PENYUSUNAN BASIS DATA PERTANAHAN
Transcript of PENYUSUNAN BASIS DATA PERTANAHAN
PENYUSUNAN BASIS DATA PERTANAHAN
SECARA DIGITAL(STUDI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDA ACEH)
SKRIPSI
Diajukan untuk Mcnyelesaikan Program Diploma IV PertanahanJurusan Perpetaan
Oleh:
IRVANDI SATRIA
NIM. 9871385
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
INTISARI
Fenyediaan informasi pertanahan ditempatkan sebagai salah satutujuan dari pendaftaran tanah. Informasi pertanahan harus mengandung suatukepastian dan kebenaran hukum, karena informasi itu akan menjadi dasaruntuk melakukan suatu perbuatan hukum berkenaan dengan bidang tanahtertentu. Di dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BadanPertanahan Nasional Nomor 3 Tahun iyy7 pasal 187 dijelaskan bahwa,lntormasi tentang data tisik dan data yuridis yang ada pada peta pendattaran,daftar tanah, surat ukur dan buku tanah terbuka untuk umum dan dapatdiberikan kepada pihak yang berkepentingan secara visual atau secara tertulis.Untuk penyusunan informasi yang dibutuhkan tersebut, diperlukan basis datapertanahan.
Permasalahannya sekarang adalah bahwa basis data pertanahan yangada di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh masih menggunakan carakonvensional. Cara konvensional tersebut belum dapat memadukan petapendattaran tanah dengan tabei-tabel data non spasialnya sebagai suatu sistemyang terpadu dan menyeluruh. Mengingat volume pekerjaan yang besar, makadata yang dimiliki pun semakin besar sehingga diperlukan ruang,penyimpanan, biaya pemeliharaan yang lebih besar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu basis datapertanahan yang berasal dan data hasil proses pendattaran tanah kedalambasis data model relasional yang mudah dipanggil, diperbaharui dandimodifikasi dengan tetap terkontrol.
Penelitian mi bersitat riset deskriptit developmental atau
pengembangan yaitu menemukan suatu model atau prototype mengenaipenggunaan komputer dalam penyusunan basis data pertanahan secara digital,yaitu dengan penggabungan data spasial dan data non spasial. Data spasialdiperoleh dari peta pendaftaran tanah sekala 1 : 1UOO, sedangkan data nonspasial diperoleh dan buku tanah, daftar lsian, atau warkah-warkah lamnyayang dibutuhkan, dan untuk selanjutnya diproses dengan software AutoCADMAP.
Penyusunan basis data pertanahan dengan menggunakan gabunganbeberapa perangkat lunak yang telah dibuat dalam penelitian ini adalah modelyang sangat sederhana dan mudah pengoperasiannya sehingga dapat dipakaiuntuk menunjang kegiatan sertipikasi pada Kantor Pertanahan Kota BandaAceh dan juga basis data pertanahan secara digital ini dapat merubah carayang semula konvensional menjadi otomatis sehingga data pertanahan yangterdiri dari data spasial dan data non-spasial dapat dilihat secara bersamaan
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO i
HALAMAN PERSEMBAHAN »
KATA PENGANTAR i>'
INTISARI v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN *
DAFTAR ISTILAH xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 5
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6
A. Tinjauan Pustaka 6
B. Kerangka pemikiran 16
C. Anggapan Dasar 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
A. Bahan dan Alat Penelitian 20
B. Jenisdan Sumber Data 21
Hal
BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERTANAHAN KOTA
BANDA ACEH 26
A. Jumlah dan Kualifikasi Pegawai 26
B. Jumlahdan Kualifikasi Komputer 29
C. Mekanisme Pelayanan Pensertipikatan Tanah 31
BAB V. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 36
A. Pentingnya Basis Data Pertanahan 36
B. Penyusunan Basis Data Pertanahan 42
1. Basis Data Spasial 43
2. Basis DataNon Spasial 45
BAB VI. PENUTUP 57
A. Kesimpulan 57
B. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPlRAN
DAFTAR RFWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pertanahan merupakan masalah yang multi dimensi karena terkait
dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan serta sosial budaya,
sehingga pengelolaan data pertanahan mempunyai peran sangat penting dalam
pembangunan nasional. Pada era pembangunan dewasa ini setiap aktivitas harus
didukung oleh ketersediaan data yang berkualitas baik. Data tersebut diolah untuk
dijadikan suatu informasi sebagai bahan pertimbangan dan dasar pemikiran untuk
pengembangan selanjutnya.
Pengelolaan data dan informasi pertanahan merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari sistem informasi yang handal dan telah menjadi kebutuhan mutlak
dalam penyelenggaraan kehidupan disegala bidang, serta untuk mendukung upaya
pembangunan nasional. Sistem informasi telah berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi infonnasi yang begitu cepat, serta mempunyai peran yang
besar dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan
nasional.
