PENYUSUNAN RENCANA BISNIS
-
Upload
araya-labs -
Category
Documents
-
view
358 -
download
1
Transcript of PENYUSUNAN RENCANA BISNIS
PENYUSUNAN RENCANA USAHA
(BUSINESS PLAN)
Ebookpangan.com
2006
1
I. PERANAN BISNIS PLAN
Konsep rentana bisnis memang merupakan bagian sangat penting dalam
pelaksanaan dan pengembangan bisnis itu sendiri. Laba bisa berlipat gkita karenanya.
Dalam ebook ini kami sajikan sekadar beberapa cara untuk menggunakan rencana bisnis
yang telah kita susun demi meraih keberhasilan dan kekayaan yang kita inginkan..
Peranan bisnis plan yang baik dalam memandu bisnis atau usaha yang kita jalankan
adalah sebagai berikut :
1. Peta Perjalanan Menuju Sukses
Sebuah rencana bisnis dapat diibaratkan seperti peta perjalanan yang memberi
petunjuk dari mana kita harus mulai dan ke mana tujuan kita. Seperti peta, rencana itu
akan menunjukkan kepada kita bagaimana cara mencapai sasaran serta tujuan-tujuan kita
dalam melangsungkan bisnis. Juga memperlihatkan keadaan lingkungan yang akan kita
lewati. Demikian pula berapa jauh perjalanan yang harus kita tempuh dan berapa banyak
bekal atau modal yang diperlukan selama perjalanan kita. Adanya rencana bisnis juga
membuat snda bisa menghemat waktu dan uang; serta mampu bereaksi lebih cepat
terhadap hal-hal yang tak terduga, termasuk dalam memecahkan masalah, mengelakan
rintangan, dan menangkap serta memanfaatkan peluang-peluang baru.
2. Pengendalian Arah dalam Mencapai Tujuan
Jika kita akan menempuh perjalanan jauh, maka kita perlu menyiapkan segala
sesuatunya, antara lain perhitungan jarak, bahan bakar yang diperlukan, dan titik-titik
penting pemberhentian disepanjang perjalanan.. Jika sejak berangkat kita sudah
menetapkan tujuan kita, kemungkinan besar kita akan sampai tujuan. Tetapi, keadaan
dunia ini selalu mengalami perubahan lingkungan. Maka perjalanan kita harus
menyesuaikan diri serta mungkin juga mengambil tindakan lain agar bisa tiba di tujuan
dengan selamat.
Ketika kita dalam perjalanan menuju sukses, kondisi-kondisi lingkungan setiap saat
bisa berubah. Kendatipun kita mungkin sudah berada di jalur yang tepat ketika mulai,
jika kita tidak menanggapi perubahan-perubahan itu, kita tidak akan sampai ke tempat
2
tujuan yang kita inginkan. Dengan sebuah rencana bisnis yang tersusun dengan baik, kita
akan mampu mengukur dan mengontrol langkah kita dalam mencapai tujuan.
3. Cara memperoleh Dana yang Dibutuhkan
Seringkali kita memerlukan dana yang lebih besar untuk menjalankan usaha
dibandingkan dengan dana yang kita miliki. guna menjalankan gagasan kita lebih banyak
daripada jumlah yang kita miliki. Kalau hal itu terjadi, tidak banyak bedanya apakah kita
mendekati pihak bank, pemilik modal, investor pribadi, atau pemerintah. Percayalah,
tidak akan ada yang sudi memberi kita pinjaman atau dukungan modal tanpa sebuah
rencana bisnis yang sudah dipikirkan dengan matang. Akan tetapi kalau kita memiliki
rencana semacam itu, kita akan memperoleh dana yang kita perlukan.
4. Merangsang Daya Pikir
Strategi bisnis yang berhasil tergantung pada sejauh mana kekuatan yang kita
bangun dan sejauh mana kita sanggup mengatasi kelemahan yang ada. Dengan cara itu,
kita akan mengatasi kelemahan yang ada. Dengan cara itu, kita akan memiliki
keunggulan penting dibanding pesaing-pesaing kita, misalnya kita memiliki apa yang
diinginkan konsumen dan tidak bisa dipasok oleh orang-orang lain. Sementara kita
menyusun rencana bisnis kita, pemikiran kita akan terangsang guna menggali berbagai
kemungkinan sejauh-jauhnya. Kalau kita terus mengembangkannya, kita akan
mendapatkan tambahan informasi. Kita akan melihat kemungkinan-kemungkinan yang
jauh lebih luas lagi, dan peluang-peluang baru. Boleh jadi kita pun akan menyadari
adanya rintangan dan tantangan yang sebelumnya tidak kita ketahui. Itu bagus! Kita akan
melahirkan gagasan-gagasan baru untuk mengelakkan masalah dan ancaman serta
menangkap peluang-peluang yang ada, sehingga bisnis kita akan terus berkembang
sambil jalan. Yang utama, semua ini kita kerjakan dengan rencana. Dengan cara itu, kita
hanya akan melakukan kesalahan dan salah arah di atas kertas, sebelum kita menanamkan
modal dengan uang yang kita peroleh dengan susah payah.
