTAKA

Dahar. R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga

Daughs, D.R. (1989). Sodia – science. Utoh: Utah State University Press

Daughs, D.R. and Monson, J.A (1989). Science technology, and society. Utah State

University Press

Depdikbud (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:

Depdikbud

Depdikbud (1991). Petunjuk Teknis Pembinaan SD Terkecil. Jakarta: Dit-Dikdas Ditjen

Dikdasmen

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Petunjuk Pelakasanaan KBM SD (Kelas II,

IV, V, VI). Jakarta: Dit, Dikdas

Republik Indonesia (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara RI

________________ (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara RI

_________________ (2006). Peraturan Mendikanas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Jakarta: Depdiknas

_________________ (2006). Peraturan Mendikanas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL). Jakarta: Depdiknas

_________________ (2006). Peraturan Mendikanas No. 24 Tahun 2006 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas

Djalil, A (2009). Pembelajarn Kelas Rangkap. Jakarta. Universitas Terbuka

18

Page 19: Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangakap (RPKR)

19