Keberadaan sistem informasi pertanahan harus dapat mendukung
peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas baik organisasi pemerintah
maupun dunia usaha (swasta), serta mendorong terwujudnya masyarakat yang maju
Penyediaan informasi pertanahan ditempatkan sebagai salah satu tujuan dari
pendaftaran tanah. Informasi pertanahan harus mengandung suatu kepastian dan
kebenaran hukum, karena informasi itu akan menjadi dasar untuk melakukan suatu
perbuatan hukum berkenaan dengan bidang tanah tertentu. Di dalam Peraturan
Menteri Negara Agrana/KepalaBadan Pertanahan Nasional Nomor 3Tahun 1997
pasal 187 dijelaskan bahwa, Informasi tentang data fisik dan data yuridis yang ada
pada peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur dan buku tanah terbuka untuk umum
dan dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan secara visual atau secara
tertulis. Untuk penyusunan infonnasi yang dibutuhkan tersebut, diperlukan basis data
pertanahan.
Permasalahannya sekarang adalah bahwa basis data pertanahan yang ada di
Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh masih menggunakan cara konvensional. Cara
konvensional tersebut belum dapat memadukan peta pendaftaran tanah dengan tabel-
tabel data non spasialnya sebagai suatu sistem yang terpadu dan menyeluruh.
Mengingat volume pekerjaan yang besar, maka data yang dimiliki pun semakin besar
sehingga diperlukan ruang, penyimpanan, biaya pemeliharaan yang lebih besar. Hal
tersebut juga menyulitkan untuk memperoleh kembali data yang diperlukan.
Disamping itu, dengan cara konvensional proses perubahan atau pembaharuan data
dan informasi memerlukan waktu yang lama. Dengan kondisi tersebut maka sistem
konvensional kurang menunjang ketersediaan informasi yang cepat dan terpadu
dalam kegiatan pendaftaran tanah.
penyimpanan terpadu. Selama ini penyimpanan data spasial dan data non-spasial
dalam suatu sistem yang terpisah-pisah. Belum adanya keterpaduan data tersebut
dalam suatu infonnasi menyebabkan kendala dalam menyelesaikan pemiasalahan
serta pengambilan suatu kebijakan. Untuk mengelola data yang kompleks ini,
diperlukan suatu sistem informasi yang secara terintegrasi mampu mengolah, baik
jenis data spasial maupun data non-spasial secara efektif dan efisien. Selain itu,
sistem ini juga harus mampu menjawab dengan baik pertanyaan spasial maupun non-
spasial secara simultan.
"Data pertanahan untuk keperluan pengurusan hak dan sertipikasi akandigunakan pula untuk mendukung berbagai kegiatan lain misalnya pemberianizin bangunan, penetapan pajak bumi dan bangunan, pengawasan bangunan danperencanaan kota. Semua data pertanahan ini dikumpulkan dalam satu sistempenyimpanan data yang selanjutnya dikembangkan menjadi sistem informasipertanahan " (A.A Oka Mahendra, 1996 : 263)
Pembangunan sistem informasi pertanahan sebenarnya tidak hanya
berorientasi untuk keperluan pendaftaran tanah saja, tetapi harus berlandaskan pada
sistem informasi yang multiguna (multi purposes cadaster) artinya Badan Pertanahan
Nasional disamping menyediakan infonnasi mengenai masalah yang berhubungan
dengan pendaftaran tanah {legal cadaster) juga diharapkan dapat meyediakan
informasi yang mendetail lainnya yang berhubungan dengan bidang-bidang tanah.
Harapan kedepan, bahwa sistem informasi ini nantinya dapat dimanfaatkan
baik oleh instansi pemerintah lainnya maupun oleh masyarakat umum dalam
perencanaan dan pengambilan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menunjang
terbuka adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi, apalagi dengan semakin
berkembangnya teknologi internet, era informasi dan era keterbukaan. Sistem
terbuka mi nantinya harus diatur agar sistem pengaksesan data dari luar, sistem
keamanan data, pemilihan data apa saja yang boleh diakses, dan masalah hak cipta
benar-benar harus mendapat perhatian lebih.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengapa basis data pertanahan secara digital diperlukan di Kantor Pertanahan
Kota Banda Aceh?
2. Bagaimanakah penyusunan basis data pertanahan secara digital yang akan
digunakan untuk menunjang kegiatan sertipikasi hak atas tanah pada Kantor
Pertanahan Kota Banda Aceh.?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah tersebut diatas dan keterbatasan kemampuan,
waktu dan pengalaman peneliti serta untuk menghindari pengertian yang beraneka
ragam, peneliti membatasi penelitian pada penyusunan basis data pertanahan pada
sertipikat hak milik yang ada di Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh.