Bagaimana kalau ada yang mengatakan bahwa rencana kita tidak bakal berhasil?
Oke, itu bisa saja benar—dan kalau pun demikian itu juga menjadi tidak masalah. Jauh
lebih baik menanamkan modal untuk sebuah rencana di atas kertas ketimbang
3
menanamkan uang tanpa rencana yang akan hilang secara sia-sia. Tentu saja kita tidak
ingin rencana bisnis kita tidak berjalan karena tertunda-tunda. Rencana kita, dan juga
rencana siapapun, tidak bakal pernah sempurna, dan seyogyanya kita tidak menunggu
hingga semuanya kita ketahui baru kita mulai bergerak. Kita tidak pernah akan
mengetahui segala seluk-beluk dari suatu hal secara tuntas. Kita bisa saja memulai
rencana bahkan ketika masih dalam proses penyusunan. Bagaimana pun kita
melakukannya, manakala kita duduk mengerjakan rencana, kita akan merasa bahwa
rencana itu merangsang ide-ide dan pendekatan-pendekatan baru yang akan
memungkinkan kita untuk memanfaatkan waktu dan uang kita dengan cara-cara yang
serba lebih baik.
5. Pembagian Tanggung Jawab, Tugas, dan Pengaturan Waktu
Jarang sekali ada orang yang bisa mengerjakan segala sesuatunya sendirian.
Sekarang kita mungkin bisa berjalan sendiri, namun kita senantiasa akan memerlukan
bantuan orang lain ketika menjalankannya. Mereka adalah orang-orang yang merakit atau
memasok bahan baku atau produk kita, orang-orang yang mengerjakan percetakan, atau
menjual produk kita di pasar, atau mengerjakan jasa lainnya untuk membatu kita. Itu
tidak soal, bahkan sepenuhnya wajar. Akan tetapi, jangan lupa untuk membagi secara
jelas tugas dan tanggung jawab, dan kita mesti paham apa tugas yang mesti dilakukan
sendiri. Selain itu, kegiatan-kegiatan itu mesti dijadwalkan sehingga keseluruhan
pelaksanaan rencana itu terkoordinasi secara maksimal untuk mewujudkan strategi yang
telah kita tetapkan sebelumnya.
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa jika semua orang diberi tanggung jawab
dalam menyelesaikan suatu tugas maka tidak seorang pun akan memikul tanggung jawab
tersebut. Dengan kalimat lain, kemungkinan besar tugas tadi tidak akan selesai, atau
paling tidak, tidak selesai dalam waktu dan koordinasi yang tepat. Rencana bisnis yang
baik akan memastikan bahwa kita tahu siapa yang bertanggung jawab untuk masing-
masing tugas, dan menjadwalkan agar tugas-tugas tersebut terkoordinasi dalam
efektivitas maksimal dengan pengorbanan waktu dan uang yang minimal.
4
6. Mengenali Masalah, Peluang dan Ancaman
Semakin banyak kita membuat rencana, semakin banyak masalah, peluang dan
ancaman yang akan terungkap, dan kita akan semakin memahami serta siap dalam
menanggulanginya. Kita jangan sekali-kali mengabaikan aspek-aspek lingkungan ini.
Mengabaikan masalah atau ancaman tidak membuatnya hilang; malah kita bisa
kehilangan banyak uang karenanya. Juga dapat menggagalkan usaha kita dalam menggali
sebuah peluang bisni yang seharusnya bisa mendatangkan banyak uang bagi kita.
Kita acapkali akan menemukan peluang-peluang baru yang lebih baik selagi kita
dalam proses perencanaan dan dalam proses mencari informasi tambahan. Ketika rencana
sudah kita jalankan, kita akan menemukan lagi banyak ide-ide baru. Oleh karena itu,
kendati kita sudah menyusun rencana, peluang-peluang yang kita gali guna mencapai
tujuan akhir bisa jadi akan membawa kita ke arah yang sedikit berbeda. Itu tidak jadi
soal. Seperti kata Jenderal Dwigth D. Eisenhower setelah merencanakan sebuah serbuan
terbesar dalam sejarah: “Rencana-rencana ini tidak ada artinya sama sekali, namun
merencanakan itu adalah segalanya.”
5
II. UNSUR-UNSUR PENTING BISNIS PLAN
Bila kita kaji lebih dalam, maka dapat disimpulkan bahwa rencana-rencana bisnis
yang baik seyogyanya mencakup semua unsur yang memang penting untuk keberhasilan
bisnis kita. Ada pun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rencana Penjualan
• Dekskripsi dan harga produk atau jasa itu
• Cara merakit, membuat atau memasoknya
• Cara mengirim dan menyimpannya
• Cara mengiklankan dan mempromosikannya
2. Pembidikan Pasar
• Taksiran permintaan pembeli
• Peraturan-peraturan yang harus ditaati
• Pesaing yang ada
3. Metode Pemasaran
• Lewat pedagang kulakan
• Lewat pengecer
• Lewat representatif
• Lewat agen
• Lewat mail-order
• Metode-metode lain
4. Kebutuhan Modal
• Untuk keperluan-keperluan awal/pertama dalam membuka bisnis.
