Penyuluhan 7 Unsur-rev

22

Click here to load reader

Transcript of Penyuluhan 7 Unsur-rev

Page 1: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Unsur Belajar yang Baik

1. Ciptakan suasana yang kondusif

Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang

untuk belajar. Karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu bener-bener

masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak

mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik,

karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar.

2. Lihat garis besarnya dahulu

Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri

kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya.

Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jik membaca bacaan

yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.

3. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran

Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah catatan

kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu

menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat

hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa

dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada.

4. Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat

Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah

menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah

diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu

Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal

langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa

ingat sampai puluhan tahun lamanya.

5. Belajarlah dengan tekun dan rutin

Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi

belajar, apabila kamu jarang belajar maupun  hanya belajar jika akan ada ulangan pasti

Page 2: Penyuluhan 7 Unsur-rev

prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu

untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan,

cara belajar seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal.

Syarat Meteri Pelajaran yang Baik

Materi penyuluhan, harus berangkat dari “kebutuhan yang dirasa-kan” (felt need), terutama

menyangkut:

a) kegiatan yang sedang dan akan segera dilakukan

b) masalah yang sedang dan akan dihadapi

c) perubahan-perubahan yang diperlukan/diinginkan

Karena itu, meskipun melalui kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi penyampaian

“inovasi” (yang berupa: produk, ide, tekno-logi, kebijakan, dll), inovasi yang disam paikan

harus yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang sedang dirasakan masyarakat..

Materi ajaran tidak harus bersumber dari texbook, tetapi dapat dari media-masa

seperti: koran, tabloid, majalah, laporan-laporan, radio, televisi, pertunjukan kesenian,

perjalanan, dll termasuk ceritera rakyat maupun pesan-pesan generasi-tua (para pendahulu),

maupun pengalaman-kerja dan pengalaman-kehidupan sehari-hari.

Materi ajaran tidak harus baru (up to date), tetapi dapat juga berupa cerita-kuno, atau

praktek-praktek lama yang sebenarnya sudah pernah dilakukan tetapi telah lama ditinggalkan.

Sumber bahan-ajar, tidak harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat, atau

pejabat, melainkan dari siapa saja (ter-masuk pihak-pihak yang sering direndahkan).

Pengembangan kebiasaan untuk bersama-sama mengkaji atau “mengkritisi” setiap inovasi

(dari manapun sumbernya), kaitannya dengan peluang dan ancaman, manfaat/ keuntungan

yang akan diharapkan dan korbanan/resiko yang akan ditanggung, serta tingkat

kesesuaiannya dengan: keadaan alam/fisik, kemampuan ekonomi, daya-nalar, agama, adat,

kepercayaan, dan norma-kehi-dupan masyarakat setempat.

Unsur Mengajar yang Baik

Proses belajar mengajar yang berlangsung secara lateral/hori-zontal, sebagai proses

belajar bersama yang partisipatip di mana semua yang terlibat saling sharing/bertukar

informasi, penge-tahuan, dan pengalaman. Proses sharing tersebut, tidak hanya berlangsung

antar peserta penyuluhan, tetapi juga antara penyuluh/fasilitator dengan masya-rakat yang

menjadi kliennya.

Page 3: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Kedudukan penyuluh tidak berada di atas atau lebih tinggi diban-ding

petaninya,melainkan dalam posisi yang sejajar. Kedudukan sebagai mitra-sejajar tersebut,

tidak hanya terletak pada proses sharing selama berlangsunya kegiatan penyuluhan, tetapi

harus dimulai dari: sikap pribadi dalam berkomunikasi, tempat duduk, bahasa yang

digunakan, sikap saling menghargai, saling menghormati, dan saling mempedulikan karena

merasa saling membutuhkan dan memiliki kepentingan bersama.

Peran penyuluh bukan sebagai guru yang harus menggurui petani/masyarakatnya, melainkan

sebatas sebagai fasilitator yang membantu proses belajar, baik selaku: moderator (pemandu

aca-ra), motivator (yang merangsang dan mendorong proses belajar) atau sekadar sebagai

nara-sumber manakala terjadi “kebuntuan” dalam proses belajar yang berlangsung.

Dalam persiapan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, perlu mem-perhatikan karakteristik orang

dewasa, yang pada umumnya telah mengalami “kemunduran” indera (penglihatan,

pendengaran), dan daya tangkap/penalaran.