Data spasial diperoleh dari peta dasar pendaftaran tanah (manual),
pengolahan data spasial digunakan paket program AutoCAD MAP, dan untuk
pengolahan data non spasial adalah Microsoft Access.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
7.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pentingnya basis data pertanahan secara digital di Kantor
Pertanahan Kota Banda Aceh
b. Untuk menghasilkan penyusunan basis data pertanahan secara digital yang akan
digunakan untuk menunjang kegiatan sertipikasi hak atas tanah di Kantor
Pertanahan Kota Banda Aceh
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam rangka :
a. Mengembangkan dan menambah wawasan mengenai penyusunan basis data
pertanahan secara digital secara sederhana, murah, serta fleksibel dalam
penggunaannya.
b. Memberikan informasi, masukan dan pertimbangan kepada Kantor Pertanahan
Kota Banda Aceh dalam hal penyusunan basis data pertanahan secara digital
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
c. Untuk kepentingan kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama di
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhir dari penelitian ini mengambil beberapa hal sebagai kesimpulan antara
lain :
1. Pentingnya basis data pertanahan terutama bagi Kantor Pertanahan Kota Banda
Aceh sebagai ujung tombak pelayanan pertanahan kepada masyarakat di daerah
adalah :
a. Dapat meningkatkan efisiensi dalam hal penyimpanan data, waktu pencarian
data, danjumlah tenaga pelaksana
b. Dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat kebijakan-kebijakan pertanahan
yang lebih baik dan efektif karena informasi yang tersimpan lebih akurat dan
cepat dengan kemampuan analisis yang lebih fleksibel
c. Dapat Mencegah atau mengurangi masalah duplikasi data.
d. Dapat digunakan untuk mengontrol jumlah kepemilikan tanah.
e. Dapat mempermudah pekerjaan dalam hal pengumpulan statistik data
pertanahan dan pelaporan
f. Dapat digunakan untuk bahan rekonstruksi batas sehingga mengurangi
sengketa tanah dan sengketa batas.
58
menunjang kegiatan sertipikasi pada Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh dan
juga basis data pertanahan secara digital ini dapat merubah cara yang semula
konvensional menjadi otomatis sehingga data pertanahan yang terdiri dari data
spasial dan data non-spasial dapat dilihat secara bersamaan dan saling
berhubungan.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melaksanakan
penelitian tentang penyusunan basis data pertanahan secara digital adalah :
1. Dalam upaya meningkatkan dayaguna basis data pertanahan diperlukan suatu
pembakuan sumber data yang akan dijadikan peta dasar (database) yang
dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional baik yang bersifat data spasial
maupun data non spasial. Selanjutnya juga perlu diadakan peningkatan
kemampuan aparatur dan kelembagaan pertanahan di daerah dalam rangka
kegiatan pemetaan.
2. Selain pengembangan perangkat lunak yang digunakan, pada penelitian lebih
lanjut dapat dikembangkan suatu sistem informasi dalam suatu jaringan
komputer (LAN = Lokal Area Network) serta pembuatan program aplikasi
sehingga pengguna tidak harus menguasai banyak program.
3. Untuk peneliti-peneliti berikutnya supaya dapat dikembangkan suatu sistem
basis data yang mampu mengelola data spasial dan non spasial untuk
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, 2001, Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Andi Offset,Yogyakarta
Akhmad S, 1992, Sistem Informasi Geografis Jaringan Kabel Telepon, FakultasTeknik Geodesi UGM, Yogyakarta
Anonim, 1996, Pedoman Penulisan Skripsi, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional,Yogyakarta
Anonim, 2001, Sistem Informasi Geografi dengan AutoCAD MAP, Andi Offset,Yogyakarta
Aryono Prihandito, 1989, Kartografi, Mitra Gama Widya, Yogyakarta
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-peraturanHukum Tanah, Djembatan, Jakarta
Budiendra G, 1995, Pembuatan Sistem Informasi Gedung dengan Perangkat LunakMaplnfo, Fakultas Teknik Geodesi UGM, Yogyakarta
Eddy Prahasta, 2001, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografi,Informatika, Bandung
Ema Widodo, dan Mukhtar, 2000, Konstruksi Kearah Penelitian DeskriptifAvyrouz, Yogyakarta.
Mahendra, A. A. Oka, 1996, Menguak Masalah Hukum, Demokrasi danPertanahan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rieneka Cipta, Jakarta.
Waljiyanto dan Muryamto Rohmat, 2001, Sistem Basis Data, Diktat KursusPemetaan Digital, Yogyakarta.
Widoyo Alfandi, 2001, Epistemologi Geografi, Gadjah Mada University Press,Yncrvflkarta
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor3 Tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Instruksi Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor3 Tahun 1998 tentang Peningkatan Efisiensi dan Kualitas PelayananMasyarakat di Bidang Pertanahan