• Biaya pengepakan dan biaya produksi untuk stok produk atau inventori awal.
• Biaya periklanan dan promosi sebelum mencapai titik impas.
• Biaya penjualan langsung sebelum tercapainya titik impas.
6
• Biaya pengapalan dan gudang sebelum titik impas tercapai.
• Biaya administrasi sebelum titik impas.
5. Analisis Keuntungan
• Analisis titik impas
• Laba yang diperoleh (setelah titik-impas)
• Besarnya cash-flow
6. Jadwal Pelaksanaan
• Sebuah jadwal waktu yang menunjukkan tahap-tahap peristiwa untuk mencapai
sukses.
• Bagan pembagian tugas serta orang-orang yang bertanggung-jawab untuk
pelaksanaan masing-masing tugas.
• Rencana alternatif jika ada yang berubah.
7
III. STRUKTUR RENCANA BISNIS
Struktur rencana bisnis meliputi semua unsur kesuksesan. Struktur atau komposisi
dari rencana bisnis yang baik adalah sebagai berikut .
Ringkasan Untuk Eksekutif
Ringkasan eksekutif (executive summary) adalah rancangan menyeluruh terhadap
proyek yang hendak dilaksanakan, dan segenap kemungkinannya. Di dalamnya terdapat
apa-apa ayng ingin kita kerjakan, berapa banyak uang dan sumber daya-sumber daya apa
yang kita butuhkan dalam proyek ini. Ringkasan seperti ini amat penting dan seyogyanya
jangan dipandang sebelah mata. Ringkasan ini merupaka semacam tinjauan menyeluruh
atau ikhtisar atau abstraksi dari segenap rencana yang dibuat untuk kalangan eksekutif.
Formatnya harus sepadat dan seringkas mungkin, tanpa mengurangi aspek kelengkapan
dan akurasinya.
Dasar Isi (Table of Contents):
I. Pengantar (Berisikan penjelasan mengenai produk barang atau jasa yang akan dibuat
dan mengapa kita merasa yakin akan meraih uang dengan membisniskannya pada
saat sekarang ini).
II. Analisis Situasi
1. Situasi Umum
A. Perkiraan tentang tingkat permintaan dan perkiraan mengenai
kecenderungannya di masa mendatang. (Berapa taksiran permintaan produk?
Apakah akan naik atau justru turun? Siapa pengambil keputusan, atau siapa
saja agen pembelinya? Bagaimana, kapan, dimana, apa dan kenapa mereka
membeli?).
B. Faktor-faktor sosial dan budaya.
C. Kependudukan.
D. Kondisi-kondisi ekonomi dan bisnis untuk produk ini pada masa sekarang di
wilayah geografis yang ditentukan sebagai lahan garapan.
8
E. Manfaat dan pengaruh kemajuan teknologi untuk kelompok produk ini.
Apakah produk ini tergolong berteknologi maju? Apakah produk-produk baru
kerap menggantikan produk lama (life-cycle yang amat pendek?) Singkatnya,
apa pengaruh teknologi terhadap produk atau jasa ini?
F. Politik. Apakah aspek politik (langsung atau tidak langsung) ada pengaruhnya
terhadap situasi pemasaran produk ini.
G. Hukum dan Peraturan. (Apakah hukum atau peraturan yang berlaku di sini?).
2. Situasi Organisasi-organisasi yang Netral
A. Keuangan. (Apakah tersedia atau tidaknya dana mempengaruhi sitausi?).
B. Pemerintah. (Apakah sedang berlangsung aksi legislatif atau sesuatu yang
lain di tingkat negara bagian, federal atau pemerintahan daerah, yang kira-
kira mempengaruhi pemasaran produk barang atau jasa ini?
C. Media (Apa yang terjadi di media? Apakah publisitas yang tengah terjadi
menguntungkan atau merugikan proyek ini?)
D. Peminat-peminat Khusus. (Di samping para pesaing langsung, adakah
kelompok-kelompok berpengaruh lain yang kira-kira dapat mempengaruhi
pelaksanaan rencana bisnis kita?)
3. Situasi Pesaing Kita
A. Para pesaing Utama. (Apa produk-produk mereka, rencana-rencana,
pengalaman, penguasaan teknologi, daya dukung keuangan, sumber daya
modal dan manusia, para memasok serta strategi bisnis mereka? Apakah
konsumen mereka selama ini merasa puas dengan produk dan layanan
mereka, atau tidak? Kalau ya, kenapa? Saluran pemasaran apa yang
digunakan para pesaing? Apa kekuatan dan kelemahan-kelemahan pesaing
kita?)
4. Situasi Kita Sendiri
A. Produk kita. (Apa dan sejauh mana pengalaman kita, penguasaan teknologi,
sumber daya manusia dan modal, dukungan para pemasok, dan sebagainya?