Di samping itu, dalam proses belajar juga perlu memperhatikan karakteristik emosional orang

dewasa, yang biasanya lebih pera-sa, mudah tersinggung, tidak mau digurui, merasa lebih

berpeng-alaman, dll.

Syarat Interaksi yang Baik

 Kontak Sosial 

Kata kontak berasal dari bahasa Latin yaitu “con” atau “cum” yang berarti bersama-sama dan

“tango” berarti menyentuh. Secara harfiah kontak berarti bersama-sama menyentuh, hal

terpenting adalah kedua belah pihak menyadari akan kedudukan atau keadaan masing-masing

sehingga dapat saling memberikan tanggapan atau tindakan. 

Contoh : 

a. Menurut Bentuknya 

1) Kontak antara individu dengan individu 

Misalnya : 

a. kontak antara anak dengan orangtuanya 

b. kontak antara siswa dengan guru 

2) Kontak antara individu dengan kelompok 

Misalnya : 

a. kontak antara guru dengan semua siswanya di dalam kelas

Page 4: Penyuluhan 7 Unsur-rev

b. kontak antara penceramah dengan semua pendengar seminar.

c. kontak antara dua kesebelasan di lapangan untuk memperebutkan kejuaraan tertentu. 

3) Kontak antara kelompok dengan kelompok 

Misalnya : 

a. kontak antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis 

b. kontak antara dua kesebelasan di lapangan untuk memperebutkan kejuaraan tertentu. 

b. Dalam lingkungan masyarakat 

Contohnya : Gaya rambut dan pakaian. Faktor-faktor yang mempercepat proses imitasi.

Bentuk interaksi yang ada dalam kelompok atau masyarakat, yaitu:

1. Cooperation (Kerja sama)

Sargent dalam Santosa (1992:29) menyatakan bahwa kerjasama merupakan usaha

terkoordinasi di antara anggota kelompok atau masyarakat yang diarahkan untuk mencapai

tujuan bersama. Lebih lanjut Santosa (1992: 29-30) menyatakan bahwa kerjasama adalah

suatu bentuk interaksi sosial di mana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat

dengan tujuan anggota kelompok yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan

sehingga seseorang individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai

tujuan.

Pada umumnya, tipe interaksi ini yang paling banyak dijumpai pada masyarakat

petani di Indonesia, karena masyarakat petani Indonesia secara kultural dan historis memiliki

jiwa gotong royong dan kerjasama.

2. Competition (Persaingan)

Persaingan adalah bentuk interaksi sosial di mana bila seseorang individu dapat

mencapai tujuan maka individu lain akan terpengaruh dalam mencapai tujuan tersebut.

Persaingan juga dimaknai sebagai proses sosial di mana individu saling berusaha dan

berlomba-lomba untuk mencapai keuntungan dalam waktu yang bersamaan (Santosa, 1992:

31).

Page 5: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Tidak dapat dihindari bahwa dalam kehidupan berkelompok atau bermasyarakat pasti akan

terjadi persaingan antar individu akan sesuatu, demikian pula dalam kelompok atau

masyarakat petani. Sepanjang persaingan yang terjadi bernilai positip atau sehat, maka tipe

interaksi ini akan memberikan, membangun dan mendorong semangat para petani untuk

berlomba-lomba dan berusaha mengenal, memahami inovasi, sehingga pada akhirnya

mengadopsi inovasi yang diperkenalkan pada mereka.

Artinya bila terdapat satu atau beberapa petani telah berhasil maju dikarenakan

mengadopsi suatu inovasi, maka kondisi tersebut akan memicu dan mendorong petani lainnya

untuk maju. Petani-petani lain tersebut akan terbangkit rasa ingin tahunya dan berupaya

mencari informasi tentang inovasi yang diadopsi oleh petani yang telah berhasil tadi, untuk

kemudian ia sendiri akan mempelajari dan menerapkannya agar dirinya juga dapat maju.

3. Conflict (Pertentangan)

Konflik dalam kelompok terjadi ketika terdapat ketidaksepahaman diantara anggota-

anggotanya terhadap suatu pilihan yang sedang dihadapi. Konflik juga terjadi apabila terdapat

ketidaksesuaian tujuan yang dimiliki antara satu anggota dengan anggota lainnya (Beebe dan

Masterson, 1989: 203). Lebih lanjut Foger dan Poole dalam Beebe dan Masterson (1989:

203) mendefinisikan konflik sebagai interaksi dari orang-orang yang satu sama lain saling

bergantung namun dikarenakan sesuatu hal, mereka memiliki tujuan yang tidak sejalan dan

pada gilirannya mereka satu sama lainnya saling menghalangi akan pencapaian tujuan

masing-masing.

