Penyuluhan Bella

6
3.2 Gambaran Teknologi Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah : jumlah atau kepadatan penduduk, sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi (Depkes RI., 1987). Produksi sampah rumah tangga setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Maka dari itu permasalahan yang paling sulit untuk diatasi di desa Tegalgondo adalah “SAMPAH” . Seringnya masyarakat membuang sampah di sungai membuat dusun Ketangi yang letaknya tidak strategis akhirnya terkena dampak yang paling parah. Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Tegalgondo, maka kami menawarkan solusi untuk mengurangi sampah yang ada di desa Tegalgondo dengan cara pemanfaatan sampah organik tersebut sebagai pupuk pertanian guna mengurangi banjir di dusun Ketangi , Kecamatan Karangploso. Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004).

description

vjhcj

Transcript of Penyuluhan Bella

3.2 Gambaran Teknologi

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan

mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia,

lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah

selain aktivitas penduduk antara lain adalah : jumlah atau kepadatan penduduk, sistem

pengelolaan sampah, keadaan geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi

serta tingkat sosial ekonomi (Depkes RI., 1987).

Produksi sampah rumah tangga setiap hari semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Maka dari itu permasalahan

yang paling sulit untuk diatasi di desa Tegalgondo adalah “SAMPAH” . Seringnya

masyarakat membuang sampah di sungai membuat dusun Ketangi yang letaknya tidak

strategis akhirnya terkena dampak yang paling parah.

Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Tegalgondo, maka kami menawarkan

solusi untuk mengurangi sampah yang ada di desa Tegalgondo dengan cara pemanfaatan

sampah organik tersebut sebagai pupuk pertanian guna mengurangi banjir di dusun Ketangi ,

Kecamatan Karangploso.

Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan

bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan,

misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik,

seperti urea (Wied, 2004).

Kompos dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-

buahan maupun tanaman padi disawah. Bahkan hanya dengan ditaburkan diatas permukaan

tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut dapat diperta hankan atau dapat ditingkatkan. Apalagi

untuk kondisi tanah yang baru dibuka, biasanya tanah yang baru dibuka maka kesuburan

tanah akan menurun. Oleh karena itu, untuk mengembalikan atau mempercepat kesuburannya

maka tanah tersebut harus ditambahkan kompos .

Berikut langkah-langkah pembuatan kompos yaitu:

1. Pemisahan sampah

Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Sampah anorganik berupa plastik, kaleng,

karet. Sampah organik berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang

berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu.

2. Pencampuran

Isi wadah dengan kompos setinggi 1/3. Selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk bahan

secara merata. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme

perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik.

3. Pematangan

Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-70 derajat

celcius. Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau

busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 derajat celcius.

4. Pengayakan dan Pengemasan

Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam. Lalu dikemas dalam

plastik.

Agar menghasilkan pupuk kompos yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara

visual dan dirasakan, antara lain warna kompos coklat kehitaman, tidak berbau busuk atau

menyengat, tetapi berbau tanah, berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari

tangan, selama dalam pengomposan, suhu bahan organik berkisar 30-70 derajat celcius,

kelembaban bahan organik berkisar 40-60 derajat celcius, derajat kemasaman pH kompos

berkisar antara 6,5-7,5.

Gambaran dari pembuatan kompos :

3.4 Media Penyuluhan

Media penyuluhan yang digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut:

a.Flip chart

Median Flow chart ini menjelaskan proses pembuatan pupuk dari sampah organik dan

nantinya flow chart ini akan ditampilkan melalui layar LCD .

b.Blog

Dalam program penyuluhan ini kami juga menggunakan blog yang kami buat untuk

mempublikasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah kami lakukan di desa

Tegalgondo ,Kecamatan Karangploso.

dipisahkan sampah organik dari sampah anorganikdiisi wadah dengan kompos setinggi 1/3. dimasukkan sampah, diaduk dan ditambah pupuk kandang .ditutup wadah dengan karung/plastik.diaduk sampah setiap 7 hari,Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadidikemas dalam plastik

c.Brosur

Media ini kami gunakan untuk proses penjelasan dalam pembuatan pupuk pertanian yang

kami manfaatkan dari sampah organik masyarakat di desa Tegalgondo,Kecamatan

Karangploso.