9
Apakah konsumen merasa senang dengan produk dan layanan kita, atau
tidak? Jika ya, kenapa? Lalu jika tidak, apa pula sebabnya? Apa kelemahan
dan kekuatan kita?)
III. Target Pasar
1. Uraikan target pemasaran kita secara rinci. (Mengapa kita menargetkan segmen
pasar tersebut, bukan yang lain).
IV. Masalah-masalah dan Peluang-peluang
1. Ungkapkan atau ungkapkan kembali masing-masing peluang bisnis yang hendak
kita lihat, dan tunjukkan alasan kenapa hal itu menjadi peluang. Ungkapkan atau
ungkapkan kembali setiap masalah yang kita nilai akan muncul menghadang.
Tunjukkan bagaimana kita akan merebut setiap kesempatan yang ada, dan
mengatasi semua masalah yang akan merintangi pelaksanaan rencana bisnis kita
itu.
V. Sasaran-sasaran dan Tujuan-tujuan
1. Utarakanlah secara lengkap dan persis tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran kita
dalam bentuk volume penjualan, pangsa pasar, return on investment, atau sasaran
lain dari rencana kita.
VI. Keunggulan Kompetitif
1. Utarakan keunggulan atau kelebihan-kelebihan yang kita miliki terhadap para
pesaing.
VII. Strategi Pemasaran
1. Timbanglah alternatif-alternatif pada segenap bagian atau tahapan strategi.
Uraikan secara lengkap strategi yang akan kita ambil dan kenapa kita
mengambilnya. Catatlah apa yang kira-kira akan dilakukan pesaing-pesaing utama
kita ketika kita mulai menjalankan strategi ini dan, di sisi lain, langkah-langkah
apa yang akan kita lakukan untuk memanfaatkan keunggulan dari segenap
10
peluang yang tercipta dan bagaimana menghindari ancaman-ancaman yang
menghadang.
VIII. Taktik-taktik Pemasaran
1. Utarakanlah pula bagaimana kita akan menjalankan strategi-strategi
pemasaran yang kita pilih dalam bentuk produk, harga, promosi, penjualan,
publisitas, distribusi, serta tindakan-tindakan lain yang akan kita ambil.
IX. Kontrol dan Pelaksanaan
1. Hitunglah titik impas untuk proyek ini. Hitung proyeksi-proyeksi penjualan
per bulan untuk masa tiga tahun. Hitung cash-flow bulanan untuk masa tiga
tahun. Tunjukkan biaya awal dan anggaran bulanan untuk masa tersebut.
X. Ringkasan
1. Ringkasan kelebihan-kelebihan yang kita kuasai, perhitungan biaya-biaya
serta laba, lalu utarakan kembali secara jelas kelebihan rencana kita untuk
produk atau jasa ini terhadap para pesaing dan mengapa rencana kita bisa
sukses.
XI. Apendiks
1. Sertakan berbagai informasi pendukung yang menurut kita cukup berarti dan
relevan, seperti misalnya riwayat hidup kita dan fakta-fakta latar belakang kita
yang mendukung peluang kita untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran kita dalam bisnis ini.
11
IV. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS
Ringkasan Eksekutif
Pada dasarnya, kita menulis rencana bisnis untuk membimbing diri kita sendiri,
akan tetapi para eksekutif yang mungkin terdiri dari para pemilik modal, bank, atau
sumber pinjaman modal lainnya, juga perlu mengetahui segala sesuatu yang hendak kita
kerjakan. Ketika mereka membaca rencana kita acapkali mereka melompati bagian-
bagian yang kurang menarik perhatian mereka. Para eksekutif itu adalah orang-orang
yang sangat sibuk sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengurusi detil. Mereka
ingin memperoleh gagasan-gagasan pokok yang terpenting saja.
Tangkaplah inti dari rencana bisnis kita, dan kemukakan semua itu dalam satu
alinea yang pendek dan padat. Paparkanlah keyakinan pada apa yang akan kita lakukan,
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan kita, serta strategi utama yang akan kita pakai dalam
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut. Ringkasan eksekutif seyogyanya
tidak lebih dari dua atau tiga halaman. Kebanyakan ringkasan eksekutif yang amat efektif
bahkan hanya terdiri dari satu atau dua paragraf saja.
Setelah membaca ringkasan eksekutif yang kita susun, para pembaca seyogyanya
paham tentang apa yang kita ingin lakukan, berapa biaya untuk melaksanak semua itu,
dan bagaimana peluang keberhasilannya. Pembaca seyogyanya juga paham kelebihan-
kelebihan unik yang kita miliki dan yang akan menjadi jaminan keberhasilan kita.
Kendati ringkasan eksekutif disodorkan paling dahulu kepada pembaca, proses
penulisannya adalah yang paling akhir. Sebabnya adalah karena isinya harus mencakup
semua point-point penting dalam rencana kita dan menggarisbawahi cara dan pendekatan
kita dalam menggarap proyek tersebut. Misalkan kita menulis ringkasan eksekutif itu
paling pertama dan tidak mengerjakan ulang setelah rencana kita selesai, kemungkinan
besar akan ada hal-hal penting yang terlewati atau terlupakan.