4. Accomodation (Persesuaian)

Santosa (1992: 33) menyatakan bahwa akomodasi adalah usaha-usaha individu untuk

meredakan suatu pertentangan, yakni usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi

juga berarti usaha proses di mana individu atau kelompok saling mengadakan penyesuaian

diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.

Page 6: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Syarat Kelompok Belajar yang Baik

Cooperative Learning (CL)

CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh penyuluh/fasilitator

untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri

atas beberapa orang maha-siswa, yang memiliki kemampuan akademik yang beragam.

Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang dibahas, langkah-

langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan, semuanya ditentukan dan dikontrol

oleh penyuluh/ fasilitator. Peserta-didik (penerima manfaat) dalam hal ini hanya mengikuti

prosedur diskusi yang dirancang oleh penyuluh/fasilitator. Pada dasarnya CL seperti ini

merupakan perpaduan antara teacher-centered dan student-centered learning. CL bermanfaat

untuk mem-bantu menumbuh-kan dan mengasah:

1) kebiasaan belajar aktif pada diri peserta-didik (penerima manfaat)

2) rasa tanggungjawab individu dan kelompok peserta-didik (penerima manfaat)

3) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar peserta-didik (penerima manfaat)

4) keterampilan sosial peserta-didik (penerima manfaat).

Collaborative Learning (CbL)

CbL adalah metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar peserta-didik

(penerima manfaat) yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota

kelompok. Masalah/tugas/kasus memang berasal dari penyuluh/fasilitator dan bersifat open

ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok,

penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, sampai dengan bagaimana hasil

Contextual Instruction (CI)

CI adalah konsep belajar yang membantu penyuluh/fasilitator mengaitkan isi

matapenyuluhan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi peserta-

didik (penerima manfaat) untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya

dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional atau

manajerial, entrepreneur, maupun investor..

Pada intinya dengan CI, penyuluh/fasilitator dan peserta-didik (penerima manfaat)

memanfaatkan pengetahuan secara bersama-sama, untuk mencapai kompetensi yang dituntut

Page 7: Penyuluhan 7 Unsur-rev

oleh materi penyuluhan, serta memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam

pem-belajaran untuk belajar satu sama lain.

Project Based Learning (PjBL)

PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan maha-siswa dalam

belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian (inquiry) yang

panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan

produk yang dirancang dengan sangat hati-hati.

Problem Based Learning and Inquiry (PBL)

PBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan peserta-didik (penerima

manfaat) harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat

memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan

maha-siswa dalam PBL/I, yaitu:

1) Menerima masalah yang relevan dengan salah satu/beberapa kompetensi yang dituntut

matapenyuluhan, dari penyuluh/fasili-tatornya.

2) Melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah

3) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah

4) Menganalis strategi pemecahan masalah

Macam-Macam Fasilitas Balajar

Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien jira

ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai, baik yang disediakan sekolah maupun milik

pribadi. Karena tanpa adanya fasilitas yang memenuhi persyaratan tentunya kegiatan belajar

dan keberhasilan belajar akan terhambat.

Adapun fasilitas belajar tersebut adalah :

a. Gedung Sekolah

Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang

ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu

sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat relajar dengan

Page 8: Penyuluhan 7 Unsur-rev

nyaman. Dan menganggapsekolah tersebut termasuk sekolah yang ideal. kadang-kadang

perhatian meraka pun berlebihan dan terjadi salah pandang. Sekolah di anggap sebagai sarana

untuk mencari sensasi dan persaingan.

Sehingga tujuan utuma untuk mencari sekolah yang benar-benar memadai dalam

proses belajar mengajar terlupakan, dan hanya tertarik pada bangunan fisik yang indah, tanpa

memperhatikan apakah sekolah tersebut sudah sesuai dengan syarat pendidikan.

Namun ini tidak berarti bahwa gedung sekolah yang indah dan memenuhi syarat

untuk belajar tidak penting, menurut pendapat Hery Nor Aly, “Bahwa keadaan kelas sekolah

haruslah baik, bersih dan juga memenuhi persyaratan kesehatan”. Karena keadaan gedung

sekolah yang ada berpengaruh terhadap sesuatu relajar mengajar.

b. Ruang Relajar (kelas)

Kelas adalah suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar

mengajar. Kelas yang baik dan serráis adalah kelas yang dapat menciptakan kondisi yang

kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang balajar yang efektif

dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan

keberhasilan belajar. Menurut Zakiah Daradjat “Ruang belajar adalah ruangan yang

disesuaikan dengan persyaratan pendidikan, kesehatan, keamanan murid dan kelancaran

komunikasi”.

Dengan demikian letak kelas sudah dipehatikan dan diperhitungkan terhadap

kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan

belajar yang disediakan dalam ruangan cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta

didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan belajar

yang kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang dari

hasilnya kurang memuaskan.

Menurut pendapat Bimo Walgito “ Tempat belajar yang baik adalah merupakan

tempat tersendiri, yang tenang, warna dindingnya sebaiknya jangan yang tajam atau

menyolok, dan dalam ruangan jangan sampai ada hal-hal yang dapat menganggu perhatian”.

Karena sebagian besar waktu siswa dan guru selama berada di sekolah di pergunakan diruang

belajar, dengan ruang belajar yang memenuhi persyaratan peserta didik akan betah di dalam

kelas dengan suasan kelas yang kondusif.

Page 9: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Secara ideal di harapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan yang mampu

menunjang kegiatan belajar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Ukuran Kelas

Mengenai bentuk dan ukuran kelas hendaknya disesuaikan dengan rancangan

pengembangan instruksional yang Sangat efektif untuk belajar dan mengajar. Sehingga daya

serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik. Baik itu siswa yang

duduk didepan maupun yang duduk di belakang. Dan luas kelas hendaknya memungkinkan

murid yang duduk paling belakang sekalipun untuk membaca tulisan di papan tulis dengan

jelas mendengarkan suara guru dengan baik.

2) Penerangan

Suatu tempat belajar yang baik bila memiliki penerangan yang cukup, sehingga

seseorang akan dapat membaca dengan kapasitas yang lebih besar dan kelelahan mata yang

lebih kecil apabila memanfaatkan penerangan alamiah. Karena cahaya metahari dapat masuk

ruang-ruang kelas. Menurut E.P. hutabat saat mengatur penerangan ditempat belajar hal yang

perlu dipertimbangkan adalah menghindari kesilauan, cukup terang dan sumber penerangan

haruslah diatas daerah pandangan kita.

3) Sirkulasi Udara (Ventilasi)

Menurut Pius Partanto “Ventilasi adalah pertukaran udara yang bersih” Sedangkan yang

dimaksud dengan ventilasi disini adalah keadaan peredaran udara didalam ruangan tempat

kita belajar. Dengan adanya ventilasi maka sirkulasi udara yang kita hirup akan tetap bersih

dan ruangan yang kita gunakan untuk belajar tidak terasa pengap tetapi sebailiknya kalau

sirkulasi udara yang tidak nyaman, siswa dalam belajar mengalami kepengapn udar dan

kejenuhan belajar. Untuk itu udara dalam kelas hendaknya dijaga agar tetap segar dan bersih,

sehingga diperlukan lubang-lubang ventilasi yang cukup agar udara selalu bisa ditukar.

4) Tempat Duduk Dan Meja Tulis

Mengenai persyaratan meja tulis antara lain tidak tertutup seluruhnya pada permukaan

meja hingga kelantai agar sirkulasi udara dibawah meja lancar sehingga kaki siswa tidak

cepat gerah dan panas, permukaan meja handaknya rata dan tidak mengkilapatau berwarna

gelap, tinggi meja hendaknya disesuaikan dengan tinggi badan siswa dan meja belajar tidak

terlalu keras.

Page 10: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Untuk meja belajar ada bermacam-macam, mulai dari yang peling sederhana sampai

meja belajar yang khusus, ketika pelajarean berlangsung, peserta didik hendaknya mendapat

situasi yang menyenangkan. Tempat duduk dan meja tulis mempunyai andil dalam

penciptaan situasi kelas yang kondusif. Meja tulis dan tempat duduk yang terlalu rendah atu

terlalu tinggi bagi peserta didik akan membuatnya dan menulis, hal ini sangat tidak

menguntungkan bagi kesehatan peserta didik. Meja tulis dan tempat duduk hendaknya di buat

dalam bentuk yang luwes, agar peserta didik dapat duduk dengan leluasa.