Daftar Isi
Daftar isi yang kelihatannya sepele sesungguhnya merupakan bagian sangat
penting dalam sebuah rencana bisnis. Hampir semua pemimpin tidak membaca
keseluruhan rencana kita secara rinci, mereka hanya membaca ringkasan eksekutif dan
12
hal-hal tertentu yang menajadi minat mereka.. Hal-hal tertentu tersebut umumnya
tergantung pada keahlian atau spesialisasi mereka. Misalnya, jika ia seorang ahli
keuangan maka yang dilihat selain ringkasan eksekutif adalah bagian atau aspek-aspek
keuangan dalam rencana bisnis kita. Ia akan mencari tahu berapa biaya untuk
menjalankan masing-masing unsur dalam rencana bisnis kita itu, dan kapan dana tersebut
dibutuhkan. Jika ahli teknik mungkin akan lebih memperhatikan aspek-aspek teknis serta
sifat-sifat mekanis atas perkiraan kinerja produk kita. Eksekutif-ekesekutif spesialis
semacam ini boleh jadi akan melompati hal-hal yang menurut kita penting sekali, seperti
jalur distribusi, kegiatan penjualan dan promosi.
Dengan adanya daftar isi maka akan mudah bagi para spesialis itu untuk
menemukan secara cepat bidang atau aspek spesifik tertentu yang menjadi pusat
perhatiannya. Kalau kita tidak membuat daftar isi, para ahli ini bisa jadi harus bolak-balik
untuk mencari informasi yang ia inginkan, dan kalau beberapa saat kemudian mereka
belum juga menemukannya maka mereka akan menganggap bahwa informasi itu tidak
tersedia dalam rencana bisnis kita. Kalau itu terjadi, maka ini bukan Cuma soal
membuang waktu lagi, tapi juga berdampak buruk terhadap orang-orang yang
dukungannya barangkali amat menentukan keberhasilan kita.
Analisis Situasi
Analisis situasi adalah paparan rinci tentang lingkungan yang dihadapi
perusahaan serta produk barang atau jasa tersebut dalam jangka waktu yang menjadi
cakupan rencana kita. Seyogyanya kita membuat pembahasan yang rinci atas situasi dan
kondisi secara keseluruhan, situasi organisasi-organisasi yang sifatnya netral maupun
yang bersifat memihak dan menyaingi usaha kita, serta situasi dari kita sendiri. Jangan
mengabaikan satu aspek pun, mulai dari kondisi-kondisi bisnis hingga kecenderungan-
kecenderungan teknologi, faktor-faktor distribusi dan segenap isu-isu situasional yang
mempengaruhi rencana bisnis kita.
Target Pasar
Sertakan paparan lengkap tentang pasar atau segmen pasar yang menjadi sasaran
kita. Di dalamnya seyogyanya tercakup karakteristik pasar, trend-trend yang berkembang,
13
perilaku dan kebiasaan-kebiasaan pembeli, lokasi geografis dari segmen pasar itu,
penetapan harga, dan besarnya segmen-segmen tersebut dalam satuan dolar atau unit
tertentu.
Masalah-masalah, Ancaman-ancaman dan Peluang-peluang
Banyak rencana bisnis yang mengutarakan kembali hasil dari analisis situasional
dalam bentuk ringkasan masalah-masalah, peluang-peluang dan ancaman-ancaman.
Namun, sebuah rencana bisnis yang baik tidak cukup kalau sekadar menyatakan kembali
suatu masalah, peluang atau ancaman itu. Kita juga mesti mengungkapkan langkah-
langkah alternatif untuk mengatasi setiap masalah, merebut peluang dan menghidari
ancaman tersebut.
Ada orang yang mengira bahwa rencana bisnis mereka akan kelihatan menarik
kalau mereka meniadakan unsur masalah dan ancaman. Itu tidak benar. Calon pemimpin,
termasuk para pemilik modal, mungkin harus membedah sampai ribuan rencana bisnis
dalam sebulan. Mereka mempunyai pengetahuan yang amat luas tentang berbagai aspek
memulai dan mengembangkan bisnis dalam sektor apa pun. Jaika kita meniadakan unsur
ancaman dan masalah, mereka tidak akan tertipu. Justru mereka akan mengira kitalah
yang bodoh, tidak jujur, atau kedua-duanya.
Tidak perlu malu mengakui adanya masalah, ancaman atau tantangan. Semua
gagasan baru, sebaik apa pun gagasan tersebut, senantiasa menghadapi hal-hal yang
semacam itu. Yang penting untuk kita pikirkan adalah bagaimana cara mengatasinya, lalu
dokumentasikan solusi-solusi kita dalam rencana bisnis tersebut.
Sasaran-sasaran dan Tujuan-tujuan
Utarakan dan identifikasikan dengan jelas sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan kita.