Supaya tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar, perlu diperhatikan

pengaturan ruang belajar, penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya

memungjinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru untuk bergerak dengan

leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Sehingga peserta didik tidak merasa jenuh

ketika berada di kelas. Karena mendapatkan suasana kelas yang benar-benar nyaman untuk

belajar.

d. Alat atau Media Pengajaran

Media pengajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk meningkatkan

pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media tidak lain adalah untuk

mengurangi verbalisme agar anak mudah memadai bahan pelajaran yang disajikan.

Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila penggunaan

media tidak tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk

itu guru harus terampil memilih media pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam

menunaikan tugasnya. Kegiatan belajar akan efektif jika dibantu dengan alat pengajaran dari

pada siswa belajar tanpa di bantu dengan alat peraga pengajaran. Dari luasnya tujuan belajar

yang hendak dijangkau dapat diopekirakan bahwa untuk media pendidikan perlu adanya

pengaturan perorganisasian dan pengadministrasian yang memungkinkan pelaksanaan

penilaian terhadap media pengajaran tersebut. Pada kenyataanya banyak sekolah-sekolah

yang belum mengenal perlakuan khusus terhadap media pendidikan bahwa tidak aneh lagi

jika terdapat sekolah yang fasilitas media belajarnya amat minim, walaupun mereka

mengetahui betapa pentingnya masalah kemediaan.

Page 11: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

pendidikan agama islam antara lain :

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media Visual. Dalam media ini pesan yang akan disampaikan dapat

dituangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi. Fungsi dari media garis untuk menarik

perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menhiasi fakta yang akan cepat dilupakan

apabila tidak di grafiskan, misalnya garakan-gerakan saat sholat, pelaksannan Ibadah haji,

seperti wuquf. Yang termsuk dalam media garfis antara lain : gambar, foto, sketsa, diagram,

bagan, grafik poster dan peta.

2. Media Audio

Media audio adalah media yang berhubungan dengan indera pendengaran berfungsi

menyampaikan pesan pembelajaran pendidikan agama yang akan disampaikan, dituangkan ke

dalam lambang-lambang auditif baik bersifat verbalis, seperti cara-cara menghafalkan bacaan

bacaan berbahasa arab yang dibaca ketika sholat maupun non verbal. Yang termasuk media

ini adalah radio, tape recording, laboratorim bahasa

3. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam adalah media visual. Media ini pela interaksinya harus diproyeksikan

dengan proyektor terlebih dahulu agar pesannya dapat dilihat oleh siswa, seperti pelaksanaan

sholat, pelaksanaan ilham, dapat disajikan melalui film bingkai bersuara. Sehingga

penyampaian pesan serta dapat berjalan secara efektif dan efisien. Yang termasuk dalam

media ini adalah film bingkai, overhead proyector (OHP).

Dalam memilih media pengajaran untuk kepentingan belajar mengajar sekolah

baiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, media dipilih atas dasar tujuan instruksional yang

telah ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi dari bahan pelajaran yang disajikan, khususnya mengenai masalah-

masalah yang berupa falta dan konsep.

c. Kemudahan dalam memperoleh medi pada waktu guru mengajar.

d. Ketrampilan guru ketika menggunakan media, ehingga tujuan pendidikan bisa maksimal.

Page 12: Penyuluhan 7 Unsur-rev

e. Waktu untuk menggunakan media soal berlangsungnya pengajaran Sangat memungkinkan.

f. Sesuai tujuan tingkat taraf berpikir siswa.

Fungsi-fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain :

a. Media sebagai penjelas dari keterangan-keterangan yang disajikan guru ketika berlangsung

kegiatan belajar mengajar.

b. Dengan adanya media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan

dipecahkan oleh para siswa dalam proses relajar.

c. Media sebagai sumber relajar bagi siswa, secara individu maupun kelompok.

Kalau dilihat dari banyaknya tujuan pembelajaran pendidikan agama yang ingin

dicapai secara meyeluruh, dengan keanekaragaman karakteristik siswa keadaan lingkungan

yang berbeda-bed, kondisi, buday dan norma-norma setempat yang berlaku serta biaya. Maka

pemilihan jenis media pembelajaran yang akan digunakan dalam pendidikan agama juga

harus dipilih dan disesuaikan dengan berbagai latar belakang perbedaan tersebut.

e. Perpustakaan Sekolah

Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah membaca merupakan salah atu kegiatan

pokok yang tidak mungkin dihindari oleh setiap peserta didik. Untuk itu perlu adanya gudang

bacaan berupa perpustakaan untuk mengembangkan materi yang di pelajari pada waktu

berlangsung proses pembelajaran, karena belajar tidak hanya sebatas diruang kelas,

perpustakaan juga sangat menunjang.

Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral

dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka.

Perpustakaan sekolah dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu digunakan

oleh siswa dan guru sebagai sumber penelitian, membantu perencanaan pendidikan,

menyediakan sajian yang baik perkembangan pribadi peserta didik, mendorong hasrat belajar,

memahami karangan, memudahkan cara mengajar dan memnuhi kehausan peserta didik

dalam mencari informasi sendiri. Sedangkan menurut The Liang Gie “perpustakaan adalah

sebuah bangunan gedung berikut semua isinya berupa buku-buku dan bahan bacaan lainya

serta berbagai sumber pengetahuan seperti film, chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan

oleh para pengguna”.

Page 13: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Dari pengertian tersebut terlihat ciri dari perpustakaan yaitu, sebagai tempat yang di

gunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan memelihara buku-buku, sebagai tempat

untuk mengoleksi berbagai sumber bacaan yang berfungsi untuk sumber informasi yang

disertai dengan tenaga pengelola. Untuk itu setiap perpustakaan sekolah yang ada harus di

sekolah dengan baik sebagai sarana untuk memenuhi dan mendorong berbagai perhatian dan

keingintahuan para siswa. Sehingga perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan

belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah ilmu

pengetahuan dan rekreasi.

Tujuan dari pengadaan perpustakaan sekolah adalah untuk :

1. Meningkatkan kemampuan berfikir dan menanamkan kebiasaan belajar mendiri sesuai

dengan bakatnya.

2. Menanamkan keterpaduan dari pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Peserta didik memperoleh pengertian dengan cara menghargai presentasi keilmuan yang di

peroleh seseorang dari kegiatan mencari sendiri melalui membaca buku.

Dalam hubungannya dengan keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Perpustakaan

berfungsi sebagai instansi atau sebagai sarana pendidikan yang bersifat tehnis edukatif,

bersama-sama dengan unsur-unsur pendidikan lainya ikut menentukan terjadinya proses

pendidikan. Dengan cara memberikan pelayanan informasi untuk menunjang program belajar

dan mengajar sekolah baik dalam usaha pendalaman dan penghayatan pengetahuan,

penguasaan ketrampilan maupun penyerapan dan pengembangan nilai hidup siswa. Untuk itu

buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya di pilih secara hati-hati sesuai dengan tingkat

perkembangan dari peserta didik. Sehingga dengan adanya penegtahuan yang berguna bagi

dirinya.

Syarat Lingkungan yang baik

Sarana dan prasarana pendidikan sama dengan fasilitas atau benda-benda pendidikan

yang siap pakai dalam proses belajar mengajar (PBM) sehingga PBM semakin efektif dan

efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Fasilitas atau

benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis, atau sifatnya (Gunawan, 1996: 42).

Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, sarana pendidikan terdiri atas (1) sarana yang tidak

langsung berfungsi dalam PBM, contoh air, listrik, dan telepon, (2) sarana yang langsung

berfungsi dalam PBM, contohnya buku pelajaran dan alat praktek. Ditinjau dari jenis atau

Page 14: Penyuluhan 7 Unsur-rev

bentuknya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik, seperti kendaraan dan

fasilitas nonfisik, seperti jasa.

Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi

barang bergerak, seperti spidol dan buku pelajaran dan barang tidak bergerak, seperti

bangunan sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan harus direncanakan dan diusahakan

secara baik agar senantiasa siap pakai (ready for use) dalam proses belajar mengajar (PBM).

Kegiatan ini tercakup dalam bidang administrasi sarana dan prasarana pendidikan (Gunawan,

1996: 116).Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 23.

Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar

Membaca

Selanjutnya menurut Purwanto, dalam ruang lingkup administrasi pendidikan mencakup

pengelolaan dalam menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel,

material, maupun spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif (Purwanto,

2002: 8). Dari uraian di atas, dapat dikatakan fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan atau dimanfaatkan untuk memperlancar proses pencapaian tujuan belajar.

Page 15: Penyuluhan 7 Unsur-rev

Daftar pustaka

http://www.irfan3.info/2010/01/tips-cara-belajar-yang-baik-bagian-1.html

http://musyawarahipa.wordpress.com/2010/06/15/10-persyaratan-mengajar-yang-baik/

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1948133-syarat-syarat-interaksi-sosial/

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/macam-macam-fasilitas-balajar.html