Salah satu contoh, sasaran kita adalah menjadi pemasok utama produk tertentu. Di
bawahnya kita buat tujuan-tujuan khusus. Salah satu tujuan misalnya meraih 30 persen
pangsa pasar dalam tiga tahun ke muka. Tujuan bisa dinyatakan dalam bentuk volume
penjualan, angka return on investment, atau ukuran-ukuran lainnya. Ingat, kita tidak bisa
sampai di sana kalau kita tidak tahu di mana tujuan itu berada. Selain itu, berhati-hatilah
agar tujuan dan sasaran tidaklah terlepas satu sama lain. Sebagai misal, mengejar volume
14
penjualan yang amat tinggi bisa jadi akan mengorbankan sebagian keuntungan dalam
jangka pendek. Jadi kita boleh jadi tidak bakal mampu meraih tingkat penjualan dan laba
yang tinggi secara bersamaan.
Keunggulan Kompetitif
Kita tak bakal berhasil tanpa memiliki satu atau beberapa kelebihan dibanding
orang lain dalam bisnis yang sama. Kalau kita memiliki hak-hak pengelolaan atau
pemasaran eksklusif untuk suatu produk, sebagaimana kami ajarkan dalam bab terdahulu,
itu akan menjadi kelebihan kompetitif yang sangat bertenaga. Tapi kita pun bisa meraih
keunggulan kompetitif jika kita bisa membeli bahan baku lebih murah dibanding para
pesaing, menyediakan layanan yang lebih baik, atau memiliki cara-cara distribusi yang
lebih baik. Hampir semua hal dapat menjadi kelebihan kompetitif jika hal itu memang
memberikan keuntungan signifikan bagi konsumen-konsumen kita. Seyogyanya kita
memiliki cara yang cukup jelas dalam rangka menangani kelebihan kompetitif kita—dan
para calon peminjam modal sudah barang tentu junga ingin tahu tentang hal ini.
Strategi Pemasaran
Strategi adalah langkah-langkah yang harus kita ambil untuk mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran kita. Pemasaran secara masal dengan menjual satu produk
kepada semua orang merupakan sebuah strategi pemasaran. Demikian pula niching, di
mana kita menguasai sebuah segmen pasar yang amat spesifik dan hanya menjual produk
kita kepada ceruk pasar atau segmen konsumen ini saja. Bahkan pemilihan waktu
(timing) yang kita lakukan dalam mulai memproduksi serta memperkenalkan produk
barang atau jasa kepda pasar juga merupakan strategi tersendiri, demikian pula
penonjolan aspek-aspek unik atau faktor pembeda yang sengaja kita buat unguk
mengunggulkan produk barang atau jasa kita itu dibandingkan dengan produk pesaing-
pesaing kita. Bahkan sekalipun kita bermaksud mengembangkan atau memakai begitu
saja cara-cara penawaran yang mirip dengan cara yang sudah lazim dipraktekkan oleh
para pelaku pasar yang sudah beroperasi sebelumnya, itu juga merupakan strategi pula.
Kalau kita berniat memasarkan produk kita ke pasar dunia, kita harus memilih
salah satu dari dua strategi pokok yang akan kami paparkan berikut ini. Kita bisa menjual
15
sebuah produk dengan satu cara yang sama di semua negara. Ini dinamakan strategi
pemasaran global. Atau kita memodifikasi produk kita sehingga dalam satu atau beberapa
aspeknya menjadi berbeda untuk masing-masing negara. Kita dapat mengoptimalkan
daya jual produk tersebut sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan, kebutuhan-kebutuhan, dan
perilaku pembeli setempat.
Taktik-taktik Pemasaran
Taktik adalah langkah-langkah pemasaran yang harus kita ambil untuk
menjalankan strategi kita. Strategi diferensialsi suatu produk mungkin memerlukan taktik
produk, misalnya mengubah kemasan; taktik harga, di mana harga sedikit dinaikkan atau
diturunkan dari stkitar; taktik promosi, di mana perbedaan yang sebelumnya diabaikan
kini justru dipromosikan dan digaris-bawahi; atau taktik distribusi, di mana dipakai cara
yang lebih cepat dalam menyampaikan produk kepada konsumen atau pembeli.
Perhatikan bahwa semua taktik ini akan dapat membedakan produk kita dari produk-
produk para pesaing, atau membuatnya nampak berbeda.
Jadwal dan Anggaran
Sudah barang tentu, langkah-langkah pemasaran membutuhkan pengorbanan
usaha, waktu dan dana. Sumber daya dana inilah yang terpenting. Kita harus tahu berapa
yang dibutuhkan dan kapan dana itu harus ada. Acapkali memegang dana tunai pada
waktu kita tidak memerlukannya sama jeleknya dengan tidak memegang dana tunai
ketika kita memerlukannya. Sebagai contoh, jika kita meminjam 1.000.000.000 dan kita
tidak membutuhkannya dalam jangka sekian bulan, kesalahan timing itu akan membebani
kita sekian ribu dolar sebagai bunga pinjaman.
Pemecahannya adalah menggunakan jadwal rencana yang rinci, sebagaimana
tergambar pada di bawah ini. Masing-masing tugas dan aktivitas pokok dalam
pelaksanaan rencana bisnis harus didaftar secara lengkap, dengan disertai jadwal
mengenai kapan dimulainya dan kapan berakhirnya setiap aktivitas tersebut, serta, tentu
saja, berapa biayanya. Biasanya jadwal pelaksanaan setiap butir aktivitas seperti ini
dibuat dalam rangka waktu tertentu, misalnya per bulan. Dengan cara ini, kita akan tahu
sumber-sumber daya apa saja yang diperlukan untuk menjalankan rencana-rencana bisnis
16
kita tersebut, dan kita pun bisa memakai jadwal ini untuk memantau perkembangan
pelaksanaan rencana dan melakukan perubahan yang memang perlu dilakukan agar
segala sesuatunya tetap sesuai dengan anggaran yang direncanakan–sementara itu kita
terus menapak setahap demi setahap menuju sasaran dan tujuan-tujuan kita.
Jadwal Perencanaan Bisnis 6/14 6/21 6/28 7/5 7/12 7/19 7/26 8/2 8/9 8/16 8/23 8/30 9/7 9/14 9/21
Marketing Plan
Secure Bank Loan
Set Up C-Store
Order Signs and
Banners
17
Upgrade the Station
Stock the Market
Print Flyers
Develop Mailing
List
Direct Mailing
Campaign
Newspaper Ads
Unbrand the Station
Hire & Train New
Employees
Print New
Stationery
Open C-Store
Offer Full-Serve
Gas at Selft-Serve
Price
Kontrol dan Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis kita mulai berjalan, kita perlu tahu apakah yang kita
lakukan sudah sesuai dengan jadwal. Jadwal rencana bisnis yang tersusun dengan cermat
akan banyak membantu kita. Meskipun demikian, kita masih membutuhkan informasi
lain di bidang keuangan. Lantaran pelaksanaan rencana bisnis selalu membutuhkan dana,
data keuangan dan pendanaan tersebut sangat erat kaitannya dengan rencana bisnis.
Sumber daya selalu terbatas, dan strategi yang ideal tidak selamanya bisa dijalankan
akibat keterbatasan itu, sehingga kita perlu memakai strategi pilihan yang benar-benar
cocok dengan ketersediaan dana, waktu dan sumber daya lainnya yang serba terbatas itu.
Pada bagian pembahasan ini, kita diharapkan untuk memasukan taksiran-taksiran
angka penjualan per bulan selama masa pelaksanaan proyek, lengkap dengan catatan cash
flow yang diperlukan dalam bentuk hasil-hasil penjualan atau total pemasukan dikurangi
aneka biaya. Kita mungkin sudah menghitung-hitung berapa besar keuntungan yang
bakal kita peroleh di akhir tahun, tapi kalau cash flow kita amat negatif sampai di
pertengahan tahun maka kita tidak bakal meraih keuntungan besar di akhir tahun.
Ada beberapa kalkulasi dan rasio-rasio yang lain yang juga penting. Salah satu
yang paling gampang dihitung, dan yang paling sering dipergunakan, adalah indikator
titik impas (break even point). Titik tersebut adalah titik di mana bisnis kita tidak
memiliki laba maupun rugi (total pemasukan yang kita peroleh persis sama dengan
jumlah pengeluran kita).
Perhitungan Titik Impas
Untuk menghitung titik impas, pertama-tama kita harus tahu apa itu laba. Angka
laba sama dengan besarnya penjualan dikurangi biaya. Biaya pada dasarnya ada dua
jenis. Pertama biaya-biaya tetap—kita harus mengeluarkannya terlepas berapa pun
banyaknya unit yang diproduksi atau yang laku terjual. Kalau kita membeli mesi faks
untuk keperluan bisnis kita, biaya yang kita keluarkan untuk pembelian itu tidak akan
berubah betapa pun besar atau kecilnya penjualan kita. Jenis kedua adalah biaya variabel.
Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan besarnya penjualan produk kita, dan
besarnya senantiasa bervariasi sesuai jumlah unit. Kalau biaya pembuatan satu unit
adalah 10000 rupiah, maka jumlah keseluruhan biaya variabel yang kita keluarkan akan
bervariasi tergantung pada berapa unit yang kita produksikan atau yang kita jual.
Laba sama dengan besarnya unit penjualan dikalikan harga penjualan, dikurangi
besarnya penjualan dikalikan dengan biaya variabel dan dikurangi biaya-biaya tetap.
Titik impas terjadi ketika laba dan kerugian sama dengan nol. Jika kita ingin tahu pada
kuantitas penjualan berapa unit terjadi titik impas, kita mesti menyusun semua informasi
ini dalam persamaan aljabar agar didapat rumus yang sederhana untuk mencari jumlah
penjualan yang diperlukan dalam mencapai titik impas. Rumus ini selalu berlaku.
18
Kuantitas titik-impas sama dengan biaya tetap dibagi harga dikurangi biaya
variabel. Itu saja. Misalkan semua biaya variabel berjumlah 4,5 dolar per unit. Semua
biaya tetap umpamakan saja berjumlah 7.700 dolar. Sedangkan harganya, katakanlah 10
dolar per unit. Maka sesuai rumus, kuantitas titik impasnya adalah 7.700 dolar dibagi 10
dolar, lalu dikurangi 4,50 dolar. Maka angka 7.700 dolar itu kita bagi saja dengan 5,50
dolar, maka kita pun memperoleh angka 1.400 (unit). Kita harus menjual 1.400 unit
sebelum laba bisa diperoleh.
Awas dan Hadapi Setiap Perubahan Lingkungan Yang Sifatnya Menantang
Hanya dengan memenuhi rencana bisnis dan berharap kemungkinan terbaik akan
terjadi tidaklah cukup untuk menjamin tercapainya keberhasilan. Jangan lupa, dalam
lingkungan yang penuh perubahan ini, cara seperti itu hampir bisa dipastikan akan
mendatangkan kegagalan. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk memperjelas
cara-cara dalam melakukan evaluasi dan kontrol, bahkan sebelum rencana itu dijalankan.
Kontrol ini haruslah menjadi bagian dari rencana itu sendiri. Misalnya, apa yang akan
kita lalukan kitaikata tingkat penjualan tidak sesuai dengan perkiraan atau ramalan kita?
Apakah rencana itu akan langsung dibuang saja? Atau dimodifikasi di sana-sini? Jika
demikian, bagaimana cara memodifikasinya? Bagaimana kalau ada bagian-bagian produk
yang menguntungkan dan ada yang tidak? Bagaimana sekitainya ada wilayah geografis
tertentu yang menguntungkan dan ada sebagian lagi yang tidak? Apa yang akan kita
lakukan jika ada pesaing baru yang tiba-tiba muncul atau pesaing lama berada di atas
angin? Perubahan apa yang akan terjadi dalam rencana jika fakta-fakta ini terjadi?
Bagaimana cara untuk mengetahui akibat-akibatnya dan menentukan efek-efeknya?
Kalau kita tidak menyiapkan perangkat kontrol dan evaluasi yang memadai, itu
sama saja kita mengendarai mobil dengan mata tertutup, lalu menginjak pedal gas sambil
melipat tangan dan bersiul-siul. Kita memerlukan umpan balik untuk menakar
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan yang kita lalui. Kita perlu melakukan
suatu untuk mengembalikan arah kita ke jalur yang benar. Bagaimana kita melakukan itu,
itulah kegunaan kontrol dan evaluasi.
19
Input Informasi Untuk Rencana Bisnis
Sebuah rencana bisnis tidak bisa dibangun di awang-awang; setiap rencana bisnis
membutuhkan sejumlah informasi. Darimana informasi itu datang? Dari riset primer
maupun sekunder. Data-data riset primer adalah yang kita peroleh dari tangan pertama—
langsung dari sumbernya. Salah satu contoh adalah riset pemasaran di mana kita bertemu
secara pribadi dan melakukan survei langsung terhadap para pelanggan. Kita
menanyakan produk apa yang mereka maui, dan harga berapa yang mereka inginkan.
Dalam riset sekunder kita mengumpulkan informasi dari sumber-sumber tertulis.
Kita bisa menggunakan salah satu jenis riset tersebut atau kedua-duanya, tergantung
ketersediaan waktu, dana, dan faktor-faktor lain. Seyogyanya kita memulai dengan riset
sekunder. Itulah gunanya perpustakaan dengan kandungan informasinya yang nyaris tak
terbatas.
Merencanakan Langkah Guna Menghadapi Aral-Rintangan
Sebagaimana umumnya dalam kehidupan kita ini, akan ada rintangan-rintangan
yang harus dihindari. Hal ini terutama harus dicermati manakala kita berhadapan dengan
data yang jumlahnya sangat besar dan kompleks. Berikut adalah hal-hal yang perlu
dipertimbangkan :
1. Jangan membabi-buta mengikuti data, hasil riset dan perhitungan-perhitungan
statistik atau matematis. Gunakan pertimbangan kita sendiri dalam memperhitungkan
sesuatu.
2. Jangan mengasumsikan bahwa kecenderungan-kecenderungan masa lalu akan
senantiasa kembali di masa depan.
3. Jika kita menarik kesimpulan-kesimpulan dari data statistik, maka sebelumnya
pastikan dahulu bahwa ukuran sampelnya dan metodologinya cukup memadai. Kalau
tidak, kesimpulan kita tidak akan ada artinya.
4. Jangan memasang sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan semata-mata atas dasar tinjauan
masa lalu dan sekarang, kecuali ada alasan-alasan yang cukup kuat untuk meyakini
bahwa pola itu akan berlanjut terus.
5. Jangan menunggu hingga rencana kita sempurna sepenuhnya, dan munculnya setiap
keping informasi yang kita perlukan untuk melihat gambaran di masa depan. Lagi-
20
pula, informasi yang sempurna dan benar-benar lengkap sesungguhnya tidak pernah
dan tidak akan ada.
Hakikat inti yang terkandung dalam ebook ini sebenarnya sederhana saja, buatlah
rencana bisnis dan laksanakan.
21